KONSEP PENDIDIKAN YANG ISLAMI menurut

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui
pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik
serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif
dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal
dalammembantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang
diharapkan.
Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk
mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan
dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.
Islam memandang pendidikan sebagai bimbingan secara sadar oleh
pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah
pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia yang
sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Nabi

Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Agama islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya
duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah
mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan
pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan
terarah.
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan
pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran

1

2

sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi
dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399).
Oleh karena itu untuk mengembangkan kemampuan/potensi yang
dimilikinya manusia harus mengenyam pendidikan. Lembaga pendidikan
sudah banyak bermunculan hanya saja pendidikan yang berbasis Islam masih

jarang kita temui. Agar lebih jelasnya akan kami bahas mengenai konsep
pendidikan yang Islami.
B. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk:
1. Memenuhi tugas Seminar Pendidikan Agama Islam.
2. Memahami konsep pendidikan yang islami.
C. Metode Pemecahan Masalahan
Masalah dalam makalah ini akan dikaji melalui kajian pustaka.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, sistematika penulisan yang digunakan
adalah dimulai dari Bab I yaitu pendahulan, yang terdiri dari Latar belakang
masalah, Tujuan penulisan makalah, Metode pemecahan masalah dan
Sistematika penulisan makalah. Selanjutnya Bab II yaitu permasalahan berupa
rumusan masalah. Bab III yaitu Pembahasan dan merupakan pembahasan isi
dari seluruh makalah ini. Terakhir ada Bab IV yaitu Kesimpulan yang penulis
tarik dari seluruh pembahasan di makalah ini dan saran.

BAB II
PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bagaimana pendidikan dalam persfektif islam?
Apa yang menjadi landasan pendidikan dalam islam?
Bagaimana konsep pendidikan dalam islam?
Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan islam?
Bagaimana pendidik dan peserta didik dalam perspektif islam?
Apa saja pilar-pilar pendidikan islam?

2

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pendidikan dalam Perspektif Islam
1. Asas Pendidikan
Asas pendidikan islam adalah aqidah islam. Asas ini berpengaruh
dalam penyusunan kurikulum pendidikan, sistem belajar mengajar,
kualifikasi guru, budadaya yang dikembangkan dan interaksi diantara
semua komponen penyelenggara pendidikan.
Namun begitu, penetapan aqidah islam sebagai asa pendidikan
tidaklah berarti bahwa setiap ilmu pengetahuan harus bersumber dari
aqidah islam. Islam tidak memerintahkan demikian. Lagi pula hal itu tidak
sesuai dengan kenyataan, karena memang tidak aqidah ilmu pengetahuan
terlahir dari aqidah islam. Yang dimaksud dengan menjadikan aqidah
islam asas atau dasar dari ilmu pengetahuan adalah dengan menjadikan
aqidah islam sebagai standar penilaian. Dengan istilah lain, aqidah islam
difungsikan sebagai kaidah atau tolak ukur pemikiran dan perbuatan.
Al Qur’an misalnya mencaritakan bermacam pemikiran dan
keyakinan dari berbagai agama dan golongan yang ada di masa Nabi SAW.
Misalnya, apa yang diungkapkan para filosof Dahriyah dan para
pengikutnya, yakni kaum musyrikin arab.
“Tiada lagi kehidupan melainkan kehidupan kita di dunia, kita mati
dan hidup, dan tiada yang membinasakan kita kecuali masa.” (QS. Al

Jatsiah: 42)
Juga orang-orang Yahudi:
“Uzair anak Anak Allah.” (At Taubah: 30)
Begitu pula orang-orang Nasrani:
“Sesungguhnya Allah adalah al Masih putera Maryam.” (QS. Al
Maidah: 72)
Ayat-ayat tersebut membuktikan kebolehan mempelajari segala
macam pemikiran sekalipun bertentangan dengan aqidah islam, asal
disertakan pula materi penyanggahanya disertai hujjah yang kuat untuk
menumbangkan pendapat yang salah itu. Al Qur’an tidak menyebut hal ni
sebagai suatu pengetahuan yang utama, melainkan semata-mata dipelajari

3

5

untuk menentangnya, menjelaskan kekeliruannya serta memberikan
jawaban yang tepat atasnya.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah suatu kondisi yang menjadi target dari prosesproses pendidikan termasuk penyampaian ilmu pengtahuan yang

dilakukan. Tujuan pendidikan menjadi panduan bagi seluruh kegiatan
dalam sistem pendidikan. Tujuan pendidikan dalam islam adalah untuk
membentuk manusia berkarakter, yakni:
a. Berkepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah)
Pada prinsipnya ada tiga langkah metode pembentukan dan
pengembangan kepribadian islam. Pertama, menanamkan aqidah islam
dengan metode yang menggugah akal, menggetarkan jiwa dan
menyentuh perasaan. Kedua, mendorong untuk senantiasa menegakkan
bangunan cara berfikir dan perilakunya di atas aqidah dan syari’ah
islam

yang

telah

mengembangkan

menghujam

kepribadian


kuat

dengan

dalam
cara

hatinya.

