PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Tunanetra Remaja di SLBN A Citeureup).

(1)

No. 06/ S1-PKh/ Oktober/ 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Tunanetra Remaja di SLBN A Citeureup)

SKRIPSI

Diajukkan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

oleh Dini Restiani NIM 1003067

DEPARTEMENT PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

No. 06/ S1-PKh/ Oktober/ 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Tunanetra Remaja di SLBN A Citeureup)

Oleh Dini Restiani

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Dini Restiani 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

No. 06/ S1-PKh/ Oktober/ 2014

LEMBAR PENGESAHAN

DINI RESTIANI 1003067

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Tunanetra Remaja di SLBN A Citeureup)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd. NIP. 19601015 198710 1 001

Pembimbing II

Drs. Nandi Warnandi, M.Pd. NIP. 19590525 198503 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1 B. Fokus Masalah ... 3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4 BAB II PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB

A. Tunanetra ... 1. Pengertian Tunanetra ... 2. Klasifikasi Tunanetra ... 3. Dampak Tunanetra Pada Masa Remaja ...

6 6 9 9 B. Remaja ...

1. Pengertian Remaja ... 2. Pembagian Masa Remaja ... 3. Aspek Perkembangan Remaja ... 4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja ... 5. Kondisi Remaja ...

12 12 16 16 17 18 C. Perilaku Heteroseksual ...

1. Pengertian Perilaku Heteroseksual ... 2. Perkembangan Perilaku Heteroseksual Remaja ... 3. Bentuk-Bentuk Perilaku Heteroseksual ... 4. Penyimpangan Perilaku Seksual ... 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dorongan Seksual dalam

Perilaku Heteroseksual Remaja ... 21 21 22 23 25 26 BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian ... B. Metode Penelitian ... C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... D. Pengujian Keabsahan Data ... E. Analisis Data ...

29 34 35 40 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Subjek ... 2. Analisis Data ...

44 44 59 B. Pembahasan ...

1. Pemahaman konsep lawan jenis remaja tunanetra ... 62 62


(5)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perilaku heteroseksual remaja tunanetra ... 3. Penyimpangan perilaku seksual pada remaja tunanetra

... 4. Upaya mengatasi perilaku seksual remaja tunanetra...

63 65 66 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 67 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

70 72


(6)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4

Keadaan Guru dan Karyawan ... Keadaan Siswa ... Keadaan Sarana dan Prasarana ... Kisi-Kisi Pedoman Penelitian ...

31 32 32 39

Tabel 4.1 Display Data NF ... 46

Tabel 4.2 Display Data MT ... 50

Tabel 4.3 Display Data FT ... 53


(7)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Sekolah ... 30

Bagan 3.2 Teknik triangulasi ... 42

Bagan 3.3 Langkah Analisis Data ... 43


(8)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 72

Lampiran 1... 73 Surat-surat penelitian ... 73 Lampiran 2... 81 Kisi-kisi ... Expert judgement ... Pedoman observasi ...,

82 83 125 Lampiran 3... 126 Hasil wawancara subjek ... Hasil wawancara guru dan pembimbing asrama ... Hasil Observasi ...

127 142 151 Lampiran 4... 161 Reduksi data subjek ...

Reduksi data guru dan pembimbing asrama ... 162 171 Lampiran 5... 177 Triangulasi ... Catatan lapangan ... Jadwal penelitian ... Dokumentasi ...

178 186 192 193


(9)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i ABSTRAK

Perilaku heteroseksual siswa tunanetra pada masa remaja SMPLB-SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Tunanetra di

SLBN A Citeureup Kota Cimahi)

Perilaku seksual pada remaja dapat diamati melalui hubungan heteroseksual. Pada masa perkembangannya remaja tunanetra perlu diarahkan agar terhindar dari penyimpangan perilaku seksual sehingga mereka akan mengarahkan dirinya menuju perilaku-perilaku seksual yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Penelitian dilakukan untuk dapat mengungkap beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:1) Bagaimana siswa tunanetra remaja memahami konsep mengenai lawan jenis? 2) Bagaimana perilaku heteroseksual pada siswa tunanetra remaja? 3) Adakah penyimpangan perilaku seksual pada siswa tunanetra remaja? 4) Bagaimanakan upaya penanganan penyimpangan perilaku seksual pada siswa tunanetra remaja? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian pada 2 remaja putra dan putri SMP dan 2 remaja putra dan putri SMA di SLBN A Citeureup Kota Cimahi. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan study dokumentasi dengan teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pada umumnya tunanetra sudah memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengenali lawan jenis, namun belum mampu mendeskripsikan perbedaan secara terperinci. 2) Perilaku heteroseksual pada remaja tunanetra dimanifestasikan dalam bentuk perilaku non-fisik dan fisik. 3) Pada umumnya remaja tunanetra tidak menunjukkan penyimpangan perilaku seksual. 4) Bimbingan kesehatan dan reproduksi berhasil menjadikan remaja tunanetra memahami hal-hal yang berkaitan dengan masalah seksual.


