Studi Deskriptif Derajat Kemandirian Emosional pada Mahasiswa Angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung (Penelitian ini Dilakukan pada Mahasiswa yang Kost).
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran derajat kemandirian
emosional pada mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen
Maranatha Bandung yang kost. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif dan teknik survey. Adapun populasi sasaran dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen
Maranatha Bandung berusia 18-21 tahun yang tinggal di tempat kost. Atas dasar
karakteristik yang ditetapkan diperoleh populasi
96
mahasiswa.
Alat ukur yang digunakan untuk menjaring kemandirian emosional adalah
kuesioner yang dikonstruksi oleh peneliti, diturunkan berdasarkan aspek-aspek
kemandirian emosional dari
Steinberg
(2002), yaitu de-idealized, parent as people,
individuated dan non-dependency. Kuesioner memiliki empat peluang jawaban dan
keseluruhan berjumlah 48 item.
Berdasarkan pengolahan data dengan cara membandingkan item dengan item
total, dan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dimana subjeknya
ditentukan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya, serta teknik analisis degan cara menghitung persentase mahasiswa yang
memiliki derajat kemandirian emosional tinggi dan rendah, maka diperoleh hasil
30,2% mahasiswa menunjukkan derajat kemandirian emosional tinggi sedangkan
sisanya 69,8% menunjukkan derajat kemandirian emosional rendah.
Ini berarti mahasiswa yang derajat kemandirian emosionalnya tinggi, telah
mampu memandang orangtuanya bukan sebagai orang yang paling ideal, dapat
melihat orangtuanya sebagai orang dewasa pada umumnya, memiliki derajat
perasaan individuated yang tinggi dalam relasinya dengan orangtuanya dan
memiliki derajat ketergantungan terhadap diri sendiri yang melebihi
ketergantungannya terhadap arahan atau bimbingan orangtua. Sedangkan
mahasiswa yang derajat kemandirian emosionalnya rendah, kurang mampu
memandang orangtuanya bukan sebagai orang yang paling ideal, tidak dapat
melihat orangtuanya sebagai orang dewasa pada umumnya, memiliki derajat
perasaan individuated yang rendah dalam relasinya dengan orangtuanya dan
memiliki derajat ketergantungan terhadap arahan atau bimbingan orangtua yang
melebihi ketergantungannya terhadap diri sendiri.
Saran bagi penelitian selanjutnya adalah menghubungkan kemandirian
emosional dengan variabel lain seperti pola asuh orangtua.
(2)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
...
ii
ABSTRAK
...
iv
KATA PENGANTAR
...
v
DAFTAR ISI
...
ix
DAFTAR TABEL
...
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
...
xiv
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
...
1
1.2
Identifikasi Masalah
...
7
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
...
7
1.4
Kegunaan Penelitian
...
8
1.5
Kerangka Pemikiran
...
9
1.6
Asumsi
...
15
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Masa Remaja
...
18
(3)
x
2.1.2 Perubahan-perubahan selama Masa Remaja ... 19
2.1.2.1 Perubahan Fundamental ... 20
2.1.2.2 Konteks Masa Remaja ...
22
2.1.2.3 Perkembangan Psikososial pada Masa
Remaja ...
25
2.2
Kemandirian (Autonomy)
... 29
2.2.1 Kemandirian sebagai Suatu Isu Penting pada Masa
Remaja ...
29
2.2.2 Pengertian
Kemandirian
... 30
2.2.3 Fungsi Kemandirian ... 32
2.2.4 Dimensi-dimensi Kemandirian ... 32
2.2.4.1 Kemandirian Emosional ... 33
2.2.4.2 Kemandirian Perilaku ...
41
2.2.4.3 Kemandirian Nilai ... 42
2.2.5 Gender dan Kemandirian ... 44
2.3 Transisi dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ke
Perguruan Tinggi
...
46
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
... 49
(4)
xi
3.2.1 Variabel Penelitian ... 50
3.2.2 Defenisi Operasional ... 50
3.3
Alat Ukur
... 51
3.3.1 Data Pribadi dan Data Penunjang ...
54
3.3.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 54
3.3.2.1 Validitas Alat Ukur ... 55
3.3.2.2 Reliabilitas Alat Ukur ...
56
3.3.3 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kemandirian
Emosional ...
57
3.4
Populasi Sasaran dan Teknik Sampling
...
57
3.4.1 Populasi Sasaran ...
57
3.4.2 Teknik Sampling ... 58
3.5
Teknik Analisis
... 58
Bab IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Responden
...
60
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...
60
4.2
Hasil Penelitian
... 61
(5)
xii
Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
... 73
5.2
Saran
...
74
5.2.1 Saran Guna Laksana ... 74
5.2.2 Saran Penelitian Lanjutan ...
74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
(6)
xiii
DAFTAR TABEL
Bagan 1.1
:
Skema Kerangka Pikir
Bagan 3.1
:
Skema Rancangan Penelitian
Tabel 4.1
:
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Tabel 4.2
:
Hasil Penelitian
Tabel 4.3
:
Kelompok Kemandirian Emosional Tinggi
Tabel 4.4
:
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa dengan
Aspek Kemandirian Emosional
Tabel 4.5
:
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa dengan
Jenis Kelamin
Tabel 4.6
:
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa dengan Usia
Tabel 4.7
:
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa dengan Pola
Interaksi Orangtua-Anak
Tabel 4.8
:
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa dengan
Jumlah Sahabat
Tabel 4.9
:
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa dengan
Orang yang Dipercaya Mahasiswa untuk Menceritakan
Masalahnya
Tabel 4.10
:
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa dengan
Orang yang Dipilih untuk Mengisi Waktu Luang
(7)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :Hasil Pengolahan Data Pribadi dan Data Penunjang
Lampiran 2 :Hasil Pengolahan Kuesioner Kemandirian Emosional
Lampiran 3 :Data Pribadi dan Data Penunjang
Lampiran 4 :Alat Ukur Kemadirian Emosional
Lampiran 5 :Hasil Skor Alat Ukur Kemandirian Emosional
Lampiran 6 :Hasil Pengolahan Data Kemandirian Emosional
Lampiran 7 :Hasil Skor Data Penunjang dan Pola Interaksi Orangtua-Anak
Lampiran 8 :Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
(8)
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau!
(Mazmur 55 : 23 a)
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada
pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu.
(Amsal 3 : 5-6)
(9)
(10)
Lampiran 1
Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
N
Persentase
Laki-laki
23
24%
Perempuan
73
76%
Total
96
100%
Tabel Distribusi Frekuensi Usia
Usia (Tahun)
N Persentase
18 19 19.8%
19 60 62.5%
20 15 15.6%
21 2
2.1%
Total 96 100%
Tabel Distribusi Frekuensi IPK
IPK
N Persentase
Dengan Pujian
13 19.8 %
Sangat Memuaskan
29 30.2 %
Memuaskan 37 38.5
%
Kurang Memuaskan 17 17.7 %
Total 96 100
%
Tabel Distribusi Frekuensi Urutan Kelahiran
Urutan Kelahiran
N Persentase
Anak Tunggal
4
4.2 %
Anak Sulung
28 29.2 %
Anak Tengah
36 37.5 %
Anak Bungsu
28 29.2 %
(11)
Tabel Distribusi Frekuensi Pendidikan Orangtua
Ayah
Ibu
Pendidikan
N Persentase
N Persentase
S2/ S3
12 12.5 %
6
6.3 %
S1/Diploma
30 31.3 %
28 29.2 %
SLTA
41 42.7 %
48 50 %
SLTP
8 8.3
%
6 6.3
%
SD
5 5.2
%
8 8.2
%
96 100 %
96 100 %
Tabel Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orangtua
Ayah
Ibu
Pekerjaan
N Persentase
N Persentase
Pensiunan 19 9.4
%
-
-
Karyawan Swasta
19 19.8 %
6
6.3 %
PNS
18 18.8 %
23 24 %
Wiraswasta
50 52.1 %
20 20.8 %
Ibu Rumah Tangga -
-
47 48.9 %
(12)
Lampiran 2
Tabel 4.3
Kelompok Kemandirian Emosional Tinggi
Kelompok Kemandirian Emosional Tinggi
Kelompok A
Kelompok B
Kelompok C
N % N % N %
Responden
16 55.2 4 13.8 9 31
Keterangan:
Kelompok A : responden yang memiliki nilai median tinggi pada keempat aspek (d e-idealized, individuated, parent as people, dan non dependency)
Kelompok B : responden yang memiliki nilai median tinggi pada tiga aspek (de-idealized, individuated, dan parent as people)
Kelompok C : responden yang memiliki nilai median tinggi pada tiga aspek (de-idealized, Individuated, dan non dependency)
Tabel 4.4
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional Mahasiswa
dengan Aspek Kemandirian Emosional
De-idealized Individuated Parent as People Non Dependency Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah N % N % N % N % N % N % N % N % Tinggi 29 100 0 0 29 100 0 0 20 68.7 9 31.3 25 86.2 4 13.8 Rendah 23 34.3 44 65.7 20 29.9 47 70.1 32 47.8 35 52.2 33 49.3 34 50.7
Tabel 4.5
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional dengan Jenis Kelamin
Jenis KelaminKemandirian emosional
Laki-laki Perempuan Total
Tinggi 9 (31%) 20 (69%) 29(100%)
(13)
Tabel 4.6
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional dengan Usia
UsiaKemandirian Emosional
18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun Total Tinggi 8 (27.5%) 14 (48.3%) 6 (20.7%) 1 (3.5%) 29(100%) Rendah 11 (16.4%) 46 (68.7%) 9 (13.4%) 1 (3.5%) 67(100%)
Tabel 4.7
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional
dengan Pola Interaksi Orangtua-Anak
Pola interaksi orangtua-anak Kemandirian Emosional Bersahabat, adil dan tegas Membatasi Tanpa arahan yang tegas danjelas
Total
Tinggi 17(58.6%) 4(13.8%) 8(27.6%) 29(100%) Rendah 31(46.4%) 18(26.8%) 18(26.8%) 67(100%)
Tabel 4.8
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional
dengan Jumlah Sahabat
Jumlah Sahabat
Kemandirian Emosional
Satu sampai dua orang
Lebih dari tiga
orang Total
Tinggi 13(44.8%) 16(55.2%) 29(100%)
Rendah 35(52.2%) 32(47.8%) 67(100%)
Tabel 4.9
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional
dengan Orang yang Dipercaya Mahasiswa untuk Menceritakan Masalahnya
Orang yang dipercaya mahasiswauntuk menceritakan masalahnya
Kemandirian Emosional
Orangtua Saudara
kandung Sahabat Lainnya Total
Tinggi 0(0%) 3(10.3%) 23(79.4%) 3(10.3%) 29(100%) Rendah 5(7.5%) 4(6%) 45(67.1%) 13(19.4%) 67(100%)
(14)
Tabel 4.10
Tabulasi Silang Kemandirian Emosional
dengan Orang yang Dipilih untuk Mengisi Waktu Luang
Orang yang dipilih untukmengisi waktu luang
Kemandirian Emosional
Orangtua Saudara
kandung Sahabat Lainnya Total
Tinggi 3(10.3%) 1(3.5%) 18(62.1%) 7(24.1%) 29(100%) Rendah 10(10.4%) 4(6%) 35(52.2%) 18(26.8%) 67(100%)
(15)
Lampiran 3
Identitas Pribadi
NRP
:
Usia
:
Jenis Kelamin : (L/P*)
Agama
:
IPK
:
Saya anak ke : ...dari...bersaudara
Saat ini, saya tinggal bersama:
Orang (ayah dan ibu, ayah dan ibu)
Saudara kandung ( kakak/ adik)
Tante/ om/ kakek/ nenek
Kost (sejak...sampai...)
