Perancangan Desain Tipografi Patrakomala sebagai City Branding Kota Bandung.

(1)

 

ABSTRAK

PERANCANGAN DESAIN TIPOGRAFI PATRAKOMALA SEBAGAI CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Oleh

Maria Katarina Yuliani NRP 1164100

Sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Kota Bandung juga dikenal sebagai Kota Kembang karena memiliki banyak pohon dan bunga yang membuat cuaca menjadi sejuk. Berdasarkan preliminary survey 86% masyarakat Kota Bandung mengakui julukan Kota Kembang di era tahun 2000an ini kurang sesuai dengan keadaan kota karena jarang ditemukan bunga di sekitar Kota Bandung. Bahkan masyarakat juga tidak mengetahui bahwa sebenarnya Kota Bandung telah memilih bunga Patrakomala sebagai ikon identitas kota pada Hari Lingkungan Hidup tahun 1998.

Tujuan perancangan ini yaitu untuk mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang melalui tipografi yang diaplikasikan sebagai elemen city branding Kota Bandung. Sedangkan manfaatnya agar ikon dan image Bandung Kota Kembang yang sudah ada tetap terjaga secara positif di mata masyarakat dalam kota maupun luar kota. Perancangan ini menggunakan konsep komunikasi searah yang informatif dan dekoratif agar menarik target market yaitu anak muda kalangan menengah yang bangga sebagai warga Kota Bandung. Tipografi yang akan dirancang terinspirasi dari Bunga Patrakomala dan menggunakan gaya visual Art Deco. Sedangkan media yang digunakan berupa souvenir, booklet, poster dan infographic yang dipasang sebagai environmental graphic pada berbagai fasilitas kota dan media sosial. Melalui perancangan ini diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengingat dan mengenali identitas Bandung Kota Kembang.


(2)

ABSTRACT

PATRAKOMALA TYPOGRAPHY DESIGN AS CITY BRANDING FOR BANDUNG CITY

Submitted by Maria Katarina Yuliani

NRP 1164100

Since the Dutch Colonization, Bandung is known as the flower city due to its numerous trees and flowers that make the weather cool. Preliminary survey has it that 86% of people living in Bandung approves of the fact that in the year of 2000s is not like the way it should have been due to the numerous of trees being toppled down. Just a few people in Bandung know that the city has chosen Patrakomala Flower as the icon of the city on the Living Environment Day in 1998.

The purpose of this design thus is to introduce Patrakomala Flower as the identity of Bandung through the typography that applied as an city branding element of Bandung city. As for the benefit, this design is to keep both the icon and the positive image of Bandung city among the locals and the outsiders.

This design makes use of a one-way communicative concept which is informative and decorative for the market targets, the youth of middle class who is proud of being the citizens of Bandung. The typography design is inspired from Patrakomala Flower and Art Deco as the visual style. Media used are souvenirs, booklet, posters and infographic attached to the facilities of the city and social media as environmental graphics. Through this Patrakomala Typography Design, people of Bandung are expected to easily remember and be aware of the identity of Bandung as the flower city.


(3)

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.4.1 Observasi ... 3

1.4.2 Wawancara ... 4

1.4.3 Studi Pustaka ... 4

1.4.4 Kuesioner ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI ... 6

2.1 City Branding ... 6

2.1.1 Elemen Desain Perkotaan ... 9

2.1.2 Environmental Graphic ... 9

2.1.3 Hubungan City Branding dengan Environmental Graphic ... 10

2.2 Tipografi ... 11

2.2.1 Font ... 12

2.2.2 Legibility ... 12


(4)

2.2.4 Tipografi sebagai Elemen City Branding ... 16

2.3 Art Deco ... 16

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 19

3.1 Data dan Fakta ... 19

3.1.1 Pemerintah Kota Bandung ... 19

3.1.2 Bandung Kota Kembang ... 20

3.1.2.1 Penetapan Flora Identitas Daerah ... 21

3.1.2.2 Flora Ikon Kota Bandung ... 22

3.1.2.3 Bunga Patrakomala ... 23

3.1.3 Observasi terhadap keberadaan Bunga Patrakomala di Kota Bandung 24 3.1.4 Wawancara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bandung ... 26

