Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

KARDIAN NIM : 1810011000065

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sangat penting dalam hal memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, Pembelajaran menggunakan media mempunyai peranan penting untukmengoptimalkan proses belajar mengajar, Upaya meningkatkan motivasi belajar dapat dicapai dengan menerapkan mediaaudio visual. Media ini dapat menumbuhkan motivasi karena disajikan dalambentuk yang menarik, sehingga siswa lebih bersemangat, tertarik, dan senangmenerima pelajaran.

Penelitian ini diawali oleh masalah yakni rendahnya motivasi belajar PAI siswa di SMK. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran peningkatan motivasi belajar PAI dengan menggunakan media pembelajaran media audio visual. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada tiap-tiap siklus peneliti ini di fokuskan untuk memperoleh data peningkatan motivasi belajar PAI siswa kelas X SMK Karya Ekopin, Cakung tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan media pembelajaran media audio visual, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Teknik analisi data secara kuantitatif berdasarkan hasil analisi perhitungan rata-rata skor angket motivasi. Pada siklus I skor angket motivasi belajar siswa sebesar 45, 9% dan pada siklus II meningkat menjadi 75.5%. dapat dismpulkan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pemanfaatan media audio visual pada pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.


(7)

Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan inayah, rahmat dan karunia Allah SWT, penulis skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai revolusioner dunia dan pembawa risalah serta kepada keluarga, dan para sahabatnya, mudah-mudahan kita semua akan mendapatkan syafa`at `udzma di yaumil kiamat kelak Amin.

Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapati kesulitan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak Alhamdulillah penulisan skripsi ini masih banyak sekali kekurangan sehingga saran serta kritik dengan kerendahan hati penulis terima dengan sehingga skripsi dapat lebih sempurna lagi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada :

1. Hj. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Marhamah Saleh, Lc., M.A selaku Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Siti Khadijah, M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi dan telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya.

5. Kepada Bapak Kepala Sekolah M.Firdaus,SE selaku Kepala Sekolah SMK Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur. Serta seluruh dewan guru, staf karyawan dan siswa siswi kelas X Administrasi Perkantoran yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh informasi, dan meluangkan waktunya kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.


(8)

mulainya skripsi ini sampai selesainya skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan jurusan PAI kelas C angkatan 2010 dan yang tidak dapat penulis sebutkan. Yang telah menemani perjalanan dalam menyelesaikan setiap mata kuliah, selalu memberikan motivasi, hingga selesainya skripsi ini. Mudah-mudahan tali silaturahim selalu terjaga diantara kita.

9. Teman-teman dari Fans Suporter Persija Jakarta yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya untuk menambahkan ilmu pengetahuan. Amin ya Robbal `alamin.

Jakarta, 24 September 2014


(9)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Ruang Lingkup Pembahasan ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran ... 5

1. Pengertian media... 5

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 6

3. Uregensi Penggunaan Media ... 7


(10)

4. Prinsip – prinsip Motivasi... 13

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... . 14

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .... . 14

2. Tujuan Pendidikan Islam ... . 14

3. Fungsi Pendidikan Islam ... . 15

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

B. Metode Desain dan Intervensi Tindakan ... 18

C. Subjek Penelitian ... 22

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitia ... 22

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 22

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 26

G. Data dan Sumber Data ... 26

H. Instrumen Teknik Pengumpulan Data ... 27

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 31

J. Teknik Analisis Data ... 31

K. Tindak Lanjut ... 31

BAB IV DESKRIPSI, ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 32

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 34

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 40

D. Interpretasi Hasil Analisis ... 40

E. Analisi Data ... 44

F. Pembahasan Temuan Penelitian ... 54 G. Keterbatasan Dalam Penelitian 55


(11)

(12)

Tabel 2 : Kisi – Kisi Lembar Observasi Siswa ... . 28

Tabel 3 : Kisi- Kisi Lembar Observasi Guru ... . 28

Tabel 4 : Kisi-Kisi Lembar Observasi Pembelajaran ... . 29

Tabel 5 : Kisi – Kisi Instrumen Variabel Media Audio Visual Video Pembelajaran ... . 30

Tabel 6 : Kisi-Kisi Instrumen variabel motivasi Belajar ... . 30

Tabel 7 : Kategori Motivasi... . 32

Tabel 8 : Data Skor Motivasi siswa siklus I ... . 45

Tabel 9 : Data Skor Motivasi Siswa Siklus II ... . 46

Tabel 10 : Presentase Skor Motivasi Belajar Siswa ... . 47

Tabel 11 : Hasil Observasi Siswa Siklus I ... . 48

Tabel 12 : Hasil Observasi Guru Siklus I... . 49

Tabel 13 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I ... . 50

Tabel 14 : Hasil Observasi siswa siklus II ... . 51

Tabel 15 : Hasil Belajar siswa dan Respon positif terhadap siswa ... . 52


(13)

Gambar 2 : Suasana pembelajaran siklus I ... 36

Gambar 3 : Suasana Pembelajaran siklus II ... 38

Gambar 4 : Suasana diskusi kelompok siklus I ... 39


(14)

1. Surat Permohonan Izin Observasi 2. Surat Permohonan Izin Penelitian 3. Surat Bimbingan Skripsi

4. Surat Izin Sekolah Melaksanakan Penelitian 5. RPP Siklus I

6. RPP Siklus II

7. Skor Angket Motivasi belajar siklus I 8. Skor Angket Motivasi belajar siklus II 9. Lembar Wawancara Guru

10.Lembar Soal Angket Motivasi 11.Daftar Uji Referensi


(15)

Motivasi belajar memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga mempunyai motivasi tinggi mempunyai tenaga yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Dimana menurut Hamzah B. Uno “motivasi merupakan dorongan yang terdapat

dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang

lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”.1

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa alat, orang maupun bahan ajar. Selain itu, media pembelajaran dapat merangsang siswa agar lebih efektif. oleh karena itu, maka penggunaan media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar.2

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan lagi merupakan suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Karena dengan adanya media, akan lebih meningkatkan daya serap siswa dalam memahami pesan-pesan pembelajaran. Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam proses belajar mengajar.

Selain itu media juga merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan. Dengan adanya media dapat mempercepat proses pembelajaran karena dapat mempercepat pemahaman siswa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan

1

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet. VII, h3.

