Kontribusi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Terhadap Commitment Level Pada Mahasiswa di Universitas "X" Bandung (Suatu Tinjauan Terhadap Mahasiswa Yang Sedang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh).

(1)

iii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kontribusi Satisfaction Level, Quality of Alternatives, dan Investment Size terhadap Commitment Level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung. Penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda untuk mengolah data. Sampel didapatkan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Jumlah sampel yang didapat untuk penelitian ini adalah 40 sampel.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang didasari oleh alat ukur serta teori yang dikembangkan oleh Rusbult (1993). Kuesioner ini terdiri dari kuesioner komitmen yang terdiri dari 21 item dan kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen yang terdiri dari 30 item. Setelah dilakukan uji validitas, pada kuesioner komitmen terdapat 15 item yang valid dengan skor validitas yang berkisar antara 0,304 dan 0,828; dan untuk kuesioner kedua, ada 25 item yang valid dengan skor validitas yang berkisar antara 0,331 dan 0,863. Setelah itu, dilakukan uji reliabilitas dengan skor reliabilitas yang berkisar antara 0.545 dan 0.810.

Berdasarkan data yang telah diolah, didapat hasil bahwa: dari ketiga faktor yang mempengaruhi komitmen, hanya satisfaction level dan investment size yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap commitment level. Sedangkan quality alternatives tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap commitment level.

Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan studi kasus serta meneliti hal-hal lainnya yang mungkin mempengaruhi komitmen. Sementara itu, untuk mahasiswa sendiri, peneliti menyarankan agar mahasiswa lebih memahami hubungannya dengan pasangannya serta dapat mempertimbangkan keutuhan dan kelanjutan hubungan pacaran jarak jauh yang sedang dijalaninya.


(2)

iv

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This study was conducted to determine how the contribution of Satisfaction Level, Quality of Alternatives, and Investment Size of the Commitment Level at students who walk on long-distance dating relationships at the University "X" Bandung. This study uses multiple regression techniques to process the data. Samples were obtained by using the snowball sampling technique. Number of samples obtained for this study is 40 samples.

Measuring instruments used in this study based on a questionnaire that based on the theory developed by Rusbult (1993). The questionnaire consisted of 21 items on commitments questionnaire and 30 items on the factors that influence commitment. After the validity check, on the commitment questionnaire, there were 15 valid items with validity scores ranged between 0.304 and 0.828, and for the second questionnaire, there are 25 valid items with validity scores ranged between 0.331 and 0.863. After that, the reliability test with reliability scores ranged between 0.545 and 0.810.

Based on the data that has been processed, the result is: From the three factors that influence commitment, only the satisfaction level and investment size that has contributed significantly to the level of commitment Whereas, quality alternatives having no significant contribution to the commitment level.

Researchers suggest further research to conduct further research using case studies and examine other matters that may affect the commitment. Meanwhile, for the students themselves, the researchers suggested that students better understand the relationship with his partner and can consider the integrity and continuation of long-distance dating relationships are being lived.


(3)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL…..………..…….…...i

LEMBAR PENGESAHAN……..………..……….ii

ABSTRAK ……..………..iii

ABSTRACT ……….…….iv

KATA PENGANTAR ………v

DAFTAR ISI …………..………...………..viii

DAFTAR TABEL …………...………..……...xii

DAFTAR BAGAN / SKEMA………...xiii

DAFTAR LAMPIRAN………….………...…xiv

BAB I PENDAHULUAN………...………..…..…1

1.1. Latar Belakang Masalah………..…………..…………..1

1.2. Identifikasi Masalah………..…..………....6

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian………..……….6

1.3.1. Maksud Penelitian……….…………...6

1.3.2. Tujuan Penelitian………...6

1.4. Kegunaan………..………...7

1.4.1. Kegunaan Teoritis……….………...7

1.4.2. Kegunaan Praktis……….……7

1.5. Kerangka Pemikiran……….………...8

1.6. Asumsi……….……...……...16


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...17

2.1. Commitment Level………...……….………...17

2.1.1. Sudut Pandang Teori Interdependensi ……...………...17

2.1.2. Definisi Commitment Level ……….……….19

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Commitment Level………...22

2.2. Perkembangan Dewasa Awal ………...………..………..26

2.2.1. Transisi Remaja Menuju Dewasa………..……...….26

2.2.2. Perkembangan Sosioemosional Pada Dewasa Awal……….27

2.3. Pacaran………...………....31

2.3.1. Hubungan Yang Intim ………..31

2.3.2. Ketertarikan………...…………....34

2.3.3. Definisi Pacaran………...………..38

2.3.4. Hubungan Pacaran Jarak Jauh……….……..39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..………...40

3.1. Rancangan Dan Prosedur Penelitian………..………...………...40

3.2. Bagan Rancangan Penelitian…...……….….………...……….41

3.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional………..….41

3.3.1. Variabel Penelitian………...………...41

3.3.2. Definisi Operasional………...………...41

3.4. Alat Ukur………...…………....43

3.4.1. Alat Ukur………..……….………....………43

3.4.2. Kisi-Kisi Alat Ukur………..…….44


(5)

