ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL UNTUK MENGEMBANGKAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BAGI SISWA BERBAKAT: Studi Deskriptif terhadap Siswa Akselerasi SMP Negeri 1 SumedangTahun 2012/2013.
ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL UNTUK MENGEMBANGKAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR
BAGI SISWA BERBAKAT
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang Tahun 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
HASANAH 0706925
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
(2)
ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL UNTUK
MENGEMBANGKAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR
BAGI SISWA BERBAKAT
Oleh Hasanah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
© Hasanah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
ABSTRAK
Hasanah. (2013). Analisis Faktor Internal dan Eksternal untuk Mengembangkan Program Bimbingan Belajar bagi Siswa Berbakat (Penelitian Deskriptif Terhadap Siswa Akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang Tahun Ajaran 2012/ 2013).
Pada umumnya orang berfikir bahwa anak berbakat adalah anak yang pintar di sekolah dan dapat menunjukkan prestasi tinggi dalam bidang akademik, pada kenyataannya tidak semua anak berbakat menunjukkan prestasi tinggi, anak berbakat juga mengalami masalah dalam proses belajar sehingga prestasi belajarnya belum optimal. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IX akselerasi di SMP Negeri 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa berbakat, dan membuat program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: sebanyak 3% siswa berbakat tergolong dalam kategori tinggi. Artinya siswa tersebut tingkat masalahnya tinggi dalam proses belajar yang disebabkan oleh aspek fisik, psikologis, perilaku, kognitif, fasilitas, kurikulum, dan keluarga, sehingga siswa tersebut memiliki prestasi belajar rendah. Sebanyak 29% siswa berbakat tergolong dalam kategori sedang, artinya sebanyak 29% siswa berbakat mengalami tingkat masalah dalam proses belajar sedang yang disebabkan oleh aspek fisik, psikologis, perilaku, kognitif, fasilitas, kurikulum, dan keluarga. Kemudian 69% siswa berbakat tergolong dalam kategori rendah, artinya sebanyak 69% siswa berbakat kecenderungan tingkat masalah dalam proses belajarnya adalah rendah. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya: 1)dapat mengujicobakan program bimbingan belajar ini, 2) menambah sampel penelitian, dan 3) dapat meneliti topik yang sama yaitu analisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar pada siswa berbakat, tetapi pada jenjang pendidikan yang berbeda.
(5)
Abstract. People generally think that gifted students are academically clever at school and can show their high achievements. In fact, not all gifted students show their high acheivements. They can also get into problem in learning, so the result becomes not optimal. The object of this reserach is students of accelerated class grade IX of SMP Negeri 1 Sumedang, academic year of 2012/2013. The purpose of this research is to know the factor internal and external of gifted students who gets into problem in learning, and make Learning Guide Program for them. The method used was descriptive, with qualitative approach. Data Analyzing was done by descriptive statistic technique. The result shows 3% of gifted students are high level category. It means those students have problem in learning due to some aspects, namely physical, psychological, cognitive, facility, curriculum, and family. Therefore, the students gets low achievements. 29% of gifted students are moderate level category. It means those students have problem in learning due to the aspects of physical, attitude, cognitive, facility, curriculum and family. Then 69% of gifted students arelow level category. It means those students have little problem in learning. Recommendations for further research are: 1) try the study guide programe, 2) add the sample of the research, 3) research the same topic at different academic leve;.
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL SISWA BERBAKAT, DAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR ... Error! Bookmark not defined. A. Siswa Berbakat (Gifted) ... Error! Bookmark not defined.
1. Definisi Gifted ... Error! Bookmark not defined. 2. Karakteristik Gifted ... Error! Bookmark not defined. B. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Masalah dalam Proses Belajar Siswa berbakat ... Error! Bookmark not defined. C. Program Akselerasi ... Error! Bookmark not defined. 1. Latar Belakang Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat di Indonesia . Error!
Bookmark not defined.
2. Syarat Program Akselerasi ... Error! Bookmark not defined. D. Program Bimbingan Belajar... Error! Bookmark not defined. 1. Definisi Bimbingan ... Error! Bookmark not defined. 2. Definisi Bimbingan Belajar ... Error! Bookmark not defined. 3. Langkah-langkah dalam Membuat Program Bimbingan Belajar ... Error!
Bookmark not defined.
E. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
(7)
2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Penentuan Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 1. Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 1. Faktor Internal dan Eksternal Siswa Berbakat (Gifted)Error! Bookmark
not defined.
2. Program Bimbingan Belajar ... Error! Bookmark not defined. E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 4. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. F. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Gambaran Umum Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Proses Belajar Siswa Berbakat (Gifted) Kelas IX Akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined. 2. Gambaran Umum Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Proses Belajar Siswa Berbakat (Gifted) Kelas IX Akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek dan Indikator. . ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Analisis Kebutuhan Layanan Bimbingan Belajar untuk Membantu Siswa Berbakat (Gifted) Yang Mengalami Masalah dalam proses Belajar Kelas IX Akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
(8)
(9)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa dalam arti makro diperkirakan 1% (Ward, 1980, dalam Semiawan, 2008: 71) dari seluruh populasi suatu bangsa terdiri dari orang berbakat unggul. Kalau populasi bangsa Indonesia kini diperkirakan 190 juta, barangkali kita memiliki sekitar dua juta orang berbakat unggul dalam arti intelektual. Jadi, anak berbakat merupakan populasi yang langka, dan yang sebagian besar belum mewujudkan potensinya secara optimal (Semiawan, 2008: 14).
