KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT ‘ABDULLᾹH NᾹṢIḤ ‘ULWĀN.

(1)

No. Daftar FPIPS: 1480/UN. 40.2.6.1/PL/2013

KONSEP PENDIDIKAN BAGI ANAK MENURUT ‘ABDULLᾹH NᾹṢIḤ ‘ULWᾹN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh Syaepul Manan

0906261

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KONSEP PENDIDIKAN BAGI ANAK

MENURUT ‘ABDULLᾹH NᾹṢIḤ‘ULWᾹN

Oleh Syaepul Manan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Syaepul Manan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI SYAEPUL MANAN

0906261

KONSEP PENDIDIKAN BAGI ANAK MENURUT ‘ABDULLᾹH NAṢIH ‘ULWĀN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H.Abas Asyafah, M.Pd NIP. 19581016 198601 1 003

Pembimbing II

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd NIP. 19580128 198612 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag NIP. 1957 0303 198803 1 001


(4)

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal :.Kamis, 28 Februari 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 1970 0814 199402 1 001

Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 1957 0303 198803 1 001

Penguji :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 1957 0303 198803 1 001

Drs.A. Toto Suryana A, M.Pd NIP. 1957 0417 198803 1 001

Dra. Kokom St. Komariah, M.Pd NIP. 1962 0513 198803 2 002


(5)

ABSTRAK

Syaepul Manan (0906261) : KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT ‘ABDULLᾹH NᾹ I ‘ULW N

Anak merupakan amanah Allāh SWT yang harus dibina, dijaga, dipelihara dan diurus secara seksama serta sempurna agar kelak menjadi insan kamil atau manusia sempurna (ideal), berguna bagi agama, bangsa dan Negara. Di samping seorang anak juga dapat menjadi pelipur lara orang tua penenang hati dan kebanggaan keluarga. Semua harapan positif terhadap anak tersebut tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan, pendidikan yang tepat dan memadai. Pendidikan anak merupakan fase urgen yang menjadi bagian dari beberapa fase pendidikan manusia. Fase inilah yang sangat menentukan bagaimana seseorang di masa depannya. Walaupun pada hakikatnya anak terlahir dengan berbagai potensi yang telah diberikan oleh Allah. Namun potensi yang diberikan Allāh kepada manusia tidak akan berkembang dengan sendirinya secara sempurna kecuali melalui pendidikan. Pendidikan yang tepat pada masa anak-anak sangat menentukan baik tidaknya anak di masa yang akan datang.

Dari pemaparan diatas jelas bahwa pendidikan anak sangatlah penting. Tidak sedikit para tokoh pendidikan memaparkan teori tentang pendidikan anak, dan salah satunya adalah ‘Abdullāh Nāṣiḥ‘Ulwān Beliau adalah tokoh pemikir Islam yang berasal dari Kota Alefo Syiria, ia menulis tentang pendidikan anak ditinjau dari sudut pandangan Islām secara lebar, luas dan jujur. Selain itu beliau memandang masalah pendidikan anak dalam konteks keseluruhan kehidupan insan, beliau tidak melihatnya dalam pandangan yang sempit.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan ditunjang oleh studi literatur. Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (book survey).

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan pendidikan menurut ‘Abdullāh

Nāṣiḥ ‘Ulwān antara lain memberantas ketidaktahuan terhadap tabiat agama, mendidik agar jangan terlalu cintakan dunia dan membenci mati, dan memberikan

pemahaman tentang tujuan asal mengapa manusia diciptakan oleh Allāh SWT.

Kemudian Materi pendidikan untuk anak yaitu pendidikan keimanan, moral, fisik, rasio (akal), fisik, sosial, dan seksual. Kemudian metode pendidikan anak diantaranya, pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan, pendidikan dengan nasehat, pendidikan dengan memberi perhatian, pendidikan dengan memberikan hukuman. Prinsip pendidikan anak terbagi dua prinsip ikatan dan peringatan. Dan yang terakhir faktor-faktor penyebab anak nakal yaitu kemiskinan yang menerpa keluarga, disharmoni antara bapa dan ibu, perceraian, waku senggang yang menyita masa anak dan remaja, pergaulan negatif dan teman yang jahat, buruknya perlakuan orang tua terhadap anak, film-film sadis dan porno, dan bencana keyatiman.


(6)

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Syaepul Manan (0906261) : CHILDREN EDUCATION ACCORDING TO ‘ABDULLᾹH NᾹ I ‘ULW N

Children are a mandate from Allah SWT that must be raised, fostered, protected and managed very carefully so that he can be a Insan Kamil or a perfect human being (ideal), useful for its religion, the country and the nations itself. Besides, a children can also become a soothing medication for its parents and the family pride. All those positives hopes toward the children can't be reached without a proper guidance and an adequate education. Children education is an urgent phase that had become a part of some educational phase of mankind. This phase are the one which can determine someone's future. Although they have been given many potentials by Allah however, all those potentials that have been given by Allah won't bloomed itself perfectly except through education. A proper education in childhood will be a key factor to the children's future.

From the explanations above it's very clear that children education is very important. A lots of educational figures explains a lot of theories about children education, and one of them are 'Abdullah Nasih 'Ulwan. He's a Islamic thinker from Halab city Syria, he wrote about children education from Islamic views with honesty. Besides of that he also considered children education problem in a whole life context, he never saw this problem with a narrow view.

The method that had been used in this research are descriptive research method with qualitative approach and supported by literature studies. The collecting data technique used in this research is book survey.

From the research results it has been founded that educational goals according to 'Abdullah Nasih 'Ulwan is to erase the ignorance towards religion behaviors, to educate human not too cling on worldly happines and hate death so badly, and giving comprehension about the original goals why mankind are created by Allah SWT. Afterwards the educational material for children involves beliefs, moral, ratio (ideas), physical, social , and sexual. Afterwards the educational methods for children for example, education with a good example, education with customs, educational advices, education with care, and education by giving penalty for those who broke the rules. While the principle for children education are divided into 2 principle which is bond and warning principles. And the last here are some factors that made the children became naughty i.e. poverty, disharmony betwenn their parents, divorce, excess leisure time, negatives association and etc.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

PERNYATAAN... ii

ABSTRAK... iii

PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI... ix

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Organisasi Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II PENDIDIKAN ANAK DALAM ISL M... Error! Bookmark not defined. A. Konsep Pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. 3. Sumber dan Dasar Pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. 4. Prinsip pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. 5. Tugas dan fungsi pendidikan Isl m... Error! Bookmark not defined.


(8)

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Pendidik dalam Pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. 7. Peserta Didik ... Error! Bookmark not defined.

8. Metode pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. 9. Materi Pendidikan Isl m ... Error! Bookmark not defined. B. Konsep Pendidikan Anak ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Anak dalam Al-Qur` n ... Error! Bookmark not defined. 2. Kedudukan anak dalam Isl m ... Error! Bookmark not defined. 3. Perkembangan Anak ... Error! Bookmark not defined.

4. Tugas perkembangan anak ... Error! Bookmark not defined.

5. Sebab-sebab terjadinya kenakalan pada anak dan penanggulangannyaError! Bookmark

not defined.

6. Hasil Penelitian terdahulu yang relevan ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined.

B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Tehnik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

G. Metode Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

H. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.


