Tipe Kepribadian Mahasiswa Perokok dan Persuasi Iklan Rokok (Studi Kualitatif Tentang Pemaknaan Persuasi Visual Iklan Roko oleh Mahasiswa Perokok Fakultas Seni Rupa & Desain Universitas Kristen Maranatha Ditinjau dari Teori Kepribadian Jung.

(1)

Abstrak

Penelitian berjudul “TIPE KEPRIBADIAN MAHASISWA PEROKOK DAN PERSUASI IKLAN ROKOK: Studi Kualitatif tentang Pemaknaan Persuasi Visual Iklan Rokok oleh Mahasiswa Perokok ditinjau dari Teori Kepribadian Jung” bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pemaknaan iklan rokok oleh mahasiswa perokok bertipe kepribadiantertentu. Teori utama yang digunakan adalah teori kepribadian Jung. Subjek penelitian berjumlah 55 orang mahasiswa perokok FSRD UK Maranatha yang dipilih melalui purposive sampling. Penelitian diawali dengan pengelompokkan tipe kepribadian mahasiswa menggunakan alat ukur MBTI. Selanjutnya diseleksi 19 mahasiswa perokok dengan skor tertinggi untuk tipe dasar introvert, ekstrovert, sensing, intuiting, thinking, feeling, judging dan perceiving. Teknik wawancara dan observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana informan memaknai persuasi visual iklan rokok. Temuan penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa perokok memaknai iklan secara berbeda-beda, sesuai dengan tipe dasar kepribadiannya. Pemaknaan ini berdampak pada preferensi persuasi visual iklan bagi setiap tipe kepribadian. Kesimpulannya, tipe dasar kepribadian MBTI dapat digunakan untuk mengungkapkan bagaimana mahasiswa perokok memaknai iklan rokok dan bermanfaat untuk merancang iklan antirokok. Ditinjau dari teori Jung secara makro, daya persuasi visual iklan bukan hanya ditentukan oleh persepsi iklan di masa kini, tetapi juga terkait dimensi masa lampau/causality (complexes, archetypse) dan masa depan /teleology (aspirasi, motivasi).


(2)

Abstract

The study titled " STUDENT CIGARETTE SMOKERS PERSONALITY TYPE AND ADVERTISING PERSUASION: A Qualitative Study about How Student Smokers Interpret Cigarette Advertising Visual Persuasion in based on Jung's Theory of Personality " aims to gain an overview of the meaning of cigarette advertising for student smokers with certain personality type. The main theory used is Jung's theory of personality. Subjects numbered 55 students FSRD UK Maranatha smokers who were selected through purposive sampling. The study begins with the classification of students personality types using the MBTI measuring instruments. Furthermore, 19 students were selected smokers with the highest score for the basic types introvert, extrovert , sensing , intuiting, thinking, feeling, judging and perceiving. Interview and observation techniques used to determine how informants interpret cigarette advertising visual persuasion. The study findings indicate that student smokers interpret ads differently, according to their basic personality types. The research findings impacting on the visual form of persuasion chosen by each individual smoker. In conclusion, the basic personality type MBTI can be used to reveal how students interpret the advertising of cigarettes and are useful for designing anti-smoking ads. Judging from Jung's theory on a macro level, the power of advertising visual persuasion is not only determined by the perception of advertising in the present, but also related to the dimensions of the past/causality (complexes and archetypes ) and the future/teleology (aspiration and motivation ).


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iv

ABSTRAK...v

KATA PENGANTAR ………...………...vii

DAFTAR ISI ………...…………...x

DAFTAR SKEMA...xvi

DAFTAR TABEL...xvii

DAFTAR GAMBAR...…………...xviii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah ………...………...…………..…1

1.2 Rumusan Masalah………....……...………...9

1.3 Tujuan Penelitian………...10

1.4 Kegunaan Penelitian……...………..………...10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………...………...…………...12

2.1 Teori Kepribadian Jung ………...………...……..………12


(4)

2.1.1 Struktur Kepribadian………...13

2.1.1.1 Kesadaran ...……….………...14

2.1.1.2 Ketidaksadaran Personal...16

2.1.1.3 Ketidaksadaran Kolektif...18

2.1.1.4 Archetype...20

2.1.1.5 Archetypal Image...24

2.1.1.6 Simbol...25

2.1.2 Dinamika Kepribadian...27

2.1.2.1 Pengertian Energi Psyche....27

2.1.2.2 Sumber Energi...28

2.1.2.3 Nilai Psyche...29

2.1.3 Perkembangan Kepribadian...30

2.1.3.1 Causality dan Teleology...30

2.1.3.2 Tipologi Kepribadian Jung...32

2.1.3.3 Tipologi Kepribadian Myers Briggs...36

2.2 Teori Perkembangan Dewasa Awal...42

2.2.1 Teori Erikson...42

2.2.2 Teori Perkembangan Identitas...45

2.3 Teori Perilaku Perokok...46

2.3.1 Dorongan untuk Merokok...47

2.3.2 Perilaku Perokok dan Strategi Persuasi Iklan Rokok...49


(5)

2.3.3 Tahapan menjadi Perokok dan Aspek Kecanduan Rokok...54

2.3.4 Tipologi Perokok...56

2.4 Teori Persuasi Iklan...57

2.4.1 Iklan sebagai Persuasi...58

2.4.2 Strategi Persuasi...58

2.4.3 Persuasi Visual dalam Periklanan...61

2.4.3.1 Peran Gambar dalam Persuasi Visual...61

2.4.3.2 Peran Teks/Verbal dalam Persuasi Visual...63

2.4.4 Komponen Persuasi Visual Iklan...64

2.4.4.1 Konten Persuasi: Tema, Ide Besar, Daya Tarik.....65

2.4.4.2 Bentuk (Form): Gambar, Tipograi, Layout...70

2.4.5 Tipologi Visual Iklan...77

2.4.5.1 Berdasarkan Bentuk Pesan...78

2.4.5.2 Berdasarkan Cara Penyampaian...79

2.4.5.3 Berdasarkan Pemaknaan......81

2.4.5.4 Berdasarkan Dampak Pesan...81

2.4.6 Memahami Visual Iklan...82

2.5 Kerangka Pemikiran...84

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...97

3.1 Rancangan Penelitian...97


(6)

3.2 Variabel Penelitian dan Deinisi Operasional...98

3.2.1 Variabel Penelitian...98

3.2.1.1 Tipe Kepribadian Mahasiswa Perokok...98

3.2.1.2 Persuasi Visual Iklan Rokok...99

3.2.2 Deinisi Operasional...100

3.2.2.1 Variabel Tipe Kepribadian...100

3.2.2.2 Variabel Persuasi Visual Iklan Rokok...103

3.3 Alat Ukur...107

3.3.1 Kuesioner...107

3.3.1.1 Menyusun alat ukur...109

3.3.2 Observasi...112

3.3.3 Wawancara...113

3.4 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel...113

3.4.1 Populasi Sasaran...113

3.4.2 Karakteristik Populasi Penelitian...114

3.4.3 Tehnik Penarikan Sampel...114

3.5 Prosedur Penelitian...116

3.6 Tehnik Analisis Data...120

3.7 Realibitas dan Validitas...126

3.8 Lokasi Penelitian...130


(7)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...131 4.1 Hasil...131 4.1.1 Perbandingan Sasaran Fokus Perhatian pada Extrovert dan Introvert dalam Memaknai Iklan Rokok...131 4.1.2 Perbandingan Cara Memperoleh Informasi pada Sensing dan Intuiting dalam Memaknai Iklan Rokok...140 4.1.3 Perbandingan Cara Mengolah Informasi pada Thinking dan Feeling dalam Memaknai Iklan Rokok...143 4.1.4 Perbandingan Cara Mengimplementasikan Informasi pada Judging dan Perceiving dalam Memaknai Iklan Rokok...150 4.1.5 Rangkuman...156 4.2 Pembahasan...158 4.2.1 Perbandingan Sasaran Fokus Perhatian pada Extrovert dan Introvert dalam Memaknai Iklan Rokok...158 4.2.2 Perbandingan Cara Memperoleh Informasi pada Sensing dan Intuiting dalam Memaknai Iklan Rokok...164 4.2.3 Perbandingan Cara Mengolah Informasi pada Thinking dan Feeling dalam Memaknai Iklan Rokok...171 4.2.4 Perbandingan Cara Mengimplementasikan Informasi pada Judging dan Perceiving dalam Memaknai Iklan Rokok...176 4.2.5 Rangkuman...183


