PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PUSARAN DINAMIKA BANGSA (Analisis Buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial Karya Sutrisno dan Muhyidin)

  

PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PUSARAN

DINAMIKA BANGSA

(Analisis Buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial

Karya Sutrisno dan Muhyidin)

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

  Oleh:

  

MOHAMMAD SOLICHIN

NIM: G 000 090 200

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NOTA DINAS PEMBIMBING

  Surakarta, 21 Februari 2014 Kepada Yth: Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta di tempat.

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Setelah mengadakan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

  Nama : Mohamad Solichin NIM : G000090200 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Judul skripsi : Peran Pendidikan Islam dalam Pusaran

  Dinamika Bangsa (Analisis Buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial Karya Sutrisno dan Muhyidin)

  Maka selaku Pembimbing I dan II, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak untuk dimunaqasahkan. Demikian, mohon dimaklumi adanya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ari Anshori, M.Ag. Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS AGAMA ISLAM

  Jl. A. Yani Tromol Pos I. Pabelan. Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax 715448 Surakarta 57102Email: [email protected]

PENGESAHAN

  Skripsi Saudara Nama : Mohamad Solichin NIM : G000090200 Fakultas : Agama Islam Progdi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Judul Skripsi : Peran Pendidikan Islam dalam Pusaran Dinamika Bangsa

  (Analisis Buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial Karangan Sutrisno dan Muhyidin)

  Telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Munaqosah Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal _______________ dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan Program Strata Satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah).

  Surakarta, Dekan Dr. MA. Fattah Santoso, MA.

  Dewan Penguji: Ketua Sidang/Penguji I Sekretaris Sidang/Penguji II

  Penguji III

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mohamad Solichin NIM : G000090200 Fakultas : Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Judul Skripsi : Peran Pendidikan Islam dalam Pusaran Dinamika

  Bangsa (Analisis Buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial Karya Sutrisno dan Muhyidin)

  Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar- benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sepenuhnya hasil jiplakan orang lain, maka saya siap bertanggungjawab sepenuhnya.

  Surakarta, ……………2014 Penulis

  Mohamad Solichin G 000 090 0200

  

MOTTO

            

         

   

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

  

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang

untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi

peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

mereka itu dapat menjaga dirinya (Q.S. At Taubah: 122) (Departemen Agama RI,

  2006: 206).

  

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur yang mendalam, karya tulis ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ibunda tercinta (ibu Kastamah) beserta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Almamaterku,Universitas Muhammadiyah Surakarta yang dengan jasanya saya dapat memperoleh beasiswa penuh dalam menempuh studi.

  3. Masjid Almanaar beserta seluruh penghuninya (Kang Arif, Kang Sodik, Kang Khoirin, Kang Hamzah, dll)

  4. Sahabat-sahabat seperjuangan (Dwi Tom-tom, Sidik Cahayana, Imut, Icha, Robingawi, Nana).

  

ABSTRAK

  Peran Pendidikan Islam dalam Pusaran Dinamika Bangsa (Analisis Buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial

  Karangan Sutrisno dan Muhyidin) Oleh: Mohamad Solichin

  Bangsa Indonesia saat ini sedang dilanda krisis yang bersifat multidimensional. Terungkapnya kasus korupsi melalui media, kemiskinan dan pengangguran yang semakin meningkat, krisis kepemimpinan, dan hukum yang tidak memperlihatkan keadilan. Permasalahan tersebut dapat ditengarai dari gagalnya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, secara lebih khusus yaitu pendidikan Islam. Di tengah banyaknya buku yang beredar mengenai solusi dari problematika tersebut, buku karangan Sutrisno dan Muhyidin Albarobis yang berjudul Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial menjadi salah satu tawaran di tengah krisis tersebut.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa konsep yang ditawarkan oleh Sutrisno dan Muhyidin dalam menghadapi problematika bangsa dan apa implikasi dari konsep tersebut terhadap kurikulum pembelajaran PAI. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep yang ditawarkan oleh Sutrisno dan Muhyidin dalam menghadapi problematika bangsa serta implikasi dari konsep yang ditawarkan tersebut terhadap kurikulum pembelajaran PAI. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: (a) secara teoritis, dapat menghasilkan proposisi-proposisi empirik yang memungkinkan dikembangkan lebih lanjut menjadi teori-teori guna menambah khazanah pengetahuan keilmuan bagi pendidikan Islam Indonesia pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya; dan (b) secara praktis, dapat memberi masukan yang tepat bagi pihak pemerintah, para guru, dan masyarakat pada umumnya. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yang menggunakan metode dokumentasi, dan analisis datanya adalah content analysis.

