PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (1)
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA
Oleh
I Ketut Sudarsana
Dosen pada Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar
Abstract
The major challenge for the Indonesian nation these days and in the coming is how to improve the quality of the people. Regarding that it is interesting to study the present quality of the education and to know what can be done to it so that it improves and produces better human resources that are productive, efficient, confident, and competetive in the global context.
Key Words: Extra School Eduction and Human Resources
secara berkelanjutan. Penekanan yang amat kuat Pendidikan sesungguhnya memiliki peran yang terhadap pengembangan sumber daya manusia, sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 yakni bernegara, yakni dalam upaya menciptakan sumber pendidikan berorientasi pada upaya mencerdaskan daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kehidupan bangsa menunjukkan bahwa bangsa merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk Indonesia mempunyai komitmen yang sangat besar setiap manusia, karena melalui pendidikan upaya untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa lain di peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. dunia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh
I. PENDAHULUAN
Sesungguhnya di Indonesia, secara konseptual pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini bukan pembangunan pendidikan tampaknya ditautkan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap secara erat dengan pembangunan ekonomi. Di dalam produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh pada Undang-undang No. 25 tahun 2000 tentang Program kemampuan masyarakat. Pendidikan dapat Pembangunan Nasional, pembangunan pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat tidak hanya dikaitkan secara erat dengan mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan ekonomi, melainkan juga dengan pembangunan suatu negara.
tantangan globalisasi. Disebutkan disini bahwa pada Pendidikan tidak hanya berperan besar dalam awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia kemajuan bangsa, melainkan juga berkaitan dengan menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, sebagai pasar bebas yang semakin kompetitif, pendidikan akibat krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut hendaknya dipandang dapat mengakomodir untuk mempertahankan hasil-hasil pembangunan masyarakat agar suatu negara memiliki manusia- pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat mengantisipasi era globalisasi, dunia pendidikan menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan dituntut untuk mempersiapkan sumberdaya manusia pengetahuan teoritis melainkan juga praktis, yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian khusus. kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya Hal inilah yang kemudian menjadi dasar evaluasi dan otonomi daerah, sistem pendidikan nasional dituntut peningkatan pendidikan di setiap negara secara untuk melakukan perubahan dan penyesuaian berkesinambungan.
sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan Di era persaingan dunia yang semakin tajam, yang demokratis, memperhatikan keberagaman bangsa Indonesia dituntut untuk dapat mencapai kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta keunggulan menuju tingkat produktivitas nasional mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. yang tinggi. Agar dapat memenangkan persaingan
Sejarah menunjukkan bahwa faktor yang paling tersebut setiap masyarakat harus menguasai berbagai menentukan keberhasilan suatu bangsa bukan bidang ilmu pengetahuan, teknologi (Iptek) dan kekayaan alam yang dimilikinya, melainkan kualitas keterampilan serta keahlian professional yang sumber daya manusianya. Negara-negara yang kuat dibutuhkan untuk memacu peningkatan nilai tambah dalam kualitas sumber daya manusianya muncul berbagai sektor industri dan pemerataan ekonomi sebagai negara unggul meskipun mungkin hanya
Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan
Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
Tantangan dunia pendidikan (termasuk dipandang sebagai salah satu upaya pemerintah pendidikan luar sekolah) antara lain perlu untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk di meningkatkan nilai tambah. Suasana ketidakpastian berbagai negara, termasuk di Indonesia. Konsep awal dalam ekonomi dunia dewasa ini yang ditandai dari Pendidikan luar sekolah ini muncul sekitar akhir dengan resesi dunia yang berkepanjangan, menuntut tahun 60-an hingga awal tahun 70-an dalam bukunya kemampuan bangsa Indonesia tidak bisa Philip Coombs dan Manzoor A., P.H. (1985) The menyandarkan lagi terhadap sumber daya alam, tetapi World Crisis In Education. Menurut Coombs (1974) pilihan satu-satunya ialah meningkatkan nilai tambah pendidikan luar sekolah adalah:
produk-produk industri dengan mendayagunakan Any organized, systematic educational activity keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang. outside the framework of the formal (school) Berdasarkan hal tersebut, maka tantangan bagi system (designed) to provide selective type of bangsa Indonesia ialah meningkatkan nilai tambah learning particular sub-groups in the dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional population adult, as well as children.
dan pertumbuhan ekonomi sebagai upaya Kehadiran pendidikan luar sekolah marak di memelihara dan meningkatkan pembangunan
awal-awal tahun 1970-an terutama disebabkan oleh berkelanjutan. adanya kebutuhan akan pendidikan yang begitu luas
Orientasi nilai tambah yang akan meningkatkan terutama di negara-negara berkembang. Meluasnya keunggulan kompetitif bangsa Indonesia hanya
kebutuhan akan pendidikan tidak terimbangi dengan dapat dicapai dengan keunggulan kualitas sumber ketersediaan akses pendidikan yang layak, hal ini daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan disebabkan adanya kegagalan pendidikan formal. dan teknologi yang tepat guna. Oleh karena itu, Sebagaimana diungkapkan oleh Paulston dan Le Roy makalah ini mencoba membahas tentang pendidkan (1972: 338) bahwa pendidikan formal mengalami luar sekolah dan kontribusinya dalam membangun kegagalan logistik dan fungsi sehingga untuk budaya produktivitas menuju pemberdayaan memenuhi kebutuhan pendidikan yang begitu besar masyarakat. dan cepat maka munculah sistem pendidikan alternatif di luar pendidikan formal. Kehadiran
II. PEMBAHASAN
pendidikan luar sekolah adalah untuk menjawab
2.1 Teori Fungsionalisme Struktural dan Teori
tantangan kehidupan yang bertambah kompleks,
Pemberdayaan dalam Pendidikan Luar
dimana dituntut pengembangan kualitas sumber daya
Sekolah
manusia yang mampu mandiri. Pendidkan luar sekolah sebagai sebuah bagian
1) Teori Fungsionalisme Struktural
dari sistem pendidkan memiliki peran yang sangat Menurut teori fungsionalisme Talcot Parson, penting dalam rangka pelayanan pendidikan masyarakat merupakan sebuah sistem yang
sepanjang hayat, yang sangat dibutuhkan saat ini berstruktur dan terintegrasi secara dan ke depan. Pendidikan luar sekolah dianggap fungsional.Artinya, dalam suatu sistem sosial sebagai pendidikan yang mampu memberikan jalan terdapat unsur-unsur atau subsistem-subsistem serta pemecahan bagi persoalan-persoalan layanan yang membangun sebuah sistem sosial. Unsur-unsur pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang dalam sistem sosial tersebut diasumsikan (dianggap) tidak terlayani oleh pendidikan formal. Ahmed bekerja (berfungsi) saling mendukung sehingga (Wahyudi Ruwiyanto, 1994: 40) menjelaskan bahwa menciptakan suatu kestabilan dan keharmonisan dalam konteks sosio-ekonomi bagi individu dari dalam sistem tersebut. Apabila terjadi ketegangan, suatu program pendidikan (termasuk pendidikan luar disfungsi, penyimpangan dan diferensiasi dalam sekolah) adalah memberikan kebermanfaatan atau sistem, akan terganggu untuk sementara waktu, perbaikan dari segi penghasilan, produktivitas, namun selanjutnya diasumsikan sistem akan kembali kesehatan dan partisipasi.
