PERBEDAAN TINGKAT ODOR YANG DIPERSEPSIKAN MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2007 SAAT MERAWAT TIGA JENIS LUKA KRONIS.

ABSTRAK

Luka kronis adalah luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan.
Luka kronis seperti ulkus diabetes, ulkus tekanan, dan luka kanker dirasakan
sangat menyakitkan, tidak sedap dipandang, bau/malodor, dan sangat banyak
memproduksi eksudat. Mahasiswa yang merawat luka kronis mengaku merasa
bau saat merawat pasien dengan luka kronis. Mahasiswa mengatakan bau yang
timbul mengganggu konsentrasi dan meningkatkan kinerja saraf simpatis yang.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat odor atau bau yang
dipersepsikan mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Padjadjaran angkatan
2007 saat merawat luka diabetes, luka dekubitus, dan luka kanker.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel
penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan sampel sebanyak 10 orang
responden yang masing-masing merawat 3 jenis luka. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa skala odor dari rentang 0-6 yang akan dipersepsikan
oleh mahasiswa.
Data dianalisis menggunakan rumus uji kruskall wallis, diketahui terdapat
perbedaan odor pada ketiga luka kronis. Diketahui pula nilai rata-rata odor untuk
luka diabetes paling tinggi dibandingkan dengan luka dekubitus dan luka kanker.
Penurunan imunitas, abses, eksudat, jaringan nekrotik, bakteri yang lebih banyak
diketahui menjadi penyebab luka diabetes mendapatkan skala odor paling tinggi.

Oleh karena itu, informasi mengenai skala odor pada luka kronis perlu untuk
diketahui sebelumnya oleh mahasiswa.
Kata kunci : Odor, Bau, Luka Kronis

vii