PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK.

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP
PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR
DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
(PTK di SDIT Nur AL-Rahman Kota Cimahi)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pendidikan Jasmani

Oleh
RINRIN SURYATIEN
1002832

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN

GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL
‘JET AIR’ TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR
DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
AQUATIK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas V SDIT Nur AL-Rahman Kota Cimahi)

Oleh
Rinrin Suryatien

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Oahraga dan Kesehatan

© Rinrin Suryatien 2014
Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN
GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN
RINRIN SURYATIEN
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP
PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR
DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
(PTK di SD Nur AL-Rahman Kota Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:

Pembimbing I

Carsiwan S.Pd., M.Pd
NIP. 197101052002121001
Pembimbing II

Supyar Mudjianto M.Pd
NIP. 19750322208011005
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN
GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drs. Andi Suntoda, M.Pd
NIP. 195806201986011002


Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN
GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL JET AIR TERHADAP
PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM
PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
(Studi PTK Terhadap Siswa Kelas VA di SDIT NUR AL Rahman Kota Cimahi)

Rinrin Suryatien

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah
melalui penerapan pendekatan bermain, penguasaan keterampilan gerak dasar
meluncur dalam pembelajaran renang dapat meningkat. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau
classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua
siklus , satu siklus terdiri dari dua tindakan. Subjek penelitian dalam penelitian ini

yaitu kelas VA di SDIT NUR AL Rahman Cimahi.
Desain Penelitian yang digunakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Instrumen yang digunakan untuk meningkatkan penguasaan keterampilan
gerak dasar yaitu meluncur, alat ukur untuk penguasaan meluncur melalui penerapan
pendekatan bermain model jet air yaitu lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan pendekatan bermain
model jet air dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur.
Hasil peningkatan tersebut ditunjukan dari peningkatan hasil rata-rata setiap
siklusnya. Data awal adalah 35,5 dan siklus tindakan 1 adalah 43,7, siklus 1 tindakan
2 adalah 49,2, sedangkan siklus 2 tindakan 1 adalah 59,8, dan siklus tindakan 2
adalah 69,1
Kata-kata kunci: Hasil Penguasaan, Pendekatan Bermain Model ‘Jet Air’.

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN
GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK


PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL JET AIR TERHADAP
PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM
PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
(Studi PTK Terhadap Siswa Kelas VA di SDIT NUR AL Rahman Kota Cimahi)

Rinrin Suryatien
The purpose of this research is to know whether the ability of sliding’s basic
movement can increase through play approaching application. The method which is
used on this research is classroom action research method. In using this method,
researcher uses two cycles, one cycle consists of two actions. The subject in this
research is class VA at SDIT NUR AL Rahman Cimahi.
Research’s design which is used in this research is planning, action,
observation, and reflection. The instrument which is used to increase the ability of
basic movement is sliding, the instrument to measure the ability of sliding by
application of playing water jet model approach is observation’s sheet.
The result of this research shows that application of playing water jet model
can increase the ability of sliding’s basic movement. The increase’s result is shown
from the average increase of the result in every cycle. The onset data is 35.5 and
action cycle 1 is 43.7, cycle 1 action 2 is 49.2, while the cycle 2 action 1 is 59.8, and
cycle 2 action 2 is 69.1.

Keywords: Ability’s result, Playing approach, ‘Water Jet’ Model.

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN
GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
Halaman

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK………………………………………………………………...

i

KATA PENGANTAR………………………………………………….....


ii

UCAPA TERIMAKASIH………………………………………………..

iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………...

iv

DAFTAR TABEL………………………………………………………...

vi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...

vii

DAFTAR BAGAN………………………………………………………..


viii

DAFTAR GRAFIK……………………………………………………….

ix

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...

x

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………

1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………...

1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………………….


6

C. Rumusan Masalah………………………………………………………

7

D. Tujuan Penelitian……………………………………………………….

7

E. Manfaat Penelitian……………………………………………………...

7

1. Secara Teoritis………………………………………………………

7

2. Secara Praktis……………………………………………………….


8

F. Batasan Masalah………………………………………………………...

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS………………………………………………………………..

10

A. Kajian Pustaka…………………………………………………………...

10

1. Belajar dan Pembelajaran……………………………………………..

10

2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani……………………………………

10

3. Pendekatan Bermain………………………………………………….

13

4. Fungsi Pendekatan Bermain…………………………………………..

16

5. Pembelajaran Keterampilan Gerak…………………………………...

19

6. Tahap Belajar Gerak………………………………………………….

20

7. Pembelajaran Aktivitas Aquatik……………………………………...

22

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Bentuk Permainan……………………………………………………

24

9. Proses Pembelajaran Aquatik dalam Pendekatan Bermain………….

28

10. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas…………………………………..

29

B. Kerangka Berpikir…………………………………………………..

32

C. Hipotesis…………………………………………………………….

33

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................

34

A. Lokasi dan Subjek Penelitian…………………………………………….

34

B. Desain Penelitian………………………………………………………...

34

C. Metode Penelitian………………………………………………………..

38

D. Definisi Operasional……………………………………………………..

39

E. Instrumen Penelitian……………………………………………………..

40

F. Proses Pengembangan Instrumen………………………………………..

45

G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….

