PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMAKAI KEMEJA PADA SISWA TUNANETRA KELAS IV DI SLBN A CITEUREUP.

(1)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMAKAI KEMEJA PADA SISWA TUNANETRA KELAS IV

DI SLBN A CITEUREUP

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh: ANI ISNAENI

1004970

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMAKAI KEMEJA PADA SISWA TUNANETRA KELAS IV

DI SLBN A CITEUREUP

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh: ANI ISNAENI

1004970

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(3)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMAKAI KEMEJA PADA SISWA TUNANETRA KELAS IVDI SLBN A

CITEUREUP

oleh: ANI ISNAENI NIM : 1004970

SebuahSkripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratuntukmemperolehGelarSarjanapadaFakult asIlmuPendidikan

©Ani Isnaeni 2014

UniversitasPendidikan Indonesia Agustus 2014

Hakciptadilindungiolehundang-undang

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian, dengandicetakulang, dicopy, ataucaralainnyatanpaijindaripenulis.


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh: Ani Isnaeni

1004970

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMAKAI KEMEJA PADA SISWA TUNANETRA KELAS IVDI SLBN A

CITEUREUP

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Dosen Pembimbing 1 :

Dr. HjEhan, M.Pd. Nip : 195707121984032001

DosenPembimbing II

Drs, Ahmad Nawawi, M.Pd. NIP : 195412071981121002

Mengetahui,

KetuaDepartemenPendidikanKhusus

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(5)

i

Ani Isnaeni, 2014

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Masalah... B. Fokus Masalah... C. Pertanyaan Penelitian... D. Tujuan Penelitian...

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

A. Konsep Dasar Pembelajaran... B. Tujuan Pembelajaran... C. Pengertian Keterampilan... D. Keterampilan Motorik... E. Konsep Dasar Tunanetra... 1. Pengertian Tunanetra... 2. Klasifikasi Tunanetra... 3. Karakteristik Anak Tunanetra... 4. Dampak Ketunanetraan... F. Ruang Lingkup Keterampilan Sehari-hari... G. Prinsip Dasar Bimbingan... H. Pendekatan, Metode dan Teknik Bimbingan Keterampilan

Kehidupan Sehari-hari...

BAB III METODE PENELITIAN...

A. Subjek Penelitian...

i ii iii v 1 1 2 2 4 5 5 5 6 6 8 8 9 11 15 23 25 26 27 27


(6)

ii

B. Metode Penelitian... C. Teknik Pengumpulan Data... a. Teknik Wawancara... b. Teknik Observasi... D. Objek Penelitian... E. Pengujian Keabsahan Data... F. Analisis Data... G. Tahap-Tahap Penelitian... H. Pencatatan Lengkap dan Formal...

BAB IV HASIL PENELITIAN...

A. Hasil Penelitian... 1. Profil Responden Guru... 2. Profil Responden Siswa... 3. Temuan Hasil Penelitian... B. Hasil Observasi Guru... C. Hasil Observasi dengan Siswa... D. Pembahasan...

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP...

A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP 27 27 28 28 29 29 30 31 33 34 34 34 34 35 40 42 43 46 46 47 48


(7)

Ani Isnaeni, 2014

ABSTRAK

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMAKAI KEMEJA PADA SISWA TUNANETRA KELAS IV

DI SLBN A CITEUREUP”.

(Ani Isnaeni, 1004970, Departemen PendidikanKhusus FIP UPI 2014)

Penelitian dilakukan terhadap subjek yang merupakan siswa tunanetra ini bertujuanuntuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan siswa tunanetra dalam memakai kemeja. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriftip dengan melalui pendekatan kualitatif. Yang menjadi subjek penelitiaan adalah siswa tunanetra kelas IV di SLBN A Citereup. Proses penelitian ini dilakukan melalui proses asesmen melalui observasi dan wawancara untuk mengetahui kemempuan dasar dalam siswa tunanetra dalam memakai kemeja. Berdasarkan temuan penelitian ini,dapat disimpulkan bahwa responden I sudah menunjukkan kemampuanya dalam memakai kemeja namun masih bimbingan guru, responden II, sudah mampu dalam mengancingkan baju kemeja, responden III sudah mampu melakukan kegiatan dengan baik dan benar. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan memakai kemeja bagi siswa tunanetra sangat penting, oleh karena itu setiap siswa berbeda-beda dalam setiap kemampuannya untuk mendapatkan pembelajaran tersebut maka siswa diharapkan untuk dapat memahami bagaimana cara berpakaian yang baik dan benar, sehingga akan terlihat penampilan yang serasi, bersih dan rapih, baik untuk dirinya maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan kesimpulan maka peneliti merekomendasikan kepada Sekolah yang melakdsanakan keterampilan memakai kemeja diharapkan agar dalam pelaksanaan pembelajaran memakai kemeja bagi siswa tunanetra harus selalu menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan sehari-hari .


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecacatan mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan, antara lain keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Oleh sebab itu keterampialan sehari-hari ( kks) merupakan salah satu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya pelayanan pendidikan bagi penyandang tunanetra.

Penguasaan kegiatan sehari-hari dapat menentukan keberhasilan tunanetra dalam mengikuti proses pelayanan pendidikan di sekolah maupun kehidupan yang lebih luas di masyaraka. Dengan melalui pembelajaran kepada penyandang tunanetra tentang bagaimana melakukan sesuatu aktivitas dengan aman, nyaman dan tidak membahayakan dirinya maupun lingkungan.

Para

pendidikmempunyaitanggungjawabbesaruntukmembantusiswamenjadima nusia yang berkembangsecarautuh. Salah satubantuan yang diberikankepadamerekaadalahkegiatanbelajar. Pembelajaran yang dilaksanakanharussesuaidengankondisidankebutuhandantingkatperkemban gansehubungandengankondisisiswa yang sangatberagam.

Penyandangtunanetramerupakanbagiandarimasyarakat Indonesia yang mempunyaikedudukan,hak, kewajibandanperan yang samadenganmasyarakat Indonesia lainya di segalaaspekkehidupan.

Untukmewujudkankesamaan, kesetaraan,kedudukan,

hakkewajibandanperanpenyandangcacatdiperlukansaranadanupaya yang lebihmemadai, secara terpadudanberkesinambungan yang padaakhirnyaakanmenciptakankemandiriandankesejahteraanpenyandangca catpadaumumnya.


(9)

2

Ani Isnaeni, 2014

Keterampilandalamkehidupansehari-harimerupakankegiatan yang tidakbisalepasbagisetiap orang.Kegiataninidilakukansecararutindaribangun di pagiharisampaitidurlagi di malamhari. Bagi orang awas,kegiataninitidaksulitdipelajari,

karenamerekadapatmeniru/mencontohgerakan-gerakan orang disekitarnya

yang

sedangmelakukankegiatandalamkehidupansehari-haritanpamengalamihambatan.Namununtukpenyandangtunanetra,

halinimerupakankegiatan yang sering kali

mengalamihambatan.Gangguanpadapenglihatannyamenyebabkanmerekati dakdapatmelihatatautidakdapatmelihatsecarajelas, detail, danlangsungapa yang sedangdilakukanoleh orang yang berada di sekitarnya, sehinggamerekatidakdapatlangsungmenirukanataumencontohnya.

Teori yang menyatakan bahwa keterampilan sehari-hari bagi tunanetra sangat penting menurut Kurnaesih dalam buku panduan Keterampilan Kehidupan Sehari-hari Penyandang Cacat Netra 2003, Agar dapat dimiliki dan dikuasai keterampilan dalam kegiatan sehari-hari, penyandang tunanetra perlu dibimbing untuk berlatih secara bertahap, kontinyu dan bersungguh-sungguh. Latihan ini sangat penting agar mereka kelak memiliki keterampilan yang memadai, sehingga mereka mampu mandiri tanpa banyak meminta bantuan kepada orang lain.

Seorangtunanetraharus di arahkanketerampilandalamkehidupansehari-hari di lakukansecaracepat,tepat, mudahdanlayak untuk dapat melakukan semua kegiatan misalnya: merawatdiri,caraberpakaian yang baik,mengenalmatauang,dll.

Untukdapatmelakukansemuakegiatan yang

biasadilakukansetiapharinyadenganmudah,cepat,tepatpenyandangtunanetra perludilatihsecarabertahap,danbersungguh-sungguh.Keterbatasan

penglihatan yang mengakibatkan adanya keterbatasan pengalaman yang beraneka ragam bagi tunanetra. Hal ini menurut Hosni (29:1996) akan mengkibatkan miskinnya konsep-konsep tentang diri, objek dan lingkungannya.


(10)

3

Berkaitandenganbeberapaketerbatasanitu,anakmengalamikesulitanuntukm emahamikonseptentangkegiatandalamkehidupan sehari-hari, salahsatunyaadalahdalamhalbepakaian.Menurut pengamatan dan penelitian yang terjadi dilapangan adalah bahwa ada anak tunanetra yang masih belum bisa mengenakan pakaian kemeja, kadang-kadang anak tunanetra susah untuk memahami keterampilan-keterampilan itu dalam kegiatan sehari-hari dan apa yang sudah diajarkan karena dengan keterbatasan itu pula anak tunanetra sering terjadi kesalahan dalam melakukan sesuatu hal diantaranya seorang tunanetra sulit untuk mengenakan pakaian kadang suka terbalik dalam memasukan baju ketangan kanan dan kiri dan begitu juga dalam mengancingkan baju kadang suka tidak rapih atas sebelah dan cara memasukan baju ke celana dan memakai sabuk.

Keterampilaninimerupakanhal yang pentingdalamkehidupansehari-hari,sehinggaseorangtunanetra pun harusdapatmelakukanyasecaramandiri. Karenaitulahdiperlukanupayametodekhususuntukmengajarkanpraktekberp akaiankepadasiswatunanetrasejakusiadini.

B. Fokusmasalah

Agar dalam penelitian ini

dapatmengungkapsecaramendalamsebagaimanamasalah yang akan di

teliti, untukitudibuatfokus penelitian.

AdapunfokuspenelitianiniadalahBagaimana Pelaksanaan pembelajaran

keterampilan memakai kemeja pada siswa tunanetra kelas IV di SLBN A citureup?

C. Pertanyaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan memakai kemeja pada siswa tunanetra kls IV


(11)

4

Ani Isnaeni, 2014

3. Bagaimana upaya yang dilakukanguru untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi siswa tunanetra kelas IV

D. Tujuan Penelitian

a. Tujuanumum

Mengetahuisejauhmanapelaksanaan pembelajaranmemakaikemeja yang betulbagisiswatunanetra, karena dalam kegiatan sehari-hari sangat penting sekali untuk di terapkan kepada siswa berkebutuhan khusus,oleh karena itu dalam pembelajaran keterampilan memakai kemeja harus di ajarkan sejak dini.

b. Tujuan Khusus

Untuk memperoleh gambaran mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran memakai kemeja pada siswaTunanetrakelas IV.


(12)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian

Penelitian mengenai pelaksanaan keterampilan memakai kemeja ini dilakssiswaan terhadap subyek penelitian yaitu siswa Tunanetra di SLBN A Citereup Kota Cimahi. Subyek ini dipilih oleh peneliti berdasarkan kemampuan yang dalam memakai kemeja masih kurang.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bermaksud untuk memahami, mengungkapkan dan menjelaskan berbagai gambaran atas fenomena-fenomena yang ada di lapangan kemudian di rangkum menjadi kesimpulan deskriptif berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti.

Moleong (1993:3) mendefinisikan “penelitian kualitatif sebagai tradisi dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya dan

peristilahanya”.

Metode deskriptif adalah metode penelitian yang berupaya memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi tersebut, oleh karena itu pendekatan kualitatif sebagai bahan untuk pengumpulan data yang lebih jelas dalam menentukan hasil dari penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, dengan demikian teknik pengumpulan data dipilih berdasarkan kebutuhan dalam penelitian tersebut.


(13)

28

Ani Isnaeni, 2014

Dengan memperhatian permasalahan penelitian, pada akhirnya peneliti memutuskan bahwa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik Wawancara

Teknik wawancara ini sangat diperlukan dalam penelitian deskriptif kualitatif untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:317) bahwa: “wawancara atau interview merupakan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (peneliti) dan guru sebagai pihak yang diwawancara. Pertanyaan wawancara yang diajukan berisi sejumlah pertanyaan dan dirumuskan secara cermat sebelumnya oleh peneliti. Melalui teknik wawancara ini, peneliti berharap dapat memperoleh data tentang pelaksanaan asesmen perkembangan motorikkasar bagi siswa tunanetra kelas IV di SLBN A Citereup Bandung.

b. Teknik Observasi

Teknik lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Observasi merupakan teknik penelitian dengan cara mengamati yang dilakukan oleh subjek penelitian. Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009:162), observasi adalah ”suatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis.”