3.1.5 Wawancara Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung ... 28

3.1.6 Kuesioner ... 29

3.1.7 Tinjauan Karya Sejenis ... 35

3.1.7.1 City of Kelowna ... 35

3.1.7.2 City of Brampton ... 37

3.1.7.3 City of Kiev ... 38

3.1.7.4 Myanmar ... 41

3.1.7.5 Teatro alla Scala ... 42

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 45

3.2.1 Analisis SWOT Tipografi Patrakomala ... 46

3.2.2 STP ... 47

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 49

4.1 Konsep Komunikasi ... 49

4.2 Konsep Kreatif ... 49

4.3 Konsep Media ... 54

4.4 Hasil Karya ... 59

4.4.1 Elemen Dekoratif ... 59

4.4.2 Tipografi Patrakomala ... 59


(5)

 

4.4.4 Infographic ... 64

4.4.5 Street Installation ... 66

4.4.6 Website ... 68

4.4.7 Media Sosial ... 69

4.4.8 Booklet ... 70

4.4.9 Souvenir ... 73

BAB V PENUTUP ... 75

5.1 Simpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Huruf ... 13

Gambar 2.2 Kemiripan dan Keseragaman Anatomi Huruf ... 15

Gambar 2.3 Salah satu bangunan Art Deco di Bandung, Hotel Savoy Homann 17 Gambar 3.1 Logo Pemerintah Kota Bandung ... 19

Gambar 3.2 Caesalpinia pulcherrima ... 23

Gambar 3.3 Stilasi Bunga Patrakomala pada Tugu Bandung Lautan Api ... 25

Gambar 3.4 Logo 200 tahun Bandung ... 26

Gambar 3.5 Logo City of Kelowna ... 35

Gambar 3.6 Aplikasi logo pada atribut kota ... 36

Gambar 3.7 Logo dan Aplikasinya pada City Branding Brampton Flower City 37 Gambar 3.8 Variasi Logo Kiev ... 38

Gambar 3.9 Aplikasi Logo pada Environmental Graphic ... 39

Gambar 3.10 Aplikasi pada media elektronik ... 40

Gambar 3.11 Gimmick sebagai Brand Awareness ... 40

Gambar 3.12 Logo Myanmar ... 41

Gambar 3.13 Tipografi Logo Myanmar ... 41

Gambar 3.14 Aplikasi Logo Myanmar ... 42

Gambar 3.15 Logo Teatro alla Scala ... 42

Gambar 3.16 Elemen Sekunder Branding ... 43

Gambar 3.17 Tipografi menggunakan Elemen Sekunder ... 43

Gambar 3.18 Poster Teatro alla Scala untuk tiga grup target market ... 44

Gambar 3.19 Media Aplikasi Branding ... 44

Gambar 4.1 Moodboard Elemen Dekoratif Flora Art Deco ... 51

Gambar 4.2 Moodboard Bentuk Gaya Visual Art Deco ... 52

Gambar 4.3 Palette Warna ... 53

Gambar 4.4 Timeline Sosialisasi Patrakomala, Si Cantik Ikon Bandung ... 54

Gambar 4.5 Elemen Dekoratif Patrakomala ... 59

Gambar 4.6 Elemen Tipografi Patrakomala ... 60


(7)

 