50

H. Analisis Data……………………………………………………………..

51

BAB IV PEMAPARAN DAN HASIL PENELIIAN……………………..

52

A. Pemaparan Data………………………………………………………….

52

B. Hasil Observasi Awal Pembelajaran renang di kelas VA SDIT NUR AL
Rahman Kota Cimahi…………………………………………………….

53

C. Hasil Penelitian…………………………………………………………..

55

D. Diskusi Penemuan……………………………………………………….

80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………

82

A. Kesimpulan………………………………………………………………

82

B. Saran……………………………………………………………………..

82

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...

83

LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

TABEL
3.1 Populasi penelitian ................................................................................... 34
3.2 Lembar tes gerak dasar meluncur dalam aktivitas aquatik ...................... 42
3.3 Format penilaian meluncur ...................................................................... 43
3.4 Kriteria penilaian gerak dasar ................................................................... 44
3.5 Format nilai maksimal pada setiap tes keterampilan ............................... 44
3.6 Kategori tingkat keberhasilan Rentang skor acuan norma ....................... 47
3.7 Kategori prestasi belajar ........................................................................... 48
4.8 Hasil dari tingkat keberhasilan siswa pada pembelajaran renang dalam
aktivitas meluncur melalui pendekatan bermain model jet air ................. 56
4.9 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 1 tindakan 1 ............................ 64
4.10 Observasi aktivitas siswa pada siklus 1 tindakan 1 .................................. 65
4.11 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 1 tindakan 2 ............................. 68
4.12 Observasi aktivitas siswa pada siklus 1 tindakan 2 ................................. 69
4.13 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 2 tindakan 1 ............................. 73
4.14 Observasi aktivitas siswa pada siklus 2 tindakan 1 .................................. 74
4.15 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 2 tindakan 2 ............................. 77
4.16 Observasi aktivitas siswa pada siklus 2 tindakan 2 .................................. 78

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1

Posisi Meluncur ....................................................................................... 24

2.2

Posisi Berdiri Setelah Meluncur.............................................................. 25

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN
Bagan
3.8 Langkah pemecahan kerangka berfikir …………………………………… 33
3.2 Diagram siklus penelitian tindakan kelas………………………………….. 35

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1

Presentase keberhasilan siswa dalam penguasaan keteram[ilan gerak dasar
meluncur dari data awal sampai siklus 2 tindakan 2…………………... 58

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

BERITA ACARA PENELITIAN

LAMPIRAN 2

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

LAMPIRAN 3

DAFTAR HADIR SISWA

LAMPIRAN 4

INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 5

CATATAN LAPANGAN

LAMPIRAN 6

OBSERVASI KEGIATAN LAPANGAN

LAMPIRAN 7

DATA PENGOLAHAN HASIL NILAI SISWA

LAMPIRAN 8

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 9

SURAT BALASAN PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 10

SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN JUDUL DAN
PENUNJUKAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

LAMPIRAN 11

RPP PENELITIAN

LAMPIRAN 12

DOKUMENTASI PENELITIAN

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan yang dilakukan di air sering digemari oleh anak – anak baik itu
berenang atau hanya sekedar bermain air semata dan masyarakat sebagian besar
sangat bergantung kepada air di setiap kegiatan yang mereka lakukan, air banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk minum, mandi, atau kegiatan lainnya, maka
dari itu air dianggap sangat berharga dalam kelangsungan hidup masyarakat sehari
hari. Hal ini di perjelas oleh Nugraha, dkk. (2013, hlm. 8) mengenai air. Ia
mengatakan bahwa, ‘Air adalah benda yang mengagumkan, yang dapat dijadikan
media untuk beraktivitas’. Tetapi dalam penulisan ini kita tidak hanya semata
membahas mengenai air saja, penelitian ini penulis ingin lebih menjelaskan
mengenai aktivitas aquatik. Dari kata aktivitas saja marupakan suatu kegiatan
yang berupa fisik sedangkan aquatik dapat diumpamakan sebagai medianya yaitu
air, maka dari kata aktivivtas aquatik dapat diartikan sebagai kegiatan yang berupa
fisik dengan menggunakan suatu media yang berupa air. Hal ini diperjelas oleh
Kamtomo (dalam Nugraha dkk, 2013, hlm. 8), yang menjelaskan mengenai
aktivitas aquatik. menurutnya aktivitas aquatik merupakan “suatu pembelajaran
aktivitas fisik/olahraga yang dilakukan di air, dengan cara menggerakan anggota
badan, mengapung di air, dan seluruh anggota badan bergerak dengan bebas” .
Dilanjut oleh, Nugraha, dkk (2013, hlm. 9) pun menyatakan bahwa: “aktivitas
aquatik merupakan proses bergerak dari satu titik ke titik yang lain, yang
dilakukan sambil terapung di air (keterampilan lokomotor sekaligus keterampilan
manipulatif).”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas aquatik adalah
aktifitas fisik dengan adanya perpindahan gerak yang dilakukan di air,
perpindahan ini mengarah pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa
Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

