BAB IV - DOCRPIJM 1536546668Bab IV

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

BAB IV
ANALISIS
SOSIAL,
LINGKUNGAN

EKONOMI,

DAN

4.1 Analisis Sosial
4.1.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Aspek sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya terutama
dalam rangka penanganan isu strategis seperti permasalahan kemiskinan, dan isu
pengharusutamaan gender (PUG).
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan
pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah dilakukan kegiatan
responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector
Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW),

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to
PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat
bidang Cipta Karya.
4.1.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Aspek Sosial pada pelaksanaan pembangunan Bidang Cipta Karya terutama
dalam rangka konsultasi masyarakat, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi,
dan permukiman kembali penduduk (resettlement).
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat
pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk
menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan
pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada
saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan
lahan.
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah
dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas
tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat
Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 1

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua
langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki,
pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan
pengadaan tanah ini.
Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan
adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek.
Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali
harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat
peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang
wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali
kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan
kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai
persyaratan.
4.1.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan
secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan
infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya
yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

4.2 Analisis Ekonomi
4.2.1

Kemiskinan
Kemiskinan merupakan permasalahan yang menjadi tugas seluruh pihak baik

swasta, msyarakat dan pemerintah. Meskipun demikian, peran pemerintah menjadi
sangat penting dalam pengentasan kemiskinan dimana penanganan kemiskinan
menjadi tugas wajib bagi pemerintah. Budi Rajab (2004), memaknai kemiskinan
sebagai ketidaksanggupan seseorang atau sekelompok orang untuk dapat memenuhi
dan memuaskan keperluan-keperluan dasar materialnya. Konsep tersebut memberikan
pengertian

bahwa


kemiskinan

adalah

ketidakcukupan

seseorang

memenuhi

kebutuhan-kebutuhan primernya, seperti pangan, sandang serta papan untuk
kelangsungan hidup dan meningkatkan posisi sosial stukturalnya. Sumberdaya
material yang dimiliki dan dikuasainya betul-betul sangat terbatas, sekedar mampu

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 2


PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

digunakan untuk mempertahankan kehidupan fisiknya dan tidak memungkinkan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa ada tiga pendekatan yang mencoba
menjelaskan mengenai sebab-sebab kemiskinan, yaitu system approach, decisionmaking

model dan structural approach. Sehingga dalam upaya penanganan

kemiskinan di Kabupaten Gianyar perlu dilakukan kajian yang lebih komprehensif
untuk mengetahui akar permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten Gianyar dan
langkah dalam pengentasannya.
Penduduk Kabupaten Gianyar tahun 2014 berjumlah 490.500 jiwa mencakup
247.500 jiwa laki-laki dan 243.000 jiwa perempuan dengan jumlah rumah tangga pada
tahun 2014 adalah 105.968 rumah tangga. Pada tahun 2014 terdapat 20.800 jiwa
penduduk yang masih tergolong

miskin, atau sekitar 4,27% dari total penduduk

Kabupaten Gianyar. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2012, terjadi penurunan

jumlah dan persentase penduduk miskin sebesar 0,42 % di Kabupaten Gianyar. Hal ini
membuktikan bahwa program pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan
sudah terlihat ada hasilnya. Namun perlu disadari bahwa kemiskinan adalah
permasalahan yang kompleks dan memerlukan penanganan secara terpadu.
Pemerintah Kabupaten Gianyar juga telah melakukan upaya-upaya penurunan jumlah
Rumah Tangga Miskin (RTM) melalui program-program yang menyentuh masyarakat.
Hasilnya dapat dilihat dari penurunan jumlah RTM sesuai hasil Pendataan Sosial
Ekonomi Penduduk (PSE) Tahun 2005 sebanyak 629 RTM, Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2008 dan 2011 masing-masing sebanyak 7.509
RTM dan 6.694 RTM.