(10)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRACT

Heterosexual behaviour of adolescent with visual impairment on SMPLB-SMALB in SLBN A Citeureup Cimahi (Descriptive Study on Adolescent with visual

imparment in SLBN A Citeureup)

Heteroseksual behaviour on adolescent can be obserb by heterosxual relation. On time of development, adolescent with visual impairment need to get direction in other that their be excaped by deviation of sexual behaviour, so their shall be to direct their self to be a right sexual behaviours. The purpose of this study are to be answered some question of research 1) How adolescent with visual impairment understand about gender? 2) How heterosexual behaviour on adolescent with visual impairment? 3) Have their did a deviation of sexual behaviour? 4) How the effort to handling a deviation of sexual behaviour? The study conduct to two of adolescent in ninth grade and eleventh grade in SLBN A Citeureup Cimahi. The study used descriptive methode with approach qualitative. Data collecting on this study used observation, interview, and documentation with examination of authentinity of data with triangulation. The result of this study 1)Adolescent with visual impairment had has enough knowladge about gender,but their can’t be desribe specified 2) Heterosexual behaviour of adolescent with visual impairment can manifested to be physical and non-physical behaviour. 3) Their didn’t showed a deviation of sexual behhaviour. 4) guidance healthy and reproduction successfull made an adolescent visual impairment know and understand about sexual problems.


(11)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Masaremajamerupakanmasa yang

seringdikatakansebagaimasatopanbadaidan stress (Storm and Stress), karena merekatelahmemilikikeinginanuntukmenentukkanjalankehidupannyasendiri.A pabilahaltersebutdilakukandenganarahan yang baik, makakehidupanmerekaakanmerujukpadaarah yang baik. Namun, jikatidakdilakukandenganarahanmaupunbimbingan,

makabisasajamerekatidakmemilikimasadepan yang baik.Seperti yang dijelaskanPiaget (dalam Santrock, 2007, hlm. 123)

“masaremajaadalahusiadimanaindividuberintegrasidenganmasyarakatdewasa, usiadimanaanaktidaklagimerasa di bawahtingkat orang-orang yang lebihtua,

melainkandalamtingkatan yang

samasekurang-kurangnyadalammasalahhak”.Secarapsikologis,

perkembanganperilakuremajaterdiridariperilakukognitif, sosioemosional, danseksual.Perilakuseksualmerupakansuatuperilaku yang berkaitaneratdenganbagaimanaremajatersebutmelakukanhubungandenganlawa njenis.

Banyaksekaliperubahan yang nampakpadamasaremaja yang diakibatkanperkembanganfisioseksualmaupunpsikoseksual.Hal

initentuberpengaruhpadaperilakuheteroseksual yang

ditunjukkanolehremaja.“Perilakuheteroseksualadalahperilakupsikoseskualden

ganorientasipsikoseksual yang optimal,


(12)

2

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(dalam Imami, 2006, hlm. 21). Sementara Saworno (2003, hlm. 20) mengemukakan bahwa:

Perilakuheteroseksualpadaremajadapatdiwujudkandalamtingkahlaku yang bermacam-macam, dimulaidenganperasaantertarik, bekencan, berpegangantangan, menciumpipi, berpelukan, menciumbibir, memegangbuah dada di atasbaju, memegangbuah dada di balikbaju, memegangalatkelamin di atasbaju, danmelakukansenggama.

Padahakekatnyasetiapmanusiamengalamifaseperkembangandalamkehi

dupannya, takterkecualianaktunanetra.Mereka pun

mengalamifaseperkembangan yang

dialamiolehanakpadaumumnya.MenurutBarraga(dalam Yusuf, 2001, hlm. 23) mengemukakanpengertiantunanetrasebagaiberikut:

Tunanetraadalahkeadaancacatpenglihatansedemikianrupasehinggamen

gganggupencapaianbelajarnyasecara optimal

kecualidilakukanpenyesuaiandalammetodapengajaran,

pengalamanbelajar, sifat-sifatbahan yang diajarkan, danataulingkunganbelajarnya.

Perkembangan yang

terjadipadaanaktunanetratidakjauhberbedadengananakpadaumumnya.Begitup unpadaperkembanganseksual,

merekatidakmengalamiperbedaandengananaklainnya.Namun,

tidakoptimalnyafungsipenglihatannyamenyebabkanmerekakekurangandalami

nformasi yang

dibutuhkannyadalamkehidupansehari-hari.Kurangnyakesempatanmerekadalammeniruapa yang dilakukan orang

awasmengakibatkanmerekatidakmengetahuiapa yang

harusdilakukandanperilakuwajarapakah yang

munculpadasaatmengalamiperkembanganseksualsehinggamenimbulkanperila kuseksual.

Tunanetraremajamengalamiperkembangan sistem, fungsidan proses


(13)

3

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makatidakmenutupkemungkinanjikaremajatunanetrajugamemilikiperilakuhete roseksual yang menyimpang pula, dalamartiperilakuseksual yang tidaksesuaidengannorma yang berlaku di masyarakat. Selainitu, banyaknya media-media pornografi yang secaralangsungdapatdikonsumsiolehtunanetra, menjadisalahsatualatpemicudariperilakuseksual yang

terjadipadaremajasaatini.Fenomena yang

berakibatpadaperilakuseksualinidisebabkanolehkematangan organ reproduksi

di usiaremajasehinggamembutuhkanpemuasanbiologis.

Jikahaltersebuttidakmendapatkanbimbingandanarahan, sertapengetahuanmengenaikesehatanreproduksi,

makahaltersebutakanmendorongremajauntukmelakukanmasturbasi,

homoseksualataupunperilakuheteroseksual yang dapatberakibatpadaperilaku yang menyimpangdarinormasusiladan agama.

