PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2 DELITUA TAHUN AJARAN 2013/2014.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE

TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU

KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2

DELITUA T.A 2013-2014

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh :

ERWITA IKA VIOLINA

NIM : 109151019

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013/2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapankepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, melimpahkan rahmat, karunia-Nya serta petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konsumtif pada Siswa SMPN 2 Delitua T.A 2012/2013”.

Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hambatan, kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat bimbingan Ibu Dra. Pastiria Sembiring M.Pd Kons Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi dan juga berbagai pihak, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,M.Si, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. BapakDrs.Nasrun,MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Nuraini, MS Dosen Nara Sumber yang telah memberikan pengarahan, saran dan koreksi dan motivasi dalam penyusunan skripsi.


(6)

iii

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi. 6. Ibu Dra. Asih Menanti, M.S, S.Psi. Selaku Dosen Nara Sumber yang telah

memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi. 7. Bapak Drs. Ahmad Nosari Selaku Dosen Pembimbing Akademik

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam maupun di luar perkuliahan.

9. Secara khusus buat ibu Rosana dan Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, terimakasih atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat.

10. Bapak Drs. H.Akhiruddin Tanjung M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Delitua, seluruh PKS, kepadaGuru BK Dan Guru Mata Pelajaran SMP Negeri 2 Delitua, terimakasih atas izin, bantuan dan kerjasama kepada peneliti selama penelitian di sekolah tersebut.

11. Teristimewa buat keluarga tercinta, ibu tercinta saya Rita saragih, (alm) A. Saragih opung doli saya, opung boru saya Sitiomah gultom beserta seluruh keluarga besar penulis, terimakasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat dan bantuan materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti pendidikan dibangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

12. Buat teman-temanku: Agnes Indah Sari, Renova Fransisca, Roida Rumapea, Tiara Azwani, dan seluruh teman-teman seperjuangan selama perkuliahan


(7)

iv

stambuk 2009 terkhusus BK Reguler B, terimakasih atas bantuan dan dukungan serta semangat kekompakan selama perkuliahan.

13. Buat seseorang yang istimewa Sukma Wayandika Damanik, terimakasih atas motivasi dan selalu siaga membantu ku dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Buat adik-adik nakal ku: Rizky tis’a, Kurnia Selviana, Riska Khairunnisa dan Siti Fitri amriana, terimakasih atas bantuan dan doa nya.

15. Tak lupa seluruh Siswa dan siswi di SMP Negeri 2 Delitua Tahun Ajaran 2012/2013

Akhir kata penulis mengharapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

Erwita Ika Violina NIM. 10915109


(8)

i

ABSTRAK

ERWITA IKA VIOLINA. NIM : 109151019. PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MEREDUKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA SMPN 2 DELITUA Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada Pengaruh Penggunaan teknik Assertive Training dalam mereduksi perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Perilaku Konsumtif remaja dan upaya pereduksiannya melalui penggunaan teknik Assertive Training.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua yang berjumlah 5 orang siswa yang memiliki perilaku yang mengindikasikan perilaku konsumtif . Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengungkap data perilaku konsumtif siswa yang sebelumnya di uji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Untuk menganalisa data yang terkumpul penulis menggunakan uji t yaitu untuk melihat apakah ada pengaruh penggunaan Penggunaan teknik assertive training untuk mereduksi perilaku konsumtif. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan teknik assertive training untuk mereduksi perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua Tahun Ajaran 2013/2014. Perolehan skor rata- rata perilaku konsumtif pada saat pre-test adalah 35.36 sedangkan setelah dilakukan layanan (post-test) diperoleh skor rata-rata perilaku konsumtif adalah 80.668. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan teknik assertive training untuk mereduksi perilaku konsumtif siswa dikelas VIII SMP Negeri 2 Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t yang diperoleh dari perhitungan dengan hasil thitung adalah 20,008 lebih besar ttabel adalah 2.13 sehingga hipotesis yang diajukan adalah “Ada pengaruh positif penggunaan teknik Assertive Training untuk mereduksi perilaku konsumtif siswa SMP Negeri 2 Tahun Ajaran 2013/2014” dapat diterima.