2 Basyarudin Usman, Media Pembelajaran


(16)

faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna dan berhasil.

Agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki suatu strategi. Salah satu langkah untuk memiliki strastegi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut dengan metode mengajar.

Dalam hal ini media pembelajaran sangat berfungsi sebagai alat penunjang proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa atau anak didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian maka media pembelajaran sangat berperan dalam memberikan motivasi yang positif dalam merangsang minat, intelegensi siswa agar lebih kreatif, efektif, dan bersemangat dalam proses belajar mengajar sehingga secara langsung dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Upaya guru dalam proses belajar mengajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya untuk mengajar menjadikan siswa lebih bergairah dalam belajar. Guru yang bersungguh-sungguh menyampaikan materi menjadikan tingginya motivasi siswa dalam belajar dan tentunya berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Pembelajaran PAI di SMK masih berkurang. mengingat Pentingnya media yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, serta begitu berartinya peran media dalam pembelajaran, maka penulis mencoba untuk

meneliti “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Melalui Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin”.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih rendahnya motivasi belajar PAI Siswa di SMK

2. Masih kurangnya wawasan guru PAI tentang media Audio Visual


(17)

C. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diungkapankan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana Implementasi Pembelajaran PAI dengan Menggunakan Media Audia Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur.

2. Apakah Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual dalam meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur.

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Penggunaan Media Audio Visual dalam meningkatkan Motivasi Belajar dan Efektivitas Penggunaan Media Audia Visual dan Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Siswa

Dengan penerapan penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan metode Audio Visual, Siswa diharapkan akan lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan, Sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah dan bermakna dan tidak membosankan.

2. Guru

Dapat memeberikan masukan bagi Guru PAI dalam memilih media pembelajaran, Audio Visual Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.

3. Sekolah

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan agar fasilitas yang menunjang proses pembelajaran dapat diperhatikan demi kelangsungan kegiatan proses belajar mengajar demi pengembangan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar khususnya untuk mata pelajaran PAI.


(18)

F. Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup penelitian, antara lain: 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan metode Audio Visual dalam meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur.


(19)

1. Pengertian Media

Kata media Berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara Harfiahnya

bararti „tengah‟, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media disebut „wasail‟ bentuk jama‟ dari „wasilah‟ yakni sinonim al-wasth yang artinnya juga

tengah. Kata „tengah‟ itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka di sebut

juga sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut.3 Sedangkan menurut Association for Education and Communication Technology (AECT), di Amerika seperti yang di kutip oleh Yudi Munadi

memberi pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.4“Sedangkan menurut Education Association (NEA) seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman

mendefinisikan “media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya”.5

Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dari pengertian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa subtansi darimedia pembelajaran adalah:

1) bentuk saluran yang digunakan menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar.

2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar

3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar.

3

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 6. 4Ibid.,

h.8. 5


(20)

4) bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun audio dan audio visual.6

Secara umum setidaknya terdapat dua alasan penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yakni alasan manfaat dan keadaan psikologis siswa.7 Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran sehingga diharapkan hasil belajar yang dicapai juga akan lebih baik.

2.Fungsi Media Pembelajaran

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajarmenurut Nana Sudjana yaitu:

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang guru.

3) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan pelajaran.

4) Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.

5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh guru. 6) Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar

mengajar.8

Menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad ada tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk:

1) Memotivasi minat atau tindakan. 2) Menyajikan informasi.

6

Sanaky, Hujair AH. Media Pembelajaran. (Yogyakarta: Safiria Insania Press), 2009, h.4.

7

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2002), h.2.

8

Sudjana, N, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Agresindo,1989), h. 99-100.


(21)

3) Memberi instruksi.9

3. Uregensi Penggunaan Media

Pada hakikatnya belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.

Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini adalah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

Dalam Suatu Proses Belajar Mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran, termasuk karakteristik siswa.10

3. Fungsi Media Pembelajaran

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajajar menurut Nana Sudjana yaitu:

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang guru.

3) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan pelajaran.

4) Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan

9

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 20-21

10Ibid., h.15


(22)

untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.

5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh guru. 6) Pengamatan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar

mengajar.11

Menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad ada tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk :

1. Motivasi minat atau tindakan 2. Menyajikan informasi

3. Memberi instruksi12

4. Media Audio Visual.

Istilah audio-visual bermakna sejumlah peralatan yang dipakai guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan indra dengar. Penekanan utama dalam pengajaran audio-visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkrit. tidak hanya didasarkan atas kata-kata belaka pengajaran audio-visual bukan metode mengajar. materi audio-visual hanya dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses pengajaran.13

Media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.

Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media

11

Sudjana,Nana & Ahmad Rivai,2002, Media Pengajaran,Cet ke 2(Bandung:Sinar Baru Algesindo), h.58

12

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 20-21

13

Sudjana, Nana & Ahmad Rivai, 2002, Media Pengajaran, Cet ke-2(Bandung: Sinar Baru Algesindo), h. 58


(23)

yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasikan. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif.14

Fungsi, Manfaatdan tujuan Penggunaan Media Audio-Visual a. Fungsi Penggunaan Audio - Visual

Beberapa fungsi media pengajaran, diantaranya ialah:

1) Fungsi edukatif, artinya dengan media pendidikan pengaruh - pengaruh bersifat mendidik dapat dilancarkan secara efektif.

2) Fungsi ekonomis, artinya melalui media pendidikan siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan memperluas pergaulan antar siswa maupun masyarakat sekitar.

