Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah : survei pada siswa-siswa kelas XII SMA negeri dan swasta di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI
BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH Survei pada Siswa-Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Daerah istimewa YogyakartaSKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi DI SUSUN OLEH : WITA DITYARINI 031334061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati dan memberiku anugrah yang luar........biasa
Kedua Orang Tuaku: Yohanes Dite Marhendaryanto dan Fr. Eni Prihati Saudaraku Mas Doni, dan Dik Deni Kekasihku sekaligus Sahabat terbaikku Oscar Pristi Anggito Teman-temanku di Pak ‘ B 2003
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PENGARUH
KECERDASANEMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH”. Skripsi ini
ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Bp. Y. Harsoyo, S.Pd.,M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
4. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar
membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, danmotivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih banyak Pak.
5. Bp. Drs. FX. Muhadi, M.Pd. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si. Selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan menyempurnakan hasil skripsi.
6. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntasi (Mbak aris dan Pak Wawik) atas
segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di USD.
8. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 3 Bantul, SMA BOPKRI
Banguntapan, SMA Muhammadiyah Kasihan, SMA STELLA DUCE Bantul dan SMA PATRIA serta segenap guru, staf dan siswa-siswi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian.
9. Bapak Y. Dite Marhendaryanto dan Ibu Fr. Eni Prihati, yang selalu memberikan doa,
kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil, serta semangat kepada penulis.
10. Saudaraku Mas Doni, Dik Deni, Mbak Sekar, Mas Danantyo, Mas Dito, yang telah
memberikan dukungan, semangat dan bantuan kepada penulis.
11. Oscar Pristio Anggito yang selalu ga pernah cape membantu penulis kapan saja,
memberi semangat dan motivasi kepada penulis, makasih ya sayang, Tuhan Memberkatimu slalu.
12 Uke, Siwi, Tari, kalian memang sahabat yang baik..... , teman-teman seperjuanganku
Tiara, makasih ya untuk bantuanmu, Suster Yekti, Siska, makasih untuk tumpangan ngobrol di kamarmu, Dwi, Ari, Wulan, Meti, Santi, Adel, Septi, Yeni, Wawan, Nining, Yiska, Dewi, Lala, Ana, terimakasih untuk pinjaman buku-bukunya ya.. Brevi, Yohana, Agus, Yudo, dan Step, terima kasih atas bantuan kalian selama kuliah dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini..
13. Buat teman-teman seperjuangan di PAK 2003 kelas A dan B, Sukses untuk semuanya.....
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi
perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.Penulis
ABSTRAK
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI
BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA DAN STATUS SEKOLAH
Survei pada Siswa –Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta
di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Wita Dityarini
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecerdasan emosionalterhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (2) pengaruh kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) pengaruh
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4)
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah populasi penelitian ini adalah
4.220 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 568 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah
purposive sampling . Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik
analisis data adalah model analisis regresi yang dikembangkan oleh Chow.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ayah ( = − , 032 β dan
3
kecerdasan emosional terhadap prestasi ρ = , 221 > α = , 050 ) dan ada pengaruh negatif
belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ibu ( β = − , 069 dan = , 016 > = , 050 ) ;
ρ α
3
(2) tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat
pendidikan ayah ( = − , 009 dan tingkat pendidikan ibu
β dan ρ = , 661 > α = , 050 )3
3
( β = − , 028 dan = , 143 > = , 050 ) ; (3) tidak ada pengaruh kecerdasan emosional
ρ α
terhadap prestasi belajar ditinjau belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ayah
( β = − , 017 dan = , 462 > = , 050 ) dan jenis pekerjaan ibu ( β = − , 041 dan
ρ α3
3
, 054 , 050 ) ; (4) tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi ρ = > α = belajar ditinjau dari status sekolah siswa ( β = − , 049 dan ρ = , 176 > α = , 050 ) .
3
ABSTRACT THE EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE TOWARDS LEARNING ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM SOCIAL AND ECONOMICAL STATUS OF PARENTS AND SCHOOL A survey on the Third Year Studens of State and Private Senior High Schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Province.
WITA DITYARINI
Sanata Dharma University Yogyakarta 2008 This research aims to investigate whether there is any effect of emotional intelligence towards the students’ learning achievement perceived from (1) parent’s social status; (2) parent’s education; (3) the parent’s occupations; and (4) students’ schools status.
