PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS XII DI SMA PGRI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA
SISWA KELAS XII DI SMA PGRI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN
2015/2016

Oleh
DESTI WAHYUNING
Masalah penelitian ini adalah kemampuan mengungkapkan pendapat rendah.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah kemampuan mengungkapkan
pendapat siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik assertive
training?”. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan
pendapat siswa dengan menggunakan teknik assertive training.
Metode yang digunakan yaitu quasi eksperimental dengan desain one-group
pretest-posttest. Subjek penelitian ini sebanyak 10 siswa yang memiliki
kemampuan mengungkapkan pendapat rendah. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengungkapkan pendapat
siswa dapat ditingkatkan melalui teknik assertive training menggunakan uji
Wilcoxon, dari hasil analisis data post-test diperoleh Zhitung = -2,805 < Ztabel 0,05 =
1,645. Dengan demikian, Ha diterima, artinya bahwa kemampuan

mengungkapkan pendapat siswa kelas XII dapat ditingkatkan menggunakan
teknik assertive training di SMA PGRI 1 Tumijajar tahun pelajaran 2015/2016.

Kata kunci: bimbingan dan konseling, assertive training, dan kemampuan
mengungkapkan pendapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA
SISWA KELAS XII DI SMA PGRI 1 TUMIJAJAR
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh
DESTI WAHYUNING

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir tanggal 28 Desember 1991 di Bandar Lampung.
Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara, pasangan
Bapak Edi Setyo Soenarso, S.H dan Ibu Sri Rahayu Endang
Lestari, S.Sos.

Penulis menempuh pendidikan formal yang diawali dari : Taman Kanak-Kanak
(TK) Al Hukamah, lulus tahun 1998; SD Kartika II-5 Bandar Lampung, lulus
tahun 2004; SMP Kartika II-2 Bandar Lampung, lulus tahun 2007; kemudian
melanjutkan ke SMA YP Unila Bandar Lampung, lulus tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).
Selanjutnya, pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) dan Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK-S)
di SMA PGRI 1 Tumijajar, kedua kegiatan tersebut dilaksanakan di Tumijajar,
Kecamatan Daya Asri, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung.

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan
skripsi ini, dengan kerendahan hati, aku persembahkan karya kecilku ini
kepada:

Papa dan Mamaku tercinta, Edi Setyo Soenarso dan Sri Rahayu
Endang Lestari yang

selalu memberikan inspirasi dan motivasi,

terima kasih karena aku terlahir dari kedua orangtua yang memberikan
limpahan kasih kepada anak-anaknya dengan tulus ikhlas, aku bersyukur
karena memiliki kedua orangtua yang mengajarkan banyak hal di dalam

kehidupan ini.
Bapak Muswardi Rosra dan Ibu Shinta Mayasari yang telah sabar
membimbingku serta memberikan motivasi kepadaku.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
1.

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu
berharap” (Al Insyiraah, ayat 6-8)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrabbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis persembahkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan

rintangan serta kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan dan motivasi serta
bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan
Pendapat dengan Menggunakan Teknik Assertive Training Pada Siswa Kelas XII
Di SMA PGRI 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2015/2016” ini. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1.

Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin bagi penulis
untuk mengadakan penelitian.

2.

Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.

3.

Bapak. Drs. Yusmansyah, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling FKIP Universitas Lampung.

4.

Bapak Drs. Muswardi Rosra, M.Pd. selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi ini.

5.

Ibu Shinta Mayasari, S.Psi., M.Psi., Psi. selaku Pembimbing Kedua yang
telah memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi
ini.

6.

Ibu Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., Psi.

selaku pembahas yang telah

membimbing dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

7.

Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling FKIP UNILA terima kasih
untuk semua bimbingan dan pelajaran yang begitu berharga yang telah bapak
dan ibu berikan untukku selama perkuliahan.

8.

Bapak H. M. Hakim Pasaribu, S.Pd., M.Pd. sebagai kepala SMA PGRI 1
Tumijajar yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.

9.

Ibu Dra. Azariah, dan Bapak Soewarno selaku guru bimbingan dan konseling,
serta Bapak Marwan Batubara, S.Pd. Selaku Wali Kelas XII IPA, seluruh
dewan guru, staf tata usaha, dan siswa-siswi SMA PGRI 1 Tumijajar (DA,
RS, MIA, BEAP, MB, MN, LMS, DPL, BDP, LFY) yang telah bersedia
membantu penulis dalam mengadakan penelitian ini.


10. Kedua orangtuaku tercinta yang telah mencurahkan seluruh waktu dan
tenaganya serta membesarkanku dengan penuh kasih sayang.
11. Adikku tersayang Erika Yulianti Safitri (Ika), yang selalu setia mendengarkan
keluh kesahku dalam mengerjakan skripsi ini, dan selalu memotivasiku.
12. Sahabatku Yovita Tanjung Sari, Yulandhita Pratiwi, Yara Young Jalapa,
Ismalia Husna, Utia Eka April Yani, Nora Laras Verdiani, Fitri Jayanti, Ratri
Wulandari, dan Prabawati Ningtyas terimakasih selalu memberikan dorongan
serta motivasi dan selalu mendengarkan keluh kesahku selama mengerjakan
skripsi ini dan terimakasih juga karena telah mengukir warna-warni pelangi
indah dalam hidupku.
13. Sahabat-sahabat kuliahku Ditta Anggraeni, Elisabeth Ocktarina Br. Tarigan,
Fransiska Ivana Yudiastri, Lusi Mauludiah, Maisaroh Megga, Emilia Roza,
dan Nailul Fauziah yang sudah memberi motivasi, dukungan serta
mendengarkan keluh kesahku selama mengerjakan skripsi ini dan selalu
membantu dikala susah.
14. Teman-teman seperjuangan BK angkatan 2010 Emil, Natalia, uni Erni,
Novita, Dyah, Nisa, Ayu, Lulu, Bebby, Nita, Wella, Aan Pur, Amel, Desi,
Eva, Jelita, Meilin, Noprita, mami evi, Sefti, Wiwit, Adit, Dina, Ajeng, Efril,
bunda Fatwa, Febri, Galuh, Nanang, Irsan, Nay, Ika, Putri, Sespita, Ara,