Banyakfaktor yang

dapatmempengaruhiperilaku-perilakumenyimpangpadaremaja.BerdasarkandaripenelitianSoetjiningsih

(2006) menunjukkanbahwafaktor-faktor yang

mempengaruhiperilakuheteroseksual yang

negatifpadaremajaadalahhubunganremajadengan orang tua, tekanannegatifdaritemansebaya, tingkatpemahaman agama, daneksposur media pornografimemilikipengaruh yang signifikan, baiksecaralangsungmaupuntidaklangsungterhadapperilakuseksualremaja.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SLBN A Kota Bandung dan Asrama Wyata Guna Bandung, penulis menemukan beberapa kegiatan heteroseksual yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat pada umumnya, diantaranya berciuman, berpelukan, dan meraba bagian-bagian tubuh pasangannya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa di dalam lingkungan terbuka, dimana orang-orang awas dapat melihat dan memperhatikan secara jelas terhadap apa yang dilakukan siswa tersebut. Hal tersebut dikarenakan oleh keterbatasan yang dimiliki


(14)

4

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunanetra membuatmerekamemiliki rasa keingintahuan yang lebihtinggimengenaihal-hal yang berkaitandenganpengenalan gender, pemahamanseksual, hinggaperilakuheteroseksual yang biasadilakukanoleh

orang padaumumnya. Hal

tersebutkemudianmendorongpenulisuntukmelakukanpengkajian yang lebihsistematisdanterarahmengenaiperilakuheteroseksualsiswatunanetrapadam asaremaja SMPLB-SMALB di SLBN ACiteureup Kota Cimahi.

B. FokusMasalah

Masalahheteroseksualmerupakansuatupembahasan yang cukupluas, karena halinimerupakansalah satudaritugasperkembangan yang pastidialamiolehsetiapindividu.“Namun,

perilakuheteroseksualkhususnyapadaremajamemilikiperbedaan,

halinibergantungpadakondisi hormonal, media masa, usiakematanganseksual, sertakesempatanuntukbelajar” (Nurhasanah, 2010, hlm. 35). Penelitianiniakanberfokuspadapemahamanlawanjenis,

bentukperilakuketertarikanterhadaplawanjenis, ada tidaknyaperilakuseksual

yang menyimpang, sertaupaya yang

dapatdilakukanuntukmeminimalisirperilakuseksual yang menyimpangpadasiswatunanetraremaja.

Agar arahpenelitianinilebihjelas,

makapenelitimembuatpertanyaanpenelitiansebagaiberikut:

bagaimanagambaranperilakuheteroseksualsiswatunanetrapadamasaremaja SMPLB-SMALB di SLBN ACiteureup Kota Cimahi.

Dari pertanyaanpenelitianinidirincikedalambeberapa Sub pertanyaanpeneilitian:

1. Bagaimanasiswatunanetraremaja SMPLB dan SMALB di SLBN ACiteureup Kota Cimahimemahamikonsepmengenailawanjenis?

2. Bagaimanaperilakuheteroseksualsiswatunanetraremaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi?


(15)

5

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakahterdapatpenyimpangan perilaku seksualpadasiswatunanetraremaja SMPLB dan SMALB di SLBN ACiteureup Kota Cimahi?

4. Bagaimanaupayamengatasipenyimpanganperilakuseksualyang

nampakpadasiswatunanetraremaja SMPLB dan SMALB di SLBN ACiteureupKota Cimahi?

C. Tujuan Dan KegunaanPenelitian

Tujuandanmanfaatdaripenelitianiniadalahsebagaiberikut: 1. TujuanPenelitian

Secaraumumtujuanpenelitian yang

dilakukaniniadalahuntukmengetahuibagaimanaperilakuheteroseksual yangnampakpadasiswaTunanetrapadamasaremaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.

Adapuntujuankhususdalampenelitianiniantara lain:

a. Untuk memperoleh data dan wawasan mengenai bagaimanasiswatunanetraremaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahidapatmemahamikonsepperbedaanlawanjenis.

b. Untuk memperoleh data,

pemahamandanwawasanmengenaiperilakuheteroseksualsiswatunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi. c. Untuk memperoleh data, pemahamandanwawasanmengenaiada atau

tidaknya penyimpangan perilaku seksualpadasiswatunanetraremaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahiakibatpengaruhperilakuheteroseksual.

d. Untuk memperoleh data,

pemahamandanwawasanmengenaiupayamengatasiperilakumenyimpan g yang nampakpadasiswatunanetraremaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.


(16)

6

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil yang

dicapaidalampenelitianinidiharapkandapatbergunabagisekolah, bagiperkembanganilmupengetahuan

maupunbagikegunaanpraktis.Kegunaanpraktis yang

dimaksudadalahsebagaiberikut:

a. Bagipenulis, dapatmemberikantambahanpengetahuan, wawasandanpemahamanmengenaiperilakuheteroseksualsiswatunanetra padamasaremaja.

b. Bagi guru,

dapatmemberikanwawasandanpemahamanmengenaiperilakuheteroseks ualsiswatunanetrapadamasaremaja.

c. Bagi orang tua,menambahwawasan, pengetahuan, danpemahamanmengenaiperkembanganpsikoseksualsertaperilakuheter oseksualsiswatunanetradanmengetahuiupaya yang dilakukansaatsiswamengalamiperubahanperilakuheteroseksual.

d. BagiSekolah,

sebagaibahanpertimbanganuntukmemperhatikanpelayanan, fasilitas, danpelaksanaankegiatanekstrakulikulerkesehatandanreproduksisiswatu nanetra di SLBN ACiteureup Kota Cimahi agar dapatterlaksanasecara optimal.