4.2.2

Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Terhadap Ekonomi Lokal Masyarakat
Pembangunan infrastruktur memiliki peran penting terhadap perekonomian

suatu daerah. Pembangunan infrastruktur yang dibangun mampu memberikan
dorongan masuknya investasi sehingga perputaran ekonomi menjadi meningkat.
Selain


itu,

pembangunan

infrastruktur

dapat

mendorong

peningkatan

akses

masyarakat terhadap pusat-pusat perekonomian sehingga akses masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi menjadi lebih cepat.
Beberapa literature teori pertumbuhan baru (new growth theory) mencoba
menjelaskan pentingnya infrastruktur dalam mendorong perekonomian. Teori ini
memasukan infrastruktur sebagai input dalam mempengaruhi output agregat dan juga


Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 3

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

merupakan sumber yang mungkin dalam meningkatkan batas-batas kemajuan
teknologi yang didapat dari munculnya eksternalitas pada pembangunan infrastruktur
(Hulten dan Schwab, 1991 :91).

Keberadaan infrastruktur secara umum dapat

memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi. Beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan hubungan tersebut dalam
berbagai model ekonomi, baik hubungan secara langsung, tidak langsung maupun
hubungan timbal balik (kausalitas).
Pembangunan Bidang Cipta Karya sebagian besar merupakan pembangunan
yang bertujuan untuk pencapaian universal akses dan target nasional 100-0-100, 100

% layanan air minum, 100% layanan sanitasi dan 0 % kawasan kumuh. Pencapaian
pembangunan

universal

akses dalam

rangka

meningkatkan

taraf

kesehatan

masyarakat tentu memiliki pengaruh terhadap tingkat perekonomian lokal masyarakat.
Selain itu, penataan kawasan kumuh dan bantuan perumahan memberikan bantuan
dan stimulant bagi masyarakat di kawasan kumuh dan kurang mampu sehingga
mampu meringankan beban masyarakat secara perekonomian dan mempermudah
akses lapangan kerja bagi masyarakat.


4.3 Analisis Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan
RPIJM Bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi
prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan
dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri
atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala
bidang.
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014:
Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan

mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan
pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 4

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim.
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk
menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar
dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun
dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Lingkungan Hidup atau disebut dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak
membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU
No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
f.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak
perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i.

Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.

j.

Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 5

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

f. Melakukan

pembinaan,

bantuan

teknis,

dan

pengawasan

kepada

kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

A.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Gianyar.

KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena:
1. RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur.
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah karena RPIJM
bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal
ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana
dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan
yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program
Bidang Cipta Karya, seperti pada Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2
Penapisan KLHS usulan program/kegiatan Bidang Cipta Karya
Kabupaten Gianyar 2016 – 2020
No
1

Kriteria Penapisan
Perubahan Iklim

Penilaian
Uraian Pertimbangan

Kesimpulan

Usulan kegiatan RPIJM merupakan

Tidak

suatu upaya untuk mengantisipasi

Signifikan

dampak perubahan iklim, seperti

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 6

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

No

Kriteria Penapisan

Penilaian
Uraian Pertimbangan

Kesimpulan

kegiatan penyediaan air minum sebagai
upaya memberikan pelayanan air minum
pada daerah sulit air bersi;, kemudian
kegiatan penyediaan drainase sebagi
upaya mengurangi dampak meluasnya
genangan akibat curah hujan yang tinggi
2

Kerusakan,

Usulan kegiatan RPIJM tidak

Tidak

kemerosotan,

bersinggungan dengan kawasan

Signifikan

dan/atau kepunahan

lindungyang berkaaitan dengan

keanekaragaman

lingkungan hayati

hayati
3

4

Peningkatan

Usulan kegiatan RPIJM khususnya

Tidak

intensitas dan

sektor pengembangan permukiman

Signifikan

cakupan wilayah

salah satu kegiatannya bertujuan

bencana banjir,

sebagai mitigasi bencana seperti

longsor, kekeringan,

pembuatan dinding penahan tanah pada

dan/atau kebakaran

kawasan longsor dan pembuatan jalur

hutan dan lahan

evakuasi bencana.

Penurunan mutu dan

Usulan kegiatan RPIJM justru berupaya

Tidak

kelimpahan sumber

menjaga kualitas dan kelimpahan

Signifikan

daya

sumber daya air baku, melalui kegiatan

alam

penyediaan drainase berbasis
konservasi air tanah serta penyediaan
IPAL komunal untuk menjaga kualitas
air tanah dari pencemaran air limbah
domestik.

