Perancangan Identitas Visual Kota Sukabumi Melalui City Branding

(1)

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL KOTA SUKABUMI MELALUI CITY BRANDING

Ryan Septian Pratama NIM. 51912083

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada tanggal: (16/Agustus/2016)

Menyetujui, Pembimbing

Egi Anwari, M.Ds

Dekan Fakultas Desain

Prof. Dr. Primadi Tabrani NIP. 4127 32 06 036

Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual

M. Syahril Iskandar, S.Sn., M.Ds. NIP. 4127 32 06 012


(3)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ryan Septian Pratama NIM : 51912083

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, 20/Agustus/2016

Ryan Septian Pratama NIM. 51912083


(4)

Riwayat Hidup

Nama Lengkap : Ryan Septian Pratama

NIM : 51912083

Tempat/ Tanggal Lahir : Sukabumi, 23 September 1994 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain

Alamat : Komplek. Teratai Indah No.31

RT007/RW006 Jl. Ciparay Tengah I Bandung 40239

Kontak : 0857957194571

Email : ryanstpratama@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

Tahun Pendidikan

2000-2006 SDN I Warung Kiara, Sukabumi 2006-2009 SMPN I Warung Kiara, Sukabumi 2009-2012 SMKN 2 Warung Kiara, Sukabumi 2012-2016 Universitas Komputer Indonesia


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL KOTA SUKABUMI MELALUI CITY BRANDING

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Ryan Septian Pratama NIM. 51912083

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmatnya yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mengambil judul “Perancangan Identitas Visual Kota Sukabumi Melalui City Branding. Laporan tugas akhir ini penulis ajukan untuk memenuhi persyaratan akademis di Universitas Komputer Indonesia Bandung dalam menempuh studi Strata Satu studi Desain Komunikasi Visual.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang sudah mendukung memberikan doa, bimbingan, pertolongan dan kontribusi positif lainnya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran yang membangun sangat diharapkan, sehingga penulis dapat terus belajar untuk memberikan manfaat dan menjadi lebih baik.

Bandung, 20 Agustus 2016 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ...

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH CITY BRANDING KOTA SUKABUMI ... II.1 Objek Penelitian …... II.1.1 Gambaran Kota Sukabumi ... II.1.2 Sejarah Kota Sukabumi …...………... II.1.3 Nama Pemerintahan Kota Sukabumi ……….. II.1.4 Visi …….………..………..

II.1.5 Misi ……….

II.1.6 Arti Lambang ……….. II.1.7 Geografis... II.1.7.1 Letak dan Batas Wilayah ………. II.1.7.2 Iklim dan Curah Hujan ……… II.1.8 Penduduk ...

i ii iii iv v vi ix xii xiii 1 1 3 4 4 4 6 6 6 6 7 8 8 8 9 11 11 11


(8)

II.2 Data Lapangan ………... II.2.1 Infrastruktur Kota ………... II.2.2 Rute Jalur Angkutan Umum Kota Sukabumi ………... II.2.3 Hotel ………... II.2.4 Pemukiman dan Lingkungan ... II.2.5 Pendidikan ... II.2.6 Kesehatan ... II.2.7 Potensi Kota Sukabumi... II.2.7.1 Industri ………... II.2.7.2 Perdagangan …………... II.2.7.3 Pelayanan Publik …... II.2.7.4 Kuliner …... II.2.7.5 Budaya …... II.2.7.6 Wisata Kota …... II.3 Analisa Permasalahan ... II.3.1 Analisis SWOT ... II.4 Kondisi Khalayak ... II.5 Resume...

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN ……….. III.1 Strategi Perancangan ... III.1.1 City Branding ... III.1.1.1 Manfaat City Branding ... III.1.1.2 Syarat City Branding ... III.1.1.3 Elemen Penting dalam City Branding ... III.1.1.4 Citra Tempat………... III.1.2 Brand... III.1.2.1 Pengertian Brand ... III.1.2.2 Fungsi Brand ... III.1.2.3 Brand Tempat ... III.1.3 Identitas ……... III.1.4 Khalayak Sasaran …...

12 12 14 15 16 16 18 19 19 19 20 21 22 25 32 33 35 38 39 39 39 40 41 42 43 43 43 44 45 45 46


(9)

III.1.4.1 Segmentasi …... III.1.4.2 Consumer Insight…... III.1.4.3 Consumer Journey …... III.1.5 Strategi Komunikasi ... III.1.6 Mandatory ... III.1.7 Strategi Kreatif ………... III.1.8 Strategi Media …….……….………….. III.1.9 Strategi Distribusi ………... III.2 Konsep Desain …... III.2.1 Format Desain ... III.2.2 Tata Letak ………... III.2.3 Huruf …... III.2.4 Warna ………... III.2.5 Ilustrasi ….…... BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ……….………... IV.1 Media Utama ………... IV.2 Media Pendukung ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ……….

46 47 48 49 50 50 52 53 55 55 57 59 61 64 67 67 77 91 92


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Avraham, Eli dan Keter, Eran. (2008). Media Strategies For Marketing Places In Crisis. Butterworth-Heineman: Burlington

Kotler, Philip. (1993). Marketing Places : Attractive Investment, Industry, and Tourism to Cities, States, and Nations, The Free Press. Cambridge

Moilanen, Teemu. & Seppo Rainisto. (2009). How to Brand Nations, Cities and Destinations: A Planning Book for Place Branding. NY: Palgrave Macmillan. Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia.

Surya, Daniel. (2003). Global Capabilities. Jakarta: Imago. (ERIC Document Reproduction Service).

Sutton, Tina dan Bride M. Whelan. (2004). The Complete Color Harmony. Gloucester, MA: Rockport

Yananda, M. Rahmat, dan Ummi Salamah. (2014). Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas. Jakarta: Makna Informasi

Sumber Artikel Internet

Istia, Kris. (2013). Pengertian Identitas Atau Jati Diri. Diambil dari:

http://krisistia.blogspot.co.id/2013/03/a-pengertian-identitas-atau-jati-diri.html. (2 Juni 2016)

Jamal, Delsy. (2013). Pengertian Atau Definisi Kota Diambil dari:

http://simplenews05.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-atau-definisi-kota.html. (2 Juni 2016)

Nur, Ainia An. (2013). Otonomi Daerah. Diambil dari:

http://nurainiya.blogspot.co.id/2013/11/otonomi-daerah.html. (1 April 2016) Website Kota Sukabumi. (2015). Sekilas Tentang Kota Sukabumi. Diambil dari:


(11)

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kota merupakan kawasan pemukiman berupa kumpulan rumah-rumah atau bangunan yang mendominasi tata ruangnya, memiliki berbagai fasilitas dan memiliki sebuah karakter kota atau pribadinya masing-masing. Menurut Arnold Toynbee yang dikutip dalam situs simplenews05.blogspot.co.id (2013) menjelaskan “Sebuah kota selain merupakan pemukiman, juga merupakan sesuatu kekomplekan yang khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.”. Kota bisa memberikan daya tarik terhadap masyarakat ataupun wisatawan, daya tarik itu bisa melalui apa yang ada di kota tersebut, seperti budaya, kuliner, bangunan, sejarah, taman kota, gaya hidup masyarakat, acara yang diselengarakan di kota tersebut dan lain sebagainya. Dari beberapa hal yang terdapat di kota tersebut bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk mengunjungi suatu kota.

Kota Sukabumi merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, berdasarkan website kota Sukabumi www.sukabumikota.go.id (2015) kota ini terletak 120 km sebelah selatan Jakarta dan 96 km sebelah barat Bandung, dan wilayahnya berada di sekitar timur laut wilayah kabupaten Sukabumi serta secara administratif wilayah kota ini seluruhnya berbatasan dengan wilayah kabupaten Sukabumi. Setiap kota pastinya memiliki sebuah identitas untuk membedakan kota dengan kota lainnya, identitas kota bisa tersimpan dalam memori setiap kelompok seperti masyarakat kota tersebut, atau artefak fisik yang menjadi penanda kota, dokumen tentang masa lalu, masa kini dan kota di masa yang akan datang dapat membantu untuk menemukan identitas yang dimiliki kota, namun kota Sukabumi saat ini identitasnya belum jelas, karena masih ada masyarakat yang belum bisa membedakan identitas kota Sukabumi dengan kabupaten Sukabumi. Masyarakat baik itu warga Sukabumi ataupun luar daerah Sukabumi sering beranggapan bahwa di Sukabumi terkenal dengan banyaknya tempat wisata alam terutama pantai selatan, namun tempat wisata alam yang banyak itu hanya


(12)

dimiliki oleh kabupaten Sukabumi, sedangkan untuk kota Sukabumi sendiri tempat pariwisata alamnya sangat kurang.

Potensi yang dimiliki sebuah kota bisa menjadi salah satu identitas seperti obyek pariwisata, budaya, sarana prasarana atau layanan yang ada di kota, reputasi, visi dan misi serta kepemimpinan kota. Berdasarkan data yang ada di website kota Sukabumi (2015), kota Sukabumi dengan luas 48.25 km², luas wilayah kota yang kecil terutama di pusat kotanya terdapat tempat perdagangan ataupun pusat belanja yang saling berdekatan, dikarenakan dengan luas wilayah yang kecil maka jaraknya dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat dengan hanya berjalan kaki. Saat ini kota Sukabumi sudah melakukan pembangunan sarana prasarana seperti taman kota, lampu-lampu jalan, sign system dan berbagai kiasan kota dengan menggunakan budaya sunda, seperti penamaan jalan dengan aksara sunda, lampu jalan dengan ornamen senjata kujang yang merupakan benda pusaka orang sunda, khiasan kota seperti patung-patung yang bertemakan permainan tradisonal anak-anak. Kota Sukabumi memiliki budaya sunda dan tempat untuk memulai bisnis seperti perdagangan atau pusat perbelanjaan yang bisa menjadi potensi yang dimilki kota Sukabumi, didukung dengan visi dari kota Sukabumi yaitu terwujudnya pusat pelayanan di bidang perdagangan, pendidikan, dan kesehatan. Tidak hanya didukung dengan visi saja melainkan dari segi tata kota pun untuk mengembangkan perdagangan atau bisnis di kota Sukabumi sudah didukung, dengan tersedianya tempat untuk membangun bisnis seperti ruko-ruko kosong, ditambah dengan luas kota yang kecil dapat diakses hanya dengan berjalan kaki. Namun potensi ini tidak disertai dengan adanya faktor-faktor penting yang dapat mendukung kemajuan dari potensi tersebut. Oleh karena itu identitas kota Sukabumi sangat diperlukan. Kota Sukabumi belum memiliki citra yang kuat dan belum dapat memperkenalkan potensi yang ada kepada masyarakat kota Sukabumi.

