Fildzah Fahmawati F3209050

(1)

commit to user

i

ANALISIS

BRAND AWARENESS

PADA LPIA

(Studi Kasus Pada Pelajar SMA di Wilayah Kecamatan Laweyan Surakarta)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk

Mencapai Gelar Ahli Madya Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

Fildzah Fahmawati

F3209050

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012


(2)

commit to user

ii

ABSTRAK

ANALISIS

BRAND AWARENESS

PADA LPIA

(Studi Kasus pada pelajar SMA di Wilayah Kecamatan Laweyan Surakarta)

Oleh:

FILDZAH FAHMAWATI

F3209050

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dilatar belakangi banyaknya lembaga

pendidikan bahasa inggris yang bermunculan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kesadaran pelajar SMA di Kecamatan Laweyan akan keberadaan LPIA.

Rumusan penelitian ini adalah Bagaimana posisi bimbingan belajar LPIA

pada saat ini yang didasarkan pada tingkatan

brand awareness

seperti

top of mind, brand recall, brand recognition

dan

brand unaware.

Metode pengumpulan yang dilakukan adalah data primer yang telah

dikumpulkan penulis melalui kuesioner sebanyak 100 responden. Pengambilan

sampel menggunakan teknik

convenience sampling

. Dalam hal ini studi kasus pada

pelajar SMA di Kecamatan Laweyan.

LPIA adalah institusi yang bergerak di bidang pendidikan. Bidang garapan

yang pertama dilakukan adalah mengelola pendidikan bahasa inggris dan selanjutnya

pendidikan komputer. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif. Analisis

yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

terkumpul. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden kurang

mengetahui tentang keberadaan Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika dan

hasilnya

Unaware of Brand.

Dapat disarankan agar perusahaan dapat meningkatkan promosi. Berani

menambah biaya promosi dan menambah bentuk promosi. Promosi bisa ditambah

dengan mengadakan program khusus. Promosi juga dapat lebih sering dilakukan

salah satunya melalui radio.

Kata kunci:

brand awareness, top of mind, brand recall, brand recognition, unaware of brand


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir Dengan Judul

ANALISIS

BRAND AWARENESS

PADA LPIA

(Studi Kasus Pada Pelajar SMA di Wilayah Kecamatan Laweyan Surakarta)

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli

Madya Program Studi Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juni 2012

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

(Dra. Soemarjati Tj, MM)

NIP. 1951 08091985032 001


(4)

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Pemasaran.

Surakarta,

2012

Tim Penguji Tugas Akhir

1.

Dra. Ignatia Sri Seventi P, M.Si

(

)

NIP. 19550731 198203 2 001

Penguji

2.

Dra. Soemarjati Tj, MM

(

)


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

PAPA&MAMA

SEMUA KELUARGAKU

SAHABAT-SAHABATKU

FAKULTAS EKONOMI UNS


(6)

commit to user

vi

MOTTO

Taklukkan diri Anda sendiri dan Anda akan menaklukkan dunia

(Bong Chandra)

Berjuanglah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun

merasa berat


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul

“ANALISIS

BRAND AWARENESS

PADA LPIA (Studi kasus pada pelajar

SMA di Wilayah Kecamatan Laweyan Surakarta). Tugas Akhir ini penulis susun

sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Manajemen

Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini banyak mengalami

hambatan dan tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bimbingan, pengarahan,

dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Dr. Wisnu Untoro, MS ., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2.

Bapak Drs. Djoko Purwanto, M.B.A., selaku Ketua Program Studi Diploma

III Manajemen Pemasaran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.

Ibu Dra. Soemarjati Tj, MM, selaku Dosen Pembimbing yang sabar dalam

melakukan bimbingan. Terima kasih telah berkenan meluangkan waktu,

tenaga, pemikiran serta pengarahan dan motivasi.


(8)

commit to user

viii

4.

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

5.

Kedua Orang tuaku, terima kasih atas bimbingan, nasehat, kasih sayang,

kepercayaan, dukungan dan perhatian.

6.

Seluruh staf LPIA dan teman-teman GAMA 88 yang telah banyak

membantu penulis selama magang.

7.

Sahabatku Febri, Fungki, Fera, Elisabeth, dan Margaretha. Selama 3

tahun ini banyak sekali kenangan yang udah terlewati. pulang malam buat

ngerjain tugas bareng,

I will always remember it.

8.

Semua Temanku dan teman seperjuanganku Manajemen Pemasaran

2009 lainnya

. You guys all the best. Keep continue the struggle.

9.

Semua pihak, yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa hasil Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pengalaman penulis. Maka

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan

penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca.

Surakarta, Juni 2012


(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

i

HALAMAN ABSTRAK...

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...

iii

HALAMAN PENGESAHAN...

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...

v

HALAMAN MOTTO ...

vi

KATA PENGANTAR ...

vii

DAFTAR ISI ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

xii

DAFTAR DIAGRAM... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

2

C.

Tujuan Penelitian...

2


(10)

commit to user

x

E.

Metode Penelitian ...

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Definisi Merek...

6

B.

Peranan dan Kegunaan Merek...

7

C.

Brand Equity ...

8

D.

Pengertian Brand Awareness ...

10

E.

Peranan Brand Awareness ...

12

F.

Mencapai Brand Awareness ...

13

G.

Pengukuran Brand Awareness ...

14

BAB III PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Perusahaan ... 18

1.

Sejarah dan Perkembangan LPIA ... 18

2.

Logo, Visi dan Misi LPIA... 19

3.

Lokasi LPIA ... 19

4.

Struktur Organisasi ... 19

5.

Personalia ... 21

6.

Service Knowledge ... 21

B.

Laporan Magang ... 26

C.

Analisis dan Pembahasan Masalah ... 30

1.

Analisis Deskriptif dan Gambaran Umum Responden31

a.

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31


(11)

commit to user

xi

b.

Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 33

c.

Responden Berdasarkan Umur ... 34

2.

Analisis Deskriptif Kesadaran Merek ... 36

a.

Analisis Top of Mind ... 36

b.

Analisis Brand Recall ... 38

c.

Analisis Brand Recognition ... 40

d.

Analisis Unaware Brand ... 42

e.

Analisis Sumber Media atau Informasi ... 42

BAB IV PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 45

B.

Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness ... 11


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

Diagram 3.2 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 34

Digram 3.3 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 35

Diagram 3.4 Diagram Analisis Top Of Mind ... 37

Diagram 3.5 Diagram Analisis Brand Recall ... 39

Diagram 3.6 Diagram Analisis Brand Recognition ... 41


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

Tabel 3.2 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 33

Tabel 3.3 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 35

Tabel 3.4 Tabel Analisis Top of Mind ... 37

Tabel 3.5 Tabel Analisis Brand Recall ... 39

Tabel 3.6 Tabel Analisis Brand Recognition ... 41


(15)

commit to user

ABSTRACT

ANALYSIS ON LPIA BRAND AWARENESS

(Case study in high school in Surakarta Laweyan District Region)

by:

FILDZAH FAHMAWATI

F3209050

In the preparation of this Final background many English institution that

have sprung up. The purpose of this study was to determine the awareness of high

school students in District Laweyan the existence of LPIA. The formulation of

this study is how LPIA tutoring position at this time based on the level of brand

awareness as top of mind, brand recall, brand recognition and unaware of brand.