mencapai suatu titik keseimbangan. Pada banyak hal pendidikan luar sekolah
Menurut Nasikun (2003: 9-10), teori dirasakan sebagai sebuah formula yang sangat ideal strukturalisme fungsional menganggap bahwa
serta lebih memihak masyarakat dibandingkan masyarakat, pada dasarnya, terintegrasi di atas dasar dengan pendidikan formal. Namun demikian kata sepakat para anggotanya akan nilai-nilai pendidikan luar sekolah merupakan bagian dari kemasyarakatan tertentu, suatu general agreements sistem pendidikan yang keberadaannya tidak bisa yang memiliki daya mengatasi perbedaan-perbedaan
JURNAL PENJAMINAN MUTU JURNAL PENJAMINAN MUTU
Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah konsensus diantara para anggota masyarakat melalui nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Sistem nilai tersebut tidak saja merupakan sumber yang menyebabkan berkembangnya integrasi sosial, akan tetapi sekalgus juga merupakan unsur yang menstabilkan sistem sosial budaya.
Sistem sosial mungkin merupakan model konseptual yang paling umum,diakui dan dipakai oleh para sosiolog di dalam mempelajari organisasi sosial. Model ini dimaksudkan sebagai pembantu untuk menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia. Model tersebut berangkat dari pandangan bahwa kelompok-kelompok manusia merupakan suatu sistem. Sebagai suatu sistem, ia mempunyai bagian- bagian yang saling ketergantungan antara satu dengan lainnya di dalam satu kesatuan. Kesemuanya saling kait mengait satu sama lain dalam hubungan yang saling menguntungkan. Dalam suatu sistem sosial, paling tidak harus terdapat; (1) dua orang atau lebih, (2) terjadi interaksi antara mereka, (3) bertujuan, (4) memiliki struktur, simbul dan harapan- harapan bersama yang dipedomaninya. Hubungan antar orang di dalam suatu sistem biasanya berlangsung lama. Tapi ada kalanya berlangsung singkat (Bertrand, 1980:29).
Dengan demikian sistem sosial dapat dipandang sebagai unit dasar dari masyarakat. Model sistem sosial seperti yang dikemukanan di dalam tulisan ini termasuk suatu tradisi dari aliran struktural- fungsionalis di dalam khasanah sosialogi. Dipilihnya model ini karena dua alasan, yaitu; (1) sudah lazim dipakai, dan (2) mudah untuk menjelaskan permasalahan sosiologi itu sendiri. Setiap sistem sosial mempunyai unsur keyakinan-keyakinan (belief) tertentu yang dipeluk dan ditaati oleh para anggota-anggotanya. Mungkin juga terdapat saneka ragam keyakinan di luar keyakinan umum yang
dipeluk di dalam sesuatu sistem sosial. Akan tetapi hal itu tidaklah begitu penting. Yang penting, keyakinan itu dianggap benar atau tepat oleh warga yang hidup di dalam sistem sosial bersangkutan.
Kehidupan manusia tidak terpikirkan di luar masyarakat. Individu-individu tak bisa hidup dalam keterpencilan sama sekali selama-lamanya. Manusia membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup dan hidup sebagai manusia. Kesaling ketergantungan ini menghasilkan bentuk kerja sama tertentu yang bersifat ajek, dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu, sebuah keniscayan. Manusia adalah mahluk sosial. Itu hampir tidak dapat diragukan (Campbell,1994:3).
Pendekatan struktural fungsional sebagaimana yang dikembangkan oleh Talcot Parson didasarkan pada pendekatan integrasi dan dapat dilihat dari anggapan dasar yang dikemukakannya. Pertama, masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dari pada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Kedua, hubungan saling mempengaruhi diantara bagian tersebut bersifat ganda dan timbal balik. Ketiga, sekalipun interaksi sosial tidak akan pernah tercapai dengan sempurna, namun secara fundamental bergerak kearah equilibrium yang bersifat dinamis. Keempat, sekalipun disfungsi, ketegangan, dan penyimpangan-penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi pada jangka panjang, akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses institusionalisasi. Kelima, perubahan-perubahan dalam sistem sosial pada umumnya akan terjadi secara gradual, melalui penyesuaian dan tidak terjadi secara revolusioner. Keenam, perubahan-perubahan yang terjadi melalui tiga macam kemungkinan, yaitu penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan- perubahan yang datang dari luar, perubahan melalui diferensiasi struktur fungsional, serta penemuan baru oleh masyarakat. Ketujuh, faktor terpenting yang memiliki daya mengintegrasi suatu sistem sosial adalah konsensus diantara anggota-anggotanya mengenai nilai kemasyarakatan tertentu (Nasikun, 2003: 11-12).
Pelaksanaan pendidikan luar sekolah dalam prosesnya harus memperhatikan bahwa setiap orang menganut dan mengikuti pengertian-pengertian yang sama mengenai situasi-situasi tertentu dalam bentuk norma-norma sosial, maka tingkah laku mereka kemudian terjalin sedemikian rupa ke dalam bentuk suatu struktur sosial. Program pendidikan luar sekolah yang tidak sejalan dengan nilai dan struktur masyarakat akan gagal diterima.
Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
2) Teori Pemberdayaan
d) Lembaga-lembaga kemampuan menjang-kau, Terkait dengan pendidikan luar sekolah, maka
menggunakan dan mempengaruhi pranata- teori pemberdayaan, dalam hal ini adalah sebuah
pranata masyarakat, seperti lembaga proses dan tujuan. Menurut Suharto (2005:58),
kesejahteraan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan menunjuk pola kemampuan orang,
kesehatan.
khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga
e) Sumber-sumber: kemampuan memobi-lisasi mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a)
sumber-sumber formal, informal dan memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka
kemasyarakatan.
memilikikebebasan (freedom), dalam arti bukan saja
f) Aktivitas ekonomi: kemampuan bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas
memanfaatkan dan mengelola mekanisme dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari
produksi, distribusi, dan pertukaran barang kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif
serta jasa.
yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
g) Reproduksi: kemampuan dalam kuitannya pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan
dengan proses kelahiran, perawatan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi
anak,pendidikan dan sosialisasi. dalam proses pembangunan dan keputusan-
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan keputusan yang mempengaruhi mereka.
pemberdayaan di atas, menurut Suharto (2005: 67), Lebih lanjut menurut Suharto (2005: 59-60) dapat dicapai melalui penerapan pendekatan sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5 P, kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau yaitu Peningkatan, Penguatan, Perlindungan, keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, Penyokongan, dan Pemeliharaan: termasuk individu-individu yang mengalami maslah
a) Pemungkinan: Menciptakan suasana atau kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
iklim yang memungkinkan potensi masya- menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai
rakat berkembang secara optimal. oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat
Pemberdayaan harus mampu membebas-kan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
masyarakat dari sekat-sekat kultural dan pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
struktur yang menghambat. kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,
b) Penguatan: memperkuat pengetahuan dan ekonomi, maupun sosial seperti memiliki
kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
memecahkan masalah dan memenuhi mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
harus mampu menumbuh-kembangkan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian
segenap kemampuan dan kepercayaan diri pemberdayaan seagai tujuan seringkali digunakan
masyarakat yang menunjang kemandiri sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan
mereka.
sebagai sebuah proses.
c) Perlindungan: melindungi masyarakat Menurut Ife (Suharto,2005:59), pemberdayaan
terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak menurut dua pengertian kunci, yaitu kekuasaan dan
tertindas oleh kelompok kuat, menghindari kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan
terjadinya persaingan yang tidak seimbang hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti
(apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan
lemah, dan mencegah terjadinya ekploitasi “klien” atas:
kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
a) Pilihan-pilihan personal dan kesempatan- Pemberdayaan harus diarahkan pada kesempatan hidup: kemampuan dalam
pengehapusan segala jenis diskriminasi dan membuat keputusan-keputusan mengenai
dominasi yang tidak menguntungkan rakyat gaya hidup,tempat tinggal,pekerjaan.
kecil.
b) Pendefinisian kebutuhan: kemampuan
d) Penyokongan : memberikan bimbingan dan menentukan kebutuhan selaras dengan
dukungan agar masyarakat mampu aspirasi dan keinginannnya.
menjalankan peranan dan tugas-tugas
c) Ide suatu gagasan: kemampuan meng- kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu ekspesikan dan menyumbangkan gagasan
menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam suatu forum atau diskusi secara bebas
dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan tanpa tekanan.
dan terpinggirkan.
JURNAL PENJAMINAN MUTU JURNAL PENJAMINAN MUTU
Lebih lanjut Mudjiarto (2005: 1) berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan pemberdayaan, terdapat 3 (tiga) jalur kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu:
a) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia (individu) dan masyarakat mampu mengenali potensi (daya) yang dapat dikembangkan.
b) Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
c) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowermwent). Untuk itudalam rangka penguatan tersebut diperlukan langkah-langkah nyata, penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang membuat masyarakat makin berdaya dalam memanfaatkan peluang. Memberda- yakan masyarakat mengandung pula arti melindungi, dan memberikan pengakuan keberadaan sehingga dalam proses pemberdayaa harus dicegah adanya perbedaan antara yang kuat dan yang lemah. Bagi semuanya berlaku setara yang diartikan semua memiliki hak dan kewajiban masing- masing sesuai potensi yang pada dirinya.
Sebagaimana dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 26 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan luar sekolah diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat. Banyaknya lembaga pendidikan luar sekolah yang berkembang saat ini, ternyata tidak diikuti oleh pengakuan pemerintah dan masyarakat. Pemerintah masih menempatkan pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap pendidikan formal. Hal ini tentu juga mempengaruhi pandangan masyarakat yang menilai lulusan pendidikan luar sekolah tidak sederajat dengan pendidikan formal. Padahal pendidikan luar sekolah ini mestinya dianggap setara karena mampu menyediakan aktivitas pendidikan yang memenuhi kebutuhan dan kepentingan kerja yang tidak dapat
dipenuhi oleh sekolah formal untuk dapat memenuhi tuntutan global di dunia kerja yang kemudian berakibat pada bergeraknya roda ekonomi.
2.2 Pendidikan Luar Sekolah (Pendidikan Dan Pelatihan) untuk Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Pendidikan pada hakikatnya tidak semata-mata memindahkan ilmu pengetahuan pada peserta didik agar menjadi orang pandai, melainkan harus membantu peserta didik untuk membangun dirinya agar memiliki kemampuan mengelola hidup dengan baik dalam mewujudkan kehidupan yang bahagia.
Pendidikan dewasa ini lebih banyak mengajarkan peserta didik dalam ranah kognitif saja, jarang yang menggugah peserta didik memiliki kemampuan untuk mengelola hidupnya secara benar dan baik. Pendidikan hendaknya melakukan tiga hal yaitu: memberikan ilmu pengetahuan secara jujur, memberikan penerangan jiwa dan pendidikan harus memperhatikan perkembanan setiap peseta didik. Tiga sasaran pendidikan ini tidaklah cukup kalau diberikan dalam jalur pendidikan formal di sekolah.
