PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA LOW VISION KELAS VI SDLB DI SLB NEGERI CITEUREUP KOTA CIMAHI.
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
04/S1/Pkh/Juni/2014
PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA
SISWA LOW VISION KELAS VI SDLB DI SLB NEGERI
CITEUREUP KOTA CIMAHI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh:
Fitri Nuraini Priherlani NIM. 0901255
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA LOW
VISION KELAS VI SDLB DI SLB NEGERI CITEUREUP KOTA CIMAHI
Oleh
Fitri Nuraini Priherlani 0901255
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Fitri Nuraini Priherlani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN FITRI NURAINI PRIHERLANI
0901255
PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA LOW
VISION KELAS VI SDLB DI SLB NEGERI CITEUREUP KOTA CIMAHI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I
Juang Sunanto, Ph.D. NIP. 19610515 198703 1 002
Pembimbing II
Dr. Hj. Ehan, M.Pd NIP. 19570712 198403 2 001
Diketahui Oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 1985031 1 001
(4)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
KATA MUTIARA ... vii
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
PERNYATAAN ... xv
HAK CIPTA ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4
1. Tujuan... 4
2. Kegunaan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tunanetra... 6
1. Totally Blind ... 6
2. Kurang Awas (Low Vision) ... 7
(5)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Definisi Low Vision ... 7
2. Ciri-ciri Low Vision ... 8
3. Klasifikasi Low Vision ... 9
4. Prinsip-prinsip Pelayanan Pendidikan Siswa Low Vision ... 10
C. Matematika ... 11
1. Pengertian Matematika ... 11
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di SLB – A ... 12
3. Ruang Lingkup ... 12
4. Konsep Dasar Operasi Hitung Penjumlahan ... 12
D. Media Pembelajaran untuk Siswa Low Vision ... 13
E. Abakus ... 14
1. Pengertian Abakus... 15
2. Kelebihan Abakus ... 17
3. Kekurangan Abakus ... 17
4. Fungsi Abakus ... 17
5. Tujuan Mempelajari Abakus ... 18
6. Prosedur Penggunaan Abakus ... 18
7. Ruang Lingkup ... 19
F. Penelitian yang Relevan ... 36
G. Kerangka Berpikir ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 39
1. Variabel Bebas ... 39
2. Variabel Terikat... 40
B. Metode Penelitian... 40
1. Prosedur Penelitian ... 42
C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 43
1. Subjek Penelitian ... 43
2. Lokasi Penelitian ... 44
(6)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian... 45
F. Teknik Pengolahan Data ... 50
1. Analisis Dalam Kondisi ... 51
2. Analisis Antar Kondisi ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55
1. Subjek 1 ... 55
a. Hasil Analisis Dalam Kondisi ... 56
b. Hasil Analisis Antar Kondisi ... 57
2. Subjek 2 ... 59
a. Hasil Analisis Dalam Kondisi ... 60
b. Hasil Analisis Antar Kondisi ... 60
B. Pembahasan ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN ... 65
B. REKOMENDASI ... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(7)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal mutlak yang harus didapatkan oleh setiap individu tanpa memandang kelebihan atau kekurangan individu tersebut. Begitu juga siswa berkebutuhan khusus berhak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan siswa pada umumnya. Sumber pendidikan bisa didapat pada bidang pendidikan formal, non-formal maupun informal, pada jenjang pendidikan formal biasanya ada beberapa mata pelajaran yang harus dipelajari siswa di setiap tingkatan kelasnya dengan sub bahasan yang berbeda sesuai dengan tingkatan kelas yang sedang ditempuh oleh siswa tersebut. Ini juga ada pada Sekolah Luar Biasa yang biasa kita kenal dengan SLB, salah satu mata pelajaran yang dipelajari adalah Matematika. Mata pelajaran ini menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti ataupun tak disukai oleh sebagian besar siswa karena kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas maupun soal-soal yang diberikan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang berada pada semua aspek kehidupan, dan sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan lainnya seperti sains. Dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari matematika diperlukan untuk kegiatan mendasar seperti membeli suatu barang, kita harus mengetahui nilai dari barang tersebut. Selain itu matematika digunakan untuk mengukur berat, ringan, panjang atau pendek suatu benda, dan untuk mempelajari itu siswa harus menguasai sub mata pelajaran berkaitan tentang operasi hitung. Operasi hitung ini selalu saling berkaitan, jika siswa sudah meguasai salah satu materi tentang operasi hitung ini, pasti sangat mudah untuk menguasai materi operasi hitung yang selanjutnya.
