UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLING ARGUMENT (TE-A) : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.
Abdillah, Reza. 2011. Penggunaan Media Karikatur dan Musik Sindentosca Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi. Skripsi
UPI: tidak diterbitkan
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasiah, Chaedar. 2003. Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menulis.
Makalah pada Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung: UPI Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ansari, Bansu. 2003. Menumbuhkembangkang Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi
UPI: tidak diterbitkan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Hernowo. 2001. Mengikat Makna Kiat-Kiat Ampuh Untuk Melejitkan Kemauan Plus Kemampuan Membaca dan Menulis Buku. Bandung: Adikarya IKAPI Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia
Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Rusyana, Yus. 1986. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung : CV. Diponegoro Semi, M. Atar. 2007. Dasar – Dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa
(2)
Sudikin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendikia Syamsudin dan Vismaia. 2006. Metode Penilitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Tarigan, H.G. 1986. Teknik Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
(3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa wajib yang harus dijunjung tinggi oleh pengguna bahasanya. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. (Tarigan, 1980: 1)
Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Empat aspek keterampilan berbahasa ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling menunjang dan pada dasarnya merupakan satu kesatuan, sehingga dinamakan caturtunggal keterampilan berbahasa. Salah satu dari empat keterampilan tersebut, keterampilan menulis yang saat ini dibutuhkan dan bukan berarti mengesampingkan komponen keterampilan berbahasa yang lainnya. Kiranya tidak berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini ada seorang penulis
(4)
yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat (Morsey dalam Tarigan, 1976: 122).
Pembelajaran menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat memudahkan berpikir secara kritis. Tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif. Semua komunikasi tulisan adalah efektif atau tepat guna.
Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya. Menulis diperlukan latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram. Dan biasanya program-program dalam bahasa tulis direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
a) Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiata menulis. b) Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas
(5)
c) Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulisan.
d) Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas (Gorys Keraf: 2007; Peck & Schulz, 1969: 67).
Suatu bangsa dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika masyarakat telah membiasakan diri dalam kegiatan literasi (baca-tulis). Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan modern, namun pada kenyataannya, masih banya siswa yang belum menguasai keterampilan menulis. Hal ini terlihat pula dari siswa-siswa di sekolah tempat peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Banyak siswa yang menganggap bahwa kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sulit dan membosankan. Mereka terlihat malas, tidak bergairah, dan acuh tak acuh ketika diberi tugas untuk menulis karangan. Permasalahan tersebut muncul karena kegiatan menulismemang membutuhkan pikiran, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh sehingga dianggap sebagai beban berat. Di samping itu, siswa juga sulit dalam menuangkan ide-ide mereka ke dalam tulisan secara teratur dan sistematis. Akibatnya kemampuan menulis mereka rendah. Memang, untuk bisa terampil menulis bukanlah hal yang mudah. Seseorang yang ingin terampil menulis tidak cukup dengan mempelajari bahasa dan pengetahuan tentang teori menulis, karena keterampilan menulis
(6)
merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak praktik dan latihan secara teratur.
Dalam KTSP guru juga diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode dan media pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian, dan kreativitas siswa, karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran berpusat bagi siswa. Peran aktif siswa di dalam kelas sangat berperan besar dalam pengembangan keterampilan bahasa siswa itu sendiri. Peran pasif guru memberikan berbagai macam metode dan media pembelajaran yang diharapkan mampu menjadi pendorong terhadap minat pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan argumentasi.
Agar dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi, maka seorang guru diharapkan dapat menyajikan metode, teknik, strategi, maupun media yang bervariasi dan inovatif. Guru harus kreatif dalam memilih metode pembelajaran, karena itu merupakan hal yang mampu mewujudkan rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan serta pengalaman siswa. Sejalan dengan kenyataan tersebut, Tarigan (1990: 186) mengemukakan bahwa pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah, kelemahannya terletak pada cara guru mengajar yang kurang bervariasi, serta kurang dalam pelaksanaannya.
(7)
Berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk mencapai keberhasilan pembelajaran menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu faktor guru, metode, teknik pembelajaran, dan kurikulum, serta oleh faktor siswa sebagai pengguna metode. Siswa memerlukan motivasi dalm pembelajaran menulis. Motivasi dari sekeliling menjadi bahan untu diproses oleh pikiran dan perasaan, selanjutnya melahirkan pengetahuan serta pengalaman.
Sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah di atas, peneliti tertarik untuk mencoba teknik baru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi yaitu dengan teknik Telling Argument (TE-A). Pemikiran ini muncul setelah peneliti membaca skripsi tentang pengembangan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik think-talk-write karya Yusni Agustina. Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik TTW tersebut, maka diperoleh hasil bahwa teknik TTW dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Penggunaan teknik Telling Argument pada kegiatan pembelajaran menulis di kelas pada dasarnya merangsang siswa untuk dapat berpikir atau berpendapat secara kritis. Teknik ini dibangun melalui kemampuan bercerita melalui tulisan mengenai pendapat/argument mengenai satu hal atas dasar anggapan sendiri diikuti dengan fakta dan bukti yang kuat. Ketika mereka (siswa) berada di luar jam pelajaran membaca koran, majalah/tabloit, atau permasalahan yang terdapat dalam jejaring sosial, siswa akan teringat tentang pembelajaran menulis karangan argumentasi yang
(8)
telah diberikan guru di dalam kelas. Selain itu, siswa juga secara sendirinya mengingat tahapan-tahapan dalam membuat karangan argumentasi. Tahap pelaksanaan penelitian ini diawali oleh siswa dengan mengamati permasalahan apa yang terjadi di dalam koran, majalah/tabloid, media jejaring sosial kemudian merumuskan tema apa yang akan dikembangkan menjadi sebuah karangan argumentasi. Setelah menentukan tema, siswa menyusun kerangka karangan. Tahap akhir adalah siswa mampu menuliskan mengenai apa yang telah diamati dari koran, majalah/tabloid, atau media jejaring sosial dalam bentuk karangan argumentasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan sejauh mana tingkat keberhasilannya. Untuk mengetahui lebih lanjut, akan dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul, “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Telling Argumen (TE-A) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
(9)
2) Siswa masih merasa sulit untuk meluapkan gagasan dan pikirannya ke dalam bentuk karangan.
3) Pembelajaran menulis karangan masih dianggap membosankan, bahkan dianggap sulit.
4) Kurangnya motivasi siswa dalam menulis karangan.
5) Merode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun tidak optimal.
1.3Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan permasalahan, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunkan Teknik Telling Argument (Te-A) pada Siswa Kelas X SMA negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a)? 2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan
(10)
3) Bagaimakah hasil kemampuan keterampilan karangan argumentasi menggunakan teknik telling argument (te-a)?
1.5Tujuan Penelitian
Pada dasarnya, setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan bentuk perencanaan keterampilan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a).
2) Mendeskripsikan bentuk pelaksanaanpembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a).
3) Mendeskripsikan hasil pembelajaran keterampilan karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a).
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat atau konstribusi nyata bagi kalangan-kalangan berikut.
1. Manfaat Bagi Siswa diharapkan bisa membantu siswa dalam
meningkatkan semangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, menciptakan pengalaman baru dalam proses pembelajaran yang mampu menjadi minat dan motivasi siswa agar lebih aktif dan
(11)
produktif lagi dalam menulis, khususnya menulis karangan argumentasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bekal untuk siswa agar bisa menciptakan tulisan dalam bentuk naratif secara lebih kreatif dan inovatif lagi.
2. Manfaat Bagi Guru diharapkan menjadi rujukan dan inspirasi bagi guru dalam menggunakan berbagai strategi/teknik dan media dalam pendekatan pembelajaran yang dipandang mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya materi keterampilan menulis karangan argumentasi.
3. Manfaat Bagi Penulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keefektifan teknik telling argument (te-a) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi serta pengalaman dan gambaran apabila kelak ikut serta ke dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yang sebenarnya.
4. Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan diharapkan dapat merangsang lembaga pendidikan untuk terus dan berusaha memunculkan beragam strategi/teknik dan media sebagai alternatif dalam menghidupkan suasana proses pembelajaran si institusi pendidikan.
1.7Definisi Operasional
Untuk memperjelas pokok-pokok permasalahan penelitian ini maka, variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai bentuk berikut.
(12)
1. Menulis Karangan Argumentasi
Menulis karangan argumentasi adalah kemampuan siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dan pendapat ke dalam bentuk tulisan disertai alasan, bukti, dan fakta-fakta yang kuat sehingga dapat mempengaruhi pembaca.
2. Teknik Telling Argument (TE-A)
Teknik ini pada dasarnya merangsang siswa untuk dapat berpikir atau berpendapat secara kritis. Teknik ini dibangun melalui kemampuan bercerita melalui tulisan mengenai pendapat/argument mengenai satu hal atas dasar anggapan sendiri diikuti dengan fakta dan bukti yang kuat. Dalam studi ini, teknik tersebut dioperasionalkan dalam beberapa aktivitas belajar siswa yaitu sebagai berikut.
a. Telling (Menceritakan)
Aktivitas siswa dimulai dengan membaca atau mencari permasalahan yang ada pada koran, majalah/tabloit, atau permasalahan yang terdapat dalam jejaring sosial. Setelah siswa membaca atau mencari permasalahan yakni dari beberapa media yang ditawarkan dalam menulis karangan argumentasi. Masing-masing siswa berpikir topik permasalahan yang telah mereka pilih. Setelah itu siswa menuliskan hal-hal apa saja yang ia ketahui dan tidak diketahui/ tidak dipahami seputar topik karangan ke dalam bentuk catatan kecil. Penilaian
(13)
ketercapaian dalam tahap ini ditandai dengan siswa menuliskan apa yang diketahuinya serta informasi-informasi yang membantunya dalam mengkonstruksi pengetahuannya.
b. Argument (Pendapat)
Setelah siswa mendapatkan informasi dan hal-hal yang dapat membantunya dalam mengkonstruksi pengetahuannya, kemudian siswa merumuskan tema apa yang akan dikembangkan menjadi sebuah karangan argumentasi. Setelah menentukan tema, siswa menyusun kerangka karangan. Tahap akhir adalah siswa mampu menuliskan pendapatnya mengenai apa yang telah diamati dari koran, majalah/tabloid, atau media jejaring sosial dalam bentuk karangan argumentasi.
