PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KABANJAHET.A. 2014/2015.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KREATIVITAS

MATE MATI KA SIS WA DI KELAS VII SMP NEGERI 1KABANJAHE T.A. 2014/2015

Oleh :

Josapat Ginting Suka 4103111042

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap Kreativitas Matematika Siswa di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Manulang, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Drs. S. Siahaan, M.Pd dan Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Drs. W.L Sihombing, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, Bapak Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jauhari Barus, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Kabanjahe, Bapak E. Situmorang, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 1 Kabanjahe yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.


(4)

Teristimewa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ibunda L. Purba yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, kepada Ayahanda Alm. P. Ginting yang menjadi inspirasi penulis, dan kepada Wasni Ginting, S.Pd dan Ajaria Ginting, S.Pd yang yang juga selalu memberikan dukungan dan doa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di jurusan matematika kelas B Reguler 2010 dan teman-teman satu kost di jln Rela No. 81 F Pancing di kamar B09 (C_L) yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2014 Penulis,

Josapat Ginting Suka NIM. 4103111042


(5)

iii

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KREATIVITAS

MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KABANJAHE

T.A. 2014/2015

JOSAPAT GINTING SUKA (4103111042) ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan rendahnya kreativitas siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pendekatan kontekstual (CTL) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas paralel. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak siswa sebagai sampel sebanyak 2 kelas, yaitu kelas VII-1 sebanyak 36 orang yang diajar dengan pendekatan kontekstual dan kelas VII-3 sebanyak 37 orang yang diajar dengan pendekatan konvensional.

Penelitian ini didukung oleh beberapa perangkat seperti RPP, lember aktivitas siswa (LAS), dan buku pegangan siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test essay sebanyak 4 soal yang telah diujicobakan dan dinyatakan valid.

Rata-rata pretes siswa kelas kontrol sebesar 34,243 sedangkan rata-rata postes 40,729. Siswa kelas eksperimen diperoleh rata-rata pretes sebesar 35,138 sedangkan rata-rata postes sebesar 46,861. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis untuk peningkatan kreativitas matematika siswa denga menggunakan analisis kovarians (ANAKOVA). Diperoleh model regresi untuk kelas eksperimen adalah � = 32,954 + 0,395 X dan untuk kelas kontrol � = 29,20783 + 0,336472 X. Berdasarkan perhitungan uji analisis kovarians diperoleh Fhitung (10,39) > Ftabel(3,98) maka H0 ditolak. Ini berarti pengaruh pendekatan pembelajarn kontekstual (CTL) memiliki pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan menggunakan pendekatan konvensional.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

Daftar Gambar xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 6

1.3Pembatasan Masalah 7

1.4Rumusan masalah 7

1.5Tujuan penelitian 7

1.6Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1.Kreativitas 8

2.1.2.Pendekatan Kontekstual 13

2.1.3.Komponen Pendekatan Kontekstual 14 2.1.4.Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika 17

2.1.5. Materi Segiempat 19

2.1.5.1.Persegi Panjang 19

2.1.5.2.Persegi 22

2.2. Penelitian yang Relevan 24

2.3. Kerangka Konseptual 24


(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu penelitian 26

3.1.1 Lokasi Penelitian 26

3.1.2. Waktu Penelitian 26

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 26

3.2.1.Populasi Penelitian 26

3.2.2.Sampel Penelitian 26

3.3. Variabel Penelitian 27

3.4. Definisi Operasional 27

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 28

3.6. Prosedur Penelitian 28

3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 31

3.7.1. Instrumen 31

3.7.2. Teknik Pengumpulan Data 33

3.8. Teknik Analisis Data 35

3.8.1. Uji Normalitas 35

3.8.2. Uji Homogenitas 36

3.9. Uji Hipotesis 37

3.9.1. Menentukan Model Regresi 37 3.9.2.Menguji Keberartian Koefisien Regresi 37

3.9.3.Uji Linieritas 38

3.9.4.Uji Kesamaan Dua Model Regresi 39 3.9.5.Uji Kesejajaran Dua Model Regresi 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Butir Soal 41