dalam aktivitas aquatik, dimana siswa harus mampu menguasai gerakan demi
gerakan agar kemampuan siswa dapat terus meningkat sehingga sampai pada
tujuan yang di inginkan. Tujuan yang dimaksud dalam aktivitas aquatik ini adalah
dimana siswa harus menguasai seluruh gaya yang terdapat dalam aktivitas aquatik
yaitu gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, dan gaya kupu.
Sebelum menjelaskan lebih mengenai keterampilan gerak dasar yang ada
dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik, peneliti akan terlebih dahulu
menjelaskan mengenai keterampilan gerak dasar secara umum, keterampilan
gerak dasar sangatlah penting untuk dipelajari oleh anak usia dini dalam hal ini
yang di maksud adalah siswa sekolah dasar SD. Bagi siswa SD mempelajari
keterampilan gerak dasar merupakan suatu kebutuhan karena dengan bergerak
diharapkan dapat membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa
SD, makin banyak siswa bergerak, diharapkan makin banyak pula hal yang
ditemui dan dijelajahi siswa selama mereka belajar bergerak, dan makin banyak
pula kualitas pertumbuhan yang mereka capai.
Pentingnya gerak dasar bagi siswa SD semakin dipertegas dengan adanya
pedoman dalam kurikulum khususnya pada rumusan kompetensi dasar, yakni
berbagai keterampilan gerak dasar yang wajib atau harus dilaksanakan siswa
sekolah dasar salah satunya adalah mempelajari keterampilan gerak dasar
lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Sedangkan seperti yang telah samasama diketahui kompetensi dasar merupakan patokan tertulis dalam kurikulum
yang berisi sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam
mata pembelajaran tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam
pembelajaran. Jadi, dengan mempelajari keterampilan gerak dasar tersebut siswa
dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan gerak dasar dalam
pembelajaran penjas, dan secara khusus pada mata pelajaran aktivitas aquatik.
Oleh karena itu, siswa dianjurkan untuk mempelajari keterampilan gerak dasar
terlebih dahulu sebelum ke tahapan-tahapan lebih lanjut yang tentunya akan lebih
sulit.
Keterampilan gerak dasar yang ada dalam aktivitas aquatik yang akan
diambil, yaitu keterampilan gerak dasar meluncur. karena meluncur merupakan

3

keterampilan dasar yang harus siswa kuasai agar seluruh gaya yang terdapat
dalam aktivitas aquatik khususnya berenang dapat mereka pelajari dengan baik.
adapun mengenai meluncur itu sendiri diambil hal ini diperjelas oleh pendapat
seorang ahli, menurut Haller (2013, hlm 8), ia menyatakan bahwa, “semua gaya
berenang didasarkan pada prinsip meluncur diatas permukaan air.” pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa setiap gaya dalam aktivitas aquatik khusunya
berenang misalnya gaya punggung, gaya dada, gaya bebas, dan gaya kupu, pada
prinsipnya semua gaya tersebut akan melakukan proses meluncur terlebih dahulu
sebelum langsung kepada gerakan atau gaya yang seutuhnya dalam proses
pembelajaran aktivitas aquatik. Dengan demikian siswa harus mempelajari
keterampilan gerak dasar meluncur terlebih dahulu sebelum mempelajari seluruh
gaya yang ada dalam aktivitas aquatik khususnya berenang.
Namun, sebagai pemula atau seorang yang merasa tidak mampu untuk
berenang, bisa diartikan bahwa seorang siswa sekolah dasar yang baru
mempelajari atau belajar berenang, mungkin saja siswa akan berfikiran bahwa
pembelajaran aktivitas aquatik sangatlah sulit bahkan mungkin mereka akan
merasa tidak mampu menguasai keterampilan dasar dari berbagai macam gerakan
berenang yang ada pada pembelajaran aktivitas aquatik. Hal tersebut semakin
ditambah oleh kebutuhan gerak yang mereka inginkan tidak bisa terpenuhi secara
maksimal karena keterbatasan waktu dan kesempatan, karena proses pembelajaran
aktivitas aquatik di sekolah tidak diberikan dalam waktu yang panjang. Pada
akhirnya, hal ini menyebabkan keterampilan gerak dasar dalam pembelajaran
aktivitas aquatik siswa menjadi kurang maksimal.
Salah satu contoh kurang optimalnya pembelajaran aktifitas aquatik dapat
ditemukan di SDIT Nur Al Rahman Cimahi. Di sekolah tersebut tujuan yang ingin
dicapai (penguasaan siswa terhadap kemampuan dalam aktifitas aquatik) masih
belum

tercapai,

terdapat

kendala-kendala

yang dihadapi

dalam

proses

pembelajarannya yaitu sebagai berikut: (a) waktu dalam pembelajaran aquatik di
sekolah kurang. (b) pembelajaran kurang merangsang minat belajar siswa, ini di
sebabkan oleh pendekatan tradisional yang terlalu dominan (c) Dalam proses
belajar mengajar guru selalu memberika pendekatan pembelajaran dengan teknik

