Terlengkap Materi PLGP / Sertifikasi materi ipa sd
SERTIFIKASI GURU DALAM
JABATAN
RAYON 134 UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2012
(2)
RAYON 134 UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2012
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan
lingkungan, serta kesehatan
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi,
panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata
surya, dan benda-benda langit lainnya.
(3)
Kata Sains berasal dari kata Scientia yang artinya saya tahu. Istilah sains (yang dalam bahasa inggris : science)
mula-mula diartikan sebagai
pengetahuan dan kemudian berkembang menjadi natural science (IPA atau ilmu
kealaman). Dengan demikian kata
science diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah IPA atau sains.
(4)
FOTOSINTESIS
Tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. “Foto” berarti cahaya dan “sintesis”
berarti membuat. Jadi, fotosintesis adalah peristiwa penggunaan energi cahaya
matahari untuk membentuk senyawa dasar dalam hal ini adalah karbohidrat
RAYON 134 UNIVERSITAS PASUNDAN
(5)
TEMPAT TERJADINYA FOTOSINTESIS
Pada umumnya fotosintesis terjadi dan berlangsung pada bagian daun, karena dalam sel-sel daun terdapat kloroplasGambar : Organel Kloroplas
(6)
KOMPONEN ESENSIAL DALAM PROSES
FOTOSINTESIS
Komponen yang diperlukan untuk proses fotosintesis adalah bahan baku (karbon dioksida dan air), energi (cahaya
(7)
REAKSI FOTOSINTESIS
(
REAKSI TERANG DAN GELAP)
6Air (H2O) +
6Karbondioksida (CO2) MatahariKlorofil
Glukosa (C6H12O6) + 6Oksigen (O2)
(8)
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
LAJU FOTOSINTESIS
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
LAJU FOTOSINTESIS
a.Faktor Hereditas
lebar daun, jumlah daun,
konsentrasi klorofil
b.Faktor Lingkungan
konsentrasi karbondioksida,
konsentrasi air, intensitas cahaya,
pigmen dan suhu
(9)
TRANSPORT PADA TUMBUHAN
Tumbuhan memperoleh bahan dari
lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan
CO2 zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat
belangsung karena adanya proses
imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif
RAYON 134 UNIVERSITAS PASUNDAN
(10)
Imbibisi yaitu penyerapan molekul, zat dengan menggunakan kemampuan dinding sel dan plasma sel. Terjadi pada
Bryophyta.
Difusi yaitu perpindahan molekul, zat dari daerah hipertonis menuju daerah hipotonis.
Osmosis yaitu perpindahan molekul, zat dari daerah hipertoni menuju daerah hipotonis melalui selaput semipermeabel.
Transport aktif yaitu pengangkutan ion-ion, moleku yang menggunakan energi berupa ATP.
(11)
MEKANISME TRANSPORT PADA
TUMBUHAN
Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) :
pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan
air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ektravasikuler
(12)
(13)
MEKANISME PENGANGKUTAN DAPAT
BERLANGSUNG DALAM BENTUK:
a.Pengangkutan oleh xilem
b.Pengangkutan oleh floem
c.Transpirasi
(14)
Semua organisme yang hidup di alam tidak
dapat hidup sendiri, melainkan harus selalu berinteraksi, baik dengan kelompoknya atau kelompok lainnya serta interaksi dengan alam (lingkungan)
Perubahan pada lingkungan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan lingkungan itu sendiri
(15)
PERUBAHAN LINGKUNGAN
1. Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia Perubahan yang terjadi di lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai bentuk aktifitas manusia
2. Perubahan Lingkungan secara alami
Perubahan yang terjadi pada lingkungan karena
peristiwa yang terjadi karena peristiwa alam: gunung meletus, bencana alam dan peristiwa lainnya
(16)
PEMANFAATAN LIMBAH
Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya.