Pendidikan tentang pengembangan wawasan kehidupan itu menyangkut kehidupan individual, sosial dan spiritual. Dalam aktivitas kehidupan berbagai keterampilan bisa ditranformasikan oleh generasi tua ke generasi muda. Demikian juga berbagai wawasan baik yang menyangkut masalah kehidupan secara umum maupun yang lebih khusus juga akan didapatkan oleh generasi penerus dari generasi sebelumnya. Cuma dewasa ini karena berbagai kesibukan perlu pendidikan luar sekolah dan keluarga itu lebih dikembangkan terutama manajemen dan isinya agar dapat berbobot sesuai dengan kebutuhan hidup generasi sekarang dalam menatap masa depannya.
Keterampilan atau keahlian yang menjadi fokus pendidikan luar sekolah tersebut, akan sangat berguna bagi masyarakat dalam mencari nafkah untuk membiayai berbagai kegiatan hidupnya. Ketika semua masyarakat mampu menggerakkan ekonomi keluarga yang berakibat pada pemenuhan kebutuhan, mungkin pemerintah tidak harus lagi pusing memikirkan adanya pengangguran dan kemiskinan di republik ini. Manusia yang berkualitas secara kognitif, afektif, psikomotor, emosi dan spirit insaniah adalah modal utama ketika peradaban makin modern. Terdapat bukti-bukti dalam sejarah bahwa suatu bangsa yang tidak didukung sumber daya alam secara memadai tetap bisa eksis, bahkan mampu menjadi ‘raja bangsa-bangsa’ pada tataran internasional seperti Jepang, Singapura, dan Korea selatan.
Terkait konsep penanaman modal dalam bentuk sumber daya manusia (human investment) bermakna bahwa manusia berinvestasi pada dirinya sendiri
Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
Menurut Kamil (2009: 1) peran pendidkan luar datang.
sekolah dalam kaitan dengan pemenuhan kebutuhan Modal dalam bentuk sumberdaya manusia yang belajar sepanjang hayat (selama masyarakat masih
dimaksud disini adalah sumberdaya manusia yang ada) dapat sebagai suplemen berarti ‘penambahan’ memiliki kemampuan professional dan keterampilan terhadap pendidikan persekolahan. Ditilik dari teknikal tertentu. Sumberdaya manusia yang sasaran didik dalam hal ini adalah anak-anak, pemuda kompeten dan professional dalam bidangnya dan dan orang dewasa yang telah menyelesaikan jenjang berada pada semua lini pekerjaan akan melahirkan pendidikan persekolahan tertentu. Mengapa perlu banyak keuntungan. David H. Maister (Sudarman pengetahuan dan keterampilan tambahan? Danim, 2004: 58) mengemukakan manfaat yang dapat Alasannya adalah proses belajar itu berlangsung diperoleh dengan sumberdaya manusia yang seumur hidup. Jadi walaupun seseorang telah professional, yaitu:
menamatkan sesuatu jenjang pendidikan, baginya
a) Staf termotivasi untuk bekerja secara produktif belajar masih perlu terus dilakukan sepanjang
b) Produk kerja dengan kualitas tinggi membutuhkannya. Alasan selanjutnya, pada
c) Staf lebih terampil dan lebih terbimbing dalam umumnya pendidikan persekolahan belum berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sepenuhnya menyiapkan lulusan yang siap terjun
d) Berkurangnya pemborosan waktu ke dunia kerja. Untuk memiliki kompetensi suatu tugas
e) Kemampuan lebih besar untuk pekerjaan tertentu, sebelumnya harus menempuh mendelegasikan tugas pokok dan fungsi pelatihan atau magang. Alasan lainnya, karena staf akan lebih terbimbing
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f) Adanya waktu yang bagi mitra untuk berlangsung sangat cepat, sehingga kurikulum mengarahkan focus pada kegiatan-kegiatan sekolah sering ketinggalan dari perkembangan iptek dengan nilai tambah tinggi
tersebut.
g) Klien-klien akan memperhatikan pelayanan Jenis-jenis kegiatan pendidkan luar sekolah yang lebih baik, kerja tim lebih besar, dan dalam pengembangan sumberdaya manusia sebagai
motivasi yang lebih besar. suplemen dari pendidikan persekolahan sangat Tuntutan sumber daya manusia yang bervariasi, seperti pelatihan kejuruan, kursus,
professional seperti disebutkan di atas, jiwanya dapat magang dalam bidang pertanian, industry, ditransfer ke dalam situasi pendidikan (termasuk pertukangan, pengetahuan kerumahtanggaan. pendidikan luar sekolah). Tenaga professional di
Peran pendidikan luar sekolah sebagai dalam konteks kegiatan pendidikan luar sekolah, komplemen pendidikan persekolahan berarti
karenanya merupakan bagian dari percepatan pelengkap. Jadi pendidkan luar sekolah sebagai tercapainya tujuan pendidikan yang efektif, efisien komplemen adalah melengkapi apa-apa yang dan akuntabel. Dengan kemampuan profesionalnya, diajarkan dalam pendidikan persekolahan. Mengapa fasilitator akan mendorong warga belajar untuk harus ada pelengkap? Alasannya, karena tidak termotivasi melakukan pembelajaran sehingga semua hal yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghasilakn nilai tambah yang merupakan kunci menempuh perkembangan fisik dan psikisnya dapat produktivitas dalam pembangunan ekonomi diajarkan dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian masyarakat.
peran pendidkan luar sekolah merupakan saluran Program belajar yang dikembangkan untuk yang tepat untuk menampung kebutuhan peserta
mengembangkan sumber daya manusia merupakan didik tersebut.
JURNAL PENJAMINAN MUTU
Peran pendidikan luar sekolah sebagai substitusi atau pengganti pendidikan persekolahan. Warga belajar dari kegiatan pendidkan luar sekolah sebagai substitusi adalah anak, pemuda ataupun orang dewasa, yang oleh karena berbagai hal tidak memiliki kesempatan bersekolah. Mereka adalah yang tuna aksara dan angka dan atau yang tidak sempat menamatkan pendidikan sekolah.