4

dan siswa cenderung cepat lelah serta bosan dalam mengikuti proses pembelajaran
penjas, setiap kali pembelajaran berlangsung siswa selalu menanyakan ‘kapan
beres belajar dan kapan waktunya bermain’.
Kenyataan ini tentu berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran
penjas khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik di SDIT Nur Al Rahman
Cimahi. Ketidak tertarikan siswa terhadap proses pembelajaran menyebabkan
keterampilan gerak dasar meluncur siswa menjadi kurang optimal. Dengan
demikian, muncul dugaan bahwa yang menjadi kendala dalam proses
pembelajaran penjas yaitu kurang bervariasi dalam pendekatan pembelajarannya
dan hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, serta ditambah pula
waktu pembelajaran dalam aktivitas aquatik sangat minim.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan
pembelajaran yang lebih bervariasi untuk mendorong siswa agar antusias dan
ingin mengikuti pembelajaran penjas khususnya dalam pembelajaran aktivitas
aquatik, dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar meluncur
siswa. Penelitian ini menerapkan pendekatan bermain dalam proses pembelajaran
aktivitas aquatik, karena dengan bermain anak akan lebih antusias dalam proses
pembelajaran aktivitas aquatik meskipun waktu pembelajaran tetap seperti
biasanya, sehingga diharapkan keterampilan gerak dasar meluncur pada siswa
dapat meningkat.
Bermain merupakan hal yang tidak jauh dari kegiatan sehari – hari bagi
anak dalam hal ini adalah siswa, dengan bermain mereka diharapkan dapat merasa
senang dan sekaligus belajar dari proses bermain yang mereka lakukan baik itu
disadari secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan dan keterampilan
yang mereka dapatpun diharapkan bisa mereka peroleh tanpa adanya paksaan
dalam proses pembelajaran yang mereka laksanakan. Hal ini termasuk upaya
mempelajari gerak tubuhnya sendiri dan berbagai kemungkinan geraknya yang
baru.

5

Terlebih Rachel Carson (dalam Paturusi, 2012, hlm. 10) mengungkapkan
bahwa:
‘dunia anak –anak adalah dunia yang segar, baru dan senantiasa indah,
dipenuhi keajaiban dan keceriaan. Oleh karena itu, adalah kemalangan bagi
kebanyakan kita jika dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan
hilang sebelum kita dewasa. Jika saja aku boleh memohon, akan kuminta
tuhan mengabadikan keajaiban dunia anak – anak itu disepanjang hidupku.’
Kekhawatiran yang diungkapkan Carson tersebut boleh jadi akan terjadi
apalagi jika mengamati kenyataan pada saat ini, kenyataan bahwa kegiatan
bermain anak mulai terbatas dengan adanya kecanggihan teknologi yang mulai
mendunia. Yang menyebabkan proses gerak dalam permainan anak terganti oleh
permainan yang hanya dilakukan dengan tangan saja, hal ini ditakutkan terhadap
kebugaran jasmani anak berkurang seiring kecanggihan teknologi yang
merajalela.
Selain Carson, terdapat tiga pakar lagi yang juga peduli mengenai
permainan bagi pendidikan, yakni Bigo, Kohnstam, dan Palland (dalam
Sukintaka, 1992, hlm. 5-6). ketiga pakar ini berpendapat bahwa: “permainan
mempunyai makna pendidikan salah satunya yaitu dalam permainan anak akan
dibawa pada kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam dunia kehidupan
anak. Semua situasi ini mempunyai makna wahana pendidikan”. Pendapat
tersebut ditambahkan oleh Montessori yang di kutip oleh Bigo, Kohnstam, dan
Palland (dalam Sukintaka, 1992, hlm. 5-6) menyebutkan bahwa “permainan
sebagai alat untuk mempelajari fungsi. Rasa senang akan terdapat dalam segala
macam jenis permainan, akan merupakan dorongan yang kuat untuk mempelajari
sesuatu”.
Dari ungkapan serta pendapat di atas maka dapat di simpulkan bahwa
dengan bermain maka mereka diharapkan akan merasa senang, gembira dan akan
menimbulkan kebahagiaan dan hal tersebut dapat diaplikasikan dalam proses
pembelajaran penjas khususnya dalam aktivitas pembelajaran aquatik. Keceriaan
yang di dapat oleh mereka secara tidak langsung dapat pula menambah
pengetahuan dan keterampilan gerak yang ada dalam diri mereka. Keterampilan

