Peningkatan prestasi belajar sejarah melalui pendekatan CTL model Numbered Heads Together siswa kelas X B SMA Santo Mikael Warak tahun ajaran 2012/2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA
KELAS X B SMA SANTO MIKAEL WARAK
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:
Dian Adventa
NIM: 081314021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA
KELAS X B SMA SANTO MIKAEL WARAK
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:
Dian Adventa
NIM: 081314021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan

perlindungan dalam menjalani hidup
2. Orangtua dan adik saya yang selalu mendoakan, mendukung dan memberi
semangat
3. Teman-teman Prodi Pendidikan Sejarah, khususnya angkatan 2008 atas
kebersamaannya selama kuliah

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


MOTTO

Manusia bermutu tidak terpengaruh oleh pujian atau celaan, tidak meratapi yang
telah lewat, tidak merisaukan apa yang akan datang, tidak peduli pada label-label
yang ditempelkan orang pada dirinya atau orang lain

Mau menerima kenyataan hidup dan percaya bahwa apapun yang terjadi ada
hikmahnya, akan memberikan ketabahan dan kelegaan

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 April 2013
Penulis

Dian Adventa

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Dian Adventa

Nomor Induk Mahasiswa : 081314021
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA
KELAS X B SMA SANTO MIKAEL WARAK TAHUN AJARAN 2012/2013
beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin saya maupun memberi
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 3 April 2013

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI
PENDEKATAN CTL MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA
KELAS X B SMA SANTO MIKAEL WARAK
TAHUN AJARAN 2012/2013
Ole h
Dian Adventa
Universitas Sanata Dharma

2013
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi
belajar sejarah siswa setelah menerapkan pendekatan CTL model Numbered Heads
Together (NHT) kelas X B SMA Santo Mikael Warak tentang “tradisi sejarah
dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara”.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan model penelitian Hopkins dengan tahapan perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X B SMA
Santo Mikael Warak yang melibatkan 26 siswa. Obyek penelitian adalah prestasi
belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT). Data dikumpulkan dengan menggunakan tes dan observasi. Analisis data
dengan menggunakan deskriptif prosentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) siswa kelas X B SMA Santo Mikael Warak. Pencapaian prestasi belajar
siswa sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 pada keadaan awal
sebanyak 14 siswa dari 26 siswa (56%), siklus 1 meningkat menjadi 17 siswa dari
26 siswa (68%), dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 26 siswa (100%).
Peningkatan nilai rata-rata dari keadaan awal 61,0, pada siklus 1 meningkat 70,70,
dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 79,48.


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OE LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING
HISTORY THROUGH CTL APPROACH MODEL NUMBERED HEADS
TOGETHER
APPLIED FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF
SANTO MIKAEL WARAK SENIOR HIGH SCHOOL
2012/2013 ACADEMIC YEAR
By
Dian Adventa
Sanata Dharma University

2013
This research aims to describe the improvement of students’ learning
achievement in studying history after the implementation of CTL model
Numbered Heads Together (NHT) toward students of the tenth class of Santo
Mikael Warak Senior High School related to the “historical tradition in
Indonesian society during prehistory and history”.
This research uses a Class Action Research (CAR) method which has been
conducted by Hopkins, and the stages are planning, actions, observation, and
reflection. Subjects of this research are 26 students of Santo Mikael Warak Senior
High School. The object of this research is the students’ achievement in studying
history through Numbered Head Together model. The data were collected through
test, observation, interview, and documentation. The analysis of the data is
percentage description.
The results of this study show that there is an improvement of students’
learning achievement after implementing Numbered Heads Together (NHT)
learning model toward the students of the tenth class in Santo Mikael Warak
Senior High School. Students’ achievement according to Minimum Competency
Criteria is 65, there are 14 students out of 26 students or 56 % at the beginning. In
the first cycle, the number increases to 17 students out of 26 students or 68% and
it also happens in the second cycle which consists of 26 students or 100%. The
average score is 61,0 at the beginning, and increases to 70,70 in the first cycle and
79,48 in the second cycle.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan anugerah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah melalui Pendekatan CTL model Numbered
Heads Together Siswa Kelas X B SMA Santo Mikael Warak”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, dukungan dan peran serta pihak-pihak yang telah memberi bantuan
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Dra. Theresia Sumini, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
dan dosen pembimbing II serta Drs. Y.R. Subakti selaku dosen
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam
menyelesaikan skripsi ini
3. Bapak Markus Sri Purwantoro, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Santo
Mikael Warak, Bapak Raharja, S.Pd selaku guru sejarah, dan siswa-siswa
kelas X B yang mendukung penelitian ini
4. Orangtua yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan materi
5. Teman-teman seperjuangan kelompok payung serta teman-teman
Pendidikan Sejarah angkatan 2008 yang telah memberi saran dan
bantuannya demi terselesaikan skripsi ini
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Yogyakarta, 3 April 2013
Penulis

