PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG TATA CARA WUDHU MELALUI PERMAINAN KARTU KUARTET SISWA KELAS I SD NEGERI KEMIRIREJO 1 MAGELANG - Test Repository

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG TATA CARA WUDHU

MELALUI PERMAINAN KARTU KUARTET SISW A KELAS I

S D NEGERI KEMIRIREJO 1 MAGELANG

S K R I P S I

  O leh:

ULW IYAH

  

N IM :I1406301

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG TATA CARA WUDHU

MELALUI PERMAINAN KARTU KUARTET SISW A KELAS I

S D NEGERI KEMIRIREJO 1 MAGELANG

S K R I P S I

< Diajukan untuh^M emenuhi Tugas

dan M elengkapi Syarat Quna Memperoleh

  

Qe Car Sarjana dalam Ilm u TarSiyah

  O leh:

ULW IYAH

  

N I M : I 1406301

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  DEPAK 1 EMEN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jalan Tentara Pelajar 02 Telp (0298)323706,323433 Faks 323433 Salatiga 50721 http:/ Adtninislrasi@stainsalaliga ac.id

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 1 (satu) naskah

  9 Agustus 2008 Hal : P engajuan N askah Skripsi

  Yth. Ketua STAIN Di Salatiga Assalamu’alaikum wr.wb.

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : N a m a : U L W I Y A H

  N I M 11406301 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) J u d u l : PENINGKATAN PRES TASI BELAJAR

  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG TATA CARA WUDHU M ELALUI PERM AINAN KARTU KUARTET SISWA KELAS

  I SD NEGERI KEM1R1REJO 1 MAGELANG Untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Skripsi.

  Demikian untuk menjadikan periksa W assalamu’alaikum wr.wb.

  V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah i n i : N am a : U L W I Y A H N om or Induk Mahasiswa : 11406301

  Kelompok Belajar : Kota Magelang menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tulisan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah benar-benar hasil tulisan peneliti yang berdasarkan pada kenyataan riil di dalam kelas. Demikian pernyataan ini dibuat untuk diketahui dan apabila terdapat ketidakaslian dalam penulisan, penulis bersedia dituntut secara hukum.

  Yang menyatakan,

  U L W I Y A H NIM 11406301

  VI

  ABSTRAK Peningkatan prestasi belajar siswa merupakan suatu usaha yang harus terus dilakukan karena pada dasarnya pendidikan adalah upaya optimalisasi potensi siswa, yang berupa prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bahwa pembelajaran melalui permainan kartu kuartet dapat meningkatkan perhatian siswa, (2) mengetahui bahwa pembelajaran melalui pemainan kartu kuartet dapat meningkatkan aktifitas siswa , (3) mengetahui bahwa pembelajaran melalui kartu kuartet dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan model permainan yang pada dasarnya fungsi dari permainan ketika belajar adalah normalisasi penalaran pada anak. Dengan bermain sambil belajar, belajar dalam bentuk permainan siswa dalam kondisi relaks sehingga mengakibatkan adanya keselarasan perkembangan otak kanan dan otak kiri. Keseimbangan keija otak akan memacu perkembangan otak ke arah yang lebih maksimal sehingga prestasi belajar siswa meningkat.Tingkat ketercapaian Standart Ketuntasan Belajar Minimal yang semula hanya 62 (40%) meningkat menjadi 85,66 (100%).Demikian juga dengan perhatian siswa yang semula 40% menjadi 90%. Aktivitas siswa yang semula 30% meningkat menjadi 86,5%. Hal ini menunjukan bahwa m inat, perhatian, dan aktivitas siswa menjadi sangat tinggi.

  K ata k u n c i: Prestasi belajar, permainan, kuartet.

  

KATA PENGANTAR

vii

  A ssalam u’alaikum wr.wb

  Bismillahir rahmanir rahim

  Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SW T seru sekalian alam. Berkat rahmat dan ridlo-Nya serta limpahan taufik, hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.

  Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk memenuhi sebagian tugas yang dibebankan peneliti untuk memperoleh gelar saijana pendidikan Agama Islam. Di samping itu juga untuk memperbaiki proses pembelajaran yang direncanakan dalam pembelajaran siswa. Diharapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas

  {Classroom Action Research) proses dan hasil belajar siswa meningkat.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan ini tidak mungkin terwujud, oleh karena itu saya sampaikan terima kasih k ep ad a:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo,M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Drs. Djoko Sutopo selaku Ketua Program Ekstensi STAIN Salatiga

  3. Para Dosen STAIN Salatiga

  4. Bapak Ari Setiawan,M.M. selaku dosen pem bimbing yang telah rela mengorbankan waktunya untuk membim bing dalam menyelesaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas

  5. Karyawan dan karyawati STAIN Salatiga

  6. Kepala SD Negeri Kemirirejo 1 Magelang yang telah memberi ijin dan membantu dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas

  7. Para Dewan Guru SD Negeri Kemirirejo 1 M agelang

  8. Suami dan anakku yang telah membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas

  9. Siswa Kelas I SD Negeri Kemirirejo 1 Magelang Semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara diterim a Allah Swt dan m endapat balasan yang lebih baik dari-Nya.

  Sebagai ham ba Allah yang lemah, dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas peneliti rasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kepada para pembaca yang budiman, peneliti mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Penulisan ini.

  Kepada Allah jualah peneliti memohon, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pem baca pada umumnya. W assalamu’alaikum wr.wb.

  Salatiga, 2008 Peneliti

  IX

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  X

  

  

  

  

  

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN LAMPIRAN-LAMPIRAN

  XI DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil T e s .............................................................................................. 37Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus 1........................................................... 38Tabel 4.3. Lembar Observasi Siklus 1................................................................. 39Tabel 4.4. Hasil Tes............................................................................................... 42Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II........................................................ 44Tabel 4.6. Lembar Observasi Siklus II................................................................ 45Tabel 4.7. Hasil T e s ............................................................................................. 46Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III....................................................... 48Tabel 4.9. Lembar Observasi Siklus III ........................................................... 49

  xii

DAFTAR GRAFIK

  Grafik V .l. Prosentase Sebelum dan Sesudah Menggunakan Kartu Kuartet

  51 Grafik V.2. Prosentase Aktifitas dan Perhatian S isw a ....................................... 52 XIII

  DAFTAR GAMBAR Pelaksanaan Kegiatan Siklus I.

  Pelaksanaan Kegiatan Siklus II Pelaksanaan Kegiatan Sikus III Kartu K uartet............................

  XIV

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan Pemantapan Kemampuan Profesional..................................................................................

  2. Surat Pernyataan Teman Sejawat....................................................................

  3. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian......................................................

  4. Silabus dan Sistem Penilaian...........................................................................

  5. Rencana Pembelajaran Siklus I.......................................................................

  6. Lembar Tes Siklus 1.........................................................................................

  7. Kunci Jawaban Tes Siklus I ............................................................................

  8. Gambar Kegiatan Siklus I ...............................................................................

  9. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I I ...................................................

  10. Lembar Tes Siklus II........................................................................................

  11. Kunci Jawaban Tes Siklus II...........................................................................

  12. Gambar Kegiatan Siklus I I .............................................................................

  13. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III..................................................

  14. Lembar Soal Siklus III.....................................................................................

  15. Kunsi Jawaban Tes Siklus III...........................................................................

  16. Gambar Kegiatan Siklus III............................................................................

  17. Lembar Pengisian Angket Siklus III...............................................................

  18. Aturan Permainan Kartu Kuartet....................................................................

  19. Gambar-Gambar Kartu Kuartet.......................................................................

  20. Riwayat Hidup Penulis.....................................................................................

  

BABI

PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam menyelamatkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya Kitab Suci Al-Qur’an dan hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman disertai tuntutan untuk menghormati penganut dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.

