Analisis sediaan farmasi berdasarkan metode ABC indeks kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo periode tahun 2006-2008 - USD Repository
ANALISIS SEDIAAN FARMASI BERDASARKAN METODE ABC
INDEKS KRITIS DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PALANG
BIRU KUTOARJO PERIODE TAHUN 2006-2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yustina Amelia Awaludin
NIM : 068114143
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ANALISIS SEDIAAN FARMASI BERDASARKAN METODE ABC
INDEKS KRITIS DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PALANG
BIRU KUTOARJO PERIODE TAHUN 2006-2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yustina Amelia Awaludin
NIM : 068114143
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu
hari depan yang penuh harapan”.
(Yeremia 29 : 11)
Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta untuk :
My Saviour, Jesus Christ.
Ayah dan Ibu tercinta sebagai ungkapan terima kasihku atas semua doa,
cinta kasih dan dukungannya selama menyelesaikan studi.
Adikku tersayang, Kevin Ardy, terima kasih atas dukungan dan
semangatnya.
Dan untuk almamaterku tercinta.
~~~ ♥ ♥ ♥ ~~~
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atassegala anugerah dan bimbingan-Nya kepada penulis selama menyelesaikan
penelitian ini.Skripsi berjudul “Analisis Sediaan Farmasi Berdasarkan Metode ABC
Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo Periode
Tahun 2006-2008” ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi
Universitas Sanata Dharma.Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan
dan perhatian berbagai pihak yang telah memberikan saran, kritik, dan dukungan
kepada penulis, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberikan ilmunya sebagai sumber inspirasi dan memberikan kritik dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.
3. Bapak Drs. Djaman Ginting Manik, Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Sr. Paula, ADM dan Sr. Bernadine, ADM yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian dan atas segala bantuan, doa dan kerjasamanya.6. dr. Iwan Santoso, selaku Direktur Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo atas ijin
yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Agusta Ari Murti Kristiyani, S. Si., Apt., selaku Apoteker Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo dan Brigita Andriyani atas segala bantuan dan kerjasamanya.
8. Ayah, Ibu dan Adikku atas cinta, doa dan dukungan yang telah memberikan
semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
9. Johanes Edwin terima kasih atas doa, dukungan dan bantuannya yang telah
memberi semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi dan terima kasi untuk waktu yang telah diberikan untuk mendengar setiap keluh kesahku
10. Teman seperjuanganku, Grace atas segala bantuan, dukungan dan
kerjasamanya selama penelitian ini.
11. Teman-teman kost Flaurent (Dian, Fifi, dan Vanni) yang telah memberikan
keceriaan, kebersamaan, dan dukungan kepada penulis.12. Citra, Novi dan Tiara terima kasih atas dukungannya.
13. Jeffry, Yacob, Yosef, Ko Denny, dan Herry Tedjo terima kasih buat dukungan
dan kebersamaan kita.
14. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2006 kelas C dan kelas Farmasi
Klinis Komunitas (FKK) terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan
saran yang dapat membangun penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.Penulis
INTISARI
Pengelolaan sediaan farmasi di rumah sakit merupakan segi manajemenrumah sakit yang penting. Lebih dari 50% anggaran untuk pembiayaan pelayanan
kesehatan habis untuk pengadaan sediaan farmasi yang begitu penting bagi rumah
sakit sehingga sediaan tersebut harus dikelola dengan efektif dan efisien agar
dapat menciptakan pelayanan farmasi yang bermutu. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran pengelolaan sediaan farmasi pada tahap perencanaan
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo dengan menggunakan
metode ABC indeks kritis agar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
pengadaan sediaan farmasi.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi kasus non
eksperimental dan pengumpulan data secara retrospektif. Data berupa jumlah
pemakaian dan harga satuan sediaan farmasi akan menghasilkan nilai pakai dan
nilai investasi serta wawancara dengan apoteker penanggung jawab instalasi
farmasi rumah sakit akan menghasilkan nilai ABC indeks kritis.Berdasarkan hasil analisis ABC Indeks Kritis selama periode tahun 2006-
2008 menunjukkan bahwa dari 888 item sediaan farmasi, sebanyak 53 item
sediaan (5,97%) merupakan kelompok A, 320 item (36,03%) masuk kelompok B
dan 515 item (58%) merupakan kelompok C.