x

3.4.4. Data Pribadi………...………...………….46

3.4.5. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur……….47

3.4.5.1. Validitas Alat Ukur...47

3.4.5.2. Reliabilitas Alat Ukur...47

3.5. Populasi Dan Teknik Penarikan Sampel………...………....49

3.5.1. Populasi Sasaran………....49

3.5.2. Karakteristik Sampel………...……..49

3.5.3. Teknik Penarikan Sampel….………...………...…...49

3.6. Teknik Analisis Data………...49

3.7. Hipotesis Penelitian………...51

3.7.1 Hipotesis Umum...51

3.7.2 Hipotesis Khusus...51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…...………...52

4.1. Hasil Penelitian………..…52

4.1.1. Gambaran Responden………....52

4.1.2. Hasil Penelitian………..…56

4.2 Pembahasan………..….61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…...………...68

5.1. Kesimpulan………....68

5.2. Saran………..…69

5.2.1. Saran Teoritis……….69


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA………....………...70 DAFTAR RUJUKAN………..………...…...71


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi alat ukur Komitmen...44 Tabel 3.2 Kisi-kisi alat ukur Faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen……45 Tabel 3.3 Nilai pilihan jawaban...46 Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...52 Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia……….53 Tabel 4.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Kota Tempat Tinggal Pacar…………53 Tabel 4.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia Hubungan Pacaran………..54 Tabel 4.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Lamanya Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh………..54 Tabel 4.6 Gambaran Subjek Berdasarkan Pengalaman Menjalani Hubungan Pacaran Dengan Orang Lain……….55 Tabel 4.7 Gambaran Subjek Berdasarkan Pengalaman Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Dekat………...55 Tabel 4.8 Gambaran Subjek Berdasarkan Pengalaman Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh……….56 Tabel 4.8 Hasil Kontribusi Satisfaction Level, Quality of Alternatives, dan Investment Size terhadap Commitment Level………59


(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN / SKEMA

Skema 1.1 Kerangka Pikir


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Validitas dan Reabilitas Alat Ukur Lampiran 3 : Gambaran Subjek

Lampiran 4 : Uji Normalitas Lampiran 5 : Uji Linieritas

Lampiran 6 : Uji Multikolinieritas Lampiran 7 : Uji Heteroskedastisitas Lampiran 8 : Uji Autokorelasi Lampiran 9 : Uji Homogenitas

Lampiran 10 : Total Skor Komitmen dan Total Skor Setiap Faktor Lampiran 11 : Tabulasi Silang


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pacaran merupakan salah satu proses yang biasanya dijalani individu sebelum akhirnya memutuskan menikah dengan pasangan. Pada masa pacaran, individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan pacaran yang berhasil akan membawa mereka melangkah pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu menikah. Hubungan pacaran akan memenuhi kebutuhan dasar manusia akan cinta dan rasa memiliki, melibatkan keterikatan emosi yang kuat dan adanya saling ketergantungan dengan pacar. Sebaliknya, hubungan pacaran yang tidak dapat bertahan akan membuat mereka kembali pada tahap awal, yaitu ketertarikan dengan orang lain.

Dalam hubungan pacaran, adapula yang disebut dengan istilah Long Distance Relationship (LDR). Status pacaran jarak jauh (Long Distance Relationship / LDR) mungkin didasarkan pada geografi fisik (yaitu, pasangan tidak tinggal di kota yang sama; Helgeson, 1994), jarak perjalanan (Carpenter& Knox, 1986; Holt & Stone, 1988; Schwebel, Dunn, Moss, & Renner, 1992), atau jarak dan waktu tempuh perjalanan (Knox, Zusman, Daniels, & Brantley, 2002). Status pacaran jarak jauh juga mungkin mencerminkan pasangan menghabiskan dua (Holmes, 2004) atau empat (Rabe, 2001) malam terpisah selama minggu kerja, dengan kriteria lain (misalnya pasangan memiliki tempat tinggal terpisah dan mengejar karir)


(11)

kadang-2

Universitas Kristen Maranatha kadang ditentukan (Bunker, Zubek, Vanderslice, & Rice, 1992; Gerstel & Gross, 1982; Govaerts & Dixon, 1988; Jackson, Brown, & Patterson-Stewart, 2000; Johnson, 1987; Magnuson & Norem, 1999).

