“PABRIK PROPYLENE GLYCOL DARI PROPYLENE OXIDE DENGAN PROSES HIDRASI”.
“PABRIK PROPYLENE GLYCOL DARI PROPYLENE OXIDE
DENGAN PROSES HIDRASI”
DISUSUN OLEH :
MIRSA RESTU ADINATA
NPM. 0931010027
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
(2)
DENGAN PROSES HIDRASI
PRA RENCANA PABRIK
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Kimia
Oleh :
MIRSA RESTU ADINATA
0931010027
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
(3)
PRA RENCANA PABRIK
PABRIK PROPYLENE GLYCOL DARI PROPYLENE OXIDE
DENGAN PROSES HIDRASI
Disusun Oleh :
MIRSA RESTU ADINATA
0931010027
Telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Dosen Penguji
Pada Tanggal : 12 April 2013
Tim Penguji:
Pembimbing :
1.
Ir.Mu’tassim Billah, MS
Ir.Bambang
Wahyudi,
MS
NIP. 19600504 198703 1 001
NIP. 19580711 198503 1 001
2.
Ir. Sukamto NEP, MT
NIP. 19541019 198503 1 001
3.
Prof. Dr. Ir. Sri Redjeki, MT
NIP. 19570314 198603 2 001
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik pra rencana pabrik ini yang berjudul “Pabrik Propylene Glycol dari Propylene Oxide dengan proses Hidrasi”.
Pra rencana ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Kimia.
Sebagai dasar penyusunan pra rencana pabrik ini adalah teori yang diperoleh selama kuliah, data-data dari internet maupun literatur yang ada. Selanjutnya, dengan tersusunnya pra rencana pabrik ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Kepala Jurusan Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. Bambang Wahyudi, MS selaku dosen pembimbing.
4. Bapak, Ibu, Saudara yang telah memberikan dorongan, doa, dan restu serta semangat demi berhasilnya studi kami.
5. Rekan-rekan serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu sehingga pra rencana pabrik ini terselesaikan.
(5)
Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan pra rencana pabrik ini oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata, semoga pra rencana pabrik ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Surabaya, April 2013
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii BAB I PENDAHULUAN ... I-1 BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ... II-1 BAB III NERACA MASSA ... III-1 BAB IV NERACA PANAS ... IV-1 BAB V SPESIFIKASI ALAT ... V-1 BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ... IV-1 BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA .... VII-1 BAB VIII UTILITAS ... VIII-1 BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... IX-1 BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ... X-1 BAB XI ANALISA EKONOMI ... XI-1 BAB XII DISKUSI DAN KESIMPULAN ... XII-1 DAFTAR PUSTAKA
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Kebutuhan Propylene Glycol di Indonesia ... I-2 Tabel II.1 Perbandingan Proses Menggunakan Katalisator dengan Tanpa
Katalisator ... II-4 Tabel VIII.1 Kebutuhan listrik untuk Proses ... VIII-79 Tabel VIII.2 Kebutuhan listrik untuk Utilitas ... VIII-80 Tabel VIII.3 Kebutuhan listrik untuk penerangan ... VIII-81 Tabel VIII.4 Jumlah Lampu Merkury yang dibutuhkan ... VIII-82 Tabel X.1 Jadwal Kerja masing-masing Regu ... X-11 Tabel X.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... X-12 Tabel XI.1 Biaya Total Produksi Dalam Berbagai Kapasitas ... XI-7 Tabel XI.2 Modal Pinjaman Selama Masa Konstruksi ... XI-8 Tabel XI.3 Modal Pinjaman Selama Masa Konstruksi ... XI-8 Tabel XI.4 Cash Flow ... XI-9 Tabel XI.5 Internal Rate of Return (IRR) ... XI-10 Tabel XI.6 Rate n Equity (ROE) ... XI-11 Tabel XI.7 Perhitungan Waktu Pengembalian Modal ... XI-12 Tabel XI.8 Tabel Data Untuk Grafik BEP ... XI-14
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Diagram Alir Hidrasi Propylene Oxide dengan Katalisator ... II-1 Gambar II.2 Diagram Alir Hidrasi Propylene Oxide tanpa Katalisator ... II-2 Gambar VIII.1 Unit Pengolahan Air ... VIII-86 Gambar IX.1 Tata Letak Pabrik Propylene Glycol ... IX-9 Gambar XI.1 Grafik BEP ... XI-14
(9)
INTISARI
Bahan baku utama proses produksi Propylene Glycol yaitu Propylene Oxide yang di dapatkan dari PT. Karya Mitra Usaha dan air dari water proses. Proses dilakukan dalam reaktor pada suhu 1950C dan tekanan 12,58 atm, bersifat eksotermis. Reaksi yang terjadi menghasilkan Propylene Glycol, Dipropylene Glycol, Tripropylene Glycol. Produk yang keluar dari reaktor diumpankan ke dalam Evaporator untuk memekatkan dengan menguapkan air. Kemudian komponen bawah dari evaporator masuk ke dalam Distilasi I untuk memisahkan Propylene Glycol dengan impuritisnya. Komponen bawah dari hasil distilasi I diumpankan ke Distilasi II untuk memisahkan Dipropylene Glycol dan Tripropylene Glycol.
Kebutuhan pendingin di peroleh dari air pendingin. Kebutuhan listrik di peroleh dari PLN dan Generator, dan untuk air pendingin diperoleh dari sungai terdekat. Pabrik ini menggunakan system organisasi perseroan terbatas atau PT , dengan bentuk organisasi garis dan staf.
Pabrik ini direncanakan bekerja secara kontinyu dengan waktu produksi 330 hari per tahun .
Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai hal sebagai berikut :
1. Kapasitas Produksi : 16500 ton / tahun
(10)
3. Sistem organisasi : Garis dan Staf
4. Lokasi Pabrik : Gresik Jawa Timur
5. Produk Propylene Glycol : 2083,334 kg / jam
6. Bahan baku
a. Propylene Oxide : 2148,4911 kg / jam
b. Air : 670,2253 kg / jam
7. Kebutuhan utilitas
• Air : 25,18 m3/jam • Bahan bakar : 1795 liter/jam • Listrik : 1180 kWh 8. Analisa ekonomi
• Modal Tetap (FCI) : Rp. 256.992.522.605,03 • Modal Kerja (WCI) : Rp. 65.212.906.170,00 • Investasi Total (TCI) : Rp. 322.205.428.775,03
• IRR : 26,98 %
• ROE : 37,34 %
• POP : 3 tahun 1 bulan
(11)
Pendahuluan I - 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Pembangunan industri sebagai bagian dari usaha ekonomi jangka panjang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih baik dan seimbang, yaitu struktur ekonomi yang dititikberatkan pada industri maju. Salah satu industri di Indonesia yang sedang berkembang adalah industri kimia, yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga kebutuhan akan bahan baku dan bahan penunjang akan meningkat pula. Di Indonesia masih bergantung pada negara lain dalam memenuhi bahan baku, oleh karena itu perlu adanya pembangunan dalam industri kimia.
Produksi bahan kimia Indonesia saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat setiap tahunnya. Industri hulu yang memproduksi bahan kimia penunjang atau bahan baku sudah seharusnya bisa mendukung pesatnya pertumbuhan industri hilir yang memproduksi produk jadi. Tersedianya sumber daya alam serta sumber daya manusia yang potensial menjadi alasan yang logis didirikannya industri hulu yang memproduksi bahan–bahan kimia. Iklim investasi yang cukup kondusif tentunya akan sangat menentukan terciptanya dunia industri yang sehat, kompetitif dan menguntungkan. Peranan
(12)
Pendahuluan I - 2
Propylene Glycol banyak digunakan di berbagai industri baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Pemakaiannya yang sangat luas diberbagai industri seperti industri makanan, obat–obatan, kosmetik, cat, serta banyak digunakan sebagai antifreeze, deicing, anti-icing, cooling agent dan solvent. Tingkat impor propilen glikol yang meningkat setiap tahunnya menunjukan akan besarnya pangsa pasar dalam negeri.(Haverkamp-Marshall,2008)
Berdasarkan pada uraian diatas, maka propylene glycol adalah bahan kimia yang sangat potensial untuk diproduksi dan perlu didirikannya pabrik pembuatan propilen glikol di Indonesia. Mengingat besarnya pangsa pasar di dalam negeri. Selain itu pabrik ini dalam jangka panjang dapat memenuhi pasar luar negeri, sehingga bisa menjadi salah satu penghasil devisa bagi negara.
I.2. Kapasitas Pabrik
Kebutuhan Propylene Glycol di Indonesia semakin meningkat dengan peningkatan kapasitas pada bidang industri kimia. Kebutuhan Propylene Glycol untuk Indonesia dapat di tabelkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel I.1 Kebutuhan Propylene Glycol di Indonesia.
Sumber : Biro Pusat Statistik Surabaya
Tahun (ton/th) 2005 28.500 2006 25.500 2007 36.500 2008 38.900 2009 39.500
(13)
Pendahuluan I - 3
Berdasarkan data tersebut diatas, maka produksi Propylene Glycol di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia akan Propylene Glycol.
