Analisis rasio laporan keuangan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru berdasarkan surat keputusan menteri nomor:KEP-100/MBU/2002.
ABSTRAK
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN RUMAH SAKIT PALANG BIRU
GOMBONG BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NO:KEP-100/MBU/2002
Elisabeth Todo Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru Gombong melalui analisis rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara. Data keuangan dianalisis menggunakan analisis rasio keuangan dan penilaian tingkat kesehatan keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesehatan keuangan rumah Sakit Palang Biru Gombong selama lima tahun berfluktuasi. Ditinjau dari rasio likuiditas rumah sakit ini memperoleh predikat “sehat” kecuali pada perhitungan
cash ratio pada tahun 2013 dengan predikat “tidak sehat”. Ditinjau dari rasio
solvabilitas rumah sakit ini memperoleh predikat “tidak sehat” kecuali pada perhitungan total debt to asset ratio tahun 2011 dan tahun 2013 yang memperoleh predikat sehat”. Ditinjau dari rasio aktivitas rumah sakit ini memperoleh predikat “sehat” dan ditinjau dari rasio profitabilitas rumah sakit ini pada tahun 2010, 2011, dan 2013 berpredikat “sehat”, sedangkan pada tahun 2012 dan tahun 2014 berpredikat “tidak sehat”.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002 tingkat kesehatan dari aspek keuangan rumah sakit ini dapat dikatakan “sehat”. Pada tahun 2010 diperoleh skor sebesar 91,43 dengan predikat AA, pada tahun 2011 diperoleh skor sebesar 97,86 dengan predikat AAA, pada tahun 2012 diperoleh skor sebesar 75,71 dengan predikat A, pada tahun 2013 diperoleh skor sebesar 96,43 dengan predikat AAA dan pada tahun 2014 diperoleh skor sebesar 75,71 dengan predikat A.
(2)
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF FINANCIAL REPORT RATIO FOR ASSESSING THE LEVEL OF MONETARY HEALTH MEASUREMENT OF GOMBONG PALANG BIRU HOSPITAL BASED ON THE DECREE
OF THE MINISTER OF STATE OWNED ENTERPRISES NUMBER: KEP-100/MBU/2002
Elisabeth Todo Sanata Dharma University
2015
This research aims to know the financial measurement of Gombong
Palang Biru hospital through the analysis of ratio of liquidity, solvency, activity
and profitability from the year of 2010 to 2014.
This research is a case study. Data were gathered by documentation and interview. Financial data were analysed by applying of financial analysis ratio and assessment monetary status based on the regulation of the minister of BUMN No: KEP-100/MBU/2002.
The research result shows that the financial status condition of Gombong
Palang Biru hospital for the last five years is fluctuating. Perceived from liquidity
ratio, this hospital achieves the predicate of being “healthy”, except on the assessment of cash ratio in the year of 2013 with the predicate of being “unhealthy”. Perceived from solvability ratio, it achieves the predicate of being “unhealthy”, except on the assessment of total debt to asset ratio, in the years of 2011 and 2013 that is identified as being “healthy”. Perceived from activity ratio it achieves the predicate as being “healthy”. Perceived from profitability ratio in the years of 2010, 2011 and 2013, it achieves the predicate of being “healthy”. Nevertheless in 2012 and 2014, this hospital has the predicate of being “unhealthy”.
According to the decree number: KEP-100/MBU/2002, the minister of State Owned Enterprise, the health measurement of this hospital is “healthy” perceived from the financial aspect. In 2010 it got the score of 91,43 with the predicate of AA. In 2011 it got the score of 97.86 with the predicate of AAA. But in 2012 it got 75.71 with the predicate of A. In 2013 it got the score of 96,43 with the predicate of AAA. In 2014 it got the score of 75,71 with the predicate A.
(3)
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI
TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
PALANG BIRU GOMBONG BERDASARKAN SURAT
KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR:KEP-100/MBU/2002
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Elisabeth Todo NIM: 111334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
(4)
i
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI
TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
PALANG BIRU GOMBONG BERDASARKAN SURAT
KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR:KEP-100/MBU/2002
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Elisabeth Todo NIM: 111334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
(5)
ii
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus aku
dengan Darah-Nya yang Mulia
Bunda Maria yang menjadi teladan kerendahan hati dan ketekunan
Suster-susterku dalam Kongregasi Amalkasih Darah Mulia
Keluargaku yang mencintai dan selalu berdoa
(8)
v
MOTTO
“Jiwaku memuliakan
Tuhan
dan hatiku bergembira
karena Allah
juruselamatku”
(Lukas 1:46-47)
Di atas ada harapan
Di bawah ada salib, dimana- mana ada cinta
(
Semboyan Amalkasih Darah Mulia)
“
Jika kita memulai dan berusaha menjadi lebih baik, maka semua orang
yang ada disekitar kita akan ikut menjadi lebih baik
” (penulis)
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 September 2015 Penulis
(10)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Elisabeth Todo
Nomor Mahasiswa : 111334011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT
KESEHATAN KEUANGAN RUMAH SAKIT PALANG BIRU GOMBONG BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR :KEP-100/MBU/2002”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 25 September 2015 Yang menyatakan,
(11)
viii
ABSTRAK
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN RUMAH SAKIT PALANG BIRU
GOMBONG BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NO:KEP-100/MBU/2002
Elisabeth Todo Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru Gombong melalui analisis rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus.Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara.Data keuangan dianalisis menggunakan analisis rasio keuangan dan penilaian tingkat kesehatan keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesehatan keuangan rumah Sakit Palang Biru Gombong selama lima tahun berfluktuasi. Ditinjau dari rasio likuiditas rumah sakit ini memperoleh predikat “sehat” kecuali pada perhitungan
cash ratio pada tahun 2013 dengan predikat “tidak sehat”. Ditinjau dari rasio
solvabilitas rumah sakit ini memperoleh predikat “tidak sehat” kecuali pada perhitungan total debt to asset ratio tahun 2011 dan tahun 2013 yang memperoleh
predikat sehat”. Ditinjau dari rasio aktivitas rumah sakit ini memperoleh predikat
“sehat” dan ditinjau dari rasio profitabilitas rumah sakit ini pada tahun 2010, 2011, dan 2013 berpredikat “sehat”, sedangkan pada tahun 2012 dan tahun 2014
berpredikat “tidak sehat”.
BerdasarkanSurat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002 tingkat kesehatan dari aspek keuangan rumah sakit ini dapat dikatakan “sehat”. Pada tahun 2010 diperoleh skor sebesar 91,43 dengan predikat AA, pada tahun 2011 diperoleh skor sebesar 97,86 dengan predikat AAA, pada tahun 2012 diperoleh skor sebesar 75,71 dengan predikat A, pada tahun 2013 diperoleh skor sebesar 96,43 dengan predikat AAA dan pada tahun 2014 diperoleh skor sebesar 75,71 dengan predikat A.