Dewi, Bang Boy, Tiwi, Edo, Dendra, Aan Edian, dan Nana, dan semuanya
terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.
15. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Desa Daya Asri Shirta El Rusida.
Prabawati Ningtyas, Ani, Asih, Mba Monik, Mba Indah, Mba Mega, Zae dan
Eko semuanya terima kasih atas canda tawa kalian, kekeluargaan dan
kebersamaan itu membuat KKN dan PLBK begitu menyenangkan dan berarti
dalam pengalaman hidup.
16. Teman–teman mahasiswa Bimbingan dan Konseling (2007-2014) yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas masukan, saran,
motivasi, serta semangatnya.
17. Almamater ku tercinta
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.

Hanya harapan dan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan
keridhaan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi
penulis khususnya, anak dan keturunan penulis kelak. Aamiin.


Bandar Lampung, Januari 2016
Penulis

Desti Wahyuning

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Langkah-langkah Strategi Latihan Asertif Training…………………

28


3.1

Kisi-kisi Observasi Kemampuan Mengungkapkan Pendapat .............

47

3.2

Kriteria Realibilitas …………………………………………………… 52

4.1

Daftar Subyek Kemampuan Mengungkapkan Pendapat yang Rendah

56

4.2

Data Hasil Sebelum Pemberian Teknik Assertive Training.................

58

4.3

Data Hasil Setelah Pemberian Kegiatan Teknik Assertive Training.....

68

4.4

Hasil Pretest dan Posttest……………………………………………… 69

4.5

Data Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Sebelum dan
Sesudah Mengikuti Teknik assertive Training………………………… 71

1.6

Peningkatan Skor Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Setiap
Indikator ...................................................................................... ... ….

1.7

71

Analisis Hasil Penelitian Menggunakan Uji Wilcoxon data PretestPosttest ..................... .......................................................................... . 108

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Kisi-kisi Observasi Kemampuan Mengungkapkan Pendapat ..............

122

2. Hasil Uji Ahli ......................................................................................

123

3. Lembar Observasi ...............................................................................

129

4. Uji Validitas dan Reliabilitas ...............................................................

131

5. Data Pretest dan Posttest .....................................................................

140

6. Kesimpulan Data Penjaringan Subjek ………………………………..

144

7. Tahap Pelaksanaan Penelitian .............................................................

147

8. Tabel Distribusi Z……………………………………………………...

148

9. Hasil Uji Wilcoxon…………………………………………………….

150

10. Peningkatan Presentase Kemampuan Mengungkapkan Pendapat…..

151

11. Modul …………………………………………………………………

153

12. Satuan Layanan ……………………………………………………….

189

13. Dokumentasi ......................................................................................

202

i

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................... ............ i
DAFTAR TABEL.................................................................................. ........... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ ......... iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
v
I.

PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang dan Masalah ..............................................................
1. Latar Belakang ..............................................................................
2. Identifikasi Masalah ......................................................................
3. Pembatasan Masalah .....................................................................
4. Perumusan Masalah ......................................................................
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
1. Tujuan Penelitian ..........................................................................
2. Manfaat Penelitian ................................................................ .......

1
1
1
6
7
7
7
7
8

II.

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
A. Kemampuan Mengungkapkan Pendapat dalam Bidang Bimbingan
Pribadi-Sosial .....................................................................................
B. Kemampuan mengungkapkan Pendapat ……………………………..
1. Pengertian Mengungkapkan Pendapat .........................................
2. Macam-Macam Bentuk Pendapat................................................ .
3. Manfaat Kemampuan Mengungungkapkan Pendapat ..................
4. Ciri KemampuanMengungkapkan Pendapat ................................
5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengungkapkan
Pendapat ........................................................................................
C. Teknik Asertif Training ......................................................................
1. Perilaku Asertif (Asertivitas) .......................................................
2. Pengertian Teknik Asertif Training .............................................
3. Manfaat Asertif Training .............................................................
4. Dasar Teori Asertif Training……………………………………..
5. Tujuan Asertif Training ................................................................
6. Prosedur Terapan Asertif Training ……………………………...
7. Teknik Assertive Training dalam Bimbingan dan Konseling……
D. Hasil dari Penelitian Kemampuan Mengungkapkan Pendapat dengan
Menggunakan Teknik Assertive Training……………………………
E. Penggunaan Teknik Asertif Training dalam Upaya Peningkatan
Kemampuan Mengungkapkan Pendapat .............................................
F. Kerangka Pikir ………………………………………………………
G. Hipotesis …………………………………………………………….

9
9
11
11
14
15
16
16
20
20
22
25
26
26
27
29
30
32
34
37

ii

III.

METODE PENELITIAN ......................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
B. Metode Penelitian ..............................................................................
C. Subjek Penelitian ...............................................................................
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian.................... ..
1. Variabel Penelitian .......................................................................
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
F. Uji Persyaratan Instrumen ..................................................................
1. Uji Validitas .................................................................................
2. Uji Reliabilitas .............................................................................
G. Teknik Analisis Data .........................................................................