(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB 1 : PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah...7

1.3 Batasan Masalah ...8

1.4 Rumusan Masalah ...8

1.5 Tujuan Penelitian ...8

1.6 Kegunaan Penelitian ...8

BAB II : KAJIAN TEORI ………....10

2.1 Konsep Teknik Assertive Training ...10

a. Perilaku Assertive ...10

b. Pengertian Teknik Assertive Training...14

c. Tujuan Teknik Assertive Training...17

d. Prosedur Teknik Assertive Training ...18

2.2 Konsep Perilaku Konsumtif ...21

a. Pengertian Perilaku Konsumtif ...21

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ...23

c. Indikator Perilaku Konsumtif ...24

d. Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif Dan Bahayanya ...26


(10)

vi

2.4 Hipotesis ... 30

BAB III :METODE PENELITIAN ………...31

3.1 Jenis Penelitian ...31

3.2 Subjek Penelitian ...31

3.3 Defenisi Operasional ...31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...33

3.5 Teknik Analisis Data ...37

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 42

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...42

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis...……… 44

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...45

4.4 Pembahasan Penelitian ...47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 49

5.1 Kesimpulan ...49

5.2 Saran ...49

DAFTAR PUSTAKA ……….. 51


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 : kisi-kisi angket………34 Tabel 4.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian ………44


(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Angket Ujicoba Variabel Y ... 53

2. Tabel Validas dan Realibilitas Angket... 56

3. Perhitungan Uji Validitas ... 62

4. Perhitungan Uji Realibilitas ... 65

5. Angket Ujicoba Variabel Y (Valid) ………... 69

6. Perolehan Skor Pre-test ………. 71

7. Sebaran Data Pre- Test ... 72

8. Sebaran Data Post – Test ... 75

9. Tabulasi Data Angket Siswa... 78

10.Perhitungan Nilai Rata – Rata dan Standar Deviasi Pre – Test... 79

11.Perhitungan Nilai Rata – Rata dan Standar Deviasi Post – Test... 80

12.Uji Normalitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif Pre – Test...81

13.Uji Normalitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif Post – Test...82

14.Uji Homogenitas Data Pereduksian Perilaku Konsumtif...83

15.Uji Hipotesis Data Pereduksian Perilaku Konsumtif...84

16.Tabel Uji t...85

17.Tabel Uji r...87

18.Tabel Uji Lilifors...89

19.Perhitungan Peningkatan Skor Angket Siswa...90

20.Daftar Hadir...91


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada masa ini sangat cepat, baik pertumbuhan fisik dan kapasitas intelektual. Pada masa initugas perkembangannya lebih dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mental yang cepat, yaitu adaptasi dan penerimaan keadaan tubuh yang berubah. b. Remaja pertengahan (middle adolescent) pada usia 15-18 tahun, biasanya duduk di bangku SMU. Pada masa ini remaja secara fisik menjadi percaya diri dan mendapatkan kebebasan secara psikologis dari orang tua, memperluas pergaulan dengan teman sebaya dan mulai mengembangkan persahabatan dan keterkaitan dengan lawan jenis. c. Remaja akhir (late adolescent) pada usia 18-21 tahun. Umumnya terjadi pada akhir SMU sampai individu mencapai kematangan fisik, emosi dan kesadaran akan keadaan sosialnya, memiliki identitas personal dalam relasinya dengan orang lain, mengetahui peran sosial, sistem nilai dan tujuan dalam hidupnya.

Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa, masa remaja adalah fase pencarian identitas diri. Pada fase ini, remaja mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya biologis, kognitif, dan psikososial. Seiring dengan perubahan tersebut, pada usia


(14)

2

remaja terbentuk pola konsumsi yang kemudian dapat berkembang menjadi perilaku konsumtif. Menurut para sosiolog dan psikolog sosial, remaja adalah konformis, terutama dalam hal pakaian dan penampilan dalam kelompok mereka. Sehingga remaja cenderung untuk berperilaku konsumtif agar mereka dapat berpenampilan seperti kelompoknya.

Budaya konsumtif merupakan fenomena yang kerap terjadi belakangan ini. Hal ini dikarenakan bergesernya pola kehidupan pertanian kepada kehidupan industri. Perubahan ini menyebabkan masyarakat mulai mengembangkan tata nilai dan kehidupan baru termasuk pada remaja. Berbagai tayangan negatif bermunculan seperti, tayangan sinetron, gaya hidup, model terbaru, iklan dan juga tayangan-tayangan infotainment yang kurang begitu bermanfaat yang menggembor-gemborkan kemewahan hidup muncul di televisi dan tentunya menjadi tontonan khalayak khususnya remaja. Semakin banyaknya majalah remaja, iklan, dan media yang mengeksploitasi gaya hidup mewah dan mencolok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya produk yang ditunjukan untuk remaja, diantaranya produk hiburan, pakaian, elektronika, dan sebagainya. Secara tidak sadar hal tersebut mendorong remaja untuk membeli terus-menerus sehingga menyebabkan remaja semakin berperilaku konsumtif. Dengan demikian, perilaku membeli yang ditunjukan remaja tidak lagi dilakukan karena suatu kebutuhan, melainkan karena alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti arus mode, mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial, bahkan demi harga diri remaja.