  Penelitian ini menemukan bahwa konsep pendidikan Islam yang ditawarkan oleh Sutrisno dan Muhyidin adalah sebagai berikut: menggunakan paradigm inklusif, berorientasi pada etika dan norma dalam membentuk perilaku sosial, kurikulum berbasis pada realitas sosial, menjadikan problem sosial sebagai basisnya, menekankan pada kompetensi yang berkaitan dengan kesalehan sosial, peserta didik dididik dan dibina menjadi kader bangsa yang taat beragama, dan guru PAI berkolaborasi dengan guru-guru lain untuk menanamkan nilai-nilai keislaman. Adapun implikasi dari konsep tersebut terhadap kurikulum, yaitu tujuan pembelajaran untuk menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan memberi solusi atas problematika bangsa, materi pembelajaran didesain untuk mendorong munculnya sikap kritis dan kreatif peserta didik dalam mencari solusi atas problematika di masyarakat, metode yang digunakan hendaknya bersifat kontekstual, aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan; dan evaluasi

KATA PENGANTAR

  

   

.

  Puji Syukur Alhamdulillah atas segala nikmat dan rahmat, atas kehendaknya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peran Pendidikan Islam

  

dalam Pusaran Dinamika Bangsa Analisis Buku Pendidikan Islam Berbasis

Problem Sosial Karangan Sutrisno dan Muhyidin dengan baik dan lancar.

  

Sholawat beriring salam tetap terlimpahkan kepada maha guru, yaitu Nabi

Muhammad saw. yang membawa risalah Islam dengan penuh perjuangan.

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep yang ditawarkan oleh Sutrisno dan Muhyidin dalam menghadapi problematika bangsa serta implikasi dari konsep yang ditawarkan tersebut terhadap kurikulum pembelajaran PAI. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif studi kepustakaan, dengan mengambil objek buku Pendidikan Islam Berbasis Problem

  Sosial karangan Sutrisno dan Muhyidin.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada: 1.

  Dr. M.A. Fattah Santoso, M.A. selaku Dekan Fakultas Agama Islam

  2. Drs. Ari Anshori, M.Ag. selaku pembimbing I dan Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Staf TU Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan pelayanan administrasi.

  4. Staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. dan Muhyidin Albarobis, M.Pd.I. selaku pengarang buku, yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, yaitu penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

  Penulis

  Mohamad Solichin G000 090 0200

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................ iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Penegasan Istilah ........................................................................... 9 C. Rumusan Masalah .......................................................................... 12 D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13 F. Kajian Pustaka ............................................................................... 13 G. Metode Penelitian .......................................................................... 15 H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 18 BAB II. PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PUSARAN

  1. Definisi Peran .......................................................................... 20 2.

  Peran Lembaga Pendidikan dalam Masyarakat ....................... 22 B. Pendidikan Islam .......................................................................... 24 1.

  Pengertian Pendidikan Islam .................................................. 24 2. Sumber Pendidikan Islam ....................................................... 27 3. Tujuan Pendidikan Islam ........................................................ 32 C. Kurikulum Pendidikan Islam ......................................................... 35 1.

  Pengertian KurikulumPendidikan Islam ................................. 35 2. Komponen dalam Pendidikan Islam ....................................... 36 D. Dinamika Problematika Bangsa .................................................... 39 1.

  Politik ....................................................................................... 41 2. Ekonomi ................................................................................... `43 3. Sosial........................................................................................ 45 4. Hukum ..................................................................................... 46 5. Pendidikan ............................................................................... 48

  BAB III. SISTEMATIKA ISI BUKU PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS PROBLEM SOSIAL A. Biografi Penulis ............................................................................. 51 1. Biografi Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. .......................................... 51 2. Biografi Muhyidin, M. Ag ...................................................... 58 B. Interkoneksi Pengarang terhadap Buku Pendidikan Islam Berbasis

  2. Muhyidin, M. Ag. .................................................................... 61 C. Sistematika Isi BukuPendidikan Islam Berbasis Problem Sosial .. 62

  BAB IV. ANALISIS DATA A. Konsep Pendidikan Islam dalam Dinamika Bangsa ...................... 70 1. Menggunakan Paradigma Inklusif ........................................... 72 2. Berorientasi pada Etika dan Norma Agama untuk Membentuk Perilaku Sosial dan Pemecahan Problem Sosial . 73 3. Kurikulum Berbasis pada Realitas Sosial yang menantang

  untuk Dipecahkan oleh Peserta Didik ...................................... 74 4. Menjadikan Problem Sosial Umat Sebagai Basisnya ............... 75 5.