6

gerak bagi anak bukan berarti pencapaian prestasi yang tinggi akan tetapi
kemampuan anak untuk menguasai keterampilan gerak dengan baik, bahkan akan
terus meningkat jika anak/siswa menyukai keterampilan gerak aquatik khususnya
dalam berenang. Siswa diharapkan tidak merasa terbebani dalam proses
pembelajaran penjas khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik.
Penulis ingin lebih mengkhususkan permainan yang akan diambil dalam
proses penelitian ini, dan permainan yang diambil adalah permainan ‘Jet Air’.
Bermain model jet air ini dipilih karena permainan ini mengarah kepada gerak
dasar meluncur, dan permainan jet air diharapkan mampu menimbulkan rasa
senang serta menghilangkan rasa jenuh pada siswa, tidak akan seperti proses
pembelajaran tradisional yang guru berikan sebelumnya. Dan dalam pendekatan
bermain model jet air ini diharapkan menimbulkan adanya peningkatan terhadap
keterampilan gerak dasar meluncur terhadap siswa dalam proses pembelajaran
aktivitas aquatik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “penerapan pendekatan bermain model Jet
air

terhadap

penguasaan

keterampilan

gerak

dasar

meluncur

dalam

pembelajaran aktivitas aquatik (PTK di SDIT Nur Al Rahman Cimahi).”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan oleh peneliti di
lapangan, maka diketahui permasalahan yang dihadapi siswa-siswi SDIT Nur Al
Rahman Kota Cimahi pada pembelajaran Penjasorkes, bahwa faktor penyebab
rendahnya keterampilan gerak pada pembelajaran Penjas adalah:
a. Waktu dalam pembelajaran aquatik di sekolah kurang,
b. Pembelajaran kurang merangsang minat belajar siswa, ini di sebabkan
oleh pendekatan tradisional yang terlalu dominan,
c. Dalam proses belajar mengajar guru selalu memberika pendekatan
pembelajaran dengan teknik dan siswa cenderung cepat lelah serta bosan
dalam mengikuti proses pembelajaran penjas.

7

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mengacu pada judul
penelitian yaitu “penerapan pendekatan bermain model “jet air” terhadap
penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran aktivitas
aquatik”, penulis merumuskan masalah umum penelitian sebagai berikut:
“Apakah pendekatan bermain dengan model jet air akan berpengaruh terhadap
hasil dari penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur siswa dalam aktivitas
aquatik?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk mengetahui apakah
pendekatan bermain model jet air dapat berpengaruh terhadap hasil penguasaan
keterampilan gerak dasar meluncur siswa dalam aktivitas pembelajaran aquatik
pada kelas V di SDIT Nur Al Rahman Kota Cimahi.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan dan
pembelajaran Penjasorkes baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Secara Teoritis
Apabila terbukti bahwa implementasi pendekatan bermain model jet air
dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur terhadap
siswa pada mata pelajaran Penjasorkes khususnya dalam pembelajaran
aktivitas aquatik, maka :
a) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan teoritis dan pemahaman yang
mendalam tentang implementasi pendekatan bermain pada pembelajaran
Penjas khususnya bagi pembelajaran aktivitas aquatik, sehingga dapat
memperkaya ilmu khusunya disiplin ilmu pendidikan pada mata pelajaran
Penjas di Sekolah Dasar;
b) Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam berpikir ilmiah;
c) Kepada peneliti khusunya dan berbagai pihak yang komponen untuk
selanjutnya untuk menindaklanjuti penelitian ini berdasarkan temuan-temuan

8

sebagai hasil penerapan pendekatan bermain model “jet air” dalam
pembelajaran aktivitas aquatik.

2. Secara Praktik
Apabila terbukti bahwa pendekatan bermain model “jet air” mampu
meningkatkan kualitas penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur
terhadap siswa pada mata pelajaran Penjasorkes, khususnya dalam
pembelajaran aktivitas aquatik. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi guru, siswa dan sekolah.
a) Guru
Yakni membantu mengatasi permasalahan dan pembelajaran Penjasorkes.
Memberikan wawasan, keterampilan, dan pemahaman metodologis pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Penjasorkes,

khususnya

dalam pembelajaran aktivitas aquatik.
b) Siswa
Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar Penjasorkes yang lebih
bermakna. Berangkat dari sini diharapkan siswa tidak hanya merasa capek
secara fisik, tetapi mereka belajar skill, afektif dan juga kognitif. Di samping itu,
dengan menerapkan pendekatan bermain model “jet air” dalam pembelajaran
aktivitas aquatik, diharapkan

dapat

memberikan rasa percaya diri terhadap

penguasaan keterampilan gerak meluncur dalam proses pembelajaran.
c) Sekolah
Sebagai

masukan

dalam

meningkatkan

intensitas, efektifitas

dan

supervisi kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Penjasorkes
khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik, prestasi belajar Penjasorkes dan
kualitas sekolah yang dikelola.

9

F. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Masalah pokok penelitian berkenaan dengan peningkatan hasil belajar
penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam proses pembelajaran
aktivitas aquatik pada siswa kelas V SDIT Nur Al Rahman Cimahi dengan
penerapan pendekatan bermain.
2. Hasil belajar penguasaan keterampilan gerak dasar akan dilihat dari materi
meluncur dalam pembelajaran aktivitas aquatik .
3. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
4. Penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung untuk pokok
bahasan meluncur dalam aktivitas Aquatik di kelas VA di SDIT Nur Al
Rahman Kota Cimahi.
5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SDIT Nur Al Rahman Kota
Cimahi dan objek penelitian ini adalah siswa kelas VA yang berjumlah 24
orang siswa terdiri dari 10 siswa putra dan 14 siswa putri.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDIT Nur Al Rahman
Cimahi yang beralamat di Jl. Cihanjuang No.77, Kota Cimahi. Alasan penentuan
di lokasi ini adalah peserta didik yang secara umum sangat antusias untuk
mengikuti pembelajaran penjas di sekolah serta sarana dan prasarananya
mendukung untuk dilakukannya penelitian ini. Sarana yang terdapat di SDIT
NUR Al Rahman berupa kolam renang yang berada di dalam sekolah, hal ini
dapat mempermudah serta meringankan