Saat ini banyak sekali upaya dalam meningkatkan minat siswa untuk dapat memahami dan setidaknya menyukai mata pelajaran matematika, dari
(8)
2
mulai cara pengerjaan yang cepat dan singkat, media pembelajaran yang konkrit, memadukan dengan mata pelajaran lain yang masih berkaitan, atau mempersepsikan langsung dengan kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi. Untuk siswa yang berkebutuhan khusus, akan sedikit lebih sulit mengenalkan konsep matematika seperti siswa pada umumnya karena sebagian besar sifat dan konsep dari matematika yang abstrak, terutama untuk siswa berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Siswa pada umumnya mengerti dan memahami konsep matematika yang abstrak karena mampu menggunakan kemampuan visualnya untuk mempersepsikan konsep yang abstrak menjadi konsep yang konkrit. Misalnya untuk memahami jumlah benda, siswa yang tidak mengalami hambatan penglihatan biasanya akan menggunakan media gambar, tetapi untuk siswa berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam penglihatan tidak bisa menggunakan teknik ini, mereka harus menggunakan benda yang sesungguhnya atau paling tidak replika atau model dari benda yang akan dihitung. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pendidik siswa berkebutuhan khusus untuk menemukan strategi, metode, ataupun media yang sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
Dalam studi pendahuluan di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi penulis menemukan bahwa ada beberapa siswa low vision yang mengalami kesulitan di mata pelajaran Matematika terutama dalam melakukan operasi hitung seperti SA dan BA. Sedangkan materi operasi hitung ini adalah materi yang sangat mendasar dan harus bisa dikuasai karena untuk melanjutkan ke materi selanjutnya yang akan dipelajari, materi operasi hitung penjumlahan ini sudah dipelajari dan seharusnya sudah dikuasai saat jenjang kelas 3 sekolah dasar. SA dan BA saat ini sudah duduk di bangku kelas VI SDLB tetapi belum menguasai betul materi operasi hitung penjumlahan yang jumlah nilainya mencapai ribuan, tentu saja ini adalah fakta yang ironis karena SA dan BA seharusnya sudah bisa menguasai betul materi operasi hitung penjumlahan, mengingat standar kompetensi kelas 6 SDLB yang seharusnya sudah dapat melakukan operasi hitung bilangan pecahan atau desimal.
(9)
3
Dengan hasil studi pendahuluan ini, merupakan fakta yang sangat mengkhawatirkan karena SA dan BA harus menghadapi ujian kelulusan yang akan diadakan oleh sekolah untuk menentukan SA dan BA dapat meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau tidak. Faktor yang mendukung untuk tercapainya siswa menguasai materi pembelajaran adalah proses pembelajaran yang berkualitas, cara guru menyampaikan materi (metode pembelajaran), dan media pembelajaran yang konkrit. Penulis beranggapan, kesulitan yang dialami oleh SA dan BA disebabkan oleh kurang sesuainya media pembelajaran yang dipakai untuk mata pelajaran matematika mengenai operasi hitung. Saat ini media yang digunakan adalah blockist. Jika melihat dari fungsinya, blockist merupakan suatu media pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa dalam melatih kemampuan membaca bukan berhitung.
Ada media lain yang lebih sesuai untuk digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan operasi hitung untuk siswa tunanetra seperti abakus dan
handphone yang memiliki aplikasi kalkulator, tetapi yang lebih efisien dan
sesuai menurut penulis untuk membantu pembelajaran operasi hitung matematika siswa tunanetra adalah media abakus dibandingkan dengan media lainnya seperti handphone yang memiliki aplikasi kalkulator, karena abakus ini praktis dan bisa dimiliki oleh setiap siswa dibandingkan dengan
handphone yang belum tentu memiliki aplikasi kalkulator dan tidak
mengajarkan siswa bagaimana proses operasi hitung itu terjadi. Selain itu, abakus juga merupakan benda konkrit yang mudah untuk dikenalkan dan digunakan oleh siswa tunanetra karena abakus dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan. Manik-manik pada abakus dapat dengan mudah dirasakan dengan jari-jari dan setiap manik-manik tersebut memiliki nilai bilangan. Sehelai kain lembut atau selembar karet biasanya diletakkan di bawah abakus untuk mencegah manik-manik bergerak secara tidak sengaja.