(14)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini merupakan terjemahan dari classroom acrion research, yaitu suatu aksi, kaji tindakan, dan riset tindakan yang dilakukan di kelas. Pemilihan metode ini didasari oleh keinginan penulis untuk mengadakan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis. Selain itu, melalui metode penelitian tindakan kelas penulis dapat langsung mendeteksi dan memecahkan masalah yang dihadapi para siswa dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan tindakan-tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara berkelanjutan.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang
“dicoba sambil belajar” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam
prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain (Arikunto, 2006:90).
Elliot (dalam Madya, 2006:9-10) memberikan batasan bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya didiagnosis,
(15)
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh telah menciptakan hubungan yang diperlukan antara evalusi diri dan perkembangan profesional.
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (2006) (dalam Mulyasa, 2009:10-11) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnyam yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut.
1) Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.
3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelasm tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa: penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja di munculkan.
(16)
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan (1) perencanaan tindakan (planning), (2) penerapan tindakan (action), disertai mnegobservasi (observing), (3) refleksi (reflecting). Tahap-tahap tersebut membentuk satu siklus sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan ketiga tahap PTK secara berdaur ulang berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu permasalahan dianggap dapat teratasi. Berikut adalah model visualisasi bagan PTK.
GAMBAR 3.1
Model Visualisasi bagan PTK, Kemmis dan Mc Taggart
(17)
3.2 Rincian Prosedur Penelitian
3.2.1 Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu, studi pendahuluan, perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1) Tahap Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan informasi, sehingga peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di lapangan. Peneliti melakukan pengamatan selama dua minggu di kelas X, dalam kurun waktu tersebut peneliti juga melakukan interaksi dengan siswa tentang bagaimana proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang selama ini dilaksanalan oleh guru.
Pada umunya siswa merasa kesulitan dalam mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan ketika menulis karangan argumentasi yang menuntut sistematika dan penggunaan bahasa teratur. Para siswa pun masih sulit membedakan antara karangan argumentasi dan persuasi yang sama-sama membutuhkan fakta dan bukti dalam karangan. Selain itu, siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran menuli. Di samping itu, metode dan teknik mengajar guru kurang bervariasi dan agak monoton pun menjadi salah satu fktor yang membuat siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran menulis karangan.
2) Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini penulis melakukan hal-hal sebagai berikut. a. Penulis menentukan kelas penelitian dan waktu penelitian
(18)
b. Penulis mengkaji materi pembelajaran dan mengkaji teori mengenai media pembelajaran yang akan digunakan
c. Penulis mendiskusikan instrumen penelitian yang akan digunakan da;am penelitian tindakan kelas.
d. Penulis bersama dengan guru mendiskusikan rencana tindakan pembelajaran. Tindakan pembelajaran dilakukan dalam beberapa siklus tindakan.
3) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peran peneliti adalah merancang susunan pembelajaran yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Telling Argument (te-a) dengan cara mendisukusikan, menegosiasikan, dan mengomunikasikan tindakan yang akan dilakukan. Penelitian ini merupakan suatu siklus yang berdaur, karena PTK bersifat siklus dan spiral. Oleh karena itu, proses tersbut (siklus) terus-menerus dilakukan dengan prosedur yang sama hingga masalah yang muncul bisa teratasi.
4) Observasi
Selama proses penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan pengamatan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul sehingga bisa diatasi. Sebelumnya peneliti pun sudah menyusun format oservasi yang akan digunakan para peneliti mitra untuk memantau, mengenali, dan merekam proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Telling Argument (te-a) pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung.
(19)
Dengan menggunakan format ini, peneliti dan peneliti mitra dapat mengetahui perubahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan, sehingga peneliti dan peneliti mitra dapat mengetahui dampak atau efek lanjutan dari tindakan tersebut. Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui apabila penggunaan teknik Telling Argument (te-a) yang sudah dilakukan kurang berhasil, maka peneliti dapat memperbaiki dengan mencari, memikirkan, dan merencanakan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya.
5) Refleksi
Refleksi dilakukan bertujuan untuk melakukan perubahan-perubahan atau penyempurnaan tindakan jika ditemukan hal-hal yang masih kurang dari setiap tindakan yang telah dilakukan. Peneliti melakukan refleksi dengan peneliti mitra pada setiap siklus. Mulai siklus pertama, kedua, sampai siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai. Setelah satu siklus dilaksanakan, penulis melakukan refleksi untuk memperoleh data yang menunjukkan adanya keharusan untuk melakukan perbaikan atau pun mengubah perencanaan siklus berikutnya. Perencanaan yang dilakukan merupakan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.
