S MTK 1006524 Chapter 3

(1)

47

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini terkait dengan kehidupan sosial atau masyarakat yang kompleks, holistik, dan penuh makna sehingga pengumpulan data tidak mungkin dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan instrumen seperti tes atau kuisioner. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Creswell (Patilima, 2011: 2-3) bahwa pendekatan kualitatif adalah sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan gambar holistik yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah.

Selain itu, alasan dipilihnya pendekatan kualitatif yaitu perspektif Barton (1996) dan Alangui (2010: 61) yang menyatakan bahwa pendekatan kualitatif memungkinkan untuk mengungkap etnomatematika. Pemilihan dan penggunaan pendekatan kualitatif pada penelitian ini juga didasarkan pada pendapat Bogdan dan Biklen (Sugiyono, 2009: 9) mengenai karakteristik penelitian kualitatif. Karakteristik penelitian kualitatif tersebut, yaitu: (1) dilakukan pada kondisi alamiah, langsung ke sumber data, dan peneliti adalah instrumen kunci; (2) penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif; (3) penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome; (4) penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif, (5) penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Pada skripsi ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkap ide-ide matematis yang terdapat pada anyaman dan mengungkap satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga. Skripsi ini mendasarkan pembahasannya pada kajian mengenai aktivitas menganyam dan mengukur masyarakat Kampung Naga.


(2)

B. Metode Penelitian

Menurut Ary, et al. (2010: 29) terdapat delapan metode dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu (1) basic interpretative studies; (2) case

studies; (3) content analysis; (4) etnography; (5) grounded theory; (6) historical

studies; (7) narrative inquiry; (8) phenomenological studies.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode etnografi. Etnografi adalah penelitian mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami dalam suatu budaya atau kelompok sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Ary, et al (2010: 30) yang menyatakan bahwa “ethnography is an in-depth study of naturally occurring

behaviora within a culture or social group”. Etnografi berusaha untuk memahami

hubungan antara budaya dan perilaku, dengan budaya yang merujuk kepada keyakinan, nilai-nilai, konsep, praktek dan sikap kelompok tertentu. Hal ini berarti, peneliti memeriksa apa yang dilakukan oleh manusia dan menafsirkan mengapa mereka melakukan hal tersebut (Ary, et al 2010: 459).

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengungkap ide-ide matematis yang terdapat pada anyaman yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga dan mengungkap satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga. Oleh karena itu, diperlukan studi mendalam terhadap aktivitas menganyam dan mengukur yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga, sehingga metode etnografi dianggap tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

C. Desain Penelitian

Nachmias dan Nachmias (Abdurahman, 2013: 82) mengemukakan bahwa desain penelitian adalah suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi observasi.

Dalam metode etnografi, peneliti menggambarkan, menganalisis, dan menginterpretasikan budaya dengan menekankan teknik pengumpulan data


(3)

memasukkan pandangan partisipan (emic perspective) serta pandangan sebagai peneliti (etic perspective). Spradley (Ary, et al., 2010: 462) mengemukakan langkah-langkah penelitian etnografi, yaitu sebagai berikut.

1. Memilih sebuah proyek etnografi

Lingkup proyek ini dapat sangat bervariasi dari seluruh masalah kompleks di masyarakat atau hanya meneliti sebuah situasi sosial. Untuk seorang pemula akan lebih bijaksana apabila membatasi lingkup proyeknya untuk situasi sosial tunggal sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang wajar. Situasi sosial selalu memiliki tiga komponen: tempat, aktor dan aktivitas. Dalam penelitian ini peneliti memilih aktivitas menganyam dan mengukur yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga sebagai situasi sosial yang akan diteliti.

2. Melakukan wawancara etnografi

Pertanyaan dalam pikiran peneliti dijadikan sebagai panduan apa yang dilihat dan didengar dan sebagai alat pengumpul data.

3. Mengumpulkan data etnografi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumen, dan catatan lapangan dalam mengumpulkan data.

4. Membuat catatan etnografi.

Sebuah catatan etnografi meliputi catatan lapangan, foto-foto, artefak, dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari.

