Optimasi metode KLT-Densitometri pada penetapan kadar ibuprofen dan parasetamol dalam tablet merek Neo Rheumacyl - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

OPTIMASI METODE KLT-DENSITOMETRI PADA PENETAPAN

KADAR IBUPROFEN DAN PARASETAMOL DALAM TABLET MEREK

  ®

SKRIPSI

NEO RHEUMACYL

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi

  Oleh: Agnes Susianti

  NIM: 088114003

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Persetujuan Pembimbing

OPTIMASI METODE KLT-DENSITOMETRI PADA PENETAPAN

KADAR IBUPROFEN DAN PARASETAMOL DALAM TABLET MEREK

  ®

NEO RHEUMACYL

  Skripsi yang diajukan oleh: Agnes Susianti

  NIM: 088114003 telah disetujui oleh Pembimbing Christine Patramurti, M. Si., Apt. tanggal 25 Agustus 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN “A father is neither an anchor to hold us back, nor a sail to take us there, but a guiding light whose love shows us the way” to Her, the Name of Father is the Other Name of Love

  • Fanny Fern

  Karya ini kupersembahkan bagi: Alm. Papaku tercinta, Mamaku tersayang, Adikku terkasih, dan almamaterku. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Apabila di kemudian hari diberlakutentukan indikasi plagiarism dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Yogyakarta, 24 Agustus 2011 Penulis

  Agnes Susianti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agnes Susianti Nomor Mahasiswa : 088114003

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

OPTIMASI METODE KLT-DENSITOMETRI PADA PENETAPAN

KADAR IBUPROFEN DAN PARASETAMOL DALAM TABLET MEREK

® NEO RHEUMACYL

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Agustus 2011 Yang menyatakan (Agnes Susianti)

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan lindungan- Nya sehingga skripsi berjudul “Optimasi Metode KLT

  Densitometri pada Penetapan Kadar Ibuprofen Dan Parasetamol Dalam Tablet

  ®

  Merek Neo Rheumacyl yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S. Farm.) dapat dikerjakan dengan baik dan lancar.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat dilakukan seorang diri, lepas dari bantuan, bimbingan, kritikan, dukungan serta saran dari berbagai pihak. Kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada:

  1. Bapak Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. selaku dekan Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi.

  2. Ibu Christine Patramurti, M. Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi dan memberikan saran selama pembuatan tugas akhir ini.

  3. Ibu dr. Fenty, M. Kes. Sp. PK, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis selama masa studi di Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Jeffry Julianus, M. Si., selaku dosen penguji yang bersedia memberikan waktu untuk diskusi serta kritik dan saran selama penyusunan skripsi ini.

  5. Ibu Dra. M. M. Yetty Tjandrawati, M. Si., selaku dosen penguji yang memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Mas Bimo, Mas Parlan dan Mas Kunto selaku staff laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis dalam pengerjaan penelitian di laboratorium.

  7. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu dan bimbingan yang diberikan.

  8. Nona sebagai sahabat dan rekan kerja sekaligus tempat berkeluh kesah selama penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

  9. Susan sebagai rekan kerja dan sahabat yang telah menyediakan waktu untuk berdiskusi maupun bekerja bersama di laboratorium.

  10. Felice, Wiwi, Amel dan Novi sebagai rekan sesama pelaksana optimasi metode yang bersedia selalu berdiskusi dan saling memberikan saran terkait skripsi.

  11. Cure, Lele, Sasa, Citra, Tere, Sari, Ayesa, dan Dina serta seluruh teman di bawah bimbingan Ibu Christine Patramurti, M. Si., Apt. yang telah berjuang bersama penulis dalam menjalani penelitian di laboratorium Kimia Analisis Instrumental yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis.

  12. Kekasihku, Victor Decky Nortantio yang setia mendukung penulis dalam pembuatan tugas akhir ini, terutama di saat penulis merasa bosan dan kehilangan semangat.

  13. Teman-teman FST A 2008 yang memberikan penulis semangat dan kebersamaan selama masa studi di Universitas Sanata Dharma.

  14. Seluruh teman, baik di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma maupun teman-teman lain atas dukungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis mendapatkan semangat dan menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak untuk membangun pengetahuan penulis. Akhir kata, penulis berharap dengan segala kerendahan hati semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama di bidang ilmu Farmasi.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vi PRAKATA ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

  INTISARI ......................................................................................................... xviii

  

ABSTRACT ....................................................................................................... xix

BAB I PENGANTAR ......................................................................................