Methods of collecting primary data is that the author has collected through

questionnaires 0f 100 respondents. Sampling using convenience sampling

technique. In this case study on high school students in District Laweyan.

LPIA is an institution engaged in education. Field of the first claim to do is

manage the English language and further education computer education. The

method used in descriptive analysis. The analysis is done by describing or

describing the data collected. The analysis showed that most respondents are less

aware of the existence of LPIA and the results are unaware of brand.

Can be suggested that the company can improve the promotion. Adding

bold promotional costs and adding a form of promotion. Promotion can be added

by holding a special program. Promotion can also be done more often one of them

via radio.

Keywords: brand awareness, top of mind, brand recall, brand recognition,

unaware of brand


(16)

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS BRAND AWARENESS PADA LPIA

(Studi Kasus pada pelajar SMA di Wilayah Kecamatan Laweyan Surakarta)

Oleh:

FILDZAH FAHMAWATI

F3209050

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dilatar belakangi banyaknya lembaga

pendidikan bahasa inggris yang bermunculan. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kesadaran pelajar SMA di Kecamatan Laweyan akan

keberadaan LPIA.

Rumusan penelitian ini adalah Bagaimana posisi bimbingan belajar LPIA

pada saat ini yang didasarkan pada tingkatan brand awareness seperti top of mind,

brand recall, brand recognition dan brand unaware.

Metode pengumpulan yang dilakukan adalah data primer yang telah

dikumpulkan penulis melalui kuesioner sebanyak 100 responden. Pengambilan

sampel menggunakan teknik convenience sampling. Dalam hal ini studi kasus

pada pelajar SMA di Kecamatan Laweyan.

LPIA adalah institusi yang bergerak di bidang pendidikan. Bidang garapan

yang pertama dilakukan adalah mengelola pendidikan bahasa inggris dan

selanjutnya pendidikan komputer. Metode analisis yang digunakan adalah

deskriptif. Analisis yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang terkumpul. Hasil analisis menunjukkan bahwa

sebagian besar responden kurang mengetahui tentang keberadaan Lembaga

Pendidikan Indonesia Amerika dan hasilnya Unaware of Brand.

Dapat disarankan agar perusahaan dapat meningkatkan promosi. Berani

menambah biaya promosi dan menambah bentuk promosi. Promosi bisa ditambah

dengan mengadakan program khusus. Promosi juga dapat lebih sering dilakukan

salah satunya melalui radio.

Kata kunci: brand awareness, top of mind, brand recall, brand recognition,

unaware of brand


(17)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Fenomena persaingan di era globalisasi akan semakin mengarahkan

sistem perekonomian Negara manapun ke mekanisme pasar yang pada

akhirnya memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut

pangsa pasar. Salah satu aset untuk mencapai hal tersebut adalah merek

produk yang dewasa ini berkembang menjadi sumber aset bagi perusahaan

(Durianto, 2001)

Untuk dapat bersaing dengan produk sejenis perusahaan dituntut

untuk mampu memposisikan produknya di benak konsumen. Merek

merupakan sebuah nama atau simbol (Seperti sebuah logo, cap, simbol

lambing, tanda, slogan, kata-kata atau kemasan) yang dibuat dengan ciri

tertentu untuk membedakan satu produk dengan produk lain yang menjadi

produk pesaing. Peran merek menjadi penting karena menjadi pembeda satu

produk dari produk lainnya sehingga sangat bergantung pada merek yang

ditampilkan (Surachman,2008)

Brand Awareness

(kesadaran merek) merupakan kesanggupan calon

pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari

suatu kategori produk tertentu (Durianto, 2001). Membangun persepsi dapat


(18)

commit to user

2

dilakukan melalui jalur merek dan memahami perilaku merek. Merek yang

prestisius memiliki ekuitas merek yang kuat.

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengukur kesadaran merek yang didasarkan pada tingkatannya seperti

top of mind, brand recall, brand recognition dan brand unaware

pada merek

bimbingan belajar LPIA dengan melakukan sebuah penelitian dengan

mengambil judul “ANALISIS

BRAND AWARENESS

PADA LPIA”.

(Studi kasus pada pelajar SMA di Kecamatan Laweyan Surakarta)

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang

akan diteliti adalah Bagaimana posisi bimbingan belajar LPIA pada saat ini

yang didasarkan pada tingkatan

brand awareness seperti top of mind, brand recall, brand recognition

dan

brand unaware ?

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui posisi LPIA pada saat

ini berdasarkan piramida tingkat kesadaran merek.


(19)

commit to user

3

D.

Manfaat Penelitian

1.

Bagi Praktisi

Penelitian

ini

bisa

menjadi

masukan

perusahaan

untuk

memenangkan persaingan untuk memposisikan produknya dibenak

konsumen dan mencapai hasil volume penjualan yang lebih maksimal.

2.

Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi

peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis

atau masalah yang ada hubungannya dengan

brand awareness

.

E.

Metode Penelitian

1.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di Wilayah Kecamatan Laweyan Surakarta.

2.

Penentuan Populasi dan Sampel

a.

Populasi

Populasi adalah seluruh kejadian, orang atau sesuatu yang

menarik dimana peneliti akan menelitinya (Sekaran, 1992). Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi yaitu pelajar SMA di Kecamatan

Laweyan.

b.

Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain

non probability sampling, yaitu teknik-teknik pengambilan sampel di


(20)

commit to user

4

mana besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel

tidak diketahui. Dengan melihat karakteristik populasi yang ada dan

tujuan penelitian ini, maka penentuan responden yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini dilakukan metode

convenience sampling

,

yaitu pengambilan sampel berdasarkan anggota populasi yang mudah

ditemui. Dalam kasus ini, populasi yang diteliti jumlahnya banyak,

sehingga sampel yang akan diambil harus tepat jumlahnya. Menurut

(Roucoe, 1975 dalam Sekaran, 2006: 160) ukuran sampel yang tepat

untuk penelitian adalah lebih dari 30. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 100 orang dan jumlah tersebut dianggap sudah

mewakili keseluruhan populasi.

3.

Jenis dan Sumber Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan memuaskan

tentang gambaran suatu permasalahan, maka diperlukan data yang akurat.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari data primer. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan pada

sampel yang telah ditentukan.

4.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini data yang dikumpulkan akan

digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data-data


(21)

commit to user

5

tersebut harus benar-benar bisa dipercaya dan akurat. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yaitu

pengumpulan data dengan menggunakan satu set daftar pertanyaan yang

mana jawaban responden tercatat.

5.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis deskriptif.

Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul. Analisis ini

dapat dilakukan dengan statistik deskriptif. Termasuk dalam statistik

deskriptif adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram serta

perhitungan persentase.


