PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA

LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikanKhusus

Oleh : TejaSulanjana NIM. 1006612

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA

LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Oleh TejaSulanjana

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©TejaSulanjana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TEJA SULANJANA

1006612

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA

LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Disetujuidandisahkanolehpembimbing: Pembimbing I

Dr. JuangSunanto,Ph.d., M.Ed NIP. 19610515 1987031 002

Pembimbing II

Drs. Irham Hosni, Dipl,.S.Ed NIP. 19510621 198503 1001

Mengetahui

KetuaJurusanPendidikanKhusus FIP UPI Bandung

Dr. Budi Susetyo, M.Pd. NIP. 195809071987031001


(4)

\

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISON DI SLBN A

CITEUREUP CIMAHI

Anak low vision merupakan seseorang yang masih mempunyai sisa penglihatan yang fungsional termasuk klasifikasi tunanetra. Anak low

vision memiliki kesuliatan menulis huruf awas dibandingkan dengan

anak awas pada umumnya. Mereka memiliki hambatan dalan jarak, ukuran, pencahayaan, dan kontras dari sisa penglihatan yang dimilikinya. Dalam kasus ini anak low vision yang berinisial DE, DA, IN siswa SLBN A Citeureup Cimahi yang masih memiliki sisa penglihatan belum mampu menulis huruf awas dengan baik padahal anak sudah mengetahui huruf awas dari A-Z dan sudah mampu membacanya dengan sisa penglihatan yang masih bias dioptimalkan dalam membaca huruf awas. Salah satu caranya yang dapat dilakukan untuk dapat membantu anak low vision dalam menulis huruf awas adalah dengan menggunakan media papan elektronik alfabet. Media ini dapat membantu anak low vision dalam menulis huruf awas dalam hal menulis huruf dengan ketebalan huruf dan ukuran huruf yang diperbesar yang dapat membantu dalam hal persepsi visual serta persepsi audio yang bisa mengeluarkan suara pada saat proses penulisan huruf awas. Hal ini yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh media papan elektronik alphabet terhadap kemampuan menulis huruf awas pada anak low vision. Metode yang digunakan peneliti adalah metode eksperimen dengan pendekatan single subject research dengan desain penelitian A-B-A. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan menulis huruf awas setelah menggunakan media papan elektronik alfabet.


(5)

\

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Kata Kunci :Low vision, menulis, papan elektronik alphabet

ABSTRACT

USE OF ELECTRONIC MEDIA BOARD OF ABILITY TO WRITE LETTERS ALPHABET CAUTION STUDENTS IN LOW VISION SLBN A

CITEUREUP CIMAHI

Children with low vision is someone who still has residual functional vision including visual impairment classification. Low vision children have difficulty writing letters sighted compared with sighted children in general. They have a role in the barriers of distance, size, lighting, and contrast from the rest of the vision he had. In this case the child with low vision initials DE, DA, IN students SLBN A Citeureup Cimahi who still has residual vision has not been able to write letters sighted well when the child already knows the letters sighted from AZ and have been able to read it with the rest of the vision that is still biased optimized in read letters alert. One way that can be done to help children with low vision in sighted writing letters is to use the electronic media alphabet board. The media can help children with low vision in writing letters sighted in terms of writing letters to the thickness of the font and font size enlarged which can help in terms of visual perception and audio perception that can make a sound during the process of writing letters alert. It is behind the researcher to conduct research that aims to determine the extent of the influence of the media electronic board alphabet on the ability to write letters sighted in children with low vision. The method used by the researchers is an experimental method research approach with a single subject research design ABA. These results indicate an increased ability to write letters using a media alert after the electronic board alphabet.


(6)

\

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Keywords: Low vision, written, electronic board alphabet


(7)

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 3

C. BatasanMasalah ... 3

D. RumusanMasalah ... 4

E. TujuandanKegunaanPenelitian ... 4

D. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II LANDASAN TEORETIS A. KonsepDasarLow Vision ... 6

B. Konsep Media Pembelajaran ... 9

C. KonsepMenulisPermulaan ... 11

D. Penelitian yang Relevan ... 13

E. KerangkaBerfikir ... 13

F. Hipotesis ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. VariabelPenelitian ... 15

B. MetodePenelitian ... 16

C. Subjek Penelitian ... 18

D. TeknikPengumpulan Data ... 18

E. InstrumenPenelitian ... 19

F. UjiCobaInstrumen ... 20

G. PengolahandanAnalisis Data ... 22

H. PersiapandanPelaksanaanPenelitian ... 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(8)

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015

A. HasilPenelitian ... 28 B. AnalisisKemampuanMenulisHurufAwas ... 34 C. Pembahasan ... 63 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 65 B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KlasifikasiKetajamanPenglihatanMenurut WHO ... 7

Tabel 4.1Data presentaseBaseline-1 (A-1) ... 29

Tabel 4.2 Data PresentaseIntervensi (B) ... 30

Tabel 4.3Data presentaseBaseline-2 (A-2) ... 32

Tabel 4.4PanjangKondisi ... 33

Tabel 4.5KecenderunganArah... 37

Tabel 4.6PresentasiStabilitas ... 47

Tabel 4.7KecenderunganJejak Data ... 47

Tabel 4.8Jumlah Variable yang Diubah ... 54

Tabel 4.9PerubahanKecenderunganArahdanEfeknya ... 54

Tabel 4.10KecenderunganArahdanEfeknya ... 55

Tabel 4.11Perubahan Level ... 56

Tabel 4.12 Data Overlap ... 61


(10)

