KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI.

(1)

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh Yuli Yuliani

1000870

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNANETRA

DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Oleh Yuli Yuliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yuli Yuliani

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

YULI YULIANI

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNANETRA

DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Hj. Ehan, M. Pd. NIP. 19570712 198403 2 001

Pembimbing II

Dr. Nia Sutisna, M. Si. NIP. 19570131 198603 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ... 5

1. Pengertian Belajar ... 5

2. Pengertian Mengajar ... 8

3. Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar ((KBM) ... 9

B. Matematika ...11

C. Matematika Untuk Tunanetra ...14

D. Tunanetra ...16

E. Guru ...18

BAB III METODE PENELITIAN ...20

A. Tempat Penelitian ...20

B. Metode Penelitian ...20

C. Subjek Penelitian ...21

D. Instrumen dan teknik Pengumpulan Data...21

E. Pengujian Keabsahan Data ...26

F. Analisis Data...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...30


(5)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ...35

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...41

A. Kesimpulan ...41

B. Implikasi ...42

DAFTAR PUSTAKA ... vii

LAMPIRAN


(6)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA TUNANETRA DI SLBN A CITEUREUP KOTA

CIMAHI

MATHEMATIC LEARNING ACTIVITES ON BLIND STUDENT

AT SLBN A CITEUREUP CIMAHI CITY

Yuli Yuliani, Ehan

1

, Nia Sutisna

2

Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru dan siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan guru sudah melaksanakan tahapan-tahapan mengajar dengan baik, akan tetapi ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh guru seperti keterbatasan alat peraga, penyediaan buku sumber, lingkungan yang kurang kondusif, serta waktu belajar matematika yang kurang. Harapan siswa tunanetra dalam kegiatan belajar mengajar matematika yaitu guru yang sabar, tersedianya alat peraga yang memadai, adanya buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak parktek atau latihan soal-soal baik di sekolah maupun di rumah.

Kata kunci: KBM Matematika pada siswa tunanetra

Abstract : This research aims to observe mathematic learning activites on blind student at slbn a citeureup cimahi city. The analysis method used is descriptive method with qualitative approachment. The method used for collecting the data are interview, observation and documentation study that are showed toward the teachers and blind students at SLBN A Citeureup Cimahi city. The result of this research shows that overall the teachers have done the steps of teaching well, but there are some difficulties that the teacher had such as the availability of instrument, the availability of subject book, the conductivity of surrounding, and the lack of time for learning. The students expect that the teachers have more patience, provide more supporting instrument, provide books that contain subject learning for students and give more tasks or practical time at both school and home.


(7)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemahaman yang jelas tentang siapa anak tunanetra merupakan dasar yang penting untuk dapat menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran yang tepat bagi mereka. Tunanetra adalah kondisi seseorang yang mengalami hambatan dalam indera penglihatannya. Tunanetra juga dapat diartikan sebagai: “individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas”. (Somantri, 2007, hlm. 65). Akibat hilang atau berkurangnya fungsi indera penglihatan, mereka berusaha memaksimalkan indera-indera lain seperti perabaan, pendengaran, penciuman, dan lain sebagainya untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari termasuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses atau kegiatan seorang guru menyampaikan informasi kepada siswa agar mereka belajar atau mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Menurut Suryosubroto (2009, hlm. 16) Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”

Setiap proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan siswa saling mempengaruhi dan memberi


(8)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masukan, sehingga kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan.

Sebagian besar hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan guru. Guru mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak tetapi juga pada sikap anak di sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mampu menerima semua pelajaran yang telah disampaikan oleh guru terutama mata pelajaran yang dianggap sulit seperti mata pelajaran matematika.

Pada saat ini, dari sekian banyak mata pelajaran yang ada, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari. Padahal matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal memegang peranan penting, karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat mendukung untuk mengkaji Iptek. Realisasi pentingnya pelajaran matematika diajarkan pada peserta didik, tercermin pada ditempatkannya matematika sebagai salah satu ilmu dasar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan baik di sekolah umum maupun di sekolah luar biasa.

Mengingat pentingnya peranan matematika maka prestasi belajar matematika setiap sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius baik dari pihak guru maupun siswa. Guru dan siswa dituntut untuk menguasai pelajaran matematika karena sangat berpengaruh untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Tidak ada syarat khusus dalam matematika yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin mendalaminya baik untuk sekolah umum maupun sekolah luar biasa misalnya siswa tunanetra. Dengan keterbatasan yang dimilikinya siswa tunanetra dituntut untuk mampu bersaing dengan siswa pada umumnya.


(9)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberhasilan siswa tunanetra tidak lepas dari peranan guru dalam menyampaikan mata pelajaran matematika yang mudah dipahami oleh siswa tunanetra.

Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian guru di Sekolah Luar Biasa seringkali tidak mengetahui pembelajaran seperti apa yang diharapkan oleh siswa terutama untuk mata pelajaran matematika yang dianggap paling sulit oleh siswa. Siswa hanya menerima kondisi yang diciptakan oleh guru baik dengan kondisi yang diinginkan maupun kondisi yang tidak diinginkan oleh siswa. Jika hal ini dibiarkan, maka guru tidak akan mengetahui dimana letak kekurangannya akibatnya kegiatan belajar mengajar menjadi kurang optimal.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup Kota Cimahi”.

B. Fokus Masalah

Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup Kota Cimahi”. Selanjutnya fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?

2. Bagaimanakah Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?

3. Bagaimanakah kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?


(10)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi”.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1) Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi

2) Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi

3) Kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi

4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.


(11)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan di sekolah luar biasa. Pengembangan tersebut berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar matematika yang dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak tunanetra.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1) Siswa: Bisa mendapatkan layanan pendidikan yang lebih optimal khususnya untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan kebutuhannya.

2) Guru: Memberikan informasi tentang pembelajaran matematika yang diharapkan oleh siswa serta masukan agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih optimal. 3) Lembaga pendidikan: memberikan informasi serta masukan untuk meningkatkan


(12)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah suatu tempat/lokasi dimana penelitian akan dilakukan, di tempat inilah data-data untuk kepentingan penelitian akan diperoleh. Adapun Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri bagian Tunanetra (SLBN A) Citeureup yang beralamat di Jalan Sukarasa no. 40 Citeureup Kota Cimahi Utara.

B. Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diiginkan. Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara sistematis, ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah. Menurut Silalahi (2010, hlm. 12-13) yang dimaksud dengan metode penelitian

adalah: “Cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu

masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai

solusi atas masalah tersebut”. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara/langkah yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian untuk menentukan bagaimana data penelitian dikumpulkan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Penelitian ini bermaksud untuk memahami, mengungkap, menjelaskan berbagai gambaran atas fenomena fenomena yang ada di lapangan kemudian


(13)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirangkum menjadi kesimpulan deskriptif berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti. Selain itu, analisis data yang dilakukan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau bilangan. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut bisa diperoleh melalui wawancara, observasi/pengamatan, maupun dokumentasi.

C. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian diharapkan mampu menyaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Menurut (Moleong, 1997, hlm. 165) penentu subjek penelitian dalam penelitian kualitatif, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu;

2. Pemilihan sampel secara berurutan, teknik “snowball Sampling” dengan cara responden diminta menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan responden berikutnya diminta pula menunjuk lagi dan begitu seterusnya, sehingga semakin lama sampling akan semakin banyak;

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya pada saat informasi. Semakin banyak diperoleh dan semakin mengembangkan hipotesis kerja, sampel dipilih atas dasar fokus penelitian;

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel dihentikan.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas VIII (delapan) serta guru yang mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian


(14)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Selain peneliti sebagai instrumen utama, digunakan alat bantu kamera dan catatan lapangan. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dan merekam segala sesuatu yang terjadi di lapangan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala bentuk informasi yang bersangkutan dengan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Daniel (2003, hlm. 132) “pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Observasi/Pengamatan

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diamati. Menurut Purwanto (dalam Basrowi, 2008, hlm. 94) „observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara-cara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung‟. Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan lebih banyak informasi, serta dapat digunakan untuk membandingkan data yang berasal dari keterangan responden dengan keadaan dilapangan, sehingga data yang terkumpul lebih akurat. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bagaimana kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra yang berlangsung. Observasi/pengamatan dilakukan terhadap siswa di Sekolah Menengah yaitu siswa kelas X (sepuluh) dan siswa kelas VIII (delapan) di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.


(15)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawacara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang mewawancara/mengajukan pertanyaan (interviewer) dan pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (interviewee). Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas VIII (delapan) serta guru matematika di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tujuan penelitian baik dokumen dari siswa, guru, maupun sekolah.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup Kota Cimahi

No Aspek Yang

Diteliti Indikator

Alat Pengumpul

Data

Sumber

Data No Item

1. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran:

Wawancara Dokumentasi


(16)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika pada siswa tunanetra di

SLBN A

Citeureup Cimahi a. Asesmen b. Analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) d. Silabus e. RPP 2. Pembelajaran

matematika pada siswa tunanetra di

SLBN A

Citeureup Cimahi

f. Pengelolaan kelas

g. Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran h. Pemilihan dan

penggunaan media/ alat peraga i. Penanganan individual siswa Observasi Wawancara Dokumentasi Guru Siswa


