STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG.

(1)

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI

DI DESA CIKOLE LEMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Oleh Dini Wulandari

0900129

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK

SUNGGING

PADA KRIYA BAMBU KARYA

EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Oleh Dini Wulandari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Asaretkha Adjane 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ABSTRAK

Dini Wulandari. 2013: Studi Analisis Deskriptif Teknik Sungging Pada Kriya Bambu Karya Efrin Kreasi Di Desa Cikole Lembang. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan dalam bentuk deskriptif dengan pendekatan metode penelitian kualitatif (Qualitative reaseacrh). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena disesuaikan dengan rumusan masalah yang memperhatikan kondisi, situasi, dan masalah yang berada di lapangan, dengan cara observasi, pengumpulan data, hingga pengambilan dokumentasi. Kemudian pengumpulan data dengan menggunakan model alir (flow model of reaseacrh) reduksi kemudian sajian data dan diakhiri dengan kesimpulan atau verifikasi.

Kriya bambu yang berada di rumah produksi Efrin Kreasi memiliki keunikan dalam pemberian hiasan motif. Pemberian motif dilakukan dengan teknik

sungging, atau solder yaitu menghias atau memberi gambar pada permukaan

bambu dengan proses pemanasan api. Dalam penelitian ini lebih mengkhususkan membahas dan mengkaji bagaimana teknik sungging pada ballpoint karya Efrin Kreasi. Bentuk dan permukaan ballpoint yang silinder membuat Efrin Kreasi menciptakan alat sunggingnya sendiri. Berbeda dengan karya kriya bambu yang memiliki bidang yang datar, pemberian motif dapat dilakukan dengan cara disolder. Pada mulanya teknik sungging dilakukan secara manual dengan memanaskan kompor untuk memanaskan logam motif, dikarenakan memakan waktu lama maka dibuat alat sungging untuk menghias permukaan ballpoint. Bahan yang digunakan menggunakan bambu pringgandani yang dipotong dan diawetkan menggunakan H₂O₂, maka bambu akan berubah warna menjadi warna putih kemudian dibentuk menjadi ballpoint. Permukaan ballpoint diletakan di atas alat sungging yang diberi logam motif yang sudah dipanaskan kemudian akan memunculkan motif berwarna cokelat akibat pembakaran. Motif yang digunakan menggunakan gagang sendok dan rantai jam tangan yang sudah tidak terpakai.

Dapat disimpulkan bahwa dalam membuat karya kriya dapat memanfaatkan bahan baku yang berada di sekitar lingkungan seperti bambu. Selain itu, dalam pemberian gambar atau hiasan pada karya kriya dapat menggunakan bahan-bahan yang tidak terpakai seperti contohnya dalam pembuatan ballpoint dengan teknik

sungging memanfaatkan gagang sendok dan rantai jam tangan menjadi motif hias

di permukaan ballpoint. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan bagi kriyawan untuk lebih mengeksplorasi logam motif yang digunakan. Logam motif yang digunakan tidak hanya gagang sendok atau rantai jam tangan melainkan dapat memanfaatkan barang-barang lainnya yang terbuat dari besi seperti kunci, uang logam dan lain sebagainya.


(4)

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

DiniWulandari, 2013: Descriptive Analysis study of Sungging Technique in EfrinKreasi Bamboo Craft in Cikole, Lembang. Art Education Department Program Indonesia University of Education.

The research method that is used in this study is in the form of descriptive research method using qualitative approaches. Qualitative approaches is used because it is suitable to take notice of the condition, situation and problem that are occurred in the field by observing, collecting data and taking documentation. The data collecting process use flow model of research, reduction and then the data is presented, and ended with making conclusion and verification.

Efrin Kreasi’s Bamboo Craft has its own uniqueness in drawing pattern to decorate bamboo craft. The drawing process uses sungging technique or solder technique, a technique that require heating process to draw pattern on the surface of bamboo. This study limit its discussion specialized to the discussion and investigation of how sungging technique is applied to the surface of ballpoints by Efrin Kreasi. The round cylindrical shape of ballpoints made Efrin Kreasi create its own sungging tool. Drawing pattern in a ballpoint is different from drawing it in a bamboo which has flat surface where a hot tip of a solder can easily be used to draw the pattern. To draw pattern on ballpoints, in the very beginning, sungging

technique is done manually by heating metal mold on a stove, because of this

technique is time consuming then EfrinKreasi create their own sungging toolto decorate ballpoint surface. To create the ballpoint the material used is Pringgadani bamboo that is cut and preserved with H₂O₂ and then the bamboo is put on the

sungging tool which have metal pattern mold on it and then the mold is heated to

bring out burnt pattern on the surface of the ballpoint. The metal mold is made from spoon handle and unused metal watchband.

It can be concluded that in the creation of art craft, raw materials from the surrounding environment such as bamboo can be utilized. Other than that, in drawing the pattern or in decorating it, recycled things can also be used. For example, the ballpoint creation with sungging technique that used recycled things such as spoon handle and unused watchband to create pattern on the surface of the ballpoint. Hopefully in the future development, craftsmen are expected to be more creative in creating metal mold to draw the pattern. Not only using spoon handle and metal watchband, the craftsmen are expected to use more recycled things in creating the pattern.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Fokus Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Metode Penelitian... 8

H. Sistematika Penulisan... 12

BAB II. LANDASAN TEORI... 13

A.Tinjauan Kriya... 13

1. Pengertian Kriya... 13

2. Perkembangan Kriya... 14

3. Unsur-unsur Rupa Pada Kriya... 15

B.Bambu Sebagai Bahan Karya Kriya... 17

C.Jenis-jenis Bambu... 19

1. Bambu Tutul... 19

2. Bambu Hitam... 20

3. Bambu Bentung... 21

4. Bambu Kuning... 22

5. Bambu Tali... 23

6. Bambu Atter... 24

7. Bambu Apus... 25


(6)

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Bambu Pagar... 27

10. Bambu Cina... 28

11. Bambu Duri... 29

12. Bambu Pringgandani... 30

D.Pengolahan Bambu... 31

1. Penebangan... 31

2. Pemotongan Bambu... 32

3. Pengulitan Bambu... 33

4. Pembelahan Bambu... 34

E. Cara Pengaweatan Bambu... 35

1. Pengawetan Alami... 35

a. Pengeringan dan Perendaman... 35

b. Perebusan... 37

2. Pengawetan Kimiawi... 38

a. Pengawetan Menggunakan Prusi... 38

b. Pengawetan Menggunakan Soda Api... 39

c. Pengawetan Menggunakan Soda Abu atau Natrium Bisulfit... 40

F. Pemilihan Bambu... 41

1. Jenis Bambu... 41

2. Umur Bambu... 41

3. Waktu Tebang... 42

G.Bahan Material... 42

1. Parang... 43

2. Gergaji... 43

3. Pisau Raut... 44

4. Golok... 44

H.Desain Karya Kriya... 45

1. Macam-macam Bentuk Karya Kriya Bambu... 46

a. Kriya Bambu Tradisional... 46

b. Kriya Bambu Kreasi Bambu... 51


(7)