Ketiga,

bersungguh-sungguh

mengisi pemikiran dengan tsaqofah islamiyyah dan mengamalkannya
dalam seluruh aspek kehidupan.
b. Menguasai Tsaqofah Islam
Islam mendorong setiap muslim untuk menjadi seorang manusia yang
berilmu dengan mewajibkan menuntu ilmu. Imam Al Ghazali dalam
Ihya ulumuddin, Bab ilmu, berdasarkan takaran kewajibannya

membagi ilmu menjadi dua kategori, yakni pertama ilmu fardu ain,
yakni ilmu yang wajib dipelajari setiap muslim, misalnya ide dan
hukum-hukum islam (fiqh), bahasa arab, sirah nabawiyyah, al-qur’an,
al-hadits dan sebagainya. Kedua adalah ilmu yang dikategorikan ke
dalam fardu kifayahi, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh sebagian
saja umat muslim, seperti ilmu kimia, biologi, kedokteran, fisika dan
sebagainya.
c. Menguasai Ilmu Kehidupan
Menguasai ilmu kehidupan (iptek) diperlukan agar umat islam mampu
mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan misi sebagai
khalifah Allah SWT dengan baik di muka bumi ini. Seperti ilmu tenun,

6

menulis, merawat orang sakit dan membuat senjata. Semua yang
berkaitan dengan sain dan teknologi.
B. Landasan Pendidikan dalam Islam
Landasan dapat berarti dasar atau fondamen tempat berpijak atau
tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kukuh berdiri. Dasar suatu
bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar

bangunan itu tegak dan kukuh berdiri. Demikian pula landasan pendidikan
islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan islam
dapat tegak berdiri, tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa
ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang. Dengan
adanya landasan ini, maka pendidikan islam akan tegak berdiri dan tidak
mudah diombang-ambingkan oleh pengaruh luar yang mau merobohkan
ataupun mempengaruhinya.
Sejalan dengan H.M Sudiyono, (2009:23) landasan pendidikan islam
secara garis besar ada 3 yaitu, Al-Qur’an, As-Sunnah dan perundangundangan yang berlaku di negara tersebut.
1. Al-Qur’an
Islam adalah agama dan aturan hidup yang membawa misi agar
umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-Qur’an
yang pertama kali turun ialah berkenaan (di samping masalah) keimanan
dan juga pendidikan. Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S Al-Alaq 1-5 yang
artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.

Dari ayat di atas bisa kita pahami bahwa manusia telah diberikan
pemikiran dan akal untuk membaca Al-Qur’an dan mengaplikasikannya di

7

dalam kehidupan dan dalam pelajaran. Al-Qur’an juga diturunkan kepada
umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam
arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhoi Allah
SWT.
2. Hadits
Hadis dari Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah
orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan
nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta
mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan
memperoleh kemenangan”.
Menurut Hadits diatas, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah
saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat
diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam. Nabi
adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga

beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk,
memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.
3. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
a. UUD pasal 29 ayat 1
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan YME”, ayat 2 negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untu memeluk agamanya masingmasing dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya”.
b. GBHN tahun 1998
Bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME No 1.b
disebutkan “kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan
YME makin dikembangkan”. Dengan semakin meningkatnya dan

8

meluasnya pembangunan, maka kehidupan keagamaan harus semakin
dikembangkan baik pribadi maupun sosial kemasyarakatan.

