CIPTA KARYA UNTUK KOTA BENGKULU
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Bab
3
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG
CIPTA KARYA UNTUK KOTA BENGKULU
3.1
Dasar Pertimbangan Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis merupakan kawasan budidaya/kawasan tertentu, yang berskala besar
dan berperan secara nasional dan daerah. Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang, kawasan strategis ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki
kekhususan.
2. Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis wilayah provinsi
yang ada di wilayah kabupaten.
3. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki
kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
yang jelas;
4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain, adalah
kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan/kawasan pesisir, dan
kawasan latihan militer.
5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai
kegiatan ekonomi antara lain, adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus,
kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan
perdagangan dan pelabuhan bebas.
6. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
antara lain kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan
yang diakui sebagai warisan dunia.
7. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain kawasan adat
tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui
sebagai warisan dunia.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-1
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
8. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain kawasan yang memiliki :
Peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis, pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir;
Sumber daya alam strategis;
Fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
Fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
Fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
9. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan
kepentingan pembangunan spasial wilayah kabupaten; dan
10. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana
struktur ruang dan rencana pola ruang.
3.2
Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Kawasan Strategis Nasional (KSN) ditetapkan berdasarkan beberapa kepentingan aspek
pertimbangan yaitu:
pertahanan dan keamanan.
pertumbuhan ekonomi.
sosial dan budaya.
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi.
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Karena pertimbangan tersebut, kawasan strategis nasional mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional, baik terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia. Karena itu, penataan ruangnya diprioritaskan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN), kawasan-kawasan yang ditetapkan
sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang terdapat di Provinsi Bengkulu adalah:
1) Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Sebelat, yang secara
administrasi ada di Kabupaten Rejang Lebong.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-2
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
2) Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar yang berhadapan dengan
laut lepas, yaitu Pulau Enggano, yang secara administratuf tercakup dalam wilayah
Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau Enggano tersebut, mempunyai orientasi
pengembangan ke Kota Bengkulu dan dilayani moda transfortasi Laut melalui Kapal
Perintis dua kali seminggu.
Gamba III.1
3.3
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Pusat Kegiatan Strategis
Nasional atau PKSN ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria berikut:
a.
pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga.
b.
pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga.
c.
pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-3
RPI2-JM
d.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.
Kawasan-kawasan yang diindikasikan termasuk kategori tersebut secara nasional
ditetapkan melalui PP No. 26 Tahun 2008. Di Wilayah Provinsi, kawasan yang termasuk
kategori Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah Kota Bengkulu.
3.4
Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu
sebagai berikut:
a.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional.
b.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi.
c.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan
perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Selengkapnya
tentang Kota-kota yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dapat
diperlihatkan seperti pada Gambar III.2.
3.5
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
merupakan arahan strategis dalamrangka percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia, dirumuskan dalam rangka pelaksanaan RPJPN 2005 – 2025. Dokumen ini
disusun sebagai suplemen yang melengkapi dokumen perencanaan, yang ditetapkan
melalui Perpres No. 32 Tahun 2011. Secara substansial, rumusan MP3EI difokuskan pada
Kawasan Perhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor
konektivitas. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan,
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-4
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor
konektivitas dan SDM IPTEK yang sama. KPI dapat menjadi KPI prioritas apabila
memenuhi kriteria berikut:
Gambar III.2
a.
Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan
b.
Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI
c.
Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra- sentra produksi di
masing-masing KPI
d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak ekonomi,
dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI).