5

6

Peningkatan alih

Usulan kegiatan RPIJM tidak

Tidak

fungsi kawasan hutan

menyebabkan alih fungsi kawasan hutan

Signifikan

dan/atau lahan

atau lahan produktif

Peningkatan jumlah

Usulan kegiatan RPIJM justru sebagai

Tidak

penduduk miskin atau

upaya penanggulangan kemiskinan

Signifikan

terancamnya

melalui program-program peningkatan

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 7

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

No

7

Kriteria Penapisan

Penilaian
Uraian Pertimbangan

Kesimpulan

keberlanjutan

swadaya masyarakat seperti kegiatan

penghidupan

PNPM dan kegiatan-kegiatan

kelompok

penyediaan infrastruktur dasar pada

masyarakat.

kawasan kumuh dan masyarakat miskin.

Peningkatan resiko

Usulan kegiatan RPIJM justru berupaya

Tidak

terhadap kesehatan

meningkatkan kualitas lingkungan

Signifikan

dan keselamatan

permukiman menjadi lebih layak huni

manusia

bagi masyarakat

Semua parameter dari kriteria penapisan tidak signifikan. Tim Satgas RPIJM
Kabupaten Gianyar dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu
dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM dengan persetujuan
BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Gianyar telah disusun pada
tahun 2012 terkait dengan penetapan dan pengesahan RTRW Kabupaten Gianyar.
Rekomendasi berdasarkan kajian KLHS terhadap Kebijakan, Rencana dan Program
(KRP) untuk RTRWK Kabupaten Gianyar Tahun 2013-2033. Rekomendasi Dokumen
KLHS Kabupaten Gianyar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPIJM Bidang
Cipta Karya, meliputi :

1) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dinas KLH Kabupaten Gianyar, baik
teknis, Manjemen dan Penegakan Hukum.

2) Meningkatkan pendekatan sosialisasi kepada masyarakat, para pelaku Usaha
dan/atau Kegiatan dan para Pelajar tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

3) Meningkatkan Koordinasi dalam sistem kerja lembaga Lingkungan Hidup dengan
instansi tehnis untuk pengelolaan lingkungan hidup.

4) Mengupayakan Para Pelaku Usaha dan/atau Kegiatan secara keseluruhan telah
memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dan Izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Menyiapkan data dan Peta Sumber Air Kabupaten Gianyar.
6) Terlaksananya proses lidik dan sidik dan penanganan kasus-kasus lingkungan
hidup untuk meningkatkan supremasi hukum lingkungan hidup.

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 8

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

7) Terlaksananya penyuluhan hukum dan pengembangan jaringan kemitraan
penaatan hukum lingkungan dengan perusahaan.
B.

Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
Wajib AMDAL sebagimana tercantum dalam Tabel 4.3: Penapisan Rencana Kegiatan
Wajib AMDAL
Tabel 4.3 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No
A

B

C

D

E

Jenis Kegiatan
Persampahan
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem Control landfill/sanitary landfill:
˗ Luas kawasan TPA, atau
˗ Kapasitas Total
b. TPA di daerah pasang surut:
˗ Luas Landfill, atau
˗ Kapasitas Total
c. Pembangunan transfer station: Kapasitas
d. Pemb. Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:
Kapasitas
e. Pengolahan dengan insinerator: Kapasitas
f. Composting Plant: Kapasitas
g. Transportasi sampah dengan kereta api: Kapasitas
Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas
b. Kota besar, luas
c. Kota sedang dan kecil, luas
d. keperluan settlement transmigrasi
Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:
˗ Luas, atau
˗ Kapasitasnya
b. Pemb. IPAL limbah domestik, termasuk fas
penunjangnya:
˗ Luas, atau
˗ Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
˗ Luas layanan, atau
˗ Debit air Limbah
Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau
sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang:
b. Kota sedang, panjang:
a. Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan; Luas