peneliti dalam proses penelitian

berlangsung.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V.A SDIT Nur Al
Rahman Cimahi tahun ajaran 2013/2014. Adapun sampel penelitian

adalah

seluruh peserta didik di kelas V.A yang berjumlah 24 orang dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No

Jenis Kelamin

Jumlah

1.

Laki-laki

10

2.

Perempuan

14

Jumlah Total

24

Suryatien, Rinrin 2014
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN
KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini pada dasarnya terdiri dari empat
komponen yaitu: rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun
alur tindakannya dapat dilihat pada gambar berikut:

36

Bagan 3.2 Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2006, hlm. 74)
Permasalahan

Siklus I

Permasalahan

Siklus II

Apabila Pengamatan
Belum
Terselesaikan

Perencanaan
Tindakan I

Pelaksanaan
Tindakan I

Refleksi I

Pengamatan I

Perencanaan
Tindakan II

Pelaksanaan
Tindakan II

Refleksi II

Pengamatan II

Dilanjut Ke Siklus
Berikutnya

Dari bagan diatas terdapat empat langkah PTK, yaitu Perencanaan,
pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Agar lebih rinci lagi akan di paparkan
penjelasan dari ke empat langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rencana (Planning)
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan perencanaan yang baik,
peneliti akan lebih mudah melihat hambatan secara dini sehingga dapat mengatasi
kesulitan dan mendorong peneliti untuk bertindak lebih efektif.
Menurut Arikunto (2010, hlm. 18) menyatankan bahwa, “dalam tahap
penyusunan rencana ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk membantu peneliti”. Oleh karena itu, dalam

37

penyusunan rencana dibutuhkan strategi-strategi yang dapat memecahkan
permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. agar penelitian tidak
bersifat subjektif, penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan mitra
peneliti untuk mendapatkan kecermatan yang baik dalam pengamatan yang
dilakukan dalam penelitian ini.
Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan sekolah dan kelas yang dijadikan tempat penelitian.
b. Menghubungi guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan meminta
kesediaannya untuk menjadi kolabolator peneliti dalam penelitian yang akan
dilaksanakan.
c. Melakukan kunjungan ke sekolah untuk melakukan observasi pra-penelitian
terhadap kelas yang digunakan untuk penelitian.
d. Membuat kesepakatan dengan guru mengenai waktu pelaksanaan penelitian.
e. Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan pendekatan bermain
model jet air dalam aktivitas aquatik sebagai bahan ajar.
f. Merencanakan sistem penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
dan proses pembelajaran.
g. Menyusun instrument yang digunakan dalam penelitian untuk melihat
perkembangan penguasaan hasil belajar meluncur dalam pembelajaran
aktivitas aquatik siswa.
h. Merencanakan diskusi balikan yang dilakukan dengan kolaborator peneliti.
i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindakan lanjut dari
diskusi balikan yang telah dilakukan dengan mitra peneliti.
j. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.
2. Tindakan (Action)
Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanakan tindakan
yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Dalam tahap ini,
peneliti harus menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan. Akan
tetapi, pelaksanaan tindakannya bersifat fleksibel karena penelitian tidak secara

38

mutlak dikendalikan oleh rencana mengingat disesuaikan dengan proses
pembelajaran yang terjadi di kelas. Semua perubahan/ penyeseuaian yang terjadi
perlu dicatat. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan Pretest untuk mengetahui atau mengukur konsepsi awal siswa
tentang pemahaman dan gerak dasar siswa dalam permainan model jet air.
b. Mengoptimalkan penggunaan permainan model jet air dalam kegiatan
pembelajaran khususnya proses pembelajaran aktivitas aquatik.
c. Mengadakan evaluasi hasil belajar terhadap penguasaan siswa dalam
meluncur berupa tes setiap akhir siklus.
d. Peneliti mengajar langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan.
e. Menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.
f. Mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul
dalam proses pembelajaran.
g. Melaksanakan diskusi balikan dengan mitra peneliti.
h. Melaksanakan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan.
i. Melaksanakan pengolahan data.
3. Pengamatan (Observasi)
Tahap

ketiga

yaitu

pengamatan/observasi

berfungsi

untuk

mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat tindakan dalam kelas.
Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga
pengamatan yang dilakukan menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Tahap
pengamatan/ observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran yang diteliti.
b. Melaksanakan pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam mempraktikan
gerak dasar meluncur.
c. Melaksanakan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menyampaikan
pembelajaran dengan mengembangkan permainan model jet air.

39

d.

Melakukan pengamatan terhadap hubungan antara permainan model jet air
dan hasil penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran
aktivitas aquatik.