Kata kunci : ABC indeks kritis, perencanaan, instalasi farmasi, manajemen
rumah sakit
ABSTRACT
Management of pharmaceutical supplies at a hospital is an essential aspectof hospital management. More than 50% of budget financing for health services is
gone to the procurement of pharmaceutical supplies, which is vital for any
hospital, therefore the pharmaceutical supplies should be managed effectively and
efficiently in order to create quality pharmaceutical services. This study aims to
learn about pharmaceutical supply management during the planning stage at the
Palang Biru Kutoarjo Hospital’s pharmacy installation by using the ABC method
of critical index, in order to improve the effectiveness and efficiency in the
procurement of pharmaceutical supplies.This research uses case study research design and non-experimental data
collection retrospectively. The data, which are in the forms of consumption and
unit price of pharmaceutical supplies would generate use value and investment
value, also the interviews with the responsible pharmacist at the hospital
pharmacy installation would a generate a ABC critical index value.Based on the results from the analysis of the ABC Critical Index for the
period 2006-2008 , it shows that from 888 pharmaceutical supply items, 53 items
of supplies (5.97%) is in a group A, 320 items (36.03%) is in group B and 515
supply items ( 58%) is in group C.
Keywords: ABC Critical Index, planning, pharmacy installation, hospital
managementDAFTAR ISI
ii HALAMAN JUDUL……………………………….…………………… iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. iv HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. v HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………...... vii
PRAKATA………………………………………………………………… x PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. xi INTISARI…………………………………………………………………. xii
ABSTRACT………………………………………………………………………… xiii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xvii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xxi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
1 BAB I PENGANTAR…..…………………………………………………
1 A. Latar Belakang…………………………………………………
4 1. Permasalahan………………………………………………..
4 2. Keaslian penelitian………………………………………….
5 3. Manfaat penelitian…………………………………………..
6 B. Tujuan Penelitian……………………………………………….
6 1. Tujuan umum………………………………………………..
6 2. Tujuan khusus……………………………………………….
7 A. Rumah Sakit…………………………………………………….
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………..
2. Peran apoteker di rumah sakit……………………………
31
30 K. Keterangan Empiris……………………………………………..
28
26 I. Analisis ABC……………………………………………………
J. Analisis ABC Indeks Kritis……………………………………..
24 H. Pengadaan Sediaan Farmasi………..……………………………
21 G. Perencanaan Sediaan Farmasi…………………….……………..
20 F. Manajemen Persediaan…………………………………………
20
19
19
1. Definisi apoteker…………………………………………
7 1. Definisi rumah sakit………………………………………….
16 D. Apoteker……………………………………………………….
15 C. Sediaan Farmasi……..……………………………………….…
14
14
1. Definisi instalasi farmasi rumah sakit……………………… 2. Fungsi instalasi farmasi rumah sakit……………………….
11 B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit…………………………………..
11
5. Sejarah, visi dan misi rumah sakit palang biru kutoarjo……..
8 4. Fungsi pelayanan kefarmasian rumah sakit…………………..
7 3. Klasifikasi rumah sakit……………………………………….
7 2. Visi, misi, tugas dan fungsi rumah sakit……………………..
E. Manajemen Logistik…………………………………………
32 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………
32 A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………
32 B. Definisi Operasional……………………………………………
34 C. Materi Penelitian……………………………………………….
34 D. Alat Penelitian…………………………………………………..
35 E. Tempat Penelitian………………………………………………..
35 F. Jalan Penelitian………………………………………………….
36 G. Analisis Data…………………………………………………….
36
1. Analisis ABC Nilai Pakai……………………………………
36
2. Analisis ABC Nilai Investasi…………………………………
37 3. Analisis VEN…………………...…………………………….
38
4. Analisis ABC Nilai Indeks Kritis……………………………
40 H. Kesulitan Penelitan………………………………………………
41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………
41 A. Profil Nilai Pakai, Nilai Investasi dan VEN…………………….
41 1. Analisis ABC Nilai Pakai…………………………………….