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 KemampuanMenulisHurufAwasFasebaseline-1 (A-1) ... 30

Grafik 4.2 KemampuanMenulisHurufAwasFaseIntervensi (B) ... 32

Grafik 4.3 Data presentaseBaseline-2 (A-2) ... 32

Grafik 4.4 KemampuanMenulisHurufAwasFase A1-B-A2 Subjek DE, DA dan IN 34 Grafik 4.5 Estimasikecenderunganarahfasebaseline-1 (A-1) ... 35

Grafik 4.6 EstimasiKecenderunganArahFaseIntervensi (B) ... 36

Grafik 4.7EstimasiKecenderunganArahFaseBaseline-2 (A-2) ... 36

Grafik 4.8KecenderunganStabilitasFaseBaseline-1 (A-1) Subjek DE ... 38

Grafik 4.9KecenderunganStabilitasFaseBaseline-1 (A-1) Subjek DA ... 39

Grafik 4.10KecenderunganStabilitasFaseBaseline-1 (A-1) Subjek IN ... 40

Grafik 4.11KecenderunganStabilitasFaseIntervensi(B) Subjek DE ... 41

Grafik 4.12KecenderunganStabilitasFaseIntervensi(B) Subjek DA ... 42

Grafik 4.13KecenderunganStabilitasFaseIntervensi(B) Subjek IN ... 43

Grafik 4.14KecenderunganStabilitasFaseBaseline 2 (A-2) Subjek DE ... 44

Grafik 4.15KecenderunganStabilitasFaseBaseline 2 (A-2) Subjek DA ... 45

Grafik 4.16KecenderunganStabilitasFaseBaseline 2 (A-2) Subjek IN ... 46

Grafik 4.17Overlap KondisiBaseline-1 (A-1) denganIntervensi (B) Subjek DE ... 57

Grafik 4.18Overlap KondisiBaseline-1 (A-1) denganIntervensi (B)Subjek DA ... 58

Grafik 4.19Overlap KondisiBaseline-1 (A-1) denganIntervensi (B)Subjek IN ... 58

Grafik 4.20Overlap KondisiIntervensi (B) denganBaseline-2 (A-2) DE ... 60

Grafik 4.21Overlap KondisiIntervensi (B) denganBaseline-2 (A-2) DA ... 60

Grafik 4.22 Overlap KondisiIntervensi (B) denganBaseline-2 (A-2) ... 61

Grafik 4.23 Mean Level KemampuanMenulisHurufAwas ... 63


(11)

1

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting peranannya bagi masa depan dan merupakan hak setiap anak. Sebagaimana Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa, “setiap siswa berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya”.

Pendidikan merupakan proses untuk mempersiapkan siswa didik mencapai kedewasaan. Pendidikan Khusus sebagai salah satu pendidikan yang melayani anakdengandisabilitassebagai objek formal dan materialnya dari berbagai jenis kelainan. Bagaimanapun, sebagai warga negara, anak dengan disabilitasjugamemiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan .

Pemerolehan pendidikan yang lebih luas untuk semua warga negara Indonesia maka mutu pendidikan tidak diabaikan, sebagaimana dikatakan oleh Darmodiharjo (1985, hlm. 15)bahwa : “Pemerataan pendidikan juga meliputi pemerataan mutu pendidikan, sehingga untuk sekolah yang dianggap rendah mutunya perlu diberi pembinaaan seperlunya antara lain dengan penataan guru-guru dan pengadaan alat-alat pelajaran serta sarana penunjanglainnya.

Salah satu pendidikan yang dapat dikembangkan dan wajib dikuasai pada anak dengan disabilitas khususnya siswalow vision adalah menulis.Menulis itu merupakan kegiatan menuangkan ide-ide kedalam bentuk visual,mengungkapkan bahasa dalam bentuk simbol gambar, aktifitas komplek mencakup gerakanlengan, tangan, jari dan mata secara terintegrasi, dan juga salah satu komponen sistemkomunikasi yang menggambarkan fikiran, perasaan dan ide kedalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis. Seperti halnya membaca, menulis tidak akan pernah lepas dariberbagai kegiatan sehari-hari. Setiap bidang pekerjaan menuntut kita untuk mampu menulisdan membaca, hal ini menunjukkan bahwa selain membaca, menulis merupakan jeniskomunikasi yang paling efektif dan sangat diperlukan, karena menulis tersebut merupakanpenyampaian ide, fikiran, ungkapan perasaan dan kehendak dalam


(12)

2

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 bentuk tanda-tanda(lambang bahasa) yang dikenal bersama.

Memperhatikan ciri-ciri siswalow vision bahwa mereka ini dapat menggunakansisa penglihatannya dalam merenanakandan melaksanakan tugas sehari-hari, maka untukitu perlu adanya proses belajar mengajar yang mendukung seperti membaca dan menulistulisan awas guna mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswalow vision. Low vision tidak menjadi hambatan untuk bisa menggunakan sisa penglihatannya dalam pembelajaran menulis huruf awas. Untukmembaca dan menulis tulisan awas dibutuhkan alat dan sarana yang mendukung sehinggadalam menulis matanya tidak cepat lelah dan letih.