Pada umumnya untuk memperoleh dukungan sosial, remaja berupaya memperoleh dengan cara berpenampilan menarik, yaitu dengan menggunakan


(15)

3

berbagai barang yang dianggap trend dan modern dengan harapan memperoleh penghargaan dari kelompoknya. Seperti yang dituturkan oleh remaja dalam sebuah artikel, remaja berpendapat bahwa untuk mengakat harga diri dan dapat eksis sebagai remaja perlu menyesuaikan diri terhadap perkembangan food, fashion and fun (makanan, pakaian dan hiburan). Pada akhirnya remaja berlomba-lomba menggapai harga diri dengan berperilaku konsumtif. Selain itu, Yuanita (2003) mengemukakan beberapa alasan mengapa perilaku konsumtif lebih mudah menjangkiti kalangan remaja. Salah satunya karena secara psikologis remaja masih berada dalam proses mencari jati diri dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi sehingga mereka mudah terkena pengaruh lingkungan. Pembelian tidak lagi sekedar berkaitan dengan nilai guna suatu benda untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi kini berkaitan dengan unsur-unsur simbolik untuk menadai kelas, status, atau simbol sosial tertentu.

Bagi remaja, perilaku seperti itu merupakan ekspresi perasaan ingin diakui atau diterima oleh lingkungan sosialnya atau merupakan pantulan gengsi agar tidak disepelekan oleh pihak lain terutama oleh teman sebaya. Perilaku konsumtif yang akhir-akhir ini populer antara lain menggunakan pakaian bermerek dan menggunakan handphone dengan model terbaru. (Yuanita, 2003) mengatakan faktor lingkungan memberikan peranan sangat besar terhadap pembentukan perilaku konsumtif remaja. Masyarakat lebih senang belanja barang bermerek meskipun kualitasnya terkadang tidak lebih baik daripada barang dengan merek yang tidak begitu terkenal. Kecenderungan demikian terbangun karena terkait


(16)

4

citra diri, bahwa dengan mengenakan pakaian bermerek maka statusnya akan terangkat.

Remaja ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan sekitarnya dengan menjadi bagian dari lingkungan sosialnya. Usaha untuk menjadi bagian dari lingkungan tersebut menjadi kebutuhan untuk diterima dan menjadi sebaya dengan orang lain yang sebaya. Remaja berperilaku konsumtif dengan berusaha mengikuti trend yang sedang in. Kondisi seperti ini tidak menandakan kemampuan daya beli remaja perkotaan yang tinggi, akan tetapi lebih didasarkan pada dorongan untuk memenuhi kebutuhan sesaat remaja sehingga dapat mengangkat prestige dirinya.

Banyak fenomena yang terjadi belakangan ini yang menunjukkan betapa remaja Indonesia kini berprilaku konsumtif, seperti kebiasaan untuk nongkrong di geray fast food ternama, memiliki gadget dan handphone merk tertentu yang sedang digandrungi remaja saat ini, kebiasaan untuk berkaraoke di suatu tempat karoke yang terkenal disekitar tempat tinggalnya, dan masih banyak hal lain yang bertujuan menunjukkan bahwa kelompok remaja atau individual remaja tersebut gaul dan tidak ketinggalan zaman/trend saat ini.

Perilaku konsumtif ini membuat remaja khususnya siswi-siswi rentan terlibat hal-hal negatif. Tanpa didukung oleh dana yang memadai, dalam hal ini pendapatan orang tua, siswa berusaha untuk memenuhi hasratnya denganberbagai cara, seperti memalak, menipu, dan mencuri. Sedangkan beberaparemaja putri rela menyerahkan diri berbuat asusila demi materi yang ingin didapatnya untuk keperluan konsumtifnya.