This research is conducted in state and private high schools in Bantul Regency. The
populations are the third year students of state and private high schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Province. The total samples are 568 students which are selected by purposive sampling. The data gathering techniques are questionnaires and documentations. The data analysis technique is Chow’s regression analysis model.
The result of the research shows that (1) there is not any effect of emotional
intelligence towards learning achievement perceived from fathers’ income ( β = − , 0323
) and negative influence effect of emotional intelligence and ρ = , 221 > α = , 050 ) towards learning achievement perceived from mothers’ income ( β = − , 069 and
3
= , 016 > = , 050 ) ; (2) there is not any effect of emotional intelligence towards ρ α learning achievement perceived from fathers’ education ( , 009
β = − and
3
3
, 661 , 050 ) and mothers’ education ( β = − , 028 ρ = > α = and
; (3) there is not any effect of emotional intelligence towards ρ = , 143 > α = , 050 ) learning achievement perceived from fathers’ occupations ( β = − , 017 ;
3
and mothers’ occupations ( = − , 041 ; ρ = , 462 > α = , 050 ) β ; ρ = , 054 > α = , 050 )
3
(4) there is not any effect of emotional intelligence toward learning achievement perceived from school status ( = − , 049 β and ρ = , 176 > α = , 050 ) .
3
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................. vi ABSTRAK.................................................................................................... ix
ABSTRACT.................................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ......................................................................
5 D. Tujuan Penelitian ........................................................................
5 E. Manfaat Penelitian .......................................................................
6 TINJAUAN PUSTAKA
BAB II A. Kecerdasan Emosional ............................................................. 8 B. Prestasi Belajar ........................................................................ 11
C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ............................................ 13
D. Status Sekolah .......................................................................... 17 E. Kerangka Teoritik ........................................................................
18 F. Hipotesis.......................................................................................
26 METODOLOGI PENELITIAN
BAB III A. Jenis Penelitian ........................................................................ 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
27 C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 28 D. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan Sampel……………….
28
1. Populasi ................................................................................ 28
2. Sampel .................................................................................. 28
3. Teknik Penarikan Sampel ..................................................... 29
E. Operasionalisasi Variabel ......................................................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 33
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ......................................... 34
1. Uji Validitas ......................................................................... 34
2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 36
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 38
1. Analisis Deskriptif ............................................................... 38 2. Pengujian Normalitas dan Linieritas..................................
38
a. Uji Normalitas .................................................................. 38
b. Uji Linieritas .................................................................... 39
3. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................. 40
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data...........................................................................
42
B. Analisis Data .............................................................................
50 C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................
70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
79 B. Keterbatasan Penelitian.............................................................
81 C. Saran-saran................................................................................
82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nama Sekolah dan Jumlah Responden …………………………29 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional........................
30 Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendapatan.............................
32 Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua...........
32 Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua .................
32 Tabel 3.6 Rangkuman Uji validitas Variabel Kecerdasan Emosional ..........
35 Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian....................................................... 42 Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden .............................................................
43 Tabel 5.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua......................................................
43 Tabel 5.4 Tingkat Pendidikan Orang Tua .....................................................
44 Tabel 5.5 Jenis Pekerjaan Orang Tua............................................................
46 Tabel 5.6 Asal sekolah Siswa........................................................................
48 Tabel 5.7 Kecerdasan Emosional Siswa ....................................................... 48
Tabel 5.8 Prestasi Belajar Siswa ................................................................... 49Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional ...... 51 Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Belajar................54 Tabel 5.11 Tabel Linearitas...........................................................................
58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua DanStatusSekolah.....................................................................................
26
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian ..................................................................... 84
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 90
3. Data Induk Penelitian....................................................................94
4. Data Induk Regresi........................................................................ 115
5. Deskripsi Frekuensi dan Deskripsi Variabel Penelitian................ 124
6. Perhitungan PAP tipe II ................................................................ 162
7. Uji Normalitas dan Linieritas........................................................ 165
8. Uji Regresi .................................................................................... 175
9. Surat Ijin Penelitian dan Surat Keterangan Penelitian…………... 183
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
pendidikan menduduki peranan penting, Pendidikan harus menjadi bidang garapan yang mendapatkan prioritas tinggi dalam pembangunan nasional. Hal demikian disebabkan melalui bidang pendidikan sumber daya manusia muda diberikan bekal untuk mengembangkan potensinya sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Sebagian besar orang tua
karenanya tidak ragu-ragu untuk berkorban demi pendidikan anak-anaknya.