Berdasarkan temuan masalah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Penggunaan Media Abakus terhadap Kemampuan Operasi Hitung
(10)
4
Penjumlahan pada Siswa Low Vision kelas VI SDLB di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi.”
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi terhadap kemampuan operasi hitung penjumlahan, berkenaan dengan faktor penggunaan abakus bagi siswa low vision adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan intelegensi siswa low vision yang dapat lebih dioptimalkan seperti siswa pada umumnya.
2. Terdapat siswa low vision yang mengalami kesulitan dalam melakukan operasi hitung.
3. Kurang sesuainya media pembelajaran yang digunakan untuk mata pelajaran matematika terutama operasi hitung.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah yang diteliti dan untuk memperjelas arah penelitian, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini pada pengaruh penggunaan media abakus terhadap kemampuan operasi hitung penjumlahan siswa low vision.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Adakah pengaruh penggunaan media abakus terhadap peningkatan kemampuan berhitung penjumlahan siswa low vision di SLB Negeri Citeureup ?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media abakus dalam meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan pada siswa
(11)
5
2. Kegunaan
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini diharapkan berguna, baik bagi peneliti dan para praktisi pendidikan luar biasa sebagai berikut:
a. Bagi sekolah, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan proses pembelajaran serta penggunaan media abakus untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika.
b. Bagi guru, sebagai alternatif media pembelajaran dalam memberikan materi mata pelajaran matematika.
c. Bagi siswa low vision, dapat menjadi pilihan media belajar untuk mata pelajaran matematika.
d. Bagi peneliti, dapat menambah dan mengembangkan wawasan atau pengetahuan mengenai penggunaan media pembelajaran yang sesuai dalam mata pelajaran matematika khususnya pada aspek operasi hitung.
(12)
65
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media abakus dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan pada siswa low vision kelas VI SDLB. Pada subjek pertama dan kedua perbedaan yang terlihat setelah diberikan perlakuan atau intervensi yaitu siswa mampu menyelesaikan sebagian besar soal penjumlahan dari yang bernilai satuan, puluhan, ratusan hingga ribuan. Kemampuan ini membuktikan bahwa media abakus yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan pada siswa low vision.
Kemampuan operasi hitung subjek SA sebelum diberikan intervensi sudah bisa dikatakan cukup memahami operasi hitung penjumlahan, tetapi subjek SA mengalami kesulitan melakukan operasi hitung dengan nilai bilangan yang mencapai ratusan sampai ribuan. Pada fase baseline-1 subjek memperoleh mean level sebesar 51% kemudian mengalami peningkatan pada fase intervensi dengan memperoleh mean level sebesar 73%, dan mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi pada fase baseline-2 dengan mean
level 90%.
Kemampuan operasi hitung subjek BA jika dibandingkan dengan subjek SA sedikit lebih kurang memahami operasi hitung penjumlahan. Jika subjek SA kesulitan pada nilai bilangan yang mencapai ratusan hingga ribuan, subjek BA sudah mengalami kesulitan dimulai dari nilai bilangan puluhan sampai ribuan. Fase baseline-1 subjek BA mean level yang diperoleh adalah 37% kemudian mengalami peningkatan pada fase intervensi dengan
mean level 49%, dan mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi
(13)
66
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan peningkatan kemampuan operasi hitung di setiap fasenya, dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan siswa low vision di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi.
B. Rekomendasi
Media pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran, terlebih untuk siswa berkebutuhan khusus seperti siswa low
vision. Siswa low vision sebagian besar masih memiliki sisa penglihatan
tetapi tidak dapat dipungkiri siswa low vision juga membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dan konkrit untuk membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran. Atas dasar penelitian ini, peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Diharapkan guru di sekolah, khususnya guru mata pelajaran matematika menggunakan abakus sebagai alternatif media pembelajaran dalam mengajarkan operasi hitung matematika di kelas 6 SDLB, tetapi akan lebih baik jika guru menggunakan media abakus ini dari kelas 3 sekolah dasar agar siswa terbiasa dan mahir menggunakan media abakus untuk membantu siswa menguasai materi operasi hitung matematika.