4.1.1 Analisis Butir Soal Prites 41 4.1.2 Analisis Butir Soal Prites 44 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 46 4.1.1. Nilai Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen 46 4.1.2.Nilai Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen 47


(8)

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 48

4.2.1. Uji Normalitas Data 48

4.2.2.Uji Homogenitas Data 49

4.2.3. Pengujian Hipotesis 49

4.2.4.Menentukan Model Regresi 51

4.2.5.Uji Linieritas Regresi 51

4.2.6. Menguji Keberartian Koefisien Regresi 51 4.2.7. Uji Kesamaan Dua Model Regresi 52

4.2.8. Uji Anakova 53

4.2.9. Diskusi Hasil Penelitian 54

4.2.10. Pembahasan 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 58


(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kurikulum 2013 4

Gambar 2.1 Persegi Panjang 19

Gambar 2.2 Persegi Panjang KLMN 20

Gambar2.3 Persegi 21

Gambar 2.4 Persegi KLMN 22


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya ditentukan oleh tingkat dan kualitas pendidikan. Tapi menurut Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kunandar, 2007: 2) kualitas pendidikan Indonesia dinyatakan sangat rendah ini ditandai dari 37,06 persen pemuda Indonesia hanya lulus Sekolah Dasar (SD). Keadaan demikian membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Hingga saat ini, banyak usaha yang sudah dilakukan pemerintah demi mencapai mutu dan kualitas pendidikan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya wajib belajar sembilan tahun, pergantian kurikulum dan peningkatan kualitas guru dengan berbagai kegiatan pelatihan atau sertifikasi. Upaya peningkatan kualitas guru tersebut dilakukan agar sebagai seorang tenaga pendidik, guru mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Guru juga harus mampu memotivasi siswa supaya siswa sadar bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai suatu perubahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010: 2) yang menyatakan bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Perubahan tingkah laku yang dimaksudkan di atas bukan terjadi dengan tiba-tiba. Slameto (2010: 3) juga menjelaskan bahwa:

(1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu perubahan akan dicapai siswa ketika seorang guru mampu mengarahkan siswa untuk


(11)

2

memahami tujuannya dan membuat siswa sebagai pelaku paling aktif dalam proses pembelajaran. Khusus dalam pembelajaran matematika sebagai salah satu pengetahuan dasar yang diajarkan mulai tingkat SD sampai SMA, mata pelajaran matematika memiliki peran untuk membentuk siswa yang memiliki pola pikir logis, sistematis, objektif kritis dan rasional. Cokrof (Abdurrahman, 2010: 204) juga mengatakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampunan berpikir logis, keteletian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Dengan mengetahui pentingnya peranan pembelajaran matematika sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya, maka untuk mewujudnyatakan peranan tersebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 memuat beberapa tujuan pembelajaran matematika diantaranya:

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi,eksperimen,menunjukkan kesamaan, perbedaan,konsistensi dan inkonsistensi.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orosial, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan

Melalui tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam kurikulum di atas, maka pembelajaran matematika akan lebih bermakna apabila anak tidak hanya mengetahui saja tetapi anak dapat “mengalami” apa yang dipelajarinya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pola mengajar para guru di Indonesia ini masih cenderung menggunakan metode ceramah yang dalam prakteknya guru


(12)

lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya secara holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis.

Kenyataan demikian jelas menunjukkan bahwa guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Kegagalan siswa dalam menguasai dan memahami materi matematika sangat ditentukan oleh cara guru menyampaikan isi materi serta bagaimana cara guru mampu mengaktifkan dan membuat siswa dapat mengalami apa yang dipelajari. Guru yang gagal mengajar pasti akan menyebabkan rendahnya hasil pembelajaran matematika siswa karena siswa kurang mampu memahami materi yang bersifat tidak nyata dan siswa kurang mampu mengaitkan pemahaman yang mereka miliki dengan hal-hal yang ada disekelilingnya. Keadaan demikian mengakibatkan siswa yang kurang minat dan semangat siswa untuk belajar matematika.

