PENGARUH PELARUT TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK DAUN SENDUDUK (Melastoma malabathricum, L).

PENGARUH PELARUT TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK DAUN
SENDUDUK (Melastoma malabathricum, L)

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh :
YUNIA GITTI FANNY
09 111 22046

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

Yunia Gitti Fanny* Tuty Anggraini, STP, MP, Ph.D**, Dr. Ir.Novelina, MS**
*) Mahasiswa, **) Dosen Pembimbing
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas
ABSTRAK

Penelitian Pengaruh Pelarut terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Senduduk
(Melastoma malabathricum, L.) telah dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil
Pertanian Universitas Andalas pada bulan Agustus sampai November 2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelarut terhadap
hasil ekstraksi daun senduduk, kemudian hasil terbaik yang diperoleh berdasarkan
anlisa kimia, diaplikasikan kepada minuman instan ekstrak daun senduduk.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima
perlakuan dan tiga ulangan. Data dianalisa secara statistika dengan menggunakan
ANOVA (Analysis of Variance) dan jika berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5% dengan
perlakuan pelarut A (etanol 96%), B (etanol 75%), C (etanol 50%), D (etanol
25%), dan E (air 100%). Analisis kimia yang dilakuan terhadap ekstrak daun
senduduk adalah analisa total polifenol, aktifitas antioksidan, analisa skrining
senyawa tanin, dan toksisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pelarut
berpengaruh terhadap ekstrak daun senduduk yang dihasilkan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan perlakuan A (etanol 96%) sebagai hasil terbaik dari
ekstrak daun senduduk. Dengan total polifenol sebesar 351,68 mg/L, IC50 3,35
ppm, LC50 18466,071µg/mL, dan rendemen sebesar 16,016%.
Kata kunci : Melastoma malabathricum, L. Antioksidan, Polifenol. Pelarut.


DAFTAR ISI
Halaman

1.1 Latar Belakang
Daun senduduk (Melastoma malabathricum,L.) merupakan salah satu
tanaman yang mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebgai antioksidan
(Mamat, Kamarolzaman, Fahmi, Shahril, Jakius, 2013). Menurut Simanjuntak
(2008) dalam penelitiannya tentang ekstraksi dan fraksinas daun tumbuhan
senduduk, membuktikan bahwa dalam daun senduduk terkandung senyawa kimia
flavonoida, saponin dan tanin. Flavonoid dalam tubuh manusia yang berfungsi
sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker.
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (elctron donor) atau
reduktan.

Senyawa

menginaktivasi

ini


memiliki

berkembangnya

berat

reaksi

molekul

oksidasi,

kecil,

dengan

tetapi
cara

mampu


mencegah

terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat
menghambat reaksi oksidasi, dengan menikat radikal bebas dan molekul yang
sangat reaktif (Winarsi, 2007).
Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang
tesebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi
(Winarsi, 2007). Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau.
Flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kulit kayu,
bunga, buah, dan biji. Flavonoid mengandung 15 atom karbon dalam inti
dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatis
yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat
membentuk cincin keton. Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa
fenolik di samping fenol sederhana, fenilpropanoid, dan kuinon fenolik
(Markham, 1988).
Senyawa golongan flavonoid termasuk senyawa polar dan dapat
diekstraksi dengan pelarut yang bersifat polar. Beberapa pelarut ynag bersifat
polar diantaranya, etanol, air, dan etil asetat. Pada penelitian ini pelarut yang
digunakan adalah etanol dan air, karena pelarut ini sudah umum digunakan

sebagai pelarut di bidang pangan dan obat-obatan dan cenderung lebih aman serta
ramah lingkungan dibandingkan metanol, etil, dan aseton. Tingakt kepolaran
etanol (konstanta dielektrik 24,6) lebih kecil dari air (konstanta dielektrik 81,0)
(Melawaty, 2010).

Ekstraksi daun senduduk pada penelitian ini menggunakan pelarut etanol
dengan konsentrasi 96%, 75%, 50%, 25%, dan air (akuades). Pemilihan
konsentrasi pelarut ini beertujuan untuk menghemat pemakaian etanol atau lebih
mengefisienkan pemakaian etanol sebagai pelarut, maka penelitian ini
menggunakan konsentrasi etanol yang berbeda-beda dengan menggunakan air
sebagai campuran atau variasi pelarut. Etanol sebagai pelarut dapat memperbaiki
atau mempertahankan sifat dan karakteristik bahan terlarut dan

mampu

mengendapkan zat-zat yang terkandung dalam bahan. Etanol banyak digunakan
sebagai pelarut karena etanol relatif aman digunakan untuk bahan-bahan kimia
yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Etanol dipilih sebagai
pelarut karena etanol merupakan pelarut yang bersifat polar, yang artinya dapat
melarutkan senyawa polar dan etanol bisa bercampur dengan air yang juga

bersifat polar. Sifat yang penting adalah polaritas dan gugus polar suatu senyawa.
Pada prinsipnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama
polaritasnya

sehingga akan mempengaruhi sifat fisikokimia ekstraksi yang

dihasilkan (Sudarmadji, 1997).
Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
maserasi, karena cara ekstraksi yang sederhana dan dapat menembus dinding sel
dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Cara pengerjaan dan
peralatan yang digunakan juga sederhana dan mudah diusahakan.
Sehubungan dengan kandungan senyawa aktif yang terdapat pada daun
senduduk yaitu sebagai sumber senyawa antioksidan maka dilakukan penelitian
tentang pengaruh pelarut terhadap hasil ekstraksi daun senduduk dan hasil terbaik
dari hasil ekstraksi diaplikasikan pada pembuatan serbuk minuman instan. Untuk
mengetahui toksisitas ekstrak daun senduduk dalam penelitian ini digunakan
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Metode BSLT ini menggunakan
larva udang sebagai hewan uji. Pengujian ini dilakukan agar dapat memberikan
informasi yang berguna dalam upaya pemenfaatan bahan alam tersebut untuk
tujuan yang lebih luas.

Sejauh ini belum banyak penelitian yang mengungkakan informasi yang
lebih luas tentang potensi kandungan daun senduduk, termasuk juga penelitian
yang menjelaskan tentang metode ekstraksi yang tepat dan aman serta aplikasinya

pada pengolahan minuman instan daun senduduk. Oleh karena itu untuk
mengetahui kandungan antioksidan pada daun senduduk, perlu dilakukan
penelitian. Atas dasar ini maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pelarut terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Senduduk
(Melastoma malabathricum, L.).”

1.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelarut
terhadap hasil ekstraksi daun senduduk yang dihasilkan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi kepada masyarakat luas tentang kandungan senyawa antioksidan pada
daun senduduk dan pengaplikasiannya pada serbuk minuman instan.
1.4 Hipotesa
H0 : konsentrasi pelarut untuk ekstraksi tidak berpengaruh terhadap ekstrak daun
senduduk.

H1 : konsentrasi pelarut untuk ekstraksi berpengaruh terhadap ekstrak daun
senduduk.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Melastoma malabathricum L.