Makalah Perancangan Tugas Akhir Kiddy School And Camp.

(1)

iv

ABSTRAK

Pendidikan menjadi suatu harapan dan jalan bagi seseorang untuk dapat mewujudkan cita-citanya karena lewat pendidikan inilah manusia sebagai individu dipersiapkan untuk dapat terjun ke lingkungan masyarakat. Perancangan suatu sarana pendidikan yang layak dan memadai bagi terselenggaranya proses di dalamnya, tak lepas dari peran serta rancangan interior. Selain itu bertujuan untuk memfasitasi kegiatan belajar-mengajar, menunujang sistem pembelajaran dan kurikulum serta menciptakan suasana yang kondusif, perancangan interior Kiddy School and Camp juga bertujuan untuk memfasilitasi pendidikan non formal yaitu proses sosialisasi atau interaksi sosisal yang diperlukan untuk menjadi seorang individu yang berkualitas.


(2)

v

ABSTRACT

Education has become a hope and a way for a person to live up to his or her ambition, because through education people are more prepared to dive in to society. The design of an educational facility that’s proper and adequate for the process to be held in it, is inseparable from the role of interior design. The interior design of Kiddy School and Camp aims at facilitating the learning activities, support the learning system and the curriculums used, as well as creating a condusive environtment. Aside from that, it also aims at facilitating the non formal education which is the process of socialization that is needed for an individual to have a high quality.


(3)

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Perancangan ... 5

1.4 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Masa Kanak-kanak ... 8

2.2 Perkembangan Otak Anak... 11

2.3 Pentingnya Mengasah Kreativitas Anak ... 14

2.4 Pengertian Permainan, Petualangan dan Jenis Permainan Petualangan ... 16

2.5 Desain Ruang Kreatif ... 19

2.6 Studi Ergonomis Anak ... 21

2.7 Sekolah dan Camp... 28

2.7.1 Sekolah ... 28

2.7.2 Camp ... 29

2.8 Kiddy School and Camp sebagai Salah Satu Pusat Pengembangan Kreativitas Anak Bersifat Petualangan yang Mengangkat Tema Alam ... 29

2.8.1 Sekolah dan Camp Sebagai Pusat Pengembangan Kreativitas ... 31


(4)

vii

2.8.3 Faktor Alam ... 33

2.8.4 Faktor pendukung lain... 34

2.9 Psikologi ... 34

2.10 Studi Banding ... 36

Wood Camp ... 36

Tumble Tots ... 39

High/scope Indonesia (preschool and kindergarten) ... 41

Bina Bakti Preschool ... 42

BPK Penabur Singgasana ... 43

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek Studi ... 45

3.2 Struktur Organisasi ... 46

3.3 Job Description ... 47

3.4 Analisa Fisik ... 49

3.5 Analisa Fungsional dan Pengguna ... 55

3.5.1 User ... 55

3.5.2 Kegiatan Sekolah ... 57

3.5.3 Kebutuhan Ruang ... 60

3.5.4 Bubble Diagram ... 63

3.5.5 Zoning-Blocking awal ... 64

3.5.6 Zoning-Blocking dengan dinding pembatas ... 65

3.6 Tabel Besaran Ruang ... 66

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Pemilihan Konsep dan Tema ... 72

4.2 Bagan Pemikiran Konsep ... 74

4.3 Penerapan Konsep dan Tema Pada Outdoor ... 76

4.4 Penerapan Konsep dan Tema Pada Indoor ... 77

Dinding ... 77

Lantai... 79


(5)

viii

Furniture ... 84

Material ... 85

4.5 Penerapan Konsep Per Ruang ... 87

4.6 Layout Ruang ... 89

4.7 Zoning-Blocking dan jalur Sirkulasi ... 94

4.8 Denah general dan denah Khusus ... 94

4.9 Detail Interior ... 95

4.10 Perspektif Ruang ... 92

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan ... 99

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN


(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 tinggi tubuh anak laki-laki ... 21