(9)

1. Biografi ‘Abdull h N ṣiḥ ‘Ulw n ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan pendidikan menurut ‘Abdull h N ṣiḥ‘Ulw nError! Bookmark not defined. 3. Materi pendidikan Anak menurut ‘Abdull h N ṣiḥ ‘Ulw nError! Bookmark not defined. 4. Metode Pendidikan Anak menurut ‘Abdull h N ṣiḥ‘Ulw nError! Bookmark not defined.

5. Prinsip dasar dalam mendidik anak menurut ‘Abdull h N ṣiḥ‘Ulw nError! Bookmark not defined.

6. Faktor penyebab anak nakal dan penanggulangannyaError! Bookmark not defined.

B. PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Tujuan pendidikan menurut ‘Abdull h N ṣiḥ ‘Ulw nError! Bookmark not defined. 2. Materi pendidikan anak menurut ‘Abdull h N ṣiḥ‘Ulw nError! Bookmark not defined. 3. Metode Pendidikan Anak menurut ‘Abdull h N ṣiḥ ‘Ulw nError! Bookmark not defined.

4. Prinsip dasar dalam pendidikan anak menurut’Abdull h Naṣih ‘Ulw nError! Bookmark not defined.

5. Faktor penyebab anak nakal dan penanggulangannyaError! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.

A. KESIMPULAN ... Error! Bookmark not defined.

B. SARAN ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islām merupakan agama yang universal dan akan berlaku di setiap zaman.

Keuniversalan Islām telah terbukti sepanjang sejarah, di mana setiap permasalahan dan perkembangan peradaban manusia senantiasa dapat dijawab

dan dipecahkan oleh ajaran Islām dengan berdasar kepada Al-Qur`ān, Hadīṡ,

dan sumber Islām lainnya.

Islām mencakup seluruh aspek kehidupan manusia seperti difirmankan

Allāh dalam menyipati Al-Qur`ān :

...













...

“...tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab” (Q.S. Al

An‟ām [6] : 38) 1

Sebagai ajaran yang universal, Islām merupakan agama yang sangat memperhatikan seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Syahidin et al. (2009: 48) bahwa :

Agama Islām menjadi dasar dari berbagai persoalan manusia dengan

rujukan utama yang jadi sumber pokoknya, yaitu Al-Qur`ān. Di dalam

Islām, seluruh aspek kebutuhan manusia baik yang bersifat keduniaan atau

ketuhanan, fisik ataupun spiritual, individual maupun sosial, rasional maupun emosional mendapat perhatian.

Dari ayat Al-Qur`ān di atas jelas bahwa Islām sangat memperhatikan seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk mengenai pendidikan. Petunjuk dalam Al-Qur`ān maupun Hadīṡ dengan jelas menuntut dan memerintahkan

1

Seluruh teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Al-Qur`ān in word, yang disesuaikan dengan Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Depag, Bandung: Sygma Publishing: 2010


(11)

2

umat Islām untuk menuntut ilmu. Hal ini dikarenakan pendidikan sangatlah penting dalam rangka membangun dan menciptakan generasi Islām yang kuat. Islām mengajarkan betapa pentingnya pendidikan, yang diawali dengan

pendidikan pada diri sendiri dan keluarga. Allāh berfirman dalam Q.S. At

Taḥrīm [66] : 6,













































Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allāh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dari ayat tersebut, jelas bahwa kewajiban utama orang tua adalah menyelamatkan diri dan keluarganya dari api neraka, artinya mereka diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarganya agar tidak melakukan berbagai keburukan dan pelanggaran aturan-aturan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur`ān yang pada akhirnya dapat menjerumuskan mereka pada neraka. Maka cara yang paling tepat untuk dapat memenuhi perintah tersebut adalah dengan mendidik anak dan keluarga berdasarkan ajaran Islām.

Syarifudin dan Nuraini (2006: 24) memandang bahwa :

Pendidikan dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan inidividu.

Sejalan dengan pengertian pendidikan di atas, Heri (2005: 1)

mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan itu adalah “suatu upaya untuk “memanusiakan” manusia. Melalui pendidikan manusia tumbuh


(12)

3

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat melaksanakan

tugas sebagai manusia.”

Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1, Ayat 1 dinyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Syahidin (2009: 2) menjelaskan bahwa :

Pendidikan bukan sekedar transfer informasi ilmu pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Ada tiga misi utama pendidikan yaitu Pewarisan Pengetahuan (Transfer of Knowledge), Pewarisan Budaya (Transfer of Culture), dan Pewarisan Nilai (Transfer of Value). Sebab itu, pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses transformasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa pendidikan tidak hanya transfer informasi ilmu pengetahuan tetapi suatu proses pembentukan karakter. Kemudian pendidikan bukan hanya sebatas menyekolahkan anak di sekolah tetapi lebih dari itu. Anak akan tumbuh menjadi sosok manusia yang ideal jika ditopang oleh pendidikan yang baik dan komprehensif, namun sebaliknya jika anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang tidak diharapkan. Syarifudin dan Nuraini (2006: 19),

mengemukakan tentang sosok manusia ideal yaitu sebagai berikut : “Sosok manusia ideal tersebut antara lain adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, bermoral/berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu berkarya dan lain-lain.”

Namun tidaklah mudah untuk bisa menjadi sosok manusia yang ideal

walaupun pada dasarnya manusia diberikan potensi oleh Allāh untuk bisa

menjadi manusia ideal. Seperti yang diungkapkan oleh Syahidin (2009: 23) : Potensi yang diberikan Allāh kepada manusia tidak akan berkembang dengan sendirinya secara sempurna tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun potensi yang diilikinya bersifat aktif dan dinamis. Potensi


(13)

4

kemanusian itu akan bergerak terus menerus sesuai dengan pengaruh yang didatangkan kepadanya. Hanya intensitas pengaruh itu akan sangat bervariasi sesuai dengan kemauan dan kesempatan yang diperolehnya yang dapat menentukn pengalaman dan kedewasaan masing-masing. Maka dari itu, manusia sering disebut sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik atau makhluk pendidikan.

Di samping manusia memiliki berbagai potensi yang diberikan Allāh,

manusia juga memiliki posisi yang strategis dihadapan Allāh, sebagaimana

diungkapkan oleh Ramayulis (2010: 10) bahwa manusia memiliki posisi yang strategis di hadapan Allāh yaitu: pertama, sebagai Hamba Allāh dan kedua,

sebagai Khalīfaħ Allāh. Untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalīfaħ, Allāh telah memberikan seperangkat potensi (fitraħ) berupa akal, qalb, dan nafs kepada manusia. Namun aktualisasi fitrah itu tidaklah otomatis berkembang, melainkan tergantung pada manusia itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa untuk merealisasikan tugas dan kedudukan manusia tersebut harus ditempuh manusia melalui pendidikan.

Namun tidak semua pendidikan mengemban tugas dan fungsi manusia tersebut. oleh karena itu diperlukan penataan ulang konsep pendidikan yang ditawarkan sehingga lebih berperan bagi pengembangan manusia yang berkualitas, tanpa menghilangkan nilai-nilai fitri yang dimilikinya. Dan nampaknya satu satunya konsep pendidikan yang dapat dikembangkan adalah konsep pendidikan Islām. Dengan pendidikan Islām

manusia sebagai khalīfaħ tidak akan berbuat sesuatu yang mencerminkan

kemungkaran kepada Allāh, dan bahkan ia berusaha agar segala aktifitasnya sebagai khalīfaħ harus dilaksanakan dalam rangka „ubudiyah

kepada Allāh (Ramayulis, 2010: 12).