Penulis mencoba memanfaatkan metode belajar menulis menggunakan media elektronik papan huruf alfabet yang dapat membantu dalam latihan menulis permulaan huruf awas.Salah satu cara paling mudah dan ekonomis yang dapat membantu siswalow vision dalam menulis permulaan huruf awas ialah dengan cara menggunakan media pembelajaran elektronik papan menulis huruf alfabet. Huruf dari tulisan awas atau huruf biasa tersebut yang dimodifikasibesarnya dan bisa mengeluarkan suara pada saat proses menulis serta cahaya yang baik agar siswalow vision tersebut bisamenulis dengan baik .

Menulis siswalow vision tentu berbeda dengan siswa awas, untuksiswa awas bisa menulis secara umum sedangkan pada siswalow vision berbeda karenaberhubungan dengan sisa penglihatan yang ia miliki tadi. Melalui media pembelajaran papan elektronik huruf alfabet tadiyaitu dengan cara memperbesar dan mempertebal huruf dari ukuran yang biasa (12) hinggaukuran yang bisa siswa untuk melihat huruf tersebut nantinya, maka siswalow vision akanlebih jelas meniru kembali atau menulis dan siswa low vision tersebut lebih memfokuskanmatanya yang masih punya sisa penglihatan untuk digunakan lebih baik.

Selain memperbesar ukuran dan ketebalan huruf, media ini dibuat disesuaikan dengan kemampuan sisa penglihatan siswalow vision dengan melakukan asesmen penglihatan atau visus hasil pemeriksaan medis. Media papan menulis elektronik huruf alfabet ini mengeluarkan suara pada saat proses menulis, sehingga memudahkan siswa apabila tulisannya melenceng atau keluar dari jalur huruf yang seharusnya.


(13)

3

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana

penggunaan media papan elektronik untuk meningkatkan kemampuan menulis hurufpada siswa low vision.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas banyak yang mempengaruhi faktor menulis hurufawassiswalow vision, diantaranya :

1. Low vision tidak menjadi hambatan untuk bisa menggunakan sisa

penglihatannya dalam pembelajaran menulis huruf awas.

2. Ketidaktepatan penerapan pendekatan pembelajaran pada siswa low visionakan sangat menghambat dalam kemampuan menulis hurufawas.

3. Menulis tulisan awas dibutuhkan alat dan sarana yang mendukung dalam mengefisienkan waktu pembelajaran sehingga mata tidak cepat lelah dan letih.

4. Penggunaan media pembelajaran dapat mempengaruhi kemampuan menulis hurufawas pada siswa low vision, seperti huruf timbul, buku menebalkan tulisan dengan ukuran huruf lebih dari 12, dan papan elektronik huruf.

5. Media papan elektronik huruf dapat menjadi salah satu cara paling mudah dan ekonomis yang dapat membantusiswalow vision dalam menulis permulaan huruf awas, yang mana huruf dari tulisan awas atau huruf biasa tersebut yang dimodifikasibesarnya dan bisa mengeluarkan suara pada saat proses menulis serta cahaya yang baik agar siswalow vision tersebut bisamenulis dengan baik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat beberapa media yang dapat mempengaruhi menulis hurufawas, maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan media papan elektronik untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf awas siswa low vision.


(14)

4

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan media papan elektronik dapat meningkatkan kemampuan menulis huruf awas siswa low

vision?

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh penggunaan media papan elektronik terhadap peningkatan kemampuan menulis hurufawaspada siswa low visiondi SLBN A Citeureup. 2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi peneliti menambah pengetahuan mengenai pembelajaran pada siswa low

vision, khususnya menulis hurufawas.

b. Bagi guru dapat sebagai bahan kajian, masukan dan pertimbangan untuk mengembangkan penggunaan media papan elektronik dalam pembelajaran menulis permulaan.

F. StrukturOrganisasiSkripsi

Adapunsistematikapenulisan di dalampenelitianiniyaituterdapatlimabab, sebagaiberikut:

1. Bab I Pendahuluan

Padababinimencakupbahasanlatarbelakangmasalah, identifikasimasalah, batasanmasalah, rumusanmasalah, dantujuandankegunaanpenelitian.

2. Bab IILandasanTeori

Bab keduayaitukajianpustakamencakupbeberapapoin yang

berkaitandenganpemahamansiswalow vision, pemahamanmenulis, media pembelajaran papan alfabet, penelitian yang relevan, dankerangkaberfikir. 3. Bab IIIMetodePenelitian

Bab ketigayaitumerupakanmetodepenelitian yang

mencakupvariabelterikatdanbebas, metodepenelitian,

subjekpenelitiandanlokasipenelitian, teknikpengumpulan data, instrumenpenelitian, ujicobainstrumen, pengolahandananalisis data, danpersiapandanpelaksanaanpenelitian.


(15)

5

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Bab keempatmencakuphasildaripenelitiandanpembahasandaripenelitian yang

dilaksanakan, yaitupembahasanmengenaipembelajaran menulis menggunakan papan huruf alfabet.