3. Pengertian Sungging... 58

4. Estetika Karya Kriya Bambu... 59

BAB III METODE PENELITIAN... 62

A.Metode Penelitian... 62

B.Lokasi Penelitian... 63

1. Tahap Orientasi... 63

2. Tahap Survei... 64

C. Instrumen Data... 65

D. Teknik Pengumpulan Data... 66

1. Wawancara Mendalam... 66

2. Observasi Langsung... 67

3. Perekaman Dokumentasi...68

4. Studi Pustaka... 69

E. Teknik Analisis Data... 69

1. Reduksi... 70

2. Penyajian... 70

3. Kesimpulan... 70

F. Prosedur Penelitian... 71

1. Tahap Persiapan... 71

2. Tahap Pelaksanaan penelitian... 71

3. Tahap penyusunan laporan penelitian... 71

a. Penyusunan laporan penelitian... 72

b. Konsultasi dengan dosen pembimbing... 72

c. Memperbanyak laporan... 72

BAB VI TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU EFRIN KREASI...73

A. Langkah-langkah Teknik Sungging... 73

1. Teknik Sungging Rol... 73

2. Persiapan Alat... 74

a. Alat Sungging Rol... 74

b. Diemer... 75


(8)

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Batang bambu... 76

e. Motif logam... 77

3. Proses Sungging Rol... 77

a. Persiapan Sungging Rol... 77

b. Proses pemanasan alat Sungging... 79

c. Proses Sungging Rol... 80

B. Penjelasan Alat dan Bahan... 82

1. Alat Sungging Rol... 83

2. Elemen Panas... 84

3. Alat-alat... 85

a. Pisau dapur... 85

b. Pisau raut... 85

c. Gunting... 86

d. Lem besi... 86

e. Solder... 87

4. Motif sungging... 87

a. Motif sendok I... 88

b. Motif sendok II... 89

c. Motif sendok III... 90

d. Motif sendok IV... 91

e. Motif rantai jam tangan I... 92

f. Motif rantai jam tangan II... 93

g. Motif rantai jam tangann III... 94

h. Motif rantai jam tangan IV... 95

i. Motif rantai jam tangan V... 96

C. Proses Pembuatan Karya... 97

1. Pemilihan bahan pembuatan ballpoint bambu... 97

2. Pemotongan bambu... 99

3. Pengawetan bambu pringgandani... 102

4. Pengisian ballpoint... 103


(9)

6. Penempelan ballpoint... 104

D. Analisis Bentuk Karya... 107

E. Estetika Karya Ballpoint Efrin Kreasi... 110

1. Motif I... 111

2. Motif II... 112

3. Motif III... 113

4. Motif VI... 114

5. Motif V... 115

6. Motif IV... 116

7. Motif VII... 117

8. Motif VIII... 118

9. Motif IX... 119

10. Motif X... 120

F. Estetika Karya Kriya Bambu Motif Sungging Efrin Kreasi... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 126

A. Kesimpulan... 126

B. Saran...127

DAFTAR PUSTAKA... 129

DAFTAR ISTILAH... 131 LAMPIRAN


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah Negara agraris yang memiliki banyak kepulauan, di setiap kepulauan terdapat berbagai macam suku bangsa dan adat istiadat yang berbeda-beda, demikian pula dengan kebudayaan dan kesenian yang dimiliki setiap daerah pun berbeda-beda. Setiap daerah memiliki kebudayaan yang mempunyai ciri khas kesenian sebagai karakter daerah tersebut. Kesenian yang mereka ciptakan tentunya berasal dari nenek moyang dan biasanya kesenian mereka turun temurun dari generasi ke generasi. Kesenian adalah suatu kegiatan, ide-ide, atau gagasan yang dibuat dengan tangan manusia yang menghasilkan suatu benda yang bernilai seni dan estetik. Kesenian sangat berperan penting dalam menciptakan pemikiran–pemikiran yang dapat menghasilkan cipta karya yang dituangkan dalam bentuk visualisasi seni.

Kesenian memiliki cabang seni, berupa seni musik, seni tari, dan seni rupa. Seni musik merupakan sebuah karya dalam menyusun kata yang selalu diiringi dengan musik atau lagu, sedangkan seni tari merupakan seni yang menghasilkan karya dengan mengolah tubuh dengan menggunakan musik sebagai pengiringnya selain itu, seni rupa juga merupakan salah satu cabang seni. Karya seni rupa terbagi atas berbagai macam bentuk seni, seperti seni murni dan seni terapan. Seni murni ialah berupa kesenian yang mengandalkan seni visualisasi dan estetik semata, contohnya seperti lukisan, patung, dan lain sebagainya. Berbeda dengan seni terapan yang hasil karyanya dibuat dengan bertujuan untuk menciptakan sebuah karya tidak hanya sekedar visualisasi, melainkan seni terapan yang memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia misalnya kriya.

Kriya merupakan suatu bentuk kegiatan tangan manusia dalam menciptakan sebuah karya yang memiliki fungsi. Karya kriya sungguh berbeda dengan karya seni murni. Karya kriya yang dibuat lebih mementingkan kegunaan karya yang akan menjadi kepentingan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dilihat dari masa ke masa


(11)

2

kriya menjadi hal yang sangat dibutuhkan manusia. Berbekal dengan keterampilan dalam menciptakan karya yang beragam, kriyapun kini menjadi lebih berkembang.

Dalam kriya terdapat banyak macam bentuk, seperti kriya anyam, kriya kayu, kriya tekstil batik, kriya batu, kriya logam dan masih banyak lagi macam bentuk kriya lainnya. Pembahasan kali ini mengenai kriya dengan berbahan baku bambu. Bambu merupakan tumbuhan hijau yang memiliki ruas pada batangnya. Tanaman ini tumbuh menjulang ke atas dan sejenis dengan tanaman rumput, namun pada bagian batang bambu lebih besar dibandingkan dengan rumput biasa. Dalam pembuatan karya dengan bahan bambu perlu adanya pengolahan dan perawatan yang baik dan benar. Karya bambu yang dihasilkan dengan pengolahan yang baik akan menghasilkan karya yang berkualitas. Berikut contoh-contoh karya kriya bambu:

Gambar 1.1

Kap lampu anyam bambu

(http:// indoshavira.itrademarket.com, 18 Juli 20:34 WIB)

Bambu memiliki sifat yang elastis sehingga mudah dibentuk dan dikreasikan dengan berbagai macam variasi gaya sesuai dengan fungsinya. Bambu menjadi bahan utama dalam pembuatan barang-barang pekakas rumah tangga. Bambu juga mampu menjadi bahan utama dalam pembuatan dinding rumah. Begitu banyak manfaat yang dihasilkan oleh tanaman bambu.