3.3 Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung yang beralamat di jalan Selontongan No.3. Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas X-3 tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 45 orang. Pemilihan SMA Negeri 8 Bandung didasarkan pada pertimbangan bahwa sekolah ini merupakan tempat peneliti
(20)
melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga memudahkan peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan peneliti mitra. Adapun data subjek penelitian ini terlampir di lampiran n.
3.4Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, jurnal harian siswa, catatan lapangan, angket, lembar kerja siswa dan lembar tes kemampuan menulis karangan argumentasi siswa.
1) Observassi merupakan upaya merekam segala peristiwa yang terjadi selama kegiatan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Merekam di sini dalam arti observasi berperan dalam melihat, mendengar dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dapat digunakan sebagai masukan dalam pelaksanaan refleksi.
Hal-hal yang akan diamati dari aktivitas guru selama proses pembelajaran, yaitu: a. kemampuan membuka pelajaran;
b. sikap guru dalam proses pembelajaran;
c. proses membelajaran dengan menggunakan teknik Telling Argument (Te-A);
d. evaluasi;
(21)
Adapun hal-hal yang diamati dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
a. antusias dalam belajar;
b. memperhatikan penjelasan guru; c. membuat catatan kecil;
d. mengemukakan pendapat; e. mengajukan pertanyaan; f. menjawab pertanyaan;
g. berdiskusi/bekerja sama dengan teman sekelompok; h. meulis karangan argumentasi;
i. perilaku siswa yang tidak sesuai dalam KBM; j. mengikuti pembelajaran sampai akhir.
Berikut ini format lembar observasinya.
LEMBAR OBSERVASI
Hari/tanggal :
Kelas :
Siklus ke- :
Pokok Pembelajaran :
Observer :
A. Aktivitas Guru.
(22)
5 4 3 2 1 1.
2.
3.
4.
Kemampuan membuka pelajaran a. Menarik perhatian siswa b. Menimbulkan motivasi
c. Menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Sikap guru dalam proses pembelajaran a. Kejelasan suara
b. Antusiasme penampilan/mimik c. Mobilitas posisi tempat yang tidak
menggangu siswa Proses pembelajaran
a. Kesesuaian metode dengan pokok pembahasan
b. Kejelasan dalam menerangkan dan memberi contoh
c. Memantau aktivitas siswa dalam mengamati gambar karikatur
d. Membimbing siswa bila diminta, tapi sebatas memberi arahan
e. Memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif
f. Memotivasi siswa dalam menulis karangan argumentasi
g. Mamantau aktivitas menulis siswa h. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu Evaluasi
(23)
5.
Kemampuan menutup pelajaran a. Meninjau kembali
b. Memberikan kesempatan bertanya c. Menginformasikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan berikutnya
Keterangan :
5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Kurang sekali
Komentar mengenai aktivitas guru
B. Aktivitas Siswa
No. Aspek yang Diamati Talles Jumlah siswa
1. Antusias dalam belajar
2. Memperhatikan penjelasan guru 3. Berani tampil ke depan
4. Membuat catatan kecil 5. Mengemukakan pendapat 6. Mengajukan pertanyaan 7. Menjawab pertanyaan
(24)
8. Menulis karangan argumentasi
9. Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM 10. Mengikuti pembelajaran sampai akhir
Komentar mengenai aktivitas siswa :
Observer,
NIP/NIM.
Untuk melaksanakan pengamatan atau observasi terhadap aktivitas guru dan siswa, peneliti dibantu atau bekerja sama dnegan dua orang peneliti mitra (kolabolator). Penelitian tindakan kelas ini perlu melibatkan pihak lain atau peneliti mitra agar kesahihan tindakan-tindakan yang diujicobakan dapat dijaga (Sudikin, 2009: 97). Peneliti mitra tersebut, yaitu:
(1) Dra. Tanti Dhamayanti, guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 8 Bandung kelas X-3 (kelas penelitian);
(25)
Rengga Oktya, 2012
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik (2) Rinni Pratiwi Astuti, rekan PPL, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia angkatan 2008.
2) Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan instrumen penelitian ayang diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran. Jurnal siswa ini berisi reaksi, perasaan, dan refleksi siswa terhadap proses pembelajaran. Jurnal siswa dimaksudkan untuk mengetahui respons siswa dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Berikut ini format jurnal siswanya.
JURNAL HARIAN SISWA
Nama :
Kelas : Hari/Tanggal : Siklus ke- :
(26)
3) Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan harian peneliti dan observer yang berisi hasil observasi, reaksi, dan refleksi peneliti terhadap pembelajaran yang dikelolanya. Catatan lapangan digunakan untuk mengungkapkan temuan-temuan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini format catatan lapangannya.