Pada umumnya orang berfikir bahwa anak berbakat adalah anak yang pintar di sekolah dan dapat menunjukkan prestasi tinggi dalam bidang akademik, pada kenyataannya tidak semua anak berbakat menunjukkan prestasi tinggi. Siswa berbakat tidak selalu menjamin sukses dalam pendidikan atau produktivitas dan kreativitas. Faktor penentu agar anak berbakat akan mencapai prestasi belajar tinggi atau prestasi belajar rendah, selain dari faktor yang ada di dalam diri anak tersebut juga tergantung dari lingkungan rumah, sekolah, dan teman sebayanya.(Rimm, 1987a, dalam Semiawan, 2008: 208).
Penyebab siswa berbakat mengalami masalah dalam proses belajar yang berdampak pada prestasi belajar kurang adalah sikap tidak matang dalam arti sosial dengan memperlihatkan sikap ditolah oleh sebayanya, sikap negatif terhadap pekerjaan sekolah dikaitkan dengan kebiasaan belajar yang kurang baik, kegagalan dalam menyelesaikan tugas, kinerja tes yang kurang, perhatiannya mudah teralihkan, memiliki motivasi belajar rendah, kurang tekun, dan memiliki standar yang tidak realistis. (Kitano & Kirby, 1986, dalam Semiawan, 2008: 213), dan rasa harga diri rendah yang menghasilkan perilaku tidak produktif dan bahkan menjurus pada ketergantungan pada orang lain. (Seligman, 1975, dalam Semiawan, 2008: 2013).
Burton (Syamsudin, 1999) mengemukakan bahwa siswa diduga mengalami masalah dalam proses belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan
(10)
(failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuan intelegensinya, bakatnya). Ia diramalkan akan dapat mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya.
Siswa berbakat (gifted)yang belum bisa mengoptimalkan potensinya terutama ketika prestasi belajarnya menurun, maka diperlukan peran guru bimbingan dan konseling di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Gallagher, Myrick (Brody, Millis, 1997) bahwa guru bimbingan dan konseling di sekolah dapat melakukan konseling individual dan kelompok untuk membantu meningkatkan harga diri siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar.
Sanborn (Kartadinata dkk, 2002: 115).menyatakan bahwa anak-anak cerdas dan berbakat membutuhkan bimbingan dan konseling. Ia menekankan pentingnya peran guru bimbingan dan konseling untuk memahami kekhasan siswa cerdas dan berbakat serta menangani permasalahan yang timbul akibat kekhasannya tersebut. Begitu juga yang tercantum dalam buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Formal (2008: 217) disebutkan bahwa pengembangan bakat khusus konseli tidak terjadi dalam suatu ruang yang vakum, melainkan selalu menggunakan bidang studi sebagai konteks pembinaan bakat. Ini juga berarti bahwa wilayah pelayanan konselor juga perlu dipetakan dengan mencermati peran berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan bagi konseli yang berbakat.
Lutfiyani (2010) mengemukakan bahwa siswa berbakat di SMPN 1 Sumedang khususnya kelas akselerasi, cenderung sering menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, mengalami stress dan kejenuhan karena materi pelajaran yang berbeda dan tugas yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa di kelas regular. Siswa berbakat akademik dituntut mendapatkan nilai yang memuaskan sesuai dengan KKM dalam setiap mata pelajaran. Sehingga, ada beberapa anak berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar dan memilih untuk kembali ke kelas regular.
(11)
Hasil studi pendahuluan terhadapkelas VII akselerasi di SMP Negeri 1 Sumedang pada tanggal 08 Februari, 7 Mei , dan 10 Mei 2012, mendapatkan informasi bahwa masalah-masalah yang dialami oleh siswa dalam proses belajar tersebutadalah sering kurang bisa konsentrasi ketika belajar, memiliki kegagalan ketika menyelesaikan tugas dikarenakan jumlah tugas yang banyak dari beberapa mata pelajaran, dan kurang keterampilan organisasi (sebagian besar siswa di kelas tersebut tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler). Kemudian diperoleh juga data primer berupa hasil raport dan hasil psikotes yang menunjukkan bahwa beberapa siswa yang memiliki IQ 121-133 memiliki prestasi belajar yang rendah.
Dari fenomena tersebut, sangat menarik untuk memperdalam kajian mengenai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa berbakat, terutama dalam pembuatan program bimbinga belajar yang sesuai untuk siswa berbakat (gifted. Dimana program bimbingan belajar tersebut dapat dijadikan pedoman bagi guru BK dalam membantu siswa berbakat supaya mendapatkan prestasi belajar yang optimal.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Secara umum, orang berfikir bahwa siswa berbakat adalah siswa yang pintar di sekolah dan dapat menunjukkan prestasi tinggi dalam bidang akademik yang ditandai dengan diperolehnya skor IQ yang tinggi pada pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi (Brody, Millis: 1997). Pada kenyataannya tidak semua siswa berbakat menunjukkan prestasi tinggi. Hal ini di perkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mönks (1995), bahwa setengah dari populasi anak berbakat (gifted) mengalami masalah di sekolahnya karena prestasi yang dicapai di bawah potensinya (Van Tiel: 2001).
Dari fenomena permasalahan diatas, maka penelitian ini di fokuskan pada pengembangan program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar. Spesifiknya, tema masalah dalam proses belajar pada siswa berbakat (gifted) dan program bimbingan belajar perlu didefinisikan.