(12)

3

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.2

Kerajinan bambu

(http://surabaya-metropolis.com, 23 Juli 16:15 WIB)

Banyak kriya bambu dengan inovasi yang beragam bentuk dan fungsi yang semakin berkembang mengikuti zaman yang sudah modern dalam pola pikir manusia semakin berkembang pula ide kreatif yang muncul. Seperti halnya di daerah Lembang Kab. Bandung Barat lebih tepatnya di Jln. Tangkuban Perahu No 333 desa Cikole Lembang, Mochamad Saefulloh pemilik rumah produksi kriya bambu yang bernama Efrin Kreasi, terdapat kriya bambu dengan berbagai macam bentuk dan kreasi yang dibuat. Karya yang dibuat ialah: Kapal Pinisi, Lampu Meja, Ballpoint, Miniatur Dubai, Miniatur Motor Harley Davidson, Gantungan Kunci Angklung, Miniatur Twin Towers, dan Pensil boneka. Di tangan Bapak Saefulloh, bahan bambu dapat diubah menjadi hasil karya yang bernilai tinggi dan kerajinannya pun sudah banyak dikenal di luar negeri. Dalam bentuk kriya bambu Efrin Kreasi ini memiliki ciri pada setiap hasil karyanya berupa hiasan gambar dengan teknik sungging. Seperti contoh kriya bambu di bawah ini:


(13)

4

Gambar 1.3

Pigura foto (Dokumentasi pribadi)

Gambar 1.4

Ballpoint


(14)

5

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriya bambu sudah banyak kita jumpai di berbagai daerah. Kebanyakan dari kriya bambu dibuat sebagai cendramata sebagai ciri khas dari suatu daerah. Di daerah desa Cikole Lembang terdapat rumah produksi kriya bambu yang berdiri sejak tahun 2004. Usaha kriya bambu yang dihasilkan rumah produksi yang Efrin Kreasi ini dibuat untuk cendramata, yang hasil karyanya dikirimkan ke berbagai daerah baik daerah lokal seperti Bali, Jakarta, Papua, Bontang, adapun pengiriman karya ke luar negeri seperti Timor Leste, Malaysia, Singapura, negara Eropa seperti Belanda, Spanyol, dan yang terjauh mengirimkan karyanya ke negara Amerika Serikat dan Fiji. Dalam penelitian ini yang membuat penulis tertarik dengan usaha Efrin Kreasi ini dalam pembuatan gambar pada setiap kriya bambu yang dibuat menggunakan teknik

sungging khusunya pada karya ballpoint. Berdasarkan latar belakang di atas maka

penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul: STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG. Penelitian ini berharap agar menjadi inspirasi dalam berkarya bambu dengan teknik sungging dan juga menambah ilmu pengetahuan mengenai teknik menggambar dengan menggunakan sungging.

B. Fokus penelitian

Fokus penelitian kerajinan bambu, di rumah produksi Efrin Kreasi Jln Tangkuban Perahu No. 333 Rt03/07 desa Cikole kec. Lembang kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat Indonesia. Ketertarikan muncul saat berkunjung ke rumah produksi kriya bambu Efrin Kreasi yang memperlihatkan berbagai macam bentuk hasil karya yang dihasilkan oleh kriyawan bambu ini. Pada karya-karya yang dihasilkan ada beberapa karya yang dihiasi gambar dengan teknik sungging, maka dari itu penulis berniat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.


(15)

6

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian akan memfokuskan pada kajian mengenai kriya bambu karya Efrin Kreasi di Desa Cikole Lembang. Berikut paparan beberapa pertanyaan untuk mempermudah penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah teknik sungging dalam membuat kriya bambu di rumah produksi Efrin Kreasi?

2. Apa saja alat yang digunakan pada teknik sungging kriya bambu karya Efrin Kreasi?

3. Bagaimana bentuk karya yang dibuat oleh Efrin Kreasi?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan penelitian, yaitu: 1. Memahami dan mengetahui teknik sungging pada kriya bambu karya Efrin

Kreasi.

2. Mengetahui alat yang digunakan dalam teknik sungging pada kriya bambu karya Efrin Kreasi.

3. Mengidentifikasi karya kriya bambu yang dihasilkan oleh Efrin Kreasi.

E.Manfaat Penelitian

Setelah pengkajian perencanaan dan pemilihan aspek-aspek penting yang diperlukan dalam sebuah penelitian, maka pencapaian dari penelitian dapat lebih difokuskan. Adapun harapan manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti / Penulis

Dalam penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan pengalaman baru dalam menambahkan ilmu pengetahuan mengenai menggambar teknik sungging pada kriya bambu yang belum banyak diketahui penulis, sehingga dapat menjadi insprirasi dalam berkarya kriya bambu. Dalam penelitian ini, penulis masih banyak yang belum


(16)

7

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan teknik sungging. Maka dari itu dengan adanya penelitian ini dapat terinspirasi dalam pembuatan karya kriya.

2. Bagi Institusi

Menjadikan bahan referensi untuk mengenal lebih dalam mengenai teknik

sungging pada kriya bambu dan dapat menjadi bahan referensi dalam pengembangan

kreasi bambu.

3. Bagi pembaca secara umum

Memperdalam apresiasi dan rasa cinta terhadap karya kriya, khususnya kriya bambu, dan juga sebagai bahan rujukan atau dokumentasi bagi keperluan yang relevan. Dapat juga menjadi bahan ide berkarya menggunakan bambu dengan teknik

sungging.

4. Bagi Kriyawan

Menumbuhkan rasa percaya diri dalam berkreasi kriya bambu, sehingga dapat lebih banyak lagi menghasilkan karya kriya bambu, diharapkan adanya penelitian ini membuat kriyawan semangat dalam berkreasi, berinovasi, dan lebih kreatif dalam menciptakan karya baru.

5. Bagi Masyarakat

Memperkaya ilmu pengetahuan mengenai proses dan bahan yang digunakan dalam menghasilkan karya kriya, khususnya bambu. Adanya penelitian ini untuk menambah referensi dalam menciptakan inovasi-inovasi baru, dalam membuat gambar dengan teknik sungging.