Gambar 2.2 tinggi tubuh anak perempuan ... 21

Gambar 2.3 berat tubuh anak laki-laki ... 22

Gambar 2.4 berat tubuh anak perempuan ... 22

Gambar 2.5 kemampuan jangkauan tangan anak usia 2-5 tahun menggapai ke atas ... 23

Gambar 2.6 kemampuan jangkauan tangan anak usia 2-5 tahun menggapai ke samping ... 23

Gambar 2.7 kemampuan jangkauan kaki anak usia 2-5 tahun saat duduk ... 24

Gambar 2.8 tinggi jangkauan mata anak usia 2-5 tahun saat duduk ... 24

Gambar 2.9 tinggi anak usia 2-5 tahun saat duduk ... 25

Gambar 2.10 kedalaman duduk anak usia 2-5 tahun ... 25

Gambar 2.11 tinggi dudukan kursi ke lantai untuk anak usia 2-5 tahun ... 26

Gambar 2.12 standar kursi anak-anak ... 26

Gambar 2.13 standar tinggi dan lebar mainan anak ... 27

Gambar 2.14 standar tempat tidur anak ... 27

Gambar 2.15 Fasad Wood Camp Bandung ... 37

Gambar 2.16 Area Outbound Buatan ... 38

Gambar 2.17 Junior bermain ... 38

Gambar 2.18 sarana bermain outbound yang tersedia di Wood Camp Radjiman ... 38

Gambar 2.19 kegiatan bermain dan belajar ... 40

Gambar 2.20 sarana bermain gymbabes di Tumble Tots ... 40

Gambar 2.21 sarana bermain dalam kelas ... 42

Gambar 2.22 kegiatan bermain di dalam kelas ... 42

Gambar 2.23 Bina Bakti Preschool Bandung ... 43

Gambar 2.24 BPK Singgasana Bandung ... 44

Gambar 2.25 kegiatan berenang dan berkebun ... 44

Gambar 3.1 Struktur organisasi Kiddy School and Camp ... 43


(7)

x

Gambar 3.3 Bubble Diagram ... 63

Gambar 3.4 Zoning-Blocking awal ... 64

Gambar 3.5 Zoning-Blocking dengan dinding pembatas ... 65

Gambar 4.1 bentuk ornamen pohon dan suasana ruang... 73

Gambar 4.2 suasana hutan yang dapat diaplikasikan di area sekolah ... 73

Gambar 4.3 studi image dinding ... 73

Gambar 4.4 studi image lantai ... 73

Gambar 4.5 studi image plafond ... 74

Gambar 4.6 studi image furniture ... 74

Gambar 4.7 material ... 74

Gambar 4.3.1 kegiatan bermain di kolam bola, berkebun dan labirin ... 76

Gambar 4.3.2 kegiatan mengenal binatang ... 76

Gambar 4.3.3 kegiatan outbound dan berenang ... 77

Gambar 4.4.1 Potongan Aula ... 78

Gambar 4.4.2 Potongan Clinic dan Ruang Tunggu ... 78

Gambar 4.4.3 Potongan Playground Indoor... 78

Gambar 4.4.4 Potongan Kelas ... 79

Gambar 4.4.5 Layout Kelas ... 79

Gambar 4.4.6 Denah Pola Lantai Playground ... 80

Gambar 4.4.7 Denah Pola Lantai Clinic & Waiting Room ... 81

Gambar 4.4.8 Denah Pola Lantai Aula, Galeri & Retail ... 81

Gambar 4.4.9 Ceiling Aula & Galeri ... 82

Gambar 4.4.10 Ceiling Clinic, Ruang Tunggu & Kantin ... 83

Gambar 4.4.11 Ceiling Playground ... 83

Gambar 4.4.12 Ceiling Kelas ... 83

Gambar 4.4.13 Orthografic Meja Recepcionist ... 84

Gambar 4.4.14 Detail Meja Recepcionist ... 84

Gambar 4.4.15 Orthografic Meja Dokter ... 85

Gambar 4.4.16 Detail Meja Dokter ... 85

Gambar 4.4.17 Vinyl Taralay ... 86

Gambar 4.4.18 Teka Parquet & Laminated Floor ... 86


(8)