(12)
a. Gifted
The Three Rings dari Renzulli (1978) ini banyak digunakan dalam menyusun pendidikan untuk anak cerdas istimewa, dan merupakan teori yang mendasari pengembangan pendidikan anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (Gifted and Talented children) . The Three Rings dari Renzulli mengidentifikasikan bahwa gifted terdiri dari tiga komponen yang penting, yang dapat memungkinkan terwujudnya prestasi istimewa dari seorang anak cerdas istimewa. Ketiga komponen itu adalah:
1) Kapasitas intelektual di atas rata-rata yang ditandai dengan IQ (skala Weschler) di atas 130
2) Motivasi dan komitmen terhadap tugas yang tinggi 3) Kreativitas yang tinggi
Menurut Brody, Millis (1997) menyatakan bahwa siswa berbakat (gifted) dengan masalah dalam proses belajar adalah siswa yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi yang menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam tingkat kinerja akademis. Kinerja akademis mereka di bawah kemampuan umum intelektual mereka.
b. Program Bimbingan Belajar
Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan. (Yandianto, 2001)
Borders & Durry (Maulani, 2010) menyatakan bahwa Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan adalah program yang bersifat proaktif, preventif, dan bersifat mengarahkan dalam proses membantu seluruh siswa menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalam proses perkembangan individu.
Langkah-langkah pengembangan program yaitu: merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan merancang tindak lanjut atau mendesain perbaikan atau pengembangan program. (Yusuf, 2009:68)
Menurut Kartadinata, et al (2002: 50), bimbingan belajar adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengatasi masalah-masalah
(13)
yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
Menurut Supriyono (1991: 105) bimbingan belajar adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.
Dari dua pendapat ahli di atas dapat dikemukakan bahwa bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar individu tersebut dapat belajar secara efektif dan optimal.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka rumusan masalahnya adalah:
a. Bagaimana analisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa berbakat (gifted) di kelas IX akselerasi SMPN 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013?
b. Bagaimana program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat (gifted)supaya mendapatkan prestasi belajar yang optimaldi kelas IX akselerasi SMPN 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa berbakat (gifted) di kelas IX akselerasi SMPN 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013.
b. Mengembangkan program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat (gifted)supaya mendapatkan prestasi belajar yang optimaldi kelas IX akselerasi SMPN 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau
(14)
hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3).
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, (Sugiyono, 2011: 8).
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah dengan kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2100: 142). Untuk mengungkap data mengenai profil masalah dalam proses belajar siswa gifted menggunakan angket yang diisi sendiri oleh responden dan disusun sesuai dengan rujukan definisi operasional variabel.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih, dan responden menjawab pernyataan-pernyataan tentang dirinya. (Arikunto, 2010: 195).
Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Guttman, skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “Ya-Tidak”; “Benar -Salah”. Data yang diperoleh dapat berupa rasio diktonomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. (Sugiyono, 2011: 96)
Analisis data yang akan digunakan yaitu menggunakan statistika deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011: 147).
(15)
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian adalah diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
Manfaat praktisnya adalah siswa berbakat (gifted) dapat memperoleh bantuan melalui program bimbingan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
b.Bagi guru BK
Penelitian tersebut dapat memberi kontribusi bagi guru BK, yaitu berupa memperoleh gambaran mengenai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi masalah dalam proses belajar siswa berbakat (gifted), dan mendapatkan rekomendasi berupa program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi terdiri dari lima bab, dengan rincian sebagai berikut :
Bab I terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II berisi kajian pustaka. Dalam penelitian ini membahas mengenai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar pada siswa berbakat, dan program bimbingan belajar.
Bab III metode penelitian, terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasannya. Terdiri dari pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau hasil temuan.
(16)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Sumedang, yang berlokasi tepat di jalan Kebonkol Nomor 18 Sumedang.
2. Subjek Penelitian
Subjek populasi penelitian adalah siswa-siswa gifted di kelas IX akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang berjumlah 35 orang pada tahun ajaran 2012/ 2013. B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak (Sugiyono, 2011: 8).
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3).
(17)
C. Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Sampel Penelitian
Sugiyono (2011: 81) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian adalah siswa gifted di kelas IX akselerasi SMPN 1 Sumedang tahun ajaran 2012/ 2013.
Penetapan sampel dilakukan dengan metode sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling jenuh merupakan bagian dari teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2011: 85).