Keberhasilan belajar anak tercermin dari prestasi belajarnya. Ada banyak faktor yang berpengaruh pada tinggi atau rendahnya prestasi belajar.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi yang terdiri dari: kecerdasan dan bakat, serta unsur-unsur kepribadian tertentu, dan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang terdiri atas lingkungan sosial, budaya, dan lingkungan fisik. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu memperhatikan dua faktor tersebut.
Secara umum, masyarakat berpendapat bahwa prestasi belajar terlihat dari indikator prestasi akademik pada setiap bidang studi. Karenanya
(lQ) saja. Namun demikian sebenarnya faktor kecerdasan emosional quotient atau emotional quotient (EQ) perlu dipertimbangkan. Dalam beberapa kasus
sering dijumpai bahwa siswa yang mempunyai IQ cukup tinggi justru
mengalami kesulitan belajar di sekolah, hal ini tampak dari nilai rapornya
yang jelek. Sementara dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang
memiliki kecerdasan emosional tinggi justru prestasi belajarnya lebih baik.
Dengan kata lain ada hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar. Hal ini didukung hasil penelitian Romanus Mudjijana
(http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan
bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali dan
mengelola segala emosi yang ada pada diri kita. EQ mencakup kemampuan
memotivasi diri, bertahan menghadapi frustasi, pengendalian dorongan hati,
mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres, sehingga memiliki
kegembiraan, kesedihan, kemarahan yang tidak berlebihan. Kecerdasan
akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak ataukesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitan-kesulitan hidup. Banyak bukti
memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap yang mengetahuidan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan mampu membaca
dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan
dalam setiap bidang kehidupan (http.//secapramana.tripod.com/). Hal
demikian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memberikan kontribusiDerajat tinggi rendahnya pengaruh kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar diduga disebabkan oleh perbedaan status ekonomi orang tua
siswa dan status sekolah yang tidak sama satu sama lainnya. Untuk orang tua
yang berstatus sosial ekonomi tinggi, mereka dapat membiayai sekolah
anaknya dan menyediakan berbagai fasilitas yang memadai sehingga dalam
kondisi demikian anak akan merasa terbantu dalam belajar dan dapat
meningkatkan semangat, dengan demikian anak telah mempunyai kecerdasan
emosional yang baik karena telah mampu menyalurkan perasaannya untuk
memotivasi dirinya dalam belajar yang akan menghasilkan meningkatan
berprestasi anak. Untuk orang tua yang mempunyai status sosial ekonomi
yang lebih rendah tentunya akan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
keluarga, lebih-lebih untuk kebutuhan sekolah anak. Hal ini dapat
menyebabkan anak tersebut akan merasa kurang percaya diri atau dengan kata
lain kecerdasan emosional anak menjadi tidak stabil yang akhirnya akan
membuat kesulitan dalam belajarnya.Status sekolah menjadi salah satu pertimbangan orang tua sebelum
menyekolahkan anaknya. Orang tua berharap bahwa pada sekolah yang baik,
anak akan dapat mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Banyak orang
tua karenanya lebih memilih sekolah negeri dibanding sekolah swasta. Hal ini
disebabkan sekolah negeri diidentikkan dengan sekolah dengan mutu lebih
baik dibandingkan sekolah swasta. Meskipun demikian tidak berarti bahwa
semua sekolah swasta mutunya di bawah sekolah negeri. Sebagian besar buruknya iklim sekolah. Dengan demikian muncul pemberian label sekolah favorit bagi sekolah yang sangat disiplin, input siswa baik, gurunya dianggap profesional, sarana prasarananya lengkap, dan lingkungannya baik. Sekolah yang memiliki karakteristik demikian lebih banyak ditemukan di sekolah negeri dibandingkan swasta. Dengan iklim sekolah yang seperti itu siswa akan lebih merasa nyaman dalam belajarnya di sekolah. Kecerdasan emosional siswapun lebih mudah terbentuk dari iklim sekolah tersebut. Dampaknya mereka termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH”. Penelitian merupakan survei pada siswa-siswi kelas XII SMA di Kabupaten Bantul.