I.3. Sifat Bahan Baku dan Produk I.3.1. Sifat-sifat Bahan Baku
a. Propylene Oxide
Molekul rumus :C3H6O Massa molar :58.08 g/mol
Bentuk : cairan tak berwarna dan mudah menguap Densitas :0,830 g / cm ³
Titik lebur :-112 °C Titik didih :34 °C Kelarutan dalam air :cukup
b. Air
Rumus molekul :H2O
Massa molar :18.0153 g/mol
Bentuk : dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air)
(14)
Pendahuluan I - 4
Titik lebur :0 °C (273.15 K) (32 °F) Titik didih :100 °C (373.15 K) (212 °F) Kalor jenis :4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
I.3.2. Sifat-sifat Produk
a. Propylene Glycol
Molekul rumus :C3H8O2 Massa molar :76.09 g / mol Densitas :1,036 g / cm ³ Viskositas :0,581 poise Titik lebur :-59 ° C (-74 ° F) Titik didih :188,2 ° C (370,8 ° F)
Kelarutan :larut dalam air, alkohol, dan pelarut organik Konduktivitas termal :0,34 W / mK
b. Dipropylene Glycol
Molekul rumus :C6H14O3 Massa molar :134,173 g / mol Bentuk :cairan tak berwarna Densitas :1,0206 g/cm3 pada 20 ° C Titik didih :230,5 ° C
(15)
Pendahuluan I - 5
c. Tripropylene Glycol
Molekul rumus :C9H20O4 Massa molar :192 g / mol
Bentuk : cairan tidak berwarna dan kental Densitas :1,02 g/cm3 pada 20 ° C
Titik didih :265,1 ° C
(16)
Seleksi Dan Uraian Proses II- 1
BAB II
URAIAN DAN SELEKSI PROSES
II.1. Macam-macam proses
Pembuatan Propylene Glycol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Hidrasi dari Propylene Oksida dengan katalisator asam pada temperatur
rendah dan tekanan rendah
2. Hidrasi dari Propylene Oksida tanpa katalisator pada temperatur tinggi dan tekanan tinggi
II.1.1. Hidrasi Propylene Oxide dengan katalisator
Gambar II.1. Diagram Alir Hidrasi Propylene Oxide dengan Katalisator Hidrasi Propylene Glycol dengan katalisator pada temperatur rendah dan tekanan rendah mempunyai kondisi operasi yaitu temperatur 50 – 70oC dan tekanan 1 atm. Pada proses ini ditambahkan katalis H2SO4 dengan kadar 0,5 – 1% selama 30 menit.
(17)
Seleksi Dan Uraian Proses II- 2
Pada reaktor terjadi reaksi sebagai berikut :
Hasil dari reaktor kemudian diumpankan ke Destilasi 1 untuk memisahkan Propylene Oxide dan Propylene Glycol. Produk atas yang berupa Propylene Oxide direcycle kembali ke reaktor sedangkan produk bawah dimurnikan kembali pada Evaporator untuk mengurangi kadar airnya. Hasil dari pemekatan kemudian diumpankan kembali ke Destilasi 2 untuk memisahkan Propylene Glycol dan Dipropylene Glycol.
II.1.2. Hidrasi Propylene Oxide tanpa katalisator
Tow
er
Reaktor
Dehydr
ator
Vacum
m
Col
u
mn
Water
Propylene Oxide
Propylene Glycol
(18)
Seleksi Dan Uraian Proses II- 3
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan Propylene Glycol adalah Propylene Oxide dan air. Propylene Oxide dengan fase cair disimpan pada tangki penyimpanan, kemudian diumpankan ke dalam reaktor bersama-sama dengan air. Pada reaktor terjadi reaksi:
Reaksi berlangsung selama 60 menit pada suhu 195oC dan tekanan 12,58 atm. Hasil reaktor kemudian diumpankan ke Evaporator untuk memekatkan larutan dengan pengurangan kadar air pada suhu 150oC. Produk atas dari Evaporator direcycle ke Reaktor sedangkan produk bawah diumpankan ke Destilasi 1. Pada Destilasi 1 terjadi pemisahan Propylene Glycol dan Dipropylene Glycol pada suhu 191,13oC. Produk atas yang berupa Propylene Glycol didinginkan dan kemudian ditampung pada tangki penampung dan siap untuk dikemas, sedangkan produk bawah dari Destilasi 1 diumpankan ke Destilasi 2. Pada Destilasi 2 terjadi pemisahan anatar Dipropylene Glycol dan Tripropylene Glycol pada suhu 233,16oC. Produk atas yang berupa Dipropylene Glycol didinginkan dan ditampung pada tangki penampung dan siap untuk dikemas sedangkan produk bawah yang berupa Tripropylene Glycol didinginkan dan kemudian ditampung pada tangki penampung dan siap untuk dikemas.
(19)
Seleksi Dan Uraian Proses II- 4
II.2. Seleksi Proses
Tabel II.1. Perbandingan Proses Menggunakan Katalisator dengan Tanpa Katalisator
Parameter Macam Proses
Dengan Katalisator Tanpa Katalisator Bahan Baku Propylene Oxide, Air Propylene Oxide, Air
Katalis H2SO4 -
Suhu Operasi 50-70 OC 195-250OC
Tekanan Operasi 1 atm 12,58 atm
Kadar Produk 89% - 91% 85% - 90%
Dengan uraian di atas maka dapat dibuat suatu pertimbangan untuk pemilihan proses dengan membandingkan proses-proses tersebut. Maka dari itu, perancangan pabrik Propylene Glycol ini dipilih proses Pembuatan Propylene Glycol tanpa menggunakan katalis.
(20)
Seleksi Dan Uraian Proses II- 5
II.3. Uraian Proses
Proses pembuatan Propylene Glycol dimana menggunakan bahan baku Propylene Oxide fase liquid dan air fase liquid. Semua bahan baku dimasukkkan dalam rekator. Secara garis besar operasi dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Persiapan bahan
b. Tahap reaksi
c. Pemisahan
a. Persiapan bahan
Propylene Oxide yang disimpan dalam tangki penyimpan bahan baku akan dialirkan menuju heater dengan menggunakan ekspansi valve untuk menaikkan tekanan yang sesuai dengan kondisi reaktor yaitu 12,58 atm sedangkan air ditambahkan dari air proses menuju heater untuk mencapai kondisi suhu pada reaktor 195oC.
b. Tahap reaksi
Pada reaktor terjadi proses antara propylene glycol dan air pada suhu 195oC. Dan tekanan 12,58 atm Reaksi tersebut sebagai berikut :
(21)
Seleksi Dan Uraian Proses II- 6
Setelah waktu reaksi selama 60 menit hasil dari reaktor kemudian dikeluarkan dan ditampung dalam tangki penampung sementara dan dipompa menuju evaporator.
c. Pemisahan
Hasil reaksi dari reaktor masuk ke evaporator untuk menguapkan air dan propylene glycol. Hasil atas evaporator direcycle menuju reaktor sedangkan hasil bawah evaporator dipompa masuk ke distilasi 1 untuk dipisahkan dari impuritisnya. Produk atas distilasi 1 merupakan propylene glycol sedangkan hasil bawah diumpankan kembali ke distilasi 2 untuk memisahkan produk samping yaitu dipropylene glycol dan tripropylene glycol. Produk atas distilasi 2 merupakan dipropylene glycol sedangkan produk bawah merupakan tripropylene glycol.
(22)
Neraca Massa III- 1
BAB III NERACA MASSA
Kapasitas produksi : 16500 ton/tahun
Operasi : 330 hari/tahun
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Produksi Propylene Glycol = 16500 x 1000 24 x 330
= 2083,3334 kg/jam 1. Reaktor
MASUK (kg) KELUAR (kg)
Tangki Propylene Oxide
C3H6O 2148,491 C3H6O 9,2782 H2O 0,429784 H2O 95,8079
Recycle C3H8O2 2071,8966
C3H6O 9,2782 C6H14O3 558,8296 H2O 95,8079 C9H20O4 92,1425
H2O 574,4174
Total : 2828,4244 Total : 2828,0249
2. Evaporator Single Effect
MASUK (kg) KELUAR (kg)
C3H6O 9,2782 Atas
H2O 95,8079 C3H6O 9,2782 C3H8O2 2071,897 H2O 95,8079
C6H14O3 558,8296
C9H20O4 92,1425 Bawah
C3H8O2 2071,897
C6H14O3 558,8296
C9H20O4 92,1425
(23)
Neraca Massa III- 2
3. Distilasi 01
MASUK (kg) KELUAR (kg)
Destilat
C3H8O2 2071,8966 C3H8O2 2061,537 C6H14O3 558,8296 C6H14O3 27,9415
C9H20O4 92,1425 C9H20O4 0
Bawah
C3H8O2 10,3595
C6H14O3 530,8881
C9H20O4 92,1425
Total: 2722,8687 Total: 2722,8687
4. Distilasi 02
MASUK (kg) KELUAR (kg)
Distilat
C3H8O2 10,3595 C3H8O2 10,35948 C6H14O3 530,8881 C6H14O3 504,3437 C9H20O4 92,1425 C9H20O4 0,460712
Bawah
C3H8O2 0
C6H14O3 26,5444
C9H20O4 91,6817
(24)
Neraca Panas IV- 1
BAB IV NERACA PANAS
Kapasitas Produksi = 16500 ton/ tahun
Satuan = kcal
Suhu Referensi = 25 oC
Basis Perhitungan = 1 jam operasi
1. Heater Propylene Oxide
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H6O 5408,826 C3H6O 135220,7 H2O 2,148921 H2O 53,72302
Qsteam 136698,3 Qloss 6834,916
Total : 142109,3 Total : 142109,3
2. Heater Air
MASUK kcal KELUAR kcal
H2O 2872,087 H2O 71802,17
Qsteam 72557,98 Qloss 3627,899
(25)
Neraca Panas IV- 2
3. Reaktor
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H6O 135220,656 C3H6O 794,1707 H2O 53,723 H2O 16287,3485
C3H8O2 196046,998
H2O 71802,1716 C6H14O3 54578,0965
C9H20O4 8590,2603
Recycle
C3H6O 350,3694 Q pendingin 625638,115
H2O 7185,5949
H eksotermis 687322,4739
Total : 901934,9889 Total : 901934,989 4. Tangki Penampung
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H6O 794,1707 C3H6O 555,0962 H2O 16287,35 H2O 11384,26
C3H8O2 196047 C3H8O2 137029,7
C6H14O3 54578,1 C6H14O3 38148,09 C9H20O4 8590,26 C9H20O4 6004,277
∆H tangki 83175,48
(26)
Neraca Panas IV- 3
5. Evaporator
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H6O 555,0962 Atas
H2O 11384,26 C3H6O 4101,756 C3H8O2 137029,7 H2O 60365,46
C6H14O3 38148,09
C9H20O4 6004,277 Bawah
C3H8O2 144152,2
Qsteam 65205,63 C6H14O3 40130,95
C9H20O4 6316,368
Qloss 3260,281
Total : 258327 Total : 258327
6. Kondensor
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H6O 4101,756 C3H6O 350,3694 H2O 60365,46 H2O 7185,595
Qpendingin 56931,26
Total : 64467,22 Total : 64467,22
7. Heater Feed Destilasi 1
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H8O2 144152,2 C3H8O2 191584,045 C6H14O3 40130,95 C6H14O3 53335,6422 C9H20O4 6316,368 C9H20O4 8394,70559
Qsteam 66015,65 Qloss 3300,78252
(27)
Neraca Panas IV- 4
8. Distilasi 1
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H8O2 191584 Atas
C6H14O3 53335,64 C3H8O2 186598,57
C9H20O4 8394,706 C6H14O3 2610,438
C9H20O4 0
Bawah
C3H8O2 13325,0077
C6H14O3 1293683,08
C9H20O4 259679,194
Qsteam 5543147 Qpendingin 3763407,71
Qloss 277157,348
Total : 5796461 Total : 5796461,34
9. Cooler Produk Propylene Glycol
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H8O2 186598,57 C3H8O2 40160,8041 C6H14O3 2610,438 C6H14O3 561,8334