Tujuan pendidikan Islām secara nasional dapat dirujuk kepada tujuan pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional sebagai berikut :

Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, sehat jasmani, dan rohani, memiliki rasa seni serta bertanggung jawab bagi masyarakat bangsa dan negara.

Menurut Al-Jauhari dan Khayyal (2005: 224) memandang bahwa pendidikan anak merupakan fase urgen yang menjadi bagian dari beberapa


(14)

5

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

fase pendidikan manusia. Fase inilah yang sangat menentukan bagaimana seseorang di masa depannya. Aktivitas pendidikan Islām dalam rangka membentuk kepribadian muslim haruslah dimulai sejak dini, yaitu di lingkungan rumah yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang anak.

Anak merupakan amanah Allāh SWT yang harus dibina, dijaga, dipelihara dan diurus secara seksama serta sempurna agar kelak menjadi insan kāmil atau manusia sempurna (ideal), berguna bagi agama, bangsa dan negara. Di samping dapat menjadi pelipur lara orang tua penenang hati dan kebanggaan keluarga. Semua harapan positif terhadap anak tersebut tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan, pendidikan yang tepat dan memadai.

Al Ghazali (Yusuf, 2006: 10) mengemukakan bahwa :

Anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat.Kedua orangtuanyalah yang memberikan agama kepada mereka. Demikian pula anak dapat terpengaruh oleh sifat-sifat yang buruk. Ia memelajari sifat-sifat yang buruk dari lingkungan yang dihidupinya, dari corak hidup yang memberikan peranan kepadanya dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya. Ketika dilhirkan, keadaan tubuh anak belum sempurna. Kekurangan ini diatasinya dengan latihan dan pendidikan yang ditunjang dengan makanan. Demikan pula dengan tabiat yang difitrahkan kepada anak, yang merupakan kebajikan yang diberikan Al Khalik kepadanya. Tabiat ini dalam keadaan berkekurangan (dalam keadaan berkembang dengan sempurna). Dan mungkin dapat disempurnakan serta diperindah dengan pendidikan yang baik, yang oleh al-Ghazali dipandang sebagai salah satu proses yang pentsing dan tidak mudah.

Tugas untuk mendidik anak merupakan tugas bersama. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Huda dan Idris (2008: 25), bahwa “pendidikan anak merupakan realisasi tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan pemerintah”.

Namun keluargalah yang pertama bertanggung jawab dalam pendidikan anak. Karena lingkungan keluarga merupakan fase awal yang dilewati anak dalam kehidupannya. Orang tualah yang bertanggung jawab pendidikan anaknya di keluarga. Permasalahan yang muncul saat ini adalah banyak orang tua yang tidak mengerti cara yang tepat untuk mendidik anak dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, kemudian alasan kesibukan, dan


(15)

6

keterbatasan waktu untuk mendidik anak. Sehingga tidak heran banyak orang tua yang kecewa dengan tingkah laku anaknya yang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Oleh karena itu jika tidak ada pendidikan bagi anak dikhawatirkan anak akan berkembang ke arah yang tidak baik.

Mujib (2008: 88) memandang bahwa orang tualah yang pertama menjadi pendidik bagi anak sebagaimana dikemukakannya bahwa :

Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Orang tualah yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan anaknya karena sukses tidaknya anak tergantung pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya.

Keberadaan ayah dan ibu sangatlah berpengaruh terhadap anak, sebagaimana dikemukakan oleh Daradjat (1970: 35) bahwa:

Sejak seorang anak lahir, ibunya yang selalu ada di sampingnya. Oleh karenanya ia meniru perangai ibunya dan biasanya, seorang anak lebih cinta pada ibunya apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik- Ibu orang yang mula-mura dikenal, anak yang mula-mula menjadi temannya dan yang mula-mula dipercayainya.

Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Di mata anaknya ia seorang yang tinggi gengsinya dan terpandai di antara orang-orang yang dikenalnya. Cara ayah melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-lebih bagi anak yang agak besar, baik laki-laki maupun perempuan, ia mau mendekati dan dapat memahami hati anaknya.

Merujuk pada pendapat Daradjat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap pendidikan anak-anaknya. Bukan saja karena orang tua yang akan menentukan jalur pendidikan anak-anaknya tetapi karena orang tua juga yang memberikan pendidikan awal bagi anak sebelum mereka bergaul dengan lingkungan dan memasuki pendidikan formal di sekolah-sekolah.

Tidak semua orang tua yang memahami dan mampu mendidik anaknya dengan baik. Disamping itu kesibukan dan keterbatasan waktu untuk mendidik anak seperti yang telah dijelaskan di atas menjadi masalah yang sudah tidak bisa dihindarkan, dan hal tersebut yang menjadi dasar untuk memasukkan


(16)

7

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

anaknya pada lembaga pendidikan dengan harapan anak tersebut tercukupi segala pendidikannya.

Begitu tinggi harapan orang tua terhadap anaknya, namun menurut Huda dan Idris (2008: 26) bahwa :

lembaga pendidikan terkadang tidak lagi mempertimbangkan faktor-faktor kejiwaan anak didik. Akibatnya, anak dituntut untuk menguasai sejumlah kompetensi tertentu yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuan anak. Irosnisnya, hal ini biasanya terjadi tanpa disadari oleh orang tua dan penyelenggara pendidikan. Sikap kurang proporsional dalam mendidik anak seakan melahirkan kesan bahwa pendidikan telah

melakukan “penindasan” terhadap anak.

Aspek lain menunjukan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini hampir menjadikan dunia tidak ada batas antar wilayah dan negara. Hal ini berdampak kepada masuknya budaya barat ke dalam budaya lokal dengan sangat mudah, dan tidak dapat dihindarkan, baik melalui televisi, internet, dan media lainnya. Saat ini internet tidak lagi aneh dikalangan anak-anak, bahkan mereka rela menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bermain. Hal ini disadari atau tidak berpengaruh terhadap moralitas anak yang saat ini sedang dilanda krisis.

Huda dan Idris (2008: 26) mengemukakan bahwa :

Krisis moralitas itu dengan mudah dapat diketahui melalui informasi, pemberitaan, dan surat kabar. Indikasi krisis moral terlihat dari dua aspek. Pertama, krisis moral yang dilakukan oleh anak sehingga memosisikan anak sebagai subjek kejahatan. Kedua, krisis moral terhadap anak yang dilakukan orang dewasa, sehingga menjadikan anak sebagai objek tindak kejahatan.

Dari pemaparan diatas jelas bahwa pendidikan anak sangatlah penting. Karena keberhasilan pendidikan anak merupakan dasar kemajuan suatu bangsa. Tidak sedikit para tokoh pendidikan memaparkan teori tentang pendidikan anak, dan salah satunya adalah „Abdullāh Nāṣih „Ulwān. Menurut penulis tokoh ini sangatlah menarik untuk dijadikan objek penelitian, karena pemikirannya khusus tentang pendidikan anak sangatlah mendalam. Beliau


(17)

8

menulis tentang pendidikan anak ditinjau dari sudut pandangan Islām secara lebar, luas dan jujur. Di samping itu beliau menulis dengan memperbanyak bukti-bukti Islāmi yang terdapat dalam Al-Qur`ān, As-sunnaħ dan peninggalan para salaf (intelektual pendahulu) yang saleh untuk menetapkan hukum. Kemudian beliau juga seorang penulis yang mandiri di dalam pembahasan-pembahasan pendidikan yang penting ini dengan referensi pada tulisan tulisan kaum muslimin secara murni, tanpa mengambil referensi kepada pendapat-pendapat mereka kecuali dalam keadaan yang terpaksa untuk maksud tertentu.