xi

Gambar 4.4.20 HPL Aborite ... 87

Gambar 4.6.1 Layout Furniture Kelas & Playground ... 89

Gambar 4.6.2 Layout Furniture Clinic, Ruang Tunggu & Kantin ... 90

Gambar 4.6.3 Layout Furniture Aula, Galeri & Retail ... 92

Gambar 4.7 Zoning-Blocking & Jalur Sirkulasi ... 94

Gambar 4.8 Denah General dan Site Khusus ... 94

Gambar 4.9.1 Detail Interior Ceiling Bunga ... 95

Gambar 4.9.2 Detail Interior Sambungan Ruang Tamu ... 95

Gambar 4.9.3 Detail Interior Lampu Daun & Ceiling Daun ... 96

Gambar 4.10.1 Perspektif Kelas, Aula, Playground, Clinic & Ruang tunggu ... 97

Gambar 4.10.2 Perspektif Ruang Tunggu ... 97


(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Tabel 1.1 Analisis Site ... 50

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Sekolah ... 57

Tabel 1.3 Kebutuhan Ruang ... 60

Tabel 1.4 Programming Ruang ... 66


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar dari segala sesuatu yang mereka lihat dan dengarkan. Mereka belajar meniru dan mencontoh serta menggali potensi diri bersama kelompok bermainya. Di sinilah para orang tua memiliki peran yang sangat besar untuk mengarahkan anaknya ke arah yang baik demi masa depan anak itu sendiri. Salah satu metode pengarahan yang dapat digunakan yaitu dengan memberikan metode belajar sambil bermain.

Proses belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia. Belajar tidak hanya diartikan sebagai bentuk pendidikan formal (sekolah) saja. Proses pembelajaran yang baik bagi anak-anak adalah bila mereka


(11)

2 dapat merangsang kreatifitasnya sambil bermain dan mengenal alam. Pendidikan formal lebih memiliki kecenderungan untuk melatih otak kiri (left hemisphere) seperti matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan daripada otak kanan (right hemisphere) seperti seni, musik, dan keterampilan berpikir secara kreatif. (Prof. Regar Sperry)

Pembelajaran melalui permainan yang mengandung tantangan dan petualangan membangun karakter kuat dalam hal percaya diri, ketahanan emosi, kerjasama, kecermatan, kecepatan dan kreativitas dalam mengambil keputusan. Pendidikan bersifat efektif apabila dimulai sedini mungkin, yaitu dari masa anak-anak. Karakternya yang menantang dan menyenangkan, permainan ini menuntut wadah, bangunan, yang dinamis dan atraktif.

Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Konsep ini telah diakui oleh banyak ahli. Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial menyenangkan yang dominan pada awal masa anak-anak. Menurut Watson (2004:19), permainan dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu :

 Fungsi kognitif

Melalui permainan, anak-anak menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek di sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapi.

 Fungsi sosial

Dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar memahami orang lain dan peran yang dimainkannya.


(12)

3  Fungsi emosi

Memecahkan sebagian masalah emosionalnya, mengatasi kegelisahan dan melepaskan energi fisik berlebih.