D. Definisi Operasional Variabel
1. Faktor Internal dan Eksternal Siswa Berbakat (Gifted)
Siswa yang mengalami masalah dalam proses belajar adalah siswa yang memiliki kesenjangan antara intelektual yang dimiliki dengan kemampuan belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Burton (Syamsudin, 1999), bahwa siswa diduga mengalami masalah dalam proses belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuan intelegensinya, bakatnya). Ia diramalkan akan dapat mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya. Secara operasional, maka yang disebut siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki kemampuan intelektual, kreativitas, dan komitmen dalam mengerjakan tugas yang
(18)
tinggi, tetapi prestasi hasil belajarnya rendah dikarenakan pengaruh dari faktor fisik, psikologis, kognitif, perilaku, dan lingkungan (keluarga, kurikulum sekolah, dan fasilitas sekolah). Penjabaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar itu adalah :
1. Faktor Internal a. Fisik
1) Mudah sakit
2) Ada gangguan pada fungsi indera
3) Mempunyai Penyakit yang sulit disembuhkan b. Psikologis
1) Minat terhadap mata pelajaran kurang 2) Motivasi belajar rendah
3) Frustrasi denganketidakmampuan untukmenguasai keterampilanakademik tertentu
4) Perfeksionis 5) Sensitif
6) Harga diri rendah
7) Harapan diri yang tidak realistis c. Perilaku
1) Mengganggu ketika di ruang kelas
2) Tidak adanyaketerampilan sosialdenganrekan-rekannya 3) Kurangnya keterampilanorganisasi
d. Kognitif
1) Sulit untuk menghafal
2) Kegagalanuntuk menyelesaikan tugas 3) Kurang bisa konsentrasi
2. Faktor Eksternal a. Kurikulum
1) Jumlah mata pelajaran 2) Sistem penyampaian
(19)
b. Fasilitas
1) Suasana sekolah 2) Sarana belajar c. Keluarga
1) Kondisi keutuhan keluarga 2) Perhatian dari kedua orang 2. Program Bimbingan Belajar
Program adalah rancangan menganai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan. (Yandianto, 2001)
Kartadinata (Yusuf, 2009) mengartikan bimbingan adalah proses membantu siswa untuk mencapai perkembangan secara optimal.
Ahmad, Supriyono (1991: 105) bimbingan belajar adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.
Kartadinata, Ahman, Sugandi (2002: 50), bimbingan belajar adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
Dari dua pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar individu tersebut dapat mengatasi masalah-masalah dalam belajar.
Langkah-langkah pengembangan program menurut Yusuf (2009: 68) yaitu: merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan merancang tindak lanjut atau mendesain perbaikan atau pengembangan program.
(20)
E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data 1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. (Sugiyono, 2011: 92). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih, dan responden menjawab pernyataan-pernyataan tentang dirinya. (Arikunto, 2010: 195).
Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Guttman, skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “Ya-Tidak”; “Benar -Salah”. Data yang diperoleh dapat berupa rasio diktonomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. (Sugiyono, 2011: 96)
Tabel 3.1
Format Penilaian Angket
Kisi-kisi instrumen program bimbingan belajar bagi siswa berbakat (gifted) yang mengalami masalah dalam proses belajar dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian yang di dalamnya terkandung indikator untuk kemudian dideskripsikan dan dijabarkan dalam bentuk pernyataan skala.
BENTUK ITEM
POLA SKOR
YA TIDAK
Positif 1 0
(21)
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Faktor Internal dan Eksternal Siswa Berbakat (Sebelum Uji Coba)
NO ASPEK INDIKATOR NO ITEM (-)
1. Fisik 1.Mudah sakit 1,2,3,4
2.Ada gangguan pada fungsi indera
5,6 3.Mempunyai Penyakit yang
sulit disembuhkan
7,8
2. Psikologis 1.Kehilangan minat belajar 9, 10, 11
2.Motivasi belajar rendah 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 3.Frustrasi
denganketidakmampuan untukmenguasai
keterampilanakademik tertentu
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38
4.Perfeksionis 39, 40, 41, 42, 43
5.Sensitif 44, 45, 46, 47, 48,
49, 50, 51, 53 6.Harga diri rendah 54, 55, 56, 57, 58 7.Harapan diri yang tidak
realistis
59, 60, 61, 62, 63, 64, 65
3. Perilaku 1. Mengganggu ketika diruang kelas
66, 67, 68, 69, 70
2.Tidak adanyaketerampilan sosialdenganrekan-rekannya
71, 72, 73, 74, 75, 76
3.
3.Kurangnya
keterampilanorganisasi
77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86,
(22)
2. Uji Coba Instrumen a. Uji Kelayakan
Uji kelayakan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen yang akan digunakan untuk penelitian, baik di lihat dari segi konstruk, konten, dan redaksi. Uji kelayakan ini dilakukan dengan proses penimbangan (Judgment) instrumen oleh tiga dosen Jurusan PPB yang berkompeten di bidangnya.
Penimbangan dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut dapat digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukannya revisi. Hasil penimbangan dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Hasil Penimbangan (Judgment) Angket Faktor Internal dan Eksternal Siswa Berbakat
Hasil Nomor Item Jumlah
Dipakai 4,5,6,10,18,20,21,22,27,38,45,46,47,
48,51,52,56,59,60,62,64,65,66,67,68,76,77,78,79,80,82, 57 87, 88, 89 4. Kognitif 1.Kegagalanuntuk
menyelesaikan tugas
90,91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101
2.Kurang bisa konsentrasi 102, 103, 104, 105 5. Kurikulum 1. Jumlah mata pelajaran dan
Sistem penyampaian
106, 107,108,109
6. Fasilitas 1. Suasana sekolah 110, 111, 112, 113 2. Sarana belajar 114, 115
7. Keluarga 1. Kondisi Keluarga 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124.
(23)
83,84,85,88,89,91,92,94,98,99,100,101,102,103,104,10 5,106,108,110,112,114,115,117,122,123,124
Diperbaiki 1,2,7,8,9,11,12,13,23,24,26,32,34,40,42,44,50,54,55,71, 72,73,75,86,90
25
Dibuang 3,14,15,16,17,19,25,28,29,30,31,33,35,36,37,39,41,43,4 9,53,57,58,61,63,69,70,74,81,87,93,95,96,97,107,109,1 11,113,116,118,119, 120,121
41
Hasil penimbangan oleh tiga dosen menunjukkan terdapat 82 item yang dapat digunakan, 25 item yang perlu direvisi dan 45 item yang dibuang.