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

Skala/Besaran

≥ 10 ha
≥ 100.000 ton
Semua
kapasita/besaran
≥ 500 ton/hari
≥ 500 ton/hari
Semua kapasitas
≥ 500 ton/hari
≥ 500 ton/hari
≥ 25 ha
≥ 50 ha
≥ 100 ha
≥ 2.000 ha
≥ 2 ha
≥ 11 m3/hari
≥ 3 ha
≥ 2,4 ton/hari
≥ 500 ha
≥ 16.000 m3/hari
≥ 5 km
≥ 10 km
≥ 500 ha

IV - 9

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

No

Jenis Kegiatan

Skala/Besaran

layanan
b. Pembangunan jaringan transmisi; Panjang
≥ 10 km
Sumber: Permen LH 5/2012
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas
menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan
dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang
wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam Tabel 4.3
Tabel 4.3 : Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK

a. Persampahan

b. Air Limbah
Domestik /
Permukiman

c. Drainase
Permukiman
Perkotaan

d. Air Minum

Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
(i). Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem
controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instalasi
penunjang:
• Luas kawasan < 10 Ha; atau
• Kapasitas total < 10.000 ton
(ii). TPA daerah pasang surut
• Luas landfill < 5 Ha; atau
• Kapasitas total < 5.000 ton
iii). Pembangunan Transfer Station
• Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv). Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
• Kapasitas < 500 ton
(v). Pembangunan Incenerator
• Kapasitas < 500 ton/hari
vi). Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
• Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
(i). Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
termasuk fasilitas penunjang
• Luas < 2 ha
• Atau kapasitas < 11 m3/hari
(ii). Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
• Luas < 3 ha
• Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii). Pembangunan sistem perpipaan air limbah
(sewerage/off-site sanitation system)
diperkotaan/permukiman
• Luas < 500 ha
• Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari
(i). Pembangunan saluran primer dan sekunder
• Panjang < 5 km
(ii). Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan
pemukiman
• Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha
(i). Pembangunan jaringan distribusi:
• luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha
(ii). Pembangunan jaringan pipa transmisi
• Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d 50 lps s.d. < 100 lps
(v). Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:
• Pelayanan masy. oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps
- < 50 lps
• Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps
(i). Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan
rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat
penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid
termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel,
bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung
pelayanan
pendidikan,
pelayanan
kesehatan,
keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung
pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis
yang ditetapkan oleh menteri.
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk
Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
(ii). Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang
melintasi prasarana dan atau sarana umum:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan
rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat
penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid
termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel,
bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung
pelayanan
pendidikan,
pelayanan
kesehatan,
keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung
pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis
yang ditetapkan oleh menteri.
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal
maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 11

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Sektor Teknis CK

f. Pengembangan
kawasan
permukiman baru

g. Peningkatan
Kualitas
Permukiman

h. Penanganan
Kawasan Kumuh

Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
iii). Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas
air:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan
rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat
penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid
termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel,
bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung
pelayanan
pendidikan,
pelayanan
kesehatan,
kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung
pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2;
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis
yang ditetapkan oleh menteri.
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk
Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
(i). Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS,
TNI/POLRI, buruh/pekerja;
• Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
• Luas kawasan: < 10 ha
(ii). Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai
pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (Kota
Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas
PPLB di perbatasan);
• Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
• Luas kawasan: < 10 ha
iii). Pengembangan kawasan permukiman baru dengan
pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/
Lingkungan Siap Bangun)
• Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
• Luas kawasan: < 10 ha
(i). Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan
pendekatan pemenuhan kebutuhandasar (basic need)
pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;
• Luas kawasan: < 10 ha
(ii). Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan
perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
• Luas kawasan: < 10 ha
iii). Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan
ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan,
kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa
pusat pertumbuhan DPP)
• Luas kawasan: < 10 ha
(i). Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat
di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 12