C9H20O4 0 C9H20O4 0
Qpendingin 148486,3712
(28)
Neraca Panas IV- 5
10. Destilasi 2
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H8O2 1200,269 Atas
C6H14O3 63487,81 C3H8O2 1193,1189 C9H20O4 10518,521 C6H14O3 59954,1353
C9H20O4 52,2793
Bawah
C3H8O2 0
C6H14O3 65042,2184
C9H20O4 259561,332
Qsteam 2568233,4 Qpendingin 2129225,25
Qloss 128411,67
Total : 2643440,01 Total : 2643440,01
11. Cooler Produk Dipropylene Glycol
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H8O2 1193,119 C3H8O2 201,8131 C6H14O3 59954,14 C6H14O3 10141,09 C9H20O4 52,279 C9H20O4 8,843
Qpendingin 50847,79
Total : 61199,53 Total : 61199,53
12. Cooler Produk Tripropylene Glycol
MASUK kcal KELUAR kcal
C3H8O2 0 C3H8O2 0 C6H14O3 3532,455 C6H14O3 533,7417
C9H20O4 11646,46 C9H20O4 1759,74
Qpendingin 12885,44
(29)
Spesifikasi Alat V- 1
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
1. Tangki Propylene Oxide Spesifikasi alat:
Fungsi : menyimpan bahan baku untuk proses selama 7 hari
Type : silinder vertikal
Kapasitas : 2922 cuft
Diameter : 13 ft
Tinggi : 26 ft
Tebal shell : 7/16 in Tebal tutup : 4/16 in
Jumlah : 7 buah
Bahan konstruksi : carbon steel SA 283 Grade C
2. Heater Propylene Oxide Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 8 in
B = 8 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 26 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 2 passes
(30)
Spesifikasi Alat V- 2
3. Heater Air Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 8 in
B = 8 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 20 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 4 passes
OD = ¾ in 16 BWG
4. Perhitungan Spesifikasi Reaktor pada Bab VI.
5. Tangki Penampung Sementara Spesifikasi alat:
Fungsi : menyimpan bahan kluaran dari reaktor untuk proses selama 7 hari
Type : silinder vertikal
Kapasitas : 3101 cuft
Diameter : 13 ft
Tinggi : 26 ft
Tebal shell : 7/16 in Tebal tutup : 4/16 in
Jumlah : 7 buah
(31)
Spesifikasi Alat V- 3
6. Pompa Reaktor Spesifikasi Pompa :
Fungsi : mengalirkan hasil dari reaktor ke evaporator
Jenis : pompa centrifugal
Kapasitas : 2827,95 kg/jam
Power : 0,953 HP
Eff. Pompa : 19 %
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
Bahan Konstruksi : carbon steel
7. Evaporator Spesifikasi alat :
Fungsi : menguapkan air dan propylene oxide
Type : dipakai single effect evaporator short tube type
Kapasitas : 29,90 cuft/jam
Diameter : 3 ft
Tinggi : 12,25 ft
Tebal silinder : 3/16 in Tebal tutup : 3/16 in
Bahan : carbon steel SA - 283 Grade C
(32)
Spesifikasi Alat V- 4
8. Kondensor Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 8 in
B = 8 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 20 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 4 passes
OD = ¾ in 16 BWG
9. Pompa Reflux Spesifikasi Pompa :
Fungsi : mengalirkan air ke reaktor
Jenis : pompa centrifugal
Kapasitas : 105,09 kg/jam
Power : 0,339 HP
Eff. Pompa : 19 %
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
(33)
Spesifikasi Alat V- 5
10. Pompa Evaporator Spesifikasi Pompa :
Fungsi : mengalirkan propylene glycol ke distilasi 1
Jenis : pompa centrifugal
Kapasitas : 2722,87 kg/jam
Power : 0,908 HP
Eff. Pompa : 19 %
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
Bahan Konstruksi : carbon steel
11. Heater Feed Distilasi 1 Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 8 in
B = 8 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 20 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 4 passes
(34)
Spesifikasi Alat V- 6
12. Distilasi 1
Plate ideal, N = 10,71 Efisiensi plate = 60% Jumlah plate actual = 18
Plate / Tray spacing = 24 " (fig 13-21)
tp gage = plate thickness = 12 gage = 0,0825 in (table 14.8)
hw = height weir = 1,50 in (table 14.8)
tinggi per plate = 19,583 in = 1,63 ft
H plate = 29 ft
H liquid backup = 1,31 ft
H tutup = 0,54 ft
H feed masuk = 1 ft
H liquid hold up = 1 ft
H reflux masuk = 2 ft
H tower = 35 ft
13. Kondensor Distilasi 1 Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 25 in
B = 25 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 370 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 4 passes
(35)
Spesifikasi Alat V- 7
14. Akumulator 1 Spesifikasi alat:
Fungsi : menyimpan sementara produk atas dari distilasi 1
Type : silinder vertikal
Kapasitas : 84 cuft
Diameter : 4 ft
Tinggi : 8 ft
Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup : 3/16 in
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : carbon steel SA 283 Grade C
15. Pompa Reflux 1 Spesifikasi Pompa :
Fungsi : memompa top produk kolom distilasi dari akumulator menuju reflux dan penampung
Jenis : pompa centrifugal
Kapasitas : 3168,68 kg/jam
Power : 2,037 HP
Eff. Pompa : 19 %
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
(36)
Spesifikasi Alat V- 8
16. Cooler Propylene Glycol Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 10 in
B = 10 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 40 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 4 passes
OD = ¾ in 16 BWG
17. Tangki Produk Propylene Glycol Spesifikasi alat:
Fungsi : menyimpan produk selama 7 hari
Type : silinder vertikal
Kapasitas : 2280 cuft
Diameter : 12 ft
Tinggi : 24 ft
Tebal shell : 7/16 in Tebal tutup : 4/16 in
Jumlah : 7 buah
(37)
Spesifikasi Alat V- 9
18. Reboiler 1 Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 37 in
B = 37 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 886 ; 1 in square pitch
L = 16 ft
n = 4 passes
OD = ¾ in 16 BWG
19. Pompa Reboiler 1 Spesifikasi Pompa :
Fungsi : mengalirkan produk dari distilasi 1 ke distilasi 2
Jenis : pompa centrifugal
Kapasitas : 633,39 kg/jam
Power : 0,219 HP
Eff. Pompa : 19 %
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
(38)
Spesifikasi Alat V- 10
20. Distilasi 2
Plate ideal, N = 8,94 Efisiensi plate = 60% Jumlah plate actual = 15
Plate / Tray spacing = 24 " (fig 13-21)
tp gage = plate thickness = 12 gage = 0,0825 in (table 14.8)
hw = height weir = 1,50 in (table 14.8)
tinggi per plate = 25,583 in = 2,13 ft
H plate = 32 ft
H liquid backup = 0,71 ft
H tutup = 0,40 ft
H feed masuk = 1 ft
H liquid hold up = 1 ft
H reflux masuk = 2 ft
H tower = 37 ft
21. Kondensor Distilasi 2 Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 17,25 in
B = 17,25 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 166 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 2 passes
(39)
Spesifikasi Alat V- 11
22. Akumulator 2 Spesifikasi alat:
Fungsi : menyimpan sementara produk atas dari distilasi 2
Type : silinder vertikal
Kapasitas : 32,09 cuft
Diameter : 3 ft
Tinggi : 6 ft
Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup : 3/16 in
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : carbon steel SA 283 Grade C
23. Pompa Reflux 2 Spesifikasi Pompa :
Fungsi : memompa top produk kolom distilasi dari akumulator menuju reflux dan penampung
Jenis : pompa centrifugal
Kapasitas : 927,67 kg/jam
Power : 0,570 HP
Eff. Pompa : 19 %
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
(40)
Spesifikasi Alat V- 12
24. Cooler Dipropylene Glycol Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 8 in
B = 8 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 20 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 4 passes
OD = ¾ in 16 BWG
25. Tangki Produk Dipropylene Glycol Spesifikasi alat:
Fungsi : menyimpan produk selama 7 hari
Type : silinder vertikal
Kapasitas : 1331 cuft
Diameter : 10 ft
Tinggi : 20 ft
Tebal shell : 3/8 in
Tebal tutup : 3/16 in
Jumlah : 3 buah
(41)
Spesifikasi Alat V- 13
26. Reboiler 2 Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 35 in
B = 35 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 824 ; 1 in square pitch
L = 16 ft
n = 2 passes
OD = ¾ in 16 BWG
27. Pompa Reboiler 2 Spesifikasi Pompa :
Fungsi : mengalirkan produk dari distilasi 1 ke distilasi 2
Jenis : pompa centrifugal
Kapasitas : 118,23 kg/jam
Power : 0,035 HP
Eff. Pompa : 19 %
Eff. Motor : 80%
Jumlah : 1 buah
(42)
Spesifikasi Alat V- 14
28. Cooler Tripropylene Glycol Spesifikasi:
Type : 1 -2 Exchanger Shell side:
ID = 8 in
B = 8 in
n = 1 passes
Tube side:
Nt = 20 ; 1 in square pitch
L = 8 ft
n = 4 passes
OD = ¾ in 16 BWG
29. Tangki Produk Tripropylene Glycol Spesifikasi alat:
Fungsi : menyimpan produk selama 7 hari
Type : silinder vertikal
Kapasitas : 306 cuft
Diameter : 6 ft
Tinggi : 12 ft
Tebal shell : 1/4 in
Tebal tutup : 3/16 in
Jumlah : 3 buah
(43)
Perencanaan Alat Utama VI- 1
BAB VI
PERENCANAAN ALAT UTAMA
R- 110
VI.A. Keterangan Alat
Nama Alat : Reaktor (R-110)
Fungsi : Untuk mereaksikan Propylene Oxide dan air menjadi Propylene Glycol
Type : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah berbentuk dished dan dilengkapi dengan pengaduk dan jaket
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA – 283 Grade C Rate bahan : 2828,4244 kg = 6235,5444 lb Kondisi Operasi : Suhu Operasi : 195oC
Tekanan Operasi : 12,58 atm
(44)
Perencanaan Alat Utama VI- 2
VI.B. Prinsip Kerja
Berdasarkan pertimbangan atas fase zat yang bereaksi, pemakaian bahan dan kapasitas produksi, maka reaktor dapat dibedakan jenisnya yaitu Reaktor Berpengaduk (Mixed Flow) dan Reaktor Pipa Alir (Plug Flow). Pada reaktor ini, Propylene Oxide dengan fase cair direaksikan dengan air pada fase cair, maka dapat dipilih jenis Reaktor Berpengaduk (Mixed Flow) untuk memudahkan dan mempercepat kontak reaksi.