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

iv

HALAMAN MOTTO .....................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ....................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT .....................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................

x

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................

1

B. Batasan Masalah..................................................................................

7

C. Rumusan Masalah ...............................................................................

8

D. Tujuan Penelitian.................................................................................

9

E. Manfaat Penelitian...............................................................................

9

BAB II: KAJIAN TEORI
A. Paradigma Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah .................... 10
B. Konsep Belajar Sejarah Berbasis Konstruktivisme .............................. 18
C. Teori Belajar Thorndike ...................................................................... 20
D. Prestasi Belajar Sejarah ....................................................................... 23
E. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam
pembelajaran sejarah ........................................................................... 24
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F. Strategi Numbered Head Together(NHT) dalam Pembelajaran Sejarah

29

G. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32
H. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 33
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 35
1. Tempat Penelitian ............................................................................ 35
2. Waktu Penelitian ............................................................................. 35
B. Subyek Penelitian ................................................................................ 35
C. Obyek Penelitian ................................................................................. 35
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 35
E. Jenis Penelitian .................................................................................... 36
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 36
G. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 37
a. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 37
1) Observasi ................................................................................... 37
2) Tes Hasil Belajar ........................................................................ 37
b. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 38
1) Validitas ..................................................................................... 38
2) Reliabilitas ................................................................................. 40
H. Desain Penelitian ................................................................................. 42
I.

Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
1. Data Kualitatif ................................................................................ 42
2. Data Kuantitatif .............................................................................. 43

J.

Prosedur Penelitian .............................................................................. 44
1. Persiapan ........................................................................................ 44
2. Rencana Tindakan........................................................................... 46
a. Siklus I ....................................................................................... 46
b. Siklus II...................................................................................... 47

K. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 49

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 50
1. Keadaan Awal Belajar Sejarah ........................................................ 50
a. Hasil Tes .................................................................................... 50
2. Siklus I ........................................................................................... 52
a. Perencanaan Tindakan ................................................................ 52
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ................................................... 53
c. Observasi ................................................................................... 54
1) Hasil Pengamatan .................................................................. 54
2) IPKG ..................................................................................... 56
3) Nilai Tes ................................................................................ 56
4) Nilai Final.............................................................................. 58
d. Refleksi siklus I .......................................................................... 61
3. Siklus II .......................................................................................... 62
a. Perencanaan Tindakan ................................................................ 62
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .................................................. 62
c. Observasi ................................................................................... 63
1) Hasil Pengamatan .................................................................. 63
2) IPKG ..................................................................................... 66
3) Nilai Tes ................................................................................ 66
4) Nilai Final.............................................................................. 68
d. Refleksi siklus II ........................................................................ 71
B. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa ........................................... 72
1. Prestasi Siswa ................................................................................. 72
C. Pembahasan......................................................................................... 76
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 79
B. Saran ................................................................................................... 80
1. Bagi Instansi Pendidikan ................................................................. 80
2. Bagi Guru Sejarah........................................................................... 80
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Bagi Calon Guru ............................................................................. 80
4. Bagi Siswa ...................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1 :

Hasil Perolehan Tes Pra Siklus ................................................. 50

Tabel 2 :

Kriteria Nilai Kualitatif Pra Siklus ........................................... 53

Tabel 3 :

Hasil Pengamatan Siklus 1 ....................................................... 54

Tabel 4 :

Nilai Perolehan Prestasi pada Siklus 1 ...................................... 56

Tabel 5 :

Nilai Final Siklus 1 .................................................................. 58

Tabel 6 :

Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 1............................................... 59

Tabel 7 :

Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 1............................. 65

Tabel 8 :

Hasil Pengamatan Siklus 2 ....................................................... 67

Tabel 9 :

Nilai Perolehan Prestasi pada Siklus 2 ...................................... 69

Tabel 10 :