Identitas merupakan instrumen yang menjadi dasar proses branding (Yananda dan Salamah, 2014). Berdasarkan definisi diatas sebuah identitas merupakan salah satu proyeksi untuk sebuah brand. Selain itu sebuah daerah membutuhkan citra,


(13)

identitas,dan memiliki positioning yang kuat, sebuah identitas yang sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Sebuah kota bukan hanya memiliki identitas saja, tapi identitas tersebut harus memiliki ciri khas yang menjadikan kota tersebut memiliki jati diri dalam membangun diferensiasi agar mampu bersaing dengan kota lainnya demi menarik turis, penanam modal SDM yang andal, industri, serta meningkatkan kualitas hubungan antara warga dengan kota. Membangun identitas sebuah kota bisa dilihat dari potensi yang dimiliki sesuai dengan kondisi kota sebenarnya dan hasilnya bisa memenuhi harapan masyarakatnya, bukan penentuan atau pencapaian target seperti apa kota ini dimata publik tapi lebih kepada apa yang dimiliki kota ini sehingga masyarakat atau publik dapat melihat identitas kota Sukabumi.

Branding kota sangatlah penting dalam upaya untuk memperkuat identitas kota yang mengangkat potensi dan keunikan yang dimiliki kota tersebut. Penerapan untuk melakukan brand tempat atau bisa disebut dengan city branding sudah diterapkan oleh kota-kota besar baik di Indonesia maupun luar negeri, seperti kota New York yang terkenal dengan slogan I Love New York, kota Amsterdam dengan slogan I Amsterdam, sama seperti kota-kota yang ada di Indonesia, seperti Enjoy Jakarta, Jogja Istimewa dan lain sebagainya. Oleh karena itu bagaimana membangun brand yang kuat agar kota Sukabumi dikenal luas oleh masyarakat, memberikan rasa bangga pada orang yang menetap didalamnya, dan diharapkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sukabumi semakin meningkat.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka terindetifikasi beberapa permasalahan yaitu:

 Kota Sukabumi belum memperkuat identitas visual, yang dapat memperkenalkan kota Sukabumi dan identitas visual yang menjadi pembeda dengan kota lainnya.


(14)

 Kota Sukabumi belum membangun brand yang kuat dan dapat memperlihatkan nilai-nilai yang dimiliki kota Sukabumi, dan juga sebuah brand yang mewakili harapan masyarakat kota Sukabumi.

I.3 Rumusan Masalah

Bagaimana memperkuat brand berbasis identitas dalam penerapan strategi city branding kota Sukabumi?

I.4 Batasan Masalah

Masalah dibatasi pada wilayah kota Sukabumi yang belum membangun brand yang kuat, dengan memperkuat brand kota Sukabumi terdapat juga manfaat yang didapatkan seperti mengenalkan dan mempromosikan semua potensi yang dimiliki dan merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki kota Sukabumi.

1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Berdasarkan permasalahan di atas tentang identitas kota Sukabumi, melakukan perancangan city branding kota Sukabumi memiliki tujuan sebagai berikut :

 Memperkuat brand kota Sukabumi.

 Mengubah persepsi masyarakat agar dapat membedakan kota Sukabumi dengan kabupaten Sukabumi.

 Menginformasikan potensi yang dimiliki kota Sukabumi kepada masyarakat luar dan dalam kota Sukabumi.

Perancangan ini mempunyai manfaat sebagai berikut :  Bagi Penulis

Mengenal lebih jauh tentang identitas kota Sukabumi dan mengetahui pentingnya membangun identitas visual dan melakukan city branding terutama untuk kota kecil seperti kota Sukabumi.

 Bagi Masyarakat

Bagi pihak masyarakat dengan hasil perancangan ini dapat mengetahui identitas kota Sukabumi sehingga masyarakat dapat meningkatkan kecintaan dan bangga akan kota Sukabumi.


(15)

 Bagi Industri

Bagi pihak industri diharapkan bisa tertarik untuk berusaha dan menanamkan modalnya di kota Sukabumi karena apa yang ada dan dimiliki kota Sukabumi yang dapat menguntungkan pihak industri untuk mengembangkan usahanya dan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kota Sukabumi.

 Bagi Kalangan Akademis

Bagi kalangan akademis diharapkan bisa memberikan informasi yang cukup untuk mengetahui seberapa pentingnya identitas sebuah kota, dan manfaat membangun sebuah brand kota untuk melakukan city branding.


(16)

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH IDENTITAS KOTA SUKABUMI

II.1 Objek Penelitian

II.1.1 Gambaran Umum Kota Sukabumi

Daerah Sukabumi pada jaman dahulu adalah tempat orang-orang Belanda untuk berkebun, banyak orang Belanda yang menetap disini karena udaranya yang sejuk dan juga cocok untuk berkebun. Sukabumi berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Berdasarkan data dari website kota Sukabumi yang beralamat www.sukabumikota.go.id (2015) merupakan sebuah kota kecil di provinsi Jawa Barat, dengan luas 48.25 km², dan merupakan salah satu kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Barat.

Gambar II.1 Balai Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

II.1.2 Sejarah Kota Sukabumi

Nama “SOEKA-BOEMI” pertama kali diperkenalkan pada tanggal 13 Januari 1815 ke dunia luar Sukabumi oleh administratur kebangsaan Belanda bernama Andries Christoffel Johannes de Wilde, yang menjelajah di Sukabumi untuk mencari lokasi tanah yang cocok untuk perkebunan. Berdasarkan website resmi


(17)

kota Sukabumi www.sukabumikota.go.id (2015), Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen yang berarti tempat dimana orang-orang suka menetap (bumen), dikarenakan udaranya yang sejuk dan nyaman. Penjelasan lainnya bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sansekerta suka yang berarti kesenangan, kebahagian, kesukaan dan bhumi yang berarti bumi. Jadi arti dari Sukabumi adalah bumi kesukaan. Pada tahun 1914 Pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente dengan alasan bahwa kota Sukabumi banyak orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan yang berada di daerah kabupaten Sukabumi bagian Selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa. Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun bangunan dan fasilitas seperti stasiun, mesjid, gereja, pembangkit listrik, sekolah polisi, pondok pesantren dan lain sebagainya.

II.1.3 Nama Pemerintahan Kota Sukabumi

Setiap kota tentunya memiliki sebuah nama yang memang sudah resmi dan disepakati oleh pemerintah berdasarkan peraturan yang sudah ditetapkan. Berdasarkan data yang ada di website kota Sukabumi www.sukabumikota.go.id (2015), pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk menjadikan Sukabumi sebagai kotapraja. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1 April 1914, yang sekaligus menjadi hari jadi kota Sukabumi. Dari tahun 1914 nama pemerintahan Sukabumi berubah-rubah mulai dari Gemeente Soeka Boemi sampai dengan kota Sukabumi yaitu:

 Gemeente Soeka Boemi (Tahun 1914 – 1942)  Soekaboemi SHI (Tahun 1942 – 1945)

 Kota Kecil Sukabumi (Undang-undang No.17 Tahun 1950)  Kota Praja Sukabumi (Undang-undang No.1 Tahun 1957)  Kotamadya Sukabumi (Undang-undang No.18 Tahun 1965)

 Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi (Undang-Undang No. 5 Tahun 1974)

 Kota Sukabumi (Undang-undang No. 22 Tahun 1999, UU No. 32 Tahun 2003)


(18)

II.1.4 Visi

Terwujudnya Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan di Jawa Barat berlandaskan iman dan taqwa.

II.1.5 Misi

Kota Sukabumi mempunyai misi-mis yang meliputi:

 Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudaya

 Mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas  Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

 Mewujudkan pengembangan perdagangan dan sektor lapangan usahalainnya yang berdaya saing tinggi

 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur pemerintahan daerah yang profesional dan amanah

 Mewujudkan kota Sukabumi yang nyaman dan indah II.1.6 Arti Lambang

Setiap daerah diharuskan mempunyai lambang sebagai identitasnya, menurut informasi di website kota Sukabumi www.sukabumikota.go.id (2015) arti dari lambang kota Sukabumi adalah sebagi berikut.

Gambar II.2 Lambang Kota Sukabumi

Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/lambang.html (Diakses pada 10/02/2016)


(19)

 Perisai : Ketangguhan Fisik dan Mental

 Warna Hijau : Perlambangan Kesuburan dan Kemakmuran

 Bintang Segi Lima : Perlambang PANCASILA yang merupakan Dasar Negara Republik Indonesia

 Kujang (Senjata Pusaka Luhur Bangsa Indonesia di Daerah Pasundan) : sebagai Lambang Keberanian

 Setangkai Padi dan Teh : Perlambang Ketentraman dan Perdamaian  Pita Merah Putih : Perlambang Kebangsaan Indonesia

 Motto Reugreug Pageuh Rapeh Rapiah : Tangguh, Kukuh, Aman, Tentram dan Bersatu

II.1.7 Geografis

II.1.7.1 Letak dan Batas Wilayah

Menurut informasi yang diperoleh di website kota Sukabumi www.sukabumikota.go.id (2015), kota Sukabumi terletak bagian selatan Jawa

Barat pada koordinat 106 ˚45‟50” Bujur Timur dan 106˚45‟10” Bujur Timur, 6˚50‟44” Lintang Selatan, di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang

ketingiannya 584 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 120 km dari Ibukota Negara (Jakarta) atau 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung).

Gambar II.3 Peta Kota Sukabumi

Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/geografis.html (Diakses pada 10/02/2016)


(20)

Batas-batas wilayah kota Sukabumi diantaranya, sebelah utara sampai dengan kecamatan Sukabumi, kabupaten Sukabumi, untuk sebelah selatan batas wilayah berada di Nyalindung, kabupaten Sukabumi.

Gambar II.4 Perbatasan Kota Sukabumi sebelah selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Untuk batas wilayah sebelah barat adalah kecamatan Cisaat, kabupaten Sukabumi, dan untuk batas wilayah sebelah timur adalah kecamatan Sukaraja, kabupaten Sukabumi.

Gambar II.5 Perbatasan Kota Sukabumi sebelah barat. Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)


(21)

Gambar II.6 Perbatasan Kota Sukabumi sebelah timur. Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

II.1.7.2 Iklim dan Curah Hujan

Menurut website kota Sukabumi www.sukabumikota.go.id (2015) sepanjang tahun 2013 keadaan iklim di kota Sukabumi cenderung basah. Berdasarkan hasil pemantauan dari empat stasiun pemantau, tiga diantaranya yakni Stasiun Cimandiri, Ciaul dan Cisalada mencatat bahwa setiap bulan di kota Sukabumi terjadi hujan dengan intensitas tertentu. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari di Stasiun Cimandiri yakni sebanyak 461 mm3 dengan jumlah hari hujan 26 hari. Sedangkan berdasarkan pemantauan pada Stasiun Situmekar, tercatat bahwa bulan September tidak terjadi hujan.

II.1.8 Penduduk

Data kependudukan berdasarkan website www.sukabumikota.go.id (2015) warga kota Sukabumi menurut registrasi penduduk pada akhir tahun 2013, berdasarkan hasil estimasi penduduk jumlah penduduk kota Sukabumi tercatat sebanyak 311.822 jiwa yang terdiri dari 158.175 penduduk laki-laki (50.73%) dan penduduk perempuan 153.647 (49.27%). Dengan luas 48 km², kepadatan penduduk di kota Sukabumi sekitar 6.496 jiwa/km². Kepadatan penduduk yang tertinggi berada di kecamatan Citamiang yang merupakan wilayah yang berlokasi dengan pusat perbelanjaan dan juga wilayah kecamatan yang tersempit, untuk kepadatan terendah berada di wilayah kecamatan Lembursitu.


(22)

Tabel II.1 Jumlah Penduduk Kota Sukabumi

Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/jumlah-penduduk.html (Diakses pada 10/02/2016)

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah penduduk di kota Sukabumi mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tetapi berdasarkan data laju pertumbuhan penduduk (LPP) terjadi penurunan. Penurunan LPP dari tahun ke tahun kota Sukabumi tidak lepas dari keberhasilan keluarga berencana (KB) yang terus dihimbau di daerah ini. Pemerintah kota Sukabumi harus lebih perhatian terhadap masalah kependudukan, dikarenakan pada tahun 2010 LPP kota Sukabumi termasuk urutan ke-11 tertinggi dari 27 kota/kab di Jawa Barat, berdasarkan luasnya kota Sukabumi adalah wilayah tingkat II tersempit di Jawa Barat bersama dengan kota Cirebon dan kota Cimahi.

II.2 Data Lapangan II.2.1 Infrastruktur Kota

Setiap Kota tentunya harus mempunyai sarana dan prasana untuk kebutuhan masyarakatnya yang mendukung dan membantu kegiatan sehari-harinya, seperti infrastruktur kota yang berupa rumah sakit, sekolah, pasar dan fasilitas lainnya. Fasilitas ataupun sarana dan prasarana tersebut tentunya perlu diperhatikan kualitas dan kenyamanannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Beberapa aspek seperti daerah yang aman, tertib dan sejahtera, salah satunya adalah sarana penunjang masyarakat dalam kegiatan perekonomian maupun


(23)

kehidupan sosial, fasilitas-fasilitas seperti sarana perhubungan, listrik sebagai sarana penerangan, fasilitas air bersih (PDAM), sekolah, rumah sakit, pasar dan lain sebagainya.

Tabel II.2 Panjang Jalan Dirinci Menurut Keadaan dan Status Jalan Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/sosial-ekonomi.html

(Diakses pada 10/02/2016)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa secara keseluruhan panjang ruas jalan di Kota Sukabumi pada tahun 2013 mencapai 168,40 km yang terdiri dari jalan negara, jalan propinsi, dan jalan kabupaten dengan permukaan semuanya sudah beraspal. Sepanjang 109,30 km kondisinya baik, sepanjang 44,87 km kondisi sedang, sepanjang 10,99 km kondisnya rusak dan sepanjang 3,21 km kondisi rusak berat. Kondisi jalan yang rusak akan berpengaruh terhadap roda perekonomian masyarakat secara keseluruhan.

Selain jalan, fasilitas penting penunjang kualitas hidup lainnya adalah listrik. Listrik saat ini di kehidupan serba modern sangatlah penting untuk kelangsungan hidup. Selain digunakan sebagai alat penerangan, sekarang listrik juga digunakan sebagai energi penggerak bagi berbagai peralatan rumah tangga maupun industri.


(24)

II.2.2 Rute Jalur Angkutan Umum Kota Sukabumi

Alat transportasi merupakan sarana dari sebuah kota yang sangat penting untuk masyarakat dalam menjalani keseharian di kota tersebut. Angkutan umum atau yang sering disebut dengan angkot merupakan alat transportasi umum yang sering digunakan oleh masyarakat kota Sukabumi, dikarenakan di kota Sukabumi tidak terdapat alat transportasi bis yang khusus di kota dan tidak ada taksi. Berikut ini adalah tabel rute dan jalur angkutan umum yang ada di kota Sukabumi:

Tabel II.3 Rute Jalur Angkutan Umum Kota Sukabumi Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/sarana--prasarana.html


(25)

II.2.3 Hotel

Sarana hotel sangat diperlukan di sebuah kota, ketika para wisatawan atau pengujung yang datang ke kota dan ingin bermalam, liburan, ataupun istirahat di kota tersebut. Menurut data yang ada di website kota Sukabumi (2015) ada beberapa hotel diantaranya:

 MAX One Hotel (Jl. Siliwangi No.9)  Hotel Anugrah (Jl. Suryakencana No.82)  Hotel Taman Asri (Jl. Suryakencana No.112)  Wisma Kenaga (Jl, Selabintana 62)

 Wisma Rengganis (Jl. Kenari No.16-18)  Permata Hijau (Jl. Bhayangkara)

 Hotel Berlian (Jl.Suryakencana No.54)

 Hotel Sinar Rejeki (Jl. Stasiun Timur Sukabumi)  Hotel Daun Hijau (RE Martadinata)

 Hotel Capitol (Jl. Jendral Ahmad Yani)  Hotel Pakidulan (Jl. Pelabuhan)

 Hotel Varista (Jl. Pengadilan No.10)  Hotel Mustika W.S (Jl. Bhayangkara)

 Hotel Varista II (Jl. Jendral Sudirman No.88)  Sukabumi Indah (Jl. A. Yani No.256)

 Hotel Raharja (Jl. A.R. Hakim No.59)  Hotel Jaya Wijaya (Gg. Manggis No.20)

 Hotel Puri Indah (Jl. Otista Gg. Manggis No.23)  Hotel Wijaya (Manggis I No.18)

 Hotel Juwita (Jl. Veteran No.1/5)  Astra Putra (Pengadilan No.13)  Mandala (Pengadilan No.12)

 Anugrah Mandiri (Bhayangkara No.124)  Ciaul Indah (R.A Kosasih)

 Putra Pusaka (Stasiun Timur Sukabumi)  Jazz Hotel (Jendral Ahmad Yani)


(26)

II.2.4 Pemukiman dan Lingkungan

Pemukiman sangatlah penting bagi kehidupan manusia, dimana masyrakat mendapatkan tempat tinggal yang tetap maupun sementara. Para tunawisma mislanya, pada dasarnya mereka memiliki tempat tinggal, meskipun tempat tinggal tersebut tidak layak disebut.

Gambar II.7 Bagian Kota Sukabumi Dari Sudut Pandang Atas Sumber: https://www.instagram.com/helmy_i

(Diakses pada 07/02/2016)

Fungsi rumah sebagai tempat tinggal, bernaung atau berteduh, memberikan kenyamanan bagi penghuninya sehingga akan memberikan tingkat kesejahteraan rakyat. Secara umum rumah ditentukan oleh kualitas bahan yang digunakan, yang dapat pula berarti mencerminkan tingkat kesejahteraan penghuni.

Tingkat kesejahteraan rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh kualitas bangunannya saja, tetapi ditentukan juga dari fasilitas yang digunakan rumah tangga tersebut, seperti fasilitas penerangan maupun air bersih.

II.2.5 Pendidikan

Baik buruknya kota bisa dilihat dari segi pendidikan juga, bagaimana tingkat pendidikan sebuah kota bisa mencerminkan bahwa sumber daya manusia penduduk kota tersebeut tinggi, tetapi tergantung dengan kualitas pendidikannya. Menurut website Kota Sukabumi (2015), terdapat 58 Taman kanak-kanak, 124


(27)

Sekolah Dasar, 38 SLTP, 16 SMU, dan 29 SMK yang meliputi sekolah negeri dan swasta.

Gambar II.8 Grafik Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Sukabumi

Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/sukabumi-dalam-angka.html (Diakses pada 10/02/2016)

Di kota Sukabumi ada beberapa perguruan tinggi di antaranya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi sebagai perguruan tinggi tertua di Sukabumi, Politeknik Sukabumi, Politeknik BBC, Universitas Muhammadyah Sukabumi (UMMI), Sekolah Tinggi Teknologi Nusa Putra (NSP), Amik CBI, Amik BSI, STMIK, Nusa Mandiri, STMIK PASIM, STIE PASIM, STIKES Sukabumi, STISIP Syamsul Ulum, STIE

PGRI, STKIP PGRI, STAI Sukabumi, STAI Syamsul „Ulum, STH Pasundan juga

sekolah lanjutan yang berasaskan islam yaitu Madrasah Aliyah Baiturrahman.

Gambar II.9 SETUKPA POLRI Kota Sukabumi

Sumber: http://radarsukabumi.com/wp-content/uploads/2013/10/A113.jpg (Diakses pada 10/03/2016)


(28)

Di kota Sukabumi terdapat juga Sekolah Pembentukan Perwira (SETUKPA) yang pada tahun 1980 AKABRI Bagian Kepolisian ke Candi Semarang dan SECAPA POLRI pindah ke SUKABUMI.

II.2.6 Kesehatan

Fasilitas Kesehatan di sebuah kota termasuk penting, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, apotek dan dokter merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Gambar II.10 Rumah Sakit R. Syamsudin

Sumber: http://jabar.pojoksatu.id/wp-content/uploads/2015/08/rsud-r-syamsudin-sukabumi-_120825123006-359.jpg

(Diakses pada 12/03/2016)

Untuk pelayanan kesehatan masyarakat, di kota Sukabumi tersedia rumah sakit umum milik pemerintah dan juga swasta. Seperti Rumah Sakit Umum Daerah R. Syamsudin atau Bunut di Jalan Rumah Sakit, Rumah Sakit Umum Daerah Al-Mulk yang berada di wilayah kecamatan Lembursitu yang menyediakan layanan gratis kepada seluruh masyarakat kota Sukabumi, dengan syarat membawa KTP yang beralamat wilayah kota Sukabumi. Selain itu terdapat juga Rumah Sakit Islam Assyifa di Jl. Jend. Sudirman, Rumah Sakit Ibu dan Anak Ridogalih di Jalan Gudang, dan Juga Kompleks Balai Pengobatan Sukabumi di Jalan Bhayangkara dan Jalan Kenari. Selain rumah sakit dan puskesmas, terdapat juga laboratorium klinik yang melayani pemeriksaan kesehatan, seperti Laboratorium Bina Sehat dan Laboratorium Klinik Vita Medika di Jalan Seryakencana.


(29)

II.2.7 Potensi Kota Sukabumi II.2.7.1 Industri

Pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan, sehingga pembangunan industri dapat membantu dan memberikan manfaat besar kepada masyarakat. Sektor industri merupakan sektor yang menyumbang sangat besar dalam pembentukan ekonomi Indonesia.

Perkembangan sektor industri tidak lepas dari adanya investasi, baik itu investasi asing dan investasi dalam negeri serta aspek lainnya adalah menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat yang berada di daerah tersebut. Menurut informasi di website kota Sukabumi (2015), hasil survei industri pengolahan tahun 2013 tercatat bahwa jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kota Sukabumi sebanyak 21 perusahaan yang terdiri dari 7 perusahaan industri besar dan 14 industri sedang dengan tenaga kerja sebanyak 3.740 orang pekerja. Kegiatan industri dikelompokan juga menurut jenis barang produksinya, Perusahaan industri besar yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri komputer, barang elektronik dan optik yang menyerap tenaga kerja 1.800 orang pekerja atau sekitar 50.87%. Kemudian diikuti oleh industri tekstil/pakaian jadi dan kulit sebanyak 903 orang pekerja atau sekita 25,52%. Perkembangan industri di kota Sukabumi sampai tahun 2013 ada sebanyak 2279% unit usaha dengan total nilai investasi sebesar Rp. 47.028.930.000.- dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13.321 orang pekerja, dengan potensi pada jenis Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan (IKAH).

II.2.7.2 Perdagangan

Salah satu sektor penting dalam perekonomian kota Sukabumi adalah sektor perdagangan yang memberikan kontribusi paling besar selain pajak terhadap PDRB kota Sukabumi yaitu, berdasarkan data yang ada di website kota Sukabumi (2015) sektor perdagangan memberikan kontribusi mencapai 47,80% pada tahun 2013. Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu kota Sukabumi pada tahun 2013, diketahui bahwa Pertambahan Surat Izin Usaha


(30)

Perdagangan (SIUP) di kota Sukabumi adalah sebanyak 528 perusahaan. Dari 528 perusahaan tersebut diantaranya adalah 2 perusahaan besar, 96 perusahaan menengah, 380 perusahaan kecil, dan 50 perusahan mikro.

II.2.7.3 Pelayanan Publik

Kota Sukabumi pada setiap tahunnya meraih beberapa penghargaan dan prestasi tepatnya selama tiga tahun terakhir dibawah kepemimpinan pasangan walikota dan wakil walikota Sukabumi periode tahun 2013-2018, Mohamad Muraz dan Achmad Fahmi. Berdasarkan dari data yang ada di website kota Sukabumi (2015) mulai dari tanggal 13 Mei 2013 hingga 13 Mei 2016, diantaranya penghargaan dan penilaian dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) RI terhadap Laporan Keuangan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kota Sukabumi Tahun 2014, mendapat Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Penghargaan dan penilaian Opini WTP yang diumumkan pada tahun 2015 tersebut, merupakan yang pertama kali diraih oleh kota Sukabumi. Adapun penghargaan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dari MenPAN-RB (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) RI. Selain berbagai prestasi dan penghargaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kota Sukabumi ditempatkan di urutan pertama dari 27 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat sebagai kota dengan kepuasan publik dan kinerja pemerintah daerah terbaik dalam survey yang dilakukan oleh PK2S (Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika) dan PSPA (Pusat Studi Politik dan Keamanan) Unpad (Universitas Padjadjaran). Hasil survey dilakukan secara objektif dan komprehensif, dengan menggunakan 6 indikator penilaian, yakni pelayanan dasar, kepuasan publik, infrastruktur, kepemimpinan, sumber daya aparatur, kebijakan daerah dan anggaran daerah.

Kota Sukabumi kedepannya akan mendukung program Sukabumi kota cerdas atau Sukabumi Smart City, dengan meluncurkan aplikasi yang bertujuan untuk mempermudah pelayanan masyarakat seperti kesehatan, transportasi dan manajemen lalu lintas, dan lebih mendekatkan antara pemerintah dengan masyarakat kota Sukabumi. Program ini berjalan sesuai dengan visi misi kota


(31)

Sukabumi dalam membangun kota Sukabumi untuk terwujudnya kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan. Dengan memberikan kemudahan pelayanan dalam aplikasi yang dilengkapi fasilitas memantau kota Sukabumi dengan kamera CCTV yang sudah terpasang dibeberapa lokasi di kota Sukabumi.

II.2.7.4 Kuliner

Setiap daerah selalu ada yang namanya makanan khas daerah, yang bisa menjadi ciri khas daerah nya tersebut untuk di jadikan oleh-oleh atau untuk para pecinta kuliner. Di kota Sukabumi ada beberapa wisata kuliner diantaranya adalah wisata kuliner Selamat yang merupakan kawasan kuliner yang terletak di pusat kota, wisata kuliner Pasar Pelita, Wisata Kuliner Tiara, Jogja Dept. Store Food Court. Untuk Makanan khasnya adalah kue mochi Kaswari yang berisi adonan kacang dikemas dalam keranjang bumbu yang di beri merek. Untuk membeli mochi ini terletak di daerah Jl.Kaswari, yang merupakan pusat penjualan kue mochi.

Gambar II.11 Kue Mochi Kaswari

Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/sentra-kuliner.html (Diakses pada 12/03/2016)

Selain kue mochi, ada satu khas makanan lainnya adalah Nasi Ungu, kuliner khas sunda dengan nasi uduk berwarna ungu tanpa menggunakan zat pewarna buatan atau kimia, melainkan sumbernya dari sayuran dan buah-buahan serta tidak menggunakan bahan pengawet.


(32)

Gambar II.12 Nasi Ungu

Sumber: http://sukabumikota.go.id/page/sentra-kuliner.html (Diakses pada 12/03/2016)

II.2.7.5 Budaya

Masyarakat kota Sukabumi sendiri adalah orang-orang dengan budaya sunda, karena Sukabumi termasuk daerah tanah pasundan. Banyak kota yang mempunyai budaya sunda, khususnya untuk daerah Jawa Barat. Bertujuan untuk memperlihatkan identitas budaya sunda kota-kota termasuk kota Sukabumi menggunakan papan penamaan jalan dengan aksara sunda, bukan hanya itu setiap jalan terdapat khiasan-khiasan yang kental dengan budaya sunda.

Gambar II.13 Khiasan Permainan Tradisional Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/06/2016)


(33)

Gambar II.14 Khiasan Lampu Jalan Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/06/2016)

Di Sukabumi terdapat juga rumah batik diantaranya adalah, Rumah Batik Lokatmala yang berada di Jl. Sriwidari No.95 Kota Sukabumi, Rumah Batik Sukabumi yang berada di Jl. R.A Kosasih No.66 Kota Sukabumi, Rumah Batik Kenari yang berada di Jl. Kenari 2 No.4 Kota Sukabumi dan Rumah Batik Melati yang berada di Jl. Siliwangi Kota Sukabumi.

Gambar II.15 Wayang Sukuraga

Sumber: http://sukuragafoundation.org/id/?page_id=46 (Diakses pada 11/06/2016)


(34)

Selain itu kota Sukabumi memiliki wayang asli dari Sukabumi, yaitu wayang Sukuraga. Wayang Sukuraga merupakan bentuk boneka atau wayang yang mulai di pertunjukan pada khlayak umum sejak tahun 1997 oleh penciptanya yaitu Effendi. Sama seperti wayang biasanya namun wayang Sukuraga memiliki tokoh-tokoh yang tidak biasa seperti Si Mulut, Si Telinga, Si Mata, Si Kaki, Si Hidung, Si Hati, Si Tangan, Si Lingga dan Si Yoni. Tokoh ini terinspirasi dari bentuk dan bagian organ manusia, dengan iringan musik kolaborasi paduan musik etnik dan modern.

Kesenian tradisional lainnya yang ada di kota Sukabumi adalah BOLES atau permainan Bola Leungeun Seuneu (Bola Tangan Api) yang menjadi ikon kota Sukabumi. Kesenian ini atau olahraga ini menampilkan dua tim yang bermain bola lempar, dengan tujuan untuk memasukan bola tersebut ke dalam ring yang sudah dibuat untuk menentukan tim mana yang mencetak skor paling banyak. Untuk bola yang dipakai menggunakan bola dari batok kelapa yang terbakar api.

Gambar II.16 Boles

Sumber: https://jelajahsukabumi.com/2012/06/06/bola-leungeun-seuneu-boles-olahraga-traditional-khas-sukabumi-yang-tetap-lestari/


(35)

II.2.7.6 Wisata Kota

Kota Sukabumi memiliki tempat-tempat yang nyaman dan sejuk untuk berwisata di pusat kota. Dengan luas wilayah yang kecil maka untuk berwisata di kota Sukabumi tidak harus selalu memakai kendaraan, dengan berjalan kaki pun bisa dikarenakan tempat-tempatnya saling berdekatan. Daerah Dago kota Sukabumi contohnya, berada di depan kantor balai kota Sukabumi, daerah ini merupakan daerah pusat yang nyaman sambil menikmati pepohonan kota.

Gambar II.17 Kawasan Dago Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Gambar II.18 Kawasan Dago Depan Balai Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)


(36)

Tidak Jauh dari kawasan Dago, terdapat juga kawasan belanja seperti Selamat Toserba dan juga Yogya Departement Store. Dengan disediakannya trotoar untuk para pejalan kaki semakin mudah untuk berpegian.

Gambar II.19 Trotoar untuk pejalan kaki Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Berdekatan dengan Yogya Departement Store, terdapat bundaran Adipura yang berada didepan Kimia Farma kota Sukabumi.

Gambar II.20 Bunderan Adupura Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Di bunderan ini terdapat juga sebuah taman kota yang disebut dengan Taman Kota Lapang Merdeka. Di taman ini terdapat lapangan upacara, lapangan serba


(37)

guna, tempat untuk skating, lapang basket dan juga taman kecil yang bernama taman Urang yang berasal dari bahasa sunda, yang artinya taman saya, terdapat juga gedung serba guna dan di samping taman kota lapang merdeka teradapat gedung islamic center.

Gambar II.21 Taman Kota Lapang Merdeka Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Gambar II.22 Lapang Merdeka Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)


(38)

Di lapang merdeka ini sering digunakan sebagai tempat mengadakan sebuah acara, seperti konser musik, event pameran, event festival, dan event lainnya. Lapangan ini digunakan sebagai lapangan serba guna terutama untuk sebuah event.

Gambar II.23 Tempat Skating Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Gambar II.24 Taman Urang Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)


(39)

Gambar II.25 Islamic Center Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Bagi yang ingin beristirahat atau beribadah untuk umat muslim, bisa mengunjungi Alun-alun kota Sukabumi yang berdekatan dengan taman kota lapang merdeka. Di alun-alun bisa sekedar beristirahat sambil menikmati taman alun-alun yang bersebelahan dengan masjid agung kota Sukabumi.

Gambar II.26 Alun-alun Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)


(40)

Gambar II.27 Gerbang Alun-alun Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Di gerbang alun-alun kota Sukabumi terdapat sebuah 3 patung tangan yang sedang membuka buku yang menandakan akan pendidikan di kota Sukabumi. Tidak Jauh dari alun-alun kota, ada wisata belanja sebagai pusat perbelanjaan masyarakat kota Sukabumi. Supermall, Tiara Toserba, pedagang kaki lima dan usaha-usaha kecil lainnya.

Gambar II.28 Pusat Wisata Belanja Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)


(41)

Gambar II.29 Jalan menuju Pusat Belanja Ramayana Kota Sukabumi Sumber: Dokumentasi Pribadi (11/01/2016)

Kota Sukabumi terdapat pula tempat wisata peninggalan sejarah diantara nya adalah Meseum Pegadaian yang berada di Jl.Pelabuahan Ratu II Kecamatan Citamiang. Gedung ini adalah gedung pegadaian pertama di Indonesia peninggalan penjajahan Belanda.

Gambar II.30 Meseum Pegadaian Kota Sukabumi Sumber:

http://40.media.tumblr.com/530418093dd3d10b10e4c8530dd910c9/tumblr_inline _nt883tnZZp1qzlkc6_500.jpg


(42)

Wisata kota peninggalan sejarah lainnya adalah Gedung Juang 45 yang berada di Jl.Veteran. Tinggi gedung ini mencapai 15m dengan panjang lebih dari 30m. Pengamat sejarah rangga pamungkas mengungkapkan, Gedung Juang yang berdiri sejak abad ke-19 ini digunakan sebagai tempat pertemuan masyarakat. Oleh karena nya gedung ini dikenal dengan Societeit Soekamanah. Tepat pada 21 Agustus 1945 gedung ini berhasil dikuasai oleh masyarakat Sukabumi untuk kemudian dijadika markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR).

Gambar II.31 Gedung Juang 45 Kota Sukabumi Sumber: Dokumen Pribadi (11/01/2016)

II.3 Analisa Permasalahan

Identitas merupakan sebuah tampilan yang khas dari produk bahkan dari sebuah tempat. Saat ini kota Sukabumi masih belum memiliki identitas yang jelas dan belum bisa memberikan sebuah pembeda dengan kota lainnya. Walaupun saat ini kota Sukabumi sudah mengalami perubahan dan peningkatan pembangunan seperti menambahkan unsur-unsur budaya sunda seperti bentuk kujang di setiap lampu kota dan juga menambahkan beberapa khiasan yang berupa patung tentang permainan tradisional. Tetapi dengan menambahkan unsur budaya sundadi setiap sudut kota bukan berarti kota tersebut bisa mendapatkan identitas dengan jelas, masih banyak hal lainnya yang bisa mempengaruhi identitas sebuah kota.


(43)

Oleh karena itu, penulis menggunakan analisa SWOT sebagai acuan untuk menggambarkan kondisi kota Sukabumi dan memahami suatu masalah yang dihadapi penulis untuk melakukan perancangan city branding kota Sukabumi.

II.3.1 Analisis SWOT

Menurut Freeddy Rangkuti (2006) pengertian analisis SWOT dijelaskan bahwa

“Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan”. Analisis ini terdiri dari kekuatan (Strength), peluang (Oportunities), kelemahan (Weakness), dan ancaman (Threats) yang merupakan metode analisis yang terjadi dalam sebuah bisnis ataupun proyek. Analisis ini terdiri dari dua faktor yaitu internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman.

a. Kekuatan (Strengths)

Kekuatan yang dimiliki kota Sukabumi dalam analisis SWOT diantaranya sebagai berikut:

 Kota Sukabumi memberikan pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat, bisa dibuktikan dengan prestasi yang sudah diraih.

 Kota Sukabumi memiliki aplikasi yang sudah bisa di unduh di Google Play Store, yang memberikan informasi seputar kota Sukabumi dan memberikan layanan secara online.

 Dengan luas kota yang kecil, tempat-tempat seperti pusat perdagangan dan perbelanjaan dapat mudah ditempuh hanya dengan jalan kaki.  Di pusat kota masih terdapat alat transportasi becak dan kereta kuda,

sehingga di kota Sukabumi masih mempertahankan tradisi alat transportasi jaman dahulu dijaman modernisasi ini.

 Iklim yang sejuk dikarenakan masih banyak pohon-pohon disetiap sudut kota Sukabumi

 Kota Sukabumi merupakan kota yang strategis diantara dua kota besar Bogor dan Bandung, sehingga bisa menjadi kota pelintasan atau kota peristirahatan didukung dengan banyaknya tempat peristirahatan seperti hotel.


(44)

 Kota Sukabumi memiliki pelayanan rumah sakit gratis hanya untuk masyarakat kota Sukabumi.

b. Kelemahan (Weakness)

Kelamahan yang dimiliki kota Sukabumi dalam analis SWOT ini adalah sebagai berikut:

 Jalan-jalan di kota Sukabumi banyak yang rusak  Kurangnya informasi akan potensi kota Sukabumi

 Masyarakat belum bisa mengetahui potensi yang ada di kota Sukabumi  Kesadaran masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan  Dikarenakan luas kota kecil sehingga penduduk terlihat padat,

ditambah banyak pedagang kaki lima yang berada di sepanjang sisi jalan.

 Kurangnya ruang publik seperti taman-taman  Kurangnya tempat wisata alam.

 Pembenahan Kota yang kurang dan tidak tertata dengan baik, seperti pembenahan jalan yang belum teratur.

c. Peluang (Opportunities)

Peluang apa saja yang dimiliki kota Sukabumi, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Kota Sukabumi dapat meningkatkan kinerja pemerintahan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan berdasarkan rencana pembangunan kota Sukabumi, sehingga kota Sukabumi dapat menjadi kota pelayanan yang berkualitas di Jawa Barat.

 Kota Sukabumi bisa menjadi kota yang unggul di bidang perdagangan atau ekonomi dikarenakan saat ini sedang berkembang.

 Kota Sukabumi bisa menjadi kota dengan mengembangkan ekonomi kreatif atau industri kreatif.

 Kota Sukabumi bisa menjadi kota wisata kuliner, dikarenakan luas yang kecil sehingga untuk berwisata kuliner bisa dijangkau dengan mudah dan waktu yang tidak terlalu lama.


(45)

d. Ancaman (Threat)

Ancaman yang dihadapi oleh kota Sukabumi merupakan ancaman luar seperti persepsi masyarakat atau ancaman dari kota pesaing, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Kota Sukabumi terancam kehilangan identitas dikarenakan identitas yang belum jelas.

 Banyak masyarakat menyamakan kota dengan kabupaten Sukabumi terutama di wisata alam, sehingga banyak masyarakat yang salah bahwa kota Sukabumi memiliki banyak tempat wisata alam. Sehingga ini bisa menjadi ancaman karena kurangnya informasi dan potensi yang ada di kota Sukabumi.

 Dengan wilayah kecil dan kurang banyak dikenal oleh kalangan luas. Ketika ada sebuah berita negatif maka akan menjadi ancaman untuk kota Sukabumi sendiri karena akan sulit untuk lepas dari persepsi masyarakat yang sudah mengganggap negatif kota tersebut.

Dari analisa SWOT diatas kota Sukabumi dapat memperkuat brand-nya dengan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat terutama di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan. Dengan rencana pembangunan kedepannya kota Sukabumi meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat salah satunya mendekatkan dan memudahkan pelayanan.

II.4 Kondisi Khalayak

Sebuah kota dapat disebut budayanya masih kental jika masyarakat masih menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Kota Sukabumi bisa dibilang masih melestarikan bahasa daerahnya yaitu bahasa sunda. Masyarakat Sukabumi tetap menggunakan bahasa Sundanya bahkan sebagai bahasa sehari-hari, walaupun dijaman ini sudah banyak bermunculan bahasa yang semakin modern ataupun bahasa asing. Kota Sukabumi mencoba untuk melestarikan budaya sunda, dengan menambahkan unsur-unsur budaya sunda disetiap lampu jalan, menambahkan patung-patung permainan tradisonal yang bertujuan untuk memberikan informasi


(46)

kepada generasi muda di kota Sukabumi untuk mengetahui budaya sunda terutama dari permainan tradisional.

Berdasarkan dari analisa SWOT diatas, bahwa dapat disimpulkan bahwa kondisi kota Sukabumi saat ini masih belum mempunyai identitas yang jelas yang dapat membedakan kota Sukabumi, terutama perbedaan antara kota Sukabumi dan kabupaten Sukabumi dalam bidang pariwisata. Masih banyak masyarakat yang salah dengan tempat wisata yang ada di Sukabumi. Fenomena ini juga didukung dengan kuisoner yang penulis bagikan secara online di sosial media agar responden dapat lebih luas jangkauannya. Kuisoner ini dibuat menjadi dua kategori, pertama kuisoner untuk masyarakat yang tinggal di kota Sukabumi, dan yang kedua adalah masyarakat yang diluar kota Sukabumi.

Kuisoner untuk masyarakat kota Sukabumi dimaksudkan untuk mencari tahu identitas dan citra tentang kota Sukabumi menurut pendapat masyarakatnya. Hasil yang didapatkan untuk ciri khas dari kota Sukabumi adalah oleh-oleh khasnya yaitu mochi kaswari. Mochi kaswari adalah makanan yang populer di Taiwan, China, dan Jepang, di kota Sukabumi pun ada kue mochi. Kue lembut yang dibuat dengan bahan utama beras ketan dan dibentuk bulat-bulat dengan isi kacang, menjadi salah satu oleh-oleh di kota Sukabumi. Selain dari kuliner responden menjawab yang menjadi ciri khas dari kota Sukabumi adalah pariwisatanya terutama pantai, namun dari faktanya kota Sukabumi minim dengan tempat wisata dan tidak mempunyai pantai, yang tempat wisatanya unggul adalah dari kabupaten Sukabumi, sehingga masyarakat dari kota Sukabumi nya sendiri masih belum bisa membedakan mana yang punya kota ataupun kabupaten, disinilah identitas kota Sukabumi belum jelas. Sama halnya dengan responden yang bertujuan untuk mengetahui apa pendapat masyarakat tentang kota Sukabumi, jawaban yang didapat untuk ciri khas adalah kue mochi, namun ada juga yang tidak mengetahui kota Sukabumi dan banyak juga yang memberi jawaban bahwa kota Sukabumi terkenal dengan pantainya.


(47)

Selain menggunakan kuisoner, penulis juga melakukan wawancara langsung kepada masyarakat kota Sukabumi dan melakukan wawancara dengan narasumber salah satu dinas yang ada di pemerintahan kota Sukabumi yaitu DISKOMINFO kota Sukabumi. Wawancara ini dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang kota Sukabumi baik dari pemerintahannya maupun masyarakat yang ada di wilayah kota Sukabumi. Dari hasil wawancara tersebut, penulis mendapatkan data bahwa kota Sukabumi memiliki memiliki kekurangan dari segi infrastruktur kota seperti jalan yang masih rusak, kurang tertibnya pedagang kaki lima yang memenuhi trotoar. Untuk kelebihan masyarakat memberikan jawaban bahwa kota Sukabumi merupakan tempat yang nyaman ditinggali karena udara yang masih sejuk, dan dari segi pelayanan masyarakat yang diberikan oleh pemerintah kota Sukabumi sudah baik dan masih melakukan perbaikan lainnya, terutama dibidang pendidikan, pemerintah memberikan dana untuk memfasilitasi sekolah-sekolah yang ada di kota Sukabumi agar sekolah lebih nyaman dan membantu proses belajar. Selain itu dibidang kesehatan, pemerintah kota Sukabumi memberikan layanan kesehatan gratis di RS. Al-Mulk hanya untuk masyarakat kota Sukabumi. Untuk bidang perdagangan saat ini kota Sukabumi memulai pembangunan ruko-ruko sebagai pusat perbelanjaan.

Kota kecil Sukabumi dengan luas administratif yang kecil membuat popularitas di masyarakat luar pun kurang, maka masih banyak yang belum mengetahui kota Sukabumi, terutama potensi-potensi yang ada di kota Sukabumi, parahnya masyarakat kota Sukabumi tidak mengetahui banyak tentang potensi-potensi yang dimiliki kota Sukabumi, dikarenakan kurangnya informasi akan potensi yang dimiliki. Tetapi dengan luas yang kecil bisa menjadikan potensi sebagai pusat pelayanan publik lainnya dimana dengan wilayah kecil semakin mudah untuk memantau kebutuhan masyarakat dan memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat. Potensi ini juga didukung dengan prestasi yang diraih tiap tahunnya oleh kota Sukabumi yang dimana prestasi itu lebih merupakan prestasi dalam pelayanan dan kinerja pemerintah kota Sukabumi. Hal ini bisa dijadikan sebagai positioning kota Sukabumi dan menjadikan kota Sukabumi sebagai kota pelayanan publik yang berkualitas, didukung juga dengan rencana pembangunan


(48)

kota Sukabumi sebagai kota pusat pelayanan yang berkualitas dibidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan.

II.5 Resume

Berdasarkan permasalahan tersebut, solusi yang dibutuhkan adalah melakukan branding tempat dengan cara merancang city branding kota Sukabumi yang sesuai dengan apa yang dimiliki oleh kota sukabumi, dan juga membangun sebuah brand yang dapat memperlihatkan potensi-potensi dan nilai-nilai yang ada.

Melakukan city branding bukan berarti hanya membuat sebuah logo maupun slogan, tetapi membangun sebuah brand yang baik berdasarkan nilai-nilai yang ada di kota tersebut. Identitas yang kurang jelas apa yang dapat membedakan kota Sukabumi dengan kota lainnya maka hal yang pertama dilakukan adalah menginformasikan ataupun mengenalkan identitas kota Sukabumi dan mengenalkan potensi yang dimilikinya, dari segi budaya, perdagangan, kesehatan, tempat belanja, tempat kuliner, pendidikan dan potensi lainnya sehingga masyarakat kota Sukabumi bisa mengetahui dan merasa bangga dengan apa yang dimiliki kota Sukabumi. Rasa banga ini bisa berdampak bagi kota Sukabumi, masyarakat, maupun wisatawan yang berkunjung, karena dengan bangga pastinya masyarakat akan punya rasa tanggung jawab untuk menjaga dan menghargai kota Sukabumi.


(49)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang dibuat untuk identitas kota Sukabumi ini dengan melakukan city branding. Memperkuat brand yang sudah ada, agar kota Sukabumi dapat dibedakan dengan identitas visual. Merancang identitas visual yang dapat memenuhi harapan masyarakat dan nilai-nilai yang dimiliki oleh kota Sukabumi.

Membangun atau memperkuat sebuah brand tidak muncul begitu saja dalam waktu singkat, melainkan membutuhkan waktu yang terbilang cukup lama sampai puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Dalam membangun brand yang kuat haruslah melakukan strategi yang jelas, terencana dan berbeda dari pesaingnnya. Maka dari itu sebuah daerah harus memiliki sebuah ciri khas dan karakteristik yang berbeda, misal dari budaya kota, fisik kota, pandangan masyarakat akan kota tersebut, dan penduduk seperti apa yang tinggal di kota tersebut. Maka dilakukanlah strategi perancangan identitas visual kota Sukabumi melalui city branding.

III.1.1 City Branding

Sebuah wilayah seperti negara, provinsi, kota ataupun kabupaten, dibutuhkan positioning yang kuat dan dapat dikenal secara luas di seluruh dunia. Agar dapat menjadi pembeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya, maka dari itu ada salah satu strategi yang disebut sebagai city branding. Sama halnya dengan dunia bisnis, sebuah produk harus memilki sebuah brand atau merk untuk menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang melakukan berbagai cara agar brand-nya terkenal ke masyarakat luas. Sebuah wilayah atau kota membutuhkan sebuah brand yang bisa merepresentasikan kota tersebut. Dalam penerapan otonomi daerah dan trend globalisasi saat ini, menurut Nur (2013) daerah harus saling berebut satu sama lain dalam hal:

 Perhatian (Attention)  Pengaruh (Influence)


(50)

 Pasar (Market)

 Tujuan Bisnis & Investasi (Business & Investment Destination)  Turis (Tourist)

 Tempat tinggal penduduk (Residents)  Orang-orang berbakat (Talents)  Pelaksanaan kegiatan (Events)

Maka dari itu strategi melakukan sebuah city branding sangat diperlukan di sebuah kota. City branding merupakan bagian dari perencanaan kota melalui berbagai upaya untuk membangun diferensiasi dan memperkuat identitas kota demi menarik turis, penanam modal, sumber daya manusia yang andal, industri, serta meningkatkan kualitas hubungan antara warga dengan kota (Yananda dan Salamah, 2014). Berdasarkan definisi city branding di atas, city branding dapat diartikan sebagai proses atau strategis untuk membentuk sebuah identitas dan citra agar dapat dibedakan dengan kota lainnya, serta dapat dikenal luas oleh target pasar (tourist, investor, event, talent) dengan menggunkan ikon, slogan, event, serta positioning yang baik, dalam berbagai bentuk media promosi. Dalam melakukan city branding bukan hanya terfokus pada sebuah slogan atau kampanye promosi, akan tetapi sebuah citra atau gambaran dari pikiran, perasaan, dan ekspetasi yang datang dari benak seseorang ketika sesorang tersebut melihat atau mendengar sebuah nama, logo, produk layanan, event, ataupun berbagai simbol dan rancangan yang menggambarkan kota tersebut, sehingga menjadi sebuah pembeda dari kota lainnya.

III.1.1.1 Manfaat City Branding

Daerah yang melakukan city branding mendapatkan beberapa keuntungan yang akan diperoleh menurut Nur (2013) diantaranya:

 Daerah tersebut dapat dikenal luas (high awareness), disertai dengan persepsi yang baik oleh masyarakat.

 Dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus (specific purposes), yang dimaksud tujuan khusus ini adalah memberikan positioning yang tepat


(51)

kepada sebuah daerah yang sesuai dan apa yang dimiliki oleh daerah tersebut.

 Dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan (evenis).Ketika daerah tersebut sudah dikenal luas dan memiliki tujuan yang khusus, daerah tersebut bisa menarik investor atau masyarakat yang ingin mencari tempat tinggal di daerah tersebut.

 Dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi. Ketika Sebuah daerah sudah memiliki citra yang baik maka masyrakat mempersepsikan tempat tersebuk dengan persepsi yang baik.

Berdasarkan keuntungan dari atas, bahwa melakukan city branding dapat memberikan keuntungan sebuah daerah untuk dapat dikenal luas dengan membangun identitas dan citra yang baik.

III.1.1.2 Syarat City Branding

City Branding bisa diwakili dengan logo yang menjadi sebuah identitas dari sebuah kota yang ditujukan untuk wisatawan (tourist). Dengan menonjolkan cirri khas dan keunggulan dari kota tersebut dalam sebuah logo yang berfungsi untuk mempromosikan kota tersebut. Menurut Nur (2013) ada beberapa persyaratan dalam melakukan city branding, hampir sama dengan persyaratan merek atau branding pada umumnya, yaitu:

City brand bukan sekedar cita-cita yang ingin diraih dan berupa visi saja, melainkan didukung dengan kenyataan yang sebenernya dan dapat menggambarkan tentang kondisi kota tersebut

City brand harus menunjukan citra yang baik dari kota tersebut, dengan memperlihatkan sesuatu yang baik dari kota tersebut.

City brand harus dapat mudah diucapkan, diingat, dikenal, dan dipahami tidak hanya oleh penduduk kota tersebut, melainkan bagi setiap orang yang melihat, membaca dan mendengarnya.

City brand harus menunjukan ciri khas yang dimiliki kota tersebut agar dapat menjadi pembeda dengan kota lainnya.


(52)

City brand harus dapat diterjemahkan kedalam bahasa asing, seperti Bahasa Inggris yang menggambarkan arti yang sama dan identik, agar tidak membuat orang yang melihat bingung.

City brand diharuskan untuk mendapatkan hak dan perlindungan hukum, agar terhindar dari plagiat.

III.1.1.3 Elemen Penting dalam City Branding

Untuk melakukan city branding ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan, layaknya sebuah brand produk tempat atau kota pun terdapat elemen penting. Menurut Nur (2013) ada beberapa elemen penting dalam melakukan city branding diantaranya adalah:

Nama

Nama kota sebagai pembeda dengan kota lainnya dan dijadikan branding seperti halnya sebuah produk. Membedakan sebuah identitas bisa dilihat dari brand name. Brand name dapat menjadi sangat efektif dalam komunikasi, dimana konsumen dapat mengerti komunikasi apa yang disampaikan dalam waktu yang sangat cepat atau mungkin bisa membutuhkan waktu yang lama. Dalam waktu beberapa detik konsumen bisa dapat mengenali dan memiliki makna sendiri akan sebuah brand name tersebut.

Tagline

Sebuah tagline atau slogan yang merepresentasikan brand kota tersebut dengan memperlihatkan ciri khas. Tagline adalah salah satu atribut dalam system identitas, berupa satu kata atau lebih yang menggambarkan esensi, personality maupun positioning brand. (Rustan, 2009)

Logo

Logo atau gambar pendukung yang berfungsi untuk menggambarkan brand secara visual dengan memperlihatkan ciri khas kota tersebut. Logo merupakan atribut utama yang terlihat secara fisik, melalui logo tergambar semua hal yang berhubungan dengan entitas tersebut, baik secara fisik maupun nonfisik lainnya, seperti visi dan misi, coorporate culture, corporate value dan seluruh kepribadiannya. (Rustan, 2009)


(53)

Font

Pemilihan font yang menggambarkan brand kota tersebut untuk sebuah tagline maupun bodytext yang akan digunakan pada sebuah media.

Warna

Warna yang merepresentasikan brand kota tersebut dan menjadikan warna sebagai identitas dan ciri khas.

III.1.1.4 Citra Tempat

Menurut Kenneth Bouilding (Elizur, 1987 dalam Avraham, 2008:20) menyatakan bahwa citra tempat adalah sekumpulan karakteristik yang inheren dengan perspektif manusianya. Citra tempat terbagi menjadi beberapa macam, menurut ahli marketing Philip Kotler membagi citra tempat (place image) berdasarkan situasi, yaitu citra positif, citra yang lemah, citra negative, citra campuran, citra kontradiksi, dan citra dengan daya tarik (atraksi) yang berlebihan (Kotler, 1993: 35-36). Citra yang lemah terjadi pada tempat-tempat yang kurang dikenal karena kecil, memiliki daya tarik terbatas, atau tidak diiklankan. Banyak kota-kota kecil yang citranya lemah karena kalah saing dengan kota-kota besar yang ada di sekitarnya.

III.1.2 Brand

III.1.2.1 Pengertian Brand

Produk atau perusahan memiliki yang namanya merk atau brand, begitu pula kota membutuh sebuah brand. “Brand merupakan seperangkat aset (dan liabilities) terkait dengan nama merk dan simbol yang menambahkan atau merupakan turunan dari nilai yang disediakan oleh sebuah produk atau jasa (Aeker,1996)” seperti yang dikutip dari Yananda dan Salamah (2014, hal.51) bahwa brand itu merupakan seperangkat aset yang bisa berupa simbol atau logo yang merupakan janji atau nilai yang ada di produk atau jasa. Beberapa atribut-atribut yang dapat membedakan sebuah produk dengan produk lainnya adalah penciptaan sebuah brand dalam memilih nama, logo, simbol, desain kemasan, slogan dan lain-lain. Brand elements merupakan istilah dari komponen-komponen brand yang berfungsi sebagai pembeda.


(54)

Brand berbeda dengan sebuah produk yang dilihat berdasarkan fungsinya, tetapi brand dilihat juga dari nilai yang dimiliki dan melekat padanya. Makna dalam brand bersifat mangatasi dan terkadang tidak ada hubungannya dengan fungsi dari sebuah produk. Berikut secara ringkas perbedaan antara produk dengan brand.

Tabel III.1 Perbedaan Produk dengan Brand

Sumber: Buku “Branding Tempat : Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas” hal.52, penulis Yananda dan Salamah (2014)

Produk Brand

Dibeli karena kegunaannya Dibeli karena maknanya Berada di rak penjual Berada di benak pembeli Mudah ketinggalan jaman Tidak terikat oleh waktu Dapat ditiru oleh pesaing Bersifat unik

Dilihat dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa brand lebih bersifat rasional tidak terlihat oleh mata, yang berarti sebuah brand terdapat di pikiran para konsumen. Brand dapat memberikan pembeda dalam persepsi konsemen diantara produk yang saling bersaing. Oleh karena itu brand mampu mengarahkan prefensi maupun pilihan konsumen.

III.1.2.2 Fungsi Brand

Adapun fungsi-fungsi sebuah brand. Menurut Surya (2003) dalam bukunya Global Capabilities, beberapa fungsi utama brand adalah:

 Memberikan sebuah janji dari sebuah brand

 Sebagai jalan pintas dalam pengambilan keputusan.  Untuk menambah nilai financial sebagai aset  Meberikan tanda perubahan kepada audience  Menaggapi perubahan audience.

 Mengkomunikasikan kembali nilai-nilai kepada audience  Memerangkati moral orang-orang didalam perusahaan.

 Mengabsahkan momentum untuk sebuah pernyataan jangka panjang.  Mengelola, menguasai, dan menciptakan persepsi masyarakat


(55)

III.1.2.3 Brand Tempat

Sebuah brand tidak hanya dimiliki oleh produk tetapi ada juga yang disebut dengan brand tempat (place brand), atau lebih spesifik brand kota (city brand). Sama halnya dengan sebuah produk, untuk membentuk sebuah brand kota dibutuhkan sebuah identitas dan citra kota tersebut.

III.1.3 Identitas

Identitas bukan hanya dimiliki oleh manusia atau makhluk hidup lainnya, tapi objek juga mempunyai identitas seperti benda-benda yang ada disekitar. Sebuah Tempat juga mempunyai identitas, contohnya kuburan. Kuburan adalah tempat makhluk hidup terutama manusia ketika sudah mati dan dikubur, kuburan identik dengan hal-hal yang berbau mistis, menyeramkan, dingin, sepi walaupun di siang hari, maka itulah yang bisa disebut dari identitas kuburan. Identitas tempat bisa juga dibedakan dari apa yang ada di tempat tersebut dan tidak ada di tempat lainnya, seperti Monas berada di kota Jakarta dan Gedung Sate ada di kota Bandung. Monas dan Gedung Sate bisa menjadi identitas landmark yang membedakan kota dengan kota lainnya.

Identitas berasal dari bahasa inggris yaitu identity yang berarti jati diri, tanda-tanda atau ciri-ciri. Menurut Arnold Dashefsky yang dikutip dalam situs krisistia.blogspot.co.id (2013) “identitas memiliki makna jatidiri berupa suatu tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau benda.”. Identitas dalam lingkup desain dapat diartikan sebagai bentuk dari sebuah susunan strategi yang bertujuan untuk membangun citra dan kedudukan suatu merek guna menarik perhatian khalayak luas dengan memunculkan atau menciptakan gambaran yang positif dalam benak serta pikiran masyarakat dengan melibatkan manfaat emosional, fungsional serta ekspresi diri. Sebuah identitas dapat mencitrakan ide, pemikiran, kepribadian serta watak dari suatu brand.

Kota merupakan sebuah sistem terbuka, baik secara fisik maupun sosial ekonomi, dan mempunyai sifat yang tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara. Dalam membangun atau perkembangannya, kota sulit untuk dikontrol dan pada


(56)

sewaktu-waktu kota dapat menjadi tidak beraturan. Kota merupakan sebuah tempat berkembangnya kegiatan sosial, budaya dan ekonomi.

Identitas kota sebagai suatu lingkungan fisik memiliki berbagai potensi yang dapat mengangkat, mengembangkan dan mencirikan kota itu sendiri, seperti nilai-nilai sejarah, tempat-tempat yang tidak ada di kota lainnya, tempat pariwisata, jalan, halte, funitur kota, jembatan dan sebagainya yang dapat terlihat wujud atau fisiknya dan dijadikan penidentifikasi kota tersebut.

Identitas kota yang bersifat non-fisik merupakan identitas kota yang dibuat oleh perilaku warga kotanya. Identitas tersebut bisa merupakan factor ekonomi, budaya dan sosial. Suatu aktifitas sosial yang berbeda dengan banyak kota atau kawasan pada umumnya akan memberikan identitas yang lebih mudah ditangkap. Pertumbuhan ekonomi yang sejahtera dapat juga dijadikan pengidentifikasi kota tersebut. Budaya-budaya yang ada di kota tersebut dapat menjadi pembeda dari kota dengan kota lainnya.

Identitas merupakan instrumen yang menjadi dasar proses branding. Identitas memungkinkan sebuah tempat menjadi berbeda dari tempat lain yang menjadi pesaingnya (Rainisto, 2009). Dalam membangun sebuah citra kota maka sangat dibutuh sebuah identitas, jadi sebelum membangun sebuah citra kota haruslah membangun sebuah identitas terlebih dahulu.

III.1.4 Khalayak Sasaran III.1.4.1 Segmentasi

Segmentasi khalayak sasaran dalam perancangan city branding kota Sukabumi ini meliputi:

Demografis

Secara demografis khalayak sasaran primer meliputi kedua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan dengan usia 17 sampai 40 tahun, dalam usia ini masyarakat pada umumnya sudah mandiri dan mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri, dan pada usia ini masyarakat memiliki


(57)

semangat yang tinggi. Dengan pendidikan terakhir SD sampai Strata 3 dan umumnya adalah pelajar atau mempunyai pekerjaan sebagai, pegawai, karyawan, wiraswasta, dengan pengeluaran perbulannya kurang lebih Rp. 1.000.000.

Geografis

Secara geografis khalayak sasaran dikhususkan pada masyarakat yang berdomisili di wilayah kota Sukabumi, Jawa Barat, dan tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat luas yang berada diluar kota Sukabumi maupun seluruh wilayah Indonesia.

Psikografis

Secara psikografis khalayak sasaran merupakan masyarakat yang senang mencari hal baru, senang berbisnis ataupun berwirausaha, konsumtif, berjiwa muda yang masih semangat dan tidak melupakan nilai-nilai budaya.

Teknografis

Secara teknografis khalayak sasaran merupakan masyarakat yang senang dan aktif mencari informasi melalui gadget, media sosial dan menjadikan teknologi sebagai gaya hidup sehari-hari.

III.1.4.2 Consumer Insight Want

Masyarakat ingin hidup dan tinggal di kota yang nyaman dan juga aman, ingin tinggal bersama keluarga dan bahagia, ingin memiliki karir usaha yang cermelang.

Fear

Takut gagal memberikan kebahagiaan kepada keluarga, takut tempat tinggal yang tidak aman, takut usaha yang didirikan tidak sesuai dengan harapan.

Need

Membutuhkan kota yang aman, nyaman, membutuhkan kemudahan untuk tinggal di kota tersebut, membutuhkan fasilitas yang dapat menunjang kehidupan masyarakat.


(58)

III.1.4.3 Consumer Journey

Berikut adalah tabel conusmer journey kegiatan apa saja yang dilakukan khalayak sasaran dalam satu hari dan apa saja yang mempunyai kontak langsung dengan khalayak sasaran.

Tabel III.2 Consumer Journey Sumber: Dokumen pribadi (14/06/2016)

Waktu Kegiatan Point of Contact

04.30 04.30 – 05.00 05.00 – 05.30 05.30 – 06.30 06.30 – 07.00 07.00 – 07.30 07.30 – 11.30 11.30 – 13.00 13.00 – 15.30 15.30 – 15.45 15.45 – 17.00 17.00 – 17.30 17.30 – 18.00 18.00 – 18.30 18.30 – 19.30 19.30 – 19.45 19.45 – 22.00 22.00 – 04.30

Bangun

Sholat dan beres-beres kamar Mandi

Beres & bersih rumah Sarapan & mencari berita Berangkat kerja Bekerja ISOMA Bekerja Sholat Bekerja santai Pulang Mandi Sholat

Makan & santai Sholat & santai Santai

Tidur

Kamar, pakaian tidur

Rumah dan alat-alat rumah tangga Handuk, odol, sampo, sikat gigi, sabun Sapu, lap pel, mesin cuci, TV

Piring, sendok, TV, gadget

Motor, mobil, angkot jaket, helm, tas Lapangan, kantor, gadget, buku Sajadah, gadget, public space gadget, kantor

Mushola

gadget, kertas, buku

Motor, mobil, angkot, jaket,helm, tas handuk, odol, sampo, sikat gigi, sabun Sejadah, pakaian tidur

Piring, sendok, TV, gadget, makanan Sejadah, gadget

Laptop, gadget pakaian tidur, kamar.

Berdasarkan consumer journey diatas khalayak sasaran melakukan beberapa kontak seperti waktu, media dan juga tempat. Untuk tempat banyak dihabiskan dikantor atau tempat pekerjaan, dan di jalan atau ruang publik, dengan waktu dari pagi siang sore sampai malam, media yang sering digunakan berupa gadget, TV, buku, koran, dan juga media enviroment yang ada di ruang publik.


(59)

III.1.5 Strategi Komunikasi

Perancangan city branding kota Sukabumi ini, ingin mengkomunikasikan kepada masyarakat bahwa kota Sukabumi memiliki sebuah identitas visual dan nilai-nilai yang dimiliki oleh kota Sukabumi, dengan harapan khalayak sasaran mengalami perubahan dan kota Sukabumi itu sendiri. Dengan melakukan analisis menggunakan Think Feel Do Model, dapat memperlihatkan kondisi saat ini dan juga kondisi ideal kota Sukabumi.

Tabel III.3 Kondisi Saat Ini dan Kondisi Ideal Sumber: Dokumen Pribadi (14/06/2016)

Kondisi Saat Ini Kondisi Ideal Ket.

Masyarakat belum bisa membedakan identitas kota Sukabumi dengan

kabupaten Sukabumi

Masyarakat dapat memahami perbedaan identitas antara kota Sukabumi dengan

kabupaten sukabumi

To Illuminate

Masyarakat memiliki sifat tidak peduli tentang identitas kota Sukabumi, terlena dengan zona nyaman sehingga tidak sadar akan

ancaman yang akan datang

Masyarakat mampu keluar dari zona nyaman dan mulai merasakan akan kepeduliannya terhadap kota Sukabumi

untuk mengantisipasi ancaman yang akan terjadi

To Influence

Masyarakat cenderung pasif melihat apa yang terjadi di lingkungan kota

Sukabumi dan tidak mempermasalahkan identitas kota

Sukabumi

Masyarakan berperan aktif dalam meperkuat identitas dan brand kota Sukabumi, dan juga mulai aktif dalam

menjaga kota Sukabumi dalam upaya membangun kota ke arah yang lebih baik

To Persuade

Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasi verbal perancangan city branding ini menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan pesan yang ingin dikomunikasikan mudah dimengerti bukan hanya untuk masyarakat kota Sukabumi melainkan tidak menutup kemungkinan dapat dimengerti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Selain menggunakan bahasa Indonesia, komunikasi verbal menggunakan pendekatan kata-kata yang sederhana


(60)

yang sering digunakan dan bersahabat bertujuan untuk mendekatkan secara emosi dengan kata.

Pendekatan Visual

Pendekatan komunikasi visual dalam perancangan city branding ini adalah kemudahan, dan ramah yang mengacu pada rencana pembangunan kota Sukabumi yang terwujudnya pelayanan yang berkualitas. Kemudahan dalam pelayanan berarti melayani dengan ramah dan bersahabat yang mendekatkan tanpa ada jarak dan dipadukan dengan kesan dinamis namun tetap mempertahankan nilai-nilai lokal.

III.1.6 Mandatory

Perancangan city branding melibatkan pemerintahan kota Sukabumi sebagai penyelengara city branding kota Sukabumi dan dinas-dinas seperti kominfo yang menginformasikan dan menghubungkan antara pemerintahan dengan masyarakat kota Sukabumi.

III.1.7 Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam perancangan city branding kota Sukabumi, yang pertama digunakan adalah dengan memperkuat brand yang sudah ada di kota Sukabumi. Pertimbangan nilai-nilai yang sudah ada di kota Sukabumi baik yang negatif dan positif harus melihat kebutuhan utama dari masyarakat kota Sukabumi. Memilah nilai apa yang bisa digunakan untuk memperkuat identitas kota Sukabumi. Oleh karena itu konsep dasar dari city branding kota Sukabumi adalah membangun awareness terhadap kota Sukabumi.

Selanjutnya adalah menentukan positioning dari brand yang sudah didapatkan. Dari hasil menentukan positioning, maka dibuat sebuah tagline yang sesuai dengan brand maupun positioning yang diinginkan. Setelah itu dibuat logo dan media yang merupakan tangible element yang saling berhubungan dengan intangilbeelement seperti brand imagedan positioning dari kota Sukabumi.


(61)

Dari gagasan besar atau ide dalam merancang city branding kota Sukabumi yang sebelumnya melakukan survei lapangan dan wawancara agar bisa mengetahui positioning dan brand image berikut data-data yang diperlukan. Dari hasil survei dan wawancara menghasilkan bahwa kota Sukabumi memposisikan sebagai kota pusat pelayanan yang berkualitas dalam bidang kesehatan, pendidikan dan perdagangan yang merupakan rencan pembangunan kota Sukabumi itu sendiri. Positioning ini diperkuat dengan prestasi-prestasi yang didapatkan oleh kota Sukabumi, seperti menjadi kota dengan kepuasan masyarakat dalam pelayanan pemerintah. Selain itu didapatkan brand image berdasarkan apa yang dipikirkan masyarakat tentang kota Sukabumi, yaitu tempat kecil yang sejuk dan nyaman. Positioning dan brand image dirangkum menjadi kata-kata penting atau yang disebut dengan keywords. Keywords ini yang akan digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan.

Gambar III.1 Keywords


(62)

Keywords yang digunakan adalah dekat, bersahabat, melayani. Kata kata ini didapatkan dari pelayanan yang mudah berarti pelayanan yang dekat dan juga bersahabat, selain itu dekat dimaksudkan karena luas dan ruang lingkup kota Sukabumi yang kecil.

III.1.8 Strategi Media

Untuk membedakan sebuah kota bisa dari sebuah identitas, salah satu unsur identitas adalah logo. Logo merupakan identitas visual yang dirancang untuk menjadi pembeda dengan memperlihatkan nilai nilai yang dimilki oleh kota Sukabumi dan juga secara tidak langsung membangun atau memperkuat brand yang ada di kota Sukabumi.

Media Utama

Dalam media utama, komunikasi branding kota Sukabumi disampaikan melalui environment media yang ada di ruang publik seperti billboard, vertical banner, poster, neon box dan transit ads. Karena Media ini lebih sering ditemui oleh khalayak sasaran

Media Pendukung

Komunikasi branding ini berbentuk ambient media dimana posisi branding ini bersifat lebih personal dengan melihat sisi kegunaan setiap audience menurut kebiasaan sehari-hari, misalnya angkot, t-shirt, sticker, gantungan kunci, kalender, media sosial facebook, dan brosur.

Dalam perencanaan strategi media pada branding kota Sukabumi, digunakan tiga tahapan, yaitu:

1. Feel (Attention & Interest)

Pada tahapan awal, akan digunakan strategi pengenalan yang bertujuan untuk mengenalkan branding ini agar masyarakat kota Sukabumi sadar akan wajah baru kota Sukabumi. Teknis pelaksanaannya yaitu dengan memasang vertical banner, neon box, billboard dan poster disepanjang jalan kota Sukabumi terutama di pusat kota seperti alun-alun dan wilayah balai kota. Selain meningkatkan awareness masyarakat ditingkatkan


(63)

ketertarikan dan membuat penasaran dengan menerapkan media transit ads seperti angkot.

2. Think (Search)

Setelah itu masyarakat dibuat penasaran di benak masyarakat dan tertarik sehingga masyarakat akan mencari tahu tentang wajah baru kota Sukabumi yang akan diarahkan ke website Sukabumi yang menjelaskan tentang branding kota Sukabumi dengan alamat www.kusukabumi.com. Selain itu untuk meningkatkan rasa ingin tahu masyarakat, dibuat juga iklan pendek yang akan di post di media sosial. Dan media brosur yang akan disimpan di halte bis dan hotel-hotel yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Selain itu media poster juga akan di post di media sosial dijadikan media digital.

3. Do (Action & Share)

Tahap selanjutnya pemasangan media pengingat melalui media sosial seperti facebook, sticker, t-shirt, gantungan kunci yang akan dibagikan gratis pada acara puncak city branding dan juga media pendukung lainnya sebagai reminder dari kegiatan branding. Dengan menggunakan media pendukung diharapkan masyarakat bisa merasa bangga dan ikut serta dalam pelaksanaan city branding kota Sukabumi, sehingga media pendukung yang ada dapat menjadi pengingat yang dilakukan oleh masyarakat kota Sukabuminya itu sendiri.

III.1.9 Strategi Distribusi

Strtegi distribusi kota Sukabumi dalam memperkenalkan brand ini kepada khalayak sasaran. Pendistribusian akan dilakukan pada bulan Februari 2017 saat mendekati hari jadi kota Sukabumi yang ke 104, karena merupakan momen yang tepat untuk memperkenalkan dan mempromosikan tentang apa yang dimiliki kota Sukabumi. Dimana puncak dalam mengenalkan brand ini dilakukan pada tanggal 1 April 2017. Proses Branding akan dilakukan selama 6 bulan mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli. Dalam mengenalkan brand kota Sukabumi semua pihak yang tepatnya berada di kawasan kota Sukabumi dianjurkan untuk berpatisipasi dalam mengenalkan dan membantu strategi distribusi media,


(1)

h. Kalender

Kalender merupakan media pendukung yang bertujuan sebagai reminder. Kalender dibagikan secara gratis kepada pengunjung yang hadir di acara hari jadi kota Sukabumi.

Gambar IV.17 Cover Kalender Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016) Ukuran : 21x29,7 (A4)

Bahan : Art Paper 260gr Teknis : Print Digital


(2)

Gambar IV.18 Kalender Januari/Februari Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)

Gambar IV.19 Kalender Maret/April Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)


(3)

Gambar IV.20 Kalender Mei/Juni Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)

Gambar IV.21 Kalender Juli/Agustus Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)


(4)

Gambar IV.22 Kalender September/Oktober

Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)

Gambar IV.23 Kalender Nopember/Desember

Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)


(5)

Gambar IV.24 Final Artwork Kalender Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)

i. Sticker

Media Sticker digunakan sebagai media pendukung yang bertujuan untuk awareness dan reminder. Sticker dibagikan secara gratis pada saat ada event.

Gambar IV.17 Sticker


(6)

Ukuran Sticker : 7x5cm

Bahan : Sticker Cromo

Teknis : Cetak Offset Sparasi

j. Gantungan Kunci

Media gantungan kunci digunakan sebagai media pendukung yang bertujuan untuk awareness dan reminder. Gantungan kunci dibagikan secara gratis pada saat ada event.

Gambar IV.18 Gantungan Kunci Sumber: Dokumen Pribadi (25/07/2016)

Ukuran : 5,5 cm Bahan : Plastik Teknis : Print Digital