(17)

8

F. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif (Qualitative reaseacrh) adalah suatu penelitian yang diajukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi pemikiran orang secara individual atau kelompok. Penelitian kualitatif ini bersifat induktif dan tujuan penelitian kualitatif adalah lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari prespektif parsitipan, ini diperoleh melalui pengamatan parsitipatif dalam kehidupan orang yang menjadi parsitipan.

Penelitian deskriptif adalah metode yang ditunjukan untuk menggambarkan fenomena -fenomena yang ada dan berlangsung pada saat ini atau lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi yang ada.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian studi analisis deskriptif teknik sungging pada kriya bambu karya Efrin Kreasi berlokasi di Jln. Tangkuban Perahu No. 333 Rt 03/07 Desa Cikole Kecamatan Lembang – Kab.Bandung Barat 40391 Jawa Barat Indonesia. Mayoritas penduduknya adalah petani, Banyak sekali hasil bumi yang dihasilkan dari desa ini, terutama sayuran dan tomat yang paling dominan.


(18)

9

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut peta lokasi penelitian:

Gambar 1.5

Peta Lokasi Penelitian Desa Cikole Lembang (Dokumen Pribadi)


(19)

10

3. Tahapan Penelitian

Prosedur penelitian adalah merupakan rangkaian tahapan-tahapan dalam penelitian dari awal sampai akhir penelitian. Adapun prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap persiapan, meliputi:

1) Memilih dan menentukan lokasi yang akan diteliti.

2) Penyusunan proposal, Proposal penelitian ini meliputi izin penyusunan skripsi, dari pihak kampus dan izin lokasi penelitian atas persetujuan pemilik rumah produksi Efrin Kreasi Desa Cikole Lembang.

3) Persiapan peralatan dan instrumen penelitian. b. Tahap pelaksanaan penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi pengumpulan data dan analisis data. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi serta dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan flow model of analysis atau model alir yang terdiri dari tiga komponen yaitu : reduksi data dilanjutkan dengan sajian data dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

c. Tahap penyusunan laporan penelitian Pada tahap ini melalui tiga hal : 1) Penyusunan laporan penelitian

2) Konstultasi dengan dosen pembimbing 3) Memperbanyak laporan

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif data dapat diperoleh melalui :

a. Wawancara mendalam

Wawancara dilaksanakan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam. Tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk mengetahui Teknik Sungging pada Kriya Bambu di Desa


(20)

11

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara mendalam adalah proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Metode wawancara ini berbeda dengan wawancara pada umumnya bahwa wawancara dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang cukup lama bersama informan di lokasi penelitian. Dengan pedoman permasalahan yang harus ditanyakan kepada responden, sesungguhnya terlebih dahulu pewawancara telah memiliki beberapa point pertanyaan yang akan dijabarkan dilampiran.

a. Observasi langsung

Observasi adalah merupakan salah satu metode ilmiah yang bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena yang dihadapi dan diselidiki. Observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi langsung. Dengan terjun langsung ke tempat lokasi penelitian sehingga dapat mengetahui lebih detail, bagaimana kondisi dan situasi lokasi penelitian, terutama dalam penelitian teknik sungging pada kriya bambu di Desa Cikole Lembang. Teknik dan proses dalam melakukan wawancara menggunakan pedoman observasi.

1) Mendatangi lokasi penelitian

2) Memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian 3) Merekam dokumentasi berupa foto

b. Perekaman/dokumentasi

Dokumentasi diperlukan untuk menampilkan hasil observasi, dan untuk pengumpulan data yang akurat sesuai gambaran penelitian di lapangan.

c. Studi Pustaka dan Dokumentasi

Studi pustaka dilakukan untuk mendukung penelitian, melengkapi data, dan menunjang kebutuhan informasi mengenai penelitian yang sedang dilakukan, serta survei data-data yang akurat agar dapat memecahkan suatu masalah.


(21)

12

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang uraian pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian secara garis besar beserta teknik pengumpulan data dan pendekatannya, kemudian menjelaskan lokasi penelitian tentang studi analisis deskriptif teknik sungging pada kriya bambu karya Efrin Kreasi di Desa Cikole Lembang.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang landasan teori atau kajian pustaka sebagai landasan teoritik untuk menganalisis temuan hasil penelitian, juga sebagai bahan untuk memperkuat keakuratan hasil penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab III merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah disajikan pada Bab I ialah Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative

reaseacrh) adalah suatu penelitian yang diajukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi pemikiran orang secara individual atau kelompok.

BAB IV. PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan mengenai hasil penelitian studi deskriptif tentang teknik sungging pada kriya bambu di desa Cikole Lembang diuraikan berdasarkan hasil penelitian dan berlandaskan teori pada Bab II.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab ini diuraikan mengenai pemaknaan dan penafsiran peneliti terhadap hasil penelitian secara ringkas namun jelas, dan menyimpulkan hasil rangkuman penelitian disertakan dengan saran secara padat, ringkas dan jelas.


(22)

62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam bentuk deskriptif dengan pendekatan metode penelitian kualitatif (Qualitative reaseacrh). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena disesuaikan dengan rumusan masalah yang memperhatikan kondisi, situasi, dan masalah yang berada di lapangan, dengan cara observasi, pengumpulan data, hingga pengambilan dokumentasi. Di dalam penelitian ini, mengungkapkan dan mempelajari masalah dan kondisi situasi sebagai bahan penelitian, selain itu bagaimana menyikapi pengetahuan yang di dapat dalam observasi dan penelitian yang telah dilakukan. Perlu adanya pegangan atau pedoman penelitian agar dalam pelaksanaan pengumpulan data terstruktur dan terencana sesuai kebutuhan yang dibutuhkan dalam penelitian. Menurut ( Sugiyono, 2011 : 15);

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dari penjelasan di atas, bahwa dalam sebuah penelitian penulis adalah kunci utama dalam menentukan instrumen-instrumen penelitian, dalam melakukan pengumpulan data trianggulasi teknik pengumpulan data yang dilakukan secara gabungan untuk memperoleh beberapa informasi yang akurat.

