UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR'AN DENGAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V MIN MILANGEN SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

  

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN

BACA TU/LIS AL QUR'AN DENGAN METODE DEMONSTRASI

  

ISISWA KELAS V MIN M LANGEN SALAMAN

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 / 2 0 0 8

S K R I P S I

  Oleh:

  

SITI UTAMI

  N IM :11406423

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

2 0 0 8

  

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN

BACA TULIS AL QUR'AN DENGAN METODE DEMONSTRASI

SISW A KELAS V MIN M LANGEN SALAMAN

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 / 2 0 0 8

  

S K R I P S I

<Diajukan untukjMemenu.fi Tugas

cfan Mefengfapi Syarat (juna MemperoCef

  

QelarSarjana cfalam iCmu Taroiyaf

  Oleh:

  

SITI UTAMI

  NIM: 11406423

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

2 0 0 8

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JL. Stadion No. 03 Telp. 323433, 323706, Kode Pos 50721 Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 1 (satu) naskah Salatiga, 23 Agustus 2008 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Kepada Yth. Ketua STAIN

  Di Salatiga Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama : Siti Utami NIM :11406423 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : UPAYA MENINGKATKAN

  KEMAMPUAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN DENGAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V MIN MLANGEN SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

  Untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah Skripsi Demikian untuk menjadikan periksa.

  Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

  NIP. 150 299 493

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JL. Stadion No. 03 Telp. 323433,323706, Kode Pos 50721 Salatiga

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN JUDUL PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN DENGAN METODE DEMONSTRASI SISWA

  KELAS V MIN MLANGEN SALAMAN, TAHUN

  PELAJARAN 2007/2008 SITI UTAMI NAMA 11406423

  NIM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

  PROGRAM STUDI Salatiga, 23 Agustus 2008

  Dewan Penguji NIP. 150 369 043

  

iii

  

PRAKATA

  Alhamdulillahi robbil ‘alamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini semata-mata adalah atas Rahmat Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang.

  Penulis menyadari bahwa telah banyak pihak yang memberikan bantuan berupa dorongan, arahan dan data yang diperlukan mulai dari persiapan, tempat dan pelaksanaan penelitian hingga tersusunnya skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhorm at:

  1. Bapak Drs H. Muh Serozi, M. Ag selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik.

  2. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan kesempatan dengan segala keikhlasannya memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  3. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Pengajar Akademik yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan Ketarbiyahan kepada penulis.

  4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu pengajar yang berkenan memudahkan urusan administrasi dan membantu penulis.

  5. Ibu Munfa’atun selaku Kepala Sekolah MIN Mlangen Salaman, yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.

  Magelang, 1 Agustus 2008 Penulis

  

iv

HALAMAN MOTTO

  Surat AI-Insyirah (hal 32-22) Ayat 1 -8

  L$^$ (<jj} 43jj (jj «iH jJl v£«£j& liji ^ ly J y liiT £« Ol^ (<jj) «ijO ^ (J 13

  A rtin y a:

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

  1. Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu 7

  2. Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

  3. Yang memberatkan punggungmu 7

  4. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu,

  5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

  7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

  sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

  

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua untuk Allah Tuhan

semesta alam.

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Ku persembahkan skripsi ini untuk :

  1. Keluarga tercinta yang selalu mendukung dari awal semester sampai pembuatan skripsi

  2. Dosen pembimbing skripsi yang dengan keikhlasan dan kesabarannya selalu memberikan arahan-arahan sampai terselesaikannya skripsi ini.

  3. Semua dosen pengajar Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  4. Semua teman-teman yang telah membantu dalam segala hal.

  

ABSTRAK

  Siti Utami : Upaya Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Baca Tulis Al 11406423 Qur’an Dengan Metode Demonstrasi Siswa Kelas V MIN Mlangen Salaman Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi Jurusan Tarbiyah, STAIN Salatiga 2008. Pembimbing : Jaka Siswanta, M.Pd

  Kata Kunci : Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an Metode Demonstrasi

  Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Q ur’an siswa kelas V MIN Mlangen Salaman Tahun Pelajaran 2007/2008.

  Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2007/2008 di MIN Mlangen Salaman, Magelang, dengan penelitian kongkrit, dengan siswa kelas V sebagai obyek penelitian. Karena jumlah siswa kurang dari 100, maka seluruh populasi menjadi obyek penelitian, dengan teknik sampling, total sampling. Dengan teknik penelitian menggunakan metode dekomentasi, metode tes dan metode pengamatan. Penelitian mencakup kemampuan membaca dan menulis Al Qur’an dengan menggunakan metode demonstrasi.

  Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an dengan menggunakan metode demonstrasi, pada siswa kelas V MIN Mlangen Salaman, Tahun Pelajaran 2007/2008.

  

vii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR ISI

  

ix

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   LAMPIRAN

  

x

  

DAFTAR TABEL

  Deskripsi Data

  1. Tabel 1, Siklus I

  

  2. Tabel 2 Siklus I Kemampuan menulis yang diperoleh siswa dalam pembelajaran

  

  3. Tabel 3, Siklus II

  

  4. Tabel 4, Siklus II Kemampuan menulis yang diperoleh siswa dalam pembelajaran

  

  5. Tabel 5, Siklus III

  

  6. Tabel 6, Siklus III Kemampuan menulis yang diperoleh siswa dalam pembelajaran

  

  LAMPIRAN

  I. LAMPIRAN 1

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   X

  xii

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Pembelajaran dan pelestarian baca tulis Al Qur’an terkondisikan oleh prioritas mengenalkan Al Qur'an pada anak-anak sejak dini mendahului pembelajaran lainnya. Penanaman nilai-nilai Qurani dalam rumah tangga seolah-olah menjadi komitmen universal setiap keluarga muslim, sehingga wajib belajar Baca Tulis Al Qur'an seolah-olah sudah m enyatu dengan tumbuh kembang anak. Orang tua merasa wajib menyediakan waktu khusus mengajar Al Qur'an atau mengirimkan anaknya pada lembaga pendidikan Baca Tulis Al Qur'an.

  Tetapi, dalam pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi. Sehingga belum tercapai sebagaimana yang diharapkan dan belum dapat diwujudkan oleh semua jenjang dan jenis pendidikan Madrasah di Indonesia, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini antara lain karena kondisi lingkungan yang berbeda-beda, ruangan dan peralatan yang belum memenuhi syarat, dana yang terbatas dan kurang terarah penggunaannya, serta kemampuan tenaga kependidikan yang masih perlu ditingkatkan. Hal terakhir ini meliputi kemampuan dan disiplin mereka dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dalam mengelola sarana dan dana, dan dalam menyelenggarakan evaluasi belajar, serta kemampuan dan disiplin dalam memanfaatkan potensi yang ada pada masyarakat, baik orang tua siswa, pemerintah daerah maupun masyarakat lainnya. (Direktorat Pembinaan PERGURA1S, 1999 : 3)

  

1 Keadaan seperti tersebut diatas lebih terasa pada madrasah yang berada diluar Ibukota, Propinsi/Kabupaten dan diluar Kotamadya, didaerah perbatasan dan daerah terpencil. Sebagaimana yang teijadi pada proses pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an siswa kelas V di MIN Mlangen Salaman.

  Dalam kurikulum 2004 (Standar Kompetensi) disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an sesuai dengan silabus untuk siswa Sekolah Madrasah Kelas V yaitu mampu menerapkan kaidah ilmu

  Tajwid dalam bacaan Al Q ur'an, dan memahami lafal dan arti hadist tentang keutamaan memberi.

  Rumusan Standar Kompetensi ini tidak selalu tercapai dalam proses pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an. Untuk mendukung pencapaian kompetensi yang ditetapkan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di Madrasah, baik pengelola Madrasah, orang tua peserta didik, tokoh masyarakat, peserta didik, semua guru. Dalam hal ini guru menjadi penentu dalam mencapai keberhasilan pembelajaran sebab ia dituntut untuk melakukan kreasi agar tercipta suasana belajar yang efektif. Dengan kata lain dibutuhkan guru yang professional.

  Peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional tersebut meliputi, berbagai aspek antara lain kemampuan guru dalam menguasai kurikulum dan materi pemgajaran, kemampuan dalam menggunakan metode dan sarana dalam proses belajar mengajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, dan kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin dan komitmen guru terhadap tugas.

  1. Dalam rangka penguasaan terhadap kurikulum, setiap guru harus berupaya: a. Mengkaji dan memahami struktur program kurikulum yang berlaku.

  b. Memahami tujuan pengajaran.

  c. Mengkaji materi pelajaran.

  d. Mengkaji dan mengembangkan berbagai metode pengajaran yang tercantum dalam kurikulum.

  e. Mengetahui tata urutan penyajian dan alokasi waktu yang tersedia.

  f. Mengkaji dan mengembangkan sarana belajar mengajar.

  g. Mengkaji dan mengembangkan cara penilaian proses dan hasil belajar.

  h. Mengembangkan kurikulum dalam program tahunan, program semester dan persiapan mengajar. i. Memahami buku pedoman dan petunjuk pelaksanaan kurikulum. j. Memiliki buku referensi yang memadai, selain buku paket/buku pegangan guru dan siswa yang sah sebagai bahan pengembangan materi pelajaran. k. Mengembangkan dan memanfaatkan sumber belajar.

  2. Dalam rangka pembuatan program tahunan, program semester dan rencana persiapan pembelajaran, setiap guru harus berupaya : a. Membuat program semester, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1) Menjabarkan alokasi waktu pada GBPP sesuai dengan waktu efektif menurut kalender pendidikan.

  2) Menjabarkan materi setiap pokok bahasan untuk mata pelajaran yang diajarkan.

  3) Melaksanakan program semester yang telah disusun. 4) Mengkaji hambatan yang dijumpai dalam penerapan program semester sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

  5) Mengkaji dan menetapkan metode dan sarana belajar yang diperlukan dalam setiap pokok bahasan.

  b. Membuat rencana persiapan pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai guru harus sudah membuat rencana persiapan pembelajaran.

  2) Rencana persiapan pembelajaran dimaksud harus diketahui dan diteliti oleh Kepala Madrasah sebelum disajikan.

  3) Dalam membuat rencana persiapan pembelajaran guru harus: a) Merumuskan tujuan pengajaran.

  b) Mengembangkan bahan pengajaran.

  c) Mengembangkan metode mengajar yang sesuai.

  d) Mamilih dan mengembangkan alat peraga yang sesuai.

  e) Memilih/memanfaatkan sumber belajar yang sesuai.

  f) Mengembangkan alat penilaian yang dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran.

  4

  3. Dalam rangka penguasaan dan penggunaan metode, pembuatan alat peraga dan pendayagunaan alat praktek, setiap guru harus berupaya: a) M emilih serta mengembangkan berbagai metode mengajar.

  b) Mengembangkan alat peraga.

  c) Mendayagunakan seoptimal mungkin semua alat pelajaran.

  d) Memanfaatkan Kelompok Kerja Guru untuk membantu sesama guru dalam pemanfaatan alat pelajaran.

  4. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berik u t: a) Mengatur ruangan dan menciptakan suasana belajar mengajar yang sesuai dan menyenangkan.

  b) Menciptakan suasana interaksi belajar mengajar yang hidup.

  c) Menyajikan materi pelajaran secara sistematis.

  d) Membuat kesimpulan materi yang telah disajikan.

  e) Melaksanakan ulangan harian dan ulangan umum.

  f) Memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

  g) Membuat catatan/batas pelajaran.

  5. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, antara lain dilakukan dengan : a) Mengukur taraf penguasaan minimal baik perorangan maupun kelompok sebagai hasil ulangan harian. b) Perbaikan program dengan cara : - Memberikan penjelasan kembali materi yang belum dikuasai.

  • Memberikan tugas tambahan baik di dalam maupun di luar jam tatap muka.

  c) Memberikan pengayaan kepada siswa yang telah menguasai bahan pengajaran.

  d) Membantu kawan-kawannya yang belum mencapai ketuntasan baik kelompok maupun perorangan berupa membaca/mempelajari bahan baru atau tugas lain, yang waktu pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam maupun di luar jam tatap muka. (Depag, 1999 : 15)

  Peserta didik dipandang sebagai makhluk Allah dengan fitrah yang dimiliki sebagai individu dan makhluk sosial. Seperti peserta didik memiliki perbedaan minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman, cara belajar (learning style) dan kecerdasan (intelegency).

  (Depag, 2003 :2).

  Berdasarkan kutipan di atas maka timbulah permasalahan dalam pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an. Peserta didik dalam satu kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam yang pandai, sedang, dan kurang. (Depag, 2003:17) Sebenarnya tidak ada peserta didik pandai dan bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi peserta didik yang satu memerlukan satu atau dua kali pertemuan untuk dapat memahami isinya, namun bagi peserta didik lain perlu tiga atau empat kali pertemuan untuk dapat memahaminya. Untuk itu guru perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara perorangan, berpasangan, berkelompok, atau klasikal. Jika kelompok, kapan peserta didik yang kurang dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan sehingga teijadi tutor sebaya.

  Kecenderungan kegiatan belajar mengajar seringkah sulit diwujudkan dalam praktek kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini karena proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa pelaksanaannya masih belum maksimal. Seperti halnya dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Baca Tulis Al Qur'an masih ditemukan gejala rendahnya penguasaan materi pembelajaran. Pada sisi lain strategi penyampaian materi pembelajaran bertumpu pada metode-metode secara monoton. Dampaknya kegiatan pembelajaran tidak interaktif, kurang menarik, dan terkesan mengejar target penyelesaian pokok bahasan.

  Keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran sangat tergantung pada faktor motifasi dan metode. Motifasi merupakan daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu aktifitas. Ada dua jenis motifasi yakni motifasi dari dalam diri peserta didik (instrinsik) dan motifasi yang berasal dari luar peserta didik (ekstrinsik). (Depag, 2003: 8).

  Berdasarkan kutipan diatas dan pengalaman penulis, maka pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an adalah dengan cara memotifasi dan menggunakan metode yang tepat. Dalam tindakan kelas ini penulis menggunakan metode demontrasi. Selain itu peserta didik juga akan lebih tertarik jika materi yang dipelajari berguna atau penting bagi dirinya. Hal ini dikaitkan dengan kecenderungan yang ada dalam dirinya, seperti bakat, minat dan pengetahuan yang selama ini dimiliki. Untuk itu kegiatan pembelajaran perlu melihat kecenderungan ini agar materi yang dipelajari berguna bagi peserta didik.

  M elihat kenyataan bahwa proses pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an belum sesuai yang diharapkan di sekolah, maka dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perlu ditetapkan strategi pengembangan komponen yang terkait secara terpadu, dengan memprioritaskan 6 (enam) komponen pengembangan sebagai b erik u t:

  1. Pengembangan kemampuan professional guru, yang m eliputi: a) Penguasaan kurikulum dan materi pelajaran.

  b) Penguasaan pendekatan/metode, pembuatan alat bantu/media pengajaran dan pendayagunaan alat laboratorium/alat praktek.

  c) Pembuatan program semester dan program persiapan mengajar.

  d) Kegiatan belajar mengajar.

  2. Pengembangan Pengelolaan Lingkungan, Prasarana dan Sarana yang meliputi: a) Pengelolaan lingkungan.

  b) Pengelolaan prasarana dan sarana.

  3. Pengelolaan Sekolah.

  a) Penyusunan program.

  b) Pengorganisasian sekolah

  8 c) Prosedur dan mekanisme keija.

  d) Supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

  e) Peningkatan disiplin kepala sekolah.

  f) Peningkatan disiplin guru.

  g) Peningkatan disiplin siswa.

  h) Pengelolaan dana.

  4. Pengembangan Supervisi, m eliputi: a) Aspek-aspek yang disupervisi.

  b) Sasaran supervisi.

  c) Metode dan teknik supervisi.

  d) Program pembinaan.

  e) Alat-alat supervisi.

  5. Pengembangan Tes dan Penilaian Belajar a) Mekanisme tes dan penilaian belajar.

  b) Kemampuan guru mengelola tes dan penilaian belajar c) Prinsip-prinsip dasar penilaian.

  6. Hubungan Sekolah dan masyarakat m eliputi: a) Hubungan sekolah dengan orang tua siswa.

  b) Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat.

  c) Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lain. (Depag, 1999: 6)

B. Rumusan Masalah

  Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berik u t:

  1. Adakah peningkatan aktifitas siswa didalam pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an dengan menggunakan metode demonstrasi pada Siswa Kelas V

  MIN Mlangen Salaman ?

  2. Adakah peningkatan prestasi siswa didalam pembelajaran Baca Tulis Al Qur'an dengan menggunakan metode demonstrasi pada Siswa Kelas V MIN Mlangen Salaman ?

  C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah :

  1. Untuk menegetahui apakah penerapan pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mata pelajaran Baca Tulis Al Quran.

  2. Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Baca Tulis Al Quran.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang jelas tentang penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran Baca Tulis Al Quran. Dan informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat teoritik maupun secara praktis yaitu :

  

10

  1. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya dalam bidang Baca Tuls Al Qur’an, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia Pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian.

  2. Secara praktis, apabila terbukti bahwa penggunaan metode demonstrasi ini dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa, maka dapat dimanfaatkan penggunaan metode demonstrasi ini dalam pembelajaran Baca Tulis Al Quran di sekolah lain.

  E.

  Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

  1. Strategi pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar mata pelajaran Baca Tulis Al Quran.

  2. Strategi pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Baca Tulis Al Q uran siswa kelas V di MIN M langen Salaman.

F. Definisi Operasional

  1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku yang merupakan hasil latihan penguatan. Penguatan itulah yang merupakan sebab adanya perubahan tersebut. Kita mengatakan bahwa siswa telah mengalami belajar bila ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya (Ahmad Tafsir, 1995:60).

  Bertitik tolak pada pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses yang lebih banyak terjadi (dialami) siswa, sedang mengajar merupakan kegiatan yang lebih dominan dialami oleh guru, m eskipun antara kegiatan belajar dan kegiatan mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda namun keduanya saling berkaitan dengan tujuan akhir yang sama.

  2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran yaitu proses yang menekankan pada pola interaksi antara guru dan murid yang erat hubungannya dengan mengajar dan belajar ( WJS Poerwodarminto, 1986 : 22).

  Suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap, berpikir kritis, sistematis dan obyektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu.(Mimbar Pendidikan, 1974)

  Pengajaran (O nderwijs) itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan serta kecakapan. (Ahmad Tafsir, 1995:7)

  Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

  12

  3. Pengertian Al Quran Menurut pendapat Subhi Salih bahwa Al Quran merupakan kalam

  Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S A W secara mutawatir yang tertulis dalam bentuk mushaf dan membacanya sebagai ibadah. Dan pendapat di atas maka sebagai umat Islam mempunyai kewajiban untuk mempelajannya. Selain membaca Al Quran merupakan sebuah ibadah juga sebagai pegangan hidup agar mendapat keselamatan di dunia dan akhirat. (Depag, 1993:5)

  4. Pengertian Membaca Al-Qur’an Pengertian membaca Al-Q ur’an adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al-Q ur’an dilihat dari tiga komponen utama yaitu makhraj, tajwid dan kelancaran bacaan makhraj berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf arab secara benar dan jelas.

  Tajwid merupakan ilmu yang terkait dengan cara membaca Al-Qur’an. Kelancaran bacaan diukur dari kecepatan siswa membaca dan merangkai kata perkata secara benar. (Anonim,2008:50)

  5. Pengertian Menulis Al-Qur’an Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (W.J.S

  Poerwodarminto, 2007:1304). Adapun kemampuan menulis kemampuan menulis Al Q ur’an adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam menulis Al-Qur’an meliputi huruf-huruf yang dirangkai menjadi satu kalimat ataupun ayat-ayat A l-Q ur'an maupun sakai dan tanda baca dengan benar.

6. Pengertian M etode D em onstrasi

  a. Metode Demonstrasi adalah cara yang digunakan dalam penyajian pelajaran dengan meragakan bagaimana membuat, mempergunakan serta mempraktekan suatu benda atau alat baik asli maupun tiruan, atau bagaimana mengeijakan sesuatu perbuatan atau tindakan yang mana dalam memperagakan disertai dengan penjelasan lisan. (Darwyn Syah,

  152)

  b. Pengertian Metode Metode yaitu merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan (Darwyn Syah, 133). Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang dipergunakan maka makin efektif dan efisien yang pada akhirnya mengantarkan dan menunjang keberhasilan siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan guru.

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang penulis tetapkan di atas berupa penelitian tindakan kelas. Sedangkan prosedur yang penulis lakukan dan langkah-langkah penelitian tindakan kelas tersebut mengikuti prinsip- prinsip dasar yang berlaku dalam tata tertib penelitian tindakan kelas yang berlaku atau yang harus dilakukan.

  Menurut Suharjono (2007) penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang teijadi di kelas, bukan pada input kelas (Silabus materi dan lain-lain) ataupun output (Hasil belajar). Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal- hal yang terjadi di dalam kelas.

  Definisi tersebut diatas dipeijelas oleh Suharsimi Arikunto (2008:2) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.

  Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

  a. Perencanaan tindakan

  b. Pelaksanaan tindakan

  c. Observasi

  d. Analisis dan refleksi tindakan

  2. Subyek Penelitian Subyek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V berjumlah 24 siswa dan guru mata pelajaran Baca Tulis Al Quran di MIN Mlangen,

  Salaman. Dasar pertimbangan pilihan subyek yakni perlunya penerapan tindakan dalam pembelajaran Baca Tulis Al Quran.

  3. Langkah-langkah Siklus Sesuai dengan jenis penelitian yang penulis pilih yaitu penelitian tindakan kelas, maka tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan

  Kemmis dan Taggant (dalam Arikunto Suharsini, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi.

  Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut in i: Rencana

  awal/rancangan Rencana yang Refleksi direvisi Tindakan/ Observasi Rencana yang Refleksi direvisi Putaran 1 Refieksi Tindakan./ Observasi Putaran 2 Tindakan/ Observasi Putaran 3 Penjelasan alur diatas adalah .

  1. Rancangan / rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

  16

  2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis tugas.

  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

  4. Rancangan / rencana yang direvisi, berdasar basil refleksi pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran yaitu piaran 1,2 dan3 dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing-masing putaran. Siklus ini akan berkelanjutan dan akan dihentikan sesuai dengan kebutuhan setelah dirasa cukup.

  4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode :

  a. Metode Dekomentasi Metode Dekomentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menjajagi data tentang belajar baca Tulis Al Qur’an.

  b. Metode Tes Metode Tes dalam penelitian ini untuk menjajagi prestasi belajar Baca tulis Al Qur’an.

c. M etode pengam atan

  Metode Pengamatan dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data penelitian, aktivitas siswa selama proses pembelajaran baca Tulis Al Qur’an.

  5. Teknik Analisis Data Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat di pertanggung jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan tes hasil belajar untuk mengukur penguasaan materi pembelajaran, sedang aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, sedang interpretasi hasil dianalisis secara kualitatif.

  • Statistik Deskriptif Rumus yang dipakai adalah

  /> = — xl00%

  N F = frekuensi N = jumlah subjek

  18

BAB II LANDASAN TEORI A. Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an

  1. Pengertian Meningkatkan Upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan merupakan tugas besar dan beijangka waktu panjang, karena masalahnya menyangkut masalah pendidikan anak bangsa, meningkatkan kualitas mutu pendidikan harus melalui proses pembelajaran yang baik dan terarah.

  Meningkatkan adalah bertambahnya untuk memenuhi suatu keinginan atau dorongan keinginan terhadap sesuatu (WJS Poerwodarminto, 2007:1304). Meningkat juga berarti usaha seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dan tidak berhenti sebelum tercapai tujuan tersebut.

  Seseorang dikatakan meningkat dalam usaha untuk mencapai sesuatu yang dihajatkan atau yang dicita-citakan dengan berbagai jalan, seseorang yang ingin meningkat tidak mengenal lelah asalkan keinginannya terwujud. Seseorang yang mengalami peningkatan adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin.

  2. Pengertian Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar

  

19 seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar (Depag, 1993:14).

  Ada juga yang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku yang merupakan hasil latihan penguatan. Penguatan itulah yang merupakan sebab adanya perubahan tersebut. Belajar terjadi antara sebab dan hasil tersebut. Kita mengatakan bahwa siswa telah mengalami belajar bila ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya (Ahmad Tafsir, 1993:60)

  Umar Hamalik (1990:4) mengatakan bahwa, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan. Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material, substansial, structural, fungsional maupun secara behavioran.

  Proses dalam hal ini, merupakan urutan kegiatan yang berlangsung secara berkesinambungan, bertahap, bergilir, berkeseimbangan dan terpadu, yang secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik terhadap belajar mengajar itu. Berkesinambungan berarti kegiatan instruksional itu berlangsung terus menerus yang sesungguhnya tidak pernah berhenti pada satu titik akhir, kendatipun tujuan terminal atau tujuan akhir dinyatakan telah tercapai.

  Tingkah laku adalah perbuatan atau tindakan yang memiliki aspek struktur dan aspek fungsi. Aspek struktur merujuk kepada perilaku yang tampak atau yang dapat diamati, yakni berupa tindakan fisik atau jasmaniah, sedangkan aspek fungsi adalah tindakan atau perbuatan yang menunjukkan kepada unsur rohaniah.

  Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula saling berhubungan antara komponen-aspek-unsur yang satu dengan yang lainnya, misalnya interaksi antara individu dan lingkungannya. Dan dapat juga terjadi kondisi yang interaktif, edukatif atau interaksi instruktural sehingga dapat tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditetapkan.

  Pada gilirannya membawa pemikiran kita kearah prosedur instruksional yang mencakup strategi belajar mengajar dan media instruksional serta sumber-sumber belajar yang berdaya guna dan berhasil guna sehingga pengajaran itu menjadi efektif.

  Individu adalah satu kesatuan yang tak terbagi, misalnya individu siswa yang memiliki karakteristik sendiri-sendiri sehingga individu yang satu dan individu lainnya berbeda, baik secara horizontal (mental, emosional, sosial dan personal) maupun secara vertikal (berbeda dalam segi jasmani). Setiap individu berada dalam situasi tumbuh dan berkembang, merupakan suatu kesatuan yang potensial yang jika disediakan lingkungan yang serasi, pertumbuhan dan perkembangan itu berlangsung lebih terarah dan lebih cepat.

  Lingkungan adalah mencakup semua hal yang berpengaruh dan bermakna bagi individu. Lingkungan belajar dalam kelas meliputi unsur- unsur guru, fasilitas belajar, peralatan dan perlengkapan serta kelompok atau individu-individu siswa lainnya. Lingkungan belajar harus diciptakan agar siswa dapat belajar dengan efektif. Dan pendapat dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar merupakan proses yang lebih banyak teijadi (dialami) siswa, sedang mengajar merupakan kegiatan yang lebih dominan dialami oleh guru, meskipun antara kegiatan belajar dan kegiatan mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda namun keduanya saling berkaitan dengan tujuan akhir yang sama, yakni bagaimana supaya teijadi perubahan yang optimal pada diri siswa.

  3. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang berfungsi untuk membimbing siswa di dalam kehidupannya. Yakni membimbing siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangan, yang harus dijalani oleh seorang siswa. Tugas perkembangan tersebut mencakup kebutuhan individu sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT

  (Depag, 1993:41) Sementara itu Sikun Pribadi mengatakan bahwa , pembelajaran adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis dan obyektif serta terampil dalam mengerjakan sesuatu. (Ahmad Tafsir, 1995:7)

  Dalam pengertian yang lain pembelajaran sering diartikan sama dengan kegiatan mengajar. Yakni teijadinya dua aktivitas yang berbeda antara pihak guru dengan pihak siswa. Aktivitas guru adalah mengajar yang berperan mengupayakan jalinan komunikasi atau interaksi yang

  22 Adapun yang dimaksud dengan Al Qur’an dalam terminologi para ulama seperti dijumpai dalam berbagai kitab Ulumul Qur’an dan buku- buku lain yang membahas tentang ini, satu samalain ternyata berbeda-beda, disamping ada pula unsur-unsur persamaan, namun demikian ada sebagian ulama yang mencoba merumuskan definisi (ta’rif) Al Qur’an dengan batasan yang relatif representatif. Di antaranya Shibhi Al Shalih, yang merumuskan Al Qur’an adalah kitab (yang berfungsi sebagai kitab) mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W., yang tertulis di dalam mushaf-mushaf dan dinukilkan (diriwayatkan) dengan jalan yang mutawatir dan membacanya dianggap ibadah. (Depag, 1993 : 5)

  Senada dengan Al - Shalih, tapi sedikit lebih lengkap, yakni Muhammad Ali Al - Shabuni menta’rifkan Al Qur’an adalah firman Allah (yang berfungsi sebagai mukjizat) diturunkan kepada penutup Nabi dan Rosul (Muhammad) dengan melalui perantaraan Al - Amin - Jibril As, yang tertulis dalam mushaf-mushaf, dinukilkan kepada kita dengan jalan mutawatir diawali dengan surat Al Fatikhah dan ditutup dengan surat Al Nas. (Depag, 1993:5)

  Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ta’rif Al Qur’an yang dikemukakannya itu dapat diterima (disepakati) oleh para ulama. Bahwa Al Qur’an adalah “Wahyu allah SWT, dalam bentuk lafal Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, dengan melalui malaikat Jibril As dan membacanya dianggap sebagai ibadah.

B. Metode Demonstrasi

  1. Pengertian Metode Metode ialah cara yang paling tepat dan cepat dalzpn melakukan sesuatu. (Ahmad Tafsir, 1995 : 9) Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka untuk kerja dalam suatu metode h^rus diperhitngkan benar-benar secara ilmiah. Karena itulah suatu metode selalu merupakan hail exsperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran agama Islam adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan agama Islam. Pengajaran tepat ialah pengajaran bagi murid. Sedangkan pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama.

  Ada juga yang berpendapat bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai sesuatu tujuan (Depag, 1993: 145). Hal ini berlaku baik bagi guru maupun bagi siswa. Makin baik metode itu, makin efektif juga pencapaian tujuan. Dengan memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode, baik mengenai kebaikan-kebaikannya maupun mengenai kelemahan-kelemahannya.

  Seseorang akan lebih mudah menetapkan metode yang paling tepat untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya.

  Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Tetapi ada juga pengertian lain, metode mengajar adalah tehnik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok /klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

  (Depag, 1993 : 142) Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia menguasai dan mampu melaksanakan ketrampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran, tujuan dan pokok bahasan yang diajarkannya. Bahan belajar yang telah dikuasainya belum tentu dapat dicerna oleh siswa bila tidak disampaikan dengan baik. Proses penyampaian ini memerlukan kecakapan khusus. Dengan demikian perlu penguasaan guru terhadap metode penyampaian agar para siswa tidak pasif, melainkan terlibat aktif dalam interaksi belajar mengajar.

  Seorang guru yang cakap dan disegani adalah guru yang menguasai setiap metode sehingga para siswa terangsang untuk terus belajar.

  Guru hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat- alat dan media sebagai alat komunikasi, guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Tiap setiap media / alat sesuai dengan setiap kondisi belajar mengajar sehingga diperlukan pula keterampilan untuk memilih dan menggunakan, serta mengusahakan media dengan baik. Memilih media pendidikan harus sesuai dengan tujuan materi, metode serta kemampuan guru dan minat siswa. Hal ini penting untuk diketahui karena metode mengajar bersifat individual. Artinya seorang guru mungkin dapat menggunakan suatu metode baik, sementara yang lain belum tentu demikian Karena itu penggunaan suatu metode, ataupun perangkat peralatan tidak dapat dipaksakan pada seorang guru, yang terpenting adalah bagaimana gaya interaksi itu dapat mencapai tujuan, melalui tumbuhnya hubungan yang positif dengan para siswa. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mengusahakan dalam proses belajar mengajar.

  Sebagai seorang pendidik, guru perlu mempertimbangkan metode apa yang akan digunakan untuk menyajikan pesan pembelajaran, karena memang tidak semua metode sesuai dan dapat digunakan untuk setiap bidang studi yang akan diajarkan oleh guru kepada muridnya.

  Metode dalam mengajar berperan sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan terjadi interaksi belajar mengajar antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Interaksi belajar mengajar sering disebut juga dengan interaksi edukatif. Dalam interaksi edukatif baik siswa maupun murid menjalankan tugas dan peran masing-masing. Adapun kedudukan metode dalam pengajaran menurut Syaiful Bahri Djamarah : kedudukan metode dalam pengajaran m eliputi: 1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, 2) Metode sebagai strategi pengajaran, 3) Metode sebagai alat mencapai tujuan. (Darwyn Syah, 2007:134)

  Dalam pemilihan metode juga harus mempertimbangkan tujuan khusus yang hendak dicapai dan keadaan siswa yang mengikuti kegiatan.

  Metode juga alat mencapai tujuan. Tujuan pengajaran tidak akan pernah tercapai apabila salah satu komponen pengajaran tidak dilibatkan atau tidak digunakan dalam kegiatan pengajaran. Komponen tersebut adalah metode mengajar. Dengan adanya metode mengajar siswa dapat dihubungkan dengan bahan atau sumber belajar. Dengan perantara metode pengajaran ini siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang tercermin dalam perubahan tingkah laku baik kognitif, avektif maupun psikomotor yang merupakan tujuan dari pengajaran.

  Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa metode. Sebagai bahan pembanding penulis akan memaparkan beberapa metode, antara la in :

  1. Metode Ceramah

  a. Pengertian Metode ceramah ialah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seorang guru terhadap kelasnya. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu.

  Metode ceramah mempunyai kebaikan-kebaikan dan kelemahan- kelemahan b. Kebaikan-kebaikannya antara lain :

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT KANGKANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

12 141 54

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR BACKHAND TENIS MEJA DENGAN MODIFIKASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGRI BANJAR AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 10 58

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SUKAMAJU PUGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 17

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 42

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI TRANSAKSI MELALUI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS XI PEMASARAN 1 SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN 2014 2015

1 1 49

MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPA ENERGI GERAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 20162017 SDN BRINGINBENDO 2 KABUPATEN SIDOARJO

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN METODE DEMONSTRASI KELAS V SDN 02 SUNGAI BETUNG

0 0 7

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DI KELAS V MIS T.I AL-MUSTHAFAWIYAH TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI

1 5 125

UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA KELAS III DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI MI NGLOROG PRINGSURAT TEMANGGUNG TAHUN 2008

0 0 104

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN BACA TULIS AL-QURAN DENGAN METODE STRUKTUR ANALISA SINTESA (SAS) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI MERTOYUDAN I KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 102