Rendahnya kemampuan dan minat siswa khusus dalam pembelajaran matematika dapat dilihat dari sisi proses. Penggunaan metode konvensional yaitu mengajar dengan pola ceramah cenderung membatasi pemahaman siswa, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak akan pernah mampu mengembangkan kreativitas siswa. Hal ini sejalan dengan ungkapan Guilford (Munandar, 2009: 7) dalam pidatonya yang mengatakan bahwa:

Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan perguruan tinggi kita adalah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara yang baru.

Masalah di atas juga terjadi pada siswa SMP Negeri 1 Kabanjahe sebagai tempat peneliti melakukan observasi. Setelah dilakukan observasi di SMP Negeri 1 Kabanjahe, peneliti mendapatkan kesimpulan dari hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika (Situmorang) yang mengatakan bahwa :

Siswa memiliki minat belajar yang rendah bahkan siswa juga merasa takut jika hendak belajar matematika. Persepsi siswa yang demikian membuat siswa mengalami kesulitan dalam meyelesaikan soal matematika yang membutuhkan penalaran dan pemahaman. Dalam proses pembelajaran, ketika guru memberikan soal yang memiliki variasi, maka siswa pasti merasa sulit hingga tidak mampu mengerjakannya. Namun tidak bisa


(13)

4

dipungkiri bahwa hal tersebut pada dasarnya disebabkan oleh cara guru saat mengajar kurang tepat sehingga kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal juga sangat kurang.

Kondisi tersebut menunjukkan perlu adanya perubahan dan perbaikan dalam usaha meningkatkan kreativitas belajar siswa yaitu dengan meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam belajar serta bagaimana cara supaya pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Pemerintah juga telah berupaya mengatasi hal-hal di atas salah satunya dengan perbaikan kurikulum KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013. Hal tersebut sejalan dengan penjelaskan Kementrian Pendidikan (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2) yang menyatakan bahwa:

Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013.


(14)

Dari gambar di atas jelas bahwa salah satu yang diharapkan dari Kurikulum 2013 adalah sifat siswa yang kreatif. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengimplementasikan hal tersebut adalah pendekatan kontekstual, karena pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehingga kreativitas siswa akan muncul. Sejalan dengan hal tersebut, Johnson (Jauhari, 2011: 182) juga mengemukakan bahwa:

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu prosedur pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

Dengan demikian, jika pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) digunakan dalam pembelajaran matematika maka siswa akan dihindarkan dari proses menghafal. Pendekatan ini juga akan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkanya terhadap konteks kehidupan sehari-hari sehinga siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Dengan konsep demikian, pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL diharapkan lebih bermakna dan dapat meningkatkan kreativitas siswa.

Beberapa peneliti pernah melakukan penelitian tentang menungkatkan kreativitas siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual, misalnya Riston (2010) dengan judul Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kreativitas Matematika Siswa. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kreativitas siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabl, yakni pada kategori rendah pada siklus I menjadi kategori sedang pada siklus II. Peningkatan kreativitas matematika diperoleh dalam penelitaian ini sebesar 36,37%.

Penelitian yang lain juga pernah dilakukan Dewi Azizah (2008) dengan judul Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL). Hasil penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual yang


(15)

6

diterapkan dapat meningkatkan kreativitas belajar mateatika siswa secara berarti. Kreativitas siswa tersebut meliputi: kreativitas siswa dalam membuat dan mengemukakan ide, kreativitas bertanya pada guru ataupun teman, kreativitas siswa berinteraksi dalam diskusi kelompok, kreativitas siswa dalam mengerjakan soal latihan dan PR. Indikator kreativitas tersebut dari siklus I sampai siklus III meningkat lebih besar sama dengan 65%.

Merujuk pada uraian di atas, penelitian tentang peningkatan kreativitas matematika dengan pendekatan kontekstual dilakukan kembali. Penelitian kali ini akan dilakukan pada subjek yang berbeda dan kreativitas pada pakoh bahasan yang berbeda pula. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap Kreativitas Matematika Siswa di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut beberapa masalah yang dapat diidentifikasi.

1. Kualitas pendidikan yang masih rendah.

2. Guru yang masih kurang tepat memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit.

4. Peran guru SMP Negeri 1 Kabanjahe kurang membawa siswa untuk lebih aktif berpikir mengeluarkan ide-idenya sehingga kreativitas siswa masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015.


(16)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Bagi siswa

Sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari materi matematika.

2. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

3. Bagi pengelola sekolah

Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya pendekatan pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran.

5. Bagi peneiti lain

Sebagai acuan bagi peneliti lain dalam melakukan kajian penelitian lebih lanjut.


(17)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Model regresi yang diperoleh pada kedua kelas adalah linier.

2. Pada uji keberartian koefisien regresi kedua kelas terdapat hubungan yang fungsional anatara variabel pendekatan kontekstual dan kreativitas matematika siswa.

3. Pada uji linieritas model regresi terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pendekatan kontekstual dan kreativitas matematika siswa.

4. Dari hasil uji ANAKOVA diperoleh bahwa terdapat perbedaan pengaruh pendekatan kontekstual dan konvensional terhadap kreativitas matematika siswa. Atau dengan kata lain pendekatan kontekstual lebih baik dari pada pendekatan konvensional dalam mempengaruhi kreativitas matematika siswa

5.2. Saran

1. Kepada guru khususnya guru matematika dapat menjadikan pendekatan kontekstual (CTL) sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kreativitas matematika siswa pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

2. Kepada peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian yang relevan disarankan untuk memperbaiki soal yang akan diujikan baik soal prites maupun soal postes, karena soal tersebut terlalu sukar sehingga tidak dapat mengukur kreativitas matematika siswa secara optimal.

3. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan kreativitas siswa.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ambarita, J. (2001), Pembelajaran Matematika Melalui Model Pencapaian Konsep pada Pokok Bahasan Pangkat Rasional dan Bentuk Akar di Kelas

I SMU,UNESA, Surabaya.

Arikunto, S, (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi aksara, Jakarta.

Azizah, Dewi, (2008), Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL). Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan. Batuare, Riston, (2010). Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan

Kreativitas Matematika Siswa. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Depdikbud, (2000), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed ke-2, Balai Pustaka, Jakarta.

FMIPA UNIMED, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA, Medan.

Jauhari, Mohammad. (2011). Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Kontruktivistik Sebuah Pengembangan Pembelajaran CTL, Penerbit Prestasi Pustaka,Jakarta.

Kemendikbut, (2013), http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2 http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2 (Diakses 6 Maret 2013).

Kunandar, (2011), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Munandar, U. (2009). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreativitas dan Anak Berbakat, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Rusman, (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme, Guru, Penerbit Rajawali pers, Jakarta.


(19)

Setiawan, N., (2007), Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan : Telaah Konsep dan Aplikasinya, Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Bandung.

Simamora, Yumira. (2011). Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematika Antara Siswa yang Diberi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pengajaran Langsung., Tesis, UNIMED, Medan.

Siswono, T.Y.E. (2007). Pembelajaran Matematika Humanistik yang Mengembangkan Kreativitas Siswa, Prosiding.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Usman, H. & Akbar, S. P, (2006), Pengantar Statistika, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.


(20)

RIWAYAT HIDUP

Josapat Ginting Suka dilahirkan di Kineppen, pada tanggal 25 April 1991. Ayah bernama Petrus Ginting Suka dan Ibu bernama Lidia Purba dan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri Kineppen , dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Kabanjahe, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Kabanjahe, dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, melalui jalur SNMPTN.


(1)

diterapkan dapat meningkatkan kreativitas belajar mateatika siswa secara berarti. Kreativitas siswa tersebut meliputi: kreativitas siswa dalam membuat dan mengemukakan ide, kreativitas bertanya pada guru ataupun teman, kreativitas siswa berinteraksi dalam diskusi kelompok, kreativitas siswa dalam mengerjakan soal latihan dan PR. Indikator kreativitas tersebut dari siklus I sampai siklus III meningkat lebih besar sama dengan 65%.

Merujuk pada uraian di atas, penelitian tentang peningkatan kreativitas matematika dengan pendekatan kontekstual dilakukan kembali. Penelitian kali ini akan dilakukan pada subjek yang berbeda dan kreativitas pada pakoh bahasan yang berbeda pula. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap Kreativitas Matematika Siswa di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut beberapa masalah yang dapat diidentifikasi.

1. Kualitas pendidikan yang masih rendah.

2. Guru yang masih kurang tepat memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit.

4. Peran guru SMP Negeri 1 Kabanjahe kurang membawa siswa untuk lebih aktif berpikir mengeluarkan ide-idenya sehingga kreativitas siswa masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual

Teaching and Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP


(2)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Kabanjahe T.A. 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) terhadap kreativitas matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 1

Kabanjahe T.A. 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Bagi siswa

Sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari materi matematika.

2. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

3. Bagi pengelola sekolah

Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya pendekatan pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran.

5. Bagi peneiti lain

Sebagai acuan bagi peneliti lain dalam melakukan kajian penelitian lebih lanjut.


(3)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Model regresi yang diperoleh pada kedua kelas adalah linier.

2. Pada uji keberartian koefisien regresi kedua kelas terdapat hubungan yang fungsional anatara variabel pendekatan kontekstual dan kreativitas matematika siswa.

3. Pada uji linieritas model regresi terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pendekatan kontekstual dan kreativitas matematika siswa.

4. Dari hasil uji ANAKOVA diperoleh bahwa terdapat perbedaan pengaruh pendekatan kontekstual dan konvensional terhadap kreativitas matematika siswa. Atau dengan kata lain pendekatan kontekstual lebih baik dari pada pendekatan konvensional dalam mempengaruhi kreativitas matematika siswa

5.2. Saran

1. Kepada guru khususnya guru matematika dapat menjadikan pendekatan kontekstual (CTL) sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kreativitas matematika siswa pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

2. Kepada peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian yang relevan disarankan untuk memperbaiki soal yang akan diujikan baik soal prites maupun soal postes, karena soal tersebut terlalu sukar sehingga tidak dapat mengukur kreativitas matematika siswa secara optimal.

3. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan kreativitas siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ambarita, J. (2001), Pembelajaran Matematika Melalui Model Pencapaian

Konsep pada Pokok Bahasan Pangkat Rasional dan Bentuk Akar di Kelas I SMU,UNESA, Surabaya.

Arikunto, S, (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi aksara, Jakarta.

Azizah, Dewi, (2008), Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui

Pendekatan Kontekstual (CTL). Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Batuare, Riston, (2010). Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan

Kreativitas Matematika Siswa. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Depdikbud, (2000), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed ke-2, Balai Pustaka, Jakarta.

FMIPA UNIMED, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal

Penelitian Kependidikan, FMIPA, Medan.

Jauhari, Mohammad. (2011). Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai

Kontruktivistik Sebuah Pengembangan Pembelajaran CTL, Penerbit

Prestasi Pustaka,Jakarta.

Kemendikbut, (2013), http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2 http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2 (Diakses 6 Maret 2013).

Kunandar, (2011), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Penerbit

Rajawali Pers, Jakarta.

Munandar, U. (2009). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreativitas dan Anak Berbakat, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Rusman, (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme, Guru, Penerbit Rajawali pers, Jakarta.


(5)

Setiawan, N., (2007), Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan

Tabel Krejcie-Morgan : Telaah Konsep dan Aplikasinya, Fakultas

Peternakan Universitas Padjajaran, Bandung.

Simamora, Yumira. (2011). Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

dan Pemecahan Masalah Matematika Antara Siswa yang Diberi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pengajaran Langsung., Tesis,

UNIMED, Medan.

Siswono, T.Y.E. (2007). Pembelajaran Matematika Humanistik yang Mengembangkan Kreativitas Siswa, Prosiding.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Usman, H. & Akbar, S. P, (2006), Pengantar Statistika, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.


(6)

ii

RIWAYAT HIDUP

Josapat Ginting Suka dilahirkan di Kineppen, pada tanggal 25 April 1991. Ayah bernama Petrus Ginting Suka dan Ibu bernama Lidia Purba dan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri Kineppen , dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Kabanjahe, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Kabanjahe, dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, melalui jalur SNMPTN.