3) Fungsi politis, artinya dapat dipakai “penguasaan pendidikan” untuk menyatukan pandangan pengajaran, sehingga antara pusat, daerah sampai ditingkat-tingkat lembaga pendidikan tidak terdapat perbedaan atau penyimpangan yang berarti dalam pelaksanaan pengajaran

4) Fungsi seni budaya, artinya melalui media pengajaran siswa dapat menangkap dan mengenal bermacam-macam hasil seni budaya manusia.15

B.Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Menurut Muhaimin, motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. ada tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan: (a) bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, (b) berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut, dan (c) terus bekerja sampai

14

Ariani, Niken dan Dany Haryanto, 2010, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif, (Jakarta: PT Prestasi Nusantara), h.11

15

Darajat, Zakiyah, dkk., 2001, Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: PT Bumi Aksara), h. 228-229


(24)

tugastugas tersebut terselesaikan.16

Pengertian motivasi menurut Hamzah B Uno adalah kekuatan baik dalam diri maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.17 Menurut Mc. Donad, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan muncunya

feeling” dan didahulii dengan tanggapan terhadap tujuan.18 Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

1. Bahwa Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada

organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun energi itu muncul dari dalam diri manusia ), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menetukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi munculnya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.19

Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi ini sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebapkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak

16

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 133

17

Hamzah B. Uno, op. cit, h. 1 18

Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Rajawali pers, 2011), h.73

19

Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Rajawali pers, 2011), h.74


(25)

atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan usaha-usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memeberikan arah kegiatan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di khendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.20

Menurut Kalb, motivasi yang ada pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan. 2) Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari pada tujuan yang terlalu

mudah dicapai atau terlalu besar resikonya

3) Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya. 4) Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

5) Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6) Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.21

Menurut Djaali individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas b. hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.

20Ibid.,

h.75. 21


(26)

c. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah di capai atau terlalu besar risikonya.

d. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya. e. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

f. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

g. Tidak terpengaruh untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.22

2. Macam – Macam Motivasi a. Motivasi intrinsik

Yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperolah informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain. Tak seorangpun dan tak satu bendapun yang mempengaruhi kita, jika kita tak mengijinkan dan kita sendirilah yang bertanggung jawab atas kehidupan kita sekarang. Sebuah awal yang keliru hingga saat ini kita masih menuntut orang lain memotivasi kita. Tak seorang bertanggung jawab ats timbul tenggelamnya motivsi dalam diri kita, Melainkan diri kita sendiri. Ceramah para motivator yang berapi api , program pelatihan yang menggairahkan, pernyataan visi yang penuh kalimat indah. Semua itu adalah usaha untuk mengetuk pintu hati kita. b. Motivasi ekstrinsik

Yang timbul akibat adanya pengaruh dariluar individu. Sperti hadiah, pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian orang mau melakukan sesuatu.23

3. Teknik Motivasi

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

22

Ibid., h. 109 23

http://putriyangberduri.blogspot.com/2012/02/pengertian-dan-macam-motivasi-dalam.html


(27)

adalah sebagai berikut:24

a. Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan seperti “ bagus sekali”,

“hebat”, “pintar” merupakan cara yang paling mudah untuk meningkatkan

motif belajar siswa. Selain itu pernyataan verbal mengandung makna interaksi langsung antara siswa dan guru sehingga merupakan suatu persetujuan atau pengakuan social.

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.Pengetahuan siswa atas hasil pekerjaan yang telah dilakukan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.

c. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan dari konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran sehingga siswa berusaha keras untuk memecahkannya.

d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.

e. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. f. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya.

g. Memberikankesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemampuannya di depan umum.

h. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.

i. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. j. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. k. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.

l. Membuat suasana persaingan sehat diantara para siswa. 4. Prinsip-prinsip motivasi

Adapun prinsip-prinsip dalam motivasi antara lain:25 a. Pujian lebih efektif daripada hukuman.

b. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang bersifat dasar yang perlu

24

Hamzah B.Uno, op. cit., hal. 5 25


(28)

mendapatkan kepuasan.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang berasal dari luar.

d. Tingkah laku yang sesuai dengan keinginan perlu dilakukan penguatan (reinforcement)

e. Motivasi mudah menjalar ke orang lain.

f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar.

g. Tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk melaksanakannya dari pada tugas yang dipaksakan dari luar. h. Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif

untuk merangsang minat belajar.

i. Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif untuk memelihara minat siswa.

j. Minat khusus yang dimiliki siswa bermanfaat dalam belajar dan pembelajaran.

k. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa lamban ternyata tidak bermakna bagi siswa yang tergolong pandai, karena adanya perbedaan tingkan pengetahuan

l. Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu siswa belajar lebih baik.

m. Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar dan mengganggu perbuatan belajar siswa, karena perhatiannya akan terarah pada hal lain.

n. Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan frustasi pada siswa, bahkan dapat mengakibatkan demoralisasi dalam belajar.

o. Masing masing siswa mempuyai kadar emosi yang berbeda satu dengan yang lainnya.

p. Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar dibandingkan dengan paksaan orang dewasa.


(29)

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan anak didik (santri). Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mengapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu26

Pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum. Pendidikan islam adalah pendidikan yang seluruh komponen atau aspeknya didasarkan pada ajaran islam, Visi, misi, tujuan, proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidikan dan peserta didik, kurikulum, bahan ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan aspek atau komponen pendidikan lainnya didasarkan pada ajaran islam.27

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persaudaraan bangsa.

Jadi pengertian pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah upaya membelajarkan siswa secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman untuk mencapai hasil yang

26

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, ( Jakarta: Pustaka Pelajar,2003), h.82

27


(30)

diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada. 2. Tujuan Pendidikan Islam

Muhammad Fadhil al Jamali merumuskan tujuan pendidikan islam dengan empat macam, yaitu:

a. Mengenalkan manusia akan perannya di antara sesama mahluk dan tanggung jawabnya dalam hidup ini.

b. Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.

c. Mengennalkan manusia akan alam an mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberi kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat darinya.

d. Mengenalkan manusia akan penciptaan alam (Allah) dan menyuruhnya beribadah kepadanya.28

3. Fungsi Pendidikan Islam

a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh kemampuan membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan menumbuhkan kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan "pencipta".

b. Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan martabat manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.

c. Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun sosial.

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Peningkatan motivasi belajar dengan menggunakan mediaaudio visual video pembelajaran PAI, terlebih

28

Suharsimi Arikunto, dkk,Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, cet. IV,2007), h.3


(31)

dahulu peneliti melakukan kajian terhadapa penelitian yang relevan yaitu:

1. Nurbayati. Pada tahun 2009 dengan efektifitas penggunaan audio visual sebagai media pemebelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Al-Azhar 12 cikarang-Bekasi. Penelitian tersebut difokuskan pada masalah penggunan media audio visual video pembelajaran, adapun hasilnya adalah dapat mempermudah pelajaran, menarik perhatian dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

2. Fitri Ningtiyas. Pada tahun 2011dengan efektifitas penggunaan media audio visual video pembelajaran di SMP Bina Sejahtera Depok. Penelitian tersebut difokuskan pada manfaat media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(32)

A. Tempan dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur, semester genap tahun ajaran 2013/2014. Peneliti memilih sekolah tersebut menjadi lokasi penelitian dikarenakan secara geografis lokasi sekolah strategis, artinya dekat dengan lokasi kediaman peneliti dan juga mengenal baik Kepala Yayasan dan Kepala Sekolah.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Karya Ekopin Cakung semester genap tahun ajaran 2013/2014 di kelas X Administrasi Perkantoran. Pada tanggal 26April sampai dengan 16 Mei2014.