2.3 Pendidikan Luar Sekolah Berorientasi Budaya Produktivitas
Menurut Boediono (1997:113), pendidikan dilihat dari dimensi waktu dapat dibedakan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan dalam jangka pendek merupakan gejala pendidikan itu sendiri di mana peningkatan pengetahuan dan pembentukan watak peserta didik merupakan tujuannya. Pendidikan dalam jangka menengah merupakan gejala ekonomi yang mempersoalkan keterkaitan antara hasil pendidikan dengan kebutuhan angkatan kerja, sehingga pemilikan pengetahuan dan keterampilan merupakan hal yang paling utama. Sedangkan pendidikan dalam dimensi waktu panjang merupakan gejala kebudayaan di mana penerusan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan tujuan pokoknya. Pembedaan pendidikan dalam dimensi waktu ini tidak dapat dilihat secara fisik dalam proses pendidikan, karena proses pendidikan berlangsung secara simultan dalam ke tiga dimensi waktu tersebut.
Pendidikan dalam arti luas dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sebagai proses pendewasaan peserta didik untuk menapaki kehidupan (demokrasi) dan sebagai proses penyiapannya untuk memasuki sektor ekonomi produktif. John Dewey mengatakan bahwa tidak pada tempatnya mengaitkan tatanan perilaku kelembagaan pendidkan dengan kebutuhan pasar kerja, mengingat pendidikan bertujuan meneruskan cita-cita demokrasi. Menurut Dewey, fungsi pendidikan adalah membentuk komunitas- komunitas social ideal sebagai bagian dari proses transformasi pendewasaan anak. Pendidikan disini dipandang sebagai proses penanaman modal dalam bentuk “human” karena kehadirannya merupakan proses mempersiapkan manusia untuk terjun disektor produktif.
Melalui pendidikan akan lahir manusia sebagai “human capital”, yang daya produksinya secara residual tidak kalah dengan factor-faktor produksi, seperti tanah, modal fisik dan teknologi. Menurut Psacharopoulos (Sudirman Damin, 2004:61) pekerjaan-pekerjaan yang menuntut intensitas dan rutinitas berskala tinggi dan rumit, pekerja tidak berhubungan langsung dengan produksi dan produk yang dihasilkan mempunyai nilai tambah yang tinggi
secara ekonomi, hanya mungkin dihasilkan oleh “human capital” yang sekaligus berfungsi sebagai “human factors”.
Teknologi adalah produk pendidikan, kebudayaan, buah dari kreativitas dan sistem manajemen. Sehingga kita merumuskan arti produktivitas sebagai suatu ‘kemampuan jiwa’ hasil pendidikan dan pembudayaan, yang menumbuhkan kecakapan mengorganisasikan pada diri manusia. Dalam pengertian yang luas, pendidikan (termasuk pendidkan luar sekolah) mencakup seluruh proses belajar manusia, melalui pendidikan dan ‘pendewasaan’ di dalam lingkungan keluarga, dimasyarakat, melalui perbuatan, belajar dari pengalaman dan melalui berbagai pengaruh social, budaya serta lingkungan hidup. Sayangnya, hampir diberbagai tempat, keempat lingkungan pendidikan tersebut, tidak terkoordinasi dengan baik dan ditujukan kearah peningkatan kualitas penduduk keseluruhan, dan pengembangan budaya produktivitas. Perbedaan keefektifan proses pendidikan ini, sangat menentukan taraf pembangunan sosial ekonomi dan peningkatan produktivitas. Jadi strategi yang paling efektif untuk meningkatkan produktivitas adalah pengembangan sumber manusia dan mempertinggi kualitas seluruh sektor tenaga kerja.
Faktor kunci yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas adalah sikap orang-orang yang bekerjasama. Yang sangat jelas ialah bahwa sikap “setengah hati” dari tenaga kerja merupakan hambatan yang paling serius terhadap peningkatan produktivitas. Sikap itu sendiri adalah cerminan dari interaksi banyak faktor-faktor jangka panjang dan jangka pendek termasuk motivasi, kebudayaan, sistem manajemen, sifat pekerjaan dan hal-hal khusus serta manusiawi seperti sistem nilai, falsafah hidup dan lain-lain. Sikap pada dasarnya dibentuk oleh sistem nilai seseorang atau sekumpulan orang, biasa disebut dengan istilah norma sosial.
Mengubah budaya organisasi dapat dipandang sebagai suatu proses pendidikan yang penting dan diarahkan untuk memecahkan tujuan-tujuan khusus. Yang jadi masalah pokok dalam mengubah budaya ialah, dimana rencana-rencana dibuat dan bagaimana dilaksanakan. Jadi nilai yang menjadi kunci dalam mengadakan perubahan ialah dengan memperkenalkan perencanaan bersama antara karyawan dengan pimpinan. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa orang akan lebih bersungguh- sungguh untuk mencapai tujuan apabila ikut serta dalam merumuskannya. Organisasi pada akhirnya adalah system manusia yang komponen-komponen materialnya sekedar mekanisme pendukung atau alat
Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
d) Apakah terdapat cukup hubungan yang karena penekanan pada perilaku manusianya, maka
saling mendukung antara jenis pendidikan upaya mengadakan perubahan melalui
nonformal, informal dan formal yang pengembangan organisasi mau tidak mau harus
diarahkan pada peningkatan produktivitas? dilakukan melalui proses belajar dari pengalaman
e) Apakah metode dan proses pendidikan yang ketimbang sekedar pelajaran teori semata. Orang
digunakan serasi dengan kebutuhan belajar paling baik dengan melakukan sendiri dan
kehidupan budaya serta organisasi khusus? budaya organisasi, dimana perusahaan sebaikknya
f) Strategi pilihan untuk mengembangkan dikembangkan melalui latihan guna memecahkan
mekanisme pendidikan sebagai sarana masalah-masalah konkrit daripada membahas
peningkatan kesadaran dan budaya konsep-konsep yang abstrak.
produktivitas, hendaknya direncanakan dan Pendekatan partisipatif merupakan aspek
dilaksanakan dengan baik. penting dalam menciptakan iklim dan sikap kerja bagi
Akhir-akhir ini, pembanguan infrastruktur peningkatan produktivitas, yaitu keikutsertaan pendidikan (termasuk pendidkan luar sekolah) makin secara aktif dari seluruh karyawan dalam proses memperluas masyarakat untuk dapat mengakses perubahan yang diupayakan. Partisipasi bukan saja pendidikan. Hal ini sangat nyata efeknya terhadap membantu mengembangkan organisasi, tetapi pertumbuhan ekonomi negara, jika Jepang dan Korea sekaligus memberikan dampak pendidikan yang Selatan dijadikan sebagai kasus. Pendidikan dalam nyata.
