MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH DI PAUD AL-IKHLAS SAYANG-SAYANG CAKRANEGARA TAHUN PELAJARAN 2014-2015 - Repository UNRAM

  

MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN

MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH DI PAUD AL-IKHLAS SAYANG-

SAYANG CAKRANEGARA TAHUN PELAJARAN 2014-2015

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam

Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini

  

Oleh

SURYANI

E1F112106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

  

2015/2016

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  Jalan Majapahit No.62 Telp.(0370)623873. Fax.634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

  Skripsi Berjudul : “Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Playdough di PAUD Al-Ikhlas Sayang- Sayang Cakranegara Tahun Pelajaran 2014-

  2015” Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

  Mataram, Februari 2016 Pembimbing Skripsi I

  (Baik Nilawati Astini, S.Pd.M.Pd) NIP. 19750830200501 2001

  Pembimbing Skripsi II

  (Nurhasanah, S.Pd. M.Pd) NIP. 197904112005012001

  Menyetujui Ketua Program Studi,

   ( Nurhasanah, S.Pd. M.Pd.) NIP. 197904112005012001

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  Jalan Majapahit No.62 Telp.(0370)623873. Fax.634918 Mataram 83125 LEMBAR PENGESAHAN PADA SKRIPSI

  Skripsi Berjudul : “Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Playdough di PAUD Al-Ikhlas Sayang- Sayang Cakranegara Tahun Pelajaran 2014-

  2015” Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal……………………………………

  Mataram, Februari 2016 Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

  (Baik Nilawati Astini, S.Pd.M.Pd) (Nurhasanah, S.Pd. M.Pd) NIP. 197508302005012001 NIP. 197904112005012001

  Mengesahkan, Kajur Ilmu Pendidikan,

  ( Nurul Kemala Dewi, M.Sn.) NIP. 196910112001122001

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  Jalan Majapahit No.62 Telp.(0370)623873. Fax.634918 Mataram 83125 HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi Berjudul : “Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Playdough di PAUD Al-Ikhlas Sayang- Sayang Cakranegara Tahun Pelajaran 2014- 2015”

  Telah diuji dan disetujui pada tanggal …………………………………………..

  Mataram, Maret 2016

  

PENGUJI I

(Baik Nilawati Astini, S.Pd.M.Pd)

NIP. 197508302005012001

PENGUJI II

  

(Nurhasanah, S.Pd. M.Pd)

NIP. 197904112005012001

PENGUJI III

( Ika Rachmayani, M.Pd)

  

NIP. 198101022005012001

  Menyetujui

  DEKAN FKIP UNIVERSITAS MATARAM Dr. H. Wildan, M.Pd NIP : 195712311983031037

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Motto : Dengan berusaha dan hati yang ikhlas apapun pekerjaan dapat terselesaikan Persembahan Ananda persembahkan skripsi ini untuk suamiku dan anakku tercinta H. Moh. Sholeh Kholidi, Anakku M. Naufal Ibnu Sholeh, Saudaraku, teman-teman dan sahabatku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Playdough di Paud Al-Ikhlas Sayang-Sayang Cakranegara Tahun Pelajaran 2014- 2015 ”.Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karna itu, penulis menghaturkan terimakasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Prof. Ir. H. Sunarpi, Ph. D, Rektor Universitas Mataram.

  2. Dr. H. Wildan M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

  3. Nurul Kemala Dewi, S. Sn, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

  4. Nurhasanah, M.Pd, Ketua Program Sudi S1 PG PAUD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II dan Dosen PA yang telah membantu dan membimbing dalam penulisan skripsi ini

  5. Baik Nilawati Astini, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulisan selama penyusunan proposal penelitian ini.

  6. Kepala sekolah dan guru-guru di PAUD Al-Ikhlas, Sayang-Sayang, Mataram.

7. Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan proposal ini dapat terselesaikan.

  Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang mungkin penulis tidak sadari. oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

  Mataram, ........... 2016 Peneliti

  

Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun melalui Bermain

Playdough di PAUD Al-Ikhlas Sayang-Sayang Cakranegara

Tahun Pelajaran 2014-2015

ABSTRAK

  Oleh SURYANI E1F112106

  Motorik halus berhubungan dengan kemampuan anak dalam menggunakan otot-otot halus yang mengkoordinasikan antara mata dan tangan. Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus yaitu dengan kegiatan bermain playdough. Bermain playdough menekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan membentuk playdough, menggunting, menempel, menggunakan jari-jari tangan, dan menjiplak. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan bermain playdough dalam mengembangkan motorik halus anak usia 4- 5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan bermain playdough dalam mengembangkan motorik halus anak usia 4-5 tahun.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang dilaksanakan dalam tiga tahap. Sampel penelitian adalah 10 orang anak pada kelompok A dengan usia 4-5 tahun. Data penelitian tentang perkembangan motorik halus anak dikumpulkan dengan metode observasi dan instrumen berupa lembar format observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif.

  Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada setiap perkembangan motorik halus melalui tahap pengembangan I sebesar 51,91 % yang berada pada kriteria belum berkembang, kemudian pada tahap pengembangan II mengalami peningkatan yang cukup baik menjadi 71,2% pada kriteria mulai berkembang dan pada tahap pengembangan III ternyata mengalami peningkatan menjadi 80,1% pada kriteria sudah berkembang. Berdasarkan hasil analisis data tersebut disimpulkan bahwa perkembangan kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun dapat dikembangkan melalui bermain playdough. Melihat perkembangan tersebut, diharapkan kepada para pendidik dan orang tua agar selalu memberikan motivasi dan mengarahkan anak kepada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, sehingga kemampuan yang ada dalam diri anak usia dini dapat berkembang optimal.

  Kata Kunci : Motorik Halus, Playdough

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ............ ii

LEMBAR PENGESAHAN PADA SKRIPSI ............................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI .............. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................

  4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 E. Definisi Operasional ............................................................................... 6

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Halus ................................................................ 8 1. Pengertian Perkembangan Motorik Halus ....................................... 8 2. Indikator Perkembangan Motorik Halus .......................................... 10 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus 11 4. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Halus ........................... 13 5. Peran Guru dalam Mengembangkan Motorik Anak PAUD ............ 14

  B.

  Bermain Playdough ................................................................................ 16 1.

  Pengertian Bermain Playdough ...................................................... 16 2.

  Manfaat Bermain Playdough ........................................................... 17 3. Tujuan Bermain Playdough ............................................................. 18 4. Langkah-Langkah Bermain Playdough ............................................ 19

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 22 B. Sifat Penelitian ....................................................................................... 23 C. Faktor yang di teliti ................................................................................. 23 D. Indikator Kinerja ..................................................................................... 24 E. Prosedur Penelitian.................................................................................. 24 1. Prosedur Penelitian............................................................................ 24 2. Rancangan Penelitian ....................................................................... 26 3. Tahapan Pengembangan.................................................................... 26 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 31 1. Tahap Pengembangan I ............................................................ 31 2. Tahap Pengembangan II ........................................................... 42 3. Tahap Pengembangan III ......................................................... 50 B. Pembahasan ................................................................................... 57 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 60 B.

  61 Saran ..............................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indikator perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun

  10 Tabel 3.1. Kisi –Kisi Instrumen ...............................................................................

  32 Tabel 4.1. Data Hasil Tahap Pengembangan I ..........................................................

  36 Tabel 4.2. Data Hasil Tahap Pengembangan II.........................................................

  48 Tabel 4.3. Data Hasil Tahap Pengembangan III .......................................................

  57

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiaran 01. Instrumen Penelitian untuk Anak ............................................... 64 Lampiran 02. Instrumen Pengamatan unuk Guru .............................................. 66 Lampiran 03. Daftar Nama Siswa yang Diteliti ................................................. 68 Lampiran 04 Lembar Observasi Anak Pada Tahap Pengembangan I............... 102 Lampiran 05 Lembar Observasi Anak Pada Tahap Pengemb angan II………….104 Lampiran 06 Lembar Observasi Anak Pada Tahap Pengembangan III .............. 106 Lampiran 07 Rancangan Kegiatan Harian .......................................................... 107 Lampiran 08 Daftar Gambar ............................................................................. 108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

  sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik yang berlangsung sepanjang hayat. Melalui pendidikan kita dapat menstimulasi anak dengan berbagai cara sehingga anak dapat berkembang sesui dengan tingkat usia anak, baik yang menyangkut perkembangan nilai- nilai agama dan moral, bahasa, kognitif, sosial emosional dan motorik. Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam membantu mengembangkan kemampuan anak usia dini salah satunya adalah melalui bermain playdough agar anak dapat mengembangkan motorik halus anak.

  Motorik adalah semua gerakan yang dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. (Hurlock, tahun 1978:228). Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.

  (Sumantri, tahun 2005:143).

  Perkembangan motorik halus, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bermain anak melalui permainan mencoret-coret, mewarnai gambar, menggunting, melipat kertas, bermain playdough, anak akhirnya akan dapat menggunakan pensil dengan baik, menulis dengan jelas serta membantu perkembangan motorik halus anak. ( Widarmi, 2010:8,8). Bermain Playdough adalah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang terbuat dari tepung yang mudah dibentuk oleh anak. Semakin sering anak bermain playdough maka otot-otot jari jemari tangan anak semakin lentur sehingga dapat mengembangkan motorik halus anak, apabila motorik halus anak berkembang maka dapat memudahkan anak untuk menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti menulis, menggambar.

  Pada usia dini perlu dilakukan program stimulasi, bimbingan, pengasuhan dan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Kemampuan anak usia dini dapat terstimulasi dengan baik apabila cara menstimulasinya sesui dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Namun kenyataanya para orang tua meyekolahkan anaknya dengan harapan agar anak mereka bisa menulis, membaca dan berhitung, tetapi mereka tidak memahami makna pendidikan untuk anak usia dini.

  Masalah yang ditemukan di sekolah PAUD Al-Ikhlas usia 4-5 tahun para orang tua memaksakan anaknya agar bisa menulis, padahal anak tersebut nampak kaku memegang pensil, kadang beberapa orang tua yang menunggu anaknya di sekolah melakukan kekerasan seperti mengancam, mencubit bahkan memukul anaknya sehingga anak tersebut merasa tertekan. Berdasarkan kenyataan di atas, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan ketrampilan pada anak usia dini dengan mengembangkan ketrampilan motorik anak khususnya motorik halus melalui bermain playdough. Bermain playdough memiliki pengaruh dan manfaat dalam mengembangkan motorik halus anak. Playdough merupakan sarana menarik untuk belajar membuat bermacam-macam bentuk yang diinginkan anak, sehingga anak merasa senang dan puas.

  Pernyataan diatas memperkuat asumsi bahwa anak perlu mendapatkan kesempatan untuk menggunakan kemampuan motoriknya, melalui kegiatan yang menyenangkan.

  “Kegiatan yang menyenangkan dan dinyatakan sebagai wahana belajar bagi anak adalah bermain ” (Direktorat PAUD, 2006 :5).

  Merujuk pada harapan dan kenyataan yang ada di lapangan pada melakukan observasi, kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun di PAUD Al-Ikhlas Sayang-Sayang Mataram masih belum terstimulasi secara optimal, hal ini ditandai sebagian anak yang belum mampu melakukan gerakan motorik halus seperti masih terlihat kaku dalam menulis, menggunakan gunting untuk memotong bentuk bentuk sederhana, melipat sederhana, meremas, mencetak, dan kegiatan yang memerlukan kemampuan motorik halus lainnya, sehingga peneliti bermaksud untuk melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk membantu guru atau pendidik di PAUD Al- Ikhlas Sayang-Sayang Mataram untuk mengatasi permasalahan terkait perkembangan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan yang menyenangkan.

  Berdasarkan paparan yang telah diuraikan diatas, maka perlu dilaksanakan penelitian tentang “Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Playdough di PAUD Al-Ikhlas Sayang-Sayang Mataram Tahun Pelajaran 2014-2015.