Dalam hubungan pacaran jarak jauh, seseorang akan berada berjauhan dengan pasangannya, baik itu di luar kota maupun di luar negri. Hubungan pacaran jarak jauh pada mahasiswa di Universitas “X” Bandung disebabkan oleh pasangan yang menuntut ilmu atau bekerja ke luar kota atau bahkan sebaliknya, mahasiswa tersebut yang meninggalkan pasangannya (Lesmana, 2010). Dalam hubungan pacaran jarak jauh juga terdapat perubahan-perubahan dalam hal intensitas pertemuan, dimana intensitas pertemuan mereka menjadi sangat sedikit, pasangan tidak memiliki jadwal yang pasti untuk bertemu, sehingga ketika mereka merindukan pacarnya, mereka tidak dapat langsung menemuinya dan sangat menantikan pertemuan tersebut. Ketidakmampuan dalam hal pertemuan tersebut menyebabkan perubahan dalam hal komunikasi, dimana komunikasi dengan pacar yang berbeda kota, baik melalui SMS, telepon, e-mail, dsb, menjadi sangat intensif (Lesmana, 2010)

Helgeson (dalam Stafford, 2006) menemukan bahwa banyak orang percaya hubungan pacaran jarak jauh tidak akan bertahan karena penuh dengan ketidakpastian dan ambiguitas serta kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti melakukan survey pada 10 orang mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh dengan hasil sebagai berikut: 10 orang (100%) mahasiswa tidak setuju pada pernyataan tersebut. Mereka berpendapat bahwa bertahan atau tidaknya suatu


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha hubungan pacaran jarak jauh tergantung pada pasangan yang menjalani hubungan tersebut. Menurut mereka, ketidakpastian dan ambiguitas dalam hubungan jarak jauh dapat menjadi sesuatu yang pasti dengan adanya komunikasi dan Commitment Level dalam hubungan mereka. Dengan adanya Commitment Level, berarti mereka sudah mengetahui dengan jelas arah dari hubungan yang mereka jalani, sehingga dengan begitu hubungan mereka memiliki suatu kepastian. Pemenuhan kebutuhan masing-masing pasangan memang tidak selalu terpenuhi, namun hal tersebut dapat dipenuhi melalui komunikasi yang intensif, selain itu, hal tersebut juga dapat dipenuhi apabila mereka bertemu. Yang terpenting, bila Commitment Level itu sudah ada dari masing-masing pasangan, maka untuk pemenuhan kebutuhan pun akan terasa mudah, walaupun mereka terpisahkan oleh jarak. Hasil survey ini menunjukkan bahwa pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh percaya bahwa ketidakpastian dan ambiguitas dapat diatasi oleh Commitment Level, sehingga hubungan jarak jauh pun dapat tetap bertahan.

Topik mengenai Commitment Level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh telah diteliti oleh Lesmana (2010) pada 50 mahasiswa, dengan hasil penelitian sebagai berikut, 96% mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung memiliki Commitment Level yang tinggi (mahasiswa merasa terikat perasaannya dengan pacar (afektif), berpikir untuk tetap bersama pacar di masa depan (kognitif), dan termotivasi untuk melanjutkan hubungannya bersama pacar (konatif)). dan hanya 4% yang memiliki Commitment Level yang rendah (mahasiswa kurang merasa terikat perasaan dengan pacar (afektif), tidak berpikir tentang masa depan


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha hubungan pacaran jarak jauhnya bersama pacar (kognitif), serta kurang termotivasi untuk mempertahankan dan melanjutkan hubungannya (konatif)).

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Lesmana (2010) didapatkan juga data melalui tabulasi silang antara Commitment Level dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Commitment Level, yaitu Satisfaction level, Quality of alternatives, dan Investment size. Faktor satisfaction level mengacu pada penilaian mereka terhadap outcome dan kepuasan yang mereka peroleh dalam hubungan yang dijalaninya. Faktor quality of alternatives mengacu pada standar outcome terendah yang masih dapat diterima yang digunakan untuk mengambil keputusan melanjutkan atau mengakhiri hubungan tersebut mengingat adanya alternatif-alternatif yang tersedia di luar hubungan tersebut. Faktor investment size mengacu pada beberapa cara yang dilakukan individu untuk terikat dengan hubungan yang mereka jalani (Rusbult, dalam Arriaga & Agnew, 2001). Dari hasil tabulasi silang antara Commitment Level dengan satisfaction level terhadap 50 orang, sebanyak 36 responden yang merasa puas dengan hubungan pacaran jarak jauhnya memiliki Commitment Level yang tinggi. Sementara itu, dari 14 responden yang tidak merasa puas dengan hubungan jarak jauh yang dijalaninya, 12 responden memiliki Commitment Level yang tinggi dan 2 responden memiliki Commitment Level yang rendah. Dari hasil tabulasi silang antara Commitment Level dengan quality of alternatives, sebanyak 21 responden yang tidak menilai alternatif-alternatif lain di luar hubungan pacaran jarak jauh yang dijalaninya sebagai sesuatu yang menarik memiliki Commitment Level tinggi. Sementara itu, dari 29 responden yang menilai alternatif-alternatif yang


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha tersedia di luar hubungan pacaran jarak jauhnya sebagai sesuatu yang menarik, 27 responden memiliki Commitment Level yang tinggi, dan 2 responden memiliki Commitment Level yang rendah. Dari hasil tabulasi silang antara Commitment Level dengan investment size, sebanyak 45 responden yang mengusahakan banyak cara dalam hubungan pacaran jarak jauh yang dijalaninya memiliki Commitment Level yang tinggi. Sementara itu, dari 5 responden yang mengusahakan sedikit cara untuk terikat dengan hubungan pacaran jarak jauh yang dijalaninya, 3 responden memiliki Commitment Level yang tinggi, dan 2 responden memiliki Commitment Level yang rendah.