(17)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dalam penelitian ini dilaksanakan di SLBN A Citeureup Kota Cimahi. Jalan Sukarasa No. 40 Citeureup Kota Cimahi.Profile dari tempat penelitian ini dijabarkan lebih lanjut sebgai berikut:

SLB Negeri Citeureup didirikan pada tahun 1984 sebagai kelas jauh dari SLB Negeri Pajajaran Kota Bandung, kemudian berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0885/0/1986 tanggal 22 Desember 1986 menjadi SLB Negeri Bagian A Citeureup Cimahi. Seiring dengan perkembangan paradigma pemikiran dan tuntutan pelayanan,sejak 1998 peran dan fungsi SLB Negeri Bagian A Citeureup Cimahi tidak hanya menyelenggarakan program persekolahan,tetapi dikembangkan menjadi Resource Center, sebagai lembaga pendukung pelaksanaan pendidikan inklusif di Jawa Barat.

Perkembangan peran dan fungsi tersebut dikuatkan dengan SK Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat Nomor, 421.9/6843.SK-PLB/2005 tanggal 26 September 2005.Pada tahun 2006 SLB A Negeri Citeureup Kota Cimahi Resource Center Jawa Barat dikembangkan lagi fungsinya dengan program Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Centra Kota Cimahi Jawa Barat (Program PK & PLK). Pada Tahun 2009 SLBN-A Citeureup Kota Cimahi mendapat SK Direktur PSLB Dirjen Mendikdasmen, Depdiknas Nomor 1847/C6/OT/2009, tanggal 25 Agustus 2009,menjadi Sentra Pendidikan Khusus (PK)dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK) serta Sub Sentra Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK).

Kemudian di tahun 2009 pula SLBN-A Citeureup Kota Cimahi telah mendapat sertifikat ISO 9001 : 2008 dari Sucofindo Jakarta, dengan nomor


(18)

30

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sertifikat QSC00750, tertanggal tanggal 17 September 2009, dengan masa berlaku sampai tanggal 16 September 2012. SLBN-A Citeureup Cimahi Tahun 2009 mendapatkan pula sertifikat dari City & Guilds No. 847718, tanggal 29 Maret 2010 Program pada Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK &PLK) centra Cimahi adalah program spesipic life skil seperti Kecantikan, Tata Boga, Tata Busana, ICT & Digital Sablon, Otomotif, Akupresure, Digital Library & ELearning, Musik dan layang-layang.

1. Struktur Organisasi Sekolah

Bagan 3.1

Struktur Organisasi Sekolah

Kepala Sekolah

Pembantu Kepala Sekolah (PKS) 1. Urusan Kurikulum 2. Urusan Kesiswaan 3. Urusan Sarana & Prasarana

4. Urusan Humas

Urusan Tata Usaha Komite Sekolah

Wakil Manajemen

Koordinator Satuan Pendidikan

Guru Kelas Guru Mata Pelajaran

SD SMP SMA

Wali Kelas

Peserta Didik

Koordinator Sub Sentra Keterampilan

Otomotif BusanaTata BogaTata Musik Kecantikan

Komputer Digital sablon printing

Akupresur


(19)

31

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Keadaan Guru dan Karyawan

Tabel 3.1

Keadaan Guru dan Karyawan Tingkat

Pendidikan

Jumlah Kepala Sekolah, Guru

dan Tata Usaha Keterangan PNS CPNS THL Sukwan

S1

Tata Usaha

D3 1 4

D2 D1

SMA 2 1 12

SMK 3

SMP

SD 1 1

Jumlah 3 0 2 20 25

S2 3

Guru

S1 25 14

D3 1

D2

D1 1 1

SMA/SMK 9

Jumlah 30 0 24 54


(20)

32

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Keadaan Siswa

Tabel 3.2 Keadaan Siswa

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Tabel 3.3


(21)

33

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI


(22)

34

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perilaku siswa tunanetra remaja terkait dengan perilaku kepada lawan jenis (perilaku heteroseksual).“Pada pelaksanaannya penelitian ini menggunakan pendekatan


(23)

35

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitatif, yaitu penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci” Sugiyono (2013, hlm. 9).

Penggunaan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, diharapankan dapat menggambarkan dan menjelaskan kondisi atau fenomena seobyektif mungkin karena penelitian ini dimaksud untuk memahami, mengungkap, menjelaskan, berbagai gambaran atas masalah-masalah yang ada dilapangan dan sedang berlangsung pada saat sekarang sehingga perlu dipecahkan pada masa sekarang juga, dan dilaksanakan dengan menempuh langkah-langkah mengumpulkan mengklasifikasi dan menganalisis data serta mengolah data dan membuat kesimpulan deskriptif atau laporan berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan permasalahan secara obyektif.

Sebagaimana dikemukakan oleh Satori dan Komariah (2013, hlm. 27) pengertian penelitian kualitatif:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa.Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.

Penggunaan pendekatan kualitatif didasari pada pemikiran bahwa pendekatan tersebut memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakekatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian serta memperoleh gambaran secara mendalam terkait perilaku heteroseksual siswa tunanetra remaja pada jenjang SMP dan SMA.