Nilai Final Siklus 2 .................................................................. 77

Tabel 11 :

Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 2............................................... 80

Tabel 12 :

Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 2............................. 81

Tabel 13 :

Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1 ..................................... 82

Tabel 14 :

Komparasi Siklus 1 dengan Siklus 2......................................... 85

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar

I

: Siklus Rancangan Penelitian ................................................ 42

Gambar II

: Diagram Prestasi Siklus 1 .................................................... 61

Gambar III : Diagram Prestasi Siklus 2 .................................................... 71

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Surat ijin penelitian dari Bappeda......................................... 84

Lampiran 2

: Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ................... 85

Lampiran 3

: Silabus................................................................................. 86

Lampiran 4

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 88

Lampiran 5

: Penilaian Afektif .................................................................. 97

Lampiran 6

: Penilaian Psikomotor ........................................................... 99

Lampiran 7

: Materi Pembelajaran ............................................................ 101

Lampiran 8

: Kisi-kisi soal ........................................................................ 111

Lampiran 9

: Penilaian Kognitif ................................................................ 112

Lampiran 10 : Analisis Butir Item Siklus 1 sebelum rontok......................... 120
Lampiran 11 : Analisis Butir Item Siklus 1 setelah rontok........................... 121
Lampiran 12 : Analisis Butir Item Siklus 2 sebelum rontok......................... 122
Lampiran 13 : Analisis Butir Item Siklus 2 setelah rontok........................... 123
Lampiran 14 : IPKG dalam Pengembangan Silabus Siklus 1 ....................... 124
Lampiran 15 : IPKG dalam Menyusun Rencana Pembelajaran Siklus 1 ...... 125
Lampiran 16 : IPKG dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1.................. 126
Lampiran 17 : IPKG dalam Pengembangan Silabus Siklus 2 ....................... 127
Lampiran 18 : IPKG dalam Menyusun Rencana Pembelajaran Siklus 2 ...... 128
Lampiran 19 : IPKG dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2.................. 129
Lampiran 20 : Foto Penelitian ..................................................................... 130

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudam kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada
semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang
dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi siswa. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika
sseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena
yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat
ini maupun yang akan datang.
Dalam suatu proses belajar mengajar (PBM) agar berjalan dengan
sukses guru hendaknya menjadi seorang yang profesional. Upaya dapat
diwujudkan melalui pengambilan keputusan mengenai materi mata pelajaran
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
yang sesuai dengan kebutuhan para siswa dan penegasan tujuan-tujuan
penyajian materi tersebut secara eksplisit. Seorang guru juga harus mengambil
keputusan dalam penetapan model dan strategi mengajar berdasarkan tinjauan
psikologis sesuai dengan jenis dan sifat materi, tugas yang diberikan kepada
siswa dan situasi belajar-mengajar.1
Cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan
sejumlah konsep. Penumpukan konsep pada subjek didik kurang bermanfaat
bahkan tidak bermanfaat, hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru
kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuangkan air ke dalam sebuah
gelas. Konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak
pada konsep itu sendiri, tetapi terletak bagaimana konsep itu dipahami oleh
subjek didik. Pentingnya pemahapan konsep dalam proses belajar belajar
mengajar sangat memengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan
masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna dan tidak
hanya seperti menuangkan air dalam gelas pada subjek didik. Dalam kondisi
demikian faktor kompetensi guru dituntut, dalam arti guru harus mampu
meramu wawasan pembelajaran yang yang lebih menarik.
Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan

(KTSP)

sebagai

hasil

pembaharuan hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya
mempelajari konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas
1

Muhibbin Syah.1997.Psikologi Pendidikan: Pendekatan Baru.Bandung:Remaja Rosdakarya hlm.
20-21

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun
atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis.
Untuk itu, guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai
yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.2
Pembelajaran sejarah yang dilakukan di dalam kelas kurang mendapat
tanggapan dari siswa. Penyampaian materi yang monoton membuat siswa tidak
aktif saat pembelajaran. Siswa hanya menjadi pendengar yang pasif sedangkan
guru sebagai penyampai materi. Menurut Atmadinata yang dikutip Isjoni
menyatakan bahwa pembelajaran sejarah tidak menarik membosankan karena
kebanyakan guru hanya menyampaikan fakta sejarah yang berupa urutan tahun
dan peristiwa sedangkan model serta teknik pembelajarannya tidak berubah.3
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMA Santo Mikael
Warak rata-rata prestasi siswa mata pelajaran sejarah cukup rendah yang
dibuktikan dari ulangan harian 56% siswa yang mencapai KKM, dengan KKM
yang ditentukan pihak sekolah sebesar 65. Faktor penyebabnya adalah
keterbatasan siswa dalam menerima pembelajaran sejarah, penggunaan metode
ceramah yang dominan serta siswa tidak punya wawasan terhadap materi
pembelajaran

yang

disampaikan.