5. Bab V Penutup

Bab terakhiradalahbabkelima yang

mencakupkeseluruhanpembahasandaripenelitiandandiarangkumdengankesim

pulan, saran danrekomendasidarihal-hal yang


(16)

15

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 BAB III

METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel yaitu memberikan batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan terutama batasan variabel penelitian, baik variabel bebas maupun variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah papan hurufawas, sebagai media pembelajaran bagi anak low vision untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan.

Menurut Heinich (dalam Susilana dan Riyana, 2009, hlm. 6) media merupakan alat saluran komunikasi yang berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Papan huruf awasmerupakan salah satu media yang dirancang peneliti untuk membantu anak low vision menulis permulaan dengan cara yang menyenangkan. Adapun fungsi media ini dapat membantu siswa dalam melatih menulis, terutama mengenalkan hurufawas.

2. Variabel Terikat

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat (target behavior) dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis permulaan.

Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca. Untuk dapat menulis, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya.


(17)

16

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment dalam penerapan penggunaan media papan huruf awasterhadap kemampuan menulis pada siswa

low vision. Metode penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendali” (Sugiyono, 2013, hlm.72).

Selanjutnya, Arikunto (2007, hlm.3) mengemukakan pendapatnya tentang ekperimen sebagai berikut:“Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebabakibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisikan faktor-faktor lain yang mengganggu”. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksed untuk melihat akibat dari perlakuan.

Pemilhan metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perlakuan terhadap suatu subjek, yaitu dengan cara memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan.

Penelitian ini diarahkan untuk subjek tunggal dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu, sehingga menggunakan pendekatan single

subject rearch (SSR). Single subject rearch (SSR) yaitu penelitian eksperimen

yang dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari intervensi yang diberikan kepada satu objek secara berulang. Sebagaimana pendapat

McReynolds, L. V., & Thompson, C. K. (1986, hlm 84 bahwa “single-subject research designs also allow researchers to draw conclu- sions about whether an intervention causes desired changes in student outcomes”.

Penelitian SSR ini menggunakan pola desain A-B-A. Menurut Sunanto, Takeuchi, dan Nakata (2007, hlm.44-45) desain A-B-A mempunyai tiga fase yaitu sebagai berikut dibawah ini:

a. A1 (baseline) adalah kondisi awal perilaku sasaran (target behaviour) sebelum mendapatkan perlakuan (intervensi).


(18)

17

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 b. B (Treatment) dimaksudkan dimana kondisi selama mendapatkan perlakuan

(intervensi).

c. A2 (Baseline 2) adalah kondisi pengulangan baseline setelah diberikan perlakuan (intervensi).

d. Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Desain A-B-A bertujuan untuk memperoleh data sebelum subjek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan perlakuan dan setelah diberikannya perlakuan, selanjutnya dilihat ada tidaknya pengaruh yang terjadi akibat perlakuan yang diberikan. Serta dalam disain A-B-A terdapat pengulangan kondisi baseline setelah intervensi, guna sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat.

Pola desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut:

o1o2o3 oooo1o2o3

Desain A1-B-A2 Keterangan :

o1o2o3 = Kondisi Awal

ooo = Pemberian Perlakuan o1o2o3 =Kondisi Akhir

Menurut Sunanto (2007, hlm.61) untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan desain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Mendefinisikan target behaviour sebagai perilaku yang dapat diukur secara akurat.

xxx

Intervensi

Baseline 1 Baseline 2


(19)

18

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara

kontinyu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai trend dan level data menjadi stabil.

3. Memberikan intervensi setelah trend data baseline stabil.

4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.

5. Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi (B) stabil mengulang fase baseline (A2).

C. Subjek Penelitian Dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa kelasSD, SMP. Siswa tersebutberinisial, DE, DA dan IN dengan jenis kelamin 1 perempuandan 2 laki-laki.Setelah dilakukan asesment kemudian diperoleh kemampuan siswa sejauh ini belum mampu menulis semua huruf awas walaupun dengan sisa penglihatannya yang terbilang cukup besar.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLBN A Citereup Cimahi D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui tes dan observasi. Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan dan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dengan bentuk tes tertulis.Data dikumpulkan pada saat tes dilakukan pada fase beseline 1 (A1), fase

treatment (B), dan pada fase baseline 2 (A2).

Observasi adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran. Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung. Observasi diarahkan untuk memperoleh data tentang kemampuan dan jenis kesulitan menulis.


(20)

19

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dinamakan juga alat ukur dalam penelitian atau disebut juga dengan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Fenomena ini disebut dengan variabel penelitian.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan dalam menilai kemampuan menulis permulaan adalah berupa tes tertulis, yang terdiri dari 26 soal dan dijadikan alat ukur untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa

low vision baik sebelum diberikan intervensi maupun setelah diberikan

intervensi. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar pengaruh media dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan.

Langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian adalah sebagai berikut:

1. Membuat table spesifikasi

Tabel spesifikasi atau kisi-kisi ini berisi aspek menulis permulaan, yaitu menuliskan huruf awas A-Z, baik secara berurutan maupun secara acak. 2. Pembuatan butir soal

Butir soal yang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang telah ditentukan dalam kisi-kisi.

3. Penilaian butir soal

Untuk mengolah hasil tes maka penilaian dengan cara memberikan skor 1 (satu) jika anak dapat membaca dengan benar dan skor 0 (nol) jika anak salah atau tidak dapat membaca.

4. Uji coba instrument

Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal berdasarkan pada pendapat para ahli. Melalui proses judgement ini kelayakan alat pengumpul data dapat digunakan sebagaimana mestinya.

5. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat


(21)

20

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 F. Uji Coba Instrument

Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka peneliti perlu kiranya melakukan uji coba instrument penelitian terlebih dulu untuk mengetahui layak atau tidak layaknya intrumen tersebut dijadikan sebagai alat tes.Data hasil uji coba selanjutnya diolah dan dianalisis.

Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.Instrumen yang valid berarti

“instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2013, hlm.121).“Instrumen yang reliabel berarti instrumen

yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama, akan

mendatangkan data yang sama” (Sugiyono, 2013, hlm.122).

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal berdasarkan pendapat para ahli. Melalui proses judgement ini kelayakan alat pengumpul data dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Dalam penelitian ini, instrument yang diberikan berupa soal tes.Soal yang dibuat disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui tingkat kemampuan berhitung perkalian siswa tunanetra.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

1. Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuaian antara alat pengukuran dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuaian antara pengukuran dengan apa yang hendak diukur, sehingga suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes tersebut betul-betul mengukur kecepatan berhitung. Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi berupa expert-judgement dengan teknik penilaian para ahli. Menurut Sugiyono (2006, hlm.177) “untuk menguji validitas butir-butir

instrumen lebih lanjut dapat dikonsultasikan dengan ahli...”.Validitas isi dengan

teknik penilaian ini digunakan untuk menentukan apakah tes tersebut sesuai antara tujuan pembelajaran dengan butir soal yang dibuat.


(22)

21

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun butir soal tes ,menulishurufa-z

, kemudian diminta penilaian (judgement) kepada tiga orang penilai yaitu dua orang dari dosen Pendidikan Luar Biasa dan satu orang guru sekolah.

Hasil judgement kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :

� = F

N× 100%

Keterangan : P = persentase F = jumlah cocok N = jumlah penilai ahli

2. Realibilitas

Arikunto (Haryadi, 2007, hlm. 39) mengemukakan bahwa “reliabilitas tes adalah taraf kepercayaan yang tinggi terhadap suatu soal, apakah suatu tes memberikan soal yang tetap atau berubah-ubah”. Oleh karena itu suatu soal tes akan menunjang pula kereliabilitasan tes yang diberikan.

Untuk menguji reliabilitas konsistensi internal digunakan metode belah dua (spilit half method).

Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yaitu dengan menggunakan rumus Rulon.Susetyo (2011, hlm.111) mengatakan bahwa

“variasi yang diperoleh dari selisih subsekor dilambangkan dengan d, maka

koefisien realibilitas Rulon seperti dibawah.”

Rumus Rulon r11 = 1−Sd

2 St2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Tes


(23)

22

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Sd2 =

d2− d

2 N

N St

2 = x

2

− Nx 2

N

r

11

=

1

Sd 2

St2

d = difference yaitu perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan skor kedua (akhir)

St2 = varian total yaitu varians skor total

Dimasukkan kedalam rumus Rulon

G. Pengolahan Dan Analisis Data

Setiap penelitian memiliki pengolahan data. Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ekaperime dengan subjek tunggal pada penelitian ini yaitu menggunakan statistik deskriptif sederhana seperti grafik.

Menurut Sunanto (2007, hlm.37) terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi dalam grafik garis antara lain sebagai berikut:

1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukan satuan variabel bebas (misalnya sessi, hari, tanggal)

2. Oridinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukan satuan variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan variabel terikat.

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y merupakan ukuran 5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen. 6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukan adanya

perubahan kondisi ke kondisi.

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.


(24)

23

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Pada analisis data ini memiliki tiga langkah diantaranya: analisis dalam

kondisi dan antar kondis. Adapun tujuan utama analisis data ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari pemberian intervensi yang diberikan akan ada perubahan atau tidak. Pada teknik analisis disini akan dianalisa seluruh data yang dipeloreh dengan cara diseskripsikan dan seluruh data yang telah dianalisa akan digambarkan melalui grafik, maka akan diketahui apakah ada pengaruh dari intervensi tersebut. Pada pengolahan data penelitian dengan subjek tunggal juga menggunakan analisis visual.

Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku yang ingin diubah (Sunanto, 2007, hlm.96). Komponen dalam analisi tugas yaitu :

a. Analisis dalam Kondisi 1) Panjang Kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi. Banyaknya data dalam suatu kondisi menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi baseline tidak ada ketentuan yang pasti. Namun demikian, data dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data stabil dan arah yang jelas.

2) Kecenderungan Arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintas semua data dalam satu kondisi. Kecenderungan arah grafik (trend) menunjukan perubahan setiap jejak data dari sesi ke sesi (waktu ke waktu). Ada tiga macam kecenderungan arah yaitu meningkat, mendatar, dan menurun. Dalam penelitian ini menggunakan metode belah tengah (split-middle).

3) Tingkat Stabilitas (Level Stability)

Menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat stabitas data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% diatas dan di bawah mean.


(25)

24

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan data antara dua data.

Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir. 5) Jejak Data (Data Path)

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam satu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadinya tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun, dan mendarat. Jika sederetan data dalam suatu kondisi kita telusuri jejak datanya dari yang pertama hingga terakhir secara umum rentetan data tersebut dapat disimpulkan menaik, mendatar, atau menurun. 6) Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertaman dan data terakhir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimaa yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubaha (level change).

b. Analisis Antar Kondisi 1) Variabel yang Diubah

Dalam analisis data anatar kondisi sebaiknya variabel terikat atau prilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekanan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

2) Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi. Secara garis besar perubahan kecenderungan arah grafik antarkondisi kemungkinannya adalah sebagai berikut: mendatar ke menurun, mendatar ke menaik, mendatar ke menurun, menaik ke menaik, menaik ke mendatar, menaik kemenurun, menurun ke menaik, menurun ke mendatar, menurun ke menurun. Adapun makna efeknya sangat tergantung pada tujuan intervensinya.

3) Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan Efeknya

Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data. Data dikatakan stabil apa bila data tersebut menunjukan arah (mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten.


(26)

25

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 4) Perubahan Level Data

Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah. Tingkat perubahan data antarkondisi ditunjukan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi berikutnya. Nilai selisih menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.

5) Data yang Tumpang Tindih (overlap)

Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data yang sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Hal ini memberikan isyarat bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakinkan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data terebut adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 terhadap subjek sampai terjadi sestabilan.

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatment terhadap subjek selama 5 kali pertemuan.

3. Melakukan evaluasi dan penilaian kondisi baseline-2 terhadap subjek sampai terjadi sestabilan.

4. Membuat table penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline-1 dan kondisi treatment, serta kondisi baseline-2 dari subjek.

5. Membandingkan hasil skor yang diperoleh dari kondisi baseline-1 dengan skor kondisi treatment dan kondisi baseline-2 dari subjek.

6. Membuat grafik dari skor yang sudah diperoleh kemudian menganalisisnya untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut. H. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian


(27)

26

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 1. Persiapan Penelitian

Penelitian dilakukan pada satu subjek yakni siswa tunanetra kelas 6 SD. Dalam penelitian ini subjek diberikan pembelajaran matematika dengan menggunakan jaritmatika. Langkah-langkah persiapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan Studi Pendahuluan. b. Melakukan observasi ke sekolah. c. Menetapkan subjek penelitian. d. Mengurus Surat Perizinan.

1) Permohonan surat pengantar dari jurusan PLB untuk pengangkatan dosen pembimbing.

2) Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai pengangkatan dosen pembimbing.

3) Mengurus surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK.

4) Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) Kota Bandung di Jalan Supratman.

5) Dari KESBANG dan LINMASDA surat diteruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. di Dr. Rajiman.

6) Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian di sekolah tersebut.

e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen penelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrument penelitian tersebut.

f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :

1) Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan menulishuruf awasanak

2) Treatment (B) pada tahap ini dalam menulis huruf awas siswa diberikan

perlakuan yaitu dengan menggunakan media papan elektronik alfabet.

3) Baseline (A-2) fase ini merupakan fase terakhir. Dimana tujuannya adalah

untuk mengetahui kemampuan menulis huruf awas setelah diberikan perlakuan media.


(28)

27

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung skor yang diperoleh

siswa pada butir instrumen h. Melakukan analisis data i. Pelaporan hasil penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar yang telahdisediakan oleh pihak sekolah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian sebagai berikut:

a. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian.

b. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.

c. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas dan guru mata pelajaran mengenai jadwal penelitian.

d. Melakukan tes pada baseline (A-1) sebanyak empat sesi (sampai stabil). e. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan media sebanyak delapan

sesi.

f. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sesi (sampai stabil). g. Menganalisis dan mengolah data penelitian.


(29)

65

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilanalisisdari data yang

diperolehmelaluiskorpresentasedalammenulishurufawaspadaanakmemerlihatkanb

ahwasebelumdiberikanintervensidenganmenggunakan media

papanelektronikhurufmasihkurang.Tetapisetelahmenggunakan media papanelektronikhuruf

,kemampuananakdalammenulishurufawasmengalamipeningkatan.

Kemampuanmenulishurufawasawalsubjek DE, DA,

INsebelumdiberikanintervensipadafase baseline-1 (A-1)

masihkuranghaliniditunjukandengan mean level DE 53,12% DA 44,47% IN

31,97% Padafaseintervensimenggunakan media

papanelektronikhurufmengalamipeningkatandengan mean level DE 59,13% DA

50,61% IN 39,66%sedangkanpada baseline-2 (A-2)

dimanapemberianintervensitidakdilakukanmenunjukan mean level DE 65,46%

DA 67,31% IN

46,07%Estiminasikecenderunganmenunjukanarahmeningkatsetelahmendapatkani

ntervensiberupa media papanelektronikhurufalfabet.