5. Menganalisis data etnografi

Sebuah catatan lapangan selalu diikuti oleh analisis data yang mengarah ke pertanyaan- pertanyaan baru dan hipotesis baru. Jika data yang terkumpul dan catatan lapangan lebih banyak, maka analisis akan lebih banyak. Siklus tersebut akan berlanjut sampai proyek selesai.

6. Menulis etnografi.

Agar budaya yang telah diteliti dapat dibawa ke kehidupan, maka seorang peneliti haruslah menguraikan hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan. Tulisan etnografi dapat membuat pembaca merasa bahwa mereka mengerti orang-orang dan cara hidup mereka atau situasi dan orang-orang di dalamnya. Penulisan harus


(4)

rinci dan nyata, tidak umum atau samar-samar, sehinga tulisan etnografi biasanya panjang dan terdiri dari beberapa halaman.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai Desember 2013. Adapun tahapan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Analisis Pra-lapangan

Tahap ini meliputi merumuskan masalah, mengurus administrasi untuk melakukan pengamatan pendahuluan ke objek penelitian, melakukan pengamatan pendahuluan, menganalisis hasil pengamatan pendahuluan, menentukan masalah penelitian, memilih metode pendahuluan, dan sumber data. Kemudian, konsultasi kepada pembimbing, membuat proposal, mengajukan kepada koordinator skripsi, melakukan seminar, dan mengajukan surat izin penelitian dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) UPI. Surat perizinan tersebut kemudian diajukan kepada KOPERASI Kampung Naga dan Kantor Kepala Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.

2. Analisis selama di Lapangan

Dalam tahap ini, peneliti melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data dari lapangan. Adapun tahapan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

a. Mengumpulkan data dalam bentuk catatan lapangan dari beberapa narasumber penting berupa hasil wawancara, foto dan rekaman;

b. Mereduksi data untuk mempermudah dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan;

c. Menampilkan data dalam bentuk tabel dan diagram agar dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, dan dapat dengan mudah dipahami;

d. Memverifikasi data dengan cara menyimpulkan dan menjawab rumusan masalah yang diperkuat oleh bukti-bukti penelitian.


(5)

3. Analisis Data Keseluruhan

Pada tahap ini, penulis menyajikan hasil penelitian ke dalam bentuk karya ilmiah yang berupa skripsi. Tahapan pada kegiatan ini meliputi:

a. Pengumpulan data hasil penelitian dan studi dari berbagai sumber, seperti jurnal, prosiding, buku, majalah, surat kabar, dan internet;

b. Pengelompokkan data penilitian;

c. Penyusunan data sesuai fokus kajian permasalahan dan tujuan penelitian; d. Penganalisisan data, membahas dan mendeskripsikan temuan-temuan dari

hasil penelitian ke dalam karya ilmiah; e. Penyimpulan hasil penelitian.

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam skripsi ini yaitu mengungkap ide-ide matematis yang terdapat pada anyaman yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga dan mengungkap satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada aktivitas menganyam dan aktivitas mengukur yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Secara spesifik, tempat yang diteliti adalah tempat-tempat dimana proses menganyam dilakukan. Proses menganyam biasanya dilakukan di beranda rumah adat di Kampung Naga. Pada penelitian ini, peneliti mengunjungi beberapa tempat pengrajin anyaman untuk menggali data melalui observasi dan wawancara tak formal. Sedangkan, untuk mengukur dilakukan di kediaman Pak Ujang dan di sawah di Kampung Naga.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua tahapan, yaitu pengamatan pendahuluan selama dua hari pada tanggal 31 Oktober 2013 hingga 1 November


(6)

2013 dan penelitian dilakukan selama empat hari pada tanggal 5 Desember 2013 hingga 8 Desember 2013.

G. Sampel Sumber Data Penelitian

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka dalam penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi dan sampel. Tetapi, menurut Spradley (Sugiyono, 2009: 49) dalam pendekatan kualitatif istilah tersebut dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.