2. Bagi Orang Tua
Selain guru di sekolah, orang tua juga merupakan guru di rumah. Maka dari itu diharapkan kepada orang tua agar bisa memahami dan mengerti cara penggunaan abakus, ini dimaksudkan agar anak tidak hanya belajar di sekolah melainkan juga di rumah, orang tua bisa menjadi guru sekaligus supervisor bagi anak mereka sendiri.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan dan rekomendasi bagi peneliti lainnya, tetapi yang harus diingat adalah hasil penelitian ini hanya berlaku bagi subjek saat penelitian ini berlangsung.
(14)
67
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti lainnya dapat melakukan penelitian dengan menambahkan jumlah subjek dan desain peneltian yang berbeda, dengan harapan untuk memberikan gambaran yang lebih baik serta dapat melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini.
(15)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2008). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Anonim. (2013). Pengertian Matematika Menurut Ahli. [Online]. Tersedia:
http://pengertianahli.com/2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli.html. [Diakses pada tanggal 5 januari 2014].
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Tujuan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Gunawan, Yusup. (2012). Penggunaan Media Abakus untuk Meningkatkan
Kemampuan Operasi Hitung Perkalian pada Siswa Tunanetra. Skripsi
Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Hosni, Irham. (2005). Konsep Dasar Low Vision dan Kebutuhan Layanannya.
Pelatihan Guru Low Vision Se-Jawa Barat. Bandung.
Iswari, Ani. (2005). Penggunaan Abakus Sebagai Alat Bantu Berhitung. Skripsi Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Nawawi, Ahmad. (2007). Low Vision. Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung, Indonesia.
Rahardja, Djadja. (2010). Sistem Pengajaran Modul Orientasi dan Mobilitas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sunanto, Djuang. dkk. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subyek Tunggal.
Bandung: UPI press.
Sunanto, Djuang. (2012). Single Subject Research. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19610515
1987031-JUANG_SUNANTO/SINGLE_SUBJECT_RESEARCH_%5BCompatib ility_Mode%5D.pdf. [Diakses tanggal 10 Januari 2014].
Somantri, Sutjihati T. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Syahbayu, Bagus. (2012). Pengaruh Penggunaan Kartu Huruf Terhadap
Kemampuan membaca Permulaan Huruf Awas Pada Siswa Low Vision kelas II SDLB di SLBN-A Citeureup Cimahi. Skripsi Sarjana pada FIP
(16)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Tarsidi, Didi. (2009). Kompilasi Materi Perkuliahan Pendidikan Anak Tunanetra
I. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.
Tarsidi, Didi. (2012). Dampak Ketunentraan Terhadap Fungsi Kognitif Anak. [Online].Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19510601
1979031-DIDI_TARSIDI/Makalah%26Artikel_Tarsidi_PLB/Dampak_Ketunanetr aan_terhadap_Fungsi_Kognitif_Anak.pdf. [Diakses tanggal 10 Januari 2014].
(1)
2. Kegunaan
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini diharapkan berguna, baik bagi peneliti dan para praktisi pendidikan luar biasa sebagai berikut:
a. Bagi sekolah, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan proses pembelajaran serta penggunaan media abakus untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika.
b. Bagi guru, sebagai alternatif media pembelajaran dalam memberikan materi mata pelajaran matematika.
c. Bagi siswa low vision, dapat menjadi pilihan media belajar untuk mata pelajaran matematika.
d. Bagi peneliti, dapat menambah dan mengembangkan wawasan atau pengetahuan mengenai penggunaan media pembelajaran yang sesuai dalam mata pelajaran matematika khususnya pada aspek operasi hitung.
(2)
65
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media abakus dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan pada siswa low vision kelas VI SDLB. Pada subjek pertama dan kedua perbedaan yang terlihat setelah diberikan perlakuan atau intervensi yaitu siswa mampu menyelesaikan sebagian besar soal penjumlahan dari yang bernilai satuan, puluhan, ratusan hingga ribuan. Kemampuan ini membuktikan bahwa media abakus yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan pada siswa low vision.
Kemampuan operasi hitung subjek SA sebelum diberikan intervensi sudah bisa dikatakan cukup memahami operasi hitung penjumlahan, tetapi subjek SA mengalami kesulitan melakukan operasi hitung dengan nilai bilangan yang mencapai ratusan sampai ribuan. Pada fase baseline-1 subjek memperoleh mean level sebesar 51% kemudian mengalami peningkatan pada fase intervensi dengan memperoleh mean level sebesar 73%, dan mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi pada fase baseline-2 dengan mean level 90%.
