UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SIABU TAHUN AJARAN 2014/2015.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

T O U R N A M E N T ( T G T ) P A D A M A T E R I P E C A H A N DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SIABU T.A 2014/2015

Oleh: Khoirun Nisa

4101111025

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

iii

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI M O DE L PE M B E L AJ A A R A N K O O PE RA T I F T I PE TE A M S

GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SIABU T.A 2014/2015

Khoirun Nisa (NIM. 4101111025) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Siabu Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan tes.

Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu dilakukan observasi awal dengan memberikan angket motivasi dan tes awal kepada siswa. Berdasarkan hasil angket motivasi pada observasi awal yang diberikan kepada 25 siswa diperoleh nilai rata-rata skor angket motivasi awal 63,68 dan persentase tingkat motivasi kelas sebesar 32% (tingkat motivasi ≥ 65). Berdasarkan hasil tes awal diperoleh bahwa hanya 7 siswa (28%) yang mencapai ketuntasan belajar (nilainya  65).

Setelah pemberian tindakan siklus I, rata-rata skor angket motivasi I siswa 74,96 dan persentase tingkat motivasi kelas sebesar 72% (tingkat motivasi ≥ 65). Selanjutnya, pada siklus II, rata-rata skor angket motivasi II siswa sebesar 80,60 dan persentase tingkat motivasi kelas sebesar 92% (tingkat motivasi ≥ 65). Dari tes hasil belajar I siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 17 siswa (68%) sedangkan pada siklus II sebanyak 23 siswa (92%), diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat sebesar 24%.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori cukup dengan nilai 72,92 dan pada siklus II dalam kategori baik dengan nilai 83,34.

Dengan hasil yang diperoleh dari 25 siswa dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan pada setiap siklus terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar. Ini dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu tahun ajaran 2014/2015.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka 10

2.1.1. Pengertian Belajar 10

2.1.2 Pengertian Pembelajaran 11

2.1.3 Motivasi Belajar 12

2.1.3.1 Pengertian Motivasi 12

2.1.3.2 Jenis-jenis Motivasi 14

2.1.3.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar 17

2.1.3.4 Indikator Motivasi Belajar 18

2.1.3.5 Teknik-teknik Motivasi dalam Pembelajaran 21 2.1.3.6 Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran 22

2.1.4. Hasil Belajar 23

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 24 2.1.5.1 Definisi Pembelajaran Kooperatif 24 2.1.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 28 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament 28

2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) 28

2.1.6.2 Komponen-komponen Pembelajaran Teams Games Tournament 32

2.1.6 Pembahasan Materi 38

2.2 Kerangka Konseptual 41


(5)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 44

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 44

3.2.1. Subjek Penelitian 44

3.2.2. Objek Penelitian 44

3.3. Jenis Penelitian 44

3.4. Prosedur Penelitian 45

3.5. Alat Pengumpul Data 50

3.6. Teknik Analisis Data 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 58

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 58

4.1.1.1 Permasalahan 58

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan 60

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan 62

4.1.1.4 Observasi 64

4.1.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 64

4.1.1.5.1 Hasil Angket Motivasi 64

4.1.1.5.2 Analisis Data Hasil Observasi 66

4.1.1.5.3 Analisis Data Tes Hasil Belajar 67

4.1.1.6 Refleksi 68

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 69

4.1.2.1 Permasalahan 69

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan 70

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan 71

4.1.2.4 Observasi 72

4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 73

4.1.2.5.1 Analisis Data Angket Motivasi II 73 4.1.2.5.2 Analisis Data Hasil Observasi II 75 4.1.2.5.3 Analisis Data Tes Hasil Belajar II 76

4.1.2.6 Refleksi 77

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 86

5.2 Saran 86


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) Siklus I 90 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) Siklus I 106 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) Siklus II 120 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP I) Siklus II 132 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 147 Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian LAS I 150 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 152 Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS II 156 Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 157 Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS III 160 Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 161 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS IV 164 Lampiran 13. Kisi-Kisi Angket Motivasi Awal 167

Lampiran 14. Angket Motivasi Awal 169

Lampiran 15. Lembar Validasi Angket Motivasi Awal 172 Lampiran 16. Kisi-Kisi Angket Motivasi I 175

Lampiran 17. Angket Motivasi I 177

Lampiran 18. Lembar Validasi Angket Motivasi I 180 Lampiran 19. Kisi-Kisi Angket Motivasi II 183

Lampiran 20. Angket Motivasi II 185

Lampiran 21. Lembar Validasi Angket Motivasi II 188

Lampiran 22. Kisi-Kisi Tes Awal 191

Lampiran 23. Tes Awal 192

Lampiran 24. Altermatif Penyelesaian Tes Awal 193

Lampiran 25. Pedoman Penskoran Tes Awal 195

Lampiran 26. Lembar Validasi Tes Awal 196

Lampiran 27. Kisi-Kisi Hasil Belajar I 199

Lampiran 28. Tes Hasil Belajar I 200

Lampiran 29. Altermatif Penyelesaian Hasil Belajar I 201 Lampiran 30. Pedoman Penskoran Hasil Belajar I 205 Lampiran 31. Lembar Validasi Hasil Belajar I 206

Lampiran 32. Kisi-Kisi Hasil Belajar II 209

Lampiran 33. Tes Hasil Belajar II 210

Lampiran 34. Altermatif Penyelesaian Hasil Belajar II 211 Lampiran 35. Pedoman Penskoran Hasil Belajar II 215 Lampiran 36. Lembar Validasi Hasil Belajar II 216 Lampiran 37. Lembar Observasi Guru I Siklus I 219 Lampiran 38. Lembar Observasi Guru II Siklus I 221 Lampiran 39. Lembar Observasi Guru I Siklus II 223 Lampiran 40. Lembar Observasi Guru II Siklus II 225 Lampiran 41. Lembar Observasi Kegiatan Siswa I Siklus I 227


(7)

xi

Lampiran 42. Lembar Observasi Kegiatan Siswa II Siklus I 229 Lampiran 43. Lembar Observasi Kegiatan Siswa I Siklus II 231 Lampiran 44. Lembar Observasi Kegiatan Siswa II Siklus II 233 Lampiran 45. Rekapitulasi Skor Angket Motivasi Awal Siswa 235 Lampiran 46. Rekapitulasi Skor Angket Motivasi I Siswa 236 Lampiran 47. Rekapitulasi Skor Angket Motivasi II Siswa 237 Lampiran 48. Daftar Nama Siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu 238

Lampiran 49. Data Hasil Tes Awal 239

Lampiran 50. Data Hasil Tes Hasil Belajar I 240 Lampiran 51. Data Hasil Tes Hasil Belajar II 241 Lampiran 52. Data Korelasi Motivasi dan Hasil Belajar siswa pada 242 Observasi awal

Lampiran 53. Data Korelasi Motivasi dan Hasil Belajar siswa pada 243 Siklus I

Lampiran 54. Data Korelasi Motivasi dan Hasil Belajar siswa pada 244 Siklus II


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Koopertif 27 dengan Kelompok Belajar Konvensional

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 28 Tabel 2.3 Fase Pembelajaran Kooperatif tipe TGT 38 Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Angket Motivasi Siswa 51

Tabel 3.2 Tingkat Motivasi Siswa 53

Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Siswa 54

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi 56

Tabel 4.1 Tingkat Motivasi Siswa pada Angket Motivasi Awal 59 Tabel 4.2 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal 59 Tabel 4.3 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal 60 Tabel 4.4 Deskripsi Nilai Persentase Angket Motivasi I 65 Tabel 4.5 Tingkat Motivasi Siswa pada Angket Motivasi I 65 Tabel 4.6 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 67 Tabel 4.7 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar I 67 Tabel 4.8 Deskripsi Peningkatan Nilai Persentase Motivasi Belajar

Siswa Siklus II 73

Tabel 4.9 Tingkat Motivasi Siswa Pada Angket Motivasi II 74 Tabel 4.10 Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa siklus II 76 Tabel 4.11 Tingkat penguasaan siswa pada Tes Hasil Belajar II 76 Tabel 4.12 Deskripsi peningkatan motivasi belajar dari siklus I ke siklus II 82 Tabel 4.13 Deskripsi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II 82


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah maupun luar sekolah. Proses belajar mengajar ini merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar tersebut, guru sebagai fasilator dan motivator harus mampu memfasilitasi serta memberi dan mengembangkan motivasi kepada pihak pembelajar agar dapat melakukan proses belajar secara optimal. Menciptakan kegiatan belajar mengajar, meningkatkan hasil belajar semaksimal mungkin dan meningkatkan mutu pendidikan merupakan tugas guru.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh siswa dalam dunia pendidikan. Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin maju dan berkembang pesat. Cockrof (dalam Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan bahwa:


(10)

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Mengingat besarnya peranan matematika dalam kehidupan, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik. Sehingga dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar matematika. Motivasi dan semangat yang meningkat ini akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru perubahan dalam sikap, emosional dan perubahan jasmani. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan peserta didik. Rendahnya hasil belajar seringkali disebabkan oleh intelegensi yang dimiliki oleh peserta didik dan kurangnya motivasi belajar peserta didik.

Penemuan- penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi dan aktivitas siswa untuk belajar bertambah. Hal ini dipandang masuk akal, seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (dalam Djamarah, 2011: 200) bahwa “Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga”.

Hal ini sejalan dengan pendapat M. Dalyono (dalam Djamarah, 201: 201) bahwa :

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi instrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.


(11)

3

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai suatu keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Memberikan motivasi kepada seseorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan si subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan kegiatan belajar.

Ada beberapa aspek motivasi belajar matematika siswa pada materi pecahan yang dilihat dari beberapa ciri-ciri motivasi :

1. Hasrat dan keinginan untuk berhasil pada materi pecahan 2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar materi pecahan

3. Harapan dan cita-cita masa depan dengan belajar materi pecahan 4. Penghargaan dalam belajar materi pecahan

5. Minat dan semangat terhadap materi pecahan

6. Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan dan tugas pada materi pecahan Setelah diberikan angket motivasi awal kepada siswa SMP Negeri 2 Siabu, diperoleh pendapat siswa mengenai pelajaran matematika pada materi pecahan. Melalui 25 siswa di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu, diketahui bahwa rata-rata skor angket motivasi awal siswa adalah 63,68 dan persentase tingkat motivasi kelas sebesar 32% (tingkat motivasi ≥ 65). Dengan demikian motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika pada materi pecahan masih rendah.

Berikut ini akan diuraikan persentase dari setiap aspek. Hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil pada materi pecahan, ada sekitar 66,17% (kategori sedang). Dorongan dan kebutuhan siswa dalam belajar materi pecahan, ada sekitar 65,50% (kategori sedang). Siswa yang memiliki harapan dan cita-cita masa depan dengan belajar materi pecahan, ada sekitar 56,75% (kategori rendah). Siswa yang ingin mendapat penghargaan dalam belajar materi pecahan, ada sekitar 59,50% (kategori rendah). Siswa yang berminat dan semangat terhadap materi pecahan, hanya sekitar 55,75% (kategori rendah). Dan siswa yang tekun dan ulet dalam


(12)

menghadapi kesulitan dan tugas pada materi pecahan, ada sekitar 61,25% (kategori rendah).

Dari hasil observasi tersebut, tampak bahwa siswa dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan tidak mendapat motivasi ekstrinsik dari lingkungan belajarnya. Terlihat dari banyaknya siswa yang tidak berminat dan bersemangat dalam menerima pelajaran materi pecahan serta tidak aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga hasil belajarnyapun menjadi kurang memuaskan.

Salah satu penyebab siswa kurang termotivasi belajar pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan untuk belajar matematika. Selama ini, metode pengajaran yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran adalah metode pengajaran konvensional yang terpusat pada guru (teacher centered). Siswa hanya bisa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tanpa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa diposisikan sebagai obyek, dimana siswa dianggap tidak tahu apa-apa. Sementara guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan. Hal ini tidaklah sesuai dengan tujuan pendidikan matematika untuk mengembangkan pola pikir logis, kritis dan jujur. Dengan itu perlu dirancang suatu pembelajaran yang memusatkan perhatian pada usaha untuk menarik minat, semangat, kreatifitas, kemampuan dan keaktifan siswa untuk menemukan dan memecahkan permasalahan dengan upaya sendiri.

Metode pengajaran yang tidak tepat akan berakibat pada motivasi belajar siswa yang menjadi rendah. Motivasi belajar siswa yang rendah dalam belajar matematika dapat berdampak pada keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran inovatif yang dapat mencakup seluruh aspek dan memenuhi kebutuhan belajar siswa sehingga mereka dapat termotivasi belajar dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah disebutkan di atas adalah dengan memperbaiki model pembelajaran. (Isjoni, 2008: 146). Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk


(13)

5

meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Model pembelajaran yang diduga dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, dimana sistem belajarnya bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih semangat dalam belajar. Sharan (dalam Isjoni, 2009: 157) mengemukakan :

Siswa yang belajar dengan menggunakan jenis pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena dibantu dari rekan sebaya. Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menerima berbagai informasi, belajar mengggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa mempersama adai sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dalam keterlibatan dalam belajar.

Salah satu kelemahan siswa dalam mempelajari pecahan adalah ketidakmampuan dalam mengoperasikan pecahan, misalnya pada pelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Dengan demikian siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan lain yang dikaitkan dengan topik tersebut.


(14)

Kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung pecahan juga terjadi di SMP Negeri 2 Siabu, seperti yang dinyatakan oleh Bapak Hasoloan Siagian sebagai guru matematika kelas VII (hasil wawancara 08 Februari 2014) menyatakan :

Nilai rata-rata siswa pada materi pecahan adalah 60 dan yang mengalami ketuntasan belajar hanya 40%. Siswa sering melakukan kesalahan dalam mengoperasikan pecahan. Dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan seringkali mengerjakannya dengan cara menambah/mengurang pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami mengoperasikan pecahan, kurang menguasai soal-soal berbentuk cerita pada materi pecahan, tidak mampu mengaitkan apa yang telah dipelajari ke dalam kehidupan nyata.

Hal ini juga diperkuat dari hasil tes awal mengenai materi pecahan yang dilakukan peneliti pada hari Sabtu, 08 Februari di kelas VII-1, dan hasilnya dari 25 siswa yang mengikuti tes hanya 7 siswa (28%) yang memperoleh nilai di atas KKM dan sebanyak 18 siswa (72%) yang memperoleh nilai di bawah KKM. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan siswa terhadap materi pecahan masih sangat rendah.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anita Harahap dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa MTS. Al-Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2011/1012”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari hasil angket motivasi awal yang diberikan kepada siswa sebelum tindakan, diketahui tingkat motivasi siswa rendah dengan rata-rata skor angket motivasi awal adalah 55,77. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, rata skor angket motivasi siswa adalah 59,8. Selanjutnya pada siklus II, rata-rata skor angket motivasi siswa adalah 63,68 . Hasil pelaksanaan penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada materi pecahan berhasil atau tidak diterapkan pada sekolah tersebut maka


(15)

7

perlu diadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Materi Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Siabu Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, adapun masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Motivasi belajar matematika siswa rendah.

2. Proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru yang memposisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar.

3. Hasil belajar matematika siswa rendah.

4. Pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai.

1.3 Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah – masalah yang teridentifikasi, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan lebih mendalam dan terarah maka penelitian ini hanya dibatasi pada konsep bilangan pecahan, pecahan senilai, pecahan campuran, operasi hitung bilangan pecahan, dan penggunaan bilangan pecahan dalam pemecahan masalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang ditinjau dari 5 komponen utama yaitu, Class-Presentation (Penyajian kelas), Kerja kelompok (Team), Games (Permainan), Tournament (Pertandingan), dan Team-Recognize (penghargaan kelompok) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Siabu T.A 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :


(16)

1. Apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Siabu ?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Siabu ?

1.5 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pokok permasalahan di atas adalah :

1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pecahandi kelas VII SMP Negeri 2 Siabu.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Siabu.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru : sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru bidang studi matematika untuk menggunakan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) sehingga dapat menvariasikan model pembelajaran pada proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi siswa : sebagai pemicu motivasi belajar sehingga dapat belajar matematika dengan giat dalam suasana permainan yang menyenangkan. 3. Bagi sekolah : sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

menyetujui pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) di sekolah yang bersangkutan.


(17)

9

4. Bagi peneliti : sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam menjalankan tugas sebagai pengajar kelak. 5. Bagi peneliti berikutnya : sebagai bahan perbandingan untuk penelitian


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu.

2. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Disarankan agar guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran untuk mengurangi rasa bosan siswa serta mampu meningkatkan minat dan mempermudah siswa dalam pemahaman materi.

2. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung, maka disarankan kepada guru yang akan melaksanakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ini diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk berani berbicara ataupun bertanya sehingga proses pembelajaran yang berpusat pada siswa terlaksana dengan baik.


(19)

87

3. Kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Siabu, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai alternatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S.B., (2011), Psikologi belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B, dan Zain, A., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Harahap, A., (2012), Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa MTS. Al-Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2011/1012., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Huda, M., (2011), Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovati, Media Persada, Medan.

Kartika, D., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Materi Program Linear Di Kelas X-PM SMK Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2012/2013., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Kunandar, (2009), Guru Profesional Implemantasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT. Rajagrafindo Persanda, Jakarta.

Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Gramedia, Jakarta.

Millah, I., Parlan, dan Sukarianingsih, D., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium pada Materi Hidrokarbon, Jurnal Pendidikan Kimia 1: 8, http://jurnal online.um.ac.id/data/artikel/artikelE5232F06C545556C06D639111596C DF2.pdf (diakses tanggal 27 Januari 2015 pukul 10:32 WIB).


(21)

89

Rusman, (2011), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung. Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R., (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Jakarta. Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prenada Media, Jakarta.

Uno, H., (2011), Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Referensi (GP Press Group), Jakarta.


(22)

RIWAYAT HIDUP

Khoirun Nisa dilahirkan di Aek Mual, pada tanggal 23 Maret 1992. Ibu bernama Hotmaida dan Ayah bernama Torni Nasution. Merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 146942 Aek Mual dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(1)

4. Bagi peneliti : sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam menjalankan tugas sebagai pengajar kelak. 5. Bagi peneliti berikutnya : sebagai bahan perbandingan untuk penelitian


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu.

2. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Siabu.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Disarankan agar guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran untuk mengurangi rasa bosan siswa serta mampu meningkatkan minat dan mempermudah siswa dalam pemahaman materi.

2. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung, maka disarankan kepada guru yang akan melaksanakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ini diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk berani berbicara ataupun bertanya sehingga proses pembelajaran yang berpusat pada siswa terlaksana dengan baik.


(3)

3. Kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Siabu, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai alternatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S.B., (2011), Psikologi belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B, dan Zain, A., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Harahap, A., (2012), Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa MTS. Al-Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2011/1012., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Huda, M., (2011), Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovati, Media Persada, Medan.

Kartika, D., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Materi Program Linear Di Kelas X-PM SMK Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2012/2013., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Kunandar, (2009), Guru Profesional Implemantasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT. Rajagrafindo Persanda, Jakarta.

Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Gramedia, Jakarta.

Millah, I., Parlan, dan Sukarianingsih, D., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium pada Materi Hidrokarbon, Jurnal Pendidikan Kimia 1: 8, http://jurnal online.um.ac.id/data/artikel/artikelE5232F06C545556C06D639111596C DF2.pdf (diakses tanggal 27 Januari 2015 pukul 10:32 WIB).


(5)

Rusman, (2011), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R., (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Jakarta. Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prenada Media, Jakarta.

Uno, H., (2011), Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Referensi (GP Press Group), Jakarta.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Khoirun Nisa dilahirkan di Aek Mual, pada tanggal 23 Maret 1992. Ibu bernama Hotmaida dan Ayah bernama Torni Nasution. Merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 146942 Aek Mual dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X PADA MATERI VEKTOR DI SMA N 1 KUTA COT GLIE.

0 18 1

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI FISIKA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 4 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

0 13 55

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN KELAS VII SMPN 8 BANDAR LAMPUNG

1 13 52

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN DRIBLE DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 63

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 11

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SEMESTER II MTs-N 2 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN20132014

0 0 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS VIII SMP 7 PALANGKA RAYA SKRIPSI

0 1 87

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU DESTINASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20152016

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI KOMBINASI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN COURSE REVIEW HORAY

0 1 17