Adapun metode deskriptif yang digunakan oleh penulis merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu kejadian secara objektif.Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan


(24)

36

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat.

Disimpulkan bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu yang sering menunjukkan hubungan antar berbagai variabel.

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Hal utama yang menjadi pengaruh dalam kualitas hasil penelitian terletak pada instrumen penelitian. Instrumen yang berkualitas akan menghasilkan data yang valid dan realiabel. Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri. Peneliti merupakan orang yang membuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat dan leluasa. Seperti yang dikatakan Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm. 223):

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jeals itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penilitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(25)

37

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian. Seperti yang dikemukakan Sudjana (dalam Satori dan Komariah, 2013, hlm. 130) bahwa “wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka atara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewer).”

Melalui wawancarapeneliti mengungkapinformasi sesuai dengan tujuannya yaitu menemukan kondisi alamaiah serta permasalahan-permasalahannya secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta informasi, pendapat, dan ide-idenya. Wawancara dilakukan dengan face to face atau tatap muka langsung dengan informan.Sehingga kontak pribadi dan melihat langsung kondisi informan.

Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau narasumber, maka peneliti menggunakan alat-alat yang digunakan dalam penelitian, diantaranya:

1) Tape recorder, digunakan untuk merekam semua percakapan

selama wawancara yang dilakukan pada informan atau narasumber.

2) Buku catatan, digunakan untuk mencatat dan menuliskan pertanyaan serta jawaban dalam percakapan selama wawancara.

3) Camera foto, digunakan untuk mengambil foto saat peneliti

melakukan pembicaraan dengan informan atau narasumber. Agar tidak menyimpang dari fokus penelitian, maka peneliti menggunakan pedoman wawancara yang digunakan sebagai dasar dari pertanyaan yang diangkat dari fokus penelitian. Fokus wawancara yang dilakukan mengarah pada:


(26)

38

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Bagaimana siswa tunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi memahami konsep mengenai perbedaan lawan jenis?

2) Bagaimana perilaku heteroseksual siswa tunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi? 3) Adakah penyimpangan perilaku seksual pada siswa tunanetra

remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi?

4) Bagaimana upaya mengatasi penyimpangan perilaku seksual yang nampak pada siswa tunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi?

Format pertanyaan wawancara terdiri dari:

1) Format I untuk siswa tunanetra remaja SMP dan SMA (terlampir)

2) Format II untuk guru SLB dan pembimbing asrama yang menangani siswa tunanetra remaja khususnya wali kelas subjek penelitian (terlampir).

b. Observasi

Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh subjek.Menurut Alwasilah (dalam Satori dan Komariah, 2013, hlm. 104) menyatakan bahwa “observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan realibilitasnya.” Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati bagaimana perilaku heteroseksual siswa tunanetra pada masa remaja di lingkungan sekolah dan asrama.


(27)

39

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini, peneliti akan melakukan observasi partisipatif dan non partisipatif. Dimana seperti yang dijelaskan Satori dan Komariah (2013, hlm. 117) bahwa:

observasi partisipatif merupakan teknik partisipasi yang sifatnya interaktif dalam situasi yang alamiah dan melalui penggunaan waktu serta catatan observasi untuk menjelaskan apa yang terjadi. Sementara observasi non partisipasi adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti hanya mengamati dari jauh tanpa ada interaksi dengan subjek yang sedang diteliti.

c. Studi Dokumentasi

Selain teknik wawancara dan teknik observasi, teknik pengumpulan data lainnya adalah teknik studi dokumentasi.Teknik studi dokumentasi ini merupakan teknik yang tak kalah penting dari teknik lainnya, karena dokumen dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang paling akurat.

Gottschalk (dalam Satori dan Komariah, 2013, hlm. 147) mengungkapkan bahwa:

para ahli sering mengartikan dokumen dalam dua pengertian, yaitu: pertama sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari pada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmo dan surat-surat Negara seperti surat-surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi dan lainnya.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Adapun dokumen yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah dokumen tertulis mengenai profil subjek penelitian dan foto selama penelitian dilaksanakan.Secara keseluruhan, kisi-kisi pedoman penelitian dapat dilihat sebagai berikut:


(28)

40

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-kisi pedoman penelitian

No Aspek Penelitian Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Informasi

1. Siswa tunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi memahami konsep mengenai perbedaan lawan jenis. A. Pemahaman gender: a. Ciri-ciri fisik b. Ciri-ciri sifat B. Pengalaman a. Kecenderungan

bergaul

b. Pandangan gender

Wawancara Observasi StudiDokumentas i

Siswa

2. Perilaku

heteroseksual siswa tunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi. Pengalaman dalam berhubungan dengan lawan jenis a. Berteman b. Berpacaran Wawancara Observasi Studi Dokumentasi Siswa Guru Pembimbing asrama

3. Penyimpangan perilaku seksual yang nampak pada siswa tunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A CIteureup Kota Cimahi a. Pengetahuan mengenai seks b. Pengalaman mengenai seks c. Bimbingan seks Wawancara Studi Dokumentasi Siswa Guru Pembimbing asrama


(29)

41

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Upaya mengatasi penyimpangan perilaku seksual yang nampak pada siswa tunanetra remaja SMPLB dan SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.