B. Identifikasi Masalah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor ini antara lain faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi yang terdiri dari: kecerdasan dan bakat, serta unsur-unsur kepribadian tertentu, dan faktor yang berasal dari luar diri siswa memfokuskan pada faktor kecerdasan emosional. Secara spesifik penelitian ini ingin menginvestigasi apakah tinggi/rendahnya derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar akan berbeda pada siswa yang berasal dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah yang berbeda.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ?
2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ?
3. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ?
4. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah ? D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menemukan hasil-hasil penelitian yang memiliki kegunaan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi guru bahwa pentingnya kecerdasan emosional
untuk meningkatkan prestasi belajar. Sehingga guru dapat membantu
siswa untuk meningkatkan kecerdasan emosional.2. Bagi Universitas Dengan diselesaikannya skripsi ini diharapkan dapat menambah refensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sosial orang tua dan status sekolah.
3. Bagi Penulis Menambah pengalaman dan wawasan tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sosial orang tua dan status sekolah.
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasaan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional Kecerdasan otak (IQ) ternyata bukan satu-satunya kunci yang dapat mengantarkan kita ke jenjang sukses. Ada kecerdasan emosional (EQ) yang juga punya peranan penting untuk mengembangkan diri kita.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi, kerja sama, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (http//www.duniaguru.com/). Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 1999:513), kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri untuk memandu pikiran dan tindakan. Lebih lanjut Salovey dan Mayer (2000:30) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Semakin tinggi kecerdasan emosional kita, semakin besar kemungkinan kita untuk sukses sebagai pekerja, orangtua, manajer, anak dewasa, mitra bagi pasangan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk menyadari diri pada saat ini, mampu memotivasi, berempati, mampu mengatur emosinya dan mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain.
2. Dimensi Kecerdasan Emosional Ada lima aspek kecerdasan emosional, yang dapat menjadi pedoman bagi
individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
a. Mengenali emosi diri (emotional awareness). Kenali dan lepaskan emosi negatif kita. Pahami dampak emosi negatif terhadap diri kita, usahakan supaya pikiran kita tidak dikuasai oleh perasaan negatif yang sedang kita rasakan (http:www.dunia guru.com/). Sementara pada Goleman (1999:512-513), mengenali diri berarti mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.
b. Mengelola emosi (managing emotion). Emosi merupakan sinyal bagi kita agar melakukan tindakan untuk mengatasi perasaan yang sedang terjadi . Jika kita mampu mengendalikan dan mengatasi emosi dengan gembira maka kita cenderung akan sukses dalam berbagai hal (http:www.dunia guru.com/). Sementara pada Goleman (1999:512- 513), pengaturan diri merupakan menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu c.
Memotivasi diri sendiri (self motivation). Keterampilan memotivasi
diri memungkinkan terwujudnya kinerja tinggi dalam segala hal.Motivasi memacu diri kita untuk lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang kita kerjakan (http:www.dunia guru.com/). Goleman (1999:512-513) menyatakan bahwa motivasi merupakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d.
Mengenali emosi orang lain (managing conflict/empati). Kecerdasan
emosional kita akan akan menjadi sempurna bila dilengkapi dengan kemampuan memotivasi orang lain, yang merupakan bentuk lain dari jiwa pemimpin (http:www.dunia guru.com/). Goleman (1999:512-513) menyatakan bahwa empati berarti merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perpektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Membina hubungan (social comunication). Salah satu kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang bisa melakukan tata
krama tampilan (http.www.dunia guru.com/). Goleman (1999:512- 513) menyatakan bahwa keterampilan sosial yaitu menangani emosi dengan baik ketika hubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.
Banyak hal yang menyebabkan kecerdasan emosional seseorang menurun. Penyebabnya antara lain (http://secapramana.tripod.com/) :
1. Menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial. Lebih suka
menyendiri, bersikap sendiri-sendiri, kurang bersemangat, dll.
2. Cemas dan depresi, menyendiri, sering taku, merasa gugup, dll.
3. Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir. Tidak mampu memusatkan perhatian atau duduk tenang, melamun, bertindak tanpa berpikir, bersikap terlalu tegang, dll.