Gambar 4.8 Alfabet dan tanda baca Tipografi Patrakomala ... 61

Gambar 4.9 Visual Awareness dan Informing pada Street Banner ... 62

Gambar 4.10 Aplikasi Street Banner di Kota Bandung ... 63

Gambar 4.11 Infographic ... 64

Gambar 4.12 Detail Infographic Patrakomala (1) ... 64

Gambar 4.13 Detail Infographic Patrakomala (2) ... 65

Gambar 4.14 Aplikasi Infographic di Jalan Asia Afrika ... 66

Gambar 4.15 Visual Street Installation potongan Infographic ... 66

Gambar 4.16 Motif Dekoratif Patrakomala ... 67

Gambar 4.17 Street Installation di Jalan Asia Afrika, Bandung ... 67

Gambar 4.18 Website resmi Bandung www.bandung.go.id/patrakomala ... 68

Gambar 4.19 Instagram dan Facebook Ridwan Kamil ... 69

Gambar 4.20 Twitter Ridwan Kamil ... 70

Gambar 4.21 Booklet bagian Cover ... 70

Gambar 4.22 Booklet halaman 1-13 ... 71

Gambar 4.23 Booklet halaman 14-24 ... 72

Gambar 4.24 Tote Bag Patrakomala ... 73

Gambar 4.25 Tumbler Patrakomala ... 73


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Perancangan ... 5 Tabel 2.1 City Image Communication ... 8 Tabel 3.1 Target Market berdasarkan Hasil Kuesioner ... 29 Tabel 3.2 Hasil Kuesioner tentang pendapat masyarakat mengenai image

Bandung Kota Kembang yang sudah mulai memudar ... 30 Tabel 3.3 Hasil Kuesioner tentang pengetahuan masyarakat akan Ikon

Flora Kota Bandung ... 31 Tabel 3.4 Hasil Kuesioner tentang pengetahuan masyarakat akan Bunga

Patrakomala (foto) ... 32 Tabel 3.5 Hasil Kuesioner tentang rasa bangga sebagai warga Kota

Bandung ... 33 Tabel 3.6 Hasil Kuesioner tentang ketertarikan responden terhadap

Tipografi ... 34 Tabel 3.7 Hasil Kuesioner tentang ketertarikan dan perhatian responden

Terhadap environmental graphic di tempat umum ... 34 Tabel 4.1 Budgeting Fee Design Sosialisasi Ikon Bandung ... 57 Tabel 4.2 Budgeting Produksi Media Sosialisasi Ikon Bandung ... 58


(9)

Universitar Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kota Bandung merupakan kota yang memiliki beragam keindahan dan kenyamanan. Oleh karena itu, Kota Bandung memiliki banyak julukan seperti The Capital City of Asia Afrika, Parijs van Java, Kota Art Deco, Kota Kuliner dan banyak julukan lainnya. Sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Kota Bandung juga dikenal sebagai Kota Kembang karena memiliki banyak pohon dan bunga yang membuat cuaca menjadi sejuk.

Menurut Haryoto Kunto (1984 : 50) dalam bukunya yang berjudul ‘Wajah Bandoeng Tempo Doeloe’, sebutan Bandung Kota Kembang ini sebenarnya memiliki dua arti yaitu kembang dayang (wanita remang-remang) dan kembang sebagai bunga. Namun tentu saja pemerintah lebih mengangkat arti Kota Kembang dalam arti sebenarnya agar citra Kota Bandung dikenal dengan baik bukan dari hal yang negatif.

Berdasarkan preliminary survey sebagian besar masyarakat Kota Bandung mengakui julukan Kota Kembang di era tahun 2000an ini kurang sesuai dengan keadaan kota karena jarang ditemukan bunga di sekitar Kota Bandung. Bahkan masyarakat juga tidak mengetahui bahwa sebenarnya Kota Bandung memiliki ikon flora Bunga Patrakomala sebagai identitas kota terutama sebagai Kota Kembang.