(8)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN...185

5.1 Simpulan...185

5.2 Saran...190

DAFTAR PUSTAKA...192

LAMPIRAN...204


(9)

DAFTAR SKEMA

2.1 Teori Psikologi dan Periklanan...12

2.2 Struktur Kepribadian Manusia...14

2.3 Taksadar Kolektif...19

2.4 Fungsi dan Sikap Jiwa...34

2.5 Komponen Persuasi Visual Iklan...65

2.6 Komponen Gambar, Tipograi dan Layout dalam Iklan...71

2.7 Bentuk (Form) Persuasi Iklan...74

2.8 Tipologi Visual Iklan dan Komponen Persuasi Visual Iklan...78

2.9 Kerangka Berpikir Tesis...96

3.1 Skema Proses Penelitian...119

3.2 Analisis Jawaban Wawancara...122

3.3 Analisis Pemahaman Extrovert-Introvert terhadap Iklan...123

3.4 Analisis Pemahaman Sensing-Intuiting terhadap Iklan...124

3.5 Analisis Pemahaman Thinking-Feeling terhadap Iklan...124

3.6 Analisis Pemahaman Judging-Perceiving terhadap Iklan...125

5.1 Pemahaman Iklan Ditinjau dari Perspektif Teori Jung Secara Makro...189


(10)

DAFTAR TABEL

2.1 Deskripsi Tipe Dasar Kepribadian Jung/Briggs...41

2.2 Ciri Utama Preferensi Tipe Dasar Kepribadian...41

2.3 Tahap Perkembangan Erikson...43

3.1 Pengelompokkan Item Berdasarkan Kutub Preferensi Atitude/Function Tipe Kepribadian...107

3.2 Validitas dan Realibilitas Alat Ukur MBTI...111

3.3 Tabel Observasi...112

4.1 Pemahaman Extrovert-Introvert terhadap Persuasi Visual Iklan...132

4.2 Pemahaman Sensing-Intuiting terhadap Persuasi Visual Iklan...140

4.3 Pemahaman Thinking-Feeling terhadap Persuasi Visual Iklan...144

4.4 Pemahaman Judging-Perceiving terhadap Persuasi Iklan...151

4.5 Temuan Penelitian Preferensi Kepribadian terhadap Persuasi Visual Iklan...157

4.6 Tipe Iklan Rokok, Visualisasi dan Target Sasaran Iklan...184


(11)

DAFTAR GAMBAR

4.1 Iklan Rokok Magnum Filter...133

4.2 Iklan Rokok Djarum Super...133

4.3 Iklan Rokok Malboro Ice Blast...134

4.4 Iklan Rokok Diplomat Mild...135

4.5 Iklan Rokok A Mild Terikat Kebebasan...136

4.6 Iklan Rokok A Mild Sok Tau...136

4.7 Iklan Rokok Malboro Explore...137

4.8 Iklan Rokok Sampoerna Teman yang Asyik...138

4.9 Iklan Rokok LA Lights Gue Apa Adanya...143

4.10 Iklan Rokok A Mild Plin Plan...146

4.11 Iklan Rokok Sampoerna Terima Perbedaan...148

4.12 Iklan Rokok Magnum Filter...148

4.13 Iklan Rokok A Mild Lepas Kendali...150

4.14 Iklan Rokok Avolution Imposibreak...152

4.15 Iklan Rokok Sampoerna Asyiknya Tanggal Tua...152

4.16 Iklan Rokok U Mild Gak Itungan...153

4.17 Iklan Rokok Djarum Super...166

4.18 Iklan Rokok Djie Sam Soe Seniman Kelas Dunia...178

4.19 Iklan Rokok Sampoerna menggunakan daya tarik solidaritas...180


(12)

4.20 Iklan Rokok A Mild menggunakan daya tarik kebebasan berekspresi...180 4.21 Iklan Rokok U Mild menggunakan daya tarik kedewasaan...181


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Lebih jauh lagi, kritikus media Jean Kilbourne mengungkapkan bahwa iklan hadir bukan hanya untuk menjual produk, tetapi nilai-nilai, imaji-imaji, konsep-konsep tentang cinta, seksualitas, petualangan dan kesuksesan. Iklan mendefinisikan “siapakah diri kita dan seharusnya kita menjadi siapa” (www.web pages .uidaho.edu). Iklan membentuk ide dan ideal masyarakat (http://hope. journ.wwu.edu).”Iklan menyapa kita bukan untuk sekadar menjual barang atau jasa, tetapi juga menjual cara untuk memahami dunia.” (Ewen & Ewen, 1992:24).

Iklan rokok merupakan salah satu contoh representatif. Tidak sukar untuk menemukan iklan rokok di lingkungan sekitar kita. Iklan rokok terpampang di warung-warung kecil, di toko, di tembok, di simpang jalan, di kampus, di badan kendaraan, di internet, di televisi, di majalah, di kaus, di gelas, asbak, payung hingga stadion olahraga dalam rupa logo, stiker, poster, brosur, Iklan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sosiolog Bernard McGrane mengumpamakan hubungan manusia dengan iklan ibarat ikan dengan air, karena iklan hadir disepanjang rentang kehidupan manusia dari sejak lahir hingga akhir hayatnya (http://hope .journ.wwu.edu).


(14)

2 billboard, umbul-umbul, kain rentang, display, film iklan dan sponsor event. Akibatnya promosi rokok dianggap bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah perokok baru dikalangan anak dan remaja (Firth, 2006; KPAI, 2007). Lebih dari itu, sosialisasi bahaya rokok “kalah perang” dengan iklan rokok. Sosialisasi hanya dihadiri puluhan mahasiswa, sedangkan iklan rokok dilihat puluhan ribu orang dalam pentas musik bersponsor rokok (www.suara merdeka.com). Dari data The Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2009, disimpulkan bahwa Indonesia adalah surga bagi iklan dan promosi rokok. Di negara lain iklan dan promosi rokok sangat dibatasi dan bahkan dilarang (http://www. metrotvnews. com/).

Berbagai negara di dunia telah menghentikan pemasangan iklan rokok. Amerika melarang iklan rokok di televisi dan billboard (www. kesehat- an.kompasiana.com). Inggris melarang iklan rokok di televisi, billboard, koran dan internet (http:// news.bbc.co.uk). Bahkan Italia dan New Zealand melarang iklan rokok secara total (www.reuters.com). Konvensi kerangka bersama WHO tentang pengendalian tembakau (FCTC) telah ditandatangani oleh 174 negara, kecuali Uzbekistan, Zimbabwe dan Indonesia (www.kom- pas.com).

Di Indonesia rokok masih bebas beriklan diberbagai media. Pembatasan yang ada hanya larangan menampilkan rokok dan perilaku merokok di dalam iklan dan pembatasan jam tayang di media televisi dari pukul 05.00-21.30. Regulasi tidak menurunkan kualitas dan kuantitas iklan rokok. Sebaliknya,


(15)

3 menantang industri rokok Indonesia untuk kreatif memanfaatkan keter- batasan yang ada untuk mempersuasi masyarakat.

Dalam beriklan, industri rokok lebih mengandalkan kekuatan visual yang disebut Pollay sebagai pendekatan “rich image, poor information”, yakni menggunakan imaji yang kaya untuk mencitrakan rokok, karena memang pada dasarnya tidak ada informasi bermanfaat tentang rokok yang dapat diberikan kepada konsumen (2007:25). Cara yang ditempuh iklan rokok adalah men- ciptakan suatu imaji dan mengasosiasikan produk dengan imaji tersebut (http://hope. journ.wwu.edu). Pesan-pesan yang disampaikan menyentuh pada aspek emosi, sehingga mampu menggerakkan pelihat. Iklan rokok menampilkan perokok sebagai sosok yang keren, percaya diri, setia kawan, kreatif dan berani. Semuanya sesuai dengan citra diri yang diinginkan para remaja (Octaria, 2011).

