psikologi pendidikan dalam pembelajaran sastra (5)

MAKALAH
PERBEDAAN INDIVIDU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PEMBELAJARAN

Pengampu :

Prof. Dr. Muh. Jufri S.Psi., M.Si.
Dr. Ahmad Razak S.Pd., M.Si.

Oleh :
KELOMPOK 3
1. Dedi Erwansa (1471042033)
2. Nur Fadillah Azis (1471042032)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan pertolongan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Perbedaan Individual dan Implikasi dalam Proses Pembelajaran.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan yang diampu oleh bapak Prof. Dr. Muh. Jufri S.Psi., M.Si. dan Dr.
Ahmad Razak, S.Pd., M.Si . Penyusunan makalah ini berdasarkan sumber-sumber
informasi yang relevan. Kami mengharapkan tulisan pada makalah ini dapat
menambah wawasan kami sebagai mahasiswa mengenai kajian psikologi dalam
konteks pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis.
Makalah ini tersusun dengan baik atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yag terlibat secara langsug maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yan terbaik.
Aamiin.
Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh
karenanya kami senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini
dapat memberiakn manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Makassar, Maret 2015

Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang..........................................................................................
Rumusan Masalah......................................................................................
Tujuan........................................................................................................
Bab 2 Pembahasan
Perbedaan Individual Peserta Didik………………....................................
Karakteristik Individu dan Implikasinya terhadap Pendidikan………….

Bab 3 Penutup
Kesimpulan.................................................................................................
Saran...........................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik
individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu
sebagai hasil dari pembawaan dan lingkunganya. Dalam kajian psikologi
masalah individu mendapat perhatian yang besar, sehingga melahirkan suatu
cabang psikologi yang dikenal dengan individual psychology, atau differential
psychology, yang memberikan perhatian besar terhadap penelitian tentang
perbedaan antarindividu.
Dalam tinjauan psikologi islam, perbedaan individual tersebut dipandang
sebagai realitas

kehidupan manusia yang sengaja diciptakan Allah untuk

dijadikan bukti kebesaran dan kesempurnaan ciptaa-Nya. Ketika menjelaskan
tentang proses penciptaan, dalam surah al-Mu’minun ayat12-14, Allah telah
memberi isyarat akan perbedaan individual ini. “Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani(yang disimpan) dalam tempat yang
kukuh(Rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu

Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikn dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”, (QS. Al-Mu’minuun [23]: 12-14).
Kata- kata “makhluk (bentuk) lain” (khalqan akhar) yang terkandung
dalam ayat di atas mengindikasikan betapa manusia sebagai makhluk inidividu
memiliki ciri-ciri tersendiri. Individu menunjukkan kedudukan seseorang
sebagai perseorangan atau persona, sebagai orang perorangan, individu
memiliki sifat-sifat atau karakteristik yang menjadikannya berbeda dengan
individu lainnya. Perbedaan inilah yang disebut dengan perbedaan individual
(individual differences).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perbedaan individual peserta didik ?
2. Bagaimana karakteristik individu dan implikasinya
pendidikan ?

terhadap

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan perbedaan individual peserta didik ?

2. Menjelaskan karakteristik individu dan implikasinya
pendidikan ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Individual Peserta Didik

terhadap

Perbedaan individual (individual differences), yaitu perbedaan kemampuan
kognitif, kepribadian, keterampilan fisik, dan lain sebagainya. Pada umumnya,
melalui praktik dan aktivitas pendidikan kita dapat mengakomodasi perbedaan
individu para siswa. Secara umum perbedaan individual terdapat atas dua, yaitu
perbedaan secara vertical dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertical
adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti bentuk, tinggi, besar,
kekuatan dan sebagainya. Sedangkan perbedaan horizontal adalah perbedaan
individu dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan,
emosi, temperamen, dan sebagainya. Berikut ini akan di uraikan beberapa aspek
perbedaan individual peserta didik tersebut.
1. Perbedaan fisik-motorik

Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek
yang teramati oleh pancaindra, seperti bentuk atau tinggi badan, warna kulit,
warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan
juga mencakup aspek-aspek fisik yang tidak dapat dapat diamati melalui
pancaindra, tetapi hanya dapat diketahui setelah diadakan pengukuran, seperti
usia, kekuatan badan atau kecepatan lari, golongan darah, pendengaran,
penglihatan, dan sebagainya.
Aspek fisik juga dapat dilihat dari kecakapan motorik, yaitu kemampuan
melakukan koordinasi kerja sistem saraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam
bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara tepat, sesuai antara rangsangan dan
responsnya. Dalam hal ini, akan ditemui ada anak yang cekatn dan terampil, tetapi
ada pula anak yang lamban dalam mereaksi sesuatu.
Perbedaan aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan peserta didik,
seperti kesehatan mata dan telinga yang berkaitan langsung dengan penerimaan
materi pelajaran di kelas. Dalam hal kesehatan mata misalnya, seperti: rabun jauh,
rabun dekat, rabun malam, buta warna, dan sebagainya. Sedangkan dalam hal
kesehatan telinga, akan ditemui adanya peserta didik yang mengalami

penyumbatan pada saluran liang telinga, ketegangan pada gendang telinga,
terganggunya tulang-tulang pendengaran, dan sebagainya.

2. Perbedaan inteligensi
Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual
dan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada tingkatan yang lebih
tinggi. Secara umum inteligensi dapat dipahami sebagai kemampuan untuk
beradaptasi dengan situasi yang baru secara cepat dan efektif, kemampuan untuk
menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk
memahami hubungan dan mempelajari dengan cepat. Dan menurut Jeanne (2008),
inteligensi (intelligence), yaitu kemampuan menerapkan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya secara fleksibel untuk menghadapi tugas-tugas baru yang
menantang.
Menurut Spearman, diawal tahun 1900-an, Charles Spearman (1904,1927)
berpendapat bahwa intelegensi terdiri dari (a) kemampuan bernalar yang sifatta
alamiah dan tunggal (faktor umum atau general vector) yang digunakan untuk
menyelesaikan berbagai tugas, serta (b) sejumlah kemampuan khusus(faktorfaktor spesifik atau specific factors) yang diguanakan untuk menyelesaikan tugastugas spesifik.
Dalam proses pendidikan di sekolah, inteligensi di yakini sebagai unsur
penting yang sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Namun
inteligensi merupakan salah satu aspek perbedaan individu yang perlu dicermati.
Setiap peserta didik memiliki inteligensi yang berlainan. Ada anak yang memiliki
inteligensi tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui tinggi rendahnya
inteligensi peserta didik, para ahli telah mengembangkan instrument yang dikenal

dengan “tes inteligensi” yang kemudian lebih popular dengan istilah Intelligence
Quotient, disingkat IQ. Berdasarkan hasil tes inteligensi ini, peserta didik dapat
diklasifikasikan sebagai:
a. Anak genius
b. Anak pintar
c. Anak normal

IQ di atas 140
110-140
90-110

d.
e.
f.
g.

Anak kurang pintar
Anak debil
Anak dungu
Anak idiot


70-90
50-70
30-50
IQ di bawah 30

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase orang yang
genius dan idiot sangat kecil, dan yang terbanyak adalah anak normal. Genius
adalah sifat pembawaaan luar biasa yang dimiliki seseorang, sehingga ia mampu
mengatasi kecerdasan orang-orang biasa dalam bentuk pemikiran dan hasil karya.
Sedangkan idiot adalah penderita lemah otak, yang hanya memiliki kemampuan
berpikir setingkat dengan

kecerdasan

anak yang

berumur tiga tahun

(Mursal,1981).