Selain itu „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān memandang masalah pendidikan anak dalam konteks keseluruhan kehidupan insan, beliau tidak melihatnya dalam pandangan yang sempit. Beliau tidak memandang pendidikan hanya sebatas perlakuan-perlakuan tertentu yang diterapkan pada anak agar mencapai tujuan yang diharapkan dalam bentuk peringkat tertentu.

Inilah yang menjadi dasar utama bagi penulis untuk menelaah lebih lanjut tentang pemikiran beliau dalam kitab Tarbiyaħ al Aulād fī al-Islām , yang menurut hemat penulis kitab ini masih lanyak dijadikan pedoman bagi para pendidik khususnya dan orang tua pada umumnya. Dalam rangka memberikan kemudahan pada proses mendidik anak, sehingga diharapkan nantinya dapat melahirkan generasi penerus yang beriman dan bertakwa serta memiliki kualitas yang tinggi.

Berdasar uraian di atas penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan meneliti secara ilmiah yang akan dituangkan ke dalam sebuah skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Bagi Anak Menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana Konsep Pendidikan Bagi Anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān ?”

Dari masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut :


(18)

9

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana biografi „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān, karya-karyanya dan gambaran umum kitab Tarbiyaħ al Aulād fī al-Islām ?

2. Bagaimana tujuan pendidikan menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān ? 3. Bagaimana materi pendidikan anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān ? 4. Bagaimana metode pendidikan anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān ? 5. Bagaimana prinsip-prinsip dasar dalam pendidikan anak menurut

„Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān ?

6. Faktor apa saja yang menyebabkan anak nakal dan bagaimana penganggulangannya menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran bagaimana konsep pendidikan bagi anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān

Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Mengenal biografi „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān, karya-karyanya dan gambaran umum kitab Tarbiyaħ al Aulād fī al-Islām

2. Mendeskripsikan tujuan pendidikan anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān 3. Mendeskripsikan materi pendidikan anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān 4. Mendeskripsikan metode pendidikan anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ

„Ulwān

5. Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar dalam pendidikan anak menurut

„Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān

6. Mendeskripsikan faktor penyebab anak nakal dan penanggulangannya menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis


(19)

10

Secara teoritis skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif, berupa konsep pendidikan bagi anak dalam Islām. Deskripsi hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

menentukan upaya pendidikan Islām yang tepat bagi anak.

2. Manfaat Praktis

Penyusun berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama orang-orang yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti:

a. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai acuan untuk memperluas pemikiran dan pengalaman penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi acuan untuk bekal dalam mendidik anak.

b. Bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumbangan pemikiran tentang konsep pendidikan bagi anak menurut „Abdullāh

Nāṣiḥ„Ulwān

c. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan, rujukan dan pengetahuan, terutama bagi para orang tua, guru dan masyarakat sebagai pedoman untuk mendidik anak dengan baik sesuai dengan ajaran Islām

E. Organisasi Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini urutan penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka, berisi penjelasan secara ringkas isi dari berbagai referensi atau literatur yang berhubungan dengan pokok bahasan.

Bab III: Metode Penelitian, yang meliputi metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis data.


(20)

11

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang merupakan isi bagian utama dari skripsi ini. Dalam bab ini dijelaskan tentang pokok bahasan yang dipertanyakan dalam rumusan masalah

Bab V: Kesimpulan dan Saran. Daftar pustaka, lampiran, dan riwayat hidup.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif menurut Sarwono (2006: 259) ialah “mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research.”

Pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah/berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitian, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif, sebab pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif . Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Meleong (2004: 4), mendefinisikan “pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati.”

Suryabrata (Soejono dan Abdurrahman, 2005: 19), “metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.” Sejalan dengan itu Arikunto (1993: 310), mengemukakan tentang yang dimaksud dengan penelitian deskriptif yaitu “penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.”

Teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur, yaitu dengan cara meneliti dan mempelajari


(22)

buku-84

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

buku, dokumen atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung terhadap permasalahan yang akan dibahas. Setelah literatur terkumpul dan dinggap valid, serta pemahaman terhadap fakta-fakta dan mengaklarifikasikan serta memisahkan sumber-sumber yang kurang relevan dengan permasalahan, sementara sumber atau fakta yang relevan kemudian dirangkai dalam penulisan laporan.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah library research atau penelitian kepustakaan. Subagyo (1999: 109), menjelaskan yang dimaksud penelitian kepustakaan sebagai berikut :

Penelitian yang menjadikan data-data kepustakaan sebagai teori untuk dikaji dan ditelaah dalam memperoleh hipotesa atau konsepsi untuk mendapatkan hasil yang objektif. Dengan jenis ini informasi dapat diambil secara lengkap untuk menentukan tindakan ilmiah dalam penelitian sebagai instrumen penelitian memenuhi standar penunjang penelitian.

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Mardalis, (1999: 28) bahwa :

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruangan perpustakaan, seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lain.

Dengan demikian, langkah yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah topik yang akan dibahas yang kemudian dilanjutkan dengan mencari sumber-sumber yang relevan. Setelah mendapatkan sumber, penulis melakukan kritik terhadap sumber untuk memperoleh fakta tentang kajian yang akan dibahas. Data dan fakta yang telah terkumpul kemudian dirangkaikan dan diinterpretasi untuk kemudian dituliskan menjadi kajian yang utuh dan terstruktur.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang daapat menimbulkan kesalahan dalam mengartikan judul,


(23)

85

maksud dari penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar mudah dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul dengan pembahasan dalam skripsi ini.

Sesuai dengan judul “Konsep Pendidikan Bagi Anak Menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān”, maka batasan pengertiannya meliputi:

1. Konsep

Konsep berarti ide, pemikiran. Pada penelitian ini yaitu Konsep Pendidikan anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan sejak lahir hingga akhir hayat melalui pembinaan, bimbingan dan latihan baik di lembaga formal, non formal dan informal untuk menjadi manusia yang paripurna. Pendidikan anak adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak anak yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak yang penulis maksud adalah pendidikan anak dari masa anak-anak hingga masa baligh menurut „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān pada kitab Tarbiyaħ al Aulād fī al-Islām .

3. „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān

Merupakan pemerhati masalah pendidikan terutama pendidik dan dakwah Islām. Ia dilahirkan di kota Alefo, Syiria, tahun 1928. Beliau menyelesaikan studi di sekolah lanjutan tingkat atas jurusan Ilmu Syariah dan pengetahuan Alam di Alefo, tahun 1949. Kemudian melanjutkan di al-Azhar University (Mesir) mengambil Fakultas Ushuludin, yang selesai pada tahun 1952. Selang dua tahun kemudian, yaitu 1954, ia lulus dan menerima ijazah spesialisasi pendidikan, setara dengan Master of Arts (M.A). Pemikirannya selalu berdasar kepada Al-Qur`ān dan Hadīṡ.


(24)

86

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Moleong (2010: 168) memberikan penjelasan berkenaan tentang instrumen dalam penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut :

Instrumen dalam penelitian kualitatif cukup rumit, peneliti merupakan perencana, pelaksana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data. Pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Afifudin dan Sabeni (2009: 125), “bahwa instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri.”