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Sektor Teknis CK
Perkotaan

Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai
dengan pemindahan penduduk, dan dapat
dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah
susun
• Luas kawasan: < 5 ha
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib
dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen UKLUPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).
Bedasarkan usulan kegiatan masing-masing sektor sebagaimana disajikan pada Bab
VI maka dapat ditentukan kegiatan wajib Amdal, kegiatan wajib UKL UPL, dan
kegiatan dengan SPPLH sesuai ketentuan dalam penapisan rencana kegiatan
sebagaimana tercantum dalam Tabel tersebut di atas. Namun pada laporan ini hanya
disajikan kegiatan dari sumber dana APBN berdasarkan informasi yang diperoleh dari
Satker sektor terutama mengenai batasan kapasitas (volume, panjang,luas, dsb) yang
dijadikan paramater untuk menentukan suatu kegiatan apakah wajib Amdal, wajib UKL
UPL,atau SPPLH. Semua usulan kegiatan pada Bab VI baik dari sumber dana APBN,
APBD Provinsi ataupun Kabupaten/Kota belum mencantumkan batasan kapasitas
volume, panjang, luas dsb.

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 13

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

Tabel 4.4
Isu-Isu Pembangunan
NO

PENGELOMPOKAN ISU-ISU PEMBANGUNAN

PENJELASAN SINGKAT

BERKELANJUTAN BIDANG CIPTA KARYA

(1)

(2)

(3)

4.1 Sosial
1.

Pencemaran

menyebabkan

berkembangnya

wabah penyakit

Pengelolaan limbah yang belum terpadu dan berkelanjutan menyebabkan limbah
dari masyarakat tidak terkelola dengan baik. Limbah yang belum terkelola ini
memiliki potensi besar menyebabkan wabah penyakit yang dapat mengancam
masyarakat.

4.2 Ekonomi
1.

Kemiskinan

berkorelasi

dengan

kerusakan

lingkungan

Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana masyarakat belum mampu untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan,papan). Kondisi seperti ini pula
yang mengakibatkan masyarakat belum memiliki pola kehidupan yang sehat dan
dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Selain itu masyarakat miskin belum
sampai untuk memikirkan mengenai lingkungan mereka dimana mereka masih
memikirkan kebutuhan mereka yang harus dipenuhi karena keterbatasan yang
dimilikinya.

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 14

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

2.

Perkembangan ekonomi lokal dari pembangunan

Pembangunan infrastruktur sangat terkait erat dengan pertumubuhan ekonomi

infrastruktur permukiman

local. Hal ini terkait dengan kemudahan akses dan iklim ekonomi yang diciptakan
melalui pembangunan infrastruktur.

4.3 Lingkungan
1.

Kecukupan air baku untuk air

Air baku yang dipergunakan sebagai air minum masih memanfaatkan air tanah dan mata air

minum

sehingga ekploitasi terhadap air tersebut dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan jika
dilakukan secara berlebihan. Mengingat hal itu pengelolaan terhadap air perlu dilakukan secara
bak dan menggunakan asas berkelanjutan.

2.

Pencemaran

lingkungan

oleh

Infrastrukur memiliki peran penting untuk menjaga kualitas lingkungan. Ketika infrastruktur yang

infrastruktur yang tidak berfungsi

sudah terbangun tidak berfungsi maksimal (disfungsi) dapat menggangu sistem yang sudah

maksimal

terbangun. Oleh karena itu, infrastruktur yang sudah dibangun perlu dilakukan pemeliharaan dan
pengembangan agar dapat berfungsi dengan baik.

3.

Dampak kumuh terhadap kualitas

Munculnya

permukiman

yang

belum

tertata

khususnya

permukiman

kawasan

kumuh

lingkungan

menyebabkan kondisi lingkungan yang tidak sehat yang diakibatkan kurangnya penataan
kehidupan masyarakat dan kurangnya dukungan infrastruktur permukiman yang memadai.
Permukiman yang kurang sehat ini dapat menjadi sarang munculnya beberapa penyakit dan
menjadi ancaman bagi masyarakat di wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya.

4.

Dampak

perubahan

iklim

Perubahan iklim yang terjadi saat ini mengakibatkan keadaan yang tidak terduga seperti terjadinya

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 15

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

terhadap kawasan permukiman

hujan yang besar secara mendadak pada musim kemarau. Hal ini tentu dapat menjadi ancaman

dan upaya mitigasi dan adaptasi

pada kawasan permukiman yang belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk mengantisipasi

yang telah dilakukan

hal tersebut.

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar,Tahun 2017-2021

IV - 16