3. Perbedaan kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting
dalam proses belajar sekolah. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan
seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan
kalimat yang bermakna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa anak
berbeda-beda, ada anak yang dapat berbicara dengan lancer, singkat dan jelas,
tetapi ada pula anak yang gagap, berbicara berbelit-belit dan tidak jelas.
Perbedaan individual dalam perkembangan dan kecakapan bahasa anak ini
telah menjadi wilayah pengkajian dan penelitian yang menarik bagi sejumlah
psikolog dan pendidik. Banyak penelitian eksperimental telah dilakukan untuk
menemukan factora-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
dalam penguasaan bahasa anak. Dari sejumlah hasil penelitian tersebut diketahui
bahwa faktor nature dan nuture (pembawaan dan lingkungan) sangat
mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Berhubung factor-faktor nature dan
nuture individu itu bervariasi, maka pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa
juga bervariasi. Karena itu, tidak heran kalau antara individu yang satu dan
individu lainnya berbeda dalam kecakapan bahasanya. Perbedaan kecakapan
berbahasa anak ini sangat dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti factor
kecerdasan, pembawaan, lingkungan, fisik, terutama organ bicara, dan sebgainya.
4. Perbedaan psikologis

Perbedaan individual peserta didik juga terlihat dari aspek psikologisnya.
Ada anak yang mudah tersenyum, ada anak yang gampang marah, ada yang

berjiwa sosial, ada yang sangat egoistis, ada yang cengeng, ada yang pemalas, ada
yang rajin, ada yang pemurung, dan sebagainya.
Dalam proses pendidikandi sekolah, perbedaan aspek psikologis ini sering
menjadi persoalan, terutama aspek psikologis yang menyangkut masalah minat,
motivasi dan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan
guru. Dalam penyajian suatu materi pelajaran guru sering menghadapi kenyataan
betapa tidak semua peserta didik yang mampu menyerapnya secara baik. Realitas
ini mungkin disebabkan oleh cara penyampaian guru yang kurang tepat atau
menarik, dan mungkin pula disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik yang
kurang memperhatikan. Secara fisik mungkin terlihat bahwa perhatian peserta
didik terarah pada pembicaraan guru. Namun secara psikologis, pandangan mata
atau kondisi tubuh mereka yang terlihat duduk dengan rapid an tenang belum
dapat dipastikan bahwa mereka memperhatikan semua penjelasan guru. Bisa saja
pandangan mata anak hanya terarah pada gerak, sikap dan gaya mengajar guru
tetapi alam pikiran terarah pada masalah lain yang lebih menarik minat dan
perhatianya.
5. Perbedaan sosioemosional
Area perkembangan sosioemosional yang sudah diteliti mengenai individu
adalah hubungan interpersonal, agresi, emosi, perilaku prososial, dan prestasi.

 Hubungan interpersonal, Ahli sosiologi Deborah Tannen (1990)
membedakan dua jenis pembicaraan; rapport talk dan report talk.
 Rapport talk adalah bahasa percakapan serta cara membangun dan
mengosiasikan hubungan dan relasi. Seperti anak perempuan di
sekolah lebih menyenangi percakapan dan pembicaraan yang
beroriontasi hubungan interpersonal ini dibandingkan anak laki

laki.
Report talk adalah pembicaraan yang memberikan informasi,
seperti berbicara di depan umum. Laki-laki cenderung untuk
mengambil peran dalam report talk dengan melakukan penampilan
verbal seperti bercerita, mengeluarkan lelucon, atau memberikan
kuliah berisi informasi-informasi.

 Agresi, perbedaan agresi fisik ini terlihat jelas ketika anak diprovokasi.
Baik faktor biologis maupun faktor lingkungan dianggap berperan dalam
perbedaan individu dalam perilaku agresi ini.
 Emosi dan pengaturannya, pada emosi anak laki-laki akan lebih mungkin
untuk menyembunyikan emosi negative yang dirasakan misalnya:
kesedihan,