46
2. Analisis ABC Nilai Investasi…………………………………
56 3. Analisis VEN…………………..……………………………..
59 B. Analisis ABC Indeks Kritis……………………………………..
63 C. Rekomendasi Perencanaan untuk Tahun Berikutnya……………
69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………
69 A. Kesimpulan………………………………………………………
70 B. Saran……………………………………………………………..
71 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
74 LAMPIRAN………………………………………………………………… 235 BIOGRAFI PENULIS…….…………………………………………………
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pengelompokkan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis ABC Nilai Pakai Tahun 2006 di IFRS Palang Biru Kutoarjo ……….43 Tabel II. Pengelompokkan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis ABC Nilai Pakai Tahun 2007 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………..
43 Tabel III. Pengelompokkan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis ABC Nilai Pakai Tahun 2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………..
44 Tabel IV. Jumlah Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Pakai di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………………………..
45 Tabel V. Pengelompokkan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis ABC Nilai Investasi Tahun 2006 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…….
48 Tabel VI.. Pengelompokkan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis ABC Nilai Investasi Tahun 2007 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…….
48 Tabel VII. Pengelompokkan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis ABC Nilai Investasi Tahun 2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…….
49 Tabel VIII. Jumlah Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Investasi di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………………………...
53 Tabel IX. Harga rata-rata per Item Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Investasi di IFRS Palang Biru Kutoarjo………………………..
55 Tabel X. Hasil Pengelompokkan Sediaan Farmasi Berdasarkan Analisis
VEN di IFRS Palang Biru Kutoarjo Periode Tahun 2006- 2008…………………………………………………………….
58 Tabel XI. Jumlah Kelompok Sediaan Farmasi Dalam NIK di IFRS Palang Biru Kutoarjo dalam Tahun 2006-2008……..................
60 Tabel XII. Jumlah Sediaan Farmasi Tiap Tingkatan Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2006-2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………………………………………………………..
67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo Obat Bebas……………………………………………….17 Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbatas……………………………………..
17 Gambar 3. Logo Obat Keras……………………………………………….
18 Gambar 4. Logo Narkotika………………………………………………...
19 Gambar 5. Alur Jalan Penelitian…………………………………………..
35 Gambar 6. Diagram Batang Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi Analisis Nilai Pakai Tahun 2006-2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………………………………………………………..
44 Gambar 7. Diagram Batang Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi Analisis Nilai Investasi Tahun 2006-2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………………………………
50 Gambar 8.. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2006 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………..
51 Gambar 9. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2007 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………..
52 Gambar 10. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Tahun 2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………..
53 Gambar 11. Grafik Persentase Klasifikasi ABC Nilai VEN di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………………………………..
57 Gambar 12. Diagram Batang Persentase Jumlah Item Sediaan Farmasi Analisis Nilai Indeks Kritis selama tiga periode tahun 2006-
2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo……………………………
59 Gambar 13. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2006 di IFRS Palang Biru Kutoarjo……...
61 Gambar 14. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2007 di IFRS Palang Biru Kutoarjo……...
62 Gambar 15. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo……...
63 Gambar 16. Persentase Nilai Indeks Kritis Selama Tahun 2006-2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………………………………….
64 Gambar 17. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis ABC Indeks Kritis Tahun 2006-2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………………………………………………………...