Metode ini dapat juga dikatakan metode penelitian naturalistik, karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Selain itu, metode ini dapat disebut metode naturalistik (natural setting), karena penelitian ini menyajikan data yang sesuai dengan fakta lapangan tidak dilebih dan tidak dikurangkan. Informarsi dan data yang dikumpulkan


(23)

63

tidak merubah situasi dan kondisi lapangan, objek yang apa adanya tidak di manipulasi oleh penulis.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data yang mendalam dan bermakna, dimaksudkan bermakna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti, atau data yang nampak.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian kriya bambu dengan teknik sungging ini di ambil di daerah Lembang tepatnya di Desa Cikole, dalam pengumpulan data studi analisis dilakukan lebih fokus di rumah produksi Efrin Kreasi, dengan pemiliknya bernama Saefulloh. Efrin Kreasi berlokasi di Jln. Tangkuban Perahu No. 333 Rt 03/07 Desa Cikole Kecamatan Lembang – Kab.Bandung Barat. Lokasi yang tidak jauh dari tempat wisata Tangkuban Perahu ini memiliki berbagai macam kreasi kriya dari bambu, yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam bagaimana proses dan teknik yang digunakan.

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, dimulai dari pembuatan proposal hingga pengumpulan data. Sebelum penelitian berjalan lebih lanjut, sebelumnya ada beberapa persiapan yang dilakukan sebelum menuju tahap observasi dan pengumpulan data, yaitu:

1. Tahap Orientasi

Orientasi merupakan tahap sebelum melaksanakan observasi lapangan, yaitu tahap dimana pemilihan tempat penelitian dengan cara mencari informasi dan data yang akurat mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Mencari data studi kepustakaan menyangkut beberapa hal yang akan mendukung penelitian berjalan, sehingga dapat terfokus dalam tujuan dan manfaat yang akan menjadi pemecahan masalah dalam penelitian.


(24)

64

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Survei

Tahap selanjutnya yaitu mendatangi tempat dan memastikan kondisi yang akan diteliti, membuat janji dengan pemilik, setelah itu melaksanakan wawancara kepada orang yang lebih tepat yaitu pemilik rumah produksi Efrin Kreasi dalam pembuatan kriya bambu teknik sungging daerah desa Cikole Desa Lembang. Menurut kamus Webster, pengertian “survei adalah suatu kondisi tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orang – orang yang bertanggung jawab atau yang tertarik.” Menurut Singarimbun (1991, p.3) survei yaitu “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”.

Dalam pelaksanaan survei perlu adanya kuesioner, agar tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan survei yang sesuai dengan perencanaan awal dalam pengumpulan data yang dapat dijadikan informasi atau data yang diinginkan. Tujuan dari survei adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei.


(25)

65

C. Instrumen Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.”

TABEL 3.1

INSTRUMEN PENELITIAN

No. Variabel / Aspek Indikator Teknik

Pengumpulan Data

1. a. Teknik

sungging pada

kriya bambu.

a. Macam-macam teknik sungging. b. Alat dan bahan

teknik sungging. c. Proses pembuatan

gambar dengan teknik sungging.

Pedoman wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

2. b. Macam-macam bentuk karya kriya bambu Efrin Kreasi

a. Bentuk-bentuk karya kriya bambu Efrin Kreasi.

b. Alat dan Bahan pada kriya bambu Efrin Kreasi.

Pedoman wawancara, observasi, dan


(26)

66

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data sangatlah dibutuhkan dalam melengkapi sebuah penelitian terutama dalam penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif, yang otomatis di dalamnya terdapat rancangan atau susunan pedoman penelitian yang harus diterapkan.

Metode pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam, observasi langsung, dokumentasi, dan studi pustaka.

1. Wawancara Mendalam

Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya, dengan cara menginterview informan dengan beberapa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya, namun wawancara mendalam disini sedikit lebih berperan dalam mengambil data, dengan cara lebih detail dan memperbanyak waktu kunjungan untuk menggali lebih dalam dan memastikan hasil yang telah didapat sebelumnya. Wawancara mendalam menurut Burhan Bungin, (2007 : 108)

Bahwa sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang cukup lama berasama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya.

Dalam penelitian ini lebih dikhususkan dalam pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara yang mendalam, dikarenakan pengumpulan data yang akurat dan kepastian dalam mengambil informasi sangatlah dibutuhkan dalam penelitian ini. Mengenai penelitian kriya bambu ini pembahasan dalam teknik

sungging cukup membutuhkan waktu yang lama dengan informan dan pegawai

lainnya yang bekerja di dalam rumah produksi Efrin Kreasi, sehingga menggunakan metode wawancara mendalam.


(27)

67

Teknik wawancara, juga perlu diperhatikan seperti selain membawa kuesioner yang akan menjadi bahan utama wawancara, membawa juga alat bantu lainnya seperti kamera, salah satu yang utama adalah pedoman wawancara (berada di lampiran), buku catatan, alat perekam yang dapat membantu proses wawancara berlangsung. Dalam pemilihan waktu wawancara, penulis memilih waktu yang benar-benar sangat dimanfaatkan dikarenakan pertemuan dengan sang pemilik sangatlah sulit. Namun ada beberapa pekerja lainnya yang dapat membantu proses tanya jawab dalam pengumpulan data. Salah satu pegawai rumah produksi Efrin Kreasi yaitu bapak Dadi. Dalam wawancara perlu beberapa pengetahuan, Menurut Burhan Bungin, (2007 : 113): “Memiliki idealisme dalam dunia ilmu pengetahuan, Memahami makna wawancara untuk metode penelitian, Memahami permasalahan yang ada diwawancarai, Mampu berkomunikasi dengan baik.”

Apabila menguasai dan mempelajari beberapa ilmu di atas, dengan begitu dalam pelaksanaan wawancara dapat berjalan dengan baik, dan terarah sesuai rencana yang telah dibuat, sehingga proses wawancara tidak mengalami kesulitan saat menyodorkan beberapa pertanyaan.

2. Observasi Langsung

Observasi langsung ialah mendatangi langsung tempat tujuan penelitian dan mencari atau mengumpulkan data sesuai fenomena yang ada di lapangan. Menggambil gambaran bagaimana keadaan rumah produkasi Efrin Kreasi, sebagai bukti auntentik data yang akurat yang dapat disajikan dengan penuh kebenaran dan apa adanya. Menurut Burhan Bungin, (2007 : 115) “Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan pancaindra saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh pancaindra lainnya.”

Maksud dari kutipan di atas yakni di mana cara kerja di lapangan tidak hanya menggunakan satu indra melainkan menggunakan semua indra, seperti mata,


(28)

68

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekedar mendatangi tempat yang akan diteliti, melainkan harus dapat menghasilkan observasi yang maksimal dan baik. Agar hasil yang dihasilkan sesuai dengan keinginan dan harapan yang terencana.

Observasi ini menggunakan beberapa poin pertanyaan atau pedoman observasi, agar maksud dan tujuan terarah dengan benar. Namun poin di sini akan tertera di lampiran skripsi agar lebih tersusun rapih.