39
39
39
42
42
42
43
44
48
49
51
52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 55
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 55
1. Gambaran Umum ........................................................................... 55
2. Deskripsi Data Pretest ................................................................... 57
3. Kegiatan Teknik Assertive Training……………………………… 59
4. Pelaksaan Kegaiatan Teknik Assertive Training………………… 59
5. Data Hasil Penelitian…………………………………………….. 68
6. Deskripsi Hasil ............................................................................... 72
7. Teknik Analisis Data .....................................................………… 107
8. Uji Hipotesis.............................................................................. .... 109
B. Pembahasan................................................................................. ........ 110
V.

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 117
A. Kesimpulan ........................................................................................ 117
1. Kesimpulan Statistik ……………………………………………… 117
2. Kesimpulan Penelitian …………………………………………… 117
B. Saran .................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 119
LAMPIRAN………………………………………………………………. ..... 121

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Kerangka pikir penelitian ....................................................................... 37

3.1

Desain Kelompok Tunggal dengan Pretest dan Posttest ........................ 41

3.2

Rumus Uji Reliabilitas..................................................................... ....... 51

4.1

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa
Kelas XII SMA PGRI 1 Tumijajar …………………............................ 70

4.2

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat DA .......... 75

4.3

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat RS .......... 79

4.4

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat MIA ....... 82

4.5

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat BEAP..... 86

4.6

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat MB......... 89

4.7

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat MN ...... .. 93

4.8

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat LMS....... 96

4.9

Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat DPL........ 100

4.10 Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat BDP ....... 103
4.11 Grafik Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat LFY ....... 106

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah
1.

Latar Belakang
Remaja seringkali diartikan sebagai masa transisi dari masa anak-anak ke
masa dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan
berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Remaja tidak termasuk golongan
anak-anak, tapi tidak pula termasuk golongan orang dewasa. Dalam
bahasa latin remaja disebut “adolensence” yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Menurut Hurlock (2002:108) bahwa remaja
(adolensence) diartikan sebagai masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Masa
remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14) sampai usia sekitar 18
tahun, masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa.
Menurut Hurlock (2002:108) pada usia enam belasan, remaja sudah
memasuki tahap berfikir operasional formal, dimana remaja sudah
mampu berfikir secara sistematis mengenai hal-hal yang abstrak serta
sudah mampu menganalisis secara lebih mendalam mengenai suatu hal.
Pada usia awal remaja, remaja masih berada dalam tahap peralihan

2

dimana remaja lebih menunjukkan ketidakstabilannya. Namun, menurut
Sarwono (2006:86) pada remaja usia lima belasan, ketidakstabilan
tersebut mulai menurun, sehingga kemampuan berfikirnya sudah lebih
matang dibandingkan usia sebelumnya.
Sekolah merupakan lembaga umum untuk menampung anak-anak,
mendidik siswa, dengan memberikan kecakapan-kecakapan yang
dibutuhkan siswa, memberikan pengajaran, memberikan latihan-latihan
praktis berwujud keterampilan diri dalam mengungkapkan pendapat,
keberanian mengungkapkan pendapat dan sebagainya. Kesemuanya itu
akan dipergunakan sebagai bekal bagi siswa dalam kehidupannya. Siswa
yang mendapat bekal semacam inilah yang akan mampu mempengaruhi,
memajukan, bahkan merubah kehidupan yang lebih baik. Hal tersebut
merupakan bagian dari suatu proses belajar.
Dalam suatu proses belajar mengajar, perasaan siswa sangat berpengaruh
pada keberanian mengeluarkan pendapat (Purwanto, 2010:45). Apabila
siswa merasa senang, aman, maka proses penyampaian pendapat akan
berlangsung dengan baik. Sebaliknya apabila siswa merasa takut, tidak
senang, maka siswa akan takut pula

mengeluarkan pendapat.

Mengeluarkan pendapat pada dasarnya adalah suatu proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pendapat yang
didapat merupakan sebuah gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang
muncul dari benaknya.

3

Menurut Cawood (Karnadi, 2009:108) kemampuan mengemukakan
pendapat adalah gambaran dari pengekspresikan pikiran, perasaan,
kebutuhan dan hak yang dimiliki seseorang bersifat langsung, jujur dan
sesuai tanpa adanya kecemasan yang tidak beralasan namun disertai
kemampuan untuk dapat menerima perasaan atau pendapat orang lain
dan dengan tidak mengingkari hak mereka dalam mengekspresikan
pikiran dan perasaan.

Kemampuan mengungkapkan pendapat siswa masuk kedalam salah satu
bidang bimbingan dan konseling yaitu bidang bimbingan pribadi.
Menurut Prayitno (2000:99), mengartikan layanan bimbingan pribadi
adalah membantu siswa menentukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta
sehat jasmani dan rohani.

Siswa SMA pada prinsipnya sudah mampu berbicara mengeluarkan
pendapat, berani bertanya dan menyanggah. Karena beberapa hal ada
sebagian kecil siswa yang pada usianya tidak dapat atau bahkan sangat
sulit melakukan hal tersebut. Sebelum siswa dapat menjawab ataupun
mempunyai opini tetapi mereka lebih memilih diam karena berbagai
alasan, takut salah, merasa malu, rasa takut ditertawakan dan sebagainya.