Dengan kata lain peneliti menjadi instrumen utama penelitian. Maka dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pelaksana pengumpul data, penafsir data.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang bersifat tektual berupa konsep dan tulisan bukan berupa angka-angka. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah seputar apa dan bagaimana definisi, konsep, pandangan, pemikiran dan argumentasi yang terdapat dalam literatur yang relevan dengan pembahasan.

Menurut Sarwono (2006:49) menjelaskan beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti di antaranya 1) abstrak hasil penelitian, 2) indeks, 3) review, 4) jurnal, 5) buku referensi.

Data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek (Purwanto, 2007:192).

Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang bersumber dari literatur yaitu dengan library Reseach. Bertujuan untuk mengumpulkan data informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan. Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian yang dilakukan di ruang kepustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan.


(25)

87

1. Sumber data primer

Sumber data primer pada penelitian ini merupakan data yang

memuat tentang konsepsi pendidikan bagi anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ

„Ulwān yaitu kitab Tarbiyaħ al Aulād fī al-Islām . 2. Sumber data sekunder

Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah semua buku-buku penunjang yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Dimana data sekunder ini berfungsi sebagai pelengkap data primer yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber data sekunder yang digunakan peneliti, yaitu:

a. Miftahul Huda dan Muḥammad Idris, Nalar Pendidikan Anak, Jogjakarta: Ar Ruzz Media Group, 2008

b. Mahmud Muḥammad Al Jauhari, M. Abdul Hakim Khayyal,

Membangun Keluarga Qur‟ani Panduan Untuk Wanita Muslimah,

Jakarta: Amzah, 2005 F. Tehnik Pengumpulan Data

“Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses

penyelidikan yang mirip dengan pekerjaan detektif. Dari sebuah penyelidikan yang mirip akan dihimpun data-data utama dan sekaligus tambahannya” (Afifuddin dan Beni, 2009:129).

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari data yang berkaitan dengan pembahasan. Data-data sebagai penjabaran dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ditujukan pada kitab Tarbiyaħ al

Aulād fī al-Islām . G. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satuan pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Afifuddin dan Beni, 2009:145).


(26)

88

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Analisis data secara umum dilakukan dengan cara menghubungkan apa yang diperoleh dari suatu proses kerja awal. Hal ini di tujukan untuk memahami data yang terkumpul dari sumber, yang kemudian untuk diketahui kerangka berfikir peneliti (Bisri, 2004 : 228).

Menurut Meleong (2010:248), analisis data kualitatif adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis isi (content analysis). Analisi isi (content analysis) adalah “penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa” (Afifuddin dan Beni, 2009:145).

Metode analisis isi dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap konsep dari sebuah buku atau kitab Tarbiyaħ al Aulād fī al

-Islām . Menurut Afifuddin dan Beni (2009:166) menjelaskan berkenaan dengan analisis isi, bahwa :

analisis isi dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.

1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript)

2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan metode pendekatan terhadap data tersebut.

3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

Jadi peneliti dalam metode ini akan menganalisa berdasarkan kajian tekstual yang ada dalam literatur tentang konsep pendidikan bagi anak menurut „Abdullāh Nāṣiḥ„Ulwān .


(27)

89

H. Prosedur Penelitian

Bagian ini memaparkan tahapan-tahapan yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian. Adapun tahapan yang dilakukan terbagi kedalam tiga tahapan, yaiu persiapan, penelitian, dan penulisan laporan penelitian

1. Persiapan penelitian

Tahapan ini memaparkan tahapan awal yang dilakukan oleh penulis. Pada tahapan ini ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, di antaranya :

a. Penentuan dan Pengajuan tema Penelitian

Tahapan ini merupakan langkah awal penulis dalam melakukan penelitian. Pada tahapan ini, penulis mengajukan rancangan tema penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām (IPAI). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hal ini merupakan salah satu prosedur baku yang harus ditempuh sebelum memasuki proses penelitian. Proses pengajuan tema kepada TPPS, adapun tema yang diangkat oleh penulis adalah tentang Konsep Pendidikan Anak Menurut „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān , yang kemudian penulis meyusun suatu rancangan penelitian dalam bentuk proposal.

b. Penyusunan rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang berbentuk proposal ini, berisi tentang kerangka dasar yang menjadi acuan bagian penulis dalam melaksanakan penelitian dan melakukan laporan penelitian. Proposal penelitian memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan putaka, organisasi penulisan dan daftar pustaka.

Proposal yang sudah jadi diajukan kepada TPPS untuk kemudian disetujui. Setelah diajukan proposal disetujui dan mendapatkan beberapa masukan dari dosen di antaranya Dr. Munawar Rahmat, M.Pd., dan Dr. Abas Asyafah, M.Pd.


(28)

90

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya keluarlah Surat Keputusan (SK) penunjukan dosen pembimbing oleh Ketua Jurusan dan TPPS yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 2012 , untuk pembimbing yang dimaksudkan adalah : Dr. Abas Asyafah, M.Pd. dan Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

c. Konsultasi (Bimbingan)

Untuk kesempurnaan penulisan skripsi, penulis dibimbing oleh dosen pembimbing yang telah disebutkan di atas yaitu oleh Dr. Abas Asyafah, M.Pd. sebagai Pembimbing I dan Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. sebagai Pembimbing II. Proses bimbingan dilaksanakan melalui kesepakatan bersama antara dosen pembimbing dan penulis. Yang biasanya diwujudkan dengan menghubungi terlebih dahulu dosen pembimbing untuk menentukan bimbingan. Proses bimbingan pada awal-awal berjalan kurang baik, karena penulis memiliki kendala dalam waktu terkait dengan adanya pelaksanaan Program Pelatihan Profesi (PLP), sehinga waktu yang dimiliki penulis terbagi. Namun meskipun demikian bimbingan tetap dilaksanakan.

Bimbingan secara rutin terlaksana dengan baik setelah PLP selesai. Bimbingan dilakukan di kampus, namun terkadang penulis melaksanakan bimbingan langsung mendatangi rumah Pembimbing. Setiap hasil penelitian dan penulisan yang telah penulis sesuaikan diajukan pada saat melakukan bimbingan untuk mendapat masukan dan saran dari dosen pembimbing. Setiap saran dan masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing dicatat dalam lembar bimbingan. Secara umum bimbingan terhadap skripsi ini dilakukan secara bertahap atau per-bab. Untuk kemudian dilakukan revisi jika memang masih terdapat kekurangan atau langsung dilanjutkan pada bab berikutnya, sesuai dengan saran dari dosen pembimbing.

2. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode yang penulis gunakan yaitu metode deksriptif. Untuk


(29)

91

mempermudah proses penelitian, penulis menggunakan tahap-tahapan sebagaimana yang diungkapkan diatas di antaranya :

a. Pengumpulan Sumber

Sebelum melakukan pencarian dan pengumpulan sumber, langkah yang dilakukan adalah menentukan tema atau topik penelitian. Dalam skripsi ini penulis mengambil topik tentang pendidik anak, yang kemudian lebih difokuskan pada konsep Pendidikan Anak menurut salah satu tokoh pendidikan anak yaitu „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān . Setelah mendapatkan topik penelitian, tahap berikutnya adalah mengumpulkan sumber (heuristic). Tahapan ini merupakan proses pengumpulan sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang telah dikaji.