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non-partisipasi, artinya dalam pengumpulan data peneliti melakukan pengamatan terhadap objek dan subjek yang akan dijadikan bahan penelitian, sedangkan peneliti tidak terlibat menjadi peserta dalam penelitian. Pelaksanaan observasi ini mengacu pada pedoman observasi.


(14)

29

Melalui teknik observasi ini penulis berharap mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan data yang diperoleh dapat terarah dan lebih cermat tentang kemampuan motorik kasar pada siswa tunanetra kelas IV di SLBN A Citereup Bandung.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan program Pembelajaran memakai kemeja dikelas IV di SLBN A CITEUREUP Bandung yang meliputi aspek berikut :

a. Pembelajaran memakai kemeja.pada siswa tunanetra kelas IV b. Kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran memakai kemeja.

c. Upaya guru dalam mengatasi kendala-kendala siswa tunanetra dalam memakai kemeja.

E. Pengujian Keabsahan Data

Menguji keabsahan suatu data yang diperoleh maka peneliti harus melakukan pengujian keabsahan data atas data-data yang diperoleh, melalui beberapa kegiatan berikut:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen itu sendiri, keikutsertaan peneliti itu sendiri sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan ini memerlukan perpenjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kepercayaan atau ketidakbenaran


(15)

30

Ani Isnaeni, 2014

informasi yang berkaitan dengan strategi untuk belajar keterampilan memakai kemeja.

2. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dan teliti terhadap faktor-faktor yang menonjol. Dengan demikian didapatlah informasi secara mendalam bagaimana strategi untuk belajar keterampilan memakai kemeja. 3. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu, jadi trianggulasi merupakan membandingkan dan mengecek balik derajat atas keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu sendiri. Teknik yang dipakai yaitu melalui observasi dan wawancara.

4. Mengadakan audit dengan dosen pembimbing yang bertujuan untuk memeriksa kelengkapan dan ketelitian yang dilakukan sehinnga timbul keyakinan bahwa yang diperoleh adalah tepat mencapai kebenaran yang diharapkan.


(16)

31

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, kemudian mengelompokanyan dalam pola kategori. Tujuan diadakan pengumpulan data adalah untuk memberikan makna pada analisis,proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data hasil pengamatan di lapangan yang sudah di catat melalui wawancara ataupun observasi.

Secara garis besar tehnik analisis digunakan dengan tehnik penelitian secara langsung,artinya setelah data terkumpul peneliti langsung mengolahnya dengan kemudian ditarik kesimpulan secara bertahap dan dilakukan pembahasan hingga mencapai tujuan yang di harapkan.

G. Tahap-tahap penelitian

Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahap pralapangan, tahap lapangan, tahap lapangan, sampai tahap pemeriksaan keabsahan data mengikuti apa yang disampaikan oleh moleong ( 1993;85-103) sedangkan untuk tahap analisis data peneliti merujuk apa yang akan disampaikan.

1. Tahap pralapangan

a. Menyusun rencanapenelitian

Kegiatan ini merupakantahap awal dari serangkaian proses penelitian. Intinya berupa penyusunan rencana penelitian yang diajukan ke dewan skripsi jurusan pendidikan luar biasa fakultas ilmu pendidikan universitas pendidikan indonesia. Setelah disetujui kemudian diseminarkan. Untuk melengkapi dan menyempurnakan rancangan penelitian, peneliti melakssiswaan konsultasi dan bimbingan intensif dengan dosen pembimbing baik dosen pembimbing I maupun pembimbing II. Setelah itu peneliti menyusun rencana untuk meneliti kelapangan yang sesuai dengan latar penelitian.


(17)

32

Ani Isnaeni, 2014

Proses penelitian di awali dengan data yang di temukan di SLBN A CITEUREUP yang merupakan bahwa dalam melakukan kegiatan sehari-hari dalam hal melakssiswaan pembelajaran memakai kemeja pada siswa tunanerta.

c. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala yang akan di butuhkan untuk memperlancar, mempermudah, memperjelas jalanya penelitian ke lapangan supaya tidak ada kendala dalam meneliti dan memperoleh data dilapangan.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Penelitian dilakssiswaan dari mulai bulan februari sampai selesai dalam kegiatan ini ada beberapa hal kegiatan yang dilakukan penelitian yaitu : a.Memahami latar penelitian dan persiapan diri

1) Pembatasan latar penelitian

Pemahaman latar penelitian menjadi sangat penting sehingga strategi untuk menggumpukan data menjadi lebih efektif.

2) Penampilan

Peneliti juga sangat memperhatikan penampilan karena penampilan sangatlah penting dalam meneliti ke lokasi sekolah karena penelitian harus tampil sopan dalam berpakaian dan semi formal.

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka peneliti berusaha agar hubungandengan lingkungan yang ada dilokasi penelitiantetap penuh keakraban tanpa harus mempengaruhi berbagai prilaku alami yang ada di lokasi penelitian.


(18)

33

Peneliti mengalokasikan waktu penelitian di lapangan dengan jumlah waktu yang tidak di tentukan supaya dalam penelitian lebih spesifik terkumpul lebih baik.

b. Memasuki lapangan 1) Keakraban hubungan

Keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial dilokasi penelitian selalu berusaha dijaga oleh peneliti agar mempermudah peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan

2) mempelajari bahasa

Mempelajari bahasa ini menjadi sangat penting karena ternyata terdapat beberapa responden termasuk subjek penelitian yang lebih nyaman menggunakan bahasa sehari-hari supaya dapat memberikan hasil yang lebih baik.

3. Peranan peneliti

Peranan peneliti dalam aktifitas di lapangan adalah berperan langsung dengan subjek yang akan di teliti untuk pengamatan tanpa berperan serta, sehingga bisa menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di lapangan .

H. Pencatatan lengkap dan formal

Pada tahap pencatatan lengkap dan formal peneliti mencatat hasil wawancara dan pengamatan tentang pelaksanaan memakai kemeja pada siswa tunanetra. Hal ini dimaksudkan agar catatan dilapangan dibuat tidak dipengaruhi berbagai hasil pemikiran,persepsi,dugaan,atau pengaruh lain yang akan mengurangi nilai kealamiahan atau nilai naturalistik dari catatan dilapangan yang dibuat.


(19)

46 Ani Isnaeni, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yaitu kesimpulan umum yang diambil berdasarkan kajian teoritis, sedangkan kesimpulan khusus berdasarkan hasil penelitian.

1. Dalam Pelaksanaan pembelajaran keterampilan memakai kemeja pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru melakukan persiapan,pertama melakukan asesmen dengan melalui observasi dan wawancara,dengan cara observasi dan wawancara ini untuk mengetahui kemampuan dasar siswa tunanetra dalam memakai kemeja.

2. Media yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan memakai kemeja adalah menggunakan kemeja berkancing.

3. Evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran iniguru memberikan penugasan kepada siswa agar dapat mempraktekkan bagaimana cara memakai kemeja dan melepaskan kemeja dari awal sampai akhir secara berulang.

4. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam memakai kemeja diantaranya adalah mengancingkan kemeja dan merapihkan kemeja tersebut, sehingga harus di ulang-ulang dalam melakukanya sampai siswa itu paham.

5. Metode yang digunakan adalah metode demontrasi bahwa siswa disuruh mempraktekan untuk mengambil baju dari lemari dan memakainya secarabaik dan benar sampai siswa itu mampu melakukanya sendiri tanpa bantuan orang lain .

6. Upaya guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi siswatunanetra adalah guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara siswa diberikan latihan memakai kemeja tanpa bantuan guru dan orang tua secara berulang sampai siswa tersebut mampu melakukanya sendiri.


(20)

47

B. SARAN-SARAN

1. Lembaga Terkait

Pelaksanaan pembelajaran memakai kemeja guru hendaklah memperhatikan dalam setiap siswa bagaimana cara memakai kemeja yang baik dan benar. Di sekolah juga harus diadakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan hari yaitu dalam kegiatan sehari-hari misalnya menggunakan kamar mandi, menggunakan dapur dan sebagainya sehingga dengan terpenuhinya sarana dan prasarana akan mempermudah siswa dalam proses pembelajaran di sekolah .

Kepada pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran kegiatan keterampilan selalu berkoordinasi dengan orang tua sehingga akan terjalin kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk mensejahterakan anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran, sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran keterampilan sehari-hari.

2. Bagi Para Pendidik/Guru

Pelaksanaan pembelajaran bagi guru diharapkan untuk selalu memperhatikan siswanya dalam kegiatan yang ada di sekolah. Dengan menggunakan media yang tersedia di sekolah .


(21)

48

Ani Isnaeni, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Hoesni, Irham (tanpatahun)Buku ajar Orientasi dan Mobilitas.Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Irna Kurniasih, I.Panduan Pelaksanaan Keterampilan Kehidupan Sehari-Hari.

Pembelajaran Keterampilan Anak Tunanetra (2003).

Moleong.Lexy J (1993:3)MetodePenelitianKualitatif. Bandung. PT RemajaRosdakarya

Nawawi, A danDjadja R (2012) MateriOrientasidanMobilitas.Bandung PLB UPI Bandung.

Sugiyono (2008) Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kualitatif, kuantitatif,

dan R & D), Bandung:Alfabeta

UniverstasPendidikan Indonesia (2013), PedomanPenulisanKaryaIlmiah.

Bandung: UPI

http//Silvianachita091044008.blogspot.com/2011/09/BinaDiri, Diunduhpadatanggal 22 Juli 2014.

http//ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/view/3316/2744, Diunduhpadatanggal 22 Juli 2014.

http://pandek 29, blogspot.com/ 2013/09/ tunanetra,html ( online ) Diunduhpadatanggal 25Agustus 2014.

http://djraharja.blogspot.com/2008/10/pengembangan konsep-bagi-tunanetraDiunduhpadatanggal 25Agustus 2014.


(22)

49

http://WWW,slideshar.net/dotap21/karakteristik-dan-pendidikan anak tunanetra.Diunduhpadatanggal 25Agustus 2014.

http://rafikgado-gado.wordpres.com 2011/09/18/media pembelajaran bagi tunanetra.Diunduhpadatanggal 25Agustus 2014.


(1)

Proses penelitian di awali dengan data yang di temukan di SLBN A CITEUREUP yang merupakan bahwa dalam melakukan kegiatan sehari-hari dalam hal melakssiswaan pembelajaran memakai kemeja pada siswa tunanerta.

c. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala yang akan di butuhkan untuk memperlancar, mempermudah, memperjelas jalanya penelitian ke lapangan supaya tidak ada kendala dalam meneliti dan memperoleh data dilapangan.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Penelitian dilakssiswaan dari mulai bulan februari sampai selesai dalam kegiatan ini ada beberapa hal kegiatan yang dilakukan penelitian yaitu : a.Memahami latar penelitian dan persiapan diri

1) Pembatasan latar penelitian

Pemahaman latar penelitian menjadi sangat penting sehingga strategi untuk menggumpukan data menjadi lebih efektif.

2) Penampilan

Peneliti juga sangat memperhatikan penampilan karena penampilan sangatlah penting dalam meneliti ke lokasi sekolah karena penelitian harus tampil sopan dalam berpakaian dan semi formal.

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka peneliti berusaha agar hubungandengan lingkungan yang ada dilokasi penelitiantetap penuh keakraban tanpa harus mempengaruhi berbagai prilaku alami yang ada di lokasi penelitian.


(2)

33

Peneliti mengalokasikan waktu penelitian di lapangan dengan jumlah waktu yang tidak di tentukan supaya dalam penelitian lebih spesifik terkumpul lebih baik.

b. Memasuki lapangan

1) Keakraban hubungan

Keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial dilokasi penelitian selalu berusaha dijaga oleh peneliti agar mempermudah peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan

2) mempelajari bahasa

Mempelajari bahasa ini menjadi sangat penting karena ternyata terdapat beberapa responden termasuk subjek penelitian yang lebih nyaman menggunakan bahasa sehari-hari supaya dapat memberikan hasil yang lebih baik.

3. Peranan peneliti

Peranan peneliti dalam aktifitas di lapangan adalah berperan langsung dengan subjek yang akan di teliti untuk pengamatan tanpa berperan serta, sehingga bisa menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di lapangan .

H. Pencatatan lengkap dan formal

Pada tahap pencatatan lengkap dan formal peneliti mencatat hasil wawancara dan pengamatan tentang pelaksanaan memakai kemeja pada siswa tunanetra. Hal ini dimaksudkan agar catatan dilapangan dibuat tidak dipengaruhi berbagai hasil pemikiran,persepsi,dugaan,atau pengaruh lain yang akan mengurangi nilai kealamiahan atau nilai naturalistik dari catatan dilapangan yang dibuat.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yaitu kesimpulan umum yang diambil berdasarkan kajian teoritis, sedangkan kesimpulan khusus berdasarkan hasil penelitian.

1. Dalam Pelaksanaan pembelajaran keterampilan memakai kemeja pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru melakukan persiapan,pertama melakukan asesmen dengan melalui observasi dan wawancara,dengan cara observasi dan wawancara ini untuk mengetahui kemampuan dasar siswa tunanetra dalam memakai kemeja.

2. Media yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

keterampilan memakai kemeja adalah menggunakan kemeja

berkancing.

3. Evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran iniguru

memberikan penugasan kepada siswa agar dapat mempraktekkan bagaimana cara memakai kemeja dan melepaskan kemeja dari awal sampai akhir secara berulang.

4. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam memakai kemeja diantaranya adalah mengancingkan kemeja dan merapihkan kemeja tersebut, sehingga harus di ulang-ulang dalam melakukanya sampai siswa itu paham.

5. Metode yang digunakan adalah metode demontrasi bahwa siswa

disuruh mempraktekan untuk mengambil baju dari lemari dan memakainya secarabaik dan benar sampai siswa itu mampu melakukanya sendiri tanpa bantuan orang lain .


(4)

47

B. SARAN-SARAN

1. Lembaga Terkait

Pelaksanaan pembelajaran memakai kemeja guru hendaklah memperhatikan dalam setiap siswa bagaimana cara memakai kemeja yang baik dan benar. Di sekolah juga harus diadakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan hari yaitu dalam kegiatan sehari-hari misalnya menggunakan kamar mandi, menggunakan dapur dan sebagainya sehingga dengan terpenuhinya sarana dan prasarana akan mempermudah siswa dalam proses pembelajaran di sekolah .

Kepada pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran kegiatan keterampilan selalu berkoordinasi dengan orang tua sehingga akan terjalin kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk mensejahterakan anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran, sekolah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran keterampilan sehari-hari.

2. Bagi Para Pendidik/Guru

Pelaksanaan pembelajaran bagi guru diharapkan untuk selalu memperhatikan siswanya dalam kegiatan yang ada di sekolah. Dengan menggunakan media yang tersedia di sekolah .


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hoesni, Irham (tanpatahun)Buku ajar Orientasi dan Mobilitas.Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Irna Kurniasih, I.Panduan Pelaksanaan Keterampilan Kehidupan Sehari-Hari.

Pembelajaran Keterampilan Anak Tunanetra (2003).

Moleong.Lexy J (1993:3)MetodePenelitianKualitatif. Bandung. PT

RemajaRosdakarya

Nawawi, A danDjadja R (2012) MateriOrientasidanMobilitas.Bandung PLB UPI Bandung.

Sugiyono (2008) Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R & D), Bandung:Alfabeta

UniverstasPendidikan Indonesia (2013), PedomanPenulisanKaryaIlmiah.

Bandung: UPI

http//Silvianachita091044008.blogspot.com/2011/09/BinaDiri, Diunduhpadatanggal 22 Juli 2014.

http//ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/view/3316/2744, Diunduhpadatanggal 22 Juli 2014.

http://pandek 29, blogspot.com/ 2013/09/ tunanetra,html ( online )

Diunduhpadatanggal 25Agustus 2014.

http://djraharja.blogspot.com/2008/10/pengembangan


(6)

49

http://WWW,slideshar.net/dotap21/karakteristik-dan-pendidikan anak

tunanetra.Diunduhpadatanggal 25Agustus 2014.

http://rafikgado-gado.wordpres.com 2011/09/18/media pembelajaran bagi