(17)

5

Remaja memerlukan bimbingan agar mempunyai pilihan untuk bersikap mandiri dan bebas. Remaja harus mampu mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya tanpa khawatir akan penilaian buruk dari lingkungan ataupun kelompok sebayanya. Banyak pula remaja yang cemas dan takut untuk berperilaku asertif. Remaja juga kurang terampil dalam mengekspresikan diri secara asertif.

Remaja yang bersikap asertif jujur terhadap dirinya dan jujur dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara profesional, tidak terpengaruh oleh penilaian-penilaian yang salah yang akhirnya merugikan dan menjerumuskannya pada satu prilaku yang salah dan terhindar dari kecendrungan untuk berbuat hal yang negatif.

Konseling individu dimaksudkan sebagai bantuan yang bersifat pribadi sebagai akibat ketidakmampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi, seks, finansial dan pekerjaan.

Konseling individu dimaksudkan sebagai proses pemberian bantuan dalam rangka pemahaman diri, pengenalan lingkungan dan relasi antar teman. Permasalahan remaja yang tidak dapat bersikap asertif dan selalu berprilaku konsumtif, sehingga menimbulkan perilaku negatif yang membutuhkan konseling individu untuk membantu remaja menyesuaikan diri dengan aspek gaya hidup dan pergaulan atau lingkungan yang bersifat konsumtif.

Salah satu teknik layanan konseling individu adalah penggunaan teknik assertive training. Teknik assertive training dapat diterapkan pada situasi


(18)

6

interpersonal pada individu yang mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan, menyatakan atau menegaskan diri dalam tindakan yang benar. Teknik assertive training merupakan terapi perilaku yang dirancang untuk membantu orang berdiri untuk dirinya sendiri dan memperkuat dirinya sendiri. Tujuannya adalah untuk mengajarkan remaja strategi yang tepat untuk mengidentifikasi dan bertindak terhadap kebutuhan, hasrat, dan pendapat sendiri sementara tetap menghargai orang lain.

Kemampuan untuk tidak berperilaku konsumtif dipengaruhi oleh control diri, sehingga diharapkan seorang remaja mampu mengendalikan perilakunya. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu , mengatur, dan mengarahkan perilakunya salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik assertif.

(Corey,2005:215) Penggunaan teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa banyak orang menderita perasaan cemas dalam berbagai situasi interpersonal. Latihan asertif merupakan sasaran membantu individu dalam mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi interpersonal. Oleh karena itu, berbagai gangguan dan problem interpersonal dapat ditangani dengan cara meningkatkan keterampilan perilaku asertif. Individu yang memiliki keterampilan asertif lebih mungkin untuk berhasil dalam membina hubungan interpersonal dan dalam kehidupan yang lebih luas dibanding individu lain yang tidak asertif.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan tanggal 30 Mei 2013 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua, menurut narasumber sekitar 30% siswa menunjukkan gejala-gejala perilaku konsumtif seperti, suka membeli barang yang


(19)

7

sudah dimiliki, berlomba-lomba menggunakan barang bermerk, suka nongkrong di mall-mall, mengikuti trend-trend yang sedang berkembang, tidak suka berteman dengan teman yang tidak tahu mode.

Melihat fenomena perilaku konsumtif pada remaja maka mendorong untuk dilakukannya penelitian tentang bagaimana cara mereduksi perilaku konsumtif pada remaja melalui teknik assertive training, hal ini penting dilakukan karena akan membantu remaja untuk bersikap tegas terhadap dirinya sendiri maupun orang lain, dan mereduksi perilaku konsumtif dengan bersikap tegas terhadap rayuan dan ajakan untuk berperilaku konsumtif.

Dari paparan di atas, maka penelitian yang dilakukan difokuskan pada “Pengaruh penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konsumtif siswa SMP Negeri 2 Delitua

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan siswa SMP Negeri 2 Delitua sebagai remaja, antara lain :

1. Terdapat gejala-gejala perilaku konsumtif pada siswa. 2. Terdapat beberapa dampak negatif dari prilaku konsumtif.

3. Bagi remaja berperilaku konsumtif merupakan satu bentuk ekspresi diri agar di terima lingkungan sosial.


(20)

8

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penulis perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian dititik beratkan pada “Pengaruh Teknik Assertive Training dalam Mereduksi prilaku konsumtif”. Siswa yang dijadikan subjek penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua .

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan rumusan masalah dalam penelitian dikemas dalam pertanyaan “Apakah ada pengaruh teknik assertive training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua?”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan umum diadakannya penelitian adalah “untuk mengetahui apakah ada pengaruh teknik asserive training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua”.