Kecenderunganstabilitasmenunjukan variable

stabilpadasaatdansetelahdilakukanintervensimenggunakan media

papanelektronikhurufalfabet. Dari

perbandingankemampuanmenulishurufawassebelumdiberikanintervensi (baseline-1) dengankemampuanmenulissetelahdiberikanintervensi (baseline-2) dapatdisimpulkanterdapatpeningkatankemampuanmenulishurufawaspadasubjekD E, DA, dan IN di SLBN A CiteureupCimahi.

B. Rekomendasi

Dalamproses pembelajaran media

pembelajaransangatpentingdalammenunjangberlangsungnyapembelajaran yang


(30)

66

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 karenadalampembelajaranharusmemperhatikanprinsip-prinsippembelajarananak

low vision yaitucahaya, kontras, ukuran, jarak. Maka media yang digunakan di dalampenelitianadalahpapanelektronikhurufberpengaruhterhadapkemampuanmen ulishurufawaspadaanak low vision.Berdasarkanpenelitianinirekomendasi yang diberikanadalah :

1. Bagi Guru

Metodepembelajaran yang tepatdan media yang

sesuaidengankebutuhandankarakteristikanakakanmembantu di dalam proses pembelajaranmenulishurufawasanak low vision. Salah satu saran bagi guru adalahmenggunakan media papanelektronikhuruf.

2. BagiSekolah

Penelitianinidiharapkandapatmenjaditambahanilmudaninspirasi , sehinggapihaksekolahdapatmelakukanasesmenkemampuanmenulishurufawaspada anak low vision khususnyasubjek yang ditelitidanselanjutnyadapatmenggunakan median papanelektronikhurufsebagaisalahsatualat bantu dalam proses pembelajaranmenulishurufawasdandapatmengembangkankreatifitasanakdalampel ajaranlainnya di SLB N A CiteureupCimahi

3. BagiPenelitianSelanjutnya

Berdasarkanhasildaripenelitianini, penggunaan media

papanelekrtronikhurufdapatmeningkatkankemampuanmenulishurufawaspadaanak

low vision.Informasi yang

adadalampenelitianinidapatdigunakansebagairujukanpenelitianlain, karenapenelitianinihanyaberlakupadasubjekpadasaatpenelitianini.

Sehinggapenelitiandilakukanpadasubjek yang laindengankarakteristikanak yang berbeda.


(31)

Teja Sulanjana, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN ELEKTRONIK ALFABET TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF AWAS SISWA LOW VISION DI SLBN A CITEUREUP CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015

DAFTAR PUSTAKA

Hallahan, D. P., &Kauffan, J. M. (1988). Exceptional Children. USA: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Musfiroh, T. (2009).Menumbuhkembangkanbacatulisanakusiadini. Jakarta :GramediaWidiasarana Indonesia.

PusatPembinaandanPengembanganBahasaDepartemenPendidikandanKebudayaan. 1999. KamusUmumBahasa Indonesia. Jakarta :BalaiPustaka.

Somantri, S. 2007. Psikologianakluarbiasa.Bandung :RefikaAditama

Sugiyono. (2008.) MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung :Alfabeta.

Tarsidi, D.2009. kompilasipendidikananaktunanetra 1.Tidakditerbitkan.

Universitaspendidikanindonesia. 2013. Pedomanpenulisankaryailmiah. Bandung :UniversitasPendidikan Indonesia.

Wardani, IG.A.K. et al. (2007). Pengantarpendidikanluarbiasa .Jakarta :Universitas Terbuka.

Widdjajantin, A. danHitipeuw, I. (1994).OrtopedagogikTunanetra I. Jakarta :Depdikbud, DirektoratJenderalPendidikanTinggi.


(1)

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 4) Perubahan Level Data

Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah. Tingkat perubahan data antarkondisi ditunjukan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi berikutnya. Nilai selisih menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.

5) Data yang Tumpang Tindih (overlap)

Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data yang sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Hal ini memberikan isyarat bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakinkan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data terebut adalah sebagai berikut:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 terhadap subjek sampai terjadi sestabilan.

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatment terhadap subjek selama 5 kali pertemuan.

3. Melakukan evaluasi dan penilaian kondisi baseline-2 terhadap subjek sampai terjadi sestabilan.

4. Membuat table penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline-1 dan kondisi treatment, serta kondisi baseline-2 dari subjek.

5. Membandingkan hasil skor yang diperoleh dari kondisi baseline-1 dengan skor kondisi treatment dan kondisi baseline-2 dari subjek.

6. Membuat grafik dari skor yang sudah diperoleh kemudian menganalisisnya untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut. H. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian


(2)

1. Persiapan Penelitian

Penelitian dilakukan pada satu subjek yakni siswa tunanetra kelas 6 SD. Dalam penelitian ini subjek diberikan pembelajaran matematika dengan menggunakan jaritmatika. Langkah-langkah persiapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan Studi Pendahuluan. b. Melakukan observasi ke sekolah. c. Menetapkan subjek penelitian. d. Mengurus Surat Perizinan.

1) Permohonan surat pengantar dari jurusan PLB untuk pengangkatan dosen pembimbing.

2) Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai pengangkatan dosen pembimbing.

3) Mengurus surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK.

4) Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) Kota Bandung di Jalan Supratman.