Seorang siswa yang memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat
biasanya adalah siswa yang selalu aktif didalam maupun diluar kelas,
mengikuti organisasi

disekolah guna melatih diri untuk dapat

berkomunikasi dengan baik, mampu menyatakan perasaannya dan selalu

4

berfikir

positif.

Sedangkan

siswa

yang

memiliki

kemampuan

mengungkapkan rendah adalah siswa yang kurang aktif, selalu merasa
takut salah dalam memberikan jawaban, dan selalu berfikir negatif.

Permasalahan mengungkapkan pendapat siswa, ketika tidak memperoleh
penanganan dan upaya untuk membantu mengentaskan permasalahan
secara tepat akan menjadikan siswa merasa tidak dianggap oleh orang
lain, tidak dapat berkembang, dan sulit untuk memperoleh prestasi belajar
dengan baik. Dengan demikian, guru bimbingan dan konseling memiliki
peranan yang sangat besar untuk membantu siswa dalam mengentaskan
permasalahan mengungkapkan pendapat siswa tersebut.

Berdasarkan pengamatan peneliti terdapat siswa di kelas XII di SMA
PGRI 1 Tumijajar yang memiliki sikap dan perilaku yang menunjukkan
kemampuan mengungkapkan pendapat di dalam kelas yang rendah, yaitu
diam ketika diberikan pertanyaan oleh guru, takut salah dalam menjawab
pertanyaan dari guru, sulit berbicara atau berbicara terbata-bata saat
berbicara dengan guru dan tidak berani bertanya dan menyatakan
pendapat ketika diberikan kesempatan untuk berbicara.

Setelah mengetahui permasalahan mengungkapkan pendapat yang
dialami siswa, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti mengenai
peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat siswa di SMA PGRI
1 Tumijajar dengan menggunakan teknik assertive training.

5

Assertive training menurut Corey (2009:410), merupakan penerapan
latihan tingkah laku dengan sasaran membantu individu-individu dalam
mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam
situasi-situasi interpersonal. Asertif training akan membantu bagi orangorang yang (1) tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan
tersinggung, (2) menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu
mendorong orang lain untuk mendahuluinya, (3) memiliki kesulitan
untuk

mengatakan

“tidak”,

(4)

mengalami

kesulitan

untuk

mengungkapkan afeksi dan respons-respons positif lainnya, (5) merasa
tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dari pikiran-pikiran
sendiri.

Teknik asertif training dilakukan guna mengatasi permasalahan siswa
dalam kemampuan mengemukakan pendapat yang rendah. Teknik asertif
training bertujuan untuk melatih seseorang yang mengalami kesulitan
untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar.
Latihan ini terutama berguna di antaranya untuk membantu individu
yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan
menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon positif lainnya.
Cara yang digunakan adalah dengan permainan peran dengan bimbingan
konselor. Diskusi-diskusi kelompok juga dapat diterapkan dalam latihan
asertif ini. Tujuan utama latihan asertif sendiri adalah untuk mengatasi
kecemasan yang dihadapi oleh seseorang akibat perlakuan yang
dirasakan tidak adil oleh lingkungannya, meningkatkan kemampuan
untuk bersikap jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, serta

6

meningkatkan kehidupan pribadi dan sosial agar lebih efektif. Sehingga
kemampuan mengungkapkan pendapat yang rendah diharapkan dapat
ditingkatkan dengan memberikan teknik asertif training.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti membuat suatu penelitian berjudul
Peningkatan

kemampuan

mengungkapkan

pendapat

dengan

menggunakan teknik assertive training pada siswa kelas XII di SMA
PGRI 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2015/2016.

2.

Identifikasi Masalah
Menurut Sharbinie (Purwanti & Sutijono, 2011:7), faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang kurang mampu dalam mengungkapkan
pendapatnya adalah:
a. berpikir bahwa mengemukakan pendapat di depan umum
merupakan hal yang menegangkan.
b. berusaha menyampaikan terlalu banyak informasi dalam waktu
yang singkat.
c. pikiran kosong sehingga tidak tahu apa yang harus diungkapkan.
d. takut tidak bisa berbicara.
e. memiliki tujuan yang keliru.
f. takut mendapat kesan negatif dari orang lain.
g. berusaha mengontrol perilaku.
h. mengetahui terdapat teman yang lebih tahu/lebih dari pembicara
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Terdapat siswa yang diam ketika diberikan pertanyaan oleh guru.
2. Terdapat siswa yang merasa cemas akan ditertawakan oleh temannya
saat mengungkapkan pendapatnya.
3. Terdapat siswa yang sulit berbicara atau berbicara terbata-bata saat
berbicara dengan guru.

7

4. Terdapat beberapa siswa yang tidak berani bertanya.
5. Terdapat beberapa siswa yang tidak mampu menerima diri apa
adanya.

3.

Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dan agar penelitian ini tidak
terjadi salah tafsir, penulis membatasi masalah mengenai “Peningkatan
kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik
assertive training pada siswa kelas XII di SMA PGRI 1 Tumijajar Tahun
Ajaran 2015/2016.”

4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan
masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah: “kemampuan
mengungkapkan pendapat siswa yang rendah.” Adapun permasalahannya
adalah

“Apakah

kemampuan

mengemukakan

pendapat

dapat

ditingkatkan dengan menggunakan teknik assertive training ?”
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.

Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kemampuan mengungkapkan pendapat dengan menggunakan teknik
assertive training.

8

2.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
a.

Secara teoritis
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu
tentang bimbingan dan konseling khususnya teknik assertive
training dalam meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat
pada siswa.

b.

Secara praktis
1.