Tujuan dari mendidik anak adalah memunculkan dan membina kemampuan-kemampuan dasar sebaik-baiknya dalam kerangka batas yang dimiliki setiap anak. Menurut Prof. Primadi Tabrani dalam bukunya ”Kreativitas dan Humanitas” (2006) usia 2-5 tahun merupakan tahap pengembangan kepribadian dan identitas diri. Anak yang berusia 2-3 tahun tingkah lakunya dikuasai oleh dorongan naluri, sehingga kita wajib membimbing dan mengarahkan tingkah lakunya, memberikan perasaan aman dan bebas. Sedangkan anak yang berusia 4-5 tahun sudah memiliki dasar-dasar dari sikap moralitas, sehingga mereka punya inisiatif untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan permasalahan yang muncul di atas, maka diperlukan adanya suatu jawaban yang dapat menunjang perkembangan tahapan sensorik-motorik dan pre-operasional kreativitas anak. Salah satu solusi yang tepat yaitu dengan didirikannya sarana belajar dan bermain dengan nuansa petualangan bagi anak-anak berkisar usia 2 hingga 5 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan anak dalam menghadapi variasi rintangan. Area belajar dan bermain anak ini dilangkapi dengan fasilitas-fasilitas yang membangun mental anak melalui sejumlah tantangan sambil bermain, belajar dan berolah raga.

Di kota Bandung ini sendiri, sebenarnya sudah terdapat beberapa sarana belajar dan bermain bagi anak. Namun kebanyakan dari sarana tersebut hanya memperhatikan pentingnya pendididan formal sehingga tidak memperhatikan bentuk-bentuk ruang dan fungsi desain furniture yang menunjang perkembangan


(13)

sensorik-4 motorik anak didiknya. Padahal, faktor interior dan lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir anak untuk merangsang kreatifitas. Jika ada banyak hal yang dapat dilakukan pada suatu lingkungan, maka makin banyak pula proses pembelajaran yang akan didapat oleh anak tersebut. Dengan demikian interior bukan lagi berfungsi sebagai ruang saja, melainkan juga sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan imajinasi dan kreatifitas anak.

Menurut saya di kota-kota besar sudah jarang ditemui area belajar dan bermain yang menyatu dengan lingkungan alam. Anak-anak kota besar sekarang banyak yang menyibukkan diri dengan kegiatan yang kurang dapat mengembangkan kemampuan berkreasi, sehingga mereka kurang sigap dalam menghadapi tantangan hidup. Kiddy School and Camp merupakan bangunan pendidikan anak melalui permainan tantangan yang menghadirkan suasana dan desain konsep yang berbeda dari sekolah-sekolah yang ada selama ini. bentuk desain furniture dan desain ruangnya mampu menjadi pionir yang bertujuan positif untuk perkembangan tahap sensorik dan motorik serta mampu meningkatkan daya kreatifitas anak.

Dengan demikian, pada kesempatan tugas perancangan desain interior ini saya tertarik untuk membuat sarana Kiddy School and Camp, dimana sarana ini tidak hanya bersifat fungsional saja, tetapi juga dapat memberikan semangat, tantangan, daya tarik, edukasi dan merangsang imajinasi anak melalui desain yang akan dibuat. Dengan dibuatnya lingkungan indoor dan outdoor yang menyenangkan maka proses belajar itu pun menjadi sangat menyenangkan pula.


(14)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan Kiddy School and Camp ini berdasarkan aspek fisik dan fungsionalnya yaitu:

a. Bagaimana mendesain ruangan bermain anak bersifat petualangan yang aman?

b. Bagaimana mengolah desain ruang yang mampu membawa penghuni yang berada di dalamnya merasa seperti berada di dunia khayalan? c. Bagaimanakah desain ruang dan desain Furniture yang fun serta

menantang untuk menunjang perkembangan sensorik-motorik anak yang cocok diterapkan pada perancangan Kiddy School and Camp? d. Suasana yang bagaimana yang dapat memberikan kenyamanan dan

menyenangkan serta dapat meningkatkan kratifitas (intelegency) dalam belajar, melatih fisik, dan mengembangkan skill?