Dalam Keputusan Departemen Dalam Negeri nomor 48 tahun 1989, pemerintah menetapkan bahwa setiap provinsi di Indonesia harus memiliki flora dan fauna sebagai ikonnya (www.kemendagri.go.id/). Pada tahun 1996 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan instruksi tentang Pedoman Penetapan Flora dan Fauna Identitas Daerah Tingkat II dan Kotamadya. Instruksi penetapan tersebut dimaksudkan sebagai upaya pengenalan suatu daerah agar dapat menjadi ciri khas serta daya tarik dari daerah tersebut. Berdasarkan keputusan tersebut maka pada Hari Lingkungan


(10)

Hidup tahun 1998 pemerintah Kota Bandung menetapkan bunga Patrakomala sebagai ikon flora identitas daerahnya.

Begitu pentingnya Patrakomala sebagai sebuah ikon, maka Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (Bandung Heritage) bekerja sama dengan American Express (AMEX) Bank Foundation mendirikan tugu Bandung Lautan Api Heritage Trail

yang berhiaskan stilasi bunga patrakomala. Selain itu Bunga Patrakomala juga digunakan sebagai tema parade kendaraan hias dalam acara “Bandung Caang Festival” dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Bandung ke-204 tahun 2014. Pada tahun 2014 juga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung juga mengadakan sayembara batik khas Bandung dengan mengambil tema bunga Patrakomala dan burung Cangkurileung sebagai ikon Bandung.

Ditinjau dari segi DKV, suatu ikon atau identitas merupakan dasar dari proses

branding yang digunakan untuk memberikan suatu pembeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kota Bandung memiliki city branding sebagai Kota Kembang. Namun ikon flora Bunga Patrakomala kurang dikenal oleh masyarakat. Bahkan sebagian masyarakat keliru dan lebih mengenal bunga Kembang Sepatu. Padahal ikon tersebut bertujuan untuk membentuk citra yang positif dan mendapatkan kehormatan sebagai sebuah Kota Kembang.

Terdapat tiga konsep utama terkait dengan brand, yaitu: identitas, citra, dan komunikasi (Moilanen & Rainisto, 2009). Sebuah ikon/identitas kota bertujuan untuk membentuk citra yang positif dan sebagai ciri khas/daya tarik dari sebuah kota. Namun sebuah kota yang sudah memiliki identitas, tanpa komunikasi yang baik tidak akan memiliki citra yang baik pula. Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktivitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara si pengirim dan penerima pesan. Bahasa tulis (tipografi) merupakan perangkat komunikasi yang efektif karena bahasa tulis merupakan perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik


(11)

Universitar Kristen Maranatha yang juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra/kesan secara visual (Sihombing, 2001).

Selain itu, tipografi juga dapat memberikan rasa keterikatan yang kuat pada nilai-nilai kebudayaan dan tradisional suatu daerah. Contohnya aksara Sunda memiliki bentuk fleksibel dan cara pengucapannya yang unik seperti sebuah lagu, yang sangat merepresentasikan budaya orang Sunda. Selain sebagai perangkat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tipografi juga dapat menjadi media yang mencerminkan identitas sebuah daerah.

Oleh karena itu, tipografi merupakan elemen city branding yang tepat dan efektif untuk menyampaikan pesan kepada target market. Dalam hal ini, tipografi digunakan untuk mensosialiasikan Bunga Patrakomala sebagai identitas kota agar citra Bandung Kota Kembang yang sudah ada tidak memudar di mata masyarakat dalam kota maupun luar kota.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun permasalahan yang ditemukan sebagai berikut.

• Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tipografi yang tepat dan efektif untuk mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang?

Ruang lingkup permasalahan yang akan dikerjakan yaitu mengenai ikon flora Kota Bandung, Bunga Patrakomala, tipografi dengan gaya visual Art Deco yang diaplikasikan pada environmental graphic sebagai elemen city branding pada masyarakat Kota Bandung terutama anak muda kalangan menengah.


(12)

1.3Tujuan Perancangan

• Merancang dan mengaplikasikan tipografi yang tepat dan efektif untuk mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Observasi

Observasi aktif dengan mengamati keberadaan bunga Patrakomala di sepanjang jalan dan taman di Kota Bandung serta penggunaan bunga tersebut sebagai ikon Kota Bandung pada sepuluh monumen Bandung Lautan Api. Observasi juga dilakukan dengan melakukan studi banding karya sejenis tentang penggunaan flora dan tipografi sebagai ikon sebuah kota.

1.4.2 Wawancara

Wawancara ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bandung, Dinas Pertamanan dan Pemakaman Bandung, serta Kebun Pembibitan di Cibeunying untuk mendapatkan informasi tentang sejarah, keberadaan, dan keadaan flora ikon Kota Bandung. Wawancara juga dilakukan kepada sebagian masyarakat Kota Bandung tentang pengetahuan dan pendapat mereka akan bunga Patrakomala sebagai ikon.

1.4.3 Studi Literatur

Studi pustaka dilakukan dari buku-buku, majalah, serta e-book tentang city branding, tipografi, Art Deco, environmental graphic, peraturan pemerintah dan keputusan Menteri Dalam Negeri tentang penetapan identitas daerah, dan bunga Patrakomala. Untuk membantu perancangan penyelesaian masalah penulis juga melakukan studi melalui beberapa website yang terpercaya keakuratannya.

1.4.4 Kuesioner

Untuk mendapatkan pendapat dari masyarakat Kota Bandung, penulis menyebarkan kuesioner melalui berbagai media sosial. Kuesioner yang disebarkan kepada 200 responden dengan segmentasi secara acak terdiri dari pertanyaan dengan jawaban


(13)

Universitar Kristen Maranatha yang berupa pilihan dan pendapat disertai beberapa gambar yang kemudian hasilnya diolah dan dianalisa sebagai input dalam penelitian dan perancangan ini.

1.5Skema Perancangan

Tabel 1.1 Skema Perancangan

LATAR BELAKANG MASALAH

Kota Bandung dikenal sebagai Kota Kembang dan memiliki ikon flora yaitu bunga Patrakomala. Namun bunga tersebut kurang dieksplorasi dan dikenal oleh masyarakat Kota Bandung. Padahal suatu ikon atau identitas penting untuk memberikan difernsiasi berupa ciri khas / daya tarik dan

membentuk citra yang positif pada suatu kota.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tipografi yang tepat dan efektif untuk mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang?

JENIS DATA

Observasi aktif, Wawancara, Studi Pustaka (Buku Literatur, Majalah, Internet), dan Kuesioner 

TEORI

Teori City BrandingEnvironmental  Graphic, Tipografi, dan Art Deco. 

KONSEP

Mengeksplorasi Bunga Patrakomala sebagai tipografi malalui elemen city branding dengan menggunakan gaya visual Art Deco

PERANCANGAN MEDIA

Tipografi beserta elemen grafis diaplikasikan pada media environmental graphic sebagai city branding Bandung Kota Kembang.

TUJUAN PERANCANGAN

Mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang

TUJUAN AKHIR


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Literatur

Benton, Charlottte dan Tim Benton. 2003. Art Deco : 1910 – 1930. London : V&A Publications.

Carter, Rob; Ben Day dan Philip Meggs. 2007. Typographic Design : Form and Communication. Fourth edition. Canada : John Wiley & Sons, Inc.

Gelder, Sisco Van dan Malcolm Allan. 2006. City Branding : How Cities Compete in the 21st Century. Amsterdam : Placebrands.

Hassani, Hossein Mohammad. 2014. Global Competition Needs Smart Solutions, Urban Design Elements on City Branding. Iran : Shahid Beheshti University.

Hillier, Bevis. 1968. Art Deco of The 20s and 30s. London : Studio Vista.

Jury, David. 2006. What is Typography. Singapore : RotoVision SA.

Kavaratzis, Michalis. 2004. “From City Marketing to City Branding : Towards a Theoritical Framework for Developing City Brands”. Henry Stewart Publications. Netherland, 30 Juni : 61-69.

Kunto, Haryoto. 1984. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung : PT Granesia.