(12)
ix
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF FINANCIAL REPORT RATIO FOR ASSESSING THE LEVEL OF MONETARY HEALTH MEASUREMENT OF GOMBONG PALANG BIRU HOSPITAL BASED ON THE DECREE
OF THE MINISTER OF STATE OWNED ENTERPRISES NUMBER: KEP-100/MBU/2002
Elisabeth Todo Sanata Dharma University
2015
This research aims to know the financial measurement of Gombong
Palang Biru hospital through the analysis of ratio of liquidity, solvency, activity
and profitability from the year of 2010 to 2014.
This research is a case study. Data were gathered by documentation and interview. Financial data were analysed by applying of financial analysis ratio and assessment monetary status based on the regulation of the minister of BUMN No: KEP-100/MBU/2002.
The research result shows that the financial status condition of Gombong
Palang Biru hospital for the last five years is fluctuating. Perceived from liquidity ratio, this hospital achieves the predicate of being “healthy”, except on the
assessment of cash ratio in the year of 2013 with the predicate of being
“unhealthy”. Perceived from solvability ratio, it achieves the predicate of being “unhealthy”, except on the assessment of total debt to asset ratio, in the years of 2011 and 2013 that is identified as being “healthy”. Perceived from activity ratio
it achieves the predicate as being “healthy”. Perceived from profitability ratio in
the years of 2010, 2011 and 2013, it achieves the predicate of being “healthy”.
Nevertheless in 2012 and 2014, this hospital has the predicate of being
“unhealthy”.
According to the decree number: KEP-100/MBU/2002, the minister of
State Owned Enterprise, the health measurement of this hospital is “healthy”
perceived from the financial aspect. In 2010 it got the score of 91,43 with the predicate of AA. In 2011 it got the score of 97.86 with the predicate of AAA. But in 2012 it got 75.71 with the predicate of A. In 2013 it got the score of 96,43 with the predicate of AAA. In 2014 it got the score of 75,71with the predicate A.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang telah
menganugerahkan berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses
penyusunan skripsi ini mendapatkan bantuan, kritik dan saran dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd.,M,Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta;
3. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd.,M.SA, selaku Dosen Pembimbing.
Terimakasih ibu untuk bantuan, bimbingan, motivasi, perhatian, doa dan cinta
yang ibu berikan dalam penuyusunan skripsi selama ini;
4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni,S.Pd.,S.I.P,M.Pddan Ibu Natalina Premastuti
Brataningrum,S.Pd.,M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, saran untuk
(14)
xi
5. Staf pengajar Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam
proses perkuliahan;
6. Tenaga administrasi Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama
ini;
7. Sr. Anita Nudu, ADM dan Para Suster Dewan Pimpinan Provinsi periode
2005-2011 yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri;
8. Sr. Paula, ADM, Para Suster Dewan Pimpinan Provinsi periode 2011-2017
dan semua suster Amalkasih Darah Mulia yang mendukung penulis dengan
doa, cinta, perhatian dan kasih tak terbatas sehingga penulis dapat
menyelesaikan perutusan studi;
9. Sr. Silvi, ADM selaku ketua Yayasan Swana Santa yang memberikan izin
untuk melakukan penelitian di unit Rumah Sakit Palang Biru Gombong;
10. dr. A.F.Bambang Suryanto, SpPD FINASIM selaku direktur Rumah Sakit
Palang Biru Gombong yang memberikan izin untuk melakukan penelitian;
11. Sr. Bernada, ADM dan Sr. Vianney, ADM yang bersedia memberikan
data-data yang dibutuhkan. Terimakasih suster untuk kerjasamanya;
12. Kedua orangtuaku Bpk Lukas L Todo dan Ibu Theresia L. Deke dan semua
keluarga yang mendukungku dengan doa dan cintakasih yang tak terhingga;
13. Untuk sahabatku Dewi Mustika, Revidona Mutiara P., dan Martha Tri
Purwani. Terimakasihuntuk kebersamaan kita yang saling meneguhkan,
(15)
xii
14. Teman-teman seperjuangan Revi, Sita, Rizky, Fajar dan Irwan. Terimakasih
untuk kebersamaan kita yang saling melengkapi dan meneguhkan sehingga
kita bisa selesai pada tahun yang sama;
15. Teman-teman angkatan 2011. Terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini
dalam kegembiraan dan canda tawa kita;
16. Semua saja yang telah membantu penulis dengan caranya masing-masing
mendukung dalam hidup dan perutusan;
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
memerlukan serta dijadikan sebagai sumbangan pemikiran untuk perkembangan
pendidikan khususnya pendidikan Akuntansi.
Yogyakarta, 25 September 2015
Penulis
(16)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xix
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
(17)
xiv
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN TEORI ... 8
A. Laporan Keuangan ... 8
B. Analisa Laporan Keuangan ... 17
C. Analisis Rasio Keuangan ... 18
D. Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 ... 27
E. Tata Cara Penilaian Tingkat kesehatan Keuangan ... 28
F. Kerangka Berpikir ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37
D. Variabel dan Defenisi Operasional ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PALANG BIRU ... 52
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit ... 52
B. Visi Misi dan Pedoman Rumah Sakit ... 54
C. Lokasi Rumah Sakit ... 55
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit ... 56
E. Sumber Daya Manusia ... 57
F. Kebijakan Keuangan dan Akuntansi Rumah Sakit ... 58
(18)
xv
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Deskripsi Data ... 65
B. Analisis Data ... 65
1. Analisis Rasio Ditinjau dari Rasio Likuiditas ... 65
2. Analisis Rasio Ditinjau dari Rasio Solvabilitas ... 72
3. Analisis Rasio Ditinjau dari Rasio Aktivitas ... 78
4. Analisis Rasio Ditinjau dari Rasio Profitabilitas ... 84
5. Analisis Rasio Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 ... 89
C. Pembahasan ... 107
1. Tingkat Kesehatan Keuangan Ditinjau dari Rasio Likuiditas ... 107
2. Tingkat Kesehatan Keuangan Ditinjau dari Rasio Solvabilitas ... 112
3. Tingkat Kesehatan Keuangan Ditinjau dari Rasio Aktivitas ... 116
4. Tingkat Kesehatan Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas ... 120
5. Penilaian Kesehatan Keuangan Berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor:Kep - 100/MBU/2002... 125
BAB VI PENUTUP ... 127
A. Kesimpulan ... 127
B. Keterbatasan Penelitian ... 129
C. Saran ... 129
DAFTAR PUSTAKA ... 131
(19)
xvi
DAFTAR TABEL
2.1 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan ... 28
2.2 Daftar Skor Penilaian Return On Equity ... 29
2.3 Skor Penilaian Return On Investment ... 30
2.4 Skor Penilaian Cash Rasio ... 31
2.5 Skor Penilaian Current Ratio ... 31
2.6 Skor Penilaian Collection Periods ... 32
2.7 Skor Penilaian Perputaran Persediaan... 33
2.8 Skor Penilaian Perputaran Total Aset ... 34
2.9 Skor Penilaian Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset ... 35
3.1 Daftar Indikator, Rumus Indikator dan Bobot Aspek Keuangan ... 44
3.2 Daftar Skor Penilaian Return On Equity ... 44
3.3 Skor Penilaian Return On Investment ... 45
3.4 Skor Penilaian Cash Rasio ... 46
3.5 Skor Penilaian Current Ratio ... 46
3.6 Skor Penilaian Collection Periods ... 47
3.7 Skor Penilaian Perputaran Persediaan ... 47
