Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri 5 Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014 T2 942012084 BAB V
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan pembahasan terhadap data
yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, maka
dapat diperoleh suatu gambaran tentang pelaksanaan
pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP 5 Ambarawa sebagai berikut:
Pertama, guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan pada prinsipnya telah membuat perencanaan
pembelajaran
berupa
AMP,
Prota,
Promes,
Silabus, dan RPP. Namun dalam membuat perencanaan pembelajaran yang berupa administrasi pembelajaran masih copy-paste administrasi pembelajaran
yang dibuat oleh orang lain atau dibuat oleh MGMP.
Kedua, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Namun guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kurang kreatif, sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan inti terkesan banyak waktu yang terbuang
dan siswa merasa bosan.
Ketiga, evalusi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah setiap
91
kali selesai mempelajari satu kompetensi dasar kemudian melaksanakan evaluasi. Dalam melaksanakan
evaluasinya bervariasi, ada yang menggunakan evaluasi proses, ada yang menggunakan evaluasi hasil,
akan tetapi guru belum membuat kisi-kisinya.
Keempat, analisis hasil evaluasi yang dilakukan
oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
hanya pada ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester, sedangkan analisis hasil ulangan
harian belum dilaksanakan.
Kelima, tindaklanjut hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masih sebatas melaksanakan program remedial,
sedangkan program pengayaan dan program percepatan belum dilaksanakan.
Dari uraian di atas, dapat ditarik sebuah
simpulan bahwa pengelolaan pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di SMP Negeri 5
Ambarawa tahun 2013/2014 belum berjalan dengan
baik. Sistem pengelolaan perlu diperbaiki agar tidak
menimbulkan kesan bahwa guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan dalam menjalankan tugas
kesehariannya hanya sekedar membatalkan kewajibannya atau hanya sekedar memenuhi tuntutan dari
atasan yang pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi
kurang optimal. Pemilihan metode belajar yang tepat
adalah dengan efektivitas penggunaan pendekatan
bermain pada pembelajaran.
92
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan
yang ada di lapangan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Dinas Pendidikan maupun Musyawarah Guru Mata
Pelajaran
(MGMP)
hendaknya
secara
periodik
mengadakan workshop, penataran, maupun istilah
lain yang tujuannya untuk mengasah kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga pada
akhirnya pengelolaan pembelajaran mampu dilakukan guru dengan baik;
2. Kepala sekolah selaku manajer dan penanggungjawab seluruh pelaksanaan kegiatan pembelajaran
di sekolah, selalu melaksanakan fungsi pengawasan dan pembinaan agar seluruh kegiatan dalam
pembelajaran dapat berjalan lebih baik;
3. Guru hendaknya mampu menguasai teknik pengelolaan pembelajaran, kreatif, dan inofatif, termasuk
guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Karena dengan melaksanakan teknik pengelolaan
pembelajaran yang baik, kreatif, dan inofatif, maka
pembelajaran akan lebih lancar, efektif dan efisien.
93
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan pembahasan terhadap data
yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, maka
dapat diperoleh suatu gambaran tentang pelaksanaan
pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP 5 Ambarawa sebagai berikut:
Pertama, guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan pada prinsipnya telah membuat perencanaan
pembelajaran
berupa
AMP,
Prota,
Promes,
Silabus, dan RPP. Namun dalam membuat perencanaan pembelajaran yang berupa administrasi pembelajaran masih copy-paste administrasi pembelajaran
yang dibuat oleh orang lain atau dibuat oleh MGMP.
Kedua, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Namun guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kurang kreatif, sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan inti terkesan banyak waktu yang terbuang
dan siswa merasa bosan.
Ketiga, evalusi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah setiap
91
kali selesai mempelajari satu kompetensi dasar kemudian melaksanakan evaluasi. Dalam melaksanakan
evaluasinya bervariasi, ada yang menggunakan evaluasi proses, ada yang menggunakan evaluasi hasil,
akan tetapi guru belum membuat kisi-kisinya.
Keempat, analisis hasil evaluasi yang dilakukan
oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
hanya pada ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester, sedangkan analisis hasil ulangan
harian belum dilaksanakan.
Kelima, tindaklanjut hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masih sebatas melaksanakan program remedial,
sedangkan program pengayaan dan program percepatan belum dilaksanakan.
Dari uraian di atas, dapat ditarik sebuah
simpulan bahwa pengelolaan pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di SMP Negeri 5
Ambarawa tahun 2013/2014 belum berjalan dengan
baik. Sistem pengelolaan perlu diperbaiki agar tidak
menimbulkan kesan bahwa guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan dalam menjalankan tugas
kesehariannya hanya sekedar membatalkan kewajibannya atau hanya sekedar memenuhi tuntutan dari
atasan yang pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi
kurang optimal. Pemilihan metode belajar yang tepat
adalah dengan efektivitas penggunaan pendekatan
bermain pada pembelajaran.
92
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan
yang ada di lapangan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Dinas Pendidikan maupun Musyawarah Guru Mata
Pelajaran
(MGMP)
hendaknya
secara
periodik
mengadakan workshop, penataran, maupun istilah
lain yang tujuannya untuk mengasah kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga pada
akhirnya pengelolaan pembelajaran mampu dilakukan guru dengan baik;
2. Kepala sekolah selaku manajer dan penanggungjawab seluruh pelaksanaan kegiatan pembelajaran
di sekolah, selalu melaksanakan fungsi pengawasan dan pembinaan agar seluruh kegiatan dalam
pembelajaran dapat berjalan lebih baik;
3. Guru hendaknya mampu menguasai teknik pengelolaan pembelajaran, kreatif, dan inofatif, termasuk
guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Karena dengan melaksanakan teknik pengelolaan
pembelajaran yang baik, kreatif, dan inofatif, maka
pembelajaran akan lebih lancar, efektif dan efisien.
93