65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Pakai Tahun 2006 di
IFRS Palang Biru Kutoarjo……………………………………
74 Lampiran 2. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Pakai Tahun 2007 di
IFRS Palang Biru Kutoarjo……………………………………
91 Lampiran 3. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Pakai Tahun 2008 di
IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………………… 107 Lampiran 4. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Investasi Tahun 2006 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………………………….. 124 Lampiran 5. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Investasi Tahun 2007 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………... 144 Lampiran 6. Data Sediaan Farmasi Berdasarkan Nilai Investasi Tahun 2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo………………………….. 163 Lampiran 7. Data VEN Sediaan Farmasi Dalam Tahun 2006-2008 di IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………………………. 183 Lampiran 8. Hasil Analisis ABC Indeks Kritis yang Ada Dalam Periode Tahun 2006-2008 dan 7 Tingkatan Produk Sediaan Farmasi di
IFRS Palang Biru Kutoarjo…………………………………. 203
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas
dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
standar pelayanan farmasi rumah sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan
farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat (Anonim, 2004a) Dari uraian di atas, maka pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salahsatu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan bermutu yang
berorientasi pada pasien, serta praktek profesi apoteker dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian dan bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi
yang beredar di rumah sakit tersebut melalui suatu perencanaan yang tepat dan
adanya pengelolaan obat yang bermutu.Dengan meningkatnya pengetahuan dan ekonomi masyarakat
menyebabkan makin meningkat pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kefarmasian. Aspek terpenting dari pelayanan farmasi adalah mengoptimalkan
penggunaan obat, ini harus termasuk perencanaan untuk menjamin ketersediaan,
keamanan dan keefektifan penggunaan obat. Mengingat besarnya kontribusi
instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan dan juga merupakan instalasi yang
memberikan sumber pemasukan terbesar di RS, maka perbekalan barang farmasi
memerlukan suatu pengelolaan secara cermat dan penuh tanggung jawab (Suciati,
2006).Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan segi manajemen rumah sakit
yang penting. Tujuan pengelolaan obat yang baik di rumah sakit adalah agar obat
yang diperlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup dan terjamin untuk
mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu (Anonim, 1999).Menurut Jacobalis (2000), lebih dari 50% anggaran untuk pembiayaan
pelayanan kesehatan habis untuk pengadaan obat begitu penting bagi rumah sakit.
Obat harus dikelola dengan efektif dan efisien agar dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi pasien dan rumah sakit.Masalah yang sering ditemui dalam perencanaan dan pengadaan obat
adalah membeli terlalu banyak, membeli obat mahal yang tidak diperlukan, dan
pemasok yang tidak dapat diandalkan, dana yang tidak mencukupi, dan perhatian
terhadap mutu obat kurang (Siregar,2004).Dalam siklus pengelolaan obat, tahap perencanaan merupakan tahap awal
kegiatan pengelolaan obat dan pengadaan yang merupakan faktor terbesar yang
dapat menyebabkan pemborosan, maka perlu dilakukan efisiensi dan
penghematan biaya. Pengelolaan persediaan obat yang tidak efisien akan memberi
dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik maupun ekonomik
(Quick et al., 1997)Perencanaan obat meliputi kegiatan untuk menentukan jenis dan jumlah
obat yang diperlukan untuk periode pengadaan yang akan diadakan. Perencanaan
dapat dilakukan dengan metode konsumsi, metode epidemiologi dan metode
kombinasi antara konsumsi dan metode epidemiologi (Aditama,1999).
Manajemen logistik menawarkan banyak cara untuk menjalankan pengelolaan dan
perencanaan obat, sehingga dapat efisien dan efektif. Salah satunya dengan
menggunakan ABC Indeks Kritis yang merupakan kombinasi dari analisis-analisis
ABC; meliputi analisis ABC nilai pakai, nilai investasi dan VEN.Penelitian dilakukan di Instalasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo,
bagian rawat jalan dan rawat inap. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit tipe
Pratama yang merupakan sarana perwujudan aktualisasi diri Kongregasi Suster
Amal Kasih Darah Mulia (ADM) dalam mewujudkan cinta kasih dan pelayanan
kepada sesama yang menderita sesuai dengan visi-misinya. Penelitian ini
dilakukan dikarenakan rumah sakit ini masih minim pengetahuannya mengenai
sistem manajemen logistik farmasi sehingga belum menggunakan metode ABC
Indeks Kritis dalam pengelolaan sediaan farmasi sehingga efektivitas dan efisiensi
sediaan farmasi belum terpenuhi, serta mengingat adanya keterbatasan dana yang
ada maka perlu dilakukan efisiensi pengadaan. Dengan kata lain perlu dilakukan
analisis pengendalian persediaan sehingga dapat memberikan informasi dalam
rangka memprioritaskan pengadaan sediaan farmasi dan diharapkan dapat
mengefisiensikan penggunaan dana.1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana profil rata-rata nilai pakai, nilai investasi, dan VEN di RS.
Palang Biru Kutoarjo tahun 2006-2008?
b. Bagaimana profil rata-rata nilai indeks kritis berdasarkan analisis ABC selama tiga periode di RS. Palang Biru Kutoarjo tahun 2006-2008? c. Sediaan farmasi apakah yang akan direkomendasikan untuk direncanakan dalam pengadaan sediaan pada periode tahun berikutnya berdasarkan analisis ABC indeks kritis?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran penulis, penelitian tentang Analisis Sediaan Farmasi Berdasarkan Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo periode tahun 2006-2008 belum pernah dilakukan. Akan tetapi penelitian serupa dengan obyek penelitian di rumah sakit pernah dilakukan oleh Bernadetta Trisilakaryani, 2009 dengan judul penelitian Analisis Perencanaan dan Pengendalian Obat di Bagian Rawat Jalan berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Baktiningsih Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Provinsi DIY tahun 2006-2008, dan dengan obyek penelitian di Apotek pernah dilakukan oleh Akursius Rony, 2009, dengan judul Analisis dan Evaluasi Perencanaan Obat
berdasarkan ABC Indeks Kritis di Apotek Sanata Dharma tahun 2006-2008.
Penelitian serupa pernah dilakukan pula oleh Suciati dan Adisasmito, 2006, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Jakarta, yang berjudul Analisis Perencanaan Obat berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya Husada, Cikampek, Jawa Barat . Satibi dan Arvianti, 2008, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan obyek penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Wates dengan judul penelitian Analisis Perencanaan berdasarkan ABC Indeks Kritis serta Evaluasi Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Wates tahun 2004- 2006 .
3. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perencanaan sediaan farmasi agar pengadaan sediaan di suatu rumah sakit dapat efisien dan adanya pemakaian sediaan yang efektif guna meningkatkan mutu kehidupan pasien.
b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi kepada apoteker dan pihak rumah sakit yang dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi di instalasi farmasi rumah sakit berdasarkan analisis ABC indeks kritis beberapa periode sebelumnya.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk perencanaan dan pengembangan pelayanan sediaan farmasi di instalasi farmasi rumah sakit agar mendapatkan pengadaan sediaan farmasi yang efektif dan efisien.
2. Tujuan khusus
Dalam penelitian ini tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk:
a. Mengetahui profil rata-rata nilai pakai, nilai investasi, dan VEN sediaan
farmasi yang ada di instalasi farmasi rumah sakit periode 2006-2008.
b. Mengetahui profil rata-rata nilai indeks kritis sediaan farmasi yang ada di instalasi farmasi rumah sakit periode 2006-2008.
c. Mengetahui sediaan farmasi yang dapat direkomendasikan dalam perencanaan pengadaan di instalasi farmasi rumah sakit pada periode berikutnya berdasarkan analisis ABC indeks kritis.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Rumah Sakit
1. Definisi rumah sakit Menurut World Health Organization (WHO), Rumah Sakit adalah bagian
integral suatu organisasi kesehatan dan sosial dengan fungsinya menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), pencegahan (preventif), penyembuhan
(kuratif) kepada masyarakat dan pelayanan rawat jalan yang diberikan dan
menjangkau keluarga di rumah, juga merupakan pusat latihan tenaga kesehatan
dan pusat penelitian biomedik.Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 Rumah sakit
yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan
kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Anonim, 2004a).2. Visi, misi, tugas dan fungsi rumah sakit Menurut KepMenKes No.983/MenKes/SK/XI/1992, tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit Umum, rumah sakit mempunyai visi yaitu aspirasi yang
ingin ditetapkan dan dicapai oleh pemilik rumah sakit. Visi merupakan kekuatan
memandu rumah sakit untuk mencapai status masa depan rumah sakit. Misi
khusus rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Misi merupakan cara untuk mencapai visi, pernyataan singkat dan
jelas tentang alasan keberadaan rumah sakit, maksud, fungsi untuk memenuhi
harapan dan kepuasaan konsumen, serta metode untuk mencapai maksud.Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.983/Menkes/SK/XI/1992, tugas pokok rumah sakit adalah melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan (Siregar, 2008).Menurut Siregar dan Amalia (2004), fungsi rumah sakit secara umum dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Penyedia dan penyelenggara
1. Pelayanan medis
2. Pelayanan penunjang medis
3. Pelayanan penunjang non medis
4. Pelayanan dan asuhan keperawatan
5. Administrasi umum dan keuangan
b. Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan para medis
c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi dalam
bidang kesehatan3. Klasifikasi rumah sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain
berdasarkan kepemilikan, jenis pelayanan, lama tinggal, kapasitas tempat tidur,
dan status akreditasi. Menurut kepemilikannya, rumah sakit dibedakan menjadi
dua macam, yaitu rumah sakit pemerintah (Governmental Hospital) dan rumah
sakit swasta (Private Hospital) (Willian, 1986).Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit umum dapat dibedakan menjadi 5 macam (Azwar, 1994) : a. Rumah sakit kelas A Merupakan rumah sakit yang mampu melaksanakan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh pemerintah rumah sakit kelas A ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi atau disebut juga rumah sakit pusat.
b. Rumah sakit kelas B Merupakan rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukota propinsi yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
c. Rumah sakit kelas C Merupakan rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada empat macam pelayanan spesialis yang disediakan yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan rumah sakit kelas C ini didirikan di setiap ibukota propinsi kabupaten yang menampung rujukan dari puskesmas. d. Rumah sakit kelas D Merupakan rumah sakit yang bersifat transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini, kemampuan rumah sakit kelas D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi.
Sama halnya dengan rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas D ini juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari puskesmas.
e. Rumah sakit kelas E Merupakan rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini, banyak sekali rumah sakit kelas E yang telah ditemukan misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit jantung, rumah sakit kanker, rumah sakit mata, rumah sakit paru, rumah sakit kusta, rumah sakit ibu dan anak, dan sebagainya.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 806/Menkes/SK/1987, rumah sakit swasta dibedakan menjadi : a. RSU swasta pratama, mempunyai pelayanan medik yang bersifat umum
b. RSU swasta madya, mempunyai pelayanan medik yang bersifat umum dan
empat spesialistikc. RSU swasta utama, mempunyai pelayanan medik umum, spesialistik, dan
subspesialistik.4. Fungsi pelayanan kefarmasian rumah sakit
Farmasi rumah sakit yang baik dapat meningkatkan tujuan pelayanan farmasi,
dan menurut Aditama (2000), tujuan pelayanan farmasi rumah sakit yang baik
meliputi :
a. Pelayanan farmasi yang optimal, baik dalam keadaan biasa maupun dalam
keadaan gawat darurat sesuai dengan keadaan penderita maupun fasilitas yang tersedia.
b. Pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku yang memberikan
informasi dan saran mengenai obat.
c. Penyelenggaraan kegiatan profesional dalam pelayanan menurut etika farmasi
d. Pengawasan dan pemberian pelayanan bermutu melalui analisis, telaah, dan
evaluasi pelayanan e. Pengadaaan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode
f. Penyelenggaraan hubungan kerja profesional dengan petugas pelayanan
kesehatan lainnya sebagai satu tim.5. Sejarah, visi dan misi Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo
Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo berdiri pada tanggal 9 September 1954
yang merupakan salah satu upaya pelayanan di bidang kesehatan milik Tarekat
Suster-Suster Amal Kasih darah Mulia (ADM) yang dikelola oleh Yayasan Swana
Santa. Upaya pelayanan itu sebagai tanggapan para biarawati ADM di Kutoarjo
yang melihat kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Pelayanan dimulai
kurang lebih tahun 1952 oleh Sr. Yulita ADM dengan berkeliling dari desa-ke
desa untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang sakit yang
membutuhkan bantuan. Pada tahun 1952 datang Sr. Damiana ADM, seorang
perawat kesehatan dari Belanda memulai pelayanannya kepada orang-orang sakit
yang datang di Susteran ADM Jl. Marditomo 11 Kutoarjo. Pelayanan bertempat di
salah satu kamar sederhana dengan satu meja, satu kursi, dan tensimeter, obat-
obatan sederhana dan sebuah bangku panjang pasien untuk menunggu giliran.
Kemudian tenaga perawat bertambah lagi seorang yaitu Sr. Dolorosa ADM
seorang pribumi berpendidikan perawat yang mulai masuk pendidikan biarawati.