4. Refleksi (Reflecting)
Tahap refleksi sebagai upaya untuk mengungkapkan kembali serta
mengkaji yang telah dilakukan dan dihasilkan atau yang belum berhasil di
tuntaskan

dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan dalam penelitian.

Tahapan ini dilakukan untuk memroses data yang didapat saat dilakukan
pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan, dieksplanasikan, dianalisis,
dan disintetis. Dalam proses pengkajian data melibatkan orang lain sebagai
kolabolator agar lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Selain itu, hasil
refleksi digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai
tujuan penelitian. Dari penjelasan tersebut dalam tahapan ini, peneliti melakukan :
a. Kegiatan diskusi balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah
tindakan dilakukan.
b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.
Keempat tahapan tersebut merupakan unsur untuk membuat suatu siklus,
yaitu dari tahap penyusunan rencana sampai pada refleksi yang merupakan
evaluasi. Pada tahapan penelitian tindakan kelas ini, masing-masing tahapan akan
terjadi proses penyempurnaan yang didasarkan dari hasil masing-masing proses
tersebut.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan istilah Classroom Action Research
(CAR). Dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 2) bahwa ada tiga kata dalam
penelitian tindakan kelas yang membentuk pengertian sebagai berikut.
1. Penelitian: menunjukan pada suatu kegiatan dan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memeroleh
data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

40

2. Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa.
3. Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas saja, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekolompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang diikuti dan dilakukan
siswa.
Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap
perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang tindakan yang tepat untuk
mengetahui implementasi aktivitas bermain dalam meningkatkan hasil belajar
permainan bola tangan pada siswa di sekolah dasar. Dengan ini, PTK pada
hakikatnya merupakan penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Dengan adanya kolaborasi
(kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti
dalam pemahaman, kesepakatan, permasalahan, dan pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
D. Definisi Operasional
Dalam bagian ini penulis mengemukakan definisi istilah yang menjadi
kerangka acuan penafsiran serta menghindari adanya kesalahan penafsiran
mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis
mengungkapkan beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penerapan adalah pendekatan bermain dalam proses pembelajaran aktivitas
aquatik.

41

2. Pendekatan

bermain adalah kegiatan permainan model jet air. Bermain

model jet air

merupakan kegiatan bermain yang menyerupai gerakan

meluncur. kegiatan tersebut diharapkan, dilakukan dengan rasa senang yang
akan membuat siswa berpartisipasi aktif dan antusias untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
3. Penguasaan adalah kemampuan seseorang dalam memahami materi atau
konsep yang dapat diwujudkan baik teori ataupun praktik dalam upaya
memperbaiki proses belajar. Bentuk penguasaan dalam penelitian ini
mencakup keterampilan gerak dasar meluncur dan keterampilan bermain
dalam permainan model jet air.
4. Bermain model jet air adalah permainan yang mendekati bentuk dari latihan
meluncur. Berlatih mendorong dari dinding (seperti jet yang tinggal landas)
dengan kedua lengan terlentang didepan tubuh. Tujuan dari permainan ini
adalah daya dorong (meluncur) tanpa bantuan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2000, hlm. 134) mengungkapkan “instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.” Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data
tentang penerapan bermain dalam meningkatkan penguasaan keterampilan gerak
meluncur. Untuk memperoleh data tersebut secara obyektif, diperlukan instrumen
yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen
yang digunakan untuk pengumpulan data seperti: observasi, catatan lapangan, alat
evaluasi, dan dokumentasi.
Jenis-jenis instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.

42

1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan peneliti

yang dilakukan pada saat

proses pembelajaran aktivitas aquatik melalui pendekatan bermain model jet air
secara langsung. Hal ini diperkuat oleh pendapatnya Nasution (1998) dalam
Sugiyono (2013, hlm. 310) yang menyatakan bahwa, ‘observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Observasi merupakan alat pengamatan secara langsung
yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama terjadinya proses
pembelajaran.’
Observasi yang dilaksanakan peneliti sebagai guru yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDIT Nur Al Rahman Cimahi. Alat
yang digunakan adalah lembar observasi tentang aktivitas siswa dan guru.
Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk
memeroleh data pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan faktorfaktor penunjang, serta penghambat pelaksanaan pembelajaran.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang tertulis mengenai apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan oleh peneliti ketika berada di lapangan.
Idrus (2007, hlm. 85) mengungkapkan “catatan lapangan merupakan catatan yang
ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat
berlangsungnya kegiatan tersebut. Pengertian tersebut di kutip dari situs blog
Prastowo (2010).
Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti ataupun mitra peneliti yang
melakukan pengamatan atau observasi mengenai subjek dan objek penelitian. Halhal yang perlu dicatat dalam penelitian ini yaitu mengenai kejadian yang terjadi
pada saat pembelajaran dikelas berlangsung.
3. Alat Evaluasi
Alat evaluasi dalam penelitian ini yaitu berupa tes yang digunakan sebagai
alat ukur untuk mengetahui penguasaan siswa. Tes adalah instrumen yang

43

digunakan untuk mengukur dan menilai yang berbentuk pemberian tugas oleh
peneliti yang bertindak sebagai guru yang kemudian dilakukan dan dikerjakan
oleh siswa. Dalam penelitian tindakan kelas ini salah satu yang di ukur adalah
penguasaan siswa dengan alat ukur berupa tes yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Adapun alat evaluasi yang akan di dilakukan oleh siswa dalam pendekatan
bermain model jet air ini yaitu melakukan gerak meluncur yang di dalamnya
terdapat indicator-indikator dari gerakan posisi tubuh, kaki, dan lengan.
Berdasarkan ketiga kriteria tersebut, terdapat 4 indikator yang harus dicapai oleh
siswa.