Dengan demikian, kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Faktor Internal dan Eksternal Siswa Berbakat (Setelah Judgment)
NO ASPEK INDIKATOR NO ITEM (-)
1. Fisik 1.Mudah sakit 1, 2, 3
2.Ada gangguan pada fungsi indera
4, 5 3.Mempunyai Penyakit yang
sulit disembuhkan
6, 7 2. Psikologis 1.Kehilangan minat belajar 8, 9, 10
2.Motivasi belajar rendah 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 3. Frustrasi
denganketidakmampuan untukmenguasai
keterampilanakademik tertentu
21, 22, 23
4. Perfeksionis 24, 25
5. Sensitif 26, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 33 6. Harga diri rendah 34, 35, 36 7. Harapan diri yang tidak
realistis
37, 38, 39, 40, 41 3. Perilaku 1. Mengganggu kalau diruang 42, 43, 44
(24)
b. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2013 terhadap tiga orang siswi kelas IX SMP Negeri 1 Sumedang yang memiliki peringkat satu di kelasnya. Uji keterbacaan dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden. Melalui uji keterbacaan dapat diketahui redaksi kata yang sulit dipahami oleh responden sehingga dapat diperbaiki. Uji keterbacaan dilakukan agar angket dapat dipahami oleh semua siswa kelas IX akselerasi sesuai dengan maksud penelitian. Angket yang dilakukan uji keterbacaannya adalah angket yang telah melalui tahap penimbangan instrumen.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat memahami dengan baik seluruh item pernyataan yang ada, baik dari segi bahasa, maupun makna yang terkandung dalam pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh item pernyataan dapat digunakan dan mudah dimengerti.
c. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrument dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010: 211).Menurut Cronbach (1970, dalam Azwar, 2012: 143) mengemukakan bahwa skor validitas itu antara 0,30 sampai dengan 0,50. Pernyataan lain di ungkapkan oleh Kaplan & Saccuzzo
kelas
2.Tidak adanyaketerampilan sosialdenganrekan-rekannya
45, 46, 47, 48, 49 4.Kurangnya
keterampilanorganisasi
50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60
5. Kognitif 1.Kegagalanuntuk menyelesaikan tugas
61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68
2.Kurang bisa konsentrasi 69, 70, 71, 72 5. Kurikulum 1. Jumlah mata pelajaran dan
Sistem penyampaian
73,74 6. Fasilitas 1. Suasana sekolah 75,76 1. Sarana belajar 77, 78
(25)
(1993) bahwa suatu pertanyaan dikatakan valid jika nilai koefisien validitas lebih dari atau sama dengan 0,30.
Pengujian validasi item yang dilakukan dalam penelitian adalah pengujian validitas konstruk seluruh item yang yang terdapat dalam angket siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar. Uji validitas butir item dilakukan untuk menguji apakah instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu mengenai tingkat masalah dalam proses belajar siswa berbakat. Uji validitas dilakukan terhadap siswa kelas IX akselerasi di SMPN 1 Sumedang pada tanggal 17 Januari 20113.
Untuk uji validitas pengetahuan dengan menggunakan skor dikotomi yang bernilai 1 dan 0, digunakan korelasi biseral dengan persamaan rumus:
q p St
Mt Mp rpbis
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi point biseral
Mp = Rata-rata skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yangdicari korelasinya dengan tes.
Mt = Rata-rata skor total St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut q = 1-p
(Arikunto, 2002)
Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak 57 dari 82 item. Sedangkan 25 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan. Adapun item pernyataan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :
(26)
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen
Kesimpulan No Item Jumlah
Valid 2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,22,27, 28,34,35,38,39,41,42,43,44,45,46,48,49,50,56,58, 61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75,76, 77,78,79,80,81,82
57
Tidak Valid 1,5,20,21,23,24,25,26,29,30,31,32,33,36,37,40,47, 51,52,53,54,55,57,59,60
25
d. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah baik. Data yang reliabel adalah data yang diperoleh sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun akan di ambil akan tetap sama hasilnya. (Arikunto, 2010: 221).
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,700 (Kaplan & Saccuzo, 1993).
Uji reliabilitas yang digunakan untuk variabel pengetahuan adalah teknik Koefisien Reliabilitas Kuder Richardson 20 dengan rumus sebagai berikut:
t t V pq V K K r 1 11(27)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir pertanyaan Vt = varians total
p = proporsi subjek yang menjawab betul (skor 1) q = proporsi subjek yang menjawab salah (skor 0) (Arikunto, 2002)
Hasil uji reliabitias menunjukkan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,937 dengan jumlah item 57 buah. Artinya, instrumen dinyatakan memiliki tingkat konsistensi yang sangat tinggi dan dapat digunakan kembali.
Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Faktor Internal dan Eksternal Siswa Berbakat (Gifted) (Setelah Uji Coba)
NO ASPEK INDIKATOR NO ITEM (-)
1. Fisik 1.Mudah sakit 2,3
2.Ada gangguan pada fungsi indera
4 3.Mempunyai Penyakit yang
sulit disembuhkan
6,7 2. Psikologis 1. Kehilangan minat belajar 8,9,10
2. Motivasi belajar rendah 11,12,13,14,15,16,17, 18,19
3. Frustrasi
denganketidakmampuan untukmenguasai
keterampilanakademik tertentu
22
4. Sensitif 27,28
5. Harga diri rendah 34,35 6. Harapan diri yang tidak
realistis
38,39,41 3. Perilaku 1. Mengganggu kalau diruang
kelas
(28)
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik pengumpulan data langsung, yaitu teknik pengumpulan data yang langsung mengambil data dari subjek yang di teliti. Insrumen pengumpulan data dengan kuesioner (angket), yaitu dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 142). Untuk mengungkap data mengenai profil masalah dalam proses belajar siswa gifted menggunakan angket yang diisi sendiri oleh responden dan disusun sesuai dengan rujukan definisi operasional variabel.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih, dan responden menjawab pernyataan-pernyataan tentang dirinya (Arikunto, 2010: 195).
4. Analisis Data a. Verifikasi Data
Verifikasi data merupakan langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data memiliki tujuan untuk menyeleksi data yang dianggaplayak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan meliputi:
1) Melakukan pengecekan jumlah angket yang telah terkumpul harus sama dengan jumlah angket yang disebarkan sesuai jumlah sampel.
2.Tidak adanyaketerampilan sosialdenganrekan-rekannya
45,46,48,49 3.Kurangnya
keterampilanorganisasi
50,56,58 6. Kognitif 1.Kegagalanuntuk
menyelesaikan tugas
61,62,63,64,65,66,67, 68
2.Kurang bisa konsentrasi 69,70,71,72 8. Kurikulum 1. Jumlah mata pelajaran dan
Sistem penyampaian
73,74 9. Fasilitas 1. Suasana sekolah 75,76
2. Sarana belajar 77,78
(29)
� = � � � − � � � �
− � � � � ��
− � � � �
2) Memberikan nomor urut pada setiap angket untuk menghindari kesalahan pada saat melakukan rekapitulasi data.
3) Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan. Setelah dilakukan tabulasi data maka dilanjutkan melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
b. Penyekoran
Perhitungan skor adalah dengan menjumlahkan seluruh skordari tiap-tiap item pernyataan sehingga didapatkan skor total.Item pernyataan dalam angket yang di gunakan merupakan item pernyataan negatif skala Guttman sehingga skor untuk “YA” adalah “0” dan untuk “TIDAK” adalah “1”. Setelah penyekoran, kemudian dilakukan pengelompokkan, dimana responden dibagi ke dalam tiga kategorisasiyaitu tinggi, sedang dan rendah.
c. Pengolahan Data untuk Pengembangan Program
Data yang sudah di skor hasilnya dapat dijadikan landasan dalam pembuatan program bimbingan belajar.
Perhitungan untuk menentukan tiga kategori tersebut dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat kategori tinggi, sedang, dan rendah adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rentang
2) Banyak kelas (BK) yang dibutuhkan adalah 3 buah yaitu : tinggi, sedang, dan rendah
3) Menentukan nilai panjang kelas (PK = Rentang / Banyak Kelas)
4) Membuat interval kelas, yang kemudian di masukkan ke dalam kategori tinggi, sedang, rendah.
5) Mencari frekuensi (Jumlah responden yang termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah)
(30)
6) Mencari persentase (jumlah Frekuensi kategori / jumlah responden X 100%) (Furqon, 2008: 24)
Setelah data di olah dan di kelompokkan, maka akan terlihat jumlah responden dan persentasi yang tergolong ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Gambaran Umum Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Proses Belajar Siswa Berbakat
F. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian
Langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan, dimulai dengan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan topik yang akan dikaji.
2. Pembuatan proposal
3. Pengajuan izin penelitian kepada kepala SMPN 1 Sumedang
4. Studi pendahuluan dengan melakukan observasi dan wawancara pada guru BK
5. Penulisan Skripsi (BAB I, II)
6. Pembuatan instrumen (BAB III), pelaksanaan pengumpulan data, dan menganalisis data. Mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat program yaitu melalui penyebaran angket (kuesioner) untuk mengukur gambaran tentang faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses belajar pada siswa berbakat (gifted).
7. Pembahasan hasil penilitian (BAB IV) 8. Membuat kesimpulan dan Saran (BAB V)
KATEGORI INTERVAL FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)
TINGGI 1-19 1 3
SEDANG 20-38 10 29
RENDAH 39-57 24 69
(31)
9. Pembuatan program, setelah data terkumpul yang kemudian diolah, hasil dari pengolahan data telah diketahui, maka disusunlah program bimbingan belajar yang berbentuk materi dan latihan untuk mengembangkan membantu siswa berbakat.
(32)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Siswa berbakat kelas IX akselerasi di SMP Negeri 1 Sumedang tahun ajaran
2012/2013 memiliki tingkat masalah dalam proses belajar rendah, dengan demikian prestasi belajarnya tinggi. Hal ini juga berarti sebagian besar siswa sudah mampu belajar secara efektif.
2. Karakteristik siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar di kelas IX akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013 adalah harga diri yang rendah, kurang memiliki keterampilan dalam organisasi, mudah sakit, kehilangan minat belajar, motivasi belajar rendah, memiliki harapan yang tidak realistis, kegagalan untuk menyelesaikan tugas, kurang nyaman dengan suasana belajar, dan suasana sekolah.