Reaktor Berpengaduk (Mixed Flow) ini berupa silinder tegak dengan tutup atas dan bawah berbentuk standar dished head yang dilengkapi jaket. Umpan Propylene Oxide masuk dari tutup atas reaktor melalui nozzle yang diikuti dengan umpan air. Sedangkan media pendingin berupa air pendingin dialirkan melalui jaket untuk menjaga suhu dalam reaktor.
Produk dikeluarkan setelah mencapai waktu yang ditentukan dimana valve pengeluaran produk yang berada pada tutup bawah ditampung pada tangki penampung sementara.
VI.C. Kondisi Operasi
Suhu Operasi : 195oC Tekanan Operasi : 12,58 atm Waktu Reaksi : 60 menit
Rate Propylene Oxide : 2148,9208 kg/jam = 4737,5108 lb/jam Rate Air : 574,4174 kg/jam = 1266,3605 lb/jam
(45)
Perencanaan Alat Utama VI- 3
Rate Recycle : 105,0862 kg/jam = 231,6729 lb/jam
Rate Produk : 2828,4244 kg/jam = 6235,5444 lb/jam
VI.D.1. Reaktor
VI.D.1.a. Dimensi Reaktor
Bentuk Reaktor : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah
berbentuk dished dan dilengkapi dengan pengaduk
dan jaket
Suhu Operasi : 195oC Tekanan Operasi : 12,58 atm
Waktu Reaksi : 60 menit
Dimention ratio, H/D : ditetapkan H = 2D
Penentuan Volume Tangki
ʌ campuran = 54,3 lb/cuft
Rate bahan = 2828 kg/jam = 6234,51 lb/jam
Volumetrik bahan = rate bahan = 6234,5 = 114,81 cuft/jam ʌ campuran 54,3
Waktu tinggal = Waktu reaksi = 1 jam
Direncanakan waktu tinggal 1 jam dengan 1 buah tangki, sehingga:
Volume bahan = 114,8 cuft/ jam x 1 jam = 114,81 cuft
Volume bahan mengisi 80% volume tangki, sehingga volume tangki:
Volume tangki = 114,8 = 143,51 cuft
(46)
Perencanaan Alat Utama VI- 4
Penentuan ukuran tangki dan ketebalannya Dimention ratio, H/D : H = 2 D Volume tangki = x D² x H
4
143,51 = x D² x 2D 4
D = 4,505 ft ≈ 5 ft = 60 in
Penentuan tebal shell
Tebal shell berdasarkan ASME Code untuk cylindrical tank: t min = P x ri + C
fE -0,6 P
dengan: t min = tebal shell minimum ; in P = tekanan tangki ; psia ri = jari-jari tangki ; in (½ D)
C = faktor korosi ; in (digunakan ⅛ in)
E = faktor pengelasan, digunakan double welded, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi Carbon Steel SA - 283 Grade C, maka f = 12650 psi (Brownell T.13-1)
P design = 184,9 psia R = ½ D = 30 in
t min = 184,9 x 30 + 0,1
12650 x 0,8 - 0,6 x 184,93
= 1 in = 3
/
(47)
Perencanaan Alat Utama VI- 5
Dimensi tutup, dished
Untuk D = 60 in dengan ts = 3 /4 in, dari Brownell T. 5.7 didapat: icr = 3 5/8 in dan rc = 60 in
Tebal standar torispherical dished :
= 0,885 x 184,93 x 60 + 0,125 12650 x 0,8 - 0,1 x 184,93
= 1,0971 , digunakan t = 1 1/8 in
Tinggi tutup dished :
= 5 - √ 5² ‐ 5² / 4 = 0,67 ft = 8,04 in
Volume dished = 1,05 x h² x (3Rc - h)
= 1,05 x 0,67 x 15 - 0,67 = 6,7519 cuft
Total = tutup atas dished + tutup bawah dished = 6,8 + 6,75
(48)
Perencanaan Alat Utama VI- 6
Penentuan dimensi tutup, dished
Dimana :
ID = ID shell = 60 in a = ID = 30 in
2
Untuk D = 60 in dengan ts = 3/4 in dari Brownell T. 5.7 didapat: Rc (r) = radius of dish = 60 in
icr (rc) = inside crown radius = 3 5/8 in
AB = ID - icr = 30 - 3 5/8 = 26 3/8 in 2
BC = r - icr = 60 - 3 5/8 = 56 3/8 in
AC = √ (BC)² - (AB)² = 49,825 in
b = r - AC = 60 - 49,825 = 10,175 in
sf = straight flange = dipilih 2 in = 2 in (Brownell T. 5.6)
t = tebal dished = 3/4 = 3/4 in
(49)
Perencanaan Alat Utama VI- 7
Penentuan tinggi shell
Volume tangki = 143,51 cuft
Volume shell = Volume tangki - Total volume tutup = 143,51 - 13,50
= 130,01 cuft
Tinggi shell = 4 x V shell = 6,6245 ft
ʋ. D²
Tinggi tangki total = hs + hd + hd = 6,625 + 0,67 + 0,67 = 7,964 ft
VI.D.1.b. Perhitungan Pengaduk
Dipilih dengan pengaduk type turbin dengan 6 flat blade 1. Penentuan dimensi pengaduk
Da = 1 , dengan Dt = 60 in maka Da = 30 in
Dt 2
W = 1 W = 6 in
Da 5
H = 1 H = 60 in
Dt
L = 1 L = 7,5 in
Da 4
C = 1 C = 20 in
Dt 3
J = 1 J = 5 in
Dt 12
Keterangan :
Dt = diameter bejana
(50)
Perencanaan Alat Utama VI- 8
L = panjang blade
E = tinggi impeller dari dasar tangki
J = lebar baffle
2. Penentuan jumlah pengaduk
Tinggi larutan dalam bejana = 7,964 ft
Diameter bejana = 5 ft
Sg campuran = 54,30 = 0,8716
62,305
Maka jumlah pengaduk = tinggi larutan x Sg
diameter bejana
= 7,964 x 0,8716 5
= 1,3883 ≈ 2 buah
Jadi jumlah pengaduk sebanyak 2 buah
3. Penentuan power motor
μ campuran = 0,3 cp = 0,0002 lb/ft.dtk
campuran = 54,3 lb/cuft
Kecepatan putaran = 50-150 m/min (MV Joshi p. 389)
Diambil kecepatan putaran 75 m/min = 246 ft/min
sehingga :
N = 246 = 31,338 rpm = 0,5223 rps
. Da
Nre = N. Da² .