Siswa

dapat

meningkatkan

kemampuan

mengungkapkan

pendapat menggunakan teknik assertive training.
2.

Menambah pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam
menggunakan teknik assertive training di sekolah terkait dengan
meningkatkan

kemampuan

mengungkapkan pendapat pada

siswa.
3.

Bagi peneliti sebagai bekal untuk meningkatkan pengetahuan
serta menambah wawasan agar nantinya dapat melaksanakan
tugas sebaik-baiknya.

.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka akan diuraikan lebih jelas tentang: a) kemampuan
mengungkapkan pendapat dalam bidang bimbingan pribadi-sosial b)
kemampuan mengungkapkan pendapat meliputi: pengertian mengungkapkan
pendapat, macam bentuk pendapat, manfaat kemampuan mengungkapkan
pendapat,

ciri

kemampuan

mengungkapkan

pendapat,

faktor

yang

mempengaruhi kemampuan mengungkapkan pendapat c) teknik asertif
training yang meliputi: perilaku asertif, pengertian teknik asertif training,
maanfaat asertif training, dasar teori asertif training, tujuan asertif training,
prosedur terapan asertif training d) penggunaan teknik asertif training dalam
upaya peningkatan kemampuan mengungkapkan pendapat.
A. Kemampuan Mengungkapkan Pendapat dalam Bidang Bimbingan
Pribadi-Sosial
Pada kemampuan mengungkapkan pendapat dalam bidang bimbingan
pribadi- sosial dapat lebih dijelaskan mengenai pengembangan kemampuan
berkomunikasi melalui lisan ataupun tulisan, kemampuan menerima dan
menyampaikan pendapat, serta pengembangan kemampuan bersosialisasi
baik dirumah, sekolah maupun di dalam masyarakat.

10

Dalam bidang bimbingan pribadi, membantu siswa menentukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Dalam bidang
bimbingan sosial, membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab
kemasyarakatan dan kenegaraan.

Menurut Prayitno (2000:99), mengartikan layanan bimbingan pribadi adalah
membantu siswa menentukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan
rohani. Bimbingan pribadi-sosial menurut Winkel (2005:138), berarti
bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi
pergumulan-pergumulan dalam batinnya sendiri dalam mengatur dirinya
sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang,
penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina
hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan
sosial). Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut :
1. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan
wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif liar,
dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
perananya di masa depan.
3. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha
penanggulangannya.
4. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
5. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang telah diambilnya.
6. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup
baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

11

7. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam
lisan maupun tulisan secara efektif.
8. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan isi
pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan
produktif.
9. Pematapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun,
serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang
berlaku.
10. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif
dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah
yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada
umumnya.
11. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta
upaya pelaksanaannya serta dinamis dan bertanggungjawab.
12. Orientasi tentang hidup berkeluarga.
Berdasarkan

uraian

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

Kemampuan

mengemukakan pendapat termasuk ke dalam bidang bimbingan pribadi-sosial
yaitu terdapat pada poin ke empat, lima, tujuh, dan delapan. Yaitu
pemantapan kemampuan mengambil keputusan, pemantapan kemampuan
mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya,
pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun
tulisan secara efektif, dan Pemantapan kemampuan menerima dan
menyampaikan isi pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan
produktif.
B. Kemampuan mengungkapkan Pendapat
1. Pengertian Kemampuan Mengungkapkan Pendapat
Komunikasi dibedakan dalam 5 taraf menurut Powell (Supratiknya,
2003:32-33). Taraf kelima adalah basa-basi. Taraf keempat, yakni
membicarakan orang lain, taraf ketiga adalah menyatakan gagasan atau
pendapat, taraf kedua yaitu taraf hati atau perasaan dan taraf pertama

12

merupakan hubungan puncak. Berdasarkan 5 taraf komunikasi di atas,
yang akan diteliti kali ini yaitu taraf komunikasi yang ketiga, menyatakan
gagasan

atau

mengungkapkan

pendapat.

Susanto

(2000:15-16)

berpendapat bahwa:

Dalam ilmu komunikasi istilah pendapat (opini) dan sikap sering
dicampurbaurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa
pendapat merupakan jawaban terbuka terhadap suatu persoalan,
dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan tertulis atau lisan.
Sebaliknya sikap merupakan reaksi seseorang yang mungkin
sekali terbuka/terlihat, akan tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk
dinyatakan/diperlihatkan.
Biasanya
sikap
seseorang
mencerminkan pendapatnya secara implisit. Tetapi sebaliknya
belum tentu bahwa apa yang dinyatakan oleh seseorang akan
menentukan sikapnya yang sebenarnya

Karena itu dikatakan, bahwa suatu pesan berhasil, apabila sikap telah
memperlihatkan apa yang diharapkan oleh komunikator. Selama sikap
belum mencerminkan perwujudan dari harapan komunikator, selama itu
belum dapat dikatakan, bahwa tujuan komunikator tercapai. Jadi,
pendapat merupakan pernyataan yang diucapkan atau ditulis, dinilai
sebagai jawaban yang diucapkan, yang diberi oleh individu terhadap suatu
rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pernyataan yang
dipermasalahkan.
Pengertian kemampuan mengungkapkan pendapat dalam Badudu
(2001:854), kemampuan adalah kesanggupan, menguji seseorang atau
otaknya untuk berfikir luar biasa. Kemampuan bisa merupakan
kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau
praktek. Mengungkapkan berarti mengatakan, menyatakan, melahirkan