makna luas akan mengubah manusia menjadi tidak hanya sebagai “human factors” tetapi juga sebagai
2.4 Pendidikan, Pelatihan dan Pertumbuhan “human capital”, yang di dalamnya termuat unsur
manusia secara fisik, keterampilan-keterampilan, Sejumlah penelitian telah mengungkapkan kemampuan kognitif, keuletan, ketakwaan, motivasi, banyaknya korelasi positif antara pendidikan dengan kepribadian dan loyalitas. produktivitas. Bahkan dengan membandingkan
Ekonomi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa pertumbuhan ekonomi antara berbagai Negara, dapat pakar ekonomi pendidikan seperti Komarov, Schultz, ditunjukkan bahwa hasil-hasil terbaik dari segi tingkat Bouman, Harbison dan Myer dipuluhan negara produktivitas dan kecepatan pertumbuhan ekonomi didunia, menunjukkan bahwa tingginya rata-rata terdapat dinegara-negara yang tenaga kerjanya pendidikan penduduk berkorelasi secara linier mempunyai tingkat pendidikan yang lebih baik. dengan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Analisis terhadap empat buah karakteristik dari Pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di Cina, tenaga kerja, sikap, pengetahuan, keterampilan dan Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Jepang tidak peluang keorganisasian menunjukkan dengan jelas lepas dari keberhasilan mereka membangun peranan pendidikan dalam arti yang luas (termasuk pendidikan, jika komposisi tenaga kerja terdidik pendidkan luar sekolah) terhadap pengembangan dijadikan parameter. karakteristik tersebut. Untuk memastikan bahwa
Kenyataan ini membuktikan bahwa komponen-komponen utama dari sistem pendidkan pembangunan pendidikan merupakan salah satu seimbang dan terkoordinasi dengan baik, perlu kunci utama bagi percepatan dan pertumbuhan dijelaskan hal-hal berikut:
ekonomi negara pada umumnya dan kesejahteraan
a) Apakah sistem tersebut benar-benar pada khususnya. Pertumbuhan ekonomi Jepang, mencakup semua komponen yang diperlukan termasuk beberapa Negara industri baru (New untuk mengembangkan sumber manusiawi?
Industrializing Countries, NICs) seperti Korea Selatan
b) Jika ya, apakah komponen-komponen pasca Perang Dunia II, yang antara lain ditandai oleh tersebut serta pengembangannya diseim- tingginya pendapatan per kapita diakui secara bangkan secara optimal dalam system internasional banyak dipicu oleh majunya pendidikan pendidikan?
dinegara-negara itu berikut segala infrastrukturnya.
c) Adakah mekanisme perencanaan dan Telaah diatas seyogyanya menjadi cambuk koordinasi yang baik dengan umpan balik ke untuk menata pendidikan dan menyiapkan sumber tingkat nasional untuk mengembangkan dan daya manusia yang mumpuni harus diakui jauh lebih mempertahankan mutu pendidikan yang penting daripada membeli teknologi atau penanaman diperlukan guna mengembangkan tingkat modal fisik. Dalam rumusan sangat sederhana, perekonomian negara khususnya tingkat Murdik dan Ross (Sudirman Danim (2004: 62) produktivitas?
mengatakan, jika separuh tenaga manusia
JURNAL PENJAMINAN MUTU JURNAL PENJAMINAN MUTU
proses pendidikan. Kritik yang lain muncul dengan Pembangunan pendidikan dalam arti luas alasan bahwa pekerja berpendidikan tinggi umumnya meniscayakan pertumbuhan ekonomi yang memadai berasal dari kelompok kelas sosial yang lebih tinggi dari suatu negara sebagai akseleratornya. Sisi lain, dimasyarakat. Disamping, yang disebutkan terakhir jika institusi pendidikan mampu melahirkan out-put lebih sering bekerja didaerah perkotaan yang yang bermutu, pembangunan ekonomi akan dapat memberikan upah atau gaji yang lebih tinggi daripada dipacu. Karena itu, pertumbuhan ekonomi merupakan dipedesaan yang umumnya memberikan upah atau dasar atau sumber utama dari kemajuan sector gaji lebih rendah. pembangunan, terutama pendidikan pendidkan luar
Ada dua tujuan pendidkan pra-kerja: untuk sekolah. Karena itu, jika pendidikan mampu menumbuhkan kesadaran tentang produktivitas dan melahirkan out-put yang berkualitas, banyak dimensi mempersiapkan para pemuda sebagai warga belajar ekonomi dan produksi yang dapat dikreasi oleh untuk kerja produktif dengan memberinya manusia berpendidikan atau manusia pembelajar.
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Kemajuan ekonomi suatu negara berarti Disini sering dilihat ketimpangan antara kedua tujuan terjadinya penyediaan lahan pekerjaan dan sumber tersebut, yaitu terlalu banyak perhatian dicurahkan utama pendapatan rakyat. Pertumbuhan ekonomi kepada pemberian pengetahuan formal dan sangat yang tinggi berarti makin mempercepat penambahan kurang terhadap kecakapan bagaimana melakukan kebutuhan tenaga kerja dan juga menaikkan suatu pekerjaan. pendapatan negara. Hal ini akan mempermudah
Dikalangan para industrialis di Inggris misalnya, rakyat untuk memperoleh pendidikan. Secara telah lama dicetuskan keluhan tentang mutu ekonomi, negara-negara maju mempunyai pendidikan bisnis atau manajemen yang kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang diselenggarakan di negeri itu, karena terlalu tinggi dan karenanya taraf pendapatan penduduknya berorientasi pada pelajaran tentang bagaimana juga tinggi.
