PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALB DI SLB BC YATIRA CIMAHI.

(1)

SMALB DI SLB BC YATIRA CIMAHI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Feny Riany 1100502

DEPARTEMENPENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

FENY RIANY 1100502

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS

XII SMALB DI SLB BC YATIRA CIMAHI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dr. Permanarian Somad, M.Pd NIP.195404081981032001

Pembimbing II

Dr.Iding Tarsidi, M.Pd NIP 196601041993011001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Budi Susetyo, M. Pd. NIP. 195809071987031001


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Pelatihan Cetak Sablon Digital Dalam Meningkatkan Produktivitas Siswa Tunarungu Kelas XII SMALB Di SLB BC YATIRA Cimahi” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Feny Riany NIM. 1100502


(4)

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALB

DI SLB BC YATIRA CIMAHI

Oleh: Feny Riany (1100502)

Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung

Permasalahan yang diungkap adalah kurangnya program pembelajaran keterampilan vokasional yang ada di sekolah sehingga siswa tunarungu tidak memiliki keterampilan yang mumpuni dan berpengaruh pada produktivitas siswa tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan gambaran secara objektif mengenai penerapan pelatihan cetak sablon digital dalam meningkatkan produktivitas siswa tunarungu kelas XII di SLB BC Yatira Cimahi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Experimental Design dengan menggunakan desain One Group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa tunarungu di SLB BC Yatira Cimahi yang berjumlah 6 orang di kelas XII SMALB. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah yaitu tes kinerja. Hipotesis yang diajukan bahwa penerapan pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu terbukti dengan adanya peningkatan skor yang signifikan setelah siswa mengikuti pelatihan. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak sekolah dan guru bahwa program pelatihan keterampilan dapat menjadi acuan untuk mendapatkan keterampilan yang mumpuni dan dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu.


(5)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF DIGITAL SCREEN PRINTING TRAINING IN INCREASING PRODUCTIVITY OF HEARING IMPAIRMENT STUDENTS CLASS XII

IN SLB BC YATIRA CIMAHI

By Feny Riany (1100502)

Department of Special Education FIP UPI Bandung

The problems revealed was the lack of vocational skills learning programs in schools so that hearing

i pai e t stude ts do ’t have a ualified skills and affected to their productivity. This study aimed to obtain information and objective overview of the application of digital screen printing training in improving the productivity of hearing impairment students in class XII SLB BC Yatira Cimahi. To achieve these objectives, the research method used is Pre-Experimental Design using one group Pretest-Posttest Design. The sample used in this study is hearing impairment students in SLB BC Yatira Cimahi totaling 6 students in the class XII SMALB. Data collection techniques used is the performance tests. The hypothesis proposed that the application of digital screen printing training can improve the productivity of hearing impairment students. Based on the results of this study concluded that the digital screen printing training can increase productivity of hearing impairment students as evidenced by the significant increase in

sco es afte the stude t t ai i g. The efo e, it’s suggested to the schools a d teache s that the skills

training program may be a reference to obtain qualified skills and increase productivity of hearing impairment students.


(6)

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Deskripsi Teori ... 9

1. Dampak Ketunarunguan Terhadap Keterampilan Vokasional ... 9

2. Keterampilan Cetak Sablon Digital ... 10

3. Pelatihan Keterampilan Cetak Sablon Digital Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Anak Tunarungu ... 12

B. Penelitian Yang Relevan ... 14

C. Kerangka Berpikir ... 14

D. Hipotesis Penelitian ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Variabel Penelitian ... 17

B. Metode Penelitian ... 19

C. Populasi dan Sampel ... 20


(7)

1. Kisi-kisi Instrumen ... 21

2. Pembuatan Butir Soal ... 22

3. Kriteria Penilaian Indtrumen ... 22

4. Validitas Instrumen ... 25

5. Reliabilitas Instrumen ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Prosedur Penelitian ... 29

1. Persiapan Penelitian ... 29

2. Pelaksanaan Penelitian ... 30

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pelatihan Cetak Sablon Digital ... 31

G. Teknik Pengolahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Temuan Hasil Penelitian ... 34

B. Pengolahan Data ... 41

C. Pengujian Hipotesis ... 42

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 47

A. Simpulan ... 47

B. Rekomendasi ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(8)

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Subjek Penelitian ... 20

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Produktivitas ... 21

3.3 Kriteria Penilaian Instrumen Penelitian ... 22

3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 28

4.1 Skor Pre-test ... 34

4.2 Skor Post-test ... 35

4.3 Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test Mengenal Alat dan Bahan Untuk Mencetak Sablon Digital ... 35

4.4 Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test Menggunakan Program Aplikasi Corel Draw ... 36

4.5 Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test mencetak Sablon Digital ... 38

4.6 Peningkatan Skor Pre-test dan Post-test Produktivitas Siswa Tunarungu Kelas XII SMALB ... 39


(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman


(10)

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Skor Pre test dan Post test Mengenal Alat dan Bahan Untuk Mencetak

Sablon Digital ... 36 4.2 Skor Pre test dan Post test Menggunakan Program Aplikasi Corel Draw 37 4.3 Skor Pre test dan Post test Mencetak Sablon Digital ... 39 4.4 Peningkatan Skor Pre-Test Dan Post-Test Produktivitas Siswa


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa tunarungu jenjang SMALB termasuk dalam masa dimana siswa dituntut untuk siap memasuki dunia kerja, kemasyarakatan serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada masa ini, anak tunarungu sudah memasuki tingkat pergaulan yang lebih luas, dimana mereka hidup bersosialisasi dalam lingkungan sosial dengan segala permasalahannya. Agar mereka dapat menyelesaikan segala permasalahan dalam kehidupannya diperlukan berbagai keterampilan hidup.

Depdiknas (2005, hlm. 3) mengemukakan bahwa “kecakapan (keterampilan) hidup, ada yang bersifat generik dan spesifik”. Keterampilan hidup generik mencakup keterampilan pribadi dan sosial, sedangkan keterampilan hidup spesifik mencakup keterampilan akademik dan vokasional.

Salah satu keterampilan hidup yang harus dikuasai anak tunarungu adalah keterampilan vokasional. Menurut Puskur Depdiknas (2007), keterampilan vokasional merupakan keterampilan membuat sebuah produk yang berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Bekal keterampilan vokasional seorang siswa diharapkan dapat digunakan untuk memperoleh pekerjaan sesuai bidang yang diminatinya. Pembelajaran keterampilan vokasional bagi siswa tunarungu perlu diselenggarakan melalui suatu kegiatan yang berencana, bertahap dan berkelanjutan sebagai bekal untuk menjadi manusia yang terampil, mandiri, dan bertanggung jawab dalam kehidupannya. Salah satu tempat penyelenggara pembelajaran keterampilan vokasional bagi anak tunarungu adalah Sekolah Luar Biasa (SLB).

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan salah satu wadah yang dapat mengoptimalkan potensi, minat, bakat anak tunarungu melalui pendidikan dan keterampilan. Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran. Secara potensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak mendengar pada


(12)

2

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umumnya. Mereka memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai kegiatan kehidupan, salah satunya adalah bekerja. Namun pada kenyataannya dengan kondisi anak tunarungu yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi dan berinteraksi, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap anak tunarungu masih rendah sehingga menjadikan mereka sulit diterima dalam dunia pekerjaan setelah lulus sekolah. Minimnya lapangan pekerjaan bagi anak tunarungu menjadikan penyebab utama mengapa mereka dituntut untuk memiliki keterampilan agar dapat bersaing dalam kehidupan bermasyarakat.

Fungsi dari sekolah tidak hanya mendidik siswanya menjadi manusia yang memiliki intelektual tinggi tetapi diharapkan sosialisasi, keterampilan serta tanggung jawab dapat terbentuk sebagai bekal untuk hidup mandiri dan mampu berperan dalam kehidupan masyarakat. Sekolah berkewajiban dalam memberikan pembelajaran kecakapan hidup, yang berorientasi pada keterampilan vokasional. Kegiatan pembelajaan vokasional pada jenjang SMALB mencakup 60% dari keseluruhan muatan isi mata pelajaran. Berdasarkan kurikulum dalam pembelajaran keterampilan vokasional, sistem pembelajaran terkonsentrasi pada keahlian serta kejuruan khusus. Siswa secara langsung dapat mengembangkan keahliannya sesuai dengan minat dan bakatnya serta kebutuhan lapangan atau pekerjaan yang diminatinya.

Dari hasil studi pendahuluan di SLB BC YATIRA Cimahi, program pembelajaran keterampilan vokasional yang ada di sekolah dapat dikatakan kurang karena hanya ada beberapa program pembelajaran keterampilan yang diberikan. Pelaksanaan program pembelajaran keterampilan vokasional dapat dikatakan belum optimal karena terdapat beberapa kendala dan kesulitan yang dihadapi yaitu: 1) keterbatasan biaya, menyebabkan pihak sekolah sulit untuk memfasilitasi program keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat siswa; 2) keterbatasan tenaga pendidik, masih banyak guru dalam mengajarkan keterampilan kurang kompeten di bidangnya dan hanya berdasarkan pengalaman yang dimiliki serta kurangnya mengikuti pelatihan-pelatihan keterampilan; 3) kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran keterampilan seperti ruangan, alat dan bahan yang kurang memadai. Kendala-kendala tersebut mengakibatkan kurangnya motivasi siswa


(13)

untuk mengikuti proses pembelajaran keterampilan vokasional. Hal ini menyebabkan siswa tunarungu tidak memiliki keterampilan yang mumpuni bagi kehidupannya setelah lulus sekolah sehingga banyak siswa tunarungu yang masih bergantung kepada orang tuanya dan menjadi pengangguran setelah lulus sekolah.

Pendidikan keterampilan atau sering disebut pendidikan vokasi (vokasional), merupakan pendidikan alternatif pembelajaran yang diyakini mampu menjadi solusi dalam mengurangi jumlah pengangguran anak tunarungu. Oleh sebab itu, Sekolah Luar Biasa wajib memiliki program pembelajaran keterampilan. Pembelajaran keterampilan vokasional menjadi sangat penting bagi siswa tunarungu karena pembelajaran vokasional dirancang untuk mengembangkan keahlian, kemampuan, pemahaman, tingkah laku, kebiasaan kerja dan kemandirian sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, trampil, memiliki disiplin tinggi, dan berjiwa kewirausahawan. Keterbatasan sarana prasarana di sekolah seharusnya tidak menjadi alasan mengapa sekolah tidak memberikan pembelajaran keterampilan. Sekolah masih bisa mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia tergantung pada kreatifitas guru menggunakannya sebagai bahan dari pembelajaran keterampilan vokasional yang akan diberikan. Jadi, salah satu alternatifnya adalah dengan memanfaatkan sarana prasaran yang telah ada dan memprioritaskannya dalam proses pembelajaran.

Salah satu sarana prasarana yang dimiliki di setiap sekolah adalah komputer dan printer. Dengan kedua benda tersebut sebenarnya guru dapat memberikan program pembelajaran keterampilan vokasional yang sesuai karena banyak jenis-jenis keterampilan vokasional yang dapat diterapkan di sekolah dengan menggunakan kedua benda tersebut. Salah satunya adalah keterampilan cetak sablon digital. Dengan adanya komputer, guru dapat memberikan pembelajaran penggunaan program grafis komputer seperti Corel Draw atau Photoshop yang memiliki fungsi untuk mendesain gambar sebagai langkah awal dalam proses mencetak sablon digital pada kaos, sehingga sarana prasarana yang ada dapat dioptimalkan. Pembelajaran keterampilan cetak sablon digital pada kaos ini dapat terlaksana dengan menggunakan kedua


(14)

4

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benda tersebut dan ditambah dengan beberapa alat dan bahan lainnya seperti transferpaper, setrika dan gunting.

Pemberian keterampilan cetak sablon digital merupakan suatu cara pengembangan kemampuan menyablon kaos bagi siswa tunarungu. Pada dasarnya sablon dapat dilakukan dengan cara manual dan digital. Namun teknik sablon digital dirasa lebih mudah diaplikasikan karena tidak memerlukan alat yang mahal dan bahan-bahan yang diperlukan mudah didapat serta proses pengerjaannya lebih cepat dibanding dengan menggunakan teknik sablon manual. Pembelajaran keterampilan cetak sablon digital pada kaos ini dirasa sangat cocok untuk diberikan kepada siswa tunarungu karena keterampilan ini berbasis visual sehingga proses pembelajaran lebih konkrit dan siswa tunarungu dapat mengoptimalkan indera penglihatannya dalam proses belajar untuk memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa serta dapat menghasilkan produk yang lebih baik. Selain itu keterampilan ini melatih siswa tunarungu menjadi produktif dimana siswa mampu membuat dan menghasilkan suatu produk. Salah satu produk yang dapat dihasilkan adalah kaos, kaos banyak digunakan oleh kalangan remaja karena sesuai dengan usianya pemakaian kaos dirasa sangat fleksibel dan nyaman digunakan bagi kalangan remaja yang melakukan banyak aktifitas dan kaos memiliki berbagai macam bentuk, warna dan corak atau desain yang unik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi pemakainya.

Dilihat dari segi ekonomi, kaos merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan fungsi sablon untuk memberi gambar yang unik pada kaos sebagai daya tarik masyarakat untuk membeli kaos tersebut. Hal ini menjadikan kaos dengan sablon digital memiliki nilai jual di pasaran sehingga membuka peluang usaha yang besar. Setelah diberikan keterampilan cetak sablon digital pada kaos diharapkan dapat memberikan motivasi bagi siswa dalam melihat peluang usaha sehingga siswa tunarungu dapat bekerja dalam sebuah perusahan ataupun membuka lapangan pekerjaanya sendiri untuk menunjang kemandiriannya di masyarakat.

Produktivitas siswa tunarungu dapat digali dan ditingkatkan dengan keterampilan yang telah dimiliki. Keterampilan cetak sablon digital pada kaos


(15)

merupakan salah satu media bagi siswa tunarungu untuk menuangkan kreativitasnya dalam menciptakan desain sesuai dengan keinginan yang dapat tersalurkan melalui desain kaos. Produktivitas siswa tunarungu tidak serta merta dimiliki dan berkembang begitu saja, akan tetapi perlu adanya pengajaran keterampilan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan secara umum merupakan bagian pendidikan yang menggambarkan suatu proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan metode yang lebih mengedepankan praktek dari pada teori. Menurut Pribadi (2014, hlm. 9) ,

“program pelatihan pada dasarnya berisi aktivitas pembelajaran yang dilakukan agar peserta mampu menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dilatihkan”. Program pelatihan diselenggrakan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berpengetahuan, terampil, dan memiliki sikap positif terhadap bidang pekerjaan yang akan digeluti. Dengan menerapkan pelatihan cetak sablon digital diharapkan dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana “

Penerapan Pelatihan Cetak Sablon Digital Dalam Meningkatkan Produktivitas Siswa Tunarungu kelas XII SMALB di SLB BC YATIRA CIMAHI ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ apakah penerapan pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu “.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan penelitian a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan pelatihan cetak sablon digital dalam meningkatkan produktivitas siswa tunarungu di tingkat SMALB.

b. Tujuan khusus


(16)

6

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Produktivitas siswa tunarungu setelah diberikan pelatihan cetak sablon digital

2) Produktivitas siswa tunarungu sebelum diberikan pelatihan cetak sablon digital

3) Untuk mengetahui penerapan pelatihan cetak sablon digital dalam meningkatkan produktivitas siswa tunarungu di SLB BC YATIRA Cimahi.

D. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi mengenai penerapan pelatihan cetak sablon digital dalam meningkatkan produktivitas siswa tunarungu.

b. Secara Praktis

1) Bagi penulis, sebagai pengalaman dan bahan kajian dalam menyatukan pengetahuan teoritis berdasarkan hasil yang di peroleh dilapangan serta menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman mengenai penerapan pelatihan cetak sablon digital dalam meningkatkan produktivitas siswa tunarungu.

2) Bagi siswa, memberikan pembelajaran untuk meningkatkan produktivitas melalui pelatihan keterampilan cetak sablon digital dan memotivasi siswa tunarungu agar mampu membuka lapangan pekerjaan, untuk menunjang kehidupan mandiri.

3) Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk membuat dan melaksanakan suatu program pelatihan dan pembelajaran keterampilan vokasional bagi siswa tunarungu agar lebih produktif.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Suatu skripsi atau karya tulis ilmiah perlu memiliki suatu sistematika penulisan yang tepat dan benar, sehingga pembaca bisa memahami isi dari skripsi yang dibuat oleh penulis. Untuk mempermudah dalam pembahasan


(17)

dan penyusunan skripsi ini, berikut akan dijelaskan bagian-bagian yang menjadi pokok bahasan :

Bab I membahas tentang latar belakang penelitian yang akan dilakukan. Latar belakang dari penelitian ini adalah produktivitas siswa tunarungu kelas XII SMALB yang perlu ditingkatkan karena mereka dituntut untuk siap memasuki dunia kerja, kemasyarakatan serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Produktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui pelatihan keterampilan. Salah satu keterampilan yang cocok diajarkan pada siswa tunarungu adalah keterampilan mencetak sablon digital karena keterampilan ini berbasis visual yang sesuai dengan karakteristik siswa tunarungu. Dalam bab I ini akan dijelaskan tentang rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan skripsi.

Bab II membahas tentang landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang membahas tentang judul dan permasalahan pada penelitian ini. Landasan teoritis yang akan dibahas adalah mengenai pelatihan, keterampilan cetak sablon digital, peningkatan produktivitas anak tunarungu. Pada bab II ini membahas pula mengenai penelitian terdahulu yang relevan dan kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.

Bab III membahas tentang metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian Preexperimental Design. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah One-grup pre-test-post-test design yaitu satu kelompok eksperimen yang diukur variabel dependennya (pre-test), kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali variabel dependennya (post-test), tanpa ada kelompok pembanding. Untuk memperoleh data penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes perbuatan. Pada bab ini juga akaan dibahas mengenai variabel penelitian, instrument penelitian, subjek dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data penelitian.

Bab IV membahas hal-hal yang penting dalam penelitian yaitu temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian. Adapun hal yang dibahas diantaranya temuan dri hasil penelitian,


(18)

8

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengolahan data, pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian yang terkait dengan penerapan pelatihan cetak sablon digital dalam meningkatkan produktivitas siswa tunarungu kelas XII SMALB.

Bab V membahas penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan saran.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Variabel Penelitian

Jika melihat judul penelitian “Penerapan Pelatihan Cetak Sablon Digital Dalam Meningkatkan Produktivitas Siswa Tunarungu Kelas XII SMALB Di SLB BC Yatira Cimahi“, maka tedapat dua variabel yaitu:

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014, hlm. 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan cetak sablon digital. Menurut Nanang Budianas (2005) “pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori”. Sablon digital adalah proses penyablonan yang menggunakan teknologi mesin transfer panas untuk mencetak gambar atau tulisan pada sebuah media (Gunawan, 2013, hlm. 57). Media yang bisa digunakan adalah kaos.

Dapat disimpulkan bahwa “pelatihan cetak sablon digital adalah proses belajar yang lebih mengutamakan praktek untuk meningkatkan kemampuan atau keahlian dalam proses penyablonan yang menggunakan mesin transfer panas untuk mencetak gambar dalam waktu yang relatif singkat”.

Adapun proses dalam program mencetak sablon digital pada kaos yang dapat diaplikasikan adalah mengoperasikan komputer yang didalamnya terdapat aplikasi Corel Draw. Aplikasi Corel Draw digunakan untuk memilih dan memasukkan gambar atau membuat desain gambar. Selain itu aplikasi Corel Draw digunakan untuk mengubah ukuran gambar sesuai keinginan dan mensetting gambar menjadi terbalik (mirror) dengan menggunakan tools yang terdapat didalamnya. Setelah gambar disetting mirror, gambar dapat dicetak pada kertas transferpaper dan gambar tersebut


(20)

18

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunting pada setiap sisinya dengan jarak 2 mm, kemudian gambar tersebut ditempelkan di atas kaos dan digosokan menggunakan setrika dengan suhu maksimum secara merata selama ± 5-10 menit. Setelah itu kertas tranferpaper dapat dilepas secara perlahan dan gambarpun berpindah ke atas kaos.

2. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014, hlm. 39).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan produktivitas.

Kata produktivitas berasal dari bahasa Inggris yakni productivity.kata itu merupakan gabungan dari dua kata yaitu product dan activity. Secara sederhana, kata itu diartikan sebagai kegiatan untuk menghasilkan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang lebih tinggi atau lebih banyak.

Produktivitas mengandung makna keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang. National Productivity Board (NPB) merumuskan produktivitas sebagai sikap mental (Attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perbaikan tersebut diharapkan menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang lebih layak.

Hasibuan (2001), mengatakan bahwa pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja . Pelatihan dimaksudkan dapat mendorong produktivitas melalui peningkatan keterampilan. Hal ini bertujuan agar setelah pelatihan seseorang memiliki kemampuan/keahlian baru dan mampu mengemban tugas dan pekerjaan sebaik mungkin sehingga pada akhirnya dapat mendorong kemajuan setiap usaha guna menunjang kehidupan yang lebih layak

Dalam penelitian ini produktivitas siswa dapat terlihat dari kemampuan yang akan dikembangkan melalui pelatihan keterampilan cetak sablon digital. Adapun produktivitas siswa yang diukur mencakup:


(21)

a. Desain produk (desain gambar yang akan di produksi sebagai barang) b. Bahan produksi (digunakan seefisien mungkin)

c. Produksi (kuantitas dan kualitas produk)

d. Produk (pembuatan dan pengembangan produk).

B.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2014, hlm. 72) berpendapat bahwa :

“Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan”. Penelitian ini menggunakan desain Pre-Experiment dengan bentuk One Group Pretest – Posttest Design yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa ada pembanding, dengan cara memberikan tes awal dan tes akhir terhadap sampel penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan signifikan antara hasil test awal dan test akhir pada kelompok eksperimen. Dari hasil test awal dan tes akhir tersebut dapat terlihat berpengaruh atau tidaknya perlakuan (treatment) yang telah diberikan. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:(Sugiyono, 2014, hlm. 75)

Keterangan :

O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)

O2 = nilai posttest (setelah diberi diklat)

X = diklat atau perlakuan

Adapun eksperimen ini dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan.Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan merupakan

pengaruh dari eksperimen yang diberikan.


(22)

20

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

SLB-BC Yatira Cimahi.

2. Sampel

Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sugiono (2014, hlm.85) mengemukakan hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMALB Yatira Kota Cimahi.

Berdasarkan pada teknik sampling jenuh, maka sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik berjumlah 6 orang kelas XII SMALB di SLB BC Yatira Cimahi.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian No Kode Sampel Jenis

Kelamin Usia

1 J Laki-laki 19 tahun

2 MF Laki-laki 22 tahun

3 AS Laki-laki 21 tahun

4 AH Laki-laki 19 tahun

5 MT Laki-lak 18 tahun

6 RR Laki-laki 20 tahun

D.Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati yang bertujuan untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik


(23)

sehingga lebih mudah untuk diolah. Instrumen yang digunakn dalam penelitian ini adalah test yang dapat mengukur produktivitas siswa kelas XII SMALB dalam ruang lingkup keterampilan cetak sablon digital.

Untuk membuat instrumen peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi soal dalam penelitian ini dibuat dan dikembangkan oleh peneliti. Kisi-kisi itu sendiri merupakan sebuah indikator yang akan diteskan dan ditetapkan pada butir-butir soal yang disesuaikan dengan variabel penelitian. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan produktivitas melalui keterampilan mencetak sablon digital yaitu:

a. Mengenal alat dan bahan yang digunakan untuk mencetak sablon digital b. Menggunakan program aplikasi Corel Draw

c. Mencetak sablon pada kaos

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Produktivitas

Ruang

Lingkup Aspek Indikator Butir Instrumen

Keterampilan Cetak Sablon Digital

Bahan Produksi

1. Mengenal alat dan

bahan yang

digunakan untuk mencetak sablon digital

1.1Menyebutkan nama-nama alat dan bahan

1.2Menyebutkan fungsi dari alat dan bahan

Desain Produk

2. Menggunakan program aplikasi Corel Draw

2.1Membuat desain gambar sendiri atau menggunakan desain gambar yang sudah ada 2.2Mengubah ukuran gambar 2.3Mensetting mirror gambar

yang dipilih Produksi

& Produk

3. Mencetak sablon pada kaos

3.1Mencetak gambar pada transferpaper dengan menggunakan printer

3.2Menggunting sisi gambar dengan jarak 2 mm dari ujung


(24)

22

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambar yang sudah tercetak di transferpaper

3.3Menempelkan gambar pada kaos

3.4Menekan dan menggosok-gosok setrika pada gambar secara merata dengan suhu maksimum

3.5Melepas kertas transferpaper secara perlahan

2. Pembuatan Butir Soal

Butir soal dibuat berdasarkan indikator yang dibuat pada kisi-kisi instrumen penelitian. Jumlah soal secara keseluruhan berjumlah 10 butir soal, terbagi ke dalam empat indikator, yaitu 1) 2 soal untuk mengetahui kemampuat mengenai alat dan bahan untuk mencetak sablon digital; 2) 3 soal untuk mengetahui kemampuan menggunakan aplikasi Corel Draw; 4) 5 soal untuk mengetahui kemampuan mencetak sablon pada kaos.

3. Menentukan Kriteria Penilaian Instrumen

Kriteria penilaian dibuat untuk menetapkan skor atau nilai hasil belajar, sehingga dapat diketahui seberapa besar hasil atau nilai yang dicapai atau diperoleh oleh sampel penelitian. Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang berbentuk Rating Scale dimana data mentah diperoleh berupa angka dan setiap angkanya dapat ditafsirkan pada setiap instrumen. Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

Table 3.3

Kriteria Penilaian Instrumen Penelitian

No Indikator Butir Instrumen

Nilai

3 2 1 0

1. Mengenal alat dan bahan yang digunakan

Menyebutkan nama-nama alat dan bahan

Jika siswa mampu menyebut

kan 5

Jika siswa mampu menyebut

kan 3

Jika siswa mampu menyebut

kan 1

Jika siswa tidak mampu menyebut


(25)

untuk mencetak sablon digital

nama alat dan bahan dengan benar

nama alat dan bahan dengan benar

nama alat dan bahan dengan benar

kan nama alat dan bahan dengan benar Menyebutkan

fungsi dari alat dan bahan

Jika siswa mampu menyebut

kan 5

fungsi alat dan bahan dengan benar

Jika siswa mampu menyebut

kan 3

fungsi alat dan bahan dengan benar

Jika siswa mampu menyebut

kan 1

fungsi alat dan bahan dengan benar

Jika siswa tidak mampu menyebut kan fungsi alat dan bahan dengan benar 2. Menggunak

an program aplikasi Corel Draw

Membuat desain gambar

sendiri atau menggunakan desain

gambar yang sudah ada

Jika siswa mampu membuat desain gambar dari hasil kreativitas sendiri

Jika siswa mampu membuat desain gambar dengan mengedit gambar yang sudah ada

Jika siswa mampu mengguna kan desain gambar yang sudah ada

Jika siswa tidak mampu membuat desain atau mengguna kan desain gambar yang sudah ada Mengubah ukuran gambar

Jika siswa mampu mengubah ukuran gambar sesuai ukuran kertas

Jika siswa mampu mengubah ukuran gambar tetapi tidak sesuai dengan ukuran kertas

Jika siswa mampu mengubah ukuran gambar dengan bantuan

Jika siswa tidak mampu mengubah ukuran gambar Mensetting mirror desain gambar yang dipilih

Jika siswa mampu mensetting mirror desain gambar

Jika siswa mampu mensetting mirror desain gambar

Jika siswa mampu mensetting mirror desain gambar

Jika siswa tidak mampu mensetting mirror desain


(26)

24

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tetapi hanya sebagian dengan bantuan gambar

3. Mencetak sablon pada kaos

Mencetak gambar pada transferpaper dengan menggunakan printer

Jika siswa mampu mencetak gambar dengan posisi lurus dengan posisi kertas yang benar

Jika siswa mampu mencetak gambar dengan posisi miring dengan posisi kertas yang benar

Jika siswa mampu mencetak gambar tetapi tidak beraturan

Jika siswa tidak mampu mencetak gambar

Menggunting sisi gambar dengan jarak

± 2 mm dari

ujung gambar yang sudah tercetak di transferpaper

Jika siswa mampu menggunti ng sisi gambar dengan jarak 2 mm

dengan rapi

Jika siswa mampu menggunti ng sisi gambar dengan jarak 1 mm

dengan rapi

Jika siswa mampu menggunti ng gambar tanpa jarak

Jika siswa tidak mampu menggunti ng sisi gambar

Menempelkan gambar pada kaos

Jika siswa mampu menempel kan gambar pada kaos dengan sesuai dengan letak desain yang sudah ditentukan

Jika siswa mampu menempel kan gambar pada kaos sesuai dengan letak desain yang sudah ditentukan tetapi posisinya miring

Jika siswa mampu menempel kan gambar pada kaos tetapi tidak beraturan atau tidak sesuai dengan letak desain yang sudah ditentukan

Jika siswa tidak mampu menempel kan gambar pada kaos


(27)

Menekan dan menggosok-gosok setrika pada gambar secara merata

± 5-10 menit

Jika siswa mampu menggoso k setrika pada gambar sampai gambar menempel seluruhnya

Jika siswa mampu menggoso k setrika pada gambar sampai gambar menempel seluruhnya tetapi gambar kurang rekat

Jika siswa mampu menggoso k setrika pada gambar tetapi gambar menempel sebagian

Jika siswa mampu menggoso k setrika pada gambar tetapi gambar tidak menempel Melepas kertas transferpaper

Jika siswa mampu melepas kertas sampai gambar berpindah ke atas kaos

Jika siswa mampu melepas kertas sampai gambar berpindah ke atas kaos tetapi gambar kurang rekat

Jika siswa mampu melepas kertas sampai gambar berpindah pada kaos tetapi gambar menempel sebagian

Jika siswa merobek kertas dan gambar tidak berpindah pada kaos

4. Validitas Instrumen

Pada suatu penelitian perlu dilakukan uji coba instrumen untuk mengetahui tingkat validitas dari instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini. suatu instrumen yang valid dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur kepada sampel penelitian. Uji validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan validitas isi berupa Judgement-Expert dengan teknik kecocokan para ahli.

Penilaian validitas instrumen dilakukan oleh satu orang dosen pendidikan khusus FIP UPI spesialisasi tunarungu dan dua orang guru di SLB-BC Yatira Cimahi. Format yang digunakan untuk melakukan uji validitas instrumen adalah dengan menggunakan format dikotomi, dengan


(28)

26

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cocok diberi nilai 1 dan jika tidak cocok diberi nilai 0, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Skor / presentase N = Jumlah Penilai F = Jumlah cocok

(perhitungan validitas instrument terlampir)

Butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih besar dari 50% (Susetyo, 2014, hlm. 57).

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas, maka diperoleh kesimpulan bahwa semua butir soal dinyatakan valid atau dapat dipakai dikarenakan persentase validitas dari setiap butir soal lebih dari 50%. Sehingga instrumen penelitian tentang produktivitas siswa tunarungu dapat digunakan.

5. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Menurut Arikunto (2006, hlm. 178) “jika instrumen yang dibuat dapat dipercaya atau reliabel, maka akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula”. Instrumen diujicobakan pada subyek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subyek penelitian, yaitu siswa tunarungu kelas XII SMALB.

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan reliabilitas konsistensi internal. Susetyo (2014, hlm. 67) mengemukakan bahwa reliabilitas konsistensi internal didasarkan pada sekor yang diperoleh dari satu perangkat alat ukur dengan satu kali pengukuran pada tes . Pengujian reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan cara internal consistency, karena mencobakan instrument sekali saja. Pengujian reliabilitas ini menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

P = F


(29)

(Purwanto, 2011, hlm. 175) Keterangan:

n = jumlah butir

� = varians butir ² = varians total

Sebelum menggunakan rumus di atas untuk mencari nilai reliabilitas, maka harus menghitung Varians total ² dan varians item terlebih dahulu dengan menggunakan rumus:

²

=

∑��2− ∑�� ²

�²

=

∑�2− ∑�� ²

� dihitung tiap butir kemudian dijumlahkan �

²

=

²

+

²

+

²

+

²

+

²

+…

N = jumlah responden

Perhitungan hasil coba instrumen adalah sebagai berikut: diketahui: N = 4

(tabel penolong untuk uji reliabilitas instrumen dengan Alfa Cronbach terlampir)

1) Menghitung varians total

²

=

∑��2− ∑�� ²

²

=

− 99 ²4

²

=

− ,

² = 2,1875


(30)

28

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Menghitung varians item

� = ²

+

²

+

²

+

²

+

²

+

²

+

²

+

²

+

²

+

² � = 0,25 + 0 + 0,19 + 0 + 0 + 0,19 + 0 + 0+ 0,25 + 0,19 � = 1,07

3) Menghitung reliabilitas instrumen

�= �−

{1-

∑ �² �²

}

�=

{1-

,,

}

�= 1,3– 0,51 �= 0,79

Setelah dihitung dan mendapatkan nilai reliabilitas maka dapat diinterpretasikan dengan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Cukup

0,60 – 0,79 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian (hasil uji reliabilitas terlampir), maka diperoleh harga = 0,79. Nilai tersebut tergolong pada koefisien reliabilitas tinggi, sehingga instrumen penelitian mengenai produktivitas dinyatakan reliabel dan dapat digunakan.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Menururt Arikunto (2006, hlm. 150) “tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan


(31)

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemamapuan/bakat yang dimiliki kelompok atau individu”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kinerja yang diberikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Soal-soal dibuat oleh peneliti sendiri sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat dan dikembangkan oleh peneliti. Tes kinerja tersebut merupakan pengukuran pemahaman dan kemampuan siswa dalam mencetak sablon digital. Tes yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan merupakan soal yang sama untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah diberikan perlakuan apakah ada perubahan atau tidak pada sampel penelitian.

F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Informasi yang diperoleh dapat dijadiakan acuan dalam pelaksanaan penelitian. Sebelum penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan dan mengetahui gambaran secara jelas tentang subyek penelitian yang ada di lapangan. b. Mengurus surat perizinan

1) Permohonan surat pengantar dari jurusan PKh untuk pengangkatan dosen pembimbing;

2) Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan dosen pembimbing dan surat pengantar izin penelitian untuk ke direktorat melalui Direktorat Akademik;

3) Mengurus surat penagntar izin penelitian mealalui Direktorat Akademik untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG);

4) Membuat surat izin penelitian di KESBANG berdasarkan surat pengantar dari Direktorat Akademik;

5) Menyerahkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB BC Yatira Cimahi.


(32)

30

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Menyusun instrumen penelitian mengenai keterampilan vokasional. Instrumen penelitian ini meliputi kisi-kisi instrumen, pembuatan butir soal, pembuatan program pelatihan cetak sablon digital.

7) Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan meminta penilaian para ahli (Expert Judgement). Para ahli tersebut adalah satu orang dosen dan dua orang guru SLB BC Yatira Cimahi. Kemudian melakukan uji reliabilitas dilakukan pada empat orang siswa tunarungu kelas XII SMALB di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.

2. Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan meliputi persiapan, pengambilan data, menghitung dan mengolah data. Penelitian dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar dan dilakukan di ruang kelas. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut

a) Meminta izin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian, mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal penelitian dan mendiskusikan rencana program pelatihan;

b) Melaksanakan pre test untuk mengetahui kemampuan dasar sampel penelitian dalam mencetak sablon digital. Pre test dilakukan kepada siswa kelas XII SMALB di SLB BC Yatira Cimahi dengan memberikan soal dalam bentuk tes kinerja tanpa bantuan peneliti maupun guru kelas. Hasil pre test yang di dapat murni kemampuan yang dimiliki anak. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat jumlah skor mampu yang diperoleh sampel.

c) Melaksanakan treatment selama empat kali pertemuan, yaitu melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mencetak sablon digital. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 80 menit (2 jam pelajaran). Adapun treatment yang diberikan sebagai berikut:


(33)

2) Treatment 2, membuat desain gambar 3) Treatment 3, mencetak desain gambar 4) Treatment 4, mencetak sablon pada kaos

d) Melaksanakn post test, yaitu pengukuran kembali hasil belajar dari program pelatihan mencetak salon digital untuk mengetahui sejauh mana treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas siswa tunarungu. Post test dilakukan kepada siswa kelas XII SMALB di SLB BC Yatira Cimahi dengan memberikan soal yang sama pada saat pre test yaitu soal dalam bentuk tes kinerja.

3. Langkah-langkah pelaksanaan pelatihan cetak sablon digital

Langkah – langkah pelatihan mencetak sablon digital pada kaos:

a. Peneliti memberikan penjelasan kepada siswa/sampel penelitian, bahwa akan belajar mencetak sablon digital pada kaos.

b. Peneliti mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mencetak sablon digital diharapkan siswa dapat mengetahui nama dan fungsi dari alat dan bahan yang digunakan..

c. Peneliti mencontohkan satu persatu langkah-langkah membuat kaos sablon digital kemudian diikuti oleh siswa dengan bimbingan peneliti. d. Pelatihan 1 mengenai langkah-langkah membuat desain kaos

menggunakan aplikasi Corel Draw X4. Peneliti memerintakhan siswa untuk mengoperasikan komputer kemudian membuka program aplikasi Corel Draw. Kemudian peneliti mencontohkan cara membuat desain kaos dengan menggunakan aplikasi Corel Draw. Siswa mencoba membuat desain kaos dan melakukannya berulang-ulang agar terbiasa menggunakan program aplikasi Corel Draw dan mengingat langkah-langkah membuat desain kaos.

e. Pelatihan 2 mengenai langkah-langkah membuat desain gambar menggunakan aplikasi Corel Draw X4. Peneliti mencontohkan cara membuat desain gambar dengan menggunakan aplikasi Corel Draw. Siswa mencoba membuat desain gambar dan melakukannya berulang-ulang. Dalam pelatihan membuat desain gambar, selain membuat gambar


(34)

32

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengubah ukuran gambar, mensetting mirror gambar, memberikan tulisan, mengubah jenis teks dan warna teks serta dapat memberikan effect pada gambar sesuai dengan kreativitas siswa menggunakan berbagai jenis effect yang terdapat dalam aplikasi Corel Draw.

f. Pelatihan 3 mengenai langkah-langkah mencetak gambar. Desain gambar yang sudah dibuat kemudian disetting mirror. Setelah itu siswa menyiapkan printer dan kertas transfer (transferpaper). Peneliti mencontohkan siswa cara mencetak desain gambar kemudian siswa mencoba mencetak desain gambar pada transferpaper dengan menggunakan printer. Setelah gambar dicetak peneliti memerintahkan siswa menggunting sisi gambar dengan jarak 2 mm dari ujung gambar yang sudah tercetak di transfer paper. Dalam pelatihan ini diharapkan siswa mampu menggunakan printer untuk mencetak gambar dan mampu membedakan posisi transferpaper ketika digunakan untuk mencetak gambar.

g. Pelatihan 4 mengenai proses mencetak sablon pada kaos. Peneliti mencontohkan cara mencetak sablon pada kaos. Setelah itu siswa mencoba mengikuti langkah-langkah yang dicontohkan mulai dari menyiapkan kaos yang akan disablon dengan permukaan kaos rata dan tidak berkerut lalu siswa meletakkan transfer paper yang telah digunting pada permukaan kaos. Kemudian tekan (press) dengan menggunakan setrika dengan suhu maksimum, gosok setrika pada kertas secara merata. Setelah itu siswa melepas transfer paper secara perlahan. Proses sablon digital selesai.

h. Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk mengulangi proses mencetak sablon digital pada kaos dari tahap awal sampai selesai dengan bimbingan peneliti.

i. Kegitan di atas dilakukan sampai siswa memahami langkah-langkah mencetak sablon digital pada kaos dan dapat melakukannya secara mandiri.


(35)

G.Teknik Pengolahan /Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan statistik non-parametrik uji Wilcoxon, karena sampel penelitiannya tidak terlalu banyak dan data yang diolah berskala ordinal. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 152) “teknik uji Wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal”. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menskor tes awal dan tes akhir dari setiap penilaian; 2. Mentabulasi skor tes awal dan tes akhir;

3. Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir; 4. Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir;

5. Menyusun ranking;

6. Melakukan uji tanda dengan membubuhkan tanda ( + ) untuk selisih positif antara tes akhir dan tes awal. Tanda ( - ) diberikan untuk selisih negatif antara tes akhir dan tes awal;

7. Menjumlahkan semua ranking bertanda positif dan negatif;

8. Membandingkan uji tanda hitung ( T hitung ) dengan uji tanda tabel (T tabel), untuk uji Wilcoxon;

9. Membuat kesimpulan, yaitu H0 ditolak apabila T hitung ≤ T tabel dan H0

diterima apabila T hitung > T tabel.

H0 = Penerapan pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan

produktivitas

H1 = Penerapan pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan


(36)

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI


(37)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu. Terbukti dengan adanya pengingkatan skor yang signifikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pelatihan cetak sablon digital. Peningkatan produktivitas siswa dapat terlihat dari kemampuan siswa mencetak sablon digital yang terdiri dari 4 aspek yaitu

1. Desain produk

Dalam aspek ini siswa mampu membuat desain kaos dan desain gambar yang akan di produksi sebagai barang sesuai dengan kreativitas masing-masing siswa. Hal ini ditunjukkan dengan semua siswa mengalami peningkatan skor pada aspek ini. Jumlah keseluruhan peningkatan skor pada aspek ini adalah 25 skor.

2. Bahan produksi

Dalam aspek ini siswa sudah mengenal nama dan fungsi dari alat dan bahan yang digunakan untuk mencetak sablon digital. Selain itu, beberapa siswa sudah mampu menggunakan alat dan bahan seefisien mungkin dengan cara menyesuaikan ukuran gambar dengan ukuran kertas yang akan digunakan. Hal ini ditunjukkan dengan semua siswa mengalami peningkatan skor pada aspek ini. Jumlah keseluruhan peningkatan skor pada aspek ini adalah 10 skor.

3. Produksi

Dalam aspek ini siswa mampu memproduksi barang dengan kualitas yang baik. Hal ini terlihat dari proses bekerja siswa yang tenang, teliti dan gesit serta hasil sablon siswa bagus dan rapi. Hal ini ditunjukkan dengan semua siswa mengalami peningkatan skor pada aspek ini. Jumlah keseluruhan peningkatan skor pada aspek ini adalah 58 skor.


(38)

48

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Produk

Setelah mengikti pelatihan dan menerapkan langkah-langkah mencetak sablon digital dengan baik, siswa sudah mampu menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai jual yang dibuatnya sendiri.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh Thitung = 0 ≤ Ttabel = 0, maka H1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu kelas XII SMALB di SLB BC Yatira Cimahi. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan sebagai suatu rekomendasi dalam pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah

Pelatihan keterampilan cetak sablon digital dapat menjadi pertimbangn sekolah dalam meningkatkan produktivitas siswa karena keterampilan ini cocok dan sesuai bagi siswa tunarungu dan lebih mengoptimalkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Peneliti berharap pelatihan keterampilan ini dapat mejadi program keterampilan yang diajarkan disekolah. Selain itu, diharapkan pihak sekolah dapat menambahkan jadwal untuk melaksanakan program-program pelatihan keterampilan lainnya di sekolah sehingga siswa mendapatkan banyak keterampilan yang mumpuni bagi kehidupannya di masa yang akan datang.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam menerapkan program pelatihan keterampilan bagi seluruh siswa dalam meningkatkan produktivitas dan menggali potensi siswa yang dapat dikembangkan dengan penerapan yang berbeda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Pelatihan keterampilan yang diterapkan sebaiknya


(39)

disesuaikan dengan sarana prasarana di sekolah agar dapat mengoptimalkan sarana prasarana yang sudah tersedia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yaitu:

a. Melakukan penelitian pelatihan cetak sablon digital ini dengan jumlah sampel yang lebih besar agar dapat digeneralisasikan

b. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti berbagai program pelatihan keterampilan sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya.

c. Meneliti perkembangan siswa tunarungu pasca mengikuti berbagai program pelatihan keterampilan.

d. Mengembangkan jenis-jenis pelatihan keterampilan lainnya yang dapat diajarkan kepada siswa untuk meningkatkan produktivitas, minat dan bakat mereka sehingga siswa memiliki bekal keterampilan setelah lulus sekolah.


(40)

50

Feny Riany, 2015

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Andalasclothing. (2014). Sablon Digital.[Online]. Tersedia :

http://andalasclothing.co.id/cara-sablon-kaos-digital-dengan-menggunakan-transfer-paper/ [15 Maret 2015]

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Fathurrohman,P dan Sutikno,S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama

Haenudin. (2013). PendidikanAnak Berkebutuhan Khusus Tunarungu. Jakarta: PT Luxima Metro Media

Hasibun, J.J. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kasmadi dan S.S, Nia. (2014). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Mahendra, Gunawan. (2013). Panduan Bisnis Cetak Sablon Manual & Digital. _____ Smart Pustaka

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Pitoyo, A.J .dkk. (2013). Menjadi Produktif Di Usia Produktif. Jakarta: Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pribadi, B.A. (2014). Desan dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group

Ranzie, Heny. (2012). Keterampilan SDM .[Online]. Tersedia : http://id.scribd.com/doc/82933219/Keterampilan-SDM#scribd. [15Maret 2015]

Siagian, S.P. (2009).Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja.Jakarta: Rineka Cipta

Somad, P dan Hernawati, T. (1995). Orthopedagogik Tunarungu. Jakarta:Dirjen Dikti

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta


(41)

Susetyo, B. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Jurusan Pendidikan Khusus Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung:

Refika Aditaam

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Bumi Aksara


(1)

(2)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu. Terbukti dengan adanya pengingkatan skor yang signifikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pelatihan cetak sablon digital. Peningkatan produktivitas siswa dapat terlihat dari kemampuan siswa mencetak sablon digital yang terdiri dari 4 aspek yaitu

1. Desain produk

Dalam aspek ini siswa mampu membuat desain kaos dan desain gambar yang akan di produksi sebagai barang sesuai dengan kreativitas masing-masing siswa. Hal ini ditunjukkan dengan semua siswa mengalami peningkatan skor pada aspek ini. Jumlah keseluruhan peningkatan skor pada aspek ini adalah 25 skor.

2. Bahan produksi

Dalam aspek ini siswa sudah mengenal nama dan fungsi dari alat dan bahan yang digunakan untuk mencetak sablon digital. Selain itu, beberapa siswa sudah mampu menggunakan alat dan bahan seefisien mungkin dengan cara menyesuaikan ukuran gambar dengan ukuran kertas yang akan digunakan. Hal ini ditunjukkan dengan semua siswa mengalami peningkatan skor pada aspek ini. Jumlah keseluruhan peningkatan skor pada aspek ini adalah 10 skor.

3. Produksi

Dalam aspek ini siswa mampu memproduksi barang dengan kualitas yang baik. Hal ini terlihat dari proses bekerja siswa yang tenang, teliti dan gesit serta hasil sablon siswa bagus dan rapi. Hal ini ditunjukkan dengan semua siswa mengalami peningkatan skor pada aspek ini. Jumlah keseluruhan peningkatan skor pada aspek ini adalah 58 skor.


(3)

4. Produk

Setelah mengikti pelatihan dan menerapkan langkah-langkah mencetak sablon digital dengan baik, siswa sudah mampu menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai jual yang dibuatnya sendiri.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh Thitung = 0 ≤ Ttabel = 0, maka H1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan pelatihan cetak sablon digital dapat meningkatkan produktivitas siswa tunarungu kelas XII SMALB di SLB BC Yatira Cimahi. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka terdapat beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan sebagai suatu rekomendasi dalam pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah

Pelatihan keterampilan cetak sablon digital dapat menjadi pertimbangn sekolah dalam meningkatkan produktivitas siswa karena keterampilan ini cocok dan sesuai bagi siswa tunarungu dan lebih mengoptimalkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Peneliti berharap pelatihan keterampilan ini dapat mejadi program keterampilan yang diajarkan disekolah. Selain itu, diharapkan pihak sekolah dapat menambahkan jadwal untuk melaksanakan program-program pelatihan keterampilan lainnya di sekolah sehingga siswa mendapatkan banyak keterampilan yang mumpuni bagi kehidupannya di masa yang akan datang.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam menerapkan program pelatihan keterampilan bagi seluruh siswa dalam meningkatkan produktivitas dan menggali potensi siswa yang dapat dikembangkan dengan penerapan yang berbeda sesuai dengan kondisi dan


(4)

disesuaikan dengan sarana prasarana di sekolah agar dapat mengoptimalkan sarana prasarana yang sudah tersedia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yaitu:

a. Melakukan penelitian pelatihan cetak sablon digital ini dengan jumlah sampel yang lebih besar agar dapat digeneralisasikan

b. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti berbagai

program pelatihan keterampilan sehingga siswa dapat

mengembangkan potensinya.

c. Meneliti perkembangan siswa tunarungu pasca mengikuti berbagai program pelatihan keterampilan.

d. Mengembangkan jenis-jenis pelatihan keterampilan lainnya yang

dapat diajarkan kepada siswa untuk meningkatkan produktivitas, minat dan bakat mereka sehingga siswa memiliki bekal keterampilan setelah lulus sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andalasclothing. (2014). Sablon Digital.[Online]. Tersedia :

http://andalasclothing.co.id/cara-sablon-kaos-digital-dengan-menggunakan-transfer-paper/ [15 Maret 2015]

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Fathurrohman,P dan Sutikno,S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama

Haenudin. (2013). PendidikanAnak Berkebutuhan Khusus Tunarungu. Jakarta: PT Luxima Metro Media

Hasibun, J.J. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Kasmadi dan S.S, Nia. (2014). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Mahendra, Gunawan. (2013). Panduan Bisnis Cetak Sablon Manual & Digital. _____ Smart Pustaka

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset

Pitoyo, A.J .dkk. (2013). Menjadi Produktif Di Usia Produktif. Jakarta: Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pribadi, B.A. (2014). Desan dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group

Ranzie, Heny. (2012). Keterampilan SDM .[Online]. Tersedia :

http://id.scribd.com/doc/82933219/Keterampilan-SDM#scribd. [15Maret 2015]

Siagian, S.P. (2009).Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja.Jakarta: Rineka Cipta

Somad, P dan Hernawati, T. (1995). Orthopedagogik Tunarungu.

Jakarta:Dirjen Dikti


(6)

Susetyo, B. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Jurusan Pendidikan Khusus Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung:

Refika Aditaam

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Bumi Aksara


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH SOAL CERITA PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 DI SLB BC SUKAMANDI : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas D4 di SLB BC Sukamandi Kabupaten

0 3 34

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR ISYARAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR DI SLB KOTA CIMAHI.

0 4 41

PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE STORY TELLING DALAM MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA KERJA BAHASA INGGRIS PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMALB KELAS X DI SLB NEGERI CIAMIS : Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMALB di SLB NEGERI CIAMIS.

0 0 59

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF BAGI ANAK TUNARUNGU TINGKAT SMALB DI SLB NEGERI A CITEUREUP KOTA CIMAHI.

0 3 37

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF BAGI ANAK TUNARUNGU TINGKAT SMALB DI SLB NEGERI A CITEUREUP KOTA CIMAHI.

0 2 33

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF BAGI ANAK TUNARUNGU TINGKAT SMALB DI SLB NEGERI A CITEUREUP KOTA CIMAHI.

0 1 37

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KOSAKATA SISWA TUNARUNGU DENGAN HAMBATAN MAJEMUK DI SLB BC PAMBUDI DHARMA 2 CIMAHI.

1 11 33

PENINGKATAN KETERAMPILAN VOKASIONAL MELALUI PELATIHAN CETAK SABLON KAOS BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS XII DI SLB BAKTI PUTRA NGAWIS.

27 200 151

PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALB DI SLB BC YATIRA CIMAHI - repository UPI S PLB 1100502 Title

0 0 3

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAPKAN KATA BENDA PADA SISWA TUNARUNGU KELAS II SDLB DI SLB-BC ARAS KOTA CIMAHI - repository UPI S PLB 1205135 Title

0 0 3