Contoh Penulisan Jurnal Ilmiah Guru,Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah - WAWASAN PENDIDIKAN NUSANTARA YATI KURNIAWATI

PENGGUNAAN KARTU DOLI UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK
Oleh: Yati Kurniawati
Guru SMP Negeri 7 Salatiga
Jalan Setiaki 15 Salatiga 50722
Email: [email protected]
ABSTRACT
The aims of this research are to seek for the improvement of scientific activities
and learning results in Electricity Elements; and Electrical Work and Power topics for
IX E students of SMP Negeri 7 Salatiga, academic year 2010/2011. This is a
classroom action research with two cycles. In the first cycle, the learning activities use
“Kartu Doli” in groups without question lists. At second cycle “Kartu Doli” is used in
groups with question list. There are four research steps: planning, acting, observing,
and reflecting. The data of the research is analyzed using descriptive comparative
continued with reflecting. The data of learning activities and results from initial
condition, first and second cycle are compared. The analysis shows two results. First,
“Kartu Doli” can improve science learning activity in all topics. The percentage of
students achieving good category are raise from 27% in initial condition to 69% in
first cycle and 92% in second cycle. In other word it can be said that the improvement
achieve 65%, compared to the initial condition. Second, “Kartu Doli” can improve
science learning results in all topics. There are 31% students who pass minimum

passing grade (KKM) at initial condition. At first cycle, 85% students can pass the
KKM and at the second cycle, 100% students have succesfully achieved the KKM.
The improvement percentage is 69% compared from initial to last condition.
Keywords: Kartu Doli, hasil belajar, aktivitas belajar, IPA, listrik.

SMP Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah yang berada di daerah pinggiran
kota Salatiga. Sebagai sekolah non favorit, sebagian besar siswa yang masuk ke
SMP Negeri 7 merupakan limpahan dari sekolah-sekolah yang lebih favorit
dengan nilai hasil belajar SD yang rendah. Ketuntasan belajar ideal 75% belum
dapat diterapkan di SMP Negeri 7 Salatiga. Pada tahun pelajaran 2010/2011, nilai
KKM (kriteria ketuntasan minimal) mata pelajaran IPA pada kelas IX adalah 61.
Pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011, hasil ulangan harian materi Listrik
Dinamis kelas IXE menunjukkan rata-rata nilai 53 dengan 8 siswa (31%) yang
tuntas dan 18 siswa (69%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
IPA masih rendah.

1

2


Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan siswa
cenderung pasif dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa
siswa bahkan sama sekali tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak bisa atau
tidak membawa buku dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain-main
dengan teman daripada mengerjakan tugas. Dalam diskusi kelompok siswa
cenderung diam, tidak aktif dan individualis. Hal ini menunjukkan aktivitas
belajar IPA masih rendah.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional
Pendidikan pada pasal 19 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sejalan dengan hal
tersebut maka diharapkan guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang
meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Ciri model
pembelajaran yang baik meliputi adanya keterlibatan intelektual – emosional
peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan
pembentukan sikap; adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif
selama pelaksanaan model pembelajaran; guru bertindak sebagai fasilitator,
koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik; serta

penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang tepat dapat melibatkan siswa berperan secara
aktif baik secara fisik, mental maupun emosional. Media pembelajaran dapat
menarik minat dan gairah belajar siswa (Susilana, 2007). Media pembelajaran
Kartu Doli (Domino Listrik) merupakan media pembelajaran berupa seperangkat
kartu domino pada materi listrik. Media pembelajaran Kartu Doli digunakan pada
pembelajaran dengan model games atau permainan.
Pada praktiknya, pembelajaran IPA pada kelas IX lebih banyak disajikan
dengan metode ceramah. Pembelajaran lebih berorientasi pada guru (teacher
centered), siswa tidak dilibatkan secara aktif. Media pembelajaran yang
digunakan masih sebatas presentasi powerpoint. Guru belum menggunakan model