1.3 Tujuan Perancangan

Perancangan Kiddy School and Camp ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi pembaca maupun bagi perancang sendiri. Maka dari itu, dalam perancangan Kiddy School and Camp ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

a. Menciptakan suatu tempat bermain bagi anak yang bersifat petualangan yang mengangkat tema alam sebagai kegiatan edukasi


(15)

6 serta mempelajari material-material yang aman bagi desain anak-anak dan mudah dibersihkan.

b. Mempelajari bentuk-bentuk organic alam yang diterapkan pada bentuk ceiling, pola lantai atau furniture yang dimultifungsian selain sebagai elemen estetis dapat juga dijadikan sebagai sebuah fungsi.

c. Mempelajari desain ruang dan furniture yang merangsang perkembangan sensorik dan motorik anak untuk diterapkan pada Kiddy School and Camp.

d. memahami desain yang dapat memberikan suasana berkreasi yang nyaman menyenangkan dalam mencapai sasaran pembentukan karakter, intelegency, behavior, dan skill anak-anak melalui suasana ruang.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan perancangan Kiddy School and Camp ini terdapat sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang pemilihan topik perancangan, identifikasi masalah yang membahas permasalahan dalam perancangan, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan yang terdapat pada laporam perancangan ini.

Bab II adalah bab landasan teori. Pada bab 2 ini dipaparkan teori-teori pendukung yang didapat dari beberapa sumber sebagai landasan bagi perancangan


(16)

7 obyek Tugas Akhir yang dipilih. Teori pendukung ini didapat melalui studi literatur, yaitu melalui buku dan juga internet.

Bab III yaitu bab Deskripsi Obyek Studi. Bab ini berisi penjelasan mengenai proyek yang akan dibuat, analisa-analisa terhadap objek studi (baik berupa analisis fisik maupun fungsional), serta analisis pengguna dan program (programming).

Bab IV adalah bab perancangan yang memaparkan tema yang dipilih, penjelasan konsep, dan aplikasi konsep pada perancangan.

Bab V sebagai bab terakhir adalah bab kesimpulan yang berisi kesimpulan dari perancangan yang telah dibuat dan saran yang ditujukan bagi pihak-pihak yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa.


(17)

99

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan :

 mendesain ruang bermain anak yang aman dapat disiasati dengan pemilihan material yang aman bagi anak-anak, misalnya finishing waterbase, penggunaan material vinyl agar tidak ada bakteri pada nat lantai, pemilihan bentuk mainan yang tidak tajam dan menggunakan bahan yang kuat dan memperhatikan ergononi anak saat menggunakan permainan tersebut (Ching, 1996).

 Sasaran dari proyek ini adalah anak-anak. Oleh karena itu diperlukan pendekatan untuk lebih memahami karakter, sifat, kebiasaan dan kesenangan anak-anak. Setelah mempelajari karakter dan tingkah laku anak dapat tercipta suatu ruang yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Maka dipilih teori pendekatan perilaku Hackel sebagai solusi design.


(18)

100 Teori Hackel dipilih sebagai acuan karena tema yang diangkat adalah tema petualangan alam. Pembagian karekter anak (berburu, berdagang, bertani dan menggembala) cocok dengan tema proyek ini. Berdasarkan pendekatan perilaku yang telah dianalisa maka proyek ini menekankan pada kegiatan eduventure (edukasi dan adventure).

 Menurut Dr.Maria Montessori dalam buku ”Kreatifitas dan Humanitas” bentuk desain furniture yang multifungsi dapat melatih sensorik dan motorik anak. Oleh sebab itu penggunaan furniture yang unik diaplikasikan pada kursi kelas. Selain bisa mempermudah anak dalam menyimpan buku dan alat tulis, kursi yang dibuat dengan tempat penyimpanan pada bagian punggung akan merangsang daya kreatifitas mereka. Selain melalui furniture, elemen estetis yang dibuat pada dinding juga dijadikan sebagai sebuah fungsi, ada yang berfungsi sebagai storage dan sebagai pencahayaan.