Pada tahapan ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber yang dianggap relevan dengan pokok kajian yang tertulis. Terkait dengan teknik penelitian yang digunakan, yaitu studi literatur, maka sumber yang digunakan adalah berbentuk tulisan, baik buku, kamus, karya ilmiah, serta bahan yang penulis temukan dari internet. Kegiatan yang penulis lakukan adalah mendatangi perpustakaan UPI, perpustakaan jurusan PAI UPI, toko buku Palasari, toko buku Dahlan, al-Falah, dan toko buku lainnya yang penulis kunjungi serta tak lupa penulis mengambil data dari sumber internet.

Dalam pencarian sumber, penulis menggunakan buku-buku koleksi pribadi terlebih dahulu kemudian penulis mencari buku ke toko-toko buku yang ada di Bandung, serta tak lupa penulis mencari buku atau pun karya tulis ilmiah ke perpustakaan. Setelah penulis mendapatkan buku ataupun karya tulis ilmiah penulis membagi sumber data primer dan sumber data sekunder.

Adapun untuk sumber data primernya adalah “Pendidikan Anak

dalam Islām”karya „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān yang merupakan terjemahan dari “Kitab Tarbiyaħ al Aulād fī al-Islām . Serta sumber data sekunder di antaranya adalah “Nalar Pendidikan Anak” karya Huda dan idris, “Membangun Keluarga Qur’ānī Panduan Untuk Wanita Muslimah” karya


(30)

92

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mahmud Muḥammad Al Jauhari dan M. Abdul Hakim Khayyal, serta buku-buku yang lainnya yang penulis gunakan, dan tak lupa penulis melakukan pencairan pada Internet.

b. Kritik

Data-data yang diperoleh dari sumber tersebut, tidak langsung dituangkan ke dalam tulisan menjadi karya baru, namun dilakukan kritik terhadap sumber yang digunakan, baik buku, karya ilmiah, maupun temuan dari internet. Pada dasarnya kritik sumber bertujuan untuk menilai otentitas dan kredibilitas sumber itu sendiri.

Kritik sumber dilakukan terhadap dua aspek, yaitu aspek internal dan eksternal. Pelaksanaan kritik internal dilakukan oleh penulis dengan cara melihat sumber dan membandingkannya dengan sumber lain, dalam konteks permasalahan yang sama. Sedangkan pelaksanaan kritik eksternal, dalam pelaksanaannya penulis melihat tahun terbitan serta melihat pengarangnya.

c. Interpretasi dan penulisan

Interpretasi adalah proses menafsirkan data dan fakta yang telah ditetapkan. Tahapan ini merupakan tahap pemberian makna terhadap data-data yang diperoleh dalam penelitian. Setelah melakukan interpretasi, maka tahapan selanjutnya adalah penulisan laporan penelitian. Pada tahap ini penulis menyajikan hasil temuannya dengan cara penulisan yang baik dan benar berdasarkan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2012.

d. Laporan penelitian

Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam suatu penelitian. Hasil penelitian disusun secara sistematis menjadi suatu karya ilmah berbentuk skripsi. Adapun sistematika yang digunakan adalah sebagaimana tercantum dalam Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2012.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān dilahirkan pada tahun 1928 di kota Halab. Ayahnya Haji Sa’id ‘Ulwān. Pada tahun 1945 lulus dari studinya di sekolah lanjut tingkat atas (SLTA) di kota Halab dengan mengambil jurusan Ilmu Syariah dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kemudian melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar dengan mengambil jurusan Uṣuluddīn dan dapat diselesaikan pada tahun 1952. Kemudian pada tahun 1959 beliau menerima ijazah Master Of Arts (MA) dalam bidang ilmu pendidikan. Sebagai seorang yang harus akan keilmuan, beliau melanjutkan studinya pada perguruan tinggi yang sama untuk mengambil program Doktor. Beliau merupakan seorang tokoh muslim yang aktif untuk berdakwah dan menulis karya ilmiah. Dorongan dakwah itu dapat dilihat dari pemikiran beliau melalui karya-karya yang sangat menarik. Dan karya-karya tersebut telah puluhan lebih dan telah sampai pada para pendidik dan kaum muslimin pada umumnya.

Berikut penulis simpulkan pemikiran ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān tentang konsep Pendidikan Anak :

1. Tujuan pendidikan menurut ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān ada tiga yaitu: pertama, memberantas ketidaktahuan terhadap tabiat agama dan hakikat Islām. Kedua, mendidik agar jangan terlalu cintakan dunia dan membenci mati. Ketiga, memberikan pemahaman tentang tujuan asal mengapa manusia diciptakan oleh Allāh SWT.

2. Materi pendidikan anak menurut ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān adalah pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, pendidikan fisik, pendidikan rasio (akal), pendidikan fisik, pendidikan sosial, dan pendidikan seksual. 3. Metode pendidikan anak ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān adalah pendidikan


(32)

183

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan nasehat, pendidikan dengan memberi perhatian, pendidikan dengan memberikan hukuman.

4. Prinsip-prinsip dasar dalam mendidik anak menurut Abdullah Naṣih ‘Ulwān berpusat pada dua macam prinsip, yaitu prinsip ikatan dan prinsip peringatan. Pertama, prinsip ikatan. Menurut Abdullah Naṣih ‘mengikat anak dengan ikatan-ikatan akidah, rohani, pemikiran, sejarah, sosial, dan keolahragaan, hingga tumbuh menjadi seorang pemuda, orang dewasa, kemudian menjadi orang tua. Kedua, prinsip peringatan. Menurut ‘Abdullāh Naṣih ‘peringatan-peringatan yang terpenting untuk anak yaitu: peringatan dari kemurtadan, peringatan terhadap kekufuran, peringatan terhadap permainan yang diharamkan, peringatan untuk tidak mengikuti (ikut-ikutan) secara buta, peringatan dari berteman dengan orang jahat, peringatan dari kerusakan moral, peringatan dari melakukan sesuatu yang diharamkan.

5. Faktor penyebab anak nakal dan penanggulangannya menurut ‘Abdullāh Nāṣiḥ‘Ulwān adalah sebagai berikut :

Pertama, kemiskinan yang menerpa keluarga. Dengan syariatnya yang adil, Islām telah meletakkan prinsip yang kuat untuk memerangi kemiskinan, menetapkan hak hidup mulia bagi setiap insan, meletakkan undang-undang yang menjamin batas minimum bagi setiap individu untuk mendapatkan tempat tinggal, sandang dan pangan, serta menggariskan berbagai metode praktis untuk kemiskinan secara tuntas bagi masyarakat muslim.

Kedua, disharmoni antara bapa dan ibu. Dengan dasar-dasar bijaksana dan abadi, Islām telah menggariskan metode yang bijak bagi individu yang akan melamar untuk mencari atau memilih seorang istri yang baik, sebagaimana telah menggariskan pula cara yang utama bagi para wali yang anak-anaknya dilamar untuk memilih calon suami yang baik. Semua itu dimaksudkan untuk mewujudkan rasa cinta kasih, saing pengertian dan tolong enolong antara suami istri, di samping untuk


(33)

184

menghindari dilematika keluarga dan perselisihan yang biasa terjadi di antara suami istri.

Ketiga, perceraian dan kemiskinan sebagai akibatnya. Dengan prinsip-prinsip yang bijak, Islām memerintahkan kepada masing-masing pasangan suami istri untuk menjalankan hak-hak dan kewajiban mreka berdua. Sehingga mereka tidak terperosok ke dalam suatu problema yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak terpuji.