Perubahan

pembelajaran

dilakukan

penggunaan model pembelajaran yang variatif, media pembelajaran yang
memancing siswa untuk terlibat aktif seperti film, gambar dan sebagainya.
2
3

Trianto. 2010. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:Kharisma Putra hlm. 8
Isjoni.2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia-Malaysia.Pekan Baru:
Pustaka Belajar hlm. 146

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Dalam mendukung pembelajaran sejarah maka peneliti mencoba
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMA Santo Mikael Warak.
Peneliti memilih SMA Santo Mikael Warak untuk melaksanakan penelitian. Di
SMA ini tidak ada mahasiswa yang melakukan PPL dari Prodi Pendidikan
Sejarah maka memperlancar peneliti untuk melakukan penelitian. Menurut
rekan sesama peneliti yang pernah melakukan PPL di Santo Mikael Warak
mata pelajaran sejarah kurang diminati karena membosankan, metode yang
digunakan dalam pembelajaran sejarah juga kurang menarik sehingga
berpengaruh pada prestasi siswa.

Perubahan yang dilakukan dalam

pembelajaran sejarah akan mendukung siswa aktif dengan penggunaan modelmodel pembelajaran yang variatif. Peneliti menggunakan pendekatan CTL
(Contextual Teaching And Learning) model Numbered Heads Together (NHT)
dalam pembelajaran sejarah. CTL merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengkaitkan antara kompetensi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman ini, hasil belajar diharapkan
lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung alamiah,
siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.4
Penerapan model Numbered Heads Together (NHT) menurut Anita Lie
mempunyai keunggulan dalam mengoptimalkan partisipasi siswa. Dalam
pelaksanaannya
4

model

Numbered

Heads

Together

(NHT)

memberi

Eveline Siregar, dkk.2011.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Ghalia Indonesia hlm.117

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan jawaban yang
paling tepat, serta dapat mendorong siswa untuk meningkatkan partisipasi dan
kerjasama mereka.5 Siswa belajar bersama-sama dan memastikan bahwa setiap
anggota kelompok benar-benar menguasai materi yang sedang dipelajari, siswa
mempunyai ketergantungan positif untuk saling membantu dalam penguasaan
dan pemahaman materi pelajaran. Setiap anggota kelompok mempunyai
tanggung jawab yang sama, karena pada saat presentasi guru memanggil secara
acak.
Kelebihan model Numbered Heads Together (NHT) setiap siswa
menjadi siap dalam menguasa materi, dapat melakukan diskusi dengan
sungguh, serta siswa pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Siswa
diharapkan sangat antusias dalam memahami permasalahan dan jawaban
karena guru hanya menunjuk seorang siswa seorang siswa yang mewakili
kelompok tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompok
tersebut. Model Numbered Heads Together (NHT) menekankan aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran sejarah sehingga mencapai prestasi yang maksimal.
Melalui pendekatan CTL model Numbered Heads Together (NHT)
siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk saling membantu dan berkolaborasi
dalam menuangkan ide untuk mengkonstruksi pengetahuan. Proses belajar
dengan menggabungkan realita, maka makna dari pembelajaran dapat diresapi
oleh siswa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti
5
Anita Lie.2004. Cooperative Learning Mempratikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas.Jakarta:Grasindo hal 57

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
berharap dengan penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching And
Learning) model Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah sehingga prestasi siswa dalam
pelajaran sejarah juga meningkat.
Model pembelajaran Numbered Heads Together ini berhasil digunakan
untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas seperti penelitian yang
dilakukan oleh Hari Hadi Kesuma (2009) penerapan pembelajaran kooperatif
dengan model Numbered Heads Together (kepala bernomor) untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS sejarah pada siswa kelas VIII F
di SMP Negeri 1 Malang. Hasil belajar siswa kelas VIII F SMP N 1 Malang
masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 1) Penggunaan
model pembelajaran yang kurang variatif, 2) siswa menganggap mata pelajaran
sejarah membosankan karena siswa kurang dilibatkan. Hasil belajar siswa yang
rendah terlihat pada hasil ulangan harian siswa yang rendah, dimana yang
mengalami tuntas belajar hanya 10 orang dari 30 siswa. 6
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMPN 1 Malang
mengenai materi Pergerakan Nasional dan Sumpah Pemuda pada mata
pelajaran IPS Sejarah. Hal ini didukung oleh hasil belajar dan respon siswa

6

Hari Hadi Kesuma.2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Model
Numbered Heads Together(online) http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=40328
diakses tanggal 27 Maret 2012

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
yang positif. Semua siswa merasa senang dengan model pembelajaran NHT
dan lebih mudah memahami materi Pergerakan Nasional dan Sumpah
Pemuda. Data hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan perolehan nilai
rata-rata siswa untuk aspek kognitif dan aspek afektif. Untuk aspek kognitif
nilai rata-rata sebelum diberi tindakan sebesar 51,33 pada siklus 1 dan siklus
2 setelah diberi tindakan rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 72,66 pada
siklus I dan 78,66 pada siklus II. Untuk ketuntasan belajar secara klasikal dari
aspek kognitif mengalami peningkatan persentase yaitu dari 70% pada siklus
I menjadi 86,67% pada siklus II. Nilai rata-rata aspek afektif mengalami
peningkatan persentase yaitu 73,33% pada siklus I menjadi 86,67% pada
siklus II. Kesimpulannya bahwa hasil belajar siswa baik dari segi kognitif
maupun afektif mengalami peningkatan. Maka, dengan adanya contoh
penelitian dengan model Numbered Heads Together dan mengalami
keberhasilan diharapkan model Numbered Heads Together yang digunakan
dalam penelitian di SMA Santo Mikael Warak ini mengalami keberhasilan.

B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan
prestasi belajar sejarah siswa melalui pendekatan CTL model Numbered Heads
Together (NHT)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
Apakah melalui pendekatan CTL model Numbered Heads Together (NHT) dapat
meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X B SMA Santo Mikael
Warak tentang tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan
masa aksara ?
Untuk menjawab permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian
dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan teknik
analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
masalah yang dihadapi dapat diperbaiki dengan segera. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan teknik analisis data kualitatif merupakan analisis data
berbentuk kata-kata, yang diperoleh melalui observasi dan termasuk sebagai
penilaian dalam ranah afektif. Teknik analisis data kuantitatif merupakan
teknik analisis data yang berbentuk angka atau bilangan dengan teknik
perhitungan menggunakan perhitungan matematika atau statistika, yang
diperoleh melalui hasil tes dan termasuk sebagai penilaian dalam ranah
kognitif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah
menerapkan pendekatan CTL model Numbered Heads Together (NHT) kelas X
B SMA Santo Mikael Warak tentang “Tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara” .

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah untuk
meningkatkan prestasi dalam mata pelajaran sejarah
b. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Santo
Mikael mengenai materi yang diajarkan.
c.

Bagi Guru
Dapat menjadi alternatif bagi guru sejarah dalam mengatasi
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sejarah.

d.

Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman dalam menyusun
sebuah karya ilmiah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI

Teori-teori yang mendukung pelaksanaan penelitian melalui pendekatan
CTL model Numbered Heads Together seperti : Teori Pembelajaran
Konstruktivisme, Konsep Belajar Sejarah Berbasis Konstruktivisme, Teori Belajar
Thorndike, Prestasi Belajar Sejarah berbasis konstruktivisme, pendekatan CTL
dalam pembelajaran sejarah dan Strategi Numbered Heads Together dalam
pembelajaran sejarah.
A. Paradigma Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Glaserfeld,

Bettencourt

da n

Matthews,

mengemukakan

bahwa

pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi (bentukan)
orang itu sendiri. Sementara Piaget, mengemukakan bahwa pengetahuan
merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya, proses
pembentukan berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena
adanya pemahaman baru. Sedikit berbeda dengan para pendahulunya, Lorsbach
dan Tobin mengemukakan bahwa pengetahuan ada dalam diri seseorang yang
mengetahui, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak
seseorang kepada yang lain. Siswa sendiri yang harus mengartikan apa yang
telah diajarkan dengan konstruksi yang telah dibangun sebelumnya.5
Dalam proses kontruksi itu, diperlukan beberapa kemampuan sebagai
berikut : (1) kemampuan mengingat dan mengungkap kembali pengalaman, (2)
5

Eveline Siregar dkk.2011.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Ghalia Indonesia hlm. 39

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
kemampuan membandingkan, mengambil keputusan

(justifikasi) mengenai

persamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai
pengalaman yang satu daripada yang lain. Kemampuan mengingat dan
mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan
dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalaman-pengalaman tersebut.
Kemampuan membandingkan sangat penting untuk dapat menarik sifat yang
lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan
perbedaannya untuk dapat membuat klasifikasi dan membangun suatu
pengetahuan. Karena kadang seseorang lebih menyukai pengalaman tertentu
daripada yang lain, maka muncullah soal nilai dari pengetahuan yang kita
bentuk.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak
akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi dari teori
konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentranformasi
kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik
mereka sendiri.6
Untuk memahami lebih dalam aliran konstruktivistik ini, ada baiknya
dikemukakan tentang ciri-ciri belajar berbasis konstruktivistik. Ciri-ciri

6

Trianto.2010.Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif.Jakarta:Kharisma Putra hlm. 113

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
tersebut pernah dikemukakan oleh Driver dan Oldham, yang dikutip oleh
Trianto sebagai berikut7 :
a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi
dalam mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan
observasi
b. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi
menulis, membuat poster dan lain-lain
c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun
ide baru, mengevaluasi ide baru
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan
yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi
e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada
perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
Konstruktivistik dalam kegiatan belajar merupakan kegiatan belajar
yang aktif di mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar
mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. Ini merupakan proses
menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka yang telah ada dalam
pikiran mereka. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang
dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa
yang telah diketahui serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah ia
ketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru.

7

Ibid hlm. 39

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Setiap pelajar mempunyai cara sendiri untuk mengerti. Maka penting
bahwa setiap pelajar mengerti kekhasannya, juga keungggulan dan
kelemahannya dalam mengerti sesuatu. Mereka perlu menemukan cara belajar
yang tepat bagi mereka sendiri. Mereka perlu menemukan cara yang cocok
untuk mengkonstruksikan pengetahuannya yang kadang sangat berbeda dengan
teman-teman yang lain. Pelajar dimungkinkan untuk mencoba bermacammacam cara belajar yang cocok, pengajar juga menciptakan bermacam-macam
situasi dan metode yang membantu dalam kegiatan pembelajaran.8
Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa,
tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Mengajar berarti berpartisipasi dengan siswa dalam
membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan,
bersikap kritis, mengadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah suatu bentuk
belajar sendiri. Menurut prinsip konstruktivisme, seorang pendidik mempunyai
peran sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar
peserta didik berjalan dengan baik. Maka tekanan diletakkan pada peserta didik
yang belajar dan bukan pada pendidik yang mengajar. Fungsi sebagai mediator
dan fasilitator ini dapat dijabarkan dalam beberapa tugas antara lain sebagai
berikut9 :
1) Menyediakan pengalaman belajar, yang memungkinkan siswa ikut
bertanggungjawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian.
8
9

Paul Suparno. 1997.Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta:Kanisius hlm. 63
Ibid hlm. 65-66

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Maka menjadi jelas bahwa mengajar model ceramah bukanlah tugas
utama seorang guru.
2)

Guru menyediakan pertanyaan-pertanyaan atau memberikan kegiatankegiatan yang merangsang keingintahuan siswa, membantu mereka untuk
mencari, membentuk pengetahuan, mengekspresikan gagasan, sikap
mereka dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya. Menyediakan sarana
yang merangsang berpikir siswa secara produktif. Menyediakan
kesempatan dan pengalaman yang mendukung belajar siswa. Guru harus
menyemangati siswa.

Guru perlu menyediakan pengalaman konflik.

Pengalaman konflik ini dapat berwujud pengalaman anomali yang
bertentangan

dengan

pemikiran

atau

pengalaman

awal

siswa.

Pengalaman seperti ini akan menantang siswa untuk berpikir mendalam.
3) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran peserta
didik itu jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan
apakah pengetahuan siswa berlaku untuk menghadapi persoalan baru
yang berkaitan dengannya. Guru membantu dalam mengevaluasi
hipotesis dan kesimpulan siswa.
Guru perlu belajar mengerti cara berpikir siswa, sehingga dapat
membantu memodifikasikannya. Tanyakan kepada mereka bagaimana mereka
mendapatkan jawaban, ini cara yang baik untuk menemukan pemikiran mereka
dan membuka jalan untuk menjelaskan mengapa suatu jawaban tidak tepat
untuk keadaan tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Kaum konstruktivis berpendapat bahwa guru perlu membiarkan siswa
menemukan cara yang paling cocok dalam memecahkan persoalan. Siswa
kadang suka mengambil jalan yang tidak konvensional untuk memecahkan
suatu soal. Bila seorang guru tidak menghargai cara penemuan mereka, ini
berarti menyalahi sejarah perkembangan ilmu, yang dimulai juga dari
kesalahan. Sangat penting bahwa guru tidak mengajukan jawaban satu-satunya
sebagai yang benar, terlebih dalam persoalan yang berdasarkan suatu
pengalaman, seperti norma dan nilai sebagai dasar bertingkah laku. Dalam
sejarah ilmu terlihat bahwa teori-teori yang lama tidaklah salah dalam
perkembangannya, tetapi lebih dikatakan sebagai tidak dapat menjawab
persoalan-persoalan baru yang muncul. Teori-teori itu tetap dapat menjawab
persoalan lama yang dihadapi waktu menemukannya. Misalnya, teori Newton
tentang gerak tidaklah salah, tetapi tidak mencukupi lagi untuk menjawab
gerak dalam dimensi mikro. Maka ditemukan teori baru yang dapat
menjawabnya. Namun sampai sekarangpun, teori Newton tetap dapat
digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan dalam dunia makro.
Dalam sistem konstruktivisme, guru dituntut penguasaan bahan yang
luas dan mendalam.Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas
mengenai pengetahuan dari bahan yang mau diajarkan. Pengetahuan yang luas
dan mendalam akan memungkinkan seorang guru menerima pandangan dan
gagasan siswa yang berbeda dan juga memungkinkan untuk menunjukkan
apakah gagasan siswa itu benar atau tidak. Penguasaan bahan memungkinkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
seorang guru mengerti macam-macam jalan dan model untuk sampai kepada
suatu pemecahan persoalan dan tidak terpaku kepada satu model.
Dalam melaksanakan pendekatan konstruktivisme guru sejarah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Mendorong dan menerima otonomi dan inisiatif siswa dalam
mengembangkan materi pembelajaran.
b) Menggunakan data mentah dan sumber utama (primary resaurces),
termasuk sumber-sumber pelaku utama sejarah untuk dikembangkan dan
didiskusikan bersama-sama dengan siswa di kelas.
c) Memberikan tugas kepada siswa untuk mengembangkan klasifikasi,
analisis, melakukan prediksi terhadap peristiwa sejarah, dan menciptakan
konsep-konsep baru.
d) Bersifat fleksibel terhadap response dan interpretasi siswa dalam
masalah-maslah sejarah, bersedia mengubah strategi pembelajaran yang
tergantung pada minat siswa, serta mengubah isi pelajaran sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa.
e) Memfasilitasi

siswa

untuk

memahami

konsep

sambil

mengembangkannya melalui dialog dengan siswa.
f)

Mengembangkan dialog antara guru dan siswa dan antara siswa dengan
rekan-rekannya.

g) Menghindari penggunaan alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa.
h) Mendorong siswa untuk membuat analisis dan elaborasi terhadap
masalah-masalah kontroversial yang dihadapinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
i)

Mengembangkan aspek kontradiksi dan kontroversi untuk ditarik dalam
KBM di kelas.

j)

Memberi peluang kepada siswa untuk berpikir mengenai masalah yang
dihadapi siswa.

k) Memberi peluang kepada siswa untuk membangun jaringan konsep serta
membentuk metaphora.
Tujuan

pembelajaran

dalam

pandangan

konstruktivis

membangun pemahaman. Pemahaman memberi makna tentang apa

adalah
yang

dipelajari. Belajar menurut pandangan konstruktivis tidak ditekankan untuk
memperoleh pengetahuan yang banyak tanpa pemahaman. Pembelajaran
sejarah menurut pandangan konstruktivis adalah membantu siswa untuk
membangun konsep sejarah dengan kemampuannya sendiri melalui proses
internalisasi, sehingga konsep tersebut terbangun kembali, transformasi
informasi yang diperoleh menjadi konsep baru.10
Pendekatan

konstruktivisme

menghendaki

siswa

membangun

pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini
dengan cara mengajar yang membuat informasi lebih bermakna dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide-ide mereka. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat

10

Y.R.Subakti.2010. Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme.(online).
http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARAD
IGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf diakses tanggal 11 Februari
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
membantu siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus
diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut.

