ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH Analisis Deiksis pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013.
ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA
KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH
KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat S-1
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
KHOLIFATUN ANISFAK
A 310 090 063
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
ii
ABSTRAK
ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X
OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Kholifatun Anisfak, A310090063, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 14 Halaman
Penelitian ini bertujuan (1) Menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam
karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura, dan
(2) Mendeskripsikan jenis dan wujud deiksis yang dominan muncul dalam
karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Objek
penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Adapun sumber data primer dalam
penelitian ini berupa karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura. Sumber data sekunder menggunakan hasil-hasil
penelitian terdahulu serta referensi-referensi yang mendukung penelitian ini.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik simak, dan catat.
Teknik validasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan trianggulasi teori.
Adapun analisis datanya yaitu metode agih dengan teknik perluas.
Hasil penelitian yang menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam karangan
deskripsi kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura terdapat 5 jenis dan
bentuk deiksis yaitu pertama, deiksis persona terdiri dari persona pertama tunggal,
jamak; persona kedua tunggal, jamak; persona ketiga tunggal, jamak; kedua,
deiksis tempat (lokasional) yaitu tempat yang dekat dengan penutur, yang agak
dekat atau jauh dari penutur, tempat yang jauh dari penutur, yang menunjukan
secara eksplisit; ketiga, deiksis waktu (temporal) terdiri dari waktu kini, waktu
lampau, waktu yang akan datang, waktu netral; keempat, deiksis wacana yaitu
bentuk anafora dan bentuk katafora; kelima, deiksis sosial. Sedangkan Deiksis
yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura dalam analisis di atas terdapat deiksis persona ada 187
data yang terdiri dari persona pertama tunggal 114 data, persona pertama jamak
61 data, persona kedua tunggal 2 data, persona kedua jamak tidak ditemukan,
persona ketiga tunggal 9 data, persona ketiga jamak tidak ditemukan. Deiksis
tempat terdapat 55 data yang terdiri dari tempat yang dekat dengan penutur ada 4
data, tempat agak dekat atau agak jauh dengan penutur 6 data, tempat yang jauh
dengan penutur 15 data, tempat yang menunjuk secara eksplisit 29 data. Deiksis
waktu terdapat 17 data yaitu waktu kini 2 data, waktu lampau tidak terdapat,
waktu yang akan datang 3 data, waktu netral 12 data. Deiksis wacana 7 data
meliputi bentuk anafora 2 data, bentuk katafora 5 data. Deiksis sosial terdapat 9
data.
Kata kunci: Pragmatik, Deiksis, Karangan Deskripsi.
iii
PENDAHULUAN
Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial di mana mereka harus bergaul
dengan manusia lain yang di sekitarnya. Sejak awal hidupnya dia sudah bergaul
dengan lingkungan sosial terdekat yaitu keluarga, meskipun bentuk masih satu
arah-orang tua berbicara, dan bayi hanya mendengarnya saja. Dalam
perkembangan hidup selanjutnya, dia mulai memperoleh bahasa sedikit demi
sedikit, setapak demi setapak dari perkataan orang tuanya. Pada saat yang sama,
dia juga sudah dibawa ke dalam kehidupan sosial di mana terdapat rambu-rambu
perilaku kehidupan. Rambu-rambu ini diperlukan karena meskipun manusia itu
dilahirkan bebas, tetap saja dia harus hidup bermasyarakat dan mempunyai
perilaku sosial yang baik. Ini berarti bahwa dia harus pula menguasai normanorma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Sebagian dari
norma-norma ini tertanam dalam bahasa sehingga kempetensi anak tidak hanya
terbatas pada apa yang dinamakan pemakaian bahasa (language usage) tetapi juga
penggunaan bahasa (language use). Dengan kata lain, anak harus pula menguasai
kemampuan pragmatik.
Sarana komunikasi yang paling penting pada masyarakat adalah bahasa.
Bahasa
merupakan
suatu
komponen
penting
yang
digunakan
dalam
berkomunukasi. Penggunaan bahasa dengan baik menekankan pada aspek
komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran
bahasa, kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur
umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan.
Bahasa tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia dan selalu ada
dalam setiap aktivitas dan kehidupannya. Menurut Keraf, (2004:1) bahasa adalah
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas yang
membedakan manusia dengan makhluk lain. Bahasa berfungsi sebagai alat
komunikasi. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003:32) menjelaskan bahasa adalah
1
sistem
lambang
bunyi
yang
arbiter
yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.
Deiksis merupakan kajian pragmatik yang melibatkan konteks dan
penafsirannya. Pemaknaan suatu bahasa (seperti karangan) harus disesuaikan
dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak efektif
akan menyebabkan kerancuan serta dapat menimbulkan persepsi yang
berbeda pada penerima bahasa. Kalimat dalam suatu bahasa tidak dapat
dimengerti apabila tidak diketahui siapa yang sedang mengatakan, tentang
apa, di mana, dan kapan kalimat itu diucapkan.
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah (a) Apa
sajakah jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif
SMK Muhammadiyah Kartasura? (b) Apa sajakah jenis dan wujud deiksis yang
dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura?
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk (a)
Menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. (b) Mendeskripsikan jenis dan wujud
deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif
SMK Muhammadiyah Kartasura.
METODE PENELITIAN
Menurut Sudaryanto (1993:9) mengemukakan bahwa metode penelitian
merupakan pengetahuan berbagai metode atau cara yang digunakan dalam
penelitian untuk memperoleh data yang efektif dan untuk menganalisis data.
Metode penelitian harus mampu merumuskan ide dan pikiran yang didasarkan
pada pendekatan sebuah metode ilmiah. Metode penelitian merupakan
pengetahuan tentang berbagai metode atau cara yang digunakan dalam penelitian
untuk memperoleh data objektif sampai analisis data.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mencatat dengan teliti dan
detail mengenai data yang berwujud kata-kata, kalimat, wacana, gambar, catatan
2
harian, memorandum, video, dan lain-lain (Subroto, 1992:7). Metode penelitian
ini digunakan penulis untuk mendeskripsikan deiksis yang ada dalam karangan
deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Kartasura. Peneliti
mengambil tempat penelitian di SMK Muhammadiyah Kartasura, yang mayoritas
siswanya terdiri dari laki-laki. Karena sekolah tersebut mempunyai permasalahan
di dalam pembelajaran menulis, khususnya penggunaan tata bahasa Indonesia dan
penggunaan acuan atau deiksis. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada
siswa kelas X Otomotif tahun ajaran 2012/2013.
Waktu yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian ini selama satu
bulan. Penelitian dilakukan pada bulan September-November 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analisis kualitatif. Oleh
karena itu, bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang menggunakan uraian kata-kata dengan mendeskripsikan hasil
analisis yang berhasil dilakukan dengan berangkat atas dasar yang telah
dipersiapkan.
Menurut Moleong, (2007:6) penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Metode deskriptif kualitatif artinya yang menganalisis bentuk
deskripsi, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar variable
(Aminudin, 1990:16).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content
analysis). Weber (dalam Moleong, 2007:163) menyatakan bahwa analisis konten
atau kajian isi adalah suatu bentuk teknik penelitian yang memanfaatkan
seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau
dokumen-dokumen. Tujuan yang paling umum adalah mendeskripsikan data yang
kompleks dan dalam jumlah besar. Adapun untuk mendeskripsikan hal-hal
tersebut ditempuh tiga tahap upaya strategis yang berurutan yaitu penyediaan data,
penganalisisan data yang telah disediakan, dan penyajian hasil analisis data
(Sudaryanto, 1993:5-9).
Wendra (dalam Yuni: 2010) mengatakan subjek penelitian adalah benda,
hal atau orang tempat variabel melekat, dan yang dipermasalahkan dalam
3
penelitian. Subjek penelitian mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam
penelitian karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti
berada dan diamati oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Objek adalah unsur yang bersama-sama dengan sasaran penelitian yang
membentuk data dan konteks data (Sudaryanto, 1993:30). Objek penelitian dapat
berupa individu, benda, bahasa, karya sastra, budaya, dan sebagainya. Objek
penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Adapun sumber data primer dalam
penelitian ini berupa karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura. Sumber data sekunder menggunakan hasil-hasil
penelitian terdahulu serta referensi-referensi yang mendukung penelitian ini.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
menggunakan teknik simak dan catat. Menggunakan teknik simak karena cara
yang dilakukan untuk memperoleh data dilakukan menyimak penggunaan bahasa
(Mahsun, 2005:92). Dalam hal ini yang disimak adalah penggunaan bahasa yang
berbentuk kata, frasa, maupun klausa yang terdapat dalam karangan deskripsi
siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Data yang diperoleh perlu diperiksa keabsahannya. Oleh karena itu untuk
mengusahakan validitas data yang diperoleh maka digunakan trianggulasi.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:178).
Dalam penelitian ini metode agih dilaksanakan dengan teknik perluas.
Teknik perluas dilaksanakan
dengan memperluas satuan
lingual
yang
bersangkutan ke kanan dan ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “unsur”
tertentu (Sudaryanto, 1993:31).
Kegiatan Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1)
persiapan, (2) pengenalan awal terhadap kemampuan menulis deskripsi, (3)
pelaksanaan, dan (4) penyusunan laporan.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis dan Wujud Deiksis dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Otomotif
SMK Muhammadiyah Kartasura.
a. Deiksis Persona
Deiksis Persona berhubungan dengan pemahaman mengenai peserta
petuturan dalam situasi pertuturan di mana tuturan tersebut dibuat, (Levinson
dalam Nadar, 2009:55). Pada kategori deiksis persona yang menjadi kriteria
adalah peran atau peserta dalam peristiwa berbahasa. Peran dalam kegiatan
berbahasa itu dibedakan menjadi tiga yaitu persona pertama, persona kedua,
persona ketiga.
1) Deiksis Persona Pertama
Analisis deiksis persona pertama terdiri dari dua yakni mengenai
deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona pertama jamak. Data
dapat dipaparkan sebagai berikut.
a) Deiksis Persona Pertama Tunggal
Persona pertama tunggal terdiri dari bentuk saya dan aku.
Bentuk saya adalah bentuk yang formal umumnya dipakai dalam
tulisan atau ujaran resmi, pemakaian bentuk saya sudah menunjukkan
rasa hormat dan sopan. Bentuk aku bermakna keintiman sehingga
sering digunakan dalam tuturan kepada orang yang sudah dikenal atau
penutur. Dalam penelitian ini persona pertama tunggal ditemukan
dalam bentuk aku, saya, morfem terikat lekat kanan (-ku), dan morfem
terikat lekat kiri (ku-). Data dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:
(1) Saya dan keluarga pergi ke pulau Dewata Bali saat liburan
kemarin. (Krg 1. P 1. Kal 1)
Pada data (1) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata
saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya
berada di luar teks). Saya yang dimaksud di sini adalah pengarang/pembicara
yang menceritakan dirinya sendiri, kata saya tidak disebutkan namanya di
dalam teks yaitu berada di luar teks.
5
(2) Saat sampai stasiun ternyata kereta apinya mau berangkat
saya dan keluarga langsung cepat-cepat masuk. (Krg 1. P 1.
Kal 3)
Pada data (2) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata
saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya
berada di luar teks). Kata saya digunakan untuk menghormati orang yang
lebih tua dari lawan tutur atau orang yang belum dikenal.
(3) Saya dan kakak jalan-jalan sendiri melihat indahnya Pulau
Dewata Bali ini. (Krg 1. P 1. Kal 7)
(4) Saat saya dan kakak kembali, keluargaku pada tidur semua.
Saya membangunkan Ibu, adik, dan Ayah, kita langsung
mencari makanan. (Krg 1. P 1. Kal 8)
Pada data (3) dan data (4) deiksis persona pertama tunggal bentuk
bebas saya. Kata saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora
(karena acuannya berada di luar teks). Kata saya pada tuturan di atas yang
mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Pada data (4) bentuk terikat
lekat kanan –ku pada kata keluargaku. Pada tuturan di atas mengacu pada Ibu,
adik, dan Ayah yang telah disebutkan kemudian atau yang antesedenya berada
di sebelah kanan. Satuan lingual –ku merupakan deiksis persona pertama
tunggal bentuk terikat lekat kanan. Karena –ku adalah jenis kohesi gramatikal
pengacuan endofora yang kataforis (karena acuannya disebutkan kemudian
atau antesedennya berada disebelah kanan).
(5) Terus kami mandi kita bersantai-santai di depan rumah
sambil membicarakan pergi tadi dan melihat bintangbintang yang indah, bulan yang bulat, hari yang sangat
indah di keluarga saya. (Krg 1. P 1. Kal 11)
Pada data (5) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata
saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena
6
acuannya berada di dalam teks) yang bersifat anaforis (karena acuannya
disebutkan terdahulu atau antesedennya berada disebelah kiri) yaitu keluarga.
Kata saya digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua dari lawan tutur
atau orang yang belum dikenal. Kata saya pada tuturan di atas referenya pada
keluarga.
(6) Setelah kami semua kenyang kami melanjutkan perjalanan
lagi namun tidak lama dan belum jauh dari tempat makan
tadi ban mobil kami bocor, untungnya ayah selalu
membawa dongkrak dan ban serep sendiri akhirnya aku dan
ayah memperbaiki sendiri ban mobil yang bocor tersebut.
(Krg 2. P 2. Kal 2)
Pada data (6) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas aku. Kata
aku merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya
berada di luar teks). Kata aku pada tuturan di atas mengacu pada dirinya
sendiri sebagai pembicara. Bentuk aku sama halnya dengan kata saya yang
merujuk kepada pembicara, biasanya Kata aku digunakan kepada orang yang
sudah kita kenal.
a) Deiksis Persona Ketiga Tunggal
Persona ketiga tunggal terdiri dari bentuk ia, dia, dan beliau,
morfem terikat lekat kanan (-nya), dan morfem terikat lekat kiri
(di-). Bentuk beliau adalah bentuk yang biasa digunakan untuk
menghormati orang yang lebih tua dan menunjukkan rasa hormat
dan sopan terhadap orang lain. Bentuk ia, dia biasanya digunakan
untuk orang yang sudah akrab atau sudah dikenal. Data dipaparkan
di bawah ini.
(7) Saat sampai stasiun ternyata kereta apinya mau berangkat
saya dan keluarga langsung cepat-cepat masuk. (Krg 1. P 1.
Kal 2)
7
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (179)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata kereta apinya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata kereta apinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya
mengacu pada kereta api yang berada di stasiun.
(8) Hari pun sudah berganti tiba waktunya aku dan keluar
berangkat liburan ke Bali. (Krg 6. P 2. Kal 1)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (180)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata waktunya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata waktunya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
liburan sekolah.
(9) Keesokan harinya kami siap-siap untuk menuju ke bandara
dan siap pulang kami berangkat dari Bali pukul 08.00 dan
sampai di Solo pukul 11.00 perasaan senang sekali rasanya
aku ingin ke Bali lagi. (Krg 7. P 4. Kal 1)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (181)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata harinya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata harinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
besok. Dan data di atas juga terdapat bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata rasanya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu
pada perasaan senang yang ditunjukan penulis.
(10) Selesai makan kami pergi ke pulau dewata di sana masih
sangat melekat tradisinya. (Krg 8. P 3. Kal 6)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (182)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
8
kanan (-nya), pada kata tradisinya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata tradisinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
adat istiadat di Bali.
(11) Makanan itu sungguh enak, saking enaknya saya sempat
nambah, setelah itu saya kembali ke penginapan. (Krg 10. P
1. Kal 15)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (183)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata enaknya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata enaknya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
makanan.
(12) Rencananya tahun depan aku, keluargaku, dan temanku
akan bertamasya lagi ke pulau Bali dan aku akan selalu
mengenang kenangan terindahku di pulau Bali. (Krg 11. P
6. Kal 2)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (184)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata rencananya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata rencananya. Bentuk terikat lekat kanan-nya
mengacu pada liburan.
(13) Pementasan
itu
sangat
menarik
banyak
yang
menontonnya. (Krg 12. P 1. Kal 6)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (185)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata menontonnya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata menontonnya. Bentuk terikat lekat kanan-nya
mengacu pada pementasan.
9
(14) Tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wisatawan dari
luar negeri dan kami minta foto dengannya. (Krg 18. P 3.
Kal 2)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (186)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata dengannya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata dengannya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu
pada wisatawan luar negeri atau bule.
(15) Di sana aku bertemu dengan temanku waktu SMP, dia
menceritakan pengalamannya saat tinggal di Bali. (Krg 20.
P 1. Kal 3)
Kata dia, pada data (187) merupakan deiksis persona ketiga
tunggal. Bentuk dia pada tuturan di atas mengacu pada teman SMP
pembicara yang bertemu di Bali.
b) Deiksis Persona Ketiga Jamak
Persona ketiga jamak terdiri dari bentuk mereka, dan mereka
semua. Analisis dalam penelitian ini penggunaan deiksis persona
ketiga jamak tidak muncul dalam data yang diperoleh penulis.
b. Deiksis tempat (lokasional)
Menurut Levinson (dalam Nadar, 2009:55-56) Deiksis tempat
berhubungan dengan pemahaman lokasi atau tempat yang dipergunakan
peserta pertuturan dalam situasi pertuturan. Deiksis tempat (lokasional)
dibedakan menjadi tempat yang dekat dengan penutur, agak dekat dengan
penutur, yang jauh dengan penutur, dan menunjuk secara eksplisit,
terdapat pada data berikut:
1) Tempat yang dekat dengan penutur
Deiksis tempat yang dekat dengan penutur terdiri dari kata sini,
ini. Analisis deiksis tempat yang dekat dengan penutur dalam
penelitian ini, dapat dipaparkan dalam data di bawah ini.
10
(1) Sunset melihat detik-detik matahari terbenam bersama indahnya
ragam tari kecak di pulau dewata ini. (Krg 8. P 4. Kal 2)
(2) Pada libur sekolah tahun ini, aku dan keluargaku berlibur ke pulau
dewata Bali. (Krg 11. P 1. Kal 1)
(3) Perjalanan di pulau dewata Bali sangat menyenangkan aku dan
keluargaku tidak akan melupakan tamasya kali ini. (Krg 11. P 6.
Kal 1)
(4) Liburan kali ini aku dan keluargaku akan merencanakan liburan ke
pulau dewata Bali katanya di sana pantai sangat bagus. (Krg 17. P
1. Kal 1)
Kata ini, pada data (1) dan data (4) mengacu pada tempat yang
dekat dengan pembicara. Kata ini , pada tuturan di atas merupakan
jenis pengacuan endofora yang anaforis karena mengacu pada
anteseden yang berada di sebelah kirinya. Kata ini, dalam tuturan di
atas menunjukan perasaan penulis saat ini, setelah jalan-jalan ke pulau
dewata Bali dan melihat pemandangan di Bali.
2) Tempat agak dekat atau agak jauh dengan penutur
Deiksis tempat agak dekat dengan penutur terdiri dari kata situ,
itu. Dalam penelitian ini deiksis tempat agak dekat dengan penutur,
dijelaskan di bawah ini.
(5) Setelah itu saya dan keluarga saya berfoto-foto di tempat
pemandangan atau di pinggir laut. (Krg 4. P 2. Kal 3)
(6) Tetapi sebelum itu aku dan teman-temanku solat magrib dulu
lalu makan malam. (Krg 5. P 1. Kal 9)
(7) Setelah itu kami menunaikan solat isya’. (Krg 5. P 1. Kal 10)
(8) Pemandangan itu sangat indah sungguh pengalaman yang
takkan pernah kulupakan berlibur bersama keluarga di pulau
dewata Bali. (Krg 6. P 3. Kal 2)
11
(9) Di pantai itu saya dan teman-teman saya berfoto bersama di
pantai itu pemandangannya sangat bagus. (Krg 9. P 1. Kal 10)
(10) Malamnya kita melihat pementasan seni tari di puri itu. (Krg
12. P 1. Kal 7)
Kata itu, pada data (5) dan data (10) mengacu pada tempat
yang agak dekat dengan pembicara. Kata itu, dalam tuturan di atas
menunjukan tempat agak dekat dengan penutur yaitu saat penutur
sudah di Bali dan menikmati pemandangan di pantai.
c. Deiksis sosial
Deiksis sosial merupakan rujukan yang dinyatakan berdasarkan
perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan
pendengar. Perbedaan itu dapat ditunjukan dalam pemilihan kata. Dalam
beberapa bahasa perbedaan tingkat sosial antara pembicara dengan
pendengar yang diwujudkan dalm seleksi kata atau system morfologi katakata tertentu. (Nababan, 1987:42).
(1) Di sana aku dan teman-temanku foto bareng bule dan
berkenalan dengan bule. (Krg 12. P 1. Kal 10)
Pada data di atas kata yang dicetak miring kata bule,
merupakan deiksis sosial karena kata bule lebih rendah nilainya
disbanding dengan wisatawan asing.
Dalam penelitian ini peneliti sudah melakukan analisis data
sejumlah 20 karangan siswa sebagai sampel dari 33 Karangan siswa. Di
bawah ini peneliti akan membuat tabel yang menjelaskan jenis dan wujud
deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x
otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
12
SIMPULAN
Simpulan dalam penelitian ini adalah karangan deskripsis terdapat
5 jenis dan bentuk deiksis yaitu pertama, deiksis persona terdiri dari persona
pertama tunggal, jamak; persona kedua tunggal, jamak; persona ketiga
tunggal, jamak; kedua, deiksis tempat (lokasional) yaitu tempat yang dekat
dengan penutur, yang agak dekat atau jauh dari penutur, tempat yang jauh dari
penutur, yang menunjukan secara eksplisit; ketiga, deiksis waktu (temporal)
terdiri dari waktu kini, waktu lampau, waktu yang akan datang, waktu netral;
keempat, deiksis wacana yaitu bentuk anafora dan bentuk katafora; kelima,
deiksis sosial.
Deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura dalam analisis di atas terdapat
deiksis persona ada 187 data yang terdiri dari persona pertama tunggal 114
data, persona pertama jamak 61 data, persona kedua tunggal 2 data, persona
kedua jamak tidak ditemukan, persona ketiga tunggal 9 data, persona ketiga
jamak tidak ditemukan. Deiksis tempat terdapat 55 data yang terdiri dari
tempat yang dekat dengan penutur ada 4 data, tempat agak dekat atau agak
jauh dengan penutur 6 data, tempat yang jauh dengan penutur 15 data, tempat
yang menunjuk secara eksplisit 29 data. Deiksis waktu terdapat 17 data yaitu
waktu kini 2 data, waktu lampau tidak terdapat, waktu yang akan datang 3
data, waktu netral 12 data. Deiksis wacana 7 data meliputi bentuk anafora 2
data, bentuk katafora 5 data. Deiksis sosial terdapat 9 data.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya.
Airlangga University Press.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nababan, P. W.j. 1987. Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya. Jakarta:
Depdikbud.
Nadir. F. X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta:Media Perkasa.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sudjana, Nana. 1995. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru: Bandung.
Sumarlam. 2009. Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.
Sutopo, Heribertus. 1996. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar-dasar Teoritis
dan Praktis. Surakarta: UNS.
14
KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH
KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat S-1
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
KHOLIFATUN ANISFAK
A 310 090 063
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
ii
ABSTRAK
ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X
OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Kholifatun Anisfak, A310090063, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 14 Halaman
Penelitian ini bertujuan (1) Menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam
karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura, dan
(2) Mendeskripsikan jenis dan wujud deiksis yang dominan muncul dalam
karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Objek
penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Adapun sumber data primer dalam
penelitian ini berupa karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura. Sumber data sekunder menggunakan hasil-hasil
penelitian terdahulu serta referensi-referensi yang mendukung penelitian ini.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik simak, dan catat.
Teknik validasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan trianggulasi teori.
Adapun analisis datanya yaitu metode agih dengan teknik perluas.
Hasil penelitian yang menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam karangan
deskripsi kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura terdapat 5 jenis dan
bentuk deiksis yaitu pertama, deiksis persona terdiri dari persona pertama tunggal,
jamak; persona kedua tunggal, jamak; persona ketiga tunggal, jamak; kedua,
deiksis tempat (lokasional) yaitu tempat yang dekat dengan penutur, yang agak
dekat atau jauh dari penutur, tempat yang jauh dari penutur, yang menunjukan
secara eksplisit; ketiga, deiksis waktu (temporal) terdiri dari waktu kini, waktu
lampau, waktu yang akan datang, waktu netral; keempat, deiksis wacana yaitu
bentuk anafora dan bentuk katafora; kelima, deiksis sosial. Sedangkan Deiksis
yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura dalam analisis di atas terdapat deiksis persona ada 187
data yang terdiri dari persona pertama tunggal 114 data, persona pertama jamak
61 data, persona kedua tunggal 2 data, persona kedua jamak tidak ditemukan,
persona ketiga tunggal 9 data, persona ketiga jamak tidak ditemukan. Deiksis
tempat terdapat 55 data yang terdiri dari tempat yang dekat dengan penutur ada 4
data, tempat agak dekat atau agak jauh dengan penutur 6 data, tempat yang jauh
dengan penutur 15 data, tempat yang menunjuk secara eksplisit 29 data. Deiksis
waktu terdapat 17 data yaitu waktu kini 2 data, waktu lampau tidak terdapat,
waktu yang akan datang 3 data, waktu netral 12 data. Deiksis wacana 7 data
meliputi bentuk anafora 2 data, bentuk katafora 5 data. Deiksis sosial terdapat 9
data.
Kata kunci: Pragmatik, Deiksis, Karangan Deskripsi.
iii
PENDAHULUAN
Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial di mana mereka harus bergaul
dengan manusia lain yang di sekitarnya. Sejak awal hidupnya dia sudah bergaul
dengan lingkungan sosial terdekat yaitu keluarga, meskipun bentuk masih satu
arah-orang tua berbicara, dan bayi hanya mendengarnya saja. Dalam
perkembangan hidup selanjutnya, dia mulai memperoleh bahasa sedikit demi
sedikit, setapak demi setapak dari perkataan orang tuanya. Pada saat yang sama,
dia juga sudah dibawa ke dalam kehidupan sosial di mana terdapat rambu-rambu
perilaku kehidupan. Rambu-rambu ini diperlukan karena meskipun manusia itu
dilahirkan bebas, tetap saja dia harus hidup bermasyarakat dan mempunyai
perilaku sosial yang baik. Ini berarti bahwa dia harus pula menguasai normanorma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Sebagian dari
norma-norma ini tertanam dalam bahasa sehingga kempetensi anak tidak hanya
terbatas pada apa yang dinamakan pemakaian bahasa (language usage) tetapi juga
penggunaan bahasa (language use). Dengan kata lain, anak harus pula menguasai
kemampuan pragmatik.
Sarana komunikasi yang paling penting pada masyarakat adalah bahasa.
Bahasa
merupakan
suatu
komponen
penting
yang
digunakan
dalam
berkomunukasi. Penggunaan bahasa dengan baik menekankan pada aspek
komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran
bahasa, kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur
umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan.
Bahasa tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia dan selalu ada
dalam setiap aktivitas dan kehidupannya. Menurut Keraf, (2004:1) bahasa adalah
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas yang
membedakan manusia dengan makhluk lain. Bahasa berfungsi sebagai alat
komunikasi. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003:32) menjelaskan bahasa adalah
1
sistem
lambang
bunyi
yang
arbiter
yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.
Deiksis merupakan kajian pragmatik yang melibatkan konteks dan
penafsirannya. Pemaknaan suatu bahasa (seperti karangan) harus disesuaikan
dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak efektif
akan menyebabkan kerancuan serta dapat menimbulkan persepsi yang
berbeda pada penerima bahasa. Kalimat dalam suatu bahasa tidak dapat
dimengerti apabila tidak diketahui siapa yang sedang mengatakan, tentang
apa, di mana, dan kapan kalimat itu diucapkan.
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah (a) Apa
sajakah jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif
SMK Muhammadiyah Kartasura? (b) Apa sajakah jenis dan wujud deiksis yang
dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura?
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk (a)
Menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. (b) Mendeskripsikan jenis dan wujud
deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif
SMK Muhammadiyah Kartasura.
METODE PENELITIAN
Menurut Sudaryanto (1993:9) mengemukakan bahwa metode penelitian
merupakan pengetahuan berbagai metode atau cara yang digunakan dalam
penelitian untuk memperoleh data yang efektif dan untuk menganalisis data.
Metode penelitian harus mampu merumuskan ide dan pikiran yang didasarkan
pada pendekatan sebuah metode ilmiah. Metode penelitian merupakan
pengetahuan tentang berbagai metode atau cara yang digunakan dalam penelitian
untuk memperoleh data objektif sampai analisis data.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mencatat dengan teliti dan
detail mengenai data yang berwujud kata-kata, kalimat, wacana, gambar, catatan
2
harian, memorandum, video, dan lain-lain (Subroto, 1992:7). Metode penelitian
ini digunakan penulis untuk mendeskripsikan deiksis yang ada dalam karangan
deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Kartasura. Peneliti
mengambil tempat penelitian di SMK Muhammadiyah Kartasura, yang mayoritas
siswanya terdiri dari laki-laki. Karena sekolah tersebut mempunyai permasalahan
di dalam pembelajaran menulis, khususnya penggunaan tata bahasa Indonesia dan
penggunaan acuan atau deiksis. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada
siswa kelas X Otomotif tahun ajaran 2012/2013.
Waktu yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian ini selama satu
bulan. Penelitian dilakukan pada bulan September-November 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analisis kualitatif. Oleh
karena itu, bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang menggunakan uraian kata-kata dengan mendeskripsikan hasil
analisis yang berhasil dilakukan dengan berangkat atas dasar yang telah
dipersiapkan.
Menurut Moleong, (2007:6) penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Metode deskriptif kualitatif artinya yang menganalisis bentuk
deskripsi, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar variable
(Aminudin, 1990:16).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content
analysis). Weber (dalam Moleong, 2007:163) menyatakan bahwa analisis konten
atau kajian isi adalah suatu bentuk teknik penelitian yang memanfaatkan
seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau
dokumen-dokumen. Tujuan yang paling umum adalah mendeskripsikan data yang
kompleks dan dalam jumlah besar. Adapun untuk mendeskripsikan hal-hal
tersebut ditempuh tiga tahap upaya strategis yang berurutan yaitu penyediaan data,
penganalisisan data yang telah disediakan, dan penyajian hasil analisis data
(Sudaryanto, 1993:5-9).
Wendra (dalam Yuni: 2010) mengatakan subjek penelitian adalah benda,
hal atau orang tempat variabel melekat, dan yang dipermasalahkan dalam
3
penelitian. Subjek penelitian mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam
penelitian karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti
berada dan diamati oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Objek adalah unsur yang bersama-sama dengan sasaran penelitian yang
membentuk data dan konteks data (Sudaryanto, 1993:30). Objek penelitian dapat
berupa individu, benda, bahasa, karya sastra, budaya, dan sebagainya. Objek
penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Adapun sumber data primer dalam
penelitian ini berupa karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK
Muhammadiyah Kartasura. Sumber data sekunder menggunakan hasil-hasil
penelitian terdahulu serta referensi-referensi yang mendukung penelitian ini.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
menggunakan teknik simak dan catat. Menggunakan teknik simak karena cara
yang dilakukan untuk memperoleh data dilakukan menyimak penggunaan bahasa
(Mahsun, 2005:92). Dalam hal ini yang disimak adalah penggunaan bahasa yang
berbentuk kata, frasa, maupun klausa yang terdapat dalam karangan deskripsi
siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
Data yang diperoleh perlu diperiksa keabsahannya. Oleh karena itu untuk
mengusahakan validitas data yang diperoleh maka digunakan trianggulasi.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:178).
Dalam penelitian ini metode agih dilaksanakan dengan teknik perluas.
Teknik perluas dilaksanakan
dengan memperluas satuan
lingual
yang
bersangkutan ke kanan dan ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “unsur”
tertentu (Sudaryanto, 1993:31).
Kegiatan Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1)
persiapan, (2) pengenalan awal terhadap kemampuan menulis deskripsi, (3)
pelaksanaan, dan (4) penyusunan laporan.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis dan Wujud Deiksis dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Otomotif
SMK Muhammadiyah Kartasura.
a. Deiksis Persona
Deiksis Persona berhubungan dengan pemahaman mengenai peserta
petuturan dalam situasi pertuturan di mana tuturan tersebut dibuat, (Levinson
dalam Nadar, 2009:55). Pada kategori deiksis persona yang menjadi kriteria
adalah peran atau peserta dalam peristiwa berbahasa. Peran dalam kegiatan
berbahasa itu dibedakan menjadi tiga yaitu persona pertama, persona kedua,
persona ketiga.
1) Deiksis Persona Pertama
Analisis deiksis persona pertama terdiri dari dua yakni mengenai
deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona pertama jamak. Data
dapat dipaparkan sebagai berikut.
a) Deiksis Persona Pertama Tunggal
Persona pertama tunggal terdiri dari bentuk saya dan aku.
Bentuk saya adalah bentuk yang formal umumnya dipakai dalam
tulisan atau ujaran resmi, pemakaian bentuk saya sudah menunjukkan
rasa hormat dan sopan. Bentuk aku bermakna keintiman sehingga
sering digunakan dalam tuturan kepada orang yang sudah dikenal atau
penutur. Dalam penelitian ini persona pertama tunggal ditemukan
dalam bentuk aku, saya, morfem terikat lekat kanan (-ku), dan morfem
terikat lekat kiri (ku-). Data dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:
(1) Saya dan keluarga pergi ke pulau Dewata Bali saat liburan
kemarin. (Krg 1. P 1. Kal 1)
Pada data (1) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata
saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya
berada di luar teks). Saya yang dimaksud di sini adalah pengarang/pembicara
yang menceritakan dirinya sendiri, kata saya tidak disebutkan namanya di
dalam teks yaitu berada di luar teks.
5
(2) Saat sampai stasiun ternyata kereta apinya mau berangkat
saya dan keluarga langsung cepat-cepat masuk. (Krg 1. P 1.
Kal 3)
Pada data (2) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata
saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya
berada di luar teks). Kata saya digunakan untuk menghormati orang yang
lebih tua dari lawan tutur atau orang yang belum dikenal.
(3) Saya dan kakak jalan-jalan sendiri melihat indahnya Pulau
Dewata Bali ini. (Krg 1. P 1. Kal 7)
(4) Saat saya dan kakak kembali, keluargaku pada tidur semua.
Saya membangunkan Ibu, adik, dan Ayah, kita langsung
mencari makanan. (Krg 1. P 1. Kal 8)
Pada data (3) dan data (4) deiksis persona pertama tunggal bentuk
bebas saya. Kata saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora
(karena acuannya berada di luar teks). Kata saya pada tuturan di atas yang
mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Pada data (4) bentuk terikat
lekat kanan –ku pada kata keluargaku. Pada tuturan di atas mengacu pada Ibu,
adik, dan Ayah yang telah disebutkan kemudian atau yang antesedenya berada
di sebelah kanan. Satuan lingual –ku merupakan deiksis persona pertama
tunggal bentuk terikat lekat kanan. Karena –ku adalah jenis kohesi gramatikal
pengacuan endofora yang kataforis (karena acuannya disebutkan kemudian
atau antesedennya berada disebelah kanan).
(5) Terus kami mandi kita bersantai-santai di depan rumah
sambil membicarakan pergi tadi dan melihat bintangbintang yang indah, bulan yang bulat, hari yang sangat
indah di keluarga saya. (Krg 1. P 1. Kal 11)
Pada data (5) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata
saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena
6
acuannya berada di dalam teks) yang bersifat anaforis (karena acuannya
disebutkan terdahulu atau antesedennya berada disebelah kiri) yaitu keluarga.
Kata saya digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua dari lawan tutur
atau orang yang belum dikenal. Kata saya pada tuturan di atas referenya pada
keluarga.
(6) Setelah kami semua kenyang kami melanjutkan perjalanan
lagi namun tidak lama dan belum jauh dari tempat makan
tadi ban mobil kami bocor, untungnya ayah selalu
membawa dongkrak dan ban serep sendiri akhirnya aku dan
ayah memperbaiki sendiri ban mobil yang bocor tersebut.
(Krg 2. P 2. Kal 2)
Pada data (6) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas aku. Kata
aku merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya
berada di luar teks). Kata aku pada tuturan di atas mengacu pada dirinya
sendiri sebagai pembicara. Bentuk aku sama halnya dengan kata saya yang
merujuk kepada pembicara, biasanya Kata aku digunakan kepada orang yang
sudah kita kenal.
a) Deiksis Persona Ketiga Tunggal
Persona ketiga tunggal terdiri dari bentuk ia, dia, dan beliau,
morfem terikat lekat kanan (-nya), dan morfem terikat lekat kiri
(di-). Bentuk beliau adalah bentuk yang biasa digunakan untuk
menghormati orang yang lebih tua dan menunjukkan rasa hormat
dan sopan terhadap orang lain. Bentuk ia, dia biasanya digunakan
untuk orang yang sudah akrab atau sudah dikenal. Data dipaparkan
di bawah ini.
(7) Saat sampai stasiun ternyata kereta apinya mau berangkat
saya dan keluarga langsung cepat-cepat masuk. (Krg 1. P 1.
Kal 2)
7
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (179)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata kereta apinya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata kereta apinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya
mengacu pada kereta api yang berada di stasiun.
(8) Hari pun sudah berganti tiba waktunya aku dan keluar
berangkat liburan ke Bali. (Krg 6. P 2. Kal 1)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (180)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata waktunya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata waktunya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
liburan sekolah.
(9) Keesokan harinya kami siap-siap untuk menuju ke bandara
dan siap pulang kami berangkat dari Bali pukul 08.00 dan
sampai di Solo pukul 11.00 perasaan senang sekali rasanya
aku ingin ke Bali lagi. (Krg 7. P 4. Kal 1)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (181)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata harinya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata harinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
besok. Dan data di atas juga terdapat bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata rasanya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu
pada perasaan senang yang ditunjukan penulis.
(10) Selesai makan kami pergi ke pulau dewata di sana masih
sangat melekat tradisinya. (Krg 8. P 3. Kal 6)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (182)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
8
kanan (-nya), pada kata tradisinya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata tradisinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
adat istiadat di Bali.
(11) Makanan itu sungguh enak, saking enaknya saya sempat
nambah, setelah itu saya kembali ke penginapan. (Krg 10. P
1. Kal 15)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (183)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata enaknya. Bentuk terikat lekat kanan –nya
pada kata enaknya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada
makanan.
(12) Rencananya tahun depan aku, keluargaku, dan temanku
akan bertamasya lagi ke pulau Bali dan aku akan selalu
mengenang kenangan terindahku di pulau Bali. (Krg 11. P
6. Kal 2)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (184)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata rencananya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata rencananya. Bentuk terikat lekat kanan-nya
mengacu pada liburan.
(13) Pementasan
itu
sangat
menarik
banyak
yang
menontonnya. (Krg 12. P 1. Kal 6)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (185)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata menontonnya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata menontonnya. Bentuk terikat lekat kanan-nya
mengacu pada pementasan.
9
(14) Tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wisatawan dari
luar negeri dan kami minta foto dengannya. (Krg 18. P 3.
Kal 2)
Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (186)
merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat
kanan (-nya), pada kata dengannya. Bentuk terikat lekat kanan –
nya pada kata dengannya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu
pada wisatawan luar negeri atau bule.
(15) Di sana aku bertemu dengan temanku waktu SMP, dia
menceritakan pengalamannya saat tinggal di Bali. (Krg 20.
P 1. Kal 3)
Kata dia, pada data (187) merupakan deiksis persona ketiga
tunggal. Bentuk dia pada tuturan di atas mengacu pada teman SMP
pembicara yang bertemu di Bali.
b) Deiksis Persona Ketiga Jamak
Persona ketiga jamak terdiri dari bentuk mereka, dan mereka
semua. Analisis dalam penelitian ini penggunaan deiksis persona
ketiga jamak tidak muncul dalam data yang diperoleh penulis.
b. Deiksis tempat (lokasional)
Menurut Levinson (dalam Nadar, 2009:55-56) Deiksis tempat
berhubungan dengan pemahaman lokasi atau tempat yang dipergunakan
peserta pertuturan dalam situasi pertuturan. Deiksis tempat (lokasional)
dibedakan menjadi tempat yang dekat dengan penutur, agak dekat dengan
penutur, yang jauh dengan penutur, dan menunjuk secara eksplisit,
terdapat pada data berikut:
1) Tempat yang dekat dengan penutur
Deiksis tempat yang dekat dengan penutur terdiri dari kata sini,
ini. Analisis deiksis tempat yang dekat dengan penutur dalam
penelitian ini, dapat dipaparkan dalam data di bawah ini.
10
(1) Sunset melihat detik-detik matahari terbenam bersama indahnya
ragam tari kecak di pulau dewata ini. (Krg 8. P 4. Kal 2)
(2) Pada libur sekolah tahun ini, aku dan keluargaku berlibur ke pulau
dewata Bali. (Krg 11. P 1. Kal 1)
(3) Perjalanan di pulau dewata Bali sangat menyenangkan aku dan
keluargaku tidak akan melupakan tamasya kali ini. (Krg 11. P 6.
Kal 1)
(4) Liburan kali ini aku dan keluargaku akan merencanakan liburan ke
pulau dewata Bali katanya di sana pantai sangat bagus. (Krg 17. P
1. Kal 1)
Kata ini, pada data (1) dan data (4) mengacu pada tempat yang
dekat dengan pembicara. Kata ini , pada tuturan di atas merupakan
jenis pengacuan endofora yang anaforis karena mengacu pada
anteseden yang berada di sebelah kirinya. Kata ini, dalam tuturan di
atas menunjukan perasaan penulis saat ini, setelah jalan-jalan ke pulau
dewata Bali dan melihat pemandangan di Bali.
2) Tempat agak dekat atau agak jauh dengan penutur
Deiksis tempat agak dekat dengan penutur terdiri dari kata situ,
itu. Dalam penelitian ini deiksis tempat agak dekat dengan penutur,
dijelaskan di bawah ini.
(5) Setelah itu saya dan keluarga saya berfoto-foto di tempat
pemandangan atau di pinggir laut. (Krg 4. P 2. Kal 3)
(6) Tetapi sebelum itu aku dan teman-temanku solat magrib dulu
lalu makan malam. (Krg 5. P 1. Kal 9)
(7) Setelah itu kami menunaikan solat isya’. (Krg 5. P 1. Kal 10)
(8) Pemandangan itu sangat indah sungguh pengalaman yang
takkan pernah kulupakan berlibur bersama keluarga di pulau
dewata Bali. (Krg 6. P 3. Kal 2)
11
(9) Di pantai itu saya dan teman-teman saya berfoto bersama di
pantai itu pemandangannya sangat bagus. (Krg 9. P 1. Kal 10)
(10) Malamnya kita melihat pementasan seni tari di puri itu. (Krg
12. P 1. Kal 7)
Kata itu, pada data (5) dan data (10) mengacu pada tempat
yang agak dekat dengan pembicara. Kata itu, dalam tuturan di atas
menunjukan tempat agak dekat dengan penutur yaitu saat penutur
sudah di Bali dan menikmati pemandangan di pantai.
c. Deiksis sosial
Deiksis sosial merupakan rujukan yang dinyatakan berdasarkan
perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan
pendengar. Perbedaan itu dapat ditunjukan dalam pemilihan kata. Dalam
beberapa bahasa perbedaan tingkat sosial antara pembicara dengan
pendengar yang diwujudkan dalm seleksi kata atau system morfologi katakata tertentu. (Nababan, 1987:42).
(1) Di sana aku dan teman-temanku foto bareng bule dan
berkenalan dengan bule. (Krg 12. P 1. Kal 10)
Pada data di atas kata yang dicetak miring kata bule,
merupakan deiksis sosial karena kata bule lebih rendah nilainya
disbanding dengan wisatawan asing.
Dalam penelitian ini peneliti sudah melakukan analisis data
sejumlah 20 karangan siswa sebagai sampel dari 33 Karangan siswa. Di
bawah ini peneliti akan membuat tabel yang menjelaskan jenis dan wujud
deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x
otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura.
12
SIMPULAN
Simpulan dalam penelitian ini adalah karangan deskripsis terdapat
5 jenis dan bentuk deiksis yaitu pertama, deiksis persona terdiri dari persona
pertama tunggal, jamak; persona kedua tunggal, jamak; persona ketiga
tunggal, jamak; kedua, deiksis tempat (lokasional) yaitu tempat yang dekat
dengan penutur, yang agak dekat atau jauh dari penutur, tempat yang jauh dari
penutur, yang menunjukan secara eksplisit; ketiga, deiksis waktu (temporal)
terdiri dari waktu kini, waktu lampau, waktu yang akan datang, waktu netral;
keempat, deiksis wacana yaitu bentuk anafora dan bentuk katafora; kelima,
deiksis sosial.
Deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x
Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura dalam analisis di atas terdapat
deiksis persona ada 187 data yang terdiri dari persona pertama tunggal 114
data, persona pertama jamak 61 data, persona kedua tunggal 2 data, persona
kedua jamak tidak ditemukan, persona ketiga tunggal 9 data, persona ketiga
jamak tidak ditemukan. Deiksis tempat terdapat 55 data yang terdiri dari
tempat yang dekat dengan penutur ada 4 data, tempat agak dekat atau agak
jauh dengan penutur 6 data, tempat yang jauh dengan penutur 15 data, tempat
yang menunjuk secara eksplisit 29 data. Deiksis waktu terdapat 17 data yaitu
waktu kini 2 data, waktu lampau tidak terdapat, waktu yang akan datang 3
data, waktu netral 12 data. Deiksis wacana 7 data meliputi bentuk anafora 2
data, bentuk katafora 5 data. Deiksis sosial terdapat 9 data.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya.
Airlangga University Press.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nababan, P. W.j. 1987. Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya. Jakarta:
Depdikbud.
Nadir. F. X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta:Media Perkasa.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sudjana, Nana. 1995. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru: Bandung.
Sumarlam. 2009. Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.
Sutopo, Heribertus. 1996. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar-dasar Teoritis
dan Praktis. Surakarta: UNS.
14