(22)

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Definisi Merek

Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

mengarahkan system perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

memposisikan pemasar untuk sealalu mengembangkan dan merebut

market share

(pangsa pasar). Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah

brand

(merek).

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol desain ataupun

kombinasinya yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan

oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk

membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh produk perusahaan

pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai

tangible

dan

intangible

yang terwakili dalam sebuah

trademark

(merek dagang) yang

mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri dipasar bila diatur dengan

tepat. Saat ini merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah

ratifikasi teknis dan psikologis.


(23)

commit to user

7

B.

Peranan dan Kegunaan Merek

Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah

menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada

konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang

tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek.

Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti:

1.

Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek membuat janji emosi

menjadi konsisten dan stabil.

2.

Merek mampu menembus setiap cagar budaya dan pasar. Bisa dilihat

bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan

budaya.

3.

Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.

Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan

konsumen dan makin banyak

brand association

(asosiasi merek) yang

terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand association yang terbentuk

memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan

brand image

(citra merek)

4.

Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek

yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.


(24)

commit to user

8

5.

Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh

konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah

membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan

dengan kualiatas, kepuasan, kebanggan, ataupun atribut lain yang melekat

pada merek tersebut.

6.

Merek berkembang menjadi sumber asset terbesar bagi perusahaan.

Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai

peranan yang penting dan merupakan

“ aset prestisius”

bagi perusahaan.

Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan

adalah kunci kesuksesan.

Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek. Merek

yang prestisius dapat disebut memiliki

brand equity

(ekuitas merek) yang

kuat. Dengan semakin banyaknya jumlah pemain dipasar, meningkat pula

ketajaman persaingan diantara merek-merek yang beropersai dipasar dan

hanya produk yang memiliki

brand equity

yang kuat yang akan tetap mampu

bersaing, merebut dan menguasai pasar.

C. Brand Equity

Brand equity

adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait

dengan suatu merek, nama, symbol yang mampu menambah atau mengurangi

nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan


(25)

commit to user

9

maupun pada pelanggan. Agar asset dan liabilitas mendasari

brand equity,

maka asset dan liabilitas merek harus berhubungan dengan nama atau sebuah

symbol sehingga jika dilakukan perubahan terhadap nama dan symbol merek,

beberapa atau semua asset dan liabilitas yang menjadi dasar

brand equity

akan

berubah pula.

Menurut David. A. Aaker (Managing Brand Equity, 1991),

brand equity

dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu:

1.

Brand Awareness

(kesadaran merek) - menunjukkan kesanggupan seorang

calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu

merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

2.

Brand Association

(asosiasi merek) – mencerminkan pencitraan suatu

merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan,

gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis,

dan lain-lain.

3.

Perceived Quality

(persepsi kualitas) – mencerminkan persepsi pelanggan

terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkenaan dengan maksud yang diharapkan.

4.

Brand Loyalty

(loyalitas merek) – mencerminkan tingkat keterikatan

konsumen dengan suatu merek produk.


(26)

commit to user

10

5.

Other Proprietary Brand Assets

(Aset-aset merek lainnya).

Brand equity

merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri

dimata pelanggannya. Aset yang dikandungnya dapat membantu pelanggan

dalam menafsirkan, memproses dan menyimpan informasi yang terkait

dengan produk dan merek tersebut.

Brand equity

dapat mempengaruhi

percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar

pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan

berbagai karakteristik merek.

D.

Pengertian

Brand Awareness

Tingkat penerimaan awal dari seseorang ketika melihat dan atau

mendengar suatu informasi tentang produk beserta mereknya adalah

kesadaran merek (brand awareness). Brand awareness

adalah kesanggupan

seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek

sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Bagian dari suatu kategori

perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori

produk dengan merek yang dilibatkan.

Brand awareness

membutuhkan

jangkauan kontinum dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah

dikenal sebelumnya. Kontinum ini dapat terwakili dalam tingkatan

brand awareness

yang berbeda yang dapat digambarkan dalam suatu piramida

berikut ini:


(27)

commit to user

11

Gambar 2.1

Piramida Brand Awareness

Sumber:

http://1.bp.blogspot.com/-

x1O7yHALD3A/Tq2DjBnebYI/AAAAAAAAAHE/_FdTJqQ-K2Y/s320/priamid+awareness.jpg

Peran

brand awareness

dalam

brand equity

tergantung pada tingkatan

akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Tingkatan

brand awareness

yang paling rendah adalah

brand recognition (pengenalan merek)

atau disebut

juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan. Tingkatan

berikutnya dalah

brand recall (pengingatan kembali merek)

atau tingkatan

pengingatan kembali merek tanpa bantuan karena konsumen tidak perlu

dibantu untuk mengingat merek. Pengukuran pengenalan merek tanpa bantuan

lebih sulit dibandingkan dengan bantuan. Tingkatan berikutnya adalah merek

yang disebut pertama kali pada saat pengenalan merek tanpa bantuan yaitu

top of mind (puncak pikiran)

.

Top of mind

adalah

brand awareness

tertinggi yang

merupakan pimpinan dari berbagai merek yang ada dalam pikiran konsumen


(28)

commit to user

12

E.

Peranan

Brand Awareness

Peran

brand awareness

terhadap brand equity dapat dipahami dengan

membahas bagaimana

brand awreness

menciptakan suatu nilai. Penciptaan

nilai ini dapat dilakukan paling sedikit dengan 4 cara ini:

1.

Anchor to which other association can be attached,

artinya suatu merek

dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai

menggambarkan asosiasi dari merek tersebut.

2.

F amiliarity –Liking,

artinya dengan mengenal merek akan menimbulkan

rasa terbiasa terutama untuk produk-produk yang bersifat

low involvement

(keterlibatan rendah), seperti pasta gigi, sabun mandi dan lain-lain. Suatu

kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaaan yang kadang-kadang

dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat keputusan.

3.

Substance/Commitment.

Kesadaran akan nama dapat menandakan

keberadaan, komitmen dan inti yang sangat penting bagi suatu

perusahaan. Secara logikia, suatu nama dikenal karena beberapa alasan,

mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan

distribusi yang luas, eksistensi sudah lama dalam industry, dll. Jika

kualitas dua merek sama,

brand awareness

akan menjadi faktor yang

menentukan dalam pengambilan keputusan konsumen.


(29)

commit to user

13

4.

Brand to consider.

Langkah pertama dalam dalam proses pembelian

adalah menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk

dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek yang

memiliki

top of mind

yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu

merek

tidak

tersimpan

dalam

ingatan,

merek

tersebut

tidak

dipertimbangkan dibenak konsumen. Biasanya merek-merek yang

disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau merek

yang dibenci.

F.

Mencapai

Brand Awareness

Pengenalan maupun pengenalan merek akan melibatkan upaya

mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori produk.

Agar

brand awareness

dapat dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh beberapa

cara berikut:

1.

Pesan yang harus disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda

dibandingkan dengan yang lainnya serta harus ada hubungan antara merek

dengan kategori produknya.