Teknik dan proses dalam melakukan wawancara menggunakan pedoman observasi.

a. Mendatangi lokasi penelitian, dengan mendatangi lokasi secara langsung membantu pengamatan yang matang agar dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan fenomena yang terjadi di lapangan. Sehingga mampu memperkuat hasil pengamatan yang akan menjadi pembahasan di dalam penelitian ini.

b. Memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian, pedoman observasi yaitu, menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan di lontarkan pada informan. Tujuan menggunakan pedoman observasi agar tidak tertinggal beberapa pertanyaan yang belum tersampaikan, sehingga tidak mengulang kembali apa yang akan dibahas di dalam penelitian.

c. Merekam dokumentasi berupa foto, catatan, dan media perekam lainnya. Beberapa media dokumentasi sangat diperlukan melihat pengumpulan data sangat penting dilakukan baik berupa tulisan maupun media perekam lainnya, sehingga mampu memperlihatkan hasil kerja ataupun hasil penelitian yang sesuai dengan fakta yang ada. Selain itu, sebagai bukti kuat bahwa penelitian ini disampaikan dengan fakta dan kondisi apa adanya.

3. Perekaman/Dokumentasi

Metode perekaman atau dokumentasi sering dilakukan oleh beberapa orang yang akan melakukan penelitian ataupun suatu kejadian penting yang harus diabadikan sebagai bukti dan fakta adanya suatu peristiwa atau kejadian dalam keadaan yang sangat perlu untuk dilakukan dokumentasi. Metode ini biasa dilakukan untuk


(29)

69

penelitian sosial namun sudah menjadi hal yang wajib dalam sebuah pelaksnaan penelitian.

Maka dari itu dokumentasi, dokumenter, atau dapat disebut media perekam sangatlah diutamakan kepentingannya untuk mendukung hasil data yang telah diperoleh dengan melalui prosedur penelitian.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka pun tak luput dibutuhkan di dalam penelitian untuk menunjang kebutuhan pengumpulan data dan memastikan hasil data yang telah di dapat dengan studi pustaka mengamati dan mempelajari data yang akurat. Dalam pengumpulan data-data baik berupa buku maupun media online menjadi alat bantu dalam membantu proses berjalannya penelitian dengan mencari pemecahan permasalahan yang ada.

E.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu teknik yang dilakukan setelah semua data atau hasil akhir dari informan, hingga narasumber dalam pengumpulan data telah dikumpulkan untuk bertujuan untuk mengolah hasil wawancara, ataupun menganalisis data baik berupa data tertulis hingga data hasil gambar. Materi pengumpulan dan penganalisis data diambil dari beberapa sumber berupa buku yang mendukung teknik analisis data. Berikut beberapa teknik menganalisis data:

Tahap analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang pasti akan dilalui oleh para peneliti termasuk peneliti kualitatif. Dalam uraian pokok di atas telah dikemukakan bahwa tahap dan proses analisis dan interpretasi data, setidak-tidaknya terdiri atas tiga komponen penting yang meliputi : reduksi, penyajian, dan kesimpulan/ verifikasi.


(30)

70

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Reduksi

Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data, namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang. Dalam pengumpulan data perlu adanya rincian data yang akan menjadi hasil yang telah dipilih dalam merumuskan informasi dalam teknik analisis data. Sugiyono,( 2011: 338) mengungkapkan:”Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.”

2. Penyajian

Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan. Pengumpulan data yang telah dilakukan melalui beberapa proses dapat dilanjutkan dengan penyajian data, dengan pemilihan data yang tepat, dan benar, dapat disajikan dengan baik. 3. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.


(31)

71

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah berupa rangkaian proses dan tahapan dalam pelaksanaan penelitian ,dari awal hingga selesaianya penelitian. Adapun prosedur penelitian ataupun tahapan proses penelitian sebagai berikut :

1. Tahap persiapan, meliputi:

a. Memilih objek penelitian dengan menetapkan pada satu titik fokus lokasi yang akan diteliti, dalam proses penulisan penelitian yang akan dibuat, sehingga mampu menjadikan proses rangkaian penelitian berjalan sesuai prosedur.

b. Penyusunan proposal, sangatlah perlu diperhatikan dalam penelitian yang akan dilakukan, sebelum pelaksanaan proses penelitian perlu adanya pembuatan perizinan dan penyusunan proposal agar mendapatkan persetujuan dari pihak kampus dan pihak pemilik rumah produksi yaitu tepatnya berada di Desa Cikole Lembang dalam penelitian teknik sungging kriya bambu khususnya pada karya

ballpoint. Dengan begitu, dalam menjalankan prosedur penelitian tidak hanya

sekedar penyusunan penelitian saja melainkan dibutuhkan surat izin untuk memperkuat adanya penelitian yang akan dilakukan.

c. Persiapan peralatan dan instrumen penelitian. Penelitian dengan metode kualitatif perlu dibutuhkan peralatan dan instrumen agar menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengumpulan data, dengan didukung peralatan yang menunjang pelaksanaan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian dimulai dari pengumpulan data yang akurat, perumusan data yang tepat dan benar didukung dengan teori-teori yang mendukung, kemudian menganalisis data yang telah dirangkai sesuai sistematika penulisan penelitian.

3. Tahap penyusunan laporan penelitian

Setelah melalui beberapa rangkaian prosedur penelitian, berikut beberapa tahap yang harus dilalui.


(32)

72

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penyusunan laporan penelitian

Penyusunan laporan dilakukan setelah melalui beberapa proses rangkaian penelitian, dari awal pengumpulan data hingga merangkum data menjadi laporan yang telah dirangkai sesuai tata cara penulisan penelitian.

b. Konstultasi dengan dosen pembimbing

Perlu adanya bimbingan terhadap dosen yang bersangkutan dengan penulisan penilitian yang telah dibuat, agar supaya dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan prosedur penelitian.

c. Memperbanyak laporan

Pembuatan penulisan laporan perlu data yang cukup banyak agar dalam pemilihan data yang sesuai dengan prosedur penelitian lebih mudah dan tidak mengalami kesulitan dalam merangkum semua hasil data yang telah diperoleh.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama menjalankan proses penelitian di Desa Cikole Lembang Bandung Barat mengenai Teknik Sungging pada Kriya Bambu dapat menarik kesimpulan yaitu:

1. Teknik Sungging merupakan pemberian motif atau hiasan dengan menggunakan panas api. Dalam pemberian motif yang dilakukan Efrin Kreasi terhadap karya kriya bambu khususnya pada kriya ballpoint menggunakan alat Sungging yang dibuat sendiri. Alat Sungging yang dirakit terbuat dari kayu sebagai penompang kemudian besi sebagai tempat penyimpanan elemen panas setelah itu logam motif di letakan di atas elemen panas. Terminal listrik yang dihubungkan dengan diemer (dapat mengatur arus listrik) pada elemen panas yang di dalamnya terdapat nakelin/tungsten. Setelah nakelin/tungsten dipanaskan dan membara dapat mengakibatkan logam motif menjadi panas. Setelah logam motif panas batang bambu diletakkan di atas logam kemudian diputar kedepan. Pada bagian batang bambu akan memunculkan warna cokelat yang bermotif akibat pemanasan.