Imaji bukan sekadar merepresentasikan realitas, tetapi kekuatan imaji mampu menciptakan realitanya sendiri yang sering lebih ‘real’ dari realita yang sesungguhnya (Palaasma, 2011:16). Kaufmann (2010), seorang pakar psikoanalitik Jung, mengatakan bahwa imaji merupakan elemen primer yang sangat kuat dalam kehidupan manusia. Imaji menyalurkan energi sekaligus merupakan sumber energi jiwa yang berdampak pada sehat, sakit, baik atau buruknya kondisi seseorang. Misalnya, obsesi atau adiksi dapat dilihat sebagai fiksasi terhadap satu atau sekumpulan imaji (www.cg jungny.org). Billboard merupakan salah satu media penyampai imaji yang efektif bagi industri rokok. Ukurannya yang besar dan lokasinya di ruang publik


(16)

4 menjadikan billboard sukar untuk diabaikan publik, (tidak seperti iklan televisi yang mudah dipindah salurannya menggunakan remote control) sehingga hampir semua kalangan dapat dijangkau oleh billboard. Selain itu, dibandingkan dengan iklan rokok di televisi yang dibatasi jam tayangnya, billboard iklan rokok hadir sepanjang waktu. Kelebihan lain adalah billboard dapat digunakan untuk membidik segmen masyarakat tertentu, misalnya para maha- siswa. Ini tampak dari penelitian penjajakan terhadap billboard rokok di kota Bandung yang menunjukkan bahwa billboard rokok tersebar di berbagai lokasi strategis kota dan secara khusus terkonsentrasi dalam radius kurang dari 500 meter dari berbagai sekolah dan kampus.

Telah banyak penelitian tentang iklan rokok dan perilaku perokok. Namun sejauh ini sasaran penelitian lebih terfokus pada segmen remaja awal (13-15 tahun), sedangkan segmen mahasiswa yang berada pada tahap remaja akhir (18-22 tahun) atau dewasa awal (20-40 tahun) jarang sekali dibahas. Selain itu penelitian yang ada umumnya kuantitatif, sejauh ini belum ada penelitian kualitatif yang membahas pemahaman mahasiswa perokok tentang iklan rokok. Padahal Sarwono mengatakan bahwa penjelasan-penjelasan holistik dan psikodinamika tetap diperlukan untuk menjelaskan kepribadian manusia sebagai individu yang unik (2013:xvi). Penelitian terhadap mahasiswa perlu mendapat porsi yang sama, karena justru pada masa dewasa awal konsumsi rokok semakin meningkat. Penyebabnya adalah seiiring dengan semakin dewasanya individu, perilaku merokok lebih bisa diterima (Wulandari, 2007:24). Sehingga lebih banyak mahasiswa yang merokok.


(17)

5 Padahal masa mahasiswa merupakan masa pembentukan jati diri (Chickering, 1992) penentu kualitas manusia dewasa dan keluarga di tengah masyarakat di masa depan.

Penelitian penjajakan terhadap mahasiswa perokok di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha menunjukkan bahwa mereka menyadari kehadiran iklan-iklan rokok ini. Mahasiswa mengetahui iklan rokok dari media televisi dan billboard; tema iklan rokok yang paling berkesan adalah kejantanan (28%), petualangan (24%) persahabatan (20%), sindiran politik (8%), kepahlawanan (4%), humor (4%), persahabatan dan kesuksesan (4%), persahabatan-kesuksesan, kejantanan (8%), kejantanan-petualangan (4%). Mayoritas responden menyadari dampak buruk merokok bagi kesehatannya, namun mereka tetap merokok karena menyakini bahwa merokok dapat mendatangkan ketenangan dan konsentrasi dalam berkarya (36% ), sebagai “teman” berkreasi ( 28% ), sebagai sarana inspirasi karyanya (20% ) dan rokok dianggap dapat memfasilitasi ide (16%).

Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana peran pesan iklan dalam meneguhkan keyakinan merokok para mahasiswa perokok tersebut ? Untuk itu perlu dikaji lebih dalam bagaimana cara mahasiswa perokok memaknai persuasi iklan visual rokok. Khususnya bagaimana tipe kepribadian mahasiswa perokok berperan dalam proses pemaknaan tersebut. Karena dengan mengetahui pola pemaknaan mahasiswa terhadap iklan rokok, dapat ditemukan hal-hal dalam iklan yang mendorong mahasiswa untuk merokok. Selanjutnya dapat disimpulkan pendekatan persuasi visual iklan rokok


(18)

6 (gambar, warna, tipografi atau tata letak) yang dipandang paling persuasif bagi mahasiswa perokok. Hasil penelitian tentang iklan rokok ini dapat di- manfaatkan untuk mendesain iklan sosialisasi bahaya rokok yang lebih efektif, karena bertitik tolak dari penghayatan pribadi pengguna rokok terhadap iklan rokok. Jadi, kekuatan persuasi visual iklan rokok dimanfaatkan untuk membujuk para perokok agar berhenti merokok. Diharapkan temuan penelitian ini dapat memperkaya pendekatan perancangan kampanye anti rokok yang selama ini terlalu terfokus pada pendekatan rasa takut (fear appeals).

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah psikologi analitik dari Carl Gustav Jung. Dalam pandangan Jung pribadi manusia bersifat holistik dan harmonis. Menurut Jung, perilaku manusia di saat ini dikondisikan bukan hanya oleh masa lalunya (causality), tetapi juga oleh masa depannya (teleology) dalam bentuk tujuan hidup dan aspirasinya (www.psy- cnet.apa.org). Seorang individu didorong oleh kekuatan arketipe dan komp- leks yang berasal dari masa lalu dan bersamaan dengan itu juga ditarik ke arah masa depan oleh kebutuhan aktualisasi diri, individuasi, fungsi transendensi dan kemandirian (Smith & Vetter, 1991:107).

Jung menggambarkan kepribadian sebagai suatu entitas organis yang tersusun atas tiga lapisan: kesadaran, taksadar personal dan taksadar kolektif. Di lapisan kesadaran terdapat ego sebagai pusatnya, yang berperan penting menyaring pikiran, perasaan dan ingatan yang diijinkan masuk kesadaran. Tanpa ego, jiwa manusia akan kacau karena dibanjiri semua pengalaman


(19)

7 yang bebas memasuki kesadaran. Pengalaman yang tak disetujui ego tidak lenyap, tetapi tersimpan dalam taksadar pribadi dan sewaktu-waktu dapat diakses oleh kesadaran. Selain itu, di lapisan taksadar pribadi terdapat kompleks-kompleks (complexes). Kompleks adalah kumpulan pikiran-perasaan bermuatan emosi kuat yang sewaktu-waktu dapat muncul ke pikiran sadar, bahkan kompleks mampu menguasai alam sadar seseorang. Faktor penyumbang timbulnya kompleks selain trauma di masa kecil, juga bersumber dari archetype yang berada di lapisan taksadar kolektif. Taksadar kolektif adalah lapisan terdalam jiwa manusia yang merupakan temuan Jung paling original. Dibanding dengan taksadar personal yang unik bagi setiap individu, taksadar kolektif bersifat sama bagi setiap manusia. Tak sadar kolektif merupakan warisan nenek moyang di masa lalu dan taksadar kolektif tidak dapat diakses oleh kesadaran. Isi lapisan taksadar kolektif terdiri dari arketipe-arketipe (archetypes), yakni suatu pola pikir universal atau predisposisi untuk memandang dunia dalam cara tertentu (www.psyking.net). Hal ini jelas dalam manifestasi arketipe berupa mitos, legenda, foklor, mimpi dan simbol dari berbagai bangsa diberbagai penjuru dunia yang memiliki kemiripan satu sama lainnya. Menurut teori Jung, lingkungan dan pengkondisian (conditioning) memainkan peran penting di dalam kepribadian seseorang, dengan cara berinteraksi dengan arketipe (Bischof, 1970). Ada berbagai arketipe seperti arketipe ibu, kekuasaan, setan, bapak, anima, animus, hero, ibu dan the shadow. Melalui manifestasi arketipe inilah alam taksadar kolektif dapat diakses.


(20)

8 Disamping ego, kompleks dan arketipe yang memiliki daerah operasinya masing-masing , terdapat sikap (ektrovert dan introvert) dan fungsi (pikiran-perasaan-sensasi dan intuisi) yang beroperasi pada semua tingkat kesadaran. Berdasarkan sikap dan fungsi ini Jung membuat suatu tipologi kepribadian manusia yang kemudian dikembangkan oleh Briggs menjadi Myer Briggs Typology Inventory (MBTI), suatu alat ukur untuk mengidentifikasi 16 tipe kepribadian manusia. Dewasa ini, MBTI merupakan tes kepribadian terbaik atau setidaknya tes yang paling luas dipakai (Walsh, 2013: 57). MBTI telah dipakai oleh 89 dari 100 perusahaan Fortune dan diterjemahkan ke dalam 24 bahasa dan digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan dan militer di seluruh penjuru dunia (www.bbc.co.uk).