Keberadaannya di lingkungan dapat
mengganggu baik dalam hal keindahan, kenyamanan, maupun kesehatan
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan efek negatif dari limbah tersebut mulai dari dari uapaya daur
ulang limbah sampai pemanfaatan limbah menjadi barang yang berguna
(17)
ETIKA LINGKUNGAN
Etika lingkungan adalah kebijakan moral manusia dalam pergaulannya dengan
lingkungan. Etika lingkungan menyangkut hubungan dan perbuatan manusia dengan lingkungan hidupnya yang meliputi sikap dan perbuatan secara benar
(18)
SISTEM PENCERNAAN
MAKANAN
(19)
Zat Makanan :
KarbohidratLemak
Protein
Air
Garam An Organik Mineral Vitamin
MAKANAN
Karbohidrat : 1 gr KH = 4 kalori Protein : 1 gr Protein = 4 kalori
Lemak : 1 gr lemak = 9 kalori
(20)
ORGAN SISTEM
PENCERNAAN
(21)
Saluran Pencernaan Lengkap :
Saluran sudah terspesialisasi,
mempunyai lubang pemasukan dan
pengeluaran
MULUT – ESOFAGUS – LAMBUNG - USUS HALUS - USUS BESAR – REKTUM – ANUS
(22)
GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
Gangguan pada mulut dapat berupa parotis atau
gondong (infeksi pada kelenjar parotis) dan xerostomia
(produksi air liur yang amat sedikit). Gangguan pada lambung dapat berupa gastritis (radang akut pada
dinding lambung karena makanan yang kotor) dan kolik
(salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak). Gangguan pada usus dapat berupa diare, senbelit, apendisitas, dan henaroid
(23)
PENCERNAAN PADA HEWAN RUMINANSIA
MULUT – ESOPHAGUS – RUMEN & RETICULUM (pencernaan oleh
protista & prokariot simbiotik) – MULUT – OMASUM (air dikeluarkan) –
ABOMASUM (pencernaan enzimatis, penyerapan) – INTESTINE
(24)
SISTEM PERNAPASAN
Bernapas diartikan sebagai bentuk
pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Pernapasan atau respirasi berfungsi untuk
mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
(25)
ORGAN SISTEM PERNAPASAN PADA
MANUSIA
(26)
ALVEOL I
(27)
(28)
GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN
Rinitis dan
sinusitis
Laringitis Bronchitis
Tuberculosis
(TBC)
Pneumonia
Enfisema
Kanker paru-paru Sindrom kematian
mendadak pada bayi
Cystic fibrosis
Sickle cell anemia Sars
(29)
INVERTEBRATA
Hewan Invertebrata merupakan kelompok hewan-hewan yang tidak memiliki tulang belakang (vertebrae). Hewan-hewan
Invertebrata ini dikelompokkan kedalam 9 (sembilan) dunia hewan (Phyllum)
diantaranya yaitu : Protozoa, Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, dan Echinodermata
(30)
PROTOZOA
Protozoa,
merupakan hewan Invertebrata satu sel. Hewan ini dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu : Rhizopoda (Amoeba),
Flagellata
(Mastigophora), Cilliata (Infusoria), dan Sporozoa
(31)
PORIFERA
Porifera berasal dari kata porus =
lubang-lubang kecil, dan fera = mengandung. Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori-pori
hewan ini dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu:
Calcarea, Hexatinellida, Demospongiae, Sclerospongiae
(32)
COELENTERATA
Coelenterata berasal dari kata Yunani, koilos =
rongga, dan enteron = usus. Jadi, coelenterata adalah hewan yang berrongga Hewan Coelenterata
dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Anthozoa, dan Scyphozoa
(33)
PLATIHELMINTHES, NEMATHELMINTHES
DAN ANNELIDA
Platihelminthes, merupakan cacing yang
memiliki tubuh pipih, contohnya cacing pita
Nemathelminthes, merupakan cacing yang
memiliki bentuk tubuh bulat memanjang, contohnya: cacing tambang
Annelida, merupakan cacing yang tubuhnya
seperti untaian cincin-cincin, contohnya cacing tanah
(34)
MOLLUSCA
Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu mollus
berarti lunak. Jadi, mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak
Hewan ini dikelompokkan menjadi 3 kelas,
(35)
ARTHROPODA
Anthropoda berasal dari kata arthros = sendi atau ruas, dan podos = kaki. Jadi, anthropoda adalah hewan yang memiliki kaki yang
bersendi/beruas-ruas
Hewan ini dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu: Insecta, Arachnida, Crustacea, dan Myriapoda
(36)
ECHINODERMATA
Echinodermata berasal dari kata Yunani,
echinos = duri, dan dermal = kulit. Jadi,
echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri
Hewan ini dikelompokkan kedalam 4 kelas,
yaitu: Asteroidea, Hollothruroidea, Ophyuroidea, dan Crinoidea.
(37)
M A T E R I - M A T E R I Besaran dan Satuan Besaran dan Satuan Materi dan Perubahann ya Materi dan Perubahann ya Usaha dan Energi Usaha dan Energi Gaya Gaya Tata SuryaTata Surya
(38)
MODUL I BESARAN DAN SATUAN
Besar
an
Besar
an
Satua
Satua
n
n
Alat
Ukur
Alat
(39)
Besara
n
Besara
n
Fisika
Fisika
Pokok
Pokok
Turuna
Turuna
n
n
Non
Fisika
Non
Fisika
(40)
PENGERTIAN
• Besaran Fisika : segala sesuatu yang dapat
dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan
• Besaran pokok : Besaran yang satuannya
telah ditetapkan dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain.
• Besaran turunan : Besaran yang satuannya
(41)
SATUAN
Satuan : Satuan adalah suatu ukuran standar dari suatu besaran fisika
Adapun standar dari satuan internasional adalah: 1. Mempunyai nilai tetap.
2. Bersifat umum.
(42)
ALAT UKUR
Besaran Satuan Alat Ukur
Panjang Meter (m) Mistar, Jangka Sorong, Milimeter Sekrup
Massa Kilogram (kg) Neraca Pasar, Neraca Elektronik, Neraca Lengan,
Waktu Sekon (s) Jam Pasir, Arloji, Stopwatch
Suhu Kelvin (K) Termometer
Kuat Arus Listrik Ampere (A) Amperemeter Intensitas Cahaya Candela (Cd) Lux meter Kecepatan Meter/sekon (m/s) Speedometer Hambatan Listrik Ohm ( Ω) Ohmmeter Tekanan Udara Pascal (Pa) Barometer Potensial Listrik Volt (V) Voltmeter Daya Listrik Watt (W) Wattmeter
(43)
MATERI DAN PERUBAHANNYA
Sifat Materi
Secara
Kimia
Sifat Materi
Secara
Kimia
Sifat Materi
Secara
Fisika
Sifat Materi
Secara
Fisika
Faktor
Penyebab
Perubahan
Sifat Benda
Faktor
Penyebab
Perubahan
Sifat Benda
(44)
SIFAT MATERI SECARA KIMIA
Unsur:
zat tunggal yang
menyusun materi
Unsur:
zat tunggal yang
menyusun materi
Senyawa :
zat-zat yang
terbentuk dari
unsur-unsur karena
adanya reaksi
kimia
Senyawa :
zat-zat yang
terbentuk dari
unsur-unsur karena
adanya reaksi
kimia
Campuran :
gabungan zat-zat
yang masih
memiliki sifat yang
sama dengan zat
pembentuknya
Campuran :
gabungan zat-zat
yang masih
memiliki sifat yang
sama dengan zat
pembentuknya
Larutan :
campuran dua zat
atau lebih yang
homogen
Larutan :
campuran dua zat
atau lebih yang
(45)
SIFAT MATERI SECARA FISIKA
Pada
t
Pada
t
• Menempati Ruang • Memiliki Massa
• Bentuk dan Volume Tetap • Menempati Ruang
• Memiliki Massa
• Bentuk dan Volume Tetap
Cair
Cair
• Menempati Ruang Menekan ke segala arah
• Memiliki massa Mengalir ke tempat yang lebih rendah • Bentuk berubah sesuai wadah
• Volume tetap
• Menempati Ruang Menekan ke segala arah
• Memiliki massa Mengalir ke tempat yang lebih rendah • Bentuk berubah sesuai wadah
• Volume tetap
Gas
Gas
• Menempati Ruang • Memiliki massa
• Bentuk berubah sesuai wadah • Volume tetap
• Menempati Ruang • Memiliki massa
• Bentuk berubah sesuai wadah • Volume tetap
(46)
PENYEBAB PERUBAHAN SIFAT BENDA
Pelapukan Pelapukan Perkaratan Perkaratan Pembakara n Pembakara n Pemanasan Pemanasan Pembusuka n Pembusuka n Pendingina n Pendingina n(47)
MACAM-MACAM GAYA
Gaya
Gravitas
i
Gaya
Gravitas
i
Gaya
Magnet
Gaya
Magnet
Gesek
Gesek
Gaya
Gaya
Gaya
Berat
Gaya
Berat
Normal
Normal
Gaya
Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang diberikan pada suatu benda sehingga benda tersebut
mengalami perubahan, baik itu perubahan arah, keadaan, maupun bentuk benda.
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang diberikan
pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami perubahan, baik itu perubahan arah,
(48)
USAHA DAN ENERGI
Energi
Cahaya
Energi
Cahaya
Energi
Energi
Kalor
Kalor
Energi
Energi
Listrik
Listrik
Energi
Energi
Bunyi
Bunyi
Energi
Nuklir
Energi
Nuklir
(49)
SIFAT-SIFAT CAHAYA
Merambat Lurus Merambat Lurus Dapat DibiaskanDapat Dibiaskan Dapat Menembus Benda Bening Dapat Menembus Benda Bening Dapat terdispersiDapat terdispersi Dapat DipantulkanDapat Dipantulkan Memancark an Radiasi Memancark an Radiasi Dapat terinterfere nsi Dapat terinterfere nsi Dapat terpolarisas i Dapat terpolarisas i Dapat terdifraksiDapat terdifraksi(50)
SIFAT-SIFAT CAHAYA
1. Cahaya selalu merambat lurus. Buktinya dapat dilihat pada percobaan lilin dan karton.
2. Cahaya juga dapat dibiaskan. Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya karena melewati dua medium yang berbeda indeks biasnya. Contoh dari pembiasan adalah tongkat yang terlihat patah saat dimasukkan dalam air.
(51)
Contoh pembiasan:
3. Menembus benda bening. Bila benda yang
ditembusnya tidak bening (menyerap cahaya) maka akan terbentuk bayangan.
(52)
4. Memancarkan radiasi
5. Dapat dipantulkan. Sifat pemantulan
cahaya tergantung permukaan yang
memantulkan. Bila permukaan
tersebut halus dan mengkilat maka
pemantulan akan teratur dan
sempurna, tetapi bila permukaan
tidak rata maka pemantulan tidak
sempurna (baur).
(53)
6. Dapat terdispersiberarti cahaya putih
bila melalui prisma bisa terurai menjadi
sinar warna warni (me-ji-ku-hi-bi-ni-u)
7. Dapat terinterferensi. Interferensi
adalah suatu bentuk interaksi antar
gelombang dalam suatu tempat.
Interferensi ini dapat menguatkan atau
melemahkan.
(54)
8. Dapat terpolarisasi. Polarisasi adalah gerak oscilasi cahaya menuju arah tertentu
dimana medan magnet dan medan listriknya bergerak oscilasi saling tegak lurus.
9. Dapat terdispersi atau mengalami
penyebaran gelombang cahaya dikarenakan adanya celah-celah kecil. Berikut
(55)
LISTRIK
Beberapa komponen listrik yang biasa kita temui diantaranya :
1. Kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere
2. Potensial listrik (V) dengan satuan volt 3. Hambatan listrik (R) dengan satuan
ohm
(56)
RUMUS
Beberapa hubungan matematis besaran-besaran dalam listrik
Dengan
V = Potensial Listrik I = Kuat arus Listrik R = Hambatan Listrik P = Daya Listrik
V= I.R
(57)
KALOR DAN PEMUAIAN
Prinsip TermometerPrinsip Termometer Pengelingan Pengelingan Pemasanga n Kaca Jendela Pemasanga n Kaca Jendela Pemasanga n Rel KeretaApi
Pemasanga n Rel Kereta
Api
Keping Bimetal
Keping Bimetal
Energi kalor atau energi panas adalah energi yang dihasilkan dari gerakan-gerakan antar partikel saat suhu suatu zat
dinaikkan
Energi kalor atau energi panas adalah energi yang dihasilkan dari gerakan-gerakan antar partikel saat suhu suatu zat
dinaikkan
Energi kalor dapat menyebabkan kenaikkan suhu pada suatu zat dan juga pemuaian. Contoh pemuaian seperti di bawah
ini :
Energi kalor dapat menyebabkan kenaikkan suhu pada suatu zat dan juga pemuaian. Contoh pemuaian seperti di bawah
(58)
RUMUS
Secara matematis , hubungan yang terjadi dalam energi kalor dapat dituliskan seperti berikut :
(59)
TATA SURYA
Teori Pembentuk
an Teori Pembentuk
an Klasifika
si Planet
Klasifika si Planet
(60)
PLANET-PLANET DALAM TATA SURYA
Tata surya adalah tatanan yang terdiri atas matahari sebagai pusat peredaran 8 buah planet dan anggota
lainnya yang membentuk satuan fisik karena gaya tarik gravitasi matahari
MERKURIU
S VENUS BUMI MARS
(61)
KLASIFIKASI PLANET
Klasifikasi Klasifikasi Berdasarkan Letak Berdasarkan Letak Bumi sebagai pembatas Bumi sebagai pembatas Sabuk asteroid sebagai pembatas Sabuk asteroid sebagai pembatas Berdasarkan Penyusun Berdasarkan Penyusun(62)
(63)
BERDASARKAN PENYUSUN
Berdasarkan
Materi
Penyusun
Berdasarkan
Materi
Penyusun
Jovian (tersusun dari gas) yaitu:jupiter, saturnus, uranus, neptunus Terrestrial (tersusun dari batu silikat) yaitu: merkurius,venu s, bumi, mars
(64)
TEORI PEMBENTUKAN
Teori Nebula (Immanuel Kant) Teori Nebula (Immanuel Kant)
Teori Awan Debu (Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper)
Teori Awan Debu (Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper)
Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys) Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)
(65)
Teori Planetesimal (Moulton
dan Chamberlein)
Teori Planetesimal (Moulton
dan Chamberlein)
Teori Bintang Kembar
(Lyttleton)
Teori Bintang Kembar
(Lyttleton)
(66)
TEORI PEMBENTUKAN
1. Teori Nebula
Dikemukakan oleh Imannuel Kant. Kant
mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sebuah nebula atau awan tipis yang menyebar, bersuhu tinggi, tetapi berputar sangat lambat.
Perputaran yang lambat ini menyebabkan adanya gumpalan-gumpalan di beberapa daerah pada
nebula tersebut. Gumpalan tersebut disebut inti massa. Inti massa yang terbesar ada di tengah sedangkan yang lainnya tersebar. Seiring
berjalannya waktu nebula tersebut mengalami
pendinginan. Gumpalan-gumpalan yang menyebar berubah menjadi planet sedangkan gumpalan
terbesar yang terletak ditengah tetap menjadi bola pijar yaitu matahari.
(67)
2. Teori Awan Debu
Dikemukakan oleh Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper. Menurut mereka, tata surya terbentuk dari awan
yang luas yang menyebar di luar angkasa. Awan tersebut tersusun dari gas hidrogen dan helium.
Dikarenakan ketidak stabilan kondisi pada awan itu dan perputaran yang sangat cepat terjadilah
penyusutan awan menjadi cakram yang menggelembung tengahnya. Bagian
menggelembung ditengah adalah yang kita kenal dengan matahari sedangkan cakram disekelilingnya adalah planet-planet.
(68)
3. Teori Pasang Surut
Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Menurut mereka pada awal pembentukan tata surya,
hanyalahnmatahari yang menjadi anggota tata
surya kita. Kemudian pada suatu saat ada bintang yang melintas dekat matahari. Gravitasi bintang ini menyebabkan materi dari matahari tertarik keluar sebagian menyerupai bentuk cerutu, yaitu
menggembung di tengah dan mengecil di ujung. Bagian cerutu itulah yang kemudian terus
berputar-putar mengelilingi matahari. Kemudian bagian matahari yang mencuat tersebut lama kelamaan menjadi planet.
(69)
4. Teori Planetesimal
Dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlein. Pada teori ini, sebagian materi matahari yang mencuat keluar akibat gravitasi bintang yang
melintas di dekatnya tidak lantas menjadi planet, melainkan membeku menjadi batu-batu kecil
cikal bakal planet yang disebut planetesimal. Planetesimal tersebut kemudian berputar
mengelilingi matahari. Planetesimal yang besar menyapu planetesimal yang kecil yang akhirnya saling bergerumul membentuk planet.
(70)
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh Lyttleton. Teori ini mengatakan bahwa asalnya matahari itu
berupa bintang kembar. Kedua bintang ini saling mengitari satu sama lain. Pada suatu saat ada bintang lain yang menabrak salah satu bintang ini. Bintang yang tertabrak pun hancur dan materi-materi dari bintang
tersebut berputar mengelilingi kembarannya. Serpihan-serpihan kecil inilah yang kemudian akan membentuk planet, sedangkan bintang yang tidak tertabrak disebut matahari.
(1)
Teori Planetesimal (Moulton
dan Chamberlein)
Teori Planetesimal (Moulton
dan Chamberlein)
Teori Bintang Kembar
(Lyttleton)
Teori Bintang Kembar
(Lyttleton)
(2)
TEORI PEMBENTUKAN
1. Teori Nebula
Dikemukakan oleh Imannuel Kant. Kant
mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sebuah nebula atau awan tipis yang menyebar, bersuhu tinggi, tetapi berputar sangat lambat.
Perputaran yang lambat ini menyebabkan adanya gumpalan-gumpalan di beberapa daerah pada
nebula tersebut. Gumpalan tersebut disebut inti massa. Inti massa yang terbesar ada di tengah sedangkan yang lainnya tersebar. Seiring
berjalannya waktu nebula tersebut mengalami
pendinginan. Gumpalan-gumpalan yang menyebar berubah menjadi planet sedangkan gumpalan
terbesar yang terletak ditengah tetap menjadi bola pijar yaitu matahari.
(3)
2. Teori Awan Debu
Dikemukakan oleh Von Weizsaecker dan G.P. Kuiper. Menurut mereka, tata surya terbentuk dari awan
yang luas yang menyebar di luar angkasa. Awan tersebut tersusun dari gas hidrogen dan helium.
Dikarenakan ketidak stabilan kondisi pada awan itu dan perputaran yang sangat cepat terjadilah
penyusutan awan menjadi cakram yang menggelembung tengahnya. Bagian
menggelembung ditengah adalah yang kita kenal dengan matahari sedangkan cakram disekelilingnya adalah planet-planet.
(4)
3. Teori Pasang Surut
Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Menurut mereka pada awal pembentukan tata surya,
hanyalahnmatahari yang menjadi anggota tata
surya kita. Kemudian pada suatu saat ada bintang yang melintas dekat matahari. Gravitasi bintang ini menyebabkan materi dari matahari tertarik keluar sebagian menyerupai bentuk cerutu, yaitu
menggembung di tengah dan mengecil di ujung. Bagian cerutu itulah yang kemudian terus
berputar-putar mengelilingi matahari. Kemudian bagian matahari yang mencuat tersebut lama kelamaan menjadi planet.
(5)
4. Teori Planetesimal
Dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlein. Pada teori ini, sebagian materi matahari yang mencuat keluar akibat gravitasi bintang yang
melintas di dekatnya tidak lantas menjadi planet, melainkan membeku menjadi batu-batu kecil
cikal bakal planet yang disebut planetesimal. Planetesimal tersebut kemudian berputar
mengelilingi matahari. Planetesimal yang besar menyapu planetesimal yang kecil yang akhirnya saling bergerumul membentuk planet.
(6)
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh Lyttleton. Teori ini mengatakan bahwa asalnya matahari itu
berupa bintang kembar. Kedua bintang ini saling mengitari satu sama lain. Pada suatu saat ada bintang lain yang menabrak salah satu bintang ini. Bintang yang tertabrak pun hancur dan materi-materi dari bintang
tersebut berputar mengelilingi kembarannya. Serpihan-serpihan kecil inilah yang kemudian akan membentuk planet, sedangkan bintang yang tidak tertabrak disebut matahari.