  1 A. Latar Belakang ..........................................................................................

  1 1. Permasalahan .....................................................................................

  3 2. Keaslian Penelitian.............................................................................

  3 3. Manfaat Penelitian .............................................................................

  4 B. Tujuan Penelitian ......................................................................................

  4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...............................................................

  5 A. Ibuprofen ...................................................................................................

  5

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Parasetamol ...............................................................................................

  6 C. Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri....................................................

  6 1. Kromatografi Lapis Tipis ...................................................................

  6 2. Jenis fase diam KLT ..........................................................................

  7 3. Jenis fase gerak KLT .........................................................................

  9 4. Penotolan sampel ...............................................................................

  9 5. Pengembangan ...................................................................................

  10 6. Penentuan kromatogram ....................................................................

  11 7. Densitometri .......................................................................................

  16 D. Landasan Teori ..........................................................................................

  17 E. Hipotesis ...................................................................................................

  17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................

  18 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 18 B. Variabel .....................................................................................................

  18 1. Variabel bebas ...................................................................................

  18 2. Variabel tergantung ............................................................................

  18 3. Variabel pengacau terkendali .............................................................

  18 C. Definisi Operasional .................................................................................

  19 D. Bahan Penelitian .......................................................................................

  19 E. Alat Penelitian ...........................................................................................

  20 F. Tata Cara Penelitian ..................................................................................

  20 1. Pembuatan larutan baku ibuprofen ....................................................

  20 2. Pembuatan larutan baku parasetamol .................................................

  20

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Pembuatan larutan baku campuran baku ibuprofen dan

  21 parasetamol…………………………………………………...

  4. Preparasi sampel ................................................................................

  21

  5. Penentuan panjang gelombang pengamatan ibuprofen dan parasetamol ........................................................................................

  21 6. Optimasi metode KLT-Densitometri .................................................

  22 G. Analisis Hasil ............................................................................................

  23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................

  25 A. Jenis dan Komposisi Fase Gerak ..............................................................

  25 B. Pembuatan Larutan Baku ..........................................................................

  26 C. Penentuan Panjang Gelombang ( ) Pengamatan Ibuprofen dan Parasetamol…………………………………………………………….... 27

  D. Optimasi Pemisahan Ibuprofen dan Parasetamol dengan Metode KLT-

  30 Densitometri……………………………………………………………..

  1. Fase gerak kloroform : etanol dengan perbandingan 7 : 3 (komposisi I) ......................................................................................

  34

  2. Fase gerak heksan : etil asetat : asam asetat glasial dengan perbandingan 15 : 5 : 0,7 (komposisi II) ...........................................

  36

  3. Fase gerak heksan : etil asetat : asam asetat glasial dengan perbandingan 9 : 2,5 : 1.....................................................................

  37

  4. Fase gerak heksan : etil asetat : asam asetat glasial dengan perbandingan 4,4 : 5,6 : 0,55 (komposisi IV) ...................................

  38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

  47

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. Kesimpulan ...............................................................................................

  47 B. Saran .........................................................................................................

  47 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48 LAMPIRAN ..................................................................................................... 51 BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 69

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tata nama lempeng KLT ............................................................

  8 Tabel II. Nilai indeks polaritas pelarut ......................................................

  9 Tabel III. Jenis dan komposisi fase gerak ................................................... 22 Tabel IV. Jenis dan komposisi fase gerak dan nilai indeks polaritasnya .... . 25 Tabel V. Hasil pengukuran  pengamatan ibuprofen dan parasetamol ..... 29 Tabel VI. Hasil pemisahan ibuprofen dan parasetamol pada berbagai jenis dan komposisi fase gerak ................................................... 34 Tabel VII. Hasil uji reprodusibilitas jenis dan komposisi fase gerak optimum menggunakan larutan campuran baku ibuprofen dan parasetamol pada 3 tingkat konsentrasi dengan 3 replikasi

  …… 41 Tabel VIII. Hasil uji reprodusibilitas jenis dan komposisi fase gerak optimum menggunakan 3 replikasi sampel tablet merek Neo

  ®

  Rheumacyl dengan fase gerak teroptimasi…………………… 44

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur ibuprofen ..................................................................