Teori Kepribadian Jung/Briggs memiliki empat pasangan tipe dasar pribadi manusia yakni: extrovert-introvert, sensing-intuition, thinking-feeling, judging-perceiving. Tipe dasar ekstrovert adalah orang yang memfokuskan perhatiannya kepada dunia eksternal manusia, seperti benda-benda dan berbagai hal di luar dirinya; sebaliknya, tipe introvert memfokuskan perhatiannya kepada dunia internal berupa pikiran, perasaan dan gagasan. Tipe pribadi pengindra (sensing) adalah seseorang yang cenderung menerima informasi dengan ke lima inderanya secara terinci; di sisi lain tipe intuitif (intuiting) menerima informasi melalui perkiraan/indera keenam secara utuh. Tipe pemikir (thinking) mengolah informasi dengan “kepalanya” melalui analisis; sebaliknya tipe perasa (feeling) mengolah informasi dengan hatinya melalui apresiasi. Tipe pribadi penilai (judging) adalah individu dengan gaya


(21)

9 hidup terencana, terjadwal dan memiliki tujuan yang jelas, sebaliknya tipe perceiving menjalankan gaya hidup yang fleksibel dan luwes.

Test MBTI telah diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang memerlukan gambaran tentang tipe kepribadian seseorang, antara lain pendidikan, karir, konseling, komunikasi di lingkungan sekolah, perusahaan, keluarga atau untuk kebutuhan personal. Dalam penelitian ini test MBTI diterapkan dalam bidang desain iklan sebagai alat bantu untuk memahami bagaimana tipe kepribadian mewarnai pemahaman perokok terhadap iklan. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelum- nya, maka penulis bermaksud melakukan penelitian berjudul TIPE KEPRI- BADIAN MAHASISWA PEROKOK DAN PERSUASI VISUAL IKLAN ROKOK: Studi Kualitatif tentang Pemaknaan Persuasi Visual Iklan Rokok oleh Mahasiswa Perokok di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha ditinjau dari Teori Kepribadian Jung.

1.2Rumusan Masalah

Pertanyaan utama penelitian dalam tesis ini:

Bagaimana mahasiswa perokok FSRD UK Maranatha bertipe kepri- badian tertentu memaknai persuasi visual iklan rokok.

Pertanyaan pokok ini terbagi atas tiga subpertanyaan :

1. Bagaimana mahasiswa perokok bertipe dasar Extrovert-Introvert; Sensing-Intuiting; Thinking-Feeling; Judging-Perceiving memak- nai persuasi iklan rokok ?


(22)

10 2. Bagaimana daya persuasi visual iklan rokok terhadap mahasiswa? Hal-hal apakah di dalam iklan yang dapat mendorong mahasiswa bertipe dasar Extrovert-Introvert; Sensing-Intuiting; Thinking-Fee- ling; Judging-Perceiving untuk merokok?

3. Bagaimana mahasiswa perokok memaknai persuasi visual iklan rokok ditinjau dari teori Jung secara makro (causality, teleology, kompleks dan archetypes)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengungkap:

Pemaknaan persuasi visual iklan rokok oleh mahasiswa perokok FSRD UK Maranatha bertipe pribadi tertentu.

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengungkap:

1. Pemaknaan Persuasi Visual Iklan Rokok oleh Mahasiswa Perokok ditinjau dari preferensi dasar kepribadian Jung/Briggs.

2. Elemen visual iklan yang berperan mendorong mahasiswa dengan preferensi kepribadian tertentu untuk merokok.

3. Pemaknaan persuasi visual iklan rokok oleh mahasiswa perokok ditinjau dari teori Jung secara makro.

1.4 Kegunaan Penelitian


(23)

11 1. Bidang Psikologi Kesehatan dan Psikologi Periklanan untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuan psikologi secara lebih komprehensif terutama tentang pemaknaan iklan rokok oleh mahasiswa perokok dengan tipe kepribadian berdasarkan teori psikoanalitik Jung;

2. Bidang Desain Komunikasi Visual sebagai masukan dalam me- ngembangkan penelitian lebih lanjut tentang strategi perancangan kampanye anti rokok yang memanfaatkan teknik persuasi visual yang dipelajari dari iklan rokok.

Secara praktis penelitian ini berguna bagi:

Para perancang iklan untuk memberi gambaran yang lebih komprehensif tentang komunikasi visual periklanan sehingga dapat menyadarkan bahwa daya persuasi iklan harus dipergunakan seca- ra bertanggungjawab demi kebaikan umat manusia.


(24)

131

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Mahasiswa perokok FSRD UK Maranatha memaknai persuasi visual iklan rokok secara berbeda-beda. Perbedaan ini bersumber pada perbedaan tipe dasar pribadi masing-masing: ekstrovert, introvert, thinking, feeling, sensing, intuiting, judging dan perceiving. Ditinjau dari cara mahasiswa memaknai iklan rokok, maka terdapat dua kelompok pemaknaan iklan oleh mahasiswa FSRD. Pola bingkai dan pola luar bingkai.

Kelompok pertama menafsirkan iklan dengan memfokuskan perhatiannya kepada apa yang terjadi di dalam bingkai iklan. Cerita, makna atau kesimpulan tentang iklan diperoleh dengan “ membaca” perilaku model, latar belakang, properti, bentuk, warna, simbol, tipografi yang terdapat di dalam bingkai iklan rokok tersebut. Misalnya makna atau cerita tentang rokok merek tertentu terkesan jantan diperoleh dari informasi visual iklan (tipe ekstrovert, sensing). Pola bingkai ini wajar terjadi pada mahasiswa senirupa karena mahasiswa seni rupa cenderung tertarik dengan aspek formal iklan (warna, huruf, bentuk, figur).

Pemaknaan kelompok kedua tidak berhenti di dalam batasan bingkai iklan, tetapi mahasiswa memaknai iklan ke luar dari bingkai iklan dengan cara menambahkan informasi dari luar bingkai iklan. Ini dilakukan dengan


(25)

132

cara menghubungkan tampilan iklan dengan harapan/cita-cita/impian/ fantasi tentang masa yang akan datang; perokok ingin menjadi seperti tokoh yang diiklankan (tipe judging, thinking); menghubungkan iklan dengan ingatan masa lalu tentang suatu benda atau peristiwa yang tersimpan dalam memori mahasiswa perokok baik secara sadar ataupun tak sadar. Perokok teringat sesuatu dari masa lalu (tipe introvert, intuiting); Menghubungkan iklan dengan identitas diri mahasiswa perokok. Perokok mengatakan iklan merupakan cerminan dirinya (perceiving, feeling); menghubungkan iklan dengan tema/kejadian yang berbeda atau jauh dari apa yang ditampilkan dalam iklan, seperti kebebasan, hak azasi, moralitas, keadilan, politik, bahkan khayalan pribadinya (ekstrovert, introvert). Pola luar bingkai inipun wajar terjadi pada mahasiswa FSRD yang cenderung imajinatif dan berdaya khayal tinggi.

Bertitik tolak dari pola-pola pemaknaan iklan di atas dapat disusun hal-hal apa saja dalam iklan yang dapat mendorong mahasiswa untuk merokok. Dengan kata lain, iklan seperti apakah yang mendorong tipe dasar ekstrovert-introvert, sensing-intuting, thinking-feeling, judging-perceiving? Berdasarkan tipe dasar ini, terdapat empat pasangan tipe visual iklan, yaitu: iklan ekspresif-reflektif, iklan atraktif-impresif, iklan evaluatif-apresiatif dan iklan yang konklusif- improvisatif.

Iklan ekspresif adalah iklan yang mendorong pelihatnya untuk aktif mengungkapkan energinya keluar. Untuk itu iklan menampilkan dunia eksternal seperti manusia, peristiwa dan objek, dengan layout ‘ramai’ dan


(26)

133

adegan yang aktif-dinamis yang sesuai bagi tipe ekstrovert. Di pihak lain, iklan reflektif adalah iklan yang menarik pelihatnya ke dalam dirinya untuk berintrospeksi. Untuk itu iklan menghadirkan dunia internal berupa gagasan, objek tunggal, warna teduh, layout “tenang” dan adegan yang statis didalam iklan untuk memikat pribadi introvert.

Iklan atraktif adalah iklan yang berupaya menstimulasi panca indera pelihat dengan menyajikan informasi indrawi berupa warna, bentuk, tekstur, tataletak kuat, kontras dan eyecaching sehingga mempermudah penerimaan pesan oleh mahasiswa bertipe sensing. Di sisi lain, iklan impresif lebih menyajikan visualisasi yang memancing pelihatnya untuk melihat gagasan, prinsip dan pola dibalik warna, bentuk, tataletak sehingga iklan cocok bagi pribadi intuitif.

Iklan evaluatif adalah iklan yang menyajikan elemen visual yang mampu memfasilitasi penalaran objektif antara lain melalui warna kontras, bentuk-bentuk provokatif, gambar tunggalmakna, sinergi teks dan gambar, layout yang jelas dan tegas yang mampu memicu penalaran objektif dari pribadi thinking. Sebaliknya iklan apresiatif adalah iklan yang menyajikan bahan/elemen visual yang mampu memfasilitasi penalaran subjektif antara lain melalui warna lembut, gambar polysemy, sinergi gambar-teks, layout samar-berbaur akan mampu memicu penalaran subjektif pribadi bertipe feeling. Iklan yang konklusif menampilkan gaya hidup terencana, melalui grid yang jelas, visualisasi yang tegas, terfokus, jelas yang cocok bagi tipe judging. Sebaliknya, iklan improvisatif mengikuti alur perceiving atau gaya


(27)

134

hidup luwes dengan menyajikan desain dengan path layout, bergaya impresionistik, terbuka dan bebas akan menarik bagi bagi pribadi bertipe perceiving.

Akhirnya, ditinjau dari teori Jung secara makro (bagan 5.1), cara maha- siswa perokok memahami iklan rokok bukan hanya persoalan interpretasi seseorang terhadap iklan yang sedang dilihatnya. Tetapi dalam proses interpretasi iklan tersebut, tipe kepribadian menjadi predisposisi seorang mahasiswa perokok, apakah ia bertipe pemikir, ekstrovert, perasa atau lainnya. Ini semua akan menentukan corak pemahamannya terhadap iklan. Pemahaman iklan rokok itu sendiri memiliki dimensi masa kini, masa lalu dan masa depan yang turut mempengaruhi pemahaman iklan tersebut.

Seseorang dapat menjadi perokok saat ini karena dipengaruhi peng- alaman oleh masa lampaunya (masa kecil). Hampir semua informan memiliki pengalaman masa kecil melihat orang tuanya merokok, namun di kala itu sebagai anak ia belum/tidak boleh ikut merokok. Pengalaman ini tidak lenyap, tetapi disimpan di dalam alam taksadar personalnya. Pengalaman yang berada di alam taksadar ini turut berperan dalam pemaknaan iklan. Tergantung peristiwanya, peristiwa yang traumatik, dapat menimbulkan complexes. Bahkan kausalitas dalam teori Jung menjangkau jauh ke masa lampau para leluhur umat manusia, dalam ujud archetypes. Produsen rokok secara sadar memanfaatkan imaji-imaji archetype dalam iklannya, misalnya archetype pahlawan (hero), petualang (explorer), pemberontak (rebel) melalui


(28)

135

simbol/imaji tertentu. Simbol-simbol dalam iklan ini dimanfaatkan untuk mengaktivasi archetype serupa dalam diri konsumen. Misalnya archetype the Bagan 5.1 Pemahaman Iklan ditinjau dari Perspektif Teori Jung secara Makro

Sumber Gambar: Hasil Olahan Penulis

Shadow yang mewakili sisi gelap, pemberontakan (melalui rokok) dalam diri kaum muda. Selain itu, iklan rokok juga memanfaatkan archetype persona secara disfungsional. Iklan berupaya mengkonstruksi rokok sebagai kepribadian publik. Iklan rokok berupaya membangun citra bahwa perokok merupakan hal diterima publik, misalnya merokok sebagai cermin pria sejati/kelelakian, pemberani atau orang sukses.

Dalam teori Jung, selain pengaruh masa lampau, manusia juga diarahkan oleh gagasan-gagasan yang dimilikinya tentang masa depan, seperti tujuan,


(29)

136

makna, nilai dan lain sebagainya (teleologi). Teleologi meyakini bahwa peristiwa-peristiwa masa kini dimotivasi oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi ke depan yang mengarahkan tujuan seseorang. Dalam iklan rokok, teleologi dipakai untuk membangkitkan kecemasan publik. Sehingga orang tidak puas dengan dirinya sekarang dan ingin menjadi seperti pria maskulin, figur sukses, bergaya hidup kelas atas, sosok kreatif seperti yang divisualisasikan dalam iklan rokok. Iklan membangkitkan/memberi hope/harapan (semu) kepada pelihat iklan bahwa mereka dapat meraih atau memiliki hal serupa dengan mengkonsumsi rokok merek tertentu (perilaku)(Bagan 5.1).

5.2 Saran

Para desainer grafis dapat memanfaatkan temuan penelitian ini sebagai pendekatan alternatif untuk merancang iklan anti rokok yang selama ini terlalu didominasi oleh iklan-iklan yang membangkitkan rasa takut (fear appeals). Sebagai alternatif, pendekatan yang digunakan iklan rokok untuk mempersuasi mahasiswa melalui pendekatan rich image (Pollay) dengan memperhitungkan faktor-faktor tipe kepribadian mahasiswa perokok (introvert, ekstrovert, sensing, intuiting, thinking, feeling, judging, perceiving), Complexes dan Archetype dapat digunakan dalam perancangan iklan antirokok.

Selain itu, para desainer grafis dapat memanfaatkan penelitian ini untuk lebih menegakkan etika profesinya sebagai desainer dalam menangani berbagai desain iklan produk yang kontroversial.


(30)

137

Fakultas Seni Rupa, khususnya program Desain Komunikasi Visual dapat memanfaatkan hasil temuan penelitian sebagai bahan ajar untuk merancang poster sosialisasi bahaya merokok.

Mahasiswa dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk melihat berbagai cara yang dilakukan oleh industri rokok dalam memanipulasi generasi muda untuk mengkonsumsi rokok, sehingga para mahasiswa lebih waspada terhadap berbagai siasat persuasi iklan rokok.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian serupa terhadap mahasiswa non perokok untuk melihat bagaimana mahasiswa bukan perokok memaknai iklan rokok. Atau penelitian sejenis dapat dilakukan pada mahasiswa perokok tetapi dengan menggunakan iklan anti merokok. Selain itu penelitian ini juga membuka peluang bagi penelitian lanjutan mengenai achetypal branding yakni komunikasi simbol-simbol dalam tampilan iklan dengan archetypes di dalam taksadar kolektif konsumen.


(31)

192

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian. (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.

Arntson, Amy E. 2007. Graphic Design Basics. (5th Ed.). USA: Thomson Wadsworth. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian:Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arens, William F. 1999. Contemporary Advertising. (7thEd).USA:Irwin/McGraw-Hill. Barry, Pete. 2012. The Advertising Concept Book. (2nd Ed). London: Thames & Hudson. Berger, John.1998. Ways of Seeing. London: Penguin Books.

Bergstrom, Bo. 2008. The Essentials of Visual Communication. London: Laurence King Publishing Ltd.

Bischof, Ledford. 1970. Interpreting Personality Theories. (2nd Ed.). New York: Harper Row Publishers.

Boeree, C. George. 2010. Personality Theories. Yogyakarta: Prima Sophie.

Bovee, Coutland L. & William Arens. 1992. Contemporary Advertising. USA: Richard D. Irwin Inc.

Brennan, James. 2003. Sejarah dan Sistem Psikologi. (Edisi 6). Jakarta: Rajawali Press. Brierley, Sean. 2005. The Advertising Handbook. London: Routledge.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Burtenshaw, Ken, Nik Mahon & Caroline Barfoot. 2011. The Fundamentals of Creative Advertising. (2nd Ed.). Singapore: AVA Book.


(32)

193

Chickering, A.W. & Reisser. 1993. Education and Identity. San Francisco: Jossey-Bass. Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Refika Aditama Press.

Creswell, John W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danesi, Marcel. 2007. The Quest for Meaning: A Guide to Semiotic Theory and Practice. Toronto: University of Toronto Press.

Davis, Joel J.2013. Penelitian Periklanan:Teori Praktik. Edisi Kedua. Jakarta. Rajawali Press.

Davido, Rosaline. 2012. Mengenal Anak Melalui Gambar. Jakarta:Salemba Press. Durianto, Darmadi, Sugiarto, Anton W.W., & Hendrawan S. 2002. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif: Strategi, Program dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Gramedia. Dyer, Gillian. 1982. Advertising as Communication. London: Routledge.

Echols, John M. 2006. Kamus Inggris -Indonesia. Terj. Hassan Shadily, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ewen, Stuart & Elisabeth.1992. Channels of Desire: Mass Images and the Shaping of American Consciousness. Minneapolis:University of Minneapolis Press.

Feist, Jess & Gregory J. F. 2008. Theories of Personality. (Ed. 6). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Flanagan, John Sommers & Rita Sommers Flanagan.2004.Counseling and psychotherapy theories in context and practice: Skills, strategies, and techniques.Hoboken, New Jersey. John Wiley & Sons.


(33)

194

J.Slade(Eds.), Nicotine addiction:Principles and management (pp 365-384). New York: Oxford.

Frith, Kathrine Toland & Barbara Mueller.2003. Advertising and Societies. New York: Peter Lang Publishing.

Furdyantanta, Ki. 2011. Psikologi Kepribadian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Furth, Gregg M. 2002. The Secret World of Drawings:A Jungian Approach to Healing Through Art. Canada: Inner City Books.

Funder, David C. The Personality Puzzle. (3rd Ed.). New York: WW Norton & Company.

Gass, Robert. H., & Seiter, John S. Seiter (2003). Persuasion, Social Influence, and Compliance Gaining . (2ndEd.). Boston: Allyn & Bacon.

Hackley, Chris. 2008. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Approach. (2nd Ed.). London: Sage.

Hall, Calvin S.,&Vernon Nordby.1973. A Primer of Jungian Psychology. New York: Mentor Book.

Hall, Calvin S., & Lindzey Gardner. 1957. Theories of Personality. Hoboken, NJ, USA: John Wiley & Sons.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hartwell,Margaret & Joshua C. Chen. 2012. Archetypes in Branding: A Toolkit for Creatives and Strategist.


(34)

195

Periklanan Indonesia.

Hegarty, John. 2011. Hegarty on Advertising: Turning Intelligence into Magic. London: Thames & Hudson.

Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling Bogor: Ghalia.

Hjelle, L. A., & Ziegler, D. J. 1992. Personality Theories. Basic Assumptions, Research ,and Applications. New York.

Hogg, James (ed).1970. Psychology and the Visual Arts. Australia: Penguin.

Holt, Douglas B. , Douglas Cameron. 2010. Cultural Strategy: Using Innovative Ideologies to Build Breakthrough Brands.USA: Oxford University Press

.

Hurlock, E.B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Ed. 5). Jakarta: Erlangga.

Ishak, Aswad, Fajar Junaedi, Setio Budi HH, Agung Prabowo. 2011. Mix Methodology Dalam Penelitian Komunikasi. Yogya: Mata Padi Pressindo.

Jung, Carl G.1991. The Collected Works: The Structure and The Dynamics of the Psyche, volume eight. London: Routledge.

Jung, Carl G. 1982. Man and His Symbols. New York: Laurel Books. Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

---. 2007. Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok strategi Menggiring Anak Merokok. Hasil Pemantauan Aktivitas Industri Rokok di Indonesia Januari-Oktober 2007. Jakarta: KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia).


(35)

196

Design. (2nd Ed.). London: Routledge.

Landa, Robin. 2010. Advertising by Design. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Leroux, Paul, & Peg Corwin. 2007. Visual Selling. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Lidwell, William, Kritina Holden & Jill Butler. 2003. Universal Principles of Design, Beverly: Rockport Publishers, Inc.

Malamed, Connie. 2009. Visual Language for Designers: Principles for Creating Graphics that People Understands. Beverly: Rockport Publishers, Inc. Manca, Luigi, Alessandra Manca, & Gail W. Pieper. 2012. Utopian Images and Narratives in Advertising: Dreams for Sale.

Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Mark, Margaret, Carol Pearson, & Carol S. Pearson. 2001. The Hero and the Outlaw: Building Extraordinary Brands Through the Power of Archetypes.

Monks, F.J., Knoers A.M.P., & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Mueler, Barbara & Katherine Toland Frith. 2003. Advertising and Societies: Global Issues. New York: Peter Lang Publishing.

O'Guinn ,Thomas, Chris Allen, Richard J. Semenik. 2011. Advertising and Integrated Brand Promotion. (6th Ed.).New York.

O’Shaugnessy, John & Nicholas Jackson O’Shaugnessy. 2003. Marketing Power of Emotion. New York: Oxford University Press Inc.

O’Shaugnessy, John & Nicholas Jackson O’Shaugnessy. 2004. Persuasion in Advertising. London: Routledge.


(36)

197

Ed.) Wiley.

Rapaille, Clotaire. 2007. The Culture Code: An Ingenious Way to Understand Why People Around the World Live and Buy as They Do.

Ratna, Nyoman Kutha.2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Riduwan, MBA. 2006. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rifan, Achmad Rifai.2000. Merokok Haram. Bandung: Republika.

Samara, Timothy. 2007. Design Elements: A Graphic Style Manual. New York: Rockport Publishers Inc.

Samara, Timothy. 2010. The Designer’s Graphic Stew: Visual Ingredients, Techniques,and Layout Recipes for Graphic Designers. New York: Rockport Publishers Inc.

Santrock. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Santrock. 2007. Perkembangan Anak. (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Satori, Djam’an, dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2012. Terorisme di Indonesia: Dalam Tinjauan Psikologi. Jakarta. Pustaka Alvabet.

Schroeder, Jonathan E. 2002. Visual Consumption.London: Routledge.

Sebatu, Alfons. 1994. Psikologi Jung:Aspek Kepribadian dalam Kepribadian Manusia. Jakarta: Gramedia.


(37)

198

Indonesia. Kongres Nasional XII Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Bukitinggi.

Siebert, Lori & Mary Cropper.1993. Working with Words and Pictures. Ohio: North Light Books.

Smith, Ronald et.al.1986. Psychology:Thefrontiers of Behaviour. Cambridge: Harper Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press. ---2012. The Psychology Book. London: Dorling Kindersley.

Weibacher, William M. 1984. Advertising. (2nd Ed.). New York: Macmillan Publishing Company.

Walsh, Brian. 2013. What Type Are You dalam The Science of You. The Factors That Shape Your Personality. NewYork: Time Books.

Internet

Ash, Lucy.2012. Personality tests: Can they identify the real you? Diakses tanggal 12

Mei 2013, dari http://www.bbc.co.uk/news/magazine-18723950

---. 1991. Archetype Project Summary. Diakses tanggal 2 Agustus 2013, dari

http://tobaccodocuments.org/ landman/2075842890-2904.html

---.2010. A Glossary of Jungian Terms diakses 12 Mei 2013 dari http://www.terrapsych.com/ jungdefs.html.

BBC News. (2002, Oct 22). R.I.P. Tobacco Advertising. diakses 1 Oktober 2013, dari news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/2350035.stm


(38)

199

Chamim, Mardiyah, dkk. (2013). A giant pack of lies. Diakses 13 Agustus, 2013, dari fkm.unej.ac.id/en/publikasi

---(2011). Concept of Archetypes at Carl Jung, diakses 20 mei 3013 dari http://www.carl-jung.net/archetypes.html.

Grutzner, Frits. 2011. Using archetypes to build strong brands. Orca Views. diakses 4 Juli 2013, 12.13, dari http://brandgarten.com

Dujmovic, Mauro. (2006). Hope & Advertising. The University of Pula, Croatia. diakses Juli 6, 2013, from www.inter-diciplinary.net

Hall & Nordby. (1973). Archetype. diakses 2 Juli 2013, dari http://www. terrapsych.com/jungdefs.html

Hall, Calvin S. Lindzey, Gardner , (1957). Theories of personality. , (pp. 76-113). Hoboken, NJ, US: John Wiley & Sons Inc, xi, 572 pp. doi: 10.1037/10910-003 http://psycnet.apa.org/books/10910/003

Hanewinkel, Reiner, Barbara Isensee, James D.Sargent & Matthis Morgenstein. 2011. Cigarette Advertising and Teen Smoking Initiation.Diakses tanggal 20 April 2013, dari http://pediatrics.aapublications.org/content/127/2/e271.full.html

Julianto, Irwan. (2013).Pro-Kontra Regulasi Rokok di Indonesia. Diakses 30 April 2013 dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/01/1727590/Pro-Kontra Regu- lasi Rokok di Indonesia.

--- , (2013). Glossary of Jungian Terms: Archetypal Image: Diakses 22 Juni 2013, dari http://www.carl-jung.net/glossary.html.

Kilbourne, Jean. (---).Targets of Cigarette Advertising. Diakses 12 agustus 2013, dari http://www.health20-20.org/article/140/for-your-information/ advertising


(39)

200

Komalasari, Dian, & Avin Fadilla Helmi. (2000). Faktor Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Diakses 20 Juni 2012, dari http://aavin.stafff.ugm.ac.id Kompasiana. (2010). Merokok tidak perlu. Diakses 2 Nov, 2010, dari

http://kesehatan.kompasiana.com/medis.html.

---2011. Themes of advertising. Diakses 12 April 2013, dari knoji.com/themes- of-advertising

Leventhal, Howardl & Cleary, Paul, D. (1980). The Smoking Problem: A review in the research and theory in behavioral risk modification. Psychological Bulletin, 88, 370- 405.

Moss, Robert.(2010). Image as Energy Carriers. Diakses tanggal 1 Juli 2013, dari www.robertmossblogspot.com.

Mulyadi seto, 2011. Anak-anak, Merokoklah! diakses 26, Mei 2013 dari http/: /www. kompas.com.

Mu’tadin, Zainun. (2002). Remaja dan Rokok . Diakses 5 Juni 2002, dari www.e-psiko- logi.com.

--- (26 Jan 2013). Belanja Iklan Rokok Selalu Bertengger di Atas. Atasi Regulasi dengan Kreatif. Diakses 15 Juli, 2013, dari http://www.neraca.co.id Patton, Michael Quinn.2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Parent Herald News. (2013). Cigarette Ads Influence Teen Smoking. Retrieved Juni 13, 2013, from http: //www.parentherald.com

Peeples, Lynne. (18 Jan 2011) - Can cigarette ads really lure kids to smoke? diakses Juni 13, 2013, dari http: //www.reuters.com


(40)

201

Advertising Works:. History of Advertising Archives Faculty of Commerce, UBC Vancouver, Canada V6T. Retrieved July 4, 2013, from www.smoke-free.ca

Pollay, Richard W.2007. Targeting The Young is an Old Story: A History of Cigarette Advertising to the Young.diakses Juni 13, 2013, dari faculty.quinnipiac.edu

Randazoo, Sal. (2006). “Subaru: The Emotional Myth behind the Brands Growth.” Journal of Advertising Research, diakses tanggal 12 Mei 2013 dari

Redmond, WA. 2008. "Smoking." Microsoft® Encarta® 2009 [DVD].: Microsoft Corporation.

Rossiter and Percy. (1981). Effects of Picture Size and Color on Brand Attitude Responses. diakses July 13, 2013, dari www.acrwebsite.org

Rosalyn.( 2012 ).Notes On Personality. Diakses dari http://www.psyking.net/HTMLobj - 3021/Summary_Notes.Personality-202.pdfjung,

Ries, Laura. (2012). Visual Hammer, diakses tanggal 12 Mei 2013 dari www.ries.typad.com

--- (2013) Big Idea in Advertising. Diakses tanggal 12 Mei 2013, dari

http://www.engel journal.com/define-big-idea-inadvertising/copywriting/2010/01/16/. --- (2013) Themes of Advertising. Diakses tanggal 12 Mei 2013, dari

http://advertising. knoji.com/themes-of-advertising/

Sani, A. 2005. Pengalaman 3 Tahun Pelayanan Klinik Berhenti Merokok, Yayasan Jantung Indonesia. diakses tanggal 31 Juli 2013. dari http://www.angelnet.info/ index.php?

Smith.E.A., & Malone R.E.2004. “Creative Solutions”: selling cigarettes in a smoke free world. Diakses tanggal 30 Juli 2013, dari http://www.escholarship.org/uc/item


(41)

202

/7j02r9gd.

Supadmi, Sri.(7 Oktober 2010). Memerangi Rokok di Tengah Iklan. Diakses tanggal 30 Juli 2013, dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/01/1727590/Pro- Kontra Regulasi Rokok di Indonesia.

Svetlana, & Kalnova. (2011).Viewer Processing of Archetypal Imagery in Advertising: Effects of Symbolic Content on Topic and Message Evaluations. Retrieved July 4, 2013, h.12, from http://udini.proquest.com/view/viewer -processing-of-archetypal- Octaria, Yessy Crosita. (2011). Mengapa Indonesia Harus Melarang Iklan Rokok.

Diakses 13 Agt, 2013, dari http://www.tempo.co/read/kolom/ 2011/06/08/393/ Mengapa -Indonesia-Harus-Melarang-Iklan-Rokok

---2000. The Ad and The Ego: Ruminations. Diakses 13 Agustus, 2013 dari http://www.ruminations.co.nz

Tim KPAI. (2013). Menyelamatkan anak dari bahaya rokok. Diakses 3 Mei 2013, dari http://www.kpai.go.id.

---.(2012 ) .Understanding Jung: The Basic Concepts

diakses 3 Juni 2013 dari http://www.cgjungny.org/continuinged.html Thompson, Rich. 2013. No, we haven’t been “duped” by the world’s most popular personality assessment. Diakses tanggal 12 Mei 2013.dari http//:http://www. cppblogcentral.com/

Mickelsen, J.Carr (---).The Ad and the Ego: Transcript. Diakses 10 Juni 2013 dari www.webpages.uidaho.

Wulandari, Devi. (Maret, 2007). Peranan Afeksi Negatif Terhadap Perilaku Merokok Dewasa Awal. 2007, Jurnal Universitas Paramadina vol 5 no. 1 Maret 2007.


(42)

203

diakses 5 Agustus 2014, https://lib.atmajaya.ac.id/ default.aspx? tabID=61 &id=93865&src=a

Widiyarso, J. 2008. Iklan Rokok Merajalela, Remaja Merokok Meningkat. Diakses 20 Juli 2010 darihttp://gudeg.net/news/2008/05/3595

Widiyani, Rosmha. 2013. Tak Ratifikasi FCTC, Indonesia Sasaran Rokok Impor. Diakses 19 Agustus 2013. darihttp://health.kompas.com/read/2013/10/07/1717217/

--- Larangan Merokok . Diakses 10 Juli 2013. dari http://www.tempo.co/topik /masalah/1142/ Larangan-Merokok

--- Indonesia Menjadi Surga bagi Iklan Rokok. Diakses 17 Agustus 2013 dari http://www. metrotvnews. com/ lifestyle/read/ 2013/05/31 /913/158201/. --- The Ad and The Ego Official Study Guide. Diakses 20 Agustus dari

http://robwilliamsmedia.com/downloads/robwilliams_adego.pdf ---Summary of "The ad and the ego". Diakses tanggal 23 Agustus dari

http://hope.journ. wwu.edu/tpilgrim/j190/Ad.ego.vidsum.html


(1)

198 Indonesia. Kongres Nasional XII Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI),

Bukitinggi.

Siebert, Lori & Mary Cropper.1993. Working with Words and Pictures. Ohio: North Light Books.

Smith, Ronald et.al.1986. Psychology:Thefrontiers of Behaviour. Cambridge: Harper Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press. ---2012. The Psychology Book. London: Dorling Kindersley.

Weibacher, William M. 1984. Advertising. (2nd Ed.). New York: Macmillan Publishing Company.

Walsh, Brian. 2013. What Type Are You dalam The Science of You. The Factors That Shape Your Personality. NewYork: Time Books.

Internet

Ash, Lucy.2012. Personality tests: Can they identify the real you? Diakses tanggal 12

Mei 2013, dari http://www.bbc.co.uk/news/magazine-18723950

---. 1991. Archetype Project Summary. Diakses tanggal 2 Agustus 2013, dari http://tobaccodocuments.org/ landman/2075842890-2904.html

---.2010.A Glossary of Jungian Terms diakses 12 Mei 2013 dari http://www.terrapsych.com/ jungdefs.html.

BBC News. (2002, Oct 22). R.I.P. Tobacco Advertising. diakses 1 Oktober 2013, dari news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/2350035.stm


(2)

199 Chamim, Mardiyah, dkk. (2013). A giant pack of lies. Diakses 13 Agustus, 2013, dari fkm.unej.ac.id/en/publikasi

---(2011). Concept of Archetypes at Carl Jung, diakses 20 mei 3013 dari http://www.carl-jung.net/archetypes.html.

Grutzner, Frits. 2011. Using archetypes to build strong brands. Orca Views. diakses 4 Juli 2013, 12.13, dari http://brandgarten.com

Dujmovic, Mauro. (2006). Hope & Advertising. The University of Pula, Croatia. diakses Juli 6, 2013, from www.inter-diciplinary.net

Hall & Nordby. (1973). Archetype. diakses 2 Juli 2013, dari http://www. terrapsych.com/jungdefs.html

Hall, Calvin S. Lindzey, Gardner , (1957). Theories of personality. , (pp. 76-113). Hoboken, NJ, US: John Wiley & Sons Inc, xi, 572 pp. doi: 10.1037/10910-003 http://psycnet.apa.org/books/10910/003

Hanewinkel, Reiner, Barbara Isensee, James D.Sargent & Matthis Morgenstein. 2011. Cigarette Advertising and Teen Smoking Initiation.Diakses tanggal 20 April 2013, dari http://pediatrics.aapublications.org/content/127/2/e271.full.html

Julianto, Irwan. (2013). Pro-Kontra Regulasi Rokok di Indonesia. Diakses 30 April 2013 dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/01/1727590/Pro-Kontra Regu- lasi Rokok di Indonesia.

--- , (2013). Glossary of Jungian Terms: Archetypal Image: Diakses 22 Juni 2013, dari http://www.carl-jung.net/glossary.html.

Kilbourne, Jean. (---).Targets of Cigarette Advertising. Diakses 12 agustus 2013, dari http://www.health20-20.org/article/140/for-your-information/ advertising


(3)

200 Komalasari, Dian, & Avin Fadilla Helmi. (2000). Faktor Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Diakses 20 Juni 2012, dari http://aavin.stafff.ugm.ac.id Kompasiana. (2010). Merokok tidak perlu. Diakses 2 Nov, 2010, dari

http://kesehatan.kompasiana.com/medis.html.

---2011. Themes of advertising. Diakses 12 April 2013, dari knoji.com/themes- of-advertising

Leventhal, Howardl & Cleary, Paul, D. (1980). The Smoking Problem: A review in the research and theory in behavioral risk modification. Psychological Bulletin, 88, 370- 405.

Moss, Robert.(2010). Image as Energy Carriers. Diakses tanggal 1 Juli 2013, dari www.robertmossblogspot.com.

Mulyadi seto, 2011. Anak-anak, Merokoklah! diakses 26, Mei 2013 dari http/: /www. kompas.com.

Mu’tadin, Zainun. (2002). Remaja dan Rokok . Diakses 5 Juni 2002, dari www.e-psiko- logi.com.

--- (26 Jan 2013). Belanja Iklan Rokok Selalu Bertengger di Atas. Atasi Regulasi dengan Kreatif. Diakses 15 Juli, 2013, dari http://www.neraca.co.id Patton, Michael Quinn.2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Parent Herald News. (2013). Cigarette Ads Influence Teen Smoking. Retrieved Juni 13, 2013, from http: //www.parentherald.com

Peeples, Lynne. (18 Jan 2011) - Can cigarette ads really lure kids to smoke? diakses Juni 13, 2013, dari http: //www.reuters.com


(4)

201 Advertising Works:. History of Advertising Archives Faculty of Commerce, UBC Vancouver, Canada V6T. Retrieved July 4, 2013, from www.smoke-free.ca

Pollay, Richard W. 2007. Targeting The Young is an Old Story: A History of Cigarette Advertising to the Young.diakses Juni 13, 2013, dari faculty.quinnipiac.edu

Randazoo, Sal. (2006). “Subaru: The Emotional Myth behind the Brands Growth.”

Journal of Advertising Research, diakses tanggal 12 Mei 2013 dari

Redmond, WA. 2008. "Smoking." Microsoft® Encarta® 2009 [DVD].: Microsoft Corporation.

RossiterandPercy. (1981). Effects of Picture Size and Color on Brand Attitude Responses. diakses July 13, 2013, dari www.acrwebsite.org

Rosalyn.( 2012 ).Notes On Personality. Diakses dari http://www.psyking.net/HTMLobj - 3021/Summary_Notes.Personality-202.pdfjung,

Ries, Laura. (2012). Visual Hammer, diakses tanggal 12 Mei 2013 dari www.ries.typad.com

--- (2013) Big Idea in Advertising. Diakses tanggal 12 Mei 2013, dari

http://www.engel journal.com/define-big-idea-inadvertising/copywriting/2010/01/16/. --- (2013) Themes of Advertising. Diakses tanggal 12 Mei 2013, dari

http://advertising. knoji.com/themes-of-advertising/

Sani, A. 2005. Pengalaman 3 Tahun Pelayanan Klinik Berhenti Merokok, Yayasan Jantung Indonesia. diakses tanggal 31 Juli 2013. dari http://www.angelnet.info/ index.php?

Smith.E.A., & Malone R.E.2004. “Creative Solutions”: selling cigarettes in a smoke free


(5)

202 /7j02r9gd.

Supadmi, Sri.(7 Oktober 2010). Memerangi Rokok di Tengah Iklan. Diakses tanggal 30 Juli 2013, dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/01/1727590/Pro- Kontra Regulasi Rokok di Indonesia.

Svetlana, & Kalnova. (2011).Viewer Processing of Archetypal Imagery in Advertising: Effects of Symbolic Content on Topic and Message Evaluations. Retrieved July 4, 2013, h.12, from http://udini.proquest.com/view/viewer -processing-of-archetypal- Octaria, Yessy Crosita. (2011). Mengapa Indonesia Harus Melarang Iklan Rokok.

Diakses 13 Agt, 2013, dari http://www.tempo.co/read/kolom/ 2011/06/08/393/ Mengapa -Indonesia-Harus-Melarang-Iklan-Rokok

---2000. The Ad and The Ego: Ruminations. Diakses 13 Agustus, 2013 dari http://www.ruminations.co.nz

Tim KPAI. (2013). Menyelamatkan anak dari bahaya rokok. Diakses 3 Mei 2013, dari http://www.kpai.go.id.

---.(2012 ) . Understanding Jung: The Basic Concepts

diakses 3 Juni 2013 dari http://www.cgjungny.org/continuinged.html Thompson, Rich. 2013. No, we haven’t been “duped” by the world’s most popular personality assessment. Diakses tanggal 12 Mei 2013.dari http//:http://www. cppblogcentral.com/

Mickelsen, J.Carr (---).The Ad and the Ego: Transcript. Diakses 10 Juni 2013 dari www.webpages.uidaho.

Wulandari, Devi. (Maret, 2007). Peranan Afeksi Negatif Terhadap Perilaku Merokok Dewasa Awal. 2007, Jurnal Universitas Paramadina vol 5 no. 1 Maret 2007.


(6)

203 diakses 5 Agustus 2014, https://lib.atmajaya.ac.id/ default.aspx? tabID=61

&id=93865&src=a

Widiyarso, J. 2008. Iklan Rokok Merajalela, Remaja Merokok Meningkat. Diakses 20 Juli 2010 dari http://gudeg.net/news/2008/05/3595

Widiyani, Rosmha. 2013. Tak Ratifikasi FCTC, Indonesia Sasaran Rokok Impor. Diakses 19 Agustus 2013. dari http://health.kompas.com/read/2013/10/07/1717217/

--- Larangan Merokok . Diakses 10 Juli 2013. darihttp://www.tempo.co/topik /masalah/1142/ Larangan-Merokok

--- Indonesia Menjadi Surga bagi Iklan Rokok. Diakses 17 Agustus 2013 dari http://www. metrotvnews. com/ lifestyle/read/ 2013/05/31 /913/158201/. --- The Ad and The Ego Official Study Guide. Diakses 20 Agustus dari http://robwilliamsmedia.com/downloads/robwilliams_adego.pdf ---Summary of "The ad and the ego". Diakses tanggal 23 Agustus dari

http://hope.journ. wwu.edu/tpilgrim/j190/Ad.ego.vidsum.html