2. Alat yang digunakan saat menyungging ballpoint tentunya alat sungging, kemudian batang bambu, lalu logam motif dan gagang bambu sebagai alat bantu. Logam motif yang digunakan di dapat dari barang-barang bekas seperti rantai jam tangan dan sendok yang memiliki motif.

3. Karya-karya yang dihasilkan Efrin Kreasi memiliki hiasan dengan menggunakan teknik sungging. Salah satu karyanya seperti ballpoint diberi motif hias dengan menggunakan sungging pada setiap bagian-bagian batang bambu atau permukaan bambu diberikan motif dengan bersilangan. Dalam pemberian motif pada ballpoint memanfaatkan logam sendok dan rantai jam tangan yang memiliki motif


(34)

127

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Dalam pelaksanaan penelitian ini, tentunya banyak hal yang diperoleh. Baik data yang dibutuhkan dalam penulisan hingga pengalaman pembelajaran tambahan yang diberikan rumah produksi Efrin Kreasi. Namun demikian selama menjalankan penelitian di rumah Produksi Efrin Kreasi tentunya penulis memiliki saran sebagai berikut:

1. Bagi pemilik rumah Produksi Efrin kreasi.

Perbanyak kreasi bentuk dan karya kriya bambu yang diberi motif dengan menggunakan teknik sungging. Karya tersebut sangat menarik dan terkesan memiliki estetika yang sangat indah pada motif. Selain itu, dalam penjualan hasil karya kriya bambu diperkenalkan di daerah Lembang karena Lembang memiliki tempat wisata yang cukup banyak dikenal dari berbagai luar kota. Karya kriya bambu khusunya

ballpoint dengan teknik sungging masih sangat jarang ditemukan di daerah Lembang

maka dari itu masyarakat Lembang diperkenalkan dengan karya kriya ballpoint

sungging.

2. Bagi kriyawan

Dalam pembuatan karya ballpoint sangat bagus, dan hasilnya rapih. Namun alangkah baiknya seorang pengrajin lebih dapat mengetahui beberapa istilah dalam pembuatan alat sungging, dikarenakan dapat sangat membantu dalam proses penyusunan data penelitian selanjutnya. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan bagi kriyawan untuk lebih mengeksplorasi logam motif yang digunakan. Logam motif yang digunakan tidak hanya gagang sendok atau rantai jam tangan melainkan dapat memanfaatkan barang-barang lainnya yang terbuat dari besi seperti kunci, uang logam dan lain sebagainya.

3. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Dalam mata kuliah kriya, bambu juga dapat dipelajari banyak manfaat dari tumbuhan yang memiliki banyak ruas ini. Manfaat dan fungsinya sangat banyak dan patut diketahui mahasiswa untuk menambah kreasi baru dalam membuat karya kriya.


(35)

128

4. Bagi penelitian lanjutan

Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengumpulkan data yang lebih banyak sehingga data dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, menggali lebih dalam lagi karya-karya kriya bambu yang terdapat di daerah Lembang.

5. Bagi pelestarian karya kriya bambu

Memperkenalkan karya-karya kriya bambu khususnya ballpoint pada masyarakat. Lembang merupakan daerah yang memiliki banyak tempat rekreasi dan taman bermain alangkah baiknya galeri kriya diadakan untuk pembelajaran bagi anak-anak, sehingga karya kriya dapat lebih dikenal dikalangan masyarakat khususnya Lembang sekitarnya.


(36)

129

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Drashono. (2007). ESTETIKA. Bandung :Rekayasa Sains.

Gerbono, Anton dan Djajah A.S. (2009). ANEKA Kerajinan Bambu. Yogyakarta : Kansius.

Margono. (1986). ANYAM BAMBU DAN ROTAN. Semarang: Aneka Ilmu.

Poerwadarminta, W.J.S. (1983). KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. Jakarta : PN. Balai Pustaka.

Setiono, L dan Pudjaatmaka, Handayana. (1985). VOGEL BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMIMAKRO. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

Sudjoko. (2000). Pengantar SENI RUPA. ITB Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Sumarna, Anang. (1986). BAMBU. Bandung : Angkasa Bandung.

Suwondo, Bambang. (1979). Sejarah Seni Rupa Indonesia. Jakarta : Proyek penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Toekio, Soegeng. (2000). MENGENAL RAGAM HIAS INDONESIA. Bandung

:Angkasa.

Walker, J.A. (1989). Desain, Sejarah, Budaya. Yogyakarta :Jalasutra.


(37)

130

Esplat, Tim. (1997). Pengawetan KAYU dan BAMBU. Yogyakarta : Puspa Swara Lembaga Basa Sunda Jeung Sastra. (2007). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung : Geger Sunten.

Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. Jakarta : Pusat Bahasa.

Sumber Internet :

Fadhlal Imam. (2012). Kerajinan Bambu Menebus Pasar California dan Fiji. [Online]. Tersedia : http://www.jetis.org/2013/03/kerajinan-bambu-ini-menembus-pasar.html

Maryanto, Lilik. (2011). Pengertian, Jenis, Kegunaan, Tujuan Survey. [Online]. http://lilikmaryanto.wordpress.com/2011/06/24/pengertian-jenis-kegunaan-tujuan-survey/

Yusrizal. (2010). Konsep Dasar Instrumen Penelitian. [Online].


(1)

72

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penyusunan laporan penelitian

Penyusunan laporan dilakukan setelah melalui beberapa proses rangkaian penelitian, dari awal pengumpulan data hingga merangkum data menjadi laporan yang telah dirangkai sesuai tata cara penulisan penelitian.

b. Konstultasi dengan dosen pembimbing

Perlu adanya bimbingan terhadap dosen yang bersangkutan dengan penulisan penilitian yang telah dibuat, agar supaya dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan prosedur penelitian.

c. Memperbanyak laporan

Pembuatan penulisan laporan perlu data yang cukup banyak agar dalam pemilihan data yang sesuai dengan prosedur penelitian lebih mudah dan tidak mengalami kesulitan dalam merangkum semua hasil data yang telah diperoleh.


(2)

126 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama menjalankan proses penelitian di Desa Cikole Lembang Bandung Barat mengenai Teknik Sungging pada Kriya Bambu dapat menarik kesimpulan yaitu:

1. Teknik Sungging merupakan pemberian motif atau hiasan dengan menggunakan panas api. Dalam pemberian motif yang dilakukan Efrin Kreasi terhadap karya kriya bambu khususnya pada kriya ballpoint menggunakan alat Sungging yang dibuat sendiri. Alat Sungging yang dirakit terbuat dari kayu sebagai penompang kemudian besi sebagai tempat penyimpanan elemen panas setelah itu logam motif di letakan di atas elemen panas. Terminal listrik yang dihubungkan dengan diemer (dapat mengatur arus listrik) pada elemen panas yang di dalamnya terdapat nakelin/tungsten. Setelah nakelin/tungsten dipanaskan dan membara dapat mengakibatkan logam motif menjadi panas. Setelah logam motif panas batang bambu diletakkan di atas logam kemudian diputar kedepan. Pada bagian batang bambu akan memunculkan warna cokelat yang bermotif akibat pemanasan.

2. Alat yang digunakan saat menyungging ballpoint tentunya alat sungging, kemudian batang bambu, lalu logam motif dan gagang bambu sebagai alat bantu. Logam motif yang digunakan di dapat dari barang-barang bekas seperti rantai jam tangan dan sendok yang memiliki motif.

3. Karya-karya yang dihasilkan Efrin Kreasi memiliki hiasan dengan menggunakan teknik sungging. Salah satu karyanya seperti ballpoint diberi motif hias dengan menggunakan sungging pada setiap bagian-bagian batang bambu atau permukaan bambu diberikan motif dengan bersilangan. Dalam pemberian motif pada ballpoint memanfaatkan logam sendok dan rantai jam tangan yang memiliki motif


(3)

127

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Dalam pelaksanaan penelitian ini, tentunya banyak hal yang diperoleh. Baik data yang dibutuhkan dalam penulisan hingga pengalaman pembelajaran tambahan yang diberikan rumah produksi Efrin Kreasi. Namun demikian selama menjalankan penelitian di rumah Produksi Efrin Kreasi tentunya penulis memiliki saran sebagai berikut:

1. Bagi pemilik rumah Produksi Efrin kreasi.

Perbanyak kreasi bentuk dan karya kriya bambu yang diberi motif dengan menggunakan teknik sungging. Karya tersebut sangat menarik dan terkesan memiliki estetika yang sangat indah pada motif. Selain itu, dalam penjualan hasil karya kriya bambu diperkenalkan di daerah Lembang karena Lembang memiliki tempat wisata yang cukup banyak dikenal dari berbagai luar kota. Karya kriya bambu khusunya ballpoint dengan teknik sungging masih sangat jarang ditemukan di daerah Lembang maka dari itu masyarakat Lembang diperkenalkan dengan karya kriya ballpoint sungging.

2. Bagi kriyawan

Dalam pembuatan karya ballpoint sangat bagus, dan hasilnya rapih. Namun alangkah baiknya seorang pengrajin lebih dapat mengetahui beberapa istilah dalam pembuatan alat sungging, dikarenakan dapat sangat membantu dalam proses penyusunan data penelitian selanjutnya. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan bagi kriyawan untuk lebih mengeksplorasi logam motif yang digunakan. Logam motif yang digunakan tidak hanya gagang sendok atau rantai jam tangan melainkan dapat memanfaatkan barang-barang lainnya yang terbuat dari besi seperti kunci, uang logam dan lain sebagainya.

3. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Dalam mata kuliah kriya, bambu juga dapat dipelajari banyak manfaat dari tumbuhan yang memiliki banyak ruas ini. Manfaat dan fungsinya sangat banyak dan patut diketahui mahasiswa untuk menambah kreasi baru dalam membuat karya kriya.


(4)

128

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi penelitian lanjutan

Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengumpulkan data yang lebih banyak sehingga data dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, menggali lebih dalam lagi karya-karya kriya bambu yang terdapat di daerah Lembang.

5. Bagi pelestarian karya kriya bambu

Memperkenalkan karya-karya kriya bambu khususnya ballpoint pada masyarakat. Lembang merupakan daerah yang memiliki banyak tempat rekreasi dan taman bermain alangkah baiknya galeri kriya diadakan untuk pembelajaran bagi anak-anak, sehingga karya kriya dapat lebih dikenal dikalangan masyarakat khususnya Lembang sekitarnya.


(5)

129

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Drashono. (2007). ESTETIKA. Bandung :Rekayasa Sains.

Gerbono, Anton dan Djajah A.S. (2009). ANEKA Kerajinan Bambu. Yogyakarta : Kansius.

Margono. (1986). ANYAM BAMBU DAN ROTAN. Semarang: Aneka Ilmu.

Poerwadarminta, W.J.S. (1983). KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. Jakarta : PN. Balai Pustaka.

Setiono, L dan Pudjaatmaka, Handayana. (1985). VOGEL BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMIMAKRO. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

Sudjoko. (2000). Pengantar SENI RUPA. ITB Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Sumarna, Anang. (1986). BAMBU. Bandung : Angkasa Bandung.

Suwondo, Bambang. (1979). Sejarah Seni Rupa Indonesia. Jakarta : Proyek penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Toekio, Soegeng. (2000). MENGENAL RAGAM HIAS INDONESIA. Bandung

:Angkasa.

Walker, J.A. (1989). Desain, Sejarah, Budaya. Yogyakarta :Jalasutra.


(6)

130

Dini Wulandari, 2013

STUDI ANALISIS DESKRIPTIF TEKNIK SUNGGING PADA KRIYA BAMBU KARYA EFRIN KREASI DI DESA CIKOLE LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Esplat, Tim. (1997). Pengawetan KAYU dan BAMBU. Yogyakarta : Puspa Swara Lembaga Basa Sunda Jeung Sastra. (2007). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung : Geger Sunten.

Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. Jakarta : Pusat Bahasa.

Sumber Internet :

Fadhlal Imam. (2012). Kerajinan Bambu Menebus Pasar California dan Fiji. [Online]. Tersedia : http://www.jetis.org/2013/03/kerajinan-bambu-ini-menembus-pasar.html

Maryanto, Lilik. (2011). Pengertian, Jenis, Kegunaan, Tujuan Survey. [Online]. http://lilikmaryanto.wordpress.com/2011/06/24/pengertian-jenis-kegunaan-tujuan-survey/

Yusrizal. (2010). Konsep Dasar Instrumen Penelitian. [Online].