Lainnya ...
(*) Lingkari yang sesuai
Identitas Orangtua
Ayah
Ibu
Inisial
Usia
Agama
Pendidikan terakhir
(16)
DATA PENUNJANG
1.
Saya memiliki teman dekat (sahabat):
a)
Tidak ada
b)
Satu sampai tiga orang
c)
Banyak
d)
Lainnya ...
2.
Bila saya mempunyai masalah, maka saya lebih memilih menceritakannya pada:
a)
Orangtua
b)
Sahabat
c)
Saudara kandung
d)
Lainnya ...
3.
Peraturan-peraturan yang ada dalam keluarga dibuat oleh:
a)
Orangtua saja tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu
b)
Kesepakatan dari hasil diskusi seluruh anggota keluarga
c)
Tidak ada peraturan tertentu dalam keluarga
d)
Lainnya ...
4.
Apabila saya melanggar peraturan-peraturan di rumah, maka orangtua akan:
a)
Marah tanpa bertanya alasan saya melanggar peraturan tersebut
b)
Menanyakan alasan saya melanggar peraturan tersebut
c)
Tidak akan bertanya
d)
Lainnya ...
5.
Bila saya berbuat sesuatu yang tidak disukai orangtua, maka orangtua akan:
a)
Marah bahkan kadang-kadang menghukum saya
b)
Menanyakan alasan saya melakukan hal tersebut
c)
Tidak peduli (diam saja)
(17)
6.
Di dalam keluarga, diskusi dilakukan dengan orangtua bila:
a)
Hanya untuk masalah yang menyangkut semua anggota keluarga
b)
Hampir semua masalah yang perIu diketahui orangtua, termasuk masalah
pribadi yang ingin mendapatkan masukan dari orangtua
c)
Jarang sekali terjadi diskusi
d)
Lainnya ...
7.
Rencana masa depan saya, akan saya diskusikan ataupun tidak pada orangtua, dengan
pertimbangan:
a)
Orangtua melarang mengemukakan ide-ide, karena mereka sudah
menentukan masa depan saya (yang menurut mereka paling cocok)
b)
Orangtua selalu membuka peluang untuk mendiskusikan rencana masa
depan saya
c)
Orangtua tidak peduli dengan rencana masa depan saya
d)
Lainnya ...
8.
Bila ada masalah dalam keluarga, saya akan bertanya pada orangtua ataupun tidak
pada orangtua, dengan pertimbangan:
a)
Orangtua akan marah bila saya menanyakannya dan harus menurut pada
keputusan orangtua tanpa mengetahui alasannya
b)
Orangtua selalu memperbolehkan saya untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat
c)
Orangtua menganggap saya tidak perlu tahu masalah yang terjadi dalam
keluarga
d)
Lainnya ...
9.
Bila saya menghadapi kesulitan dalam kuliah, maka biasanya orangtua akan bersikap:
a)
Memberikan pendapat yang membuat saya makin jauh dari masalah yang
saya hadapi
b)
Memberikan masukan altematif
c)
Meskipun orangtua tahu, tetapi mereka tidak memberikan reaksi apapun
d)
Lainnya ...
(18)
10.
Apabila saya kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di rumah, maka
saya akan:
a)
Menyelesaikannya sendiri karena orangtua tidak akan bersedia membantu
(meskipun mereka tahu)
b)
Meminta bantuan pada orangtua karena saya tahu orangtua akan selalu siap
membantu apabila saya mengalami kesulitan
c)
Berusaha sendiri, karena orangtua tidak perduli
d)
Lainnya ...
11.
Untuk kegiatan-kegiatan saya di luar rumah, orangtua biasanya:
a)
Sudah menentukan kegiatan yang menurut mereka tidak menghabiskan
waktu dengan sia-sia (tanpa menanyakan keinginan saya)
b)
Mendiskusikannya terlebih dahulu dengan saya
c)
Tidak peduli dengan kegiatan saya di luar rumah
d)
Lainnya ...
12.
Saya lebih senang menghabiskan waktu luang bersama:
a)
Orangtua
b)
Saudara kandung
c)
Sahabat
(19)
Lampiran 4
Alat Ukur Kemandirian Emosional
No
Pernyataan
SS S TS STS
1
Saya tidak hanya mendengar pendapat dari orangtua saat
berhadapan dengan suatu masalah
2
Saya merasa orangtua selalu benar dalam menentukan
masa depan saya
3
Saya mengetahui bahwa orangtua saya bukan manusia
yang tidak pernah melakukan kesalahan
4
Pakaian model apapun yang orangtua belikan pasti
sangat cocok buat saya
5
Saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil untuk
penyelesaian masalah adalah keputusan yang tepat bagi
diri saya
6
Saya merasa semua hal yang orangtua katakan tentang
diri saya adalah benar
7
Saya mengerti keterbatasan orangtua dalam memenuhi
keinginan saya
8
Saya kecewa karena orangtua tidak mau tahu hal-hal
yang saya alami
9
Saya dapat menema kesalahpahaman orangtua
terhadap saya
10 Saya kecewa karena orangtua tidak mempunyai waktu
untuk saya
11 Tidak semua masalah saya dapat dimengerti oleh
orang tua
12 Saya sering kecewa dengan keterbatasan dari orangtua
sava
13 Saya dapat bercanda dengan orangtua layaknya sebagai
teman
14 Saya merasa lebih lega apabila berdiskusi dengan
orangtua dibandingkan pada sahabat
15 Saya dapat menentukan apa saja yang baik bagi diri
saya, meskipun tidak mendapat saran atau masukan
dari orang lain
16 Saya khawatir apabila harus menceritakan teman dekat
(pacar) saya pada orangtua
17 Apabila ada masalah yang menurut saya, perlu
diketahui orangtua maka saya dapat mendiskusikannya
dengan orangtua
18 Saya tidak akan mampu dengan bebas mengungkapkan
gagasan sava pada orangtua
(20)
No
Pernyataan
SS S TS STS
19 Untuk masalah-masalah tertentu, saya dapat mendiskusikanya
dengan orangtua sampai memperoleh solusi
20 Saya akan berpegang pada prinsip yang saya pandang benar
meski mendapat tekanan dari rekan senior atau orangtua
21 Saya dapat mengemukakan pendapat yang berbeda pada
orangtua
22 Saya tidak berani membantah pendapat orangtua saya
23 Saya dapat menolak pendapat orangtua atas dasar pertimbangan
rasional
24 Perbedaan pendapat dengan orangtua, cukup saya simpan
dalam hati saja
25 Kebiasaan-kebiasaan yang saya miliki tidak harus selalu sama
dengan kebiasaan orangtua
26 Saya harus selalu menuruti orangtua dalam selera penampilan
27 Saya memiliki pandangan yang berbeda dengan orangtua dalam
beberapa hal
28 Saya merasa harus mengikuti kebiasaan-kebiasaan orangtua
saya
29 Saya memiliki cita-cita yang tidak sama dengan orangtua
30 Saya tidak mampu berfikir selain dari yang sudah ditentukan
orangtua saya
31 Saya tidak mampu mengatur sendiri waktu kegiatan sehari-hari,
tanpa bantuan orangtua
32 Saya mampu untuk tidak menceritakan semua persoalan pada
orangtua
33 Saya merasa keberatan bila orangtua menanyakan setiap
kegiatan yang saya lakukan bersama teman-teman
34 Saya tidak dapat mempertahankan pendapat jika bertentangan
dengan orang lain, terutama orangtua
35 Saya berhak untuk mengatur keuangan saya sendiri
36 Saya merasa tenang, jika orangtua bersedia mengatasi setiap
masalah saya
37 Saya akan berusaha mengatasi sendiri perasaan sedih ataupun
kecewa, ketika saya gagal mendapatkan apa yang saya inginkan
38 Saya takut pergi sendiri ke suatu tempat yang belum pernah
saya datangi, tanpa ditemani orangtua
39 Saya dapat membagi kegembiraan, tidak hanya pada orangtua
tetapi juga pada teman-teman
40 Apabila saya berhasil ataupun mendapatkan apa yang saya
inginkan, maka saya akan senang jika saya dapat berbagi
dengan semua orang
41 Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari bukan tanggungjawab
orangtua, tetapi merupakan masalah saya
42 Untuk semua hal yang saya alami, saya selalu berdiskusi
dengan orangtua
(21)
No
Pernyataan
SS S TS STS
43 Meskipun orangtua memberikan saran, keputusan tetap pada
saya
44 Apabila menghadapi masalah, saya akan merasa bahagia untuk
penyelesaian yang selalu diberikan orangtua
45 Saya tidak merasa perlu, orangtua bertanggungjawab pada
kegagalan-kegagalan yang saya alami
46 Saya senang apabila orangtua turut bertanggungjawab pada
kegagalan-kegagalan yang saya alami
47 Saya siap menghadapi resiko dari keputusan saya, tanpa
melibatkan orangtua
48 Saya mencari alasan agar orangtua yang bertanggungjawab
pada masalah yang saya hadapi
(22)
LAMPIRAN 5
Hasil Skor Alat Ukur Kemandirian Emosional Item
Responden 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 2 4 1 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3
2 4 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
4 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 4 2 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4
6 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 4 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
8 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
9 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 1 4 3 3 3 4 3
10 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
11 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4
12 4 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
13 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 4 2 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4
14 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
15 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
18 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 4 3 3 3 4 1 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 3 4 3 2 2 4 2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 4 3 2 3 3 3 4 1 3 4 3 3 4
21 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3
22 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