berniaga, bagaimana membuat sesuatu dan Perkembangan ekonomi merupakan salah satu bagaimana memutar modal daripada menciptakan nilai alat untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap tambah dan menambahkan nilai baru. Beberapa pendidikan, karena pendidikan memerlukan biaya. lembaga pendidikan terlalu menitikberatkan nilai-nilai Kemajuan bidang teknik membutuhkan pekerja- akademis murni daripada mengajar orang begaimana pekerja yang berpendidikan tinggi dan memiliki mengelola pabrik dan proses produksi dibengkel keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan- kerja. Terlalu banyak upaya diletakkan pada kegiatan pelatihan kejuruan, juga pekerja yang berkualifikasi mengelola ilmu pengetahuan dan penelitian tinggi dalam berbagai sector produksi. Pada proses ketimbang mempersiapkan wiraswastawan yang produksi modern, diperlukan personal yang kreatif dengan kemampuan melakukan inovasi dan berpendidkan tinggi dan berpengalaman serta cakap mengelola kerja. yang selalu ditingkatkan kompetensinya secara terus
Peningkatan nyata dari budaya produktif dapat menerus (belajar sepanjang hayat). Artinya, dicapai dengan mengubah tekanan dari sistem pengenalan pembelajaran sepanjang hayat secara pendidikan yang berorientasi ilmu pengetahuan atau universal bagi manusia, pekerja merupakan faktor akademis semata-mata, kepada sistem yang langsung dalam pertumbuhan sektor produksi berdasarkan pemecahan masalah dan bertujuan umumnya dan ekonomi khususnya.
memberikan kecakapan konkrit untuk melaksanakan Pada pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa tugas pekerjaaan. Dengan investasi modal dalam pendidikan atau pelatihan dan dibangunnya budaya bentuk pengembangan sumberdaya manusia produktivitas dalam masyarakat secara signifikan dimaksudkan untuk dapat mendongkrak dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ini berarti produktivitas ketika dia bekerja. Konsep modal dalam bahwa program dan materi pendidikan dan pelatihan bentuk sumber daya manusia adalah suatu pemikiran dapat meningkatkan produktivitas kerja pekerja bahwa orang-orang membekali dirinya dengan cara- melalui pengetahuan dan keterampilan yang diterima cara yang berbeda, tidak untuk kesenangan sesaat, selama, menjalani proses pendidikan dan pelatihan melainkan juga untuk kepentingan perolehan tersebut. Hipotesis ini kemudian ditentang oleh pendapatan non-uang. sejumlah kritikus yang berpendapat bahwa
Menurut M.Kubr (1986:26) negara-negara perolehann yang lebih tinggi dari pekerja lebih dimana pendidikan dalam keluarga, masyarakat
Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan
Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
Kasus lain seperti yang dikemukkan oleh Al- sesuai, perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah, Samarai dan Zaman (2002) di Malawi, dalam rangka lembaga kursus dan pelatihan dan perguruan tinggi. peningkatan sumber daya manusia, pemerintah telah Gagasan ini dapat disebarluaskan melalui media melakukan beberapa program antara lain dengan massa, sehingga memperkuat proses pendidikan menghapuskan biaya untuk Sekolah Dasar dan nonformal dan informal dalam menumbuhkan budaya memperbesar pengeluaran pemerintah di bidang produktivitas dan sikap positif terhadap kerja.
pendidikan. Dampak dari program ini adalah Sumber daya manusia yang bermutu makin meningkatnya tingkat enrollment rate ratio dibutuhkan sejalan dengan kemajuan ilmu pendidikan dasar. Namun demikian masalah yang pengetahuan dan teknologi (iptek) yang makin masif harus diperhatikan lebih lanjut oleh pemerintah akhir-akhir ini. Masivitas kemajuan iptek itu antara adalah distribusi pendidikan yang tidak merata. lain ditandai oleh terjadinya pergeseran dimensi
Hubungan investasi sumber daya manusia sosial, politik, ekonomi, teknologi, kultural dari era (pendidikan) dengan pertumbuhan ekonomi agraris ke era industri dan informasi. Pada sektor merupakan dua mata rantai. Namun demikian, industri, perubahan terjadi dari industrialisasi pertumbuhan tidak akan bisa tumbuh dengan baik berbasis sumber daya alam dengan mengandalkan walaupun peningkatan mutu pendidikan atau mutu tenaga kerja kurang terampil, ke industrialisasi sumber daya manusia dilakukan, jika tidak ada berbasis teknologi tinggi dengan sumber daya program yang jelas tentang peningkatan mutu manusia yang bermutu. Kecenderungan ini pendidikan dan program ekonomi yang jelas. berimplikasi pada perlunya aktualitas wacana
Studi yang dilakukan ekonom dari Harvard Dale pengembangan sumber daya manusia dalam Jorgenson et al. (1987) pada ekonomi Amerika Serikat keragaman bentuk investasi.
dengan rentang waktu 1948-79 misalnya menunjukkan bahwa 46 persen pertumbuhan
2.5 Pengaruh Pendidikan Luar Sekolah Terhadap ekonomi adalah disebabkan pembentukan modal
(capital formation), 31 persen disebabkan Isu mengenai sumber daya manusia (human pertumbuhan tenaga kerja dan modal manusia serta capital) sebagai input pembangunan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
24 persen disebabkan kemajuan sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada teknologi.Selanjutnya, Suryadi (2001) menegaskan tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab dari hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi dua pendidikan dapat berfungsi sebagai kesadaran sosial faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan 2) politik dan budaya, serta memacu penguasaan dan pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor pendayagunaan teknologi untuk kemajuan yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi peradaban dan kesejahteraan sosial. isu utama tentang pentingnya pendidikan dalam
Meski modal manusia memegang peranan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
penting dalam pertumbuhan penduduk, para ahli Lebih lanjut Solow (1958) juga telah melakukan mulai dari ekonomi, politik, sosiologi bahkan analisa dari temuannya tentang residual dalam engineering lebih menaruh prioritas pada faktor penjelasan mengenai pertumbuhan ekonomi. modal fisik dan kemajuan teknologi. Ini beralasan Kemudian Romer (1986), Krugman (1987), dan Gupta karena melihat data AS misalnya, total kombinasi (1999) juga menjelaskan bahwa residual itu kedua faktor ini menyumbang sekitar 65 persen
JURNAL PENJAMINAN MUTU JURNAL PENJAMINAN MUTU
tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut.
