KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
PROFIL KABUPATEN SOLOK
5.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Arahan dalam peraturan pembiayan Bidang Cipta Karya diatur berdasarkan :
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah:
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres
13/2010 & Perpres 56/2010
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan
Permendagri 21/2011):
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah
dan Dilaksanakan Sendiri:
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup
sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM
meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada
SatuanKerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi
Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan
dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama
(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk
pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan
5. swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
6. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
7. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
BAB V − 1
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.2 PROFIL APBD KABUPATEN SOLOK
Didalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah
tetap berpedoman pada Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 dan Undang-undang
Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pemerintah Nomor
58 tahun 2006 tentang Pengelolaan keuangan Daerah serta di tindaklanjuti dengan
Petunjuk Pelaksanaannya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimana Pemerintah Daerah
dalam
pengelolaan
keuangan
dituntut
untuk
lebih
efisien,
efektif,
transparandanakuntabel.
Profil APBD Kabupaten Solok menggambarkan struktur APBD Kabupaten Solok selama 5
tahun terakhir (2011-2015) dengan sumber data yang berasal dari dokumen realisasi
APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan Permendagri No.
13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
Jika dilihat dari struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir yang diukur melalui struktur penerimaan daerah
menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Solok dari
tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan, namun kontribusi PAD terhadap
penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan dari dana
perimbangan. Diakui bahwa proporsi pendapatan daerah masih didominasi oleh sumbersumber pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi
hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).
Struktur APBD Kabupaten Solok selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel 5.1, tabel 5.2 dan tabel 5.3.
BAB V − 2
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
No.
Tabel 5.1
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Solok Dalam 5 Tahun Terakhir (2011-2015)
(x Juta Rupiah)
2011
2012
2013
2014
PENDAPATAN DAERAH
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
2015
Rp.
%
I
Pendapatan Asli Daerah
32,570.50
5.23
23,153.22
3.35
29,283.85
3.63
32,757.23
3.55
46,099.41
4.41
1
Pajak Daerah
5,561.01
0.89
5,535.07
0.80
6,598.15
0.82
9,439.31
1.02
9,843.38
0.94
2
5,643.74
0.91
4,687.41
0.68
8,028.44
1.00
8,610.67
0.93
10,420.03
1.00
3
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
3,500.00
0.56
5,700.90
0.83
7,407.91
0.92
7,457.91
0.81
7,457.91
0.71
4
Lain-lain PAD yang sah
17,865.75
2.87
7,229.85
1.05
7,249.35
0.90
7,249.35
0.79
18,378.09
1.76
II
Dana Perimbangan
534,027.82
85.76
598,168.74
86.66
681,197.50
84.48
758,505.33
82.14
791,225.82
75.76
1
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
14,466.64
2.32
21,646.69
3.14
21,646.70
2.68
15,934.75
1.73
22,658.82
2.17
2
Dana Alokasi Umum
467,526.18
75.08
521,759.48
75.59
588,040.07
72.93
651,730.69
70.58
676,074.36
64.73
3
Dana Alokasi Khusus
52,035.00
8.36
54,762.57
7.93
71,510.28
8.87
90,839.88
9.84
92,492.64
8.86
III
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
56,113.26
9.01
68,901.09
9.98
95,846.82
11.89
132,164.17
14.31
207,049.08
19.83
1
Hibah
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
5,000.00
0.80
-
0.00
866.17
0.11
850.00
0.09
450.00
0.04
12,712.92
2.04
18,260.11
2.65
18,260.11
2.26
23,460.11
2.54
31,758.69
3.04
37,893.71
6.09
50,134.34
7.26
76,720.54
9.51
107,854.06
11.68
174,840.39
16.74
-
0.00
506.64
0.07
-
0.00
-
0.00
-
0.00
622,711.58
100.00
690,223.05
100.00
806,328.17
100.00
923,426.73
100.00
1,044,374.31
100.00
2
3
4
Dana Penyesuian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau dari
Pemerintah Daerah Lain
Total Pendapatan
BAB V − 3
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.2
No.
I
1
2
3
4
5
6
7
8
II
1
2
3
BELANJA
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Soial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal
Total Belanja
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Solok Dalam 5 Tahun Terakhir (2011-2015)
(x Juta Rupiah)
2011
2012
2013
2014
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
2015
Rp.
%
440,579.13
407,061.13
100.00
10,854.00
3,813.09
2,633.82
67.49
62.35
0.00
0.02
1.66
0.58
0.40
508,856.73
467,797.79
100.00
14,478.96
2,292.49
2,189.82
69.00
63.43
0.00
0.01
1.96
0.31
0.30
577,251.92
535,977.47
625.68
100.00
13,577.40
655.97
2,517.54
68.03
63.17
0.07
0.01
1.60
0.08
0.30
644,002.05
602,070.30
100.00
10,685.00
4,753.89
1,750.00
64.97
60.74
0.00
0.01
1.08
0.48
0.18
721,781.19
644,742.36
2,500.00
100.00
24,459.95
4,467.89
1,761.28
67.59
60.37
0.23
0.01
2.29
0.42
0.16
15,367.09
750.00
212,259.66
9,932.79
2.35
0.11
32.51
1.52
19,997.68
2,000.00
228,661.33
5,542.64
2.71
0.27
31.00
0.75
21,297.85
2,500.00
271,214.93
6,145.37
2.51
0.29
31.97
0.72
22,142.85
2,500.00
347,260.69
5,803.71
2.23
0.25
35.03
0.59
41,249.71
2,500.00
346,132.28
5,927.06
3.86
0.23
32.41
0.56
101,591.17
100,735.71
652,838.79
15.56 106,204.61 14.40
15.43 116,914.80 15.85
100.00 737,518.06 100.00
124,501.68
140,567.87
848,466.85
14.67 176,513.33
16.57 164,943.66
100.00 991,262.74
17.81
16.64
100.00
178,938.51
161,266.71
1,067,913.47
16.76
15.10
100.00
BAB V − 4
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.3
Perkembangan Pembiayaan Kabupaten Solok Dalam 5 Tahun Terakhir (2011-2015)
(x Juta Rupiah)
2011
2012
2013
2014
No.
PEMBIAYAAN DAERAH
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
I
Penerimaan Pembiayaan
31,877.21 94.80
48,326.91
97.91
72,776.59
70.37 68,586.01 98.92
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
1
(SILPA)
31,127.21 92.57
47,576.91
96.39
72,026.59
69.65 37,836.01 54.57
2
Pencairan Dana Cadangan
0.00
0.00
0.00
0.00
Hasil Penjualan Kekayaan
3
Daerah Yang Dipisahkan
0.00
0.00
0.00
0.00
4
Penerimaan Pinjaman Daerah
0.00
0.00
0.00
30.00
0.04
Penerimaan Kembali Pemberian
5
Pinjaman
0.00
0.00
0.00
0.00
6
Penerimaan Piutang Daerah
750.00
2.23
750.00
1.52
750.00
0.73
750.00
1.08
II
Pengeluaran Pembiayaan
1,750.00
5.20
1,031.90
2.09
30,637.46
29.63
750.00
1.08
1
Pembentukan Dana Cadangan
0.00
0.00
0.00
0.00
2
Penyertaan Modal
1,000.00
2.97
0.00
8,526.90
8.25
0.00
3
Pembayaran Pokok Hutang
0.00
281,895.00 571.11 21,869.86
21.15
0.00
4
Pemberian Pinjaman Daerah
750.00
2.23
750.00
1.52
240.70
0.23
750.00
1.08
Total Pembiayaan
33,627.21 100.00 49,358.81 100.00 103,414.05 100.00 69,336.01 100.00
2015
Rp.
48,495.90
%
66.02
48,145.90
-
65.55
0.00
-
0.00
0.00
350.00
0.48
0.00
24,956.73 33.98
0.00
750.00
1.02
24,206.73 32.96
0.00
73,452.63 100.00
BAB V − 5
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Pos-pos pendapatan dan belanja selanjutnya diolah dalam bentuk grafik proporsi untuk
melihat proporsi sumber penerimaan dan pengeluaran selama 5 (lima) tahun terakhir
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2000). Selengkapnya
grafik pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2011 sampai tahun 2015 sebagai
berikut:
Grafik Pendapatan Kabupaten Solok 2011-2015
Gambar 9.1: Grafik Perkembangan Pendapatan dan Belanja dalam APBD
BAB V − 6
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Berdasarkan grafik tersebut diatas dapat diketahui bahwa komponen pendapatan
mengalami kenaikan pada periode 2011 – 2015. Kenaikan dari sektor pendapatan bersifat
konstan karena sumber pendapatan utama berasal dari Dana Perimbangan yang sifatnya
tetap dengan kisaran 75% s/d 85% dari total pendapat. Pada tahun 2011, dana
perimbangan yang diterima Kabupaten Solok sebesar 534 Milyar dan pada tahun 2015
naik menjadi 791 Milyar atau naik lebih kurang 48%. Sedangkan pendapatan asli daerah
cenderung mengalami flukturasi yaitu sebesar 32 Milyar (5% dari total pendapatan) pada
tahun 2011 dan menjadi 46 Milyar (4.4% dari total Pendapatan). Sedangkan yang
mengalami peningkatan cukup baik adalah dari lain-lain pendapatan yang syah dimana
pada tahun 2011 sebesar 9% dari total pendapatan dan naik menjadi 19.8% pada tahun
2015.
5.3 PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
5.3.1
PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI APBN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Solok selama
kurun waktu 2010-2014 selalu mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2014
alokasi APBN ke Pemerintah Kabupaten Solok mengalami penurunan. Total alokasi dana
APBN untuk bidang Cipta karya tahun 2011 sebesar 750 juta rupiah, pada tahun 2014
menjadi 3,5 milyar rupiah
Tabel: 5.4
Alokasi APBN Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Solok (2011-2015)
(dalam Ribu Rupiah)
No
Sektor
2010
1
Pengembangan Air Minum
-
2
Pengembangan PLP
-
3
Pengembangan
Permukiman
Penataan Bangunan &
Lingkungan
Total
4
Alokasi
2012
3.532.530,-
2013
8.177.410,-
2014
3.500.000,-
300.000,-
300.000,-
-
850.000,-
800.000,-
-
500.000,-
500.000,-
-
-
750.000,-
5.182.530,-
9.277.410,-
3.500.000,-
2011
250.000,-
5.060.000,-
5.060.000,-
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen CiptaKarya kepada SNVT di daerah, untuk
mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui
penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke
daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
BAB V − 7
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan
masyarakat.
Perkembangan DAK untuk Air Minum dan Sanitasi Kabupaten Solok selama 5 tahun
terakhir terlihat pada Tabel 5.5 berikut:
Tabel: 5.5
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya Kabupaten Solok (2011-2015)
(Dalam Juta Rupiah)
No
Jenis DAK
1
DAK Air Minum
2
DAK Sanitasi
2011
698.000
834.300
2012
1.025.370
2013
1.120,210
2014
1.381.670
2015
1.771.870
821.410
1.401.170
1.917.030
2.911.490
Dari tabel tersebut di atas bahwa perkembangan DAK untuk kedua sektor tersebut (Air
Minum dan Sanitasi) mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2011 untuk air
minum sebesar 698.000 juta rupiah dan selalu meningkat setiap tahunnya menjadi
1.771,870 juta rupiah tahun 2015, sedangkan untuk sektor sanitasi pada tahun 2011
sebesar 834,30 juta rupiah dan mengalami peningkatan cukup besar menjadi 2.911,49
juta rupiah pada tahun 2015. Komposisi DAK untuk sektor Air Minum mengalami
perubahan terhadap DAK Sanitasi dimana pada tahun 2011, 2013 s/d 2015 sektor
Sanitasi lebih banyak daripada Air Minum, sedangkan pada tahun 2012 sektor air minum
lebih besar daripada DAK sanitasi.
5.3.2
PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI APBD DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBD yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Solok untuk pembangunan
bidang Cipta Karya dalam kurun waktu 2011 sampai 2015 secara nominal terus
mengalami kenaikan, akan tetapi secara persentase terhadap total APBD per tahunnya
pada tahun 2015 mengalami penurunan. Total alokasi dana APBD untuk bidang Cipta
Karya tahun 2011sebesar 7,657 Milyar atau 0.73 % dari total APBD, kemudian tahun
2012 sebesar Rp. 23,048 Milyar atau 2,2% dari total APBD. Dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2014 terus mengalami peningkatan baik dari nominal maupun persentase
terhadap total APBD, tahun 2015 alokasi dana APBD bidang Cipta Karya sebesar Rp.
31,143 Milyar atau sebesar 2.98 % dari total APBD.
Dari Total alokasi dana APBD tertinggi pada sektor Pengembangan Permukiman yaitu
rata-rata sebesar 60 % dari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya . hal ini
disebabkan karena pembangunan jalan lingkungan khsusnya di perdesaan, sedangkan
yang terkecil adalah sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan yaitu rata-rata sebesar
10 % dari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya. Perkembangan alokasi
Dana APBD Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir lihat Tabel 9.6 berikut:
BAB V − 8
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel: 5.6
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya
Kabupaten Solok Tahun 2011-2015
(dalam juta rupiah)
2011
No.
I
II
III
IV
PEMBIAYAAN
DAERAH
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Total
Pendapatan
2012
Rp.
%
thd
APBD
1,195.80
2013
Rp.
%
thd
APBD
0.11
1,997.91
1,204.55
0.12
5,037.50
2014
2015
Rp.
%
thd
APBD
Rp.
%
thd
APBD
0.19
3,109.60
0.30
5,272.33
0.50
4,806.96
0.46
2,644.10
0.25
3,294.89
0.32
5,824.16
0.56
7,363.56
0.71
0.48
14,707.34
1.41
23,045.40
2.21
28,440.18
2.72
14,494.14
1.39
220.00
0.02
3,699.25
0.35
-
0.00
7,703.69
0.74
4,469.41
0.43
7,657.85
0.73
23,048.60
2.21
29,449.89
2.82
47,240.36
4.52
31,134.07
2.98
Rp.
Setelah didapatkan proporsi pendanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
maka dihasilkan grafik seperti gambar 5.2
BAB V − 9
%
thd
APBD
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 9.2: Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD
Selain dana APBD untuk pembangunan bidang Cipta Karya, Pemerintah Kabupaten
Solok juga mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) selam 3 tahun
terakhir (2013 sampai dengan 2015 ), terlihat pada Tabel 9.7 berikut:
Tabel: 5.7
Perkembangan DDUB Kabupaten Solok Tahun 2013-2015
Sektor
Pengembangan Air
Minum
2012
Alokasi APBN
2013
Alokasi APBN
DDUB
2014
Alokasi APBN
DDUB
DDUB
3.532.530,-
2.848.050,-
8.177.410,-
1.000.000,-
3.500.000,-
-
Pengembangan PLP
300.000,-
600.000,-
300.000,-
100.000,-
-
-
Pengembangan
Permukiman
850.000,-
250.000,-
800.000,-
100.000,-
-
-
Penataan Bangunan dan
Lingkungan
500.000,-
-
-
-
-
-
5.182.530,-
3.698.050,-
9.277.410,-
1.200.000,-
3.500.000,-
-
Total
Sumber: Satker Randal Sumbar, 2015
Perkembangan DDUB 3 tahun terakhir selalu mengalami flukturasi, pada tahun 2013
DDUB sebesar 1,200 juta rupiah dan pada tahun 2012 sebesar 3.698.05 juta rupiah atau
rata-rata sebesar 71,35 % dari total dana APBN untuk sektor ke cipta karyaan. Alokasi
DDUB terbesar pada sektor air minum permukiman rata-rata komposisinya sebesar 51,81
%, sedangkan yang terendah pada sektor penataan bangunan dan lingkungan.
5.3.3 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI PERUSAHAAN DAERAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk
menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus
untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan
pemerintah daerah (profit oriented). perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang
pelayanan bidang Cipta Karya di Kabupaten Solok hanya ada di sektor air minum yaitu
melalui PDAM.
Pemerintah Kabupaten Solok mempunyai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Perusahaan daerah tersebut telah berjalan dan memberikan kontribusi terhadap
pemerintah Daerah Kabupaten Solok. Kinerja PDAM Kabupaten Solok Tahun 2012
berdasarkan hasil Audit dengan indikator yang telah ditetapkan BPPSPAM berdasarkan
aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia
dinyatakan SAKIT.
Selama 5 tahun terakhir (2011-2015) PDAM Kabupaten Soloktidak melaksanakan
investasi pembangunan Cipta Karya.
BAB V − 10
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.3.4 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI SWASTA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan
infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan
skema
KPS
adalahPerpres
No.67
Tahun
2005
TentangKerjasamaPemerintahDenganBadan
Usaha
Dalam
Penyediaan
Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum
dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Hingga saat ini Kabupaten Solok belum berhasil melaksanakan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
BAB V − 11
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.6
Perkembangan Kerjasaman Pemerintah dan Swasta (KPS) Bidang Cipta Karya Kabupaten Solok dalam 5 Tahun Terakhir
I. Sektor Air Minum
No
Usulan Kegiatan
Lokasi
Vol/Unit
Manfaat
Vol/Unit
Manfaat
Lokasi
Vol/Unit
Manfaat
Lokasi
Vol/Unit
Manfaat
Usulan Pembiayaan x 1000
Total (Rp)
Tidak Ada
II. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
No
Usulan Kegiatan
Lokasi
Usulan Pembiayaan x 1000
Total
Tidak Ada
III. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
No
Usulan Kegiatan
Usulan Pembiayaan x 1000
Total
Tidak Ada
IV. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No
Usulan Kegiatan
Usulan Pembiayaan x 1000
Total
Tidak Ada
BAB V − 12
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.4
PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
5.4.1 PROYEKSI APBD 5 TAHUN KE DEPAN
Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan
asumsi dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan
alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun kedepan dengan asumsi
proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut :
1. Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
Y0
= Nilai tahun ini
Y-1
= Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2
= Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang
terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain pendapatan yang
sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahunkedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai
proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi
goematris sebagai berikut :
Keterangan: Yn
r
Y0
n
=
=
=
=
Nilaipada tahun n
% pertumbuhan
Nilai pada tahun ini
tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah
dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total.
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja
dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD
sama dengan eksisting (Tabel-6.6) maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam
mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel 9.10.
Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)
BAB V − 13
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
1. Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata
lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan. Besarnya
NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU Cipta Karya.
Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke depan untuk
melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta kayra.
Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib
NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)
-
-
Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai, belanja
barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai
sesuai peraturan daerah yang berlaku .
Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan lanjutan serta
kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk
menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman
Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak
melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah
juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian
pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan
keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service
Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5.
DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus
memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR
dalam 5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut:
PAD = Pendapatan Asli daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = DBH Dana Reboisasi
BAB V − 14
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Hasil perhitungan Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage
Ratio) Kabupaten Solok selengkapnya tersaji pada tabel 9.8.
Dengan mengambil data Laporan Keuangan APBD Kabupaten Solok tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015, maka dapat dihitung NPS maupun DSCR nya dari masing-masing
tahun.
Dari hasil perhitungan kedua indicator tersebut, dikemukakan bahwa NPS tahun 2011
sebesar Rp. 159,537.19 juta atau sebesar 28.16 % dan tahun 2015 meningkat menjadi
Rp. 168,376.14 juta atau sebesar 5.54 % dari Penerimaan Daerah. Pada tahun 2016
diproyeksikan nilai NPS Kabupaten Solok sebesar Rp. 179,320.59 juta dan pada tahun
2020 meningkat menjadi Rp. 223,098.39 juta atau sekitar 32,78%.
BAB V − 15
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.7
Perkembangan NET Public (NPS) tahun 2011-2015
Dan Proyeksi NPS tahun 2016 sampai dengan 2020 Kabupaten Solok
N
o.
2015
%
Pertumb
uhan
2016
2012
2013
Realisasi (Rp. Juta)
PENDAPATAN DAERAH
2014
Realisasi (Rp. Juta)
2011
2012
2013
I
Penerimaan Daerah
566,598.32
621,321.96
710,480.90
791,262.55
837,325.23
12.00
937,804.26
1,038,283.29
1,138,762.31
1,239,241.34
1,339,720.37
1
32,570.50
23,153.22
29,283.85
32,757.23
46,099.41
-1.21
45,546.22
44,993.02
44,439.83
43,886.64
43,333.45
2
Pendapatan Asli Daerah
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak
14,466.64
21,646.69
21,646.70
15,934.75
22,658.82
24.81
28,096.94
33,535.05
38,973.17
44,411.29
49,849.40
3
Dana Alokasi Umum
467,526.18
521,759.48
588,040.07
651,730.69
676,074.36
12.15
757,203.28
838,332.21
919,461.13
1,000,590.05
1,081,718.98
4
Dana Alokasi Khusus
52,035.00
54,762.57
71,510.28
90,839.88
92,492.64
17.911
109,141.32
393,929.72
544,648.26
695,366.81
846,085.35
II
Belanja Wajib
407,061.13
749,692.79
557,847.33
602,070.30
668,949.09
29.29
862,944.33
1,056,939.56
1,250,934.80
1,444,930.03
1,638,925.27
a
Belanja Mengikat
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.74
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
1
Belanja Pegawai
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.74
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
2
Belanja Barang
-
-
-
-
-
3
Belanja Bunga
-
-
-
-
-
4
Belanja Subsidi
-
-
-
-
-
5
Belanja Bagi Hasil
-
-
-
-
-
6
Belanja lain yang mengikat
-
-
-
-
-
6.47
179,320.59
190,265.04
201,209.49
212,153.94
223,098.39
b
Kewajiban/Belanja Daerah
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
1
Pembayaran Pokok Pinjaman
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
2
Pembayaran Kegiatan Lanjutan
-
-
-
-
-
III
Net Public Saving (Rp)
159,537.19
(128,370.83)
152,633.57
189,192.25
168,376.14
1
Net Public Saving (%)
28.16
(20.66)
21.48
23.91
20.11
2014
BAB V − 16
2015
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.8
Perkembangan Debt Service Caverage Ratio (DCSR) tahun 2011-2015
Dan Proyeksi DSCR tahun 2016 sampai dengan 2021 Kabupaten Solok
2011
2012
2013
2014
2015
Persent
ase
Pertum
buhan
2016
2012
2013
2014
2015
I
Penerimaan Daerah
566,598.32
621,321.96
710,480.90
791,262.55
837,325.23
12.00
937,804.26
1,038,283.29
1,138,762.31
1,239,241.34
1,339,720.37
1
Pendapatan Asli Daerah
32,570.50
23,153.22
29,283.85
32,757.23
46,099.41
-1.22
45,546.22
44,993.02
44,439.83
43,886.64
43,333.45
2
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
14,466.64
21,646.69
21,646.70
15,934.75
22,658.82
24.82
28,096.94
33,535.05
38,973.17
44,411.29
49,849.40
3
Dana Alokasi Umum
467,526.18
521,759.48
588,040.07
651,730.69
676,074.36
12.15
757,203.28
838,332.21
919,461.13
1,000,590.05
1,081,718.98
4
Dana Alokasi Khusus
52,035.00
54,762.57
71,510.28
90,839.88
92,492.64
17.91
109,141.32
393,929.72
544,648.26
695,366.81
846,085.35
II
Belanja Wajib
407,061.13
749,692.79
557,847.33
602,070.30
668,949.09
29.29
862,944.33
1,056,939.56
1,250,934.80
1,444,930.03
1,638,925.27
a
Belanja Mengikat
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.75
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
1
Belanja Pegawai
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.75
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
2
Belanja Barang
-
-
-
-
-
3
Belanja Bunga
-
-
-
-
-
4
Belanja Subsidi
-
-
-
-
-
5
Belanja Bagi Hasil
-
-
-
-
-
6
Belanja lain yang mengikat
-
-
-
-
-
b
Kewajiban/Belanja Daerah
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
1
Pembayaran Pokok Pinjaman
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
2
Pembayaran Kegiatan Lanjutan
-
-
-
-
-
III
Net Public Saving (Rp)
159,537.19
(128,370.83)
152,633.57
189,192.25
168,376.14
6.47
179,320.59
190,265.04
201,209.49
212,153.94
223,098.39
1
DSCR
#DIV/0!
-0.46
6.98
#DIV/0!
6.96
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Realisasi (Rp. Juta)
No.
PENDAPATAN DAERAH
Realisasi (Rp. Juta)
BAB V − 17
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.4.2 RENCANA PEMBIAYAAN PERUSAHAAN DAERAH
Kabupaten Solok memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam pelayanan bidang Cipta Karya yaitu Air Minum.Tetapi dalam hal ini,
perusahaan daerah tersebut belum memiliki rencana dalam lima (5) tahun kedepan dalam bentuk business plan.
5.4.3
RENCANA KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA BIDANG CIPTA KARYA
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Kabupaten Solok belum memiliki daftar proyek potensial yang dapat
dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta.
BAB V − 18
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.10 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS
I. SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
No.
Usulan Kegiatan
Lokasi
Vol/Unit Output Kapasitas Manfaat
Usulan Pembiayaan x
Rp. 1.000
2015
2016
Total
Tidak ada
II. SEKTOR AIR MINUM
No.
1
Usulan Kegiatan
Pembangunan dan Pengembangan
SPAM Perdesaan
Lokasi
Vol/Unit Output Kapasitas
Jorong Kayu
Aro, Lubuk
Selasih
JUMLAH SEKTOR I
Manfaat
Peningkatan
kualitas
infrastruktur
permukiman
Usulan Pembiayaan x Rp.
1.000
2016
2017
Total
100,000
100,000
-
BAB V − 19
200,000
200,000
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.5
ANALISIS TINGKAT KETERSEDIAAN DANA DAN STRATEGI
PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
5.5.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan
yang ada dalam RPI2JM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan
penjabaran sebagai berikut:
a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend
historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.
b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan
sebelumnya
c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis sebelumnya
d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama
Pemerintah dan Swasta berdasarkan hasil sebelumnya.
Hasil analisis kemampuan keuangan dalam membiayai usulan program dan kegiatan
yang ada dalam RPI2JM Kabupaten Solok tahun 2016-2020 selengkapnya tersaji pada
tabel 9.12
BAB V − 20
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel: 5.12
Analisis Kemampuan Keuangan dalam Membiayai Usulan Program dan Kegiatan yang Ada dalam
RPI2JM Kabupaten Solok tahun 2016-2020
BAB V − 21
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.5.2
STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam
RPIJM, Pemerintah Daerah Kabupaten Solok telah menyusun strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang meliputi
beberapa aspek antara lain:
1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:
Meningkatkan PAD terutama pajak daerah potensial dan retribusi daerah potensial
Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran sehingga terdapat SilPA
Mengusulkan DDUB kepada Pemerintah Provinsi.
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran,
meliputi:
Meningkatkan penerimaan Pajak daerah potensial dan retribusi daerah potensial
Meningkatkan efisiensi penggunaan dana anggaran berbasis kinerja
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:
Meningkatkan kinerja pengelolaan perusahaan daerah untuk meningkatkan
pelayanan
Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat yang masih rendah
Meningkatkan pengelolaan keuangan perusahaan daerah secara efektif dan
efisien sehingga memperoleh keuntungan
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan
pembangunan bidang Cipta Karya
Melakukan kerjasama dengan masyarakat di dalam pemeliharaan prasarana dan
sarana pembangunan infrastruktur yang dibangun.
Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan prasarana dan
sarana infrastruktur bidang Cipka Karya.
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur
permukiman yang sudah ada
Biaya operasi dan pemeliharaan infrastruktur permukiman yang terbangun didanai
dari masyarakat pengguna/sewa yang dipungut kepada penghuni
Untuk biaya perbaikan / renovasi di danai dari APBD.
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
Pengembangan infratsruiktur skala regional didanai oleh : Pemerintah Kabupaten,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, atau
Kerjasama dengan Pihak Swasta
BAB V − 22
KABUPATEN SOLOK
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
PROFIL KABUPATEN SOLOK
5.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Arahan dalam peraturan pembiayan Bidang Cipta Karya diatur berdasarkan :
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah:
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres
13/2010 & Perpres 56/2010
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan
Permendagri 21/2011):
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah
dan Dilaksanakan Sendiri:
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup
sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM
meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada
SatuanKerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi
Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan
dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama
(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk
pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan
5. swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
6. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
7. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
BAB V − 1
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.2 PROFIL APBD KABUPATEN SOLOK
Didalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah
tetap berpedoman pada Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 dan Undang-undang
Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pemerintah Nomor
58 tahun 2006 tentang Pengelolaan keuangan Daerah serta di tindaklanjuti dengan
Petunjuk Pelaksanaannya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimana Pemerintah Daerah
dalam
pengelolaan
keuangan
dituntut
untuk
lebih
efisien,
efektif,
transparandanakuntabel.
Profil APBD Kabupaten Solok menggambarkan struktur APBD Kabupaten Solok selama 5
tahun terakhir (2011-2015) dengan sumber data yang berasal dari dokumen realisasi
APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan Permendagri No.
13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
Jika dilihat dari struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir yang diukur melalui struktur penerimaan daerah
menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Solok dari
tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan, namun kontribusi PAD terhadap
penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan dari dana
perimbangan. Diakui bahwa proporsi pendapatan daerah masih didominasi oleh sumbersumber pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi
hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).
Struktur APBD Kabupaten Solok selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel 5.1, tabel 5.2 dan tabel 5.3.
BAB V − 2
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
No.
Tabel 5.1
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Solok Dalam 5 Tahun Terakhir (2011-2015)
(x Juta Rupiah)
2011
2012
2013
2014
PENDAPATAN DAERAH
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
2015
Rp.
%
I
Pendapatan Asli Daerah
32,570.50
5.23
23,153.22
3.35
29,283.85
3.63
32,757.23
3.55
46,099.41
4.41
1
Pajak Daerah
5,561.01
0.89
5,535.07
0.80
6,598.15
0.82
9,439.31
1.02
9,843.38
0.94
2
5,643.74
0.91
4,687.41
0.68
8,028.44
1.00
8,610.67
0.93
10,420.03
1.00
3
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
3,500.00
0.56
5,700.90
0.83
7,407.91
0.92
7,457.91
0.81
7,457.91
0.71
4
Lain-lain PAD yang sah
17,865.75
2.87
7,229.85
1.05
7,249.35
0.90
7,249.35
0.79
18,378.09
1.76
II
Dana Perimbangan
534,027.82
85.76
598,168.74
86.66
681,197.50
84.48
758,505.33
82.14
791,225.82
75.76
1
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
14,466.64
2.32
21,646.69
3.14
21,646.70
2.68
15,934.75
1.73
22,658.82
2.17
2
Dana Alokasi Umum
467,526.18
75.08
521,759.48
75.59
588,040.07
72.93
651,730.69
70.58
676,074.36
64.73
3
Dana Alokasi Khusus
52,035.00
8.36
54,762.57
7.93
71,510.28
8.87
90,839.88
9.84
92,492.64
8.86
III
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
56,113.26
9.01
68,901.09
9.98
95,846.82
11.89
132,164.17
14.31
207,049.08
19.83
1
Hibah
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
5,000.00
0.80
-
0.00
866.17
0.11
850.00
0.09
450.00
0.04
12,712.92
2.04
18,260.11
2.65
18,260.11
2.26
23,460.11
2.54
31,758.69
3.04
37,893.71
6.09
50,134.34
7.26
76,720.54
9.51
107,854.06
11.68
174,840.39
16.74
-
0.00
506.64
0.07
-
0.00
-
0.00
-
0.00
622,711.58
100.00
690,223.05
100.00
806,328.17
100.00
923,426.73
100.00
1,044,374.31
100.00
2
3
4
Dana Penyesuian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau dari
Pemerintah Daerah Lain
Total Pendapatan
BAB V − 3
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.2
No.
I
1
2
3
4
5
6
7
8
II
1
2
3
BELANJA
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Soial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal
Total Belanja
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Solok Dalam 5 Tahun Terakhir (2011-2015)
(x Juta Rupiah)
2011
2012
2013
2014
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
2015
Rp.
%
440,579.13
407,061.13
100.00
10,854.00
3,813.09
2,633.82
67.49
62.35
0.00
0.02
1.66
0.58
0.40
508,856.73
467,797.79
100.00
14,478.96
2,292.49
2,189.82
69.00
63.43
0.00
0.01
1.96
0.31
0.30
577,251.92
535,977.47
625.68
100.00
13,577.40
655.97
2,517.54
68.03
63.17
0.07
0.01
1.60
0.08
0.30
644,002.05
602,070.30
100.00
10,685.00
4,753.89
1,750.00
64.97
60.74
0.00
0.01
1.08
0.48
0.18
721,781.19
644,742.36
2,500.00
100.00
24,459.95
4,467.89
1,761.28
67.59
60.37
0.23
0.01
2.29
0.42
0.16
15,367.09
750.00
212,259.66
9,932.79
2.35
0.11
32.51
1.52
19,997.68
2,000.00
228,661.33
5,542.64
2.71
0.27
31.00
0.75
21,297.85
2,500.00
271,214.93
6,145.37
2.51
0.29
31.97
0.72
22,142.85
2,500.00
347,260.69
5,803.71
2.23
0.25
35.03
0.59
41,249.71
2,500.00
346,132.28
5,927.06
3.86
0.23
32.41
0.56
101,591.17
100,735.71
652,838.79
15.56 106,204.61 14.40
15.43 116,914.80 15.85
100.00 737,518.06 100.00
124,501.68
140,567.87
848,466.85
14.67 176,513.33
16.57 164,943.66
100.00 991,262.74
17.81
16.64
100.00
178,938.51
161,266.71
1,067,913.47
16.76
15.10
100.00
BAB V − 4
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.3
Perkembangan Pembiayaan Kabupaten Solok Dalam 5 Tahun Terakhir (2011-2015)
(x Juta Rupiah)
2011
2012
2013
2014
No.
PEMBIAYAAN DAERAH
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
I
Penerimaan Pembiayaan
31,877.21 94.80
48,326.91
97.91
72,776.59
70.37 68,586.01 98.92
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
1
(SILPA)
31,127.21 92.57
47,576.91
96.39
72,026.59
69.65 37,836.01 54.57
2
Pencairan Dana Cadangan
0.00
0.00
0.00
0.00
Hasil Penjualan Kekayaan
3
Daerah Yang Dipisahkan
0.00
0.00
0.00
0.00
4
Penerimaan Pinjaman Daerah
0.00
0.00
0.00
30.00
0.04
Penerimaan Kembali Pemberian
5
Pinjaman
0.00
0.00
0.00
0.00
6
Penerimaan Piutang Daerah
750.00
2.23
750.00
1.52
750.00
0.73
750.00
1.08
II
Pengeluaran Pembiayaan
1,750.00
5.20
1,031.90
2.09
30,637.46
29.63
750.00
1.08
1
Pembentukan Dana Cadangan
0.00
0.00
0.00
0.00
2
Penyertaan Modal
1,000.00
2.97
0.00
8,526.90
8.25
0.00
3
Pembayaran Pokok Hutang
0.00
281,895.00 571.11 21,869.86
21.15
0.00
4
Pemberian Pinjaman Daerah
750.00
2.23
750.00
1.52
240.70
0.23
750.00
1.08
Total Pembiayaan
33,627.21 100.00 49,358.81 100.00 103,414.05 100.00 69,336.01 100.00
2015
Rp.
48,495.90
%
66.02
48,145.90
-
65.55
0.00
-
0.00
0.00
350.00
0.48
0.00
24,956.73 33.98
0.00
750.00
1.02
24,206.73 32.96
0.00
73,452.63 100.00
BAB V − 5
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Pos-pos pendapatan dan belanja selanjutnya diolah dalam bentuk grafik proporsi untuk
melihat proporsi sumber penerimaan dan pengeluaran selama 5 (lima) tahun terakhir
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2000). Selengkapnya
grafik pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2011 sampai tahun 2015 sebagai
berikut:
Grafik Pendapatan Kabupaten Solok 2011-2015
Gambar 9.1: Grafik Perkembangan Pendapatan dan Belanja dalam APBD
BAB V − 6
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Berdasarkan grafik tersebut diatas dapat diketahui bahwa komponen pendapatan
mengalami kenaikan pada periode 2011 – 2015. Kenaikan dari sektor pendapatan bersifat
konstan karena sumber pendapatan utama berasal dari Dana Perimbangan yang sifatnya
tetap dengan kisaran 75% s/d 85% dari total pendapat. Pada tahun 2011, dana
perimbangan yang diterima Kabupaten Solok sebesar 534 Milyar dan pada tahun 2015
naik menjadi 791 Milyar atau naik lebih kurang 48%. Sedangkan pendapatan asli daerah
cenderung mengalami flukturasi yaitu sebesar 32 Milyar (5% dari total pendapatan) pada
tahun 2011 dan menjadi 46 Milyar (4.4% dari total Pendapatan). Sedangkan yang
mengalami peningkatan cukup baik adalah dari lain-lain pendapatan yang syah dimana
pada tahun 2011 sebesar 9% dari total pendapatan dan naik menjadi 19.8% pada tahun
2015.
5.3 PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
5.3.1
PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI APBN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Solok selama
kurun waktu 2010-2014 selalu mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2014
alokasi APBN ke Pemerintah Kabupaten Solok mengalami penurunan. Total alokasi dana
APBN untuk bidang Cipta karya tahun 2011 sebesar 750 juta rupiah, pada tahun 2014
menjadi 3,5 milyar rupiah
Tabel: 5.4
Alokasi APBN Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Solok (2011-2015)
(dalam Ribu Rupiah)
No
Sektor
2010
1
Pengembangan Air Minum
-
2
Pengembangan PLP
-
3
Pengembangan
Permukiman
Penataan Bangunan &
Lingkungan
Total
4
Alokasi
2012
3.532.530,-
2013
8.177.410,-
2014
3.500.000,-
300.000,-
300.000,-
-
850.000,-
800.000,-
-
500.000,-
500.000,-
-
-
750.000,-
5.182.530,-
9.277.410,-
3.500.000,-
2011
250.000,-
5.060.000,-
5.060.000,-
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen CiptaKarya kepada SNVT di daerah, untuk
mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui
penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke
daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
BAB V − 7
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan
masyarakat.
Perkembangan DAK untuk Air Minum dan Sanitasi Kabupaten Solok selama 5 tahun
terakhir terlihat pada Tabel 5.5 berikut:
Tabel: 5.5
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya Kabupaten Solok (2011-2015)
(Dalam Juta Rupiah)
No
Jenis DAK
1
DAK Air Minum
2
DAK Sanitasi
2011
698.000
834.300
2012
1.025.370
2013
1.120,210
2014
1.381.670
2015
1.771.870
821.410
1.401.170
1.917.030
2.911.490
Dari tabel tersebut di atas bahwa perkembangan DAK untuk kedua sektor tersebut (Air
Minum dan Sanitasi) mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2011 untuk air
minum sebesar 698.000 juta rupiah dan selalu meningkat setiap tahunnya menjadi
1.771,870 juta rupiah tahun 2015, sedangkan untuk sektor sanitasi pada tahun 2011
sebesar 834,30 juta rupiah dan mengalami peningkatan cukup besar menjadi 2.911,49
juta rupiah pada tahun 2015. Komposisi DAK untuk sektor Air Minum mengalami
perubahan terhadap DAK Sanitasi dimana pada tahun 2011, 2013 s/d 2015 sektor
Sanitasi lebih banyak daripada Air Minum, sedangkan pada tahun 2012 sektor air minum
lebih besar daripada DAK sanitasi.
5.3.2
PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI APBD DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBD yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Solok untuk pembangunan
bidang Cipta Karya dalam kurun waktu 2011 sampai 2015 secara nominal terus
mengalami kenaikan, akan tetapi secara persentase terhadap total APBD per tahunnya
pada tahun 2015 mengalami penurunan. Total alokasi dana APBD untuk bidang Cipta
Karya tahun 2011sebesar 7,657 Milyar atau 0.73 % dari total APBD, kemudian tahun
2012 sebesar Rp. 23,048 Milyar atau 2,2% dari total APBD. Dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2014 terus mengalami peningkatan baik dari nominal maupun persentase
terhadap total APBD, tahun 2015 alokasi dana APBD bidang Cipta Karya sebesar Rp.
31,143 Milyar atau sebesar 2.98 % dari total APBD.
Dari Total alokasi dana APBD tertinggi pada sektor Pengembangan Permukiman yaitu
rata-rata sebesar 60 % dari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya . hal ini
disebabkan karena pembangunan jalan lingkungan khsusnya di perdesaan, sedangkan
yang terkecil adalah sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan yaitu rata-rata sebesar
10 % dari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya. Perkembangan alokasi
Dana APBD Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir lihat Tabel 9.6 berikut:
BAB V − 8
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel: 5.6
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya
Kabupaten Solok Tahun 2011-2015
(dalam juta rupiah)
2011
No.
I
II
III
IV
PEMBIAYAAN
DAERAH
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Total
Pendapatan
2012
Rp.
%
thd
APBD
1,195.80
2013
Rp.
%
thd
APBD
0.11
1,997.91
1,204.55
0.12
5,037.50
2014
2015
Rp.
%
thd
APBD
Rp.
%
thd
APBD
0.19
3,109.60
0.30
5,272.33
0.50
4,806.96
0.46
2,644.10
0.25
3,294.89
0.32
5,824.16
0.56
7,363.56
0.71
0.48
14,707.34
1.41
23,045.40
2.21
28,440.18
2.72
14,494.14
1.39
220.00
0.02
3,699.25
0.35
-
0.00
7,703.69
0.74
4,469.41
0.43
7,657.85
0.73
23,048.60
2.21
29,449.89
2.82
47,240.36
4.52
31,134.07
2.98
Rp.
Setelah didapatkan proporsi pendanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
maka dihasilkan grafik seperti gambar 5.2
BAB V − 9
%
thd
APBD
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Gambar 9.2: Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD
Selain dana APBD untuk pembangunan bidang Cipta Karya, Pemerintah Kabupaten
Solok juga mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) selam 3 tahun
terakhir (2013 sampai dengan 2015 ), terlihat pada Tabel 9.7 berikut:
Tabel: 5.7
Perkembangan DDUB Kabupaten Solok Tahun 2013-2015
Sektor
Pengembangan Air
Minum
2012
Alokasi APBN
2013
Alokasi APBN
DDUB
2014
Alokasi APBN
DDUB
DDUB
3.532.530,-
2.848.050,-
8.177.410,-
1.000.000,-
3.500.000,-
-
Pengembangan PLP
300.000,-
600.000,-
300.000,-
100.000,-
-
-
Pengembangan
Permukiman
850.000,-
250.000,-
800.000,-
100.000,-
-
-
Penataan Bangunan dan
Lingkungan
500.000,-
-
-
-
-
-
5.182.530,-
3.698.050,-
9.277.410,-
1.200.000,-
3.500.000,-
-
Total
Sumber: Satker Randal Sumbar, 2015
Perkembangan DDUB 3 tahun terakhir selalu mengalami flukturasi, pada tahun 2013
DDUB sebesar 1,200 juta rupiah dan pada tahun 2012 sebesar 3.698.05 juta rupiah atau
rata-rata sebesar 71,35 % dari total dana APBN untuk sektor ke cipta karyaan. Alokasi
DDUB terbesar pada sektor air minum permukiman rata-rata komposisinya sebesar 51,81
%, sedangkan yang terendah pada sektor penataan bangunan dan lingkungan.
5.3.3 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI PERUSAHAAN DAERAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk
menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus
untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan
pemerintah daerah (profit oriented). perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang
pelayanan bidang Cipta Karya di Kabupaten Solok hanya ada di sektor air minum yaitu
melalui PDAM.
Pemerintah Kabupaten Solok mempunyai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Perusahaan daerah tersebut telah berjalan dan memberikan kontribusi terhadap
pemerintah Daerah Kabupaten Solok. Kinerja PDAM Kabupaten Solok Tahun 2012
berdasarkan hasil Audit dengan indikator yang telah ditetapkan BPPSPAM berdasarkan
aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia
dinyatakan SAKIT.
Selama 5 tahun terakhir (2011-2015) PDAM Kabupaten Soloktidak melaksanakan
investasi pembangunan Cipta Karya.
BAB V − 10
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.3.4 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER
DARI SWASTA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan
infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan
skema
KPS
adalahPerpres
No.67
Tahun
2005
TentangKerjasamaPemerintahDenganBadan
Usaha
Dalam
Penyediaan
Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum
dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Hingga saat ini Kabupaten Solok belum berhasil melaksanakan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
BAB V − 11
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.6
Perkembangan Kerjasaman Pemerintah dan Swasta (KPS) Bidang Cipta Karya Kabupaten Solok dalam 5 Tahun Terakhir
I. Sektor Air Minum
No
Usulan Kegiatan
Lokasi
Vol/Unit
Manfaat
Vol/Unit
Manfaat
Lokasi
Vol/Unit
Manfaat
Lokasi
Vol/Unit
Manfaat
Usulan Pembiayaan x 1000
Total (Rp)
Tidak Ada
II. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
No
Usulan Kegiatan
Lokasi
Usulan Pembiayaan x 1000
Total
Tidak Ada
III. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
No
Usulan Kegiatan
Usulan Pembiayaan x 1000
Total
Tidak Ada
IV. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No
Usulan Kegiatan
Usulan Pembiayaan x 1000
Total
Tidak Ada
BAB V − 12
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.4
PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
5.4.1 PROYEKSI APBD 5 TAHUN KE DEPAN
Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan
asumsi dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan
alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun kedepan dengan asumsi
proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut :
1. Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
Y0
= Nilai tahun ini
Y-1
= Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2
= Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang
terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain pendapatan yang
sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahunkedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai
proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi
goematris sebagai berikut :
Keterangan: Yn
r
Y0
n
=
=
=
=
Nilaipada tahun n
% pertumbuhan
Nilai pada tahun ini
tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah
dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total.
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja
dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD
sama dengan eksisting (Tabel-6.6) maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam
mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel 9.10.
Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)
BAB V − 13
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
1. Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata
lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan. Besarnya
NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU Cipta Karya.
Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke depan untuk
melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta kayra.
Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib
NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)
-
-
Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai, belanja
barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai
sesuai peraturan daerah yang berlaku .
Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan lanjutan serta
kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk
menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman
Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak
melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah
juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian
pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan
keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service
Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5.
DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus
memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR
dalam 5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut:
PAD = Pendapatan Asli daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = DBH Dana Reboisasi
BAB V − 14
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Hasil perhitungan Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage
Ratio) Kabupaten Solok selengkapnya tersaji pada tabel 9.8.
Dengan mengambil data Laporan Keuangan APBD Kabupaten Solok tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015, maka dapat dihitung NPS maupun DSCR nya dari masing-masing
tahun.
Dari hasil perhitungan kedua indicator tersebut, dikemukakan bahwa NPS tahun 2011
sebesar Rp. 159,537.19 juta atau sebesar 28.16 % dan tahun 2015 meningkat menjadi
Rp. 168,376.14 juta atau sebesar 5.54 % dari Penerimaan Daerah. Pada tahun 2016
diproyeksikan nilai NPS Kabupaten Solok sebesar Rp. 179,320.59 juta dan pada tahun
2020 meningkat menjadi Rp. 223,098.39 juta atau sekitar 32,78%.
BAB V − 15
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.7
Perkembangan NET Public (NPS) tahun 2011-2015
Dan Proyeksi NPS tahun 2016 sampai dengan 2020 Kabupaten Solok
N
o.
2015
%
Pertumb
uhan
2016
2012
2013
Realisasi (Rp. Juta)
PENDAPATAN DAERAH
2014
Realisasi (Rp. Juta)
2011
2012
2013
I
Penerimaan Daerah
566,598.32
621,321.96
710,480.90
791,262.55
837,325.23
12.00
937,804.26
1,038,283.29
1,138,762.31
1,239,241.34
1,339,720.37
1
32,570.50
23,153.22
29,283.85
32,757.23
46,099.41
-1.21
45,546.22
44,993.02
44,439.83
43,886.64
43,333.45
2
Pendapatan Asli Daerah
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak
14,466.64
21,646.69
21,646.70
15,934.75
22,658.82
24.81
28,096.94
33,535.05
38,973.17
44,411.29
49,849.40
3
Dana Alokasi Umum
467,526.18
521,759.48
588,040.07
651,730.69
676,074.36
12.15
757,203.28
838,332.21
919,461.13
1,000,590.05
1,081,718.98
4
Dana Alokasi Khusus
52,035.00
54,762.57
71,510.28
90,839.88
92,492.64
17.911
109,141.32
393,929.72
544,648.26
695,366.81
846,085.35
II
Belanja Wajib
407,061.13
749,692.79
557,847.33
602,070.30
668,949.09
29.29
862,944.33
1,056,939.56
1,250,934.80
1,444,930.03
1,638,925.27
a
Belanja Mengikat
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.74
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
1
Belanja Pegawai
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.74
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
2
Belanja Barang
-
-
-
-
-
3
Belanja Bunga
-
-
-
-
-
4
Belanja Subsidi
-
-
-
-
-
5
Belanja Bagi Hasil
-
-
-
-
-
6
Belanja lain yang mengikat
-
-
-
-
-
6.47
179,320.59
190,265.04
201,209.49
212,153.94
223,098.39
b
Kewajiban/Belanja Daerah
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
1
Pembayaran Pokok Pinjaman
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
2
Pembayaran Kegiatan Lanjutan
-
-
-
-
-
III
Net Public Saving (Rp)
159,537.19
(128,370.83)
152,633.57
189,192.25
168,376.14
1
Net Public Saving (%)
28.16
(20.66)
21.48
23.91
20.11
2014
BAB V − 16
2015
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.8
Perkembangan Debt Service Caverage Ratio (DCSR) tahun 2011-2015
Dan Proyeksi DSCR tahun 2016 sampai dengan 2021 Kabupaten Solok
2011
2012
2013
2014
2015
Persent
ase
Pertum
buhan
2016
2012
2013
2014
2015
I
Penerimaan Daerah
566,598.32
621,321.96
710,480.90
791,262.55
837,325.23
12.00
937,804.26
1,038,283.29
1,138,762.31
1,239,241.34
1,339,720.37
1
Pendapatan Asli Daerah
32,570.50
23,153.22
29,283.85
32,757.23
46,099.41
-1.22
45,546.22
44,993.02
44,439.83
43,886.64
43,333.45
2
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
14,466.64
21,646.69
21,646.70
15,934.75
22,658.82
24.82
28,096.94
33,535.05
38,973.17
44,411.29
49,849.40
3
Dana Alokasi Umum
467,526.18
521,759.48
588,040.07
651,730.69
676,074.36
12.15
757,203.28
838,332.21
919,461.13
1,000,590.05
1,081,718.98
4
Dana Alokasi Khusus
52,035.00
54,762.57
71,510.28
90,839.88
92,492.64
17.91
109,141.32
393,929.72
544,648.26
695,366.81
846,085.35
II
Belanja Wajib
407,061.13
749,692.79
557,847.33
602,070.30
668,949.09
29.29
862,944.33
1,056,939.56
1,250,934.80
1,444,930.03
1,638,925.27
a
Belanja Mengikat
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.75
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
1
Belanja Pegawai
407,061.13
467,797.79
535,977.47
602,070.30
644,742.36
14.75
739,519.49
834,296.61
929,073.74
1,023,850.87
1,118,627.99
2
Belanja Barang
-
-
-
-
-
3
Belanja Bunga
-
-
-
-
-
4
Belanja Subsidi
-
-
-
-
-
5
Belanja Bagi Hasil
-
-
-
-
-
6
Belanja lain yang mengikat
-
-
-
-
-
b
Kewajiban/Belanja Daerah
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
1
Pembayaran Pokok Pinjaman
-
281,895.00
21,869.86
-
24,206.73
2
Pembayaran Kegiatan Lanjutan
-
-
-
-
-
III
Net Public Saving (Rp)
159,537.19
(128,370.83)
152,633.57
189,192.25
168,376.14
6.47
179,320.59
190,265.04
201,209.49
212,153.94
223,098.39
1
DSCR
#DIV/0!
-0.46
6.98
#DIV/0!
6.96
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Realisasi (Rp. Juta)
No.
PENDAPATAN DAERAH
Realisasi (Rp. Juta)
BAB V − 17
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.4.2 RENCANA PEMBIAYAAN PERUSAHAAN DAERAH
Kabupaten Solok memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam pelayanan bidang Cipta Karya yaitu Air Minum.Tetapi dalam hal ini,
perusahaan daerah tersebut belum memiliki rencana dalam lima (5) tahun kedepan dalam bentuk business plan.
5.4.3
RENCANA KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA BIDANG CIPTA KARYA
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Kabupaten Solok belum memiliki daftar proyek potensial yang dapat
dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta.
BAB V − 18
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel 5.10 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS
I. SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
No.
Usulan Kegiatan
Lokasi
Vol/Unit Output Kapasitas Manfaat
Usulan Pembiayaan x
Rp. 1.000
2015
2016
Total
Tidak ada
II. SEKTOR AIR MINUM
No.
1
Usulan Kegiatan
Pembangunan dan Pengembangan
SPAM Perdesaan
Lokasi
Vol/Unit Output Kapasitas
Jorong Kayu
Aro, Lubuk
Selasih
JUMLAH SEKTOR I
Manfaat
Peningkatan
kualitas
infrastruktur
permukiman
Usulan Pembiayaan x Rp.
1.000
2016
2017
Total
100,000
100,000
-
BAB V − 19
200,000
200,000
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.5
ANALISIS TINGKAT KETERSEDIAAN DANA DAN STRATEGI
PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
5.5.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan
yang ada dalam RPI2JM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan
penjabaran sebagai berikut:
a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend
historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.
b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan
sebelumnya
c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis sebelumnya
d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama
Pemerintah dan Swasta berdasarkan hasil sebelumnya.
Hasil analisis kemampuan keuangan dalam membiayai usulan program dan kegiatan
yang ada dalam RPI2JM Kabupaten Solok tahun 2016-2020 selengkapnya tersaji pada
tabel 9.12
BAB V − 20
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
Tabel: 5.12
Analisis Kemampuan Keuangan dalam Membiayai Usulan Program dan Kegiatan yang Ada dalam
RPI2JM Kabupaten Solok tahun 2016-2020
BAB V − 21
RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
KABUPATEN SOLOK
5.5.2
STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam
RPIJM, Pemerintah Daerah Kabupaten Solok telah menyusun strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang meliputi
beberapa aspek antara lain:
1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:
Meningkatkan PAD terutama pajak daerah potensial dan retribusi daerah potensial
Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran sehingga terdapat SilPA
Mengusulkan DDUB kepada Pemerintah Provinsi.
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran,
meliputi:
Meningkatkan penerimaan Pajak daerah potensial dan retribusi daerah potensial
Meningkatkan efisiensi penggunaan dana anggaran berbasis kinerja
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:
Meningkatkan kinerja pengelolaan perusahaan daerah untuk meningkatkan
pelayanan
Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat yang masih rendah
Meningkatkan pengelolaan keuangan perusahaan daerah secara efektif dan
efisien sehingga memperoleh keuntungan
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan
pembangunan bidang Cipta Karya
Melakukan kerjasama dengan masyarakat di dalam pemeliharaan prasarana dan
sarana pembangunan infrastruktur yang dibangun.
Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan prasarana dan
sarana infrastruktur bidang Cipka Karya.
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur
permukiman yang sudah ada
Biaya operasi dan pemeliharaan infrastruktur permukiman yang terbangun didanai
dari masyarakat pengguna/sewa yang dipungut kepada penghuni
Untuk biaya perbaikan / renovasi di danai dari APBD.
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
Pengembangan infratsruiktur skala regional didanai oleh : Pemerintah Kabupaten,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, atau
Kerjasama dengan Pihak Swasta
BAB V − 22