Berdasarkan Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang MP3EI, lokasi kawasan Perhatian
Investasi (KPI) dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 3.1.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-5
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Tabel 3.1
Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011
NO
KORIDOR
(1)
(2)
1
Koridor Ekonomi (KE) Sumatera
2
Koridor Ekonomi (KE) Jawa
3
Koridor Ekonomi (KE) Bali – Nusa Tenggara
4
Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan
5
Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi
Koridor Ekonomi (KE) Papua – Kep. Maluku
KPI
(3)
Sei Mangkei
Tapanuli Selatan
Dairi
Dumai
Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim –
Pendopo Palembang Prabumulih
Bangka Barat, Babel
Batam
Bandar Lampung Lampung Timur
Besi Baja Cilegon
Banten
DKI Jakarta
Karawang
Bekasi
Purwakarta
Cilacap
Surabaya
Gresik
Lamongan
Pasuruan
Badung
Buleleng
Lombok Tengah Kupang
Sumbawa Barat
Aegela
Nusa Penida
Sumbawa
Kutai Kertanegara Kutai Timur
Rapak dan Ganal Kotabaru
Ketapang Kotawaringin Barat Kapuas
Pontianak
Bontang
Tanah Bumbu Sanggau
Penajam Paser Utara
Makassar
Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa
Parepare
Kendari
Kolaka
Konawe Utara Morowali
Parigi Moutang Banggai
Bitung
Merauke (Mifee) Timika
Halmahera
Teluk Bintuni
Morotai
Ambon
Manokwari
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-6
RPI2-JM
3.6
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau
beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,
pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan
dari Badan Usaha yang didirikan oleh pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah
provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat
menetapkan
suatu
wilayah
sebagai
KEK
yang
dilakukan
berdasarkan
usulan
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan
dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi
KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a.
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung;
b.
adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang
bersangkutan;
c.
terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat
dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi
sumber daya unggulan;
d.
mempunyai batas yang jelas.
Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus diperlihatkan seperti pada Tabel 3.2. dan
Gambaer III.3.
Tabel 3.2
Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
NO
LOKASI
KAWASAN EKONOMI KHUSUS
(1)
(2)
(3)
1
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke
2
Kabupaten Pandeglang, Banten
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung
3
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tmur
Kawasan Ekonomi Khusus Maloy
4
Kota Bitung, Sulawesi Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Bitung
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-7
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Gambar III.3.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-8
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Bab
3
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG
CIPTA KARYA UNTUK KOTA BENGKULU
3.1
Dasar Pertimbangan Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis merupakan kawasan budidaya/kawasan tertentu, yang berskala besar
dan berperan secara nasional dan daerah. Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang, kawasan strategis ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki
kekhususan.
2. Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis wilayah provinsi
yang ada di wilayah kabupaten.
3. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki
kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
yang jelas;
4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain, adalah
kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan/kawasan pesisir, dan
kawasan latihan militer.
5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai
kegiatan ekonomi antara lain, adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus,
kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan
perdagangan dan pelabuhan bebas.
6. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
antara lain kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan
yang diakui sebagai warisan dunia.
7. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain kawasan adat
tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui
sebagai warisan dunia.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-1
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
8. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain kawasan yang memiliki :
Peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis, pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir;
Sumber daya alam strategis;
Fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
Fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
Fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
9. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan
kepentingan pembangunan spasial wilayah kabupaten; dan
10. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana
struktur ruang dan rencana pola ruang.
3.2
Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Kawasan Strategis Nasional (KSN) ditetapkan berdasarkan beberapa kepentingan aspek
pertimbangan yaitu:
pertahanan dan keamanan.
pertumbuhan ekonomi.
sosial dan budaya.
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi.
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Karena pertimbangan tersebut, kawasan strategis nasional mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional, baik terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia. Karena itu, penataan ruangnya diprioritaskan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN), kawasan-kawasan yang ditetapkan
sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang terdapat di Provinsi Bengkulu adalah:
1) Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Sebelat, yang secara
administrasi ada di Kabupaten Rejang Lebong.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-2
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
2) Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar yang berhadapan dengan
laut lepas, yaitu Pulau Enggano, yang secara administratuf tercakup dalam wilayah
Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau Enggano tersebut, mempunyai orientasi
pengembangan ke Kota Bengkulu dan dilayani moda transfortasi Laut melalui Kapal
Perintis dua kali seminggu.
Gamba III.1
3.3
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Pusat Kegiatan Strategis
Nasional atau PKSN ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria berikut:
a.
pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga.
b.
pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga.
c.
pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-3
RPI2-JM
d.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.
Kawasan-kawasan yang diindikasikan termasuk kategori tersebut secara nasional
ditetapkan melalui PP No. 26 Tahun 2008. Di Wilayah Provinsi, kawasan yang termasuk
kategori Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah Kota Bengkulu.
3.4
Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu
sebagai berikut:
a.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional.
b.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi.
c.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan
perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Selengkapnya
tentang Kota-kota yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dapat
diperlihatkan seperti pada Gambar III.2.
3.5
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
merupakan arahan strategis dalamrangka percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia, dirumuskan dalam rangka pelaksanaan RPJPN 2005 – 2025. Dokumen ini
disusun sebagai suplemen yang melengkapi dokumen perencanaan, yang ditetapkan
melalui Perpres No. 32 Tahun 2011. Secara substansial, rumusan MP3EI difokuskan pada
Kawasan Perhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor
konektivitas. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan,
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-4
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor
konektivitas dan SDM IPTEK yang sama. KPI dapat menjadi KPI prioritas apabila
memenuhi kriteria berikut:
Gambar III.2
a.
Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan
b.
Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI
c.
Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra- sentra produksi di
masing-masing KPI
d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak ekonomi,
dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI).
Berdasarkan Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang MP3EI, lokasi kawasan Perhatian
Investasi (KPI) dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 3.1.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-5
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Tabel 3.1
Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011
NO
KORIDOR
(1)
(2)
1
Koridor Ekonomi (KE) Sumatera
2
Koridor Ekonomi (KE) Jawa
3
Koridor Ekonomi (KE) Bali – Nusa Tenggara
4
Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan
5
Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi
Koridor Ekonomi (KE) Papua – Kep. Maluku
KPI
(3)
Sei Mangkei
Tapanuli Selatan
Dairi
Dumai
Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim –
Pendopo Palembang Prabumulih
Bangka Barat, Babel
Batam
Bandar Lampung Lampung Timur
Besi Baja Cilegon
Banten
DKI Jakarta
Karawang
Bekasi
Purwakarta
Cilacap
Surabaya
Gresik
Lamongan
Pasuruan
Badung
Buleleng
Lombok Tengah Kupang
Sumbawa Barat
Aegela
Nusa Penida
Sumbawa
Kutai Kertanegara Kutai Timur
Rapak dan Ganal Kotabaru
Ketapang Kotawaringin Barat Kapuas
Pontianak
Bontang
Tanah Bumbu Sanggau
Penajam Paser Utara
Makassar
Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa
Parepare
Kendari
Kolaka
Konawe Utara Morowali
Parigi Moutang Banggai
Bitung
Merauke (Mifee) Timika
Halmahera
Teluk Bintuni
Morotai
Ambon
Manokwari
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-6
RPI2-JM
3.6
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau
beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,
pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan
dari Badan Usaha yang didirikan oleh pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah
provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat
menetapkan
suatu
wilayah
sebagai
KEK
yang
dilakukan
berdasarkan
usulan
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan
dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi
KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a.
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung;
b.
adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang
bersangkutan;
c.
terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat
dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi
sumber daya unggulan;
d.
mempunyai batas yang jelas.
Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus diperlihatkan seperti pada Tabel 3.2. dan
Gambaer III.3.
Tabel 3.2
Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
NO
LOKASI
KAWASAN EKONOMI KHUSUS
(1)
(2)
(3)
1
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke
2
Kabupaten Pandeglang, Banten
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung
3
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tmur
Kawasan Ekonomi Khusus Maloy
4
Kota Bitung, Sulawesi Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Bitung
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-7
RPI2-JM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Tahun 2015 - 2019
Gambar III.3.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014
3-8