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi serta kajian bagi pengembangan ilmu.


(21)

9

2. Manfaat Praktis a.Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mereduksi perilaku konsumtif.

b.Bagi konselor

Penelitian ini dapat memberi gambaran kepada konselor tentang pengaruh penggunaan teknik asertif training dalam mereduksi perilaku konsumtif siswa.

c.Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman berharga dalam membangun kompetensi konselor sekaligus diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.


(22)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku konsumtif kelas VIII-4 sebelum diberikan layanan konseling individu (pretes) yang mempunyai rata-rata sebesar 55,25.

2. Meningkatnya perilaku siswa kelas VIII-4 setelah diberikan layanan konseling individu (post test) yang mempunyai rata-rata sebesar 84,5.

3. Adanya perubahan yang positif dan layanan konseling individu dapat mereduksi secara signifikan perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua tahun ajaran 2013/2014, khususnya kelas VIII-4. Ini dapat dilihat dari hasil uji t menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu thitung 55,18 > ttabel 1,72.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak, antaranya:

1. Diharapkan kepala sekolah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan khususnya dalam kegiatan bimbingan konseling untuk pemberian layanan bimbingan kepada siswa sehingga pembinaan layanan akan lebih berhasil.


(23)

50

2. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya lebih memperhatikan perilaku konsumtif siswa, salah satu caranya dengan mengadakan layanan konseling individu.

3. Mengingat pemberian layanan layanan konseling individu dapat mereduksi perilaku konsumtif siswa maka sebaiknya layanan layanan konseling individu dilaksanakan secara kontiniu.


(24)

51

DAFTAR PUSTAKA

Anita, dian (2003). Perilaku konsumtif dan harga diri remaja (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas II SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Pelajaran 2002/2003) (Online) Tersedia:http://diananita.wordpress.com/perilaku-konsumtif-dan-harga-diri-remaja/ diakses tanggal 27 maret 2013

Anonim, (2000). Indikator perilaku konsumtif (Online)

http://www.psychologymania.com/2000/06/indikator-perilaku-konsumtif.html

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktik Konseling & Psikhoterapi. Bandung: Refika Aditama

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed

Dianto, Amin. A . 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Belanja Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja http://amin127.wordpress.com/artikel-tugas- desighn-web-bagian-2/hubungan-antara-kebiasaan-belanja-dengan-perilaku-konsumtif-pada-remaja/ diakses tanggal 29 Maret 2013

Djamaludin, Anchok dan Nashori, Suroso. F. (2000), Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Feinsterheim, H & Baer, J. 1980. Jangan Bilang Ya Bila Anda akan Mengatakan Tidak. Jakarta: Gunung Jati

Gunarsih, Ahmad (2007) .Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Jurnal Phroneses.Vol 3, no 6. Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga

Kelly, C. 1983. Psikologi Konseling. Alih Bahasa : Soedarmaji. Jakarta: Kencana Moh.Surya. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP

UPI


(25)

52

Rathus, S.A., and nevid, J.S. 1980. Behavioral Therapy Strategies of Solving Problem in Living. New York: A Signet Book

Risma, Ade. 2009. Skripsi hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa universitas esa unggul. (online) (http://aderisma.blog.esaunggul.ac.id/2009/06/21/seminar-topik-skripsi- hubungan-antara-konformitas-dengan-perilaku-konsumtif-pada-mahasiswa-universitas-esa-unggul-2 / diakses pada tanggal 26 maret 2013

Rosandi, Andika Filona. 2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Skripsi (Online)

Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan (meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung : ALFABETA

Willys, Sofyan S. (2010). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA

Yuanita, Lisa (2003). Gambaran Terjadinya Perilaku Konsumtif dalam Membeli Telepon Seluler. (Online)


(1)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penulis perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian dititik beratkan pada “Pengaruh Teknik Assertive Training dalam Mereduksi prilaku konsumtif”. Siswa yang dijadikan subjek penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua .

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan rumusan masalah dalam

penelitian dikemas dalam pertanyaan “Apakah ada pengaruh teknik assertive training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua?”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan umum diadakannya penelitian adalah “untuk mengetahui apakah ada pengaruh teknik asserive training dalam mereduksi perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua”.

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi serta kajian bagi pengembangan ilmu.


