gerhana bulan sebagian (1 januari 2010)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
JL. ANGKASA I NO. 2, Kemayoran, Jakarta 10720, Telp: (021) 4246321, Fax: (021) 4246703
PO. BOX 3540 JKT, Website : http://www.bmg.go.id
BMKG

PRESS RELEASE
GERHANA BULAN SEBAGIAN
1 JANUARI 2010
Pada tanggal 1 Januari 2010 akan kembali terjadi Gerhana Bulan Sebagian (GBS).
GBS ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia pada saat dini hari.
Gerhana Bulan selalu terjadi pada saat Bulan berada pada fase purnama. Namun demikian,
tidak setiap purnama terjadi gerhana Bulan. Hal ini karena orbit Bulan mengelilingi Bumi
tidak bertepatan dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari (disebut ekliptika), tetapi
membentuk sudut sekitar 5,2 o. Apabila fase bulannya purnama dan posisinya di titik
perpotongan orbit Bulan dan ekliptikalah, gerhana Bulan akan terjadi. Contoh keadaan ini
adalah pada tanggal 1 Januari 2010 nanti. Saat itu fase bulan sedang purnama, dan posisinya
hampir di titik perpotongan orbit Bulan dan ekliptika. Hal ini dapat diperhatikan pada
Gambar 1 di bawah, khususnya yang bagian atas.
Pada Gambar 1 di bawah diperlihatkan skematik proses terjadinya Gerhana Bulan Sebagian.
Sebagai catatan, seluruh waktu yang ditampilkan pada Gambar adalah dalam untuk waktu
Greenwich atau Universal Time (UT), sehingga penanggalannya pun menjadi lebih awal,

yaitu 31 Desember 2009. Untuk waktu di Indonesia, karena lebih cepat 7 s.d. 9 jam daripada
UT, maka penanggalannya akan menjadi 1 Januari 2010. Selain itu, untuk setiap tempat,
waktu terjadinya gerhana akan berbeda-beda karena kejadian gerhana ini terkait dengan
posisi lintang dan bujur pengamat. Untuk selanjutnya, hanya akan diuraikan kejadian gerhana
Bulan sebagian ini secara global.
Pada bagian atas Gambar 1, dari kanan ke kiri menunjukkan proses terjadinya gerhana yang
dimulai dengan mulai masuknya Bulan pada bayangan Penumbra Bumi, yang dinyatakan
dengan P1. Hal ini terjadi pada 31 Desember 2009 pukul 17:17:08 UT. Pada saat tersebut
piringan Bulan yang terlihat dari Bumi masihlah utuh. Selanjutnya, Bulan akan memasuki
bayangan umbra Bumi pada pukul 18:52:43 UT. Mulai saat ini piringan Bulan akan tertutupi
oleh piringan Bumi sehingga yang tampak oleh pengamat bukanlah piringan Bulan secara
penuh, tetapi pada bagian pinggirnya akan gelap. Pucak GBS akan terjadi pada pukul
19:22:39,2 UT. Pada pukul 19:52:41 UT Bulan mulai meninggalkan bayangan umbra Bumi
dan piringan Bulan yang terlihat dari Bumi kembali utuh. Total proses tertutupnya piringan

Bulan ini adalah 59 menit 58 detik. Pada pukul 21:28:11 UT proses gerhana Bulan sebagianpun berakhir. Lama proses GBS ini dari awal hingga akhir adalah 4 jam 11 menit 3 detik.
Sebagaimana terlihat pada bagian bawah Gambar 1, daerah-daerah yang berwarna putih
menunjukkan daerah bagi pengamat yang bisa mengamati GBS ini. Adapun daerah yang
berwarna hitam adalah daerah untuk pengamat yang tidak akan


bisa mengamati GBS.

Daerah abu-abu sendiri menunjukkan daerah saat kejadian GBS terjadi ketika Bulan di
sekitar Horison (terbit atau terbenam). Sebagaimana terlihat, untuk Indonesia bagian Barat
dan Tengah, para pengamat bisa menyaksikan keseluruhan GBS ini. Adapun untuk penduduk
di wilayah Indonesia Timur, hanya akan menyaksikan proses dari P1 hingga U4. Proses P4
sendiri, yaitu ketika Bulan meninggalkan bayangan penumbra Bumi tidak akan bisa diamati
karena saat itu Bulan sudah terbenam.
Secara astronomis, gerhana Bulan ini disebut GBS karena hanya sebagian piringan Bulan
yang tertutupi oleh bayangan umbra Bumi. Pada GBS 1 Januari 2010 ini, piringan Bulan
yang tertutupi saat maksimumnya hanyalah 8,2% dari keseluruhan piringan Bulan yang
tampak dari Bumi. GBS ini juga termasuk anggota seri Saros ke 115 dan merupakan gerhana
yang terjadi ke 57 dari 72 gerhana yang diperkirakan terjadi pada seri Saros ini.

Gambar 1. Skematik Proses terjadinya Gerhana Bulan Sebagian 1 Januari 2010.
Sumber Gambar: http://eclipse.gsfc.nasa.gov/LEplot/LEplot2001/LE2009Dec31P.pdf