B. Metode Desain dan Intervensi Tindakan

1. Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan, lebih tepatnya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin meningkat


(33)

kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Langkah –langkah PTK

Menurut Kemmis dan McTaggart mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah mungkin peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi. Kebanyakan penelitian tindakan kelas mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Langkah selanjutnya adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut akan coba diuraikan satu persatu.

Langkah Pertama : Refleksi AWAL

Refleksi awal merupakan kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

Langkah Kedua : Penyusunan Perencanaan


(34)

Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

Langkah Ketiga : Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

Langkah Keempat : Observasi (Pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

Langkah Kelima : Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.


(35)

Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart berupa siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang sebagai satu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih dari satu pada umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini. (suhadinet)siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah saat ini.29

Gambar 1 : Bagian Siklus Dalam PTK

Dalam penelitian tindakan kelas keempat tahapan tersebut merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus. Apabila dalam refleksi/evaluasi belum mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka siklus akan berulang sampai terjadi perubahan yang diharapkan.

Penelitian ini menggunakan perencanaan sebanyak dua siklus dengan dua kali pertemuan tiap siklusnya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan

29

http://smp2sampang.wordpress.com/kelembagaan/langkah-langkah-ptk-menurut-kemmis-dan-mctaggart/

Perencanaan

Pelaksanaan Pengamatan

Refleksi Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi Siklus II


(36)

adalah dengan membandingkan hasil refleksi dari siklus pertama dengan siklus kedua.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X semester genapl di SMK Karya Ekopin, Pulogebang, Jakarta Timur. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan 1 orang guru mata pelajaran PAI yang bertindak sebagai observer guna mengamati seluruh proses belajar mengajar yang berlangsung.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti sekaligus guru mata pelajaran PAI yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran di kelas X semester genap di SMK Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkah- langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini:

1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu:

a. Orientasi lapangan melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran PAI yang mengajar di kelas X tahun ajaran 2013/2014 untuk menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan.

b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus permasalahan yang akan diteliti.

c. Mendiskusikan rancangan penelitian berdasarkan fokus permasalahan yang akan diteliti dengan pembimbing, ahli dan rekan sejawat.


(37)

2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.

3) Menemukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam pembelajaran.

4) Mendiskusikam RPP dengan guru kolaborator.

5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa, dan tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran.

6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai pedoman lembar observasi.

7) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.

2) Guru melaksanakan angket motivasi siswa pada awal pembelajaran 3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan

kontekstual dengan memanfatkan media audio visual video pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) Kegiatan menyimak video pembelajaran

1. Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 6-7 siswa yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan. 3. Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran.


(38)

4. Siswa melakukan pengamatan atau menyimak video pembelajaran yang disajikan.

5. Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk diskusi kelompok.

6. Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada hand out dan memberikan kesimpulan.

7. Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi.

c. Pengamatan (Observasi)

1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung selama diskusi dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan lembar observasi.

2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.

d. Refleksi Siklus I

1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada siklus I melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi, instrumen skala motivasi belajar.

2) Merefleksikan kekurangan pada siklus I, dengan menentukan kendala- kendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan tindakan selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang dilakukan secara kolaboratif.

Berdasarkan refleksi siklus I maka peneliti akan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

3. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakanmelalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.


(39)

3) Menemukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam pembelajaran.

4) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.

5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa, dan tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran.

6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai pedoman lembar observasi.

7) Menyusun hand out untuk mendukung penerapan media audio visual video pembelajaran.

8) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.

2) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan memanfatkan media audio visual video pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) Kegiatan menyimak video pembelajaran

1. Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 6-7 siswa yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan. 3. Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran.

4. Siswa melakukan pengamatan atau menyimak video pembelajaran yang disajikan.

5. Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk diskusi kelompok.

6. Guru memberikan games untuk menjaring pemahaman siswa.


(40)

memberikan kesimpulan.

8. Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi.

9. Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana tingkat motivasi belajar siswa pada akhir siklus II.

c. Pengamatan (Observasi)

1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung selama diskusi dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan lembar observasi.

2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.

d. Refleksi Siklus II

1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada siklus II melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi, instrumen skala motivasi belajar, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. 2) Merefleksikan kekurangan pada siklus II, dengan menentukan

kendala-kendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan tindakan selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang dilakukan secara kolaboratif.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Proses pembelajaran melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator, yaitu:

1. Peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap siklus, bedasarkan hasil skor instrumen skala motivasi belajar sesudah intervensi tindakan dilakukan.

G. Data dan Sumber Data


(41)

pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada bidang studi Pendidikan Agama Islam berupa angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan positif dan negatif sesuai dengan indikator. Angket tersebut dijawab oleh masing- masing siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2013/2014.

H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik ataupun guru.

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Pedoman wawancara kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan guru dalam mengajarkan PAI. Sedangkan pada wawancara pada siswa bertujuan untuk mengetahui pandangan siswa terhadap pelajaran PAI dan kesulitan dalam mempelajari PAI. Berikut kisi-kisi penulisan pedoman wawancara. Adapaun produk setiap instrumen penelitian terlampir.

Tabel 1

Kisi-Kisi penulisan pedoman wawancara

No. Pokok Masalah Dimensi Sumber Nomor

Butir

1. Gambaran Umum

SMK Karya Ekopin

1. Keadaan Guru Guru

Pembelajaran PAI

1

2. Program

Pembelajaran di SMK Karya Ekopin 1. Persiapan pelaksanaan pembelajaran. 2. Metode pembelajaran. 3. Media Pembelajaran. Guru Pembelajaran PAI 2 3 9, 10


(42)

pembelajaran sejarah siswa dalam proses

pembelajaran sejarah.

2. Motivasi siswa. 3. Interaksi guru dan siswa.

Pembelajaran PAI

4 7

2. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi belajar siswa baik pada siklus I maupun siklus II.

Tabel 2

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No. Dimensi Indikator Nomor

Butir

1. Minat

a. Memberikan respon positif terhadap pembelajaran.

b. Memperhatikan penjelasan guru.

c. Berperan Aktif dalam disukusi Kelompok.

2 3 5

2. Keaktifan

a. Mengajukan pertanyaan. b. Mengajukan pendapat.

4 6

3. Ketekunan a. Mengerjakan tugas. 1, 7

Tabel 3

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No. Dimensi Indikator Nomor

Butir


(43)

1. Apresepsi b. Mengaitkaan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya.

2

2. Pembelajaran inti

a. Menjelaskan materi.

b. Memberikan kesempatan siswa utuk bertanya.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjawab.

d. Meberikan evaluasi

3 5 6 7 3. Penutup

a. Memberikan kesimpulan. b. Menutup pelajaran.

8 9

Tabel 4

Kisi-kisi lembar observasi proses pembelajaran

No. Dimensi Indikator Nomor

Butir

1. Apresepsi a. Mengenalkan materi yang akan

diberikan.

1

2. Prose

Pembelajaran

a. Membagi kelompok siswa.

b. Menampilkan video pembelajaran. c. Menjelaskan materi

2 3 6 3. Minat

a. Siswa memperhatikan video

pembelajaran yang disimak. b. Mengajukan pendapat. c. Mengajukan pertanyaan. d. Memberikan kesimpulan.

4 5 7 8

3. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan media audio visual video pembelajaran dengan menggunakan skala likert yang memiliki 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Peneliti menggunakan kuesioner pada akhir siklus II. Adapun produk setiap instrumen penelitian terlampir.


(44)

Untuk mengumpulkan data motivasi belajar siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa pada akhir setiap II. Peneliti juga menjaring motivasi belajar siswa yang dapat diamati secara langsung dalam bentuk aktivitas siswa selama berdiskusi dan kegiatan menyimak video pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

Tabel 5

Kisi-kisi penulisan kuesioner

Kisi-kisi instrumen variabel Media Audio visual video pembelajaran

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

Positif (+) Negatif (-)

Efektivitas media audio visual video pembelajaran

a. Persiapan guru.

b. Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran. c. Langkah

evaluasi pengajaran.

1

4, 5, 6, 7, 8, 9

10 2, 3 1 8 1 Tabel 6

Kisi-kisi instrumen variabel Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

Positif (+) Negatif (-)

Minat a. Mempersiapkan

materi sebelum belajar.

b. Mencari sumber terbaru yang berkaitan

dengan materi. 12

11 1

1

Ketekunan a. Mengulang kembali materi.

13 1

Motivasi

a. Semangat dalam mengikuti


(45)

pelajaran.

b. Partisipasi siswa. 19, 20 18 3

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Sebelum instrumen pengumpulan data tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang berada diluar subjek yang sudah ditetapkan. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas instrumen.

1) Uji validitas lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi belajar siswa. Lembar observasi tersebut dipegang oleh observer yang digunakan pada saat diskusi kelompok dan kegiatan menyimak video pembelajaran.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara deskriptif dari data kuantitatif, baik untuk data tes objektif dalam rangka mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan peningkatan hasil belajar siswa.

Untuk menganalisis peningkatan motivasi siswa setelah pembelajaran yang diperoleh dari data kuesioner, baik pada siklus I maupun siklus-siklus berikutnya, dapat diperoleh dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total jawaban setiap pernyataan pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima kombinasi pilihan jawaban. Pernyataan - pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Untuk mengetahui presentase untuk masing-masing kategori yang telah diperoleh digunakan rumus berikut:

P = % Keterangan P= Presentase


(46)

F= Frekuensi

N= Number of Cases

Data skor peningkatan motivasi yang dijaring melalui angket beserta masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interprestase penyusunan skala motivasi yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7 Kategori Motivasi Kategori Skor

Sangat Tinggi 75%-100%

Tinggi 50%-74,9%

Sedang 25%-49,9%

Rendah 0-24,9%

K. Tindak Lanjut

Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I, jika hasil yang diharapkan kurang dari kriteria yang ditetapkan, maka penelitian ini ditindak lanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus II.


(47)

1.Sejarah Berdirinya SMK Karya Ekopin

SMK Karya Ekopin Jakarta diresmikan pada tanggal 16 Juli 1998, oleh Bapak DR.Ibnu Sutowo beserta Yayasan Bapak H.Rachmat Effendi.BA. Oleh karena itu, sekolah ini menetapkan hari jadinya pada setiap tanggal 16 Juli. Pada mulanya, SMK Karya Ekopin Jakarta bernama SMK Ekopin, kemudian pada 1999 diubah menjadi SMK Karya Ekopin Jakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan Raya Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur. Luas area SMK Karya Ekopin adalah 1500 meter persegi. Gedung SMK Karya Ekopin dibangun dalam 3 tahap. Tahap I tahun 1985, tahap kedua 1998, tahap ketiga tahun 2002 dan Pada Tahun 2008 SMK Karya Ekopin membangun gedung B dengan luas 500 meter persegi berlantai 4. Hingga saat ini tahun pelajaran 2013-2014, jumlah rombongan belajar : kelas X, 1 kelas; Kelas II, 2 kelas dan kelas III, 1 kelas. Fasilitas pendukung yang dimiliki SMK Karya Ekopin saat ini adalah ruang laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, Labaratorium Komputer, Perpustakaan, Studio Musik, Masjid, Lapangan basket, voli, bulutangkis, kantin & koperasi serta lingkungan belajar yang asri dan nyaman, jauh dari kebisingan jalan raya. Hingga saat ini, SMK Karya Ekopin Jakarta telah mengalami 4 kali pegantian Kepala Sekolah, yaitu :

1. Sri Murtati (1998-1999) 2. Drs. Heri Kusnadi(1999-2000) 3. Firman Ubaidillah.SE (2000-2011) 4. M.Firdaus.SE (2011-Sekarang)

2. Visi, Misi Dan Tujuan Sekolah a. Visi

Menghasilkan Lulusan SMK yang Beriman, Berakhlak Mulia, serta siap berkompetensi di Dunia Kerja


(48)

Indikator :

1. Patuh dan taat menjalankan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan 2. Handal dalam meningkatkan prestasi akademik

3. Handal dalam menggunakan peralatan perkantoran 4. Lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris 5. Bersikap disiplin, tertib, dan berbudi pekerti 6. Bersikap toleran dan kekeluargaan

7. Berjiwa Enterpreneurship/ Kewirausahaan.

b. Misi

SMK Karya Ekopin mengemban misi :

1. Meningkatkan kedisiplinan dalam Proses Belajar Mengajar 2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Belajar Mengajar

3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan melalui Optimalisasi Pendidikan 4. Meningkatkan Profesionalisme dan Kesejahteraan

5. Menetapkan Kurikulum Bertaraf Nasional.30

c. Tujuan Sekolah

Tujuan Jangka Pendek ( 1 tahun ) SMK Karya Ekopin Jakarta, pada tahun 2013 diharapkan :

a. Siswa SMK Karya Ekopin Jakarta :

1) Seratus persen beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2) Seratus persen berprestasi dalam berbagai kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler

3) Memperoleh rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional 8,00 4) Memperoleh rata-rata Nilai Ulangan Umum 8,00 5) Diterima di berbagai instansi perusahaan

6) Seratus persen berhasil meraih juara dalam berbagai lomba

7) Seratus persen mahir berkomunikasi melalui computer dan internet 8) Seratus persen mahir berkomunikasi dalam Bahasa Inggris


(49)

9) Seratus persen berbudi pekerti, tertib, disiplin, toleran, dan kekeluargaan 10)Berjiwa Enterpreneurship/ Kewirausahaan.

b. Guru SMK Karya Ekopin Jakarta :

1) Seratus persen beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2) Seratus persen menjunjung profesionalisme

3) Seratus persen membina timkerja yang solid dan dinamis 4) Seratus persen mahir menggunakan teknologi informasi 5) Seratus persen lancer berkomunikasi dalam bahasa Inggris

6) Seratus persen berbudi pekerti, tertib, disiplin, toleran, dan kekeluargaan.31

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Penelitian dimulai dengan melakukan kegiatan observasi ke sekolah SMK Karya Ekopin Jakarta Timur. Kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru pembelajaran PAI pengamatan terhadap kegiatan pembalajaran yang dilakukan oleh guru pembelajaran PAI, bahan dan media pembelajaran yang ada di sekolah, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah SMK Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur. Dari hasil pengamatan yang telah diamati, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur, siswa umumnya

memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa masih terlihat ada yang mengobrol sama teman sebangku ataupun bermalas-malasan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran.

2. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran PAI kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain metode ceramah, tanya-jawab, diskusi.

3. Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah, siswa umumnya kurang memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Hal ini terbukti

31


(50)

dari beberapa siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa terlihat hanya berdiam diri sambil menunggu jawaban teman-temannya.

4. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak siswa yang sekedar diam dan hanya mendengarkan.

Kegiatan wawancara yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, Masih banyak siswa yang motivasi belajarnya masih terbilang cukup rendah. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa yang terbilang kurang motivasi belajar PAI, diperoleh pendapat bahwa hal yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar PAI adalah Pengajaranya dengan metode ceramah mebuat siswa membosankan dan mengantuk.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing - masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.

Pada siklus I, pada tahap ini peneliti membuat RPP dan mendiskusikan rancangan pembelajaran bersama dengan guru kolaborator. Hal ini dilakukan agar rencana pembelajaran yang dibuat sesuai dengan materi yang sedang berjalan dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah SMK Karya Ekopin. Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini adalah membaca dan memahami isi dari lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan oleh guru pembelajaran PAI di kelas tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan tahap perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti dengan ketetapan yang telah dibentuk oleh guru mata pelajaran dan sekolah.

Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi Beriman Kepada Malaikat Allah.


(51)

Secara keseluruhan, siswa masih ada yang belum hadir di dalam kelas sebelum guru memasuki ruang kelas dan juga beberapa siswa belum berada dibangkunya masing-masing. Mereka terlihat sibuk menuju bangku mereka setelah mengetahui guru yang mengisi jam pelajaran telah hadir.

Proses pembelajaran diawali dengan Berdoa terlebih dahulu kemudian pengenalan diri lalu mengabsen siswa sekaligus saling menenal. Dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok sebanyak 4 kelompok yang terdiri dari 6 - 7 orang siswa yang ditunjuk oleh guru. Selanjutnya yaitu aktivitas siswa dalam menyimak video pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya sebagian kecil siswa yang antusias menyimak video yang diputar oleh guru masih ada beberapa siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya dan ada juga yang mengerjakan tugas pelajarana lain. terlihat pada gambar di bawah ini dari hasil dokumentasi peneliti suasana pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual

Gambar 2. suasana pembelajaran siklus I Masih terlihat siswa kurang mengamati media Audio Visual


(52)

Hal ini senada proses pemberian materi, hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan dengan seksama penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Siswa lainnya terlihat sedang asyik mengobrol dengan teman semejanya, mengerjakan tugas pelajaran yang lain, dan ada yang mengantuk. Bahkan ketika guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan tentang video yang disimak, siswa merasa malu dan enggan untuk mengemukakan pendapatnya.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran PAI. Motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Pada tahap perencanaan dalam siklus II, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), video pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru, siswa dan kegiatan pembelajaran dan angket.

Peneliti mendiskusikan dengan guru kolaborator sekaligus observer, tindakan yang akan dilaksanakan bercermin pada hasil refleksi yang telah dibahas sebelumnya. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pembelajaran siklus II ini siswa akan dibagi menjadi 3 kelompok yang masing - masing kelompok beranggotakan 7 - 8 orang siswa. Tiap kelompok akan dipimpin oleh satu orang siswa yang berperan sebagai ketua kelompok.

Dengan diskusi kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan tumbuhnya rasa tanggung jawab sosial pada diri siswa. Hasil yang diharapkan pada siklus II ini para siswa semakin tertarik dengan pelajaran PAI, dan terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aktivitas motivasi belajar PAI dari siklus sebelumnya. Dipertemuan ini, materi yang diberikan adalah Sejarah Nabi Muhammad SAW. Sama halnya dengan tugas dipertemuan sebelumnya, tugas yang akan diberikan pada pertemuan ini adalah diskusi secara kelompok.

Sudah semua siswa berada diruang kelas setelah sebelum guru memasuki ruang kelas. Siswa yang telah berada dikursinya masing-masing juga mulai


(53)

bertambah. Bahkan hampir seluruh siswa telah mempersiapkan peralatan belajar siswa. Para siswa juga terlihat siap untuk mempelajari materi pembelajaransejarah yang akan diberikan pada pertemuan ini.

Pada pertemuan kali ini. kali ini peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran memberikan permainan berupa ice breaking berupa kuis mengenai materi sebelumnya pada awal pembelajaran, manfaatnya adalah untuk meingkatkan motivasi siswa pada pembelajaran sejarah.

Pada pertemuan kali ini, siswa yang tidak memperhatikan video pembelajaran yang diberikan guru sedikit berkurang. Hampir seluruh dari jumlah siswa yang menyimak video pembelajaran dan memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Mereka terlihat antusias dan menyenangi proses pembelajaran.

Untuk pertemuan kali ini, siswa juga tidak lagi terlihat mengobrol dan mengantuk saat pembelajaran berlangsung. Kemudian guru memberikan tugas tersebut kepada masing-masing kelompok. Setelah tugas sampai pada setiap kelompok, suasana menjadi cukup hening. Siswa sebagian besar telah meninggalkan kebiasaan mengobrol terlebih dahulu setelah tugas diberikan.

Hampir seluruh siswa telah berpartisipasi pada kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembelajaran diakhiri dengan mengisi angket siswa. Ini terlihat pada gambar dari hasil dokumentasi peneliti saat pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual dan diskusi kelompok.


(54)

Gambar 3. Suasana pembelajaran siklus II Siswa antusias menyimak dan memperhatikan pembelajaran dengan media audio visual

Gambar 4. pada saat diskusi kelompok siklus I siswa masih banyak yang belum menyampaikan pendapatnya dan menjawab pertanyaan.


(55)

yang menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan.

Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan.

Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran sudah berjalan dengan baik karena semua siswa telah megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.

C. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa peneliti menggunakan angket (nontes) jenis Skala Likert dengan empat kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Angket tersebut berisi 20 pernyataan.

D. Interpretasi Hasil Analisis

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Mempersiapkan rencana pembelajaran. 2) Mempersiapkan bahan ajar.

3) Mepresiapkan media pembelajaran.


(56)

b. Pelaksanaan Tindakan (Beriman Kepada Malaikat)

1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, Para siswa berdoa terlebih dahulu kemudian peneliti mangabsen kehadiran siswa.

2) Pembagian kelompok kecil

3) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran.

4) Kegiatan kelompok:

a. Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru.

b. Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video yang disimak.

c. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

5) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan.

6) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung.

c. Pengamatan

1) Pada saat kegiatan menyimak video berlangsung siswa kurang fokus pada materi yang disimak.

2) Pada saat penjelasan materi oleh guru siswa kurang fokus dan kurang memperhatikan guru didepan.

3) Pada awal pertemuan antara siswa dan guru (peneliti) masih sama- sama menyesuaikan diri sehingga suasana dikelas masih belum mencair, tetapi pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa dengan guru (peneliti). 4) Kegiatan menyimak video berjalan dengan baik walaupun masih adam

siswa yang mengobrol pada saat video disajikan.

5) Diskusi kelompok berjalan dengan baik. Namun tidak semua siswa ikut berpartisipasi secara aktif. Hal ini dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat.


(57)

d. Refleksi

1) Siswa masih belum terbiasa dengan guru tersebut dikarenakan guru yang mengajarkan bidang studi sejarah pada penelitian ini yaitu peneliti sendiri dan bukan guru yang sebenarnya mengajar dikelas tersebut sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan situasi kelas.

2) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran berjalan dengan baik. Kendala yang terdapat pada kegiatan ini adalah masih terdapat siswa yang mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung, rendahnya motivasi siswa.

3) Kegiatan diskusi kelompok belum berjalan dengan maksimal hal tersebut dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan utnuk mencapai kriteria keberhasilan pada penelitian ini. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan. Berikut adalah perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II:

1) Perbaikan dalam kegiatan awal pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa.

2) Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru memberikan aturan dalam diskusi sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelompok.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Berikut adalah tindakan pada siklus II:

1) Mepersiapkan rencana pembelajaran.

2) Mempersiapkan bahan ajar dengan konsep baru. 3) Mepersiapkan media pembelajaran.


(58)

b. Pelaksanaan Tindakan (Sejarah Nabi Muhammad SAW)

1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa berdoa terlebih dahulu kemudian peneliti mengabsensi kehadiran siswa kemudian melakukan Kegiatan ice breaking untuk menarik perhatian siswa.

2) Pelaksanaan kegiatan belajar mengejar dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran.

3) Pembagian kelompok kecil.

4) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan mediaaudio visual video pembelajaran.

5) Kegiatan kelompok:

a. Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru.

b. Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video yang disimak.

c. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

6) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan.

7) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung.

8) Pemberian angket motivasi belajar siswa. c. Pengamatan

1) Rerata skor motivasi belajar siswa sebesar 52,72 dari hasil tersebutdapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan skor motivasi siswapada siklus II. 2) Dalam kegiatan kelompok siswa lebih antusias dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat. d. Refleksi

1) Hasil skor motivasi belajar siswa pada siklus II sudah mencapai keberhasilan yaitu dengan rerata 52,72.


(59)

e. Kesimpulan

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus I dan II diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Motivasi belajar siswa pada materi Beriman Kepada Malaikat Dan Sejarah Nabi Muhammad SAW sudah meningkat.

2) Siswa Terlihat Antusias dengan Pembelajaran menggunakan media audio visual video pembelajaran.

E. Analisis Data

Data skor motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta masing-masing siswa pada sikulus I dan Siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala likert, yang terdapat pada tabel dibawah in :


(60)

Tabel 8

Responden Skor

X1 41

X2 40

X3 43

X4 40

X5 40

X6 41

X7 43

X8 42

X9 38

X10 39

X11 41

X12 39

X13 36

X14 40

X15 38

X16 39

X17 37

X18 39

X19 39

X20 38

X21 41

X22 39

X23 38

X24 38

X25 37

986

Presentase 49,3%

Tabel diatas menunjukan bahwamotivasi belajar siswa kelas X SMK Karya Ekopin pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran tergolong sedang ini terlihat dari hasil pengamatan peneliti bahwa masih banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dan pada saat pemutaran media audio visual video pembelajaran masih adanya siswa yang


(61)

tidak mengamati video pembelajaran dan masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya. Begitupun ketika diskusi kelompok banyak siswa hanya mendengarkan saja jalannya diskusi kelompok hanya sebagian yang memberikan pernytaan tentang hasil diskusi dan ketika di suruh menjawab pertanyaan banyak siswa yang masih kurang paham bahkan tidak memberikan jawabannya.

Pada siklus II peneliti melakukan perbaikan dari siklus I yaitu dengan bagaimana menarik perhatian siswa sehingga mereka lebih termotivasi lagi dalam mengikuti mata pelajaran PAI dan memeberikan aturan-aturan baru pada diskusi kelompok agar para siswa berperan aktif.

b) Data Skor Motivasi Siswa Siklus II

Tabel 9

Responden Skor X1 56 X2 57 X3 56 X4 53 X5 56 X6 53 X7 60 X8 54 X9 47 X10 53 X11 61 X12 52 X13 45 X14 52 X15 56 X16 52


(62)

X17 54 X18 61 X19 48 X20 51 X21 48 X22 47 X23 45 X24 50 X25 51 1318 Presentase 65,9%

Tabel diatas mennjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II hal ini terlihat dari presentase keseluruhan skor siswa yaitu dengan keseluruhan skor sangat tinggi, dari ata skor diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media visual video pembelajaran dapat di akhiri hanya sampai siklus II saja. Hal tersebut dikarenakan sudah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II.

Tabel 10

Presentase skor Motivasi Belajar Siswa

Data

Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Presentase Jumlah Siswa Presentase

Sangat Tinggi

25 49,3% 25 65,9%

Tinggi 0 0,0 0 0,0

Sedang 0 0,0 0 0,0


(63)

2. Hasil Observasi Siswa, Guru dan Proses Pembelajaran

Berdasarkan lembar observasi yang diberikan kepada observer setelah akhir pembelajaran tiap siklus mengenai pengamtan siswa terhadap guru,guru terhadap siswa dan proses pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 11

Hasil Observasi Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati Ya Tidak Jumlah Kejadian

Presentase

1 Melaksanakan Angket √ 25 100%

2 Memberikan respon

terhadap pembelajaran

√ 18 72%

3 Memperhatikan

penjelasan guru

√ 19 76%

4 Mengajukan pertanyaan √ 2 8%

5 Berdiskusi dalam

kelompok

√ 16 64%

6 Mengajukan Pendapat √ 2 8%

7 Melaksanakan Angket √ 25 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran PAI masih perlu ditingkatkan karena hanya sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru. Dan terlihat sebagian besar siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sejarah.


(64)

Tabel 12

Hasil Observasi Guru siklus I No Aspek Yang

diamati

Keterangan Nilai

Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru

Menyampaikan Tujuan

Pembelajaran

2 Mengenalkan konsep yang berkaitan

dengan materi yang diajarkan

3 Menjelaskan materi pelajaran

4 Memberikan Kesempatan siswa untuk bertanya

5 Memberikan kesempatan siswa untuk menjawab

6 Memberikan Evaluasi

7 Memberikan menyimpulkan materi

8 Menutup

pelajaran


(65)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses pemlejaran PAI siklus I masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas dimana guru kurang mencapai tujuan pembelajaran ditambah lagi dengan penggunaan media audio visual video pembelajaran yang baru pertama kali siswa terima, sehingga hal tersebut membuat siswa sulit untuk mengikuti pembelajaran. Dan kendala tersebut mebuat motivasi siswa rendah pada siklus I.

Tabel 13

Hasil Observasi Proses pembelajaran Pada Siklus I No Aspek Yang

diamati

Keterangan Nilai

Ya Tidak SB B C K SK

1 Guru

Mengenalkan materi yang akan diberikan

2 Guru membagi

kelompok siswa

3 Guru

menampilkan video

pembelajaran

4 Siswa

menyimak video dengan penuh konsentrasi

5 Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpendapat

6 Guru

menjelaskan materi


(1)

25 Dhea Indriyani 1 3 2 4 3 2 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3 3 2 3 4 51

∑ 1318

52.7 OTIVASI SISWA SIKLUS II

ARYA EKOPIN JARAN 2013/2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Abella Noviana 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 63

2 Ainul Yakin 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 66

3 Dina Puspita Sari 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 70

4 Edwin Sevtian 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 4 2 3 2 3 4 4 3 62

5 Fariz Fadlyllah 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 64

6 Febri Harianto 3 4 4 1 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 61

7 Hendrian 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 66

8 Istiqomah 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 1 3 3 4 4 3 4 3 65

9 Irgi Wardana 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 61

10 Jenni Carolina 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 1 4 4 3 4 3 3 68

11 Juliana Ramadhani 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 69

12 Muhammad Alim 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 65

13 Mega Suryani 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 4 3 3 3 2 3 1 3 59

14 Puput Nikita Sari 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 67

15 Refti Mediana 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 67

16 May Umami Ferawati 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 65

17 Sahnaz Zihan 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 76

18 Tedi Maulana 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 65

19 Vivi Alviyanti 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 4 3 3 61

20 Wisnu Pamungkas 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 61

21 Wulan Dwi Yanti 3 4 3 3 3 4 3 3 4 1 3 1 3 3 4 3 3 3 2 4 64

22 Sehandila 3 3 3 4 3 3 3 2 1 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 58

23 Sevi Marlinah 4 3 2 3 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 1 2 3 4 51

24 Muhamad Fikri 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 1 3 4 60

25 Dhea Indriyani 3 3 3 4 3 4 3 3 4 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 62

Mean

No. Nama

Nomor Butir Pertanyaan


(2)

1535 61.4


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

17 95 104

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 8 103

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN 01 M

0 2 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas VIIE Di Sekolah Me

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas VIIE Di Sekolah Me

0 2 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Media Audio Visual Pada Kelas V Di SD Negeri 1 Karangnongko Karangnongko Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN II MANJUNG WONOGIRI Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN II Manjung Wonogiri.

0 1 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN II MANJUNG WONOGIRI Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN II Manjung Wonogiri.

0 1 15