3

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Guru belum menggunakan
media pembelajaran Kartu Doli. Siswa kurang memiliki ketertarikan pada
pelajaran IPA yang dianggap sulit dan teoritis saja sehingga aktivitas dan hasil
belajarnya rendah. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
faktor siswa dan faktor guru. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
aktivitas dan hasil belajar siswa dari faktor guru karena guru belum menggunakan

berbagai macam metode dan media. Sedangkan faktor siswa adalah siswa
menganggap pelajaran IPA sulit, membosankan dan tidak menarik, materi listrik
dianggap materi yang abstrak dan terlalu banyak rumusan matematis. Melihat
rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa maka perlu dilakukan penelitian
tindakan kelas oleh guru untuk memecahkan masalah tersebut. Perlu ada tindakan
memanfaatkan Kartu Doli untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA
siswa SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: (1)
Apakah melalui penggunaan Kartu Doli dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA
materi elemen listrik serta energi dan daya listrik kelas IX E SMP Negeri 7
Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011? (2) Apakah melalui penggunaan Kartu Doli
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya
listrik kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011?
Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk meningkatkan aktivitas
belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik bagi siswa kelas IX
E SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan Kartu
Doli, dan (2) untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta
energi dan daya listrik bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga Tahun
Pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan Kartu Doli.
Aktivitas Belajar IPA

Diedrich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktivitas siswa ke dalam
kategori: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,
drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities.
Aktivitas belajar IPA pada materi elemen listrik serta energi dan daya listrik

4

meliputi membaca, memperhatikan gambar, menyatakan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, interaksi, menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan,
termasuk menganalisis dan melihat hubungan antara pertanyaan dan jawaban pada
Kartu Doli. Aktivitas belajar IPA difokuskan pada diskusi, interaksi/kerjasama dan
keaktifan.
Hasil Belajar IPA
Hilgard dalam Nasution (1995) mengatakan belajar adalah proses yang
melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dari
laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahanperubahan oleh faktor yang tidak termasuk latihan. Sedangkan Hilgard dan
Brower dalam Hamalik (2004) mengemukakan belajar sebagai perubahan melalui
aktivitas, praktik dan pengalaman.
Hasil belajar siswa yang diharapkan adalah kemampuan lulusan yang utuh

yang mencakup kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor dan kemampuan
afektif atau perilaku. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir.
Kemampuan kognitif siswa secara hirarkhis terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kemampuan psikomotor berkaitan dengan
keterampilan. Kemampuan psikomotor siswa dikembangkan melalui kegiatan
praktik. Kemampuan afektif meliputi perilaku sosial, minat, sikap, disiplin dan
sejenisnya.
Hasil belajar IPA dikelompokkan menjadi dua aspek yaitu aspek
pemahaman dan penerapan konsep serta aspek kinerja ilmiah. Aspek pemahaman
dan penerapan konsep mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif. Aspek
kinerja ilmiah mencerminkan semua aktivitas sains yang melatih dan
mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah, aspek ini mencakup
ranah psikomotor dan afektif.

5

Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan
yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif,
metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan

ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,
yang didasarkan pada metode ilmiah (Depdiknas, 2006).
Media Pembelajaran
Menurut Miarso dalam Susilana (2007) media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. Media
pembelajaran menurut Hamidjojo (Nuryani, 2005) adalah media yang
penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran, yang biasanya
sudah dituangkan dalam GBPP dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu
kegiatan belajar mengajar.
Nuryani (2005) menyebutkan beberapa fungsi media pembelajaran,
diantaranya: (1) memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang
diberikan secara verbal, (2) meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk
belajar, (3) meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi, (4)
menambah variasi penyajian materi, (5) pemilihan media yang tepat akan

menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar, (6)
kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah
dilupakan siswa, (7) memberikan pengalaman yang lebih kongkret bagi hal yang
mungkin abstrak, (8) meningkatkan keingintahuan siswa, dan (9) memberikan
stimulus dan merangsang respon siswa.

6

Kartu Doli (Domino Listrik)
Menurut Fernando (2007) domino adalah sebuah permainan yang
menggunakan balok-balok yang pada satu sisinya terdapat tanda lubang/tanda
yang menyatakan nilainya dari 1 sampai dengan 6. Permainan domino dapat juga
menggunakan kertas dan tanda yang berbentuk bulat digunakan untuk menyatakan
nilai dari kartu domino tersebut. Jumlah kartu domino keseluruhan adalah 28
kartu. Permainan domino umumnya dimainkan oleh 4 orang, namun dapat juga
kurang atau lebih.
Kartu Doli (Domino Listrik) merupakan media pembelajaran yang
bentuknya dibuat seperti kartu domino. Kartu Doli mencakup materi pelajaran
pada standar kompetensi 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari, kompetensi dasar 3.3. Mendeskripsikan prinsip kerja

elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari dan 3.4. Mendeskripsikan hubungan energi dan daya listrik serta
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kartu Doli terdiri dari dua bagian, bagian pertanyaan dan bagian jawaban.
Bagian jawaban dicetak dengan warna latar kuning, sedangkan bagian pertanyaan
dicetak dengan warna latar biru.

