KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI DALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR DI INDONESIA: VALUE CREATION AS A STRATEGY TO INCREASE BUSINESS PERFORMANCE IN THE COURIER SERVICES IN INDONESIA.
VALUE CREATION AS A STRATEGY TO INCREASE BUSINESS
PERFORMANCE IN THE COURIER SERVICES IN INDONESIA
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Manajemen Program Studi Doktor Ilmu Manajemen
Oleh :
HANA SURYANA NIM: 1202103
PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Promotor Merangkap Ketua
PROF. DR. H. AGUS RAHAYU, M.P
NIP: 196206071987031002
Kopromotor Merangkap Sekretaris
Prof. Dr. H. DISMAN, M.Si
NIP:195902091984121001
Anggota
DR. LILI ADI WIBOWO, S.SOS., MM
NIP:196904041999031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Manajemen
PROF. DR. EENG AHMAN MS
(3)
Dengan Ini Saya Menyatakan bahwa Disertasi yang berjudul “KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI DALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA
KURIR DI INDONESIA” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri
dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuandalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, 30 September 2015 Yang membuat pernyataan,
(4)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ii
MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR DI INDONESIA
Promotor: Prof. Dr. H. AgusRahayu, M.P.,Kopromotor: Prof. Dr. Disman, M.SiAnggota Promotor: Dr. Lili AdiWibowo, S,Sos., MM
Pertumbuhan kinerja bisnis jasa kurir di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun cenderung stagnan. Persentase ketercapaian kinerja penjualan yang masih sulit mencapai target sert apertumbuhan laba yang relatif kecil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kekuatan Lingkungan Eksternal (External Environmental Forces) dan Sumber Daya Perusahaan (Company Resources)
pengaruhnya terhadap Orientasi Strategis (Strategic Orientation), Kapabilitas Serap (Absorptive Capability), dan Kreasi Nilai (Value Creation) serta implikasinya terhadap Kinerja Bisnis (Business Performance) industri jasa kurir di Indonesia. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif terhadap sampel berukuran 72 Unit analisisnya adalah perusahaan jasa kurir yang beroperasi di berbagai daerah di Indonesia yang sebagian besar kantor pusatnya di Jakarta. Time horizon dalam penelitian ini adalah cross sectional, penelitian dilakukan pada waktu tertentu. Pengumpulan data primer dilakukan dengan kuesioner dan wawancara terhadap manajemen perusahaan. Analisis verifikatif dilakukan dengan menggunakan model Partial Least Square (PLS). Temuan memperlihatkan bahwa Kekuatan Lingkungan Eksternal dan Sumber Daya Perusahaan berpengaruh positif terhadap Orientasi Strategis, Kapabilitas Serap, Kreasi Nilai, dan Kinerja Bisnis. Kekuatan Lingkungan Eksternal lebih dominan dalam mempengaruhi Orientasi Strategis, sedangkan Sumber Daya Perusahaan lebih dominan dalam mempengaruhi Kapabilitas Serap dan Kreasi Nilai. Orientasi Strategis berpengaruh terhadap Kapabilitas Serap. Orientasi Strategis dan Kapabilitas Serap secara simultan berpengaruh positif terhadap Kreasi Nilai dan Kinerja Bisnis. Orientasi Strategis berpengaruh lebih besar dibandingkan Kapabilitas Serap terhadap Kinerja Bisnis. Kreasi Nilai berpengaruh terhadap Kinerja Bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber Daya Perusahaan berpengaruh terhadap Kapabilitas Serap untuk meningkatkan Kreasi Nilai dan Kinerja Bisnis. Namun demikian besarnya pengaruh tersebut dihadapkan pada permasalahan belum optimalnya pengembangan Sumber Daya Perusahaan yang meliputi aspek aset berwujud dan aset tidak berwujud, yang menyebabkan belum optimalnya Kapabilitas Serap perusahaan sebagai upaya penciptaan Kreasi Nilai untuk meningkatkan Kinerja Bisnis.
Kata kunci : Kapabilitas Serap, Kekuatan Lingkungan Eksternal, Kreasi Nilai, Sumber Daya Perusahaan, Orientasi Strategis
(5)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ii
Hana Suryana, NIM: 1202103 VALUE CREATION AS A STRATEGY TO INCREASE BUSINESS PERFORMANCE IN THE COURIER SERVICES IN INDONESIA
Promotor: Prof. Dr, H. Agus Rahayu, M.P., Copromotor: Prof. Dr. H. Disman, M.Si, Member of promotor: Dr. Lili Adi Wibowo, S, Sos., S.Pd., MM.
The growth of business performance of courier service industry in Indonesia in the last 5 years is likely to stagnate. The percentage of target achievement of sales performance is still difficult to achieve and profit growth is relatively small. This study aims to analyze the data and information on External Environmental Forces and Company Resources on Strategic Orientation, Absorptive Capability, Value Creation and their implication on Business Performance of courier service industry in Indonesia. The nature of this research is descriptive and verificative. The unit of analysis is the courier service industry, and a sample of 72 courier companies from various regions in Indonesia. Time horizon is cross-sectional, where the research is done at a certain time. Primary data is collected by a questionnaire and interviews with management of the companies.. The analysis is done by using the model verification Partial Least Square (PLS). The findings show that the External Environmental Forces and Company Resources have the positive affect on the Strategic Orientation, Absorptive Capability, Value Creation, and Business Performance. External Environmental Forces have a more dominant influence on Strategic Orientation, while the Company Resources have a more dominant influence on Absorptive Capability and Value Creation. Strategic Orientation influence on the Absorptive Capability. Strategic Orientation and Absorptive Capability simultaneously have the positive influence on the Value Creation and Business Performance. Strategic Orientation have a greater influence than Absorptive Capability on Business Performance. Value Creation influence Business Performance. The results show that Company Resources have the positive impact on Absorptive Capability to increase Value Creation and Business Performance. However, the magnitude of the influence is faced on the problems of inoptimal development of Company Resources on the aspects of tangible and intangible assets. The condition make
(6)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ii
Keywords: External Environmental Forces, Company Resources, Strategic Orientation, Absorptive Capability, Value Creation, Business Performance.
(7)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu vii
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTARISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR GRAFIK xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 1.2. Rumusan Masalah 11
1.3 Tujuan Penelitian 12
1.4. Kegunaan Penelitian 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
15
2.1. KajianPustaka 15
2.1.1.Kekuatan Lingkungan Eksternal dan PengukuranVariabel 15 2.1.2.Sumber Daya Perusahaan dan PengukuranVariabel 26
2.1.3.Orientasi Strategis dan Pengukuran Variabel 32
2.1.4.Kapabilitas Serap dan Pengukuran Variabel 41
2.1.5.Kreasi Nilai dan Pengukuran Variabel 45
2.1.6 Kinerja Bisnis dan Pengukuran Variabel 54
2.1.7.Hubungan Antar Variabel 59
2.2. Kerangka Pemikiran 70
2.3. Hipotesis Penelitian 76
BAB III METODE PENELITIAN 77
3.1 Desain Penelitian 77
3.2 Objek Penelitian 78
3.3 Operasionalisasi Variabel 78
3.4. Populasi dan Sampel 84
3.5. Instrumen Penelitian 85
3.6. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 89
BAB IV HASIL PENELITIAN ,PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH
106
4.1 Profil Industri dan Perusahaan Jasa Kurir 106
4.1.1 Profil Industri Jasa Kurir 106
(8)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu viii
4.2.2.1Pengaruh Kekuatan Lingkungan Eksternal dan Sumber Daya Perusahaan terhadap Orientasi Strategis ( Hipotesis 1)
134
4.2.2.2 Pengaruh Kekuatan Lingkungan Eksternal dan Sumber Daya Perusahaan terhadap Kapabilitas Serap ( Hipotesis 2)
135
4.2.2.3 Pengaruh Kekuatan Lingkungan Eksternal dan Sumber Daya Perusahaan terhadap Kreasi Nilai (Hipotesis 3)
136
4.2.2.4 Pengaruh Kekuatan Lingkungan Eksternal dan Sumber Daya Perusahaan terhadap Kinerja Bisnis (Hipotesis 4)
137
4.2.2.5 Pengaruh Orientasi Strategis terhadap Kapabilitas Serap (Hipotesis 5)
139 4.2.2.6 Pengaruh Orientasi Strategis dan Kapabilitas Serap
terhadap Kreasi Nilai (Hipotesis 6)
140 4.2.2.7 Pengaruh Orientasi Strategis dan Kapabilitas Serap
terhadap Kinerja Bisnis ( Hipotesis7)
141 4.2.2.8 Pengaruh Kreasi Nilai terhadap Kinerja Bisnis
(Hipotesis 8)
142
4.3 Pembahasan 143
4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 1 143
4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 2 150
4.3.3 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 3 153
4.3.4 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 4 155
4.3.5 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 5 158
4.3.6 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 6 161
4.3.7 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 7 162
4.3.8 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis 8 164
4.4 Pembahasan Implikasi Teori dan Praktis 174
4.4.1 Pembahasan Implikasi Teori 174
4.4.2 Pembahasan Implikasi Praktis 178
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 198
5.2 Saran-saran 202
(9)
1 Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Industri pos1 (disebut jasa titipan, jasa kurir, jasa ekspres, atau eskpedisi) merupakan salah satu jenis logistik multimoda yang mengalami pertumbuhan signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data dari Frost & Sullivan (2013), sebagai bagian dari industri logistik, industri transportasi, pergudangan, dan pos pada akhir 2012 mencapai omset sebesar Rp287,4 triliun dan tumbuh sekitar 13,1% pada tahun 2014, angka tersebut mencapai dua kali lipat pertumbuhan PDB tahun 2013 yang diperkirakan sebesar 6,5%. Pada tahun 2014, Industri pos memiliki porsi 7,5% (atau senilai Rp 21,6 triliun) dari pasar transportasi, pergudangan dan pos. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri pos mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan industri pos (dalam bahasan selanjutnya disebut industri jasa kurir), secara umum dipicu oleh pertumbuhan ekonomi nasional. Mobilitas penduduk yang semakin tinggi, perluasan dan perbaikan infrastruktur, peningkatan lalu lintas angkutan darat, laut maupun udara, dan literasi teknologi informasi masyarakat yang semakin tinggi merupakan sejumlah faktor pendorong pertumbuhan industri jasa kurir. Peningkatan jumlah kelompok masyarakat kelas
1
Istilah pos digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan UU No. 38 Tahun 2009 Tentang Pos, yang didalamnya mengatur tentang jasa kurir dan jasa terkait lainnya
(10)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menengah juga meningkatkan kebutuhan akan pengir iman barang dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan industri jasa kurir. Perusahaan jasa kurir di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan sekitar tahun 1995. Kompetisi berjalan ketat, dengan peta sebagai berikut:
1. International Market Players: baik perusahaan multinasional seperti DHL, FedEx, UPS maupun perusahaan nasional yang sudah bermain di arena internasional seperti Elteha, Tiki JNE.
2. Local Market Leaders: seperti Pandu Siwi, Tiki, Tiki JNE, Kerta Gaya Pusaka, dll.
3. Small Players: mengingat bisnis kurir yang tidak membutuhkan biaya investasi besar, banyak pemain-pemain kecil yang tumbuh sehingga menggerogoti pangsa pasar yang sama. (Asperindo 2012),
Ditinjau dari proses bisnis, ketiga kelompok perusahaan jasa kurir tersebut di atas melaksanakan tiga kegiatan utama yaitu: collecting (pengumpulan atau penerimaan kiriman dari pelanggan), prosessing (memp roses kiriman di kantor asal), transporting (pengangkutan kiriman ke masing- masing kota tujuan) dan
delivery (penyampaian kiriman kepada alamat atau penerima). Hal yang
membedakan di antara mereka adalah bagaimana pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan dengan harga yang menurut pelanggan wajar sesuai dengan layanan yang diberikan.
Besarnya potensi pasar dan tingginya pertumbuhan pasar menjadi daya tarik bagi para pemain baik pemain yang ada untuk ekspansi maupun pemain baru. Selain itu, mudahnya memasuki industri, baik karena regulasi Pemerintah
(11)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang telah memberikan kelonggaran untuk mendirikan perusahaan pos maupun karena modal yang diperlukan tidak terlalu besar, merupakan faktor pendorong meningkatnya intensitas persaingan di industri ini. Menurut Asosiasi Perusahaan Ekspres Indonesia (Asperindo) tahun 2013, jumlah perusahaan jasa kurir yang terdaftar di Asperindo, waktu itu adalah sebanyak 935 perusahaan. Sedangkan perusahaan pos yang tidak tergabung dalam Asperindo belum dapat dipastikan jumlahnya mengingat mudahnya berbisnis jasa tersebut. Adapun saat ini, hampir setiap perusahaan jasa transportasi memiliki portofolio bisnis jasa kurir, baik secara resmi maupun tidak resmi, karena adanya kapasitas dari jasa angkutannya.
Sebagaimana yang sudah dikemukakan bahwa jasa kurir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Layanan Jasa Logistik. Menurut Frost & Sullivan (dalam Investor Daily, 2011), pendapatan industri logistik Indonesia tahun 2011 diprediksikan tumbuh 8,3% atau Rp 1,414 triliun dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 1.306 triliun dan tahun 2009 sebesar Rp 1.151 triliun. Prediksi itu didasarkan pada perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak stabil tahun ini dimana pertumbuhan pasar logistik sangat terkait dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dengan asumsi saat ini biaya logistik Indonesia sebesar 25% - 30% dari total PDB Nasional yang sekitar Rp 4.000 triliun. Hal tersebut berarti bahwa Indonesia memberikan peluang besar bagi para penyedia jasa logistik karena kebanyakan segmen bisnis telah menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, pertumbuhan ekspor barang dan jasa di Indonesia yang
(12)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
diperkirakan meningkat sekitar 9,7-10,8 persen pada 2011 juga dinilai akan menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan industri logistik dan transportasi di Indonesia.
Berdasarkan hasil riset majalah Swa Edisi 19 September 2011 dengan tegas dinyatakan bahwa salah satu jenis layanan logistik yang paling banyak dibutuhkan adalah layanan kurir dan express, yaitu sebanyak 90%¸ dibandingkan dengan layanan logistik lainnya yaitu: pengiriman udara 60%, pengiriman darat 55%, pengiriman lewat laut 55%, freight forwarding 45% dan warehousing dan
distribusi sebanyak 45%.
Layanan kurir diposisikan sebagai bagian dari layanan logistik dengan porsi dan pembedaan pada volume dan tonase yang ditangani serta waktu (Lead
Time) layanan yang lebih cepat/pendek. Umumnya tonase/berat yang masuk
dalam kategori layanan kurir adalah sampai dengan 30 kg, termasuk didalamnya
parcel, mail dan first class mail. Layanan kurir sebagai bagian dari layanan
logistik pada tahun 2011 diperkirakan mencapai angka sebesar Rp 11,4 triliun dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,4 %, sehingga untuk tahun 2012 besarnya pasar untuk layanan kurir diprediksi mencapai angka Rp 11,9 triliun yang dihasilkan dari segmen business sebesar 77% (Rp 9,2 trilliun) dan household
sebesar 23 % ( Rp 2,7 triliun) (Booz&co, 2010).
Pasar layanan kurir sebesar 77% dari segmen bisnis tersebut terbagi menjadi B2B (business to business) sebesar 29 % dan B2C (business to customer)
(13)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sebesar 71%. Sedangkan dari segmen household terbagi menjadi C2B (customer
to business ) sebesar 33% dan C2C (customer to customer) sebesar 67%.
Sumber: Booz & Co 2010
Grafik 1.1. Ukuran Pertumbuhan Pasar Industri Jasa Kurir
Kondisi geografis, distribusi sumber daya dan industri di Indonesia menjadikan tantangan terbesar untuk mengembangkan layanan kurir yang efisien. Hampir 60% populasi penduduk terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan 40% tersebar di luar Jawa (menempati hampir 6.000 pulau). Jawa juga merupakan pusat industri, sedangkan sumber daya tersebar di seluruh wilayah negara ini. Kondisi geografis dan ketersebaran sumber daya, penduduk, sumber daya alam, dan industri sangat menentukan pola traffic barang.
Berdasarkan data Asperindo (2013) terdapat 935 perusahaan yang
(14)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lokal/regional/nasional, pengembangan dari bisnis angkutan/distribusi, maupun mitra lokal yang dibentuk oleh pemain global. Sedangkan perusahaan kurir yang tidak tercatat di ASPERINDO diyakini lebih banyak lagi. Hal ini selain menujukan besarnya potensi pasar layanan kurir di Indonesia, juga tingkat persaingan yang tinggi dalam industri jasa kurir.
Posisi persaingan bisnis jasa pos/kurir saat ini dapat dilihat pada gamba r di bawah ini (Booz & Co 2010):
Sumber: Booz & Co 2010
Gambar 1.1 Peta Posisi Pesaing Industri Jasa Kurir
Berdasarkan gambar tersebut dapat dipahami bahwa pemain yang sudah terlebih dahulu eksis dalam bisnis kurir memberikan layanan kepada pelanggan dengan mengedepankan kecepatan waktu penyampaian kiriman. Layanan Hari Esok Sampai (next day delivery) sudah menjadi hal biasa dan merupakan faktor
(15)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
keharusan dalam memberikan layanan. Nilai tambah baru akan terjadi untuk layanan yang lebih cepat dari next day, yaitu same day dan time certain. Hal ini
sangat dimungkinkan terjadi karena interkoneksi antar ko ta besar di Indonesia khususnya jalur udara sudah semakin baik dengan banyaknya penerbangan yang terkoneksi. Global player-perusahaan logistik global yang memiliki kantor pusat
di luar negeri- yang masuk ke Indonesia (FedEx, DHL, UPS, TNT) juga sudah semakin agresif dalam mengembangkan bisnis kurir dengan cara bermitra dengan para pemain lokal.
Sumber: Booz & Co 2010 Gambar 1.2 : Penguasaan Pasar
Dari data Booz&Co tahun 2010, pada tahun 2009 besarnya pasar kurir terdeteksi sebanyak Rp 10,4 triliun yang diperebutkan oleh para pemain kurir dengan dominasi Tiki sebesar 14,4%, PT Pos Indonesia sebesar 13,5 %, JNE sebesar 6 % dan para pemain lain menguasai sebesar 66,1%. Hal ini menunjukan
(16)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pangsa pasar yang diperebutkan oleh kurir lokal, regional bahkan global relatif sangat besar.
Tabel 1.1.
Perkembangan Kinerja Bisnis Industri Jasa Kurir di Indonesia T a h u n
No Kinerja Bisnis 2009 2010 2011 2012 2013
1 Target Penjualan 79228 09 97657 86 107480 82 3722508 16814664
2 Realisasi Penjualan
72298 93 85281 46 101879 78 12183745 15025552
Persentase Ketercapaian Penjualan
91.3% 87 .3% 94 .8% 88.8% 89.4%
3 Target Laba 3 5802 41 7427 75 9373 58 1041448 1170474
4 Realisasi Laba 5442 87 5826 38 8916 83 1058699 1194494
Persentase Ketercapaian Laba
93.8% 78 .4% 95 .1% 101.7% 102.1%
Sumber :Diolah dari Asosiasi (2014)
Dari tabel di atas terungkap bahwa pertumbuhan kinerja bisnis jasa kurir di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun cenderung stagnan. Persentase ketercapaian kinerja penjualan masih sulit mencapai target, sedangkan ketercapaian target laba dalam dua tahun terakhir terdapat kenaikan, akan tetapi kenaikan pertumbuhan laba itu relatif kecil. Padahal menurut Wheelen dan
(17)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hunger (2012) kinerja bisnis dikatakan optimal apabila perusahaan tersebut memiliki tingkat pertumbuhan sales dan profitabilitas yang tinggi.
Berdasarkan hasil observasi awal, rendahnya kinerja bisnis industri jasa kurir di Indonesia, berkaitan dengan adanya kelemahan antara lain produk yang dihasilkan cenderung belum sepenuhnya mengacu kepada tuntutan pasar, belum terciptanya keunikan produk yang lebih kompetitif bila dibandingkan dengan produk pesaing, masih sulitnya menciptakan inovasi produk yang sulit ditiru oleh pihak pesaing, masih belum kuatnya jalinan kerjasama industri dengan berbagai
stakeholders terkait, serta masih lemahnya perusahaan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis. Kelemahan di atas tersebut berkaitan dengan klemahan kreasi nilai. Menurut Kotler & Keller (2012:58) kreasi nilai memiliki tiga langkah penting yakni penciptaan benefit bagi pelanggan, memiliki domain
dalam bisnis dan terciptanya kemitraan yang memadai dengan berbagai pihak terkait.
Dewasa ini kemampuan umum perusahaan untuk mengevaluasi, mengasimilasi, dan memanfaatkan pengetahuan luar untuk tujuan komersial, relatif beragam, pihak manajemen belum secara optimal mempertimbangkan kondisi dan situasi lingkungan bisnis Menurut Tsai dan Chen (2008) pengembangan absorptive capability dalam perusahaan harus didukung oleh
kemampuan perusahaan untuk mengevaluasi, mengasimilasi, dan memanfaatkan pengetahuan luar untuk tujuan komersial. Dalam kontek ini manajemen harus memahami analisis strateginya. Menurut Toften dan Hammervoll (2010:109)
(18)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
“Strategic orientation is here understood as the strategic directions implemented by a firm to create the proper behaviours for the continuous superior performance” (Gatignon and Xuereb, 1997; Grinstein, 2008; Hitt et al., 1997). Orientasi Strategis dipahami sebagai arah strategis yang diterapkan oleh perusahaan untuk menciptakan perilaku yang tepat untuk kinerja yang unggul terus menerus. Para manajer dituntut untuk berorientasi strate gis secara terus menerus dengan upaya-upaya seperti: peningkatan kinerja bisnis, peningkatan pendapatan, efisiensi biaya operasional, inovasi dalam mengatasi keterbatasan, pengembangan usaha secara terintegrasi.
Hasil survei menunjukkan bahwa pihak manajemen belum sepenuhnya mampu mengadaptasi dan mengantisipasi kekuatan lingkungan eksternal, yaitu dalam hal mengantisipasi peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Faktor yang termasuk dalam lingkungan eksternal yaitu kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, tuntutan p ihak buruh, kondisi persaingan. Menurut Wheelen & Hunger (2012) keberlangsungan bisnis sangat ditentukan oleh kemampuan pihak manajemen perusahaan dalam mengadaptasi dan mengantisipasi kekuatan lingkungan eksternal, baik lingkungan makro maupun lingkungan mikro perusahaan.
Perusahaan jasa kurir hingga kini juga mengalami permasalahan dalam melakukan pengembangan sumber daya, dimana pada dasarnya sumber daya merupakan aspek input bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan proses bisnis. Rendahnya kemampuan mengelola sumber daya, di dalam industri jasa
(19)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kurir, diindikasikan dengan masih adanya kelemahan dalam hal kepemilikan aset berwujud, seperti masih belum optimalnya modal kerja, kondisi kepemilikan teknologi yang masih belum memadai, dimana dalam menghadapi proses penyelesaian order kendalanya adalah kurangnya dana investasi, di samping itu kepemilikan aset tidak berwujud juga cenderung memiliki masalah khususnya dalam hal reputasi perusahaan yang relatif belum begitu baik di mata pasar bila dibandingkan dengan perusahaan jasa kurir asing, serta masih lemahnya pengelolaan kapabilitas organisasi khususnya dalam menciptakan budaya kerja yang superior. Padahal menurut Wheelen & Hunger (2012:138), dimana keunikan sumber daya menekankan kepada pemberdayaan sumber daya yang lebih unggul. Dimana sumber daya, menurut Wheelen & Hunger (2012:138 ) “Resources are an organization’s assets and are thus the basic building block of organization. They include tangible assets, such as its plant, equipment, finances, and location,
human assets, in terms of the number of employees, their skill and motivation, and
intangible assets, such as its technology (patents and copyrights) culture and
reputation”.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menilai penting untuk mengkaji dan menganalisis penelitian dengan judul “Kreasi Nilai sebagai Strategi Meningkatkan Kinerja Bisnis Industri Jasa Kurir di Indonesia”.
(20)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat diungkap rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap Orientasi Strategis di industri jasa kurir di Indonesia? 2. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan
berpengaruh terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia? 3. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan
berpengaruh terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia?
4. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia? 5. Bagaimana orientasi strategis berpengaruh terhadap kapabilitas serap di
industri jasa kurir di Indonesia?
6. Bagaimana orientasi strategis dan kapabilitas serap berpengaruh terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia?
7. Bagaimana orientasi strategis dan kapabilitas serap berpengaruh terhadap kinerja bisnisdi industri jasa kurir di Indonesia?
8. Bagaimana kreasi nilai berpengaruh terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia?
(21)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali data dan informasi sserta menganalisis:
1. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap orientasi strategis di industri jasa kurir di Indonesia
2. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia
3. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia
4. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia
5. Pengaruh orientasi strategis terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia
6. Pengaruh orientasi strategis dan kapabilitas serap terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia
7. Pengaruh orientasi strategis dan kapabilitas serap terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia
8. Pengaruh kreasi nilai terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia.
1.4Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan operasional .
(22)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Diharapkan penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan praktis.
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen khususnya manajemen jasa kurir, dalam upaya untuk meningkatkan dan sekaligus menciptakan bisnis jasa kurir yang berkelanjutan dengan memperhatikan faktor kekuatan lingkungan eksternal, sumber daya perusahaan, orientasi strategis, kapabilitas serap dan kreasi nilai.
2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna, referensi, dan motivasi untuk mengadakan penelitian lanjutan berkaitan dengan topik faktor kekuatan lingkungan eksternal, sumber daya perusahaan, orientasi strategis, kapabilitas serap dan kreasi nilaidalam menunjang kinerja bisnis industri pos yang berkelanjutan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Bagi manajemen perusahaan jasa kurir untuk dijadikan acuan dan
sumbangan pemikiran dalam meningkatkan adaptasi kekuatan lingkungan eksternal, orientasi strategis dalam meningkatkan kapabilitas serap dan kreasi nilai dan memperbaiki kinerja bisnisnya dalam kondisi bisnis jasa kurir yang kompetitif saat ini.
(23)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Bagi pemerintah dan regulator, menjadi masukan untuk penyempurnaan regulasi dan pengawasan lembaga industri jasa kurir. Bagi stakeholde,
menjadi salah satu sumber informasi yang berguna bagi semua pihak dalam mencermati pengambilan keputusan-keputusan yang sesuai dengan dinamika perkembangan bisnis industri jasa kurir nasional di Indonesia.
(24)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 77
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Malhotra (2010;108) menyatakan bahwa metode penelitian yang tepat dapat menghindari pemecahan masalah yang spekulatif, dan bisa meningkatkan objektivitas dalam menggali kebenaran ilmu. Berdasarkan pada tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran atau deskripsi dari variabel yang diteliti serta mengungkap keterkaitan antar-variabelnya maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif dimana tipe penyelidikan yang lazim digunakan adalah tipe kausalitas yakni melakukan pengujian keeratan hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Mengingat sifat penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode descriptive survey dan explanatory survey. Tipe
penyelidikan yang dilakukan adalah causalities karena menerangkan suatu
pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lainnya. Adapun time horizon adalah
cross sectional, karena penelitian ini dilakukan pada waktu tertentu. Unit analisis
dari penelitian ini adalah industri jasa kurir. Dengan pengamatan menggunakan cakupan waktu (time horizon) bersifat cross section/one shot, artinya informasi
atau data yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik pada satu waktu tertentu Sekaran (2010:119).
(25)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2 Objek Penelitian
Sugiyono (2011: 63) menyatakan bahwa objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dengan demikian objek penelitian dalam penelitian ini adalah: Kekuatan Lingkungan Eksternal, Sumber Daya Perusahaan, Orientasi Strategis, Kapabilitas Serap dan Kreasi Nilai serta Kinerja Bisnis.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dari variabel–variabel penelitian. Dalam studi hubungan asimetris, terdapat dua macam variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependent
(terikat). Variabel bebas (eksogenous) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel terikat (endogenous). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel terikat. Sementara itu, variabel terikat merupakan variabel yang mengukur pengaruh dari variabel bebas (Malhotra 2010;253). Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independent (bebas) yaitu Kekuatan Lingkungan Eksternal dan
Sumber Daya Perusahaan. Sementara variabel terikat yaitu Kinerja Bisnis dan variabel intervening yaitu Orientasi Strategis, Kapabilitas Serap dan Kreasi Nilai.
(26)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel berikut penjelasan dari masing-masing variabel penelitian, dapat diungkapkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel
Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala
Kekuatan Lingkungan Eksternal Kekuatan lingkungan eksternal
perusahaan yang mempengaruhi perusahaan dalam menentukan stratejik perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif (Sumber dari berbagai referensi Tabel 2,1) Lingkungan Makro
Ekonomi Tingkat pemahaman manajemen terhadap kondisi ekonomi nasional
Ordinal
Politik Tingkat pemahaman manajemen terhadap kondisi politik nasional
Ordinal
Sosial budaya Tingkat pemahaman manajemen terhadap kondisi sosial budaya di wilayah kerjanya
Interval
Demografi Tingkat pemahaman manajemen terhadap kondisi demografi di wilayah kerjanya
Interval
Lingkungan Industri
Pesaing Tingkat pemahaman manajemen terhadap perusahaan pesaing
Interval
Barang substitusi Tingkat pemahaman manajemen terhadap jaminan kerusakan barang kiriman konsumen
Interval
Buyer Tingkat pemahaman
manajemen terhadap pelanggan/ konsumen
Interval
Supplier Tingkat pemahaman
manajemen terhadap mitra perusahaan dalam pengiriman paket konsumen
Interval
Lingkungan Teknologi
Pengadaptasian teknologi baru
Tingkat pengadaptasian karyawan terhadap teknologi baru yang diterapkan
Interval
Trend teknologi masa yang akan datang
Tingkat pemahaman dan pengadaptasian
karyawan terhadap trend
(27)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala teknologi yang akan
datang Ancaman teknologi terhadap internal perusahaan Tingkat pemahaman karyawan terhadap ancaman perkembangan teknologi terhadap internal perusahaan
Interval
Sumber Daya Perusahaan
Serangkaian
aset yang
dimiliki perusahaan dalam menciptakan
superior value
bagi pihak
pelanggan, dimana aset tersebut
menitikberatkan
pada aset
berwujud, aset tidak berwujud serta didukung oleh
kepemilikan organisasi yang memiliki
kapabilitas tinggi, baik dilihat dari sisi kompetensi maupun komitmen organisasi dalam mencipdari takan superior performance.
(Dari berbagai
Aset Berwujud Fasilitas produksi Peningkatan
pengembangan fasilitas alat produksi Interval Sarana dan Prasarana Pengembangan sarana dan prasarana yang memadai
Interval
Pengembangan areal kantor layanan
Interval Peralatan Teknologi Peningkatan
pengembangan teknologi Interval Aset Tidak berwujud Kapabilitas Organisasi
Citra Perusahaan Peningkatan
pengembangan citra perusahaan
Interval
Pengembangan pusat informasi tentang profil unit/divisi bisnis
Pengembangan pusat informasi tentang profil unit/divisi bisnis
Interval
Kualitas Pegawai Peningkatan kualitas pegawai Interval Peningkatan kualitas merek produk Peningkatan kualitas merek produk Interval Peningkatan pengembangan internalbusiness process Peningkatan
pengembangan internal business process Interval Pengembangan karir Pegawai Peningkatan pengembangan karir pegawai Interval Peningkatan pengembangan budaya kerja Peningkatan pengembangan budaya kerja Interval
Program pendidikan
dan pelatihan
karyawan.
Program pendidikan
dan pelatihan
karyawan.
(28)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala sumber tabel 2,2)
Orientasi Strategis Perspektif bisnis yang menjadikan pelanggan sebagai pusat perhatian dalam layanan jasa perusahaan, dimana perusahaan harus memonitor pergerakan tuntutan pasar, perubahan perilaku pasar dan
peningkatan inovasi dalam proses layanan untuk mencapai keunggulan bersaing dan menciptakan nilai superior bagi konsumen.
(Dari berbagai sumber, tabel 2.3) Customer orientation (Orientasi Pelanggan) Pemahaman akan kebutuhan dan keinginan konsumen
Tingkat pemenuhan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen
Interval
Pemahaman akan persepsi konsumen akan harga/ tariff
Tingkat pemenuhan persepsi pelanggan akan harga/tariff Interval Pemahaman akan persepsi konsumen tentang pengiriman paket kiriman Tingkat pemenuhan harapan pelanggan terhadap pengiriman paket mereka Interval Competitor orientation (Orientasi Pesaing) Pemahaman perusahaan terhadap kekuatan pesaing Tingkat pemahaman manajemen terhadap kekuatan pesaing Interval Pemahaman perusahaan terhadap kelemahan pesaing Tingkat pemahaman manajemen terhadap kelemahan pesaing Interval Pemahaman perusahaan terhadap kemampuan pesaing Tingkat pemahaman manajemen terhadap kemampuan pesaing Interval Pemahaman perusahaan terhadap Strategi pesaing. Tingkat pemahaman manajemen terhadap strategi pesaing Interval Interfunctional coordination ( Koordinasi antarfungsi)
Koordinasi personel perusahaan
Tingkat pemahaman karyawan mengenai koordinasi antar karyawan
Interval
Koordinasi sumber daya lain di perusahaan
Tingkat pemahaman manajemen terhadap koordinasi sumber daya yang dimiliki
perusahaan selain sumber daya manusia
Interval
Entrepreneurial orientation (Orientasi wirausaha)
Mencari peluang baru
Tingkat pengadaptasian manajemen terhadap peluang baru Interval Pengenalan layanan baru Tingkat pengadaptasian manajemen mengenai layanan baru bagi pelanggan
Interval
Kesediaan untuk mengikat sumber daya yang signifikan
Tingkat kesediaan manajemen untuk menyatukan sumber daya perusahaan yang
(29)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala signifikan
Kemampuan pengambilan keputusan dalam lingkungan yang tidak pasti
Tingkat kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan dalam situasi yang diluar kontrol
Interval
Kemampuan mengadopsi ide-ide baru
Tingkat kemampuan karyawan dalam
mengadopsi ide-ide baru
Interval
Kemampuan
mengadopsi metode pengiriman baru
Tingkat kemampuan karyawan dalam mengadopsi metode baru dalam pengiriman barang kiriman konsumen Interval Kapabilitas Serap Kemampuan umum Perusahaan dalam perolehan pengetahuan, evaluasi pengetahuan, transfer pengetahuan, serta transfer dan penerapan pengetahuan
(Sumber : Zahra & George, 2002 dan Cohen & Levintal, 1990)
Perolehan pengetahuan
Kemampuan pihak perusahaan dalam memperkaya
pengetahuan baik dari sumber eksternal maupun internal perusahaan
Tingkat kemampuan pihak perusahaan dalam memperkaya
pengetahuan yang bersumber dari eksternal perusahaan
Tingkat kemampuan pihak perusahaan dalam memperkaya
pengetahuan yang bersumber dari internal perusahaan
Interval
Evaluasi Pengetahuan
Kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan
penyeleksian
pengetahuan baik secara konseptual maupun operasional
Tingkat kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan penyeleksian pengetahuan secara konseptual
Tingkat kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan penyeleksian pengetahuan secara operasional
(30)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala Transfer
pengetahuan
Kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan sosialisasi pengembangan pengetahuan baik secara formal maupun tidak formal
Tingkap kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan sosialisasi pengembangan pengetahuan secara formal
Tingkap kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan sosialisasi pengembangan pengetahuan secara tidak formal Interval Penerapan Pengetahuan
Kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan
implementasi pengembangan pengetahuan baik yang berorientasi proses maupun orientasi hasil
Tingkat kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan
implementasi pengembangan pengetahuan yang beorientasi proses bisnis Tingkat kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan implementasi pengembangan pengetahuan yang berorientasi objektivitas perusahaan Interval
Kreasi Nilai
Penciptaan nilai pelanggan fokusnya adalah pada pelanggan (customer focus), kompetensi intinya pada
business domain, dan collaborative network-nya pada business partners
Kotler dan Keller
Customer Benefit
Peningkatan pengembangan produk layanan baru
Peningkatan pengembangan produk layanan baru Interval Peningkatan pengembangan variasi dari manfaat produk layanan yang sesuai harapan konsumen
Peningkatan
pengembangan variasi dari manfaat produk layanan yang sesuai harapan konsumen
Interval
Peningkatan standar mutu yang ditetapkan pelanggan
Peningkatan standar mutu yang ditetapkan pelanggan
Interval
Business Domain
Peningkatan produk layanan yang berbeda dibandingkan dengan produk layanan pesaing
Peningkatan produk layanan yang berbeda dibandingkan dengan produk layanan pesaing
(31)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel Subvariabel Indikator Ukuran Skala (2009:79), Peningkatan ketepatan
waktu pengiriman paket
Peningkatan ketepatan waktu pengiriman paket
Interval
Peningkatan pemahaman
perusahaan atas trend
produk di masa yang akan datang
Peningkatan
pemahaman perusahaan atas trend produk di masa yang akan datang
Interval Business Partner. Peningkatan kerelasian dengan pelanggan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan
Peningkatan kerelasian dengan pelanggan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan
Interval
Kehandalan pengembangan jaringan bisnis
Peningkatan jaringan bisnis dengan pihak yang berkompeten
Interval
Peningkatan kerjasama dalam proses transaksi bisnis
Interval
Kinerja Bisnis
Kinerja bisnis dapat diukur dari penjualan, pangsa pasar dan profitabilitas Wheelen & Hunger
(2012:332)
Penjualan Total penjualan yang dicapai dalam periode waktu tertentu
Total penjualan dalam 5 tahun terakhir
Rasio
Profitabilitas ROA (Return on Assets)
Rasio ROE ( Return on Euity) Rasio Pangsa pasar Persentase pasar aktual
yang dikuasai dari total populasi pasar aktual yang ada di kota-kota besar
Rasio
Persentase pangsa pasar di seluruh Indonesia
Rasio
3.4. Populasi. Sampel dan Teknik Sampling 3.4.1. Populasi
Malhotra (2010:371) menyatakan bahwa populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa. Sedang definisi
(32)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sampel adalah sub elemen populasi yang terpilih ke dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa kurir yang ada di wilayah penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 193 perusahaan jasa kurir yang kantor pusatnya di Jakarta.
Dari populasi sebanyak tersebut di atas diambil sampel yang representative sehingga penelitian dapat secara proporsional mewakili ukuran perusahaan. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia.
3.4.2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah, sebanyak 72 perusahaan jasa kurir yang beroperasi di berbagai daerah di Indonesia, sebagian besar berkantor pusat di Jakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah simple
random sampling dengan melihat data jumlah jasa kurir yang terdaftar dalam
menteri perdagangan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan selain data primer adalah data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan kuesioner sebagai instrumen yang utama dalam penelitian ini. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data dan ditujukan langsung kepada para pengelola jasa kurir. Sementara alat pengumpul data lainnya adalah sebagai berikut:
(33)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari narasumber lain misalnya para pelanggan industri jasa kurir, serta beberapa badan dan pihak yang berkaitan.
2. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan untuk memperoleh informasi lain yang belum dapat diperkirakan sebelumnya, menelaah, dan mengkaji dokumen-dokumen lain dari berbagai lembaga yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya hasil observasi ini dicatat dan didokumentasikan sebagai data primer penelitian.
3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis data deskriptif bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai variabel-variabel yang diteliti, sekaligus digunakan untuk menjawab permasalahan. Menurut Saunders, Lewis & Thornhill (2006;223) pengungkapannya dapat berupa tabulasi atau grafik serta ukuran-ukuran statistika agar mudah melakukan analisa secara deskriptif.
2. Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif digunakan untuk menjawab hipotesis, menggunakan
(34)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
antara set variabel observasi melalui variabel laten. Asumsi yang mendasari metode PLS adalah bahwa data yang diamati dihasilkan dari proses sejumlah kecil. Analisis ini adalah pengembangan dari model persamaan struktural (SEM) diperkenalkan pertama kali oleh H.Wold dengan tujuan untuk memaksimalkan variansi dari dependent variable yang dapat dijelaskan oleh independent variable
dengan menghasilakn matriks covarians secara empiris.
Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan serta paradigma penelitian, dapat digambarkan suatu kerangka alur hubungan antara variabel berupa model sebagai berikut.
(35)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
COMPANY RESOURCES
(CR) EXTERNAL ENVIRONMENT
AL FORCES (EEF)
VALUE CREATION
(CV) STRATEGIC
ORIENTATION (SO)
BUSINESS PERFORMANCE
(BP)
X11 X12 X13
X21 X22 X23
Y11 Y12 Y13 Y14
Y31 Y32 Y33
Z1 Z2 Z3 ABSORPTIVE
CAPABILITY (AC)
Y21 Y22 Y23 Y24
Gambar 3.1
Kerangka Alur Hubungan Antarvariabel Laten Yang Diteliti
Model penelitian di atas pada hakekatnya memperlihatkan Kekuatan Lingkungan Eksternal (KKE) dan Sumber Daya Perusahaan (SDP) adalah Variabel eksogen yang secara langsung mempengaruhi Orientasi Strategis (OS), Kapabilitas Serap (KS) dan Kreasi Nilai (KN), Serta Kinerja Bisnis (KB) sebagai konsekuensi yang disebut sebagai variabel endogen.
Model PLS didefinisikan terdiri dari dua persamaan linier yang disebut model struktural (Inner model) dan pengukuran (Outer model). Model struktural
(36)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
merepresentasikan hubungan antar variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung, sedangkan model pengukuran memperlihatkan hubungan antara variabel laten dan sekelompok variabel manifes yang dapat diukur secara langsung.
a. Inner Model
Persamaan model struktural yang menghubungkan variabel –variabel laten adalah sebagai berikut :
Dimana :
= koefisien jalur variabel laten eksogen terhadap endogen
= koefisien jalur variabel laten endogen terhadap endogen lainnya
= error pada model struktural
b. Outer Model
Outer model disebut juga persamaan model pengukuran, ditulis sebagai berikut :
xkj= Xj + kj
Dimana :
(lambda) = koefisien jalur pada model pengukuran
δ (delta) = error model pengukuran pada variabel eksogen
(37)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel manifes diasumsikan memiliki satu variabel laten dan dikelompokkan ke dalam blok-blok yang terpisah. Setiap blok mewakili satu variabel laten. Asumsi dasar pada PLS adalah semua informasi dari variabel manifes ditujukan pada variabel-variabel laten. Hal ini mempunyai dua implikasi. Pertama, model PLS tidak melibatkan hubungan langsung antara variabel manifes. Kedua, model pengukuran dari satu blok diasumsikan tidak berkorelasi dengan error-error model pengukuran dari blok lainnya.
Adapun langkah perhitungan dalam Partial Least Square (PLS) menurut
Imam Ghozali (2008) adalah :
1. Spesifikasi Model Struktural
Membuat spesifikasi model adalah dengan membuat diagram jalur berdasarkan model teoritis. Hubungan antara konstruk diwakili oleh panah. Panah yang lurus menunjukkan hubungan kausal yang langsung dari satu konstruk ke konstruk yang lain. Panah dua arah antara konstruk menunjukkan korelasi antar konstruk. Variabel manifes diasumsikan memiliki satu variabel laten dan dikelompokkan ke dalam blok-blok yang terpisah. Setiap blok mewakili satu variabel laten.
2. Penaksiran Parameter (Estimasi)
PLS bekerja dengan mengekstraksi faktor-faktor dari variabel-variabel prediktif dan variabel respons sedemikian sehingga kovarians antara faktor-faktor yang diekstraksi tersebut maksimum. Inti dari prosedur penaksiran parameter dalam PLS adalah penentuan pembobot-pembobot yang selanjutnya akan
(38)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk menaksir skor faktor dari variabel laten. Pembobot-pembobot diperoleh dari regresi dengan metode kuadrat terkecil yang diterapkan pada variabel manifes setiap blok.
3. Evaluasi Model
a. Inner Model
Berbeda dengan LISREL, evaluasi taksiran model PLS hanya dapat dilakukan secara deskriptif. Tenenhaus dkk. (2004) memberikan ukuran kecocokan Goodness of fit (GoF) untuk mengevaluasi model PLS. GoF
merupakan akar kuadrat hasil perkalian antara rata-rata communalitas (outer model) dan rata-rata (inner model). GoF bernilai antara 0 sampai 1 dan diformulasikan sebagai:
√ ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Selain Gof, terdapat beberapa ukuran lainnya juga mendukung dalam mengevaluasi model PLS yaitu Q-Square
Rumus Q-Square: Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 )
dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model.
Interpretasi Q2 sama dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (mirip dengan R2 pada regresi) nilai Q2 di atas 80% dianggap baik atau makin mendekati 1 nilainya maka model makin Fit.
(39)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Outer Model
Model pengukuran yang bersifat reflective atau sering disebut outer
model reflective menunjukkan bagaimana variabel manifest atau observed
variable merepresentasi konstruk laten untuk diukur yaitu dengan menguji
validitas dan reliabilitas dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten tersebut melalui analisis faktor konfirmatori. Uji validitas dan reliabilitas dalam model pengukuran dapat dilihat dari nilai- nilai berikut.
1) Nilai factor loading (λ). Faktor loading merupakan ukuran yang dapat kita pergunakan untuk mengevaluasi reliabilitas setiap variabel manifes. Nilai
loading factor yang tinggi menunjukkan bahwa tiap indikator konstruk converge
pada satu titik. Chin (2000) mengatakan λ ≥ 0,7 mengindikasikan reliabilitas yang baik. Nilai loading factor paling besar menunjukkan indikator yang
paling berkaitan erat dengan variabel latennya. 2) Reliabilitas Gabungan (Composite reliability)
Selain uji validitas, Outer model juga dilakukan untuk menguji reliabilitas
suatu konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrurnen dalam mengukur konstruk.
(∑ )
(∑ ) ∑
Dimana = loading factor variabel manifes ke-k pada variabel laten ke-j
Nunnaly (1994) merekomendasikan CR Gabungan (Composite reliability)
di atas 0,7 mengindikasikan konsistensi pengukuran yang baik. 3) Average Variance Extracted.
(40)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Ukuran ini digunakan untuk mengukur variasi variabel laten yang dapat
dijelaskan oleh variasi model pengukuran.
∑
Tennenhaus dkk. (2004) merekomendasikan AVE di atas 0,5 mengindikasikan pengukuran keragaman yang baik.
Tabel 3.3
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Outer Model Validitas dan
Reliabilitas Parameter Aturan Keputusan
Validitas
Convergent
Loading Factor > 0.70 untuk Confirmatory Research > 0.60 masih dapat diterima untuk Exploratory Research
Average Variance Extracted (AVE)
> 0.50 untuk Confirmatory maupun Exploratory Research
Validitas
Discriminant
Cross Loading > 0.70 untuk setiap variable
Akar kuadrat AVE dan Korelasi antar
Konstruk Laten
Akar Kuadrat AVE > Korelasi antar Konstruk Laten
Reliabilitas Cronbach's Alpha > 0.70 untuk Confirmatory Research > 0.60 rnasih dapat diterima untuk Exploratory Research
Composite Reliability > 0.70 untuk ConfirmatoryResearch 0.60 - 0.70 masih dapat diterima untuk Exploratory Research
(41)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.7.2 Uji Hipotesis
Berikut hipotesis yang diuji berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian.
1. Hipotesis 1
Kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap orientasi strategis di industri jasa kurir di Indonesia.
EXTERNAL ENVIRONMENT AL FORCES (EEF) 12 11 X11 X12
X13 1
COMPANY RESOURCES (CR) X21 X22 X23 STRATEGIC ORIENTATION (SO) Y11 Y12 Y13 Y13
Gambar 3.2 Diagram Jalur Hipotesis 1
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
(Hair.et al 2003;181).
2
2 2 2 1 2 2 1
1
)
1
(
y x x x y x x xR
k
R
k
n
F
(42)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kriteria uji, Tolak H0 jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 1-
dan derajat bebas (k;n-k-1) dengan k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah sampel (pengamatan).
Sedangkan untuk menguji hipotesis secara parsial, digunakan uji hipotesis sebagai berikut :
Ho : 1i ≤ 0, i=1,2
H1 : 1i >0
Statistik uji yang digunakan adalah :
) ˆ ( ˆ
1 1
i i SE
t
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
2. Hipotesis 2
Kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia.
(43)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
EXTERNAL ENVIRONMENT AL FORCES (EEF) ABSORPTIVE CAPABILITY (AC) 22 21 X11 X12 X13 Y21 Y22 Y23 Y24 2 COMPANY RESOURCES (CR) X21 X22 X23
Gambar 3.3 Diagram Jalur Hipotesis 2
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
(Hair.et al 2003;181).
Kriteria uji, Tolak H0 jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 1-
dan derajat bebas (k;n-k-1) dengan k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah sampel (pengamatan).
Sedangkan untuk menguji hipotesis secara parsial, digunakan uji hipotesis sebagai berikut :
2
2 2 2 1 2 2 1
1
)
1
(
y x x x y x x xR
k
R
k
n
F
(44)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Ho : 2i ≤ 0, i=1,2
H1 : 2i >0
Statistik uji yang digunakan adalah :
) ˆ ( ˆ
1 1
i i SE
t
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
3. Hipotesis 3
Kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia
.
EXTERNAL ENVIRONMENT
AL FORCES (EEF)
VALUE CREATION
(VC)
32 31
X11 X12 X13
Y31 Y32 Y33
3
COMPANY RESOURCES
(CR)
X21 X22 X23
Gambar 3.4 Diagram Jalur Hipotesis 3
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
(45)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Hair.et al 2003;181).
Kriteria uji, Tolak H0 jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 1-
dan derajat bebas (k;n-k-1) dengan k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah sampel (pengamatan).
Sedangkan untuk menguji hipotesis secara parsial, digunakan uji hipotesis sebagai berikut :
Ho : 3i ≤ 0, i=1,2
H1 : 3i >0
Statistik uji yang digunakan adalah :
) ˆ ( ˆ 2 2 i i SE t
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
4. Hipotesis 4
Kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia
2
2 2 2 1 2 2 1
1
)
1
(
y x x x y x x xR
k
R
k
n
F
(46)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
EXTERNAL ENVIRONMENT AL FORCES (EEF) BUSINESS PERFORMANCE (BP) 42 41 X11 X12 X13 Z1 Z2 Z3 4 COMPANY RESOURCES (CR) X21 X22 X23
Gambar 3.5 Diagram Jalur Hipotesis 4
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
(Hair.et al 2003;181).
Kriteria uji, Tolak H0 jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 1-
dan derajat bebas (k;n-k-1) dengan k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah sampel (pengamatan).
Sedangkan untuk menguji hipotesis secara parsial, digunakan uji hipotesis sebagai berikut :
Ho : 3i ≤ 0, i=1,2
2
2 2 2 1 2 2 1
1
)
1
(
y x x x y x x xR
k
R
k
n
F
(47)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu H1 : 3i >0
Statistik uji yang digunakan adalah :
) ˆ ( ˆ
3 3
i i SE
t
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
5. Hipotesis 5
Orientasi strategis berpengaruh terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia
.
21
5
ABSORPTIVE CAPABILITY
(AC)
Y21 Y22 Y23 Y24
STRATEGIC ORIENTATION
(SO)
Y11 Y12 Y13 Y13
Gambar 3.6 Diagram Jalur Hipotesis 5
Pengujian hipotesis secara parsial, digunakan uji hipotesis sebagai berikut : Ho : 21 ≤ 0, i=1,2
H1 : 21 >0
Statistik uji yang digunakan adalah :
) ( 21
21
SE
(48)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
6. Hipotesis 6
Orientasi strategis dan kapabilitas serap berpengaruh terhadap kreasi nilai
di industri jasa kurir di Indonesia
VALUE CREATION (VC) 31 Y31 Y32 Y33 6 STRATEGIC ORIENTATION (SO) Y11 Y12 Y13 Y13 ABSORPTIVE CAPABILITY (AC) Y21 Y22 Y23 Y24 32
Gambar 3.7 Diagram Jalur Hipotesis 6
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
2
2 2 2 1 2 2 1
1
)
1
(
y x x x y x x xR
k
R
k
n
F
(49)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS JASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Hair.et al 2003;181).
Kriteria uji, Tolak H0 jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 1-
dan derajat bebas (k;n-k-1) dengan k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah sampel (pengamatan).
Pengujian hipotesis secara parsial, digunakan uji hipotesis sebagai berikut : Ho : 3i ≤ 0, i=1,2
H1 : 3i >0
Statistik uji yang digunakan adalah :
) ( 3
3
i i
SE t
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
7. Hipotesis 7
Orientasi strategis dan kapabilitas serap berpengaruh terhadap kinerja
bisnis di industri jasa kurir di Indonesia
41
STRATEGIC ORIENTATION
(SO)
Y11 Y12 Y13 Y13
ABSORPTIVE CAPABILITY
(AC)
Y21 Y22 Y23 Y24
42
BUSINESS PERFORMANCE
(BP)
Z1 Z2 Z3
(1)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS J ASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Ireland, DR, Hoskisson , RE, dan Hitt , MA, 2013,Understanding Business Strategy, 3rd edition, South-Western College
Jabnoun, Naceur; Khalifah, Azaddin; Yusuf, Attahir (2003)Environmental Uncertainty, Strategic Orientation, And Quality Management: A Contingency Model The Quality Management Journal; 2003; 10, 4; ABI/INFORM Complete Pg. 17
James-Gordon, Yvette; Young, Andy; Bal, Jay, 2003, External Environmental Forces Affecting E-Learning Providers Marketing Intelligence & Planning;2003; 21, 3; ABI/INFORM Complete Pg. 168
Jones, Johnny M, 2003, External Environmental Forces And Organizational Behavior: A Study Of Managed Care And Child Welfare Organizations, Proquest Information And Learning Company.
Kalanit Efrat; Shoham, Aviv., 2013, The Interaction Between Environment And Strategic Orientation In Born Globals' Choice Of Entry Mode, International Marketing Review 30.6 : 536-558.
Kaplan R.S., Norton D.P.2001, The Strategy – Focused Organization, How Balanced Score Card Companies Thrive In The New Business Environment, Harvard Business Press., Boston
Kasmir, 2008, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Pt Raaja Grafindo Persada
Khoja, Faiza; Maranville, Steven, 2010, How Do Firms Nurture Absorptive Capacity?, Journal of Managerial Issues 22.2 262-278,151.
Kidmore End: Academic Conferences International Limited. (Mar 2014)
Kim, Changsu; Wu, Zhan; Erramilli, M Krishna. , 2011, Resources and performance of international joint ventures: the moderating role of absorptive capacityJournal of Asia Business Studies 5.2 (2011): 145-160.
Kohlbacher, Markus; Weitlaner, Doris; Hollosi, Arno; Grünwald, Stefan; Grahsl, Hans-Peter (2012), Innovation In Clusters: Effects Of Absorptive Capacity And Environmental Moderators, Proquest
(2)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS J ASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kotler, Philip ; Dan Keller, Kevin Lane 2012. Marketing Management, 14e, Global Edition, Pearson Education Limited, England
Kotler, Philip ; Dan Keller, Kevin Lane. 2009. Marketing Management, 13rd Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Kruse, Clement Scott, 2013, An Analysis Of The External Environmental And Internal Organizational Factors Associated With Adoption Of The Electronic Health Record, Virginia Commonwealth University Richmond, Virginia, Proquest LLc
Kwak, Hyokjin; Jaju, Anupam; Puzakova, Marina; Rocereto, Joseph F. 2012, The Connubial Relationship Between Market Orientation And Entrepreneurial OrientationJournal Of Marketing Theory And Practice 21.2 (Spring 2013): 141-161.
Lähtinen, Katja; Haara, Arto; Leskinen, Pekka; Toppinen, Anne. Forest Science 54.6 (Dec 2008): 607-616., 2008, Assessing the Relative Importance of Tangible and Intangible Resources: Empirical Results from the Forest Industry
Lewis, Roger J., (1999). Reliability And Validity: Meaning And Measurement . Annual Meeting Of The Society For Academic Emergency Medicine (SAEM) In Boston, Massachusetts
LIU , Bing, Dan FU, Zhengping , 2011, Relationship Between Strategic Orientation And Organizational Performance In Born Global: A Critical Review, International Journal Of Business And Management Vol. 6, No. 3.
Lukas, B., J. F. Hair, et al. (2003). Marketing Research. Sydney, Australia,. McGraw
Malhotra, Naresh K. 2010. Marketing Research: An Applied Orientation International Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Margaret Jekanyika Matanda; Nelson Oly Ndubisi., 2009,Market Orientation, Supplier Perceived Value And Business Performance Of Smes In A Sub-Saharan African Nation, Journal Of Enterprise Information Management 22.4 : 384-407.
Matic, Ivan, 2012, Measuring The Effects Of Learning On Business Performances: Proposed Performance Measurement Model, . Journal Of American Academy Of Business, Cambridge 18.1 (Sep 2012): 278-284
(3)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS J ASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Mohamed, Intan Salwani., 2011, An Empirical Study On Factors Determining E-Business Usage On E-Business performance In Malaysian Service Industry, Multimedia University (Malaysia), Proquest, Umi Dissertations Publishing
Mueller, Thilo A; Gemünden, Hans Georg.2009, Founder Team Interaction, Customer And Competitor Orientation In Software Ventures Management Research News 32.6 (2009): 539-554.
Nazir , Moh . ( 1988 ), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Ngo, Liem Viet; O'Cass, Aron, 2010, Value Creation Architecture And Engineering: A Business Model Encompassing The Firm-Customer DyadEuropean Business Review 22.5 (2010): 496-514
Nuno Miguel Delicado Teixeira; António Gerson Cabral Amaro, 2013, Evaluation Of Financial Performance And Value Creation - A Case Study, Revista Universo Contabil 9.4 : 157-178.
O'Regan, Nicholas; Ghobadian, Abby. , 2005, Innovation in SMEs: the impact of strategic orientation and environmentalperceptions,International Journal of Productivity and Performance Management54.1/2 (2005): 81-97.
Othman, Rozhan Dan Sheehan, Norman T. 2011, Value Creation Logics And Resource Management: A Review, Proquest
Pavel Blecharz, Hana Stverkova,2011, Product Quality And Customer Benefit, International Journal Of Operational Management, Marketing And Services, ISSN: 2160-6501 Volume 1, Number 1, December, 2011 Pearce J.A., Robinson R.B., 2011, Strategic Management – Formulating,
Implementation And Control, 12th Edition, Mc Graw Hill International Edition
Pirouz, Dante.M. (2006). An overview Partial Least Square. University of Western Ontario-The Richard Ivey School of Business.
Priem, R.L. (2007), “A Consumer Perspective On Value Creation”, Academy Of Management Review, Vol. 32, Pp. 219-35
(4)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS J ASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Reddy, Venkat Ram; Dyaram, Lata, 2014, Dimensions Of Absorptive Capacity Across Multiple Generations In Organizational Context, European Conference On Management, Leadership & Governance : 379-387.
Rhay-Hung Weng And Ching-Yuan Huang, 2012, The Impact Of Customer Knowledge Capability And Relational Capability On New Service Development Performance: The Case Of Health Service, Journal Of Management & Organization (2012) 18(5): 608–624.
Rodgers, David E.. (2010), Vision-To-Value Creation: A Balanced Fit Strategic Dynamic Capabilities Process, Capella University, Proquest, UMI Dissertations Publishing, 2010. 3396512.
Saarijärvi, Hannu; Kannan, P K; Kuusela, Hannu., Value Co-Creation: Theoretical Approaches And Practical Implications European Business Review 25.1 (2013): 6-19.
Salman, Asma ; Dan Munir, Nauman, 2012, Choice Between Debt And Equity And Its Impact On Business Performance, The International Journal Of Organizational Innovation Vol 5 Num 1
Saunders, M., P. Lewis, & A.Thornhill. 2006. Research Methods For Business Students. Third Edition. USA: Prentice-Hall, Financial Times Press Sekaran, Uma. 2010. Research Methods For Business. A Skill-Building Approach.
Third Edition. USA: John Wiley And Sons Inc.
Sidhu, Jatinder S., 2004, Business-Domain Definition And Performance: An Empirical Study , S.A.M. Advanced Management Journal; Autumn 2004; 69, 4; ABI/INFORM Complete
Silver Coley, Linda; Lindemann, Eckhard; Wagner, Stephan M. , 2012, Tangible and intangible resource inequity in customer-supplier relationships, The Journal of Business & Industrial Marketing 27.8 (2012): 611-622
Srivastava, Prashant; (Jay) Yoo, Jaewon; Frankwick, Gary L; Voss, Kevin E.2012, Evaluating The Relationship Of Firm Strategic Orientations And New Product Development Program Performance, Journal Of Marketing Theory And Practice 21.4 (Fall 2013): 429-440.
(5)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS J ASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Talaja, Anita 2012, Multiple Group Structural Model For Testing Differences In Absorptive And Innovative Capabilities Between Large And Medium Sized Firms,Croatian Operational Research Review (CRORR), Vol. 3, 2012
Tenenhaus, Michael, Vinzi, E Vincenzo, Chatelin, Yves- Marie., Lauro, Carlo. .2004.PLS Path modeling, Computetional Statistics & Data Analysis, 48(1):150-205.
Tsai, Ming- Tien, Phd; Chuang, Shuang-Shii, Phd; Chen, Cheng-Chung, Phd, 2008, Social Interaction, Technological Capability And Innovation: An Empirical Study In The Taiwanese High -Tech Industry, The Business Review, Cambridge Vol. 11 Num. 1
Tsai, Yi-Ching, 2006, Effect Of Social Capital And Absorptive Capability On Innovation In Internet Marketing, International Journal Of Management; Mar 2006; 23, 1; ABI/INFORM Complete Pg. 157
Weinzimmer, Laurence G; Robin, Jennifer; Michel, Eric J. , 2012, ,Journal Of Business Strategies 29.2 (Fall 2012): 81-98.
Wheelen , Thomas L., & Hunger, J. David. 2012. Strategic Management And Business Policy: Concepts.13th Ed. Pearson/Prentice Hall
Wingwon, Boonthawan., 2012, Effects of Entrepreneurship, Organization Capability, Strategic Decision Making and Innovation toward the Competitive Advantage of SMEs Enterprises, Journal of Management and Sustainability 2.1 (Mar 2012): 137-150.
Yan Yeung, Jeff Hoi; Selen, Willem; Chee-Chuong Sum; Huo, Baofeng. , 2006, Linking Financial Performance To Strategic Orientation And Operational Priorities: An Empirical Study Of Third-Party Logistics ProvidersInternational Journal Of Physical Distribution & Logistics Management 36. 3 : 210-230.
Zhou, K.Z., Yim, C.K. and Tse, D.K. (2005) „The effects of strategic orientations on technology- and market-based breakthrough innovations‟, Journal of Marketing 69(2): 42–60.
Sumber lain
Majalah Swa Edisi 19, tanggal 8- 21 September 2011 Undang-Undang no: 38 tahun 2009 tentang Pos.
(6)
Hana Suryana, 2015
KREASI NILAI SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS J ASA KURIR D I IND ONESIA
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Peraturan Pemerintah no: 15 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang nomor 38 tahun 2009 tentang Pos.