c. UU No.2 tahun 1986 pasal 11 ayat 6 disebutkan
“Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang menyiapkan
peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang
bersangkutan”.
C. Konsep Pendidikan dalam Islam
Konsep bisa diartikan sebagai gagasan atau suatu ide umum, lalu
pendidikan sendiri seringkali dikaitkan dengan usaha sadar dan terencana,
belajar dan pengembangan potensi. Demikian juga pendidikan dalam Islam
menurut Yusanto (2014: 12) diidentikkan dengan suatu pimpinan jasmani dan
rohani menuju kesempurnaan.
Pengertian pendidikan dalam konteks pendidikan Islam, sinonim dengan
kata ta’dib, tarbiyah dan ta’lim. Ketiganya mempunyai peran masing-masing
dalam proses pendidikan Islam.
1. Ta’dib
Ta’dib berasal dari kata benda dan mempunyai kata kerja adaba yang
berarti mendidik. Bentuk kata ini belum tertuju dan memerlukan tujuan
(objek) yang dalam pendidikan objek tersebut ialah manusia. Sedangkan
dalam bahasa Indonesia kata adab diartikan sebagai sopan santun, budi
pekerti dan tatak rama.
Namun peradaban diartikan sebagai hasil seluruh budi daya manusia,
baik secara personal maupun komunal (kelompok). Jadi ta’dib dapat
diartikan sebagai proses untuk membentuk sebuah peradaban.

9

Peradaban Islami adalah terbentuknya tatanan masyarakat yang
menanamkan dan merealisasikan nilai-nilai Islam di muka bumi ini, dan
menjalankan tugas dan fungsi manusia sesuai dengan hakikat manusia.
2. Tarbiyyah
Tarbiyyah berasal dari kata Rabba, yang dalam Al-Quran diartikan
sebagai

mencipta,

memelihara,

memenuhi

kebutuhan

dan

menyempurnakan. Artinya cakupan tarbiyyah ini sangat luas, tidak hanya
manusia yang menjadi objek tapi bisa jadi alam semesta juga menjadi objek
dari tarbiyyah.
Allohu rabbil’alamin adalah pernyataan bahwa Alloh telah melakukan
tarbiyyah bagi seluruh alam semesta ini termasuk manusia. Namun secara
umum kata tarbiyah sering digunakan untuk pengertian pendidikan Islam.
Menurut Zaini (2013:7) pendidikan Islam adalah proses pembimbingan dan
pengarahan perkembangan anak didik agar menjadi dewasa sesuai dengan
visi dalam Islam. Visi Islam yang dimaksud adalah berkeseimbangan antar
kehidupan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, kehidupan spiritual dan
materi. Pendidikan Islam menghendaki agar peserta didik memahami cara
mengelola alam ini sekaligus mengenal pula pemilik alam.
3. Ta’lim
Ta’lim berasal dari kata ‘allama artinya proses pengajaran dengan
menggunakan seluruh indra yang dimiliki manusia selanjutnya direkam
oleh akal (nalar). Proses Alloh mengajarkan Adam menggunakan ‘allama.
Dengan demikian ta’lim memiliki cakupan yang lebih spesifik yang hanya
menitik tekankan terhadap proses penalaran saja.
Dengan demikian setelah kita memahami ketiga konsep dasar tersebut
kita dapat merumuskan sistematika proses pendidikan.

10

Bilamana pendidikan kita artikan sebagai latihan mental, moral dan
fisik (jasmaniyah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk
melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat
selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas
(kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha kependidikan
bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin
bagi pertumbuhan.
Berdasarkan pandangan diatas, maka pendidikan Islam adalah system
yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin
kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah
menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
Pengertian pendidikan Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem
kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan
oleh hamba Allah. Oleh karena itu Islam mempedomani seluruh aspek
kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrowi.
Mengingat luasnya jangkauan yang harus digarap oleh pendidikan
Islam, maka pendidikan Islam tidak menganut sistem tertutup melainkan
terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia, baik tuntutan
dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun tuntutan pemenuhan
kebutuhan hidup rohaniah. Kebutuhan itu semakin meluas sejalan dengan
meluasnya tuntutan hidup manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, ditinjau dari aspek pengalamannya pendidikan Islam
berwatak akomodatif kepada tuntutan kemajuan zaman yang ruang
lingkupnya berada didalam kerangka acuan norma-norma kehidupan Islam.
Hal demikian akan nampak jelas dalam teorisasi pendidikan Islam yang
dikembangkan. Ilmu pendidikan Islam adalah studi tentang sistem dan
proses kependidikan yang berdasarkan Islam untuk mencapai produk atau
tujuan, baik studi secara teoritis maupun praktis.