Elemen Volta

Bagian 
Jawaban

Kutub positif

Bagian

pada baterai

Pertanyaan


Gambar 1. Kartu Doli

7

Jumlah Kartu Doli pada satu kompetensi dasar adalah 28 buah, sama seperti
kartu domino pada umumnya. Kartu Doli dimainkan oleh 4 kelompok, masingmasing kelompok mendapat 7 buah kartu.
Media pembelajaran Kartu Doli digunakan pada pembelajaran dengan
model games atau permainan. Davis (2009) menyimpulkan bahwa permainan
merupakan alat yang efektif. Permainan memungkinkan siswa bekerja dalam
kelompok, berkompetisi, kreatif dan bersenang-senang sambil belajar. Permainan
membuat proses belajar lebih menyenangkan. Haun (Davis, 2009) melaporkan
sejumlah manfaat menggunakan permainan dalam kelas, meliputi mengajar siswa
teknik alternatif untuk belajar, mempengaruhi perkembangan kognitif, memotivasi
siswa untuk belajar, memudahkan mengingat dan memacu kepercayaan diri siswa
ketika mereka mendapatkan respon yang tepat. Dorn (Davis, 2009) mengatakan
bahwa permainan dapat mengusir kebosanan dalam metode pembelajaran
tradisional, menciptakan atmosfer kelas yang lebih relaks dan ramah.
Penelitian Yang Relevan
Terdapat sejumlah penelitian tindakan kelas mengenai kartu domino.
Khomsatun (2010) menggunakan kartu domino sebagai media pembelajaran

untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika dan untuk menghafal
fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta digunakan
untuk menghafal bangun-bangun geometri. Rakhma (2010) menggunakan kartu
domino untuk meningkatkan keterampilan belajar pecahan dalam pembelajaran
matematika. Sirodjuddin (2007) menggunakan kartu domino unsur untuk
meningkatkan hasil belajar kimia pokok bahasan lambang unsur.
Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal guru belum menggunakan media, aktivitas dan hasil
belajar IPA rendah. Agar hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan
daya listrik meningkat maka diperlukan adanya tindakan yang dilakukan guru,
yaitu guru menggunakan Kartu Doli.

8

Siklus pertama adalah penggunaan Kartu Doli secara kelompok tanpa daftar
pertanyaan pada materi elemen listrik, dilanjutkan dengan siklus kedua
penggunaan Kartu Doli secara kelompok disertai daftar pertanyaan pada materi
energi dan daya listrik. Dari siklus I dan siklus II diharapkan aktivitas dan hasil
belajar meningkat.
Pada kondisi akhir diduga melalui penggunaan Kartu Doli maka aktivitas
dan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik pada siswa
kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011
dapat meningkat.

Kondisi Awal Guru belum menggunakan Kartu Doli A

Penggunaan Kartu Doli secara kelo

Tindakan

Guru menggunakan Kartu Doli

Penggunaan
Doli
Diduga melalui penggunaan Kartu Doli maka aktivitas
dan hasilKartu
belajar
IPAsecara
materikelompo
elemen
Kondisi Akhir

Gambar 2. Kerangka berpikir

METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Agustus sampai
bulan Desember tahun 2010. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga tahun

9

pelajaran 2010/2011, banyaknya siswa adalah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa
laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi,
pengamatan, dan tes. Alat pengumpulan data menggunakan dokumen daftar nilai
untuk data hasil belajar kondisi awal, dokumen catatan personal siswa untuk data
aktivitas belajar IPA kondisi awal, lembar observasi/pengamatan untuk mencari
data aktivitas belajar IPA siklus I dan II, serta butir soal tes tertulis untuk hasil
belajar IPA siklus I dan II.
Data aktivitas belajar IPA yang diperoleh melalui pengamatan divalidasi
dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara
peneliti, teman sejawat selaku kolaborator dan siswa). Data hasil belajar IPA
supaya valid perlu dibuat kisi-kisi sebelum soal disusun. Validasi dilakukan
terhadap instrumen penilaian tes tertulis berupa penyusunan kisi-kisi sehingga
terpenuhi

validitas

teoretik,

khususnya

content

validity.

Analisis

data

menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif
komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan
siklus II, baik untuk aktivitas belajar dan hasil belajar.
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas yang
terdiri dari 2 siklus. Tindakan dalam setiap siklus saling berkaitan erat. Pada siklus
I pembelajaran dilakukan dengan penggunaan Kartu Doli secara kelompok tanpa
daftar pertanyaan, sedangkan pada siklus II penggunaan Kartu Doli secara
kelompok disertai daftar pertanyaan. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri
dari (1) membuat perencanaan tindakan, (2) melaksanakan tindakan sesuai yang
direncanakan, (3) melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan, dan
(4) merefleksi deskriptif komparatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Hasil Penelitian
Hasil pengamatan pada kondisi awal menunjukkan bahwa rerata aktivitas
siswa adalah 2,81 (kualifikasi cukup), terdapat 7 siswa (27%) mencapai rerata

10

skor lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik). Hal ini menunjukkan aktivitas belajar
IPA masih rendah. Hasil belajar pada kondisi awal menunjukkan rata-rata nilai 53
dengan 8 siswa (31%) yang tuntas dan 18 siswa (69%) tidak tuntas. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar IPA masih rendah. Pada kondisi awal belum
digunakan Kartu Doli sehingga aktivitas dan hasil belajar IPA kurang maksimal.
Pada siklus I telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Kartu
Doli secara kelompok tanpa daftar pertanyaan pada materi elemen listrik.
Aktivitas belajar IPA mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal.
Jika dibandingkan dengan kondisi awal rerata skor aktivitas meningkat dari 2,81
menjadi 3,27. Pada siklus I, jumlah siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari
27% menjadi 69%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan
dengan kondisi awal. Jika dibandingkan dengan kondisi awal, nilai terendah naik
41% dari 27 menjadi 38. Nilai tertinggi naik 5% dari 93 menjadi 98. Rata-rata
nilai naik 36% dari 53 menjadi 72. Ketuntasan belajar meningkat dari 31%
menjadi 85%.
Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Kartu
Doli secara kelompok dengan daftar pertanyaan pada materi energi dan daya
listrik. Aktivitas belajar IPA mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus
I. Jika dibandingkan dengan siklus I rerata skor aktivitas meningkat dari 3,27
menjadi 3,87. Pada siklus II, jumlah siswa berkualifikasi baik meningkat dari 69%
menjadi 92%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan
siklus I. Jika dibandingkan dengan siklus I, nilai terendah naik 66% dari 38
menjadi 63. Nilai tertinggi naik 2% dari 98 menjadi 100. Rata-rata nilai naik 6%
dari 72 menjadi 76. Ketuntasan belajar meningkat dari 85% menjadi 100%.

Pembahasan Hasil Penelitian
Rerata aktivitas belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai rerata naik 0,46 yaitu dari 2,81 menjadi 3,27. Pada

11

siklus II rerata naik 0,6 yaitu dari 3,27 menjadi 3,87. Rerata aktivitas belajar
meningkat dari kondisi awal 2,81 menjadi 3,87 pada kondisi akhir.
4.50
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00

3.87
3.27
2.81

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Gambar 3. Rerata aktivitas belajar IPA
Persentase jumlah siswa yang memiliki aktivitas belajar pada kualifikasi
baik mengalami peningkatan, pada kondisi awal 27%, pada siklus I meningkat
menjadi 69% dan pada siklus II meningkat menjadi 92%.
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

92%
69%

27%

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Gambar 4. Persentase siswa dengan aktivitas belajar baik
Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan
dengan 60% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00
(kualifikasi baik) pada siklus I dan 70% siswa mencapai rerata skor aktivitas
belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus II. Dengan melihat
aktivitas belajar maka pada siklus I dan II telah tercapai indikator tersebut.