13

(gagasan, pendapat). Sedangkan pendapat berarti pikiran atau anggapan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengungkapkan pendapat
adalah daya atau kesanggupan untuk menyatakan pikiran atau perasaan.
Pengertian

lain

berdasarkan

teori

Bloom

(Karnadi,

2009:108),

kemampuan mengungkapkan pendapat adalah usaha individu untuk
mengkomunikasikan secara langsung dan jujur, dan menentukan pilihan
tanpa merugikan atau dirugikan orang lain. Menurutnya, karakter dari
anak yang memiliki kemampuan ini adalah kemampuan mengekspresikan
ide, kebutuhan dan perasaan serta mempertahankan hak individu dengan
cara tidak melanggar hak orang lain.
Adapun

pengertian

kemampuan

lain

menurut

mengemukakan

Cawood

pendapat

(Karnadi,

adalah

2009:108),

gambaran

dari

pengekspresikan pikiran, perasaan, kebutuhan dan hak yang dimiliki
seseorang bersifat langsung, jujur dan sesuai tanpa adanya kecemasan
yang tidak beralasan namun disertai kemampuan untuk dapat menerima
perasaan atau pendapat orang lain dan dengan tidak mengingkari hak
mereka dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan.
Kemampuan mengungkapkan pendapat mempunyai istilah lain yaitu
asertivitas. Asertivitas merupakan kemampuan seseorang untuk dapat
mengemukakan pendapat, saran, dan keinginan yang dimilikinya secara
langsung, jujur dan terbuka pada orang lain. Menurut Sikone, (2007:121)
orang yang memiliki sifat asertif adalah orang yang memiliki keberanian

14

untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya, serta
tidak menolak permintaan yang tidak beralasan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa

kemampuan

mengungkapkan

pendapat

merupakan

suatu

kesanggupan untuk menyatakan pikiran atau perasaannya. Kemampuan
mengekspresikan ide, mempertahankan hak individu dengan tidak
melanggar hak orang lain, gambaran dari sebuah fikiran serta kebutuhan.
Istilah lain dari kemampuan mengungkapkan pendapat yaitu asertifitas,
merupakan kemampuan seorang untuk dapat mengemukakan pendapat,
saran dan keinginan yang dimilikinya secara langsung, jujur dan terbuka
kepada orang lain.
2. Macam-Macam Bentuk Pendapat
Macam-macam pendapat terdiri dari lima bentuk (Purwanti & Sutijono,
2011:7), yaitu:
a. Pendapat positif yaitu pendapat yang menerangkan keadaan
sesuatu.
b. Pendapat negatif yaitu pendapat yang menerangkan
ketidakadaan suatu unsur dari barang sesuatu.
c. Pendapat modalitet yaitu pendapat yang menyatakan
kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan suatu unsur dari
barang tertentu.
d. Pendapat tunggal yaitu suatu rangkaian kata-kata yang terdiri
dari dua pengertian yang dirangkumkan menjadi satu kalimat.
e. Pendapat majemuk yaitu suatu rangkaian kata-kata yang terdiri
dari dua pengertian yang dirangkum menjadi beberapa pendapat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-macam
bentuk pendapat terdiri dari pendapat positif, negatif, modalitet, tunggal,
dan majemuk. Dapat diartikan bahwa suatu pendapat yang menerangkan

15

keadaan sesuatu dalam hal positif, lalu adapula pendapat negatif yang
menerangkan sesuatu keadaan yang belum tentu kebenarannya. Pendapat
modalitet yaitu suatu pendapat yang menyatakan kebarangkalian yang
artinya belum pasti dan mencakup suatu kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi. Dan pendapat tunggal yaitu rangkaian kata yang dapat
diartikan menjadi dua arti lalu dirangkum menjadi satu kalimat,
sedangkan pendapat majemuk yaitu rangkaian kata yang dapat diartikan
menjadi dua arti lalu dirangkum menjadi beberapa pendapat.

3. Manfaat Kemampuan Mengungkapkan Pendapat
Manfaat dari kemampuan mengungkapkan pendapat menurut Purwanti &
Sutijono (2011:10), kemampuan mengungkapkan pendapat sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak antara lain
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.
Meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.
Membantu untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Meningkatkan rasa percaya diri.
Memudahkan anak bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan
lingkungan seusianya maupun di luar lingkungannya secara
efektif.
f. Meningkatkan
kemampuan
kognitifnya,
memperluas
wawasannya tentang lingkungan, dan tidak mudah berhenti pada
sesuatu yang tidak diketahuinya (memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
kemampuan mengungkapkan pendapat dapat meningkatkan rasa percaya
diri dan memudahkan dalam bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan
lingkungan.

16

4. Ciri Kemampuan Mengungkapkan Pendapat
Ciri dari anak yang mampu mengungkapkan pendapat adalah kemampuan
untuk berkata tidak, kemampuan membuat permintaan atau bantuan
kepada orang lain, kemampuan menolak hal yang negatif tanpa menyakiti,
kemampuan ekspresi diri dan menerima tanggung jawab (Miller dalam
Karnadi, 2009:109). Fensterheim dan Baer (Karnadi, 2009:109), secara
terperinci mengemukakan ciri dari kemampuan mengungkapkan pendapat
antara lain:
a. bebas mengemukakan pikiran dan pendapat melalui kata-kata
maupun tindakan.
b. dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
c. mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan
dengan baik.
d. mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
pendapat orang lain.
e. mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain
ketika membutuhkan.
f. mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun
yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri dari
kemampuan mengungkapkan pendapat yaitu bebas mengemukakan
pikiran dan pendapat melalui kata-kata maupun tindakan, mampu
menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang
lain, dan mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun
yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.
5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengungkapkan Pendapat
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengungkapkan pendapat
Menurut Miller (Karnadi, 2009:109), adalah sebagai berikut:

17

a. Faktor Internal
1.