3.8 Skor Penilaian Perputaran Total Aset ... 48
3.9 Skor Penilaian Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset ... 48
3.10 Skor PAP Tipe II ... 51
5.1 Perhitungan Current Ratio Rumah Sakit Palang Biru Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 66
5.2 Perhitungan Quick Ratio Rumah Sakit Palang Biru Gombong Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 68
(20)
xvii
5.3 Perhitungan Cash Ratio Rumah Sakit Palang Biru Gombong
Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 70
5.4 Perhitungan Total Debt to Equity Ratio Rumah Sakit
Palang Biru Gombong Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 73
5.5 Perhitungan Total Debt to Asset Ratio Rumah Sakit
Palang Biru Gombong Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 75
5.6 Perhitungan Collection PeriodsRumah Sakit Palang Biru Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 78
5.7 Perhitungan Perputaran PersediaanRumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 81
5.8 Perhitungan Perputaran Total Aset Rumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 83
5.9 Perhitungan Return on Investment Rumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 85
5.10 Perhitungan Return on Equity Rumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 87
5.11 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator ROE tahun 2010-2014 ... 90
5.12 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator ROI tahun 2010-2014... 92
5.13 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator Cash Ratio
tahun 2010-2014 ... 93
5.14 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator Current Ratio
tahun 2010-2014 ... 95
5.15 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator Collection Periods
tahun 2010-2014 ... 96
5.16 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator Perputaran Persediaan
tahun 2010-2014 ... 97 5.17 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator Perputaran Total aset
(21)
xviii
5.18 Perhitungan Indikator dan Skor Indikator Rasio Modal terhadap
Total Aset tahun 2010-2014 ... 101
5.19 Hasil Perhitungan Penilaian Aspek Keuangan Rumah Sakit
Palang Biru Gombong tahu 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 103
5.20 Skor Indikator Tingkat Kesehatan dari Aspek Keuangan
Rumah Sakit Palang Biru Gombong tahun 2010 - tahun 2014 ... 104
5.21 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Rumah Sakit
(22)
xix
DAFTAR GRAFIK
5.1 Perkembangan Current Ratio Rumah Sakit Palang Biru Gombong
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 67
5.2 PerkembanganQuick Ratio Rumah Sakit Palang Biru Gombong
Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 70
5.3 PerkembanganCash Ratio Rumah Sakit Palang Biru Gombong
Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 72
5.4 Perkembangan Total Debt to EquityRatio Rumah Sakit
Palang Biru Gombong Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 75
5.5 PerkembanganTotal Debt to AssetRatio Rumah Sakit
Palang Biru Gombong Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 77
5.6 Perkembangan Collection Periods Rumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 80
5.7 Perkembangan Perputaran PersediaanRumah Sakit
Palang Biru Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 82
5.8 Perkembangan Perputaran Total Aset Rumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 84
5.9 PerkembanganReturn on Investment Rumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ... 87
5.10 Perkembangan Return on Equity Rumah Sakit Palang Biru
(23)
xx
DAFTAR GAMBAR
(24)
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1. Laporan Posisi Keuangan Rumah Sakit Palang Biru Gombong
tahun 2010 s.d 2014 ... 134
Lampiran2. Laporan Pendapatan dan Biaya Rumah Sakit Palang Biru
Gombong tahun 2010 s.d 2014 ... 136
Lampiran3. Perhitungan Penentuan Kriteria Sehat atau Tidak Sehat
dari Skor Indikator ... 138
Lampiran4. Perhitungan Skor dan Indikator Tingkat Kesehatan dari Aspek Keuangan ... 143
Lampiran5. Perhitungan Persentase Peningkatan dan Penurunan Rasio ... 154
Lampiran6. Surat Ijin Penelitian ... 158
(25)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi sektor publik yang
bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan. Pengelolaan rumah sakit pada
masa lalu dipandang sebagai usaha sosial, tetapi pada masa sekarang
pengelolaan yang berbasis ekonomi dan manajemen sangat penting artinya
untuk menghadapi berbagai situasi persaingan global, mengantisipasi
perubahan lingkungan dan menjaga kelangsungan usaha rumah sakit itu
sendiri.
Di Indonesia pengelolaan rumah sakit berkembang pesat dan
menjadikan sebagai industri yang berbasis prinsip ekonomi dan manajemen
dan merupakan ancaman bagi rumah sakit pemerintah maupun nasional jika
tidak berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja secara
keseluruhan.
Pelayanan kesehatan sebagai dampak dari perkembangan ekonomi
menuntut pembiayaan dan investasi yang sangat mahal. Oleh karena itu,
pengelolaan keuangan rumah sakit harus optimal sehingga pelayanan tetap
berjalan dengan baik. Untuk mengukur apakah pengelolaan keuangan sudah
berjalan sesuai dengan tujuan pendirian layanan kesehatan maka akan
dilakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk menilai tingkat kesehatan
(26)
Laporan keuangan merupakan suatu gambaran dari keadaan
perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan informasi tentang kondisi
keuangan yang telah dicapai oleh organisasi atau perusahaan dalam waktu
tertentu. Laporan keuangan terdiri dari Neraca dan laporan laba rugi
(Munawir, 2001:13). Neraca memperlihatkan besarnya nilai dari aktiva,
utang dan modal perusahaan pada saat tertentu. Laporan laba rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang dicapai dalam satu tahun tertentu.
Laporan keuangan merupakan alat yang paling penting untuk
memperoleh informasi tentang posisi keuangan dari hasil yang dicapai
organisasi. Menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan organisasi
adalah satu cara untuk memperoleh informasi tersebut. Laporan keuangan
juga dapat menunjukkan apakah organisasi mengalami kemajuan atau
sebaliknya. Selain itu laporan keuangan juga bermanfaat bagi banyak pihak,
misalnya pemegang saham (organisasi), pemerintah, kreditur, karyawan, dan
para pengambil keputusan lainnya.
Penilaian tingkat kesehatan organisasi dapat dianalisis dengan
penilaian tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan indikator yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor :
KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik
Negara.
Sebagai organisasi publik, rumah sakit diharapkan mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Akan
(27)
milik swasta dihadapkan pada masalah pembiayaan untuk menciptakan
pelayanan berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Tingginya harga obat
dan alat-alat medis menjadi penghambat bagi masyarakat menengah ke
bawah dalam memperoleh layanan kesehatan. Kondisi ini akan memberikan
dampak yang serius bagi pelayanan kesehatan di rumah sakit karena sebagai
organisasi yang beroperasi setiap hari. Likuiditas keuangan merupakan hal
yang utama dan dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional
sehari-sehari.
Disisi lain sebagai rumah sakit swasta yang mendukung program
pemerintah yaitu memberikan layanan kesehatan bagi pasien yang telah
menjadi anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.