  Pendidikan agama Islam terhadap anak merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Satuan pendidikan di luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis. Oleh karena itu berarti bahwa porsi pendidikan formal di sekolah kurang dari 1/3 dari waktu keseluruhan proses pendidikan yang dialami anak sehari-hari.Anak lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga dan masyarakat.Keluarga sebagai lembaga pendidikan

  “alamiah” yang pertama berfungsi menanamkan benih sebagai faktor pembentukan kepribadian anak.Dengan terbatasnya jumlah jam di sekolalj untuk materi pelajaran Pendidikan Agama Islam menyebabkan banyak guru yang mengambil jalan paling mudah, yaitu melihat Pendidikan Agama Islam lebih sebagai “Pelajaran Agama Islam” daripada “Pendidikan Agama Islam” sehingga pendekatan yang dipakai adalah pendekatan ilmu yang lebih

  2

  menyentuh ranah kognitif.Akibat dari pendekatan itu adalah bahwa peserta didik hanya akan menumpuk bahan agama sebagai pengetahuan yang tidak atau kurang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya.

  Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses pembelajaran diselenggarakan secara efektif, artinya pembelajaran dapat berlangsung secara lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.Proses pembelajaran yang efektif seringkah sulit diwujudkan di dalam kelas.Hal ini dikarenakan interaksi antara guru dan siswa belum maksimal.Seperti halnya dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih ditemukan gejala rendahnya penguasaan materi khususnya materi yang bersifat hapalan.Pada sisi lain strategi penyampaian materi pembelajaran bertumpu pada metode-metode tertentu secara monoton.Hal ini berdampak pada proses pembelajaran yang tidak interaktif, kurang menarik, dan terkesan mengejar target penyelesaian pokok bahasan sehingga ketercapaian hasil belajar belum memenuhi Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah disepakati.

  Berdasarkan hal di atas peneliti tertarik untuk mencoba menggunakan metode permainan “Kartu Kuartet” dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain diharapkan perkembangan otak kanan dan otak kiri berkembang secara seimbang. Dalam permainan ini peneliti menyesuaikan dengan usia siswa kelas 1 yang masih suka bermain.Dengan demikian harapan peniliti prestasi belajar siswa dapat meningkat.

  3

  Permainan “Kartu Kuartet” ini peneliti terapkan untuk materi tata cara wudhu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semester 2 tahun pelajaran 2007/2008. Materi tata cara wudhu yang diteliti termasuk dalam ranah kognitif sedang ranah psikomotornya (praktek wudhu) disampaikan pada waktu yang berbeda. Alasan penelitian pada ranah kognitif karena untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tes tertulis pada Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) tahun pelajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

  Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memfokuskan permasalahan antara “Kartu Kuartet” dengan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah penerapan pembelajaran melalui permainan kartu kuartet dapat meningkatkan perhatian dalam tata cara wudhu?

  2. Apakah penerapan pembelajaran melalui permainan kartu kuartet dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran tata cara wudhu?

  3. Apakah penerapan pembelajaran melalui permainan kartu kuartet dapat meningkatkan prestasi belajar tentang tata cara wudhu?.

  C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah :

  4

  1. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran melalui permainan kartu kuartet dapat meningkatkan perhatian siswa dalam tata cara wudhu.

  2. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran melalui permainan kartu kuartet dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran tata cara wudhu?.

  3. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran melalui permainan kartu kuartet dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang tata cara wudhu?.

D. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti menggunakan hipotesis dalam tindakan kelas sebagai berikut:

  1. Strategi pembelajaran melalui penerapan kartu kuartet dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran tentang tata cara wudhu.

  2. Strategi pembelajaran melalui penerapan kartu kuartet dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran tentang tata cara wudhu.

  3. Strategi pembelajaran melalui penerapan kartu kuartet dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran tentang tata cara wudhu.

  E. Kegunaan Penelitian

  1. Bagi Guru

  a. Meningkatkan motivasi guru untuk berkreasi memilih metode dalam proses pembelajaran.

  5

  b. Meningkatkan mutu profesionalnya sehingga guru mampu menilai diri sendiri.

  c. Menimbulkan rasa percaya diri bahwa masalah yang timbul dalam pembelajaran dapat ditangani dengan kemauan dan kemampuan diri sendiri.

  d. Meningkatkan potensi diri untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri secara aktif.