  B. Rumusan Masalah

  Dengan memperhatikan latar balakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Bagaimana Penerapan Bermain Playdough dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Al- Ikhlas Sayang-Sayang Mataram Tahun Pelajaran 2014-2015 ? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah ”Untuk Mengetahui Penerapan Bermain Playdough dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Al-Ikhlas Sayang-Sayang Mataram Tahun Pelajaran 2014-2015.

  D. Manfaat Penelitian

  Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan bermanfaat bagi : 1.

  Guru Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi bagi guru dalam usaha mengembangkan motorik halus anak usia 4-5 tahun salah satunya dengan bermain playdough.

  2. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi variasi terhadap kegiatan di sekolah.

  3. Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat di gunakan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam serta memberi pengalaman kepada peneliti tentang bagaimana cara mengembangkan motorik halus anak usia 4-5 tahun yang salah satunya dengan melalui bermain playdough

E. Definisi Operasional 1.

  Motorik halus adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan otot- otot halus yang mengkoordinasikan antara mata dan tangan dengan indikator membentuk palydough dengan bentuk bulat, lonjong, panjang, bulat kotak, memilin playdough dengan satu tangan dan dua tangan, menggunting tepi playdough dengan sebagian gunting, seluruh gunting, mengguting bentuk-bentuk geometri, menempel dengan ujung jari-jari tangan, menempel dengan playdough tampa menutupi pola bentuk playdough, menempel playdough dengan rapi dan bersih, memegang alat tulis dengan benar, menjplak playdough dengan menggunakan jari tangan, cetakan kue dan menekan playdough dengan satu jari.

  2. Bermain Playdough adalah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang terbuat dari tepung yang mudah dibentuk oleh anak. Kegiatan- kegiatan yang dapat dilakukan dengan bermain playdough antara lain: membentuk playdough, menggunting playdough dengan mengikuti pola gambar, menempel pola playdough, menulis playdough, dan menjiplak playdough.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Halus 1. Pengertian Perkembangan Motorik Halus Motorik adalah semua gerakan yang dapat dilakukan oleh seluruh

  tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.

  Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dari sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. ( Hurlock, tahun 1978 : 228 ).

  Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot otot halus seperti menulis, melipat, mengguntung dan lain sebagainya (Suyanto, tahun 2005:51). Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. (Sumantri, tahun 2005:143)

  Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian

  • –bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot –otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, bermain play dough, menulis dan sebagainya. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2005 : 7).

  Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot halus yang mengkoordinasikan antara mata dan tangan seperti bermain playdough, menggunting, menempel, menulis, dan menjiplak..

2. Indikator Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 tahun

  Adapun indikator perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun menurut Peraturan Menteri Nasional Nomor 58 tahun 2009 adalah : Tabel 2.1

  Indikator Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Aspek

  TPP Indikator Perkembangan 1.

  Motorik Halus Dapat melakukan Membentuk playdough 2.

  Menggunting mengikuti

  gerakan jari tangan

  pola gambar

  untuk kelenturan 3.

  Menempel playdough

  otot halus (Motorik 4.

  Menggunakan jari-jari

  halus)

  tangan 5. Menjiplak

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motorik Halus

  Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak menurut Kartini Kartono (1995:21) adalah sebagai berikut: a.

  Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan).

  b.

  Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis.

  c.

  Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan, punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.

  Rumini dan Sundari (2004:24-26) mengemukakan bahwa faktor

  • –faktor yang mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik halus anak antara lain : a.

  Faktor Genetik Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang perkembangan motorik misal otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan cepat.

  b.

  Faktor kesehatan pada periode prenatal Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin dapat membantu memperlancar perkembangan motorik anak.

  c.

  Faktor kesulitan dalam melahirkan Faktor kesulitan dalam melahirkan misalnya dalam perjalanan kelahiran dengan menggunakan bantuan alat vacuum, sehingga bayi mengalami kerusakan otak dan akan memperlambat perkembangan motorik bayi.

  d.

  Kesehatan dan gizi Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

  e.

  Rangsangan Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

  f.

  Perlindungan Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh dan akan menghambat perkembangan motorik anak.

  g.

  Prematur Kelahiran sebelum masanya disebut premature biasanya akan memperlambat perkembangan motorik anak.

  h.

  Kelainan Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis, sosial, mental biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya. i.

  Kebudayaan Peraturan daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda maka tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat perkembangan motorik halus anak yang satu dengan yang lainya berbeda-beda karna di pengaruhi berbagai macam faktor baik itu faktor lingkungan, heriditas, dan diri anak. Maka kita sebagai guru dalam menstimulasi perkembangan motorik halus anak dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan motorik halus anak salah satunya dengan bermain playdough.

4. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus

  Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk usia TK (4-6 tahun) adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan menulis. (Pusat Kurikulum, Balitbang Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-5 tahun adalah: a.

  Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan ketrampilan gerak kedua tangan.

  b.

  Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda.

  c.

  Mampu mengkeordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.

  d.

  Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.

5. Peran Guru dalam Mengembangkan Motorik Anak PAUD

  Dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak PAUD peran guru sangatlah penting, dalam merencanakan kegiatan fisik atau motorik seorang guru membutuhkan latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik atau motorik yang bermakna dan sesuai bagi anak didiknya. Guru juga perlu menentukan tingkat keberhasilan yang sesuai dengan kemampuan anaknya, guru perlu mempelajarai tingkat kemampuan anak didiknya sehingga dapat menentukan jenis kegiatan dan ukuran keberhasilan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

  Guru dapat membantu mengembangkan minat dan rasa percaya diri anak dan perasaan mampu melakukan berbagai kegiatan fisik motorik yang sesuai untuk anak PAUD. Untuk meningkatkan gerakaan motorik anak maka yang dapat dilakukan guru adalah : a.

  Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan untuk melatih keterampilan motoriknya b.

  Memperlakukan anak dengan sama

  c. Memperkenalkan berbagai jenis keterampilan motorik d.

  Meningkatkan kesabaran guru karena setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan e. Aktivitas fisik yang diberikan keanak harus bervariasi f.

  Berilah anak–anak aktivitas fisik yang memungkinkan anak menikmati dan dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai perkembangannya.

  Jadi seorang guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenagkan bagi anak di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mengingat usia mereka yang masih labil dan cenderung lebih ingin bermain dibandingkan belajar, salah satu upaya yang bisa dilakukan guru adalah dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media permainan playdough. Diharapkan dengan penerapan permainan playdough di PAUD Al-Ikhlas Sayang- Sayang Mataram dapat mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak.

B. Bermain Playdough 1. Pengertian Bermain Playdough

  Bermain playdough adalah salah satu aktifitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Dengan bermain playdough, anak tak hanya memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan . perkembangan otaknya Dengan playdough, anak-anak bisa membuat bentuk apa pun dengan cetakan atau dengan kraetivitasnya masing-masing Anggraini (2013:27).

  Lebih lanjut pengertian play dough (play-dough) adalah adonan mainan ( play = bermain, dough = adonan ) atau plastisin mainan yang merupakan bentuk modern dari mainan tanah liat (tepung) (http://olvista.com/parenting/membuat-sendiri-playdough-plastisin- mainan/, diakses 20 November 2014).

  Sundriyati (2005), media plastisin merupakan media ungkap yang bahan bakunya dari lilin. Plastisin banyak dijual di toko alat sekolah atau toko mainan anak-anak. Biasa di jual dalam bentuk kubus dibungkus plastis. Karakteristik plastisin dalam keadaan biasanya keras, akan menjadi lunak dan plastis jika terkena panas. Jika akan dibentuk cukup dikepal-kepal dengan tangan menjadi lunak (dalam Cut Kamril, tahun 2005 : 4-5 )

  Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan playdough atau plastisin adalah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang terbuat dari tepung yang mudah dibentuk oleh anak yang berguna untuk melatih kegiatan koordinasikan jari jemari tangan dengan mata pada motorik halus anak usia dini.

2. Manfaat Bermain Playdough

  Bermain playdough memiliki banyak manfaat bagi anak, semakin sering anak melakukan kegiatan bermain playdough semakin baiknya gerakan motorik halus anak, sehingga dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Adapun manfaat bermain playdough adalah sebagai berikut: a.

  Melatih kemampuan sensorik. Salah satu cara anak mengenal sesuatu melalui sentuhan. Dengan bermain playdough, ia belajar tentang tekstur dan cara menciptakan sesuatu. b.

  Mengembangkan kemampuan berpikir. Bermain playdough bisa mengasah kemampuan berpikir anak. Latihlah ia dengan memberikan contoh cara bermain dan menciptakan sesuatu dengan playdough.

  c.

  Self Esteem. Permainan playdough adalah permainan yang tampa aturan sehingga berguna mengembangkan kemampuan imajinasi dan kreativitas anak. Dengan bermain playdough, ia dapat meingkatkan rasa ingin tahu, sekaligus mengajarkanya tentang problem solving.

  d.

  Mengasah kemampuan berbahasa. Meremas, berguling, membuat boladan berputar adalah beberapa kata yang sering didengar anak saat bermain playdough.

  e.

  Memupuk kemampuan sosial. Berilah kesempatan kepada anak untuk bermain playdough dengan teman-temanya. Dengan bermain bersama, anak mempunyai kesempatan menjalin interaksi yang akrab dengan teman-temanya. (Ragam Aktivitas Harian Untuk Playgroup)

3. Tujuan Bermain Playdough

  Bermain playdough adalah kegiatan yang sangat disukai anak- anak, karna teksturnya yang lembut dan dapat dibentuk sehingga anak menjadi senang. Adapun tujuan bermain playdough adalah sebagai berikut: a.

  Mengenal benda.

  b.

  Penggunaan playdough dapat membantu anak melatih keterampilan fisik dengan tangan ketika mereka memanipulasi playdough dengan jari mereka. Anak dapat berlatih seperti mencubit, meremas, atau menyodok saat mereka bermain dengan playdough. c.

  Membantu anak dalam melatih imajinasi dan kemampuan kognitif lainnya seperti imitasi, simbolisme dan pemecahan masalah. Hal ini membantu anak belajar lebih banyak tentang lingkungan saat ia meniru bentuk benda sehari-hari dengan playdough.

  d. Membantu anak untuk tenang disaat frustasi atau marah. Memegang dan meremas adonan bermain dapat menghasilkan efek menenangkan pada si anak dan berguna untuk mengajarkan keterampilan manajemen kemarahan, dan lebih nyaman untuk mengekspresikan.

  e.

  Mengembangkan keterampilan sosial saat ia bermain bersama dengan anak-anak lain dan dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk latihan bekerja sama dan berbagi.

f. Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.

  g.

  Dapat mengenal warna-warna. ( Yosep Nur Jatmika, Ragam Aktivitas Harian untuk Playgroup ).

4. Langkah-langkah Bermain Playdough

  Adapun langkah-langkah bermain playdough dalam mengembangkan motorik halus anak usia 4-5 tahun adalah :

1. Pijakan lingkungan main a.

  Menyiapkan tempat/ menata ruang b.

  Menyiapkan bahan-bahan c. Menyiapkan peralatan playdough d.

  Mempertimbangkan waktu bermain

2. Pijakan sebelum main a.

  Membuka kegiatan dengan salam dan berdoa b.

  Guru membangun pengetahuan anak terkait dengan tema hari ini dengan bercakap-cakap.

  c.

  Guru memperkenalkan playdough d.

  Guru menjelaskan bagaimana langkah-langkah bermain playdough, anak diminta terlebih dahulu anak diminta terlebih dahulu membentuk playdough dengan bentuk bulat, bentuk lonjong, bentuk panjang, bentuk bulat kotak, lalu memilin playdough dengan satu tangan kemudian dengan dua tangan, kemudian membentuk playdough sesui dengan tema yang diberikan guru, membentuk playdough sesui keinginan masing-masing anak. Kemudian mengunting playdough, lalu menempelkanya pada playdough yang sudah dibentuk setelah itu menulis playdough dan menjiplak playdough e. Guru dan anak membuat kesepakatan dan aturan main f. Anak di bagi menjadi beberapa kelompok 3. Pijakan selama main a.

  Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain playdough b.

  Guru mengawasi dan mengamati anak yang sedang bermain playdough c.

  Adapun yang harus diamati guru terkait dengan indikator bermain playdouhg yang tepat seperti meremas, menekan, memilin, membentuk, mencetak, dan memotong playdough.

  d.

  Guru menghampiri anak yang mengalami kesulitan dalam melakukan langkah

  • –langkah bermain playdough.

4. Pijakan setelah main a.

  Guru mengingatkan waktu bermain sudah selesai b.

  Setelah selesai bermain playdough anak-anak membereskan dan merapikan mainan.

  c.

  Guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang sudah di lakukan.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian

  pengembangan. Penelitian pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Selain itu, penelitian pengembangan merupakan penelitian yang berguna untuk memperoleh informasi tentang perkembangan suatu objek dalam waktu tertentu (Umar, 1998: 24).

  Penelitian pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari jawaban terhadap suatu persoalan dengan melakukan kegiatan pengembangan. Jadi, tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun melalui bermain

  playdough.

  Berdasarkan judul penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Peneliti kualitatif merupakan penelitian yang berorientasi yang bersifat bersifat alamiah atau naturalis yang dilakukan di lapangan (Sugiono, 2009: 25).

  Penelitian deskriptif pada umumya menggambarkan secara sistimatis dan menginterpretasikan fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara tepat. Jadi metode kualitatif deskriptif adalah suatu metode pendekatan dalam penelitian untuh memperoleh data yang valid dan tepat.

  Dengan demikian dalam menggunakan metode yang bersifat kualitatif, peneliti hanya mengungkapkan apa adanya dari ucapan, tulisan, dan perilaku yang diamati orang-orang atau obyek yang diamati.

  B. Sifat Penelitian

  Sifat penelitian yang digunakan adalah kolaboratif, dimana peneliti melakukan pengamatan, observasi dan praktek langsung. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap pengembangan motorik halus anak melalui bermain playdough. Peneliti bekerjasama dalam hal memberi informasi guna melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian.

  B. Subyek Penelitian

  Subyek penelitian ini adalah siswa kelompok A usia 4-5 tahun yang berjumlah 10 di PAUD Al-ikhlas, Kelurahan sayang-sayang Tahun Pelajaran 2014-2015.

  C. Faktor Yang Diteliti

  Faktor yang menjadi pusat dari penelitian adalah 1.

  Faktor Anak Faktor anak yang diteliti dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun yang nampak saat bermain playdough dengan indikator : meremas playdough, memilin, mencetak adonan, membentuk, menempel, dan memotong playdough.

2. Faktor guru

  Kemampuan guru dalam menyusun rencana penerapan bermain playdough dalam mengembangkan motorik halus anak usia 4-5 tahun mulai dari menyusun RKH, penyiapan media, alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.

D. Indikator Kinerja

  Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1.

  Keberhasilan penelitian ini dilihat, apabila langkah-langkah penerapan bermain playdough telah dilaksanakan dengan tepat dapat mencapai nilai 80%.

2. Perkembangan motorik halus anak dikatakan berkembang apabila tiap- tiap anak mencapai minimal 80% dari indikator yang dikembangkan.

E. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Penelitian

  Pada penelitian ini menggunakan tahapan pengembangan untuk meningkatkan motorik halus anak usia 4-5 tahun melalui bermain

  playdough di PAUD Al-Ikhlas, Kelurahan Sayang-sayang, Tahun

  Pelajaran 2014-2015. Rancangan penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap pengembangan yaitu, tahap pengembangan I, tahap pengembangan

  II dan tahap pengembangan III. Setiap tahapan pengembangan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, penerapan dan refleksi kegiatan hasil pengembangan yang telah dilakukan.

  Adapun alur penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:

  Gambar 3.1

  (Menurut Arikunto, 2006) Perencanaan

  Pelaksanaan Pengembangan I Observasi

  Refleksi Perencanaan

  Pelaksanaan Pengembangan II Observasi

  Refleksi Perencanaan

  Pelaksanaan Pengembangan I Observasi

  Refleksi

2. Rancangan Penelitian a.

  Merumuskan masalah penelitian; b.

  Permohonan izin; c. Mengadakan penelitian awal; d.

  Memperkenalkan kegiatan yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian; e.

  Menyusun rencana kegiatan f. Menyiapkan instrumen penelitian; g.

  Mengumpulkan dan analisis data; h. Menarik kesimpulan; i. Menyusun laporan penelitian; 3.

   Tahapan Pengembangan a. Pengembangan I 1) Tahap Perencanaan

  Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a)

  Menyiapkan RKH

  b) Menyiapkan media playdough

  c) Menyiapkan lembar pedoman pengamatan terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

  d) Menyiapkan lembar wawancara dan observasi untuk mencatat perkembangan motorik halus anak e) Menyiapkan alat untuk mendokumentasikan proses kegiatan dan hasil karya anak.

  f) Evaluasi

  g) Indikator kemampuan motorik halus anak

2) Tahap Penerapan

  Adapun langkah

  • –langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan bermain playdough adalah: a.

  Pijakan lingkungan main 1)

  Menyiapkan alat dan media yang akan digunakan pada kegiatan bermain playdough serta menyediakan tempat atau area yang akan dijadikan tempat pelaksaan kegiatan.

  2) Menata alat dan media main yang mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat

  3) Mempertimbangkan densitas (keragaman) baik jenis alat main maupun penggunaan alat main

  4) Mempertimbngkan intensitas (waktu bermain) b.

  Pijakan sebelum main 1)

  Membuka kegiatan dengan salam dan berdoa bersama, dilanjutkan kegiatan bercakap-cakap dengan anak-anak 2)

  Diskusi kegiatan melalui cerita (objek) dan mengaitkan dengan kegiatan main

  3) Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain playdough

  4) Memperkenalkan alat dan media yang sudah disiapkan

  5) Menyampaikan bagimana aturan main, serta cara menggunakan alat dan media main c.

  Pijakan selama main 1)

  Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain playdough 2)

  Menstimulasi dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang disesuikan dengan indikator 3)

  Mengamati dan mencatat perkembangan motorik halus anak dalam kegiatan bermain playdough 4)

  Mendokumentasikan proses kegiatan dan hasil karya anak d.

  Pijakan setelah main 1)

  Membereskan alat dan media yang telah digunakan 2)

  Merangsang anak dengan percakapan sederhana untuk mengingat kembali pengalaman main dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan

  3) Menutup kegiatan dengan bernyanyi dan berdoa

3) Refleksi Kegiatan dan Hasil Pengembangan

  Peneliti mengoreksi keberhasilan kegiatan bermain playdough berdasarkan indikator kinerja. Apabila belum mencapai dengan yang di harapkan maka dilanjutkan dengan tahap perkembangan selanjutnya.

b. Pengembangan II 1). Tahap Perencanaan

  Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut: a)

  Menyiapkan RKH

  b) Menyiapkan media playdough

  c) Menyiapkan lembar pedoman pengamatan terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

  d) Menyiapkan lembar wawancara dan observasi untuk mencatat perkembangan motorik halus anak e)

  Menyiapkan alat untuk mendokumentasikan proses kegiatan dan hasil karya anak f)

  Evaluasi

  g) Indikator perkembangan motorik halus anak:

  2). Tahap Penerapan Kegiatanya sama dengan tahap pengembangan I namun akan lebih disempurnakan.

   3). Analisis Kegiatan dan Hasil Pengembangan.

  Pada kegiatan pengembangan II telah dilakukan penyempurnaan terhadap kegiatan pengembangan I yang telah dilakukan sebelumya. Hasil kegiatan pada tahap pengembangan II belum mencapai optimal maka disempurnakan pada tahap pengembangan III.