sedangkan

perempuan

lebih

tidak

mungkin

akan

mengekspresikan emosi yang bisa menyakiti orang lain, misalnya:
kekecewaan.
 Perilaku prososial, pada perilaku ini perempuan akan lebih memandang
dirinya sebagai prososial, lebih empatik, dan mereka juga lebih banyak
terlibat dalam perilaku prososial dibandingkan laki-laki.contohnya
perbedaan terbesar perilaku ramah dan memperhatikan teman, sedangkan
perilaku kecil adalah berbagi sesama teman.
 Prestasi, pada perbedaan individu ini biasanya lebih di tonjolkan dengan
keahlian yang dimiliki seorang siswa seperti: di bidang teknologi,
matematika, sains, dan semua mata pelajaran di sekolahnya.
B. Karakteristik Individu dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang
ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkunganya. Untuk
menjelaskan karakteristik-krakteristik individu baik dalam fisik, mental emosional
ini biasanya digunakan istilah nature dan nuture. Nature (alam,sifat dasar) adalah
karakteristik individu atau sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang
diwarisi sebagai sifat pembawaan, sedangkan Nuture (pemeliharaan pengasuhan)
adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa
pembuahan sampai selanjutnya.
Adanya karakteristik individu yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
lingkungan tersebut jelas membawa implikasi terhadap proses pendidikan di
sekolah. Dalam hal ini, proses pendidikan di sekolah harus di sesuaikan dengan
karakteristik peserta didik secara individu. Berdasarkan pemahaman ini, maka
secara esensial proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru adalah

menyediakan kondisi yang kondusif agar masing-masing individu peserta didik
dapat belajar secara optimal, meskipun wujudnya mereka itu datang dan ada
secara berkelompok. Ini berarti di dalam proses belajar mengajar, setiap individu
peserta didik memerlukan perlakuan yang berbeda, sehingga strategi dan usaha
pelaksanaannya berbeda-beda dan bervariasi.
Dalam berbicara mengenai karakteristik individu peserta didik ini, ada tiga
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal atau
prerequisite skills, seperti kemampuan intelektual, kemampuan
berpikir dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor.
2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status
sosio-kultural.
3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian, seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.
Pemahaman tentang informasi mengenai karakteristik individu peserta
didik ini akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola
pengajaran yang lebih baik atau yang lebih tepat, yang dapat menjamin
kemudahan belajar bagi setiap peserta didik. Dengan pemahaman mengenai
karakteristik individu peserta didik ini, guru dapat merekonstruksi dan
mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, mimilih dan menentukan
metode yang lebih tepat, sehingga terjadi proses interaksi dari masing-masing
komponen belajar mengajar secara optimal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perbedaan individual (individual differences), yaitu perbedaan kemampuan
kognitif, kepribadian, keterampilan fisik, dan lain sebagainya. Pada umumnya,
melalui praktik dan aktivitas pendidikan kita dapat mengakomodasi perbedaan
individu para siswa. Ada beberapa perbedaan individual dalam pendidikan, yaitu :

a.
b.
c.
d.
e.

perbedaan inteligensi
perbedaan fisik-motorik
perbedaan bahasa
perbedaan psikologis
perbedaan sosioemosional

dengan memahami karakteristik peserta didik, guru dapat merekonstruksi
dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, mimilih dan
menentukan metode yang lebih tepat, sehingga terjadi proses interaksi dari
masing-masing komponen belajar mengajar secara optimal.

B. SARAN
Dengan melihat dari kesimpulan tersebut, maka penulis dapat membuat saran
sebagai berikut:
1. Menjadikan perbedaan individu sebagai petunjuk karena justru dengan
perbedaan individual itu banyak alternatif cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengelola proses pembelajarannya.
2. Memilih program pembelajaran individual yang paling tepat untuk
diterapkan pada siswa yang diajarnya.

Daftar Pustaka


Ormrod Ellis Jeanne,2008, psikologi pendidikan edisi keenam jilid 1, Jakarta,



PT. Gelora Aksara Pratama,penerbit erlangga.
Desmita,2010,psikologi perkembangan peserta didik, Bandung, PT. Remaja



Rosdakarya.
Santrock John,2007,perkembangan
Pratama,penerbit erlangga

anak,Jakarta,

PT.

Gelora

Aksara