Kempat, waktu senggang yang menyita masa anak dan remaja. Di antara metode-metode praktis yang merupakan arahan Islām di dalam mengatasi problematika waktu senggang anak ini menurut ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān adalah menyuruh anak untuk mempelajari seni bela diri, menunggang kuda, renang, mencari jejak dan gulat, mengarahkan anak agar menyibukkan diri di dalam mengisi waktu senggang dengan menelaah buku-buku, bertamasya dan Islām telah mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna. Terutama sekali pada masa perkembangan pubertas, sehingga mereka benar-benar mengetahui siapa orang-orang yang menemani, dan ke mana saja mereka pergi. Kemudian Islām memberikan petunjuk untuk memilihkan teman yang baik untuk anak-anak mereka, agar dapat menyera akhlak, adab dan adat yang mulia. berolah raga

Kelima, pergaulan negatif dan teman yang jahat. Islām telah mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna. Terutama sekali pada masa perkembangan pubertas, sehingga mereka benar-benar mengetahui siapa orang-orang yang menemani, dan ke mana saja mereka pergi. Kemudian Islām memberikan petunjuk untuk memilihkan teman yang baik untuk anak-anak mereka, agar dapat menyera akhlak, adab dan adat yang mulia.

Ketujuh, buruknya perlakuan orang tua terhadap anak. Islām telah memerintahkan kepada setiap orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu, untuk memiliki akhlak luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih


(34)

185

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara istiqamah, terdidik untuk berani dan berdiri sendiri, kemudian merasa, bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.

Kedelapan, Film-film sadis dan porno. Maka wajib bagi setiap orang tua, pendidik dan orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencegah anaknya dari menonton film-film porno dan berbau kriminal, melarang mereka untuk membeli majalah-majalah porno, cerita-cerita dan buku-buku cabul.

Kesembilan, bencana keyatiman. Islām telah memerintahkan kepada para wali yang mengurusi anak yatim, dan kepada setiap orang yang mempunyai ikatan kerabat dengan mereka untuk memperlakukan secara baik, bertanggung jawab atas segala urusannya dan mengawasi pendidikannya. Sehingga anak akan terdidik dengan baik, berakhlak mulia dan berbudi pekerti, serta mendapatkan cinta kasih dan sayang di bawah orang tua yang melndungi atau memliharanya dengan ikhlas.

B. SARAN

Sebagaimana yang tertera Pada BAB IV, Konsep Pendidikan Anak yang dirumuskan ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān merupakan konsep pendidikan yang komprehensif. Beliau menjelaskan tentang pendidikan anak ditinjau dari sudut pandang Islām secara panjang lebar, luas dan jujur.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Prodi IPAI

Penulis menyarankan kepada Prodi IPAI hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran tentang pendidikan anak, bahkan dimasukkan kedalam kurikulum IPAI karena Konsep pendidikan Anak yang diajukan oleh ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān merupakan konsep yang perlu diketahui dan dipraktekkan dalam pendidikan Anak. 2. Bagi orang tua


(35)

186

Penulis menyarankan para orang tua, agar hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk mendidik anak dengan baik sesuai dengan ajaran Islām. Karena pada kenyataannya masih banyak orang tua yang tidak mengerti dan salah dalam mendidik anak.

3. Bagi guru di sekolah

Penulis menyarankan kepada para guru untuk tidak hanya memberikan pelajaran kepada anak didiknya. Karena realitanya kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran kepada anak bukan pendidikan.

‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān merumuskan berbagai metode yang jika

digunakan oleh para guru maka bukan hanya pengetahuan yang akan didapatkan oleh anak, tetapi lebih dari itu.

4. Saran bagi peneliti berikutnya

Peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya, untuk meneliti pemikiran tokoh pendidikan lainnya guna menambah referensi keilmuan, seperti Husein Mazhariri, Zakiah Daradjat, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.


(36)

187

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

_____________.(2010). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerj: Tim Depag. Bandung: Sygma Publishing

Afifudin, dan Sabeni, B. A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ahmadi, A. (1992). Islām Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Al-Attas, M. N. (1988). Konsep Pendidikan Dalam Islām. Bandung: Mizan.

Al-Jauhari, M. M., dan Khayyal, M. A. (2005). Al-Akhwat Al-Muslimat wa Bina' Al-Usrah Al-Qur'aniyah. diterjemahkan oleh K. A. irsyādi, dan M. Wijayanti. Membangun Keluarga Qur`an Panduan Untuk Wanita Muslimah. Jakarta: Amzah.

Al-Qattan, M. K. (2009). Mabahits Fi Ulumil Qur'an. Diterjemahkan oleh Mudzakkir. Studi Ilmu Al Qur`an. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

An-Naḥlawi, A. (1996). Prinsip-prinsip dan Metode Pendididkan Islām, dalam Keluarga, di Sekolah, dan di Masyarakat. Bandung: CV Dipenegoro.

_____________ (2004). Ushulut Tarbiyah Islāmiyah wa asalibiha fil baiti wal madrasati wal mujtama. (Shihabuddin, Penerj.) Jakarta: Gema Insani.

Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islām. Jakarta: Ciputat Pers.

Aziz, E. (2003). Prinsip-prinsip Pendidikan Islām. Solo: PT Serangkai Pustaka Mandiri.

Daradjat, et al. (2009). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

_________.(1987). Islām untuk Disiplin Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bulan Bintang. Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.


(37)

188

Heri, J. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Huda, M., dan Idris, M. (2008). Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hurlock, E. (1980). Development Psychology. Diterjemahkan oleh :Istiwidayanti, dan Soedjarwo. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, A., dan Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Islām. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Jamin, I. (2008). Metode Pendidikan Seks Bagi Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan. Skripsi pada UIN Sunan Klijaga. Yogjakarta: tidak diterbitkan. Kuntowijoyo. (2005). Metodologi Sejarah. Yogjakarta: Tiara Wacan Yogya.

Langgulung, H. (1992). Asas-Asas Pendidikan Islām. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Langgulung, H. (1995). Manusia dan Pendidikan. Jakarta : Alhusna Zikra

Langgulung, H. (1985). Pendidikan dan Peradaban Islām. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Mardalis. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mubaroq, S. (2011). Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur`ān (Analisis Metode Tafsir Taħlīlī mengenai pendidikan Keluarga dalam Al-Qur`ān Surat

Luqmān: 12-19). Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Muhaimin. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islām. Jakarta: Prenada Group.

Mujib, A., dan Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Nata, A. (2001). Pemikiran tokoh pendidikan Islām. Jakarta: Rajagrafindo

Nata, A. (2010). Sejarah Pendidikan Islām Pada Periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(38)

189

Syaepul Manan, 2013

Konsep Pendidikan Anak Menurut ‘AbdullᾹh NᾹṣiḥ ‘Ulwān

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Purwanto. (2007). Instrument Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Quthb, M. '. (1988). Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islām. Bandung: CV Diponegoro.

Rahim, H. (2001). Arah Baru Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramyulis. (1990). Metodologi Pengajaran Agama Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis, dan Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Rasyidin, D. (2009). Konsep Pendidikan Formal Islām . Bandung : Pustaka Nadzwah.

Sabeni, A., dan Hamid, A. (2010). Ilmu Akhlak. Bandung: CV Pustaka Setia.

Santrock, J. W. (1995). Child Development, Eleventh Edition. Diterjemahkan oleh : Rahmawati, dan Kuswanti. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekarno, dan Supardi, A. (2001). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islām. Bandung: Angkasa.

Subagyo, A. (1999). Studi Kelayakan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syafaat, A. et al. (2008) Peranan Pendidikan Agama Islām. Jakarta: Rajawali Pers.

Syafe'i, R. (2010). Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: CV Pustaka Setia.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al Quran. Bandung: CV Alfabeta.


(39)

190

Syarifudin, T., dan Nuraini. (2006). Landasan Pendidikan. bandung: CV.Alfababeta.

Tafsir, A. (1992). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ulwan, A. N. (2007). Tarbiyatul aulad fil Islām. Diterjemahkan oleh : J. Miri. Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid 1 dan 2. Jakarta: Pustaka Amani.

Yusuf, S. (2006). Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S., dan Nurihsan, J. (2009). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara istiqamah, terdidik untuk berani dan berdiri sendiri, kemudian merasa, bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.

Kedelapan, Film-film sadis dan porno. Maka wajib bagi setiap orang tua, pendidik dan orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencegah anaknya dari menonton film-film porno dan berbau kriminal, melarang mereka untuk membeli majalah-majalah porno, cerita-cerita dan buku-buku cabul.

Kesembilan, bencana keyatiman. Islām telah memerintahkan kepada para wali yang mengurusi anak yatim, dan kepada setiap orang yang mempunyai ikatan kerabat dengan mereka untuk memperlakukan secara baik, bertanggung jawab atas segala urusannya dan mengawasi pendidikannya. Sehingga anak akan terdidik dengan baik, berakhlak mulia dan berbudi pekerti, serta mendapatkan cinta kasih dan sayang di bawah orang tua yang melndungi atau memliharanya dengan ikhlas.

B. SARAN

Sebagaimana yang tertera Pada BAB IV, Konsep Pendidikan Anak yang dirumuskan ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān merupakan konsep pendidikan yang komprehensif. Beliau menjelaskan tentang pendidikan anak ditinjau dari sudut pandang Islām secara panjang lebar, luas dan jujur.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Prodi IPAI

Penulis menyarankan kepada Prodi IPAI hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran tentang pendidikan anak, bahkan dimasukkan kedalam kurikulum IPAI karena Konsep pendidikan Anak yang diajukan oleh ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān merupakan konsep yang perlu diketahui dan dipraktekkan dalam pendidikan Anak. 2. Bagi orang tua


(2)

Penulis menyarankan para orang tua, agar hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk mendidik anak dengan baik sesuai dengan ajaran Islām. Karena pada kenyataannya masih banyak orang tua yang tidak mengerti dan salah dalam mendidik anak.

3. Bagi guru di sekolah

Penulis menyarankan kepada para guru untuk tidak hanya memberikan pelajaran kepada anak didiknya. Karena realitanya kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran kepada anak bukan pendidikan. ‘Abdullāh Nāṣiḥ ‘Ulwān merumuskan berbagai metode yang jika digunakan oleh para guru maka bukan hanya pengetahuan yang akan didapatkan oleh anak, tetapi lebih dari itu.

4. Saran bagi peneliti berikutnya

Peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya, untuk meneliti pemikiran tokoh pendidikan lainnya guna menambah referensi keilmuan, seperti Husein Mazhariri, Zakiah Daradjat, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

_____________.(2010). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerj: Tim Depag. Bandung: Sygma Publishing

Afifudin, dan Sabeni, B. A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ahmadi, A. (1992). Islām Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Al-Attas, M. N. (1988). Konsep Pendidikan Dalam Islām. Bandung: Mizan.

Al-Jauhari, M. M., dan Khayyal, M. A. (2005). Al-Akhwat Al-Muslimat wa Bina' Al-Usrah Al-Qur'aniyah. diterjemahkan oleh K. A. irsyādi, dan M. Wijayanti. Membangun Keluarga Qur`an Panduan Untuk Wanita Muslimah. Jakarta: Amzah.

Al-Qattan, M. K. (2009). Mabahits Fi Ulumil Qur'an. Diterjemahkan oleh Mudzakkir. Studi Ilmu Al Qur`an. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

An-Naḥlawi, A. (1996). Prinsip-prinsip dan Metode Pendididkan Islām, dalam Keluarga, di Sekolah, dan di Masyarakat. Bandung: CV Dipenegoro.

_____________ (2004). Ushulut Tarbiyah Islāmiyah wa asalibiha fil baiti wal madrasati wal mujtama. (Shihabuddin, Penerj.) Jakarta: Gema Insani.

Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islām. Jakarta: Ciputat Pers.

Aziz, E. (2003). Prinsip-prinsip Pendidikan Islām. Solo: PT Serangkai Pustaka Mandiri.

Daradjat, et al. (2009). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

_________.(1987). Islām untuk Disiplin Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bulan Bintang. Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.


(4)

Heri, J. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Huda, M., dan Idris, M. (2008). Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hurlock, E. (1980). Development Psychology. Diterjemahkan oleh :Istiwidayanti, dan Soedjarwo. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, A., dan Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Islām. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Jamin, I. (2008). Metode Pendidikan Seks Bagi Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan. Skripsi pada UIN Sunan Klijaga. Yogjakarta: tidak diterbitkan. Kuntowijoyo. (2005). Metodologi Sejarah. Yogjakarta: Tiara Wacan Yogya.

Langgulung, H. (1992). Asas-Asas Pendidikan Islām. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Langgulung, H. (1995). Manusia dan Pendidikan. Jakarta : Alhusna Zikra

Langgulung, H. (1985). Pendidikan dan Peradaban Islām. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Mardalis. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mubaroq, S. (2011). Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur`ān (Analisis

Metode Tafsir Taħlīlī mengenai pendidikan Keluarga dalam Al-Qur`ān Surat

Luqmān: 12-19). Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Muhaimin. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islām. Jakarta: Prenada Group.

Mujib, A., dan Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Nata, A. (2001). Pemikiran tokoh pendidikan Islām. Jakarta: Rajagrafindo

Nata, A. (2010). Sejarah Pendidikan Islām Pada Periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(5)

Purwanto. (2007). Instrument Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Quthb, M. '. (1988). Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islām. Bandung: CV Diponegoro.

Rahim, H. (2001). Arah Baru Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramyulis. (1990). Metodologi Pengajaran Agama Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis, dan Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Rasyidin, D. (2009). Konsep Pendidikan Formal Islām . Bandung : Pustaka Nadzwah.

Sabeni, A., dan Hamid, A. (2010). Ilmu Akhlak. Bandung: CV Pustaka Setia.

Santrock, J. W. (1995). Child Development, Eleventh Edition. Diterjemahkan oleh : Rahmawati, dan Kuswanti. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekarno, dan Supardi, A. (2001). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islām. Bandung: Angkasa.

Subagyo, A. (1999). Studi Kelayakan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syafaat, A. et al. (2008) Peranan Pendidikan Agama Islām. Jakarta: Rajawali Pers.

Syafe'i, R. (2010). Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: CV Pustaka Setia.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al Quran. Bandung: CV Alfabeta.


(6)

Syarifudin, T., dan Nuraini. (2006). Landasan Pendidikan. bandung: CV.Alfababeta.

Tafsir, A. (1992). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ulwan, A. N. (2007). Tarbiyatul aulad fil Islām. Diterjemahkan oleh : J. Miri. Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid 1 dan 2. Jakarta: Pustaka Amani.

Yusuf, S. (2006). Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S., dan Nurihsan, J. (2009). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.