(17)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunanetra j. Evaluasi

pembelajaran 3. Hambatan

yang dihadapi dalam

pembelajaran matematika pada siswa tunanetra di

SLBN A

Citeureup Cimahi

k. Sarana dan Prasarana l. Siswa m. Lingkungan n. Hambatan lainnya Wawancara Observasi Dokumentasi

Guru 21 s.d 24

4. Upaya yang dilakukan guru dalam

mengatasi hambatan pembelajaran matematika pada siswa tunanetra di

SLBN A

Citeureup Cimahi

o. Upaya guru dalam

mengatasi hambatan sarana dan prasarana p. Upaya guru

dalam mengatasi hambatan pada siswa

q. Upaya guru dalam

Wawancara Observasi Dokumentasi


(18)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengatasi hambatan lingkungan r. Upaya guru

dalam mengatasi hambatan lainnya 5. Harapan siswa

tunanetra terhadap kegiatan belajar mengajar matematika di

SLBN A

Citeureup Cimahi

s. Harapan siswa tunanetra

Wawancara Siswa 29 s. d 35

E. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai kesahihan data-data yang diperoleh melalui proses pengumpulan data. Moleong (2010, hlm. 324) menjelaskan bahwa

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan


(19)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(confirmability). Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik

pemeriksaan sendiri-sendiri.

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Untuk menguji kredibilitas data, maka penelitian ini akan menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2010, hlm. 330): „triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda‟. Hal ini menurut Moleong (2010, hlm. 331) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui observasi/pengamatan, wawancara, dan dokumentasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan diorganisasi. Kemudian dilakukan crosscheck atau cek silang di antara ketiga data tersebut. Setiap sumber data dicek silang dengan dua sumber data lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada dapat dipertanggungjawabkan, karena data akhir yang didapat adalah hasil perbandingan dari berbagai sumber data yang ada.


(20)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data hasil dokumentasi

Bagan 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data

Bagan di atas merupakan alur teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti, data hasil observasi dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi dan data hasil wawancara dari berbagai sumber. Data hasil wawancara juga dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi dan observasi. Demikian pula data hasil dokumentasi dicek silang dengan data hasil wawancara dan observasi. Langkah terakhir adalah mengambil dan memutuskan kesimpulan secara keseluruhan.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, angket, observasi/pengamatan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga mudah untuk dipahami. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (dalam Sugiyono, 2008, hlm.

245) „Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟.

Secara lebih rinci analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(21)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. “Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan” (Emzir, 2011, hlm. 130). Menurut Silalahi (2010, hlm. 339): “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi”. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dari data yang diperoleh di lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Penulis memilah-milah data yang penting yang berkaitan dengan fokus penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.

2. Penyajian data (display data)

Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajikan, peneliti akan melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis ataukah mengambil tindakan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data yang diperoleh. Pada tahap ini peneliti menyusun kembali data berdasarkan klasifikasi, masing-masing topik kemudian dipisahkan, topik yang sama disimpan dalam satu tempat untuk diberi tanda. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam penggunaan data supaya tidak terjadi kekeliruan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion drawing/verification)

Langkah ke tiga dari aktivitas analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, peneliti mulai mencari arti benda-benda,


(22)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Mula-mula kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian kian meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti ataupun suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang mucul dari data harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya.


(23)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disusun dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup Cimahi diawali dengan perencanaan pembelajaran yaitu melakukan asesmen, analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD), membuat kriteria ketuntasan minimal (KKM), membuat silabus, serta membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun tahapan kegiatan belajar mengajar di SLBN A Citeureup Cimahi adalah kegiatan awal yang meliputi berdoa, mengucapkan salam, mengabsen, mengemukakan tujuan pembelajaran, pre test, apersepsi, memotivasi siswa; kegiatan inti yaitu menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran; serta kegiatan akhir yang meliputi evaluasi, tanya jawab, menyimpulkan, memberikan tugas, berdoa, dan penutup.

Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di SLBN A Citeureup Cimahi diantaranya guru yang sabar dan tidak cepat marah, penggunaan alat peraga untuk setiap pertemuan, penggunaan buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak praktek dan latihan soal-soal.

Adapun kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa tunanetra yaitu keterbatasan alat peraga dan media pembelajaran, banyak materi pra syarat yang belum dikuasai siswa, mood siswa yang selalu berubah-ubah, lingkungan belajar yang kurang kondusif, serta waktu belajar matematika yang kurang.


(24)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh guru, maka upaya untuk mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika di SLBN A Citeureup Cimahi yaitu dengan membuat alat peraga sesuai kemampuan, mendikte materi untuk dicatat oleh siswa, menyesuaikan materi sesuai dengan kemampuan siswa, mengulang-ngulang materi, menugaskan siswa untuk mempelajari materi selain di sekolah.