B. Konsep Belajar Sejarah Berbasis Konstruktivisme
Kata sejarah berasal dari bahasa arab, yaitu syajaratun. Kata syajaratun
mengandung arti “pohon”, maka kata pohon, pada masa lalu biasanya selalu
dihubung-hubungkan dengan keturunan. Atau asal-usul keluarga raja, atau
dinasti tertentu. Apabila melihat gambaran silsilah raja-raja tau dinasti,
gambaran itu akan terlihat seperti pohon yang terbalik. Cerita tentang silsilah
raja-raja dan dinasti merupakan elemen utama dalam kisah sejarah pada masa
awal. Seiring dengan perkembangan zaman, cerita yang disajikan sebagai
sejarah tidak hanya kisah kehidupan istana saja, tetapi juga kisah di luar istana.
Meskipun begitu, istilah yang digunakan tetap sejarah.
Konsep sejarah yang di artikan oleh Luis Gottschalk adalah peristiwa
masa lampau umat manusia11. Menurut Kuntowijoyo peristiwa sejarah
mencakup segala hal yang diperkirakan, dikabarkan, dikerjakan, dirasakan dan
dialami oleh manusia.
Sejarah

itu berguna secara intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrisik,

sejarah itu berguna sebagai pengetahuan. Ada empat guna sejarah secara
intrinsik yaitu sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cara mengetahui masa
lampau, sejarah sebagai pernyataan pendapat, dan sejarah sebagai profesi.
Sejarah sebagai ilmu, penulis sejarah dapat datang saja. Sejarah adalah ilmu
11

Gottschalk,L. 1969. Mengerti sejarah. (terjemahan. Nugroho N). Jakarta: UI Press

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
yang terbuka. Kenyataan bahwa sejarah menggunakan istilah-istilah teknis,
memperkuat keterbukaan itu. Keterbukaan itu membuat siapapun dapat
mengaku

sebagai

sejarawan

secara

sah,

asal

hasilnya

da pa t

dipertanggungjawabkan. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau,
bangsa yang belum mengenal tulisan mengandalkan mitos dan yang sudah
mengenal tulisan pada umumnya mengandalkan sejarah. Sejarah sebagai
pernyataan pendapat, banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya
untuk menyatakan pendapat. Sejarah sebagai profesi, orang dapat menulis
sejarah berdasarkan profesinya tetapi kita tidak dapat mengharapkan semua
orang untuk mempunyai idealisme.12
Dalam pengajaran sejarah, pendekatan konstruktivisme dapat dilakukan
pada semua topik dan pokok bahasan. ”Ketika guru menggunakan pendekatan
ini, mereka dapat membahas dan mengkaji topik yang dimunculkan oleh guru
dan siswa saat kegiatan berlangsung”. Fungsi guru sejarah dalam pendekatan
konstruktivisme ini adalah sebagai fasilitator dengan memberikan peluang
kepada siswa untuk membangun pengetahuan yang telah mereka miliki
sebelumnya. Kemudian guru dapat menghubungkan materi pelajaran dengan
situasi dan kondisi siswa.13
Ketika materi pelajaran dengan pokok bahasan tradisi masyarakat
Indonesia pra aksara dan aksara langkah awal yang dilakukan guru sejarah
adalah mengemukakan pengetahuan awal siswa tentang tradisi masyarakat
12

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya hlm. 20
Sutarjo Adisusilo.2010.Konstruktivisme dalam Pembelajaran (online).http://veronikacloset.files.
wordpress.com/2010/06/konstruktivisme.pdf diakses tanggal 11 Februari 2013
13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Indonesia. Bila perlu guru memancing pertanyaan-pertanyaan problematik
tentang suatu fenomena sejarah yang berhubungan dengan tradisi masyarakat
Indonesia.

Siswa

diber