Data yang diperoleh dari rumah sakit Palang Biru Gombong menunjukkan
bahwa rumah sakit Palang Biru Gombong mendukung program pemerintah
yaitu melayani pasien yang telah terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) kesehatan. Hal ini dapat di lihat sampai pada bulan September
2014 sudah melayani pasien yang termasuk dalam Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) kurang lebih 70% dari pasien pada umumnya. Adapun
yang diberitakan oleh Wiranuari (liputan 6.com.2014) dari 1600 rumah sakit
swasta baru 800 yang bergabung atau mau bekerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) karena tarif yang ditetapkan
pemerintah masih terlalu kecil dan bersifat kasus per kasus.
Rumah sakit sebagai penyelenggara jasa dalam bidang pelayanan
(28)
maju dengan pesat jika dapat menciptakan kepuasan kepada pasien. Untuk
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan meningkatkan
daya saing menghadapi era globalisasi rumah sakit harus dikelola secara
profesional, efektif dan efisien.
Berkaitan dengan keprihatinan yang terjadi, penulis tertarik untuk
melakukan analisis terhadap laporan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong dengan judul “ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN RUMAH
SAKIT PALANG BIRU BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN
MENTERI BUMN NOMOR: KEP-100/MBU/2002”.
B. Batasan Masalah
Penilaian kinerja perusahaan terdiri dari aspek keuangan, operasional
dan administrasi. Dalam penelitian ini penilaian kinerja dikaji dari aspek
keuangan dan menggunakan empat rasio yaitu:
1. Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio dan cash ratio
2. Rasio solvabilitas yang terdiri dari Total Debt to Assets Ratio dan Total
Debt to Equity Ratio.
3. Rasio aktivitas yang terdiri dari collection periods, perputaran persediaan
dan perputaran total aset.
4. Rasio profitabilitas yang terdiri dari Return on Asset dan Return on
(29)
5. Penilaian tingkat kesehatan perusahaan dari aspek keuangan berdasarkan
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-100/MBU/2002.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Masalah umum
Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru selama
tahun 2010 sampai dengan 2014 ?
2. Masalah khusus
a. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio likuiditas selama tahun 2010 sampai
dengan 2014?
b. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio solvabilitas selama tahun 2010 sampai
dengan 2014?
c. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio aktivitas selama tahun 2010 sampai
dengan 2014
d. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio profitabilitas selama tahun 2010 sampai
(30)
e. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: 100-KEP/MBU/2002?
D. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan khusus
Mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru selama
tahun 2010 sampai dengan 2014.
2. Tujuan umum
a. Mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio likuiditas selama tahun 2010-2014.
b. Mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio solvabilitas selama tahun 2010-2014.
c. Mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio aktivitas selama tahun 2010-2014.
d. Mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong ditinjau dari rasio profitabilitas selama tahun 2010-2014
e. Mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Palang Biru
Gombong berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
(31)
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
a. Memberi bantuan kepada organisasi bagian keuangan agar
pengelolaan keuangan dapat lebih baik di masa yang akan datang.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
merupakan masukan berharga dalam menetapkan kebijakan yang
berpengaruh terhadap perkembangan karya kesehatan konggregasi.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian dapat menambah referensi kepustakaan dan berguna bagi
pembaca untuk menambah informasi dan memperluas wawasan mengenai
analisis rasio keuangan.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis tentang teori analisis rasio
(32)
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan (Fahmi, 2011:2).
Laporan keuangan menurut Surya (2012:16) merupakan suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu
entitas. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun untuk
memberikan informasi tentang hasil usaha, posisi keuangan dan berbagai
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi keuangan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan menurut Munawir (2001:2) adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Selanjutnya menurut PSAK No.1 (2009:05) laporan keuangan adalah
suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
(33)
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliput aset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian,
kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik dan arus kas. Informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa
depan dan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kasa
dan setara kas (PSAK No.1, 2009:05). Adapun pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penggunaan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
a. Investor
Para investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil
pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan
atau menjual investasi tersebut.
b. Kreditor (pemberi pinjaman)
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
c. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan
perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh dan penambahan
(34)
d. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
e. Karyawan
Karyawan memerlukan laporan keuangan karena berhubungan langsung
dengan kelangsungan hidup perusahaan yang erat kaitannya dengan
jaminan kehidupan mereka. Agar laporan keuangan dapat memberikan
gambaran yang jelas, maka perlu disusun dengan baik dan benar sehingga
dapat dipahami dan dianalisa serta dapat di interprestasikan.
f. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara,
seperti pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk
jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam
modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Pura (2013:11-13)
mengatakan laporan keuangan merupakan hasil akhir dari akuntansi.
(35)
1) Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Dengan demikian
neraca memiliki tujuan untuk mengetahui atau menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada waktu
buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun
fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan
balance sheet (Munawir, 2001:13). Neraca terdiri dari tiga bagian
utama yaitu aktiva, hutang, dan modal.
a. Aktiva
Aset atau aktiva adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi
yang dikuasai perusahaan dan digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai tujuannya (Suwardjono, 2003:71). Sedangkan Harahap
(2007:107) mendefenisikan aset adalah harta yang dimiliki perusahaan
yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan,
aktiva tetap dan aktiva tak berwujud. Aktiva dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Munawir (2001:14) mendefenisikan aktiva lancar adalah uang
kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal). Pos-pos yang termasuk dalam aktiva lancar
(36)
persediaan dan biaya yang dibayar di muka. Aktiva tidak lancar adalah
aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka
panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak
habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Pos-pos yang
termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah investasi jangka panjang,
aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud (hak cipta, merk dagang,
goodwill, dan lain-lain).
b. Hutang
Hutang merupakan suatu jumlah rupiah yang harus diserahkan
kepada pihak lain (dalam bentuk barang atau jasa) menggunakan
kekayaan perusahaan (Suwardjono, 2003:71). Kewajiban membayar
atau melunasi timbul karena perusahaan telah memperoleh manfaat dari
pihak luar.
Hutang dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu hutang
jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek
adalah kewajiban atau utang yang akan segera dilunasi dalam waktu
kurang dari satu tahun atau kurang dari periode normal sejak tanggal
pelaporan (tanggal neraca) dan pelunasannya menggunakan aset lancar
(Suwardjono, 2003:78).
Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun (Munawir,
2004:19). Hutang jangka panjang meliputi hutang obligasi, hutang
(37)
c. Modal
Suwardjono (2003:71) mengungkapkan modal merupakan selisih
antara aktiva dan hutang, sedangkan menurut Munawir (2004:19),
modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang
ditunjuk dalam pos modal (modal saham), surplus, dan laba yang
ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya.
2. Laporan Laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi
mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba
(kinerja) selama periode tertentu (Prastowo, 2002:16). Selisih antara
penghasilan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang
diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi mempunyai dua unsur utama
yaitu penghasilan atau pendapatan dan beban atau biaya-biaya.
3. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah laporan yang menunjukkan perubahan
ekuitas pemilik selama periode tertentu (Pura, 2013:12). Laporan ekuitas
pemilik terdiri dari modal, laba rugi dan prive.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk
(penerimaan kas) dan arus kas keluar (pengeluaran kas) dalam satu periode
(38)
tiga kelompok yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pembiayaan.
a) Aktivitas operasi (Operating Activities)
Aktivitas operasi adalah berbagai aktivitas yang berkaitan dengan
upaya perusahaan untuk menghasilkan produk dan menjual produk.
b) Aktivitas investasi (Investing activities)
Aktivitas investasi adalah berbagai aktivitas yang berkaitan dengan
pembelian dan penjualan aset perusahaan yang dapat menjadi sumber
pendapatan perusahaan.
c) Aktivitas pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas Pembiayaan adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan
upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan
kebutuhan dana dari berbagai sumber.
5. Fungsi laporan keuangan
Laporan keuangan bagi perusahaan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisa
laporan keuangan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus
dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan dengan
laporan keuangan tersebut. Beberapa standar kualitas yang harus dipenuhi:
(39)
a. Relevan
Pengukuran relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan
penggunaannya. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi dan membantu mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini maupun masa depan.
b. Dapat dimengerti
Bentuk laporan keuangan dan istilah yang digunakan hendaknya
disesuaikan dengan dapat dimengerti oleh pemakai laporan. Dalam hal ini
para pemakai laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis.
c. Keandalan
Agar laporan keuangan bermanfaat, maka informasi yang disampaikan
harus andal (reliable). Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pemakai juga
(40)
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif.
e. Netral
Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna,
bukan ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh
berpihak pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut (Pura,
2013:11).
f. Tepat waktu
Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin, agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan sesuai
dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut (Pura, 2013:11).
g. Lengkap
Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang
penting, sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa
sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya (Pura, 2013:11)
6. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut kerangka konseptual International Financial Report
Statement (IFRS), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan laporan keuangan adalah
(41)
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No.1, 2009:05).
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan penyajian laporan
keuangan menurut Rudianto (2012:20-21) adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi perusahaan yang timbul dalam aktivitas usaha demi memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan untuk mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba di masa depan.
d. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan ketika mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi tentang aktivitas pembiayaan dan investasi.
f. Untuk mengungkap sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
B.Analisa Laporan Keuangan
1. Pengertian analisis Laporan Keuangan
Pendapat Bernstein yang dikutip oleh Prastowo (2005:56) tentang analisis
laporan keuangan adalah
“Financial statement analysis is the judgment process that aims to
evaluate the current and past financial positions and result of operation of an enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and
(42)
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisis keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk
mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau
tingkat kesehatan suatu perusahaan (Hanafi & Halim, 2005:5).
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan bertujuan untuk memberikan asumsi
dasar pertimbangan yang lebih layak dan sistematis dalam rangka
memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa datang. Selain itu, analisis
laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kinerja yang
telah dicapai oleh suatu perusahaan yang diperlihatkan melalui laporan
keuangan. Data-data keuangan tersebut akan diperbandingkan untuk dua
periode atau lebih dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data
yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil (Munawir,
2001:31). Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, analis dapat
mengukur tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dari
kondisi keuangan suatu perusahaan.
C. Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
(43)
rasio keuangan sangat penting apabila akan melakukan analisa terhadap
kondisi keuangan suatu organisasi. Rasio hanya akan menyederhanakan
informasi yang menggambarkan hubungan antar pos-pos yang bersangkutan,
misalnya antara utang dan modal, kas dan total aset, harga pokok produksi
dan total penjualan, dan lain sebagainya.
Analisis menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan analisis rasio akan
memberikan gambaran mengenai baik atau buruknya suatu keadaan atau
posisi keuangan dari suatu perusahaan terutama bila angka-angka rasio
tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan
sebagai standar (Munawir, 2001:64).
Analisis Rasio Keuangan merupakan dasar untuk menilai prestasi
operasi perusahaan. Prastowo (2005:80) mengemukakan tujuan analisis rasio
untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan
dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya. Prihadi (2011:152),
mengatakan tujuan analisis rasio digunakan oleh investor dan kreditor dalam
pengambilan keputusan investasi atau penyaluran dana.
Bagi investor ada empat rasio keuangan yang paling dominan yang
dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Fahmi,
2011 :53). Keempat rasio ini menjadi perhatian investor karena secara dasar
(44)
dapat menilai keputusan tersebut, maka analisis laporan keuangan dilakukan
dengan cara menghitung rasio-rasio tersebut.
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Prihadi, 2011:162). Selain itu
juga mampu menginterpretasikan dan menganalisa posisi keuangan jangka
pendek serta mampu membantu manajemen untuk melihat efisiensi modal
kerja yang digunakan dalam perusahaan. Dengan hasil perhitungan rasio
sebesar ini dapat dikatakan berada dalam posisi aman untuk jangka pendek.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan sumber informasi mengenai
modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar (Harahap,
2007:301)
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah perbandingan antara aset dengan utang
lancar. (Prihadi, 2011:163). Perhitungan rasio lancar ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh aset lancar perusahaan dapat menjamin
utang dari kreditor jangka pendek. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk
berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar
mempunyai perbandingan 1:1 atau 100%, hal ini berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi seluruh hutang lancar. Rasio lebih aman jika
berada di atas 1. Hal tersebut menggambarkan bahwa jumlah aktiva
(45)
yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi, sedangkan
rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar
yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas
perusahaan (Hanafi & Halim, 2005: 79). Rasio ini dihitung dengan cara
membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Rumus current
ratio adalah sebagai berikut:
� = Aktiva Lancar
Hutang Lancarx100%
2) Quick Ratio atau Acid Test ratio
Quick ratio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Rasio ini merupakan
ukuran kemampuan dari suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan. Persediaan tidak
diperhitungkan karena memerlukan waktu yang relatif lama untuk
direalisasikan menjadi uang kas (Munawir, 2001:74). Semakin besar
rasio ini akan semakin baik. Angka rasio ini tidak harus mencapai 100%
atau 1:1 (Harahap, 2007:302). Rumus quick ratio adalah sebagai
berikut:
� � =Aktiva lancar−Persediaan
Hutang Lancar x100%
3) Cash Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara kas dan surat berharga
dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
(46)
jangka pendek (Hery,2015:183). Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya
yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau
setara kas. Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Rumus cash
ratio adalah sebagai berikut.
ℎ � = Kas + Bank + Efek
Hutang Lancar x100%
b. Rasio solvabilitas (struktur Modal)
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva ata kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel (Munawir, 2001:32).
Rasio solvency adalah rasio untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prihadi,
2011:167). Rasio solvabilitas juga digunakan untuk mengukur
perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana yang
dipinjam oleh perusahaan dari kreditor. Rasio solvabilitas yang digunakan
yaitu:
1) Rasio Hutang atas Modal (Total Debt to Equity ratio)
Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang-hutang ke pihak luar. Semakin kecil rasio ini akan
semakin baik. Semakin tinggi debt to equity ratio semakin kecil jumlah
(47)
umum perusahaan seharusnya memiliki debt ratio kurang dari 0,5 atau
50%. Rumus rasio ini adalah
� � � = Total Hutang
Modal X100%
2) Rasio Hutang atas Aktiva (Total Debt to asset Ratio)
Rasio ini menggambarkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Agar dapat dikatakan aman maka porsi hutang harus lebih kecil
daripada aktiva (Harahap, 2007:304). Dengan kata lain rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset
(Hery, 2015:195). Semakin tinggi debt ratio semakin besar pula
kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat melunasi kewajibannya.
Ketentuan umum perusahaan seharusnya memiliki debt ratio kurang dari
0,5 atau 50%. Rumus rasio ini sebagai berikut:
� � =Total Hutang
Total Aktiva X100%
c. Rasio Aktivitas
Arfan dan Ida Bagus (2010:259) mengemukakan rasio aktivitas
merupakan perhitungan untuk menentukan aktivitas dari kelas tertentu atas
aktiva, seperti persediaan untuk dijual kembali, modal kerja dan aktiva jangka
panjang. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk
(48)
daya yang ada (Hery, 2015:209). Rasio ini juga digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Penggunaan rasio aktivitas disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan
perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan secara keseluruhan atau hanya
sebagian saja dari jenis rasio aktivitas yang ada. Berikut ini jenis rasio yang
digunakan adalah:
1) Collection periods
Rasio ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika
menghasilkan angka yang kecil menunjukkan hasil yang semakin baik.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara rumus
untuk menghitung collection periods sebagai berikut:
� � = Total Piutang Usaha
Total Pendapatan UsahaX 365 hari
2) Perputaran persediaan (inventory turn over)
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar
dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata persediaan
tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual (Hery, 2015:214). Semakin
tinggi rasio perputaran persediaan menunjukkan modal kerja yang
tertanam dalam persediaan barang semakin kecil dan hal ini semakin baik
bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan berarti
(49)
Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat
kesehatan Badan Usaha Milik Negara rumus untuk menghitung perputaran
persediaan sebagai berikut:
Perputaran Persediaan = Total Persediaan
Total Pendapatan UsahaX 365 hari
3) Perputaran Total Aset (Total Asset Turn Over)
Perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan (Hery, 2015:214). Perputaran total aset yang
rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana total aset
yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan
pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No:
KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik
Negara rumus untuk menghitung perputaran total aset sebagai berikut:
Perputaran Total Aset = Total Pendapatan
� � X 100%
d. Rasio Profitabilitas
Setiap kegiatan bisnis yang dijalankan baik secara perorangan
maupun berkelompok bertujuan untuk mensejahterahkan pemilik maupun
kelompok dengan menambah nilai perusahaan dengan laba yang maksimal.
Untuk mendapatkan laba bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tetapi
memerlukan perhitungan yang cermat dan teliti serta memperhatikan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap organisasi/perusahaan baik faktor-faktor internal
(50)
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungan dengan penjualan maupun investasi (Fahmi,
2011:135). Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti penjualan, kas, modal. Rasio rentabilitas juga disebut rasio
profitabilitas (Harahap, 2007:304). Semakin baik rasio profitabilitas maka
semakin tinggi perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:135). Rasio
rentabilitas terdiri dari:
1) Return on Investment (ROI)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih (setelah biaya
bunga dan pajak) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan (Fahmi, 2011:
137). Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Rumus untuk Return on
Investment (ROI) yaitu:
� = Laba Bersih
Total Aktiva X100%
2) Return on Equity (ROE)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan
sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas (Fahmi,
2011:137). Rumus untuk menghitung Return on Equity (ROE) adalah
� � =Laba Bersih
(51)
D. Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN nomor KEP-100/MBU/2002.
Analisis laporan keuangan digunakan untuk melihat kinerja laporan
keuangan suatu organisasi. Analisis laporan keuangan diperlukan untuk
melihat apakah organisasi tersebut sudah dalam keadaan sehat atau belum.
Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan dengan cara membandingkan antara
dua elemen yang disebut sebagai rasio.
Penilaian tingkat kesehatan keuangan organisasi dapat di
perhitungkan dengan menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan
oleh pemerintah. Penilaian kesehatan keuangan organisasi berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Untuk
menentukan tingkat kesehatan tersebut ditetapkan berdasarkan penilaian
kinerja organisasi yaitu meliputi tiga aspek yaitu keuangan, operasional dan
administrasi, dimana total skor secara keseluruhan gabungan dari ketiga
aspek ini sama dengan Total Skor 100 (TS=100). Berdasarkan kriteria Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002,
penilaian kinerja keuangan perusahaan digolongkan menjadi sehat, kurang
sehat, dan tidak sehat.
a. Sehat
AAA apabila total skor (TS) lebih besar dari 95
AA apabila 80 <TS< =95
(52)
b. Kurang Sehat
BBB apabila 50<TS< =65
BB apabila 40<TS< =50
B apabila 30<TS< =40
c. Tidak sehat
CCC apabila 20<TS< =30
CC apabila 10<TS< =40
C apabila TS< = 10
E. Tata cara penilaian tingkat kesehatan keuangan BUMN non jasa keuangan
Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan
masing-masing bobotnya adalah seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Indikator
Bobot
Infra Non infra
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 15 20 2. Imbalan Investasi (ROI) 10 15
3. Rasio Kas 3 5
4. Rasio Lancar 4 5
5. Collection Periods 4 5
6. Perputaran Persediaan 4 5 7. Perputaran Total Aset 4 5 8. Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva 6 10
Total Bobot 50 70
(53)
1. Metode Penilaian
a. Imbalan kepada pemegang saham/Return On Equity (ROE)
Rumus:
=Laba Setelah Pajak
Modal Sendiri X100%
Laba setelah pajak adalah laba setelah dikurangi dengan hasil penjualan
dari aktiva tetap, aktiva produktif, aktiva lain-lain dan saham penyertaan
langsung. Sedangkan modal sendiri adalah seluruh komponen modal
sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi
dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva
tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan.
Tabel 2.2
Daftar Skor Penilaian Return On Equity (ROE)
ROE (%)
Skor
Infra Non Infra
15 < ROE 15 20
13 <ROE<=15 13.5 18 11 <ROE<=13 12 16 9 <ROE<=11 10.5 14 7,9 <ROE<=9 9 12 6,6 <ROE<=7,9 7.5 10 5,3 <ROE<=6,6 6 8.5 4 <ROE<=5,3 5 7 2,5 <ROE<=4 4 5.5 1 <ROE<=2,5 3 4 0 <ROE<=1 1.5 2 ROE<0 1 0
(54)
b. Imbalan Investasi/ Return on Investment (ROI)
Rumus:
� =EBIT + Penyusutan
� � X100%
Capital employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total
Aktiva dikurangi Aktiva tetap dalam pelaksanaan. Penyusutan adalah
Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi.
Tabel 2.3
Skor Penilaian Return On Investment (ROI)
ROI (%)
Skor
Infra Non Infra 18 < ROI 10 15 15 <ROI<=18 9 13.5 13 <ROI<=15 8 12 12 <ROI<=13 7 10.5 10.5 <ROI<=12 6 9 9 <ROI<=10.5 5 7.5 7 <ROI<= 9 4 6 5 <ROI<=7 3.5 5 3 <ROI<=5 3 4
1 <ROI<=3 2.5 3 0 <ROI<=1 2 2 ROI<0 0 1
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
c. Rasio Kas/Cash Ratio
Rumus:
ℎ � =Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek
(55)
Kas, Bank dan surat berharga jangka pendek adalah posisi
masing-masing pada akhir tahun buku. Current liabilities adalah posisi
seluruh kewajiban lancar pada akhir tahun buku.
Tabel 2.4
Skor Penilaian Cash Ratio
Rasio Kas= X (%)
Skor
Infra Non Infra X > = 35 3 5 25 <= X < 35 2.5 4 15 <= X < 25 2 3 10 <= X < 15 1.5 2 5 <= X < 10 1 1 0 <= X < 5 0 0
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
d. Rasio Lancar/Current Ratio
Current asset adalah posisi total aktiva pada akhir tahun buku. Current liabilities adalah posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku.
Tabel 2.5
Skor Penilaian Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio Lancar= X (%)
Skor
Infra Non Infra 125 <= X 3 5
110 <= X < 125 2.5 4
100 <= X < 110 2 3
95 <= X < 100 1.5 2
90 <= X < 95 1 1
X < 90 0 0
(56)
Rumus:
� = �
� � � � x100%
e. Collection Periods
Rumus:
� � = Total Piutang Usaha
Total Pendapatan Usahax365 hari
Total Piutang usaha adalah posisi piutang usaha setelah
dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku. Total
pendapatan usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama tahun buku.
Tabel 2.6
Skor Penilaian Collection Periods (CP)
CP= X (hari) Perbaikan =X (hari)
Skor
Infra Non Infra X <= 60 X > 35 4 5 60 < X <= 90 30 < X <= 35 3.5 4.5 90 < X <= 120 25 < X <= 30 3 4 120 < X <= 150 20 < X <= 25 2.5 3.5 150 < X < = 180 15 < X < = 20 2 3 180 < X <= 210 10 < X <= 15 1.6 2.4
210 < X <= 240 6 < X <= 10 1.2 1.8 240 < X <= 270 3 < X <= 6 0.8 1.2
270 < X <= 300 1 < X <= 3 0.4 0.6 300 < X 0 < X <= 1 0 0
(57)
f. Perputaran Persediaan (PP)
Rumus:
� = Total Persediaan
Total Pendapatan Usahax365 hari
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan
berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata
persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual (Hery,
2015:214).
Total pendapatan usaha adalah total pendapatan usaha dalam tahun
buku yang bersangkutan.
Tabel 2.7
Skor Penilaian Perputaran Persediaan (PP)
PP= X (hari) Perbaikan (hari)
Skor
Infra Non Infra X <= 60 35 < X 4 5 60 < X <= 90 30 < X <= 35 3.5 4.5 90 < X <= 120 25 < X <= 30 3 4 120 < X <= 150 20 < X <= 25 2.5 3.5 150 < X < = 180 15 < X < = 20 2 3 180 < X <= 210 10 < X <= 15 1.6 2.4 210 < X <= 240 6 < X <= 10 1.2 1.8 240 < X <= 270 3 < X <= 6 0.8 1.2 270 < X <= 300 1 < X <= 3 0.4 0.6 300 < X 0 < X <= 1 0 0
(58)
g. Perputaran Total Aset/Total Asset Turn Over (TATO)
Rumus:
� = Total Pendapatan
� � x100%
Total pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha tidak
termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap. Capital employment
adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap
dalam pelaksanaan.
Tabel 2.8
Skor Penilaian Perputaran Total Aset (TATO)
TATO= X (%) Perbaikan = X (hari)
Skor
Infra Non Infra 120 < X 20 < X 4 5 105 < X <= 120 15 < X <= 20 3.5 4.5 90 < X <= 105 10 < X <= 15 3 4 75 < X <= 90 5 < X <= 10 2.5 3.5 60 < X < = 75 0 < X < = 5 2 3 40 < X <= 60 X <= 0 1.5 2.5 20 < X <= 40 X < 0 1 2
X <= 20 X < 0 0.5 1.5
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
h. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva
Rumus:
ℎ � =Total Modal Sendiri
(59)
Total modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir
tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya. Total
aset adalah total aset dikurangi dengan dana-dana yang belum
ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan.
Tabel 2.9
Skor Penilaian Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset TMS terhadap TA (%) = X Skor
Infra Non Infra X < 0 0 0 0 < = X < 10 2 4
10 < = X < 20 3 6
20 < = X < 30 4 7.25
30 < = X < 40 6 10
40 < = X < 50 5.5 9
50 < = X < 60 5 8.5
60 < = X < 70 4.5 8
70 < = X < 80 4.25 7.5
80 < = X < 90 4 7
90 < = X < 100 3.5 6.5
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
F. Kerangka Berpikir.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
(60)
keuangan yang dihasilkan oleh suatu organisasi harus dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Analisis rasio keuangan
merupakan dasar untuk menilai prestasi operasi perusahaan.
Analisis rasio bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang
telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktifitas usahanya.
Dengan menggunakan analisis rasio akan memberikan gambaran mengenai
baik atau buruknya suatu keadaan atau posisi keuangan dari suatu
perusahaan terutama bila angka-angka rasio tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir,
2001:64).
Berdasarkan penelitian Putri (2014), menunjukkan penilaian
tingkat kinerja melalui rasio keuangan pada PT. Madubaru-PG Madukismo
mengalami fluktuatif selama lima tahun sehingga tingkat kesehatan belum
stabil. Penelitian ini dilakukan di PT Madubaru–PG.Madukismo. Peneliti menggunakan tiga analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
solvabilitas dan profitabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian Kurniadi (2012), menunjukkan kinerja
keuangan PT Kalbe Farma.Tbk mengalami penurunan selama lima tahun.
Dari hasil penelitian tersebut analisis rasio yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan PT. Kalbe Farma.Tbk.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud menggunakan analisis rasio
keuangan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan pada Rumah Sakit
(61)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu penelitian yang
memusatkan pada suatu obyek dan mempelajarinya sebagai studi kasus pada
Rumah Sakit Palang Biru Gombong. Kesimpulan yang diambil dari penelitian
ini hanya berlaku untuk Rumah sakit Palang Biru Gombong.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Palang Biru Gombong, dimana
data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh langsung dari
Rumah Sakit Palang Biru Gombong.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan bulan
Juni 2015.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pemberian
informasi yaitu kepala Sub Bagian Umum Keuangan dan Akuntansi
(62)
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan Rumah
Sakit Palang Biru Gombong yang meliputi laporan posisi keuangan dan
Pendapatan dan Biaya pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
D. Variabel dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang digunakan yaitu
1. Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan laporan
yang menggambarkan posisi aset, liabilitas dan aset bersih pada tanggal
tertentu.
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi
mengenai kemampuan atau potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
(kinerja) selama periode tertentu.
3. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
(63)
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya,
termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam penelitian ini
difokuskan pada kemampuan rumah sakit secara efektif mengelola
piutang usaha, perputaran persediaan dan perputaran total aset.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti penjualan, kas dan modal.
E. Teknik pengumpulan Data
1. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan
subyek penelitian.
(64)
Mencatat data-data yang mendukung penelitian baik dokumen yang
bersifat keuangan maupun dokumen non keuangan.
F. Teknik Analisis Data.
Untuk menjawab rumusan masalah, teknik analisis data yang digunakan
adalah:
1. Melakukan perhitungan rasio keuangan dan pembahasan terhadap
laporan keuangan Rumah Sakit Palang Biru Gombong dengan
menggunakan:
a. Rasio likuiditas terdiri dari:
1) Current Ratio
� = Aktiva Lancar
Hutang Lancar X100%
Rasio dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk
persentase. Apabila current ratio mencapai 1:1 atau 100%
berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
Organisasi dapat dikatakan sehat apabila rasio lancarnya berada
di atas 1 atau 100%.
2) Quick Ratio
� � =Aktiva lancar−Persediaan
Hutang Lancar X100%
Quick ratio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Rasio ini
merupakan ukuran kemampuan dari suatu perusahaan dalam
(65)
persediaan. Persediaan tidak diperhitungkan karena memerlukan
waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas
(Munawir, 2001:74). Semakin besar rasio ini akan semakin baik.
Angka rasio ini tidak harus mencapai 100% atau 1:1 (Harahap,
2007:302)
3) Cash Ratio
ℎ � = Kas + Efek
Hutang LancarX100%
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas
atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka
pendek (Hery, 2015:183). Rasio ini menggambarkan
kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi
kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan
menggunakan uang kas atau setara kas. Semakin besar rasio ini
akan semakin baik.
b. Rasio solvabilitas terdiri dari:
1) Total Debt to Equity Ratio
� � = Total Hutang
Modal X100%
Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang-hutang ke pihak luar. Semakin kecil rasio ini
akan semakin baik.
2) Total Debt to Asset Ratio
� =Total Hutang
(66)
Rasio ini menggambarkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Agar dapat dikatakan aman maka porsi hutang harus lebih
kecil daripada aktiva (Harahap, 2007:304).
c. Rasio Aktivitas terdiri dari:
1) Collection Periods
� � = Total Piutang Usaha
Total Pendapatan UsahaX 365 hari
Rasio ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika
menghasilkan angka yang semakin kecil menunjukkan hasil yang
semakin baik.
2) Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan = Total Persediaan
Total Pendapatan UsahaX 365 hari
Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode
atau berapa lama (dalam hari) rata-rata persediaan tersimpan di
gudang hingga akhirnya terjual (Hery, 2015:214)
3) Perputaran Total Aset
Perputaran Total Aset = Total Pendapatan
� X 100%
Rasio perputaran total aset digunakan untuk mengukur keefektifan
total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan pendapatan
(67)
d. Rasio profitabilitas terdiri dari:
1) Return on Investment (ROI/ROA)
= Laba Bersih
Total AktivaX100%
Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan (Fahmi, 2011: 137). Semakin besar rasio ini akan
semakin baik
2) Return on Equity (ROE)
� =Laba Bersih
Modal X100%
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan
sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas
(Fahmi, 2011:137).
2. Melakukan perhitungan indikator dan penilaian tingkat kesehatan keuangan
Rumah Sakit Palang Biru Gombong (perusahaan non infra struktur) dari
aspek keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
(68)
Tabel 3.1
Daftar Indikator, Rumus Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Indikator Rumus
Bobot Non Infra 1. Imbalan kepada
pemegang saham (ROE)
Laba Setelah Pajak
Modal sendiri X 100% 20
2. Imbalan Investasi (ROI) +
� � 100% 15
3. Rasio Kas + + ℎ � �
� � � � 100% 5
4. Rasio Lancar �
� � � � � 100% 5
5. Collection Periods � � ℎ
ℎ 365 ℎ � 5
6. Perputaran Persediaan �
ℎ 365 ℎ � 5
7. Perputaran total Aset
� 100% 5
8. Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva
� � 10
Total Bobot 70
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
a. Return on Equity (ROE)
Tabel 3.2
Daftar skor penilaian Return on Equity (ROE) ROE (%) Non Infra
15 < ROE 20
13 <ROE<=15 18 11 <ROE<=13 16
9 <ROE<=11 14 7.9<ROE<=9 12 6.6<ROE<=7,9 10
(69)
Tabel 3.2
Daftar Skor Penilaian Return on Equity (ROE) (lanjutan)
ROE (%) Non Infra 5.3<ROE<=6,6 8.5 4 <ROE<=5,3 7 2.5<ROE<=4 5.5 1 <ROE<=2,5 4 0 <ROE<=1 2 ROE<0 0
Sumber: Surat Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
Indikator Return on Equity memperlihatkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba pada nilai investasi pemegang saham.
b. Return on Investment (ROI)
Tabel 3.3
Skor penilaian Return on Investment (ROI) ROI (%) Skor Non Infra
18 < ROI 15
15 <ROI<=18 13.5 13 <ROI<=15 12 12 <ROI<=13 10.5 10.5<ROI<=12 9 9 <ROI<=10.5 7.5 7 <ROI<= 9 6 5 <ROI<=7 5 3 <ROI<=5 4 1 <ROI<=3 3 0 <ROI<=1 2 ROI< 0 1
(1)
Lampiran 5 : Perhitungan Presentasi Kenaikan dan Penurunan
1. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan Aktiva Lancar a. Presentase kenaikan aktiva lancar tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
b. Presentase penurunan aktiva lancar tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
c. Presentase penurunan aktiva lancar tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
d. Presentase kenaikan aktiva lancar tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
2. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan hutang lancar
a. Presentase kenaikan hutang lancar tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
b. Presentase kenaikan hutang lancar tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
c. Presentase penurunan hutang lancar tahun 2012 sampai tahun 2013
(2)
3. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan persediaan
a. Presentase penurunan persediaan tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
b. Presentase kenaikan persediaan tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
c. Presentase kenaikan persediaan tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
d. Presentase penurunan persediaan tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
4. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan Kas
a. Presentase penurunan kas tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
b. Presentase kenaikan kas tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
c. Presentase kenaikan kas tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
(3)
5. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan total Aktiva a. Presentase kenaikan Total Aktiva 2010 sampai dengan tahun 2011
b. Presentase kenaikan Total Aktiva tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
c. Presentase kenaikan total Aktiva tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
d. Presentase kenaikan Total Aktiva tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
6. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan total Hutang
a. Presentase kenaikan total hutang tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
b. Presentase kenaikan total hutang tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
c. Presentase penurunan total hutang tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
(4)
7. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan total modal
a. Presentase kenaikan total Modal tahun 2010 sampai dengan tahun 2011
b. Presentase kenaikan total Modal tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
c. Presentase kenaikan total Modal tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
d. Presentase kenaikan total Modal tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
8. Hasil perhitungan persentase kenaikan dan penurunan Laba bersih
a. Presentase kenaikan Laba Bersih tahun 2011 sampai dengan tahun 2012
b. Presentase penurunan Laba Bersih tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
c. Presentase kenaikan laba bersih tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
(5)
(6)