5) Dari KESBANG dan LINMASDA surat diteruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. di Dr. Rajiman.

6) Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian di sekolah tersebut.

e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen penelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrument penelitian tersebut.

f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :

1) Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan menulishuruf awasanak


(3)

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung skor yang diperoleh

siswa pada butir instrumen h. Melakukan analisis data i. Pelaporan hasil penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar yang telahdisediakan oleh pihak sekolah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian sebagai berikut:

a. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian.

b. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.

c. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas dan guru mata pelajaran mengenai jadwal penelitian.

d. Melakukan tes pada baseline (A-1) sebanyak empat sesi (sampai stabil). e. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan media sebanyak delapan

sesi.

f. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sesi (sampai stabil). g. Menganalisis dan mengolah data penelitian.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilanalisisdari data yang

diperolehmelaluiskorpresentasedalammenulishurufawaspadaanakmemerlihatkanb ahwasebelumdiberikanintervensidenganmenggunakan media papanelektronikhurufmasihkurang.Tetapisetelahmenggunakan media papanelektronikhuruf

,kemampuananakdalammenulishurufawasmengalamipeningkatan.

Kemampuanmenulishurufawasawalsubjek DE, DA, INsebelumdiberikanintervensipadafase baseline-1 (A-1) masihkuranghaliniditunjukandengan mean level DE 53,12% DA 44,47% IN 31,97% Padafaseintervensimenggunakan media papanelektronikhurufmengalamipeningkatandengan mean level DE 59,13% DA 50,61% IN 39,66%sedangkanpada baseline-2 (A-2) dimanapemberianintervensitidakdilakukanmenunjukan mean level DE 65,46%

DA 67,31% IN

46,07%Estiminasikecenderunganmenunjukanarahmeningkatsetelahmendapatkani ntervensiberupa media papanelektronikhurufalfabet.

Kecenderunganstabilitasmenunjukan variable

stabilpadasaatdansetelahdilakukanintervensimenggunakan media

papanelektronikhurufalfabet. Dari

perbandingankemampuanmenulishurufawassebelumdiberikanintervensi (baseline-1) dengankemampuanmenulissetelahdiberikanintervensi (baseline-2) dapatdisimpulkanterdapatpeningkatankemampuanmenulishurufawaspadasubjekD E, DA, dan IN di SLBN A CiteureupCimahi.


(5)

No. 15/PKH.S1/FIP-UPI/Oktober 2015 karenadalampembelajaranharusmemperhatikanprinsip-prinsippembelajarananak

low vision yaitucahaya, kontras, ukuran, jarak. Maka media yang digunakan di dalampenelitianadalahpapanelektronikhurufberpengaruhterhadapkemampuanmen ulishurufawaspadaanak low vision.Berdasarkanpenelitianinirekomendasi yang diberikanadalah :

1. Bagi Guru

Metodepembelajaran yang tepatdan media yang sesuaidengankebutuhandankarakteristikanakakanmembantu di dalam proses pembelajaranmenulishurufawasanak low vision. Salah satu saran bagi guru adalahmenggunakan media papanelektronikhuruf.

2. BagiSekolah

Penelitianinidiharapkandapatmenjaditambahanilmudaninspirasi , sehinggapihaksekolahdapatmelakukanasesmenkemampuanmenulishurufawaspada anak low vision khususnyasubjek yang ditelitidanselanjutnyadapatmenggunakan median papanelektronikhurufsebagaisalahsatualat bantu dalam proses pembelajaranmenulishurufawasdandapatmengembangkankreatifitasanakdalampel ajaranlainnya di SLB N A CiteureupCimahi

3. BagiPenelitianSelanjutnya

Berdasarkanhasildaripenelitianini, penggunaan media papanelekrtronikhurufdapatmeningkatkankemampuanmenulishurufawaspadaanak

low vision.Informasi yang

adadalampenelitianinidapatdigunakansebagairujukanpenelitianlain, karenapenelitianinihanyaberlakupadasubjekpadasaatpenelitianini.

Sehinggapenelitiandilakukanpadasubjek yang laindengankarakteristikanak yang berbeda.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hallahan, D. P., &Kauffan, J. M. (1988). Exceptional Children. USA: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Musfiroh, T. (2009).Menumbuhkembangkanbacatulisanakusiadini. Jakarta :GramediaWidiasarana Indonesia.

PusatPembinaandanPengembanganBahasaDepartemenPendidikandanKebudayaan. 1999. KamusUmumBahasa Indonesia. Jakarta :BalaiPustaka.

Somantri, S. 2007. Psikologianakluarbiasa.Bandung :RefikaAditama

Sugiyono. (2008.) MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung :Alfabeta.

Tarsidi, D.2009. kompilasipendidikananaktunanetra 1.Tidakditerbitkan.

Universitaspendidikanindonesia. 2013. Pedomanpenulisankaryailmiah. Bandung :UniversitasPendidikan Indonesia.

Wardani, IG.A.K. et al. (2007). Pengantarpendidikanluarbiasa .Jakarta :Universitas Terbuka.

Widdjajantin, A. danHitipeuw, I. (1994).OrtopedagogikTunanetra I. Jakarta :Depdikbud, DirektoratJenderalPendidikanTinggi.