24 3 3 1 3 3 2 3 4 3 4 1 4 4 1 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3
25 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
26 3 2 1 2 3 2 3 4 2 4 2 2 2 3 3 1 1 1 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3
27 4 2 3 3 4 1 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3
28 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 4 3 3 3 4 3
29 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2
30 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 1 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3
31 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
(23)
Hasil Skor Alat Ukur Kemandirian Emosional Item
Responden 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Aspek1 Aspek2 Aspek3 Aspek4 Total
1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 37 36 33 35 141
2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 32 33 31 37 133
3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 35 33 31 31 130
4 1 2 2 4 3 3 3 3 3 1 3 2 4 3 2 3 4 4 32 32 34 35 133
5 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 36 33 35 35 139
6 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 33 33 31 34 131
7 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 36 34 31 33 134
8 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 4 2 3 2 3 2 4 2 30 30 30 30 120
9 2 3 3 2 3 1 3 2 4 1 4 2 4 3 3 3 3 3 36 32 34 35 137
10 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 33 35 34 39 141
11 1 3 2 3 3 3 3 4 4 1 4 3 4 4 3 3 3 3 40 35 33 39 147
12 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 33 34 33 31 131
13 1 2 2 4 3 3 3 3 3 1 3 2 4 3 2 3 4 4 38 32 34 35 139
14 2 3 1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 37 32 31 31 131
15 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 31 35 31 33 130
16 2 3 1 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 33 37 33 33 136
17 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 35 33 33 35 136
18 2 3 1 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 4 33 37 32 35 137
19 1 4 1 4 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 1 3 4 4 36 43 40 37 156
20 1 3 3 2 4 2 3 3 4 1 4 3 4 2 2 2 3 3 34 35 33 34 136
21 2 2 2 3 3 2 3 2 4 1 2 3 3 3 2 2 2 2 33 33 31 29 126
22 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 32 33 33 34 132
23 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 36 33 33 32 134
24 2 3 2 3 3 2 3 3 4 1 3 2 3 4 2 3 1 4 34 35 31 33 133
25 1 3 2 2 3 2 3 4 1 4 3 3 3 2 1 3 3 4 35 31 30 34 130
26 1 4 1 3 3 2 2 3 4 1 4 2 3 2 3 3 2 3 30 25 30 32 117
27 2 1 2 3 4 1 4 1 3 1 4 3 4 1 4 2 4 3 35 36 33 34 138
28 4 2 1 3 4 1 3 2 4 2 4 2 3 1 3 4 3 3 32 29 35 34 130
29 2 2 1 3 4 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 36 29 30 34 129
30 2 3 2 4 4 2 2 2 4 1 4 2 4 2 2 4 4 4 35 32 37 35 139
31 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 38 38 31 31 138
(24)
Hasil Skor Alat Ukur Kemandirian Emosional Item
Responden 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
33 4 2 3 1 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 2 4 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
34 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
35 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
36 4 3 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3
37 4 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3
38 2 4 4 3 3 3 4 2 3 2 4 1 4 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4
39 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
40 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 4 3 2
41 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
42 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
43 3 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2
44 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3
45 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4
46 3 3 4 4 4 3 3 2 3 1 3 3 2 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
47 4 4 4 4 1 4 4 1 2 1 4 3 1 4 1 2 3 2 2 2 3 2 3 1 4 4 4 4 3 2
48 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
49 3 2 3 1 2 1 4 2 2 1 3 2 1 4 3 2 1 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 4
50 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 1 4 4 3 2 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 1 4
51 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
52 3 2 4 3 2 2 4 2 3 3 4 3 3 3 1 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
53 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
54 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 2 3
55 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
56 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
57 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
58 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 4 4 1 3 3 4 3 3 2 4
59 4 2 3 2 3 2 3 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
60 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
61 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
62 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
63 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
(25)
Hasil Skor Alat Ukur Kemandirian Emosional Item
Responden 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Aspek1 Aspek2 Aspek3 Aspek4 Total
33 1 2 3 3 3 2 4 4 3 1 4 3 4 3 3 2 4 4 36 31 31 39 137
34 1 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 1 2 3 3 34 35 30 35 134
35 2 3 2 3 2 2 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3 4 4 38 37 31 38 144
36 2 3 3 2 4 1 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 36 34 35 34 139
37 1 3 2 2 3 2 3 2 4 1 3 2 2 2 2 1 3 2 33 36 31 27 127
38 3 2 2 3 2 2 4 3 4 1 4 3 4 2 2 3 3 4 35 37 36 37 145
39 2 2 2 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 37 37 32 37 143
40 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 1 3 2 3 3 37 34 37 32 140
41 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 35 37 32 31 135
42 2 2 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 3 2 3 3 3 4 35 35 33 35 138
43 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 32 33 33 31 129
44 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 36 32 30 30 128
45 1 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 37 38 34 32 141
46 1 1 3 2 4 1 3 2 4 1 4 3 4 2 3 2 2 4 36 33 30 34 133
47 1 1 1 4 4 2 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 36 26 34 42 138
48 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 33 32 33 32 130
49 1 2 2 3 3 1 3 3 4 1 4 1 4 2 3 2 2 3 26 30 31 32 119
50 1 1 4 4 4 2 4 2 4 1 4 2 4 1 1 3 4 4 34 37 34 34 139
51 1 3 1 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 35 31 32 34 132
52 1 2 2 3 3 2 3 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 4 35 35 33 35 138
53 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 33 33 29 34 129
54 2 1 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 32 30 34 37 133
55 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 31 36 32 34 133
56 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 33 33 31 32 129
57 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 35 32 34 36 137
58 1 3 2 4 4 2 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 39 36 35 37 147
59 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 36 34 32 35 137
60 1 1 2 4 4 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 41 43 37 43 164
61 2 2 2 2 3 2 3 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 40 36 30 35 141
62 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 4 2 4 1 4 3 3 4 35 35 32 37 139
63 3 3 1 3 3 1 3 2 4 1 3 2 3 2 2 4 3 4 33 33 31 33 130
(26)
Hasil Skor Alat Ukur Kemandirian Emosional Item
Responden 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
66 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3
67 1 4 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3
68 3 4 3 3 2 3 3 1 3 1 3 3 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
69 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
70 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
71 4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 3 3 1 3 2 3 3 3 4 3 3 1 4
72 3 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
73 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
74 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
75 3 2 1 3 3 2 4 1 3 2 2 4 4 1 3 2 4 4 4 1 3 3 4 2 3 2 2 2 1 4
76 4 1 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 1 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4
77 3 3 2 2 3 2 4 4 2 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
78 4 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4
79 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4
80 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
81 1 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4