2.

Memakai slogan atau

jingle

lagu yang menarik sehingga membantu

konsumen untuk mengingat merek.

3.

Jika produk memiliki symbol, hendaknya simbeol yang dipakai dapat

dihubungkan dengan mereknya (KFC dengan Kolonel Sander).


(30)

commit to user

14

4.

Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat

pelanggan.

5.

Brand awareness

dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang

sesuai kategori produk, merek atau keduanya (Nama Martina Hingis ,

Andre Agassi dapat menjadi isyarat untuk raket tenis).

6.

Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena

membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.

G.

Pengukuran

Brand Awareness

Pengukuran

brand awareness

didasarkan kepada

pengertian-pengertian dari

brand awareness

yang mencakup tingkatan

brand awareness

menurut David A.Aaker, yaitu

Top of Mind (Puncak Pikiran), Brand Recall (Pengingatan Kembali Merek, Brand Cognition (Pengenalan Merek).

Informasi dapat diperoleh dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan)

yang berisis pertanyaan tunggal atau pertanyaan jamak.

1. Top of Mind

Top of mind

menggambarkan merek yang pertama kali diingat

responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya

tentang suatu kategori produk

. Top of mind

adalah

single respons question

, artinya, satu responden hanya boleh memberikan satu jawaban


(31)

commit to user

15

untuk pertanyaan ini. Misalnya kategori produknya minuman jeruk, dapat

dilontarkan permintaan berikut:

“Merek minuman jeruk apa yang pertama kali muncul dibenak anda?”

2. Brand Recall

Brand Recall

atau pengingatan kembali merek mencerminkan

merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek

yang pertama kali disebut

. Brand Recall

merupakan

multi response question

yang menghasilkan jawaban tanpa dibantu.

Masih dalam konteks yang sama, dapat ditanyakan:

“Sebutkan merek lain selain yang telah anda sebut diatas!”

3. Brand Recognition

Brand Recognition

atau

pengenalan brand awareness

merupakan

pengukuran

brand awareness

responden dimana kesadarannya diukur

dengan diberikan bantuan. Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan

menyebutkan ciri-ciri dari produk merek tersebut. Pertanyyan diajukan

untuk mengetahui seberapa banyak responden yang perlu diingatkan akan

keberadaan merek tersebut. Untuk mengukur pengenalan

brand awareness

selain mengajukan pertanyaan dapat dilakukan dengan menunjukkan

photo yang menggambarkan ciri-ciri merek tersebut.


(32)

commit to user

16

a. Mengajukan pertanyaan

“Apakah anda mengenal minuman serbuk jeruk instan merek

Nutrisari?”

(merek yang sedang kita teliti disebutkan, missal merek Nutrisari)

Alternative jawaban terbaik adalah:

1.

Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam pertanyaan

sebelumnya

2.

Ya, saya mengenal setelah mengisi kuesioner ini

3.

Tidak mengenal sama sekali

Yang termasuk kelompok

brand recognition

adalah yang menjawab

alternative jawaban no 2, karena jawaban no 1 sudah termasuk dalam

kelompok

brand recall dan top of mind.

Biasanya pertanyaan di atas

dilanjutkan dengan pertanyaan untuk mengetahui bagaimana cara

responden mengenal merek tersebut sebagai inforamsi pendukung

dengan pertanyaan:


(33)

commit to user

17

b.

Menunjukkan foto yang menggambarkan atribut/cirri produk merek Nutrisari tanpa menunjukkan mereknya

.

Terhadap responden dapat ditanyakan:

“Apakah anda mengetahui merek produk ini?”

4. Brand unaware

Untuk pengukuran

brand unaware

dilakukan observasi terhadap

pertanyaan pengenalan

brand unaware

sebelumnya dengan melihat

responden yang menjawab alternative no.a.3 – jawaban tidak mengenal

sama sekali atau yang menjawab tidak tahu ketika ditunjukkan photo

produknya.


(34)

commit to user

18

BAB III

PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Perusahaan

1.

Sejarah dan Perkembangan LPIA

Lembaga Pendidikan Indonesia-Amerika, terkenal dengan nama

LPIA. Adalah institusi yang bergerak di bidang pendidikan. Bidang

garapan yang pertama dilakukan adalah mengelola pendidikan bahasa

inggris dan selanjutnya pendidikan komputer. LPIA telah berdiri selama

17 tahun, melayani 10.000 siswa di 64 cabangnya di Pulau Jawa, Pulau

Bali, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Didirikan pada tahun 1990 di

Jakarta oleh Bpk Drs.H.M. Ali Badarudin SH, MM Pd. (Presiden

Direktur) dengan ijin operasi Departemen Pendidikan Nasional R.I

No.14145/PLSM/I/1-435/VIII/1992. HEAD OFFICE HEAD OFFICE:

GRAHA LPIA: Perkantoran Mall Klender Blok B3 No.16-18 Jl.I Gusti

Ngurah Rai, Klender-Jakarta Timur 13470, Telp (021) 8604608 Branch

Office: Jl Slamet Riyadi No. 269 Solo (Depan TB Gramedia) Telp: 0271

726 807


(35)

commit to user

19

2.

Logo, Visi dan Misi LPIA

a.

Logo LPIA

b.

Visi LPIA

Mewujudkan LPIA sebagai lembaga pendidikan yang kuat dan besar

dalam lingkup jaringan bisnis nasional, regional dan internasional

yang memberikan keuntungan dan kepuasan prima bagi semua pihak

antara lain konsumen, karyawan, investor serta masyarakat pada

umunya.

c.

Misi LPIA

Menyediakan lembaga pendidikan terbaik yang tersebar merata

diseluruh wilayah Indonesia yang senantiasa mampu memberikan

solusi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang bermutu dan

berbeda.

3.

Lokasi LPIA Solo

Lokasi LPIA Solo beralamat di Jl Slamet Riyadi no.269 Solo

(Depan TB Gramedia) Telp: 0271 726 807.


(36)

commit to user

20

Struktur Organisasi

Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika

Gambar 3.1

Koordinator Akademik Bahasa Instruktur Bahasa CSA Manajer Staf Marketing Koordinator Keuangan Manajer/ Koordinator Marketing Koordinator Akademik Komp Staf Akd Bahasa I

Staf Akd Bahasa II

Staf Adm Keuangan

Office Boy Staf

Akd Komputer II Staf

Akd Komputer I

Instruktur Komputer


(37)

commit to user

21

5.

Personalia

Karyawan LPIA Solo sebagian besar terdiri dari karyawan wanita.

Sedangkan untuk waktu atau jam kerja karyawan LPIA Solo secara umum

yaitu 8 atau 9 jam.

a.

Senin – Sabtu : 08.00 – 16.00

b.

Minggu

: Libur

6.

Service

Knowledge

a.

Deskripsi Jasa

LPIA adalah lembaga pendidikan bahasa inggris yang senantiasa

mampu memberikan solusi kebutuhan masyarakat akan pendidikan

yang bermutu dan berbeda.

Gambaran umum bimbingan belajar LPIA, meliputi:

1) English Course

ENGLISH COURSE

adalah program pendidikan LPIA yang

pertama

kali

diluncurkan.

Metode

pengajaran

yang

diterapkan adalah metode FAIES yang menitik beratkan pada

kemampuan para peserta untuk trampil berkomunikasi dalam

bahasa Inggris.

2) English Programs

Berikut ini adalah program-program kursus bahasa inggris yang

diselenggarakan LPIA:


(38)

commit to user

22

a) General English

1.

Elementary School (SD)

a.

Prefoundation 1,2 and 3

b.

Foundation 1,2 and 3

2.

Junior High (SMP)

Basic 1, 2 and 3

3.

Senior High (SMA)

a.

Pre, Mid, Elementary

b.

Pre, Mid, Intermediate

c.

Pre, Mid, Advanced

4.

College Students/ Employees

Conversation 1,2 and 3

b) Specific Purposes

1.

Business Courses

a.

Business English

b.

Business Conversation


(39)

commit to user

23

c.

Business Meetings

d.

Business Presentation

2.

Other Professions

a.

Academis English

b.

Medical English

c.

Technical English

d.

English for Teacher

3.

Test Preparations

a.

TOEFL Prediction test

b.

TOEFL Preparation Level Intro & Advanced

c.

IELTS Prediction Test

d.

IELTS Preparation Level Intro & Advanced

e.

TOEIC Prediction Test

f.

TOEIC Preparation Level Intro & Advanced

3) Teaching Methods

LPIA menerapkan metode pengajaran FAIES (First Aid In English

System) yang kemudian menjadi NEW FAIES. FAIES, pertama kali

dibuat oleh Bapak Drs. HM. Ali Badarudin SH. 14 tahun yang lalu,


(40)

commit to user

24

telah berubah sesuai dengan metode pengajaran bahasa inggris baru.

Metode itu meliputi pendekatan komunikatif, langsung, oral dan aural.

Pada dasarnya siswa dibentuk untuk mahir berbahasa dengan belajr

obyek langsung tanpa perlu terjemahan. Guru menggunakan tata

bahasa benar dengan menekankan pada tinggi rendahnya suara,

instonasi, pengucapan kata, untuk membuat siswa mampu

menggunakan bahasa inggris pada situasi sehari-hari.

4)

Multimedia

Selain para pengajarnya yang ramah dan menghibur, LPIA

menyediakan fasilitas belajar yang menyenangkan di laboratorium

bahasa, yang dilengkapi dengan computer teknologi mutakhir. Secara

interaktif, para siswa belajar berkomunikasi dengan orang asing di

suatu simulasi di computer, menerapkan apa yang telah mereka

pelajari di dalam kelas mengenai apa yang harus diucapkan,

bagaimana dan kapan mengucapkan pola-pola pembicaraan. Latihan

pengucapan kata dilakukan dengan dibantu oleh satu indicator

penunjuk untuk mmbantu siswa koreksi diri apakah pengucapan kata

sudah benar. Pertunjukan film yang diadakan juga semakin membuat

siswa betah dan tetap bersemangat dalam belajar. Dalam pengajaran di

dalam kelas, pengajar LPIA menggunakan gambar-gambar,


(41)

benda-commit to user

25

benda (realia), instrumen music, atpe dan alat bantu pengajaran

lainnya untuk tetap menjaga motivasi belajar siswa. Dengan satu

kontrak khusus, satu sekolah atau perusahaan bahkan dapat memiliki

laboratorium bahasa yang sama dimiliki LPIA di seluruh

cabang-cabangnya.

5) Extra Fun

LPIA memberikan pengalaman belajar yang unik kepada siswanya

untuk lebih mengembangkan ketrampilan berbicara. Selain itu juga

memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengikuti berbagai

macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan seperti debating class

memberikan kesempatan bagi mereka untuk berlatih berdebat

mengenai topik-topik terkini yang ada di masyarakat. Public speaking

class, kegiatan ekstrakurikuler yang lain, mendorong siswa untuk

praktek berpidato di depan umum. Hal itu adalah juga untuk

membantu mereka mengatasi ketakutan berbicara di depan umum.

LPIA juga mengadakan kegiatan E-TRIP (piknik) keluar kota dari

waktu ke waktu. Di kegiatan ini siswa dapat melakukan berbagai

macam permainan di alam terbuka yang kesemuanya itu dilakukan

dalam bahasa inggris. LPIA English Clu, LPIA wall-magazine,

tabloid LPIA: Tabloid pendidikan diberikan gratis, adalah


(42)

media-commit to user

26

media lain yang tersedia guna memaksimalkan apa yang telah siswa

pelajari di kelas. Kegiatan-kegiatan ekstra yang menyenangkan ini

selalu disambut baik oleh siswa-siswi kami, baik di cabang-cabang

LPIA maupun di sekolah-sekolah tempat LPIA mengadakan kursus.

b.

Pengguna LPIA

LPIA memiliki slogan

“ We are for a better future” .

Dengan slogan

tersebut diharapak LPIA menjadi solusi utama bagi masyarakat untuk

masa depan yang lebih baik dalam bidang bahasa inggris.

B.

Laporan Magang

1.

Lokasi dan penempatan magang kerja

Penulis melaksanakan kegiatan magang kerja di LPIA Solo yang

beralamat di Jl Slamet Riyadi no.269 Solo (Depan TB Gramedia). Selama

melaksanakan kerja praktik lapangan, penulis melakukan kegiatan sebagai

berikut:

Bulan Januari:

a.

Minggu I

Senin, 2 Januari 2012

:Membuat proposal presentasi

Selasa, 3 Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SD N Kleco 1

dan 2


(43)

commit to user

27

Rabu, 4 Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SD N

Mangkuyudan

Kamis, 5 Januari 2012

:Jaga Front Office

Jum’at, 6 Januari 2012

:Melakukan

kunjungan

ke

SDN

Kentingan

Sabtu, 7 Januari 2012

:Presentasi di SD N Kentingan

b.

Minggu II

Senin, 9 Januari 2012

:Mengikuti seminar wajib di kampus

Selasa, 10 Januari 2012

:Mengikuti seminar wajib di kampus

Rabu, 11 Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMP Muh.4

dan SMP N 8

Kamis, 12 Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMP N 22

dan SMP N 6

Jum’at, 13Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SD Muh.8

Jagalan

Sabtu, 14Januari 2012

:Membuat proposal presentasi

c.

Minggu III

Senin, 16 Januari 2012

:Presentasi di SMP Muh.4 dilanjutkan ke

Mts N 2

Selasa, 17 Januari 2012

:Presentasi di SMP Muh.4 dilanjutkan

kunjungan ke SD DJI


(44)

commit to user

28

Rabu, 18 Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMP N 17

Kamis, 19 Januari 2012

:Follow up ke Mts N 2

Jum’at, 20 Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMP N 2

Gatak

Sabtu, 21 Januari 2012

:Presentasi di SD DJI

d.

Minggu IV

Senin, 23 Januari 2012

:(Tanggal merah)

Selasa, 24 Januari 2012

:Presentasi di SD Muh.8 Jagalan

Rabu, 25 Januari 2012

:Presentasi di SMP N 17

Kamis, 26 Januari 2012

:Presentasi di SMP N 17

Jum’at, 27 Januari 2012

:Presentasi di SMP N 17

Sabtu, 28 Januari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMP N 3

e.

Minggu V

Senin, 30 Januari 2012

:Jaga Front Office

Selasa, 31 Januari 2012

:Follow up ke SMP N 17

Bulan Februari:

a.

Minggu I

Rabu, 1 Februari 2012

:Jaga FO

Kamis, 2 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke Poltekes

Jumat, 3 Februari 2012

:Follow up ke SMP N 17


(45)

commit to user

29

Senin, 6 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke Poltekes

Selasa, 7 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke AKBID

b.

Minggu II

Rabu, 8 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke AKPER

Kamis, 9 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke SD N

Begalon 1, SD N Begalon 2 dan SD N

Slembaran 100

Jumat, 10 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke SD N

Begalon 1, SD N Begalon 2 dan SD N

Bunderan

Sabtu, 11 Februari 2012

:Presentasi di SD N Begalon 2

Senin, 13 Februari 2012

:Follow up ke SD N Slembaran 100

Selasa, 14 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMP N 27

c.

Minggu III

Rabu, 15 Februari 2012

:Presentasi di SMP N 27

Kamis, 16 Februari 2012

:Presentasi di SMP N 27

Jumat, 17 Februari 2012

:Presentasi di SMP N 27

Sabtu, 18 Februari 2012

:Presentasi di SD N Slembaran 100

Senin, 20 Februari 2012

:Follow up ke SMP N 27


(46)

commit to user

30

d.

Minggu IV

Rabu, 22 Februari 2012

:Follow up ke SD N Slembaran 100

Kamis, 23 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke SD N Bumi I

Jumat, 24 Februari 2012

:Follow up ke SD DJI

Sabtu, 25 Februari 2012

:Presentasi di SD N Bumi I

Senin, 28 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMA 2 SKH

Selasa, 29 Februari 2012

:Melakukan kunjungan ke SMA 2 SKH

Rabu, 30 Februari 2012

:Jaga FO

2.

Jangka waktu dan Rincian Magang Kerja

Kegiatan magang kerja di LPIA Solo berlangsung selama dua bulan

dimulai dari tanggal 2 Januari 2012 sampai 30 Februari 2012. Penulis

melakukan magang kerja enam hari dalam seminggunya. Hal ini

disesuaikan dengan hari kerja para karyawan LPIA Solo yang dimulai hari

Senin hingga Sabtu. Rincian jadwal masuk kerja LPIA Solo:

a.

Senin – Sabtu : 08.00 – 16.00

b.

Minggu

: Libur

C.

Analisis dan Pembahasan Magang

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan analisis data yang telah

diperoleh dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan analisis tersebut


(47)

commit to user

31

akan disampaikan dalam beberapa bentuk yaitu dalam bentuk tabel dan juga

diagram. Analisis data tersebut merupakan bagian yang terpenting dalam

suatu penelitian ini. Karena analisis data ini akan digunakan dalam

pengambilan keputusan dan berbagai permasalahan yang dihadapi selama

menyebar kuesioner terhadap responden.

1.

Analisis deskriptif dan gambaran umum responden

Dalam penelitian ini responden yang dipilih yaitu siswa-siswi pelajar

SMA di Kecamatan Laweyan Surakarta. Berdasarkan informasi yang

diperoleh dari kuesioner yang telah dibagikan, maka responden dapat

digolongkan berdasarkan jenis kelamin, tempat tinggal dan umur. Maka

analisis deskriptif terhadap responden sebagai berikut.

a.

Responden berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan kuesioner dari 100 responden dalam penelitian ini, maka

jenis kelamin responeden dibedakan menjadi dua yaitu laki-laki dan

perempuan. Responden ini diambil dari 4 sekolah SMA yang ada di

Kecamatan Laweyan. Tabel 3.1 dibawah ini menunjukkan distribusi

responden berdasarkan jenis kelamin.


(48)

commit to user

32

Tabel 3.1

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase

Laki-laki

44

44%

Perempuan

56

56%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.1

Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel dan diagram 3.1 dari 100 responden maka dapat

diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak dibanding dengan

jumlah responden laki-laki. Yaitu responden perempuan sebesar 56

orang atau 56% responden. Sedangkan responden laki-laki sebesar 44

orang atau 44% responden. Hal ini disebabkan karena minat wanita

lebih besar untuk mengikuti bimbingan belajar. Data siswa di LPIA


(49)

commit to user

33

menunjukkan jumlah siswa perempuan lebih banyak dengan 100 orang

dan siswa laki-laki dengan jumlah 90 orang.

b.

Responden berdasarkan tempat tinggal

Berdasarkan kuesioner dari 100 responden dalam penelitian ini, maka

tempat tinggal responden dibedakan menjadi 2 yaitu Solo dan Luar

Solo.

Tabel 3.2

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat

Tinggal

Frekuensi

Persentase

Solo

61

61%

Luar Solo

39

39%

Jumlah

100

100%


(50)

commit to user

34

Diagram 3.2

Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Berdasarkan tabel dan diagram 3.2 dari 100 responden maka dapat

diketahui bahwa responden yang bertempat tinggal di Solo lebih

banyak dibanding dengan jumlah responden yang bertempat tinggal di

Luar Solo. Yaitu responden yang bertempat tinggal di Solo sebesar 61

orang atau 61% responden. Sedangkan responden yang bertempat

tinggal di Luar Solo sebesar 39 orang atau 39% responden. Hal ini

disebabkan karena, sebagian besar dari mereka mencari bimbingan

belajar yang dekat dengan tempat tinggal.

c.

Responden berdasarkan Umur

Berdasarkan kuesioner dari 100 responden dalam penelitian

ini, umur/ usia responden dikelompokkan menjadi 2, yaitu <16 th dan

17-20 th. Pengelompokkan umur ini disesuaikan dengan populasi,

yaitu anak SMA. Pada umur sekian, mereka lebih banyak mengikuti


(51)

commit to user

35

bimbingan belajar guna mempersiapkan ujian di kelas 3. Dan

mendongkrak prestasi belajar di sekolah.

Tabel 3.3.

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan umur

Umur

Frekuensi

Persentase

<16 th

42

42%

17-20 th

58

58%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.3

Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel dan diagram 3.3 dari 100 responden maka dapat

diketahui bahwa responden yang berumur 17-20 tahun lebih banyak

dengan 58 orang atau 58% responden. Sedangkan yang berumur

kurang dari 16 sebanyak 42 orang atau 42% responden. Artinya,


(52)

commit to user

36

bahwa sebagian besar dari responden mereka perlu dan sadar

pembelajaran bahasa inggris. Terutama untuk mempersiapkan ke

ujian di kelas 3.

2.

Analisis deskriptif kesadaran merek (

brand awareness

)

a.

Topofmind

Top of mind

menggambarkan merek yang pertama kali diingat

responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya

tentang suatu kategori merek produk atau merek jasa.

Top of mind

adalah

single respons question

, artinya satu responden hanya boleh

memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini. Dalam penelitian ini

responden diminta untuk menyebutkan satu merek lembaga

pendidikan bahasa inggris yang mereka ketahui tanpa ada bantuan dan

hasil jawaban dari responden terhadap

Top of Mind

sebuah merek

lembaga pendidikan bahasa inggris sebagai berikut.


(53)

commit to user

37

Tabel 3.4

Tabel Analisis

Top of Mind

Merek lembaga

pendidikan bahasa inggris

Frekuensi

Persentase

LIA

39

39%

ELTI

24

24%

EF

14

14%

LPIA

9

9%

Lain-lain

8

8%

Tidak tau

6

6%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.4


(54)

commit to user

38

Dari tabel 3.4 dan diagram 3.4 diatas berdasarkan kuesioner terhadap

100 responden maka dapat diketahui bahwa yang menjadi Top of

Mind, paling banyak dari merek lembaga pendidikan bahasa inggris

yaitu LIA sebanyak 39 orang atau 39% responden. Kemudian urutan

yang kedua yaitu ELTI dengan 24 orang atau 24% responden. Urutan

ketiga EF dengan 14 orang atau 14% responden, urutan keempat LPIA

dengan 9 orang atau 9% responden. Di urutan kelima dengan 8 orang

atau 8% responden dengan merek lainnya. Dan diurutan keenam yaitu

mereka tidak mengetahui keberadaan merek lembaga pendidikan

bahasa inggris dengan 6 orang atau 6% responden. Dari urutan

tersebut yang menjadi

Top of Mind

yaitu LIA. Artinya, bahwa LIA

adalah lembaga pendidikan yang sebagian besar paling diingat oleh

responden. Hal ini karena LIA mempunyai citra merek yang kuat dan

didirikan lebih awal yaitu tahun 1959 (liapramuka.com/about-us)

dibandingkan dengan LPIA.

b.

BrandRecall

Brand recall

atau pengingatan kembali merek mencerminkan

merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek-merek yang

pertama kali disebut.


(55)

commit to user

39

Tabel 3.5

Tabel Analisis

Brand Recall

Merek lembaga

pendidikan bahasa inggris

Frekuensi

Persentase

LIA

27

27%

ELTI

22

22%

EF

20

20%

LPIA

13

13%

Tidak tahu

10

10%

Lainnya

8

8%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.5


(56)

commit to user

40

Dari tabel 3.5 dan diagram 3.5 diatas berdasarkan kuesioner terhadap

100 responden maka dapat diketahui bahwa yang menjadi Brand

Recall, paling banyak yaitu LIA sebanyak 27 orang atau 27%

responden. Kemudian urutan yang kedua yaitu ELTI dengan 22 orang

atau 22% responden, EF dengan 20 orang atau 20% responden.

Kemudian LPIA dengan 13 orang atau 13% responden. Mereka yang

tidak tahu dengan 10 orang atau 10% responden. Dan lain-lain dengan

8 orang atau 8% responden. Dari urutan tersebut yang menjadi

Brand Recall

yaitu LIA. LIA berhasil menduduki selain

top of mind

juga

brand recall.

Disimpulkan LIA, mempunyai merek yang kuat dalam

hal ini di mata para pelajar SMA. Terbukti baik lembaga pendidikan

yang pertama disebut maupun yang kedua tetap LIA.

c.

BrandRecognition

Brand Recognition

atau pengenalan brand awareness merupakan

pengukuran brand awareness responden dimana kesadarannya diukur

dengan diberikan bantuan. Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan

menyebutkan ciri-ciri dari produk merek tersebut. Pertanyaan diajukan

untuk mengetahui seberapa banyak responden yang perlu diingatkan

akan keberadaan merek tersebut. Untuk mengukur pengenalan

brand awareness

selain mengajukan pertanyaan dapat dilakukan dengan

menunjukkan photo yang menggambarkan ciri-ciri merek tersebut atau


(57)

commit to user

41

dengan bantuan yang lain. Tabel berikut dari 100 responden akan

menunjukkan

brand Recognition

.

Tabel 3.6

Tabel Analisis

Brand Recognition

Keterangan

Frekuensi

Persentase

a.

Ya, saya mengenal

dan telah

menulis-kannya dalam

per-tanyaan sebelumnya

19

19%

b.

Ya, saya mengenal

setelah mengisi

kue-sioner ini

33

33%

c.

Tidak mengenal sama

sekali

48

48%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.6


(58)

commit to user

42

Berdasarkan tabel 3.6 dan diagram 3.6 terhadap 100 responden maka

yang menjawab dengan pilihan (b) “Ya, saya mengenal setelah

mengisi kuesioner ini” hanya 33 orang atau 33% responden. Maka

dalam hal ini sebanyak 33 orang atau 33% responden ini perlu

diingatkan lagi dalam pengenalan kesadaran merek atau harus

diingatkan akan keberadaan merek LPIA. Dengan pendekatan kembali

untuk mengingatkan akan LPIA.

d.

UnawareofBrand

Unawareof

brand

merupakan bentuk respon dari konsumen terhadap

suatu jenis merek bahwa mereka tidak mengenal terhadap jenis merek

tersebut. Dari tabel 3.6 berdasarkan 100 responden dapat diketahui

bahwa tingkat

unaware of brand

sangatlah tinggi yaitu dengan 48

orang atau 48% responden. Maka sebanyak 48 orang atau 48%

responden perlu dikenalkan tentang keberadaan Lembaga Pendidikan

Indonesia Amerika. Perlu adanya pengenalan ataupun promosi yang

lebih.

e.

Sumber Media atau Informasi

Berdasarkan 100 responden ada beberapa cara yang dilakukan oleh

responden dalam memperoleh informasi LPIA dan tabel dibawah ini

menunjukkan sumber media atau informasi dari responden.


(59)

commit to user

43

Tabel 3.7

Tabel Sumber Media atau Informasi

Sumber Media atau

Informasi

Frekuensi

Presentase

Lainnya

31

31%

Teman

29

29%

Brosur

24

24%

Spanduk

16

16%

Presentasi

0

0%

Radio

0

0%

Majalah/ Koran

0

0%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.7


(60)

commit to user

44

Berdasarkan tabel 3.7 dan diagram 3.7 dari 100 responden maka dapat

diketahui cara memperoleh informasi tentang LPIA yaitu persentase

paling banyak yaitu lainnya sebanyak 31 orang atau 31% responden.

Media lainnya disini bukan berarti banyak diketahui dari sumber lain.

Akan tetapi banyak responden yang tidak mengetahui akan LPIA.

Dapat dilihat dari persentase sebanyak 48% orang tidak mengenal.


(61)

commit to user

45

BAB IV

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil analisis terhadap

data-data dan hasil teori tentang

Brand Awareness

, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan:

1.

Berdasarkan analisis deskriptif dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

a.

Analisis deskriptif berdasarkan karakteristik responden:

Kebanyakan responden dalam penelitian ini perempuan sebanyak 56

orang atau 56% responden. Bertempat tinggal di Solo sebanyak 61

orang atau 61% responden. Dan mayoritas berumur 17-20 th dengan

58 orang atau 58% responden.

b.

Analisis deskriptif berdasarkan

Brand Awareness

Dalam analisis

Brand Awareness

dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Top Of Mind

Dalam penelitian ini dari berbagai merek lembaga pendidikan

bahasa inggris yang paling banyak menduduki

Top op Mind

yaitu

LIA sebanyak 39% responden dari 100 responden. artinya, merek

LIA paling banyak yang pertama kali responden ingat.


(62)

commit to user

46

b. Brand Recall

Dalam penelitian ini dari berbagai merek LIA yang paling banyak

menduduki

Brand Recall

yaitu sebanyak 27% responden dari 100

responden. artinya, LIA merupakan lembaga pendidikan yang

mempunyai merek yang sangat kuat. Hal ini dapat diketahui dari

merek yang paling banyak dan yang kedua para pelajar sebutkan.

c. Brand Recognition

Berdasarkan 100 responden maka terdapat 33% yang harus perlu

lagi untuk diingatkan tentang keberadaan Lembaga Pendidikan

Indonesia Amerika. Dengan melakukan pendekatan, guna

mengingatkan kembali keberadaan LPIA. Agar LPIA, muncul kuat

dibenak mereka.

d. Unaware od Brand

Berdasarkan 100 responden tentang kesadaran terhadap merek

LPIA maka sebanyak 48% tidak mengetahui akan keberadaan

Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika. Perlu adanya pengenalan

atau promosi akan LPIA.

e.

Dari hasil perhitungan

Brand Awareness

diketahui bahwa sebagian

besar responden kurang mengetahui tentang keberadaan Lembaga

Pendidikan Indonesia Amerika dan hasilnya

Unaware of Brand

.


(1)

commit to user

dengan bantuan yang lain. Tabel berikut dari 100 responden akan

menunjukkan

brand Recognition

.

Tabel 3.6

Tabel Analisis

Brand Recognition

Keterangan

Frekuensi

Persentase

a.

Ya, saya mengenal

dan telah

menulis-kannya dalam

per-tanyaan sebelumnya

19

19%

b.

Ya, saya mengenal

setelah mengisi

kue-sioner ini

33

33%

c.

Tidak mengenal sama

sekali

48

48%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.6


(2)

commit to user

Berdasarkan tabel 3.6 dan diagram 3.6 terhadap 100 responden maka

yang menjawab dengan pilihan (b) “Ya, saya mengenal setelah

mengisi kuesioner ini” hanya 33 orang atau 33% responden. Maka

dalam hal ini sebanyak 33 orang atau 33% responden ini perlu

diingatkan lagi dalam pengenalan kesadaran merek atau harus

diingatkan akan keberadaan merek LPIA. Dengan pendekatan kembali

untuk mengingatkan akan LPIA.

d.

UnawareofBrand

Unawareof

brand

merupakan bentuk respon dari konsumen terhadap

suatu jenis merek bahwa mereka tidak mengenal terhadap jenis merek

tersebut. Dari tabel 3.6 berdasarkan 100 responden dapat diketahui

bahwa tingkat

unaware of brand

sangatlah tinggi yaitu dengan 48

orang atau 48% responden. Maka sebanyak 48 orang atau 48%

responden perlu dikenalkan tentang keberadaan Lembaga Pendidikan

Indonesia Amerika. Perlu adanya pengenalan ataupun promosi yang

lebih.

e.

Sumber Media atau Informasi

Berdasarkan 100 responden ada beberapa cara yang dilakukan oleh

responden dalam memperoleh informasi LPIA dan tabel dibawah ini

menunjukkan sumber media atau informasi dari responden.


(3)

commit to user

Tabel 3.7

Tabel Sumber Media atau Informasi

Sumber Media atau

Informasi

Frekuensi

Presentase

Lainnya

31

31%

Teman

29

29%

Brosur

24

24%

Spanduk

16

16%

Presentasi

0

0%

Radio

0

0%

Majalah/ Koran

0

0%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Diagram 3.7


(4)

commit to user

Berdasarkan tabel 3.7 dan diagram 3.7 dari 100 responden maka dapat

diketahui cara memperoleh informasi tentang LPIA yaitu persentase

paling banyak yaitu lainnya sebanyak 31 orang atau 31% responden.

Media lainnya disini bukan berarti banyak diketahui dari sumber lain.

Akan tetapi banyak responden yang tidak mengetahui akan LPIA.

Dapat dilihat dari persentase sebanyak 48% orang tidak mengenal.


(5)

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil analisis terhadap

data-data dan hasil teori tentang

Brand Awareness

, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan:

1.

Berdasarkan analisis deskriptif dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

a.

Analisis deskriptif berdasarkan karakteristik responden:

Kebanyakan responden dalam penelitian ini perempuan sebanyak 56

orang atau 56% responden. Bertempat tinggal di Solo sebanyak 61

orang atau 61% responden. Dan mayoritas berumur 17-20 th dengan

58 orang atau 58% responden.

b.

Analisis deskriptif berdasarkan

Brand Awareness

Dalam analisis

Brand Awareness

dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Top Of Mind

Dalam penelitian ini dari berbagai merek lembaga pendidikan

bahasa inggris yang paling banyak menduduki

Top op Mind

yaitu

LIA sebanyak 39% responden dari 100 responden. artinya, merek

LIA paling banyak yang pertama kali responden ingat.


(6)

commit to user

b. Brand Recall

Dalam penelitian ini dari berbagai merek LIA yang paling banyak

menduduki

Brand Recall

yaitu sebanyak 27% responden dari 100

responden. artinya, LIA merupakan lembaga pendidikan yang

mempunyai merek yang sangat kuat. Hal ini dapat diketahui dari

merek yang paling banyak dan yang kedua para pelajar sebutkan.

c. Brand Recognition

Berdasarkan 100 responden maka terdapat 33% yang harus perlu

lagi untuk diingatkan tentang keberadaan Lembaga Pendidikan

Indonesia Amerika. Dengan melakukan pendekatan, guna

mengingatkan kembali keberadaan LPIA. Agar LPIA, muncul kuat

dibenak mereka.

d. Unaware od Brand

Berdasarkan 100 responden tentang kesadaran terhadap merek

LPIA maka sebanyak 48% tidak mengetahui akan keberadaan

Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika. Perlu adanya pengenalan

atau promosi akan LPIA.

e.

Dari hasil perhitungan

Brand Awareness

diketahui bahwa sebagian

besar responden kurang mengetahui tentang keberadaan Lembaga

Pendidikan Indonesia Amerika dan hasilnya

Unaware of Brand

.