(27)
4) Angket Menurut Ruseffendi (2001:107) angket adalah sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan yang sudah disediakan. Angket menurut Arikunto (1992:124) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket adalah alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan pemahaman dalam hubungan kausal sebagai perwujudan hasil belajar siswa (Hidayat, 1994:30(. Berikut ini format angketny.
ANGKET
Petunjuk :- Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik!
CATATAN LAPANGAN
Siklus ke- :
(28)
- Jawablah dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai menurut pendapat Anda, dan berikan alasannya!
Keterangan :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS Keterangan/Alasan
1.
2.
3.
4.
5.
Pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik telling argument (te-a) menarik bagi saya
Pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik telling argument (te-a) membuat saya termotivasi dalam menulis karangan argumentasi. Saya merasa senang menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a)
Pembelajaran dengan
menggunakan telling argument (te-a) membuat wawasan saya jadi berkembang
Pembelajaran dengan telling argument (te-a) membuat
(29)
6.
7.
8.
9.
10.
wawasan saya jadi berkembang. Saya ingin materi lain diajarkan dengan menggunakan telling argument (te-a).
Pembelajaran dengan
menggunakan telling argument (te-a) membosankan.
Saya merasa jenuh dengan pembelajaran seperti ini Saya merasa cocok dengan pembelajaran seperti ini Saya merasa kesulitan dengan pembelajaran seperti ini
5) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar LKS digunakan sebagai teks soal, permasalahan-permasalahan sebagai topik dalam menulis karangan argumentasi, dilengkapi juga petunjuk dan tahap-tahap dalam pelaksanaannya. Berikut ini format LKSnya.
LEMBAR KERJA SISWA
Soal:
1) Tulislah nama lengkap di kertas yang telah disediakan.
2) Buatlah sebuah karangan argumnetasi minimal tiga paragraf dengan memilih salah satu topik di bawah ini.
(30)
a. Penjurusan di SMA (IPA, IPS, dan Bahasa) b. Perkembangan Teknologi
c. Maraknya Genk Motor
Setelah menentukan topik, kemudian memperhatikan hal-hal berikut ini. a) Tulis topik karangan argumentasi
b) Paragraf terdiri atas tiga paragraf (minimal).
c) Di dalam karangan terdapat fakta, opini, dan kesimpulan. d) Harus meperhatikan urutan dan kelogisan peristiwa. e) Isi paragraf harus sesuai dengan topik
f) Harus memperhatikan tanda baca dan penulisan (sesuai dengan EYD).
Petunjuk:
Lakukanlah tugas di bawah ini, dengan urutan sebagai berikut! 1. Baca dan pahamilah
Tuliskan hal-hal apa saja yang bisa menjadi kata kunci untuk menjadi sebuah karangan berupa fakta-fakta dan bukti-bukti yang kuat ke dalam catatan kecil.
2. Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu. Setiap orang harus mempunyai kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapatnya, serta mendengarkan pendapat teman yang lain untuk menambah wawasan kamu dalam mengerjakan tugas. Adapun hal yang harus didiskusikan adalah:
Penyebab dari topik masalah yang dipilih
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
Fakta atau bukti yang dapat memperkuat argumen
3. Berdasarkan hasil diskusi, tulislah sebuah karangan argumentasi pada lembar tes kemampuan siswa yang telah disediakan.
4. Karangan dibuat dalam waktu 25 menit.
(31)
6) Lembar Teks Kemampuan Siswa
Lembar teks kemampuan siswa ini diberikan kepada siswa setiap siklus. Tes kemampuan ini dimaksudkan untuk mengukur dan melihat perkembangan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Te-A.
Setiap tes dimulai dari siklus kesatu sampei siklus ketiga ini dikumpulkan sehingga dari kumpulan ini dapat terlihat proses pembelajaran menulis siswa apakah ada peningkatan atau tidak. Selain itu, dari kumpulan karangan tersebut dapat dilihat letak kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Te-A. Berikut ini format lembar teks kemampuan siswanya.
LEMBAR TEKS KEMAMPUAN SISWA
Nama :Kelas : Hari/Tanggal : Siklus ke- :
(32)
3.5 Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti kumpulkan dari setiap aktivitas yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Secara garis besar pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut.
(33)
1) Studi pelaksanaan hingga teridentifikasi permasalahan 2) Pelaksanaan tindakan yaitu:
a. observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan kategori pengamatan yang telah ditetapkan pada siklus pertama;
b. jurnal harian siswa yang menggambarkan pemahaman dan kesan siswa terhadap pembelajaran karangan argumentasi dengan menggunkan teknik Telling Argument;
c. catatan lapangan yang merupakan catatan harian pneliti dan observer selama proses pembelajaran berlangsung;
d. kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Telling Argument.
3) Analisis dan refleksi pada setiap siklus
4) Angket yang dberikan kepada siswa berisi sikap dan tanggapan terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Telling Argument.
3.6 Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis data. Adapun langkah-langkah analisis sebagai berikut.
(34)
1) Menginventaris data, yaitu mengumpulkan catatan lapangan, jurnal, lembar observasi, dan hasil kemampuan argumentasi siswa.
2) Penulis menganalisis data, yaitu memeriksa dan menafsirkan hasil observasi yang tertuang dalam angket, lembar observasi, catatan lapangan, serta menganalisis hasil karangan argumentasi siswa setiap siklusnya dengan menggunakan indikator keberhasilan produk tindakan. Namun, sebelum penulis menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan, ada beberapa hal yang penulis lakukan, yaitu: a. mendeskripsikan pendahuluan;
b. mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan tiap siklus; c. mendeskripsikan pelaksanaan tindakan tiap siklus;
d. menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan. Untuk mengukur tes hasil belajar siswa peneliti menggunakan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan membandingkan patokan yang telah ditetapkan.
3) Penulis menyimpulkan data hasil penelitian
Di bawah ini adalah penentuan PAP dengan skala lima.
Tabel 3.2
(35)
Interval persentase tingkat penguasaan
Nilai ubah skala lima
Keterangan
0-4 E-A
85% - 100% 75% - 84 %
60% - 74% 40% - 59% 0% - 39%
4 3 2 1 0 A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
(Nurgiyantoro, 1995: 393)
4) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dengan persentase tiap kategori untuk setiap observer dan menghitung rata-rata persentase dari dua pengamat sebagai berikut.
Persentase aktivitas siswa = rata – rata aktivitas x 100 Jumlah siswa
Rata-rata aktivitas siswa = ∑01-∑02 2 Keterangan:
01 = penilaian yang diberikan observer pertama untuk tiap kategori pengamatan.
02= penilaian yang diberikan observer kedua untuk tiap kategori pengamatan.
(36)
a. Menghitung jumlah seluruh responden yang memilih item-item yang tersedia, kemudian data tersebut diubah ke dalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut.
Persentase alternative jawaban= frekuensi alternatif jawaban x 100 Jumlah Siswa
b. membuat klasifikasi interpretasi persentase tiap-tiap kategori menurut Kuantjaraningrat (dalam Hartini, 2004:46)
Tabel 3.3
Interpretasi Perhitungan Persentase
Besar Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1%-25% Sebagian kecil
26%-49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51%-75% Sebagian besar
76%-99% Pada umunya
100% Seluruhnya
3.7 Kriteria Penilaian Karangan Argumentasi
Untuk melihat kemampuan siswa dalammembuat karangan, peneliti menentukan beberapa penilaian karangan. Kriteria ini sebagai acuan peneliti dalam menganalisis hasil karangan siswa sehingga kemampun siswa tersebut terukur atau terlihat perkembangannya. Berikut ini format penilaian karangan siswa.
Tabel 3.4
(37)
Komponen yang Dinilai Skala Nilai Bobot Skor
Skor Akhir
1 2 3 4 5
A. Bahasa Karangan
1. struktur bahasa 2. pilihan kata 3. ejaan
B. Isi Karangan
1. hubungan isi-topik 2. jenis karangan 3. pengembangan isi 4. kualitas isi
C. Teknik Karangan
1. struktur karangan 2. pengembangan paragraf 3. hubungan antarparagraf
1 1 1 3 2 3 3 2 2 2 ∑ 20
Keterangan skala nilai:
5= sangat baik 4= baik
3= cukup 2= kurang 1= sangat baik
Berikut ini deskripsi penilaian karangan argumentasi siswa
1. Bahasa Karangan Stuktur Bahasa
(38)
5 = Struktur bahasa yang digunakan sangat tertib. 4 = Struktur bahasa yang digunakan tertib.
3 = Ada kesalahan struktur bahasa yang disebabkan oleh penulisan.
2 = Banyak terdapat kesalahan struktur bahasa, sehingga mencerminkan kurangnya penguasaan bahasa.
1= Banyak sekali terdapat struktur bahasa karena tidak menguasai struktur bahasa sama sekali.
Pilihan Kata
5 = Penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks dan bervariasi. 4 = Penggunaan kata/istilah dengan konteks, tetapi tidak bervariasi.
3 = Penggunaan kata/istilah kurang tepat, tetapi tidak mengganggu pemahaman.
2 = Banyak kata/istilah yang tidak tepat dan mengganggu pemahaman. 1 = Banyak kata/istilah yang tidak tepat dan penggunaannya tidak sesuai
konteks.
Ejaan
5 = Tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna).
4 = Terdapat sedikit kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. 3 = Terdapat beberapa kesalahan ejaan dan sedikit mengaburkan makna. 2 = Banyak terdapat kesalahan ejaan dan bersifat konstan.
(39)
1 = Banyak sekali kesalahan yang mencerminkan ketidaktahuan dan ketidakpedulian.
2. Isi Karangan
Hubungan isi dengan topik
5 = Seluruh isi karangan sesuai/relevan dengan topik.
4 = Isi karangan sesuai dengan topik walaupun ada hal-hal yang tidak perlu dimasukkan dalam karangan.
3 = Sebagian isi karangan tidak ada hubungannya dengan topik. 2 = Banyak sekali isi karangan yang tidak berhubungan dengan topik. 1 = Hampir semua isi karangan menyimpang dari topik.
Jenis Karangan
5 = Karangan betul-betul memenuhi segala syarat jenis karangan argumentasi baik teknik, isi, maupun gaya bahasa.
4 = Hanya ada sedikit kekurangcocokan yang tidak begitu berarti.
3 = Walaupun ada banyak penyimpangan, secara keseluruhan karangan masih terasa sebagai jenis karangan argumentasi.
2 = Lebih banyak kesan bahwa karangan bukan dari jenis karangan argumentasi.
1 = Karangan sama sekali bukan jenis karangan argumentasi.
(40)
5 = Isi karangan sangat lengkap karena topik karangan dikembangkan secara maksimal.
4 = Pengembangan topik kurang maksimal, tetapi ada hal-hal yang dianggap perlu berdasarkan topik.
3 = Isi karangan kurang, tetapi masih dapat diterima. 2 = Banyak hal-hal yang seharusnya ada tetapi tidak ada. 1 = Tidak ada pengembangan isi karangan.
Kualitas Isi
5 = Isi karangan sangat bagus dan berbobot.
4 = Isi karangan bagus, meskipun kurang berbobot.
3 = Isi karangan cukup bagus dan masih ada hal-hal yang perlu ditambahkan.
2 = Isi karangan tidak bagus dan tidak berbobot. 1 = Isi karangan dangkal dan tidak berbobot
3. Teknik Karangan Struktur Karangan
5 = Karangan ditata dengan rapi, terdapat bagian pendahuluan, isi dan penutup isi sangat teratur
4 = Karangan sudah ditata dengan baik, terdapat pendahuluan, isi dan penutup, namun urutan isi sedikit tidak rapi.
(41)
2 = Susunan karangan sedikit kacau
1 = Karangan tidak lengkap dan susunannya tidak menentu
Pengembangan Paragraf
5 = Semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap 4 = Ada beberapa paragraf yang kurang dikembangkan
3 = jumlah paragraf yang dikembangkan hampir sama dengan jumlah paragraf yang tidak dikembangkan
2 = Hampir semau paragraf kurang dikembangkan
1 = Selain tidak dikembangkan, paragraf tidak memenuhi syarat
Hubungan Antarparagraf
5 = Paragraf berikutnya merupakan kelanjutan paragraf sebelumnya dengan kata penghubung yang tepat, sehingga karangan berkembang dengan harmonis dan enak dibaca
4 = Hubungan antarparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata penghubung yang tidak diperlukan
3 = Ada beberapa kalimat dalam paragraf yang tidak ada hubungannya dengan paragraf sebelumnya
2 = Banyak paragraf yang tidak saling behubungan
(42)
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR ………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH …………... iii
DAFTAR ISI ………..... vii
DAFTAR TABEL ………... xi
DAFTAR DIAGRAM ……….. xiii
DAFTAR GAMBAR……….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN……… xv
BAB 1 PENDAHULUAN ………...... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ………... 6
1.3 Batasan Masalah ……….………... 7
1.4 Rumusan Masalah………... 7
1.5 Tujuan Penelitian ………... 8
1.6 Manfaat Penelitian ……….……… 8
1.7 Defnisi Operasional……... 9
BAB 2 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLING ARGUMENT (TE-A) ... 12
(43)
2.1.2 Fungsi Menulis... 14
2.1.3 Manfaat Menulis... 15
2.1.4 Tujuan Menulis ………. 17
2.2 Karangan... 19
2.2.1 Jenis-jenis Karangan... 20
2.2.2 Karangan Argumentasi... 23
2.2.3 Ciri-ciri Argumentasi... 2.2.4 Struktur atau susunan Karangan Argumentasi... 24 25 2.2.5 Langkah-langkah Mengarang Argumentasi... 2.2.6 Syarat-syarat Mengarang Argumentasi... 2.3 Pembelajaran Menulis ... 2.4 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)... 2.5 Teknik Telling Argument (Te-A)... 2.5.1 Tahap-tahap Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Telling Argument (Te-A)... 2.5.2 Alur Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Telling Argument (Te-A)... 26 27 28 29 30 31 32 BAB 3 METODE PENELITIAN ………. 35
3.1 Desain Penelitian………... 35
(44)
3.3 Subjek Penelitian... 40 3.4 Instrumen Penelitian... 43 3.5 Pengumpulan Data... 56 3.6 Pengolahan Data...
3.7 Kriteria Penilaian Karangan Argumentasi...
57 59
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 65
4.1 Deskripsi Hasil Perencanaan Tindakan... 65 4.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan...
4.2.1 Pembelajaran Siklus I ... 4.2.1.1 Perencanaan Tindakan... 4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan... 4.2.1.3 Analisis Karangan Siswa Siklus I... 4.2.1.4 Analisis Data Observasi dan Jurnal Harian
Siswa Siklus I... 4.2.1.5 Refleksi Siklus I………... 4.2.2 Pembelajaran Siklus II...
4.2.2.1 Perencanaan Tindakan... 67 67 67 67 70 87 89 91 91 4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan...
4.2.2.3 Analisis Karangan Siswa Siklus II... 4.2.2.4 Analisis Data Observasi dan Jurnal Harian
Siswa Siklus II... 4.2.2.5 Refleksi Siklus II...
92 95
112 114
(45)
4.3.1 Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi ... 4.3.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa... 4.3.3 Analisis Catatan Lapangan... 4.3.4 Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Berdasarkan
Jurnal Harian Siswa... 4.3.5 Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran Berdasarkan
Angket... 115 121 123
125
128 4.4 Pembahasan Hasil Penenlitian...
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN...
5.1 Simpulan... 5.2 Saran...
DAFTAR PUSTAKA...
130 134 134 137 139
(46)
Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian... 41
Tabel 3.2 Konversi Nilai PAP Skala Lima... 58
Tabel 3.3 Interpretasi Perhitungan Persentase... 59
Tabel 3.4 Format Penilaian Karangan Siswa... 60
Tabel 4.1 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Desvia Diyanti... 73
Tabel 4.2 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Gandaria... 77
Tabel 4.3 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Rakha Fauzan... 80
Tabel 4.4 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 83
Tabel 4.5 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 86
Tabel 4.6 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I... 88
Tabel 4.7 Perolehan Skor Siklus I Berdasarkan Skala Lima... 90
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I... 90
Tabel 4.9 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Ilham Muhamad Lufi... 98
Tabel 4.10 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Zulfa Raudatul Jannah... 100
Tabel 4.11 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 103
Tabel 4.12 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Aisya Arifin... 106
Tabel 4.13 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Uzy Vishela M... 109
Tabel 4.14 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 111
Tabel 4.15Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus II... 113
Tabel 4.16 Perolehan Skor Siklus II Berdasarkan Skala Lima... 114
Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II... 115
(47)
Tabel 4.20 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi
Setiap Siklus... 119 Tabel 4.21 Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus... 121 Tabel 4.22 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123 Tabel 4.23 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123 Tabel 4.24 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 12 Tabel 4.25 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 125 Tabel 4.26 Pendapat Siswa dalam Jurnal Harian ... 119 Tabel 4.27 Persentase Sikap Siswa Untuk Setiap Pernyataan... 121
(48)
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Siswa dalam Skala Lima Setiap Siklus... 119 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi
(49)
DAFTAR GAMBAR
Tabel 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas... 37
(50)
Lampiran 1 Surat Perizinan
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3 Instrumen Penenlitian
(1)
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian... 4.3.1 Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi ... 4.3.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa... 4.3.3 Analisis Catatan Lapangan... 4.3.4 Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Berdasarkan
Jurnal Harian Siswa... 4.3.5 Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran Berdasarkan
Angket... 115 115 121 123 125 128 4.4 Pembahasan Hasil Penenlitian...
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN...
5.1 Simpulan... 5.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA... 130 134 134 137 139
(2)
Rengga Oktya, 2012
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik Telling Argument (Te-A)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian... 41
Tabel 3.2 Konversi Nilai PAP Skala Lima... 58
Tabel 3.3 Interpretasi Perhitungan Persentase... 59
Tabel 3.4 Format Penilaian Karangan Siswa... 60
Tabel 4.1 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Desvia Diyanti... 73
Tabel 4.2 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Gandaria... 77
Tabel 4.3 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Rakha Fauzan... 80
Tabel 4.4 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 83
Tabel 4.5 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 86
Tabel 4.6 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I... 88
Tabel 4.7 Perolehan Skor Siklus I Berdasarkan Skala Lima... 90
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I... 90
Tabel 4.9 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Ilham Muhamad Lufi... 98
Tabel 4.10 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Zulfa Raudatul Jannah... 100
Tabel 4.11 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 103
Tabel 4.12 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Aisya Arifin... 106
Tabel 4.13 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Uzy Vishela M... 109
Tabel 4.14 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 111
Tabel 4.15Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus II... 113
Tabel 4.16 Perolehan Skor Siklus II Berdasarkan Skala Lima... 114
Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II... 115
(3)
Tabel 4.19 Perolehan Nilai Siswa dalam Skala Lima Setiap Siklus... 118 Tabel 4.20 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi
Setiap Siklus... 119 Tabel 4.21 Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus... 121 Tabel 4.22 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123 Tabel 4.23 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123 Tabel 4.24 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 12 Tabel 4.25 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 125 Tabel 4.26 Pendapat Siswa dalam Jurnal Harian ... 119 Tabel 4.27 Persentase Sikap Siswa Untuk Setiap Pernyataan... 121
(4)
Rengga Oktya, 2012
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik Telling Argument (Te-A)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Siswa dalam Skala Lima Setiap Siklus... 119 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi
(5)
DAFTAR GAMBAR
Tabel 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas... 37
(6)
Rengga Oktya, 2012
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik Telling Argument (Te-A)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Perizinan
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3 Instrumen Penenlitian