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa apabila satisfaction level tinggi, quality of alternatives rendah, dan investment size tinggi, maka Commitment Level menjadi tinggi juga, dimana hal ini sejalan dengan teori yang ada dalam Rusbult & Buunk (1993) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya Commitment Level. Namun dari tabulasi silang tersebut, dapat dilihat bahwa baik yang memiliki Satisfaction level, Quality of alternatives, dan Investment size maupun tidak, mereka tetap memiliki Commitment Level yang tinggi, padahal Satisfaction level, Quality of alternatives, dan Investment size merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi Commitment Level.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, peneliti tersebut menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Commitment Level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh supaya dapat diketahui lebih lanjut mengenai pengaruhnya terhadap Commitment Level. Oleh karena itu, dengan melihat dari


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha kesenjangan antara data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dengan teori serta mempertimbangkan saran dalam penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan dilakukan upaya untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi Commitment Level terhadap level Commitment Level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang ingin diteliti adalah bagaimana kontribusi dari satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size terhadap Commitment Level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran mengenai satisfaction level, quality of alternatives, investment size dan Commitment Level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kontribusi dari satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size terhadap commitment


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

• Sebagai tambahan informasi pada ilmu psikologi, terutama Psikologi Perkembangan mengenai pengaruh dari satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh

• Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti Commitment Level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh

1.4.2 Kegunaan Praktis

• Memberikan informasi pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh mengenai Commitment Level mereka terhadap pacar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diharapkan informasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menjaga kelangsungan hubungan dengan pacarnya agar mereka dapat menjalin hubungan yang bahagia dan bertahan lama.

Memberikan informasi pada konselor mengenai Commitment Level pada hubungan pacaran, khususnya hubungan pacaran jarak jauh agar dapat membantu mereka yang berpacaran dalam menyelesaikan


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha masalah-masalah yang dihadapi dengan memperhatikan satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size.

1.5 Kerangka Pikir

Mahasiswa pada umumnya berada pada rentang usia 18-23 tahun. Rentang usia tersebut merupakan masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Masa transisi yang penting terjadi dari masa remaja menuju masa dewasa (Arnett, 2004; Gutman, 2002; Montgomery & Cote, 2003, dalam Santrock, 2006). Menurut Erik Erikson, pada masa dewasa awal individu diharapkan untuk dapat mengatasi tahap perkembangan identity versus identity confusion. Apabila pada masa dewasa awal mahasiswa tidak dapat mencari tahu siapa diri mereka sebenarnya dan jalan mana yang akan dipilih dalam menjalani hidup, mahasiswa tersebut akan mengalami identity confusion, sebaliknya bila mahasiswa dapat mencari tahu siapa diri mereka sebenarnya dan jalan mana yang akan dipilih dalam menjalani hidup, mahasiswa tersebut akan mencapai sense of identity, dalam arti memiliki identitas diri yang mantap. Setelah mencapai sense of identity, akan berlanjut ke tahap perkembangan intimacy versus isolation, yang merupakan tahap perkembangan Erikson yang ke-enam, dimana individu akan mengalaminya pada masa dewasa awal. Intimacy mengarah pada kemampuan individu untuk membina hubungan dengan individu lain secara mendalam dan personal. Pada tahap perkembangan ini, mahasiswa diharapkan mampu membina hubungan yang intim dengan orang lain. Hubungan yang intim melibatkan pemenuhan kebutuhan individu akan rasa kepemilikan dan perhatian, keterikatan emosi yang kuat dan


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha rasa ketergantungan dengan orang lain, baik dengan teman ataupun pasangan dalam suatu hubungan yang romantis seperti pacaran dan pernikahan. Aspek penting dari hubungan ini adalah Commitment Level. Apabila pada masa dewasa awal seseorang tidak mampu atau gagal dalam mengembangkan intimacy, maka individu akan menjadi terisolasi dari lingkungan sosial dan takut berCommitment Level dengan orang lain.

Pacaran adalah perubahan dari seorang diri (single) menjadi berpasangan (couple) (Newman, dalam Ponzetti, 2003:385). Secara psikologis, suatu hubungan dimulai dengan adanya ketertarikan interpersonal, yaitu keinginan untuk mendekati seseorang yang kehadirannya menguntungkan atau berguna bagi dirinya (Clore & Byrne: Lott & Lott, dalam Brehm, 2002:68). Hubungan pacaran pun dimulai dari adanya interaksi dengan seseorang yang dekat, karena dengan kedekatan tersebut, pasangan akan merasakan banyak keuntungan, terutama dalam penerimaan kasih sayang yang dapat diperoleh secara langsung. Lain halnya dengan mereka yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh. Hubungan tersebut akan dirasakan kurang menguntungkan terutama dalam hal komunikasi dan intensitas pertemuan yang berakibat pada biaya dan usaha yang mereka keluarkan. Hal-hal tersebut membuat banyak orang percaya bahwa hubungan pacaran jarak jauh tidak mampu bertahan (Helgeson, dalam Stafford, 2006:902).

Hal yang sangat menentukan apakah suatu hubungan dapat bertahan atau tidak ialah commitment level (Kelley, dalam Arriaga & Agnew, 2001:1190). Commitment Level akan mengarahkan pasangan untuk melakukan perilaku-perilaku guna mempertahankan hubungan yang dijalaninya. Commitment Level


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha pada suatu hubungan merupakan konsepsi multidimensional yang memiliki tiga komponen sebagai berikut: (a) psychological attachment to the relationship (komponen afektif), (b) long-term orientation regarding the relationship (komponen kognitif), dan (c) intention to persist in the relationship (komponen konatif).

Pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh, tinggi rendahnya Commitment Level yang mereka miliki dapat dilihat dari seberapa kuatnya keterikatan dan ketergantungan mereka satu sama lain (afektif), meskipun mereka berjauhan. Misalnya, bagaimana penghayatan mahasiswa terhadap rasa percaya pada pacar, walaupun jarang bertemu. Lalu bagaimana bayangan mereka terhadap kelangsungan hubungannya di masa yang akan datang (kognitif). Misalnya, bagaimana pemaknaan mahasiswa terhadap kelanjutan dan keutuhan hubungan dengan pacar, apakah mereka berpikir bahwa hubungan yang mereka jalani sekarang akan berlanjut ke tahap yang lebih serius (pernikahan) atau tidak. Serta ada atau tidaknya motivasi untuk melakukan suatu tindakan demi mempertahankan kelanjutan hubungannya tersebut (konatif). Misalnya, bagaimana motivasi mahasiswa untuk mempertahankan hubungan yang dijalaninya, apakah mereka bersedia meluangkan banyak waktu dan mengeluarkan biaya yang cukup besar demi berkomunikasi dan bertemu dengan pacarnya.

Commitment level juga dapat naik ataupun turun, dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size (Rusbult, dalam Arriaga dan Agnew, 2001:1192). Satisfaction level terhadap


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha hubungan dapat dilihat berdasarkan besarnya outcome yang mereka peroleh dibandingkan dengan CL (comparison level) yang mereka miliki. CL yang mereka miliki dipengaruhi oleh pengalaman, misalnya pengalaman berelasi di masa lalu, hasil observasi relasi yang dimiliki teman, dan perbandingan outcome yang diterima pasangan (Thibaut & Kelley, dalam Rusbult dan Buunk, 1993:179). Pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh, outcome dapat berupa komunikasi dan pertemuan dengan pacar. Mahasiswa yang memiliki satisfaction level tinggi berarti mahasiswa tersebut merasa puas dan bahagia terhadap hubungan pacaran jarak jauh yang dijalaninya, misalnya mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh memiliki teman yang tidak berhubungan jarak jauh dengan pacarnya, namun pacar dari mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh tersebut ternyata sering menghubungi dan mengunjunginya walaupun mereka berbeda kota, sedangkan temannya yang memiliki pacar yang berada dalam 1 kota, pacarnya tersebut jarang menghubunginya dan mereka juga jarang bertemu. Hal tersebut menunjukkan bahwa outcome yang diterima oleh mahasiswa tersebut dari pacarnya lebih besar daripada comparison level yang dimilikinya yang dalam hal ini adalah hasil observasi hubungan yang dimiliki temannya, sehingga Commitment Level mahasiswa terhadap pasangannya akan meningkat. Mahasiswa tersebut akan lebih merasa terikat perasaan dengan pacar, berpikir lebih jauh tentang keutuhan hubungannya bersama pacar di masa depan, serta lebih termotivasi untuk melanjutkan dan mempertahankan hubungannya bersama pacar. Sebaliknya, pada mahasiswa yang memiliki satisfaction level rendah berarti mereka merasa tidak


(21)

12

Universitas Kristen Maranatha puas dan tidak bahagia karena outcome yang mereka terima dari pacarnya lebih kecil daripada comparison level yang dimilikinya dari hasil observasi hubungan temannya, misalnya, mahasiswa yang memiliki hubungan pacaran jarak jauh memiliki teman yang juga berhubungan pacaran jarak jauh, namun pacar dari temannya tersebut lebih sering menghubungi dan mengunjungi temannya tersebut dibandingkan dengan pacar dari mahasiswa tersebut yang sangat jarang menghubungi dan mengunjunginya. Mahasiswa tersebut akan merasa kurang atau tidak terikat dengan pacar, tidak akan berpikir lebih jauh tentang keutuhan hubungannya bersama pacar di masa depan, serta tidak termotivasi untuk melanjutkan dan mempertahankan hubungannya.

Faktor kedua yaitu Quality of alternatives, yang ditentukan oleh comparison level of alternatives (CLalt). CLalt dapat dilihat dari besarnya perolehan outcome yang diharapkan oleh individu dari alternatif yang tersedia di lingkungan dibandingkan dengan comparison level (CL) yang dimilikinya. Tinggi rendahnya CLalt dipengaruhi oleh kualitas dari alternatif yang tersedia apakah alternatif tersebut menarik, memenuhi syarat, dan dapat dipilih (Thibaut & Kelley, dalam Rusbult dan Buunk, 1993:179). Pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh, alternatif yang tersedia di luar hubungannya dapat berupa orang lain (teman, teman lawan jenis, keluarga) dan kegiatan / aktivitas (hobi, hiburan, dan pekerjaan) dalam keadaan terpisah jarak dengan pacarnya. Misalnya, apabila mahasiswa memiliki pacar di luar kota yang hanya bisa bertemu sebulan sekali dan komunikasinya pun kurang intens, sedangkan di sisi lain mahasiswa tersebut juga memiliki teman lawan jenis yang lebih sering menemani mahasiswa


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha tersebut dan lebih perhatian dibandingkan dengan pacarnya, sehingga mahasiswa tersebut menilai outcome yang diterima dari pacarnya lebih kecil daripada outcome yang diperolehnya dari teman lawan jenisnya. Hal itu menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki quality of alternatives yang tinggi. Mahasiswa dengan quality of alternatives yang tinggi menganggap alternatif yang tersedia di luar hubungannya menjanjikan outcome yang lebih tinggi daripada yang sekarang diterimanya dari hubungan pacaran jarak jauhnya, sehingga Commitment Level mereka terhadap hubungan dengan pacarnya menjadi berkurang. Dalam hal ini, mahasiswa tersebut kurang merasa terikat perasaan dengan pacar, tidak berpikir tentang masa depan hubungan pacaran jarak jauhnya bersama pacar, serta kurang termotivasi untuk mempertahankan kelanjutan dan keutuhan hubungan. Sebaliknya, mahasiswa yang menilai outcome yang diterima dari pacarnya lebih besar daripada outcome yang diperolehnya dari teman lawan jenisnya, berarti mahasiswa tersebut memiliki quality of alternatives yang rendah, mereka akan menggantungkan diri pada hubungan pacaran jarak jauhnya, sehingga Commitment Level mereka terhadap hubungan dengan pacarnya menjadi meningkat, dalam arti mahasiswa tersebut merasa terikat perasaan dengan pacar, berpikir tentang masa depan hubungan pacaran jarak jauhnya bersama pacar, serta termotivasi untuk mempertahankan kelanjutan dan keutuhan hubungan.

Faktor ketiga, Investment size dapat dilihat dari banyaknya penanaman resource yang penting dalam suatu hubungan. Beberapa resource ditanam secara langsung pada hubungan, seperti waktu, energi emosional, dan pengorbanan pribadi. Adapula resource yang ditanam di luar hubungan, yaitu hal-hal yang


(23)

14

Universitas Kristen Maranatha berhubungan dengan hubungan itu sendiri, namun tidak mungkin dipisahkan atau diabaikan, seperti teman bersama, memori bersama, aktivitas dan kepemilikan bersama (Rusbult & Buunk, 1993). Pada mahasiswa yang menjalani hubungan jarak jauh, usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan resource dapat berupa banyaknya waktu yang diluangkan untuk menghubungi atau mengunjungi pacar, kegiatan yang dilakukan bersama saat bertemu (saat sedang bersama), lamanya berpacaran, dan lain-lain, tetapi, pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh, kesempatan untuk menanamkan resource dalam hubungannya dapat dikatakan terbatas karena adanya keterbatasan ruang dan waktu. Mahasiswa dengan investment size yang tinggi berarti telah menanamkan banyak resource pada hubungan pacaran jarak jauh yang dijalaninya, misalnya, mahasiswa sudah mengenal keluarga dan teman-teman pacarnya, sering pergi bersama ke suatu tempat, sering menghubungi pacar di sela-sela kesibukannya, dan lain-lain, sehingga Commitment Level mereka akan meningkat karena mahasiswa berpikir apabila mereka meninggalkan hubungan tersebut berarti membuang resource yang telah ditanamnya. Oleh karenanya, mahasiswa tersebut menjadi lebih terikat perasaannya dengan pacar, berpikir untuk tetap bersama pacar di masa depan, dan termotivasi untuk melanjutkan hubungannya bersama pacar.


(24)

15

U

n

iv

e

rsi

tas K

ri

st

en

M

ar

an

at

h

a

Mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung

Satisfaction level Quality of alternatives Investment size

Komitmen

a. Psychological attachment to the relationship (komponen afektif)

b. Long-term orientation regarding the relationship (komponen kognitif)

c. Intention to persist in the relationship (komponen konatif)


(25)

16

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

• Mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung memiliki komitmen dalam hubungannya dengan pasangannya.

Naik turunnya Commitment Level dipengaruhi oleh satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size.

1.7 Hipotesis

Hipotesis Umum

• Ada kontribusi yang signifikan dari faktor-faktor terhadap Commitment Level.

Hipotesis Khusus

Ada kontribusi yang signifikan dari Satisfaction Level terhadap Commitment Level.

Ada kontribusi yang signifikan dari Quality of Alternatives terhadap Commitment Level.

Ada kontribusi yang signifikan dari Investment Size terhadap Commitment Level.


(26)

68

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kontribusi satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size terhadap commitment level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan, semua faktor yang mempengaruhi komitmen (satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size) memiliki kontribusi terhadap Commitment Level.

2. Secara khusus, dari ketiga faktor yang mempengaruhi komitmen, hanya satisfaction level dan investment size yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap commitment level. Artinya, tingkat commitment level mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh lebih dipengaruhi oleh tingkat kepuasan yang mereka rasakan dalam hubungan tersebut serta banyaknya pengorbanan yang telah mereka berikan terhadap pasangannya. 3. Quality of alternatives tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

commitment level. Artinya, kualitas alternatif yang tersedia di lingkungan mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh tidak berpengaruh terhadap tingkat commitment level mereka dalam hubungannya tersebut.


(27)

69

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran teoritis yang dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan desain penelitian studi kasus agar diperoleh hasil penelitian yang spesifik sehingga penelitian mengenai komitmen ini dapat dibahas secara lebih mendalam.

2. Melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai hal-hal lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap commitment level, sehingga dapat diperoleh data penunjang penelitian yang lebih komprehensif 5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran praktis yang dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Bagi mahasiswa yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung, dapat menggunakan informasi dari hasil penelitian ini untuk lebih memahami hubungannya dengan pasangannya. Selain itu diharapkan juga mahasiswa dapat mempertimbangkan dan meningkatkan tingkat kepuasan dan besarnya pengorbanan dalam hubungannya demi mempertahankan kelanjutan hubungan pacaran jarak jauh yang sedang dijalaninya.


(28)

70

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arriaga, Ximena B., & Agnew, Christopher R. 2001. Being Committed: Affective, Cognitive, and Conative Components of Relationship Commitment. Personality and Social Psychology Bulletin, Vol. 27. 1190-1203. Purdue University: SAGE Publications.

Brehm, Miller, Perlman, Camphell. 2002. Intimate Relationship 3rd ed. Boston: Mc.Graw-Hill.

Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pistole, M. Carole., & Roberts, Ambert. 2011. Measurement and Evaluation in Counseling and Development: Measuring Long-Distance Romantic Relationships: A Validity Study. Journal of Social and Personal Relationships. 63-76. SAGE Publications.

Ponzetti, Jr., James J. 2003. International Encyclopedia of Marriage and Family 2nd ed. Vol. 1. 385-389. New York: Macmillan Reference USA

Riduwan & Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung: Alfabeta.

Rusbult, C. E., & Buunk, B. P. 1993. Commitment Processes In Close Relationships: An Interdependence Analysis. Journal of Social and Personal Relationships, Vol. 10. 175-204. University of North Carolina: SAGE Publications.

Santoso, Purbayu B., & Ashari. 2005. Buku Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Santrock, John W., 2006. Life Span Development 10th ed. Boston: Mc.Graw-Hill. Stafford, Laura, Merolla, Andy J., & Castle, Janessa D. 2006. When

Long-Distance Dating Partners Become Geographically Close. Journal of Social and Personal Relationships, Vol. 23. 901-919. Ohio State University: SAGE Publications.


(29)

71

DAFTAR RUJUKAN

Lesmana, Stephanie D. 2010. Studi Deskriptif mengenai Komitmen pada Mahasiswa yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh Di Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

_____. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


(1)

15

U

n

iv

e

rsi

tas K

ri

st

en

M

ar

an

at

h

Mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung

Komitmen

a. Psychological attachment to the relationship (komponen afektif)

b. Long-term orientation regarding the relationship

(komponen kognitif)

c. Intention to persist in the relationship

(komponen konatif)


(2)

16

1.6 Asumsi

• Mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung memiliki komitmen dalam hubungannya dengan pasangannya.

Naik turunnya Commitment Level dipengaruhi oleh satisfaction level,

quality of alternatives, dan investment size.

1.7 Hipotesis

Hipotesis Umum

• Ada kontribusi yang signifikan dari faktor-faktor terhadap

Commitment Level.

Hipotesis Khusus

Ada kontribusi yang signifikan dari Satisfaction Level terhadap

Commitment Level.

Ada kontribusi yang signifikan dari Quality of Alternatives terhadap Commitment Level.

Ada kontribusi yang signifikan dari Investment Size terhadap


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kontribusi

satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size terhadap commitment level pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di

Universitas “X” Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan, semua faktor yang mempengaruhi komitmen (satisfaction level, quality of alternatives, dan investment size) memiliki kontribusi terhadap Commitment Level.

2. Secara khusus, dari ketiga faktor yang mempengaruhi komitmen, hanya

satisfaction level dan investment size yang memiliki kontribusi yang

signifikan terhadap commitment level. Artinya, tingkat commitment level mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh lebih dipengaruhi oleh tingkat kepuasan yang mereka rasakan dalam hubungan tersebut serta banyaknya pengorbanan yang telah mereka berikan terhadap pasangannya. 3. Quality of alternatives tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

commitment level. Artinya, kualitas alternatif yang tersedia di lingkungan

mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh tidak berpengaruh terhadap tingkat commitment level mereka dalam hubungannya tersebut.


(4)

69

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran teoritis yang dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan desain penelitian studi kasus agar diperoleh hasil penelitian yang spesifik sehingga penelitian mengenai komitmen ini dapat dibahas secara lebih mendalam.

2. Melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai hal-hal lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap commitment level, sehingga dapat diperoleh data penunjang penelitian yang lebih komprehensif 5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran praktis yang dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Bagi mahasiswa yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh di Universitas “X” Bandung, dapat menggunakan informasi dari hasil penelitian ini untuk lebih memahami hubungannya dengan pasangannya. Selain itu diharapkan juga mahasiswa dapat mempertimbangkan dan meningkatkan tingkat kepuasan dan besarnya


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arriaga, Ximena B., & Agnew, Christopher R. 2001. Being Committed: Affective, Cognitive, and Conative Components of Relationship Commitment. Personality and Social Psychology Bulletin, Vol. 27. 1190-1203. Purdue University: SAGE Publications.

Brehm, Miller, Perlman, Camphell. 2002. Intimate Relationship 3rd ed. Boston: Mc.Graw-Hill.

Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pistole, M. Carole., & Roberts, Ambert. 2011. Measurement and Evaluation in Counseling and Development: Measuring Long-Distance Romantic Relationships: A Validity Study. Journal of Social and Personal

Relationships. 63-76. SAGE Publications.

Ponzetti, Jr., James J. 2003. International Encyclopedia of Marriage and Family 2nd ed. Vol. 1. 385-389. New York: Macmillan Reference USA

Riduwan & Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Memakai

Path Analysis. Bandung: Alfabeta.

Rusbult, C. E., & Buunk, B. P. 1993. Commitment Processes In Close Relationships: An Interdependence Analysis. Journal of Social and

Personal Relationships, Vol. 10. 175-204. University of North Carolina:

SAGE Publications.

Santoso, Purbayu B., & Ashari. 2005. Buku Analisis Statistik dengan Microsoft

Excel dan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Santrock, John W., 2006. Life Span Development 10th ed. Boston: Mc.Graw-Hill. Stafford, Laura, Merolla, Andy J., & Castle, Janessa D. 2006. When

Long-Distance Dating Partners Become Geographically Close. Journal of Social

and Personal Relationships, Vol. 23. 901-919. Ohio State University:

SAGE Publications.


(6)

71

DAFTAR RUJUKAN

Lesmana, Stephanie D. 2010. Studi Deskriptif mengenai Komitmen pada

Mahasiswa yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh Di Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha.

_____. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


Dokumen yang terkait

Komunikasi Keluarga Dalam Hubungan Jarak Jauh (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

47 223 112

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

2 84 9

Gambaran Kesepian Pada Mahasiswa Yang Menjalani Pacaran Jarak Jauh

4 86 95

Studi Deskriptif Mengenai Status Intimacy pada Mahasiswi di Universitas "X" Bandung yang Sedang Menjalani Hubungan Jarak Jauh.

0 0 43

Studi Deskriptif Mengenai Adult Attachment Styles pada Mahasiswa yang Menjalani Hubungan Pacaran di Universitas "X" Kota Bandung.

6 13 33

Studi Deskriptif Mengenai Uncertainty Interpersonal Relationships pada Mahasiswa yang Menjalani Pacaran Jarak Jauh di Universitas "X" Bandung.

1 5 34

Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Pada Mahasiswa Yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh di Universitas "X" Bandung.

0 0 38

Hubungan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh.

1 2 138

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN.

1 1 9

POLA KOMUNIKASI PASANGAN YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Pasangan yang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh atau Long Distance Relationship (LDR) Dalam Memelihara Hubungan di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu S

9 28 17