  Menekankan pada Kompetensi yang Berkaitan Dengan Pemenuhan Kesalehan Sosial ................................................... 76 6. Peserta Didik Dibina Menjadi Kader Pembangunan

  Masyarakat yang Taat Beragama .............................................. 77 7. Guru PAI Berkolaborasi dengan Semua Guru Di Sekolah untuk Menanamkan Nilai-Nilai Islam ..................................... 78

  B.

  Implikasi Konsep Pendidikan Islam dalam Problematika Dinamika Bangsa terhadap Kurikulum Pendidikan Islam ............................. 79 1.

  Tujuan Pembelajaran ................................................................ 80 2. Isi atau Materi Pembelajaran ................................................... 81 3. Metode Pembelajaran .............................................................. 82

  A.

  Kesimpulan .................................................................................... 86 B. Saran-saran ................................................................................... 87 C. Kata Penutup .................................................................................. 88

  

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Berita Acara Konsultasi Skripsi.

  Lampiran 2. Pengajuan Judul Skripsi. Lampiran 3. Permohonan Menjadi Pembimbing. Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup Muhyidin, M.Ag. Lampiran 6. Gambar Cover Buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir tujuh dasawarsa lamanya masyarakat Indonesia merasakan

  kemerdekaan. Selama kurun waktu itu juga dinamika kebangsaan ikut mewarnai perjalanan bangsa Indonesia. Kejayaan dan keterpurukan tidak terpisahkan dalam diri bangsa Indonesia. Tahun 1970-an misalnya, dalam bidang pendidikan pernah mengalami masa keemasan, bahkan Negeri Jiran (Malaysia) dan Singapura terpaksa mengimpor tenaga pendidik dari Indonesia untuk keperluan masa depan pendidikan masyarakatnya. Hal demikian menunjukkan bahwa bangsa Indonesia disegani dalam kancah Asia pada khususnya sebagai Negara yang unggul disbanding Negara tetangga lainnya.

  Namun demikian kejayaan itu hanya milik masa lalu. Perlahan namun pasti, dari masa ke masa dunia pendidikan Indonesia mengalami kemunduran yang mendalam, hingga sekarang keadaan makin carut-marut. Sekarang pendidikan Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain, bahkan dengan negara-negara yang pernah berguru kepada tanah air Indonesia.

  Sebagaimana yang dituturkan oleh Albarobis (2012: 77-78), bahwa dalam banyak hal Indonesia kini telah menjadi bangsa pecundang yang hampir selalu kalah di setiap kancah persaingan antar bangsa. Kalau dahulu bangsa ini adalah bangsa yang besar dan disegani, kini bahkan negara kecil ini dengan memancing konflik di perairan Indonesia, mengklaim lagi pulau- pulau terluar Indonesia, hingga mengakui kekayaan budaya Indonesia sebagai budaya asli mereka.

  Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berkonsep pada penciptaan tenaga manusia yang berdasarkan pada pemahaman nilai-nilai dalam berkehidupan dan berkesinambungan yang bersifat jangka panjang, bukan jangka pendek dan bersifat sementara. Bagi negara Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 220 juta jiwa adalah potensi yang besar jika mampu dikembangkan secara berkualitas. Namun permasalahan sekarang adalah masih rendahnya kualitas mutu pendidikan (Yusuf, 2011: 10). Berbagai usaha telah dilakukan, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyediaan dan perbaikan sarana-prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata (Isjoni, 2006: 29).

  Semakin jelas dalam hal ini pendidikan menempati posisi yang sangat penting bagi peradaban suatu bangsa. Peradaban (civilization) merupakan sebuah hasil proses yang panjang, dimulai dari keinginan untuk membangun suatu budaya dan terlibat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (research) dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa ditopang dengan keberadaan pendidikan bangsa tersebut. Maka tidak bisa dipungkiri, jika kualitas mutu pendidikan rendah memberikan implikasi terhadap sisi kehidupan yang lain, baik sisi politik, hukum, ekonomi maupun sisi-sisi yang lain.

  Menurut Baharuddin (2001: 67), krisis moral sudah menjangkiti semua tingkat dan sektor, termasuk pemerintah, sehingga keadilan yang sebagai sumber ketentraman dan perwujudan kesejahteraan di Indonesia belum terlaksana dengan baik. Sebagaimana dapat disaksikan bersama bahwa fenomena politik yang terjadi di Indonesia, di mana para politisi banyak yang memiliki citra buruk dengan kasus korupsi, penyelewengan dana proyek pelayanan masyarakat, amoral, kasus money politic ketika pelaksanaan pemilihan umum berlangsung, dan masih banyak lainnya.

  Begitu juga krisis kepemimpinan bangsa ini yang belum sukses melahirkan sosok-sosok pemimpin yang adil dan mampu mensejahterakan rakyat. Dalam segi hukum misalnya, pada awal Agustus 2009, Minah (yang sering disapa Mbok Minah) seorang nenek berusia 55 tahun dengan pekerjaan sehari-hari berkebun kedelai dan jagung, ingin bercocok tanam kakao. Atas niatnya tersebut, Mbok Minah masuk ke ladang milik PT. Rumpun Sari Antan dan memetik 3 (tiga) buah kakao. Kejadian tersebut kepergok oleh Nono (mandor perkebunan PT. Rumpun Sari Antan), sehingga ia dibawa dan diperiksa di kantor. Pada saat itu juga Mbok Minah minta maaf dan menyerahkan 3 (tiga) buah kakao tersebut. Setelah diperiksa dan melalui proses persidangan, Mbok Minah diancam hukuman 6 (enam) bulan penjara (Kuncoro, 2012: 145-146).

  Di sisi lain, terdapat kasus korupsi senilai 25 milliar oleh tersangka Gayus Tambunan yang dijerat dengan tiga pasal, yaitu pasal korupsi, pencucian, dan penggelapan uang yang akhirnya dijerat hukuman 10 (sepuluh) tahun penjara (Kuncoro, 2012: 103). Melalui media, diungkap bahwa Gayus yang terbukti keluar masuk penjara dalam rangka refreshing atau sedang berlibur ke Bali. Kasuistik di atas menjadi salah satu contoh kontradiksi dalam pelaksanaan hukum di Indonesia yang tidak mengarah kepada keadilan. Hukum menjadi komoditas untuk diperjual belikan oleh mereka yang kaya, namun sengsara bagi mereka yang miskin.

  Dalam segi ekonomi, yang disadari bersama bahwa kekayaan alam tanah air Indonesia sangat melimpah jika hanya untuk menghidupi rakyat Indonesia.

  Meminjam istilahnya Koes Plus “tanah kita tanah surga”, negara manapun pasti menginginkan dan iri terhadap kekayaan alam ini. Namun saat ini hanya bisa dilihat dengan hati miris ketika kekayaan alam tersebut dieksploitasi secara bebas oleh orang-orang asing dan oleh kaum borjuis, sehingga rakyat sendirilah yang menanggung kemiskinan. Kekayaan migas yang melimpah tentu saja harus dapat mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pengembangan institusi-institusi sosial dan politik yang kokoh dan demokratis. Kekayaan minyak juga dapat menjadi berkah bagi tumbuhnya kelas menengah yang kuat dan pendidikan murah, sebab dua poin itulah yang menjadi syarat tumbuhnya kebebasan sipil dan pemerintahan yang baik (Nubowo, 2011: 149). Dari fakta tersebut, ternyata pendidikan belum mampu mencetak generasi mandiri ataupun pemimpin yang berkompeten mensejahterakan rakyat. Berbagai permasalahan yang ada berkaitan penuh dengan kualitas pendidikan. Pendidikan yang baik akan menghasilkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, begitu juga kualitas pendidikan yang kurang baik maka akan menghasilkan kualitas SDM yang kurang baik. Di sini dapat dilihat lemahnya SDM hasil pendidikan yang mengakibatkan lambannya Indonesia bangkit dari keterpurukan.

  Kemerdekaan hanya tinggal nama, secara hakikat bangsa Indonesia tidak berbeda jauh dengan era kolonial pra-kemerdekaan. Bisa disaksikan hari ini, satu demi satu pilar-pilar kemandirian bangsa telah mengalami kerontokan. Pertama, kekayaan alam Indonesia berada di bawah orang asing.

  

Kedua , perbankan juga di bawah kekuasaan orang asing. Ketiga, industri

  dibuat tidak mandiri dalam hal bahan baku. Keempat, permodalan dan perdagangan sampai perdagangan ritel mereka kuasai. Kelima, politik perundang-undangan mereka setir. keenam, nilai-nilai, cita-cita dan impian pemikiran Indonesia dijauhkan dari yang asli dan didekatkan kepada yang asing (Isma, 2012: 10).

  Pendidikan seharusnya memegang peranan penting dalam usaha keras untuk menciptakan pembangunan kehidupan yang lebih beradab dan berbudaya tinggi (Yusuf, 2011: 7). Artinya, pembangunan pendidikan yang memberi kesempatan penuh bagi masyarakat adalah penting dan harus bangsa. Namun dalam dunia pendidikan pun yang seharusnya menjadi wahana persiapan mencetak kader-kader pemimpin bangsa masih sering mendapat sorotan negatif oleh masyarakat.

  Sekedar contoh, akhir-akhir ini sering dihebohkan tentang kasus tawuran antar pelajar yang sampai menewaskan korban. Ibaratnya, sudah menjadi kegiatan

  “ekstra kurikuler” pengganti yang sering membuat resah para guru, orang tua dan masyarakat (Zubaedi, 2005: 93). Momen contek- mencontek massal yang dilakukan oleh siswa-siswi sekolah tertentu yang didukung penuh oleh pihak sekolah demi mempertahankan citra sekolah.

  Guru memperkosa muridnya, guru menggelapkan dana siswa, dan lain sebagainya. Lalu jika dialihkan pandangan ke perempatan-perempatan jalan raya, di sana dijumpai dari berbagai tingkat usia, baik itu anak-anak, remaja, orang tua laki-laki maupun perempuan yang dengan berbagai cara meminta- minta, mengamen, dan bahkan tidak jarang menjadi “pemalak”.

  Dalam kondisi bangsa yang demikian, seharusnya masyarakat Indonesia menumpukan harapan pada pendidikan, karena dengan pendidikan dapat memperbaiki kualitas hidup. Secara idealitas memang selayaknya demikian, namun realitas yang ada saat ini belum mampu sejalan dengan idealitas tersebut. Dapat dilihat dari fakta bahwa sistem pendidikan bangsa Indonesia ternyata belum bisa mengeluarkan bangsa ini dari berbagai permasalahan yang menghimpit.

  Sebagai bangsa yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di Islam. Sebagai umat Islam seharusnya menanggung beban malu dan sudah selayaknya ikut bertanggungjawab atas terselenggaranya pendidikan Islam.

  Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang dikembangkan dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam (Muhaimin, 2009: 14). Oleh karena itu, sudah menjadi tanggungjawab sebagai bangsa yang mayoritas berpenduduk Islam, Indonesia tidak hanya membenahi diri agar dapat bangkit, namun juga harus memperbaiki citra Islam itu sendiri (Yusuf, 2011: 89). M. Arifin (dalam Hujair, 2003: 257) menyatakan bahwa pendidikan Islam harus didesak untuk melakukan inovasi yang tidak hanya berkaitan dengan perangkat kurikulum dan manajemen, tetapi juga menyangkut strategi dan taktik operasionalnya.

  Idealnya pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khusunya harus mampu memberikan jalan keluar bagi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa. Namun realitas yang nyata-nyata dirasakan masyarakat adalah tumpulnya kekuatan pada lini tersebut (Abdurrahman, 2007: 6). Perlu adanya sebuah rekonstruksi terutama dalam pendidikan Islam. Sudah saatnya pendidikan Islam tampil memberikan obat penawar bagi berbagai problematika yang sedang berkecamuk dalam diri bangsa ini.

  Tujuan pendidikan Islam selaras dengan apa yang dituliskan dalam wahyu Al Qur ’an. Jika dinamika umat Islam pada kehidupan bangsa belum mencapai dari apa yang dicita-citakan oleh masyarakat Islam, maka ini sistem pendidikan Islam dapat menjadi sebuah pendidikan alternatif untuk menghantarkan generasi muda muslim ke arah masa depan yang lebih cerah (Azra, 2012: 107). Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan kembali hakikat pendidikan Islam, kemudian merumuskan kembali suatu sistem pendidikan Islam yang mampu menjadi solusi bagi problematika bangsa.

  Di tengah banyaknya buku yang beredar di pasaran tentang pendidikan Islam, muncul sebuah gagasan baru melalui sebuah buku yang sangat tepat dengan konteks saat ini. Buku yang menjadi karangan Sutrisno keenam dan karya Muhyiddin yang kedua ini banyak mendapat apresiasi dari para pakar pendidikan Islam di Indonesia. Sebuah buku yang menyajikan realitas pendidikan nasional pada umumnya dan pendidikan Islam pada khusunya tanpa ragu-ragu mengungkapkan dengan bahasa yang tegas.

  Sejak terbitnya buku ini di awal tahun 2012, banyak mendapat sambutan hangat dari para guru dan praktisi pendidikan. Sebab, menurut penulis ada beberapa kelebihan mengapa buku ini sangat tepat untuk dijadikan sebuah bahan penelitian. Kelebihan-kelebihan tersebut adalah pengungkapan realitas yang secara terang-terangan dengan bahasa yang lugas dan tegas, tanpa harus menutup-nutupi realitas yang ada. Selain mengungkap hal-hal yang sifatnya negatif, Sutrisno dan Muhyidin tidak kemudian lepas tangan, namun memberikan sebuah tawaran gagasan tentang solusi atas realitas negatif pendidikan yang ada.

  Berdasarkan pemaparan di atas, penulis berinisiasi untuk melakukan Sutrisno dan Muhyidin Albarobis, dengan harapan akan mampu mengungkap banyak makna yang bermanfaat bagi dunia pendidikan Islam. Adapun judul penelitian ini adalah

  “Peran Pendidikan Islam dalam Pusaran Dinamika Bangsa

  ” analisis buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial karya Sutrisno dan Muhyidin.

B. Penegasan Istilah

  Dari rumusan judul di atas, maka muncul istilah-istilah yang akan dijelaskan dalam sub bab ini yaitu:

1. Peran Pendidikan Islam a.

  Peran Peran adalah

  “tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh sese orang dalam suatu peristiwa” (Depdiknas, 2005: 854). Maksudnya adalah perbuatan yang berpengaruh pada berhasilnya suatu permasalahan. Dalam penelitian ini, peran yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan atau kontribusi yang disumbangkan oleh pendidikan Islam untuk umat dan bangsa.

  b.

  Pendidikan Islam Pendidikan Islam berakar dari dua kata, yaitu

  “pendidikan” dan “Islam”. Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor. 20 tahun 2003 adalah

  “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Sedangkan pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir

  (2008: 32) adalah “bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran

  Islam ”.

  Menurut Ahmad D. Marimba (2012: 2), pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran- ukuran ajaran Islam. Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam merupakan bimbingan untuk mengarahkan kepada terbentuknya pribadi muslim yang tidak hanya saleh secara individu namun saleh secara sosial sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

2. Pusaran Dinamika Bangsa a.

  Pusaran Kata pusaran berakar dari kata “pusar” yang berarti sesuatu yang mengelilingi titik pusat. Pusaran berarti “sesuatu yang berpusar”

  (Depdiknas, 2005: 892). Dalam penelitian ini, kata pusaran memiliki makna sesuatu yang berputar dalam lingkaran persoalan bangsa Indonesia yang tiada berhenti.

  b.

  Dinamika Dalam Kamus Ilmiah Kontemporer (Hadi, 2010: 65) dinamika perkembangan) ”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

  (Depdikbud, 2005: 265), dinamika diartikan sebagai gerak (dari dalam), tenaga yang menggerakkan semangat. Sedangkan dinamika sosial merupakan gerak masyarakat secara terus-menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan.

  Berpijak pada paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dinamika merupakan suatu keadaan perubahan maju atau mudur, pasang maupun surut, gejolak kejayaan maupun kemunduran yang tidak terlepas dari konflik. Dalam hal ini dinamika diarahkan kepada perjalanan bangsa Indonesia dalam sejarah yang difokuskan kepada problem sosial bangsa.

  c.

  Bangsa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2005: 89), bangsa merupakan sekelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Menurut Sumarsono (2002

  : 8), bangsa adalah “orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri”. Dalam penelitian ini, bangsa yang dimaksud adalah bangsa Indonesia yang dapat diartikan sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah Nusantara atau Indonesia. Dari uraian mengenai istilah di atas, penulis menyimpulkan bahwa peran pendidikan Islam dalam pusaran dinamika bangsa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran pendidikan Islam di Indonesia dalam menghadapi problematika bangsa, serta wujud konkret dari solusi atas problematika tersebut.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apa konsep yang ditawarkan oleh Sutrisno dan Muhyidin dalam menghadapi problematika dinamika bangsa Indonesia sebagaimana yang tercakup dalam buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial? 2. Apa implikasi dari konsep yang ditawarkan oleh Sutrisno dan Muhyidin dalam buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial terhadap kurikulum pembelajaran PAI di sekolah? D.

   Tujuan Penelitian

  Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan konsep yang ditawarkan oleh Sutrisno dan Muhyidin dalam menghadapi problematika dinamika bangsa Indonesia sebagaimana yang tercakup dalam buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial.

2. Mendeskripsikan implikasi dari konsep yang ditawarkan oleh Sutrisno dan

  Muhyidin dalam buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial terhadap kurikulum pembelajaran PAI di sekolah.

E. Manfaat Penelitian

  Dari permasalahan dan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Secara teoritis: dapat menghasilkan proposisi-proposisi empirik yang memungkinkan dikembangkan lebih lanjut menjadi teori-teori guna menambah khazanah pengetahuan keilmuan bagi pendidikan Islam Indonesia pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya.

2. Secara praktis: dapat memberi masukan yang tepat bagi pihak pemerintah, para guru, dan masyarakat pada umumnya.

F. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka memiliki fungsi untuk mengemukakan hasil-hasil penelitian yang diperoleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan yang sejauh ini penulis ketahui adalah sebagai berikut :

1. Esti Handayani (Tarbiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas

  Muhammadiyah Surakarta, 2009) dengan judul skripsi “Pendidikan

  Perdamaian, Pengentasan Kemiskinan Menurut Ahmad Yunus”, mengungkapkan tentang kontribusi Muhamad Yunus dalam upayanya menciptakan pendidikan perdamaian dan pengentasan kemiskinan.

  Pendidikan perdamaian tersebut melalui empat masalah dasar, yaitu: (1) mendorong pembangunan sosial ekonomi dari akar rumput (grassroot), (2) meletakkan dasar-dasar demokrasi dan pemenuhan hak-hak dasar warga proses pendidikan serta peningkatan ekonomi, dan (4) memperkuat elemen perdamaian hakiki melalui penghapusan kemiskinan.

2. Nur Afifah (Tarbiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah

  Surakarta, 2012) dengan skripsi yang berjudul “Ibnu Khaldun dan

  Pendidikan ”, mengemukakan adanya 4 (empat) faktor pendidikan yang ditawarkan oleh Ibnu Khaldun, yakni tujuan, pendidik, peserta didik, metode pengajaran, dan materi pendidikan. Semua komponen pendidikan tersebut sesuai dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan sekarang.

  Perbedaan dengan ahli pendidikan yang lain, yaitu tentang tujuan pendidikan dan pemikiran Ibnu Khaldun lebih bersifat realistis; bahwa pendidikan bukan hanya untuk mengangkat derajat manusia, namun agar manusia mampu memperoleh penghasilan dan menghasilkan industri- industri untuk eksistensi hidup manusia selanjutnya.

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Esti Handayani lebih ke arah mensejahterakan bangsa dengan mengentaskan kemiskinan melalui kemandirian ekonomi yang ditanamkan melalui pendidikan sesuai dengan asas Islam. Sedangkan penelitian Nur Afifah lebih bersifat realistis dengan tujuan pendidikan untuk memperoleh penghasilan dalam rangka mempertahankan eksistensi hidup manusia.

  Adapun penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai peran pendidikan Islam dalam pusaran dinamika bangsa, yang mengkaji buku Pendidikan Islam

  

Berbasis Problem Sosial . Penelitian ini lebih menekankan pada kajian bangsa yang sekarang sedang melilit sebagaimana dipaparkan oleh Sutrisno dan Muhyidin.

  Dari uraian di atas, tampak bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak ada yang menyamai. Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh penulis mengandung unsur kebaruan dan tidak ada unsur plagiat.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), maka seluruh kegiatan penelitian ini dipusatkan pada kajian terhadap buku-buku dan literatur yang memiliki keterkaitan dengan pokok bahasan. Oleh karena penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan, maka penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (Arikunto, 2006: 244).

2. Sumber data

  Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

  a.

  Sumber data primer Sumber data primer adalah “sumber data utama dalam penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa lewat perantara”

  (Siswantoro, 2003: 63). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku karya Sutrisno dan Muhyidin yang berjudul Pendidikan

  Islam Berbasis Problem Sosial. b.

  Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah “sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara, bertujuan untuk memperkaya dan memepertajam analisis yang dapat diambil dari jurnal, karya tulis orang lain, majalah, buku-buku, internet, tetapi masih berdasarkan pada kategori konsep

  ” (Siswantoro, 2003: 63). Adapun sumber data sekunder yang merupakan sumber pendukung dalam penulisan skripsi ini yaitu:

  1) Sutrisno (2011), dalam buku yang berjudul Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam.

  2) Zubaedi (2005), dalam buku yang berjudul Pendidikan Berbasis Masyarakat .

  3) Azyumardi Azra (2012), dalam buku yang berjudul Pendidikan

Islam dan Modernisasi di Tengah Tantangan Millenium III.

  4) Sutrisno (2008), dalam buku yang berjudul Pendidikan Islam yang Menghidupkan .

  5) Dedi Mulyasana (2011), dalam buku yang berjudul Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing .

  6) Ahmad Qodri Azizy (2011) dalam buku yang berjudul Islam dan Permasalahan Sosial; Mencari Jalan Keluar .

3. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk mengetahui hal-hal yang terdapat dalam buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial dan buku lainnya, di samping sinopsis, majalah, maupun artikel terkait.

4. Teknik Analisis Data

  Metode analisis yang digunakan adalah content analysis (analisis isi) yaitu “teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya

  ” (Mungin, 2011: 161). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu teknik analisis untuk menguraikan data secara cermat, terarah dan sistematis. Menurut Saiddel (dalam Moleong, 2006: 48), bahwa berjalannya analisis data sebagai berikut: a.

  Mencatat dan memberi kode agar sumber data yang diperoleh tetap dapat ditelusuri.

  b.

  Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, memberi ikhtisar dan membuat indeksnya.

  c.

  Menganalisa data, agar data tersebut memiliki makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan serta membuat temuan- temuan umum.

  Dengan analisis tersebut, penulis menggunakan alur berfikir dari pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus (Mardalis, 2006: 20) H.

   Sistematika Pembahasan

  Sistematika dalam penulisan ini merupakan gambaran secara umum yang akan menjadi pembahasan dalam skripsi ini, sehingga mempermudah dalam pemahaman dan pengkajian. adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan, yang di dalamnya meliputi beberapa sub bahasan

  yaitu: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

  BAB II Tinjauan Teoritik, pada bab ini dibahas tentang: pertama, Peran Pendidikan Islam yang mencakup: Pengertian Peran dan Peran Lembaga Sosial, Pengertian Pendidikan Islam, Sumber Pendidikan Islam,Tujuan Pendidikan Islam, dan Kurikulum Pendidikan Islam; kedua, Dinamika Bangsa. BAB III Tinjauan tentang buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial karangan Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. dan Muhyidin Al Barobis, yang diawali dengan biografi Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. dan Muhyidin Al Barobis, dilanjutkan sistematika isi buku Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial beserta isinya.

  BAB IV Analisis Data, di dalamnya meliputi konsep pendidikan Islam

  dalam problematika dinamika Bangsa serta implikasi konsep Pendidikan Islam tersebut terhadap Kurikulum Pendidikan Islam.

  

BAB V Penutup yang berisi Kesimpulan, Saran dan Kata Penutup.

BAB II PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PUSARAN DINAMIKA BANGSA A. Peran 1. Definisi Peran Peran merupakan pola tindakan atau perilaku yang diharapkan dari

  orang atau kelompok yang memiliki status tertentu. Artinya jika seseorang melakukan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan peran. Dalam hal ini, peran dan kedudukan merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan, karena dalam kehidupan sosial tidak ada kedudukan tanpa peran dan tidak ada peran tanpa kedudukan. Dengan demikian, peranan mengatur pola-pola perilaku seseorang atau kelompok dan batasan-batasan tertentu pada perilaku di dalam pola-pola kehidupan sosial (Setiadi dan Kolip, 2011: 46).

  Menurut Soerjono Soekanto (2007: 213), bahwa macam-macam peran mencakup tiga hal, yaitu: a.

  Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

  b.

  Suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

  c.

  Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang Dalam suatu peran dituntut adanya aktor (pelaku atau subjek), yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu. Selain aktor, target (sasaran atau objek) merupakan orang yang memiliki hubungan dengan aktor atau perilakunya. Hubungan aktor-target adalah untuk membentuk identitas aktor yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian atau sikap target (objek) yang telah digeneralisasikan oleh aktor (Sarwono, 2002: 216).