 Suasana ruang yang dapat membantu mengasah kreatifitas adalah suasana ruang yang tidak membosankan (Cainruth, Linda. Measurement of Children. USA,1999). Jika desain furnitur dibuat dengan bentuk yang monoton tetapi memiliki keunikan tersendiri misalny multifungsi, maka rasa kreatifitas itu akan tetap muncul, karena merasa penasaran dengan keunikan yang ada. Oleh sebab itu penaataan letak furniture juga dapat memberikan pola keunikan tersendiri yang dapat mengasah kreatifitas.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Cainruth, Linda. Anthropometric Measurements of Children. USA,1999 Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta,2000

http//www.google.com. jiunkpe/s1/desi/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-41498021-1975- http://www.ideaonline.co.id/article.phpname=/psikologiwarna&channel=interior http://littleaustinite.com/2009/07/hoppin-hippo-indoor-play-land-for-under-7/

Ittleson, Proshansky, Rivlin, Winkel, An Introduction to Environmental Psychology. New York, 1974

Kodansha’s Children’s Colour Encyclopedia, 1990, Jakarta, PT.Tira Pustaka Principles. USA: Mc Graw-Hill Companies

Rui Olds, Anita. Child Care Design Guide. USA,2001 Tabrani, Primadi. Kreativitas dan Humanitas. Jakarta, 2006

Tim & Charlott Benton ; Sharp, Dennis, Form & Function. London, 1975

Tim Penyusun Kamus, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta, Balai Pustaka


(1)

5 1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan Kiddy School and Camp ini berdasarkan aspek fisik dan fungsionalnya yaitu:

a. Bagaimana mendesain ruangan bermain anak bersifat petualangan yang aman?

b. Bagaimana mengolah desain ruang yang mampu membawa penghuni yang berada di dalamnya merasa seperti berada di dunia khayalan? c. Bagaimanakah desain ruang dan desain Furniture yang fun serta

menantang untuk menunjang perkembangan sensorik-motorik anak yang cocok diterapkan pada perancangan Kiddy School and Camp? d. Suasana yang bagaimana yang dapat memberikan kenyamanan dan

menyenangkan serta dapat meningkatkan kratifitas (intelegency) dalam belajar, melatih fisik, dan mengembangkan skill?

1.3 Tujuan Perancangan

Perancangan Kiddy School and Camp ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi pembaca maupun bagi perancang sendiri. Maka dari itu, dalam perancangan Kiddy School and Camp ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

a. Menciptakan suatu tempat bermain bagi anak yang bersifat petualangan yang mengangkat tema alam sebagai kegiatan edukasi


(2)

6 serta mempelajari material-material yang aman bagi desain anak-anak dan mudah dibersihkan.

b. Mempelajari bentuk-bentuk organic alam yang diterapkan pada bentuk ceiling, pola lantai atau furniture yang dimultifungsian selain sebagai elemen estetis dapat juga dijadikan sebagai sebuah fungsi.

c. Mempelajari desain ruang dan furniture yang merangsang perkembangan sensorik dan motorik anak untuk diterapkan pada Kiddy School and Camp.

d. memahami desain yang dapat memberikan suasana berkreasi yang nyaman menyenangkan dalam mencapai sasaran pembentukan karakter, intelegency, behavior, dan skill anak-anak melalui suasana ruang.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan perancangan Kiddy School and Camp ini terdapat sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang pemilihan topik perancangan, identifikasi masalah yang membahas permasalahan dalam perancangan, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan yang terdapat pada laporam perancangan ini.

Bab II adalah bab landasan teori. Pada bab 2 ini dipaparkan teori-teori pendukung yang didapat dari beberapa sumber sebagai landasan bagi perancangan


(3)

7 obyek Tugas Akhir yang dipilih. Teori pendukung ini didapat melalui studi literatur, yaitu melalui buku dan juga internet.

Bab III yaitu bab Deskripsi Obyek Studi. Bab ini berisi penjelasan mengenai proyek yang akan dibuat, analisa-analisa terhadap objek studi (baik berupa analisis fisik maupun fungsional), serta analisis pengguna dan program (programming).

Bab IV adalah bab perancangan yang memaparkan tema yang dipilih, penjelasan konsep, dan aplikasi konsep pada perancangan.

Bab V sebagai bab terakhir adalah bab kesimpulan yang berisi kesimpulan dari perancangan yang telah dibuat dan saran yang ditujukan bagi pihak-pihak yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa.


(4)

99

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan :

 mendesain ruang bermain anak yang aman dapat disiasati dengan pemilihan material yang aman bagi anak-anak, misalnya finishing waterbase, penggunaan material vinyl agar tidak ada bakteri pada nat lantai, pemilihan bentuk mainan yang tidak tajam dan menggunakan bahan yang kuat dan memperhatikan ergononi anak saat menggunakan permainan tersebut (Ching, 1996).

 Sasaran dari proyek ini adalah anak-anak. Oleh karena itu diperlukan pendekatan untuk lebih memahami karakter, sifat, kebiasaan dan kesenangan anak-anak. Setelah mempelajari karakter dan tingkah laku anak dapat tercipta suatu ruang yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Maka dipilih teori pendekatan perilaku Hackel sebagai solusi design.


(5)

100 Teori Hackel dipilih sebagai acuan karena tema yang diangkat adalah tema petualangan alam. Pembagian karekter anak (berburu, berdagang, bertani dan menggembala) cocok dengan tema proyek ini. Berdasarkan pendekatan perilaku yang telah dianalisa maka proyek ini menekankan pada kegiatan eduventure (edukasi dan adventure).

 Menurut Dr.Maria Montessori dalam buku ”Kreatifitas dan Humanitas” bentuk desain furniture yang multifungsi dapat melatih sensorik dan motorik anak. Oleh sebab itu penggunaan furniture yang unik diaplikasikan pada kursi kelas. Selain bisa mempermudah anak dalam menyimpan buku dan alat tulis, kursi yang dibuat dengan tempat penyimpanan pada bagian punggung akan merangsang daya kreatifitas mereka. Selain melalui furniture, elemen estetis yang dibuat pada dinding juga dijadikan sebagai sebuah fungsi, ada yang berfungsi sebagai storage dan sebagai pencahayaan.

 Suasana ruang yang dapat membantu mengasah kreatifitas adalah suasana ruang yang tidak membosankan (Cainruth, Linda. Measurement of Children. USA,1999). Jika desain furnitur dibuat dengan bentuk yang monoton tetapi memiliki keunikan tersendiri misalny multifungsi, maka rasa kreatifitas itu akan tetap muncul, karena merasa penasaran dengan keunikan yang ada. Oleh sebab itu penaataan letak furniture juga dapat memberikan pola keunikan tersendiri yang dapat mengasah kreatifitas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Cainruth, Linda. Anthropometric Measurements of Children. USA,1999 Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta,2000

http//www.google.com. jiunkpe/s1/desi/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-41498021-1975- http://www.ideaonline.co.id/article.phpname=/psikologiwarna&channel=interior http://littleaustinite.com/2009/07/hoppin-hippo-indoor-play-land-for-under-7/

Ittleson, Proshansky, Rivlin, Winkel, An Introduction to Environmental Psychology. New York, 1974

Kodansha’s Children’s Colour Encyclopedia, 1990, Jakarta, PT.Tira Pustaka Principles. USA: Mc Graw-Hill Companies

Rui Olds, Anita. Child Care Design Guide. USA,2001 Tabrani, Primadi. Kreativitas dan Humanitas. Jakarta, 2006

Tim & Charlott Benton ; Sharp, Dennis, Form & Function. London, 1975

Tim Penyusun Kamus, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta, Balai Pustaka