μ
= 0,5223 x 2,5 ² x 54,3
0,0002
(51)
Perencanaan Alat Utama VI- 9
Keterangan:
P = power motor pengaduk
Kт = konstanta untuk jenis impeller = 4,8 (Mc Cabe T. 9-2 p.226)
N = kecepatan impeller
Da = diameter impeller
= 54,3 lb/cuft
gc = 32,17 lb.ft/lbf.dtk²
= 4,8 x 0,5223 ³ x 2,5 ⁵ x 54,3
32,174 = 112,7 ft.lbf/dtk
= 112,7 = 0,2049 HP 550
Gland loss (kebocoran tenaga akibat poros dan bearing) = 10%
Joshi p.339 = 10% x 0,2049 = 0,0205 HP
Power input = 0,2049 + 0,0205 = 0,2254
Transmission system loss = 20% (Joshi p.339) = 20% x 0,2049 = 0,0410 HP
Total power = 0,2254 + 0,0410 = 0,2664 HP
Efisiensi motor = 85%
Power motor = 0,2664 = 0,313 HP
85%
(52)
Perencanaan Alat Utama VI- 10
VI.D.2. Perhitungan sistem pendingin Perhitungan Jaket
Perhitungan sistem penjaga suhu (Kern p.719)
Dari neraca panas: suhu yang dijaga = 195 ⁰C Penentuan jaket berdasarkan rate terbesar
Q = 625638,12 kkal/jam = 2482719,7 BTU/jam Suhu masuk bahan rata-rata = 125 ⁰C = 257 ⁰F
Suhu keluar bahan = 195 ⁰C = 383 ⁰F
∆T = 383 - 257 = 126 ⁰F
Kebutuhan media = 31281,906 kg/jam = 68964 lb/jam
Densitas media = 62,3 lb/cuft
Rate volumetrik = rate bahan lb/jam = 68964
bahan lb/cuft 62,3
= 1106,9 cuft/jam = 0,3075 cuft/dtk Asumsi kecepatan aliran = 3 ft/dtk (Kern T.12 p.845)
Luas penampang = rate volumetrik cuft/dtk
kecepatan aliran ft/dtk = 0,307
3
= 0,102 ft²
Luas penampang = π/4 (D ²-D ²)
dengan : D = diameter dalam jaket D = diameter luar jaket
= di bejana + (2x tebal)
= 5 + 2 ( 3/4 in = 0,0625 ft ) = 5,125 ft
(53)
Perencanaan Alat Utama VI- 11
Luas penampang = π/4 (D²-DΌ²)
0,102 = /4 (D ² - 5,125 ² )
D = 5,1377 ft
Spasi = D - DΌ = 0,0127 = 0,0064 ft 2 2
= 0,0763 in < ¾ in Maka digunakan spasi jaket = ¾ in
D jaket = 5,125 + (¾ / 12) = 5,1875 ft
Penentuan tebal jaket
Tebal jaket berdasarkan ASME Code untuk cylindrical:
(Brownell pers 13.1 p.254)
dengan : tmin = tebal shell minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
ri = jari-jari tangki ; in (½ D)
C = faktor korosi ; in
E = faktor pengelasan, digunakan double welded, E = 0,8 f = stress allowable, bahan konstruksi Carbon Stell
SA-283 Grade C, maka f= 12650 psi (Brownell T. 13-1)
R = ½ D = 0,5 x 5,1875 = 2,5938 ft
t min = 184,93 x 31,125 + 0,125 12650 x 0,8 - 0,6 x 184,93
(54)
Perencanaan Alat Utama VI- 12
Penentuan tinggi jaket
U = 150 BTU/jam.ft².⁰F (Kern T.8 p.840 light organic-water)
A = Q = 2482719,73
U x
∆t 150 x 126
= 131,36 ft² A jaket = A shell + A conis
A shell = D h (silinder)
Untuk diameter ≤ 114 in m = 1 ft
d : Inside Diameter Jaket = 5,1875 ft
D : Outside Diameter Jaket = OD + (2xtebal jaket) = 5,3125 ft
A conis = 0,785 (5,3125x1)[√4 x 4,3328² x (5,3125-1) / 1,937 ] + 0,785 (5,1875²)
= 29 ft²
A jaket = A shell + Aconis
131,4 = . 5,1875. h + 29
h jaket = 6,3 ft Tinggi tangki = 7 ft
SPESIFIKASI:
Nama Alat : Reaktor
Fungsi : Untuk mereaksikan Propylene Oxide dan air menjadi Propylene Glycol Type : Silinder tegak, tutup atas dan bawah berbentuk dished dilengkapi
: dengan pengaduk dan jaket
Jumlah : 1 buah
Dimensi shell
Tinggi total tangki : 95,572 in
Tinggi shell : 79,495 in
(55)
Perencanaan Alat Utama VI- 13
Diameter shell, outside : 60,75 in Tebal shell : 3 / 4 in
Dimensi
tutup
Tebal tutup atas : 1 1/8 in Tebal tutup bawah : 1 1/8 in
Tinggi tutup atas : 8,04 in Tinggi tutup bawah : 8,04 in
Sistem Pengaduk
Type : flat blade turbin dengan 6 blade
Jumlah pengaduk : 2 buah Diameter impeller : 30 in Lebar blade : 6 in Panjang blade : 7,5 in Lebar baffle : 5 in Power motor : 0,5 HP
Sistem Pendingin
Diameter Jaket : 62,25 in Tinggi jaket : 75,1 in Jaket spacing : 9 in Tebal jaket : 9 in
(56)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 1
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. Dimana dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat dicatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan selama proses produksi berlangsung.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
tekanan, dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan rate, seperti pada kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid, dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisik dan kimia, seperti densitas dan kandungan air.
Yang harus diperhatikan di dalam pemilihan alat instrumentasi adalah: - Level, range, dan funsi dari alat instrumentasi
(57)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 2
- Konstruksi material
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang berlangsung
- Mudah diperoleh di pasaran
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak
Instrumentasi yang ada di pasaran dapat dibedakan dari jenis pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat tenaga kerja, dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini, maka perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat instrumentasi tersebut.
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah: - Melakukan pengukuran
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus dicapai
- Melakukan perhitungan - Melakukan koreksi
(58)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 3
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Sensing / Primary Element
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element merubah energi yang dirasakan dari medium yang sedang dikontrol menjadi signal yang bisa dibaca (yaitu tekanan fluida).
2. Receiving Element / Elemen Pengontrol
Alat kontrol ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari sensing element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca dan digambarkan oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke receiving element.
Di samping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang lain, yaitu: Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila terdapat perbedaan, alat ini akan mengirimkan signal error. Amplifier akan digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan
(59)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 4
harus diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk mengoreksi harga variabel manipulasi. Instrumentasi pada perancanaan pabrik ini adalah:
1. Flow Control (FC)
Mengontrol aliran setelah keluar pompa 2. Flow Ratio Control (FRC)
Mengontrol ratio aliran yang bercabang setelah pompa 3. Level Control (LC)
Mengontrol ketinggian bahan didalam tangki 4. Level Indicator (LI)
Mengindikasikan / menginformasikan ketinggian bahan didalam tangki
5. Pressure Control (PC)
Mengontrol tekanan pada aliran / alat 6. Pressure Indicator (PI)
Mengindikasikan / menginformasikan tekanan pada aliran / alat 7. Temperature Control (TC)
(60)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 5
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena:
1. Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan maupun oleh peralatan itu sendiri.
2. Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah maupun tipe proses yang dikerjakan.
Secara umum, bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1. Bahaya kebakaran
2. Bahaya kecelakaan secara kimia 3. Bahaya terhadap zat-zat kimia
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya dan pada pabrik ini khususnya.
(61)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 6
VII.2.1. Bahaya Kebakaran A. Penyebab kebakaran
- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop,dll.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsletingaliran listrik seperti pada stop kontak, saklar, serta instrumentasi lainnya.
B. Pencegahan
- Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran. C. Alat Pencegah Kebakaran
- Instalasi permanen seperti fire hydrant sistem dan sprinkle otomatis.
- Pemakaian portable fire extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila terjadi kebakaran.
(62)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 7
- Untuk pabrik ini lebih cocok alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida.
- Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan kantong-kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah-daerah strategis pada pabrik ini.
VII.2.2. Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya dapat digunakan sebagai berikut:
A. Vessel
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan kerusakan fatal, cara pencegahannya:
- Menyeleksi dengan hati-hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan lainnya. Semua konstruksi harus sesuai dengan standar ASME
(63)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 8
(America Society Mechanical Engineering) - Memperhatikan teknik pengelasan.
- Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan manhole dan handhole (bila memungkinkan) yang memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Di samping itu, peralatan tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena kebocoran-kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara:
- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah terjadinya thermal expansion.
- Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
- Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara sendiri-sendiri.
- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Di samping itu, juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase dalam pipa.
C. Peralatan Yang Bergerak
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati-hati, maka akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat dilakukan dengan:
(64)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 9
- Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
- Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan ruang gerak.
D. Perpipaan
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus ditinjau dari segi keamanannya, hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti terbentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat menimbulkan juga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran-kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara:
- Pemasangan pipa hendaknya pada elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan kesulitan apabila terjadi kebocoran. - Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai bahan
konstruksi dari steel.
- Sebelum dipakai, hendaknya diadakan penecekan dan pengetesan terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing atau pondasi yang bergerak.
- Pemberian warna pada masing-masing pipa yang bersangkutan akan dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
(65)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 10
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalasi listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai usaha pencegahannya dapat dilakukan:
- Alat-alat listrik di bawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
- Pemasangan alat remote shut down dari alat-alat operasi di samping starter.
- Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator tidak mengalami kesulitan dalam bekerja.
- Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses. - Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi.
- Meletakkan jalur-jalur kabel listrik pada posisi aman.
- Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo, dan lain sebagainya. F. Insulasi
Insulasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap karyawan dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan, oleh karena itu dilakukan:
- Pemakaian insulasi pada alat-alat yang menimbulkan panas seperti reaktor, exchanger, kolom distilasi, dan lain-lain. Sehingga tidak mengganggu konsentrasi pekerjaan.
(66)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 11
- Pemasangan insulasi pada kabel instrumentasi, kawat listrik dan perpipaan yang berada pada daerah yang panas, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
G. Bangunan Pabrik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik adalah:
- Bangunan-bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan jika tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu suar (mercu suar).