  5 Gambar 2. Struktur parasetamol ..............................................................

  6 Gambar 3. Struktur silika gel ...................................................................

  8 Gambar 4. Interaksi hidrogen antara gugus silanol dengan air membentuk lapisan air multilaye r…………….………………………………...……

  8 Gambar 5. Camag Linomat 5 ................................................................... 10 Gambar 6. Pengembangan dalam metode KLT ....................................... 11 Gambar 7. Cara perhitungan R f ................................................................ 11 Gambar 8. Keadaan simetris dan pelebaran puncak kromatogram .......... 13 Gambar 9. Ilustrasi 3 prinsip utama yang menggambarkan puncak ........ 13 Gambar 10. Isoterm sorpsi dan profil puncak yang dihasilkan.................. 14 Gambar 11. Penentuan asymmetry factor (As)........................................... 15 Gambar 12. Pemisahan dua puncak ........................................................... 15 Gambar 13. Instrumentasi densitometer .................................................... 16 Gambar 14. Profil spektra analit ................................................................ 28 Gambar 15. Gugus kromofor dan auksokrom analit .................................. 30 Gambar 16. Gugus polar dan non polar analit ........................................... 31 Gambar 17. Interaksi fase diam dengan analit melalui interaksi hidrogen 32

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gambar 18. Kromatogram pemisahan ibuprofen dan parasetamol menggunakan fase gerak kloroform : etanol dengan perbandingan 7 : 3 .................................................................. 35

  Gambar 19. Kromatogram pemisahan ibuprofen dan parasetamol menggunakan fase gerak heksan. : etil asetat : asam asetat glasial dengan perbandingan 15 : 5 : 0,7 ................................ 36

  Gambar 20. Kromatogram pemisahan ibuprofen dan parasetamol menggunakan fase gerak heksan : etil asetat : asam asetat glasial dengan perbandingan 9 : 2,5 : 1 .................................. 37

  Gambar 21. Kromatogram pemisahan ibuprofen dan parasetamol menggunakan fase gerak heksan : etil asetat : asam asetat glasial dengan perbandingan 4,4 : 5,6 : 0,55 .......................... 39

  Gambar 22. Interaksi analit dengan fase gerak .......................................... 40 Gambar 23. Kromatogram blanko uji reprodusibilitas baku ..................... 43 Gambar 24. Kromatogram pemisahan ibuprofen dan parasetamol dalam

  ®

  sampel tablet merek Neo Rheumacyl menggunakan fase gerak teroptimasi .................................................................... 44 Gambar 25. Kromatogram blanko pada pemisahan ibuprofen dan

  ®

  parasetamol dalam sampel tablet merek Neo Rheumacyl menggunakan fase gerak teroptimasi ..................................... 45

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Sertifikat analisis baku ibuprofen........................................... 52 Lampiran 2. Sertifikat analisis baku parasetamol ....................................... 53 Lampiran 3. Data penimbangan baku dan sampel serta contoh perhitungan konsentrasi seri baku .......................................... 54 Lampiran 4. Sistem KLT-Densitometri yang digunakan…………….……………………………………... 56 Lampiran 5. Perhitungan polaritas fase gerak ............................................ 58 Lampiran 6. Hasil scanning panjang gelombang maksimum ibuprofen dan parasetamol untuk penetapan panjang gelombang pengamatan ............................................................................

  59 Lampiran 7. Contoh perhitungan nilai As (Asymmetry factor) puncak ibuprofen dan parasetamol ..................................................... 60 Lampiran 8. Contoh perhitungan nilai resolusi pemisahan ibuprofen dan parasetamol ............................................................................ 61 Lampiran 9. Kromatogram reprodusibilitas baku ....................................... 62 Lampiran 10. Perhitungan nilai KV dari R f ibuprofen dan parasetamol dalam uji reprodusibilitas baku dan sampel ........................... 65 Lampiran 11. Blanko optimasi jenis dan komposisi fase gerak ................... 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Nyeri merupakan kondisi tidak mengenakkan berupa perasaan subyektif yang berhubungan dengan kerusakan jaringan. Masyarakat biasa mengobati sendiri rasa nyeri tersebut menggunakan obat antinyeri, salah satunya tablet Neo

  ®

  Rheumacyl yang mengandung ibuprofen dan parasetamol. Penggunaan obat antinyeri secara mandiri oleh masyarakat mendorong dilakukannya penelitian untuk penjaminan mutu produk.

  Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi optimum metode KLT- densitometri bagi analisis ibuprofen dan parasetamol dalam tablet Neo

  ®

  Rheumacyl . Metode KLT-densitometri ini menggunakan fase diam silika gel GF dengan beberapa variasi jenis dan komposisi fase gerak, yaitu campuran

  254

  kloroform p.a. : etanol p.a. (7 : 3) dan heksan p.a. : etil asetat p.a.: asam asetat glasial p.a. (15 : 5 : 0,7); (9 : 2,5 : 1) dan (4,4 : 5,6 : 0,55) serta  pengamatan 222 nm.

  Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum metode KLT- densitometri untuk analisis ibuprofen dan parasetamol dalam tablet Neo

  ®

  Rheumacyl diperoleh dengan menggunakan fase gerak heksan p.a. : etil asetat

  

p.a. : asam asetat glasial p.a. (4,4 : 5,6 : 0,55). Kondisi ini memenuhi parameter

  pemisahan yang baik, yaitu bentuk peak simetris (nilai As dalam rentang 0,95- 1,10), sempit dan tajam; nilai resolusi pemisahan

  ≥ 1,5; reprodusibilitas pemisahan terlihat dari KV nilai R

  f ibuprofen dan parasetamol ≤ 2%.

  Kata kunci: ibuprofen, parasetamol, tablet, optimasi metode, KLT-densitometri

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  Pain is an uncomfortable, subjective feeling which is related to tissue damage. People usually treat their pain independently using analgesic drugs, like

  ®

  Neo Rheumacyl tablet that contains ibuprofen and paracetamol. The use of analgesic independently by the people encourage to do this research to assurance the quality of the product.

  Aim of this research is to identify the optimum condition of TLC- densitometry method for ibuprofen and paracetamol analysis. This method using GF 254 silica gel as stationary phase, varied mobile phases that are cloroform p.a. : ethanol p.a. (7:3) and hexan p.a. : ethyl acetate p.a.: glacial acetic acid p.a. (15:5:0,7); (9:2,5:1) and (4,4:5,6:0,55) with the scanning wavelength at 222 nm.

  The result indicates that the optimum condition of TLC-densitometry

  ®

  method for ibuprofen and paracetamol contained in Neo Rheumacyl tablet analysis is acquired by using hexan p.a. : ethyl acetate p.a.: glacial acetic acid p.a. (4,4 : 5,6 : 0,55) as the mobile phase. This condition fulfilled the parameter of good separation, that are symmetric (As 0,95-1,10), narrow and sharp peak shape; resolution value of the separation

  ≥ 1,5; reproducibility separation is showed by CV from the R f value of ibuprofen and p aracetamol ≤ 2%.

  Keywords: ibuprofen, paracetamol, tablet, optimization method, TLC- densitometry

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Nyeri adalah kondisi yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan

  kerusakan jaringan yang sedang terjadi maupun berpotensi dapat terjadi, yang berupa perasaan subyektif sebagai tanda ada sesuatu yang salah dalam tubuh seseorang (The Pain Relief Clinic, 2008). Untuk mengatasi rasa nyeri, masyarakat banyak memilih untuk mengobatinya sendiri dengan obat-obatan yang mengandung kombinasi zat aktif antinyeri yang beredar di pasaran.

  Obat antinyeri mengkombinasi kandungan zat aktif dengan tujuan meningkatkan efek terapinya. Salah satu kombinasi zat aktif yang terkandung dalam obat nyeri adalah ibuprofen dan parasetamol. Ibuprofen adalah obat antiinflamasi non steroid (NSAID) yang dapat digunakan untuk meredakan sakit gigi, demam, sakit kepala, migrain atau nyeri haid (Healthline Network, 2009). Ibuprofen berupa serbuk hablur putih hingga agak putih berbau khas lemah. zat ini praktis tidak larut air, sangat mudah larut etanol, metanol, aseton, kloroform, tetapi sukar larut etil asetat (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

  Parasetamol atau asetaminofen merupakan obat pereda demam dan nyeri yang banyak digunakan (Apotekerinfo, 2011). Pemeriannya berupa serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Zat ini sangat mudah larut etanol, larut air

  2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mendidih dan natrium hidroksida 1N (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

  Contoh obat pereda nyeri dengan kandungan kombinasi ibuprofen dan

  ®

  parasetamol yang beredar di pasaran adalah tablet merek Neo Rheumacyl dengan komposisi 200 mg ibuprofen dan 350 mg parasetamol. Penggunaan produk obat ini dalam pengobatan mandiri oleh masyarakat mendorong dilakukannya analisis dalam rangka penjaminan mutunya sehingga dapat dipastikan kebenaran kandungan ibuprofen dan parasetamol di dalamnya. Metode yang dapat digunakan untuk penjaminan mutu produk obat ini adalah KLT densitometri. Metode KLT densitometri dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif bersamaan serta mengukur senyawa campuran (Martono, 1996) serta merupakan metode yang sederhana dibandingkan dengan metode lain karena dapat memisahkan campuran menjadi komponen-komponennnya sekaligus menganalisis kandungannya dan memiliki efisiensi waktu yang baik karena dapat menganalisis tidak hanya satu sampel dalam waktu bersamaan.

  Sistem dari metode yang digunakan dalam analisis ini belum pernah digunakan sebelumnya sehingga perlu optimasi metode karena optimasi metode sangat berpengaruh terhadap parameter-parameter pemisahan dengan metode KLT densitometri. Optimasi dilakukan dengan mengubah-ubah jenis dan komposisi fase gerak. Parameter kondisi optimum dalam metode ini adalah bentuk peak yang simetris (nilai As dalam rentang (0,95-1,10), sempit dan tajam (Snyder, Kirkland dan Glajch, 1997); nilai resolusi f

  ≥ 1,5; KV ≤ 2%; dan nilai R berkisar 0,2-0,8 (Gandjar dan Rohman, 2007).

  3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.

   Permasalahan

  Bagaimanakah jenis dan komposisi fase gerak yang optimum pada metode KLT-densitometri untuk menetapkan kadar ibuprofen dan parasetamol

  ®

  dalam tablet Neo Rheumacyl yang mampu menghasilkan pemisahan yang baik, yaitu pemisahan dengan bentuk peak yang simetris (nilai As dalam rentang 0,95- 1,10), sempit dan tajam; nilai resolusi f berkisar 0,2-

  ≥ 1,5; KV ≤ 2%; dan nilai R 0,8? 2.

   Keaslian penelitian

  Berbagai penelitian mengenai ibuprofen dan parasetamol telah dilakukan, namun penelitian mengenai ibuprofen dan parasetamol dalam tablet Neo

  ®

  Rheumacyl menggunakan metode KLT-densitometri ini belum pernah dilakukan. Penelitian terdahulu terkait penelitian yaitu RP-HPLC Method for

  

Simultaneous Estimation of Paracetamol and Ibuprofen in Tablets yang dilakukan

  oleh Battu dan Reddy (2009) dengan menggunakan fase gerak asetonitril : dapar fosfat (60 : 40) serta Optimasi Pemisahan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

  

dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik yang dilakukan

oleh Prabowo (2010).

  Penelitian lainnya menggunakan metode spektrofotometri, yaitu

  

Determination of Ibuprofen and Paracetamol in Binary Mixture Using

  oleh Hassan (2008),

  Chemometric-Assisted Spectrophotometric Methods

Development and Validation of Spectrophotometric Methods for Simultaneous

Estimation of Ibuprofen and Parasetamol in Soft Gelatin Capsule by

Simultaneous Equation Method oleh Gondalia, Mashru, dan Savaliya (2010), serta

  4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Validasi Metode Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen Secara

Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda oleh

  Adrianto (2010).

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat metodologis. Penelitian ini dapat memberikan manfaat metodologis berupa informasi mengenai metode penelitian bagi optimasi metode KLT densitometri, jenis dan komposisi fase gerak serta jarak pengembangan yang optimum pada penetapan kadar ibuprofen dan parasetamol dalam suatu tablet.

  b. Manfaat praktis. Penelitian ini dapat menghasilkan manfaat praktis yang berupa informasi bagi masyarakat mengenai penjaminan mutu ibuprofen dan

  

®

parasetamol dalam tablet Neo Rheumacyl .

B. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah disampaikan, dapat ditetapkan tujuan penelitian ini, yaitu memperoleh jenis dan komposisi fase gerak yang optimum pada metode KLT-densitometri untuk menetapkan kadar

  ®

  ibuprofen dan parasetamol dalam tablet Neo Rheumacyl yang mampu menghasilkan pemisahan yang baik, yaitu pemisahan dengan bentuk peak yang simetris (nilai As dalam rentang 0,95-1,10), sempit dan tajam; nilai resolusi

  ≥ 1,5; berkisar 0,2-0,8.

  f

  KV ≤ 2%; dan nilai R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Ibuprofen Ibuprofen merupakan obat antiinflamasi non steroid (NSAID) yang dapat

  digunakan untuk meredakan sakit gigi, sakit kepala, migrain atau nyeri haid (Healthline Network, 2009). Pemeriannya berupa serbuk hablur putih hingga agak putih dengan bau khas lemah. Zat ini praktis tidak larut air, sangat mudah larut etanol, metanol, aseton, kloroform namun sukar larut etil asetat. HO CH 3 O

  CH 3 CH 3 Gambar 1. Struktur ibuprofen (Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, 1995)

  I buprofen mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari

  

103,0% C H O , dihitung terhadap zat anhidrat (Direktorat Jenderal Pengawasan

  13

  18

  2 1%

  Obat dan Makanan RI, 1995). Ibuprofen dalam metanol E sebesar 14,5

  1

(Dibbern, Müller, and Wirbitzki, 2002) dan memiliki pKa sebesar 4,4 (DrugLib,

  2011). Menurut Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI (1995), ibuprofen memiliki panjang gelombang maksimum 221 nm dan dapat ditetapkan kadarnya menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

  6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B.

   Parasetamol

  Parasetamol merupakan obat pereda demam dan nyeri yang banyak digunakan dan bernama lain asetaminofen (Apotekerinfo, 2011). Pemerian parasetamol berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dengan rasa sedikit pahit. Gambar berikut menunjukkan rumus struktur parasetamol. OH N H H C 3 O

  

Gambar 2. Struktur parasetamol (Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, 1995)

  Parasetamol sangat mudah larut dalam etanol, larut air mendidih dan natrium hidroksida 1N (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI,

  1%

  1995). Parasetamol memiliki sebesar 850 di dalam metanol (Dibbern et al.,

  1

2002) dan memiliki pKa sebesar 9,5 (Edict Consulting Ltd, 2008). Senyawa ini

memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 244 nm dan penetapan kadarnya

dapat dilakukan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

( Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

C. Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri 1. Kromatografi Lapis Tipis

  Kromatografi Lapis Tipis adalah metode pemisahan komponen berdasarkan perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembangan atau pelarut pengembangan campur (Mulja dan Suharman, 1995). Kecepatan solut melalui fase diam dipengaruhi perbandingan distribusinya (D), yaitu perbandingan konsentrasi solut dalam fase diam (Cs) dan fase geraknya

  7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (Cm). Besarnya D ditentukan oleh afinitas relatif solut terhadap fase diam dan fase gerak. Semakin besar nilai D, migrasi solut semakin lambat dan semakin kecil nilai D, migrasi solut semakin cepat. Suatu solut terelusi menurut perbandingan distribusinya, perbedaan perbandingan distribusi yang besar membuat campuran solut mudah dan cepat terpisah (Gandjar dan Rohman, 2007).

  Hal yang perlu diperhatikan dalam metode KLT adalah totolan kecil di awal yang dapat terdeteksi dengan sensitif. Metode KLT telah ditunjang instrumentasi modern sehingga menjadi metode pemisahan yang paling fleksibel, cepat serta tak tertandingi sehubungan dengan jumlah sampel yang dapat dianalisis tiap unit waktu (Popl, 1990).

2. Jenis fase diam KLT

  Fase diam dalam KLT berupa lapisan seragam dengan tebal 250 µm pada permukaan bidang datar yang didukung suatu lempeng kaca, plat aluminium atau plat plastik. Diameter partikel fase diam yang digunakan antara 10-30 µm Semakin kecil ukuran rata-rata partikel dan semakin sempit distribusi ukuran partikelnya, efisiensi dan resolusi pemisahan dengan KLT semakin baik.(Gandjar dan Rohman, 2007).

  Salah satu adsorben yang sering digunakan adalah silika gel. Silika gel merupakan bentuk dari silikon dioksida, di mana atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar (Clark, 2007). Struktur silika gel sebagai berikut:

  8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Gambar 3. Struktur silika gel (Wall, 2005)

Tabel berikut menunjukkan tata nama lempeng KLT.

  

Tabel I. Tata Nama Lempeng KLT

Simbol/singkatan Arti Produk mengandung silika gel seperti Anasil dari pabrik Analabs “Sil” 1 G Pengikat (lapisan halus) gipsum (CaSO . H O) 4 2 2 Ditambahkan bahan yang berfluoresensi seperti seng silikat teraktivasi F mangan Digunakan setelah simbol F, untuk menunjukkan panjang gelombang

  254 eksitasi senyawa berfosforesensi yang ditambahkan

  (Gandjar dan Rohman, 2007). Permukaan silika gel berupa gugus Si-O-Si dan gugus Si-OH (silanol). Sifat gugus silanol agak asam dan polar sehingga mampu membentuk interaksi hidrogen dengan solut-solut yang agak hingga sangat polar. Semakin polar suatu solut, semakin kuat tahanan solut tersebut ke dalam silika gel Gugus silanol dapat pula berinteraksi hidrogen dengan air dari udara, seperti pada gambar di bawah ini:

  

Gambar 4. Interaksi hidrogen antara gugus silanol dengan air membentuk lapisan air

multilayer (Wall, 2005)

  9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Adanya air dapat mendeaktifkan permukaan silika gel karena sisi aktif silika gel

  o

  tertutup. Hal ini diatasi dengan pemanasan lempeng pada suhu 105 C (Gandjar dan Rohman, 2007).

  3. Jenis fase gerak KLT

  Fase gerak dalam KLT ialah medium angkut yang terdiri dari satu atau beberapa bahan pelarut yang bergerak dalam fase diam karena kapilaritas (Stahl, 1985). Fase gerak yang digunakan dalam metode KLT bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapilaritas pada pengembangan secara menaik, atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (Gandjar dan Rohman, 2007). Hampir segala macam pelarut atau campuran pelarut dapat digunakan untuk fase gerak, dengan variasi tingkat kepolaran (Gritter, Bobbit, Scharting, 1991). Polaritas pelarut yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut: o

Tabel II. Nilai indeks polaritas pelarut

o Pelarut pada SiOH Berat jenis (g/mL) Titik didih (

  C) ɛ P’ Heksan 0,01 0,1 0,659

  69 Etil asetat 0,48 4,4 0,900

  77 Asam asetat glasial >0,73 6,2 1,049 118 Kloroform 0,26 4,1 1,483

  61 Etanol 0,69 5,2 0,789

  78 (Stahl, 1985).

  Pemilihan pelarut atau campuran pelarut yang digunakan untuk dapat memisahkan campuran senyawa dengan baik dapat berdasarkan polaritasnya yang ditunjukkan dengan indeks polaritas (P ’).

  4. Penotolan sampel

  Penotolan sampel dengan ukuran sekecil dan sesempit mungkin dapat menyebabkan pemisahan yang optimal dengan metode KLT. Jika penotolan

  10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sampel terlalu banyak, resolusi hasil pemisahannya akan menurun Reprodusibilitas resolusi diperoleh dengan volume penotolan paling sedikit 0,5 µL. Apabila volume penotolan sampel lebih besar dari 2-10 µL, penotolan harus dilakukan bertahap dengan pengeringan sebelum penotolan berikutnya hingga volume yang dimaksud (Gandjar dan Rohman, 2007).

  Penotolan sampel dapat dilakukan secara manual mau pun secara otomatis dengan instrumen tertentu (autosampler), salah satunya adalah Camag Linomat 5 (Wall, 2005).

  

Gambar 5. Camag Linomat 5 (Wall, 2005)

5.

   Pengembangan

  Pengembangan adalah hal selanjutnya yang dilakukan setelah penotolan sampel. Pengembangan dilakukan dalam suatu bejana kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhi fase gerak, namun tepi bawah lempeng fase diam yang telah ditotoli sampel harus tercelup dalam fase gerak sekitar 0,5-1 cm, di bawah tinggi fase diam yang ditotoli sampel. Penjenuhan fase gerak dilakukan dengan melapisi bejana dengan kertas saring. Kejenuhan bejana kromatografi tercapai saat kertas saring telah terbasahi fase gerak seluruhnya. Selama proses elusi, bejana kromatografi harus ditutup rapat (Gandjar dan Rohman, 2007).

  11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Gambar 6. Pengembangan dalam metode KLT (Wall, 2005)

6.

   Penentuan kromatogram

  Data yang diperoleh dari KLT untuk mengidentifikasi senyawa berupa nilai Rf yaitu jarak yang ditempuh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh pelarut dari titik asal (Clark, 2007). Berikut ini merupakan gambar penentuan nilai Rf dari suatu kromatogram.

  R f =

  

Gambar 7. Cara perhitungan Rf (Wall, 2005)

  Nilai maksimal R adalah 1 yang dicapai ketika solut memiliki D dan

  f

  faktor retensi (

  k’) sama dengan 0. Hal ini berarti solut bermigrasi dengan

  12 kecepatan yang sama dengan fase gerak. Nilai minimum R f adalah 0 yang terjadi jika solut tertahan di posisi awal permukaan fase diam. Nilai R f yang baik antara 0,2-0,8 (Gandjar dan Rohman, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Selama pemisahan dengan kromatografi, solut individual yang dipisahkan membentuk profil kadar yang simetri (profil Gaussian) sesuai arah aliran fase gerak. Profil atau disebut juga pita atau puncak perlahan akan melebar dan sering juga membentuk profil asimetrik karena solut-solut melanjutkan migrasinya ke fase diam. Terjadinya pelebaran puncak memiliki alasan berikut:

  a. Sorpsi dan desorpsi solut terus-menerus antara fase diam dan fase gerak yang secara inheren menghasilkan profil konsentrasi Gaussian melebar karena migrasi solut yang berlanjut.

  b. Perjalanan solut melalui partikel fase diam sedikit berbeda sehingga profil konsentrasinya melebar dengan simetris. Keadaan ini disebut juga dengan pengaruh lintasan ganda.

  c. Spesies solut menyebar ke segala arah dengan difusi saat berada di dalam fase gerak, difusi terjadi searah dan berlawanan dengan aliran fase gerak sehingga menghasilkan pelebaran pita simetris.

  d. Sorpsi dan desorpsi, atau transfer massa antara fase diam dan fase gerak yang bukan suatu proses instan, terkadang juga terjadi dengan lambat. Fase gerak yang berjalan terus-menerus membuat distribusi kesetimbangan solut yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Profil konsentrasi di dalam fase diam tertinggal sedikit dibandingkan dengan profil konsentrasi dalam fase gerak

  13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sehingga terjadi pelebaran puncak lebih lanjut. Desorpsi lambat menghasilkan puncak asimetris.

  e. Adanya variasi rasio distribusi solut dengan total konsentrasi menghasilkan puncak asimetris (Gandjar dan Rohman, 2007).

  

Gambar 8. Keadaan simetris dan pelebaran puncak kromatogram (Gandjar dan Rohman,

2007)

Gambar 9. Ilustrasi 3 prinsip utama yang menggambarkan puncak. (a). Pengaruh lintasan

ganda; (b). Pengaruh difusi longitudinal; (c). Pengaruh transfer massa (Gandjar dan

  

Rohman 2007)

  Profil konsentrasi solut yang bermigrasi simetris apabila D konstan selama kisaran konsentrasi keseluruhan puncak seperti ditunjukkan oleh isoterm

  14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sorpsi yang linear yang berupa plot kadar solut dalam fase diam (Cs) terhadap kadar solut dalam fase gerak (Cm) (Gandjar dan Rohman, 2007).

  

Gambar 10. Isoterm sorpsi dan profil puncak yang dihasilkan. (a). Isoterm linear; (b).

Dokumen yang terkait

Optimasi pemisahan dan penetapan kadar campuran parasetamol dan natrium fenobartial dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

3 10 129

Optimalisasi dan aplikasi spektrofotometri derivatif untuk penetapan kadar ternary mixtures dari parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet

0 0 19

Optimalisasi dan aplikasi spektrofotometri derivatif untuk penetapan kadar ternary mixtures dari parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet

0 0 2

Optimalisasi dan aplikasi spektrofotometri derivatif untuk penetapan kadar ternary mixtures dari parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet

1 1 4

Optimalisasi dan aplikasi spektrofotometri derivatif untuk penetapan kadar ternary mixtures dari parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet

0 0 67

Perbandingan biovailabilitas tablet pyrexin dan tablet progesic dengan tablet parasetamol [Generik] pada kelinci putih jantan - USD Repository

0 0 153

Perbandingan bioa vailabilitas antara tablet biogesic dan tablet pamol dengan tablet parasetamol generik pada kelinci putih jantan - USD Repository

0 0 162

Optimasi pemisahan dan penetapan kadar campuran parasetamol dan natrium fenobartial dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 127

Optimasi pemisahan campuran parasetamol dan ibuprofen dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

1 2 119

Optimasi metode penetapan kadar heptaminol HCL dengan agen penderivat o-ftalaldehid secara spektrofotometri ultraviolet - USD Repository

0 0 103