Kemampuan operasi hitung subjek BA jika dibandingkan dengan subjek SA sedikit lebih kurang memahami operasi hitung penjumlahan. Jika subjek SA kesulitan pada nilai bilangan yang mencapai ratusan hingga ribuan, subjek BA sudah mengalami kesulitan dimulai dari nilai bilangan puluhan sampai ribuan. Fase baseline-1 subjek BA mean level yang diperoleh adalah 37% kemudian mengalami peningkatan pada fase intervensi dengan mean level 49%, dan mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi pada fase baseline-2 dengan mean level 69%.
(3)
Berdasarkan peningkatan kemampuan operasi hitung di setiap fasenya, dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan siswa low vision di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi.
B. Rekomendasi
Media pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran, terlebih untuk siswa berkebutuhan khusus seperti siswa low vision. Siswa low vision sebagian besar masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak dapat dipungkiri siswa low vision juga membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dan konkrit untuk membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran. Atas dasar penelitian ini, peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Diharapkan guru di sekolah, khususnya guru mata pelajaran matematika menggunakan abakus sebagai alternatif media pembelajaran dalam mengajarkan operasi hitung matematika di kelas 6 SDLB, tetapi akan lebih baik jika guru menggunakan media abakus ini dari kelas 3 sekolah dasar agar siswa terbiasa dan mahir menggunakan media abakus untuk membantu siswa menguasai materi operasi hitung matematika.
2. Bagi Orang Tua
Selain guru di sekolah, orang tua juga merupakan guru di rumah. Maka dari itu diharapkan kepada orang tua agar bisa memahami dan mengerti cara penggunaan abakus, ini dimaksudkan agar anak tidak hanya belajar di sekolah melainkan juga di rumah, orang tua bisa menjadi guru sekaligus supervisor bagi anak mereka sendiri.
3. Peneliti Selanjutnya
(4)
67
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti lainnya dapat melakukan penelitian dengan menambahkan jumlah subjek dan desain peneltian yang berbeda, dengan harapan untuk memberikan gambaran yang lebih baik serta dapat melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2008). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Anonim. (2013). Pengertian Matematika Menurut Ahli. [Online]. Tersedia:
http://pengertianahli.com/2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli.html. [Diakses pada tanggal 5 januari 2014].
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Tujuan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Gunawan, Yusup. (2012). Penggunaan Media Abakus untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Perkalian pada Siswa Tunanetra. Skripsi Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Hosni, Irham. (2005). Konsep Dasar Low Vision dan Kebutuhan Layanannya.
Pelatihan Guru Low Vision Se-Jawa Barat. Bandung.
Iswari, Ani. (2005). Penggunaan Abakus Sebagai Alat Bantu Berhitung. Skripsi Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Nawawi, Ahmad. (2007). Low Vision. Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung, Indonesia.
Rahardja, Djadja. (2010). Sistem Pengajaran Modul Orientasi dan Mobilitas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sunanto, Djuang. dkk. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subyek Tunggal.
Bandung: UPI press.
Sunanto, Djuang. (2012). Single Subject Research. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19610515
1987031-JUANG_SUNANTO/SINGLE_SUBJECT_RESEARCH_%5BCompatib ility_Mode%5D.pdf. [Diakses tanggal 10 Januari 2014].
Somantri, Sutjihati T. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Syahbayu, Bagus. (2012). Pengaruh Penggunaan Kartu Huruf Terhadap Kemampuan membaca Permulaan Huruf Awas Pada Siswa Low Vision kelas II SDLB di SLBN-A Citeureup Cimahi. Skripsi Sarjana pada FIP
(6)
Fitri Nuraini Priherlani, 2014
Penggunaan Media Abakus Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan Pada Siswa Low Vision Kelas VI Sdlb Di SLB Negeri Citeureup Kota Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Tarsidi, Didi. (2009). Kompilasi Materi Perkuliahan Pendidikan Anak Tunanetra I. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.
Tarsidi, Didi. (2012). Dampak Ketunentraan Terhadap Fungsi Kognitif Anak. [Online].Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19510601
1979031-DIDI_TARSIDI/Makalah%26Artikel_Tarsidi_PLB/Dampak_Ketunanetr aan_terhadap_Fungsi_Kognitif_Anak.pdf. [Diakses tanggal 10 Januari 2014].