Pada penelitian ini, peneliti memasuki situasi sosial, yaitu situasi menganyam dan mengukur yang dilakukan oleh masyarakat kampung Naga. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada para penganyam dan kepada orang-orang yang dipandang tahu mengenai anyaman dan satuan-satuan pengukuran. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

H. Definisi Operasional

1. Ethnomathematics: suatu ranah kajian penelitian yang meneliti cara

sekelompok orang pada budaya tertentu dalam memahami, mengekspresikan, dan menggunakan konsep-konsep serta praktik-praktik kebudayaannya yang digambarkan oleh peneliti sebagai sesuatu yang matematis.

2. Ide-ide matematis: segala sesuatu yang berkaitan dengan bilangan, logika, konfigurasi spasial, dan kombinasi atau susunan dalam suatu sistem dan struktur.

3. Anyaman: jalinan pita yang disusun menurut dua, tiga, dan empat arah, bahkan lebih, sehingga terbentuk benda-benda seperti tikar, dinding dan sebagainya.


(7)

4. Satuan-satuan panjang, luas, dan volume: pembanding yang digunakan dalam pengukuran besaran panjang, luas, dan volume.

5. Masyarakat Kampung Naga: sekelompok masyarakat sub-etnis Sunda di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor data hasil penelitiannya (Moleong, 2011 : 168).

Hal ini berarti sebagai instrumen dalam penelitian ini, peneliti menentukan siapa yang tepat untuk dijadikan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menganalisis data kualitatif, dan selanjutnya menyimpulkan secara kualitatif mengapa pengrajin anyaman di Kampung Naga melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki ide-ide matematis dalam proses menganyamnya, menggambarkan ide-ide matematis apa saja yang terdapat pada anyaman masyarakat Kampung Naga, menggambarkan satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga, menggambarkan bagaimana mereka melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, hingga penggambaran apa yang terjadi antara matematika dan budaya pada konteks tersebut.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan catatan lapangan.

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu


(8)

(Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data dalam melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti maupun untuk melakukan penelitian lebih mendalam.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara pembicaraan informal. Pada wawancara pembicaraan informal, pertanyaan yang diajukan bergantung pada pewawacara, hubungan pewawancara, dan yang diwawancarai dalam suasana yang biasa dan wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Jenis wawancara ini digunakan oleh peneliti agar masyarakat Kampung Naga yang diwawancari merasa nyaman dan timbul keakraban diantara peneliti dan masyarakat Kampung Naga khususnya yang diwawancarai sehingga informasi yang dibutuhkan mudah untuk diperoleh.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi mendalam dari subjek penelitian mengenai aktivitas menganyam dan mengukur untuk mengungkap ide-ide matematis pada anyaman yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga dan satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga.

b. Observasi

Menurut Ngalim Purwanto (Basrowi dan Suwandi, 2008: 93), observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai permasalahan yang diteliti.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati sendiri aktivitas menganyam dan aktivitas mengukur yang berkaitan dengan penggunaan satuan-satuan panjang, luas, dan volume.


(9)

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, maupun karya monumental seseorang.

Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan berupa benda-benda peninggalan leluhur Kampung Naga dan benda-benda hasil kerajinan tangan masyarakat Kampung Naga.

d. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2011: 209), catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Ketika berada di lapangan, peneliti membuat catatan berupa coretan-coretan singkat yang berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, dan lain-lain. Kemudian, setelah kembali ke tempat tinggal, peneliti membuat catatan lapangan.

K. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2011: 248), analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensinstesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis data dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Selain itu, analisis data juga dilakukan pada saat pengumpulan data


(10)

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Oleh karena itu, untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data, peneliti melakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Reduksi data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang diteliti. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dipilih sesuai dengan tujuan permasalahan yang ingin dicapai, yakni mengungkap ide-ide matematis pada anyaman yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga dan mengungkap satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga.

2. Penyajian Data (Display)

Data yang diperoleh disajikan dalam uraian singkat, grafik, maupun tabel agar data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, dan dapat dengan mudah dipahami.

3. Menarik Kesimpulan

Langkah ketiga yaitu menarik kesimpulan yang dilakukan dengan maksud untuk mencari makna dan penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat, maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ini merupakan hasil kegiatan mengaitkan pertanyaan-pertanyaan penelitian dengan data yang diperoleh dilapangan.

L. Uji Keabsahan Data

Dalam pendekatan kualitatif, untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas uji tertentu. Menurut Moleong (2011: 324), terdapat empat uji keabsahan yang digunakan, yaitu uji credibility (kepercayaan), uji transferability (keteralihan), uji dependability (kebergantungan), dan uji confirmability (kepastian).


(11)

Dalam uji credibility, empat teknik pemeriksaan yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Extended fieldwork (Perpanjangan Pengamatan)

Perpanjangan pengamatan ini bertujuan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri (Moleong, 2011). Pada tanggal 31 Oktober 2013 sampai 1 November 2013, untuk pertama kali peneliti menginap di Kampung Naga. Ketika itu, pengamatan terhadap aktivitas menganyam dan mengukur masih berada pada kawasan permukaan. Interaksi dengan keluarga Pak Ujang dan pengrajin anyaman belum banyak dilakukan. Kemudian, peneliti datang kembali untuk melakukan penelitian lebih dalam pada tanggal 5 – 8 Desember 2014.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2011: 329). Untuk meningkatkan ketekunan pengamatan, peneliti menyikapinya dengan membekali diri dengan membaca berbagai referensi tentang anyaman di Indonesia dan dunia serta satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Sunda bahkan dunia. Peneliti mengamati pula secara lebih seksama dokumentasi-dokumetasi milik peneliti saat melakukan pengamatan pendahuluan. 3. Triangulasi

Dalam pengujian kredibilitas, triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan data dengan tiga jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber (mengecek data dari berbagai sumber yang terkait), triangulasi waktu (mengecek data di waktu pagi, siang, sore, dan malam hari), dan triangulasi teknik (observasi, dokumentasi, dan wawancara).


(12)

Teknik ini dilakukan dengan cara menyingkap hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan teman-teman sejawat. Dalam hal ini, peneliti melakukan diskusi dengan dua orang teman yang sama-sama mengambil tema penelitian etnomatematika.

Uji transferability (keteralihan) dalam penelitian kualitatif dilakukan

dengan cara uraian rinci (thick description), jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, agar setiap pembaca menjadi jelas dan pembaca dapat memutuskan apakah hasil penelitian ini dapat digunakan dalam situasi lain atau tidak. Sementara itu, uji

dependability (kebergantungan) dan uji confirmability (kepastian) dilakukan

dengan cara auditing atau memperlihatkan bukti-bukti dari seluruh rangkaian proses penelitian. Uji dependability dan confirmbility ini dilakukan terhadap keseluruhan proses penelitian oleh pembimbing.


(1)

4. Satuan-satuan panjang, luas, dan volume: pembanding yang digunakan dalam pengukuran besaran panjang, luas, dan volume.

5. Masyarakat Kampung Naga: sekelompok masyarakat sub-etnis Sunda di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor data hasil penelitiannya (Moleong, 2011 : 168).

Hal ini berarti sebagai instrumen dalam penelitian ini, peneliti menentukan siapa yang tepat untuk dijadikan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menganalisis data kualitatif, dan selanjutnya menyimpulkan secara kualitatif mengapa pengrajin anyaman di Kampung Naga melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki ide-ide matematis dalam proses menganyamnya, menggambarkan ide-ide matematis apa saja yang terdapat pada anyaman masyarakat Kampung Naga, menggambarkan satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga, menggambarkan bagaimana mereka melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, hingga penggambaran apa yang terjadi antara matematika dan budaya pada konteks tersebut.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan catatan lapangan.

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pemberi pertanyaan dan


(2)

(Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data dalam melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti maupun untuk melakukan penelitian lebih mendalam.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara pembicaraan informal. Pada wawancara pembicaraan informal, pertanyaan yang diajukan bergantung pada pewawacara, hubungan pewawancara, dan yang diwawancarai dalam suasana yang biasa dan wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Jenis wawancara ini digunakan oleh peneliti agar masyarakat Kampung Naga yang diwawancari merasa nyaman dan timbul keakraban diantara peneliti dan masyarakat Kampung Naga khususnya yang diwawancarai sehingga informasi yang dibutuhkan mudah untuk diperoleh.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi mendalam dari subjek penelitian mengenai aktivitas menganyam dan mengukur untuk mengungkap ide-ide matematis pada anyaman yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga dan satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga.

b. Observasi

Menurut Ngalim Purwanto (Basrowi dan Suwandi, 2008: 93), observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai permasalahan yang diteliti.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati sendiri aktivitas menganyam dan aktivitas mengukur yang berkaitan dengan penggunaan satuan-satuan panjang, luas, dan volume.


(3)

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, maupun karya monumental seseorang.

Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan berupa benda-benda peninggalan leluhur Kampung Naga dan benda-benda hasil kerajinan tangan masyarakat Kampung Naga.

d. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2011: 209), catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Ketika berada di lapangan, peneliti membuat catatan berupa coretan-coretan singkat yang berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, dan lain-lain. Kemudian, setelah kembali ke tempat tinggal, peneliti membuat catatan lapangan.

K. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2011: 248), analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensinstesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis data dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan yang akan digunakan untuk menentukan fokus


(4)

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Oleh karena itu, untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data, peneliti melakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Reduksi data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang diteliti. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dipilih sesuai dengan tujuan permasalahan yang ingin dicapai, yakni mengungkap ide-ide matematis pada anyaman yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga dan mengungkap satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga.

2. Penyajian Data (Display)

Data yang diperoleh disajikan dalam uraian singkat, grafik, maupun tabel agar data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, dan dapat dengan mudah dipahami.

3. Menarik Kesimpulan

Langkah ketiga yaitu menarik kesimpulan yang dilakukan dengan maksud untuk mencari makna dan penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat, maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ini merupakan hasil kegiatan mengaitkan pertanyaan-pertanyaan penelitian dengan data yang diperoleh dilapangan.

L. Uji Keabsahan Data

Dalam pendekatan kualitatif, untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas uji tertentu. Menurut Moleong (2011: 324), terdapat empat uji keabsahan yang digunakan, yaitu uji credibility (kepercayaan), uji transferability (keteralihan), uji dependability (kebergantungan), dan uji confirmability (kepastian).


(5)

Dalam uji credibility, empat teknik pemeriksaan yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Extended fieldwork (Perpanjangan Pengamatan)

Perpanjangan pengamatan ini bertujuan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri (Moleong, 2011). Pada tanggal 31 Oktober 2013 sampai 1 November 2013, untuk pertama kali peneliti menginap di Kampung Naga. Ketika itu, pengamatan terhadap aktivitas menganyam dan mengukur masih berada pada kawasan permukaan. Interaksi dengan keluarga Pak Ujang dan pengrajin anyaman belum banyak dilakukan. Kemudian, peneliti datang kembali untuk melakukan penelitian lebih dalam pada tanggal 5 – 8 Desember 2014.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2011: 329). Untuk meningkatkan ketekunan pengamatan, peneliti menyikapinya dengan membekali diri dengan membaca berbagai referensi tentang anyaman di Indonesia dan dunia serta satuan-satuan panjang, luas, dan volume yang digunakan oleh masyarakat Sunda bahkan dunia. Peneliti mengamati pula secara lebih seksama dokumentasi-dokumetasi milik peneliti saat melakukan pengamatan pendahuluan. 3. Triangulasi

Dalam pengujian kredibilitas, triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan data dengan tiga jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber (mengecek data dari berbagai sumber yang terkait), triangulasi waktu (mengecek data di waktu pagi, siang, sore, dan malam hari), dan triangulasi teknik (observasi, dokumentasi, dan wawancara).


(6)

Teknik ini dilakukan dengan cara menyingkap hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan teman-teman sejawat. Dalam hal ini, peneliti melakukan diskusi dengan dua orang teman yang sama-sama mengambil tema penelitian etnomatematika.

Uji transferability (keteralihan) dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara uraian rinci (thick description), jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, agar setiap pembaca menjadi jelas dan pembaca dapat memutuskan apakah hasil penelitian ini dapat digunakan dalam situasi lain atau tidak. Sementara itu, uji dependability (kebergantungan) dan uji confirmability (kepastian) dilakukan dengan cara auditing atau memperlihatkan bukti-bukti dari seluruh rangkaian proses penelitian. Uji dependability dan confirmbility ini dilakukan terhadap keseluruhan proses penelitian oleh pembimbing.