4. Nakal dan agresif. Bergaul dengan anak-anak yang bermasalah, bohong dan menipu, sering bertengkar, dll.
Maka untuk menanggulangi penyebab itu perlu adanya keseimbangan antara kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Keberhasilan hidup ditentukan oleh keduanya. Pelatihan untuk menyatakan perasaan negatif menjadi amat penting. Pelampiasan yang tidak tepat justru akan menambah intensitas, bukan mengurangi. Cara berpikir menentukan cara merasa, oleh karena itu berpikir positif sangatlah diperlukan. Pengalaman dan pendidikan di masa kanak-kanak akan sangat menentukan dasar pembentukan keterampilan sosial, dan emosional.
B. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk menguasai
pengetahuan atau keterampilan keterampilan tertentu dalam suatu mata
pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan
guru (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf). DiIndonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut Tes Hasil Belajar
(THB). Tes ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuahprogram pengajaran dan untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah
mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Sementara Suryabrata(1984:324) mengatakan bahwa kemajuan atau hasil belajar murid-murid
tercantum pada rapor yaitu yang memuat tentang kelakuan, kerajinan, dan
kepandaian murid. Menurut Prayitno (Nasution, 2001:40), kesuksesanbelajar siswa lebih banyak ditentukan oleh PTSDL sebuah singkatan dari
prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi
diri pribadi, dan lingkungan belajar. Dari definisi di atas dapatdisimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dalam nilai/angka pada rapor yang diberikan guru.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130-131), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: a.
Faktor internal
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:
a) Faktor intelektik yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, dan faktor kecakapan nyata yaitu, prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non intelektik, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
b. Faktor eksternal 1) Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan sekolah, dan lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua 1.
Pengertian Status Sosial Ekonomi Orang Tua Status adalah kondisi atau kedudukan, sedangkan sosial merupakan kedudukan ini yang menyebabkan adanya lapisan sosial. Sedangkan ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “eikos” yang berarti rumah tangga dan “nomos” yang berarti tata atau aturan. Menurut T. Gilarso (1991:61), ekonomi diartikan sebagai aturan atau pedoman untuk mengatur rumah tangga. Maka dapat disimpulkan status sosial ekonomi orang adalah suatu kedudukan yang dimiliki orang tua yang nantinya akan digunakan untuk mengatur rumah tangga.
2. Dimensi Status Sosial Ekonomi Orang Tua Status sosial ekonomi orang tua antara lain meliputi tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan.
a.
Tingkat Pendapatan Orang Tua Menurut Mulyanto (1982:92-93), pendapatan dan penerimaan keluarga dapat berbentuk : 1)
Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri, hasil investasi seperti bunga dan pensiun.
2) Pendapatan berupa barang, yaitu segala penerimaan yang sifatnya reguler akan tetapi tidak selalu berbentuk jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras, tunjangan kesehatan, dll.
3) Lain-lain, yaitu penerimaan barang atau jasa yang biasanya
penjualan barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, dan penagihan piutang.
Berdasarkan keterangan di atas, maka pendapatan atau penghasilan riil
orang tua adalah penghasilan yang diperoleh dalam waktu tertentu
(tiap bulan) yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam
keluarga. Dalam penelitian ini tingkat pendapatan orang tua didasarkan
pada Keputusan Gubernur Daerah Istimewa YogyakartaNo.150/KEP/2006 tentang Penetapan Upah Minimum Propinsi Daerah
Istimewa Yogyaharta Tahun 2007 dinyatakan bahwa : Upah Minimum
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 adalah sebesar Rp
500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per bulan.b. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan
yang pernah dialaminya atau lamanya pendidikan. Tingkat pendidikan
orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua. Pendidikan formal
adalah pendidikan yang dilakukan secara terorganisasi dan mempunyai
tingkatan-tingkatan tertentu (KBBI, 1996:353). Sementara Tanlain
(1992:43) mengatakan pendidikan formal ialah pendidikan yang
diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat,
dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari TK disimpulkan tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir yang pernah dialami orang tua yaitu mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.
c.
Jenis Pekerjaan Orang Tua Berdasarkan tingkat pendapatan, jenis pendapatan dapat digolongkan menjadi sembilan golongan (Spillane, 1982:14), yaitu : 1) Golongan A terdiri dari: mandor, pedagang, pegawai kantor, pegawai sipil, ABRI, pemilik perusahaan/toko/pabrik/perikanan, pemilik tanah, peternakan, tuan tanah.
2) Golongan B terdiri dari: buruh nelayan, petani kecil, penebang kayu 3) Golongan C terdiri dari: ABRI (Tamtama s.d Bintara), Guru SD, kepala bagian, kepala kantor pos (cabang), manager perusahaan kecil, pamong praja pegawai badan hukum, pegawai negeri golongan I a s.d I d, suprvisor/pengawas.
4) Golongan D terdiri dari: meninggal dunia, pensiunan, tak mempunyai pekerjaan tetap. 5) Golongan E terdiri dari: Guru (SMP s.d SMA), juru rawat, pekerja sosial, kepala sekolah, kontraktor kecil, pegawai negeri golongan II a s.d II d, perwira ABRI (Letnan II, Letnan I dan Kapten), wartawan.
6) Golongan F terdiri dari: buruh tidak tetap, petani penyewa,
7) Golongan G terdiri dari: ahli hukum, ahli ilmu tanah/ahli ukur tanah, apoteker, arsitek, dokter, dosen/guru besar, gubernur, insinyur, kepala kantor pos (pusat), kontraktor besar, manager perusahaan, menteri, pegawai negeri golongan III ke atas, pengarang, peneliti, penerbang, perwira ABRI (Mayor s.d Jendral), walikota/bupati.
8) Golongan H terdiri dari: pembantu, pedagang keliling, tukang cuci.
9) Golongan I terdiri dari: artis/seniman, buruh tetap, montir, pandai besi/emas/peras, penjahit, penjaga, supir bus/colt, tukang kayu, tukang listrik, tukang mesin.
D. Status Sekolah
Menurut Keputusan-keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Tahun 1993 pasal 1 ayat 4, 5, dan 6 yaitu : a.SMU negeri adalah SMU yang diselenggarakan oleh pemerintah.
b. SMU swasta adalah SMU yang diselenggarakan oleh masyarakat.
c.
Madrasah Aliyah adalah SMU yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama.
Untuk menilai kelayakan suatu sekolah perlu diadakan akreditasi sekolah. Menurut Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 11 Tahun 2003 menyatakan akreditasi sekolah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan
E. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh kecerdasan emosinal terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf). Suryabrata (1984:324) mengatakan bahwa kemajuan atau hasil belajar murid-murid tercantum pada rapor yaitu yang memuat tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian murid. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi/rendahnya prestasi belajar. Salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosional. Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 1999:513), kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri untuk memandu pikiran dan tindakan. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti memungkinkan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka (http://secapramana.tripod.com/). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi
Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
diduga berbeda pada siswa yang berasal dari orang tua dengan pendapatan
yang berbeda. Tingkat pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan
orang tua dalam membiayai sekolah dan menyediakan fasilitas pendidikan
yang diperlukan anak. Dengan dipenuhinya fasilitas dan perhatian dalam
belajernya maka anak akan mendapatkan rangsangan mental bagi
perkembangan kecerdasan emosionalnya. Jadi tidak mengherankan jika
siswa dari keluarga dengan tingkat pendapatan orang tua lebih tinggi pada
umumnya prestasinya lebih tinggi dibanding dengan siswa dengan tingkat
pendapatan orang tuanya lebih rendah. Pendapatan dalam jumlah besar
akan memudahkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga
termasuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Sebaliknya pendapatan
yang jumlahnya kecil akan mengakibatkan keluarga hidup berkekurangan,
sehingga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
termasuk membiayai pendidikan yang semakin mahal. Dengan pendapatan
orang tua cukup akan membuat anak merasa senang untuk belajar, karena
segala kebutuhan belajarnya selalu tercukupi. Hal ini akan berdampak
pada kondisi emosi anak yang stabil, berpikir secara baik, sehingga akan
mampu untuk belajar secara baik dan meningkatkan prestasinya juga.
Sebaliknya pada orang tua yang memiliki pendapatan yang rendah akan
merasa kesulitan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarga,
terlebih untuk memenuhi fasilitas belajar anak. Sehingga anak
emosionalnya karena mereka merasa tidak puas dan pada akhirnya prestasi
belajarnya akan rendah.
2. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari