BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 3.1. RTRW Nasional - DOCRPIJM 1502076851BAB 3 RPI2JM

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 3.1. RTRW Nasional Dalam sistem perwilayahan Nasional, struktur ruang merupakan Sistem pusat

  permukiman yang meliputi PKN, PKW, dan PKL sebagai satu kesatuan sistem yang berhirarki.

  Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang WIlayah Nasional, Negara sebagai Ibu Kota Kabupaten Jembrana ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, tahapan pengembangan PKW di Kabupaten Jembrana berdasarkan RTRWN adalah II/B, yakni merupakan prioritas pengembangan jangka menengah dengan arahan mendorong pengembangan sentra-sentra Produksi, untuk mendukung arahan tersebut tersebut, fungsi yang diemban oleh Negara sebagai Pusat Kegiatan Wilayah adalah :

   sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;  sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau  sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  PKW JEMBRANA PKW PKN/Metropolitan Sarbagita

Gambar 3.1 Arahan Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Jembrana dalam Rencana Tata Ruang Nasional

  Struktur Ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, terutama penetapan Kota Negara sebagai PKW pada saat ini memerlukan kajian lebih mendalam, mengingat munculnya paradigma baru berkaitan dengan dimekarkannya Kecamatan Negara menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana sehingga merubah struktur ruang di Kabupaten Jembrana pada saat ini.

  Keterkaitan PKW Negara dengan PKN Denpasar

  • – Bangli - Gianyar - Tabanan (Sarbagita) mempunyai dampak berganda berupa pengaruh ke depan maupun ke belakang, fungsi PKW Negara sebagai simpul kedua kegiatan ekspor- impor dan sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, relatif belum berjalan sebagaimana yang telah ditentukan hal ini
sebagai dampak dari fungsi dan kecenderungan PKN Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional dalam pengembangan kegiatan pariwisata, sehingga fungsi yang berjalan di PKW Negara adalah sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten terutama untuk jalur pariwisata.

  Adapun pola pemanfaatan ruang yang diarahkan berdasarkan RTRWN di Kabupaten Jembrana meliputi, kawasan konservasi (Taman Nasional Bali Barat), kawasan lindung dan kawasan budidaya.

  Prioritas utama pengembangan kawasan konservasi di Kabupaten Jembrana adalah rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan lindung nasional yang meliputi Taman Nasional dan Taman Nasional Laut (I/A/IV), dalam hal ini Taman Nasional Bali Barat.

Gambar 3.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Jembrana Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Arahan untuk pengembangan Kawasan Konservasi dan Kawasan Lindung adalah :

  1. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan konservasi dan kawasan lindung yang semakin terdesak oleh kegiatan budidaya hingga mencapai luasan minimal 30% dari keseluruhan luas wilayah;

  2. Mempertahankan sumber-sumber air dan merehabilitasi daerah resapan air untuk menjaga ketersedian air sepanjang tahun;

  3. Mengendalikan pertumbuhan pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan yang berpotensi mengganggu kawasan-kawasan yang rawan bencana serta mengancam keberadaan kawasan lindung dan kawasan produksi pangan melalui pengendalian aspek kependudukan dan kegiatan sosial-ekonominya;

  4. Menetapkan kawasan sempadan pantai, sempadan sungai dan kawasan sekitar waduk dan mata air sebagai kawasan berfungsi lindung ;

  5. Mengelola kawasan sekitar waduk, danau, dan situ secara bijaksana agar proses pendangkalan waduk dapat dicegah.

  Sedangkan untuk kawasan budidaya, arahan pengembangannya antara lain :

  1. Mendorong pusat-pusat permukiman perkotaan dalam hal ini PKW Negara sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi sebagai media penjalaran pelayanan dan pengembangan ekonomi kepada kawasan-kawasan belakangnya;

  2. Mengendalikan perkembangan pusat-pusat permukiman dan kawasan budidaya dari ancaman kenaikan muka air laut akibat fenomena pemanasan global;

  3. Mengendalikan pembangunan kawasan perkotaan secara menerus di sepanjang koridor jaringan jalan primer mendorong pengembangan kota-kota menengah;

  4. Membatasi dan merelokasi kawasan-kawasan permukiman yang berada pada kawasan-kawasan berfungsi lindung dan dilindungi;

  5. Mendorong pengembangan pusat-pusat permukiman secara berhirarkis dan terkait secara fungsional;

  6. Mendorong pertumbuhan pembangunan kota ke arah vertikal dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan;

  7. Mempertahankan Pulau Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional melalui berbagai upaya menetapkan dan mempertahankan kawasan produksi pangan;

  8. Pemanfaatan potensi keindahan alam dan budaya di kawasan pariwisata guna mendorong pengembangan pariwisata;

  9. Memperhatikan kelestarian nilai budaya, adat-istiadat, serta mutu dan keindahan lingkungan alam dan menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

3.2. KEBIJAKAN RTR JAWA - BALI

  RTR Pulau Jawa-Bali merupakan penjabaran struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah nasional ke dalam kebijaksanaan dan strategi pemanfaatan ruang Pulau Jawa-Bali.

  RTR Pulau Jawa-Bali disusun berdasarkan kebijaksanaan berikut:

  a. Mempertahankan Pulau Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional melalui berbagai b. upaya menetapkan dan mempertahankan kawasan produksi pangan;

  a. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung yang semakin terdesak oleh, b. Kegiatan budidaya hingga mencapai luasan minimal 30% dari keseluruhan luas wilayah Pulau Jawa-Bali, khususnya di Pulau Jawa bagian Selatan dan Pulau

  Bali bagian Tengah;

  c. Mempertahankan sumber-sumber air dan merehabilitasi daerah resapan air untuk menjaga ketersedian air sepanjang tahun; d. Mengendalikan pertumbuhan pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan yang berpotensi mengganggu kawasan-kawasan yang rawan bencana serta mengancam keberadaan kawasan lindung dan kawasan produksi pangan melalui pengendalian aspek kependudukan dan kegiatan sosial-ekonominya; e. Mengendalikan secara ketat pengembangan industri hingga ambang batas toleransi lingkungan yang aman bagi keberlanjutan pembangunan; f. Mengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona-zona dan kawasan-kawasan industri yang telah ditetapkan; g. Mendorong pusat-pusat permukiman perkotaan sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi di Pulau Jawa-Bali; h. Mengembangkan zona-zona pemanfaatan minyak dan gas untuk wilayah perairan laut dan/atau lepas pantai; i. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan cagar budaya.

  Arahan kebijakan pengembangan dalam RTR Jawa-Bali Yang berkaitan dengan Kabupaten Jembrana khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya disajikan pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Kebijakan Pengembangan Kabupaten Jembarana

  

Dalam RTR Pulau Jawa-Bali

No Kebijakan Pengembangan

1 Mendorong pengembangan Kota Negara

  

2 Memberdayakan fungsi kota-kota sesuai dengan kedudukannya dalam tatanan sistem

perkotaan;

  

3 Peningkatan jaringan Jalan Lintas dan Jalan Pengumpan di Pulau Bali untuk mendukung

fungsinya sebagai jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan kota-kota pesisir di Pulau Bali pada ruas-ruas : Gilimanuk

  • – Seririt – Singaraja –Amlapura – Padang Bai, dan Padang Bai – Semarapura – Gianyar – Denpasar – Tabanan– NegaraGilimanuk, Denpasar – Mengwi – Bedugul – Singaraja, Tohpati – Kusamba,Kuta – Tanah Lot, dan Bringkit – Batuan - Purnama

  

4 Mengembangkan simpul jaringan penyeberangan lintas antar provinsi denganeksternal

Pulau Jawa-Bali yang memiliki interaksi kuat yakni : Ketapang

  • Gilimanuk.

  

5 Pembangunan dan pemeliharaan bendungan-bendungan pada beberapa daerah aliran

sungai

  

6 Mencegah terjadinya erosi dan/atau sedimentasi pada kota-kota atau kawasan kawasan

budidaya (pertanian, perkebunan, pariwisata, dan industri) khususnya yang berada pada kelerengan terjal;

  7 Mengendalikan luasan hutan lindung Pulau Jawa

  • – Bali sebesar 3.420.325 ha dan 100.200 Ha di Provinsi Bali;

  8 Mempertahankan keberadaan zona-zona resapan tinggi

  

9 Menetapkan kawasan sempadan pantai, sungai, mata air dan sekitar waduk sebagai

kawasan berfungsi lindung padaRTRW Provinsi, Kabupaten, Kota dan Kawasan;

  

10 Mengelola kawasan sekitar waduk, danau, dan situ secara bijaksana agar

prosespendangkalan waduk dapat dicegah

  11 Mengelola Kawasan Cagar Budaya meliputi Situs Gilimanuk

  

12 Mengendalikan perkembangan pusat-pusat permukiman dan kawasan budidaya

dariancaman kenaikan muka air laut akibat fenomena pemanasan global, terutama yangberada di sepanjang Pantai Selatan Bali.

  13 Mengembangkan wisata bahari di Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimun Jawa,

  14 Mengembangkan paket wisata terpadu Jawa-Bali;

  

15 Meningkatkan upaya promosi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan mancanegara

dan nusantara.

  

16 Menetapkan dan pembatasan eksploitasi air tanah oleh kegiatan industri pada

sekitarkawasan lindung dan/atau kawasan permukiman perkotaan.

  17 Membatasi kegiatan permukiman yang sudah ada pada kawasan lindung;

Sumber : RTR Jawa-Bali, 2008

3.3. RTRW Provinsi Bali

3.3.1 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI

  Rencana struktur ruang wilayah Provinsi Bali, terdiri atas :

  a. sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan; dan b. sistem jaringan transportasi sebagai prasarana wilayah.

3.3.1.1 Sistem Perkotaan

  Sistem Perkotaan Provinsi Bali ditetapkan sebagai berikut :

  a. PKN terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar

  • –Badung–Gianyar–Tabanan (Sarbagita);

  b. PKW terdiri dari Kawasan Perkotaan Singaraja, Kawasan Perkotaan

  Semarapura dan Kawasa Perkotaan Negara;

  c. PKL terdiri dari Kawasan Perkotaan Bangli, Kawasan Perkotaan Amlapura, dan

  Kawasan Perkotaan Seririt; dan

  d. PPK terdiri dari atas: kawasan-kawasan perkotaan Gilimanuk, Melaya,

  Mendoyo, Pekutatan, Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang, Nusa Dua, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut, Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen, Manggis, Padangbai, Abang, Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari-Candikuning, Sawan, Kubutambahan, Tejakula, Celukan Bawang, Pengambengan.

  Dalam konteks RTRWP Bali, implikasi system perkotaan terhadap wilayah perencanaan adalah :  Terdapat PKW (Kawasan Perkotaan Negara) pada lokasi yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan dan memiliki kecenderungan menyatu.

   Kawasan Perkotaan Melaya dan Kawasan Perkotaan Gilimanuk diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Gambar 3.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Bali

  Sumber : Perda 16 Tahun 2009

3.3.1.2 Sistem Jaringan Transportasi

  Untuk mendukung fungsi sistem perkotaan, maka pengembangan sistem jaringan transportasi sebagai komponen struktur ruang di Provinsi Bali diarahkan sebagai berikut.

  1. Pengembangan jaringan transportasi darat diarahkan pada pemeliharaan, peningkatan, pembangunan baru dan studi jalan alternatif, meliputi antara lain : a. Rencana pengembangan jalan nasional bebas hambatan antar kota, mencakup:

  1) Kuta

  • –Tanah Lot–Soka; 2) Canggu –Beringkit–Batuan–Purnama;

  3) Tohpati –Kusumba–Padangbai;

  4) Pekutatan

  • –Soka; 5) Negara –Pekutatan;

  6) Gilimanuk–Negara; dan

  7) Mengwitani –Singaraja.

  b. Rencana pengembangan jalan nasional bebas hambatan dalam kota, mencakup: 1) Serangan –Tanjung Benoa; 2) Serangan

  • –Tohpati; 3) Kuta –Bandar Udara Ngurah Rai; dan 4) Kuta –Denpasar–Tohpati.

  c. Pemeiharaan jalan nasional fungsi arteri primer, mencakup:

  1) Gilimanuk–Negara–Pekutatan–Soka–Antosari–Tabanan– Mengwitani;

  2) Mengwitani

  • –Denpasar–Tohpati–Dawan–Kusamba–Angantelu– Padangbai;

  3) Tohpati

  • –Sanur–Pesanggaran–Pelabuhan Benoa; dan 4) Pesanggaran –Tugu Ngurah Rai–Bandara Ngurah Rai.

  d. Pemeliharaan jalan nasional fungsi kolektor primer, mencakup : 1) Denpasar

  • –Tohpati–Sakah–Blahbatuh–Semebaung–Gianyar–Sidan– Klungkung –Gunaksa;

  2) Cekik

  • –Seririt–Singaraja–Kubutambahan–Amed–Amlapura– Angantelu; 3) Mengwitani –Singaraja; dan

  4) Soka –Seririt.

  e. Pemeliharaan dan pengembangan jalan provinsi fungsi kolektor primer terdiri atas sebaran ruas jalan yang menghubungkan antar PKW, antar PKW dengan PKL, antar PKL dengan PKL di seluruh wilayah kabupaten/kota.

  f. Pelabuhan penyeberangan adalah : 1) pemantapan Pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai; 2) rencana pengembangan Pelabuhan Amed; dan

  3) pelabuhan Mentigi di Nusa Penida dan Pelabuhan Gunaksa, sebagai pelabuhan penyeberangan dalam provinsi.

  g. Pengembangan angkutan umum dan terminal, mencakup: 1) pengembangan secara bertahap sistem terpadu angkutan umum massal antar kota dan Kawasan Metropolitan Sarbagita; 2) Pengembangan Terminal Type A Mengwi di Kabupaten Badung dan

  Terminal Type A Banyuasri di Kabupaten Buleleng dan Terminal tipe B menyebar di tiap kabupaten/kota dan pusat-pusat kegiatan; dan 3) terminal khusus pariwisata dalam bentuk sentral parkir di pusat-pusat kawasan pariwisata yang telah berkembang.

  h. Pengembangan sistem jaringan transportasi darat lainnya, mencakup: 1) pengembangan terminal barang dan jaringan lintas angkutan barang; dan 2) pengembangan jaringan perkeretaapian di Kawasan Metropolitan Sarbagita.

  2. Jaringan pelabuhan laut diarahkan pada penataan fungsi dan pengembangan pelabuhan yang meliputi: a. Pelabuhan Benoa, sebagai jaringan transportasi laut untuk pelayanan kapal penumpang, pariwisata, angkutan peti kemas ekspor-impor barang kerajinan, garmen, seni, sembilan bahan pokok dan ekspor ikan;

  b. Pelabuhan Celukan Bawang berfungsi sebagai jaringan transportasi laut untuk pelayanan kapal penumpang dan barang; c. Pelabuhan Tanah Ampo sebagai pelabuhan Pariwisata;

  d. Pelabuhan Labuhan Amuk berfungsi sebagai pelabuhan khusus Depo Minyak;

  e. Pelabuhan Pengambengan dan Kedonganan berfungsi sebagai pelabuhan khusus perikanan; f. Pelabuhan Sangsit, Pegametan, Kusamba, Buyuk dan Sanur, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat angkutan penumpang dan barang; dan g. Pelabuhan Labuhan Lalang, untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat angkutan penumpang

  3. Pengembangan sistem transportasi udara terdiri atas Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Kabupaten Badung dan Bandara Domsetik Letkol.

  Wisnu di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng, serta alternatif pengembangan bandar udara baru di Kabupaten Buleleng.

Gambar 3.4 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Provinsi Bali

  Sumber : Perda 16 Tahun 2009

3.3.1.3 Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

  1. Sistem Jaringan Energi : PLT yang telah ada (interkoneksi tenaga listrik Jawa-Bali, PLTD dan PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron serta interkoneksi PLTD Kutampi (Nusa Penida) dengan PLTD Jungut Batu (Nusa Lembongan), PLT Baru (PLTU Bali Timur, PLTU Celukan Bawang, PLTU Nusa Penida dan di lokasi lainnya setelah melalui kajian; dan Pengembangan PLT Terbarukan beserta Jaringan transmisi tenaga listrik meliputi : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) serta system jaringan pipa minyak dan gas, setelah melalui kajian

  2. Sistem Jaringan Telekomunikasi : meliputi Pengembangan jaringan terestrial, meliputi jaringan abel maupun non kabel didukung sebaran STO dan menara telekomunikasi dan Base Transceiven Station (BTS) serta Jaringan satelit

  3. Sistem Jaringan Sumber daya Air : Pelesdtarian SDA (sungai, waduk dan danau di Wilayah Sungai Bali

  • –Penida, cekungan air tanah (CAT) lintas kabupaten/kota, Jaringan Irigasi, Jaringan Prasarana air baku

  4. Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan : Sebaran Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) TPA Regional Sarbagita di Kota Denpasar, TPA Regional Bangli di Kabupaten Bangli dan sebaran TPA Lainnya, Pengembangan sistem pengelolaan air limbah setempat, perpipaan terpusat skala kota dan sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman padat perkotaan , SPAM Perkotaan dan Perdesaan

3.3.2 RENCANA POLA RUANG WILAYAH PROVINSI

  Rencana pola ruang wilayah provinsi, terdiri dari pola ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, meliputi :

3.3.2.1 Kawasan Lindung

  Kawasan Lindung di Provinsi Bali terdiri dari :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya (kawasan hutan lindung; dan kawasan resapan air).

  2. Kawasan perlindungan setempat : Kawasan suci (kawasan gunung, kawasan

  danau, kawasan campuhan, kawasan pantai dan kawasan laut); Kawasan tempat suci (radius kesucian kawasan pura Sad Kahyangan, radius kesucian kawasan pura Dang Kahyangan, radius kesucian kawasan pura Kahyangan Tiga dan radius kesucian kawasan pura pura lainnya); Kawasan sempadan pantai; Kawasan sempadan sungai; Kawasan sempadan jurang; Kawasan sekitar danau/waduk; dan Ruang terbuka hijau kota.

  3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya : Kawasan suaka

  alam; kawasan pantai berhutan bakau; kawasan taman nasional dan taman nasional laut; kawasan taman hutan raya; kawasan taman wisata alam; kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

  4. Kawasan rawan bencana alam : kawasan rawan tanah longsor; kawasan rawan

  gelombang pasang; dan kawasan rawan banjir

  5. Kawasan lindung geologi : Kawasan cagar alam geologi; kawasan rawan

  bencana alam geologi (kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah, Kawasan rawan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan tsunami, kawasan rawan abrasi, kawasan rawan bahaya gas beracun, dan kawasan rawan intrusi air laut).

  6.

  kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air)

  7. Kawasan lindung lainnya : Kawasan perlindungan plasma nutfah; terumbu

  karang; dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi

3.3.2.2 Kawasan Budidaya

  Kawasan Budidaya di Provinsi Bali terdiri dari : 1. kawasan peruntukan hutan produksi;

  2. kawasan peruntukan pertanian; 3. kawasan peruntukan perikanan;

  4. kawasan peruntukan industri; 5. kawasan peruntukan pariwisata;

  6.

  kawasan peruntukan permukiman; dan/atau

  7. kawasan peruntukan pertambangan; 8. kawasan peruntukan lainnya.

3.3.2.3 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI

  Penetapan kawasan strategis provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan sebarannya pada Gambar 3.5.

Tabel 3.2 Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Bali

  No. Klasifikasi Kawasan Strategis Sebaran Lokasi

  1. Kawasan Strategis berdasarkan 1.

   Daerah Latihan Militer Pulaki pertahanan kepentingan keamanan/hankam

  2. Kawasan Strategis berdasarkan

  1. Pelabuhan : Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan kepentingan pertumbuhan Padangbai, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Celukan ekonomi. Bawang, Pelabuhan Gunaksa, Pelabuhan Amed,

  Pelabuhan Sangsit, Pelabuhan Pegametan, Pelabuhan Pariwisata Tanah Ampo, Pelabuhan Perikanan Pantai Pengambengan, Pelabuhan Depo Minyak Labuhan Amuk.

  2. Bandar Udara : Bandar Udara Ngurah Rai, Lanud

Kol. Wisnu.

  3. Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Tuban, Kuta, Sanur, Ubud, Lebih Soka, Perancak, Candikusuma, Batuampar, Kalibukbuk, Nusa Penida, Candidasa, Ujung, Tulamben. Air Sanih.

  4. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK)

  No. Klasifikasi Kawasan Strategis Sebaran Lokasi Kintamani, Bedugul-Pancasari, Tanah Lot, Palasari, Gilimanuk.

  5. Kawasan Industri: Kawasan Industri Celukan Bawang, Kawasan Industri Pengambengan.

  6. Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Civic Center Renon.

  7. Kawasan sepanjang jalan Arteri Primer/Nasional.

  8. Terminal Penumpang Type A Mengwi. kepentingan sosial budaya. Dewata Nawa Sanga berdasarkan Konsepsi Rwa Bhineda, Tri Guna, Catur Lokapala, Sad

  Winayaka/Padma Bhuana meliputi : Pura Lempuyang Luhur (Puncak Gunung Lempuyang Kabupaten Karangasem), Pura Andakasa (Puncak Gunung Andakasa Kabupaten Karangasem), Pura Batukaru (Lereng Gunung Batukaru Kabupaten Tabanan), Pura Batur (Tepi Kawah Gunung Batur Kabupaten Bangli), Pura Goa Lawah (Kabupaten Klungkung), Pura Luhur Uluwatu (Bukit Pecatu Kabupaten Badung), Pura Pucak Mangu (Kabupaten Badung), Pura Agung Besakih (Lereng Gunung Agung Kabupaten Karangasem), Pura Pusering Jagat (Pejeng Kabupaten Gianyar), dan Pura Kentel Gumi di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung.

  2. Kawasan Warisan Budaya meliputi : Kawasan Jatiluwih, Kawasan Taman Ayun dan Kawasan DAS Tukad Pekerisan

  4. Kawasan strategis berdasarkan 1. Kebun Raya Eka Karya Bedugul. kepentingan pendayagunaan

  2. Rencana eksplorasi minyak bumi lepas pantai di Barat Laut Pulau Bali. sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi.

  No. Klasifikasi Kawasan Strategis Sebaran Lokasi

  5. Kawasan strategis berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  1. Taman Nasional Bali Barat, Teluk Benoa, Taman Wisata Alam (TWA) Bawah Laut di Nusa Lembongan dan Pulau Menjangan, Cagar Alam/Hutan Lindung Batukaru.

  2. Seluruh Kawasan Hutan, Gunung dan

Perbukitan

3. DAS untuk sungai potensial lintas Kabupaten/Kota. Danau Alam di Provinsi Bali.

  5. Potensi Cekungan Air Bawah Tanah (berdasarkan hidrogeologi/jenis-jenis batuan).

  6. Kawasan rawan bencana gunung berapi (Gunung Agung dan Gunung Batur).

  Sumber : Lampiran Perda Prov. Bali No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali 2010 - 2030

Gambar 3.5 Rencana Pola Ruang Provinsi Bali Sumber : Perda 16 Tahun 2009

Gambar 3.6 Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Bali Sumber : Perda 16 Tahun 2009 3.4.

   RTRW Provinsi Bali 3.5. RTRW Kabupaten Jembrana

3.5.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah

  Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah sebagai pusat pengembangan wilayah Bali Barat sekaligus penyangga pelestarian lingkungan alam Bali yang hijau, lestari, aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis keterpaduan kegiatan pertanian, perindustrian, sumber daya pesisir dan kelautan yang terintegrasi dengan pariwisata menuju pemerataan pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat berlandaskan Tri Hita

  Karana .

3.5.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah

  Kebijaan Penataan Ruang Wilyah Kabupaten Jembrana adalah : 1. pemantapan fungsi wilayah sebagai pusat pengembangan Bali Bagian Barat; 2. peningkatan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana wilayah untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada masyarakat;

  3. pemantapan wilayah yang hijau dan lestari sebagai penyangga pelestarian lingkungan Pulau Bali; 4. pemantapan wilayah sebagai pusat kegiatan pertanian, industri dan pendayagunaan sumber daya pesisir dan kelautan dengan konsep agropolitan dan minapolitan

  5. pengembangan kepariwisataan berwawasan lingkungan yang terintegrasi dengan pertanian dan potensi sumber daya pesisir dan kelautan; dan 6. peningkatan fungsi kawasan untuk menunjang pertahanan dan keamanan negara.

  Beberapa Strategi Prinsip Penataan Ruang Wilyah Kabupaten Jembrana adalah : 1. memantapkan Kawasan Perkotaan Negara yang berfungsi PKW sebagai pusat kegiatan wilayah Bali Bagian Barat sekaligus ibukota Kabupaten Jembrana yang terintegrasi dangan Pusat Kegiatan Nasional (Kawasan Perkotaan Sarbagita) dan PKW lainnya di Bali (Kawasan Perkotaan Singaraja);

  2. mengembangkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah meliputi keterpaduan fungsi Pusat Pusat kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), pusat kegiatan pariwisata, Kawasan Industri, Pelabuhan, Kawasan Agropolitan, Kawasan Minapolitan yang terpadu dan terintegrasi dengan Kawasan Perkotaan Negara (PKW) dan kawasan perdesaan;

  3. memantapkan wilayah sebagai pusat kegiatan industri skala nasional berbasis pemanfaatan hasil pertanian dan sumber daya pesisir dan kelautan;

  4. meningkatkan kualitas dan keterpaduan pelayanan sistem jaringan transportasi darat dan penyeberangan, termasuk rencana pengembangan jalan bebas hambatan yang melintasi wilayah

  5. meningkatkan keterpaduan perlindungan, pemeliharaan, penyediaan sumber daya air dan distribusi pemanfaatannya untuk irigasi dan air minum secara merata sesuai kebutuhan;

  6. meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan dan partisipasi masyarakat untuk mendukung Jembrana bersih; dan 7. mengembangkan sistem pengolahan air limbah yang ramah lingkungan. 8. melindungi dan melestarikan kawasan lindung yang telah ditetapkan secara nasional dan lokal dalam wilayah; 9. mengembangkan partispasi masyarakat dan konsep-konsep kearifan lokal dan budaya Bali dalam pelestarian lingkungan; 10. mempertahankan kawasan pertanian tanaman pangan yang beririgasi (subak) untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan, ketahanan pangan, pelestarian lingkungan dan pelestarian budaya;

  11. mengembangkan RTH kawasan Perkotaan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan; dan 12. mengembangkan sistem mitigasi bencana dan penanggulangan bencana secara terpadu disertai pengembangan jalur-jalur dan tempat evakuasi. 13. memantapkan wilayah sebagai pusat kegiatan industri skala nasional berbasis pemanfaatan hasil pertanian dan sumber daya pesisir dan kelautan; 14. mengembangkan kawasan agropolitan berbasis komoditas unggulan perkebunan dan Kawasan Pengambengan sebagai kawasan industri yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan minapolitan; dan

  15. mengembangkan Kawasan Pariwisata Candikusuma dan Kawasan Pariwisata Perancak didukung daya tarik pantai, ekosistem pertanian dan pesisir yang berwawasan lingkungan;

  16. memantapkan dan meningkatkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, dan pariwisata kerakyatan yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang;

  17. melindungi dan melestarikan kawasan lindung, kawasan pesisir dan laut serta kawasan budidaya pertanian yang berpotensi sebagai daya tarik wisata.

3.5.3 Rencana Struktur Ruang

  3.5.3.1 Sistem Perkotaan

  (1) Kawasan Perkotaan Negara sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), meliputi:

  a. wilayah Kelurahan Lelateng, Kelurahan Loloan Barat, Kelurahan Banjar

  Tengah, dan Kelurahan Baler Bale Agung di Kecamatan Negara; dan

  b. wilayah Kelurahan Loloan Timur, Kelurahan Sangkar Agung, Desa

  Budeng, Kelurahan Dauhwaru, Kelurahan Pendem, Desa Batu Agung, dan Desa Dangin Tukadaya di Kecamatan Jembrana. (2) Kawasan Perkotaan Gilimanuk berfungsi Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) mencakup Kelurahan Gilimanuk, di Kecamatan Melaya. (3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi:

  a. Kawasan Perkotaan Melaya mencakup kawasan perkotaan Desa Melaya, di Kecamatan Melaya;

  b. Kawasan Perkotaan Pengambengan mencakup kawasan perkotaan Desa Baluk, kawasan perkotaan Desa Tegal Badeng Barat, kawasan perkotaan Desa Tegal Badeng Timur, kawasan perkotaan Desa Cupel dan kawasan perkotaan Desa Pengambengan, di Kecamatan Negara; c. Kawasan Perkotaan Mendoyo mencakup Kelurahan Tegalcangkring dan kawasan perkotaan Desa Pergung, di Kecamatan Mendoyo; d. Kawasan Perkotaan Yeh Embang mencakup Kawasan Perkotaan Desa Yeh

  Embang Kauh, Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang dan Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang Kangin, di Kecamatan Mendoyo;

  e. Kawasan Perkotaan Pekutatan mencakup kawasan perkotaan Desa Pekutatan dan Kawasan Perkotaan Desa Pulukan, di Kecamatan Pekutatan;

  4.5.3.2 Sistem Perwilayahan

  Pusat Pelayanan Lokal (PPL) sebagai pusatpelayanan antar desa, meliputi:

  a. PPL di Kecamatan Melaya terdiri atas :

  1. PPL Blimbingsari melayani kawasan perdesaan Desa Blimbingsari;

  2. PPL Candiksuma melayani kawasan perdesaan Desa Candikusuma dan Desa Nusasari;

  3. PPL Ekasari melayani kawasan perdesaan Desa Ekasari dan Desa Warnasari;

  4. PPL Tukadaya melayani kawasan perdesaan Desa Tukadaya dan Desa Tuwed; dan

  5. PPL Manistutu melayani kawasan perdesaan Desa Manistutu

  b. sebaran PPL di Kecamatan Negara terdiri atas:

  1. PPL Kaliakah

  • – Banyubiru melayani kawasan perdesaan Desa Kaliakah, Desa Banyubiru dan Desa Berangbang;

  2. PPL Baluk melayani kawasan perdesaan Desa Baluk dan Desa Cupel;

  3. PPL Tegal Badeng Barat melayani kawasan perdesaan Desa Tegal Badeng Barat dan Desa Tegal Badeng Timur;

  c. sebaran PPL di Kecamatan Jembrana terdiri atas:

  1. PPL Perancak melayani kawasan perdesaan Desa Perancak;

  2. PPL Yeh Kuning melayani kawasan perdesaan Desa Yeh Kuning dan Desa Air Kuning;

  d. sebaran PPL di Kecamatan Mendoyo terdiri atas:

  1. PPL Mendoyo Dauh Tukad melayani kawasan perdesaan Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Mendoyo Dangin Tukad dan Desa Poh Santen;

  2. PPL Penyaringan melayani kawasan perdesaan Desa Penyaringan;

  3. PPL Delod Berawah melayani kawasan perdesaan Desa Delod Berawah;

  4. PPL Yeh Sumbul melayani kawasan perdesaan Desa Yeh Sumbul

  e. sebaran PPL di Kecamatan Pekutatan terdiri atas:

  1. PPL Medewi melayani kawasan perdesaan Desa Medewi;

  2. PPL Penyaringan melayani kawasan perdesaan Desa Penyaringan;

  3. PPL Gumbrih melayani kawasan perdesaan Desa Pangyangan, Desa Gumbrih dan desa Pengeragoan;

  4. PPL Asah Duren melayani kawasan perdesaan Desa Asag Duren dan Desa Manggissari.

4.5.3.3 Sistem Prasarana Wilayah :

  a. Sistem jaringan prasarana wilayah terdiri atas : sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya.

  b. Sistem jaringan prasarana utama meliputi sistem jaringan transportasi.

  1. Jalan arteri primer : merupakan jalan nasional yang melintasi wilayah, terdiri atas ruas jalan : ruas jalan Cekik

  • – Gilimanuk, ruas jalan Negara – Cekik, ruas jalan Jalan Ahmad Yani – Jln Udayana – Batas Kota Negara,

  ruas jalan Pekutatan

  • – Negara, ruas jalan Jalan Sudirman – Jalan Gajah

  Mada

  • – Batas Kota Negara dan sebagian ruas jalan Antosari – Pekutatan –

  2. Jalan kolektor primer 1 (K-1) sebagai jalan nasional : ruas jalan Seririt Cekik;

  3. Jalan kolektor primer 2 (K-2) : ruas Jalan Dr. Sutomo – Jalan Gatot Subroto

  • – Batas Kota Negara, ruas Jalan Ngurah Rai – Jalan Sertu Dwinda; dan bagian dari ruas jalan Pekutatan – Pupuan; Jalan kolektor primer 3 (K-3), ruas jalan : ruas jalan Negara – Pengambengan, ruas Jalan Danau Buyan – batas Kota Negara, ruas jalan Simpang Rambut Siwi – Pura Rambut Siwi; dan ruas jalan Pengambengan – Cupel – Banyubiru sebagai jalan provinsi.

  4. Jalan kolektor primer 4 (K-4) : ruas Jalan Tegal Cangkring

  • – Delod Berawah, ruas Jalan Delod Berawah – Air Kuning – Yeh Kuning –

  Perancak, ruas Jalan Mendoyo Dangin Tukad

  • – Air Kuning, ruas Jalan Lelateng – Pantai Baluk Rening, ruas Jalan Tegal Badeng Timur – Cupel

  5. ruas Jalan Candikusume

  • – Bendungan Palasari, ruas Jalan lingkar Gilimanuk, rencana ruas jalan Loloan Timur – Budeng – Hutan Bakau –

  Perancak sebagai jalan kabupaten

  6. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar-ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan pusat desa, dan antardesa serta Jalan sistem sekunder di Kawasan Perkotaan

  7. Rencana pengembangan jaringan jalan baru, terdiri atas : jalan lingkar utara Kawasan Perkotaan Negara; jalan lingkar selatan Kawasan Perkotaan Negara; peningkatan jalan akses ke kawasan pariwisata; peningkatan jalan poros Penyaringan- Yeh Sumbul bagian utara; peningkatan dan pengembangan Jalan Pekutatan

  • – Jembrana; pembangunan jalan inspeksi sepanjang sungai tukad Ijo Gading; pengembangan jalan penghubung utama di bagian Selatan Kabupaten Jembrana; pengembangan baru ruas- ruas jalan di kawasan perkotaan; dan pengembangan baru ruas-ruas jalan antar dusun di kawasan perdesaan.