Faktor Bawaan (innate drive)
Faktor bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anak
terutama faktor intelegensi. Intelegensi merupakan keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah
serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Jadi,
intelegensi mengandung unsur pikiran dan rasio. Semakin banyak
unsur rasio yang harus digunakan dalam suatu tindakan atau
tingkah laku, semakin berintelegensi tingakah laku tersebut. Anak
yang intelegensinya tinggi akan memperlihatkan superioritas
linguistik, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas

2.

Jenis Kelamin (sex different)
Anak laki-laki cenderung lebih mampu mengungkapkan pendapat
karena anak laki-laki cenderung lebih agresif. Anak yang agresif
lebih berani dalam mengekspresikan ide atau gagasannya.

b. Faktor Eksternal
1.

Pola asuh orang tua (parenting style)
Pola asuh demokratis dimana orang tua sedikit memberi
kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi
dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam
pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak
itu sendiri. Hal itu menyebabkan anak lebih berani untuk
mengungkapkan pendapat.

18

2.

Peniruan (modeling)
Anak cenderung meniru perilaku orang-orang disekitarnya,
termasuk dalam hal mengungkapkan pendapat.

3.

Hiburan (entertainment)
Hiburan seperti radio dan televisi memiliki andil dalam
mempercepat penguasaan kosa kata pada anak sehingga anak
memiliki ketrampilan berbahasa yang baik. Anak menjadi lebih
percaya diri untuk mengungkapkan pendapat kepada orang lain.

4.

Teman sebaya (peer influence)
Teman

sebaya

sangat

berpengaruh

terhadap

kemampuan

mengungkapkan pendapat anak. Karena selama disekolah atau
dirumah anak banyak berinteraksi dengan teman sebaya. Anak
memperkaya kosa kata dari proses interaksi dengan teman
sebaya. Anak lebih berani mengungkapkan perasaan atau ide
dengan teman sebaya dibanding dengan orang yang lebih tua.
5.

Pendidikan di sekolah (education)
Metode mengajar guru, prosedur dan kemampuan guru turut
mempengaruhi anak dalam mengungkapkan pendapat. Guru
mengajar dengan metode pembelajaran yang menuntut anak
untuk mengungkapkan pendapat. Metode pembelajaran harus
inovatif yang bisa menggairahkan peran serta siswa. Selain itu
pembelajaran juga harus memenuhi prinsip adanya komunikasi
dua arah, yang memungkinkan anak untuk bertanya dan

19

menyampaikan pendapat serta adanya feedback sebagai hasil
proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kemampuan mengungkapkan pendapat terdapat dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam faktor internal
terdapat faktor bawaan dan jenis kelamin. Turunan dari orang tua dan
anak

yang

cenderung

agresif

akan

lebih

berani

dalam

mengekspresikan idea tau gagasannya. Dan faktor eksternal terdapat
pola asuh orang tua sepeti kebebasan anak untuk memilik apa yang
terbaik baginya dan didengarkan pendapatnya, peniruan perilaku
orang-orang yang disekitarnya, hiburan seperti radio dan televise
untuk mempercepat penguasaan kosa kata pada anak, teman sebaya
agar anak banyak berinteraksi dengan teman sebayanya agar
memperkaya kosa kata dari proses interaksi, pensisikan dalam metode
pembelajaran harus lebih inovatif yang dapat mengarahkan perab serta
siswa.
Sedangkan Menurut Sharbinie (Purwanti & Sutijono, 2011:7), faktorfaktor yang mempengaruhi seseorang kurang mampu dalam
mengungkapkan pendapatnya adalah:
a. berpikir bahwa mengemukakan pendapat di depan umum
merupakan hal yang menegangkan.
b. berusaha menyampaikan terlalu banyak informasi dalam waktu
yang singkat.
c. pikiran kosong sehingga tidak tahu apa yang harus diungkapkan.
d. takut tidak bisa berbicara.
e. memiliki tujuan yang keliru.
f. takut mendapat kesan negatif dari orang lain.

20

g. berusaha mengontrol perilaku.
h. mengetahui terdapat teman yang lebih tahu/lebih dari pembicara.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi

kemampuan

seseorang

kurang

mampu

dalam

mengungkapkan pendapat berfikir bahwa mengungkapkan pendapat
merupakan hal yang mengangkan, fikirannya kosong sehingga tidah
tahu apa yang harus diungkapkan, dan takut mendapat kesan negatif.

C. Teknik Asertif Training
1. Perilaku Asertif (Asertivitas)
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak lepas dari hubungan antara
pribadi dengan orang lain, seperti hubungan dengan orang-orang di
lingkungannya, keluarga, tetangga, atasan, guru, ataupun temantemannya. Hampir sebagian besar waktu dalam kehidupan seseorang
digunakan untuk berhubungan dengan orang lain. Hubungan tersebut
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhannya.
Dalam usahanya agar berhasil mencapai hubungan antar pribadi yang
memuaskan, seseorang dituntut untuk memiliki kecakapan-kecakapan
sosial seperti kemampuan berperilaku asertif.
Secara umum, perilaku manusia dibedakan menjadi tiga kategori yaitu
non asertif, asertif, dan agresif. Perilaku asertif merupakan terjemahan
dari istilah assertiveness atau assertion, yang artinya titik tengah antara
perilaku non asertif dan perilaku agresif. Perilaku asertif adalah
kemampuan individu mengekspresikan perasaan (baik positif maupun
negatif) dan pikirannya secara tegas dan bebas dengan tetap