3. Sasaran program bimbingan belajar ini yaitu siswa yang termasuk dalam kelompok kategori sedang, yang berarti tingkat masalah dalam proses belajarnya sedang, tetapi prestasi belajarnya belum optimal. Siswa yang tergolong dalam kategori tinggi, artinya siswa tersebut tingkat masalah dalam proses belajarnya tinggi, dan prestasi belajarnya belum optimal.
4. Strategi layanan pada program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar ini adalah dengan klasikal dan bimbingan kelompok.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat. 1. Bagi Pihak Sekolah
(33)
Pihak sekolah diharapkan dapat mengajukan permohonan bantuan kepada DIKNAS untuk kelengkapan fasilitas belajar. Kemudian pihak sekolah juga dapat mengadakan sharing knowladge untuk orang tua siswa kelas akselerasi supayalebih memahami jika putra-putri mereka adalah siswa berbakat tetapi mengalami masalah dalam proses belajar.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK dapat menggunakan program bimbingan belajar ini untuk membatu siswa berbakat kelas IX akselerasi yang mengalami masalah dalam proses belajar. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Program bimbingan belajar ini masih bersifat hipotetik, jadi untuk peneliti selanjutnya dapat menguji cobakan program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar ini kepada siswa kelas akselerasi.
b. Sampel pada penelitian ini hanya satu kelas dengan 35 responden. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel lebih banyak lagi, dan tidak hanya dari satu sekolah saja, sehingga hasil penelitiannya lebih baik lagi.
c. Peneliti selanjutnya dapat meneliti topik yang sama yaitu mengenai masalah dalam proses belajar pada siswa berbakat (gifted), tetapi di jenjang pendidikan yang berbeda.
(34)
DAFTAR PUSTAKA
Supriyono, A. et al. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asosiasi CI+BI Nasional. (2011). Ironi Anak Cerdas yang Terabaikan. [online]. Terdapat di http://asosiasicibinasional.wordpress.com/category/liputan-media-massa/page/2/ (21 November 2011)
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bisland, A. (2004). Using Learning Strategies Instruction With Students Who Are Gifted and Learning Disabled. [online]. ftp://124.42.15.59/ck/2011-01/165/097/596/084/Using%20LearningStrategies%20Instruction%20with %20Students%20Who%20Are%20Gifted%20and%20Learning%20Disabl ed.pdf (03 Oktober 2011).
Brody, L. dan Millis, C. (1997). Gifted Children with Learning Disabilities: A Review of the Issues. Journal of Learning Disabilities[online], volume 30, number 3.Tersedia di http://ldx.sagepub.com/content/30/3/282.abstract (03 Oktober 2011).
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: P.T. Rajagrafindo Persada.
Coleman, L. (1985). Schooling The Gifted. California: Wesley publishing Company.
Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
(35)
Ichrom, M. S. (1988). Perspektif Pendidikan Anak Gifted. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kaplan, R. dan Saccuzzo, D. (1993). Psychological Testing: Principles, Applications, and Issues Third 3rd Edition. California: Cole Publishing Company.
Kartadinata, S. et al. (2002). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Maulana.
Lismaniar. (2004). Integrasi antara Proses belajar Mengajar dan Bimbingan dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Berbakat. [Tesis]. UPI: Tidak diterbitkan.
Luthfiyani. (2010). Perbandingan Kebiasaan Belajar Antara Siswa Berbakat Akademik Di Kelas Akselerasi Dengan Kelas Reguler. [Skripsi]. UPI: Tidak diterbitkan.
Marsuadi, S. et al. (2010). Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surakarta: Muhammadiyah university Press.
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Naramore, C. (1966). Encyclopedia of Psychological Problems. United States of Amerika: Zondervan Publishing House.
Nia, S. _ . Anak Berbakat. [Online]. Terdapat di: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195701311 986031-NIA_SUTISNA/BAB_11.pdf. (29 Maret 2013).
Novia, M. (2010). Program Bimbingan dan Konseling Karir untuk Kematangan Karir Siswa. [skripsi]. PPB UPI.
Ruban,Lilia, dan Reis, Sally._.Identification and assessment of gifted student with learning disabilities. [online]. Terdapat
(36)
di:http://www.mcrgroup.org/bogota/Resources/Articles/Ruban%20and%2 0Reis.pdf (03 Oktober 2011).
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (metode, teknik dan aplkasi). Bandung: Rizqi Press.
Semiawan, C. (2008). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: P.T. Gramedia.
Smith, D. (2006). Inklusi, Sekolah Ramah untuk Semua. Bandung: Nuansa.
Syamsudin, A. (1999). Psikologi Kependidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung : Alfabeta.
Tim Dosen PPB. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: PPB UPI.
Van Tiel, M. (2001). Permasalahan dan Tumbuh Kembang Anak Cerdas Istimewa. [Online]. Tersedia di:http://gifted-disinkroni.blogspot.com/. (03 Oktober 2011).
Van Tiel, M. et al. (2007). Teori Giftedness. [Online]. Terdapat di http://Gifted-disinkroni.com/TeoriGiftedness.pdf. (06 Oktober 2011).
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingand dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
(37)
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Siswa berbakat kelas IX akselerasi di SMP Negeri 1 Sumedang tahun ajaran
2012/2013 memiliki tingkat masalah dalam proses belajar rendah, dengan demikian prestasi belajarnya tinggi. Hal ini juga berarti sebagian besar siswa sudah mampu belajar secara efektif.
2. Karakteristik siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar di kelas IX akselerasi SMP Negeri 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013 adalah harga diri yang rendah, kurang memiliki keterampilan dalam organisasi, mudah sakit, kehilangan minat belajar, motivasi belajar rendah, memiliki harapan yang tidak realistis, kegagalan untuk menyelesaikan tugas, kurang nyaman dengan suasana belajar, dan suasana sekolah.
3. Sasaran program bimbingan belajar ini yaitu siswa yang termasuk dalam kelompok kategori sedang, yang berarti tingkat masalah dalam proses belajarnya sedang, tetapi prestasi belajarnya belum optimal. Siswa yang tergolong dalam kategori tinggi, artinya siswa tersebut tingkat masalah dalam proses belajarnya tinggi, dan prestasi belajarnya belum optimal.
4. Strategi layanan pada program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar ini adalah dengan klasikal dan bimbingan kelompok.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat. 1. Bagi Pihak Sekolah
(2)
Pihak sekolah diharapkan dapat mengajukan permohonan bantuan kepada DIKNAS untuk kelengkapan fasilitas belajar. Kemudian pihak sekolah juga dapat mengadakan sharing knowladge untuk orang tua siswa kelas akselerasi supayalebih memahami jika putra-putri mereka adalah siswa berbakat tetapi mengalami masalah dalam proses belajar.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK dapat menggunakan program bimbingan belajar ini untuk membatu siswa berbakat kelas IX akselerasi yang mengalami masalah dalam proses belajar. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Program bimbingan belajar ini masih bersifat hipotetik, jadi untuk peneliti selanjutnya dapat menguji cobakan program bimbingan belajar untuk membantu siswa berbakat yang mengalami masalah dalam proses belajar ini kepada siswa kelas akselerasi.
b. Sampel pada penelitian ini hanya satu kelas dengan 35 responden. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel lebih banyak lagi, dan tidak hanya dari satu sekolah saja, sehingga hasil penelitiannya lebih baik lagi.
c. Peneliti selanjutnya dapat meneliti topik yang sama yaitu mengenai masalah dalam proses belajar pada siswa berbakat (gifted), tetapi di jenjang pendidikan yang berbeda.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Supriyono, A. et al. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asosiasi CI+BI Nasional. (2011). Ironi Anak Cerdas yang Terabaikan. [online]. Terdapat di http://asosiasicibinasional.wordpress.com/category/liputan-media-massa/page/2/ (21 November 2011)
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bisland, A. (2004). Using Learning Strategies Instruction With Students Who Are
Gifted and Learning Disabled. [online]. ftp://124.42.15.59/ck/2011-01/165/097/596/084/Using%20LearningStrategies%20Instruction%20with %20Students%20Who%20Are%20Gifted%20and%20Learning%20Disabl ed.pdf (03 Oktober 2011).
Brody, L. dan Millis, C. (1997). Gifted Children with Learning Disabilities: A
Review of the Issues. Journal of Learning Disabilities[online], volume 30,
number 3.Tersedia di http://ldx.sagepub.com/content/30/3/282.abstract (03 Oktober 2011).
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: P.T. Rajagrafindo Persada.
Coleman, L. (1985). Schooling The Gifted. California: Wesley publishing Company.
Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
(4)
Ichrom, M. S. (1988). Perspektif Pendidikan Anak Gifted. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kaplan, R. dan Saccuzzo, D. (1993). Psychological Testing: Principles,
Applications, and Issues Third 3rd Edition. California: Cole Publishing
Company.
Kartadinata, S. et al. (2002). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Maulana.
Lismaniar. (2004). Integrasi antara Proses belajar Mengajar dan Bimbingan
dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Berbakat. [Tesis]. UPI:
Tidak diterbitkan.
Luthfiyani. (2010). Perbandingan Kebiasaan Belajar Antara Siswa Berbakat
Akademik Di Kelas Akselerasi Dengan Kelas Reguler. [Skripsi]. UPI:
Tidak diterbitkan.
Marsuadi, S. et al. (2010). Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surakarta: Muhammadiyah university Press.
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Naramore, C. (1966). Encyclopedia of Psychological Problems. United States of Amerika: Zondervan Publishing House.
Nia, S. _ . Anak Berbakat. [Online]. Terdapat di: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195701311 986031-NIA_SUTISNA/BAB_11.pdf. (29 Maret 2013).
Novia, M. (2010). Program Bimbingan dan Konseling Karir untuk Kematangan
Karir Siswa. [skripsi]. PPB UPI.
Ruban,Lilia, dan Reis, Sally._.Identification and assessment of gifted student with
(5)
di:http://www.mcrgroup.org/bogota/Resources/Articles/Ruban%20and%2 0Reis.pdf (03 Oktober 2011).
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (metode, teknik dan aplkasi). Bandung: Rizqi Press.
Semiawan, C. (2008). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: P.T. Gramedia.
Smith, D. (2006). Inklusi, Sekolah Ramah untuk Semua. Bandung: Nuansa.
Syamsudin, A. (1999). Psikologi Kependidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung : Alfabeta.
Tim Dosen PPB. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Bandung: PPB UPI.
Van Tiel, M. (2001). Permasalahan dan Tumbuh Kembang Anak Cerdas
Istimewa. [Online]. Tersedia di:http://gifted-disinkroni.blogspot.com/. (03 Oktober 2011).
Van Tiel, M. et al. (2007). Teori Giftedness. [Online]. Terdapat di http://Gifted-disinkroni.com/TeoriGiftedness.pdf. (06 Oktober 2011).
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingand dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
(6)