Berikut ini adalah contoh lembar Tes gerak dasar permainan bola tangan :
Tabel 3.2
Lembar Tes Gerak Dasar Meluncur dalam Aktivitas Aquatik
No

Nama

Keterampilan Gerak Dasar Meluncur
Posisi Tubuh
4

3

2

1

Kaki
4

3

2

Total

Lengan
1

4

3 2

1

44

Kriteria Penilaian gerak dasar meluncur dalam proses pembelajaran
aktivitas aquatik adalah sebagai berikut :

Table 3.3
Format Penilaian Meluncur
No
1

Aspek
Posisi tubuh

Kriteria

Skor

1) Posisi tubuh harus sejajar dengan

4

permukaan air.
2) Posisi kepala harus sejajar dengan
permukaan air
3) Hadapkan wajah ke dasar kolam
4) Tiup udara saat meluncur
2

Posisi kaki

1) Satu kaki berada di lantai

4

2) Satu kaki berada di dinding kolam
3) Tolak kaki yang berada di dinding
kolam
4) Luruskan kaki saat menolak dan saat
meluncur
3

Posisi lengan

1) Kedua

lengan

diluruskan

sejajar

dengan kepala
2) Kedua lengan menjepit telinga
3) Kedua siku lengan tidak dibengkokan
4) Saat meluncur tangan tetap disamping
kepala

4

45

Sebagai penilaiannya dengan menggunakan angka 1-4. Berikut ini adalah
keterangan nilai kriteria meluncur :

Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Gerak Dasar

Nilai

Kriteria Penilaian Gerak Dasar

4

Hanya 4 kriteria yang dapat dilakukan

3

Hanya 3 kriteria yang dapat dilakukan

2

Hanya 2 kriteria yang dapar dilakukan

1

Hanya 1 kriteria yang dapat dilakukan

Table 3.5
Format Nilai Maksimal Pada Setiap Tes Keterampilan
Indikator
Melakukan

Keterampilan yang dinilai
meluncur N1 Posisi tubuh

dengan baik dan benar

Skor maksimal
4

N2 Posisi kaki

4

N3 Posisi lengan

4

Jumlah

12



=







46

Contoh: jika siswa mendapat skor 10 dari total skor keseluruhan maka
= 83. Kriteria peniaian tersebut

siswa tersebut mendapatkan nilai 83.

berpedoman pada kisi – kisi penilaian menurut Thomas (2006, hlm. 57)
diterjemahkan oleh Alfons, yang terdapat pada Firmansyah (2013).

F. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam proses pengembangan instrumen dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara sebelum data diolah dan dianalisa. Berikut tahapan yang harus di
tempuh oleh peneliti:
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara, dan tes
gerak dasar dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik
data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
pengolahan data ini, pendekatan bermain dalam permainan model jet air
dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan
sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, partisipasi siswa dalam melakukan
berbagai macam penguasaan gerak dasar pada pembelajaran aktivitas aquatik.
Setelah mengumpulkan data, selanjutnya penulis melakukan pengolahan
data dalam penelitian ini akan dicari nilai rata-rata dan simpangan baku dari
masing-masing tes. Nilai tersebut akan dibandingkan untuk kepentingan statistik.
Sebagai berikut:
1. Pengolahan dan kategorisasi data
Dalam pengolahan dan kategorisasi data terdiri dari beberapa cara
diantanya sebagai berikut:
a) Mencari nilai rata-rata (�)

Keterangan:
�̅ = Nilai rata-rata yang dicari
� = Skor mentah

= Jumlah sampel

Σ = jumlah

̅ = ��



47

b) Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan
rumus:
Σ � −�̅

Keterangan :

S=√

�−

S = Simpangan Baku
� = Skor yang dicapai seseorang

�̅ = Nilai rata-rata

= Banyaknya jumlah orang

c) Pengolahan data hasil dari penguasaan
Pengolahan data untuk mengukur prestasi belajar siswa dilakukan
secara kuantitatif langsung melalui penskoran terhadap hasil tes siswa.
Penskoran siswa aspek kognitif dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
=
Keterangan:



���

= tingkat keberhasilan belajar siswa
∑ = jumlah skor yang diperoleh siswa
���

= skor maksimal (skor ideal)

×

48

Tabel 3.6
Kategori Tingkat Keberhasilan
Rentang Skor Acuan Norma
Skor

Nilai

>86

A

66-85

B

46-65

C

26-45

D