21

memperhatikan

perasaan

orang

lain

atau

dengan

kata

lain

mempertahankan hak sendiri tanpa mengganggu hak orang lain.
Orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif yaitu orang yang
berpendapat dari orientasi dari dalam, memiliki kepercayaan diri yang
baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa
rasa takut dan berkomunikasi dengan orang lain secara lancar. Sebaliknya
orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri terlalu mudah
mengalah/lemah, mudah tersinggung, cemas, kurang yakin pada diri
sendiri, sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain, dan tidak bebas
mengemukakan masalah atau hal yang telah dikemukakan.
Perilaku nonasertif menurut Hersen dan Bellack (Sundari, 2011:14),
orang

yang

berperilaku

nonasertif

mengalami

kesulitan

untuk

mengungkapkan emosi kepada orang lain, berkenalan dengan orang lain,
meminta orang lain untuk memberi informasi atau saran, menolak
permintaan yang tidak beralasan, lebih lanjut orang ini mengalami
kesulitan untuk memulai atau mengakhiri suatu percakapan serta
mengungkapkan kekecewaan dan penolakan dalam proporsi yang tepat.
Orang yang berperilaku agresif akan memusatkan perhatiannya kepada
dirinya. Orang ini kebanyakan dikatakan sebagai orang yang tidak peduli
terhadap hak dan kebebasan orang lain dan sangat egois dalam tingkah
lakunya.
Asertif menurut Nelson dan Jones (2006:184) adalah perilaku yang
merefleksikan rasa percaya diri dan menghormati diri sendiri dan orang

22

lain. Hal ini sejalan dengan pengertian perilaku asertif yang dikemukakan
oleh Alberti dan Emmons (dalam Nursalim, 2013:138), perilaku asertif
meningkatkan kesetaraan dalam hubungan sesama manusia, yang
memungkinkan kita untuk menunjukkan minat terbaik kita, berdiri sendiri
tanpa harus merasa cemas, mengeekspresikan perasaan kita dengan jujur
dan nyaman, melatih kepribadian kita yang sesungguhnya tanpa menolak
kebenaran dari orang lain.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang
dikatakan asertif jika dirinya mampu mengkomunikasikan apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan diinginkan kepada orang lain dengan tetap
menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Seseorang
dikatakan asertif apabila dia dapat menyatakan isi hatinya, baik yang
positif maupun yang negatif, tanpa menyinggung perasaan orang lain.
Selain itu orang yang asertif dapat mengungkapkan penolakan tanpa
membuat orang tersebut marah atau kecewa. Memang tidak mudah untuk
mengubah menjadi sikap asertif dalam jangka waktu yang singkat.
2. Pengertian Teknik Asertif Training
Assertive training merupakan salah satu teknik dalam memodifikasi
perilaku. Menurut Corey (2009:410), modifikasi perilaku atau terapi
perilaku adalah penerapan dari penelitian dan teori dasar dari psikologi
eksperimental untuk mempengaruhi perilaku dengan tujuan untuk
mengatasi

problema

sosial

dan

individual

dan

menggalakkan

berfungsinya sifat manusia. Sedangkan menurut Willis (2004:69), terapi
behavioral berasal dari dua arah konsep yakni Pavlovian dari Pavlov dan

23

Skinerian dari Skinner. Mula-mula terapi ini dikembangkan oleh Wolpe
untuk menanggulangi neurosis. Neurosis dapat dijelaskan dengan
mempelajari perilaku yang tidak adaptif melalui proses belajar. Dengan
kata lain perilaku yang menyimpang bersumber dari hasil belajar di
lingkungan.
Asumsi dasar yang melandasi adalah bahwa setiap orang memiliki hak
untuk mengungkapkan perasaannya, pendapat, apa yang diyakini, serta
sikap. Salah satu sasaran dari latihan asertif adalah untuk meningkatkan
keterampilan behavioralnya sehingga mereka bisa menentukan pilihan
apakah pada situasi tertentu perlu berperilaku seperti apa yang diinginkan
atau

tidak.

Sasaran

yang

lain

adalah

mengajar

orang

untuk

mengungkapkan diri dengan cara sedemikian rupa sehingga terefleksi
kepekaannya terhadap perasaan dan hak orang lain.
Keterampilan perilaku latihan asertif menurut Lubis (2011:173), teknik ini
mengajarkan klien untuk membedakan tingkah laku agresif, pasif, dan
asertif. Prosedur yang digunakan adalah bermain peran. Teknik ini dapat
membantu klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan atau
menegaskan diri di hadapan orang lain. Pelatihan asertif biasanya
digunakan untuk kriteria klien sebagai berikut :
1. Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung.
2. Menunjukkan kesopanan secara berlebihan dan selalu mendorong
orang lain untuk mendahuluinya.
3. M

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 12 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI I PAGELARANTAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 63

KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSTEMPORAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-B SMP PGRI 4 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 99 45

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

2 23 58

UPAYA MENGURANGI KONSEP DIRI NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 83

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 47 92

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS XII DI SMA PGRI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 50 74

KEEFEKTIFAN KONSELING BEHAVIOR DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU KONFORMITAS NEGATIF PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA ISLAM NAHDLATUSYSYUBBAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015201

13 122 145

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PARAFRASE PUISI SISWA KELAS X1 SMA PERTIWI 1 PADANG

0 0 26