B. Implikasi

1. Guru diharapkan lebih memahami karakteristik setiap siswa. Jika materi pra syarat belum dipahami oleh siswa maka sebaiknya guru terlebih dahulu mengajarkan materi pra syarat itu. Jadi jangan terpaku pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Guru diharapkan mempersiapkan alat peraga secara matang agar kegunaanya bisa lebih maksimal.

3. Siswa diharapkan bisa lebih aktif untuk mencari buku sumber, jangan hanya mengandalkan catatan dari guru saja.

4. Untuk sekolah diharapkan bisa lebih memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana seperti alat peraga pembelajaran khususnya untuk pelajaran matematika dan buku sumber atau buku panduan untuk siswa.


(25)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Daniel, M. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Halim, A. (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta. Ar Ruzz Media.

Masykur, M. (2007). Mathematical intelligence. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pertuni. (2004). Anggaran Rumah Tangga Persatuan Tunanetra Indonesia. Jakarta: Pertuni.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafido Persada.

Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Badung: ALFABETA.

Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2002). Ringkasan Materi Perkuliahan Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Suryasubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.


(26)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaodih, N. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.


(1)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. “Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan” (Emzir, 2011, hlm. 130). Menurut Silalahi (2010, hlm. 339): “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi”. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dari data yang diperoleh di lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Penulis memilah-milah data yang penting yang berkaitan dengan fokus penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.

2. Penyajian data (display data)

Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajikan, peneliti akan melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis ataukah mengambil tindakan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data yang diperoleh. Pada tahap ini peneliti menyusun kembali data berdasarkan klasifikasi, masing-masing topik kemudian dipisahkan, topik yang sama disimpan dalam satu tempat untuk diberi tanda. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam penggunaan data supaya tidak terjadi kekeliruan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion drawing/verification)

Langkah ke tiga dari aktivitas analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, peneliti mulai mencari arti benda-benda,


(2)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Mula-mula kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian kian meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti ataupun suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang mucul dari data harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya.


(3)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disusun dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup Cimahi diawali dengan perencanaan pembelajaran yaitu melakukan asesmen, analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD), membuat kriteria ketuntasan minimal (KKM), membuat silabus, serta membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun tahapan kegiatan belajar mengajar di SLBN A Citeureup Cimahi adalah kegiatan awal yang meliputi berdoa, mengucapkan salam, mengabsen, mengemukakan tujuan pembelajaran, pre test, apersepsi, memotivasi siswa; kegiatan inti yaitu menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran; serta kegiatan akhir yang meliputi evaluasi, tanya jawab, menyimpulkan, memberikan tugas, berdoa, dan penutup.

Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di SLBN A Citeureup Cimahi diantaranya guru yang sabar dan tidak cepat marah, penggunaan alat peraga untuk setiap pertemuan, penggunaan buku sumber untuk siswa, serta memperbanyak praktek dan latihan soal-soal.

Adapun kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa tunanetra yaitu keterbatasan alat peraga dan media pembelajaran, banyak materi pra syarat yang belum dikuasai siswa, mood siswa yang selalu berubah-ubah, lingkungan belajar yang kurang kondusif, serta waktu belajar matematika yang kurang.


(4)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh guru, maka upaya untuk mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar matematika di SLBN A Citeureup Cimahi yaitu dengan membuat alat peraga sesuai kemampuan, mendikte materi untuk dicatat oleh siswa, menyesuaikan materi sesuai dengan kemampuan siswa, mengulang-ngulang materi, menugaskan siswa untuk mempelajari materi selain di sekolah.

B. Implikasi

1. Guru diharapkan lebih memahami karakteristik setiap siswa. Jika materi pra syarat belum dipahami oleh siswa maka sebaiknya guru terlebih dahulu mengajarkan materi pra syarat itu. Jadi jangan terpaku pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Guru diharapkan mempersiapkan alat peraga secara matang agar kegunaanya bisa lebih maksimal.

3. Siswa diharapkan bisa lebih aktif untuk mencari buku sumber, jangan hanya mengandalkan catatan dari guru saja.

4. Untuk sekolah diharapkan bisa lebih memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana seperti alat peraga pembelajaran khususnya untuk pelajaran matematika dan buku sumber atau buku panduan untuk siswa.


(5)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Daniel, M. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Halim, A. (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta. Ar Ruzz Media.

Masykur, M. (2007). Mathematical intelligence. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pertuni. (2004). Anggaran Rumah Tangga Persatuan Tunanetra Indonesia. Jakarta: Pertuni.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafido Persada.

Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Badung: ALFABETA.

Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Suherman, E. (2002). Ringkasan Materi Perkuliahan Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Suryasubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Yuli Yuliani, 2014

Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaodih, N. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.