12

Melalui pengunaan media Kartu Doli dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA
bagi siswa kelas IX E dari kondisi awal 27% menjadi kondisi akhir 92%.
Hasil belajar IPA yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan
peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar
siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Perbandingan hasil belajar siswa

Nilai minimum
Nilai maksimum
Rerata nilai

Kondisi

Siklus

Siklus

Refleksi dari kondisi awal

awal
27
93
53

I
38
98
72

II
63
100
76

ke kondisi akhir
Nilai minimum naik 36
Nilai maksimum naik 7
Rerata nilai naik 17

Ketuntasan hasil belajar IPA juga mengalami kenaikan. Dari kondisi awal
31%, pada siklus I ketuntasan naik menjadi 85 % dan pada siklus II ketuntasan
naik menjadi 100 % pada siklus II. Pada indikator kinerja penelitian, indikator
keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 61
pada siklus I dan 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 61 pada siklus II.
Nilai 61 adalah nilai ketuntasan minimal.
120%

100%

100%

85%

80%
60%
40%

31%

20%
0%
Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Gambar 5. Persentase ketuntasan
Dengan melihat ketuntasan belajar maka hasil dari siklus I dan siklus II
telah mencapai indikator tersebut. Dengan melihat hasil belajar maka pada siklus I
dan II telah tercapai indikator tersebut. Melalui penggunaan media Kartu Doli
dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IX E dari kondisi awal
ketuntasan 31% menjadi 100% pada kondisi akhir.

13

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: (1) penggunaan Kartu Doli dapat meningkatkan
aktivitas belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik bagi siswa
kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011,
dan (2) penggunaan Kartu Doli dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
elemen listrik serta energi dan daya listrik bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 7
Salatiga pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011.
Adapun rekomendasi yang diajukan sebagai berikut: (1) penelitian ini perlu
diuji coba pada subyek yang lain, (2) perlu dilakukan pengembangan Kartu Doli
pada materi listrik yang berbeda, dan (3) perlu dirancang pembelajaran
menggunakan Kartu Doli dengan berbagai metode pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Tricia M. Shepherd, Brooke and Zwiefelhofer, Tara. 2009. Reviewing for
Exams: Do Crossword Puzzles Help in the Success of Student Learning?.
The Journal of Effective Teaching. 9 (3) : 4 – 10.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SMP/MTs.
Jakarta: Depdiknas.
Fernando, Hary. 2007. Penggunaan Algoritma Brute Force dan Greedy dalam
Permainan Domino. Bandung: STIMIK ITB.
Hamalik, O. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Khomsatun, Siti. 2010. Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Domino Pada
Materi Bilangan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Realistic
Mathematic
Education.
Tersedia
online
di
http://citineu.blogspot.com/2010/04/
penggunaan-media-pembelajarankartu.html, diakses tanggal 12 September 2010.
Nasution. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

14

Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas
Malang.
Rakhma, Auliya. 2010. Penggunaan Media Kartu Permainan Domino Untuk
Meningkatkan Keterampilan Belajar Pecahan Dalam Pembelajaran
Matematika Pada Siswa Kelas III SD Negeri Menuran 02 Baki Sukoharjo
Tahun
Pelajaran
2009/2010.
Tersedia
online
di
http://digilib.uns.ac.id/abstrak_14579_penggunaan-media-kartu-permainandomino--untuk-meningkatkan-keterampilan-belajar-pecahan-dalampembelajaran-matematika-pada-siswa-kelas-iii-sd-negeri-menuran-02-bakisukoharjo-tahun-pelajaran-20092010.html, diakses tanggal 12 September
2010.
Sirodjuddin, Ardan. 2007. Kartu Domino Unsur. Tersedia online di
http://ardansirodjuddin.blogspot.com/2007/10/kartu-domino-unsur.html,
diakses tanggal 12 September 2010.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.

BIODATA PENULIS
Yati Kurniawati, M.Pd. lahir di Semarang, 2 November 1976. Pendidikan S1
pada program studi Pendidikan Fisika JPMIPA Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga. Pendidikan S2 ditempuh di Universitas Negeri Semarang program studi
Pendidikan IPA. Mengajar IPA di SMP Negeri 7 Salatiga. Saat ini menjabat
sebagai ketua MGMP IPA SMP/MTs Kota Salatiga. Tahun 2008 menjadi juara III
Lomba Kompetensi Guru tingkat Kota Salatiga. Tahun 2010 menjadi juara I
Lomba Guru Berprestasi Dalam Penulisan PTK tingkat Jawa Tengah.