82 4 2 4 2 3 2 3 4 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4
83 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 2 4 1 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3
84 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
85 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4
86 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3
88 3 2 1 2 3 2 3 4 2 4 2 2 2 3 3 1 1 1 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3
89 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
90 4 3 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4
91 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
92 1 3 4 4 4 3 3 2 3 1 3 3 2 3 1 2 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 3
93 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
94 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
95 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3
(27)
Hasil Skor Alat Ukur Kemandirian Emosional
Item
Responden 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Aspek1 Aspek2 Aspek3 Aspek4 Total
65 1 2 3 2 4 1 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 37 34 34 41 146
66 1 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 33 30 33 35 131
67 2 2 3 3 4 3 3 4 4 1 4 3 3 3 2 3 3 4 30 33 35 37 135
68 2 3 2 2 3 2 2 2 4 1 3 2 2 3 2 2 3 3 32 33 31 29 125
69 1 3 2 3 3 2 2 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 4 37 39 34 34 144
70 1 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 34 35 34 33 136
71 2 3 2 3 4 1 4 4 4 1 2 2 2 2 3 2 3 1 39 34 33 30 136
72 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 29 31 32 31 123
73 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 34 35 32 34 135
74 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 35 35 34 33 137
75 1 3 1 3 4 2 4 4 3 1 4 2 4 1 4 4 3 4 30 35 28 38 131
76 2 4 1 4 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 34 39 33 31 137
77 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 34 39 35 31 139
78 1 2 2 3 4 2 4 3 4 1 4 3 4 3 3 3 3 4 38 33 33 39 143
79 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 36 33 33 36 138
80 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 38 37 31 33 139
81 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 3 2 3 1 2 3 4 3 34 34 32 33 133
82 2 2 1 3 4 2 3 2 4 1 3 2 4 2 4 2 4 4 37 42 34 35 148
83 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 35 36 33 35 139
84 1 2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 33 33 29 34 129
85 1 3 2 1 3 3 3 4 4 1 4 3 4 4 3 3 3 3 40 35 32 39 146
86 2 3 1 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 33 37 33 33 136
87 2 2 2 3 3 2 3 2 4 1 2 3 3 3 2 2 2 2 33 33 31 29 126
88 1 4 1 3 3 2 2 3 4 1 4 2 3 2 3 3 2 3 30 25 30 32 117
89 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 38 38 31 31 138
90 2 3 3 2 4 1 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 36 34 36 34 140
91 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 33 37 32 31 133
92 1 1 3 2 4 1 3 2 4 1 4 3 4 2 3 2 2 4 34 31 30 34 129
93 1 3 1 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 35 31 32 32 130
94 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 32 33 31 31 127
95 2 2 2 2 3 2 3 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 39 37 30 35 141
(28)
LAMPIRAN 6
Derajat Kemandirian Emosional * Usia Crosstabulation
11 46 9 1 67
16.4% 68.7% 13.4% 1.5% 100.0%
57.9% 76.7% 60.0% 50.0% 69.8%
11.5% 47.9% 9.4% 1.0% 69.8%
8 14 6 1 29
27.6% 48.3% 20.7% 3.4% 100.0%
42.1% 23.3% 40.0% 50.0% 30.2%
8.3% 14.6% 6.3% 1.0% 30.2%
19 60 15 2 96
19.8% 62.5% 15.6% 2.1% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
19.8% 62.5% 15.6% 2.1% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within Usia % of Total Count
% within Derajat_KE % within Usia % of Total Count
% within Derajat_KE % within Usia % of Total Rendah
Tinggi Derajat Kemandirian
Emosional
Total
18 19 20 21
Usia
(29)
Derajat Kemandirian Emoisonal * Pola Interaksi Crosstabulation
18 31 18 67
26.9% 46.3% 26.9% 100.0%
81.8% 64.6% 69.2% 69.8%
18.8% 32.3% 18.8% 69.8%
4 17 8 29
13.8% 58.6% 27.6% 100.0%
18.2% 35.4% 30.8% 30.2%
4.2% 17.7% 8.3% 30.2%
22 48 26 96
22.9% 50.0% 27.1% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
22.9% 50.0% 27.1% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within Pola_Interaksi % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Pola_Interaksi % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Pola_Interaksi % of Total
Rendah
Tinggi Derajat Kemandirian
Emosional
Total
Membatasi Bersahabat Tanpa Arahan
Pola Interaksi
Total
Derajat Kemandirian Emosional * Orang yang dipercaya Crosstabulation
5 4 45 13 67
7.5% 6.0% 67.2% 19.4% 100.0%
100.0% 57.1% 66.2% 81.3% 69.8%
5.2% 4.2% 46.9% 13.5% 69.8%
0 3 23 3 29
.0% 10.3% 79.3% 10.3% 100.0%
.0% 42.9% 33.8% 18.8% 30.2%
.0% 3.1% 24.0% 3.1% 30.2%
5 7 68 16 96
5.2% 7.3% 70.8% 16.7% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
5.2% 7.3% 70.8% 16.7% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within DP2 % of Total Count
% within Derajat_KE % within DP2 % of Total Count
% within Derajat_KE % within DP2 % of Total Rendah Tinggi Derajat Kemandirian Emosional Total Orang Tua Saudara
Kandung Sahabat Lainnya
Orang yang dipercaya
(30)
Derajat Kemandirian Emosional * Orang yang dipilih... Crosstabulation
10 4 35 18 67
14.9% 6.0% 52.2% 26.9% 100.0%
76.9% 80.0% 66.0% 72.0% 69.8%
10.4% 4.2% 36.5% 18.8% 69.8%
3 1 18 7 29
10.3% 3.4% 62.1% 24.1% 100.0%
23.1% 20.0% 34.0% 28.0% 30.2%
3.1% 1.0% 18.8% 7.3% 30.2%
13 5 53 25 96
13.5% 5.2% 55.2% 26.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
13.5% 5.2% 55.2% 26.0% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within DP12 % of Total Count
% within Derajat_KE % within DP12 % of Total Count
% within Derajat_KE % within DP12 % of Total Rendah Tinggi Derajat Kemandirian Emosional Total Orang Tua Saudara
Kandung Sahabat Lainnya Orang yang dipilih
Total
Derajat Kemandirian Emosional * Jumlah Teman Dekat Crosstabulation
35 32 67
52.2% 47.8% 100.0%
72.9% 66.7% 69.8%
36.5% 33.3% 69.8%
13 16 29
44.8% 55.2% 100.0%
27.1% 33.3% 30.2%
13.5% 16.7% 30.2%
48 48 96
50.0% 50.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
50.0% 50.0% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within DP1 % of Total Count
% within Derajat_KE % within DP1 % of Total Count
% within Derajat_KE % within DP1 % of Total Rendah
Tinggi Derajat Kemandirian
Emosional
Total
1 s/d 2 Banyak
Jumlah Teman dekat
(31)
Derajat Kemandirian Emosional *Pendidikan Ayah Crosstabulation
10 21 27 5 4 67
14.9% 31.3% 40.3% 7.5% 6.0% 100.0%
83.3% 70.0% 65.9% 62.5% 80.0% 69.8%
10.4% 21.9% 28.1% 5.2% 4.2% 69.8%
2 9 14 3 1 29
6.9% 31.0% 48.3% 10.3% 3.4% 100.0%
16.7% 30.0% 34.1% 37.5% 20.0% 30.2%
2.1% 9.4% 14.6% 3.1% 1.0% 30.2%
12 30 41 8 5 96
12.5% 31.3% 42.7% 8.3% 5.2% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
12.5% 31.3% 42.7% 8.3% 5.2% 100.0%
Count % within Derajat_KE % within Didik_Ayah % of Total Count % within Derajat_KE % within Didik_Ayah % of Total Count % within Derajat_KE % within Didik_Ayah % of Total Rendah
Tinggi Derajat Kemandirian
Emosional
Total
S2/S3 S1/Diploma SLTA SLTP SD
Pendidikan Ayah
(32)
Derajat Kemandirian Emosional * Pekerjaan Ayah Crosstabulation
6 15 15 31 67
9.0% 22.4% 22.4% 46.3% 100.0%
66.7% 78.9% 83.3% 62.0% 69.8%
6.3% 15.6% 15.6% 32.3% 69.8%
3 4 3 19 29
10.3% 13.8% 10.3% 65.5% 100.0%
33.3% 21.1% 16.7% 38.0% 30.2%
3.1% 4.2% 3.1% 19.8% 30.2%
9 19 18 50 96
9.4% 19.8% 18.8% 52.1% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
9.4% 19.8% 18.8% 52.1% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within Kerja_Ayah % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Kerja_Ayah % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Kerja_Ayah % of Total
Rendah Tinggi Derajat Kemandirian Emosional Total Pensiunan Karyawan
Swasta PNS Wiraswasta Pekerjaan Ayah
Total
Derajat Kemandirian Emosional * Pendidikan Ibu Crosstabulation
5 19 34 3 6 67
7.5% 28.4% 50.7% 4.5% 9.0% 100.0%
83.3% 67.9% 70.8% 50.0% 75.0% 69.8%
5.2% 19.8% 35.4% 3.1% 6.3% 69.8%
1 9 14 3 2 29
3.4% 31.0% 48.3% 10.3% 6.9% 100.0%
16.7% 32.1% 29.2% 50.0% 25.0% 30.2%
1.0% 9.4% 14.6% 3.1% 2.1% 30.2%
6 28 48 6 8 96
6.3% 29.2% 50.0% 6.3% 8.3% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
6.3% 29.2% 50.0% 6.3% 8.3% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within Didik_Ibu % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Didik_Ibu % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Didik_Ibu % of Total
Rendah
Tinggi Derajat Kemandirian
Emosional
Total
S2/S3 S1/Diploma SLTA SLTP SD
Pendidikan Ibu
(33)
Derajat Kemandirian Emosional * Pekerjaan Ibu Crosstabulation
5 14 12 36 67
7.5% 20.9% 17.9% 53.7% 100.0%
83.3% 60.9% 60.0% 76.6% 69.8%
5.2% 14.6% 12.5% 37.5% 69.8%
1 9 8 11 29
3.4% 31.0% 27.6% 37.9% 100.0%
16.7% 39.1% 40.0% 23.4% 30.2%
1.0% 9.4% 8.3% 11.5% 30.2%
6 23 20 47 96
6.3% 24.0% 20.8% 49.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
6.3% 24.0% 20.8% 49.0% 100.0%
Count
% within Derajat_KE % within Kerja_Ibu % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Kerja_Ibu % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Kerja_Ibu % of Total
Rendah Tinggi Derajat Kemandirian Emosional Total Karyawan
Swasta PNS Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga Pekejaan Ibu
Total
Derajat Kemandirian Emosional * Urutan kelahiran Crosstabulation
4 18 25 20 67
6.0% 26.9% 37.3% 29.9% 100.0% 100.0% 64.3% 69.4% 71.4% 69.8%
4.2% 18.8% 26.0% 20.8% 69.8%
0 10 11 8 29
.0% 34.5% 37.9% 27.6% 100.0%
.0% 35.7% 30.6% 28.6% 30.2%
.0% 10.4% 11.5% 8.3% 30.2%
4 28 36 28 96
4.2% 29.2% 37.5% 29.2% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 4.2% 29.2% 37.5% 29.2% 100.0% Count
% within Derajat_KE % within Urutan_Lahir % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Urutan_Lahir % of Total
Count
% within Derajat_KE % within Urutan_Lahir % of Total
Rendah
Tinggi Derajat
KemandirianEmosional
Total
Anak Tunggal Sulung Tengah Bungsu Urutan kelahiran
(34)
LAMPIRAN 7
Item Responden
DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 DP11
Pola Interaksi
1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 Tanpa arahan
2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
4 2 2 2 1 2 2 2 2 1 Bersahabat
5 1 2 1 1 1 2 2 2 1 Membatasi
6 1 1 2 1 1 2 3 3 2 Membatasi
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
9 2 2 1 1 1 2 1 1 1 Membatasi
10 1 2 1 1 1 2 2 2 1 Membatasi
11 3 3 2 2 3 2 3 3 3 Tanpa arahan
12 1 1 2 1 2 1 1 1 1 Membatasi
13 3 3 2 1 3 3 2 2 3 Tanpa arahan
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
15 3 3 3 1 3 2 2 2 3 Tanpa arahan
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
17 3 3 1 3 2 2 3 3 3 Tanpa arahan
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
19 1 1 2 2 1 1 2 2 1 Membatasi
20 2 1 1 1 1 2 2 2 2 Bersahabat
21 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
23 3 2 2 2 2 1 2 2 2 Bersahabat
24 3 2 3 1 3 3 2 2 3 Tanpa arahan
25 3 3 3 3 2 3 2 2 3 Tanpa arahan
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
27 3 3 2 3 2 3 2 2 3 Tanpa arahan
28 1 1 1 1 2 1 1 1 2 Membatasi
29 3 3 2 3 2 3 2 2 2 Bersahabat
30 1 1 1 1 2 2 2 2 3 Membatasi
31 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
32 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
33 3 1 1 1 2 1 2 2 3 Membatasi
34 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
35 3 3 2 3 2 3 2 3 3 Tanpa arahan
36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
37 1 2 1 1 2 2 1 1 1 Membatasi
38 3 3 2 3 3 2 3 3 3 Tanpa arahan
39 3 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
(35)
Item Responden
DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 DP11
Pola Interaksi
41 2 2 2 1 2 2 2 2 3 Bersahabat
42 3 2 2 2 2 2 1 2 2 Bersahabat
43 1 2 2 1 1 1 2 2 1 Membatasi
44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
45 3 2 3 2 2 3 3 3 1 Tanpa arahan
46 3 3 2 1 2 3 2 3 3 Tanpa arahan
47 1 1 3 3 3 3 3 3 3 Tanpa arahan
48 1 2 2 1 3 2 3 3 3 Tanpa arahan
49 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
50 1 2 1 1 1 1 2 1 1 Membatasi
51 3 3 2 3 2 3 2 3 3 Tanpa arahan
52 2 2 2 2 2 2 1 2 2 Bersahabat
53 3 3 2 3 2 3 2 3 3 Tanpa arahan
54 3 3 2 3 2 2 3 3 3 Tanpa arahan
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
56 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
57 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
58 3 3 2 3 2 3 2 3 3 Tanpa arahan
59 3 3 3 3 3 1 3 3 1 Tanpa arahan
60 3 3 3 3 2 2 2 3 3 Tanpa arahan
61 2 2 2 2 2 2 2 3 2 Bersahabat
62 3 2 2 2 2 2 2 2 3 Bersahabat
63 3 1 2 1 1 1 2 1 1 Membatasi
64 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
65 1 2 1 3 2 2 1 1 3 Membatasi
66 2 2 2 1 2 2 2 2 1 Bersahabat
67 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
68 2 2 2 1 2 2 3 3 2 Bersahabat
69 3 3 2 3 2 3 3 3 3 Tanpa arahan
70 2 2 2 2 2 2 2 2 3 Bersahabat
71 3 3 2 3 3 2 3 2 3 Tanpa arahan
72 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
73 3 3 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
74 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
75 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
76 1 1 1 1 1 1 2 1 1 Membatasi
77 3 3 2 3 2 3 2 3 3 Tanpa arahan
78 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
79 1 2 1 1 1 2 2 1 1 Membatasi
80 2 2 2 1 2 2 2 2 2 Bersahabat
81 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
(36)
Item Responden
DP3 DP4 DP5 DP6 DP7 DP8 DP9 DP10 DP11
Pola Interaksi
83 3 3 3 3 2 2 3 2 3 Tanpa arahan
84 1 2 1 3 1 1 2 1 1 Membatasi
85 3 2 3 3 2 3 2 3 3 Tanpa arahan
86 2 2 1 3 2 2 2 2 2 Bersahabat
87 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bersahabat
88 2 2 1 1 2 2 2 1 1 Bersahabat
89 2 2 2 2 2 1 2 2 3 Bersahabat
90 3 3 2 3 3 3 2 3 3 Tanpa arahan
91 2 2 2 2 3 2 3 2 3 Bersahabat
92 3 2 2 3 3 3 3 3 3 Tanpa arahan
93 3 3 3 3 2 2 3 3 3 Tanpa arahan
94 2 2 1 2 2 2 2 2 3 Bersahabat
95 2 2 2 3 2 2 2 2 3 Bersahabat
(37)
LAMPIRAN 8
Hasil Uji Validitas Variabel
Item Kesimpulan
Korelasi
NO1 0,347
Diterima
NO2 0,627
Diterima
NO3 0,574
Diterima
NO4 0,456
Diterima
NO5 0,554
Diterima
NO6 0,337
Diterima
NO7 0,307
Diterima
NO8 0,319
Diterima
NO9 0,312
Diterima
NO10 0,712
Diterima
NO11 0,621
Diterima
NO12 0,365
Diterima
NO13 0,446
Diterima
NO14 0,499
Diterima
NO15 0,502
Diterima
NO16 0,310
Diterima
NO17 0,301
Diterima
NO18 0,312
Diterima
NO19 0,340
Diterima
NO20 0,301
Diterima
NO21 0,564
Diterima
NO22 0,635
Diterima
NO23 0,492
Diterima
NO24 0,413
Diterima
NO25 0,335
Diterima
NO26 0,574
Diterima
NO27 0,318
Diterima
NO28 0,573
Diterima
NO29 0,559
Diterima
Item Kesimpulan
Korelasi
NO30 0,476
Diterima
NO31 0,499
Diterima
NO32 0,379
Diterima
NO33 386
Diterima
NO34 0,414
Diterima
NO35 0,557
Diterima
NO36 0,347
Diterima
NO37 0,638
Diterima
NO38 0,598
Diterima
NO39 0,301
Diterima
NO40 0,305
Diterima
NO41 0,301
Diterima
NO42 0,319
Diterima
NO43 0,472
Diterima
NO44 0,318
Diterima
NO45 0,438
Diterima
NO46 0,712
Diterima
NO47 0,536
Diterima
(38)
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Reliability Statistics
.689 .715 48
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
(39)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di usia republik yang sudah melebihi setengah abad ini, sudah sepatutnya bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagaimana yang ditetapkan dalam GBHN 1993. Penekanan pada pengembangan SDM yang menjadi pusat perhatian semua sektor dan subsektor pembangunan nasional menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kehendak yang kuat untuk mencapai keunggulan. Sebagai suatu bangsa merdeka yang memiliki potensi berupa kecerdasan, produktivitas kerja dan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, rakyat Indonesia melanjutkan pembangunan bangsa agar dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan dapat bersaing di dunia.
Kualitas SDM dalam pembangunan nasional dipandang sebagai faktor penentu untuk meningkatkan kesejahteraan dan menemukan jati diri bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang maju dan mandiri. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa sebagai generasi muda Indonesia saat ini dan mendatang untuk mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Melihat pentingnya peran remaja sebagai generasi muda, maka banyak orangtua menginginkan anaknya yang sudah menyelesaikan pendidikan tingkat SMA untuk melanjutkan kuliah ke jenjang perguruan tinggi. Ketersediaan perguruan tinggi berkualitas yang sebagian besar terdapat di kota-kota besar
(40)
2
menyebabkan remaja yang berasal dari daerah harus meninggalkan rumah yang juga berarti meninggalkan orangtuanya untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi, sekalipun harus hidup di tempat kost.
Hidup di tempat kost, khususnya bagi mahasiswa yang sebelumnya belum pernah pisah dari orangtuanya, bukanlah persoalan yang mudah untuk dijalani. Mahasiswa yang bersal dari luar kota Bandung dan karenanya harus kost berarti secara fisik, mahasiswa tidak lagi tinggal bersama-sama orangtua dan atau keluarga terdekat, tidak lagi mengisi kegiatan bersama (setiap saat), dalam setting tatap muka. Sedang secara emosional berarti mahasiswa tidak lagi bisa mencurahkan perasaan (setiap saat), bila ada masalah mendesak yang harus diselesaikan maka harus bertumpu kepada diri sendiri, mahasiswa harus mampu untuk menghadapi dan mengatur hidupnya mulai dari hal yang kecil sampai ke hal yang besar, misal urusan makan, teman, belajar, termasuk jika harus menyelesaikan masalah. Mahasiswa harus belajar atas inisiatif sendiri, atau melakukan tindakan tertentu yang menurutnya tidak perlu diketahui orangtua.
Oleh karenanya, fenomena seperti rindu kampung halaman sering terjadi pada mahasiswa angkatan 2004 kost yang baru beberapa bulan tinggal di Bandung. Seperti yang terjadi pada Y, 20 tahun. Pada enam bulan pertama kuliah, hampir tiap minggu dirinya pulang ke rumah orangtuanya di Cirebon. Menurut Y, bila ia merasa sedih, takut, kecewa, tidak ada sahabat ataupun teman untuk berbagi cerita, maka akan menelepon orangtuanya, dan bila merasa masalah yang dihadapi sudah terlalu berat dan menumpuk maka dia akan pulang ke kota asalnya, sehingga ia dapat mengemukakan isi hatinya pada orangtua sepuasnya.
(41)
3
Keterpisahan mahasiswa dengan orangtuanya ini, secara sadar atau tidak, menuntut mahasiswa untuk tidak lagi bergantung pada orang lain dan secara bertahap, mahasiswa akan meleburkan diri dengan teman sebaya. Peran orangtua perlahan-Iahan mulai tergantikan, mahasiswa mulai memilih teman sebagai tempat untuk berbagi, khususnya secara emosional. lni berarti mahasiswa secara berangsurangsur lepas dari orangtua, dan kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial tempat mahasiswa belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya.
Fenomena yang digambarkan di atas, sebenarnya merujuk kepada salah satu bentuk perkembangan psikososial yang terjadi pada masa remaja, yaitu
autonomy (kemandirian). Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mantemayor & Flannery (1991) pada mahasiswa, menunjukkan banyak
''youth'' (19-21tahun) mengalami transisi dalam perkembangan kemandirian ketika mereka meninggalkan rumah dan mulai kuliah. Transisi dari sekolah lanjutan atas ke perguruan tinggi melibatkan peningkatan kemandirian bagi kebanyakan remaja.
Lebih lanjut, J. Drost Sj, seorang ahli pendidikan, menyatakan individu yang berhasil dalam hidupnya adalah individu yang memiliki kepribadian dewasa dan mandiri. Mandiri berarti individu tersebut tahu siapa dan apa dirinya itu, tahu apa yang dilakukannya karena sadar arah tujuan, mengetahui dan menerima keunggulan maupun kelemahan dirinya, dan menggunakan kemampuannya secara penuh, pantang mundur meskipun ada kekurangan, seorang yang dapat menerima dirinya dan orang lain apa adanya, serta mampu menghadapi kenyataan (Kompas,
(42)
4
29 April 2002). Secara psikologis, definisi mandiri berarti mampu mengatur diri sendiri secara bertanggung jawab tanpa kehadiran atau terlepas dari pengawasan langsung orangtua atau orang dewasa lainnya (Steinberg, 2002).
Menurut Steinberg (2002), kemandirian itu sendiri merupakan kebutuhan psikologis remaja, jika tidak direspon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis remaja di masa mendatang. Ada tiga dimensi kemandirian, yakni: (1) kemandirian emosional yaitu salah satu dimensi kemandirian yang berhubungan dengan perubahan kedekatan hubungan individual, terutama dengan orangtua, hal ini merujuk pada berkurangnya ketergantungan terhadap orangtua; (2) kemandirian perilaku adalah kapasitas untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan keputusan secara bertanggungiawab; dan (3) kemandirian nilai lebih dari sekedar mampu untuk bertahan terhadap tekanan untuk memenuhi permintaan orang lain, melainkan mengarah pada telah memiliki sejumlah prinsip mengenai benar dan salah, mengenai hal yang penting dan yang tidak penting.
Dibandingkan dua kemandirian lainnya, kemandirian emosional berlangsung lebih awal yakni pada masa remaja awal, dan kemandirian berperilaku serta kemandirian nilai berlangsung pada masa remaja madya dan remaja akhir (Steinberg, 2002). Mahasiswa fakultas 'X' angkatan 2004 kost yang berada pada tahap perkembangan remaja akhir yang memiliki rentang usia antara 18-22 tahun, idealnyanya sudah memiliki kemandirian nilai namun menetapnya kemandirian emosional membantu mahasiswa untuk mampu memandang orangtuanya dalam cara pandang yang lebih objektif. Oleh karenanya
(43)
5
kemandirian secara emosional sangat dibutuhkan oleh seorang mahasiswa yang memutuskan untuk tinggal di kota Bandung yang berarti harus terpisah dari orangtuanya, baik secara fisik maupun emosional.
Beberapa kutipan hasil survey awal berikut ini mengilustrasikan kemandirian emosional pada mahasiswa. L, 20 tahun, ketika tiba di Bandung perasaannya begitu bahagia, bebas namun merasa memiliki tanggungjawab yang lebih besar untuk menjaga dirinya sendiri. L, cukup mampu mengatur jadwal kuliah dan kegiatan sehari-hari sehingga pada semester I, L memiliki IP yang sangat memuaskan.
Bagi M, seorang mahasiwa angkatan 2004 fakultas 'X' saat kuliah semester I, memiliki masalah akademik, M merasa tidak cukup mampu untuk mengikuti beberapa mata kuliah yang dirasanya sangat baru dan tidak berkaitan dengan pelajaran di SMA. Bila ada masalah M, memilih untuk menceritakan pada teman yang menurutnya lebih dapat memahami masalah yang dihadapi, daripada harus membebani orangtua dengan masalahnya itu.
Dari hasil wawancara di atas, peneliti ingin mengilustrasikan fenomena kemandirian emosional yang tercermin melalui sikap mahasiswa kost yang menganggap bahwa pendapat orangtua tidak selalu benar; mampu memandang orangtua sebagai teman untuk berdiskusi; mahasiswa kost berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya tanpa melibatkan orangtua; dan merasa ada hal-hal tertentu dari dirinya yang tidak perlu diketahui orangtua (Steinberg, 2002).
(44)
6
Berdasarkan hasil survey awal terhadap 20 orang mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost mengenai kemandirian emosional diperoleh fakta bahwa dalam menghadapi persoalan dengan teman, 30% mahasiswa akan langsung menceritakannya pada orangtua sekaligus penyelesaian terbaik, sedangkan 70% mahasiswa akan lebih memilih untuk memikirkan penyelesaian masalahnya sendiri, tanpa melibatkan orangtua. Pada umumnya semua mahasiswa yang memikirkan penyelesaian masalahnya sendiri memiliki berbagai alasan yaitu, sekitar 20% berpendapat tidak perlu membebani orangtua dengan masalah, 35% mengatakan ingin bertumpu pada kemampuan dirinya, 10% mencoba menceritakan pada teman, sedangkan 5% mencoba untuk menyelesaikannnya sendiri.
Untuk masalah yang berhubungan dengan akademik 40% mahasiswa memilih langsung menceritakan pada orangtua karena menurut mereka masalah akademik sangat penting, sedangkan 60% mahasiswa berpendapat tidak perlu menceritakan pada orangtua. Mahasiswa yang mengatakan tidak perlu untuk menceritakan masalah akademik memiliki berbagai alasan yaitu, sekitar 30% mahasiswa akan lebih memilih bercerita pada temannya, 20% mencoba menyelesaikan sendiri, 5% mahasiswa merasa tidak perlu membebani orangtua dengan masalah, 5% mahasiswa lebih bertumpu pada kemampuannya untuk menyelesaikan masalah ini. Untuk pengaturan jadwal kuliah dan kegiatan sehari-hari 20% mahasiswa menanyakan langsung kepada orangtua untuk memperoleh solusi terbaik, sedangkan 80% mahasiswa lebih memilih untuk tidak mengatakannya pada orangtua dengan alasan tertentu yaitu, sekitar 20%
(45)
7
berpendapat tidak perlu membebani orangtua dengan masalah, 25% mengatakan ingin bertumpu pada kemampuan dirinya dan menurutnya sudah cukup mampu untuk mengatur jadwal kuliah dan kegiatan sehari-hari, 20% mencoba menceritakan pada teman, sedangkan 15% mencoba menyelesaikannnya sendiri.
Untuk mengatasi gejolak perasaannya 40% mahasiswa akan meminta bantuan orangtua, sedangkan 60% mengatakan tidak perlu untuk meminta bantuan orangtua dengan alasan yaitu, sekitar 10% mahasiswa merasa tidak perlu membebani orangtua dengan masalah, 20% mahasiswa lebih memilih bercerita pada temannya, 20% mencoba menyelesaikan sendiri, 10% mahasiswa lebih bertumpu pada kemampuannya untuk menyelesaikan masalah ini.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah derajat kemandirian emosional mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost.
1.2 ldentifikasi Masalah
Bagaimanakah derajat kemandirian emosional mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemandirian emosional pada mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost.
(46)
8
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran komprehensif mengenai derajat kemandirian emosional pada mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang didapat berguna untuk: Kegunaan Praktis
Untuk mahasiswa, memberikan masukan pada mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost tentang kemandirian emosionalnya sebagai bahan untuk mengkaji dirinya.
Bagi para orangtua, yaitu memberikan kejelasan mengenai pentingnya mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost untuk memiliki kemandirian emosional sehingga orangtua dapat membantu menumbuhkembangkannya pada saat yang tepat.
Kegunaan Ilmiah
Untuk dijadikan temuan awal bagi penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan kajian yang menyangkut perkembangan kemandirian emosional.
Untuk ilmu psikologi terutama psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan, memberikan masukan kepada bidang tersebut untuk lebih
(47)
9
menjelaskan derajat kemandirian emosional pada mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas Kristen Maranatha Bandung yang kost.
1.5 Kerangka Pikir
Pada masa remaja, terjadi perubahan-perubahan mendasar yang tercakup dalam transisi biologis (yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada tampilan fIsik); transisi kognitif (perubahan-perubahan yang terjadi dalam kemampuan berfikir, termasuk memory dan pemecahan masalah); transisi sosial (sebagai dampak dari perubahan biologis dan kognitif, seorang remaja merasa dirinya 'menarik' dan 'yakin diri' atau sebaliknya). Perubahan-perubahan fundamental tersebut, akan mengantarkan remaja untuk menyelesaikan perkembangan psikososialnya, satu diantaranya adalah isu tentang perkembangan autonomy
(kemandirian).
Perkembangan kemandirian berhubungan dengan perubahan-perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan sosial remaja. Perubahan biologis yang bermula dari pubertas secara umum dipicu oleh faktor hormonal. Implikasi berikutnya adalah terjadinya pertumbuhan fisik yang pesat, dan perubahan perubahan dalam relasi emosional remaja di keluarga. Perubahan koginitif pada remaja juga memainkan peranan penting, menjadi seorang yang mandiri juga meliputi kemauan untuk mengambil keputusan sendiri. Perubahan dalam peran sosial dan aktivitas selama remaja merupakan ikatan yang dapat membangkitkan ketidaktergantungan pada orang lain, sebagaimana halnya remaja menempati
(48)
10
posisi atau peran baru yang menuntut tanggungjawab dan kesadaran diri yang lebih tinggi (Steinberg, 2002).
Menurut Helgeson, 1994 (dalam Adams & Berzonsky, 2003) bahwa perbedaan gender dalam kemandirian, terkait dengan agency (penerimaan diri dan perilaku independen, yang mencerminkan orientasi individu terhadap dirinya) lebih memperlihatkan ciri-ciri pria, sedangkan communion (hal-hal yang berkaitan dengan orang lain, perhatian, kerjasama dan mencerminkan orientasi terhadap orang lain) lebih memperlihatkan ciri-ciri wanita.
Mahasiswa yang terpisah dari orangtuanya karena menimba ilmu di kota lain sehingga harus bermukim di tempat kost, diharapkan mampu mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab, mampu mengambil keputusan dan melaksanakannya atas tanggung jawab sendiri, memilliki kepercayaan diri, dan mampu memaknai seperangkat prinsip yang benar dan salah, tentang apa yang penting dan tidak penting. Menurut Steinberg (2002), tugas-tugas perkembangan ini merupakan karakteristik dari kemandirian, yang harus dicapai oleh individu pada masa remaja, sebagai persiapan untuk memasuki fase kehidupan berikutnya.
Menurut Steinberg (2002), kemandirian merupakan salah satu isu psikososial yang penting pada masa remaja, sebagaimana isu pembentukan identitas diri. Menjadi individu mandiri, merupakan salah satu tugas pokok pada masa remaja. Ini berarti selama masa remaja terjadi pergeseran dari ketergantungan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju kemandirian sebagaimana orang dewasa.
(49)
11
Steinberg (2002) membagi kemandirian menjadi tiga dimensi, yaitu
kemandirian emosional yang merujuk kepada satu dimensi kemandirian yang berkaitan dengan perubahan kedekatan hubungan individu, terutama dengan orangtua; kemandirian perilaku adalah merujuk kepada kapasitas untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan keputusan itu secara bertanggungiawab; dan kemandirian nilai, lebih dari sekedar mampu untuk bertahan terhadap tekanan atas permintaan orang lain, melainkan mengarah pada memiliki sejumlah prinsip mengenai benar dan salah, penting dan tidak penting.
Dari ketiga dimensi kemandirian tersebut, perkembangan kemandirian emosional mendahului dan merupakan dasar bagi perkembangan kedua dimensi kemandirian lainnya. Pada dasarnya, hubungan anak dengan orangtuanya terus-menerus akan berubah dalam siklus kehidupan. Perubahan-perubahan dalam mengekspresikan afeksi, dalam mendistribusikan power dan perubahan dalam pola interaksi verbal merupakan contoh dari perubahan yang dimaksud.
Oleh karenanya pencapaian kemandirian emosional, secara spesifik menuntut kesiapan mahasiswa baru, baik secara fisik maupun sosio-emosional, untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa tergantung pada orang lain. Kurangnya pengalaman mahasiswa dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan, akan menjadikan mahasiswa mengalami jatuh bangun dalam menyelesaikan masalah-masalahnya dalam upayanya untuk memperoleh kemandirian emosional.
Telaah tentang kemandirian emosional tercermin melalui empat aspek, yaitu de-idealized yang merujuk kepada sejauhmana mahasiswa dapat mengubah
(50)
12
pandangan idealnya terhadap orangtua. Dalam hal ini mahasiswa berusaha melepaskan imej kekanak-kanakannya dihadapan kedua orangtua, dan mengubahnya menjadi imej yang lebih matang. De-idealized remaja terhadap orangtua, terungkap melalui pernyataan: "Orangtua saya kadang-kadang melakukan kesalahan".
Aspek kedua adalah parent as people, yang merujuk pada seberapa jauh mahasiswa dapat melihat orangtua sebagai orang dewasa pada umumnya, tercermin melalui pemikiran: "Orangtua memperlihatkan tindakan yang berbeda terhadap teman-temannya dibandingkan terhadap diri saya".
Aspek ketiga adalah nondependency, yang merujuk kepada sejauhmana derajat ketergantungan mahasiswa terhadap diri sendiri yang melebihi ketergantungannya terhadap arahan atau bimbingan orangtua. Aspek ini tercermin melalui pernyataan: "Bila saya melakukan kesalahan, maka saya tidak selalu perlu bergantung pada kedua orangtua untuk mengatasinya".
Aspek terakhir adalah derajat perasaan individuated yang dimiliki mahasiswa dalam relasinya dengan orangtua, yang merujuk pada sejauhmana remaja merasa mampu dan memiliki kelebihan secara pribadi untuk mengatasi masalah sosialnya, hal ini tercermin melalui pernyataan: "Ada sesuatu dalam kehidupan atau diri saya yang tidak perlu diketahui oleh orangtua".
Berdasarkan keempat aspek di atas, maka mahasiswa yang memiliki kemandirian emosional, mampu melakukan de-idealized terhadap orangtuanya. Pada penelitian Smoller & Youniss (1985, dalam Steinberg 2002) terungkap, bahwa remaja yang lebih tua melakukan de-idealized terhadap orangtuanya.
(51)
13
Mahasiswa telah mampu memandang orangtuanya bukan sebagai orang yang paling ideal dan juga telah mampu menerima orangtuanya apa adanya. Memiliki derajat perasaan individuated yang tinggi dalam relasinya dengan orangtua. Menurut Feiring & Lewis (1993, dalam Steinberg 2002), pada usia remaja, orangtua tidak mengetahui secara signifikan jumlah teman-teman anaknya, hal ini merefleksikan besarnya individuasi dan privasi pada remaja. Mahasiswa mampu berinteraksi dengan orangtuanya sebagai sesama orang dewasa, dapat berdiskusi secara leluasa termasuk mampu menyatakan perbedaan pendapat dihadapan orangtuanya, dapat melihat orangtua sebagai orang dewasa pada umumnya
(parent as people), dan atau mampu mengatasi sendiri gejolak-gejolak perasaannya, mampu membuat keputusan tatkala dihadapkan pada masalah dan mampu bertanggungjawab atas dirinya sendiri yang artinya memiliki derajat ketergantungan terhadap diri sendiri melebihi ketergantungannya terhadap arahan atau bimbingan orangtua sebagaimana tercermin melalui aspek non dependency
(Steinberg, 2002).
Dengan demikian mahasiswa yang memiliki kemandirian emosional tinggi akan mampu menghadapi persoalannya (dengan teman maupun dalam akademik) dengan mencoba memikirkan penyelesaian masalahnya sendiri dan sesedikit mungkin melibatkan orangtua; mampu untuk mengatur kegiatannya setiap hari dengan mendahulukan kegiatan yang penting, mampu mengatasi gejolak perasaannya. Sedangkan mahasiswa yang memiliki kemandirian emosional yang rendah, dalam menghadapi persoalan (dengan teman maupun dalam akademik) akan lebih memilih untuk melibatkan orangtua untuk penyelesaiannya karena
(52)
14
merasa selalu akan memperoleh solusi yang tepat; kurang mampu mengatur kegiatannya sehari-hari karena sejak kecil orangtualah yang mengaturnya sehingga dia akan selalu berkonsultasi pada orangtua sehingga melibatkan orangtua untuk penyelesaiannya dan kurang mampu mengatasi sendiri gejolak perasannya.
Menurut Sullivan & Sullivan, (1980 dalam Santrock, 2003), perubahan terbesar pada remaja yang mengalami transisi dari sekolah lanjutan tingkat atas menuju perguruan tinggi adalah berkurangnya kontak dengan orangtua. Masa kuliah memberikan keuntungan-keuntungan berupa kemandirian mahasiswa dan juga adanya peningkatkan kualitas hubungan dengan orangtua. Kemandirian pada mahasiswa memiliki pengaruh positif terhadap aspek-aspek lain dari berbagai fungsi mahasiswa. Mahasiswa fakultas 'X’ yang kost akan memperoleh dukungan kemandirian yang bersumber dari orang lain (teman sebaya) dan pada saat kemandirian meningkat selama masa remaja madya dan remaja akhir, peranan orangtua dan teman sebaya berkurang pengaruhnya terhadap pandangan-pandangan dan keputusan remaja, walaupun secara umum terjadi peningkatan tekanan teman sebaya selama periode ini. (Brown, Clasen, & Eicher, 1986 dalam Adams & Berzonsky, 2003).
(53)
15
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan dengan bagan sebagai berikut:
1.6 Asumsi
Asumsi penelitian ini adalah :
1. Kemandirian adalah suatu isu psikososial pada masa remaja yang berstatus mahasiswa. Bagi mahasiswa, yang hidup di tempat kost, pencapaian kemandirian merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.
2. Kemandirian didahului oleh perkembangan kemandirian emosional, yang mana pada remaja akhir idealnya aspek de-idealized sudah berkembang. 3. Mahasiswa yang mandiri secara emosional berarti telah mengurangi
ketergantungannya terhadap orangtua, memandang orangtua sebagai orang yang bisa saja berbuat salah dan bertindak tidak konsisten, mampu
Kemandirian Emosional :
De-idealized
Non dependency
Parent as people
Individuated
Mahasiswa Kost
Faktor Internal :
Kematangan
Jenis Kelamin
Tinggi
Rendah Faktor Eksternal (Lingkungan) :
Teman sebaya
Pola interaksi orangtua-anak yang intens Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
(54)
16
berinteraksi dengan orangtuanya sebagai sesama orang dewasa dan meningkatnya keinginan individuasi akan memberikan peluang untuk mengembangkan kemandirian emosional yang tinggi.
(55)
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Sebagian besar (69.8%) mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas
Kristen Maranatha Bandung yang kost berusia 18-21 tahun, memiliki kemandirian
emosional yang rendah.
2.
Mahasiswa yang kemandirian emosionalnya rendah, kurang mampu mengubah
pandangan idealnya terhadap orangtuanya.
3.
Sebaliknya mahasiswa yang kemandirian emosionalnya tinggi, berarti mampu
mengubah pandangan idealnya terhadap orangtuanya dan memandang orang
tuanya bukan sebagai orang yang paling ideal, dapat melihat orangtuanya sebagai
orang dewasa pada umumnya, memiliki derajat perasaan
individuatedyang tinggi
dalam relasinya dengan orangtuanya dan memiliki derajat ketergantungan
terhadap diri sendiri yang melebihi ketergantungannya terhadap arahan atau
bimbingan orangtua.
4.
Baik mahasiswa yang kemandirian emosional tinggi maupun rendah,
memperlihatkan kecenderungan umum yang sama, yaitu menghayati hubungan
dengan orangtua yang diwarnai oleh persahabatan, adil dan tegas; mahasiswa
(56)
74
lebih senang mengisi waktu luangnya bersama sahabatnya; dan mahasiswa lebih
memilih menceritakan masalahnya pada sahabatnya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan dengan menyadari berbagai keterbatasan yang mewarnai hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini.
5.2.1 Saran Guna Laksana
Bagi mahasiswa, dapat memberikan informasi tentang derajat kemandirian
emosional mahasiswa untuk dijadikan masukan guna dimanfaatkan untuk
mengkaji dirinya.
Bagi orangtua, dapat dijadikan masukan dan informasi guna memberikan
dukungan pada mahasiswa.
5.2.2 Saran Penelitian Lanjutan
Bagi peneliti lain, untuk dapat melakukan penelitian lanjutan tentang
kemandirian emosional dikaitkan dengan variabel pola asuh dan teknik pengambilan
data dengan kuesioner dan wawancara sehingga hasil diperoleh lebih
menggambarkan keadaan reponden yang sebenarnya
.(57)
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Gerald R. & Berzonsky, Michael D. 2003. Blackwell Handbook of Adolescence. United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd.
Archer, S. I, (Editor). 1994. Intervention for Adolescent Identity Development. London: Sage Publication, Inc.
Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Cetakan kelima. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Decay, John & Kenny, Mauren. 1997. Adolescent Development (2nd Edition).
United State of America: Times Mirror I Ligher Education Group, Inc. Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analisis and Use,
Boston: Allyn and Bacon.
Nasir, Moh, 1999. Metode Penelitian. Edisi keempat. Jakarta: P.T. Girimukti Pustaka.
Santrock, John. W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Editor: Wisnu C, Kristiadji. Jakarta: Erlangga.
Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence. Sixth Edition. New York : McGraw Hill. Companies.
(58)
DAFTAR RUJUKAN
Meiliana. 2003. Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dengan Kemandirian pada Remaja Usia 16-17 Tahun di SMU 'X' Bandung (Skripsi S.Psi, UKM Bandung).
Santoso, Singgih. 2004. Mengatasi Berbagai Masalah dengan SPSS Versi 11.0. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Edisi Keenam. Bandung : Tarsito.
Utami. 2005. Hubungan Antara Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Emotional Autonomy pada Siswa-Siswi Kelas Tiga di SMA Negeri 'X' Bandung
(1)
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan dengan bagan sebagai berikut:
1.6 Asumsi
Asumsi penelitian ini adalah :
1. Kemandirian adalah suatu isu psikososial pada masa remaja yang berstatus mahasiswa. Bagi mahasiswa, yang hidup di tempat kost, pencapaian kemandirian merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.
2. Kemandirian didahului oleh perkembangan kemandirian emosional, yang mana pada remaja akhir idealnya aspek de-idealized sudah berkembang. 3. Mahasiswa yang mandiri secara emosional berarti telah mengurangi
ketergantungannya terhadap orangtua, memandang orangtua sebagai orang yang bisa saja berbuat salah dan bertindak tidak konsisten, mampu
Kemandirian Emosional : De-idealized
Non dependency Parent as people Individuated Mahasiswa Kost
Faktor Internal : Kematangan Jenis Kelamin
Tinggi
Rendah Faktor Eksternal (Lingkungan) :
Teman sebaya
Pola interaksi orangtua-anak yang intens Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
(2)
16
berinteraksi dengan orangtuanya sebagai sesama orang dewasa dan meningkatnya keinginan individuasi akan memberikan peluang untuk mengembangkan kemandirian emosional yang tinggi.
(3)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Sebagian besar (69.8%) mahasiswa angkatan 2004 Fakultas 'X' di Universitas
Kristen Maranatha Bandung yang kost berusia 18-21 tahun, memiliki kemandirian
emosional yang rendah.
2.
Mahasiswa yang kemandirian emosionalnya rendah, kurang mampu mengubah
pandangan idealnya terhadap orangtuanya.
3.
Sebaliknya mahasiswa yang kemandirian emosionalnya tinggi, berarti mampu
mengubah pandangan idealnya terhadap orangtuanya dan memandang orang
tuanya bukan sebagai orang yang paling ideal, dapat melihat orangtuanya sebagai
orang dewasa pada umumnya, memiliki derajat perasaan
individuatedyang tinggi
dalam relasinya dengan orangtuanya dan memiliki derajat ketergantungan
terhadap diri sendiri yang melebihi ketergantungannya terhadap arahan atau
bimbingan orangtua.
4.
Baik mahasiswa yang kemandirian emosional tinggi maupun rendah,
memperlihatkan kecenderungan umum yang sama, yaitu menghayati hubungan
dengan orangtua yang diwarnai oleh persahabatan, adil dan tegas; mahasiswa
(4)
74
lebih senang mengisi waktu luangnya bersama sahabatnya; dan mahasiswa lebih
memilih menceritakan masalahnya pada sahabatnya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan dengan menyadari berbagai keterbatasan
yang mewarnai hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat diajukan beberapa saran
yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini.
5.2.1 Saran Guna Laksana
Bagi mahasiswa, dapat memberikan informasi tentang derajat kemandirian
emosional mahasiswa untuk dijadikan masukan guna dimanfaatkan untuk
mengkaji dirinya.
Bagi orangtua, dapat dijadikan masukan dan informasi guna memberikan
dukungan pada mahasiswa.
5.2.2 Saran Penelitian Lanjutan
Bagi peneliti lain, untuk dapat melakukan penelitian lanjutan tentang
kemandirian emosional dikaitkan dengan variabel pola asuh dan teknik pengambilan
data dengan kuesioner dan wawancara sehingga hasil diperoleh lebih
menggambarkan keadaan reponden yang sebenarnya.
(5)
Adolescence. United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd.
Archer, S. I, (Editor). 1994. Intervention for Adolescent Identity Development. London: Sage Publication, Inc.
Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Cetakan kelima. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Decay, John & Kenny, Mauren. 1997. Adolescent Development (2nd Edition). United State of America: Times Mirror I Ligher Education Group, Inc. Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analisis and Use,
Boston: Allyn and Bacon.
Nasir, Moh, 1999. Metode Penelitian. Edisi keempat. Jakarta: P.T. Girimukti Pustaka.
Santrock, John. W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Editor: Wisnu C, Kristiadji. Jakarta: Erlangga.
Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence. Sixth Edition. New York : McGraw Hill. Companies.
(6)
DAFTAR RUJUKAN
Meiliana. 2003. Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dengan Kemandirian pada Remaja Usia 16-17 Tahun di SMU 'X' Bandung (Skripsi S.Psi, UKM Bandung).
Santoso, Singgih. 2004. Mengatasi Berbagai Masalah dengan SPSS Versi 11.0. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Edisi Keenam. Bandung : Tarsito.
Utami. 2005. Hubungan Antara Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Emotional Autonomy pada Siswa-Siswi Kelas Tiga di SMA Negeri 'X' Bandung (Skripsi S.Psi, UKM Bandung).