  2. Bagi Siswa

  a. Memperbaiki belajar siswa

  b. Mengembangkan berpikir kreatif dan imajinatif dalam pembelajaran siswa.

  3. Bagi Sekolah

  a. Sebagai langkah strategis untuk meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran yang kondusif.

  b. Ikut berpartisipasi dalam mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam peningkatan mutu pendidikan.

  c. Mengembangkan berpikir kreatif dan imajinatif siswa dalam pembelajaran secara umum.

  F. Difinisi Istilah Prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi atau pengetahuan dan keterampilan setelah melakukan kegiatan belajar.Pendidikan

  Agama Islam adalah upaya sadar terencana dalam menyiapkan peserta didik

  6

  untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al Qur’an dan hadits melalui kegiatan bimbingan pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman. Sedangkan wudhu adalah bersuci dengan air mengenai muka, kedua tangan, kepala dan kedua kaki.Bermain adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-senang.

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam tentang tata cara wudhu rancangan penelitian yang dibuat adalah sebagai berikut: a. Melihat kondisi riil hasil ulangan siswa melalui daftar nilai serta tingkat ketercapaian dalam Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).

  b. Menyiapkan media dan fasilitas pendukung.

  c. Menyusun rencana pembelajaran.

  d. Membuat panduan observasi (instrumen) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang tata cara wudhu.

  2. Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SD Negeri Kemirirejol Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang Provinsi Jawa Tengah.

  7

  a. Peserta adalah siswa kelas 1-2 yang beijumlah 30 siswa dan terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan b. Sosial ekonomi orang tua siswa terdiri dari PNS 4 siswa, ABRI 4 siswa, pedagang 3 siswa, dan pekeija swasta 19 siswa.

  c. Waktu pelaksanaan: Siklus I : 14 Mei 2008 Siklus II : 21 Mei 2008 Siklus III : 28 Mei 2008

  d. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Standar Kompetensi

  : Membiasakan bersuci (thaharah) Kompetensi Dasar : Menyebutkan tata cara wudhu Materi Pokok : Tata cara wudhu Hasil Belajar : Menjelaskan tata cara wudhu

  3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian

  a. Siklus I Pembelajaran pada siklus I belum menggunakan model permainan

  “kartu kuartet” tetapi menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.

  b. Siklus II Pembelajaran Siklus II menggunakan permainan “kartu kuartet” yang terdiri dari 24 lembar kartu dengan 6 materi dan dimainkan oleh 6 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5 siswa.

  8

  c. Siklus III Pembelajaran Siklus III juga menggunakan permainan “kartu kuartet”.

  4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian untuk permainan “kartu kuartet” terdiri dari :

  a. Silabus Pendidikan Agama Islam Kelas I

  b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  c. Lembar tes

  d. Daftar Nilai

  e. Lembar pengamatan

  f. Lembar pengisian angket

  g. Seperangkat alat permainan “kartu kuartet”

  5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi dan angket.

  Dokumentasi data yang digunakan adalah daftar nilai dan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah disepakati sedangkan angket diperoleh dengan cara siswa memberi jawaban.

  6. Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan data yang terdiri dari :

  1). Data kuantitatif, berupa data hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif sehingga diperoleh persentase keberhasilan belajar dan peningkatan prestasi belajar.

  9

  2). Data kualitatif, berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang tata cara wudhu.

H. Sistematika Penulisan

  Isi dan sistematika penulisan hasil Penelitian Tindakan Kelas terbagi dalam 5 bab yang dapat dirinci sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Mencakup tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Difinisi Istilah, dan Metode Penelitian yang meliputi: Rancangan Penelitian, Subyek Penelitian, Langkah-langkah/Siklus Penelitian, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisa Data serta Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Merupakan kerangka teoritik yang terdiri dari: Pengertian Belajar, Pengertian Prestasi Belajar, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar, Pengertian Pendidikan Agama Islam, Pengertian Wudhu, Pengertian Metode Belajar, dan Pengertian Permainan Kartu Kuartet. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Merupakan bagian penelitian yang berisikan deskripsi pelaksanaan siklus I, Siklus II, dan Siklus III.

  10

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi deskripsi per siklus, Tabel Ulangan Harian, Tabel Hasil Pengamatan, dan Grafik. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan simpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

  belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa difinisi Hilgard dan Bower (1975) dalam buku Theories o f Learning mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)

  Gagne (1971) dalam buku The Conditions o f Learning menuliskan bahwa belajar teijadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengelami situasi tadi.

  Selanjutnya Morgan (1978) dalam buku Introduction to Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang teijadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

  12

  Witherington (tanpa tahun) dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

  Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar bahw a:

  a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

  b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang teijadi pada diri seorang bayi.

  c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

  d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

  13

B. Pengertian Prestasi Belajar

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895) tertulis bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan).Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

  Sedangkan prestasi belajar menurut Simanjuntak (1983:59) adalah suatu bukti yang dicapai dari suatu aktifitas untuk mengadakan perubahan sehingga terdapat kecakapan baru yang berupa pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai atau perilaku pada diri individu.

  Selanjutnya Winkel (1991:39) menuliskan prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi subyek dan lingkungan yang menghasilkan perubahan, pengetahuan, nilai-nilai yang akan disimpan dan dilaksanakan menuju kemajuan.

  Dilain hal Anwar (2000:9) prestasi belajar adalah tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan atau materi yang telah dijabarkan dalam kegiatan formal di kelas dapat berbentuk raport sebagai wujud prestasi belajar siswa.

  Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi atau pengetahuan dan keterampilan setelah melakukan kegiatan belajar. Kemampuan siswa

  14

  tersebut setelah dibandingkan dengan standar tertentu diwujudkan dalam bentuk nilai angka yang tertuang dalam raport siswa.

  C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar sebagai suatu proses atau aktifitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Hamalik (1975:139) faktor yang memepengaruhi belajar ad alah :

  1. Faktor yang bersumber pada diri sendiri (faktor intern)

  a. Faktor kematangan Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar ditentukan oleh saat kematangan itu tiba.

  b. Faktor minat Siswa dapat belajar dengan baik jika minimal mempunyai minat terhadap ilmu yang dipelajari.

  2. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah

  a. Faktor sarana dan prasarana Tersedianya buku-buku pelajaran, buku penunjang, dan alat peraga.

  b. Faktor guru Metode mengajar yang tepat akan lebih berhasil dalam menyajikan bahan pengajaran.

  c. Faktor kondisi Kondisi lingkungan yang tenang dan damai membuat siswa lebih konsentrasi.

  15

  3. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga Faktor-faktor keluarga merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Orang tua dapat mendidik anak-anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik akan meningkatkan prestasi belajar anaknya.

  4. Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat

  a. Faktor teman sepermainan Jika mendapat teman sepermainan mendorong semangat belajar anak, maka akan menguntungkan anak, tetapi sebaliknya jika mendapatkan teman sepermainan yang membuat malas belajar maka akan menghambat dan merugikan bagi anak tersebut.

  b. Faktor masyarakat Kurangnya kepedulian para tetangga atau masyarakat terhadap belajar ikut mempengaruhi minat prestasi belajar anak.

  Menurut Suryabrata (1984:236) faktor psikologis yang mempengaruhi dalam belajar adalah sebagai berikut: 1) . Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. 2) . Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.

  3) . Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.

  4) . Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha

  16

  5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

  Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar dapat berasal dari dalam diri siswa dan dari luar siswa.

  Salah satu faktor eksternal adalah penggunaan metode mengajar guru serta model pembelajaran yang digunakan.

D. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Banyak pakar pendidikan yang mendefinisikan tentang Pendidikan Agama Islam, antara lain pendapat dari Marimba (1989:21) yang menuliskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan baik jasmani maupun rohani yang berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam.

  Sedangkan Arifin (1996:10) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah

  (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan.

  Selanjutnya Darajat (1995:86) menjelaskan sebagai berikut: 1). Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mangamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way o f life).

  17

  2) . Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam 3) . Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam,yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajara-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Dari sekian banyak pengertian Pendidikan Agama Islam di atas, pada dasarnya saling melengkapi dan memiliki tujuan yang tidak berbeda, yaitu agar siswa dalam aktifitas kehidupannya tidak lepas dari pengalaman agama, berakhlak mulia dan berkepribadian utama, berwatak sesuai dengan ajaran Agama Islam. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama

  Islam yang diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan menekankan bukan hanya pada pengetahuan terhadap Islam tetapi juga terutama pada pelaksanaan dan pengamalan agama peserta didik dalam seluruh kehidupannya.

  E. Pengertian Wudhu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1275) tertulis wudhu adalah menyucikan diri (sebelum shalat) dengan membasuh muka, tangan, kepala dan kaki.Sedangkan menurut Sayyid Sabiq(tanpa tahun:84) dalam buku Fikih

  18

  Sunnah berwudhu adalah bersuci dengan air mengenai muka, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki.

  Firman Allah swt dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 6 :

  f }<3 . 0 f s ~

  0 : ( i a N i . i 1 i b l

  r j l ~bl l_£j| Li

  • y

  r y h h J h -h r ^ j

  ' ^ 0 j

  Artinya : Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu hendak berdiri

  melakukan shalat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku, lalu sapulah kepalamu dan basuh kakimu hingga dua mata kaki.

  Sabda Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a .: Artinya : Allah tidak menerima shalat seseorang diantaramu bila ia

  

berhadats, sampai ia berwudhu lebih dahulu

  Dari pengertian wudhu di atas dapat disimpulkan bahwa wudhu adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan sebelum menjalankan shalat yaitu bersuci dengan air mengenai/membasuh muka, kedua tangan sampai siku- siku lalumengusap kepala dan membasuh kaki sampai mata kaki.

  19

F. Pengertian Metode Mengajar

  Metode belajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok/klasikal agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

  Macam-macam Metode Mengajar yang digunakan sebelum menggunakan permainan kartu kuartet:

  1. Metode Ceramah Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran dimana cara menyampaikan pengertian- pengertian materi pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam kelas.

  A. Metode ini digunakan (a) Bila akan menyampaikan sesuatu kepada orang banyak (b) Bila guru seorang pembicara yang baik dan berwibawa hendaklah merangsang anak didik untuk melaksanakan suatu pekeijaan. (c) Bila tidak ada metode-metode yang lain yang mungkin dipergunakan dan materi yang akan disampaikan merupakan instruksi.

  B. Segi Positif

  20

  (a) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya.

  (b) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti pada metode yang lain.

  (c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah walaupun jumlah murid cukup banyak.

  (d) Guru sebagai penceramah berhasil baik, maka dapat menimbulkan semangat dan kreasi yang konstruktif.

  (e) Fleksibel, dalam arti bahwa jika waktu sedikit bahan dapat dipersingkat dan diambil yang penting-penting saja. Jika waktu banyak dapat disampaikan sebanyak-banyaknya dan mendalam.

  C. Segi Negatif (a) Guru sulit untuk mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan-bahan yang diberikan.

  (b) Kadang-kadang guru cenderung ingin menyampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya hingga menjadi bersifat pemompaan. (c) Anak didik cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan berhubung guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan lisan. (d) Jika guru tidak memperhatikan segi psikologis anak didik ceramah dapat bersifat melantur dan membosankan. Sebaliknya

  21

  kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan humor maka inti dan isi ceramah menjadi kabur.

  2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya sedangkan siswa menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya.

  A. Metode tanya jawab dilakukan (a) Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan (b) Sebagai selingan dalam pembicaraan

  (c) Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang dibicarakan.

  (d) Untuk mengarahkan proses berfikir.

  B. Segi Positif (a) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara.

  (b) Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan secara teratur.

  (c) Timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik atau guru dengan anak didik akan membawa kelas ke dalam suasana diskusi.

  C. Segi Negatif (a) Apabila teijadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk menye lesai kannya.

  2 2

  (b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik terutama apabila terdapat jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya tetapi bukan sasaran yang dituju. (c) Dapat menghambat cara berfikir apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi pelajaran.

  (d) Situasi persaingan dapat timbul apabila guru kurang menguasai teknik pemakaian metode ini.

  3. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi) Metode pemberian tugas belajar (resitasi) sering disebut metode pelajaran rumah yaitu metode dimana siswa diberi tugas diluar jam pelajaran.

  A. Metode resitasi dilakukan (a) Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap (b) Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengeijakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri. (c) Agar siswa lebih rajin

  B. Segi Positif (a) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif.

  (b) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekeijaan sebab dalam metode ini siswa harus mempertanggungjawabkan hasil pekeijaannya.

  23

  (c) Memberikan tugas siswa yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang peribadatan di daerah masing- masing, kehidupan sosial dan sebagainya.

  C. Segi Negatif (a) Seringkah tugas di rumah dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak tahu menahu tentang pekeijaan tersebut.

  (b) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual siswa dalam kemampuan dan minat belajar.

  (c) Seringkah siswa tidak mengeijakan tugas dengan baik, siswa cukup menyalin hasil pekeijaan temannya.

  (d) Apabila tugas ini terlalu banyak atau terlalu berat akan mengganggu keseimbangan mental siswa.

  G. Pengertian Permainan Kartu Kuartet Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:698) tertulis bahwa permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain, barang atau sesuatu yang dipermainkan, mainan. Demikian pula dengan kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Sedangkan kuartet adalah kelompok atau kumpulan dan sebagainya yang terdiri atas empat. Dalam hal ini (terdiri atas empat) adalah tiap kartu kuartet tertulis empat baris dari tiap sub pokok bahasan.Dari ketiga difinisi di atas dapat disimpulkan bahwa permainan kartu kuartet adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain dan berupa kertas tebal berbentuk persegi panjang

  2 4

  yang terdiri dari empat kelompok atau kumpulan dalam satu sub pokok bahasan.

  BAB

  m

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

  1. Rencana Waktu penelitian dalam batas waktu 3 minggu. Sasaran penelitian adalah siswa kelas 1-2 SD Negeri Kemirirejo 1 Kecamatan Magelang

  Tengah Kota Magelang. Target yang akan dicapai adalah meningkatkan kemampuan belajar Pendidikan Agama Islam tentang tata cara wudhu.Pada siklus I, peneliti membuat Rencana Persiapan Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.Dalam tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah perencanaan yang baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik pula, dan hasilnyapun memuaskan. Pada perencanaan ini terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran Fiqih tentang tata cara wudhu sebelum menggunakan metode permainan kartu kuartet, yaitu

  a). Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran tentang tata cara wudhu, b).Membuat dan menyusun instrumen yang terdiri dari tes dan non tes, dan c).Melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama

  Islam. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran serta sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya.

  26

  2. Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan

  Kelas dan dirancang dalam tiga siklus. Proses pembelajaran pada siklus I bersifat klasikal sehingga peran guru sangat dominan.Guru melakukan kegiatan seperti yang telah direncanakan dalam Persiapan Pembelajaran. Pada tahap tindakan ini guru dalam mengajar harus sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Dalam proses tindakan ini dibagi kedalam 3 tahap, yaitu : pendahuluan, inti, dan penutup.

  a. Pendahuluan.

  Pada tahap ini guru menciptakan kondisi siswa agar pembelajaran beijalan dengan baik dan sebelum kegiatan berlangsung guru mempersiapkan alat peraga yang diperlukan yaitu gambar tata cara wudhu. Dan setelah ini guru menyampaikan tujuan dan manfaat dari pembelajaran yaitu materi tentang tata cara wudhu.

  b. Inti Pada tahap ini, guru menjelaskan materi yang disampaikan yaitu pengertian wudhu, macam - macam air suci dan mensucikan, syarat wudhu, rukun wudhu, sunah wudhu dan batalnya wudhu.Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.

  c. Penutup.

  Pada tahap ini, guru bersama siswa merefleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

  27

  3. Pengamatan/Pengumpulan data Pengumpulan data diperoleh dari hasil ulangan pada akhir kegiatan dengan bentuk tes essay dan berjumlah 20 butir soal.Dalam kegiatan ini aktifitas siswa sangat kurang karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Dalam tahap pengamatan atau obsevasi ini, guru mengamati setiap siswa dengan dibantu oleh satu orang guru. Pengamatan ini dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

  Pada saat melakukan pengamatan guru mencatat siswa yang aktif, pasif, tidak memperhatikan ataupun berbicara sendiri atau bahkan mengantuk selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

  Pada tahap ini membutuhkan ketelitian dan kecermatan, karena akan menjadi bahan acuan pada tahap siklus selanjutnya. Pengambilan data adalah berdasarkan tes tertulis dan tes skala sikap.

  4. Refleksi Dari hasil pengamatan observer dan peneliti serta setelah melalui perenungan dan pengolahan data secara kuantitatif ternyata tingkat ketercapaian Standar Ketuntasan Belajar Minimal masih di bawah standar yang telah disepakati sehingga diperlukan tindakan perbaikan. Pada tahap refleksi ini dapat dilihat dari hasil tes dan pengamatan yang telah dibuat. Jika hasilnya masih belum memenuhi batas ketuntasan belajar yang ingin dicapai, baik itu tentang hasil tes tertulis maupun skala sikap masih belum baik dan tuntas terhadap pembelajaran yang telah dilakukan maka dapat

  2 8

  digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Dan hal-hal yang positif pada siklus I tetap harus dipertahankan. Sedangkan kekurangan pada siklus I harus ditindaklanjuti sebagai bahan acuan perbaikan pada siklus II.

  Adapun kelemahan-kelemahan yang ditemukan adalah sebagai berikut: 1) Penjelasan yang diberikan guru belum dapat menarik perhatian siswa.

  2) Keaktifan siswa belum tampak dalam kegiatan tanya jawab. 3) Siswa yang tidak aktif dan antusiasya kurang sering mengganggu teman yang lain.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

  1. Rencana Setelah melakukan refleksi pada siklus I, maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang sesuai pada siklus II. Yang dimulai dengan perencanaan pada siklus II, perencanaan ini merupakan penyempurnaan dari siklus I.Dari hasil siklus I, peneliti menemukan adanya kesulitan- kesulitan yang dihadapi siswa sehingga peneliti membuat Rencana Perbaikan Persiapan Pembelajaran dan menggunakan metode permainan.Dengan Rencana Perbaikan Persiapan Pembelajaran ini diharapkan prestasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang tata cara wudhu menjadi meningkat dan bermakna bagi siswa.

  Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada siklus II adalah sebagai berikut : 1). Menyusun perbaikan rencana pembelajaran tentang tata cara wudhu melalui penerapan metode permainan kartu kuartet, 2). Menyusun

  29

  instrumen yang terdiri dari tes dan non tes, dan 3). Melakukan kolaborasi dengan teman guru dengan cara sharing atau bertukar pikiran.

  2. Pelaksanaan Siswa melakukan aktifi tas secara penuh dengan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.Peran guru dalam siklus II sebagai fasilitator.

  Tindakan yang dilakukan dalam penelitian pada siklus II ini adalah perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang menjadi hambatan pada Siklus I. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS IB SD NEGERI 2 SAWAH LAMA KOTA BANDAR LAMPUNG

1 11 20

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEBAGUSAN GEDONGTATAAN PESAWARAN

0 6 54

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANDANSARI SELATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 47

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARN TEMATIK PADA SISWA KELAS II DI SD NEGERI 1 BHAKTI NEGARA KABUPATEN WAY KANAN

0 5 54

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU BANDARLAMPUNG

0 6 44

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

0 0 8

MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA QADHA DAN QADHAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAMULAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 12

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV-VI SD NEGERI DOKOROI KEC. WIROSARI KAB. GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 75

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK PADA SISWA KELAS V SD TUNTANG 01 SEMESTER IITAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 108