  8. Terminal penumpang meliputi : terminal tipe B (Terminal Negara dan Terminal Gilimanuk), terminal tipe C (di Melaya, Mendoyo, Pengambengan dan Pekutatan) dan sentral parkir khusus di pusat-pusat kawasan efektif pariwisata.

  9. Terminal angkutan barang : di Kawasan Pengambengan, Kota Negara, dan Gilimanuk.

  10. Jaringan penyeberangan merupakan rangkaian kelanjutan sistem jaringan jalan nasional yang melintasi perairan Selat Bali, meliputi Pelabuhan Gilimanuk

  11. Sistem jaringan perkeretapian ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  c. Sistem jaringan prasarana lainnya Meliputi beberapa system jaringan prasarana wilayah, meliputi :

  1. Sistem jaringan energi, meliputi pembangkit tenaga listrik (jaringan interkoneksi tenaga listrik Jawa-Bali, PLTG Gilimanuk, rencana jaringan

  crossover tenaga listrik Jawa-Bali, Pengembangan PLT Alternatif serta

  Transmisi tebaga listrik meliputi : jaringan kabel Jawa-Bali, Saluran Udara

  Tegangan Tinggi (SUTT), rencana jalur lintasan jaringan crossing Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Jawa-Bali, sistem jaringan LNG (liquid natural gas),

  2. Rencana sistem jaringan telekomunikasi, meliputi : Sistem jaringan kabel (STO Negara dan STO Gilimanuk), Sistem jaringan nirkabel dan jaringan satelit pendukung Jimbarwana Network

  3. Sistem jaringan sumber daya air meliputi :

  a. Wilayah Sungai Bali-Penida terdiri atas 43 (empat puluh tiga) DAS meliputi : DAS lintas wilayah (Tukad Yeh Leh, Tukad Pangyangan, Tukad Yeh Lebah, Tukad Pulukan, Tukad Medewi, Tukad Yeh Satang, Tukad Yeh Sumbul dan 3 (tiga) DAS tanpa nama intermitten; dan DAS dalam wilayah (17 sungai kontinyu dan 1 sungai continue.

  b. Cekungan air tanah (CAT) meliputi CAT Negara dan CAT Gilimanuk, Jaringan Irigasi meliputi : 75 DI terdiri atas 3 DI kewenangan pemerintah Provinsi Bali (DI Yeh Leh, DI Benel dan DI Palasari) dan

  73 DI kewenangan pemerintah kabupaten, Bendungan Palasari seluas 1.300 ha, Bendungan Benel 1.047 ha, Rencana pengembangan Bendungan Pohsanten, Mendoyo.

  4. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan, meliputi :

  a. SPAM kawasan perkotaan dengan sistem perpipaan meliputi : SPAM Kawasan Perkotaan (Gilimanuk, Melaya, Negara, Pengambengan, Mendoyo, Yeh Embang, Perkotaan, dan Pekutatan) serta SPAM kawasan perdesaan dengan sistem perpipaan maupun bukan perpipaan Sistem pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: b. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah meliputi : TPA Peh dan

  TPA Yeh Sumbul, Pembangunan TPS/SPA (Sistem Peralihan Angkut) di Desa Yeh Embang dan Desa Pekutatan c. Sistem pengolahan air limbah terdiri atas: pengolahan air limbah setempat (on site) dan sistem pengolahan air limbah terpusat (off site) dengan sistem perpipaan dalam jangka panjang dengan pengolahan di:

  IPAL Negara, IPAL Pengambengan, IPAL Gilimanuk, IPSL Perancak,

  IPSL Candikusuma dan pengembangan jaringan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas);

  d. Sistem jaringan drainase, meliputi pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah, Rehabilitasi sarana dan prasarana pencegah banjir, Peningkatan sistem drainase di Kelurahan Balerbaleagung, Normalisasi Sungai Tukad Ijo Gading, Peningkatan sistem jaringan drainase di Desa Mendoyo Dangin Tukad

  5. Jalur evakuasi bencana Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Gambar 3.6.

  Gambar 3.6

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana 2010-2030

3.5.4 Rencana Pola Ruang Wilayah

3.5.4.1 Kawasan Lindung

  Rencana pengembangan kawasan lindung seluas kurang lebih 44.969 Ha atau 53,4% dari luas wilayah kabupaten, terdiri dari .

  d. kaw konservasi pesisir & pulau2 kecil

  b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air)

  a. Kawasan rawan bencana alam geologi (kaw rawan gempa bumi, Kaw. rawan gerakan tanah, kaw rawan tsunami, kawa rawan abrasi)

   Kawasan Lindung Geologi.

  c. kawasan gelombang pasang 7.

  b. Kawasan rawan banjir

  a. kawasan rawan tanah longsor;

   Kawasan Rawan Bencana Alam

  e. kaw cagar budaya & ilmu pengetahuan 6.

  c. Taman Wisata Alam

  1. Kawasan Hutan Lindung

  b. kawasan Pantai Berhutan Bakau

  a. kawasan Taman Nasional

  5. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, Dan Cagar Budaya

  f. Kawasan sekitar bendungan;

  e. Kawasan sempadan jurang;

  d. Kawasan sempadan sungai;

  c. Kawasan sempadan pantai;

  b. Kawasan tempat suci (DK, KT, Pura lain)

  a. Kaw suci (gunung, campuhan, pantai, laut, mata air. cathus patha Agung)

  4. Kawasan Perlindungan Setempat

  2. Kaw. Yang Memberikan Perlindungan 3. Kawasan Bawahannya; a. Kawasan resapan air.

8. Kawasan Lindung Lainnya.

  a. Kawasan perlindungan plasma nutfah

  b. Ruang tebuka Hijau Kota

3.5.4.2 Kawasan Budidaya

  1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

  5. Kawasan Peruntukan Pariwisata

   Kawasan Peruntukan Fasilitas Penunjang Permukiman 8. Kawasan Peruntukan Kegiatan Pertambangan 9. Kawasan Peruntukan Industri 10. Kawasan Peruntukan Lainnya 11. Kawasan Peruntukan Prasarana Transportasi

  b. kawasan Permukiman Perdesaan 7.

  a. kawasan Permukiman Perkotaan;

   Kawasan Peruntukan Permukiman

  c. Daya Tarik Wisata 6.

  b. kawasan Daya tarik Wisata Khusus

  a. kawasan Pariwisata;

  c. kawasan Industri Perikanan dan Kelautan

  2. Kawasan Hutan Rakyat

  b. kawasan Budidaya Perkanan

  Rencana pengembangan kawasan budidaya seluas kurang lebih 39.208 Ha atau 46,7% dari luas wilayah, terdiri dari :

   Kawasan Peruntukan Perikanan

  d. Kawasan Peruntukan Perkebunan 4.

  c. Kawasan Peruntukan Peternakan

  b. Kawasan Peruntukan Hortikultura

  a. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan

  3. Kawasan Peruntukan Pertanian

  a. kawasan Perikanan Tangkap Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Gambar 3.7.

  

Gambar II.6

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana 2010-2030

3.5.4 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten

  Kawasan strategis kabupaten ditetapkan berdasarkan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sudut kepentingan sosial dan budaya; dan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis yang terdapat di wilayah kabupaten terdiri atas:

  a. kawasan strategis provinsi yang terdapat di wilayah kabupaten; dan b. kawasan strategis kabupaten.

3.5.4.1 Kawasan strategis provinsi yang terdapat di wilayah kabupaten

  Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi meliputi

  1. Kawasan Perkotaan Negara di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana;

  2. Pelabuhan Gilimanuk, di Kecamatan Melaya;

  3. Pelabuhan Pengambengan, di Kecamatan Negara;

  4. Kawasan Pariwisata Perancak, di sebagian kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan;

  5. KDTWK Palasari, di Kecamatan Melaya;

  6. KDTWK Gilimanuk di Kecamatan Gilimanuk;

  7. Kawasan Industri Pengambengan di Kecamatan Negara; dan 8. Kawasan sepanjang jalan nasional/arteri primer. Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup meliputi :

  1. Hutan Lindung di seluruh wilayah Kecamatan;

  2. Taman Nasional Bali Barat di Kecamatan Melaya; 3. seluruh kawasan gunung; 4. seluruh pesisir; dan 5. DAS antar kabupaten.

3.5.4.2 Kawasan strategis Kabupaten Jembrana

  Kawasan strategis kabupatendari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:

  1. Kawasan Perkotaan Negara;

  2. Kawasan Perkotaan Gilimanuk;

  3. Kawasan Perkotaan Melaya;

  4. Kawasan Perkotaan Mendoyo;

  5. Kawasan Perkotaan Yeh Embang;

  6. Kawasan Perkotaan Pekutatan;

  7. Kawasan Agrowisata Pekutatan; 8. Kawasan Minapolitan Pengambengan.

  9. Kawasan Efektif Pariwisata Perancak

  10. Kawasan Efektif Pariwisata Candikesuma

  11. Kawasan Efektif Pariwisata Palasari Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya meliputi:

  1. Kawasan radius kesucian Pura Dang Kahyangan terdiri atas:  kawasan Pura Rambut Siwi, Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo;  kawasan Pura Gede Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana;  kawasan Pura Amertasari, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana;  kawasan Pura Jati, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara;  kawasan Pura Majapahit, Desa Baluk, Kecamatan Negara; dan  kawasan Pura Indra Kusuma, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya

  2. Kawasan Museum Manusia Purba Gilimanuk; dan

  3. Kawasan Pemerintahan dan Core Budaya Kota Negara Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:

  1. Kawasan Taman Wisata Alam Perancak dan sekitarnya;

  2. Kawasan pesisir dan laut, di semua kecamatan;

  3. Kawasan Bendungan Palasari dan sekitarnya di Kecamatan Melaya; dan 4. Kawasan Bendungan Benel dan sekitarnya di Kecamatan Negara.

  Kawasan strategis kabupaten diatur lebih lanjut dalam Rencana Rinci Tata Ruang yang dapat sekaligus bergabung dengan RTR Kawasan lainnya dan ditetapkan dengan peraturan daerah paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan RTRW Kabupaten Jembrana.

Dokumen yang terkait

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA RTRW Sebagai Arahan Kebijakan Spasial - DOCRPIJM 23d7667490 BAB IIIBab 3 Arahan Strastegis Nasional

0 0 77

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA TERHADAP KABUPATEN GROBOGAN - DOCRPIJM 91a335e91b BAB IIIBAB 3 ARAHAN STRATEGIS PEMBANGUNAN revisi#

0 0 10

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA UNTUK KABUPATEN KOTA - DOCRPIJM 9d83ae0d1f BAB IIIBAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

0 0 53

Bab 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 213aebe30e BAB IIIBab 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL ok

0 1 26

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH TENGAH 3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 276c498ea5 BAB IIIBAB III RPI2JM ACEH TENGAH PDF

0 0 8

3.1. ARAHAN RTRW NASIONAL - DOCRPIJM 54c4ad556a BAB III003. BAB 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYANEW ok

0 0 48

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA III.1 Arahan RTRW Nasional - DOCRPIJM 90599e060c BAB IIIREV BAB III 2015 2019

0 0 16

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN MESUJI - DOCRPIJM 785b937c25 BAB IIIBAB 3

0 0 9

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA RTRW Sebagai Arahan Kebijakan Spasial - DOCRPIJM 1107818c9c BAB IIIBab 3 Arahan Strastegis Nasional

0 0 77

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN SLEMAN - DOCRPIJM 1501228115draft Bab 3 Arahan Strategis Nasional Kab Sleman

0 1 50