Madanipour, Ali. 1997. Ambiguities of Urban Design. London: Architectural Press.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 1989. Pedoman Penetapan Flora dan Fauna Daerah. Jakarta : Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.


(15)

Universitar Kristen Maranatha 78  Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 1996. Pedoman Penetapan Flora dan Fauna Identitas Daerah Tingkat II dan Kotamadya. Jakarta : Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.

Samara, Timothy. 2004. Typography Workbook. London : Rockport Publishers.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Vela, Jordi de San Eugenio. 2013. “The Relationship Between Place Branding and Environmental Communication: The Symbolic Management of Places Through The Use of Brands”. Macmillan Publisher Ltd.. Spain, Barcelona, 7 Agustus : 256-259.

Sumber dari Media Online

Brampton Flower City. 2006. “Corporate Identity”. (Online).

(http://www.brampton.ca/en/City-Hall/Pages/Corporate-identity.aspx, diakses 20 Februari 2015).

City of Kelowna. 2009. “About The City of Kelowna”. (Online).

(http://www.kelowna.ca/, diakses 20 Februari 2015).

DM ID. 2011. “Myanmar Tourism Federation”. (Online).

(http://www.dmidgroup.com/our-work/myanmar-tourism-federation, diakses 27 Februari 2015).

DM ID. 2013. “Myanmar : Let The Journey Begin”. (Online).

(http://www.myanmarbranding.com/showreel.html, diakses 27 Februari 2015).


(16)

Kamah, Wahyudi. 29 September 2014. “Bandung’s Parisian Influence Seen in Art

Deco Style”. The Jakarta Globe. (Online).

(http://thejakartaglobe.beritasatu.com/features/bandungs-parisian-influence-seen-art-deco-style/, diakses 3 Maret 2015).

Kiev Info. 2003. Kiev, Ukraine. (Online). (http://www.kiev.info/about/general.htm, diakses 27 Februari 2015).

Konovalov, Victor. 2012. “The City of Kyiv Identity”. (Online).

(https://www.behance.net/gallery/525928/The-City-of-Kyiv-Identity, diakses 27 Februari 2015).

Missouri Botanical Garden. “Caesalpinia pulcherrima”. (Online).

(http://www.missouribotanicalgarden.org/PlantFinder/PlantFinderDetails.as px?kempercode=e498, diakses 26 Februari 2015).

National Park Board Singapore. 2013. “Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw.”. (Online). Singapore Government. (https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/Special-Pages/plant-detail.aspx?id=1740, diakses 26 Februari 2015).

Plantamor. 2012. “Kembang Merak”. (Online). Plantamor.

(http://www.plantamor.com/index.php?plant=238, diakses 26 Februari 2015).

Satria, Agra. 2014. “Teatro alla Scala”. (Online). (http://agrasatria.com/Teatro-alla-Scala, diakses 27 Februari 2015).

Sutarjan, Dadang. 3 April 2011. “Cantik Bunganya, ‘Cantik’ Khasiatnya”. (Online). Pikiran Rakyat. (http://www.pikiran-rakyat.com/node/140306, diakses 26 Februari 2015)


(1)

yang juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra/kesan secara visual (Sihombing, 2001).

Selain itu, tipografi juga dapat memberikan rasa keterikatan yang kuat pada nilai-nilai kebudayaan dan tradisional suatu daerah. Contohnya aksara Sunda memiliki bentuk fleksibel dan cara pengucapannya yang unik seperti sebuah lagu, yang sangat merepresentasikan budaya orang Sunda. Selain sebagai perangkat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tipografi juga dapat menjadi media yang mencerminkan identitas sebuah daerah.

Oleh karena itu, tipografi merupakan elemen city branding yang tepat dan efektif untuk menyampaikan pesan kepada target market. Dalam hal ini, tipografi digunakan untuk mensosialiasikan Bunga Patrakomala sebagai identitas kota agar citra Bandung Kota Kembang yang sudah ada tidak memudar di mata masyarakat dalam kota maupun luar kota.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun permasalahan yang ditemukan sebagai berikut.

• Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tipografi yang tepat dan efektif untuk mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang?

Ruang lingkup permasalahan yang akan dikerjakan yaitu mengenai ikon flora Kota Bandung, Bunga Patrakomala, tipografi dengan gaya visual Art Deco yang diaplikasikan pada environmental graphic sebagai elemen city branding pada masyarakat Kota Bandung terutama anak muda kalangan menengah.


(2)

1.3Tujuan Perancangan

• Merancang dan mengaplikasikan tipografi yang tepat dan efektif untuk mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Observasi

Observasi aktif dengan mengamati keberadaan bunga Patrakomala di sepanjang jalan dan taman di Kota Bandung serta penggunaan bunga tersebut sebagai ikon Kota Bandung pada sepuluh monumen Bandung Lautan Api. Observasi juga dilakukan dengan melakukan studi banding karya sejenis tentang penggunaan flora dan tipografi sebagai ikon sebuah kota.

1.4.2 Wawancara

Wawancara ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bandung, Dinas Pertamanan dan Pemakaman Bandung, serta Kebun Pembibitan di Cibeunying untuk mendapatkan informasi tentang sejarah, keberadaan, dan keadaan flora ikon Kota Bandung. Wawancara juga dilakukan kepada sebagian masyarakat Kota Bandung tentang pengetahuan dan pendapat mereka akan bunga Patrakomala sebagai ikon.

1.4.3 Studi Literatur

Studi pustaka dilakukan dari buku-buku, majalah, serta e-book tentang city branding, tipografi, Art Deco, environmental graphic, peraturan pemerintah dan keputusan Menteri Dalam Negeri tentang penetapan identitas daerah, dan bunga Patrakomala. Untuk membantu perancangan penyelesaian masalah penulis juga melakukan studi melalui beberapa website yang terpercaya keakuratannya.

1.4.4 Kuesioner

Untuk mendapatkan pendapat dari masyarakat Kota Bandung, penulis menyebarkan kuesioner melalui berbagai media sosial. Kuesioner yang disebarkan kepada 200 responden dengan segmentasi secara acak terdiri dari pertanyaan dengan jawaban


(3)

yang berupa pilihan dan pendapat disertai beberapa gambar yang kemudian hasilnya diolah dan dianalisa sebagai input dalam penelitian dan perancangan ini.

1.5Skema Perancangan

Tabel 1.1 Skema Perancangan LATAR BELAKANG MASALAH

Kota Bandung dikenal sebagai Kota Kembang dan memiliki ikon flora yaitu bunga Patrakomala. Namun bunga tersebut kurang dieksplorasi dan dikenal oleh masyarakat Kota Bandung. Padahal suatu ikon atau identitas penting untuk memberikan difernsiasi berupa ciri khas / daya tarik dan

membentuk citra yang positif pada suatu kota.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tipografi yang tepat dan efektif untuk mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang?

JENIS DATA

Observasi aktif, Wawancara, Studi Pustaka (Buku Literatur, Majalah, Internet), dan Kuesioner 

TEORI

Teori City Branding, Environmental  Graphic, Tipografi, dan Art Deco. 

KONSEP

Mengeksplorasi Bunga Patrakomala sebagai tipografi malalui elemen city branding dengan menggunakan gaya visual Art Deco

PERANCANGAN MEDIA

Tipografi beserta elemen grafis diaplikasikan pada media environmental graphic sebagai city branding Bandung Kota Kembang.

TUJUAN PERANCANGAN

Mengenalkan bunga Patrakomala sebagai identitas Bandung Kota Kembang

TUJUAN AKHIR


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Literatur

Benton, Charlottte dan Tim Benton. 2003. Art Deco : 1910 – 1930. London : V&A Publications.

Carter, Rob; Ben Day dan Philip Meggs. 2007. Typographic Design : Form and Communication. Fourth edition. Canada : John Wiley & Sons, Inc.

Gelder, Sisco Van dan Malcolm Allan. 2006. City Branding : How Cities Compete in the 21st Century. Amsterdam : Placebrands.

Hassani, Hossein Mohammad. 2014. Global Competition Needs Smart Solutions, Urban Design Elements on City Branding. Iran : Shahid Beheshti University.

Hillier, Bevis. 1968. Art Deco of The 20s and 30s. London : Studio Vista.

Jury, David. 2006. What is Typography. Singapore : RotoVision SA.

Kavaratzis, Michalis. 2004. “From City Marketing to City Branding : Towards a Theoritical Framework for Developing City Brands”. Henry Stewart Publications. Netherland, 30 Juni : 61-69.

Kunto, Haryoto. 1984. Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung : PT Granesia.

Madanipour, Ali. 1997. Ambiguities of Urban Design. London: Architectural Press.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 1989. Pedoman Penetapan Flora dan Fauna Daerah. Jakarta : Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.


(5)

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 1996. Pedoman Penetapan Flora dan Fauna Identitas Daerah Tingkat II dan Kotamadya. Jakarta : Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.

Samara, Timothy. 2004. Typography Workbook. London : Rockport Publishers.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Vela, Jordi de San Eugenio. 2013. “The Relationship Between Place Branding and Environmental Communication: The Symbolic Management of Places Through The Use of Brands”. Macmillan Publisher Ltd.. Spain, Barcelona, 7 Agustus : 256-259.

Sumber dari Media Online

Brampton Flower City. 2006. “Corporate Identity”. (Online).

(http://www.brampton.ca/en/City-Hall/Pages/Corporate-identity.aspx, diakses 20 Februari 2015).

City of Kelowna. 2009. “About The City of Kelowna”. (Online).

(http://www.kelowna.ca/, diakses 20 Februari 2015).

DM ID. 2011. “Myanmar Tourism Federation”. (Online).

(http://www.dmidgroup.com/our-work/myanmar-tourism-federation, diakses 27 Februari 2015).

DM ID. 2013. “Myanmar : Let The Journey Begin”. (Online).

(http://www.myanmarbranding.com/showreel.html, diakses 27 Februari 2015).


(6)

Kamah, Wahyudi. 29 September 2014. “Bandung’s Parisian Influence Seen in Art

Deco Style”. The Jakarta Globe. (Online).

(http://thejakartaglobe.beritasatu.com/features/bandungs-parisian-influence-seen-art-deco-style/, diakses 3 Maret 2015).

Kiev Info. 2003. Kiev, Ukraine. (Online). (http://www.kiev.info/about/general.htm, diakses 27 Februari 2015).

Konovalov, Victor. 2012. “The City of Kyiv Identity”. (Online).

(https://www.behance.net/gallery/525928/The-City-of-Kyiv-Identity, diakses 27 Februari 2015).

Missouri Botanical Garden. “Caesalpinia pulcherrima”. (Online).

(http://www.missouribotanicalgarden.org/PlantFinder/PlantFinderDetails.as px?kempercode=e498, diakses 26 Februari 2015).

National Park Board Singapore. 2013. “Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw.”. (Online). Singapore Government. (https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/Special-Pages/plant-detail.aspx?id=1740, diakses 26 Februari 2015).

Plantamor. 2012. “Kembang Merak”. (Online). Plantamor.

(http://www.plantamor.com/index.php?plant=238, diakses 26 Februari 2015).

Satria, Agra. 2014. “Teatro alla Scala”. (Online). (http://agrasatria.com/Teatro-alla-Scala, diakses 27 Februari 2015).

Sutarjan, Dadang. 3 April 2011. “Cantik Bunganya, ‘Cantik’ Khasiatnya”. (Online). Pikiran Rakyat. (http://www.pikiran-rakyat.com/node/140306, diakses 26 Februari 2015)