11

Ada pula yang berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah
pendidikan yang berdasarkan Al-Qur’an, Hadits dan akal. Penggunaan
dasar ini haruslah berurutan, Al-Qur’an terlebih dahulu dijadikan sebagai
sumber dari segala sumber, bila tidak ada atau tidak jelas didalam al-qur’an
maka harus dicari dalam hadits, bila tidak juga jelas atau tidak ada didalam
hadits barulah digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak
boleh bertentangan dengan jiwa Al-Qur’an dan atau hadits.
D. Prinsip Pendidikan Islam
Menurut Daulay (2012:34) pendidikan Islam memiliki beberapa prinsip,
yaitu :
1. Prinsip Integral dan Seimbang
a. Prinsip Integral
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains
dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran
Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula
yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya.
Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunnatullah, sedangkan
pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia yang
disebut dinullah yang mencakup akidah dan syari'ah.
Al-Qur’an merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah,
qur’aniyah). Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca
ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah,
sunatullah). Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan
secara terpadu (integral).
b. Prinsip Seimbang
Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara
berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat,

12

antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama
manusia, hak dan kewajiban. Hal ini senada dengan Firman Allah SWT
dalam QS. Al-Qashash ayat 77, yang artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”.
2. Prinsip Bagian dari Proses Rububiyah
Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah
terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan
tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Islam pada
intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan
atau diwakilkan kepada manusia. Dengan kata lain, pendidikan Islam tidak
lain adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap
manusia, sejak dari proses penciptaan sampai dewasa dan sempurna.
3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah
kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi
kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian
fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual
peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah.
Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.
Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional
maupun spiritual secara simultan.
4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama
Pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi,
atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu
mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktek (amaliyah) yang

13

bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu
dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya
yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan
secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.
5. Prinsip Terbuka
Pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka dan universal.
Menurut Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam
ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dari luar,
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap
menjaga dasar-dasarnya yang original (shahih), yang bersumber pada AlQur’an dan Hadist.
6. Menjaga Perbedaan Individual
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan
tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaannya
masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H.
Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjang sejarahnya
telah memelihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.
7. Prinsip Pendidikan Berlangsung Sepanjang Hayat
Islam tidak mengenal batas akhir dalam menempuh pendidikan. Hal
tersebut mengingat tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam
adalah terbentuknya "akhlak al-karimah". Pembentukan itu membutuhkan
waktu yang panjang, yaitu sepanjang hayat manusia.

E. Pendidik dan Peserta Didik dalam Perspektif Islam
1. Pendidik

14

Kewajiban mendidik dalam pendidikan Islam dibebankan kepada
setiap individu, masyarakat dan negara yang memiliki otoritas sebagaimana
diperintahkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam menjalankan
tugasnya

pendidik

harus

memiliki

kualifikasi

dan

kompetensi

kependidikan.
Menurut Sudiyono (2009:134), dalam perspektif Islam, pendidik
memiliki arti dan peranan sangat penting. Hal ini disebabkan ia memiliki
tanggung jawab dalam menentukan arah pendidikan. Itulah sebabnya pula
Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu dan
berpengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat
mereka dan memuliakan mereka melebihi dari orang Islam lainnya yang
tidak berpengetahuan.
Orang tua adalah sebagai pendidik pertama dan utama di dalam
lingkungan keluarga. Al-Qur’an menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
orang tua sebagai guru, yaitu memiliki kesadaran tentang kebenaran yang
diperoleh melalui ilmu dan rasio dapat bersyukur kepada Allah SWT.
Menasihati anaknya agar tidak menyekutukan tuhan, memerintahkan
anaknya agar menjalankan perintah shalat, sabar dalam menghadapi
penderitaan. Itulah sebabnya orang tua disebut “pendidik qudrati” yaitu
pendidik yang telah diciptakan oleh Allah qudratnya menjadi pendidik.
Oleh karena itu, setiap orang tua agar memberikan pendidikan
kepada keluarganya. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam
keluarga akan menentukan karakter, sikap dan perilaku anaknya di masa
mendatang. Orang tualah yang menyebabkan pula anak itu menjadi
beriman atau kafir terhadap Allah SWT.
Ada beberapa karakteristik pendidik dalam pendidikan Islam, yakni:
a. Ustadz
Orang yang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada
dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja,
serta sikap continuous improvement.
b. Mu’allim
Orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta
menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoretis

15

dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan,
internalisasi, serta implementasi (amaliah).
c. Murabbi
Orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu
berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk
tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam
sekitarnya.
d. Mursyid
Orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau
menjadi pusat anutan, teladan, dan konsultan bagi peserta didiknya.
e. Mudarris
Orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta
memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan
berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan
mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
f. Muaddib
Orang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab
dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.
2. Peserta didik
Belajar (tholabul-ilmi) merupakan bagian dari komponen pendidikan
Islam yang wajib diikuti oleh setiap individu maupun kolektif sebagai siswa
dengan prinsip pendidikan minalmahdi ilallah (life long education).
Kewajiban belajar ini, hanya dibebankan kepada manusia sebagai makhluk
Allah SWT yang terbaik, karena kelebihannya pada fungsi aqli. Dengan
aqli (akal) yang membentuk pemifikiran itulah manusia diwajibkan belajar
dengan tujuan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan dalam
menjalankan kekhalifahannya.
Namun demikian, menurut Prayetno (2004:15) dengan keterbatasan
akal manusia untuk memahami ayat-ayat kauniyah yang berlaku pada
dirinya dan alam semesta, maka manusia memerlukan bimbingan Allah
dalam bentuk wahyu sebagai proses pembelajarannya. Al-Qur’an telah

16

memberikan motivasi bagi manusia agar senantiasa belajar, bertanya,
meneliti dan menuliskan pemikirannya supaya karyanya dapat bermanfaat
bagi generasi berikutnya.
Kewajiban belajar dalam Islam disamakan dengan jihad fisabilillah
sehingga Allah SWT memerintahkan, bahwa tidak sepatutnya semua orang
pergi ke medan perang. Sebagian lain sebaiknya menjadi masyarakat
pembelajar untuk pergi mempelajari ilmu dan tekonologi, khususnya ilmu
dang pengetahuan agama.
F. Pilar-pilar Pendidikan Islam
Menurut Zaini (2013:35), Pendidikan Islam mesti ditegakkan diatas pilarpilar pendidikan karakter yang dapat dijadikan pijakan dalam mengukur
implikasi moral dan sosial dari proses pendidikan Islam. Pilar-pilar ini
merupakan pijakan para pendidik sebagai orang yang memikul tanggung
jawab membentuk kepribdian peserta didik. Terdapat 17 pilar pendidikan
karakter Islami yakni:
1. Meyakini Tuhan
Adalah membangun dan menumbuhkan ketauhidan, yaitu mencetak
kesadaran manusia bahwa hidup ini ada tujuan yang lebih luhur dari
sekedar menjalani rutinitas di dunia.
2. Kesabaran
Merupakan akhlak yang paling agung. Melalui akhlak inilah para nabi
mendidik para pengikutnya. Allah SWT memuji orang-orang yang berhasil
menjadi ahli sabar.
3. Kebijaksanaan
Adalah kemampuan untuk mengendalikan amarah.

17

4. Murah hati
Salah satu akhlak yang diajarkan Nabi Muhammad pada saat dakwah
kepada para pengikutnya. Adalah karakter yang ditanamkan dalam hati
orang-orang yang mulia.
5. Silaturahmi
Akhlak tertinggi dari silaturahmi adalah apabila kita mendapat perlakuan
buruk dari orang lain, kita membalas dengan kebaikan.
6. Kejujuran
Jujur dalam ucapan, perbuatan dan niat.
7. Kasih sayang
Salah satu manivestasi karakter jujjur adalah terpancarnya jiwa penyayang
dari seseorang ke orang lain yang menimbulkan kelembutan dalam bertutur
dan bergaul.
8. Membahagiakan orang lain
Tidaklah seorang mukmin membahagiakan hati mukmin lainnya melainkan
Allah akan menciptakan malaikat dari rasa bahagia tersebut.
9. Kerukunan antar sesama
Dalam skala kecil

rukun adalah akhlak

bertetangga. Rukun dengan

tetangga merupakan kunci untuk membuka pintu skala besar.

18

10. Simpatik pada kelompok tertindas
Merupakan kewajiban sesama umat muslim dan muslim lainnya.
11. Tepat janji dan menjaga amanah
Memenuhi dan melaksanakan janji meerupakan akhlak luhur beragama dan
orang yang beramanah akan terhindar dari kejahatan manusia karena tidak
ada yang dirugikan dan dikhianati.
12. Rendah hati
Orang yang rendah hati akan diangkat derajat dan kedudukannya oleh
Allah.
13. Mandiri dan kreatif
Pada dasarnya adalah seseorang yang tidak tergoda oleh kekayaan orang
lain. Sikap mandiri akan menghindarkan orang dari sikap mengemis.

14. Sopan dan santun
Pendidikan Islam mengajarkan agar manusia bertutur kata yang baik dan
mudah bergaul.
15. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
16. Jiwa persaudaraan
Persaudaraan adalah medan yang sangat luas untuk menabur kasih sayang.
Orang yang menabur persaudaraan akan mendapat kedudukan terhormat
dimata Allah SWT.

19

17. Syukur Nikmat
Mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

20

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Asas pendidikan islam adalah aqidah islam. Asas ini berpengaruh dalam
penyusunan kurikulum pendidikan, sistem belajar mengajar, kualifikasi
guru, budadaya yang dikembangkan dan interaksi diantara semua
komponen penyelenggara pendidikan. Tujuan pendidikan dalam islam
adalah untuk membentuk manusia berkarakter, yakni berkepribadian islam
(Syakhshiyyah Islamiyyah), menguasai tsaqofah islam dan menguasai ilmu
kehidupan. Konsep pendidikan yang Islami memiliki beberapa landasan
yakni Al-Qur’an, hadits dan perundang-undangan yang berlaku. Pendidik
dalam Islam akan senantiasa membimbing peserta didik agar memiliki
pengetahuan yang cerdas disertai keimanan dan agama yang kuat, melalui
kurikulum pendidikan islam yang didalamnya memuat beberapa mata
pelajaran umum dan juga mata pelajaran berkhususkan agama Islam
seperti, tauhid, fiqh, aqidah dan akhlak. Dengan begitu akan tercipta pilarpilar pendidikan islam yang akan menjadi pembeda dengan pendidikan
umum pada biasanya.
B. Saran
Saat ini pendidikan yang diterapkan di Indonesia khususnya dan di
dunia umumnya adlah system pendidikan ala Barat. Kita sebagai umat
islam tidak ada salahnya untuk mencoba menerapkan pendidikan yang
islami. Memberikan pengetahuan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai
agama. Agar dapat memunculkan generasi islami yang cerdas dan
berakhlak mulia.

17

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiyah,dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara
Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.
Jakarta : Raja Grafindo
Munjin Nasih, Ahmad,dkk. 2009. Metode dan Tekhnik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Bandung : Aditama.
nn. 2013. Dasar Landasan Pendidikan dalam Islam. [online]. Tersedia :
http://www.emakalah.com/2013/01/dasarlandasan-pendidikan-dalamislam.html. Diakses tanggal : 26/09/2014
nn. 2013. Konsep Pendidikan Dalam Islam. [online]. Tersedia : http://paiumy.blogspot.com/2013/03/konsep-pendidikan-dalam-islam.html. Diakses
tanggal : 26/09/2014
Prayetno, Irwan. 2004. Anakku Penyejuk Hatiku: Panduan Bagi Orang Tua
dan Guru. Bekasi : Pustaka Tarbiatuna
Sudiyono, Muhammad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta
Yasin, Abu. 2004. Strategi Pendidikan Negara Khilafah. Bogor : Pustaka
Thariqul Izzah
Yusanto, Ismail,dkk. 2014. Menggagas Pendidikan Islam. Bogor : Al-Azhar
Press
Zaini, Helmy Faisal. 2013. Pilar-pilar Pendidikan Karakter Islami. Bandung :
Sahifa

KONSEP PENDIDIKAN YANG ISLAMI

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam
Diampu oleh:
Drs. H. Edi Rohendi, M.Pd

Oleh
Intan Nurhayati

(1306640)

Kinkin Rosmawati

(1304959)

5B PGPAUD

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul
“Konsep Pendidikan yang Islami ”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Khususnya kepada dosen Mata
Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam, serta semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan
memberikan kemudahan kepada kita semua dalam mnyelami ilmu-ilmu-Nya.

Bandung, September 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Pendahuluan.....................................................................................1
B. Tujuan Penulisan Makalah...............................................................2
C. Metode Pemecahan Masalahan........................................................2
D. Sistematika Penulisan......................................................................2

BAB II PERMASALAHAN.................................................................................3
A. Rumusan Masalah............................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................4
A. Pendidikan dalam Perspektif Islam..................................................4
B. Landasan Pendidikan dalam Islam...................................................6
C. Konsep Pendidikan dalam Islam......................................................8
D. Prinsip Pendidikan Islam...............................................................10
E.

Pendidik dan Peserta Didik dalam Perspektif Islam......................13

F.

Pilar-pilar Pendidikan Islam...........................................................15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................18
B. Saran...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii