BUNGA DARANINGGAR. R0108016

(1)

commit to user

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SLIDE DAN LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN

REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

BUNGA DARANINGGAR R0108016

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user

ii

HALAMAN VALIDASI

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SLIDE DAN LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN

REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN

Bunga Daraninggar R0108016

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji

Pada Tanggal, 18 Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes) (Mujahidatul Musfiroh, S.Kep, Ns) NIP. 19820821 200501 1001

Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

(Erindra Budi Cahyanto, S.Kep, Ns, M.Kes) NIP. 197802202005011001


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SLIDE DAN LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN

REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN

Bunga Daraninggar R0108016

Telah Dipertahankan dan Disetujui di Hadapan Tim Penguji KTI Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS

Pada hari Kamis, Tanggal 31 Juli 2012

Pembimbing Utama

Nama : Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes ……… Pembimbing Pendamping

Nama : Mujahidatul Musfiroh, S.Kep, Ns .……… NIP : 19820821 200501 1001

Ketua Penguji

Nama : Sri Anggarini, S.SiT, M.Kes

NIP : 197706212010122001 ………....

Sekretaris

Nama : Fresthy Astrika, S.ST, M.Kes ………. NIP : 198606222010122003

Surakarta,

Ketua Tim KTI Ketua Program studi DIV Kebidanan

(Erindra Budi C, S.Kep, Ns, M.Kes) (H.Tri Budi Wiryanto, dr.Sp.OG (K)) NIP. 197802202005011001 NIP. 19510421 1980111 002


(4)

commit to user

iv ABSTRAK

BUNGA DARANINGGAR. R0108016. PERBEDAAN EFEKTIVITAS

PENGGUNAAN MEDIA SLIDE DAN LEAFLET TERHADAP

PERUBAHAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

KEPUTIHAN. PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. 2012. Latar Belakang : Remaja membutuhkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang benar dan banyaknya media massa mempengaruhi pengetahuan remaja. Efektivitas media perlu diketahui untuk menentukan yang media tepat.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara media slide dan leaflet terhadap perubahan pengetahuan remaja putri tentang keputihan.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah Qua si Experiment Design

dengan model penelitian Pretest-Posttest with Control Group. Populasi yang digunakan adalah siswi kelas X SMA Negeri 1 Magetan sebanyak 150 siswi. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Proba bility Sa mpling dengan metode Proportiona l Sa mpling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner sebanyak 23 pertanyaan yang telah valid dan reliabel. Teknik analisis data menggunakan Pa ired T-test dan Independen t-test.

Hasil : Hasil Pa ired T-Test kelompok slide dan leaflet menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05 sehingga ada perubahan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil analisis dengan Independent T-test

diperoleh hasil bahwa nilai thitung adalah 2,300 dan ttabel 1,960 dan nilai p-va lue< α (0,023 < 0,05), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan antara kelompok slide dan leaflet. Pemberian leaflet dinilai lebih efektif dalam memberikan perubahan pengetahuan remaja.

Simpulan : Simpulan dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan efektivitas antara penggunaan media slide dan leaflet terhadap meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang keputihan.


(5)

commit to user

v ABSTRACT

BUNGA DARANINGGAR. R0108016. EFFECTIVENESS DIFFERENCE ON THE SLIDE AND LEAFLET MEDIA USAGE TO FEMALE ADOLESCENT CHANGE OF KNOWLEDGES ABOUT LEUCORRHEA. DIV EDUCATOR MIDWIFE PROGRAM STUDY OF MEDICAL FACULTY OF SURAKARTA SEBELAS MARET UNIVERSITY. 2012.

Background : Adolescents need a right knowledges about reproduction health and in a large number of mass media can change knowledge’s of adolescent. The effectiveness of media need to know to choose the right media.

Purpose : This research aims to determine the effectiveness of the differences between the media slide and leaflets to changes female adolescent’s knowledge about leucorrhea.

Methods : The kind of this reasearch used a Quasi Experiment Design with the models of research is Pretest-posttest with the Control Group. Population used is the X-grader SMA Negeri 1 Magetan as many as 150 students. Sample collection techniques using Probability Proportional Sampling. The instrument used is a questionnaire of 23 questions that have been valid and reliable. Techniques of data analysis using Paired T-test and Independent t-test.

Results : Paired T-Test results show that the Tcount value > Ttable value and significancy value is < 0,05 so there is a change between before and after counseling. The analysis by the Independent T-test results that Ttable value is 2,300 and Tcount is 1,960, and p-value < α (0,023 < 0,05), so the conclusion is show that there is a differences between slide group and leaflet group. Giving a leaflet can be judged more effective in make a change in female adolescent’s knowledge. Conclusion : The conclusions in this research is there are differences in effectiveness between the usage of slide media and leaflets media to changes a adolescent’s knowledge about leucorrhea, that is by giving leaflets to be stored and read back by the respondents would increase the knowledge of adolescents.


(6)

commit to user

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk :

© Allah swt yang selalu memberikan Kuasa-Nya, Rahmat-Nya,

Hidayah-Nya, dan juga senantiasa memberikan saya kesehatan selalu..

© Kedua orang tua, yang saya yakin tak henti-hentinya melantunkan

doa untuk buah hatinya. Tak akan terbalas segala budi baikmu, Bapak dan Ibuku..

© My wonder sister & brother, Adindara Padmaninggar & Hammam

Nazhmi Mizan, sini peluk cium kalian J

© Galih Widjaja Kusuma, hey you, gorgerous! *kedip-kedip*

© Pondok Asri Family, thank’s ya, membantu saya menghilangkan

stress. Salam cupcupmuah :*

© Nia Fararid Askar, Khoiro Qonita, Nur Saafina Damayati, thank’s

friend.. *hugs*

© Teman-teman D4 Kebidanan FK UNS 2008 atas segala semangat dan

kebersamaan selama 4 tahun. You was so amazing!

© Semuanya yang membantu saya baik secara langsung maupun tak

langsung..

Mungkin ini hanya sebuah pepatah klise yg sangat merakyat & membahana dimana-mana, tp saya mengalaminya sendiri..

“Gunakanlah waktumu sebaik mungkin”

“Selesaikan apa yang memang bisa kamu selesaikan saat itu” “Jangan pernah kamu merasa menyerah, If you dream it, you can do

it, absolutely” ~daraninggar, 2012~


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbedaan Efektivitas Penggunaan Media Slide dan Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan”.

Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis memperoleh bimbingan, bantuan, dan saran dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, Sp.OG (K) selaku Ketua Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

2. Erindra Budi C, S.Kep., Ns, M.Kes, selaku Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

3. Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah membimbing dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Mujahidatul Musfiroh, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II yang telah membimbing dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Sri Anggarini, S.ST, M.Kes, selaku penguji utama Karya Tulis Ilmiah DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

6. Fresthy Astrika, S.ST, M.Kes, selaku sekretaris penguji Karya Tulis Ilmiah DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.


(8)

commit to user

viii

7. Seluruh Dosen beserta Staf Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Orang tua dan keluarga yang telah memberi motivasi dan doa dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

9. Teman-teman DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret tahun 2008 yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Terimakasih.

Surakarta, Juli 2012


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN VALIDASI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Remaja... 5

2. Pengetahuan ... 6

3. Keputihan/Leuchorrea ... 10


(10)

commit to user

x

5. Hubungan media pemberian informasi dengan

pengetahuan remaja ... 20

B. Kerangka Konsep ... 21

C. Hipotesis... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis dan Desain Penelitian... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 22

C. Populasi Penelitian ... 23

D. Sampel dan Teknik Sampling ... 23

E. Besar Sampel ... 23

F. Kriteria Restriksi ... 25

G. Pengalokasian Subyek... 25

H. Definisi Operasional... 26

I. Intervensi dan Instrumentasi ... 27

J. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

K. Cara Kerja Peneliti ... 31

L. Pengolahan dan Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN... 35

A. Gambaran Umum Penelitian ... 35

B. Hasil Analisis Univariat ... 35

C. Hasil Analisis Bivariat... 37

1. Uji Normalitas ... 37


(11)

commit to user

xi

3. Uji T-test ... 39

BAB V PEMBAHASAN ... 42

A.Karakteristik Responden ... 42

B. Pengetahuan Responden tentang Keputihan ... 43

C.Efektivitas Media Slide dan Leaflet terhadap Pengetahuan Remaja Putri ... 45

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 49

A. Simpulan... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(12)

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Konsep ... 21 Bagan 3.1. Cara Kerja Peneliti ... 27


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Remaja Tentang Keputihan ... 29 Tabel 4.1. Distribusi Usia Responden ... 37 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Distribusi Akses Informasi Tentang

Keputihan ... 38 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri pada Kelompok

Slide ... 38 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri pada

Kelompok Leaflet... 39 Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Pengetahuan Remaja Putri Kelompok Slide

dan Kelompok Leaflet di SMA Negeri 1 Magetan ... 40 Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pengetahuan Remaja Putri

di SMA Negeri 1 Magetan... 41 Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik Paired T-Test Pretest dan Postest Kelompok

Slide di SMA Negeri 1 Magetan ... 41 Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik Paired T-test Pretest dan Posttest Kelompok

Leaflet di SMA Negeri 1 Magetan ... 42 Tabel 4.9. Hasil Statistik Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan

di SMA Negeri 1 Magetan... 43 Tabel 5.0. Hasil Uji Statistik Independent T-test Perbedaan Efektivitas

Penggunaan Media Slide dan Leaflet terhadap Perubahan


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian (SPSS) Lampiran 4 : Hasil Pretes dan Postest Kelompok Slide

Lampiran 5 : Hasil Pretest dan Postest Kelompok Leaflet

Lampiran 6 : Data Frekuensi Pengetahuan Kelompok Slide (SPSS)

Lampiran 7 : Data Frekuensi Pengetahuan Kelompok Leaflet (SPSS)

Lampiran 8 : Distribusi Frekuensi dengan Bloxpot

Lampiran 9 : Uji Normalitas Data dan Uji Homogenitas Varians (SPSS)

Lampiran 10 : Analisis T-Test (SPSS)

Lampiran 11 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Keputihan Lampiran 12 : Surat Jawaban Penelitian

Lampiran 13 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 14 : Lembar Pernyataan Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 15 : Lembar Keaslian Penelitian

Lampiran 16 : Leaflet tentang Keputihan Lampiran 17 : Tabel Uji T


(15)

commit to user

iv ABSTRAK

BUNGA DARANINGGAR. R0108016. PERBEDAAN EFEKTIVITAS

PENGGUNAAN MEDIA SLIDE DAN LEAFLET TERHADAP

PERUBAHAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

KEPUTIHAN. PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. 2012. Latar Belakang : Remaja membutuhkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang benar dan banyaknya media massa mempengaruhi pengetahuan remaja. Efektivitas media perlu diketahui untuk menentukan yang media tepat.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara media slide dan leaflet terhadap perubahan pengetahuan remaja putri tentang keputihan.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment Design

dengan model penelitian Pretest-Posttest with Control Group. Populasi yang digunakan adalah siswi kelas X SMA Negeri 1 Magetan sebanyak 150 siswi. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Probability Sampling dengan metode Proportional Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner sebanyak 23 pertanyaan yang telah valid dan reliabel. Teknik analisis data menggunakan Paired T-test dan Independen t-test.

Hasil : Hasil Paired T-Test kelompok slide dan leaflet menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05 sehingga ada perubahan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil analisis dengan Independent T-test

diperoleh hasil bahwa nilai thitung adalah 2,300 dan ttabel 1,960 dan nilai p-value< α (0,023 < 0,05), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan antara kelompok slide dan leaflet. Pemberian leaflet dinilai lebih efektif dalam memberikan perubahan pengetahuan remaja.

Simpulan : Simpulan dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan efektivitas antara penggunaan media slide dan leaflet terhadap meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang keputihan.


(16)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih, 2008). Tahun 2007 tercatat jumlah remaja sebanyak 64 juta jiwa atau 28,6% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta (BKKBN, 2008).

Menurut Sihvo, et a l (2000) dalam Widayati (2006), menyatakan bahwa lebih dari 70% remaja putri di Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur, parasit seperti cacing kremi atau Trychomonas Va gina llis (Asri, 2004). Penelitian tentang keputihan juga dilakukan oleh Bagian Obstetrik dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) dan mendapatkan data bahwa usia 11-15 tahun sebesar 2%, usia 16-20 tahun sebesar 12%, dari 223 remaja terinfeksi di daerah kemaluan (Vulvo Va ginitis) yang merupakan akibat dari keputihan yang tidak segera ditangani (Dayanti, 2007).

Saat ini remaja pun banyak mendapat informasi dari paparan media massa baik cetak maupun elektronik. Paparan media massa merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tanpa terkecuali remaja. Pengaruh informasi global yang semakin mudah diakses pun


(17)

commit to user

mempermudah remaja mendapatkan informasi yang diinginkannya. Media massa sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan remaja (Azwar, 2008).

Remaja seharusnya telah memahami hak reproduksi yang mereka miliki, sehingga mereka mengetahui tentang kewajiban yang berkaitan dengan hak reproduksinya (BKKBN, 2004). Permasalahan remaja saat ini sangatlah kompleks. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Dari hasil survei Youth Centre Pila r PKBI Jawa Tengah mengungkapkan bahwa dengan pertanyaan tentang proses terjadinya bayi, cara merawat organ reproduksi, dan pengetahuan fungsi organ reproduksi diperoleh informasi bahwa 43,22% pengetahuannya adalah rendah, 37,28% pengetahuan cukup, dan 19,50% pengetahuannya baik (Husni, 2005).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Maret 2012 pada 20 siswi SMA Negeri 1 Magetan, didapatkan hasil bahwa 18 siswi mengalami keputihan jika mendekati masa menstruasi. Sekitar 5 siswi yang mampu menjelaskan dengan tepat tentang arti keputihan, mengetahui penyebab keputihan hanya 3 orang, hanya 6 orang yang mengetahui tentang bagaimana mencegah terjadinya keputihan, dan tidak ada siswi yang memeriksakan keputihannya ke tenaga kesehatan.

Penelitian dari Addisi Dyah Prasetyo Nastiti (2009) menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara banyaknya media massa dengan tingkat pengetahuan remaja. Semakin banyak media massa yang remaja gunakan untuk mencari informasi maka semakin baik pula tingkat pengetahuan


(18)

commit to user

remaja. Berdasarkan hasil penelitiannya, sebanyak 9,65% remaja mengetahui kesehatan reproduksi melalui leaflet. Sedangkan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, media slide yang digunakan dalam metode presentasi atau dalam bentuk nyata adalah penyuluhan, memang sudah banyak terbukti efektif dalam menambah pengetahuan remaja. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah, penelitian ini tidak hanya mencari adanya hubungan, tetapi lebih mencari efektivitas media yang digunakan terhadap pengetahuan remaja. Dengan adanya fakta diatas, peneliti ingin mengetahui lebih jauh lagi bagaimana perbedaan efektivitas pemberian informasi melalui leaflet jika dibandingkan dengan slide untuk mengetahui perubahan pengetahuan remaja. Peneliti melakukan penelitian di kalangan pelajar SMA, karena pelajar SMA merupakan saat dimana rasa ingin tahu mereka tinggi.

B. Rumusan Masalah

“Adakah perbedaan efektivitas penggunaan media slide dan leaflet terhadap pengetahuan remaja putri tentang keputihan?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan efektivitas penggunaan media slide dan leaflet terhadap pengetahuan remaja putri tentang keputihan.


(19)

commit to user 2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi efektivitas penggunaan media slide terhadap pengetahuan remaja putri tentang keputihan.

b. Mengidentifikasi efektivitas penggunaan media leaflet terhadap pengetahuan remaja putri tentang keputihan.

c. Menganalisa perbedaan efektivitas antara penggunaan media slide dan leaflet terhadap pengetahuan remaja putri tentang keputihan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan menambah wawasan tentang bagaimana efektivitas media slide dan leaflet terhadap pengetahuan remaja tentang keputihan.

2. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada institusi terkait agar mampu memilih media yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang keputihan.


(20)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja

Remaja menurut World Hea lth Organization (WHO) merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi mandiri (Notoatmodjo, 2007).

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda.

Soetjiningsih (2004), berpendapat bahwa dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :

a. Masa remaja awal, 11 – 13 tahun. b. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun. c. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.

Tahap remaja adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu :


(21)

commit to user

b. Egonya mencari pengalaman-pengalaman yang baru dengan orang lain. c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri.

e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).

Pada masa remaja harus melalui berbagai tugas perkembangan yang akan dihadapi. Salah satu tugas perkembangan tersebut adalah bertanggung jawab mengenai proses reproduksi mereka. Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi perlu diketahui remaja agar memiliki informasi yang benar (Soetjiningsih, 2004).

2. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu dan adanya stimulus. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman, penglihatan, pendengaran, perasaan, dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

b. Macam pengetahuan

Ada 2 macam pengetahuan (Poedjawijatna, 2004) yaitu : 1) Pengetahuan khusus, yang mengenai satu hal saja


(22)

commit to user

2) Pengetahuan umum, yang berlaku bagi seluruh macam dan masing-masing dalam macamnya.

Baik pengetahuan khusus maupun umum keduanya menjadi milik manusia berdasarkan pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.

c. Tingkatan pengetahuan

Ada beberapa macam tingkatan dalam pengetahuan, yaitu : 1) Tahu (Know)

Kemampuan mengingat kembali (reca ll) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (Comprehention)

Kemampuan untuk memperjelas obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis

Kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut.

5) Sintesis

Kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru untuk suatu formulasi-formulasi.


(23)

commit to user 6) Evaluasi

Kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007)

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974, dalam Notoatmodjo 2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

1) Awa reness (kesadaran), yakni orang tersebut meenyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3) Eva lua tion (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Tria l, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


(24)

commit to user 1) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi bagaimana seorang remaja tersebut menyikapi keadaan dirinya. Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut (Notoatmodjo, 2007). 2) Pengalaman

Pengalaman akan menambah pengetahuan seseorang yang bersifat non formal. Hal ini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Semakin tinggi pendidikan, akan semakin luas pengalamannya. Semakin tua umur akan semakin banyak pengalamannya ( Wijayanti dalam Hikmawati, 2011).

3) Informasi

Seseorang dengan sumber informasi yang banyak akan menambah pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007).

4) Lingkungan budaya

Berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang karena informasi yang diperoleh akan disaring, apakah sesuai dengan budaya yang ada dan agama yang dianut (Notoatmodjo, 2007).

5) Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi yang rendah menjadi keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya juga rendah. Bila tingkat ekonominya tinggi, pendidikan kemungkinan akan


(25)

commit to user

tinggi serta tingkat pengetahuan juga akan tinggi (Notoatmodjo, 2005).

6) Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara atau kuesioner yang berisi pertanyaan sesuai materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang diukur (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan suatu dasar yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadikannya sebagai landasan dalam melakukan sesuatu. Dengan memiliki pengetahuan, seseorang pasti akan tertarik dan berusaha untuk merubah sikap dan perilakunya.

3. Keputihan / Leucorrhea a. Definisi Keputihan

Keputihan/Leucorrhea atau dalam istilah medis disebut flour a lbous (flour=cairan kental, a lbus=putih) atau secara umum adalah keluarnya cairan kental dari vagina yang bukan berupa darah. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental) dan juga dalam warna (normal,berbau). Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin, dan pertahanan dari berbagai infeksi (Wiknjosastro, 2005).


(26)

commit to user

Menurut kamus kedokteran Dorland, leucorrhea adalah sekret putih yang kental dari vagina maupun rongga uterus. Leucorrhea bukan penyakit, melainkan gejala yang sering dijumpai dalam ginekologi. b. Klasifikasi Keputihan

1) Fisiologis

Menurut Wiknjosastro (2005), keputihan fisiologis adalah cairan yang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit. Tanda-tandanya antara lain :

a) Cairan berwarna bening

b) Tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal c) Jumlah cairan sedikit, bisa juga cukup banyak

Sedangkan menurut Manuaba (2010), keputihan fisiologis biasanya ditemukan pada :

a) Bayi baru lahir sampai kira-kira umur 10 hari

b) Waktu sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen c) Pada wanita dewasa saat dirangsang sebelum melakukan

hubungan seksual yang disebabkan oleh pengeluaran dari dinding vagina

d) Sebelum dan sesudah menstruasi sekitar waktu ovulasi 2) Patologis

Menurut Wiknjosastro (2005), keputihan patologis adalah cairan yang keluar mengandung banyak leukosit. Tanda-tandanya antara lain :


(27)

commit to user

a) Keluar cairan berlebihan seperti menstruasi b) Cairan kental dan bau busuk

c) Berwarna kuning hingga kehijauan d) Menimbulkan rasa gatal sekitar vagina e) Muncul rasa panas pada vagina

Jika tidak segera ditangani infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing sehingga menimbulkan perih saat BAK.

c. Patologis

Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Infeksi juga terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem di vagina. Ekosistem vagina merupakan lingkungan kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen berperan dlm menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi dalam sel tubuh (glikogen), glikogen merupakan nutrisi dari la ctoba cillus. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat, yg menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan pH di kisaran 3,8-4,2. Dengan tingkat keasaman ini, la ctoba cillus akan subur dan bakteri patogen akan mati. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman menurun akan dengan mudah mengalami infeksi. Ketidakseimbangan ekosistem vang disebabkan banyak faktor, salah satuya penggunaan hormon. Kalau keasaman dalam vagina


(28)

commit to user

berubah maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan flour a lbous

(Fitria, 2007).

d. Penyebab utama leucorrhea/keputihan patologis

Penyakit gangguan alat reproduksi wanita ini bisa diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya mikroorganisme (jamur, bakteri, virus, dan parasit) yang menyebabkan terjadinya infeksi. Di bawah ini merupakan penjelasan singkat masing-masing penyebab keputihan yang patologis menurut Wijayanti, (2009)

1) Infeksi

a) Kuman (Bakteri)

Bakterial (Neiserria Gonorrhoa e) adalah penyebab tersering keputihan patologis. Penyebabnya adalah perubahan keseimbangan flora normal La ctoba cillus pada vagina atau peningkatan pH vagina.

Berganti-ganti pasangan seksual, penggunaan Intra Uterine Device (IUD) dan sering menyemprot vagina dengan air yang kotor mempermudah terjadinya infeksi. Gejala yang timbul berupa keputihan seperti susu yang tidak lengket, berwarna putih keabu-abuan banyak, berbau dan terasa panas. Ini dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul.


(29)

commit to user b) Jamur

Umumnya disebabkan oleh jamur Candida Albicans yang menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina. Warna seperti susu, berbau. Biasanya akibat dari penggunaan pil KB yang tidak cocok, penderita diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan tubuh rendah. Penyebab keputihan juga dapat menyebabkan vagina kemerahan dan meradang sehingga terasa sangat gatal.

c) Parasit

Keputihan diakibatkan oleh parasit Trichomona s Va gina llis. Parasit jenis ini adalah penyebab keputihan dengan ciri-ciri cairan berwarna kuning atau kehijauan, sangat kental, berbau anyir, dan berbuih. Penyebab keputihan ini biasanya akan ditularkan melalui hubungan seksual, bibir kloset yang terkontaminasi parasit, atau juga perlengkapan mandi yang dipakai secara bersama-sama.

d) Virus

Keputihan akibat virus juga sering menimbulkan penyakit kelamin, seperti Condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma

ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Sedangkan virus herpes ditularkan lewat hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala


(30)

commit to user

keputihan akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim bila tidak diberikan penanggulangan yang serius.

2) Penyebab lain keputihan adalah benda-benda yang dimasukkan secara tidak sengaja atau sengaja ke dalam vagina misalnya tampon, kondom yang tertinggal di dalam vagina secara tidak sengaja, benang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Pada keadaan ini cairan vagina banyak keluar dan terkadang berbau bila sudah terjadi infeksi.

3) Terlalu berlebihan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu juga dapat mengakibatkan keputihan.

4) Penggunaan pakaian dalam yang ketat dan bahan yang digunakan tidak menyerap keringat juga bisa menimbulkan keputihan.

e. Dampak Keputihan

Bila penyakit keputihan ini tidak diobati secara tuntas maka infeksi dapat menjalar ke rongga rahim kemudian masuk ke saluran telur dan sampai ke indung telur dan akirnya kedalam rongga panggul. Tidak jarang wanita yang menderita keputihan yang kronik bertahun-tahun menjadi mandul (Wijayanti, 2009).

f. Penatalaksanaan

Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin. Penatalaksanaan keputihan tergantung dari penyebab mikroorganismenya. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan


(31)

commit to user

proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Selain itu dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan (Fitria, 2007).

g. Pengobatan

Menurut Pudjiastuti (2010), pengobatan keputihan tergantung pada penyebabnya. Untuk keputihan fisiologis cukup dibersihkan dengan air bersih dan tetap menjaga organ kewanitaan, pemakaian antiseptik vagina sesuai anjuran dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Ataupun dengan pengobatan sederhana seperti membasuh vagina dengan air hangat dicampur dengan garam 1 sendok teh yang dimasukkan dalam setengah liter air. Sedangkan keputihan akibat infeksi, diperlukan anti infeksi. Pemilihan anti infeksi disesuaikan dengan mikroorganismenya. Jika jamur maka diberi anti jamur dan seterusnya. Untuk pemilihan obat-obat diatas sebaiknya berdasarkan jenis mikroorganisme penyebab keputihan. Caranya dengan memeriksakan cairan vagina di laboratorium rumah sakit (Fitria, 2007). h. Pencegahan

Menurut Fitria (2007), pencegahan terhadap keputihan bisa diatasi dengan :

1) Penggunaan dan pemakaian celana

a) Hindari pemakaian celana dalam ketat apalagi berbahan nylon, sebaiknya memakai dari bahan katun dan ganti minimal 2x sehari.


(32)

commit to user

b) Hindari penggunaan celana panjang, ketat, dan tebal seperti jins secara terus menerus. Karena dapat mengganggu sirkulasi atau peredaran darah sehingga menimbulkan sekret berlebihan. c) Selalu keringkan vagina sebelum memakai celana agar tidak

lembab.

d) Gunakan celana dalam yang kering, seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai.

2) Pada saat menstruasi

a) Ganti pembalut tepat waktu.

b) Pakailah pembalut yg mudah menyerap.

c) Pada saat haid dan menggunakan pembalut wanita, gunakan celana dalam yang pas sehingga pembalut tidak bergeser-geser 3) Kebersihan organ wanita

a) Membasuh dan membilas vagina dari depan ke belakang dengan air bersih.

b) Hati-hati menggunakan kloset duduk umum yang basah.

c) Jangan gunakan handuk bersama orang lain dan hindari penggunaan pakaian renang basah bergantian.

d) Pemakaian cairan antiseptik hanya atas saran dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

e) Pada saat keputihan berlebih dapat menggunakan pa nty liner di saat perlu saja


(33)

commit to user 4. Media Penyampaian Informasi

Media atau alat peraga dalam program penyampaian informasi kesehatan atau pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk memberikan informasi tentang kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi (Daryanto, 2011).

Alat-alat peraga dibagi menjadi 4 kelompok besar, antara lain benda asli (seperti cacing dalam botol pengawet, sampel seperti oralit, dan lain-lain), benda tiruan (seperti pha ntom, benda yg dibuat dari plastik yang menyerupai aslinya), gambar/media grafis (seperti poster dan leaflet), dan yang terakhir adalah gambar optik (seperti video, slide, foto, dan lain-lain). Yang akan dibahas dalam hal ini adalah media leaflet dan juga slide, karena peneliti akan membandingkan efektivitas antara kedua hal tersebut (Liliweri, 2007).

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi tulisan 200 – 400 kata (Husni, 2008).

Keuntungan leaflet antara lain dapat disimpan lama dan jika lupa dapat dilihat kembali, dapat dipakai sebagai bahan rujukan, isi dapat dipercaya, jangkauannya sangat luas dan dapat membantu media lain, serta


(34)

commit to user

dapat dipakai untuk bahan diskusi pada kesempatan yang berbeda. Sedangkan kerugian leaflet antara lain bila cetakannya tidak menarik orang enggan menyimpannya, pada umumnya orang tidak mau membaca karena hurufnya terlalu kecil, dan tidak bisa digunakan oleh sasaran yang buta huruf (Husni, 2008).

Sedangkan slide merupakan suatu sistem peraga yang ditampilkan melalui sebuah proyektor yang dipantulkan ke sebuah layar menggunakan perangkat komputer dan sejenisnya. Slide ini digunakan dalam media presentasi. Media presentasi dengan menggunakan slide merupakan pengembangan dari media transparansi yang disajikan melalui Over Hea d Projector (OHP). Karena media OHP tidak dapat menampilkan unsur audio visual. Slide merupakan suatu media, yang dibuat dengan menggunakan suatu program dalam sebuah sistem yang biasanya ada pada komputer dan perangkat sejenisnya. Isi dari slide berupa materi-materi yang akan disampaikan. Bisa disisipkan gambar-gambar bahkan suara-suara yang bisa menunjang pemahaman. Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide dirasa cukup efektif karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Kelebihan dari media slide ini adalah melibatkan seluruh panca indra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, bertatap muka, penyajian bisa dikendalikan. Sedangkan untuk kekurangannya, lebih rumit daripada media cetak, memerlukan listrik dan peralatan canggih untuk menampilkan, dan membutuhkan keterampilan khusus (Daryanto, 2011).


(35)

commit to user

5. Hubungan media penyampaian informasi dengan pengetahuan remaja

Teori dari Ma lvin de Fleur yang menyatakan bahwa media massa yang merupakan bagian dari sumber informasi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Santrock dalam Nastiti, 2009). Teori lain yang mendukung adalah teori dari Melvin L de Fleur dan Sa ndra Bell

dalam Bungin (2001). Teori tersebut menyatakan bahwa informasi yang diperoleh dari media massa mempengaruhi aspek kognitif seseorang.

Penelitian yang dilakukan oleh Gusti Ayu Tirtawati (2005) memberikan hasil jika 55 remaja di Bali juga menyebutkan bahwa semakin banyak informasi yang diperoleh remaja maka semakin baik tingkat pengetahuannya. Hal itu diperkuat dengan hasil penelitian dari Addisi Dyah Prasetyo Nastiti (2009) bahwa semakin banyak media massa yang digunakan maka akan semakin menambah pengetahuan seseorang.

Remaja sekarang masih kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi khususnya keputihan meskipun akses untuk mendapatkan informasi tersebut sudah cukup terjangkau. Dengan fakta-fakta diatas, peneliti meyakini bahwa pengetahuan remaja bisa ditingkatkan melalui bantuan media massa.

Media pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi yang diangkat adalah media slide dan leaflet. Media slide merupakan media yang banyak dan mungkin hampir selalu digunakan dalam pemberian materi-materi dalam penyuluhan. Sedangkan media leaflet, digunakan


(36)

commit to user

sebagai pelengkap dan memperkuat ingatan atas informasi yang telah diperoleh oleh remaja.

B. Kerangka Konsep

: yang diteliti : yang tidak diteliti

Bagan 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan efektivitas antara media slide dan leaflet dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang keputihan.

Penggunaan media slide Penggunaan media

leaflet

Penginderaan dengan proses a wa reness,

interest, tria l, a doption, eva lua tion

Kelebihan dan kekurangan

Pengetahuan

-usia

-pengalaman pribadi -lingkungan

-tingkat pendidikan -sosial ekonomi


(37)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis rancangan penelitian ini menggunakan jenis rancangan eksperimen semu (quasi experiment design). Karena jika menggunakan eksperimen murni syarat-syaratnya belum memenuhi. Model rancangan yang digunakan adalah perluasan dari rancangan pretest-posttest with control group. Dalam rancangan ini subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Semuanya sama-sama diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan informasi kesehatan mengenai keputihan.

Model rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Posttest A (Kelompok Slide)

B (Kelompok Leaflet)

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Magetan, Jl. Monginsidi no.24, Kabupaten Magetan pada bulan Mei-Juni 2012.

01 X (A) 02 01 X (B) 02


(38)

commit to user C. Populasi Penelitian

1. Populasi Target

Pada penelitian ini populasi targetnya adalah seluruh siswi SMA Negeri 1 Magetan.

2. Populasi Aktual

Pada penelitian ini yang diambil sebagai populasi aktual yaitu seluruh siswi kelas X SMA Negeri 1 Magetan, yaitu sebanyak 185 siswi.

D. Sampel dan Teknik Sampling 1. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMA Negeri 1 Magetan yang memenuhi kriteria inklusi.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dengan Proportiona l Sa mpling dimana sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan. Nilai perbandingan diambil dari masing-masing kelas dalam populasi (Usman, 2009).

E. Besar Sampel

Rumusan estimasi besar sampel yang digunakan adalah :

) (

1 N d2

N n

+ =

Keterangan :

N = besar populasi d = tingkat kepercayaan (0,05) n = besar sampel


(39)

commit to user Perhitungan estimasi besar sampel :

2 ) (

1 N d

N n + = ) 4375 , 0 ( 1 185 + =

n , n=128

Jadi, estimasi besar sampel yang diambil adalah sebesar 128 siswi. Perhitungan untuk pengambilan sampel masing-masing kelas adalah :

Kelas X1 :

185 21

x 128 = 14 siswi

Kelas X2 :

185 20

x 128 = 13 siswi

Kelas X3 :

185 21

x 128 = 14 siswi

Kelas X4 :

185 22

x 128 = 15 siswi

Kelas X5 :

185 19

x 128 = 13 siswi

Kelas X6 :

185 20

x 128 = 13 siswi

Kelas X7 :

185 21

x 128 = 14 siswi

Kelas X8 :

185 20

x 128 = 13 siswi

Kelas X9 :

185 21

x 128 = 14 siswi

Sehingga jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 132 siswi.


(40)

commit to user F. Kriteria Restriksi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).

Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah : a. Siswi kelas X SMA Negeri 1 Magetan

b. Bersedia dijadikan responden atau bersedia diteliti c. Hadir pada saat pengambilan data

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2003). Adapun kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah bila siswi tersebut tidak mengikuti seluruh kegiatan penelitian (pretest, pemberian pendidikan kesehatan, posttest).

G. Pengalokasian Subyek

Cara pengelompokan subyek yaitu membagi sampel sebanyak 132 siswi menjadi dua kelompok sama besar secara random yaitu sebagai kelompok pertama yang diberikan penyuluhan dengan media slide (presentasi) sebanyak 66 siswi dan kelompok kedua yang diberikan perlakuan pemberian penyuluhan dengan media leaflet juga sebanyak 66 siswi.


(41)

commit to user H. Definisi Operasional

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah media pendidikan kesehatan, yaitu slide dan leaflet.

a. Slide

Slide adalah sistem peraga yang ditampilkan melalui sebuah proyektor yang dipantulkan ke sebuah layar menggunakan perangkat komputer dan sejenisnya. Skala dalam variabel bebas ini adalah skala nominal dikotomik.

b. Leaflet

Leaflet merupakan selembar kertas berisi kumpulan informasi. Leaflet digunakan sebagai media pendukung dalam penyampaian informasi. Leaflet nanti akan diberikan bersama dengan pemberian penyuluhan tentang keputihan. Skala yang digunakan dalam variabel bebas ini adalah nominal dikotomik.

2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pengetahuan siswi kelas X SMA Negeri 1 Magetan tentang keputihan. Pengetahuan merupakan suatu ukuran mengenai seberapa jauh remaja dapat menerima informasi mengenai pengertian, macam-macam, proses terjadinya, penyebab, sampai ke pencegahan keputihan. Pengukuran pengetahuan remaja dilakukan dua kali. Pertama dilakukan pengukuran pengetahuan awal dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya setelah


(42)

commit to user

dilakukan perlakuan yaitu dengan memberikan informasi kesehatan tentang keputihan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

I. Intervensi dan Instrumentasi 1. Intervensi

Intervensi dalam penelitian ini adalah penyampaian informasi atau pendidikan kesehatan tentang keputihan menggunakan media slide dan leaflet. Adapun cara kerja atau langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

Bagan 3.1. Bagan Cara Kerja Peneliti 2. Instrumentasi

1. Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat oleh penulis sendiri yang mengacu pada Kelompok perlakuan dengan slide Kelompok perlakuan dengan leaflet

Diukur pengetahuan (Pretest)

Diberi perlakuan pendidikan kesehatan

Diberi perlakuan pendidikan kesehatan

Diukur pengetahuan (Posttest) Diukur pengetahuan (Posttest)

Dibandingkan/dianalisis Siswa kelas X SMA Negeri 1 Magetan


(43)

commit to user

referensi baik pada buku ataupun dari internet. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang keputihan berbentuk kuesioner tertutup berupa multiple choice yaitu dalam pertanyaan disediakan 4 pilihan jawaban dan responden hanya memilih satu diantara jawaban tersebut. Cara pengisian kuesioner dengan memberikan tanda (

x

) pada jawaban yang dianggap paling benar (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Remaja Tentang Keputihan

Variabel

Penelitian Indikator

Nomor Pertanya-an Jumlah Nomor Pertanyaan yang dibuang Jumlah Akhir Pengetahu -an remaja tentang keputihan 1.Definisi keputihan

1, 5, 26,

27 4 5, 26 2

2.Klasifikasi keputihan

2, 3, 8, 13,

14 5 - 5

3.Patofi-

siologi 4, 6, 15, 3 15 2

4.Penyebab Keputihan

7, 9, 10,

19, 25 5 9, 25 3

5.Dampak Keputihan, Penatalak- sanaan

11, 12, 17,

29 4 - 4

6.Pengobatan 23, 24, 28,

30 4 - 4

7.Pencegahan 16, 18, 20,

21, 22 5 18, 20 3


(44)

commit to user 2. Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah secara langsung dari responden (data primer) dengan cara responden mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Skoring yang digunakan adalah dengan menggunakan Skala Guttman :

Nilai 1 : untuk jawaban benar Nilai 0 : untuk jawaban salah

J. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas pengukuran memiliki pengertian sejauh mana pengukuran yang dilakukan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain sejauh mana kesesuaian antara alat ukur, cara pengukuran dengan objek pengukuran (Taufiqurrahman, 2009). Agar diperoleh distribusi hasil pengukuran yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang (Notoatmodjo, 2005).

Validitas instrumen yang teah dibuat, diukur dengan menggunakan rumus korelasi Pea rson Product Moment (Notoatmodjo, 2010).

Pengujian validitas ini melalui software program komputer SPSS for windows. Dari uji validitas tersebut, item soal dikatakan valid apabila hasil r hitung > r tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau taraf signifikansi


(45)

commit to user

0,05 dan dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel . Item soal yang tidak valid akan dihapus.

Uji Validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 12 Mei 2012 kepada 20 responden siswi kelas X SMA 3 Madiun karena karakteristik responden hampir sama dengan karakteristik responden penelitian. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for Windows menunjukkan dari 30 butir pertanyaan pengetahuan tentang keputihan, 23 pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel, sedangkan 7 pertanyaan lainnya gugur dan dihilangkan, yaitu pertanyaan nomor 5, 9, 15, 18, 20, 25, 26.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten) apabila diteskan berkali-kali. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Arikunto, 2006).

Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus Alpha Cronba ch .


(46)

commit to user K. Cara Kerja Peneliti

1. Tahap Persiapan

Tahap ini diawali dengan pengajuan masalah dan judul kepada pembimbing. Setelah disetujui, dilanjutkan dengan penyusunan proposal KTI, konsultasi dengan pembimbing dan seminar proposal KTI pada tanggal 1 Mei 2012. Setelah perbaikan proposal melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner di SMA Negeri 3 Madiun pada siswi kelas X pada tanggal 12 Mei 2012 dengan jumlah 30 item pertanyaan dan jumlah responden 20 siswi, didapatkan hasil pengujian 7 item soal dinyatakan tidak valid dan reliabel sehingga dihilangkan yaitu nomor 5, 9, 15, 18, 20, 25,dan 26. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengurusan ijin penelitian ke lokasi penelitian, yaitu SMA Negeri 1 Magetan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yaitu dilaksanakannya pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri pada tanggal 28 Mei 2012 dengan cara :

a. Membagi sampel menjadi 2 kelompok, kelompok slide dan kelompok leaflet.

b. Mempersilakan kelompok slide terlebih dahulu untuk masuk ke dalam ruangan. Setelah itu melakukan pre test dengan instrument penelitian yang sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu petunjuk pengisiannya. Hal yang sama dilakukan juga terhadap kelompok leaflet.


(47)

commit to user

slide dan juga leaflet, tetapi dalam waktu yang berbeda atau bergantian.

d. Melakukan posttest dengan instrument penelitian pada kedua kelompok dalam waktu 1 minggu setelah pemberian informasi mengenai keputihan.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul tahap selanjutnya adalah pengolahan data secara komputerisasi dengan teknik analisis data yaitu Pa ired T-test dan

Independent T-test.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini membuat laporan karya tulis ilmiah berdasarkan data yang telah diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian. Setelah ujian KTI dilakukan perbaikan dan dilanjutkan dengan pengumpulan KTI.

L. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a) Editing

Dalam penelitian ini, setelah data didapatkan kemudian dilakukan pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh.

b) Coding

Pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.


(48)

commit to user c) Entri Data

Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam database komputer.

d) Melakukan Teknik Analisis (Nursalam, 2009).

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu menganalisis tiap-tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis ini dilakukan secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensinya. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

b. Uji Prasayarat

Analisis statistik parametrik, data harus memenuhi persyaratan distribusi tertentu. Uji prasyarat yang harus dipenuhi yaitu Uji Homogenitas Varians dan Uji Normalitas Data. Uji Homogenitas Varians digunakan untuk mengetahui bahwa distribusi varians data harus sama. Sedangkan uji normalitas digunakan sebagai prasyarat karena data sampel hendaknya berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama maka uji statistik dapat dilanjutkan dengan uji parametrik. Namun jika data tidak berdistribusi normal dan tidak memiliki varian yang sama maka


(49)

commit to user

dilakukan dengan uji non parametrik. Uji Normalitas yang digunakan adalah Uji Kolomogorov-Smirnov, karena sampelnya berjumlah lebih dari 30 orang (Budi, 2006).

c. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan kedua variabel, antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini menggunakan uji beda Paired T-test dan Independent T-Test. Pa ired T-test digunakan untuk melihat perbandingan antara sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan dalam satu kelompok penelitian. Sedangkan Independent T-Test digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata- rata antara satu kelompok dengan kelompok lain, dimana antara satu kelompok dengan kelompok lain tidak saling berhubungan. Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05, selanjutnya hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan secara signifikan antara kelompok perlakuan pertama dengan kelompok perlakuan kedua (Fajar dkk., 2009).


(50)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Magetan, pada hari Senin 28 Mei 2012. SMA Negeri 1 Magetan beralamat di Jalan Monginsidi No.24 Magetan, Jawa Timur.

Sampel penelitian yang digunakan adalah seluruh siswi kelas X. Kelas X terdiri dari 9 kelas yang berjumlah 185 siswi yang memenuhi kriteria inklusi. Pada saat pelaksanaan penelitian, ada 35 siswi yang tidak bisa mengikuti jalannya penelitian, dikarenakan sebanyak 19 siswi sedang melaksanakan ulangan harian kelas dari guru, 12 siswi mengikuti kegiatan diluar sekolah, dan 4 anak tidak masuk sekolah dikarenakan ijin dan sakit. Karena tidak memenuhi kriteria inklusi, maka 35 siswi tidak bisa dimasukkan ke dalam sampel penelitian sehingga sampel yang digunakan berjumlah 150 siswi.

B. Hasil Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Usia Responden

Usia Jumlah Persentase

15 tahun 31 20,7%

16 tahun 108 72,0%

17 tahun 11 7,3%

Jumlah 150 100%


(51)

commit to user

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar adalah usia 16 tahun yaitu sebanyak 108 siswi (72,0%).

Tabel 4.2. Distribusi Akses Informasi Tentang Keputihan Akses Informasi

tentang Keputihan

Frekuensi (orang)

Persentase

Sudah 0 0%

Belum 150 100%

Jumlah 150 100%

Sumber : Data Primer 2012

Sedangkan tabel 4.2. menunjukkan seluruh responden sebanyak 150 siswi (100%) menyatakan belum pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang keputihan sebelum peneliti memberikan penyuluhan tentang keputihan di sekolahnya.

2. Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan

a. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Keputihan pada Kelompok Slide Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri pada Kelompok Slide

Penilaian Mean Std. Deviation Sum

Pretest 12,24 2,410 918

Posttest 17,68 2,163 1326

Sumber : Hasil Olah Data dengan SPSS for Windows

Dari hasil pengolahan data dengan SPSS menunjukkan bahwa pada kelompok slide nilai rata-rata pretest adalah 12,24 dan untuk posttest 17,68. Dari jumlah yang diperoleh, bisa disimpulkan bahwa terjadi perubahan pengetahuan antara pretest dan posttest. Data distribusi frekuensi pretest dan posttest terlampir.


(52)

commit to user

b. Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan pada Kelompok Leaflet Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri pada Kelompok Leaflet

Penilaian Mean Std. Deviation Sum

Pretest 13,19 2,358 989

Posttest 19,08 2,110 1431

Sumber : Hasil Olah Data dengan SPSS for Windows

Hasil olah data dengan SPSS memberikan penjelasan tentang nilai yang diperoleh responden pada kelompok leaflet yaitu nilai rata-rata untuk pretest adalah 13,19 dan untuk posttest 19,08, sehingga terjadi perubahan pada nilai pengetahuan yang dimiliki responden dari sebelum diberikan penyuluhan dengan setelah diberikan penyuluhan. Data distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok leaflet terlampir.

C. Hasil Analisis Bivariat 1. Uji Prasayarat Analisis

a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan T-Test sebagai uji prasyarat analisis maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas disini menggunakan metode

Kolmogorov Smirnov dengan asumsi bahwa data dikatakan

berdistribusi normal jika p-va lue (a symptotic significance) > 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov maka diperoleh hasil sebagai berikut:


(53)

commit to user

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Remaja Putri Kelompok Slide dan Kelompok Leaflet di SMA Negeri 1 Magetan.

Kelompok Kolmogorov-Smirnov

Statistic df Sig.

Pretest Slide 0,100 75 0,063

Posttest Slide 0,092 75 0,186

Pretest Leaflet 0,092 75 0,194

Posttest Leaflet 0,098 75 0,070

Sumber : Hasil Olah Data dengan SPSS for Windows

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai pretest dan posttest pada kelompok slide maupun leaflet mempunyai nilai taraf signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas disini uji yang dilakukan dengan asumsi bahwa data dikatakan memiliki varians yang sama jika probabilitas lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pengetahuan Remaja Putri di SMA Negeri 1 Magetan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,002 1 148 0,996

Sumber : Hasil Olah Data dengan SPSS for Windows

Dari tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil pengetahuan remaja putri yaitu 0,996. Nilai tersebut lebih besar daripada taraf signifikansinya (p Va lue), 0,996 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa datatersebut memiliki varian yang homogen atau berasal dari populasi dengan varian sama.


(54)

commit to user 2. Uji Statistik T-Test

Untuk mengetahui adanya perbedaan efektivitas penggunaan antara media slide dengan leaflet terhadap pengetahuan remaja putri tentang keputihan, maka dilakukan pengujian terhadap signifikansi perbedaan nilai rata-rata dari kelompok slide dan kelompok leaflet.

Untuk lebih menjelaskan bahwa terdapat perbedaan efektivitas antara media slide dan leaflet, kita melakukan uji Pa ired T-Test, kemudian dilanjutkan dengan Independent T-Test. Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS for Windows adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik Pa ired T-Test Pretest dan Posttest Kelompok Slide di SMA Negeri 1 Magetan

Paired Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

t df

Sig. 2-tailed

Pretest-posttest slide

5,440 1,200 0,139 39,275 74 0,001 Sumber : Hasil Olah Data dengan SPSS for Windows

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,001, dimana bila nilai signifikansi lebih kecil atau kurang dari 0,05 maka ada perbedaan antara hasil sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan pada kelompok slide. Untuk melihat apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah, indikator tidak hanya dilihat dari nilai signifikansinya, tetapi juga dari nilai t hitung. Berdasarkan hasil nilai diatas, t hitung > t tabel. Nilai t hitung yaitu 39,275 dan nilai t tabel adalah 1,993, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.


(55)

commit to user

Hasil olah data untuk Paired T-Test pada kelompok leaflet adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik Pa ired T-Test Pretest dan Posttest Kelompok Leaflet di SMA negeri 1 Magetan.

Paired Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

t df

Sig. 2-tailed Pretest-posttest leaflet

5,893 1,214 0,140 42,024 74 0,001 Sumber : Hasil Olah Data dengan SPSS for Windows

Tabel 4.8 diatas menjelaskan mengenai hasil dari uji statistik Pa ired T-Test antara pretest dan posttest pada kelompok leaflet. Pada kolom t hitung diatas, diperoleh nilai bahwa t hitung adalah 42,204. Sedangkan nilai t tabel adalah 1,993, jadi dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel, sehingga ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hal itu diperkuat juga dengan hasil nilai signifikansinya, p-va lue, 0,001 < 0,05.

Setelah mengetahui bahwa ada perubahan pengetahuan responden antara sebelum diberikan penyuluhan dan setelah diberikan pernyuluhan, maka yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan uji statistik untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok slide dan kelompok leaflet. Berikut merupakan hasil Independent T-Test :

Tabel 4.9. Hasil Statistik Pengetahuan Remaja Putri tentang Keputihan di SMA Negeri 1 Magetan

Kelompok N Mean Std.Deviation Std.Error Mean

Slide 75 5,44 1,200 0,139

Leaflet 75 5,89 1,214 0,140


(56)

commit to user

Tabel diatas menunjukkan hasil statistik dengan menggunakan

Independent T-Test. Kelompok slide memiliki rata-rata nilai 5,44 dan kelompok leaflet memiliki rata-rata lebih tinggi yaitu 5,89.

Tabel 5.0. Hasil Uji Statistik Independent T-Test Perbedaan Efektivitas Penggunaan Media Slide dan Leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan Remaja Putri di SMA Negeri 1 Magetan

Pengetahuan Sig. t df Sig.(2-tailed)

Mean difference

Equa l va riances a ssumed

0,966 2,300 148 0,023 0,453 Sumber : Hasil Olah Data dengan SPSS for Windows

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perhitungan nilai uji statistik menghasilkan angka t hitung sebesar 2,300. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 148 dan pada taraf signifikansi 0,023 sehingga diperoleh nilai kritis distribusi t tabel sebesar 1,960. Apabila dibandingkan terlihat bahwa t hitung > t tabel (2,300 > 1,960) sehingga disimpulkan bahwa selisih atau kenaikan nilai yang terjadi termasuk signifikan. Hal ini juga ditunjukkan dengan signifikansi (p-va lue), yaitu 0,023 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pengetahuan responden kelompok slide dengan pengetahuan responden kelompok leaflet. Dengan kata lain diketahui bahwa pemberian informasi tentang keputihan dengan menggunakan media leaflet dapat lebih meningkatkan pengetahuan remaja di SMA Negeri 1 Magetan daripada hanya dengan menggunakan media slide.


(57)

commit to user BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Kelompok

Dari hasil penelitian diperoleh data tentang distribusi frekuensi usia responden. Rentang usia responden adalah 15-17 tahun. Kelompok usia terbanyak yaitu umur 16 tahun. Dilihat dari usia responden ini merupakan usia remaja sesuai dengan batasan usia remaja menurut Glasier (2005) yaitu 10-19 tahun. Menurut Kartono (2006), usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, dimana pada masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang kurang menuju ke masa dewasa yang perlu memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi secara benar.

Usia sekolah merupakan masa dimana anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Ahmadi, 2005). Oleh karena itu peneliti memilih responden yang masih dalam masa sekolah sehingga diharapkan mampu menanamkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang benar dan mampu merubah pengetahuan mereka dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.

Dalam distribusi akses informasi tentang kesehatan reproduksi, seluruh responden yaitu sebanyak 150 responden (100%) menyatakan belum pernah mendapatkan informasi kesehatan reproduksi mengenai keputihan


(58)

commit to user

sebelum peneliti memberikan penyuluhan. Peneliti memperoleh informasi dengan melakukan tanya jawab langsung dengan responden bahwa hanya ada sebagian responden yang menyatakan pernah mendapatkan sekilas informasi mengenai keputihan yaitu pada saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mereka. Responden mengakui kurang mendapatkan informasi mengenai keputihan. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain komunikasi yang kurang antara orang tua dengan remaja tentang masalah kesehatan reproduksi dan juga peran para petugas kesehatan yang kurang memperhatikan pentingnya remaja mengetahui kesehatan reproduksi (Qomari, 2008). Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan mempunyai kewajiban untuk memperhatikan sasaran asuhan kebidanan yang meliputi wanita di sepanjang siklus hidupnya termasuk memberikan asuhan kesehatan reproduksi remaja.

B. Pengetahuan Responden tentang Keputihan

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) merupakan hasil tahu dari seseorang yang mencakup enam tingkatan, namun dalam penelitian ini hanya di teliti pada tingkatan tahu (know). Menurut Nursalam (2003), untuk mengukur tingkatan pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang. Dalam penelitian ini, peneliti tidak memakai tingkatan kategori pengetahuan, karena skala variabel yang dipakai oleh peneliti merupakan skala interval dan peneliti tidak meneliti seberapa jauh pengetahuan responden, tetapi hanya ingin mengetahui apakah ada perbedaan


(59)

commit to user

perubahan pengetahuan antara responden pada kelompok slide dan juga leaflet. Pada penelitian ini rentang nilai yang diperoleh responden adalah 0-23.

Pada saat penelitian, ada dua kelompok yang akan di teliti, yaitu kelompok slide dan kelompok leaflet. Keduanya sama-sama diberikan perlakuan, yaitu berupa pretest, pemberian informasi tentang keputihan atau penyuluhan, dan posttest. Berdasarkan hasil penelitian, pada kelompok slide terjadi perubahan pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Hal seperti ini berlaku juga untuk kelompok leaflet. Hal yang membedakan dengan kelompok slide adalah pada saat setelah pretest atau pada saat diberikan penyuluhan, peneliti memberikan selembar leaflet yang berisi materi untuk menunjang pemahaman responden. Berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil Pa ired T-test diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan pengetahuan responden kelompok leaflet antara sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan.

Perbedaan nilai rata-rata dari kelompok slide dan kelompok leaflet menunjukkan bahwa ada perubahan pengetahuan diantara dua kelompok tersebut. Untuk membuktikan hal tersebut, peneliti menggunakan uji

Independent T-test. Pada perhitungan dengan Independent T-test ditunjukkan nilai t hitung > t tabel (2,300 > 1,960), sedangkan nilai p-va lue < a (0,023 < 0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pengetahuan remaja putri kelompok slide dengan pengetahuan remaja kelompok leaflet,


(60)

commit to user

yang berarti pemberian informasi tentang keputihan menggunakan bantuan media leaflet mampu lebih meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang keputihan daripada yang tidak diberi leaflet.

C. Efektivitas Media Slide dan Leaflet terhadap Pengetahuan Remaja Putri Pada penelitian ini, responden mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dari peneliti langsung dengan metode ceramah menggunakan alat bantu berupa media slide dan leaflet. Ma’ashum (2008) menyatakan sumber informasi kesehatan reproduksi remaja dapat diperoleh melalui ceramah, diskusi, media cetak dan media elektronik, yang terpenting adalah informasi yang disampaikan benar. Sumber informasi yang berasal dari media cetak maupun elektronik mudah untuk diakses, namun hal itu perlu dicermati karena tidak semua informasi yang mudah diakses mempunyai kualitas terbaik (Halstead, 2004).

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian penyuluhan tentang keputihan mampu memberikan pengaruh terhadap pengetahuan remaja putri pada responden di SMA Negeri 1 Magetan yang ditunjukkan dengan nilai pretest dan posttest dari masing-masing kelompok. Prayitno dan Amti (2004) menyatakan bahwa dengan pemberian layanan informasi dapat membekali individu dengan pengetahuan dan memungkinkan individu tersebut dapat menentukan arah hidupnya berdasarkan informasi tersebut. Pemberian informasi kesehatan reproduksi remaja perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja (Harahap, 2003).


(61)

commit to user

Hasil penelitian serupa oleh Hikmawati (2011) dengan judul Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMP 3 Kebumen menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian layanan informasi kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi siswa SMP 3 Kebumen. Penelitian ini dengan penelitian Hikmawati sama-sama menggunakan desain penelitian Pra-Eksperimen dan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada penelitian Hikmawati menggunakan jenis penelitian Non Equiva lent Control, dan teknik sampling yang digunakan, menggunakan Cluster Sa mpling. Jenis kuesioner yang digunakan juga berbeda, yaitu berupa kuesioner tertutup dengan jenis

Dichotomos Choice, sehingga uji reliabilitas yang digunakanpun juga berbeda, Hikmawati menggunakan Uji Spea rman Brown.

Menurut Notoatmodjo (2003), salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu sumber informasi, bahwa seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Sehingga apabila sumber informasi yang diperoleh kurang maka tingkat pengetahuanpun akan kurang. Penelitian lain oleh Wicaksono (2009) dengan judul Pengaruh Pemberian Leaflet terhadap Tingkat Asupan Makanan Pokok Makan Siang dan Tingkat Pengetahuan Gizi, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pada responden mengalami peningkatan setelah diberikan leaflet. Penelitian Wicaksono yang berkaitan dengan gizi, memang berbeda dengan penelitian ini yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi,


(62)

commit to user

namun keduanya sama-sama menggunakan leaflet sebagai perlakuan dan perlakuan tersebut dapat berpengaruh terhadap pengetahuan. Dengan kata lain, pemberian leaflet dapat meningkatkan pengetahuan. Penelitian tersebut sesuai dengan teori dari Fleur yang menyatakan bahwa media massa yang merupakan bagian dari sumber informasi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Santrock, 2003).

Dengan pemberian leaflet tentang keputihan diharapkan dapat menambah informasi tentang keputihan yang benar, sehingga dapat meluruskan pengetahuan yang salah. Pengetahuan yang salah dapat mempengaruhi remaja untuk berperilaku yang kurang benar, seperti misalnya tidak tahu cara mengatasi keputihan yang benar, bagaimana cara mencegah keputihan, dan lain-lain. Oleh karena itu peran leaflet sebagai media massa sangat penting, selain peran dari orang-orang terdekat dan juga dari faktor internal remaja itu sendiri (Wahyudi, 2000). Teori Piaget menyebutkan bahwa remaja cenderung untuk membangun pengetahuannya dari informasi yang mereka dapat entah itu dari media massa, teman, maupun orangtua. Remaja menggabungkan pengalaman dan pengamatan mereka untuk membentuk pengetahuan mereka dan menyertakan pemikiran-pemikiran baru yang mereka dapatkan dari sumber informasi karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman mereka tentang suatu pengetahuan (Santrock, 2003).

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan sejumlah kekurangan pada saat pelaksanaan penelitian antara lain, peneliti tidak dapat mengendalikan


(63)

commit to user

responden yang jumlahnya cukup banyak sehingga pada saat pretest maupun posttest ada kesempatan bagi para responden untuk saling bertukar jawaban yang menyebabkan nilai yang diperoleh oleh responden kurang variatif dan nilai yang diperoleh juga memiliki rentang atau selisih yang sedikit.

Maka dari pembahasan ini dapat terbukti bahwa pemberian informasi leaflet tentang keputihan secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 1 Magetan pada taraf kepercayaan 95%. Pada kelompok slide pengetahuan responden juga mengalami peningkatan walau secara rata-rata memang lebih tinggi nilai responden pada kelompok leaflet. Keduanya sama-sama bisa meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 1 Magetan, tetapi dianalisis dari segi nilai rata-rata kelompok, kelompok leaflet yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi daripada kelompok slide.


(64)

commit to user BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Pengetahuan responden kelompok slide mengalami perubahan dari sebelum diberikan penyuluhan dengan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil Pa ired T-test menunjukkan nilai bahwa thitung > ttabel (39,275 > 1,993) dan dengan nilai taraf signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05).

2. Pengetahuan responden kelompok leaflet mengalami perubahan dari sebelum diberikan penyuluhan dengan sesudah diberikan penyuluhan. hasil Pa ired T-test menunjukkan nilai bahwa thitung > ttabel (42,024 > 1,993) dan dengan nilai tara signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05).

3. Ada perbedaan efektivitas penggunaan media slide dan leaflet terhadap perubahan pengetahuan remaja putri tentang keputihan di SMA Negeri 1 Magetan. Penggunaan media leaflet terbukti lebih efektif meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 1 Magetan. Hal tersebut dinilai dari hasil Independent T-test, yaitu nilai thitung > ttabel (2,300 > 1,960),


(65)

commit to user B. SARAN

Pihak SMA Negeri 1 Magetan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan atau Puskesmas setempat hendaknya meningkatkan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja khususnya keputihan dengan memilih media leaflet sebagai sumber informasi tambahan untuk menambah pengetahuan remaja putrid di SMA Negeri 1 Magetan.


(1)

commit to user

responden yang jumlahnya cukup banyak sehingga pada saat pretest maupun posttest ada kesempatan bagi para responden untuk saling bertukar jawaban yang menyebabkan nilai yang diperoleh oleh responden kurang variatif dan nilai yang diperoleh juga memiliki rentang atau selisih yang sedikit.

Maka dari pembahasan ini dapat terbukti bahwa pemberian informasi leaflet tentang keputihan secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 1 Magetan pada taraf kepercayaan 95%. Pada kelompok slide pengetahuan responden juga mengalami peningkatan walau secara rata-rata memang lebih tinggi nilai responden pada kelompok leaflet. Keduanya sama-sama bisa meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 1 Magetan, tetapi dianalisis dari segi nilai rata-rata kelompok, kelompok leaflet yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi daripada kelompok slide.


(2)

commit to user

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Pengetahuan responden kelompok slide mengalami perubahan dari sebelum diberikan penyuluhan dengan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil Pa ired T-test menunjukkan nilai bahwa thitung > ttabel (39,275 > 1,993)

dan dengan nilai taraf signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05).

2. Pengetahuan responden kelompok leaflet mengalami perubahan dari sebelum diberikan penyuluhan dengan sesudah diberikan penyuluhan. hasil Pa ired T-test menunjukkan nilai bahwa thitung > ttabel (42,024 > 1,993)

dan dengan nilai tara signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05).

3. Ada perbedaan efektivitas penggunaan media slide dan leaflet terhadap perubahan pengetahuan remaja putri tentang keputihan di SMA Negeri 1 Magetan. Penggunaan media leaflet terbukti lebih efektif meningkatkan pengetahuan remaja putri di SMA Negeri 1 Magetan. Hal tersebut dinilai dari hasil Independent T-test, yaitu nilai thitung > ttabel (2,300 > 1,960), dan nilai taraf signifikansinya < α (0,023 < 0,05).


(3)

commit to user

B. SARAN

Pihak SMA Negeri 1 Magetan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan atau Puskesmas setempat hendaknya meningkatkan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja khususnya keputihan dengan memilih media leaflet sebagai sumber informasi tambahan untuk menambah pengetahuan remaja putrid di SMA Negeri 1 Magetan.


(4)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agusyana, Yus. 2011. Ola hDa ta Skripsi da n Penelitia n denga n SPSS 19. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. pp 35-81, pp 122, pp 163

BKKBN. 2008. Pedoma n KIE Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Direktorat Advokasi dan KIE. BKKBN. pp 9-16.

Daryanto. 2011. Media Pembela ja ra n. Bandung : PT.Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. pp 61-63

Fajar, I., dkk. 2009. Statistika Untuk Pra ktisi Kesehata n. Yogyakarta: Graha Ilmu pp.127- 36.

Fitria, A. 2007. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Gala Ilmu Semesta. pp 68-70

Hikmawati, K. 2010. Penga ruh Pemberia n La yanan Informa si Kesehatan Reproduksi Rema ja terhadap Pengeta huan Kesehata n Reproduksi Rema ja

pa da Siswa SMP N 3 Kebumen. Karya Tulis Ilmiah. DIV Kebidanan

Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret Surakarta. pp 1-3

Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitia n Kebida na n dan Teknis Ana lisis Data .

Jakarta : Salemba Medika. pp 53-68

Husni, Farid. 2005. Wa ca na Pendidika n Kesehata n Reproduksi Rema ja. Senin, 14 Maret 2005. http://osdir.com. Akses 25 Februari 2012 jam 11.20 WIB.

Liliweri, A. 2007. Da sa r-Da sa r Komunika si Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. pp 45-49 ; 154-155

Machfoedz, I. dan Eko Suryani. 2008. Pendidika n Kesehatan ba gian da ri

Promosi Kesehata n. Yogyakarta: Fitramaya pp. 59- 68.

Murti, B. 2010. Desa in da n Ukuran Sa mpel untuk Penelitian kuantitatif da n

Kua litatif di Bida ng kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

pp. 42.

Nastiti, A.D.P. 2009. Hubunga n Banya knya Media Ma ssa dengan Tingkat Pengetahua n Kesehata n Reproduksi Pa da Rema ja di SMU Negeri 5


(5)

commit to user

Ma diun. Karya Tulis Ilmiah. DIV Kebidanan. Fakultas Kedokteran UNS

Surakarta. pp 29-32

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perila ku. Jakarta : Rineka Cipta. pp 60-65

. 2010. Metodologi Penelitia n Kesehata n. Jakarta : Rineka Cipta. pp 58-59 ; 120-125

Nursalam. 2003. Konsep dan Penera pa n. Metodologi Penelitian Ilmu Kepera wata n: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Kepera wata n. Jakarta : Salemba Medika. pp 85-122

PKBI. 2006. Pusa t Informa si dan La yanan Rema ja (PILAR).

http://www.pilar.pkbi.20m.com. Akses 25 Februari 2012 jam 11.20 WIB. Poedjawijatna. 2004. Ta hu da n Pengetahua n Penga nta r ke Ilmu dan Filsa fat.

Jakarta : Rineka Cipta

Qomari, N. 2009. Tentang Kesehata n Reproduksi. http://lib.atmajata.ac.id. Akses tanggal 25 Februari 2012 jam 11.20 WIB

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan Bela ja r Muda h Teknik Ana lisis Data

da la m Penelitian Kesehatan (Plus Aplika si Software SPSS). Yogyakarta:

Mitra Cendikia Press

Sarwono, S.W. 2005. Psikologi Rema ja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kemba ng Rema ja dan Perma sa la hannya. Jakarta : CV. Sagung Seto

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitia n. Bandung : Alfabeta. pp 136-137

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI). 2003. http://www.creasoft.wordpress.com. Akses 25 Februari 2012 jam 11.20 WIB

Taufiqurrohman, M.A. 2008. Penga ntar Metodologi Penelitia n untuk Ilmu


(6)

commit to user

Tirtawati A.G. 2005. Hubungan Sumber-Sumber Informa si dengan Tingkat

Kesehata n Reproduksi Siswa tenta ng Kesehata n Reproduksi. Naskah

Publikasi DIV Kebidanan UGM Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah

Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo. pp 271