(2)

2. Manfaat Praktis a.Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mereduksi perilaku konsumtif.

b.Bagi konselor

Penelitian ini dapat memberi gambaran kepada konselor tentang pengaruh penggunaan teknik asertif training dalam mereduksi perilaku konsumtif siswa.

c.Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman berharga dalam membangun kompetensi konselor sekaligus diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.


(3)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku konsumtif kelas VIII-4 sebelum diberikan layanan konseling individu (pretes) yang mempunyai rata-rata sebesar 55,25.

2. Meningkatnya perilaku siswa kelas VIII-4 setelah diberikan layanan konseling individu (post test) yang mempunyai rata-rata sebesar 84,5.

3. Adanya perubahan yang positif dan layanan konseling individu dapat mereduksi secara signifikan perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua tahun ajaran 2013/2014, khususnya kelas VIII-4. Ini dapat dilihat dari hasil uji t menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu thitung 55,18 > ttabel 1,72.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak, antaranya:

1. Diharapkan kepala sekolah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan khususnya dalam kegiatan bimbingan konseling untuk pemberian layanan bimbingan kepada siswa sehingga pembinaan layanan akan lebih berhasil.


(4)

2. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya lebih memperhatikan perilaku konsumtif siswa, salah satu caranya dengan mengadakan layanan konseling individu.

3. Mengingat pemberian layanan layanan konseling individu dapat mereduksi perilaku konsumtif siswa maka sebaiknya layanan layanan konseling individu dilaksanakan secara kontiniu.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anita, dian (2003). Perilaku konsumtif dan harga diri remaja (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas II SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Pelajaran 2002/2003) (Online) Tersedia:http://diananita.wordpress.com/perilaku-konsumtif-dan-harga-diri-remaja/ diakses tanggal 27 maret 2013

Anonim, (2000). Indikator perilaku konsumtif (Online)

http://www.psychologymania.com/2000/06/indikator-perilaku-konsumtif.html

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktik Konseling & Psikhoterapi. Bandung: Refika Aditama

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed

Dianto, Amin. A . 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Belanja Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja http://amin127.wordpress.com/artikel-tugas- desighn-web-bagian-2/hubungan-antara-kebiasaan-belanja-dengan-perilaku-konsumtif-pada-remaja/ diakses tanggal 29 Maret 2013

Djamaludin, Anchok dan Nashori, Suroso. F. (2000), Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Feinsterheim, H & Baer, J. 1980. Jangan Bilang Ya Bila Anda akan Mengatakan Tidak. Jakarta: Gunung Jati

Gunarsih, Ahmad (2007) .Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Jurnal Phroneses.Vol 3, no 6. Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga

Kelly, C. 1983. Psikologi Konseling. Alih Bahasa : Soedarmaji. Jakarta: Kencana Moh.Surya. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP

UPI


(6)

Rathus, S.A., and nevid, J.S. 1980. Behavioral Therapy Strategies of Solving Problem in Living. New York: A Signet Book

Risma, Ade. 2009. Skripsi hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa universitas esa unggul. (online) (http://aderisma.blog.esaunggul.ac.id/2009/06/21/seminar-topik-skripsi- hubungan-antara-konformitas-dengan-perilaku-konsumtif-pada-mahasiswa-universitas-esa-unggul-2 / diakses pada tanggal 26 maret 2013

Rosandi, Andika Filona. 2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Skripsi (Online)

Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan (meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung : ALFABETA

Willys, Sofyan S. (2010). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA

Yuanita, Lisa (2003). Gambaran Terjadinya Perilaku Konsumtif dalam Membeli Telepon Seluler. (Online)


Dokumen yang terkait

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PEREMPUAN

8 55 74

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 12 65

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

2 23 58

UPAYA MENGURANGI KONSEP DIRI NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 83

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS XII DI SMA PGRI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 50 74

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

8 49 216

KEEFEKTIFAN KONSELING BEHAVIOR DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU KONFORMITAS NEGATIF PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA ISLAM NAHDLATUSYSYUBBAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015201

13 122 145

IMPLEMENTASI TEKNIK KONSELING EKLEKTIK PERILAKU ATTENDING UNTUK MERUBAH KEBIASAAN MEROKOK SISWA IX-D SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 2016/2017

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6

PENGGUNAAN TEKNIK MANAJEMEN KONFLIK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MEREDAM PERILAKU BERKONFLIK SISWA Bambang Kariyawan Ys Abstract - PENGGUNAAN TEKNIK MANAJEMEN KONFLIK DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MEREDAM PERILAKU BERKONFLIK SISWA

0 1 10