- Sedikitnya harus ada dua jalan keluar dari dalam bangunan. VII.2.3. Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan kimia seperti bahan-bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak berwarna yang sangat sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering diberikan penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahan kimia tersebut berbahaya. Cara lainnya adalah memberikan tanda-tanda atau gambar-gambar pada daerah yang berbahaya atau pada alat-alat yang berbahaya, sehingga semua orang yang berada di dekatnya dapat lebih waspada. Selain hal-hal tersebut di atas, usaha-usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja dalam pabrik ini adalah memperhatikan hal-hal seperti:
(67)
Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja VII- 12
1. Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai sepatu yang alasnya berpaku.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang yang memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi pengaman agar terlindung dari kemungkinan kejatuhan barang-barang dari atas.
(68)
Utilitas VIII- 1
BAB VIII UTILITAS
Pada pabrik Propylene Glycol dari Propylene Oxide dengan proses Hidrasi ini diadakan suatu unit pembantu, yaitu unit utilitas, sebagai unit yang berfungsi untuk menyediakan bahan maupun tenaga pembantu sehingga membantu kelancaran operasi dari pabrik.
Unit utilitas ini berfungsi untuk: 1. Penyediaan
a. Steam
Steam digunakan sebagai pemanas dalam proses. b. Air
Air digunakan untuk bermacam-macam kebutuhan, antara lain untuk : • Proses
• Pendingin • Umpan boiler • Sanitasi
• Kebutuhan yang lain c. Tenaga listrik
Tenaga listrik digunakan untuk penggerak motor dan penerangan. d. Bahan bakar
(69)
Utilitas VIII- 2
2. Pengolahan air
Kebutuhan air secara keseluruhan adalah sangat besar sehingga perlu dibuat sistem pengolahan air sendiri karena lebih ekonomis dan menjamin berjalannya pabrik secara terus menerus.
VIII.1. UNIT PENGOLAHAN AIR
Air sebagai penunjang proses diperoleh dari sumur bor dengan membuat suatu sistem pompa air yang digunakan sebanyak 2 buah, sebuah beroperasi sedangkan sebuah lagi sebagai cadangan.
Pengolahan air untuk memperoleh air yang jernih dilakukan dengan cara pengendapan, penggumpalan, dan penyaringan.
Adapun tahap-tahap pengolahan air adalah seperti diuraikan dibawah ini: Air sumur bor dipompakan ke unit pengolahan air melalui pipa, selanjutnya air diproses dalam unit pengolahan air secara berurutan sebagai berikut:
1. Bak penampung
Air yang diperoleh dari sumur bor ditampung dan dibiarkan beberapa saat agar partikel yang berukuran besar dan berat dapat mengendap. Selanjutnya air dipompakan ke clarifier, sedangkan endapannya dibuang.
2. Clarifier
Air dari bak penampung yang masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel kecil ditambahkan koagulan dengan cara diinjeksi pada
(70)
Utilitas VIII- 3
pipa yang menuju clarifier. Koagulan yang dipakai adalah Al2(SO4)3.
Pada clarifier ini terjadi flokulasi dimana partikel-partikel kecil menjadi flok-flok yang lebih mudah mengendap. Endapan dibuang sedangkan air ditampung sementara dalam bak penampung.
3. Bak penampung air jernih
Air dari clarifier ditampung sementara sebelum disaring di dalam pressure sand filter.
4. Pressure Sand Filter
Air yang dipompakan dari bak penampung disaring dalam Pressure Sand Filter. Di dalam Pressure Sand Filter terdapat dua lapisan yaitu yang paling bawah adalah lapisan kerikil kasar setebal beberapa inch sedangkan lapisan di bagian atasnya berupa lapisan pasir setebal 2-4ft. Air yang masuk dari atas akan mengenai baffle yang berfungsi mencegah kerusakan lapisan pasir karena aliran langsung. Endapan yang tertahan akan menyumbat pasir dan dihilangkan dengan air yang disemprotkan dari bagian bawah. Air ini keluar dari bagian atas dan dibuang. Air jernih keluar dari bagian bawah dan dianggap sudah bebas dari zat-zat tersuspensi atau koloid-koloid. Tetapi masih mengandung ion-ion yang dapat mempengaruhi kesadahan air. Kemudian air ini ditampung dalam bak penampung air jernih.
(71)
Utilitas VIII- 4
5. Bak penampung air bersih
Bak ini berfungsi sebagai penyimpan air sementara, kurang lebih satu hari. Air dalam bak ini sudah dapat digunakan untuk kepentingan proses, sedangkan untuk ketel/ pembangkit steam, air perlu diproses lagi pada demineralizer dan air untuk sanitasi perlu ditambahkan kaporit. 6. Demineralizer
Di dalam demineralizer dilakukan proses penghilangan ion-ion yang terkandung dalam air dengan menambahkan resin dan diharapkan air dari tangki ini sudah bebas dari ion (air demineralisme).
7. Feed Water Boiler Tank
Air dari demineralizer ditampung dalam tangki ini untuk dialirkan ke boiler.
8. Bak Sanitasi
Air dari bak penampung ditambahkan kaporit untuk keperluan sanitasi.
VIII.2. UNIT PENYEDIAAN STEAM
Unit penyediaan steam berfungsi untuk menyediakan kebutuhan steam yang digunakan sebagai media pemanas pada heater.
Jumlah steam yang dibutuhkan untuk proses pembuatan Propylene Glycol adalah sebagai berikut:
(72)
Utilitas VIII- 5
Kebutuhan air untuk steam
Nama Alat Kebutuhan air (kg/jam)
Heater Propylene Oxide 295,037
Heater Air 156,603
Evaporator 140,734
Heater Feed Distilasi 1 172,140
Reboiler 1 14454,122
Reboiler 2 6696,838
Total 21915,474
Jadi kebutuhan air untuk steam sebesar = 21915,474 kg/jam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi maka direncanakan
0,25 lebih dari kebutuhan normal.
Jumlah total steam yang dibutuhkan:
= 1,25 x kebutuhan normal
= 1,25 x 21915,474 kg/jam
= 27394,342 kg/jam
= 60393,5672 lb/jam
Steam : Suhu = 270 ⁰C
Tekanan = 5505,8 kPa
Kebutuhan bahan bakar dapat dihitung sebagai berikut:
. (Severn p.143)
dimana:
mf = massa bahan bakar yang dipakai, lb/jam
(73)
Utilitas VIII- 6
h = entalpi dari uap, BTU/lb
hf = entalpi dari liquid, BTU/lb
eb = effisiensi bahan boiler = 60- 85%
ditetapkan 70%
F = nilai kalor bahan bakar, BTU/lb
Boiler dipakai untuk menghasilkan steam jenuh bertekanan 5505,8 kPa dan pada suhu 270oC.
Digunakan diesel oil 33 oAPI, sulfur 0,22%, sg 0,85 (Perry 6ed tab. 27-6) Didapat density 52,87 lb/ft3 = 7,0672 lb/gal.
Maka:
h-hf = 694,1 BTU/lb
F = 137000 BTU/gal
= 19385,23 BTU/lb (Perry 6ed fig. 27-3)
mf = 60393,567 x 694,1
0,7 x 19385,23
= 3089,184 lb/jam = 74140,42 lb/hari
Jadi diesel oil yang dibutuhkan sebesar 74140,42 lb/hari
Menghitung Power Boiler
.
(74)
Utilitas VIII- 7
dimana:
Angka 970,3 dan 34,5 adalah penguapan 34,5 lb air/jam pada 212 oF menjadi uap kering untuk kondisi demikian diperlukan entalpi penguapan sebesar 970,3 BTU/lb.
Maka:
hp = 60393,567 x 694,1 = 1252,24 hp
970,3 x 34,5
Menghitung kapasitas Boiler
.
Maka :
Q = 60393,567 x 694,1 = 41919,18 kBTU/jam
1000
Air yang dibutuhkan = 1,1 x jumlah air yang dibutuhkan
= 1,1 x 60393,567
= 66432,924 lb/jam
Density air pada 30⁰C = 62,43 lb/ft³
Volumetric air = 66432,924
62,43 = 1064,119 ft³/jam
Menghitung heating surface boiler
(75)
Utilitas VIII- 8
Spesifikasi:
Nama alat : Boiler
Fungsi : Menghasilkan steam untuk pemanasan
Type : Fire tube boiler, medium low pressure
Heating surface : 12522,4 ft²
Kapasitas air boiler : 66432,92 lb/jam
Rate steam : 60393,57 lb/jam
Jenis steam : Saturated steam pada 5505,8 kPa, 270 ⁰C
Effisiensi boiler : 70%
Bahan bakar : Diesel Oil 33⁰ API
Rate bakan bakar : 3089,184 lb/jam
Jumlah : 2 buah
Power : 1252,24 hp
VIII.3.1. Air Pendingin
Air untuk proses pendinginan harus memenuhi beberapa syarat yaitu bebas korosi, bebas mikroorganisme, jamur, dan pH netral.
Dari perhitungan neraca panas diperoleh kebutuhan air pendingin sebagai berikut:
Dimana density air = 62,43lb/ft3
Nama Alat
Kebutuhan Air (kg/jam)
Kebutuhan Air (ft³/hari)
Reaktor 31281,906 26511,904
Kondensor Evaporator 2846,563 2412,506
Kondensor Distilasi 1 188170,385 159477,340
Cooler Propylene Glycol 7424,319 6292,226
Kondensor Distilasi 2 106461,263 90227,583
Cooler Dipropylene 2542,389 2154,715
Cooler Tripropylene 644,272 546,030
(76)
Utilitas VIII- 9
Jadi kebutuhan air untuk pendingin adalah sebesar 287622,304 ft³/hari Kehilangan air karena evaporasi dan drift loss berkisar 2-5% dari rate masuk (Perry 7ed p.12-16)
Dianggap kehilangan air pada waktu sirkulasi adalah 0,05 dari total air pendingin. Sehingga sirkulasi air pendingin adalah 0,95.
Air yang disirkulasi = 0,95 x 287622,304 ft³/hari = 273241,189 ft³/hari
Air yang ditambahkan sebagai make up water = 0,05 x 287622,304 ft³/hari = 14381,115 ft³/hari
Untuk keperluan ini digunakan cooling tower dengan spesifikasi sebagai berikut : Nama Alat : Cooling Tower (P-173)
Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang sudah terpakai Kapasitas : 273241,189 ft³/hari
= 273241,189 x 7,481
1440
= 1419,526 gpm
T air masuk pada Cooling Tower T = 50 ⁰C = 122 ⁰F T air keluar pada Cooling Tower T = 30 ⁰C = 86 ⁰F
T wet bulb (Twb) = 68 ⁰F
Diambil kondisi 70% relative humidity 30 ⁰C
Temperatur approach = T - Twb = 86 - 68 ⁰F
= 18 ⁰F
Temperatur range = T - T = 122 - 86 ⁰F
(77)
Utilitas VIII- 10
Dengan dasar perhitungan dari Perry edisi 3 hal 795, diperoleh:
- Tinggi Cooling Tower: 35 ft
- Jumlah Deck : 12 buah
- Lebar Cooling Tower : 10 ft
- Kecepatan angin : 3 mil/jam
dengan:
L = Panjang Cooling Tower, ft
W = Wind convection factor
C =Konsentrasi air /ft2
CW = Wet bulb correction factor
Digunakan Counter Flow Induced Draft Cooling, dari fig. 12-14 Perry 6ed p.12-15
didapat:
Konsentrasi air (C) = 2,8 gpm/ft2
W = 1 (Perry ed 3 fig 55, hal 794)
CW = 1,25 (Perry ed 3 fig 54, hal 794)
CH = 0,97 (Perry ed 3 fig 56, hal 795)
L = 1419,526 x 1
2,8 x 12 x 1,25 x 0,97
= 34,8 ft
(78)
Utilitas VIII- 11
Diambil % standar tower performance 1,0 dari fig. 12-14 Perry 6th ed. P. 12-15 didapat:
,
Maka power untuk fan = 0,04 x 506,97 = 20,28 hp
Spesifikasi:
Nama Alat : Cooling Tower
Fungsi : Untuk mendinginkan kembali air pendingin yang terpakai
Type : Counter Flow Induced Draft Cooling
Tinggi : 35 ft
Panjang : 52 ft
Jumlah deck : 12 buah
Bahan Konstruksi : Kayu jati
Power fan : 20 hp
Luas pendingin : 506,97 sqft
Jumlah : 1 buah
VIII.3.2 Air Umpan Boiler
Air yang digunakan untuk menghasilkan steam di dalam boiler. Air umpan boiler harus memenuhi syarat tertentu, karena kelangsungan operasi boiler sangat bergantung pada kondisi air umpannya.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:
1. Bebas dari zat penyebab korosi seperti asam dan gas-gas terlarut. 2. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang
(79)
Utilitas VIII- 12
tinggi, yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silika. Kesadahan maksimum 550 ppm.
3. Bebas dari zat penyebab timbulnya buih (busa) seperti zat-zat organik,
anorganik, dan minyak.
4. Kandungan logam dari impuritis seminimal mungkin.
Kebutuhan air untuk Boiler = 1064,119 ft3/jam
= 25.538,856 ft3/hari
Dengan adanya blow down, kotoran dan lain-lain dianggap kehilangan air kondensat = 0,2 ; maka air yang ditambahkan sebagai make up water adalah:
= 0,2 x 25.538,856 = 5107,771 ft3/hari
VIII.3.3. Air Sanitasi
Air sanitasi dipakai untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi, dan sebagainya. Pada umumnya air sanitasi harus memenuhi syarat kualitas, yaitu:
a. Syarat fisis
Suhu : Di bawah suhu kamar Warna : Jernih
Rasa : Tidak berasa
Bau : Tidak berbau
b. Syarat kimia
Tidak mengandung logam berat seperti Pb, As, Cr, Cd, Hg, dan tidak mengandung zat-zat kimia yang beracun.
(80)
Utilitas VIII- 13
c. Syarat Bakteriologi
Tidak mengandung kuman maupun bakteri terutama bakteri patogen.
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini: Air Untuk Karyawan
Standar kebutuhan air sanitasi untuk kebutuhan dalam negeri adalah 100 lt/orang untuk tiap harinya (Asumsi).
Jadi kebutuhan air untuk seluruh karyawan: = 125 x 100
= 12.500 lt/hari = 441,4309 ft3/hari Air Untuk Laboratorium
Diperkirakan kebutuhan air untuk laboratorium = 1500 lt/hari
= 52,9717 ft3/hari
Air Untuk Taman
Diperkirakan kebutuhan air untuk taman , jalan, dll = 529,717 ft3/hari Kebutuhan air sanitasi = 441,4309 + 52,9717 + 529,717
= 1024,1196 ft3/hari
Untuk kebutuhan lain-lain diperkirakan sebanyak 0,35 dari kebutuhan air yang dibutuhkan untuk sanitasi:
= 0,35 x 1024,1196 ft3/hari = 358,4418 ft3/hari
(81)
Utilitas VIII- 14
Kebutuhan total air sanitasi : = 1024,1196 + 358,4418 = 1382,5615 ft3/hari
VIII.3.4. Air Proses
Kebutuhan air proses pabrik pada Heater Air (E-113):
= 574,4174 kg/ jam = 1266,3606 lb/jam = 486,827 ft3/hari. Kebutuhan air yang disirkulasi :
= Air sanitasi + Air pendingin + Air untuk steam + Air Proses = 1382,5615 + 14381,115 + 5107,771 + 486,827
= 21.358,247 ft3/hari
Sehingga diperoleh make up air sumur bor = 1,0 x 21.358,247
= 21.358,247 ft3/hari
= 889,928 ft3/jam
VIII.4.1. Perlengkapan Pengolahan Air
1. Bak Penampung Air Sumur Bor (A-110)
Fungsi : mengendapkan lumpur dan menampung air sumur bor
Rate air : 889,928 ft³/jam
Waktu tinggal : 2 jam
Volume air : 2 x 889,928 = 1739,286 ft³
volume air 0,8 volume penampung
(82)
Utilitas VIII- 15
Dipakai untuk persegi panjang dengan perbandingan:
Tinggi = 2x
Panjang = 5x
Lebar = 3x
Volume penampung = 30x³
2174,11 = 30x³
x = 4 ft
Maka ukuran bak :
Tinggi = 2 x 4
= 8 ft
Panjang = 5 x 4
= 21 ft
Lebar = 3 x 4
= 13 ft
Spesifikasi:
Nama alat : Bak Penampung Air Sumur Bor
Kode : A-110
Fungsi : Menampung air sumur bor dan mengendapkan lumpur
Kapasitas : 2174,11 ft3
Dimensi : - Tinggi = 8 ft
- Panjang = 21 ft
- Lebar = 13 ft
Bentuk : Persegi panjang bersekat
Bahan konstruksi : Beton bertulang
(83)
Utilitas VIII- 16
2. Clarifier (A-120)
Fungsi : Memisahkan air dari kotoran yang terikat oleh koagulan
Waktu tinggal : 1 jam
Rate volumetric : 889,9 ft³/jam
Volume air : 889,9 x 1 = 889,9 ft³
Volume clarifier (direncanakan 80% terisi air)
Volume bak : 889,9 / 80% = 1112,4 ft³
Direncanakan clarifier berbentuk silinder dengan jumlah 1 buah dan bagian bawah
berbentuk konis dengan sudut 45⁰
Hs = 2 .D
dc = 0,25 m
Volume silinder = 3,14 x D² x Hs /4
= 3,14 x D³ x 0,5
Vc = 0,131 x (D³ - 0,25 D³)
V = V silinder + Vc
1112,4 = 3,14 x D³ x 0,5 + 0,131 x (D³ - 0,25 D³)
1112,4 = 1,66825 D³
D = 8,73 ft
Hs = 17,47 ft
hc = D - dc 2. tg α
= D - 0,25
2
hc = 8,74 - 0,25
2
(84)
Utilitas VIII- 17
Perhitungan pengaduk :
Dipilih sistem pengaduk jenis turbin dengan 6 buah flat blade Dari Mc. Cabe
Da = Dt / 3
= 8,74 / 3
= 2,91 ft
W = Da / 5
= 2,91 / 5
= 0,582 ft
Perhitungan Power Pengaduk dengan:
Da : Diameter impeller
N : Putaran = 10 rpm = 0,167 rps
Density : 62,16 lb/ft³
Viskositas : 0,8007 cp
= 0,8007 x 2,42
3600
= 0,00054 lb/ft.detik Maka :
Nre = Da² x N x ρ
μ
= 2,9 ² x 0,167 x 62,16
0,00054
= 163222,7
Tenaga yang dibutuhkan untuk pengadukan :
Power = kt x N³ x Da⁵ x ρ
gc
dengan : kt = 5,75 (Mc. Cabe tab 9-2)
(85)
Utilitas VIII- 18
Power = 5,75 x 0,167 ³ x 2,91 ⁵ x 62,16 32,2 = 10,76 hp
Gland losses (kebocoran tenaga akibat poros beating) = 10% x power input
= 10% x 10,76 = 1,04 hp, diambil 1 hp Power = 10,76 + 1
= 11,76 hp
Transmission losses (kebocoran tenaga akibat motor seperti pada belt dan gear) = 20% x power input
= 20% x 11,76
= 2,35 hp
Total hp yang diperlukan : (Pi) = 10,76 + 11,76 + 2,35 = 24,88 hp
Effisiensi motor = 80% Power motor = 24,88 / 80% = 31 hp
Digunakan power = 31 hp
Spesifikasi:
Nama alat : Clarifier Kode : A-120 Fungsi : Tempat penambahan koagulan dan flokulan untuk mengikat kotoran dalam air yang tidak diketahui Kapasitas : 1112,38 ft³
Bentuk : Silinder vertikal dengan bagian bawah berbentuk konis Ukuran : Diameter = 8,73 ft T. Total = 21,97 ft
Bahan : Carbon steel
(86)
Utilitas VIII- 19
Pengaduk
Power motor : 31 hp
Jenis impeller : Turbin 6 flat blade
Diameter turbin : 2,91 ft
Bahan : Carbon steel
Jumlah : 1 buah
3. Bak Clarifier (A-122)
Fungsi : menampung air overflow dari clarifier
Rate air : 889,9 ft³/jam
Waktu tinggal : 4 jam
Volume air : 4 x 889,9 = 3559,68 ft³
volume air 0,8 volume penampung
Volume penampung : 3559,68 = 4348,215 ft³
0,8
Dipakai untuk persegi panjang dengan perbandingan: Tinggi = 2x
Panjang = 5x
Lebar = 3x
Volume penampung = 30x³
4348,22 = 30x³
x = 5 ft
Maka ukuran bak : Tinggi = 2 x 5
= 11 ft Panjang = 5 x 5
(87)
Utilitas VIII- 20
Lebar = 3 x 5
= 16 ft
Spesifikasi:
Nama alat : Bak Clarifier
Kode : A-122
Fungsi : Memisahkan air kotoran yang terangkut oleh koagulan
Kapasitas : 4348,215 ft3
Dimensi : - Tinggi = 11 ft
- Panjang = 26 ft - Lebar = 16 ft Bentuk : Persegi panjang bersekat Bahan konstruksi : Beton bertulang
Jumlah : 1 buah
4. Saringan Pasir ( H-130)
Fungsi : Menyaring partikel-partikel yang masih ada di dalam air Type : Pressure Sand Filter
Direncanakan waktu tinggal : 10 menit Media yang digunakan (Perry ed. 3 p. 65) :
Pasir kasar = diameter 2 mm, tebal 30 in (0,762 m) = 2,445 ft Kerikil kasar = diameter 5 mm, tebal 15 in (0,381 m) = 1,222 ft
Gravel = diameter 50 mm, tebal 18 in (1,524 m) = 4,889 ft
(88)
Utilitas VIII- 21
Total tinggi lapisan = 2,445 + 1,222 + 4,89 + 4,947
= 13,5 ft
Rate air = 889,92 ft³/jam
Rate filtrasi = 12 gpm/ft²
Luas penampang bed = 889,92 x 7,481
60
= 108,4 ft²
Diameter bed = 108,4 ⁰’⁵
0,785 = 12 ft
Tinggi kolom = Tinggi lapisan
= 13,5 ft
Kapasitas sand filter = 3,14 x D² x L/4
= 433,7 x 13,5 / 4
= 1464 ft³
Spesifikasi:
Fungsi : Menyaring partikel-partikel yang masih ada di dalam air
Kapasitas : 1464 ft3
Ukuran : - diameter = 12 ft
- tinggi = 13,5 ft
Bahan : Carbon steel
(1)
Diskusi dan Kesimpulan XII- 1
Pra Rencana Pabrik Propylene Glycol
BAB XII
DISKUSI DAN KESIMPULAN
XII.1. DISKUSI
Perencanaan pabik Proplene Glycol diharapkan dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri yang pemakaiannya dari tahun ketahun cukup meningkat, berhasil tidaknya bukan hanya terletak pada proses dan peralatan yang modern atau produk yang berkualitas baik melainkan terletak pada sistem dan cara penanganan yang tepat serta sesuai, baik mengenai proses, teknik produksi, manajemen dan pemasaran.
XII.1.1. PROSES PRODUKSI
Proses pembuatan Propylene Glycol dari Propylene Oxide dengan proses hidrasi tidak terlalu rumit sehingga pengendalian prosesnya tidak banyak kendala XII.I.2. FAKTOR LOKASI
Faktor lokasi pabrik juga memegang peranan penting terhadap berhasilnya suatu industri. Dengan pertimbangan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, serta letak lokasi pabrik yang strategis baik dilihat dari lokasi penyediaan bahan baku, lokasi pelabuhan maupun pemasarannya, maka kawasan Gresik Jawa Timur direncanakan sebagai lokasi pendirian pabrik ini.
XII.1.3. BENTUK PERUSAHAAN
Bentuk Perseroan Terbatas dipilih sebagai bentuk perusahaan dengan dasar pertimbangan fleksibilitas pada kelangsungan pabrik ini jangka panjang.
(2)
Diskusi dan Kesimpulan XII- 2
Pra Rencana Pabrik Propylene Glycol
Sedangkan struktur organisasi perusahaan berupa garis dan staff untuk memberi ketegasan tugas dan wewenang masing-masing karyawan.
XII.1.4. FAKTOR EKONOMI
Untuk mengetahui kelayakan pabrik ini dari segi ekonomi telah dilakukan perhitungan Internal Rate of Return (IRR), Pay Out Time (POT) dan Break Even Point (BEP).
Internal Rate of Return (IRR) yang direncanakan sebesar 26,98%. Angka ini lebih besar dari bunga bank yang berlaku saat ini.
Modal pabrik ini akan kembali setelah pabrik beroperasi 3,08 tahun, waktu ini relative cukup jika dilihat berdasarkan perkiraan umur pabrik.
Pabrik ini akan impas jika berproduksi dengan kapasitas 35,77% dari kapasitas produksi terpasang, sehingga pabrik ini cukup fleksibel terhadap pengaruh kapasitas produksinya.
XII.2. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan Operasi : 24 jam
: 330 hari pertahun 2. Kapasitas Produksi : 16.500 ton pertahun 3. Bahan Baku : Propylene Oxide dan air
(3)
Diskusi dan Kesimpulan XII- 3
Pra Rencana Pabrik Propylene Glycol
4. Konsumsi Utilitas
- Air : 25,18 m3/jam - Bahan bakar : 1795 liter/jam
- Listrik : 1180 kWh
5. Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas 6. Struktur Organisasi : Garis dan Staff 7. Jumlah Tenaga Kerja : 150 orang
8. Umur Pabrik : 10 tahun
9. Masa Konstruksi : 2 tahun
10. Lokasi Pabrik : Gresik, Jawa Timur 11. Analisa Ekonomi
- Modal Tetap (FCI) : Rp. 256.992.522.605,03 - Modal Kerja (WCI) : Rp. 65.212.906.170,00 - Modal Total (TCI) : Rp. 322.205.428.775,03 - Internal Rate of Return (IRR) : 26,98 %
- Rate On Equity (ROE) : 37,34 % - Pay Out Periode (POP) : 3 tahun 1 bulan - Break Event Point (BEP) : 35,77 %
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa baik dipandang dari segi teknik maupun ekonomis pabrik Propylene Glycol ini layak untuk didirikan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Brownell,L,E.Young ,1959,” Equipment Design”, Wiley Eastern Limited, New Delhi.
Faith,W.L.,Keyes,D.B & Clark,R.L,1960,”Industrial Chemical”,4th ed .John
Willey & Sons Inc.,New York
Foust,A.S.,1960,”Principles of Unit Operation 2ed,John Willey & Sons Inc.,New
York.
Geankoplis,C.J.,1993,”Transport Processes and Unit Operations 3ed”,Prentice
Hall Inc., USA
Himmelblau,D.M., 1989.”Basic Principles and Calculation in Chemical
Engineering”,5ed , Prentice-Hall International , Singapore.
Joshi ,M.V., 1981 , “Proses Equipment Design”,McGraw Hill Company Ltd Kern,D.Q., 1965 , “ Process Heat Transfer”, McGraw Hill Book Company Inc.
,N.Y.
Levnspiel ,O., 1962 , “Chemical Engineering Reaction “ , 2 ed , John Willey & Sons Inc. , New York.
Ludwig , 1977 , “Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants” , Vol. 1-2 , 2nd ed , Gulf Publishing Co. Houston , Texas
Maron , Lando , 1974 , “ Fundamentals of Physical Chemistry “ , In ted , MaxMillian Publishing Co.Inc. , New York.
McCabe ,W.L., 1993 , “Unit Operation of Chemical Engineering” , 5th ed . Int. ed
(5)
Othmer ,Kirk., “ Encyclopedia, of Chemical Processing and Design “ , 3th ed, Vol.11 , Marcell Dekker Inc., New York.
Perry , Chilton , 1984 , “ Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 6th ed ,
McGraw-Hill Book Company Inc., New York.
Perry , Chilton , 1999 , “ Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 7th ed ,
McGraw-Hill Book Company Inc., New York.
Perry , Chilton , 1999 , “ Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 8th ed ,
McGraw-Hill Book Company Inc., New York.
Petter, M.S. ,Timmerhouse,K.D., 1959 , “Plant Desgn and Economic for Chemical Engineering” , 4th ed, McGraw-Hill Book Company Inc.,N.Y.
Sherwood, T, 1957 , “The Properties of Gasses and Liquid” , 3th ed ,
McGraw-Hill Book Company Inc., New York.
Severn ,WH , 1954 , “Steam , Air , and Gas Power” , Modern Engineering Asia Edition , John Willey & Sons Inc., New York.
Sugiharto , 1987 , “Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah” , cetakan pertama Universitas Indonesia Press ,Jakarta.
Ulrich ,G.D. , 1984 , “A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics” , John Willey & Sons Inc., New York.
Van Ness, H.C., Smith, J.M., 1996 , “ Intoruction to Chemical Engineering Thermodynamics” , 5ed , McGraw-Hill Book Company , New York. Van Winkle ,M. , 1967 , “ Distilation “ , McGraw-Hill Book Company , N.Y.
(6)
Internet :
http:// www.che.com : CE Plant Cost Index ,January 2013. http://dmtracking2.alibaba.com/
http: // freeland-mandiriland.blogspot.com/ http:// www.matche.com
http:// www.merdeka.com
http://www.propylene-glycol.com http:// www.seputarforex.com