Perhatian terhadap faktor manusia menjadi Dalam segi ekonomi, struktur kesempatan, sentral akhir-akhir ini berkaitan dengan hingga pertumbuhan ekonomi, harus dibuka atau
perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan sedikit dapat dibuka dengan berbagai pengaruh atau dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut dampak pengangguran dan pendapatan. Sekurang-
umumnya sepakat pada satu hal yakni modal manusia kurangnya tersedianya beberapa kesempatan kerja berperan secara signifikan, bahkan lebih penting lebih banyak ditawarkan daripada masuk ke dalam
daripada faktor teknologi, dalam memacu posisi pada level tertentu. Kesempatan perlu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak dihadirkan, dan ada dua area yang menjadi perhatian.
hanya menyangkut kuantitas, tetapi yang jauh lebih Pertama adalah pertumbuhan masalah pengangguran penting adalah dari segi kualitas. diantara generasi muda, yang telah dikalkulasikan Buku terakhir William Schweke, Smart Money: sebanyak dua kali dalam taraf nasional. Sejarah Education and Economic Development (2004), tentang perubahan generasi muda di dalam negara,
sekali lagi memberi afirmasi atas tesis ilmiah para dikombinasikan dengan perhatian utama dalam scholars terdahulu, bahwa pendidikan bukan saja pembentukan generasi baru yang akan memimpin
akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) negara. Perhatian tersebut hingga mengkobinasikan berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan pendidikan formal dan program pendidikan luar
serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat sekolah yang merupakan dua area yang potensial menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif untuk dikombinasikan. Kombinasi tersebut secara
bagi pertumbuhan ekonomi. langsung berkaitan dengan ekonomi informal dimana Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak lebih membutuhkan analisis kompetensi dan program-
saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi program yang harus berkelanjutan. komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian
pendidikan pada semua level niscaya akan Analisis ilmu ekonomi menunjukkan bahwa meningkatkan pendapatan dan produktivitas objek ilmu ekonomi adalah tindak ekonomis. Tindak
masyarakat. Pendidikan merupakan jalan menuju ekonomis adalah memilih secara bijaksana kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan sehubungan dengan keadaan alam, modal, tenaga ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun kerja, organisasi dan waktu yang terbatas dalam pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: rangka memenuhi kebutuhan manusia yang terbatas. pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan Analisis unsur-unsur tentang tindak ekonomi narkoba, dan welfare dependency yang menjadi bermanfaat untuk memahami hubungan antara sistem beban sosial politik bagi pemerintah. Dari berbagai ekonomis dan sistem pendidikan. Perbedaannya studi tersebut sangat jelas dapat disimpulkan bahwa dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Perbandingan Antara Tindak Ekonomis Dan Tindak Pendidikan KOMPONEN
TINDAK EKONOMIS
TINDAK PENDIDIKAN
a. Tujuan Tindakan
Memperoleh keuntungan
Menumbuhkan kebangkitan
material atau saling
individu sebagai pribadi yang
menguntungkan
self help.
b. Pelaku Tindakan
Orang dewasa yang menanggung
Orang dewasa dan anak atau
biaya hidup (sesuai aturan
orang dewasa dan orang yang
dalam masyarakat)
belum dewasa yang berfungsi sebagai pendidik atau anak didik.
Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan
Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
KOMPONEN
TINDAK EKONOMIS
TINDAK PENDIDIKAN
c. Dasar Tindakan
Kaidah ekonomi non susila
Kesusilaan sesuai martabat
(non etis)
manusia
d. Orientasi
Untung rugi ekonomis dan
Terbentuknya keutuhan
efisiensi
martabat manusia sebagai pribadi
e. Waktu Kegiatan
Terbatas, dalam rangka perhi-
Sepanjang hayat dengan
tungan keuntungan ekonomis
perhitungan usia produktif
f. Nilai-Nilai
Nilai ekonomis dalam sistem
Nilai paedagogis dalam kaitan
ekonomi yg berlaku, umumnya
nilai sosial budaya
dihitung dengan uang
g. Hasil Tindakan
Barang berupa jasa, atau uang
Berupa orang terpelajar, tenaga terampil yg diharapkan menjadi tenaga kerja
h. Harga Satuan
Jumlah penghasilan dibagi jumlah
Jumlah biaya pendidikan dibagi
lulusan setiap tahun. ‘Non formal education’ diperkenalkan pada
penduduk setiap tahun
perencanaan program pendidikan luar sekolah harus akhir 1960-an untuk menandakan adanya kebutuhan disesuaikan dengan kelas sosial dan etnik untuk membuat tanggung jawab pendidikan di luar berdasarkan goal yang spesifik. Pendidikan luar sekolah atas permintaan pendidikan yang baru dan sekolah seharusnya dilihat sebagai alternatif bagi berbeda. Selama tahun 1970-an, bagi kebanyakan pembentukan karakter melalui ketergantungan, negara dunia ketiga, pendidikan luar sekolah memiliki ketertarikan dan ketidaksinambungan, dan sangat frekuensi alternatif program untuk remaja dan dewasa sulit untuk melihatnya membuat kontribusi besar bagi yang tidak terpuaskan atau sedikit tepuaskan perlawanan sosial untuk perubahan individual, pendidikannya oleh sekolah, atau bagi yang mengingat akses untuk kesempatan terikat kuat pada membutuhkan tambahan disamping schooling yang
schooling.
telah mereka terima. Karakteristik dari pendidikan luar sekolah adalah bahwa aktivitasnya harus dipisahkan
III. PENUTUP
dari state-sanctioned schooling dan direncanakan
1. Perbaikan mutu proses dan produk secara sistematik dan mengantarkan kelompok pendidikan luar sekolah dan pembelajaran tertentu pada tujuan spesifik. Pendidikan luar sekolah masyarakat serta pengembangan ilmu tidak seperti pendidikan formal yang memiliki standar pengetahuan, teknologi dan kebudayaan terhadap eksistensinya. Namun, pada beberapa merupakan factor penting dalam proses situasi, mengejar pendidikan tidak hanya formal kemajuan umat manusia. melainkan juga non-formal dapat menjadi tradisi
2. Konsep budaya dan sikap kerja hendaklah untuk mobilitas karir. dimasukkan ke dalam berbagai kurikulum
Pendidikan luar sekolah berkontribusi untuk pelatihan, kurus-kursus, pendidikan luar perubahan tingkah laku inividual bagi perubahan
sekolah. Gagasan ini dapat didesiminasikan sosial. Atau dengan kata lain, jika individual
melalui media massa, jadi memperkuat proses memerlukan basic skills dan masyarakat dilihat
pembelajaran masyarakat untuk membantu sebagai sistem yang memerlukan adaptasi, maka
mengembangkan budaya produktivitas dan pendidikan luar sekolah harus dilihat sebagai