Upaya yang akan dilakukan dalam menangani penyimpangan perilaku seks pada siswa Wawancara Studi Dokumentasi Guru Pembimbing Asrama

D. Pengujian Keabsahan Data

Kriteria utama dalam penelitian kualitatif adalah valid, reliabel dan objektif.Hasil pengumpulan data yang telah dirumuskan selanjutnya divalidasi dengan menggunakan teknik triangulasi/gabungan. Teknik triangulasi ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data gabungan.Peneliti menggunakan teknik triangulasidan melakukan pengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilitas data.

Menurut Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 241) menyatakan bahwa “tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.”

Selanjutnya Mathison (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 241) mengemukakan bahwa “nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti.”Teknik triangulasi yang digunakan dalam penenlitian ini adalah triangulasi sumber yaitu perolehan data didapatkan dari sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sama yaitu wawancara. Lebih jelasnya berikut adalah gambaran mengenai teknik triangulasi sumber:


(30)

42

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.2 Teknik Triangulasi (Sumber : Sugiyono 2013, hlm. 242)

E. Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian.Melalui analisis yang optimal akan menghasilkan penelitian yang bermakna. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan merujuk konsep Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 246): “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification”.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar yang diperoleh di lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan dari awal sampai akhir penelitian. Pada tahap ini data yang telah dicatat melalui berbagai sumber baik dengan teknik wawancara, observasi maupun studi dokumentasi, dokumen direduksi atau dirangkum dalam bentuk uraian


(31)

43

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau laporan yang terinci kemudian dicari hal yang penting, sehingga ditemukan makna dalam konteks masalahnya.

2. Display Data

Penyajian data merupakan sekumpulan dari informasi yang tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian data dalam pendekatan kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, tabel, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Display data pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel agar memudahkan pembaca dalam memngambil inti dari apa yang disampaikan dalam penelitian ini.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi dalam pendekatan kualitatif merupakan temuan baru yang belum ada sebelumnya. Kesimpulan atau verifikasi ini adalah upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan cara mempelajari pola, tema, topik, hubungan, persamaan, perbedaan dan hal yang paling banyak muncul dan sebagainya. Penarikan kesimpulan tidak terlepas dari kegiatan verifikasi selama penelitian berlangsung dan dilakukan secara terus menerus. Langkah analisis data yang dilakukan dalam pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.3


(32)

44

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI


(33)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut, keseluruhan subjek sudah memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengenali lawan jenisnya. Subjek sudah dapat memahami karakteristik fisik dan sifat dari lawan jenisnya. Dari keseluruhan subjek rata-rata mereka hanya mampu membedakan karakteristik umum lawan jenisnya, subjek belum mampu mendeskripsikan perbedaan yang dimiliki secara terperinci. Hal tersebut dikarenakan hampir seluruh subjek tidak memiliki rekaman visual sosok lawan jenis secara utuh. Perilaku heteroseksual pada keseluruhan subjek tidak menunjukkan perilaku yang berlebihan kepada lawan jenisnya. Tiga dari empat orang subjek penelitian sudah memiliki pacar. Dalam kesehariannya subjek menunjukkan perilaku yang wajar pada lawan jenisnya baik kepada teman maupun pacarnya. Seluruh subjek mampu menempatkan diri dalam berperilaku di lingkungan sekolah maupun di lingkungan asrama. Perilaku seksual yang ditunjukkan oleh subjek terdiri dari perilaku non-fisik dan fisik. Perilaku non-fisik ditunjukkan dengan rasa saling melindungi dan menghormati sesama pasangan, merasakan kerinduan ketika berjauhan dengan pasangannya. Sementara perilaku fisik yang ditunjukkan adalah berdekatan, berpegangan tangan, dan bersalaman.Tidak nampak penyimpangan perilaku seksual pada seluruh subjek penelitian. Pengetahuan seksual yang dimiliki subjek mampu dimanifestasikan menjadi hal yang positif, sehingga pengetahuan seksual yang dimiliki tidak berdampak negatif. Upaya pencegahan perilaku seksual yang menyimpang telah diupayakan semaksimal mungkin. Hal ini dibuktikan dengan perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh siswa remaja tunanetra. Bimbingan kesehatan dan reproduksi berhasil menjadikan siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan masalah seksual,


(34)

68

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui dampak-dampak negatif yang diakibatkan oleh penyimpangan perilaku seksual.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru di sekolah diharapkan dapat memantau kegiatan siswa secara maksimal, tidak hanya pada saat proses pembelajaran saja tapi pada keseluruhan kegiatan yang berada di lingkungan sekolah. Terutama bagi wali kelas dan pembimbing kegiatan kespro. Selain itu pentingnya koordinasi antara pembimbing kespro dengan wali kelas terhadap perkembangan dan pengetahuan seksual siswa.

2. Bagi Pembimbing Asrama

Bagi pembimbing asrama diharapkan dapat menjalin kedekatan emosi yang lebih dengan siswa binaannya. Hal ini sangat penting, karena sebagian besar kegiatan siswa dilakukan di asrama. Selain itu, keberadaan siswa yang jauh dari orang tua dan keluarga pembimbing asrama diharapkan menjadi orang tua bagi siswa saat mereka berada jauh dari keluarganya. Sehingga siswa tetap merasakan kasih sayang dan pembimbing juga diharapkan mampu menjadi tempat siswa untuk menumpahkan curahat hati yang dirasakannya. Sehingga siswa tidak mencari pelarian diri yang akan berdampak negatif kepada dirinya dan orang lain.

3. Bagi Orang Tua

Sebaik-baiknya perlakuan guru dan pembimbing asrama, namun tetap saja peran orang tua merupakan peran yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Dalam hal ini, orang tua diharapkan mampu membina jalinan yang sangat baik dengan anaknya meskipun harus berjauhan dengannya. Selain itu, orang tua juga harus dapat berkoordinasi dengan pihak sekolah.


(35)

69

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Lembaga (Sekolah dan Asrama)

Lembaga, baik sekolah maupun asrama seharusnya memiliki peraturan yang jelas, sehingga siswa memahami tindakan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan olehnya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan asrama terutama pada hal yang berkaitan dengan perilaku heteroseksual.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perilaku heteroseksual, dengan melakukan penelitian perilaku heteroseksual pada usia dini sampai usia remaja di lingkungan asrama bagi siswa tunanetra.


(36)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.danAsrori, M. (2009). PsikologiRemaja. Jakarta: PT BumiAksara.

Al-Mighwar, M. (2006).PsikologiRemajaPetunjukBagi Guru danOrangtua. Bandung: PustakaSetia.

Bowlby, J. (1990).Attachment, attachment and loss vol:1.London: Press. Ghozally, F danJuniarta, K (2009).EnsiklopediSeks. Jakarta: RestuAgung.

Halimah, S.

(2005).KecenderunganPerilakuTunagrahitaPerempuanPadaMasaPubert as. Skripsi. UPI: Tidakditerbitkan.

Hurlock, E.B. 1973. Adolescent Development.Tokyo: McGraw-Hill.

Hurlock, E.B.

(1980).PsikologiPerkembanganSuatuPendekatanSepanjangRentangKehi dupan. Jakarta: PenerbitErlangga.

Imami, W. (2006). Sikap Remaja Terhadap Perilaku Heteroseksual pada Masa Pacaran. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Tidak diterbitkan.

Makmun, A.S .(2002).PsikologiKependidikanPerangkatSistemPengajaranModul. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.

Rahardja,D. (2010). SistemPengajaranModulOrientasidanMobilitas (SPMOM).Tidakditerbitkan.

Sahara, S. (2004).PelaksanaanPendidikanSeksBagiAnakTunanetraJenjang SLTPLB di SLB Bag ANegeri Bandung.Skripsi. UPI: Tidakditerbitkan. Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Alih bahasa oleh: Shinto B.A. dan S. Saragih.

Santrock, J.W. (2007). Adolescense, eleventh edition: Remaja edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga. Alih bahasa oleh: Benedictine Widyasinta

Satori, D. dan Komariah, A. (2013). MetodelogiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.

Saworno,S.W. (2003).PsikologiRemaja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Somantri, S. (2007).PsikologiAnakLuarBiasa. Bandung: RefikaAditama.

Sugiyono.(2013). MetodePenelitianKuatitatifKualitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta.


(37)

71

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sprinthall, N.A dan Collins, W.A. (1995). Adolescent Psychology: A Developmental Views. New York: McGraw-Hill. INC.

Steinburg,L. (2002). Adolescence. New York: McGraw-Hill.

Tarsidi, D. (2009). KompilasiPendidikanAnakTunanetra I.Tidakditerbitkan.

UniversitasPendidikan Indonesia.(2014).

PedomanPenulisanKaryaIlmiah.Bandung :UniversitasPendidikan

Indonesia.

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

DaftarPustaka Internet

Akbar, R. (2011). PengertianTunanetra. [Online].Tersedia: http://www.kartunet.com/pengertian-tunanetra-656.

Fawziah, A., dkk. 2013. PerkembanganPerilakuRemajaPadaMasa. [online]. Tersedia: http://asmianifawziah.blogspot.com/2013/04/perkembangan-perilaku-remaja-pada-masa_12.html.


(1)

44

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI


(2)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut, keseluruhan subjek sudah memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengenali lawan jenisnya. Subjek sudah dapat memahami karakteristik fisik dan sifat dari lawan jenisnya. Dari keseluruhan subjek rata-rata mereka hanya mampu membedakan karakteristik umum lawan jenisnya, subjek belum mampu mendeskripsikan perbedaan yang dimiliki secara terperinci. Hal tersebut dikarenakan hampir seluruh subjek tidak memiliki rekaman visual sosok lawan jenis secara utuh. Perilaku heteroseksual pada keseluruhan subjek tidak menunjukkan perilaku yang berlebihan kepada lawan jenisnya. Tiga dari empat orang subjek penelitian sudah memiliki pacar. Dalam kesehariannya subjek menunjukkan perilaku yang wajar pada lawan jenisnya baik kepada teman maupun pacarnya. Seluruh subjek mampu menempatkan diri dalam berperilaku di lingkungan sekolah maupun di lingkungan asrama. Perilaku seksual yang ditunjukkan oleh subjek terdiri dari perilaku non-fisik dan fisik. Perilaku non-fisik ditunjukkan dengan rasa saling melindungi dan menghormati sesama pasangan, merasakan kerinduan ketika berjauhan dengan pasangannya. Sementara perilaku fisik yang ditunjukkan adalah berdekatan, berpegangan tangan, dan bersalaman.Tidak nampak penyimpangan perilaku seksual pada seluruh subjek penelitian. Pengetahuan seksual yang dimiliki subjek mampu dimanifestasikan menjadi hal yang positif, sehingga pengetahuan seksual yang dimiliki tidak berdampak negatif. Upaya pencegahan perilaku seksual yang menyimpang telah diupayakan semaksimal mungkin. Hal ini dibuktikan dengan perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh siswa remaja tunanetra. Bimbingan kesehatan dan reproduksi berhasil menjadikan siswa dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan masalah seksual,


(3)

68

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui dampak-dampak negatif yang diakibatkan oleh penyimpangan perilaku seksual.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru di sekolah diharapkan dapat memantau kegiatan siswa secara maksimal, tidak hanya pada saat proses pembelajaran saja tapi pada keseluruhan kegiatan yang berada di lingkungan sekolah. Terutama bagi wali kelas dan pembimbing kegiatan kespro. Selain itu pentingnya koordinasi antara pembimbing kespro dengan wali kelas terhadap perkembangan dan pengetahuan seksual siswa.

2. Bagi Pembimbing Asrama

Bagi pembimbing asrama diharapkan dapat menjalin kedekatan emosi yang lebih dengan siswa binaannya. Hal ini sangat penting, karena sebagian besar kegiatan siswa dilakukan di asrama. Selain itu, keberadaan siswa yang jauh dari orang tua dan keluarga pembimbing asrama diharapkan menjadi orang tua bagi siswa saat mereka berada jauh dari keluarganya. Sehingga siswa tetap merasakan kasih sayang dan pembimbing juga diharapkan mampu menjadi tempat siswa untuk menumpahkan curahat hati yang dirasakannya. Sehingga siswa tidak mencari pelarian diri yang akan berdampak negatif kepada dirinya dan orang lain.

3. Bagi Orang Tua

Sebaik-baiknya perlakuan guru dan pembimbing asrama, namun tetap saja peran orang tua merupakan peran yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Dalam hal ini, orang tua diharapkan mampu membina jalinan yang sangat baik dengan anaknya meskipun harus berjauhan dengannya. Selain itu, orang tua juga harus dapat berkoordinasi dengan pihak sekolah.


(4)

69

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Lembaga (Sekolah dan Asrama)

Lembaga, baik sekolah maupun asrama seharusnya memiliki peraturan yang jelas, sehingga siswa memahami tindakan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan olehnya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan asrama terutama pada hal yang berkaitan dengan perilaku heteroseksual.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perilaku heteroseksual, dengan melakukan penelitian perilaku heteroseksual pada usia dini sampai usia remaja di lingkungan asrama bagi siswa tunanetra.


(5)

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.danAsrori, M. (2009). PsikologiRemaja. Jakarta: PT BumiAksara.

Al-Mighwar, M. (2006).PsikologiRemajaPetunjukBagi Guru danOrangtua. Bandung: PustakaSetia.

Bowlby, J. (1990).Attachment, attachment and loss vol:1.London: Press. Ghozally, F danJuniarta, K (2009).EnsiklopediSeks. Jakarta: RestuAgung.

Halimah, S.

(2005).KecenderunganPerilakuTunagrahitaPerempuanPadaMasaPubert as. Skripsi. UPI: Tidakditerbitkan.

Hurlock, E.B. 1973. Adolescent Development.Tokyo: McGraw-Hill.

Hurlock, E.B.

(1980).PsikologiPerkembanganSuatuPendekatanSepanjangRentangKehi dupan. Jakarta: PenerbitErlangga.

Imami, W. (2006). Sikap Remaja Terhadap Perilaku Heteroseksual pada Masa Pacaran. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Tidak diterbitkan.

Makmun, A.S .(2002).PsikologiKependidikanPerangkatSistemPengajaranModul. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.

Rahardja,D. (2010). SistemPengajaranModulOrientasidanMobilitas (SPMOM).Tidakditerbitkan.

Sahara, S. (2004).PelaksanaanPendidikanSeksBagiAnakTunanetraJenjang SLTPLB di SLB Bag ANegeri Bandung.Skripsi. UPI: Tidakditerbitkan. Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Alih bahasa oleh: Shinto B.A. dan S. Saragih.

Santrock, J.W. (2007). Adolescense, eleventh edition: Remaja edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga. Alih bahasa oleh: Benedictine Widyasinta

Satori, D. dan Komariah, A. (2013). MetodelogiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.

Saworno,S.W. (2003).PsikologiRemaja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Somantri, S. (2007).PsikologiAnakLuarBiasa. Bandung: RefikaAditama.

Sugiyono.(2013). MetodePenelitianKuatitatifKualitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta.


(6)

71

Dini Restiani , 2014

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sprinthall, N.A dan Collins, W.A. (1995). Adolescent Psychology: A Developmental Views. New York: McGraw-Hill. INC.

Steinburg,L. (2002). Adolescence. New York: McGraw-Hill.

Tarsidi, D. (2009). KompilasiPendidikanAnakTunanetra I.Tidakditerbitkan.

UniversitasPendidikan Indonesia.(2014).

PedomanPenulisanKaryaIlmiah.Bandung :UniversitasPendidikan

Indonesia.

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

DaftarPustaka Internet

Akbar, R. (2011). PengertianTunanetra. [Online].Tersedia: http://www.kartunet.com/pengertian-tunanetra-656.

Fawziah, A., dkk. 2013. PerkembanganPerilakuRemajaPadaMasa. [online]. Tersedia: http://asmianifawziah.blogspot.com/2013/04/perkembangan-perilaku-remaja-pada-masa_12.html.